ProsidingPertemuandan PresentasiIlmiah P3TM-BATAN,Yogyakarta14-15 Juli 1999
Buku11
209
<2.
EFEK IRADll\.SI TERHADAP ELEMEN D!AIAM REAE~TOR PEMBIAK CEPAT
BAKAR (U+PU)O2
Abdul Latief, Tri Yulianto, Johana MCJ P2TBDU-BATAN, Kawa.s:anPUSPIPTEK, Serpong, Tangerang
ABSTRAK EFEK lRADlASl TER'HADAP ELEMEN BAKAR (U+PU)O2 DALAM REAKTOR PEMBlAK CEPA T. lradiasi elemen bakar (U-PU)O2 dalam reaktor pembiak cepat dimaksudkan untuk mengetahui unjuk kelja bahan bakar dan kelongsong. lradiasi neutron cepat dengan (U+PU)O2 menghasilkan bahan h,asH belah, neutron baru dan energi tennal. Besamya energi tennal yang dibangkitkan tergantu~lg pada bum-up/fluuence bahan bakar. Bum-up bahan bakar dapat mengakibatkan besamj'a jumlah hasH belah dan petbedaan suhu sehingga mempengaruhi unjuk kelja bahan bakar. Pin .yang berisi bahan bakar (U+PU)O2, diradiasi dengan bum-up antara 4,756,9% atom selama 1 s,;klus. Suhu pusat bahan bakar 15500-22000C dan pennukaan luar 55d'88d'C. HasH pengamati3n mikrostruktur menunjukkan bahwa semakin besar bum-up yang diiringi dengan kenaikan suhu maka swelling bahan bakar bertambah besar; teljadi strukturisasi, perubahan crack, menyempitnya celah dan teljadi interaksi kimia antara bahan bakar dan kelongsong. Strukturisasi bahan bakar yang tetbentuk adalah lubang pusat bahan bakar; butir bentuk kolom dan equiaksial serta daerah densifikasi.
ABSTRACT EFFECT OF IRRADIA TION ON FUEL ELEMENT (U+PU)O2 IN A FAST BREEDER REACTOR. The in-adiation proces~: on fuel element (U+PU)O2 in fast breeder reactor is perfom/ed to detem/ine the perfom/ance of fuel element and cladding. Fast neutron in-adiation with (U-PU)O2 creates fission product, joroduction of neutron and them/al energy. The amount of them/al energy produced depends on the bum-up/fluence. The fuel element bum-up can generate a larger member of fission products and high temperature difference, thus influence the perfom/ance of fuel element. Fuel elemE!nt pin containing mixed fuel material (U+PU)O2, is in-adiated with bum-up of 4,75-6,9% atomic, fclr one cycle. The fuel element control is 15500-22;OOOCand the outer temperature is around 5500C-8800C. From microstrocture observation, it is shown that the higher bum-up is accompanied with the increase in temperature, the higher fuel element swelling is and restrocture, changes in cracking, gap narrowing and chemical interaction between fuel element and cladding occur. Some restrocture in the fuel element, columnar or equiaxial grain and densification area.
PENDAHULUAN B
ahan bakar uranium atau plutonium merupakan bagian penting dalam suatu reaktor nuklir. Selama iradiasi dalam reai'!tor, bahan tersebut mengalami reaksi pembelaharl yang menghasilkan produk fisi, neutron baru daD energi termal[l). Energi termal yang dihasilkan ,dapatdipakai sebagai energi listrik yaitu memanfaatkan pendingin sekunder untuk menggerakkan turbin atau generatOrll). lradiasi bahan bak~1f campuran (70% 0+30% Pu) O2 dalam reaktor pembiak cepat dapat mengakibatkan perbedaan burn-up, ftukso neutron clan temperatur arab radial daJl aksial bahan bakar Abdul Latief, dkk
Teknologi
atau kelongsong dalam teras reaktOrfl,21.Keadaan tersebut mengakibatkan setiap titik dalam teras reaktor terutama bahan bakar daD kelongsong mempunyai kondisi yang berbeda. Sehingga unjuk kerja pada setiap pin bahan bakar berbeda-beda tergantung posisinya[I,2,31. Posisi yang memiliki kondisi burn-up dan suhu maksimum adalah bagian tengah reaktor(3,4,sl. Reaksi pembelahan antara 0-235, 0-238,
Pu-239 daD Pu-241 dengan neutron akan menghasilkan gas Kr daD Xe[2,3,6,71. Apabila produk fisi bentuk gas keluar daTi matrik bahan bakar, maka bahan bakar akan mengalami kenaikan volume (swelling). Dengan adanya gradien temperatur, gas
Proses
ISSN 0216-3128
210
Prosiding Pertemuan danPresentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999
Buku II
tersebut dapat pindah ke batas butir, tumbuh, pindah ketempat lain dan swelling ber1:ambahbesar[S,,7,8]. Adanya perbedaan ternperatur bahan bakar, menyebabkan gelembung gas bermigrasi, pertumbuhan butir serta strukturisasi. Oleh karena itu, pelepasan gas sangat tergantung pada suhu, burn-up dan besar butir. Apabila butir-butir (UPu)Oz besar maka gas yang clilepaskan lebih kecil dari pada butiran (U-Pu)Oz dengan butiran yang kecil. Pelepasan gelembung gas dapat mengakibatkan strukturisasi, crack dan mempengaruhi unjuk kerja bahan bakar[3,S,6,7,8]. lradiasi terhadap baJlan bakar campuran dilakukan dalam reaktor pembiiak cepat pactakondisi operasi tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui watak bahan bakar. Watak atau kelakuan bahan bakar dalam suatu operasi reaktor sangat spesifIk sehingga sangat berguna untuk masukan rancang bangun dan pengembangan pembuatan bahan bakar. Permasalahan yang ditemui adalah selama iradiasi memberikan perubahan burn-up dan temperatur di sepanjang pin bahan bakar. Akibat dari perubahan tersebut akarl terbentuk swelling, crack, perubahan gap dan strukturisasi bahan bakar. Untuk mengetahui perubahan ini dapat dilakukan photo microscop optik dan analisis foto dengan tablet digitizer unit. Dan spl~simen yang diamati adalah hasil pengamatan baJlan bakar (Pu+U)Oz yang telah diiradiasi dalam rc~aktorpembiak cepat Joyo Reaktor. Sedangkan pengujian pasca iradiasi dilakukan di Alpha Gamma Facility-PNC Jepang saattraining OFP World Bank Dengan mengusai teknologi iradiasi, dan analisis bahan bakar teriradiasi diharapkan dapat memberikan dampak positip untuk penguasaan teknologi pembuatan dan rancang bangun bahan bakar reaktor daya.
(U+PU)O2dilakukan dengan cara pengompakan, sintering, penggrindaandan perakitan pin atau berkas elemenbakar nuklir, kemudian di iradiasi dalamreaktorpembiakcepat[9,lOI. Efek iradiasi lradiasi terhadap bahan bakar (U+PU)O2 dapat mengbasilkan produk fisi, neutron baru dan energi termal. l:Iasil tersebut dagat mengakibatk.an perubahan tampllan bahan bakar 2,4,S].Perubahanltu diantaranya swelling, gap, crack dan strukturisasi[2,4,7.10,11,12]. Ada dua jenis basil belah yang dihasilkan dalam reaksi inti yaitu bentuk padatan dan gas. Hasil belah bentuk padat akan tetap tinggal dalam matrik bahan bakar. Sedangkan yang berbentuk gas tidak larut dalam matrik bahan bakar[2]. Selama pori dalam bahan bakar mampu mengungkung basil belah bentuk gas maka gas tidak terlepaskan. Akumulasi basil belah bentuk gas dapat memberikan tegangan pada bahan bakar dan terjadi swelling, crack daD strukturisasi[2,3].
TAT A KERJA
6ahan yang digunakan dalam penelitian adalah bahan bakar campuran (70% U+ 30% Pu)O2 berbentuk pelet dengan ukuran panjang 8 rnm dan diameter 5,44 mm. 6ahan bakar dibungkus dengan kelongsong stainless steel 316, berdiameter dalam 5,56 rnm dan tebal 0,49 mIn. Pin bahan bakar tersebut diiradiasi dalam reaktor pembiak cepat (Joyo-PNC) dengan burn-up yang bervariasi yaifu 4,75%, 6,90% dan 4,80% atom. Perubahan prosen atom ini memberikan perbedaan temperafur arab aksial dan radial bahan bakar. Setelah diiradiasi, bahan bakar didinginkan dalam kolam pendingin selama 100 hari, kemudian dicuci untuk membersihkan sisa pendingin (Na-cair) yang DASAR TEOR! menempel pacta bahan bakar, dikenai pengamatan permukaan secara visual, diradiografi sinar-X guna Bahan bakar uranium-plutonium mengetahui posisi bahan bakar, kemudian spesimen Isotop plutonium ml~mpunyaiberat atom dipotong dengan ukuran panjang 1 cm pacta posisi 94, tidak terdapat di alam, tt:tapi dapat dihasilkan 16 rnm, 251 m dan 544 rnm dari bagian bawah dalamterasreaktor. ReaksiU-238 dengan(n,y) dan bahan bakar. Spesimen yang telah dipotong selanjutnya J3menghasilkanPuyang dapatdibuat sebagaibahan dipersiapkan untuk pengamatan metalografi dengan bakar (Pu-239/241). PemungutanPu dari bahan bakar bekas mikroskop optik. Hal ini diharapkan agar dapat diketahui perubahan dimensi bahan bakar atau UO2 dapatdiperolehdengan(;araprosesolah ulang kelongsong, lebar gar) ~tara kelongsong dan bahan melalui pelarutan, ekstraksi, pengendapan, pengeringan, kalsinasi, reduksi dan pasivasi. bakar, fraksi crack serta struktUrlsasi bahan bakar. PencampuranPu dan U dapat dilakukan bersama Penyiapan spesimen untuk metalografi dilakukan misalnya dengancara mekarlik atau pencampuran langkah-langkah seperti mounting, penggrindaan, larutan uranil nitrat dart plutonium nitrat, pemolesan dan pengetsaan. Pengetsaan ini pengendapan dengan penambahan amoniak, menggunakan gas Argon pactatekanan 10-6mm Hg, sehingga terbentuk ADU dan PU(OH)4oFabrikasi aliran gas 10 ml/menit dalam waktu 40 menit.
ISSN 0216-3128
Teknologi
Proses
Abdul Latief, dkk
~
ProsidingPerlemuandan PresentasiIImiah P3TM-BATAN,Yogyakarla14-15 .fuli 1999
Buku II
Hasil foto mikrosk,op optik disusun clan
dianalisa untuk memperolehperubahantampilan bahanbakardengantabletdi~~itizerunit.
HASIL
DAN PEMIIAHASAN
Hasil pengamatan d~:nganmikroskop optik terhadap spesimen (U-PU)O2 teriradiasi pada posisi 16 mm, 251 mm clan 544 IrlID dari bagian bawah bahan bakar dengan kondisi burn-up clantemperatur berbeda dapat dilihat pada Gambar 1, 2 clan3. "'~
GambarJ. Mikrostruktur bahan bakar (U+Pu)O] dengal;! burn-up 4,75%atom
Tabell.
211
mikrostruktur yang terbentuk harnpir sarna dan ditandai dengan adanya butir equiaksial di pusat bahan bakar (warna gelap), dikelilingi butir porous equiaxial (warna terang), butir yang mengalarni pemadatan (densifIkasi) dan butir yang tak mengalarni perubahan. Kedua Garnbar mikrostruktur (Garnbar 1 dan 3 atom) jika dibandingkan dengan Garnbar 2 (BU 6,9 % atom) sangat berbeda. Bum-up 6,9% atom memberi pengaruh terhadap mikrostruktur yang lebih bervariasi. Pada BU 6,9% atom, terbentuk lubang pada pusat bahan bakar, dikelilingi butir memanjang (columnair), butir bentuk porous equiaxial (gelap), densifIkasi, lingkaran hitam (dark ring) dan bahan bakar yang tak mengalarni perubahan butir. Disarnping terjadi perubahan mikrostruktur, terbentuk perubahan arab crack bahan bakar. Pada burn-up rendah (suhu rendah), crack yang terbentuk tidak teratur. Sedangkan pada bum-up tinggi. crack mengarah ke pusat lubang bahan bakar dan crack bagian luar pelet tak beraturan dan cenderung ke arab melingkar.
Data analisis mikrostruktur bahan bakar (U-Pu)O2 akibatiradiasi
Gambar2. Mikrostrukturbahanbakar (U+PU)O2denganburn-up 6,9%atom
~--Gambar3. Mikrostruktur bahan bakar (U+PU)O2 denganburn-up4.8~~atom Pada Garnbar 1 dan 3, dengan burn-up yang harnpir sarna yaitu 4,7~; dan 4,80% atom,
Abdul Latief, dkk
Pada Tabel 1, jika dikaitkan dengan lampiran 5 (distribusi suhu dalam pelet), maka terbentukstrukturisasipelet, fraksi crack,lebar gap dan swelling disebabkanoleh adanya perbedaan temperatur dan burn-up bahan bakar. Semakin tinggi temperaturdan burn-upmaka strukturisasi, crack,lebar gapdan swellingbahanbakar berubah (besar/kecil)tergantungkondisinya. Hasil pengamatan mikrostruktur bahan bakar (70% 0+30% PU)O2yang teriradiasi pada burn-up4,75%at, 6,90 % at dan 4,80% atom serta analisis terhadap gambar mikrostruktur terlihat bahwa iradiasi sangat mempengaruhi tampilan bahanbakar.Pengaruhnyayangtampakdiantaranya
Teknologi Proses
ISSN 0216-3128
terjadi perubahanswelling, cr.:zck,strukturisasidan gap. Hal ini dapatdijelaskanse:bagai berikut :
bagian dalam kelongsong mengalarni korosi sehinggagapbertambahsempit.
Swelling daD crack bah;a.n bakar PactaTabel I, bahanbakar yang diiradiasi pacta burn-up dan suhu berbeda mempunyai swelling dan crack denganfralksiberbeda.Semakin besar burn-updan suhu(6,9% atom, 800o-22000C), swelling yang terbentuk sem;akinbesar (AD/D = 3,13%) dan fraksi crack kumulatif semakin kecil (1,5%). Swelling yang terbentuk diakibatkan oleh perubahansuhudan gas basil belah akibatkenaikan burn-up.Pactaburn-upyang r(:ndah,gas basil belah yang terbentuk sedikit. Atom-atom gas tersebut masihterkungkungdalammatriks bahanbakar dan tertampungdalam pori, terkel;uali yang berada di batasbutir. Kenaikan burn-upmenyebabkanreaksi pembelahanyang terjadi sem;akinbanyak dan gas basil belah bertambah.Deng~mbertambahnyagas dan temperaturyang naik, g.elembunggas dalam pori mobilitas dan tekanannyalmeningkatsehingga gas terlepasdaTi pori membentukpori barn di luar matriks bahan bakar. Akibatnya bahan bakar bertambah besar. Terlepasnya gas dari matriks bahanbakar dapatdilihat pada Gambar 1, 2 dan 3. Pada burn-up/suhu rendah I~Gambar1 dan 3), terlihat bahwa pori basil fa1brikasimasih cukup banyak sedangkanpada Gambar 2, pori basil fabrikasiberkurang. Disamping bahan bakar mengalami swelling, Tabel 1 menunjukk:ill adanyaperubahan crackkumulatif. Burn-upyangrendah(4,75%atom) atau suhu antara 620°C-l:i50°C, fraksi crack kumulatif yang terbentuk3% dan arab crack yang terbentuk tidak teratur. Sedangkanpada burn-up tinggi (6,9% at) dan suhuantar'a800o-2200°C,fraksi crack yang terbentukmenyempitmenjadi1,5%,dan arab crack relatif teraturmen:garahke pusat bahan bakar. Terbentuknyacrack smlgatdipengaruhioleh besarnyagas basil belah, SullUbahan bakar serta perubahansuhu yang terjadi pactasaat start-updan shut down reaktor. Start-tp dan shut down menyebabkan thermal stress bahan bakar yang dapatmengakibatkanbahanbakar mengalamicrack. Besarnya suhu bahan bakm' dapat memberikan kesempatandifusi berjalan l(:bih baik serta crack mengecil dan mengarah ke pusat bahan bakar. Naiknya suhu di pusat bahan bakar dapat memberikan kemudahanjalmmya gas basil belah menujulubangpusatbahanbaJkar.
Strukturisasi bahan bakar
Gap antara bahan bakaJ~ dan kelongsong PactaTabel 1, burn-up dan suhu yang tinggi (6,9% atom) memberikan gal' yang semakin kecil, yaitu 1O~m. Keadaan ini dikarenakan tidak seimbangnya swelling bahan bakar dan kelongsong. Disamping itu, pacta burn-up daD suhu tinggi,
ISSN 0216-3128
Analisis terhadapmikrostruktur (U+PU)O2 menghasilkan luasan daerah strukturisasi yang terlihatpactaTabel 1. Pactaburn-uptinggi dan suhu tinggi (6,9% atom) terbentuk strukturisasi bahan bakar yang lebih bervariasi. Hal ini terlihat pacta Gambar2. Strukturisasiyang terbentukdiantaranya lubang pusatbahan bakar, butir bentuk columnar dan equiaxial,densifikasidan butir fabrikasi.. Penyebabterjadinya strukturisasi bahan bakar adalahgas basil belah sertaperbedaansuhu dalambahanbakar.Apabila dikaitkan antarakondisi burn-updan gradiensuhubahanbakar (Lampiran 2 dan 3) denganmikrostrukturbahanbakar (Gambar 1, 2 dan 3) akan tampak jelas luasan daerah strukturisasifungsi suhu dan burn-up. Mekanisme strukturisasidiawali oleh adanya gas basil belah yang terakumulasipactabatasbutir. Denganadanya perbedaan suhu dan tekanan, gas terlepas daTi matriks bahanbakar menujuke tempatyang lemah dengan meninggalkan tempat semula. Perubahan temperatur dapat mengakibatkan evaporasi, kondensasi,dan difusi bahanbakar, sehinggabutir yang terbentuk bervariasi misalnya bentuk columnar,equiaxialdanlain-lain.
Unjuk kerja bahan bakar Adanya swelling, gap antara bahan bakar dan kelongsong, crack, strukturisasi dan lubang pactapusatbahanbakar dapatmempengaruhiunjuk kerja bahanbakar. Dalarn operasireaktor, idealnya panas yang dibangkitkan oleh bahan bakar pacta pusatbahanbakarsarnadenganpanaske permukaan bahan bakar sehingga efisiensinya baik. Narnun kenyataanya,transferpanasdaTipusatbahanbakar ke pendingin melalui media yang berbeda yaitu (U+Pu)Oz,gas pengisi dan kelongsongmempunyai konduktivitas berbeda sehingga terjadi penurunan panas.Selainbahanyang berbeda,perubahanlebar gap, swelling,crack, strukturisasidan lubangbahan bakar dapatjuga mempengaruhikonduktivitasyang akhirnya berdarnpakpactapenurunanpanas yang dipindahkan.Sehinggadataperubahanyang terjadi dalarn bahan bakar selarna iradiasi, dapat merupakanmasukanyang dapatdimanfaatkanuntuk rancang bangun dan pengembangan teknologi pembuatanbahanbakarselanjutnya.
KESIMPULAN' Dari basil pengamatan clan analisis mikrostruktur bahan bakar yang diiradiasi antara 4,75 -6,90% atommaka dapatdisimpulkan:
Teknologi Proses
Abdul Latief, dkk
ProsidingPertemuandan Presenta~:i Ilmiah P3TM-BATAN,Yogyakarta14-15.Juli 1999
Perubahan burn-up antara 4,75-6,90% dapat 2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lampiran
Spesifikasi pin bahan bakar (U.
PU)O}4.S]
mengkibatkan swelling, crack, penyempitan gap dan strukturisasi bahan b:ikar Semakin tinggi burn-up daD suhu iradiasi (BU 6,9%) swelling yang tetbentuk semakin besar (3,13%), penyempitan gap (10 flm) daD strukturisasi bahan bakar semakin bervariasi. Perubahan swelling, crack, gap dan strukturisasi dapat mempengaruhi unjuk kerja bahan bakar.
DAFTAR
213
Buku II
PUSTAKA
WALTAR,
AE and REYNOLD, AB, " Fast
Breeder Reactors", Pergalnon Press, New York, USA, 1981, ha1251-319 OLANDER, DR, "Fundamental Aspects of Nuclear Reactor Fuel Elements, Technical Information Center, Energy Research and Development Administration, USA, 1976, hal 148-514 KAUFMANN, AR, "Nuclear Reactor Fuel Elements", Interscience Publishers, a division of John Wiley and Sons, ~~ew York, 1962, hal 292-356 KONO, K et a1., "Irradiation performance of Experimental fast reactor Joyo MKI Driver fuel assemblies", Nuclear Fuel Performance, London, 1985 (99-104) UKAI S et al., "Evalu;ation of fission gas release behaviour from fas:treactor mixed oxide fuel", North Holland Physics Publishing Division, Amsterdam, 1987 (209-217)
Lampiran 2.
Distribusi burn-updalam pin baban bakar (arab aksial)[4,S]
FROST BRT, "Nuclear Fuel Elements", Pergamon Press Inc., New York, 1982 (57-71)
7; INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Behaviour, and chemical state of irradiated ceramic fuels", Pro ceding, Vienna, 1974, ha1379-392 8. JUDD, AM, "Fast Breeder Rectors", Pergamon Press, New York, USA, 1981, ha151-75 9. HOLDEN, RB, "CeraIT.lic Fuel Element", Gordon and Breach, Scien<;ePublisher Inc. New York, 1985, ha1141-166 10. ASSMANN H and PEEHS M, "Survey of binary oxide fuel manuf1icturing and quality control", Journal of Nuclear Materials, Amsterdam, 153 (1988) 115-126. 11. VAN VLACK. L, "Elements of Materials Science and Engineering", 5thedition, AddisonWesley Publishing Company, Reading Mass, USA, 1985, ha1242. 12. LAMBERT roB & STRAIN R, "Oxide fuels" Reprin form Materials Science and Technology, vol lOA, Argon National Laboratory, USA, 1990, haI155-179.
Abdul Latief, dkk
Lampiran 3.
Distribusi suhu dalam pin bahan bakari4,S]
I No
Teknologi Proses
ISSN 0216-3128
~I
214
ProsidingPertemuandan PresentasiIlmiah P3TM-BATAN,Yogyakarta14-15 Juli 1999
Buku II
Lampiran4.
Kondisi burn-j~pdalam spesimen
_No.' JarakDanBawah Bahan Bakar. mm 1 2
16 251 544
3 Lampiran 5.
Suhu bahan bakar arab radial
BahanBakar,mm 16 251 544
2
3
TANYA
BahanBakar,OC Pusa.l -Perrnukaan
1550 220(1
1860
denganrumus~ x 100% D
~um-up 4,75 6,90 -~-4.80
No. JarakDanBawah
perubahan AD sehingga swelling diukur
620 800 550
Damunir }> Penelitian yang saudara lakukan, pengaruh irradiasi terhadap bahan bakar (U+PU)O2, apakah bahan bakar tersebut berbentuk serbuk, batang atau kernel? }> Kalau berbentuk kernel (U+PU)O2,apakah bahan bakar ini telah dapat dibuat? Bagaimana metoda pembuatannya, apakah dengan proses sol-gel, granulasi atau bagaimana? Abdul Latief ..0..Pelet (U+PU)O2 yang dipakai berbentuk pelet dengan spesifikasi U 70 % -Pu 30 %, 85 % TD. ..0..Tidak berbentuk kernel. MV Purwani }> Sebaiknya disajikan tabel yang menunjukkan kondisi elemen bakar sebelum dan sesudah iradiasi, sehingga dapat diketahui secara
JAWAB
Aslina Ginting ~ Mohon penjelasan,bagaimanacaranya untuk menganalisisbesarnya swelling yang dialami oleh bahan bakar tersebut. Apakah analisis mikro struktur dengan 1-.10 dapat memberi penjelasan tentang besarnya swelling yang dialami olehbahanbakartersebut?
langsung perbedaannya. }> Mohon dijelaskan yang dimaksud specimen I, II dan III.
Abdul Latief
..0..Cora menganalisisnya yaitu dengan komputer tables orgiti:.er unit. Prinsipnya, setiap sudut/titik bahan bakar dihitung diameternya, kemudian dibuat rata-rata. Dengan mikroskop optik dapat dilihat gambar mikro stru~;tur (dicetak) don
ISSN 0216-3128
Teknologi Proses
Abdul Latief ..0..Kondisi bahan bakar awal yaitu terlihat pada lampiran J, 2, 3, 4 don itu adalah kondisi awal bahan bakar. Sedangkan kondisi setelah iradiasi adalah seperti yang terlihat pada label J. ..0..Yang dimaksud dengan specimen J, 2 don 3 adalah kondisi seperti label J yaitu sampel J kondisi 4,75 % BU; sampel 2 6,9 % BUdan sampel3 adalah sampel denganBU 4,8 %.
Abdul Latief, dkk