EFEK TEKANAN PERAN YANG DIMILIKI OLEH ORANGTUA TUNGGAL DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN KETIKA BERBELANJA BAHAN MAKANAN POKOK Penulis: Mohammad Andika Alfarisi
Program Studi Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
ABSTRAK Keluarga orangtua tunggal sudah menjadi salah satu bagian kehidupan sosial di Indonesia. Namun bagaimana dengan proses pengambilan keputusan mereka ? Tekanan peran menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini, sebab orangtua tunggal memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan ganda yang biasanya dilakukan oleh orangtua pada umumnya. Dalam penelitian ini proses pengambilan keputusan konsumen orangtua tunggal diaplikasikan dalam konteks kegiatan belanja bahan makanan pokok. Tekanan peran ditemukan memiliki pengaruh positif terhadap proses indetifikasi masalah konsumen dan pengaruh terhadap kegiatan belanja secara reaktif dan proaktif. Iklan secara positif mempengaruhi orangtua tunggal di Indonesia baik dalam belanja secara reaktif dan proaktif. Kata kunci: Proses pengambilan keputusan konsumen, orangtua tunggal, belanjan bahan makanan pokok
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
PENDAHULUAN Orangtua Tunggal atau yang sering dikenal dengan single parent merupakan sebuah status dimana seseorang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah dan ibu) seorang diri, karena kehilangan/ terpisah dengan pasangannya, hal tersebut boleh dikatakan sangat memprihatinkan apalagi terhadap pengaruh perkembangan seorang anak dimana anak tersebut memiliki sebuah kekurangan dalam kualitas pengasuhan dari kedua orangtuanya. US Bureau of the census (2001) mendefinisikan bahwa orangtua tunggal adalah satu orangtua yang berada pada satu rumah tangga yang disebabkan oleh perceraian, perpisahan karena kematian, atau bahkan belum menikah namun telah memiliki anak di luar nikah (Thiagarajan, Ponder, E.Lueg, Worthy,D.Taylor, 2009). Duval dan Hill (1946) mengatakan bahwa keluarga merupakan sebuah sistem independen, oleh karena adanya perubahan peran tersebut maka terjadi pula perubahan posisi peran dalam sebuah keluarga terutama orangtua tunggal. Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat. Menurut data yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung bahwa dalam kurun waktu di tahun 2010 ada 285.184 perkara yang berakhir dengan perceraian angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak 5 tahun terakhir. Dari data Ditjen Badilag 2010, Kasus tersebut dibagi menjadi beberapa aspek yang menjadi pemicu munculnya perceraian. Misalnya, ada 10.029 kasus perceraian yang dipicu masalah cemburu. Kemudian, ada 67.891 kasus perceraian dipicu masalah ekonomi. Sedangkan perceraian karena masalah ketidakharmonisan dalam rumah tangga mencapai 91.841 perkara, (Saputra, Andi. “ Tingkat Perceraian di Indonesia Meningkat”. Detik
News
4
Agustus
2011.
20
Juli
2012
2011/08/04/124446/1696402/10/tingkat-perceraian-di-indonesia-meningkat>).
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Mark Cammack (1950) angka perceraian di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tergolong yang paling tinggi di dunia. Pada dekade itu, dari 100 perkawinan, 50 di antaranya berakhir dengan perceraian (Bangdepan.”Inilah Penyebab Perceraian Tertinggi di
Indonesia”.
Kompasiana
1
September
2011.
20
Juli
2012
). Berikut adalah beberapa kesimpulan yang diambil bahwa tren perceraian di Indonesia meningkat dari tahun ketahun, dari dua juta pernikahan tiap tahunnya, terdapat dua ratus ribu yang bercerai. Masalah ekonomi (suami tidak bisa menafkahi) adalah nomor satu
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
penyebab perceraian, kemudian ketidak harmonisan pribadi, perselingkuhan, dan sebesar 70 % yang menggugat cerai adalah Istri. Sebuah investigasi menjelaskan bahwa permasalahan yang dirasakan oleh single parent dalam perilaku pembelian bahan makanan pokok sangatlah penting bagi keberlangsungan sebuah rumah tangga walaupun tidak lengkapnya anggota keluarga (tidak mengenai tuntutan atau tekanan peran memiliki suami atau istri), (Celuch dan Showers,1991). Role Strain atau tekanan peran didefinisikan sebagai kesulitan dalam memenuhi peran. Di setiap rumah tangga tentunya memiliki tingkatan tekanan peran yang berbeda-beda, salah satunya yakni orangtua tunggal yang harus berperan ganda baik sebagai ibu dan bapak sekaligus sebagai orang yang memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan. Dalam menentukan keputusan pembelian bahan makanan pokok pada umumnya sebuah rumah tangga pastinya akan memiliki sebuah keputusan yang diambil dari dua pendapat yang berbeda baik oleh seorang Suami dan Istri, namun dengan tidak utuhnya sebuah rumah tangga keputusan konsumen dalam membeli bahan makanan pokok kemungkinan akan memiliki sebuah pola keputusan yang berbeda. Misalkan saja saat proses Problem recognition konsumen akan menentukan akibat dari tekanan peran yang dirasa akan menentukan juga gaya berbelanja konsumen, baik actual shopping style maupun ideal shopping, kemudian setelah Problem recognition biasanya konsumen akan mencari informasi produk dan mengevaluasi alternatif bisa terpengaruh akan pengalaman masa lalu atau bahkan terkena pengaruh dari iklan, dan pada proses terakhir bagaimana perilaku pembelian dari konsumen single parent, reactive shopping ataukah proactive shopping (Thiagarajan, Ponder, E.Lueg, Worthy,D.Taylor, 2009).
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi prduk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya (Schifman dan Kanuk, 2000). Kemudian Perilaku konsumen juga dapat diartikan bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang-barang, jasa, ide, dan pengalaman (Kotler dan Keller,2008). Menurut Schiffman dan Kanuk (2004) pengertian perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya. 2.2. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Membeli Proses pengambilan Keputusan Konsumen terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian (Kotler dan Armstrong, 2004). Dalam hal ini sangat jelas bahwa proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pada gambar 2.1 menjelaskan bahwa dalam tiap pembelian, konsumen melalui lima tahap tersebut, namun pada pembelian yang rutin seperti bahan makanan pokok, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap tersebut.
Gambar 2.1 Model Proses Pengambilan Keputusan Konsumen (Kotler dan Armstrong, 2004)
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
2.3 Teori Role Strain Teori Role Strain menjelaskan bahwa mengatur peran ganda yang menggabungkan antara kepentingan peran di kantor dan peran di dalam keluarga merupakan sumber dari tekanan atau paksaan dalam peran (Voydan-off,1987,1988). Sebagai contoh sebuah pekerjaan memerlukan kemampuan seseorang untuk mampu memenuhi dan bertanggungjawab dalam pekerjaannya namun
secara
bersamaan
juga
harus
mampu
menjalani
peran
sebagai
seorang
suami/bapak,istri/ibu. Yang menjadi pembahasan utama dalam teori tekanan peran adalah bagaimana menjalani peran ganda yang menyebabkan adanya sebuah tekanan atau paksaan dalam peran seseorang dan bagaimana orang tersebut merespon komitmen tersebut (Joag et al., 1991; Reilly,1982). Tekanan peran yang dirasakan oleh setiap orang yang melakukan peran baik sebagai seseorang
yang
bertanggungjawab
dalam
pekerjaan
dan
menjalani
peran
sebagai
penanggungjawab dalam keluarga, dan hal ini sangat dianggap sebagai hal kritis dirasakan oleh orangtua tunggal yang berperan ganda. Kebanyakan orangtua tunggal mengalami tingkat stress yang signifikan saat membesarkan anak mereka karena harus melakukannya tanpa didampingi pasangan mereka (Hawkins et al.,2004). Weiss (1979) menemukan bahwa meskipun orangtua tunggal mengatur kehidupan mereka, tetapi mereka juga menganggap bahwa hidup mereka merupakan sebuah beban. Maka tuntutan/paksaan peran sangat dilihat sebagai permasalahan yang signifikan dalam rumah tangga orangtua tunggal. Yang harus dilihat disini bahwa tekanan peran yang dimiliki oleh orangtua tunggal sangat besar dibandingkan oleh orangtua yang masih dalam formasi utuh dan membagi peran mereka secara adil, namun walaupun ketika formasi orangtua masih dalam kondisi utuh dan peran yang dijalani keduanya tidak adil, maka tekanan peran antara orangtua tunggal dan orangtua utuh dapat dikatakan sama (Thiagarajan, Ponder, E.Lueg, Worthy, D.Taylor, 2009). Saat tekanan peran ganda yang akan dijalani seseorang melebihi kemampuannya, maka orang tersebut tidak akan mampu menjalani tiap peran dengan sejajar/adil (Thiagarajan et al.,2005). Konsekuensi dari tekanan ini langsung berpengaruh kepada pola konsumsi orangtua tungal seperti mengatasi kondisi suasana hati dan pemecahan permasalahan, dan pada akhirnya hal ini mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi, mulai dari pemilihan pembelian hingga evaluasi paska pembelian (Fellerman dan Debevec, 1992).
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Ambiguitas peran adalah situasi dimana ekspektasi peran yang tidak jelas dan dapat menghasilkan tekanan dalam pikiran (Jones, 1993). Salah satu contoh ambiguitas peran adalah ketika seseorang menyediakan atau menyiapkan makanan untuk keluarga, dimana terdapat dua kegiatan beruntun yang harus dilakukan yaitu belanja bahan makanan dan memasaknya, namun ketika keterbatasan waktu dan tenaga terjadi dimana tekanan fisik dan pikiran mempengaruhi orangtua tunggal dalam proses pembelian bahan makanan pokok (Thiagarajan, Ponder, E.Lueg, Worthy,D.Taylor, 2009). Dengan adanya hal tersebut mengakibatkan orangtua tunggal membeli masakan yang sudah jadi dan memilih restoran siap saji sebagai tempat untuk makan bersama keluarga sebagai sebuah cara bagi mereka untuk menghemat waktu dan tenaga (Hawkins et al., 2004). Namun hal ini sangat disayangkan sebab berujung pada kelemahan dan kesalahan dalam memilih bahan makanan pokok yang baik dan berkualitas untuk keluarga. 1.4.1 Ideal State Shopping Style Ideal state dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan tertentu yang diinginkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya (Hoyer, Wayne.D, Deborah J, 2009). Ideal state juga dapat dijadikan konsumen sebagai tujuan masa depan dari hasil penggunaan sebuah produk atau jasa, misalkan konsumen menggunakan mobil merek tertentu dengan tujuan agar dapat diterima di kehidupan sosialnya (Hoyer, Wayne.D, Deborah J, 2009). Menurut Bruner (1986) perubahan
status ideal konsumen mengenai konsumsi
diakibatkan oleh adanya perubahan kebutuhan yang baru, biasanya terjadi dalam perubahan tingkatan siklus keluarga, kemudian perubahan mengenai keinginan yang baru, adanya kesempatan produk/jasa baru yang dibuat oleh pemasar, dan pembelian produk/jasa yang menimbulkan adanya pengenalan masalah baru. Pengenalan masalah (problem recognition) yang dilakukan konsumen dan dipicu oleh adanya status ideal seorang konsumen mengakibatkan konsumen melakukan cara berbelanja dengan ideal (Bruner, 1986). Banyak masukan dari seorang pemasar yang bertujuan untuk mempengaruhi status ideal seorang konsumen, namun hal tersebut juga dapat membuat seorang konsumen merasakan ketidakpuasan atas situasi yang sekarang dihadapinya (Thiagarajan, Ponder, E.Lueg, Worthy, D.Taylor, 2009).
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
2.4.2 Actual State Shopping Style A ctual state diartikan sebagai suatu situasi nyata yang dihadapi konsumen pada saat ini (Hoyer, Wayne.D, Deborah J, 2009). A ctual state dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terkadang faktor ini termasuk faktor yang sederhana seperti kehabisan stok produk, produk yang tidak berfungsi dengan baik, bahkan keperluan mendadak untuk memperbaiki produk yang rusak. A ctual state shopping style juga dapat diartikan sebagai cara berbelanja yang dilakukan konsumen dengan menyesuaikan dengan kondisi saat ini yang dihadapi konsumen dengan mendapatkan
keuntungan
atau
manfaat
dari
produk
atau
jasa
yangdikonsumsi(http://www.atomicdogpublishing.com/pdf/lind_1426637012_ch02.pdf,2008). Wilkie (1986) menyatakan bahwa perubahan persepsi konsumen mengenai berbelanja secara aktual terjadi oleh adanya pengkonsumsian persediaan bahan makanan secara berlebihan, ketidakpuasan konsumen dengan persediaan yang masih ada, kemudian adanya permasalahan finansial yang menyebabkan pengurangan pembelian atau kondisi finansial yang meningkat dan menyebabkan konsumen berbelanja secara ideal. 2.5.1 Pengaruh Pengalaman Masa Lalu (Influences of Past Experiences) Pencarian informasi internal yang didapatkan melalui pengalaman dalam
bentuk
autobioraphical pada konsumen yang sangat spesifik sehingga memiliki pengaruh kepada konsumen tersebut. Konsumen yang memiliki pengalaman baik terhadap suatu produk atau jasa seringkali akan lebih mudah mengingat kembali mengenai pengalaman tersebut ketika konsumen akan membeli sebuah produk yang memiliki kemiripan. Konsumen yang seringkali menggunakan pengalaman masa lalunya untuk membeli sebuah produk atau jasa akan menjadikan kegiatan berbelanja sebagai suatu rutinitas yang bertujuan untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kegiatan berbelanja ( Jastran et al., 2009) Pencarian informasi yang berasal dari diri konsumen didefinisikan sebagai motivasi pengetahuan yang disimpan di dalam memori dan bisa berupa pengalaman dari masa lalu, sedangkan pencarian informasi eksternal didefinisikan sebagai sebuah kumpulan dari informasi yang didapat dari lingkungan konsumen (Engel et al., 1995). Pencarian informasi dapat menjadi hal yang kompleks dan memakan waktu bagi seorang konsumen, seperti produk yang membutuhkan keputusan pembelian yang lama misalkan mobil, rumah, dan produk dengan inovasi teknologi (Fast et al., 2003). Namun produk seperti bahan makanan pokok bisa jadi tidak
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
membutuhkan pencarian informasi yang kompleks, karena harga produk untuk bahan makanan pokok tergolong rendah dan resiko konsumen karena membeli produk yang memiliki kualitas buruk sama rendahnya (Dickson dan Sawyer, 1990). 2.5.2. Pengaruh dari Iklan (Influences of Advertising) Iklan merupakan salah satu alat pemasaran yang paling sering digunakan dalam promotion mix. Dalam artinya menurut teori iklan didefinisikan sebagai segala bentuk komunikasi nonpersonal dibayar tentang sebuah organisasi, produk, jasa atau ide oleh sponsor yang diketahui. Aspek dibayar dari definisi ini mencerminkan fakta bahwa waktu dan ruang untuk pesan sebuah iklan pada umum harus dibeli (Belch & Belch, 2003). Iklan dapat dilakukan di berbagai media cetak dan elektronik, seperti majalah, koran, tabloid, buku, televisi, radio, internet, dan bahkan media luar ruang berupa billboard. Dalam mencari informasi mengenai bahan makanan pokok, konsumen melihat informasi-informasi dari berbagai macam sumber seperti iklan televisi, poster, pamflet, dan informasi nutrisi dari kemasan produk (Feick et al., 1986). Dalam rumah tangga orangtua tunggal, pencarian informasi mengenai produk yang berasal dari eksternal menjadi berkurang karena adanya tuntutan ganda yang dijalani oleh orangtua tunggal baik sebagai pekerja dan peran sebagai kepala rumah tangga. Schaninger dan Allen (1981) menemukan bahwa terdapat perbedaan antara seorang istri yang memiliki kesibukan dalam pekerjaan kantor maupun yang hanya sebagai ibu rumah tangga, dimana istri yang memiliki pekerjaan jarang sekali menjadikan iklan mengenai bahan makanan pokok sebagai acuan dalam berbelanja, kemudian tidak memerhatikan secara seksama isi iklan, dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang masih memerhatikan iklan sebagai acuan dalam berbelanja. 2.6.1. Reactive Shopping Reactive shopping merupakan sebuah kondisi dimana konsumen melakukan kegiatan belanja secara spontan dan tidak direncanakan. Ketika konsumen akan melakukan kegiatan belanja biasanya konsumen memiliki pengetahuan mengenai toko dan memiliki waktu untuk berbelanja yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja (Park et al., 1989). Konsumen yang tidak memiliki informasi mengenai toko dan memiliki tekanan waktu, sehingga yang dibutuhkan konsumen adalah kecepatan dan kemudahan dalam mencari produk makanan. Dengan adanya tekanan baik dari segi waktu dan tidak adanya info mengenai toko mengakibatkan konsumen frustasi karena tidak mendapatkan produk yang dibutuhkan sehingga
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
membuat konsumen berbelanja secara reaktif. Konsumen wanita cenderung merasakan bahwa mereka tidak dapat mengontrol waktu mereka, dengan demikian untuk menyiapkan kebutuhan makanan untuk keluarga seringkali mendadak (Jabs et al., 2007). Wanita yang memiliki pekerjaan selain pekerjaan di rumah memiliki perencanaan yang buruk, keterbatasan waktu yang mengakibatkan pemilihan bahan makanan untuk keluarga yang kurang baik (William et al., 2010) Kondisi dimana seorang konsumen tidak merencanakan dalam kegiatan berbelanja dapat mengakibatkan pembelian yang impulsif. Pembelian secara impulsif terjadi saat konsumen berada pada kondisi yang memerlukan sebuah keputusan secara mendadak dan seringkali hal tersebut sangat sering dilakukan (Dennis W.Rook, 1987). Saat pembelian yang tidak direncanakan terjadi, seorang konsumen akan merasakan bahwa pembelian yang impulsif akan mempengaruhi konsumen untuk tidak melakukan kebiasaan pembelian yang biasa dilakukan konsumen (Dennis W.Rook, 1987). Pembelian yang tidak direncanakan/reaktif dapat mengakibatkan pembelian impulsif menjadi lebih menggunakan emosi dibandingkan rasional.Hal ini dapat dipersepsikan sebagai suatu perilaku yang buruk bagi konsumen, dan pada akhirnya konsumen tidak akan dapat mengontrol keinginannya untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan dibandingkan dengan kegiatan berbelanja yang terencana (Dennis W.Rook, 1987). 2.6.2. Proactive Shopping Konsumen yang memiliki informasi mengenai sebuah toko dan memiliki waktu lebih untuk berbelanja kemungkinan akan membandingkan merek produk, mencoba produk baru, dan menentukan berapa banyak produk yang akan dibeli (Park et al., 1989). Dengan Merencanakan bahan makanan apakah yang akan dibeli sebelum melakukan perjalanan untuk belanja bahan makanan pokok memiliki beberapa keuntungan, seperti dapat menghemat anggaran belanja, kemudian dapat membeli bahan makanan yang mengandung nutrisi baik karena dapat membandingkan terlebih dahulu. Kenikmatan dalam berbelanja, sensitivitas terhadap harga, dan kemampuan dalam mengatur waktu untuk berbelanja merupakan beberapa karakteristik yang menyebabkan seseorang berbelanja dengan persiapan/proactive shopping (Marmorstein et al., 1992). 2.7. Teori Single Parents Orangtua tunggal diartikan sebagai sebuah keluarga dengan satu orangtua, atau lone-
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
parent orangtua (Shirley M. H. Hanson dan Michael J. Sporakowski, 1986). Sebenarnya tidak ada terminilogi yang pasti untuk mengartikan single parent secara jelas, namun jika melihat artian dari orangtua tunggal sebagai keluarga dengan satu orangtua, ini memiliki makna bahwa sebuah keluarga hanya memiliki salah satu dari orangtua, baik hanya memiliki seorang ibu atau seorang bapak. Menurut Hurlock (1999) orangtua tunggal (single parent) adalah orangtua yang telah menduda atau menjanda entah bapak atau ibu, mengasumsikan tanggung jawab untuk memelihara anak-anak setelah kematian pasangannya, perceraian atau kelahiran anak diluar nikah (Hurlock, 1999). Hammer dan Turner (1990) menyatakan bahwa keluarga dengan orangtua tunggal terdiri dari satu orangtua dengan anak yang masih memiliki ketergantungan kepada orangtuanya dan bertinggal dalam satu rumah. 2.7.1. Permasalahan pada Single Parents Terdapat beberapa permasalahan yang dapat terjadi pada keluarga dengan dipimpin oleh orangtua tunggal, seperti merasa kesepian, memiliki perasaan akan tanggungjawab ganda seperti mencari nafkah dan merawat anak secara bersamaan, kemudian kekurangan waktu untuk mengurus dirinya sendiri dan kehidupan seksualnya, merasa kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan partner special, memiliki jam kerja yang lebih panjang, lebih banyak masalah ekonomi yang muncul, menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, lebih rentan terkena depresi, kurangnya dukungan sosial dalam melakukan perannya sebagai orang tua, dan memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit (Kimmel, 1980)
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menjelaskan kondisi existing; yaitu pada base case scenario dimana Bank BNI cabang Universitas Indonesia Depok dalam operasional nya menyediakan sistem antrian bank dengan menggunakan nomor antrian untuk nasabah nya yang ingin mendapatkan pelayanan dari teller, kemudian peneliti akan melakukan pengembangan model simulasi dengan menggunakan software ProModel Versi 7.5. Peneliti lalu akan melakukan analisis skenario, skenario dibuat dengan mengubah aspek jumlah teller yang aktif dan jumlah nasabah yang datang. Metodologi Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai berikut:
Kerangka Penelitian
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Tahap pertama adalah penentuan atau menentukan permasalahan yang dihadapi konsumen misalkan seperti cara
mencari informasi yang digunakan seperti apa, jumlah
perjalanan yang harus dilakukan untuk berbelanja, dan yang terpenting adalah sumber informasi (Bruner, 1983). Pada tahap ini konsumen akan termotivasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, permasalahan yang dihadapi konsumen muncul akibat adanya perbedaan antara actual shopping style dan ideal shopping style. Tahap selanjutnya adalah proses pencarian informasi dan menentukan evaluasi alternatif. Setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi, konsumen akan lebih fokus untuk menambah informasi mengenai produk, jasa, toko atau pembelian (Wilkie, 1986). Konsumen orangtua tunggal akan merasakan tekanan peran yang sangat besar dibanding dengan orangtua lain pada umumnya, misalkan seperti tidak mementingkan pengaruh informasi eksternal dalam menentukan pembelian bahan makan pokok dan cenderung menggunakan pengalaman belanja yang sebelumnya pernah dilakukan. Konsumen orangtua tunggal yang terpengaruh dengan pengalaman belanja yang sebelumnya pernah dilakukan atau menggunakan internal information sources akan melakukan jenis kegiatan berbelanja berdasarkan kondisi aktual dimana kegiatan berbelanja bahan makanan pokok dilakukan jika dirasa sudah sangat penting dalam tingkatan kebutuhannya. Berbeda dengan orangtua tunggal yang melakukan jenis kegiatan berbelanja berdasar kondisi ideal, dimana pada jenis ini biasanya konsumen sangat terpengaruh dengan adanya iklan yang dijadikan sebagai referensi mereka sebelum melakukan kegiatan berbelanja bahan makanan pokok. Tahap terakhir adalah hasil dari pengaruh tekanan peran yang menghasilkan perilaku pembelian bahan makanan pokok. Pengetahuan toko dan kualitas waktu yang dimiliki konsumen akan berpengaruh terhadap perilaku belanja mereka Misalkan saja konsumen yang memiliki kualitas waktu dan familiar dengan sebuah toko, biasanya konsumen tersebut akan melakukan kegiatan berbelanja yang proaktif dimana konsumen sebelum melakukan kegiatan berbelanja akan mempersiapkan daftar belanja apa saja yang dibutuhkan dan membandingkan harga, bahkan biasanya mencoba mengganti jenis merek produk untuk mendapatkan pengalaman baru dalam mengkonsumsi bahan makanan pokok (Park et al.,1989). Berbeda terbalik dengan konsumen yang tidak memiliki kualitas waktu lebih dan pengetahuan tentang toko kurang, maka konsumen akan melakukan kegiatan berbelanja yang reaktif cenderung lebih mementingkan kemudahan dalam berbelanja bahan makan pokok daripada mempersiapkan daftar belanja dan
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
kegiatan membandingkan harga apalagi mencoba jenis merek produk baru, dan konsumen ini biasanya berbelanja berdasarkan kondisi aktual mereka dalam memenuhi kebutuhan berbelanja.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Pada bagian ini, peneliti akan melakukan analisis terhadap data dari 150 kuesioner yang telah dikumpulkan dan diolah sebelumnya. Pada awalnya, peneliti menyebar 30 kuesioner pada tanggal 7 November 2012 yang nantinya akan menjadi data yang akan digunakan pada saat pretest. Peneliti melakukan pretest untuk menguji apakah pertanyaan dari kuesioner dapat dipahami dan memang secara tepat mewakili tiap variabel yang diuji. Pretest juga digunakan untuk mengurangi potensi masalah yang ditimbulkan dari data awal yang terkumpul yang akan digunakan untuk mengevaluasi kuesioner penelitian untuk selanjutnya disebarkan kembali di lapangan. Sebelum melakukan pretest, peneliti membangun terlebih dahulu isi pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner melalui pemahaman terhadap beberapa jurnal penunjang yang mampu menjelaskan masing-masing variabel yang membangun model yang di uji. Setelah itu peneliti melakukan wording kepada lima orang untuk memastikan kuesioner yang nantinya akan disebarkan bahasanya mudah dan dapat dimengerti oleh calon responden. Setelah mendapatkan data dari 30 responden, maka peneliti melakukan pengujian reliabilitas dan validitas dari setiap pertanyaan yang digunakan. Pengujian ini untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan menggambarkan setiap variabel laten dari penelitian. Agar tidak terjadi kesalahan dari pertanyaan yang dibangun, maka setelah melakukan pre-test terhadap pertanyaan dari variabel yang ada maka dimungkinkan untuk dilakukan penambahan ataupun pengurangan jumlah pertanyaan untuk memastikan kebenaran dari pertanyaan yang disajikan.Setelah data yang didapatkan dari pretest diolah dan memberikan hasil yang valid dan reliabel maka akan dilakukan penyebaran kuesioner kepada para orangtua tunggal pada tanggal 19 November – 1 Desember 2012. Penyebaran kuesioner ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung dan juga secara online melalui facebook, Path, dan juga Line Messenger dengan menggunakan google spreadsheet. Sebanyak 150 data inilah yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Model.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Tabel 4.3 Hasil Tes Reliabilitas Kuesioner No
Construct
Dimensi
Cronbach’s Alpha
1
Role Strain
TP1-TP6
0,699
2
Actual state shopping style
BA1-BA3
0,682
3
Ideal state shopping style
BI1-BI4
0,687
4
Influence of past experiences
PM1-PM5
0,674
5
Influence of Advertising
PI1-PI3
0,642
6
Reactive shopping
BR1-BR5
0,749
7
Proactive shopping
BP1-BP3
0,733
Sumber: Output SPSS hasil olahan Peneliti Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat hasil olahan data sebanyak 150 kuesioner yang menunjukkan bahwa variabel Role Strain, A ctual state shopping style, Ideal state shopping style, Influence of past experiences, Influence of A dvertising, Reactive Shopping, Proactive Shopping memiliki nilai Cronbach’s A lpha lebih dari 0.6 (Malhotra, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan dalam kuesioner penelitian sudah memiliki tingkat reliabilitas yang baik untuk dapat digunakan dan kemudian diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini. Tabel 4.25 Uji Kecocokan Keseluruhan Model Pengukuran Ukuran Goodness of Fit
Nilai
Keterangan
Normed Chi Square x2 = Chi-Square/df (270.2/132)
2.04
GF
(RMSEA)
0.084
MF
Non-Normed Fit Index (NNFI)
0.84
MF
Comparative Fit Index (CFI)
0.80
MF
Root Mean Square Error of A pproximation
Sumber : Output LISREL Hasil Olahan Peneliti
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Keterangan: GF : Good Fit MF : Marginal Fit PF : Poor Fit Berdasarkan Tabel 4.25 di atas maka analisis terhadap kecocokan keseluruhan model (goodness of fit) adalah sebagai berikut: • Nilai Normed Chi Square (x2 / df) yang disarankan adalah antara batas bawah 1,0 dan batas atas 2,0 atau 3,0 atau lebih longgar 5,0 (Wijanto, 2008, h. 60). • Kecocokan dianggap baik (good fit) apabila 0.05 < RMSEA ≤ 0.08, sedangkan RMSEA ≤ 0.05 adalah close fit. Kemudian MacCallum et al (1996) menyebutkan standar RMSEA dengan range 0.05 hingga 0.10 dikategorikan sebagai fair fit/marginal fit. Berdasarkan Tabel 4.25 diketahui bahwa nilai RMSEA adalah 0.084 dengan demikian nilai kecocokannya marjinal (marginal fit). • Goodness of fit indices (GOFI) yang dikenal sebagai ‘magic 0.90’, yang berarti bahwa GOFI ≥ 0.90 menunjukkan kecocokan keseluruhan model baik (good fit), sedangkan 0.80 ≤ GOFI < 0.90 adalah marjinal (marginal fit). Nilai-nilai GOFI adalah: - NNFI = 0,84 ≥ 0.80 Kecocokan keseluruhan model adalah kurang baik (poor fit ). - CFI = 0.80 ≤ 0.80 Kecocokan keseluruhan model adalah marjinal (marginal fit). Dari analisis terhadap kecocokan keseluruhan model diatas, terlihat bahwa sebagian besar ukuran goodness of fit menunjukkan kecocokan yang marjinal (marginal fit). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah marjinal. Tabel 4.26 Uji Kecocokan Keseluruhan Model Struktural Ukuran Goodness of Fit
Nilai
Keterangan
Normed Chi Square x2 = Chi-Square/df (471.9/183)
2.57
GF
(RMSEA)
0.10
MF
Non-Normed Fit Index (NNFI)
0.83
MF
Comparative Fit Index (CFI)
0.66
PF
Root Mean Square Error of A pproximation
Sumber : Output LISREL Hasil Olahan Peneliti
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Keterangan: GF : Good Fit MF : Marginal Fit PF : Poor Fit Berdasarkan Tabel 4.26 di atas maka analisis terhadap kecocokan keseluruhan model (goodness of fit) adalah sebagai berikut: •
Nilai Normed Chi Square (x2 / df) yang disarankan adalah antara batas bawah 1,0 dan batas atas 2,0 atau 3,0 atau lebih longgar 5,0 (Wijanto, 2008, h. 60).
• Kecocokan dianggap baik (good fit) apabila 0.05 < RMSEA ≤ 0.08, sedangkan RMSEA ≤ 0.05 adalah close fit. Kemudian MacCallum et al (1996) menyebutkan standar RMSEA dengan range 0.05 hingga 0.10 dikategorikan sebagai fair fit/marginal fit. Berdasarkan Tabel 4.26 diketahui bahwa nilai RMSEA adalah 0.010 dengan demikian nilai kecocokannya marjinal(marjinal fit). Nilai goodness of fit index (GFI) berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah
•
lebih baik. GFI ≥ 0.90 adalah good fit, sedangkan 0.80 ≤ GFI < 0.90 adalah marginal fit. Berdasarkan Tabel 4.26, GFI = 0.77 < 0.90 maka kecocokan keseluruhan model adalah kurang baik (poor fit). Root Mean Square Residual (RMR)=
•
• Goodness of fit indices (GOFI) yang dikenal sebagai ‘magic 0.90’, yang berarti bahwa GOFI ≥ 0.90 menunjukkan kecocokan keseluruhan model baik (good fit), sedangkan 0.80 ≤ GOFI < 0.90 adalah marjinal (marginal fit). Nilai-nilai GOFI adalah: - NNFI = 0.83 ≥ 0.80 Kecocokan keseluruhan model adalah marjinal (marginal fit). -
CFI = 0.66 < 0.90 Kecocokan keseluruhan model adalah baik (poor fit). Dari analisis terhadap kecocokan keseluruhan model diatas, terlihat bahwa terdapat
ukuran goodness of fit yang baik (good fit) dan sebagian besar ukuran goodness of fit menunjukkan kecocokan yang marjinal (marginal fit). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah marjinal.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Tabel 4.27 Path Model Keseluruhan (Standardized Solution dan t- value) No
Path
t-value
Standardized
Kesimpulan
Loading Factor 1
Tekanper Aktual
3.79
0.30
Signifikan
2
Tekanper Ideal
3.06
0.31
Signifikan
3
Aktual
2.08
0.15
Signifikan
Masa
Lalu 4
Ideal Iklan
1.41
0.17
Tidak Signifikan
5
TekanperReaktif
1.31
0.14
Tidak Signifikan
6
Iklan Reaktif
0.80
0.11
Tidak Signifikan
7
Iklan Proaktif
1.97
0.27
Signifikan
Sumber: Output LISREL Hasil Olahan Peneliti Berdasarkan Tabel 4.27 dapat diidentifikasi bahwa hanya terdapat empat koefisien lintasan yang signifikan yaitu koefisien lintasan tekanper ke aktual, koefisien lintasan tekanper ke ideal, koefisien lintasan aktual ke masa lalu dan koefisien lintasan iklan ke proaktif karena memiliki nilai-t > 1.96. Sedangkan koefisien lintasan ideal ke iklan tidak signifikan karena memiliki nilai-t < 1.96, begitu juga dengan koefisien lintasan tekanper ke reaktif dan iklan ke reaktif Selanjutnya akan dibahas lebih jelas pada bagian pengujian hipotesis.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
KESIMPULAN 1. Tekanan peran yang dimiliki oleh orangtua tunggal di dalam kehidupan mereka, menyebabkan orangtua tunggal akan menganalisa permasalahan dalam memenuhi kebutuhan bahan makanan pokok dengan kondisi aktual (actual state) dimana orangtua tunggal menghadapi suatu situasi nyata dan terkini mengenai stok bahan makanan yang tersedia di rumah. Dengan adanya identifikasi permasalahan kebutuhan dengan kondisi aktual yang dilakukan orangtua tunggal mengakibatkan orangtua tunggal akan berbelanja bahan makanan pokok apabila dirasa sudah perlu, dengan kata lain orangtua tunggal akan berbelanja dengan stok terkini yang sudah tidak tersedia di rumah mereka. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar tekanan peran yang dimiliki orangtua tunggal di Indonesia maka semakin besar pula pengaruh orangtua tunggal akan bertindak untuk melakukan kegiatan belanja berdasarkan kondisi aktual. 2. Bagi orangtua tunggal dalam melakukan kegiatan berbelanja untuk kebutuhan seharihari/bahan makanan pokok kualitas waktu yang dimiliki sangat minim karena harus melakukan berbagai macam pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan pokok orangtua tunggal kini sangat kecil kemungkinannya untuk melakukan kegiatan berbelanja secara ideal. Berbelanja secara ideal maksudnya adalah bagaimana seorang konsumen menggunakan produk atau jasa dan menentukan fungsi atau manfaat apa yang akan diterima mereka. Pada konteks belanja bahan makanan pokok berarti seorang konsumen akan membeli bahan makanan pokok sesuai dengan apa yang diinginkan untuk diambil kegunaannya, namun juga tetap memperhitungkan jangka waktu stok bahan makanan akan mampu bertahan dalam jangka waktu kedepan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar tekanan peran yang dimiliki oleh orangtua tunggal di Indonesia, semakin kecil pengaruh orangtua tunggal akan bertindak untuk melakukan kegiatan belanja berdasarkan kondisi ideal. 3. Ketika orangtua tunggal melakukan kegiatan berbelanja bahan makanan pokok berdasarkan kondisi persediaan bahan makanan di rumah berarti orangtua tunggal hanya akan membeli bahan makanan pokok yang diperlukan. Namun dalam membeli bahan makanan pokok tersebut orangtua tunggal akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
satunya adalah faktor pengalaman berbelanja di masa lalu atau yang pernah dilakukan sebelumnya. Dengan menggunakan pengalaman belanja di masa lalu maka konsumen akan berbelanja sesuai apa yang sering dilakukan sebelumnya dalam membeli persediaan bahan makanan pokok, seperti menggunakan produk dengan merek-merek tertentu yang sudah pernah digunakan, maupun menggunakan dasar pengeluaran belanja sebelumnya. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Orangtua tunggal di Indonesia yang melakukan kegiatan belanja berdasarkan kondisi aktual dipengaruhi oleh pengalaman berbelanja masa lalu yang sebelumnya pernah dilakukan. 4. Orangtua tunggal yang melakukan kegiatan berbelanja secara ideal untuk membeli bahan makanan pokok berarti orangtua tunggal akan membeli bahan makanan pokok untuk persediaan jangka waktu ke depan. Orangtua tunggal yang melakukan kegiatan berbelanja secara ideal juga akan mementingkan harga dan kualitas produk. Pengaruh iklan mengenai informasi bahan makanan pokok dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumen orangtua tunggal ketika mencari informasi untuk keperluan belanja berdasarkan kondisi ideal. Iklan dapat menjadi sebuah media bagi konsumen untuk membandingkan kualitas dan harga sebuah produk. Namun berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orangtua tunggal di Indonesia yang melakukan kegiatan belana berdasar kondisi ideal tidak dipengaruhi oleh efek dari iklan. 5. Akibat adanya tekanan peran dan sedikitnya waktu yang dimiliki konsumen orangtua tunggal untuk melakukan belanja kebutuhan bahan makanan pokok maka terdapat kecenderungan bagi orangtua tunggal untuk berbelanja secara reaktif atau mendadak. Berbelanja secara reaktif maksudnya seorang konsumen akan melakukan kegiatan belanja secara mendadak, sehingga konsumen tidak memiliki persiapan seperti daftar belanjaan yang harus dibeli, kemudian membandingkan harga, bahkan jumlah uang yang harus dikeluarkan saat berbelanja. Namun berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orangtua tunggal di Indonesia tidak melakukan kegiatan berbelanja secara reaktif atau mendadak namun melakukan kegiatan berbelanja secara proaktif atau dengan persiapan maka semakin besar tekanan peran yang dimiliki oleh orangtua tunggal tidak menyebabkan orangtua tunggal akan melakukan kegiatan belanja yang reaktif.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
6. Iklan dapat membantu konsumen untuk menentukan produk apa yang akan dipilih dan digunakan. Orangtua tunggal yang melakukan kegiatan berbelanja secara mendadak dapat menjadikan iklan baik iklan tv maupun iklan yang terdapat di dalam supermarket sebagai referensi bahan makanan pokok yang manakah yang harus dibeli, apalagi orangtua tunggal yang melakukan kegiatan berbelanja secara mendadak tidak memiliki persiapan untuk membandingkan harga dan membandingkan kualitas produk, maka iklan dapat menjadi alat bantu orangtua tunggal untuk membeli bahan makanan pokok. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa iklan dapat menyebabkan orangtua tunggal melakukan kegiatan belanja secara reaktif. 7. Orangtua tunggal yang melakukan kegiatan belanja secara proaktif akan mempersiapkan daftar kebutuhan apa saja yang akan dibeli, mempersiapkan biaya pengeluaran belanja, kemudian membandingkan harga dan produk bahan makanan pokok. Sebelumnya dijelaskan bahwa iklan membantu orangtua tunggal untuk berbelanja secara mendadak atau reaktif, dan berdasarkan penelitian ini ditemukan juga bahwa iklan juga membantu orangtua tunggal yang berbelanja bahan makanan pokok secara proaktif atau dengan persiapan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar pengaruh iklan akan menyebabkan orangtua tunggal menyukai kegiatan belanja yang proaktif reaktif.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
dan juga
DAFTAR REFERENSI Adkins, Natalie Ross. (2000). Exploring Consumer Literacy in the Marketplace Project. United Way Agencies. Ahuja, Roshan D., Capella, Louis M., Taylor, Ronald D. (1998). Child influences, attitudinal and behavioral comparisons between single parent and dual parent households in grocery shopping decisions. Journal of Marketing Theory and Practice 6 (1), 48–62. Belch A. Michael and George E. Belch. (2003). A dvertising and Promotion : A n Integrated Marketing Communications Perspective with PowerW eb. McGrawHill Higher Education. Sixth Edition. Berkowitz, E.N., Kerin, R.A Hartley, S.W. and Rudelius, W. (2000). Marketing 6th Edition. McGraw Hill. Sixth Edition. Bruner, Gordon C. (1986). Problem recognition styles and search patterns: an empirical investigation. Journal of Retailing 62 (3), 281–296. Bruner, Gordon C. (1987). The effect of problem recognition style on information seeking. Journal of the A cademy of Marketing Science 15 (4), 33–41. Bruner, Gordon C., Pomazal, Richard J. (1988). Problem recognition: the crucial first stage of the consumer decision process. The Journal of Services Marketing 2 (Summer), 43–53. Burton S., Lichtenstein D.R., Netemeyer R.G. (1999). Exposure to Store Flyers and increased Purchases in Retail Supermarkets. Journal of A dvertising Research 39, 7-15. Celuch, K.G., Showers, Linda S. (1991). It’s time to stress The stress–purchase/ consumption relationship: suggestions for research. A dvances in Consumer Research 18, 284–289. Dickson, P.R., Sawyer, A.G. (1990). The price knowledge and search of supermarket shoppers. Journal of Marketing 54, 42–53. Fast, Janet, Vosburgh, Richard E., Frisbee, William R. (1989). The effects of consumer education on consumer search.. The Journal of Consumer A ffairs 23 (Summer), 65–90. Feick, Lawrence F., Herrmann, Robert O.,Warland, Rex H. (1986). Search for nutrition information: a probit analysis of the use of different information sources. The Journal of Consumer A ffairs 20 (2), 173–192. Fellerman, Ritha, Debevec, Kathleen. (1992). Till death do we part: family dissolution, transition, and consumer behavior. Advances in Consumer Research 19, 514-
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Geuens, Maggie, Brengman, Malaika, S’Jegers, Rossette. (2003). Food retailing, now and in the future: a consumer perspective. Journal of Retailing and Consumer Services 10 (July), 241–251. Greenberger, Ellen. (1989). Survey measures for the study of work, parenting, and wellbeing. Unpublished Technical Report. Program in Social Ecology, Uni-versity of California, Irvine. Hair, J.F. Jr., Anderson, R.E., Tatham, R.L., Black. (1998). Multivariate Data Analysis. Prentice Hall. Fifth Edition. Hanson, Shirley M. H. and Michael J. Sporakowski. (1986). Single Parent Families. Family Relations, V ol. 35, No. 1, The Single Parent Family. pp 3-8. Hawkins, Del I., Best, Roger J., Coney, Kenneth A. (2004). Consumer Behavior: Building Marketing Strategy, McGraw-Hill/Irwin: ninth edition. Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. J. Rohm,Andrew, Vanitha Swaminathan. (2004). A typology of online shoppers based on shopping motivations. Journal of Business Research 57 (2004) 748– 757. Jabs, J., Devine, C. M., Bisogni, C. A., Farrell, T. J., Jastran, M., & Wethington, E. (2007). Trying to find the quickest was: employed mothers’ constructions of time for food. Journal of Nutrition Education and Behavior, 39,18–25. James R. Bettman and C. Whan Park. (1980). Effects of Prior Knowledge and Experience on Consumer Decision Process: A Protocol Analysis. Journal of Consumer Search.pp. 234-248. Jastran, M. M., Bisogni, C. A., Sobal, J., Blake , C., dan Devine, C. M. (2009). Eating Routines:Embedded, value based, modifable, and reflective. Appetite, 52(1), 127-136. Jo¨reskog, KarlG.,So¨rbom, Dag.(1993). LISREL8:StructuralEquationModelingwith the SIMPLIS Command Language.LawrenceErlbaumAssociates,Hillsdale,NJ. Joag, Shreekant G., Gentry, James W., Ekstrom, Karin. (1991). An investigation of a role/goal model of wives’ role overload reduction strategies. Advances in Consumer Research 18, 666–672. Kotler dan Armstrong. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran (Drs. Benyamin dan Bambang Sarwiji, penerjemah). Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Malhotra, Naresh K. (2010). Marketing Research. Pearson Education, Inc; Sixth edition. Marmorstein, Howard, Grewal, Druv, Fishe, Raymond P.H. (1992). The values of time spent in price-comparison shopping: survey and experimental evidence. Journal of Consumer Research 19 (June), 52–61. Park, C. Whan, Iyer, Easwar S., Smith, Daniel C. (1989). The effects of situational factors on in-store grocery shopping behavior: the role of store environment and time available for shopping. Journal of Consumer Research 15 (March), 422– 433. Paul D. Kimmel. (1980). Adulthood and Aging. Wiley & Sons, Incorporated. Second Edition. Rook, Dennis W. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research 14 (2), 189-199. Schaninger, Charles M. and Chris T. Allen. (1981). Wife's Occupational Status as a Consumer Behavior Construct. Journal of Consumer Research, Vol. 8, No. 2 (Sep, 1981), pp. 189-196. Shimp, T. A. (1997). Promotion Management and Marketing Communications. Hindsdale. Second Edition. Simamora, Bilson . (2003). Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka. Sinkula, James M. (1986). Single parent shopping orientations: some male/female comparisons. Business Insights 5 (Spring), 18–21. Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Rosda. Thiagarajan, Palaniappan, Chakrabarty, Subhra, Taylor, Ronal D. (2005). Role Strain in single parents:the effect of role conflict and role ambiguity. Society for Marketing A dvances Conference Proceedings, 127-128. Thiagarajan, Ponder, E.Lueg, Worthy,D.Taylor. (2009). The effects of role strain on the consumer decision process for groceries in single-parent households. Journal of retailing and consumer services, 207-215. US Bureau of the Census. (2001). Current Population Reports. America’s Families and Living Arrangements: March 2001. US Government Printing Press, 20-537 Vermeir, Iris, Van Kenhove, Patrick. (2005). The influence of need for closure and perceived time pressure on search effort for price and promotional information in a grocery shopping context. Psychology & Marketing 22 (1), 71–95.
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
Voydanoff, Patricia. (1988). Work role characteristics, family structure demands, and work/family conflict. Journal of Marriage and the Family 50, 749–761. Wayne D. Hoyer, Deborah J.(2009). Consumer Behavior. South-Western College pub.Fifth Edition. Weiss, Robert S.(1979). Going It A lone: The Family Life and Social Situation of a Single Parent. Basic Books, New York. Wijanto, Setyo Hari. (2008). :Structural Equation Modelling dengan LISREL8.8 Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu William, Alex McIntosh, Karen S. Kubena , Glen Tolle, Wesley R. Dean , Jie-sheng Jan, Jenna Anding. (2010). The effects of mothers’ meal planning and shopping motivations on children’s participation in family meals. A ppetite 55. 623-628. Wilkie, W.L. (1986). Consumer Behavior. Wiley, New York. William L. Wilkie. (1990). Consumer Behavior. Wiley. Second Edition. Woodruffe-Burton, H., Eccles, S., Elliott, R. (2006). Towards a theory of shopping: A holistic framework. journal of Consumer Behaviour 1. Atomicdogpublishing W W W lind_1426637012 (n.d). 2008 http://www.atomicdogpublishing.com/pdf/lind_1426637012_ch02.pdf,2008. Bangdepan.”Inilah Penyebab Perceraian Tertinggi di Indonesia”. Kompasiana 1 September 2011. 20 Juli 2012 http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/01/inilah-penyebab-perceraian-tertinggi-diindonesia/ Bowling,Marry.”Reactive vs Proactive Marketing”. Blizzard Internet 16 Mei 2006. 27Oktober2012 http://newsletter.blizzardinternet.com/reactive-vs-proactive-marketing/2006/06/16 Saputra, Andi. “ Tingkat Perceraian di Indonesia Meningkat”. Detik News 4 Agustus 2011. 20 Juli 2012 http://news.detik.com/read/ 2011/08/04/124446/1696402/10/tingkat-perceraian-diindonesia-meningkat Sarwono, Jonathan. (tanggal undur). http://www.jonathansarwono.info/sem/konsep_dasar_sem.htm Human Wealth and Being, MAFES Research. 4 Januari 2013 http://mafes.msstate.edu/research/areas.asp?id=3 Nielsen Research : http://www.antaranews.com/berita/1308644082
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013
SurveyOne : http:www.marketing.co.id/2008/09
Efek tekanan ..., Mohammad Andika Alfarisi, FE UI, 2013