Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan Aplikasi Microsoft Access Dalam Pelaksanaan KIUP di RSUD SawahluntoTahun 2012 Oleh : Oktamianiza, Hendra Nusa Putra, Wellin Mayliza Dosen Jurusan Rekam Medis Apikes Dharma Landbaow Padang
ABSTRAK RSUD Sawahlunto belum menerapkan KIUP sehingga pelayanan menjadi tidak efisien terutama bagi pasien yang tidak membawa kartuberobat, untuk itu agar dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pasien maka RSUD Sawahlunto memerlukan KIUP untuk menunjang pelayanan pasien. KIUP berbasis komputerisasi ini diujicobakan pada pasien yang tidak membawa kartu berobat di RSUD Sawahlunto untuk mengetahui keefektifan KIUP tersebut, dan untuk melihat efesiensi dari KIUP berbasis computer ini dibagikan angket kepada seluruh petugas rekam medis yang di RSUD Sawahlunto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KIUP berbasis komputerisasi ini sudah valid (71.25%), dan dari segi efisiensi waktu KIUP sudah dapat mencarikan no rekam medis pasien secara cepat serta dari segi tenaga dan biaya KIUP ini sudah efisien (62.5%). Efektifitas dari KIUP ini (100%) sudah efektif dilihat dari kecocokan dan keseuaian nomor rekam medis yang dicari dengan berkas rekam medis milik pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, diharapkan KIUP dapat diterapkan di RSUD Sawahlunto agar dapat membantu pelayanan di rumah sakit khususnya bagi pasien yang tidak membawa kartu berobat . Kata kunci : rekam medis, KIUP, microsoft akses
ABSTRACT The used appliance is KIUP or Especial Card Index Patient. At RSUD Sawahlunto not yet applied KIUP so that service become not eficiens, especially to patient which d not bring card medicinize, for that can be improve passed to service patient hence RSUD Sawahlunto need KIUP to support service of patient. KIUP base on this computerization of tested by patient which do not bring card medicinize in RSUD Sawahlunto to know effectiveness of KIUP, and to see efesiensi of KIUP base on this computer alloted by enquette to entire/all officer of medical record which in RSUD Sawahlunto. Result of research indicate that KIUP base on this computerization have is valid ( 71.25%), and from time efficiency facet of KIUP have earned to look for medical record of patient quickly and also from energy facet and expense of KIUP this have is efficient ( 62.5%). Efektifitas of this KIUP ( 100%) have effective seen from compatible and according to of medical record number which searched with binding medical record property of patient. Pursuant to result of got research, to be expected by KIUP can be applied in RSUD Sawahlunto so can be assist service in hospital to patient which do not bring card medicinize.
Key words : Medical record, KIUP, Microsoft access
39
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
sedikit tentang data medis pasien. KIUP merupakan kunci untuk menemukan berkas rekam medis pasien. Kebijakan dapat dibuat oleh rumah sakit sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pelayanan untuk pasien. Khususnya dalam bidang pembuatan KIUP yang berbasis komputerisasi, agar lebih mempermudah dan mempercepat dalam melakukan pelayanan. Salah satu alat yang digunakan adalah komputer. Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Rekam medis pasien dapat dilakukan dengan melihat pada data dasar pasien yang tersimpan didalam suatu sistem yang ada dalam komputer di suatu rumah sakit yang telah menerapkan sistem komputerisasi. RSUD Sawahlunto adalah salah satu rumah sakit daerah yang ada di Sumatera Barat. RSUD Sawahlunto merupakan rumah sakit bertipe C, yang belum menggunakan KIUP secara optimal sehingga apabila pasien lupa dalam membawa kartu berobat, maka petugas akan kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan berkas rekam medis pasien tersebut. Di RSUD Sawahlunto rata-rata kunjungan pasien lama per harinya yaitu sekitar 150 orang pasien, dimana ada sekitar 20 orang pasien yang tidak membawa kartu berobat, sehingga pelayanan yang diberikan akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Awalnya RSUD Sawahlunto sudah menggunakan KIUP yang berbasis komputerisasi tetapi terdapat kerusakan pada sistem tersebut sehingga membuat KIUP berbasis komputerisasi ini tidak dapat digunakan lagi. Hal ini menyebabkan KIUP tidak diselenggarakan lagi di RSUD Sawahlunto baik yang manual maupun secara komputerisasi akibatnya pelayanan menjadi tidak efisien terutama bagi pasien yang tidak membawa kartu berobat, untuk itu agar dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pasien, RSUD
1. Latar Belakang Zaman sekarang adalah era informasi, dimana masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menambah pengetahuannya termasuk dalam bidang kesehatan. Rumah sakit sebagai penyedia informasi kesehatan bagi masyarakat harus bisa memberikan pelayanan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Rumah sakit merupakan tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter baik dirumah sakit maupun praktik pribadi, peran pencatatan rekam medis sangat penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan tersebut, dengan demikian ada ungkapan bahwa rekam medis adalah orang ketiga pada saat dokter menerima pasien. Hal tersebut dapat dipahami karena catatan demikian akan berguna untuk merekam keadaan pasien, hasil pemeriksaan serta tindakan pengobatan yang diberikan pada waktu itu. Rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para pelayanan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan ataupun gambar, dan belakangan ini dapat pula berupa rekaman elektronik, seperti komputer, mikrofilm, dan rekaman suara. Setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit akan mempunyai berkas rekam medis dan disimpan dalam rak khusus untuk menyimpan berkas. Untuk mempermudah dalam pencarian berkas rekam medis maka diperlukan suatu alat yang dapat membantu petugas dalam penghematan waktu dalam pencarian berkas. Alat tersebut adalah KIUP atau kartu induk utama pasien. KIUP adalah satu kartu katalog yang berisikan nama semua penderita yang pernah berobat ke rumah sakit. Informasi yang terkandung dalam KIUP adalah data sosial pasien dan
40
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
pemanfaatan waktu menggunakan dan tanpa menggunakan aplikasi, sedangkan efektifitas diukur berdasarkan kesesuan data secara dokumentasi dengan komputerisasi.
Sawahlunto membutuhkan KIUP secara komputerisasi, dengan adanya KIUP ini maka petugas akan lebih mudah dalam melayani pasien yang tidak membawa kartu berobat. Di rumah sakit ini sudah memiliki petugas tamatan DIII Rekam Medis dan petugas juga dapat menggunakan komputer dengan baik, selain itu sarana komputer yang akan digunakan sudah ada tetapi program yang akan dijadikan sebagai KIUP belum ada. Hal ini membuat input yang ada menjadi tidak bisa dimanfaatkan. Apabila input tersebut dapat dipenuhi maka pelayanan yang akan diberikan akan lebih baik dan lebih tepat waktu. Maka dari itu penulis berupaya untuk merancang suatu program dengan aplikasi Microsoft Access untuk terselenggaranya KIUP di RSUD Sawahlunto.
3. Hasil Penelitian 3.1 Pelayanan Pasien yang Tidak Membawa Kartu Berobat Saat ini Pasien yang berobat ke rumah sakit hendaknya membawa kartu berobat apabila pasien tersebut sudah pernah berobat atau mendapatkan pelayanan dirumah sakit tersebut. Hal ini bertujuan agar petugas dapat dengan mudah mendapatkan berkas rekam medis pasien tersebut, sehingga rekam medis pasien dapat diisi secara kronologis. Di RSUD Sawahlunto apabila ada pasien yang tidak membawa kartu berobat akan mendapat kesulitan, karna KIUP yang sedianya merupakan alat penunjuk letak rekam medis tidak diselenggarakan. Petugas akan membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan berkas rekam medis pasien, dan apabila berkas rekam medis pasien tersebut tidak ditemukan, maka petugas akan membuatkan lembar rekam medis sementara, dengan demikian kronologis penyakit pasien tidak didapatkan.
2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan (Researh and Development). Menurut Sugiyono (2010 : 407) penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan yang membuat suatu produk dalam sistem pelayanan pasien yaitu dengan mengembangkan KIUP berbasis komputerisasi dengan aplikasi Microsoft Access. Proses penelitian ini dimulai dari analisis pendahuluan, disain, evaluasi dan revisi. Sasaran penelitian adalah seluruh petugas rekam medis di RSUD Sawahlunto tahun 2012 dan pasien yang datang berobat dan tidak membawa kartu berobat. Cara pengumpulan data dengan melakukan validasi data, angket dan observasi. Kemudian dilakukan test (pengujian) terhadap rancangan yang dibangun. Efisiensi diukur berdasarkan
3.2 Tahap Perancangan Pendisaianan model KIUP ini dirancang pada komputer menggunakan perangkat Microsoft Access. Disain ini terdiri dari 3 menu utama yang terdiri dari KIUP, Pasien dan Selesai.
41
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
mengentrikan data-data pasien ke computer 3
Pasien
Berisikan daftar nama-nama pasien yang telah dientrikan dari form KIUP
4
Selesai
Keluar
5
Simpan
Tombol yang digunakan untuk menyimpan data setelah dientrikan
6
Tambah
Menambahkan data pasien baru ke komputer
7
Selanjutnya
Tombol untuk melihat data pasien berikutnya
8
Sebelumnya
Melihat kembali data pasien yang sebelumnya sudah dientrikan
9
Cari
Menemukan data pasien yang dibutuhkan
10
Hapus
Tombol menghapus data pasien apabila terjadi kesalahan
11
Cetak
Mencetak semua data pasien ke kertas
Gambar 2. Desain KIUP (Cover)
Gambar 3. Desain KIUP
Tabel 1. Susunan rancangan KIUP No. Sub Menu
Isi
1
Cover
Halaman pertama pada KIUP
2
KIUP
Berisikan form yang akan digunakan untuk
4. Evaluasi 4.1. Validasi KIUP Setelah KIUP dirancang, kemudian dilakukan tahap validasi yang dilakukan oleh kepala unit rekam medis untuk melihat kebutuhan dan ketepatan item-item yang ada pada rancangan KIUP tersebut. 42
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
dari uji efisiensi waktu tersebut dilihat bahwa dari 10 orang pasien yang tidak membawa kartu berobat (100%) dilayani dengan cepat, petugas yang menggunakan KIUP dapat menemukan nomor rekam medis lebih cepat dibandingkan dengan tanpa KIUP. Pengujian efesiensi tenaga dan biaya dilakukan dengan cara pemberian angket kepada seluruh petugas rekam medis yang ada pada RSUD Sawahlunto yang berjumlah 8 orang. Untuk melihat keefektifan dari program ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Pada rancangan ini fokus validasi adalah pada isi dan kebutuhan KIUP yaitu : Kesesuaian data ketika dicari sudah baik sehingga dapat memperkecil terjadinya kesalahan dalam memberikan status pasien, kemudahan bagi petugas dalam megoperasikan KIUP sudah baik, sehingga semua petugas dapat menggunakan KIUP ini dengan mudah. Pemakaiannya sudah dapat di gunakan dengan baik oleh petugas, ketepatan penggunaaan Microsoft Access sudah baik, sehingga perancangan KIUP dengan menggunakan Microsoft Access sudah cocok dalam program KIUP. Kesesuaian kebutuhan item-item data yang akan dientrikan sudah cukup baik sehingga semua kebutuhan tentang data sosial pasien sudah dapat ditemukan dalam KIUP ini. Kecepatan dalam pencarian data secara otomatis sudah cukup baik, sehingga bisa membantu petugas melayani pasien dengan cepat.
Tabel 1. Efisiensi Penggunaan KIUP di RSUD Sawahlunto Tahun 2012 Efisiensi
Berdasarkan hasil uji validasi, maka dapat disimpulkan bahwa rancangan KIUP yang telah didesain sudah valid dengan nilai skor 71.25%, sehingga sudah dapat di ujikan pada melayani pasien di tempat penerimaan pasien.
Frekuensi Persentase
Tidak Efisien
3
37.5%
Efisien
5
62.5%
Total
8
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa (62.5%) dari petugas yang mengisi angket tentang efesiensi program KIUP mengatakan bahwa KIUP tersebut sudah efesien dan dapat diterapkan. 4.3 Efektifitas Penggunaan Uji efektifitas, penulis melakukan uji coba terhadap pasien yang tidak membawa kartu berobat di RSUD Sawahlunto sebanyak 10 orang pasien. Hal ini dilakukan untuk melihat kecocokan data ketika dicari dengan berkas rekam medis pasien tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dapat dilihat bahwa (100%) data pasien yang dicari sudah sesuai atau cocok dengan berkas rekam medis pasien.
4.2. Efesiensi Penggunaan Efisiensi yang diuji adalah dari segi waktu, tenaga dan biaya, untuk efisiensi waktu diuji dengan dilakukan observasi terhadap petugas bagian penyimpanan yang melakukan pencarian terhadap nomor rekam medis pasien yang tidak membawa kartu berobat. Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan kecepatan waktu pencarian berkas rekam medis dengan menggunakan KIUP dan tanpa menggunakan KIUP. Berdasarkan hasil 43
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Berdasarkan hasil validasi rancangan KIUP diketahui bahwa rancangan yang telah dikembangkan termasuk dalam kriteria valid, ini menunjukan bahwa rancangan yang dikembangkan sudah dapat membantu petugas dalam melayani pasien khususnya pasien yang tidak membawa kartu berobat. Tahap perancangan KIUP berbasis komputerisasi ini dimulai dengan mendisain form KIUP dengan menggunakan Microsoft Acces yang fokus terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam pengentrian data nantinya. Berdasarkan uji validasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa rancangan KIUP berbasis komputerisasi ini sudah cukup valid. Item-item data yang disajikan dalam KIUP ini dibuat berdasarkan kebutuhan dari rumah sakit, sehingga kebutuhan data pasien dapat dilihat dari KIUP berbasis komputerisasi ini. Hasil penilaian dapat dinyatakan sebagai berikut : kesesuain data ketika dicari, kemudahan dalam pengoperasian KIUP, dapat digunakan dengan baik oleh petugas, kesesuaian penggunaan Microsoft Acces, kesesuaian kebutuhan item-item dalam pengentrian data.
RSUD Sawahlunto tidak menerapkan KIUP pada unit rekam medisnya, hal ini berdampak pada terganggunya proses pemberian pelayanan terhadap pasien, khususnya pada pasien yang tidak membawa kartu berobat. Awalnya rumah sakit ini sudah menerapkan KIUP berbasis komputerisasi, tetapi terdapat kerusakan pada sistem tersebut sehingga KIUP tersebut tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu penulis membuat suatu rancangan KIUP dengan menggunakan aplikasi Microsoft Access agar dapat terselenggaranya KIUP di RSUD Sawahlunto. KIUP ini diharapkan dapat membantu petugas dalam melayani pasien terutama bagi pasien yang tidak membawa kartu berobat, dengan demikian pasien dapat dilayani dengan cepat dan tepat. Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitasi, efektifitas dan efesiensi dari KIUP. 4.4 Validitas Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak (Sugiyono, 2010 : 414). Adapun kriteria valid adalah apakah itemitem yang ada pada rancangan KIUP berbasis komputerisasi ini sudah sesuai dengan kebtuhan dalam melayani pasien. Sebelum rancangan KIUP ini digunakan harus diadakan penilaian yang dilakukan oleh ahlinya (validator) dalam hal ini validator dari KIUP ini adalah petugas rekam medis di RSUD Sawahlunto untuk menetapkan tentang layak tidaknya rancangan KIUP ini diterpakan di rumah sakit tersebut sehingga KIUP ini dapat membantu petugas dalam pemberikan pelayanan rekam medis terhadap pasien.
4.5. Efesiensi Penggunaan Efisiensi adalah tepat atau sesuai dalam mengerjakan atau menghasilakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenega dan biaya, serta mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna dan tepat guna. Efesiensi penggunaan KIUP berbasis komputerisasi ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu aspek waktu, tenaga dan biaya. Pengujian efisiensi waktu dilakukan dengan cara observasi terhadap 44
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
service terhadap sarana dan prasarana dalam penerapan KIUP tersebut, dalah hal ini sarana dan prasarana tersebut adalah komputer yang dapat dilakukan oleh tekhnisi komputer. Efisiensi tenaga dapat juga dilihat dari jumlah petugas yang dibutuhkan dalam pencarian nomor rekam medis pasien yang tidak membawa kartu berobat, dengan menggunkan KIUP berbasis komputerisasi ini petugas yang dibutuhkan hanya 1 orang yang mengoperasikan komputer, sedangkan apabila pencarian nomor rekam medis pasien tanpa menggunakan KIUP agar menemukan nomor rekam medis yang sesuai sebaiknya diperlukan lebih banyak petugas agar waktu yang dibutuhkan waktu yang terlalu lama dalam pencarian nomor rekam medis pasien tersebut. KIUP berbasis komputerisasi ini hanya membutuhkan 1 orang saja dalam pencarian nomor rekam medis, sedangkan tanpa KIUP butuh beberapa orang petugas dalam melakukan pencarian nomor rekam medis pasien, dengan demikian KIUP berbasis komputerisasi ini sudah dapat dikatakan efeisien terhadap tenaga.
kecepatan petugas dalam mencarikan nomor rekam medis pasien yang tidak membawa kartu berobat, dalam hal ini dilakukan perbandingan antara petugas yang menggunakan KIUP berbasis komputerisasi dengan petugas tanpa menggunakan KIUP. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa pencarian nomor rekam medis pasien dengan menggunakan KIUP lebih cepat dibandingkan dengan tanpa menggunakan KIUP sama sekali. Pencarian nomor rekam medis pasien yang tidak membawa kartu berobat akan berdampak pada waktu pelayanan yang semakin lama pula, dengan demikian pasien akan terlambat dilayani baik dari pelayanan di bagian rekam medis maupun bagian poliklinik. Efsisinsi waktu yang diberikan oleh penerapan KIUP ini sudaha dapat membantu petugas dalam melakukan pelayanan yang cepat kepada pasien, sehingga tidak akan terjadi pemborosan waktu di unit rekam medis. Pengujian efisiensi dari aspek tenaga dan biaya dilakukan dengan cara memberikan angket kepada seluruh petugas rekam medis yang ada di RSUD Sawahlunto. Jumlah petugas yang mengisi angket ini adalah sebanyak 8 orang. Dari angket tersebut dapat dilihat bahwa KIUP sudah efisien, dimana KIUP sudah dapat membantu petugas dalam melakukan pelayanan khususnya dalam melayani pasien yang tidak membawa kartu berobat, selain itu dengan menggunakan KIUP berbasis komputerisasi ini dapat lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan KIUP manual karena dengan KIUP berbasis komputerisasi ini tidak diperlukan lagi biaya tambahan untuk mencetak KIUP manual. Dengan menggunakan KIUP berbasis komputerisasi ini hanya diperlukan
4.6 Efektifitas Penggunaan Efektifitas adalah suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas dari produk ini dapat dilihat dari kecocokan atau kesesuaian data ketika dicari. Dalam hal ini, untuk melihat kecocokan atau kesesuaian data ketika dicari dapat dilakukan tes terhadap 10 orang pasien yang berobat ke RSUD Sawahlunto dan tidak membawa kartu berobat. 45
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
KIUP ini diharapkan dapat membantu petugas dalam melayani pasien terutama bagi pasien yang tidak membawa kartu berobat, dengan demikian pasien dapat dilayani dengan cepat dan tepat. Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitasi, efektifitas dan efesiensi dari KIUP.
Hasil dari tes tersebut menunjukan bahwa data yang ada pada KIUP sudah sesuai atau cocok dengan data yang ada pada berkas rekam medis, sehingga kesalahan dalam pemberian berkas rekam medis sangat kecil. Berdasarkan tes yang dilakukan terhadap 10 orang pasien yang tidak membawa kartu berobat, maka didapatkan bahwa (100%) nomor rekam medis yang dicari sesuai dengan nomor rekam medis yang dimiliki oleh pasien itu sendiri. Hal ini sudah mengurangi dampak dari kesalahan dalam pemberian berkas rekam medis kepada pasien, sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam pengisian berkas rekam medis, dalam hal ini kesalahan dalam pengisian berkas rekam medis yang bukan milik pasien itu sendiri. KIUP berbasis komputerisasi ini sudah bisa memberikan data-data yang dibutuhkan petugas untuk melayani pasien di RSUD Sawahlunto, dengan demikian petugas dapat mencari berkas rekam medis secara tepat, sehingga kesalahan dalam pemberian berkas rekam medis dapat dikurangi.
5.1 Validitas Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak (Sugiyono, 2010 : 414). Adapun kriteria valid adalah apakah itemitem yang ada pada rancangan KIUP berbasis komputerisasi ini sudah sesuai dengan kebtuhan dalam melayani pasien. Sebelum rancangan KIUP ini digunakan harus diadakan penilaian yang dilakukan oleh ahlinya (validator) dalam hal ini validator dari KIUP ini adalah petugas rekam medis di RSUD Sawahlunto untuk menetapkan tentang layak tidaknya rancangan KIUP ini diterpakan di rumah sakit tersebut sehingga KIUP ini dapat membantu petugas dalam pemberikan pelayanan rekam medis terhadap pasien. Berdasarkan hasil validasi rancangan KIUP diketahui bahwa rancangan yang telah dikembangkan termasuk dalam kriteria valid, ini menunjukan bahwa rancangan yang dikembangkan sudah dapat membantu petugas dalam melayani pasien khususnya pasien yang tidak membawa kartu berobat. Tahap perancangan KIUP berbasis komputerisasi ini dimulai dengan mendisain form KIUP dengan menggunakan Microsoft Acces yang fokus terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam pengentrian data nantinya. Berdasarkan uji validasi yang dilakukan
5. Pembahasan RSUD Sawahlunto belum menerapkan KIUP pada unit rekam medisnya, hal ini berdampak pada terganggunya proses pemberian pelayanan terhadap pasien, khususnya pada pasien yang tidak membawa kartu berobat. Awalnya rumah sakit ini sudah menerapkan KIUP berbasis komputerisasi, tetapi terdapat kerusakan pada sistem tersebut sehingga KIUP tersebut tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu penulis membuat suatu rancangan KIUP dengan menggunakan aplikasi Microsoft Access agar dapat terselenggaranya KIUP di RSUD Sawahlunto. 46
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
terlambat dilayani baik dari pelayanan di bagian rekam medis maupun bagian poliklinik. Efsisinsi waktu yang diberikan oleh penerapan KIUP ini sudaha dapat membantu petugas dalam melakukan pelayanan yang cepat kepada pasien, sehingga tidak akan terjadi pemborosan waktu di unit rekam medis. Pengujian efisiensi dari aspek tenaga dan biaya dilakukan dengan cara memberikan angket kepada seluruh petugas rekam medis yang ada di RSUD Sawahlunto. Jumlah petugas yang mengisi angket ini adalah sebanyak 8 orang. Dari angket tersebut dapat dilihat bahwa KIUP sudah efisien, dimana KIUP sudah dapat membantu petugas dalam melakukan pelayanan khususnya dalam melayani pasien yang tidak membawa kartu berobat, selain itu dengan menggunakan KIUP berbasis komputerisasi ini dapat lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan KIUP manual karena dengan KIUP berbasis komputerisasi ini tidak diperlukan lagi biaya tambahan untuk mencetak KIUP manual. Dengan menggunakan KIUP berbasis komputerisasi ini hanya diperlukan service terhadap sarana dan prasarana dalam penerapan KIUP tersebut, dalah hal ini sarana dan prasarana tersebut adalah komputer yang dapat dilakukan oleh tekhnisi komputer. Efisiensi tenaga dapat juga dilihat dari jumlah petugas yang dibutuhkan dalam pencarian nomor rekam medis pasien yang tidak membawa kartu berobat, dengan menggunkan KIUP berbasis komputerisasi ini petugas yang dibutuhkan hanya 1 orang yang mengoperasikan komputer, sedangkan apabila pencarian nomor rekam medis pasien tanpa menggunakan KIUP agar menemukan nomor rekam medis yang
maka dapat disimpulkan bahwa rancangan KIUP berbasis komputerisasi ini sudah cukup valid. Item-item data yang disajikan dalam KIUP ini dibuat berdasarkan kebutuhan dari rumah sakit, sehingga kebutuhan data pasien dapat dilihat dari KIUP berbasis komputerisasi ini. Hasil penilaian dapat dinyatakan sebagai berikut : kesesuain data ketika dicari, kemudahan dalam pengoperasian KIUP, dapat digunakan dengan baik oleh petugas, kesesuaian penggunaan Microsoft Acces, kesesuaian kebutuhan item-item dalam pengentrian data. 5.2 Efesiensi Penggunaan Efisiensi adalah tepat atau sesuai dalam mengerjakan atau menghasilakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenega dan biaya, serta mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna dan tepat guna. Efesiensi penggunaan KIUP berbasis komputerisasi ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu aspek waktu, tenaga dan biaya. Pengujian efisiensi waktu dilakukan dengan cara observasi terhadap kecepatan petugas dalam mencarikan nomor rekam medis pasien yang tidak membawa kartu berobat, dalam hal ini dilakukan perbandingan antara petugas yang menggunakan KIUP berbasis komputerisasi dengan petugas tanpa menggunakan KIUP. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa pencarian nomor rekam medis pasien dengan menggunakan KIUP lebih cepat dibandingkan dengan tanpa menggunakan KIUP sama sekali. Pencarian nomor rekam medis pasien yang tidak membawa kartu berobat akan berdampak pada waktu pelayanan yang semakin lama pula, dengan demikian pasien akan 47
Vol.15 No.2. Agustus 2013
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
pengisian berkas rekam medis yang bukan milik pasien itu sendiri. KIUP berbasis komputerisasi ini sudah bisa memberikan data-data yang dibutuhkan petugas untuk melayani pasien di RSUD Sawahlunto, dengan demikian petugas dapat mencari berkas rekam medis secara tepat, sehingga kesalahan dalam pemberian berkas rekam medis dapat dikurangi.
sesuai sebaiknya diperlukan lebih banyak petugas agar waktu yang dibutuhkan waktu yang terlalu lama dalam pencarian nomor rekam medis pasien tersebut. KIUP berbasis komputerisasi ini hanya membutuhkan 1 orang saja dalam pencarian nomor rekam medis, sedangkan tanpa KIUP butuh beberapa orang petugas dalam melakukan pencarian nomor rekam medis pasien, dengan demikian KIUP berbasis komputerisasi ini sudah dapat dikatakan efeisien terhadap tenaga.
Daftar Pustaka Amir, Amri&Hanafiah, Jusuf, 2009.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. BukuKedokteran EGC, Jakarta
5.3 Efektifitas Penggunaan Efektifitas adalah suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas dari produk ini dapat dilihat dari kecocokan atau kesesuaian data ketika dicari. Dalam hal ini, untuk melihat kecocokan atau kesesuaian data ketika dicari dapat dilakukan tes terhadap 10 orang pasien yang berobat ke RSUD Sawahlunto dan tidak membawa kartu berobat. Hasil dari tes tersebut menunjukan bahwa data yang ada pada KIUP sudah sesuai atau cocok dengan data yang ada pada berkas rekam medis, sehingga kesalahan dalam pemberian berkas rekam medis sangat kecil. Berdasarkan tes yang dilakukan terhadap 10 orang pasien yang tidak membawa kartu berobat, maka didapatkan bahwa (100%) nomor rekam medis yang dicari sesuai dengan nomor rekam medis yang dimiliki oleh pasien itu sendiri. Hal ini sudah mengurangi dampak dari kesalahan dalam pemberian berkas rekam medis kepada pasien, sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam pengisian berkas rekam medis, dalam hal ini kesalahan dalam
Depkes RI, 2006. Pedoman Prosedur dan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit di Indonesia Revisi II. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, Jakarta. Hatta, Gemala R, 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.Universitas Indonesia, Jakarta. Notoadmojo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta Pratama, Bagus, 2004. Access 2003 Untuk Orang Awam.Maxicom. Bandung. Rustiyanto, Ery, 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
48