EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA REALISTIS GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 11 TOHO Edison Ataupah, Kartono, Siti Halidjah, PGSD FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email :
[email protected] Abstrak: Efektifitas Penggunaan Media Realistis Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan kejelasan serta kebenaran Efektifitas Penggunaan Media Realistis Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif dengan bentuk penelitiannya adalah stady survey. Berdasarkan perhitungan statistik pada setiap siklus dari rata- rata persentase baseline sebesar 26.05% dengan kategori “cukup”, pada siklus 1sebesar 54.81% dengan kategori “cukup tinggi”, pada siklus 2 sebesar 79.96% dengan kategori “tinggi”, pada siklus 3 sebesar 89.32% dengan kategori “sangat tinggi”, berdasarkan perhitungan dari siklus 1 sampai siklus 3 diperoleh sebesar 74.69% dengan kategori “tingi”. Hal ini berarti pembelajaran dengan Penggunaan Media Realistis Gambar Efektifitasnya tinggi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho. Kata Kunci: efektifitas, media realistis gambar, minat belajar Abstract: Effectiveness of Media Realistic Image To Increase Interest In Studying Social Sciences Elementary School Fifth Grade 11 Toho. This study aimed to obtain information and clarity and truth Media Usage Effectiveness Realistic Image To Increase Interest In Studying Social Sciences Fifth Grade Elementary School District 11 Toho. The method used is descriptive method of research is to form stady survey. Based on statistical calculations on each cycle of the average percentage of 26.05% with a baseline category of "pretty", the cycle 1sebesar 54.81% with the category "high enough", in cycle 2 was 79.96% with the "high" category, in cycle 3 for 89.32 % to the category of "very high", based on the calculation of cycle 1 to cycle 3 74.69% was obtained for the category "steeper". This means learning to use Media Effectiveness of high-Realistic Image To Increase Interest In Studying Social Sciences Fifth Grade Elementary School District 11 Toho. Keywords: effectiveness, realistic media images, interest in learning Media pendidikan merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan
1
komunikasi antara guru dan murid. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan murid menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang professional dan mampu menyelaraskan antara media pendidikan dan metode pendidikan. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari ”Medium” yang secara harafiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Ibrahim, 1997). Menurut Hamalik (1994), media pembelajaran adalah “Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si pelajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu” Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar. Untuk menerapkan penggunaan media tersebut, diperlukan yang di sebut guru, ini dimaksudkan agar proses pembelajaran yang dilakukan harus benarbenar dapat menarik dan memberikan manfaat yang lebih besar sesuai dengan tujuan pendidikan saat ini. Untuk melaksanakan hal tersebut guru harus mempunyai, yaitu : (1) kemampuan menggunakan media pembelajaran, (2) kemampuan menggunakan metode, (3) kemampuan berkomunikasi dengan siswa, (4) kemampuan melibatkan siswa dalam pembelajaran, (5) kemampuan mengatur waktu, ruang, dan bahan pembelajaran, dan (6) kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Dengan adanyan campur tangan seorang guru dimaksudkan sebagai bentuk upaya untuk memaksimalkan dan meningkatkan proses proses pembelajaran yang lebih efektif. Sebagaimana dinyatakan oleh Adams & Dickey (dalam Oemar Hamalik, 2005:123), yakni : 1. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor). 2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor). 3. Guru sebagai motivator (teacher as motivator). 4. Guru sebagai pribadi (teacher as person). Dari pendapat tersebut tampak dengan jelas peran guru di dalam proses pendidikan serta upaya yang dimainkannya. Sebagai seorang tenaga pendidik, salah satu peran yang dapat dimainkan oleh seorang guru adalah sebagai seorang motivator. Dalam memainkan peran ini guru berkewajiban memberikan motivasi pada siswanya supaya memiliki minat belajar yang tinggi. Minat belajar yang tinggi akan memiliki pengaruh yang besar pada diri seorang siswa di dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi biasanya akan ikut secara aktif dalam segala aktifitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Sebaliknya, siswa yang memiliki minat belajar rendah akan cenderung bersikap apatis dalam pembelajaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:132) mengatakan bahwa “minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan minat anak didik agar pelajaran
2
yang diberikan mudah dipahami. Sedangkan menurut Muhibbin Syeh (2011:152) mengatakan “minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan terhadap sesuatu”. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu hal yang dapat membangkitkan gairah belajar siswa sehingga memungkinkan adanya interaksi yang disenangi dalam proses pembelajaran. Namun demikian, harapan-harapan yang dipaparkan diatas seringkali tidak sesuai dengan apa yang terjadi dalam kelas, yaitu : (1) siswa jarang bertanya kepada guru, (2) siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, (3) siswa melamun dalam proses pembelajaran berlangsung, (4) siswa kesulitan mengerjakan sosal, (5) siswa malas membaca buku di kelas, (6) siswa malas mengerjakan soal latihan, (7) siswa kurang bersemangat mengikutu mata pelajaran, (8) siswa kurang mengerti dan memahami pelajaran, (9) siswa kurang mencatat penjelasan guru, (10) siswa kurang senang terhadap mata pelajan, serta (11) siswa terlambat mengikuti mata pelajaran. Hal inilah yang menjadi permasalahan dan perlu diteliti dan menimbulkan suatu pertanyaan “Bagaimanakah Efektifitas Penggunaan Media Realistis Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho”. Untuk pemecahannya maka diperlukanlah langkah – langkah penyelesaiannya sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mendeskripsikan rancangan RPP dalam pembelajaran efaktifitas penggunaan media realistis gambar untuk meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho, (b) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan media realistis gambar untuk meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho, (c) Mendeskripsikan efektifitas penggunaan media realistis gambar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Negeri 11 Toho, (d) Mendeskripsikan meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Negeri 11 Toho, (e) Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan media realistis gambar untuk meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Negeri 11 Toho. Istilah media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich 1997). Sedangkan dalam bahasa arab media berasal dari kata “wasaaila” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Cricitos, 1996). Sejalan dengan pendapat Hamalik (1994) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Selain itu menurut AECT (Association for Education and Communicatian Technology) dalam Harsoyo (2002) mengatakan bahwa “Media merupakan segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi.”
3
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana, (Sadiman, 1996:29). Fungsi media pendidikan dalam pembelajaran yaitu (1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru, (2) Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret), (3) Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan), (4) Semua indera murid dapat diaktifkan, (5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar, dan (6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya. Kelebihan dari media gambar adalah (1) Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal, (2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (4) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman, (5) Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman,1996:31). Keefektifan media gambar dalam pembelajaran ini pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung didalamnya. Jadi jelas betapa pentingnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah, karena media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat mempermudah proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan pendidik dan sudah barang tentu akan mempermudah pencapaian keberhasilan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik (murid) akan lebih termotivasi dalam mempelajari materi bahasan. Pembelajaran merupakan salah satu proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas dan dipadu oleh seorang guru sebagai pembimbing. Salah satu wujud dari pembelajaran IPS sebagaimana tercantum dalam kurikulum pendiidkan dasar (2006:149), tentang pendidikan IPS di Sekolah Dasar yaitu mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan sosial di SD teridiri dari bahan pokok, pengetahuan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan sejarah. Bahkan kajian pengetahuan sosial mencakup, lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintah. Bahkan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga sekarang. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bahan kajian yang merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari konsep – konsep dan keterampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi, yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (2006 : 170), tentang standar ini untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dijelaskan bahwa agar peserta didik memiliki memiliki kemampuan yaitu (1) Mengenal
4
konsep konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusian, (3) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global, (BSNP, 2006 : 170). Minat belajar menurut Akayas Azhari (1996 : 74), adalah “Kesadaran seseorang bahwa suautu objek seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”. Minat berarti pula kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Declori, minat itu ialah pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi. Dalyono (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002:157) “minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah”. Minat menurut Crow dan Crow, (dalam http://juprimalino.blogspot.com) adalah interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda dan kegiatan. Jadi minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya. Aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar. Beberapa indikator yang berhubungan dengan aspek kebutuhan ini diantaranya belajar agar lebih mengerti dan memahami, adanya kesadaran untuk membuat catatan sendiri, senang/suka terhadap materi pelajaran, dan tidak terlambat mengikuti pelajaran. (http://acenale.wordpress.com). Fungsi minat sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang. Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah, minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri. Faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPS, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana.
5
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif. Menurut Hadari Nawawi (2001:62) terdapat metode yang tepat dalam penelitian ilmiah. Metode tersebut adalah “metode deskriptif, metode eksperimen, metode historis dan dokumenter serta metode filosofis”. Menurut Hamid Darmadi (2011:34) yang mendefinisikan bahwa “Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha mengambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis”. Selanjutnya menurut Hadari Nawawi (Zuldafrial, 2012:5) metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan cara menggambarkan/melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dll) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey (survey studies). Sedangkan bentuk survey ini terdiri dari lima jenis yaitu: Survei kelembagaan (Institutional survey), Analisis Isi (Conten Analysis), Survei Pendapat Umum (Public Opinion Survey), dan Survei Kemasyarakatan (Community Survey). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research). Susilo (2010:16) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan, atau peningkatan praktek dan proses dalam pembelajaran. Selanjutnya Susilo (2010:17) menyimpulkan karakteristik dari penelitian tindakan kelas sebagai berikut, masalah yang diangkat merupakan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, adanya rencana tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dan adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru dan peneliti). Sifat penelitian pada penelitian ini adalah bersifat kualitatif, dimana penelitian ini terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan kondisinya, menekankan deskripsi secara alami. Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 11 Toho, Kecamatan Toho, Kabupaten Pontianak yang beralamat di Jalan Raya Sambora dengan tempat pelaksanaan kegiatan di dalam kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V (Edison Ataupah) dan siswa kelas V SDN 11 Toho, yang berjumlah 27 orang, 14 laki – laki dan 13 perempuan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung, dan teknik komunikasi tidak langsung. Teknik observasi langsung menurut Hadari Nawawi (2001:95) yang menyatakan “Teknik observasi langsung adalah cara mengambil data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan hal-hal yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan, atau situasi yang terjadi”. Sedangkan teknik komunikasi tidak langsung adalah suatu metode pengumpulan data, dimana si peneliti tidak berhadapan langsung dengan subjek penelitian untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan tetapi dengan menggunakan angket yaitu sejumlah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh subjek atau responden (Zuldafrial, 2012:39).
6
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan observasi dan angket. Panduan observasi berisikan daftar jenis kegiatan yang timbul akan diamati. Dalam proses pengamatan memberi tanda (√ ) pada kolom tempat peristiwa muncul (Zuldafrial, 2012:209). Sedangkan angket merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Sejalan dengan itu, Sugiyono (2011:199) menyatakan bahwa: “Angket adalah teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yang diperoleh dari angket akan dianalisis dengan menggunakan statistik yang menggunakan persentase. Dengan ketentuan yang sebagai berikut : n X% = x 100% N Keterangan: X% = Persentase yang dicari n = Jawaban responden pada setiap alternatif N = Jumlah responden. (Nana Sudjana dalam Zuldafrial, 2012:211) Untuk perhitungan rata – rata yaitu sebagai berikut: x1 x 2 x3 ...Nx x N Selanjutnya hasil persentase tersebut akan dirata – ratakan dan disesuaikan dengan criteria rata – rata persentase yaitu: Sangat Tinggi 81 – 100% Tinggi 61 – 80% Cukup Tinggi 41 – 60% Cukup 21 – 40% Rendah 0 – 20% M. Asrori (2009:119) mengatakan penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan siklus pertama tadi apabila terdapat hambatan atau kekurangan maka dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan efektifitas penggunaan media gambar realistis gambar untuk meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosialdi kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 27 orang dengan rincian 14 laki-laki dan 13 perempuan di kelas V. Dari sampel tersebut di peroleh data baseline untuk pengukuran minat belajar awal dan siklus yang meliputi: (1) perhatian siswa, (2) kemauan siswa, (3) kebutuhan siswa Setelah melakukan tiga siklus penelitian pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi diperoleh rekapitulasi minat 7
belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho dapat dilihat pada hasil dibawah ini: 0% - 20% = Rendah 21% - 40% = Cukup 41% - 60% = Cukup Tinggi 61% - 80% = Tinggi 81% - 100% = Sangat Tinggi Rekapitulasi Minat Belajar Siswa Mengikuti Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial No
Indikator
A.
Perhatian 1. Bertanya kepada guru 2. Memperhatikan penjelasan guru 3. Mencari sumber belajar di luar sekolah
B.
Siklus 2 Mncul Tdk Mncul
Siklus 3 Mncul Tdk Mncul
18.52%
37.04%
62.96%
55.56%
44.44%
77.78%
22.22%
22.22%
70.37%
29.62%
81.48%
18.52%
85.19%
14.82%
51.85%
48.15%
66.67%
33.33%
74.07%
25.93%
74.07%
25.93%
85.16%
14.82%
88.89%
11.11%
66.67%
33.33%
88.89%
11.11%
96.30%
3.70%
60.00%
40.00%
75.62%
24.44%
84.45%
15.56%
33.33%
4. Konsentrasi dalam belajar 5. Tidak melamun dalam belajar
48.15%
Rata - rata
27.41%
Kemauan 1. Berusaha mengerjakan latihan walaupun sulit 2. Tetap belajar walaupun guru tidak masuk mengajar 3. Rajin membaca buku pelajaran 4. Mau mengerjakan soal latihan mata pelajaran 5. Bersemangat mengikuti mata pelajaran IPS Rata - rata
C.
Siklus 1 Mncul Tdk Mncul
Base Line
14.82%
18.52% 22.22% 18.52% 29.63% 25.93%
55.56% 59.26% 44.44%
44.44%
77.78%
22.22%
88.89%
11.11%
40.74%
70.37%
29.63%
85.19%
14.82%
55.56%
85.16%
14.81%
92.59%
7.41%
25.93%
96.30%
3.70%
48.15%
51.85%
55.56%
74.07% 92.59%
22.96%
52.59%
44.44% 47.41%
18.52% 18.52%
37.04% 33.33%
25.93% 33.33%
70.37% 85.16%
29.63%
74.07%
25.93%
92.59%
44.44% 27.78%
62.96% 51.85%
96.30%
80.00%
7.41% 20.00%
91.85%
3.70% 8.15%
29.63% 14.81%
85.19% 88.89%
14.82% 11.11%
Kebutuhan 1. Mengerti dan memahami 2. Mencatat penjelasan guru 3. Senang terhadap mata pelajaran 4. Tidak terlambat mengikuti mata pelajaran Rata - rata
37.04% 30.56%
7.41%
96.30%
88.89%
11.11%
96.30%
3.70%
84.25%
15.74%
91.67%
8.33%
PEMBAHASAN Dari tabel diatas dapat diketahui minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut adalah perhatian siswa dalam belajar, terbagi menajdi lima indikator yaitu bertanya kepada guru, memperhatikan penjelasan guru, mencari sumber belajar di luar sekolah, konsentrasi dalam belajar, dan tidak melamun dalam belajar. 8
3.70%
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan yang besar dari baseline terhadap siklus yang telah dilaksanakan, yaitu 27.41% pada baseline manjadi 60.00% pada siklus 1 dengan selisih sebesar 32.59%, kemudian dari siklus 1 60.00% menjadi 75.62% ke siklus 2 dengan selisih sebesar 15.62%, selanjutnya dari siklus 2 75.62% menjadi 84.45% pada siklus 3 dengan selisih sebesar 8.83%. Adapun selisih keseluruhan dari baseline ke siklus 3 ialah 57.04%. dengan demikian kenaikan perhatian siswa dapat dikategorikan “Cukup Tinggi”. Kemauan siswa dalam belajar, terbagi menjadi lima indikator kinerja yaitu siswa berusaha mengerjakan latihan walaupun sulit, siswa tetap belajar walaupun guru tidak masuk mengajar, siswa rajin membaca buku pelajaran, siswa mau mengerjakan soal latihan mata pelajaran, dan siswa bersemangat mengikuti mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan yang besar dari baseline terhadap siklus yang telah dilaksanakan, yaitu 22.96% pada baseline manjadi 52.59% pada siklus 1 dengan selisih sebesar 29.63%, kemudian dari siklus 1 52.59% menjadi 80.00% ke siklus 2 dengan selisih sebesar 27.41%, selanjutnya dari siklus 2 80.00% menjadi 91.85% pada siklus 3 dengan selisih sebesar 11.85%. Adapun selisih keseluruhan dari baseline ke siklus 3 ialah 68.89%. dengan demikian kenaikan perhatian siswa dapat dikategorikan “Tinggi”. Kebutuhan siswa dalam belajar, terbagi menjadi lima indikator kinerja yaitu, siswa mengerti dan memahami, mencatat penjelasan guru, senang terhadap mata pelajaran, serta siswa tidak terlambat mengikuti mata pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan yang besar dari baseline terhadap siklus yang telah dilaksanakan, yaitu 27.78% pada baseline manjadi 51.85% pada siklus 1 dengan selisih sebesar 24.07%, kemudian dari siklus 1 51.85% menjadi 84.25% ke siklus 2 dengan selisih sebesar 32.40%, selanjutnya dari siklus 2 84.25% menjadi 91.67% pada siklus 3 dengan selisih sebesar 7.42%. Adapun selisih keseluruhan dari baseline ke siklus 3 ialah 63.89%. dengan demikian kenaikan perhatian siswa dapat dikategorikan “Tinggi”. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang didukung hasil observasi dan wawancara yang diperoleh melalui penelitian Efektifitas Penggunakan Media Realistis Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas V SD Negeri 11 Toho. Dalam penelitian ini yang disimpulkan hanya menjawab masalah dan sub masalah Efektifitas Penggunaan Media Realistis Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Toho dapat disimpilkan beberapa hal sebagai berikut (1) Rancangan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V telah dirancang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan / Silabus dan Permendiknas nomor 41 Tahun 2007, (2) Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berlangsung lancar, disamping mengacu pada rancangan pembelajaran (RPP) dan permen nomor 41 Tahun 2005, pembelajaran berbasis konstektual dimana murid yang aktif belajar untuk mencari dan menemukan, mengelola, memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kelas, pembelajaran menunjukan
9
kegiatan yang dinamis, diologis dan menyenangkan murid, (3) Efektifitas penggunaan media realistis gambar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Negeri 11 Toho, ini dapat terlihat dan dilakukan dari penyampaian pesan pembelajaran lebih standar, pembelajaran dapat lebih efektif, pembelajaran lebih interaktif, waktu pembelajaran efisiensi, kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, proses pembelajaran bisa kapan dan dimanapun, proses pembelajaran dapat ditingkatkan serta peranan guru berubah kearah positif, (4) Minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Negeri 11 Toho dikategorikan tinggi, hal ini dapat terlihat dari perhatian siswa, kemauan siswa serta kebutuhan siswa yang sangat tinggi dalam belajar, (5) Faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan media realistis gambar untuk meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Negeri 11 Toho, ini dapat telihat pada beberapa hal yaitu dari kurikulum, diri siswa, cara mengajar, kemapuan guru, serta sarana dan prasarana yang mendukung. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan ini dapat disarankan hal-hal yaitu (1) Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru harus disesuaikan dengan media yang akan digunakan sehingga materi yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh siswa yang berfokus pada proses dan hasil yang akan di capai, (2) Rendahnya minat belajar siswa akan berdampak pada hasil belajar siswa sehingga guru tidak selalu menyalahkan siswa yang tidak aktif atau malasmalasan ketika proses belajar berlangsung tetapi guru harus menilai kinerjanya sesuai dengan profesi dan keahlian yang dimiliki, (3) Minat belajar siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, untuk itu guru di tuntut harus bisa menggunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran yang didukung dengan media pembelajaran yang relevan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga menimbulkan perhatian dan minat siswa dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1993. Anderson, R. H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup(L ife Skills Education). Bandung: Alfabet. Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Degeng, N. S. 2001. Media Pembelajaran. Dalam kumpulan makalah PEKERTI (Pengembangan Keterampilan Instruntur) untuk Quatum Teaching. Karya tidak diterbitkan. Depdiknas. (2006). Silabus Kurukulum 2006. Jakarta: Pusat Kurikulum Depdiknas. Djamarah, S.B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta 10
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Idris, J. (2005). Kompilasi Pemikiran Pendidikan. Banda Aceh: Taufiqiyah Sa’adah Ibrahim, R. Dan Syaodiah, N. (1999). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Kartadinata, S. (2002).materi Pokok Profesi Keguruan 1. Jakarta: Universitas Tebuka. Muhtar. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK & PTK Dep.Dikbud. 1992 Mudjiono. (ed). (2005). Ife skill. (Buletin Tengah Tahunan Dikmen). Pontianak: Dinas Pendidikan Privinsi. Kalbar. Purwanto, N. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Rasyid, H. (2000). Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Sosial dan Agama. Pontianak: STAIN. Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta: Rajawali Pers. 1992 Satria. 2008. Pengertian Efektivitas. Tersedia: http://id.shvoong.com/business management/human-resources/2186154-pengertianefektivitas/#ixzz2MNdThS5q/13 Juli, 2011. [online]. [3 Februari 2012] Slameto. (2003). Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung. Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Bandung : Citra Umbara
11