Efektifitas Ekstrak Alang-Alang dan Kirinyuh terhadap Pertumbuhan Gulma dan Pengaruhnya terhadap Tanaman Kedelai (Glicyne max merril L) Rahmawasiah Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan gulma dan pertumbuhan tanaman Kedelai (Glicyne max merril L) dengan berbagai ekstrak tanaman. Lokasi yang di lakukan penalitian adalah di BP3K Kecamatan Wara Kelurahan Temmaleba pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan yaitu dengan perlakuan P0 = kontrol (tanpa perlakuan), perlakuan P1 = Ekstrak daun Kirinyuh satu liter di campur kedalam lima liter air, perlakuan P2 = Ekstrak daun Alang-alang satu liter di campur kedalam lima liter air, dan perlakuan P3 = Ekstrak kombinasi keduanya (alangalang dan Kirinyuh) menjadi satu liter dicampur kedalam lima liter air. Pengamatan yang dilakukan 1 minggu setelah tanaman yang diamati setiap minggu yaitu dari minggu 1 sampai minggu ke-9 dengan mengamati tinggi dan jumlah daun tanaman kedelai dan pengambilan data gulma pada minggu ke-7 (umur 48 hari). Dimana tinggi tanaman tertinggi pada pengamatan terakhir yaitu terdapat pada p2 dengan rata-rata 41,32 cm, jumlah daun yaitu pada p3 dengan rata-rata 17,81 helai. Pada gulmanya kedelai yang tertekan yaitu jenis rumput Digitaria adscendes pada p2 dan Euphorbia prunifolia pada p3. Dari tingkat ke efisianan pengendalian gulma yaitu p2 dengan 25,39%. Kata kunci: kedelai, ekstrak daun kirinyuh, ekstrak daun alang-alang, gulma.
dalam skripsi Robi Saputra, 2012).
PENDAHULUAN Kedelai (Glycine max merril L) merupakan salah satu jenis bahan pangan penting di Indonesia. Kedelai dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
protein
nabati
untuk
mencukupi kebutuhan gizi manusia
Dalam
hal
mengakibatkan
bahan
baku
industri.
Menurut Cahyadi (2006) sekitar 35 45 % protein terkandung dalam biji kedelai, jumlah ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan protein yang terkandung
pada
jenis
kacang-
akan
Indonesia
kedelai
kebutuhan
nasional
terus
meningkat. Peningkatan ini seiring dengan jumlah penduduk Indonesia yang
terus
tahunnya, kedelai
bertambah sementara
nasional
setiap produksi
belum
mampu
memenuhi kebutuahan tersebut. BPS mencatat rata-rata konsumsi kedelai nasional mencapai 2,2 juta ton per
kedelai
kedelai berkisar 7 % - 8 %. Produktivitas kedelai nasional tahun 2011 hanya 1,4 ton/ha dengan luas panen 621 ribu hektar (Direktorat Tanaman
ketidakseimbangan
yang
pada
akhirnya
menyebabkan Indonesia melakukan impor kedelai. Salah rendahnya
satu
penyebab
produktivitas
kedelai
nasional adalah pada proses budidaya dengan adanya persaingan dalam memperebutkan
unsur
hara
dan
media tumbuh antara kedelai dengan gulma.
Penurunan
hasil
akibat
kedelai dapat mencapai 10 % – 50 % (Sastroutomo, 1990). Kedelai dan gulma bersaing dalam memanfaatkan air, hara, dan cahaya. Selain itu, keberadaan
Pangan,
2012
gulma
pada
lahan
budidaya juga dapat menjadi rumah inang sementara dari penyakit atau parasit tanaman pertanian sehingga dapat
mengurangi
kuantitas
dan
kualitas hasil pertanian. Saat ini banyak metode
tahun dengan kenaikan konsumsi
Jendral
saja
kompetisi gulma pada pertanaman
kacangan yang lainnya. Di
tentu
antara ketersediaan dan permintaan
dengan dikonsumsi langsung atau sebagai
ini
pengendalian gulma yang dilakukan oleh
petani,
biologi,
dan
yaitu
secara
kimiawi.
fisik, Namun
pengendalian gulma yang banyak dilakukan adalah secara kimiawi yaitu dengan menggunakan bahan-
bahan kimia atau herbisida sintetis.
jumlah dan kualitas panen tanaman
Penggunaan herbisida dapat dengan
(Inawati, 2000).
cepat mengatasi keberadaan gulma,
Alang-alang
merupakan
namun di sisi lain penggunaan
gulma pada tanaman kedelai. Alang-
herbisida
menerus
alang ini adalah jenis rumput tahunan
dampak
yang menyukai cahaya matahari,
negatif yang dapat membahayakan
dengan bagian yang mudah terbakar
lingkungan dan makhluk hidup. Air,
di atas tanah dan akar rimpang
tanah, dan udara dapat tercemar yang
(rhizome) yang menyebar luas di
pada
bawah permukaan tanah, yang sulit
yang
mengakibatkan
terus berbagai
akhirnya
dapat
merusak
ekosistem. Penggunaan yang tidak
di
sesuai
dapat
berkembang biak melalui biji dan
pada
akar
aturan
mengakibatkan
juga keracunan
basmi.
Alang-alang
rimpang,
namun
manusia. Gulma juga akan menjadi
pertumbuhannya
lebih
ternaungi. (Yoppi, 2011).
resisten
dan
ketahanan
hidupnya semakin meningkat yang pada
akhirnya
justru
akan
mempersulit pengendaliannya. Persaingan
yang
terhambat
Menurut (1990),
dapat
bila
Sastroutomo
alang-alang
(Imperata
cylindrica L.) yang masih hidup terjadi
mengeluarkan
senyawa
alelopati
antara tanaman dan gulma dalam
lewat organ dibawah tanah, jika
memperebutkan
unsur
hara
sudah mati baik organ yang berada di
mengakibatkan
kerugian
bagi
atas tanah maupun yang di bawah
itu
tanah sama-sama dapat melepaskan
tanaman
budidaya,
beberapa
spesies
menghasilkan
selain gulma
senyawa
juga
senyawa
alelopati.
Alang-alang
alelopati
(Imperata cylindrica L.) menyaingi
yang dapat merugikan pertumbuhan
tanaman lain dengan mengeluarkan
tanaman. Senyawa tersebut tidak
senyawa beracun dari akarnya dan
hanya
dari
menekan
pertumbuhan
pembusukan
bagian
tanaman budidaya, tetapi juga dapat
vegetatifnya.
menekan pertumbuhan jenis gulma
dikeluarkan dari bagian tersebut
lainnya serta mampu menurunkan
adalah senyawa
Senyawa
golongan tersebut
fenol.
yang
Dengan
alang-alang
mempunyai yang
kemampuan
lebih
hebat
bersaing
alelopati
ekstrak
daun
kirinyuh
sehingga
(Chromolaena odorata) dan salira
pertumbuhan tanaman pokok lebih
(Lantana
terhambat, dan hasilnya semakin
pertumbuhan gulma di perkebunan
menurun.
teh, menunjukkan bahwa ekstrak
Namun tidak hanya alangalang
saja
alelopati
yang
terhadap
namun
memiliki tanaman
tanaman
(Chromolaena
zat lain,
Kirinyu
odorata)
juga
camara)
terhadap
daun Chloromolaena odorata dapat menghambat pertumbuhan gulma di perkebunan kirinyuh
teh.
pada
Ekstrak
daun
konsentrasi
20%
maupun ekstrak daun salira mulai
memiliki dua sisi yang berbeda yaitu
konsentrasi
sebagai
penekanan yang lebih baik dan
pupuk
Komang
hijau.
Puspa
Menurut
Yanti
(2012)
10%
berbeda
menghasilkan
nyata
dibandingkan
pemberian ekstrak daun kirinyuh
perlakuan
herbisida
(Chromolaena
pembanding
maupun
tanaman
odorata)
pada
kacang tanah dengan
nyata
terhadap
penyiangan
mekanis.
konsentrasi 80 ml/1 liter air sangat berpengaruh
sintetis
Oleh karena itu penelitian ini mengacu
pada
percobaan
yang
pertumbuhan tanaman kacang tanah
menekan pertumbuhan gulma dengan
(Arachis hypogea) yang meliputi
mengunakan herbisida nabati, pada
pertambahan
pertanaman kedelai (Glycine max
luas
daun,
tinggi
tanaman dan jumlah daun. Selain
merril L). Seperti ekstrak tanaman
bermanfaat
sebagai
alang-alang (Imperata cylindraca L)
bahan untuk pupuk organik, ternyata
dan
Chromolaena
odorata).
odorata
juga
mengeluarkan alelopati yang apabila
tanaman
budidaya.
Sebaliknya potensi alelopati ini dapat dimanfaatkan gulma.
Hasil
sebagai
pengendali
penelitian
Darana
(2006) yang mempelajari aktivitas
(Chromolaena
Tujuan Penelitian
tidak dikelola dengan baik akan merugikan
kirinyuh
Tujuan dari penelitian ini adalah 1.
Mengetahui pemberian
pengaruh ekstrak
gulma
alang-alang(Imperata cylindraca
L)
dan
daun
kirinyuh
(Chromolaena
odorata)
terhadap
pertumbuhan
gulma
pengaruhnya
dan
terhadap
tanaman kedelai. 2.
Mengetahui
ekstrak alang-alang (Imperata L)
dan
daun
kirinyuh
(Chromolaena
odorata)
terhadap
pertumbuhan
tanaman
gulma
dan
kedelai
terhadap
tanaman
utama,
sehingga
dijadikan
sebagai
pemanfaatan agen hayati. 2. Sebagai ilmiah,
sumber
informasi
khususnya
tentang
pengaruh alelopati terhadap tanaman
budidaya
dan
gulmanya,
sehingga
dapat
pengaruhnya pada tanaman
meminimalisir
kedelai
pestisida
penggunaan
kimiawi,
sebagai
bentuk dari aplikasi back to
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu: 1. Memberikan
dan
pengaruhnya
dapat campuran
cylindraca
dorata) terhadap gulma pada
nature.
informasi
3. Dapat memberikan landasan
tentang
empiris pada pengembangan
pengaruh ekstrak alang-alang
penelitian selanjutnya yang
(Imperata cylindraca L) dan
lebih bermanfaat.
kepada
petani
daun kirinyuh (Chromolaena
BAHAN DAN METODE
minggunya, sebanyak 1
Lokasi Dan Waktu Penelitian
kg di larutkan dengan 5
Lokasi yang akan di lakukan
liter.
BP3K
P3= ekstrak rhizoma alang-
Kelurahan
alang sebanyak 500 gr di
Temmaleba pada bulan Mei sampai
campur dengan 500 gr
dengan Agustus 2013.
ekstrak daun kirinyuh di
Bahan dan Alat
campur jadi satu kedalam
penalitian
adalah
Kecamatan
di
Wara
Bahan
yang
di
gunakan
5 liter air.
adalah pupuk kandang/pupuk bokasi,
Pelaksanaan Percobaan
Rhizobium
Mempersiapkan lahan
sp.,
Soil
Neutralizer,
benih kedelai, air, rimpang alang-
Persiapan lahan penelitian di
alang, daun kirinyuh, kayu, dan tali
tempatkan di lahan pencontohan
rumput jepang (rapiah).
BP3K kecamata Wara. Selanjutnaya
Alat yang digunakan cangkul,
pembuatan bedengan dengan tanah di
parang, pisau, blender, saringan,
olah terlebih dahulu agar bisa lebih
meterran, botol aqua, gembor.
gembur. Selanjutnya kita membuat
Metode Percobaan
bedengan dengan ukuran 200 cm2 mengunakan
itmterdapat beberapa tanaman yang
rancangan acak kelompok (RAK)
akan di amati. Parit dibuat di antara
yang terdiri dari 4 perlakuan yang di
bedengan dengan lebar 20 cm untuk
ulang sebanyak 4 kali sehingga
saluran drainase, untuk menghindari
terdapat 16 unit percobaan.
tanaman terendam air. Bedengan jadi
Penelitian
ini
P0= (kontrol) tanpa perlakuan.
di lanjutkan dengan penyemprotan
P1=
Soil Neunturalizer dan pemberiaan
aplikasi
ekstrak
daun
kirinyuh
pada
gulma
pupuk kompos pada bedengan.
pada setiap minggunya,
Pengukuran tingkat keasaman
sebanyak 1 kg di campur
di tanah dengan mengambil sampel
dengan 5 liter air.
tanah. Tanah tersebut di kering
P2= aplikasi ekstrak rizoma alang-alang gulmanya
pada
kemudian di hancurkan, setelah itu
pada
diayak untuk diambil yang halusnya
setiap
kemudian dimasukan ke dalam air,
diaduk hingga rata dan di di diamkan
dengan pupuk organik yang telah
selama 15 menit atau sampai tanah
dibuat sendiri, seperti yang diatas.
tersebut mengendap. Selanjutnya di
Mempersiapkan benih
ambil air yang hanya bagian air yang
Sebelum
melakukan
jernih. Setelah terpisah selanjutnya di
penanaman benih terlebih dahulu
celupkan kertas
tersebut
melakukan seleksi benih dengan cara
selama 1 menit, lalu di cocokkan
melakukan perendaman di dalam air
pada warna ukur pH tanah.
untuk melakukan seleksi benih, jadi
lakmus
benih yang tengelam nantinya di
Pembuatan pupuk organik Pembuatan
organik
disini
gunakan
sebagai
bibit.
Setelah
dengan mengunakan kotoran ayam
melakukan seleksi benih. Selanjutnya
yang sudah kering di capur dengan
dilakukan
kapur dan pupuk urea. Persentase
dengan Rhizobium sp sesuai dosis
pencampuran yang digunakan 60 %
yang dianjurkan.
kotoran ayam, 5% kapur, 2 % pupuk
Penanaman
urea, dicampur jadi satu dengan mengunakan
Penanaman
di
benih
lakukan
Setelah
dengan cara tugal pada kedalaman
campuran
1,5-2 cm. perlubang diisi sebanyak
tersebut di diamkan selama 3 hari.
2-3 biji, dengan jarak tanam 35 x 35
Selanjunya di balik setiap harinya,
cm, sehingga satu petaknya terdapat
untuk menjaga suhu agar optimal.
25 tanaman .
Pemupukan
Membuat ekstrak
pencampuran
sekop.
pencampuran
selesai
Pemupukan sebelum
melakukan
di
lakukan
Rhizoma
alang-alang
penanaman,
(Imperata cylindrical L.), sebanyak 1
pupuk yang digunakan adalah pupuk
kg, cuci sampai bersih kemudian di
organik yang telah dibuat dengan
cacah dan selanjunya di belender
dosis pemupukan 5000 kg/ha atau 2
dengan diberikan air sebanyak 250
kg/m2. Setetelah itu bru melakukan
ml. Dari hasil belenderan sampai
penanaman.
halus. Di diamkan kedalam wadah
Pemupukan
susulan
yang tertutup rapat didiamkan selama
dilakukan pada tanaman kedelai
24 jam. Selanjutnya ekstrak tersebut
berumur 20-30 hari setelah tanam
diaplikasikan di gulma yang terdapat
pada tanaman kedelai. Demikian juga
dengan
pembuatan
Pengambilan Data Gulma
ekstrak
Dari
masing-masing
jenis
kirinyuh (Chrolomolaena odorata)
gulma yang tumbuh ditentukan Some
sama
Dominance
seperti
pembuatan
ekstrak
rhizome alang-alang. Untuk
Jumlah
pembuatan
ekstrak
kerapatan,
Ratio
atau
Nisbah
Dominan
(%)
melalui
frekuensi
kering
daun
cara
dilakukan setelah tanaman berumur
pembuatanya seperti diatas. Tetapi
35 hari setelah tanam. Pengamatan
bedanya banyaknya dari masing-
gulma
masing bahan yaitu rhizoma alang-
menggunakan
alang dan daun kirinyuh di ambil
melalui frame ukuran 0.5 m x 0.5 m.
sebanyak 500 gr dari masing-masing
Dengan cara di lempar pada setiap
bahan ekstrak.
ulangan dan di ambil sapelnya
Waktu pengaplikasian ekstrak
sebanyak 3 kali lemparan dengan
sama
Pengalikasian dari masingmasing ekstrak yang telah jadi di campur
kedalam
5
liter
mengunakan gembor. Pada saat, gulma mengalami pra tumbuh dan tumbuh,
sekali
di
setiap
aplikasikan,
seminggu sampai
tanaman mengalami pegisian buah polong. Pemeliharaan Pemeliharaan
di
lakukan
penyiraman dengan air secukupnya pada setiap pagi atau sore hari. Penjarangan/penyulaman
dilakukan
seminggu setelah tanam jika terdapat tanaman yang mati.
dilakukan
ukuran bedeng
metode
vegetasi
dengan kuadrat
perulangan 2x2
meter.
air
selanjutnya di aplikasikan dengan
pasca
Analisis
bobot
campuran rhizoma alang-alang dan kirinyuh
gulma.
dan
Nisbah Dominan/Some
Jumlah dominance
Ratio
(%) dapat dihitung dengan rumus (Tjitrosemito, 1999. Dalam Hidayati Mas’ud, 2009) sebagai berikut: Kerapatan nisbi + Frekuensi nisbi + Bbt kering nisbi 3 Kerapatan mutlak = Jumlah individu jenis dalam petak contoh Kerapatan mutlak suatu jenis x Kerapatan 100 nisbi = Jumlah % kerapatan mutlak semua jenis
Keterangan:
Frekuensi Mutlak =
Jumlah petak contoh yang berisi suatu jenis Jumlah semua petak contoh yang diambil
EPG = Efisiensi Pengendalian x 100 %
Gulma (%) BKG= Berat Kering Gulma Parameter Pengamatan 1) Mengamati jenis gulma yang tumbuh sebelum pengolahan
Frekuensi Nisbi =
Frekuensi mutlak suatu jenis Jumlah frekuensi mutlak semua jenis
tanah. x 100 %
2) Mengamati jenis gulma yang tumbuh sesudah pengolahan tanah. 3) Mengamati dan menghitung jenis
Bobot kering Bobot suatu jenis x kering 100 Bobot kering nisbi = % semua jenis
gulma
yang
tumbuh
setelah aplikasi dari masingmasing ekstrak tanaman alangalang (Imperata cylindrical L.) dan kirinyuh (Chrolomolaena
Efisiensi pengendalian gulma, dapat dihitung dengan rumus (Singh ea all., 1989. Dalam Hidayati
4) Mengukur tinggi tanaman kedelai pada setiap minggunya.
Mas’ud, 2009).
EPG =
odorata).
5) Menghitung masing-masing BKG controlBKG perlakuan BKG kontrol
x 100 %
jumlah daun tanaman setiap minggunya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis
Hasil Gulma (%)
berbagai ekstrak tanaman yang di gunakan
gulma
menekan pada
0,99
cyperus compressus
1,76
digitaria adscendes
1,27
Echinochloa colonum
4,96
cyperus iria
30,95
eleusine indica
7,43
Phyllanthus niruri
3,59
ludwigia hyssopifolia
12,39
alternanthera philoxeroides
12,18
borreria alata
2,22
fimbristylis miliacea
44,54
berdaun sempit
5,46
berdaun sempit
7,02
Euphorbia prunifolia
5,94 0,00
Ageratum conyzoides
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
0,56
cyperus compressus
1,99
digitaria adscendes
0,64
Echinochloa colonum
5,26
cyperus iria
P1 (Kirinyuh)
Dari
pertanaman kedelai.
gulma dengan menggunakan alat Ageratum conyzoides
gulma.
untuk
pertumbuhan
Hasil dari pengambilan data
P0 (tanpa perlakuan)
vegetasi
31,53
eleusine indica
7,81
Phyllanthus niruri
2,95
ludwigia hyssopifolia
11,29
alternanthera philoxeroides
14,83
borreria alata
0,91
fimbristylis miliacea
23,85
berdaun sempit
4,78
berdaun sempit
0,52
Euphorbia prunifolia
1,04 0,00
5,00
10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00
Ageratum conyzoides
0,74
cyperus compressus digitaria adscendes
3,05 0,00
Echinochloa colonum
1,00
P2 (alang-alang)
cyperus iria
27,62
eleusine indica
4,06
Phyllanthus niruri
4,58
ludwigia hyssopifolia
10,69
alternanthera philoxeroides
13,05
borreria alata
2,95
fimbristylis miliacea
12,84
berdaun sempit berdaun sempit
1,74 0,09
Euphorbia prunifolia
0,69 0,00
Ageratum conyzoides
P3 (kombinasi alang-alang dan kirinyuh)
cyperus compressus digitaria adscendes Echinochloa colonum
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
1,03 2,78 0,48 2,00
cyperus iria
38,21
eleusine indica
9,37
Phyllanthus niruri
4,20
ludwigia hyssopifolia
12,29
alternanthera philoxeroides borreria alata
8,76 1,53
fimbristylis miliacea
21,75
berdaun sempit
4,01
berdaun sempit
4,11
Euphorbia prunifolia
30,00
0,00 0,00 5,00 10,0015,0020,0025,0030,0035,0040,0045,00
Gambar 3. Diagram Nisbah Jumlah Dominan/Some dominance Ratio (SDR/NJR) gulma pada berbagai ekstrak alang-alang dan kirinyuh pada pertanaman kedelai. Diagram di atas menunjukan
alang-alang
(Imperata
cylindraca
gulma yang tertekan yaitu gulma
L.). Pada perlakuan 3 jenis gulma
Digitaria adscendes pada perlakuan
yang tertekan Euphorbia prunifolia
2 yang mengunakan ektrak tanaman
dengan perlakuan kombinasi dari
Efisiansi Pengendalian Gulma (%)
keduannya.
dalam
hasil
pengamatan
tingkat ke efisiansi pengendalian
Dalam gambar 3. Diatas tingkat ke
gulma dapat di lihat pada histogram
efisianan pengendalian gulma yang
gambar 4. Terlihat pada p2 yang
sangat efisian diantaranya adalah p2
efisiensi
dengan mengunakan ekstrak alang-
penekanan
gulmanya
sebesar 25,39%.
alang (Imperata cylindraca L.) yang efektif pengendaliannya.
EPG % 25,39
30,00 20,00
9,94
8,00
10,00 0,00 P1
P2
P3
Gambar 4. Diagram Rata-rata Efisiensi Pengendalian Gulma Pada ekstrak alangalang dan kirinyuh. Sidik ragam menunjukan bahwa
Berat Kering Gulma (gr) Hasil kering
pengamatan
gulma
pada
berat
perlakuan berbagai ekstrak tanaman
pertanaman
berpangaruh tidak nyata terhadap
kedelai serta tabel sidik ragamnya
berat kering gulma.
disajikan pada lampiran 2a dan 2b.
berat kering gulma
berat (gr)
200,00
176,16
162,06
158,64 131,43
150,00 100,00 50,00 0,00 p0
p1
p2
p3
perlakuan
Gambar 5. Diagram berat kering gulma pada pertanaman kedelai.
Diagram menunjukan ekstrak
tersebut
bahwa
L.)
pengamatan
berat gulma 176,16 (gr).
(Imperata
pada
berat
(tanpa perlakuan) dengan rata-rata
penggunaan
alang-alang
cylindraca
diatas
P2
kering
Tinggi Tanaman.
pada
Hasil
pengamatan
tinggi
gulma
tanaman pada minggu terakhir serta
dengan dosis 1 liter ekstrak di
tabel sidik ragamnya disajikan pada
campur dengan 5 liter air, berat
lampiran 10a dan 10b. Sidik ragam
gulma mencapai rata-rata 131,43 (gr)
menunjukan
paling rendah berat gulmanya, dan
berbagai
yang paling tinggi berat gulmanya
berpangaruh tidak nyata terhadap
adalah pada perlakuan P0 yaitu
tinggi tanaman kedelai.
bahwa ekstrak
perlakuan tanaman
tinggi tanaman kedelai minggu ke-8 tinggi (cm)
41,32 42,00 40,00 38,00 36,00 34,00 32,00
38,46
37,13
35,29
p0
p1
p2
p3
perlakuan
Gambar 6. Diagram tinggi tanaman kedelai minggu terakhir pada pengaruh terhadap ekstrak alang-alang dan kirinyuh. Diagram menunjukan ekstrak cylidraca
tersebut
bahwa
alang-alang L.)
pada
diatas
penggunaan (Imperata P2
pada
yaitu (tanpa perlakuan) dengan ratarata tinggi tanaman 35,29 (cm). Jumlah Daun. Hasil
pengamatan
jumlah
pengamatan terakhir dengan dosis 1
daun tanaman kedelai pada minggu
liter ekstrak di campur dengan 5 liter
terakhir serta tabel sidik ragamnya
air, tinggi tanaman mencapai rata-
disajikan pada lampiran 18a dan 18b.
rata 41,32 (cm), dan yang paling
Sidik ragam menunjukan bahwa
terendah adalah pada perlakuan P0
perlakuan berbagai ekstrak tanaman
berpangaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman kedelai.
jumlah daun minggu ke-8 17,81 17,11
daun (helai)
18,00 17,00
16,56
15,81
16,00 15,00 14,00 p0
p1
p2
p3
perlakuan
Gambar 7. Diagram jumlah daun kedelai minggu terakhir pada pengaruh terhadap ekstrak alang-alang dan kirinyuh. Diagram
tersebut
diatas
rata jumlah daun tanaman 15,81
menunjukan paling banyak jumlah
(cm).
daun bahwa penggunaan ekstrak
Berat Basah Polong Kedelai
kombinasi dari keduanya (alang-
Hasil pengamatan berat basah
alang dan kirinyuh) pada P3 pada
polong tanaman kedelai serta tabel
pengamatan terakhir dengan dosis 1
sidik
liter ekstrak di campur dengan 5 liter
lampiran 19a dan 19b. Sidik ragam
air, jumlah daun tanaman mencapai
menunjukan
rata-rata 17,81 (cm), dan yang paling
berbagai
terendah adalah pada perlakuan P0
berpangaruh tidak nyata terhadap
yaitu (tanpa perlakuan) dengan rata-
berat basah polong kedelai.
ragamnya
disajikan
bahwa ekstrak
pada
perlakuan tanaman
berat basah polong kedelai 199.23
berat (gr)
200 150 100
166,95
167.63
p2
p3
72.92
50 0 p0
p1 perlakuan
Gambar 8. Diagram berat basah polong kedelai pada pengaruh ekstrak alangalang dan kirinyuh.
Diagram
tersebut
diatas
rata berat basah polong kedelai
menunjukan paling berat basah pada
100,39 (gr).
penggunaan
Berat Polong Kering
ekstrak
kirinyuh
(Chromolaena odorata) pada P1
Hasil
pengamatan
berat
pada dengan dosis 1 liter ekstrak di
polong kering kedelai serta tabel
campur dengan 5 liter air, berat
sidik
polong basah kedelai mencapai rata-
lampiran 23a dan 23b. Sidik ragam
rata 199,23 (gr), dan yang paling
menunjukan
terendah adalah pada perlakuan P0
berbagai
yaitu (tanpa perlakuan) dengan rata-
berpangaruh tidak nyata terhadap
ragamnya
berat
disajikan
bahwa ekstrak
polong
pada
perlakuan tanaman
kering
kedelai
.
berat polong kering kedelai 67,94
berat (gr)
80,00 60,00 40,00
55,84
54,15
p2
p3
31,28
20,00 0,00 p0
p1 perlakuan
Gambar 9. Diagram berat polong kering kedelai pada pengaruh ekstrak alangalang dan kirinyuh. Diagram
diatas
dan yang paling terendah adalah
menunjukan berat polong kering
pada perlakuan P0 (tanpa perlakuan)
rata-rata tertinggi pada penggunaan
dengan rata-rata berat polong kedelai
ekstrak
rata-rata 31,28 (gr).
kirinyuh
tersebut
(Chromolaena
odorata) pada P1 pada dengan dosis
Jumlah Polong Kedelai.
1 liter ekstrak di campur dengan 5
Hasil
pengamatan
jumlah
liter air, dengan berat kering polong
polong tanaman kedelai serta tabel
kedelai mencapai rata-rata 67,94 (gr),
sidik
ragamnya
disajikan
pada
lampiran 20a dan 20b. Sidik ragam
berpangaruh tidak nyata terhadap
menunjukan
jumlah polong polong kedelai.
bahwa
berbagai
perlakuan
ekstrak
tanaman
jumlah polong kedelai 175,00
jumlah (polong)
200 150
168
166,25
100
100 50 0 p0
p1
p2
p3
perlakuan
Gambar 10. Diagram jumlah polong kering kedelai pada pengaruh ekstrak alangalang dan kirinyuh. Diagram
tersebut
diatas
Panjang Polong Kedelai.
menunjukan paling banyak jumlah
Hasil
pengamatan
panjang
polong pada penggunaan ekstrak
polong tanaman kedelai serta tabel
kirinyuh (Chromolaena odaorata)
sidik
pada P1 pada dengan dosis 1 liter
lampiran 21a dan 21b. Sidik ragam
ekstrak di campur dengan 5 liter air,
menunjukan
jumlah polong kedelai mencapai
berbagai
rata-rata 175 (polong), dan yang
berpangaruh tidak nyata terhadap
paling
panjang polong kedelai.
terendah
adalah
pada
perlakuan P0 yaitu (tanpa perlakuan) dengan rata-rata berat basah polong kedelai 100 (polong).
ragamnya
disajikan
bahwa ekstrak
pada
perlakuan tanaman
pjng (cm)
panjang polong kedelai 4,90 4,80 4,70 4,60 4,50 4,40
4,84 4,65
4,64 4,56
p0
p1
p2
p3
perlakuan
Gambar 11. Diagram panjang polong kedelai pada pengaruh ekstrak alang-alang dan kirinyuh. Diagram
tersebut
diatas
dengan rata-rata panjang polong
menunjukan paling panjang rata-rata
kedelai rata-rata 4.56 (cm).
polong pada penggunaan ekstrak
Berat Biji Kedelai
kirinyuh pada P1 pada dengan dosis
Hasil pengamatan berat biji
1 liter ekstrak di campur dengan 5
kedelai kering serta tabel sidik
liter air, panjang polong kedelai
ragamnya disajikan pada lampiran
mencapai rata-rata 4.84 (cm), dan
23a
yang paling terendah adalah pada
menunjukan
perlakuan P2 yaitu ekstrak alang-
berbagai
alang
berpangaruh tidak nyata terhadap
(Imperata
cylindraca
L.)
dan
23b.
Sidik
bahwa
ragam perlakuan
ekstrak
tanaman
berat biji kedelai kedelai kering.
berat (gr)
berat biji kedelai Diagram 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
34,53 17,54
tersebut
diatas
menunjukan berat biji kedelai ratarata 27,14 tertinggi 25,03 pada
penggunaan
ekstrak kirinyuh pada P1 pada dengan dosis 1 liter ekstrak di p0
p1
p2 dengan p3 campur 5 liter air, berat biji perlakuan
kedelai mencapai rata-rata 34,53 (gr),
Gambar 12. Diagram berat biji kedelai pada pengaruh ekstrak alang-alang dan kirinyuh.
dan yang paling terendah adalah
Alang-alang (Imperata cylindraca
pada perlakuan P0
tanpa
L.) yang masih hidup mengeluarkan
perlakuan dengan rata-rata berat biji
zat senyawa alelopati lewat organ
kedelai rata-rata 34,53 (gr).
dibawah tanah, jika sudah mati baik
Pembahasan
organ yang berada di atas tanah
yaitu
Berdasarkan hasil penelitian
maupun yang di bawah tanah sama-
pengaruh
sama dapat melepaskan senyawa
berbagai ekstrak tanaman. Dengan
alelopati. Senyawa yang di keluarkan
perlakuan
adalah
menunjukan
bahwa
P1
(ekstrak
tanaman
senyawa
golongan
fenol
kirinyuh (Chromolaena odorata) 1
(Sastroutomo, 1990). Menurut dari
liter di campur dengan 5 liter air), P2
hasil
(ekstrak
menunjukan
tanaman
alang-alang
penelitian
Darana
bahwa
(2006)
ektrak
daun
(Imperata cylindraca L.) 1 liter di
kirinyuh (Chrolomolaena odorata)
campur dengan 5 liter air), dan P3
dapat
(ekstrak kombinasi dari keduanya
gulma pada perkebunan teh. Mulsa
antara
segar
kirinyuh
(Chromolaena
menghambat
pertumbuhan
alang-alang
(Imperata
odorata) dan alang-alang (Imperata
cylindraca L.) yang di potong-potong
cylindraca L.) sebanyak 1 liter di
3-5 cm pada takaran 15-20 ton/ha di
campur
air).
tebar di pertanaman kedelai mampu
Berpengaruh tidak nyata tanaman
menekan populasi gulma termasuk
kedelai.
alang-alang-alang
Gulma
cylindraca
kedalam
5
liter
(Imperata
L.)
sendiri
serta
Pengamatan komposisi gulma
meningkatkan kadar air tanah dan
yang di tekan pertumbuhannya pada
hasil tananam (Zaini dan Lamid,
areal yang di aplikasikan ekstrak
1993)
tanaman. Yang ditekan jenis gulma
Haikal, 2000. Jadi jelas bahwa
digitaria adscendes pada perlakuan
perlakuan
P2 sedangkan Euphorbia prunnifolia
pengaruhnya
pada
gulma
perlakuan
P3.
Pada
P2
dalam
p2
skripsi
dan
p3
terhadap
Digitaria
Muhamad
itu
ada
penekanan
adscendes
dan
alang-alang
Euphorbia prunnifolia. Namun yang
L.),
yang
cenderung sangat menekan yaitu
banyak mengandung zat alelopati.
pada p2 dilihat pada gambar 4
mengunakan (Imperata
ektrak cylindraca
penghitungan berat kering gulma
rata-rata 41,42 cm, tapi dengan hasil
dengan
tidak nyata pada table sidik ragam
berat
terendah
diantara
perlakuan.
pada lampiran 9b. Namun pada
Dapat dilihat pada gambar 3.
pengamatan ke-2 sampai dengan
Tingkat ke efisianan pengendalian
pengamatan ke-6 rata-rata tertinggi
gulma pada p2 dengan dengan
yaitu p1, seperti yang terlampir pada
mengunakan
lampiran 3b sampai dengan lampiran
ekstrak
alang-alang
(Imperata cylindraca L.) yang efisien pengendaliannya
sekitar
6b.
25,36%.
Pengaplikasian
ekstrak
Namun tidak semua jenis gulma
dilakukan sampai dengan minggu ke-
yang bisa di kendalikannya seperti
4 sedangkan Pada minggu ke-5
gulma Cyperus iria yang tidak bisa
dilakukan
dikendaliakan. Diantara perlakuan
mengunakan pupuk NPK Phoska.
jenis gulma Cyperus iria yang sangat
Maka pada minggu ke-6 sampai
dominan
Namun
dengan minggu ke-8 p2 yang paling
dalam penghitungan data statistik
tinggi tanamannya, itu di karnakan
tidak berpengaruh nyata terhadap
gulma
tanaman utama, baik dari tinggi
cenderung lebih sedikit dari pada
tanaman, jumlah daun, dan hasil
perlakuan lainnya. Dengan adanya
panen kedelai.
gulma
pertumbuhanya.
Namun ada gulma yang dapat di
tekan
yang terdapat
yang
lebih
dengan
dalam p2
sedikit
dari
tanaman lainnya maka persaingan
yaitu
unsur hara pada tanaman menjadi
dan
lebih sedikit dari perlakuan lainya.
Ipomoea triloba L. yang tumbuh
Namun menurut penelitian hidayat,
sebelum
1994
gulma
pertumbuhannya
pemupukan
Centella
asiatica
melakukan
pengolahan
dalam
skripsi
Muhamad
tanah. Yang terdapat pada perlakuan
Haikal, 2000 menunjukan bahwa
p1,p2, dan p3.
media yang memberikan pengaruh
Tinggi Tanaman Kedelai
terbaik untuk pertumbuhan randu
Dalam pengamatan terakhir diagram yang paling tinggi pada P2 dengan perlakuan pemberian ekstrak tanaman alang-alang mencapai tinggi
(Ceiba pentandra) dengan media campuran tanah dan alang-alang dengan perbandingan 50%:50%.
Aplikasi mengunakan ektrak
pemberian dosis pupuk cair pada
alang-alang
untuk
menekan
setiap
pertumbuhan
gulma
memang
(Cromolaena odorata) menunjukkan
cederung berhasil, tapi terpengaruh
peningkatan jumlah daun yang nyata
terhadap
tanaman
terhadap tanaman selada. Jadi jelas
kedelai seperti pada minggu ke-5.
bahwa tanaman kiriyuh dan alang-
Tanaman
alang itu juga memiliki
pertumbuhan
pada
penekanan tingkat
p2
mengalami
pertumbuhan.
penekanan
namun
dalam
data
bahan
kompos
yang
yang
terhadap tinggi tanaman kedelai
tanaman
Dalam pengamatan terakhir jumlah daun yang paling banyak yaitu p3 dengan rata-rata 17,81 helai, yang mengunakan ekstrak kombinasi (alang-alang
dan
kirinyuh). Itu dikarnakan kandungan yang terdapat dalam kirinyuh, seperti yang dijelaskan oleh Komang Puspa Yanti
(2012)
pemberian
ektrak
kirinyuh pada kacang tanah dengan konsetarsi 80 ml/1 liter air sangat berpengaruh nyata pada pertambahan luas daun, dan jumlah daun. Menurut Rauf dan Ritonga (1998) Dalam skripsi Gusniwati, 2008 komposisi alang-alang bagian atas adalah 0,71 % N; 0,67 % P; 1,07 % K; 0,76 % Ca; 0,55 % Mg; 5,32 % Si.
Selanjutnya
Devani
Duaja
menurut (2012)
pupuk
dibutuhkan
oleh
sangat
dibutuhkan
terutama
pada
oleh banyak
daunnya.
Jumlah Daun Kedelai.
keduanya
Kirinyuh
tanaman kedelai seperti unsur NPK
statistik tidak berpengaruh nyata
dari
kompos
Made dengan
Berat basah dan kering polong kedelai. Dalam
pengamatan
berat
basah polong kedelai yang terberat p1 dengan rata-rata 199,23 (gr) pada berat basah dan pada berat kering 67,94 (gr), yang mengunakan ekstrak kirinyuh. Menurut Made Devani Duaja (2012) dalam Hasil selada tertinggi dicapai pada perlakuan bahan dasar kompos cair Kirinyuh (Cromolaena odorata) dengan dosis 15 ml. Hasil pelacakan interaksi menunjukkan
peningkatan
dosis
pupuk kompos cair dari 5 ke 15 ml memacu peningkatan hasil selada pada setiap taraf bahan kompos cair. Maka jelas dalam penelitian sebelumnya
kirinyuh
tersebut
berperan meningkatkan hasil. Karna
kirinyuh juga mengandung unsur
Jelas
dikatakan
hara K yang dibutuhkan oleh buah,
kirinyuh
seperti pada penelitian Hasnelly,
tersebut mengandung N, P, dan K
(2001) pemberian kirinyuh selain
yang
menyumbangkan memperbaiki dengan
N
sifat
kedelei beratnya,
kimia
tanah
berperan pada pertumbuhan benih,
kandungan
akar, bunga, dan buah. Dengan membaiknya
P1
struktur
sehingga daya serap nutrisi pun lebih
kering polong
baik (Anonim, 2010). Maka dalam
lebih
odorata)
tinggi
pembentukan polong unsur P juga
kirinyuh
berperan aktif. Baik dari jumlah
juga
polong mau pun panjang polong
mengandung unsur hara N, P dan K
kedelai.
yang dibutuhkan oleh buah atau
Berat Biji Kering
pengisian polongnya. Jumlah
Polong
perakaran
berat
dikarnakan
(Cromolaena
oleh
tanaman kedelai. Unsur P juga
perlakuan
cenderung
dibutuhkan
dapat
hara tanah seperti P, dan K.
basah dan berat
sangat
odorata)
juga
meningkatkan
Pada
(Cromolaena
bahwa
Berat biji yang paling berat
Dan
Panjang
adalah P1 dengan perlakuan ekstrak daun kirinyuh dengan berat mencapai
Polong Kedelai. Jumlah
polong
yang
34,53 (gr). Dikarnakan unsur yang
terbanyak denga rata-rata tertinggi
tekandung
175 polong dan panjang polong
kirinyuh yang cukup lengkap yang
dengan rata-rata 4,84 cm yaitu pada
dibutuhkan
perlakuan p1 dengan mengunakan
kedelai.
kirinyuh.
kirinyuh
berfungsi untuk menyusun 1-4 %
(Cromolaena odorata) mengandung
bahan kering (bagian keras) tanaman,
N, P, dan K. yang dibutuhkan dalam
seperti
pembentukan
(Anonim,2010).
Dikarnakan
polong.
dikatakan Made
Seperti
dalm
ekstrak
pembentukan
Seperti
batang,
unsur
kulit, Karna
N
dan
daun
biji yang
biji
kirinyuh
Devani Duaja
tersebut banyak mengandung unsur
(2012) dalam penelitiannya tanaman
N yang dalam pembentukan biji
selada dengan hasil tertinggi dengan
kedelai.
perlakuan
kompos
denga dosis 15 ml.
cair
kirinyuh
4. Pengunaan ekstrak kirinyuh pada
KESIMPULAN DAN SARAN
P1
Kesimpulan Berdasarkan
mengaruhi terhadap berat
analisis
basah polong (199,23 gr), berat
pada penelitian ini dapat dapat
kering polong (67,94 gr), jumlah
disimpulkan sebagai berikut :
polong (175 polong), panjang
1. Dalam
penghitungan
polong (4,84 cm) dan berat biji
jenis
kedelai (34,83 gr). Dikarnakan
hasil
jumlah
SDR/NJR
(%)
gulma
Digitaria adscendes pada p2 dan
tanaman
pada p3 Euphorbia prunifolia
mengandung pupuk hijau yang
tertekan
Dari
banyak mengandung unsur hara
Efisiensi
yang dibutuhkan oleh tanaman
pertumbuhanya.
perhitungan Pengendalian
Gulma
(EPG)
kirinyuh
banyak
kedelai seperti unsur N, P, K.
terdapat p2 dengan keefisianan
Saran Sebaiknya
25%. 2. Pengunakan ekstrak alang-alang 1
penelitian
lebih
dilakukan lanjut
terhadap
liter ekstrak/5 liter air memang
pengunaan ekstrak tanaman untuk
cenderung berhasil terlihat pada
menekan pertumbuhan gulma dengan
p2
terakhir
konsetrasi yang lebih tinggi dan pada
dengan rata-rata tinggi tanaman
gulma yang terdapat pada tanaman
41,32 cm. Persaingan unsur hara
jenis tahunan.
pada
pengamatan
Penelitian
itu lebih sedikit karna gulma cenderung
lebih
jarang
dari
ini
diharapkan
menjadi acuan penelitian selanjutnya, dan dapat menambah pengetahuan
perlakuan lainnya. 3. Penggunaan ekstrak kompinasi
dari
para
pembacanya
tentang
dari keduanya ( alang-alang dan
ekstrak tanaman sebagai menekan
kirinyuh)
pertumbuha
pada
memperlihatkan
perlakuan jumlah
p3 daun
terbanyak dengan rata-rata 17,81 helai.
Ektrak
kirinyuh
yang
mengandung pupuk hijau terhadap daun.
pengarunhnya kedelai.
gulma
dan
terhadap
tanaman
DAFTAR PUSATAKA Abidin, 2001. Uji Lima Konsentrasi dan Frekunsi Aplikasi Isoprothiolane Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max L. Merr.) Bogor (IPB) Anonim,
2012. Kirinyuh (Chromolaena odorata), Gulma dengan banyak potensi manfaat. Artikel Direktorat Jenderal Perkebunan. Di akses pada tanggal 9 maret 2013. Anonim, 2010. Pemanfaatan Gulma Kirinyuh Sebagai Sumber Nitrogen Dan Kalium Untuk Tanaman Cabai Di Kecamatan Rambatan. http://www.thedigilib.com/d oc/116207-pemanfaatangulma-kirinyuh-sebagaisumber-nitrogen-dankalium-untuk-tanamancabai-di-kecamatanrambatan#.UgnK4HIoPIU Darana, S. 2006. Aktivitas Alelopati Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) dan Salira (Lantana camara) terhadap Pertumbuhan Gulma di Perkebunan Teh. Jurnal Pusat Penelitian Teh dan Kina Volume 9 Nomor 1,2 Periode Bulan Januari – Agustus 2006. Dewi,
Murrinie, Endang, 2011, Pemanfaatan gulma Chromolaena odorata (l.) R.m. king and h. Robinson sebagai pupuk Organik dan biopestisida. Skripsi : Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus.
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, 2008, Tanaman unggulan. Jakarta. Duaja,
Made Devani, 2012. Pengaruh Bahan Dan Dosis Kompos Cair Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa sp.), Jambi.
Eprim, Yeheskiel Sah, 2006. Periode Kritis Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Terhadap Kompetisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam Di Lahan AlangAlang (Imperata cylindrica (L.)Beauv.). skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Gusniwati, 2008. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Dengan Pemberian Kompos Alang-Alang. Skripsi. Jambi Haekal, Muhamad, 2000. Respon pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap pemupukan N pada media tumbuh dengan kompos alang-alang dengan inokulasi Trichoderma viride. Bogor Hardiansyah, H., 2006. Pengujian Dosis Serbuk Daun Mindi Melia azedarach L. Dan Kirinyuh Chromolaena odorata (L.) King dan H.E. Robinson terhadap Populasi Nematoda Sista Kentang Globodera rostochiensis (Woll.) Behrens pada Tanaman Kentang di
Rumah Kaca. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. Hasnelly, 2001. Kontribusi Nitrogen Tanaman Kirinyuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Yang Dirunut Dengan 15N Hasyim, Ilma Bani. 2010. Artikel Jenis Herbisida (herbisida kontak dan herbisida sistemik) http://ilmalbanihasyim.blogs pot.com/2010/02/artikeljenis-herbisida.html. Sumatra Utara. di akses pada tanggal 14 April 2013. Hudzaifah,Abu,2008. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit Pada Kedelai http://abumutsanna.wordpre ss.com/2008/09/23/pengend alian-gulma-hama-danpenyakit-pada-kedelai/ ; di akses tanggal 9 April 2013.
Sebagai Pupuk Organik Dan Biopestisida. Penelitian Prawiradiputra, B.R., 2007. KiRinyuh (Chromolaena odorata (L.) R.M. King dan H. Robinson): Gulma Padang Rumput yang Merugikan. Wartazoa Vol. 17 No. 2 Tahun 2007. Saepurrohman, Ahmad, 2012. 5 Klasifikasi Gulma. Artikel. http://ahmadsaepurrohman. wordpress.com/2012/11/10/ 5-klasifikasi-gulma/ Saputra, Roby, 2012,Pemanfaatan biomasa teki (Cyperus rotundus L.) Untuk pengendalian gulma berdaun lebar pada pertanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Skripsi. Suprapto, H. 1998. Bertanam kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. Sofiati,
Nurul, dkk, 2011. Pengendalian Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Makalah. Diakses pada tanggal 27 April 2013. http://cophierastafaras.blogs pot.com/2012/05/pengendali an-gulma-pada-tanamankedelai.html
Teken,
Yulianto, 2012, Respon pertumbuhan tanaman kedelai (Glicyne max merril L) terhadap pemberian kompos kulit buah kakao. Skripsi
Wijaya,
F. 2001. Pemanfaatan Alelopati Pada Rimpang
Irwan, A. Wawan, 2006, Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Jatinagor. Izah,
Lailatul, 2009, Pengaruh Ekstrak Beberapa Jenis Gulma Terhadap Perkecambahan Biji Jagung (Zea Mays L.). Skripsi : Prongram Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Murrinie, Endang Dewi, 2011. Pemanfaatan Gulma Chromolaena odorata (L.) R.M. King And H. Robinson
Alang-alang Sebagai Herbisida Organik Pengendali Gulma Teki (Cyperus rotundus). Jurnal Penelitian Universitas Sumatra. Mas’ud, Hidayati, 2009. Komposisi Dan Efisiensi Pengendalian Gulma Pada Pertanaman Kedelai Dengan Penggunaan Bokashi. Sulawesi Tengah Yoppi, 2011. Laporan Biomassa. Artikel, diakses tgl 9 maret 2013. http://yoppi406.blogspot.co m/2011/02/laporanbiomassa.html