EFEKTIFITAS PEER GROUP EDUCATION TENTANG GIZI SEIMBANG TERHADAP PERILAKU GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH
Rina Nur Hidayati 1, Faisal Ibnu2 S1 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto
[email protected] 2 S1 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto
[email protected] 1
Abstract The behavior of children who do not eat well result in school-age children at risk for nutritional problems either undernutrition or over nutrition. The habit of unhealthy food consumption is more influenced by peers. Empowerment through peer group education in providing peer education in schools is more practical for school-age children, because the peer group provides a stronger influence on the adoption of healthy behaviors children. The purpose of this study is the identification of the effectiveness of peer group education about behavior nutrition balanced for school-age children's. This research used a design of experiments, conducted in December 2013 - November 2014. The population of the research is the entire schoolage children in grades 4-6 with MI Nurul Huda Miji Mojokerto totaling 50 people, using total sampling. In the control group was given a balanced nutrition booklet with self-learning, while the case is given peer group education activities for 8 weeks. The results showed is difference in the nutritional behavior of children, especially in the case group before and after the given peer group education that an increase in well nutritional behavior well as much as 50%. Peer group education proved to be effective in improving children's well nutrition behavior as much as 64%.. Peer group education can be used as a nursing intervention strategies are effective in changing children's well behavior nutrition. Keywords: Peer Group Education, Balanced Nutrition, School Age Children
Upaya peningkatan kualitas sumber daya 1. PENDAHULUAN
manusia
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Jumlah anak usia sekolah saat ini sepertiga total penduduk, dan sepertiganya
adalah
anak
sekolah;
merupakan jumlah yang sangat besar dan potensial. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini.
harus
dilakukan
sejak
dini,
sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung
pemberian nutrisi
dengan kualitas dan kuantítas yang baik serta benar (Judarwanto, 2008; Depkes, 2006). Kelompok
anak
usia
sekolah
termasuk golongan penduduk berada pada
masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam
harus
proses komunikasi, informasi dan edukasi
mendapatkan asupan gizi dalam kuantitas
(KIE) yang dilakukan untuk kalangan
dan kualitas yang cukup. Status gizi anak
sebaya atau kalangan satu kelompok, dapat
sebagai
gizi,
berarti kelompok sebaya pelajar, sesama
merupakan salah satu tolak ukur yang
rekan profesi atau jenis kelamin. Peer
penting
keadaan
group education dipandang sangat efektif
pertumbuhan dan status kesehatannya.
dalam rangka KIE gizi, karena penjelasan
Pada masa usia sekolah dasar, anak mulai
yang diberikan pada kelompok sebaya
masuk kedalam dunia baru, anak mulai
lebih mudah dipahami dan meningkatkan
banyak berhubungan dengan orang-orang
kenyamanan anak (Perez & Escamilla,
diluar keluarganya dan berkenalan dengan
2008).
suasana
kondisi
ini,
cerminan
kecukupan
untuk
dan
anak
Peer group education adalah suatu
menilai
lingkungan
kehidupannya.
Pada
baru
umur
dalam
ini
anak
2. METODE PENELITIAN
melakukan lebih banyak aktifitas, baik di
Penelitian dilaksanakan bulan Desember
sekolah maupun di luar sekolah, sehingga
2013 – November 2014. Disain penelitian
anak membutuhkan energi lebih banyak
menggunakan
(Aryani, dkk, 2010).
equivalent control group design. Populasi
quasi
experiment
non-
dapat
penelitan adalah seluruh anak usia sekolah
diperbaiki dan ditingkatkan dengan adanya
kelas 4-6 di MI Nurul Huda Miji Mojokerto
promosi gizi di sekolah. menyatakan bahwa
yang berjumlah 50 orang. Sampel penelitan
metode
yang
berjumlah 50 orang, dengan menggunakan
sekolah
teknik total sampling. Selanjutnya dilakukan
anak,
proses randomisasi (pemilihan secara acak)
sehingga anak merasa bertanggungjawab
pada populasi penelitian untuk memilih
dalam menentukan perilaku sehat yang
kelompok kontrol dan kelompok kasus yaitu
harus mereka lakukan. Hal ini dapat
masing-masing 25 orang.
Perilaku
digunakan
gizi
anak
sekolah
pendidikan
kesehatan
pada
usia
anak
hendaknya melibatkan
partisipasi
dilakukan dengan pemberdayaan kelompok
Selanjutnya dilakukan pre tes untuk
sebaya atau peer group education (Stanhope
mengidentifikasi
perilaku
gizi
dengan
& Lancaster, 2010)
kuesioner. Setelah itu kelompok kasus diberikan perlakukan dengan diberikan peer
group education tentang gizi seimbang.
-
7 orang
1
4
0
0
Sedangkan kelompok kontrol, diberikan
Pekerjaaan Orang Tua: - Petani - Wiraswasta - Buruh - Karyawan - PNS - Lain-lain
0 12 5 6 2 0
0 48 20 24 8 0
0 14 5 4 2 0
0 56 20 16 8 0
booklet tentang gizi seimbang untuk dibaca dan di pelajari sendiri (belajar mandiri). Selanjutnya setelah 8 minggu kegiatan, kemudian
hasilnya
dianalisa
dengan
wilcoxson test untuk dibandingkan satu
Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa
sama lain.
secara keseluruhan bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki, berumur 10
3. HASIL PENELITIAN
tahun, kelas 6 SD, jumlah anggota keluarga
Hasil penelitian tentang efektifitas peer group education tentang gizi seimbang
5 orang dengan pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta.
terhadap perilaku gizi anak usia sekolah diuraikan dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden di MI Nurul Huda Miji Mojokerto Variabel
Jenis Kelamin: - Perempuan - Laki-laki Umur: - 10 Tahun - 11 Tahun - 12 Tahun Kelas: - Kelas 4 - Kelas 5 - Kelas 6 Jumlah Anggota Keluarga: - 3 orang - 4 orang - 5 orang - 6 orang
Kontrol Jum Perse lah ntase
Jum lah
Kasus Persent ase
9 16
36 64
10 15
40 60
9 9 7
36 36 28
10 7 8
40 28 32
8 8 9
32 32 36
8 8 9
32 32 36
Tabel 2. Distribusi Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah Sebelum Dan Sesudah Diberikan Kegiatan Peer Group Education Variabel Perilaku Gizi (sebelum) Kurang Baik Baik Perilaku Gizi (sesudah) Kurang Baik Baik
Kasus N %
Kontrol N %
14 56 11 44
13 52 12 48
12 48 13 52
7 28 18 71
Dari hasil analisis pada tabel 2 pada kelompok kontrol perbedaan perilaku gizi sebelum dan setelah belajar mandiri dari modul gizi seimbang yaitu mengalami peningkatan
sebanyak
8
point
(18%).
Sedangkan pada kelompok kasus terlihat perbedaan perilaku gizi sebelum dan setelah diberikan Peer Group Education mengalami
3 8 9 4
12 32 36 16
4 8 9 4
16 32 32 16
peningkatan sebanyak 24 point (50%).
Efektifitas atau tingkat keberhasilan peer group education tentang gizi seimbang
aktifitas yang tinggi dan menguras energi dan zat gizi. (Kurniasih, dkk, 2010).
dapat dilihat dari proporsi keberhasilan dengan semakin baiknya perilaku gizi anak
Hasil penelitian menunjukkan pada
usia sekolah antara sebelum dan sesudah
kelompok
dilakukan peer group education. Besarnya
perilaku gizi sebelum dan setelah diberikan
tingkat efektifitas peer group education
Peer Group Education yaitu mengalami
tentang gizi seimbang jika dibandingkan
peningkatan
dengan
dengan
Sedangkan pada kelompok kasus terlihat
menggunakan buku panduan gizi, dapat di
perbedaan perilaku gizi sebelum dan setelah
hitung sebagai berikut :
diberikan Peer Group Education mengalami
belajar
mandiri
kontrol
terlihat
sebanyak
8
perbedaan
point
(18%).
peningkatan sebanyak 24 point (50%).
Efektifitas: (P2 – P1) x 100 = 64% P2
Peer Group Education efektif diterapkan
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
dan dapat meningkatkan perilaku gizi anak
peningkatan perilaku gizi lebih baik pada
usia sekolah sebesar 64 %.
kelompok
kasus.
Pemberdayaan
teman
sebaya dalam memberikan edukasi sebaya di sekolah lebih praktis bagi anak usia sekolah,
4. PEMBAHASAN
dikarenakan kelompok sebaya memberikan Hasil penelitian secara keseluruhan pada kelompok kontrol dan kasus bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki, berumur 10 tahun kelas 6 SD, jumlah anggota keluarga 5 orang dengan pekerjaan orang tua sebagai
wiraswasta.
Hasil
pengaruh adopsi yang lebih kuat terhadap perilaku sehat anak. Edukasi sebaya lebih memberikan rasa aman dan nyaman pada anak dibandingkan edukasi yang diberikan oleh orang dewasa.
penelitian
didapatkan bahwa sebagian besar responden pada kelompok kontrol dan kasus berjenis kelamin
laki-laki.
Anak
usia
sekolah
berisiko terhadap masalah gizi karena dalam masa pertumbuhan yang pesat dengan
Penelitian membuktikan anak lebih aman menceritakan
masalahnya
ke
teman
sebayanya dibandingkan ke orang dewasa, dikarenakan orang dewasa sering tidak menghargai kerahasiaan masalah
yang
diceritakan anak (McDonald, et al., 2003).
berdampak langsung pada status gizi anak.
Hal ini juga didukung dengan penelitian
Hal ini didukung hasil penelitian Hayati
yang dilakukan oleh Garcia dan Zok (2003)
(2009)
edukasi sebaya tentang jenis makanan sehat
bahwa terdapat peningkatan perilaku anak
yang diberikan pada anak usia sekolah
usia
sangat bermanfaat, hal ini dapat dibuktikan
menentukan jajan sehat pada kelompok
dari keberhasilan program yang dapat dilihat
intervensi sesudah diberikan edukasi sebaya.
dari
banyaknya
permintaan
anak
usia
sekolah yang ingin ikut serta dalam kegiatan edukasi sebaya serta terjadi peningkatan keterampilan dalam menentukan makanan sehat
Efektifitas atau tingkat keberhasilan peer group education tentang gizi seimbang dapat dilihat dari proporsi keberhasilan dengan semakin baiknya perilaku gizi sesudah mengikuti peer goup education tentang gizi seimbang. Besarnya tingkat efektifitas peer goup education tentang gizi seimbang jika dibandingkan dengan belajar mandiri dengan menggunakan buku panduan gizi adalah 50 %. Hal ini berarti peer goup education tentang gizi seimbang dapat meningkatkan
perilaku
gizi
responden
sebesar 50%.
Transfer pengetahuan dari teman sebaya memberikan
adopsi
yang
kuat
dalam
perilaku gizi anak. Asupan makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan anak akan
di
Lhokseumawe
sekolah
yang
menunjukkan
signifikan
dalam
efektif
meningkatkan
perilaku
gizi
responden sebesar 64%.
5. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN: a. Karakteristik anak usia sekolah Hasil penelitian
secara
keseluruhan
pada
kelompok kontrol dan kasus bahwa sebagian besar responden adalah lakilaki, berumur 10 tahun kelas 6 SD, jumlah
anggota
keluarga
5
orang
dengan pekerjaan orang tua sebagai
SARAN a. Kerjasama Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan perlu ditingkatkan dalam pengelolaan UKS khususnya dalam merancang
program
gizi
berbasis
sekolah. Dinas Pendidikan terutama pihak sekolah perlu mengalokasikan waktu dan membimbing kegiatan peer
wiraswasta.
group education tentang gizi seimbang b. Ada perbedaan perilaku gizi sebelum dan
setelah
diberikan
modul
gizi
seimbang yang dipelajari siswa secara mandiri pada kelompok kontrol yaitu mengalami peningkatan sebanyak 8
dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah yaitu dokter kecil. Sedangkan Dinas Kesehatan perlu mengadakan pelatihan guru konselor agar dapat membimbing dan mensupervisi peer educator yang telah dilatih dalam pelaksanaan peer
point (18%).
group education. c. Ada perbedaan perilaku gizi sebelum dan setelah diberikan kegiatan Peer Group
Education
yaitu
mengalami
peningkatan sebanyak 24 point (50%).
b. Instansi pendidikan keperawatan dalam mengembangkan
digunakan untuk meningkatkan perilaku gizi yang baik pada anak usia sekolah dibandingkan anak belajar mandiri dari modul gizi.
Peer group education
ajar
keperawatan komunitas pada pokok bahasan
d. Peer group education lebih efektif
bahan
Usaha
Kesehatan
Sekolah
(UKS) perlu menambahkan materi dan ketrampilan tentang peer education. Selain itu peer group education dapat dijadikan salah satu strategi dalam mengubah perilaku gizi anak menjadi lebih baik
6. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dirjen DIKTI 2. Prof Wurlina Meles 3. Ketua STIKES dan Civitas Akademika STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto 4. My Family in Miji Mojokerto dan Depok
7. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Edisi ke 14. Jakarta: Rineka Cipta. Klein, B. (2009). The value of a peer-led nutrition education program for second graders addressing the importance of breakfast. Thesis .The Graduate Faculty of The University of Akron
Depkes RI.(2006). Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di puskesmas. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depkes RI. Jakarta. Ford, C. & Collier, G. (2006). How to use peer education for sustainability. Agustus 22.2011. http://www.tissues.com.au./slippery.pd f. Kurniasih, dkk. 2010. Sehat dan bugar berkat gizi seimbang. Jakarta: PT Gramedia. Edelman.C., & Mandle, C. 2010. Health promotion thoughout the life span. (7 th rd). St Louis. Missoury: Mosby.
Emmy, J.C., 2011. Determinations of undernutrition among school-age children (6-12 years) in Kawangware periurban slum, Nairobi province, Kenya. Februari 4. 2012. etdlibrary.ku.ac.ke/ir/handle/123456789/1 883. Fitriani, D. 2011. Pengaruh edukasi sebaya terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada aggregate anak usia sekolah yang berisiko kecacingan di Desa Baru Kecamatan Manggar Belitung Timur. Tesis: FIK UI Hayati, M. 2009. Pengaruh edukasi sebaya tentang jajanan sehat terhadap perilaku anak usia sekolah di Kota Lhokseumawe Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis: FIK UI Kementrian Kesehatan RI. 2011. Standar antropometri penilaian status gizi anak. Februari 14, 2011. http://gizi.net/kebijakangizi/download/buku-sk-antropometri2010.pdf sk menteri 2010 Khamis, T., Aldworth, J., Brown, C., 2009. Child to child trust: annual report 2009. Agustus 7. 2011. http://www.child-tochild.org/about/pdfs/AnnualReport200 9.pdf Sabri, L. & Hastono,S.P.2006. Statistik kesehatan. Edisi revisi, Jakarata; Rajawali Press. Stanhope & Lancaster. 2010. Community and public health nursing. The Mosby Year Book. St Louis