EFEKTIFITAS PEMBERIAN TELUR DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 1Benny
Karuniawati S.ST, M.Kes (
[email protected]) 2Berlina Putrianti S.ST, M.Kes 3Erma Nur Fauziandari S.ST.Keb, M.Kes Akes Karya Husada Yogyakarta
ABSTRAK
Di Indonesia (Susenas dan Survei Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis. Laporan USAID’s, A2Z, Micronutrient and ChildBlindness Project, ACCESS Program, and Food and Nutrition Technical Assistance (2006) menunjukkanbahwa sekitar 50% dari seluruh jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi besi. Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negatif terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas. Data yang diperoleh dari profil dinas kesehatan provinsi DIY Angka anemia ibu hamil di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar 18,90%, menurun dibanding pada tahun 2010 sebesar 20,95%. Angka anemia bumil di Kabupaten Sleman adalah 10,19% (Profil Dinkes DIY, 2011). Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mengetahui efektifitas pemberian putih telur terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan Penelitian ini dilakukan dengan rancangan Pre post test non equevalent control group dimana observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Kesimpulan hasil penelitian didapatkan dengan cara membandingkan data pre dan post test kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada kelompok perlakuan pemberian 2telur/hari dan vitamin C 75 mg memiiki nilai rerata kenaikan kadar haemoglobin lebih tinggi yaitu 1,71 gr% sedangkan pada kelompok pemberian 1 telur/hari dan vitamin C 75mg memiliki rerata kenaikan kadar haemoglobin 1,58gr%, pada kelompok kontrol juga menunjukkan adanya kenaikan kadar haemoglobin dengan nilai rerata 1,07gr%. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian telur efektif untuk meningkatkan kadar haemoglobin pada ibu hamil yang mengalami anemia yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,025. Kata Kunci : Putih Telur, Vit C, Peningkatan kadar Hb
pasokan oksigen, memudahkan terkena
LATAR BELAKANG Anemia
pada
ibu
merupakan
infeksi, menyebabkan perdarahan post
penyebab utama morbiditas pada janin dan
partum dan berdampak pada bayi yang
bayi.
menyebabkan
dilahirkan yaitu bayi lahir prematur atau
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-
dapat terjadi bayi berat lahir rendah
sel
(BBLR) (Hidayati, 2005). Di Indonesia
Anemia
tubuh
tidak
hamil
dapat
cukup
mendapatkan
prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil
hemoglobin
menurut SKRT, 2004 sekitar 40,1%.
suplemen besi dan vitamin C yang
Mora
and
Nestel
(2000)
menunjukkan
pemberian
diberikan bersamaan memberi pengaruh
menyatakan bahwa anemia defisiensi besi
yang
signifikan
terhadap
peningkatan
merupakan masalah gizi ibu hamil yang
hemoglobin dan daya tahan aerob.
utama. Tingginya anemia yang menimpa
Data yang diperoleh dari profil dinas
ibu hamil memberikan dampak negatif
kesehatan provinsi DIY Angka anemia ibu
terhadap janin yang di kandung dari ibu
hamil di Provinsi DIY pada tahun 2011
dalam kehamilan, persalinan maupun nifas
sebesar 18,90%, menurun dibanding pada
yang di antaranya akan lahir janin dengan
tahun 2010 sebesar 20,95%. Angka anemia
berat badan lahir rendah (BBLR), partus
ibu hamil di Kabupaten Sleman adalah
premature,
post
10,19%. Meskipun prevalensi anemia di
syok
Provinsi DIY atau khususnya kabupaten
partum,
abortus, partus
pendarahan lama
dan
(Depkes,2010).
Sleman sudah berada dibawah ambang
Pemerintah
telah
program dalam
melakukan
batas
masalah
kesehatan
masyarakat
upaya menanggulangi
anemia tetap harus dituntaskan karena
anemia gizi terutama pada wanita hamil.
anemia adalah salah satu faktor penyebab
Salah
kematian ibu bersalin.
satu
caranya
adalah
melalui
suplementasi tablet besi. Suplementasi
TINJAUAN PUSTAKA
tablet besi dianggap merupakan cara yang
Anemia pada Ibu Hamil
efektif karena kandungan besinya padat
Menurut World Health Organization
dan dilengkapi dengan asam folat yang
(WHO) anemia pada ibu hamil adalah
sekaligus
dan
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb)
menanggulangi anemia akibat kekurangan
dalam darahnya kurang dari 11,0 g%.
asam folat..
Sedangkan menurut Saifuddin anemia
dapat
Vitamin
C
mencegah
juga
membantu
dalam kehamilan adalah kondisi ibu
mempercepat penyerapan besi di dalam
dengan kadar hemoglobin dibawah 11,0
tubuh serta berperan dalam memindahkan
g% pada trimester I dan III atau kadar
besi ke dalam darah, mobilisasi simpanan
hemoglobin <10,5 g% pada trimester II
besi terutama hemosiderin dalam limpa
(Depkes RI, 2003).
(Soemardjo, 2009). Hasil penelitian yang
Kebanyakan anemia dalam kehamilan
dilakukan oleh Suwarni tentang Pengaruh
disebabkan
oleh
defisiensi
besi
dan
pemberian suplemen besi dan vitamin C
perdarahan akut bahkan tidak jarang
terhadap daya tahan aerob dan kadar
keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan
ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan tambahan
demikian
ibu
sekitar
2–3
membutuhkan mg
besi/hari
1. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan. Metabolisme Zat Besi Kebanyakan besi yang ada di makanan adalah besi non heme. Besi non heme ini
(Saifuddin, 2002).
biasanya didapati pada sayuran dan buahGejala Anemia pada Ibu Hamil Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda (Sohimah,
buahan. Sekitar 25-35% besi heme yang diabsorbsi, sedangkan pada besi non heme mengalami penurunan 3 % dari besi heme untuk penyerapannya. Perbedaan jumlah yang diabsorbsi ini sangat penting. Besi heme hanya ada pada daging hewan. Sehingga bagi vegetarian harus waspada akan jumlah besi non heme yang hanya sedikit diabsorbsi. Penyerapan hanya 5%
2006). Pencegahan
dan
Penanggulangan
Anemia pada Ibu Hamil Pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil, antara lain (Wirahadikusuma, 1999): 1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, seperti mengkonsumsi pangan hewani (daging, ikan, hati dan telur), mengkonsumsi pangan nabati (sayuran hijau, buah-buahan, kacangkacangan dan padi-padian) buah-buahan yang segar dan sayuran yang merupakan sumber utama vitamin C yang diperlukan untuk penyerapan zat besi didalam tubuh. 2. Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat inhibitor saat bersamaan dengan makan nasi seperti teh karena mengandung tannin yang akan mengurangi penyerapan zat besi 3. Supplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb dalam waktu singkat.
(Anderson and Fitzgerald, 2010). Metabolisme
penyerapan
zat
besi
dengan vitamin C Fe3+ menjadi
Konversi Fe2+ dipermudah
oleh adanya
faktor
-
faktor endogenus, seperti enzim "pepsinHCl", dan komponen zat gizi yang berasal dari makanan seperti vitamin C dengan gugus –SH (sulfidril) (Derman dkk 1980) . Di dalam plasma, Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+ dan berikatan dengan transferitin. Transferitin mengangkut Fe2+ ke dalam sumsum
tulang
untuk
bergabung
membentuk hemoglobin Zat besi dengan vitamin C membentuk askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada tubuh manusia. Pengubahan zat besi
nonheme dalam bentuk senyawa inorganik
trimester III yang diberi putih telur 1 kali
Ferri ( Fe3+) menjadi Ferro ( Fe2+ ) akan
sehari plus 200 mg sulfasferosus dan 75
semakin besar bila pH di dalam lambung
mg Vitamin C dan
semakin asam. Yang dimana vitamin C
peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil
dapat menambah keasaman sehingga dapat
trimester III yang diberi putih telur 2 kali
membantu
sehari plus 200 mg sulfasferosus.
penyerapan
zat
besi
dari
mengidentifikasi
sayuran di dalam lambung. Kehadiran vitamin
C
ini
dapat
meningkatkan
penyerapan zat besi sebanyak 30 persen.
MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang akan dicapai dalam
Vitamin C
penelitian
Vitamin C mempunyai peranan yang
khususnya ibu dan anak dapat menjadi
sangat penting dalam
penyerapan besi
bahan pertimbangan untuk membantu
terutama dari besi nonhem yang banyak
mengurangi prevalensi anemia pada ibu
ditemukan dalam makanan nabati. Bahan
hamil sehingga dapat mengurangi angka
makanan yang mengandung besi hem yang
kematian
mampu diserap sebanyak 37% sedangkan
sedangkan
bahan makanan golongan besi nonhem
pengetahuan
hanya 5% yang dapat diserap oleh tubuh.
memberikan masukan bagi ilmu kebidanan
Penyerapan
besi
maupun keperawatan maternitas tentang
ditingkatkan
dengan
nonhem
dapat
kehadiran
zat
tindakan
ini bagi pelayanan kesehatan
ibu bagi
akibat
perdarahan,
perkembangan diharapkan
yang
dapat
ilmu dapat
membantu
pendorong penyerapan seperti vitamin C
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu
dan faktor-faktor pendorong lain seperti
hamil sehingga dapat menurunkan angka
daging, ayam, ikan (Berdanier, 1998).
kematian ibu.
TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pemberian
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian
telur dan vitamin C terhadap peningkatan
kuantitatif
kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester
pendekatan kuasi eksperimen. Pendekatan
III.
adalah
kuasi eksperimen dilaksanakan dengan
kadar
melakukan percobaan terhadap kelompok
hemoglobin ibu hamil trimester III yang
eksperimen dan kelompok kontrol untuk
diberi tablet 200 mg sulfasferosus dan 75
mencari hubungan sebab akibat antara dua
mg
mengidentifikasi
faktor yang menganggu. Penelitian ini
peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil
dilakukan dengan rancangan Pre post test
Tujuan
mengidentifikasi
vitamin
khusus peningkatan
C,
dengan
menggunakan
non equivalent control group
dimana
sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
observasi hanya dilakukan sebanyak satu
purposive sampling yaitu pengambilan
kali,
sampel
yaitu
sesudah
eksperimen.
berdasar
kriteria
inklusi
dan
Kesimpulan hasil penelitian didapatkan
eksklusi. Dengan kriteria inklusi seperti
dengan cara membandingkan data pre dan
kadar Hb 7-10,9 gram%, usia kehamilan
post test kelompok kontrol dan kelompok
29-36 minggu. Untuk kriteria eksklusinya
intervensi (Dharma 2011)
adalah kondisi ibu yang memiliki penyakit
R1
X1
O1
malaria. Besar sampel ditentukan dengan
R
menggunakan rumus dari Supranto J R2
X2
O2
(2000). Estimasi besar sampel dalam penelitian ini adalah : (t-1) (r-1) > 15
R3
X3
O3
dimana : tO3 = banyaknya kelompok perlakuan j = jumlah replikasi
Keterangan :
Jumlah perlakuan ada 3 buah, maka jumlah
R : Responden penelitian
ulangan untuk tiap perlakuan dapat dihitung
R1: kelompok dengan pemberian 1 butir
(3-1) (r-1) ≥ 15
putih telur/hari, 200mg sulfasferosus
(r-1) ≥ 15/ 2
dan 75 mg Vit C
r = 8,5
R2: kelompok dengan pemberian 2 butir
Jumlah
sampel
untuk
setiap
putih telur/hari, 200mg sulfasferosus
kelompok adalah 9 orang ibu hamil TM
mg/hari dan 75 mg Vit C
III, sehingga total sampel minimal untuk 3
R3: Kelompok kontrol diberikan 200mg sulfasferosus
dan
vitamin
C
75
mg/hari
kelompok adalah 27 responden Lokasi Penelitian Tempat
penelitian
ditentukan
O1: peningkatan kadar hemoglobin
berdasarkan data yang diperoleh dari profil
O2 : peningkatan kadar hemoglobin
dinas kesehatan DIY tahun 2011 dimana
O3 : peningkatan kadar hemoglobin
prevalensi anemia pada ibu hamil di
Populasi dan sampel
kabupaten Sleman 10,19 %.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Waktu
pelaksanaan penelitian selama 2 bulan
ibu hamil trimester III dengan usia
.Instrumen
pengumpulan
kehamilan 29 minggu sampai dengan 36
menggunakan
minggu yang ada BPS Tuti Purwani dan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan,
BPS Wati subagyo. Teknik pengambilan
serta kartu kendali konsumsi putih telur
data
pemeriksaan
data Hb
pada kelompok kontrol maupun kelompok
untuk menguji hipotesis.
perlakuan.
yang digunakan adalah uji homogenitas
Prosedur Penelitian
yang digunakan untuk menganalisa data
Prosedur pengumpulan data adalah
dilakukan
uji
Uji hipotesis
persyaratan
mengenai
peneliti mengumpulkan data dibantu oleh
varians populasi terlebih dahulu dengan
tim peneliti. Waktu kunjungan dilakukan
bantuan SPSS 16.00. Uji homogenitas
2 kali datang ketempat penelitian pada hari
digunakan untuk mengetahui homogenitas
USG
varians populasi agar analisis t-test dapat
berlangsung.
Setelah
sampel
didapatkan dengan cara kriteria inklusi dan
digunakan.
eksklusi kemudian respoden diberikan
menggunakan
intervensi sesuai desain penelitian yang
dengan bantuan SPSS 16.00. Hipotesis
telah
dilakukan
dilakukan untuk mengetahui apakah data
pemeriksaan Hb kemudian ditetapkan
yang diperoleh dalam penelitian dapat
sampel kontrol dan perlakuan.
mendukung
disusun.
Setelah
Setelah diberikan perlakuan selama 3
Untuk
Uji
normalitas
Kolmogorov-Smirnov
hipotesis
pengujian
yang
diajukan.
hipotesis
dilakukan
minggu kemudian dilakukan penilaian
dengan analisa one way anova
kadar Hb kembali. Cara mengkonsumsi
HASIL DAN PEMBAHASAN
telur adalah direbus hingga matang dan
Hasil Penelitian
memberikan jarak 2 jam antara minum
data
Sampel
yang
diperoleh
dalam
tablet fe dan makan telur. Selanjutnya data
penelitian ini berjumlah 31 responden
yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam
yang terdiri dari masing-masing kelompok
format pengumpulan data.
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
data
diawali
dengan
Pengolahan
editing
untuk
yang telah ditentukan.
Dari penelitian
memeriksa kelengkapan data. Tahap kedua
yang dilakukan maka data yang diperoleh
melakukan
pengkodean
dapat didistribusikan sesuai kelompok
kelompok.
Kemudian data ditransfer
terhadap
3
yang ditetapkan.
kedalam master tabel yang kemudian dilanjutkan dengan tabulasi data. Analisa Data Analisis dari penelitian terdiri dari dua analisis yaitu diskriptif dan inferensial.
Tabel
Analisis
Haemoglobin pada kelompok perlakuan
diskriptif
dilakukan
untuk
menyajikan melalui tabel data distribusi frekuensi. Analisis inferensial digunakan
distribusi
2 telur/hari
kenaikan
kadar
No Kadar
f
%
Mean
Std
Hb
Turun
0
3
Tetap
3 33,3
Naik
9
88,9
2
Turun
0
0
3
Tetap
2
11,1
disimpulkan
11
100
responden mengalami kenaikan kadar Hb
Berdasarkan
1,3
0
1
Jumlah
1,71
2
Jumlah
9
100
Berdasarkan tabel diatas maka dapat
tabel
diatas
dapat
yaitu
bahwa
66,7%
sebagaian
dengan
nilai
disimpulkan sebagian besar kelompok
1,05gr%.
perlakuan 2 telur/hari mengalami kenaikan
Tabel Silang kenaikan kadar Hb
Hb sebesar 88,9% dengan nilai rata-rata
N Perla
kenaikan sebesar 1,71 gr%.
o
Tabel
distribusi
kenaikan
kuan
kadar
Haemoglobin pada kelompok perlakuan
1 2
1 telur/hari No Kadar
Hb Naik
%
Mean
Std
11 100
2
Turun
0
0
rol
3
Tetap
0
0
Jumlah
Jumlah
1,58
1,51
Mea
Turun
Tetap
n
f
% f
9
29,0
0
0
telur
Naik
Hb
%
11
1
Hb
6
35,4
0
0
0
0
19,3
0
0
3 9,6
26
8
83,8
0
0
0 16, 14
maka
Berdasarkan tabel silang tersebut
dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:
responden pada kelompok perlakuan 1
(1) responden yang mengalami kenaikan
telur/hari mengalami kenaikan kadar Hb
Haemoglobin
dengan nilai rata-rata 1,58 gr%.
kelompok perlakuan 1 telur (2) Kelompok
diatas
dengan kenaikan
nilai
terbanyak
rerata
adalah
tertinggi
Haemoglobin
adalah
pada
untuk pada
kelompok perlakuan 2 telur. Hasil analisa data dengan One Way Tabel
distribusi
kenaikan
kadar
Anova
Haemoglobin pada kelompok kontrol No 1
Kadar Hb
f
%
Naik
6 66,7
Mean
Std
1,05
1,03
ANOVA Perlakuan
1,58
1,5 1
6
tabel
1,3
6
5
11 100
Berdasarkan
1,71
8
3 Kont
Std
%
2 6,4
3
2 1
Hb
rata-rata
f
telur f
besar
1,05
1,0 3
Sum of Squares Between Groups
df
18.204
22
.827
1.667
8
.208
19.871
30
Within Groups Total
Mean Square
membentuk
tabel
transferin
Sig.
berfungsi untuk mengangkut besi didalam
3.97 .025 2
darah, sedangkan feritin didalam sel
F
mukosa dinding usus halus. Penyerapan zat besi didalam tubuh dapat
Berdasarkan
transferin.
tersebut
ditingkatkan
vitamin C.
dengan
konsumsi
Menurut Winarno (1986)
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengatakan bahwa vitamin C memegang
terdapat pemberian telur dan vitamin C
peranan penting dalam penyerapan zat
efektivitas
besi. Hal ini dapat dikarenakan vitamin C
untuk
meningkatkan kadar
Haemoglobin yang ditunjukkan dengan
berfungsi
sebagai
pereduksi
ion
feri
nilai signifikansi 0,025.
menjadi ion fero yang merupakan suatu
Pembahasan
bentuk zat besi yang mudah diserap. diatas
vitamin C dapat menambah keasaman
responden dengan perlakuan dengan telur
sehingga dapat membantu penyerapan zat
baik 1 telur maupun 2 telur perhari dan
besi dari sayuran di dalam lambung.
vitamin
Kehadiran
Berdasarkan
hasil
C
75
penelitian
mg/hari
lebih
besar
vitamin
meningkatkan
mengalami kenaikan kadar Hb. Hal ini menunjukkan bahwa protein
C
ini
penyerapan
dapat
zat
besi
sebanyak 30 persen. Sebelum diabsorpsi,
pembentukan
di dalam lambung besi dalam bentuk feri
haemoglobin. Seperti yang dikemukan
direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini
oleh
Muhilal (1993) yang mengatakan
terjadi dalam suasana asam di dalam
protein yang berasal dari hewani selain
lambung dengan adanya HCl dan vitamin
sebagai sumber protein juga sumber zat
C
besi heme pembentuk haemoglobin darah.
(Yennida.1990)
Protein dalam tubuh manusia berperan
KESIMPULAN DAN SARAN
sebagai
Kesimpulan
sangat
penting
dalam
pembentuk
(hemopiesis)
butir-butir
yaitu
darah
pembetukan
eritrositdengan haemoglobin didalamnya. Didalam tubuh zat besi terdapat bebas, tetapi bersasosiasi dengan molekul protein
pembentuk
feritin.
Feritin
merupakan suatu kompleks protein besi. zat
besi
berasosiasi
dengan
protein
yang
terdapat
dalam
makanan
1. Terdapat peningkatan kadar Haemoglobin pada kelompok perlakuan telur dan vitamin C 75 mg/hari 2. Nilai mean tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan dengan 2 telur/hari dan vitamin C 75 mg Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan
bagi
tenaga
kesehatan
untuk selalu memotivasi ibu hamil terutama
ibu
primipara
untuk
mengkonsumsi protein hewani
dan
vitamin C untuk mencegah anemia yang dapat berdampak buruk pada kehamilan dan persalinan. 2. Bagi Responden Diharapkan bagi
responden
untuk
mengkonsumsi protein hewani
lebih
banyak vitamin
disertai C
dengan
untuk
konsumsi
menghondari
terjadinya anemia. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan menambah jumlah sampel lebih banyak Diharapkan menambah jumlah sampel lebih banyak dan mampu mengendalikan variabel pola makan. .
REFERENSI
Anderson J., Fitzgerald C, 2010, Iron: An Essetial Nutrient. Colorado. Colorado State University. Berdanier, CD 1998, Advanced Nutrition Micronutrients,Professor, Food Nutrition, University of Georgia Athens, Georgia, by CRC press. LCC p.187-192. Hidayati, Mustika, H. Hadi, J. Susilo. 2005. Kurang Energi Kronis dan Anemia Ibu Hamil Sebagai Faktor Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat. Sains Kesehatan. 18 (4): 483-491 Muhilal. 1988. Penentuan keadaan kurang gizi dengan cara non antropometri. Gizi Indonesia. XIII Profil dinkes DIY. 2011. Profil Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Yogyakarta Saifuddin, 2002. Buku Acuan : Asuhan Persalinan Normal, Jakarta Sohimah,2006.Anemia Dalam Kehamilan Dan Penanggulangannya. Gramedia. Jakarta. Soemardjo D, 2009, Vitamin dan Biomineral dalam Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1Fakultas Bioeksakta. Jakarta. EGC. Cetakan I. Hal 351-388 Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta Wirahadikusumah, Emma S, 1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi,Trubus Agriwidya, Jakarta. Winarno., FG. 1986. Kimia pangan dan gizi. Pt Gramedia: Jakarta Yahya, yennida.1990. pengaruh kandungan vitamin C dalam penyerapan zat besi pada sayuran hijau.Bandung.Fakultas pertanian IPB.