Editors: Prof. Dr. Widodo, SE., M.Si Dr. Kiryanto, M.Si., Akt., CA Dr. Ardian Adhiatma, MM Reviewer Team: Prof. Dr. Tatiek Nurhayati, MM Prof. Dr. Wuryanti Koentjoro, MM Dr. Abdul Hakim, M.Si Dr. Ali Shahab, M.Si Dr. Budhi Cahyono, M.Si Dr. Heru Sulistyo, M.Si Dr. Ibnu Khajar, M.Si Dr. Mutamimah, M.Si Dr. Nunung Ghoniyah, M.Si Olivia Fachrunnisa, M.Si., Ph.D Dr. Indri Kartika, M.Si., Akt., CA Dr. Zaenal Alim Adiwijaya, M.Si., Ak
Layout Harjanto Penerbit Bintang Communication Jl. Tri Lomba Juang No. 4A Semarang email:
[email protected] Alamat Penyunting Fakultas Ekonomi UNISSULA Jl.Raya Kaligawe Km.4 Semarang Jawa Tengah Phone (024) 6583584
[email protected] website: www.unissula.ac.id.
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas anugerah terselenggaranya kegiatan 2nd Conference in Business, Accounting and Management ( 2 nd CBAM) 2015. Kegiatan CBAM merupakan media sharing knowledge dalam mewujudkan transformation and sustainable competitive advantage. Peran Universitas dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia terutama pada penelitian yang terintegrasi dengan dunia industri menjadi topik utama pada 2nd CBAM kali ini. Melalui proses review yang cukup ketat serta sangat selektif, kami berhasil meloloskan 84% dari jumlah artikel yang dikirim oleh peserta. Pemakalah yang hadir disini adalah peserta yang kami pandang merupakan representasi dari isu-isu yang termasuk dalam 2nd CBAM. Kami mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang telah mendukung kegiatan ini dan akhirnya “sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang bermanfaat dan dapat di implementasikan.”
Semarang, Mei 2015 Ketua Penyelenggara
Dr. Kiryanto, M.Si., Akt., CA
ii
DAFTAR ISI EDITOR DAN REVIEWER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
i ii iii
Sustainability Peran Pemimpin Strategi SDM dalam Perspektif Persaingan Bisnis Modern P. Julius F. Nagel
1
Dampak Intellectual Capital Terhadap Capital Gain pada Lembaga Keuangan Devitia Putri Nilamsari Supatmi
2
Peranan Manajemen Inovasi dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pendidikan Siti Nurjanah
3
Employee UPBJJ-UT Perceptions of The Role Auditor Internal Audit Any Meilani Yeni Widiastuti
4
The Influence of Individual Characteristics and Work Motivation on Employee Performance Ami Pujiwati Etty Susanty
5
Integrasi Budaya Terhadap Kapabilitas dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan ( Sustainable Competitive Advantage ) Usaha Kecil dan Usaha Mikro Etnis Maluku di Kota Ambon
6
Fenri. A. S. Tupamahu Aset Manajemen Rumah Sakit Berbasis Web System Angelina Permatasari
7
Greenship Audit sebagai Upaya Mewujudkan Konsep Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau Hotel Hr Yogjakarta
8
Henricus Bambang Triantono
iii
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Ambon Salomi J. Hehanussa
9
Praktik Good Corporate Governance dan Dampaknya Terhadap Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard pada Perusahaan Daerah Air Minum Dewi Fitriyani Wiwik Tiswiyanti Eko Prasetyo
10
Analysis BI Rate and Return of Third Party Fund on Rate Third Party Fund on Islamic Banking in Indonesia Ari Kristin Prasetyoningrum
11
Determinan Kebutuhan SAK ETAP Bagi UKM (Studi Empiris pada UKM Makanan di Kota Semarang) Faizatuz Zahro Sri Dewi Wahyundaru
12
Meningkatkan Kinerja Bisnis Melalui Keunggulan Bersaing Kuliner Khas Semarang (Studi pada Sentra Usaha Mikro Lumpia, Bandeng Presto dan Wingko di Kota Semarang) Bogy Febriatmoko Susilo Toto Raharjo
13
Analisis Kinerja Pemasaran Melalui Keberhasilan Implementasi Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) pada UMKM di Semarang Melia Anisa Sa’diyah Mudiantono
14
Dividend Policy as Mediation of The Influence of Management Ownership and Institutional Ownership on Company’s Financial Performance Supriyono Dian Wismar’ein
15
Analisis Pengaruh Country Of Origin Perception, Perceived Quality Dan Consumer Perception Terhadap Purchase Intention dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening (Studi pada Oli Fastron di Kota Semarang) Angela Faraditta Mudiantono
16
iv
Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Strategik Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empirik pada Perusahaan Transportasi di Bawah Naungan Kementrian BUMN di Wilayah Jawa) Winarsih
17
Kecocokan Karateristik Pekerjaan dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Sih Darmi Astuti Kusni Ingsih
18
Consumer Preference Analysis on Choosing Minimarket with Convenience Store Concept in Bandung (Study in Circle K, Indomaret and Alfamart in 2014) Citra Dwi Setiawati Rustam Damayanti Octavia
19
Knowledge Sharing sebagai Sumber Inovasi dan Keunggulan Bersaing pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sektor Batik Moch. Asegaff Wasitowati
20
Peran Quadruple Helix dalam Meningkatkan Kreativitas dan Kapabilitas Inovasi (Studi pada Industri Kreatif Sektor Fashion)
21
Mulyana Sutapa Peningkatan Perilaku Kerja Islami dengan Budaya Organisasi Islami sebagai Variabel Moderasi Diah Ayu Kusumawati
22
Revitalisasi Fungsi Masjid Sesuai Zaman Rasulullah Melalui Implementasi PSAK 45 : Studi Empiris pada A dan B Marsdenia
23
Posisioning dan Segmentasi Handphone dengan Menggunakan Pendekatan Pemetaan Persepsi Alifah Ratnawati Noor Kholis
24
Implementation of Qardh on Islamic Banking Indonesia Based on Islamic Economics Theory Falikhatun Sri Iswati Mohammad Saleh
25
v
The Relation of Corporate Governance to Audit Quality : Case Study on Non Financial Companies Al Mhdi Abulgasim Abusbaiha
26
Pengaruh Kepemipinan Transformasional, Integritas Perilaku dan Kepercayaan Terhadap Pimpinan dalam Peningkatan Kinerja SDM (Studi BLHKP, BKPPD dan BPMP Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara) Yulianti Wuryanti
27
Prinsip Evidence Based Policy Making dalam Konteks Audit Pendahuluan Operasional BPJS Kesehatan Maria Gabby
28
Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah Maya Indriastuti Luluk M. Ifada
29
Hubungan Triple Helix , Inovasi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja Asyhari Wasitowati
30
The Effect of Empowerment on Employee Performance with Organizational Commitment as Mediating Variable and Organizational Culture as Moderation Variable Lilik Lestari Askar Yunianto
31
Model Peningkatan Komitmen Sumber Daya Manusia Berbasis Spiritual Leadership dan Spiritual Survival serta Workplace Spirituality dengan Moderating Individual Spirituality Abdul Hakim Azlimin
32
Pengaruh Komitmen Organisasi, Komitmen Profesional dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Dista Amalia Arifah Candra Romadhon
33
vi
Anteseden dan Konsekuensi Perilaku Disfungsional Auditor Kiryanto Ayu Ning Tyas
34
Tingkat Customer Loyality Berbasis Islamic Buisness Ethic dan Brand Image Nerdin Alifah Ratnawati
35
Analysis of The Influence of Size, Leverage, Tobins’ Q and Cash Flow on Corporate Cash Holdings Hakim Ali
36
Analisis Dampak Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
37
Siti Aisiyah Suciningtias Rizki Khoiroh
Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Tindakan Pajak Agresif dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2013) Wahyu Tri Utami Hendri Setyawan
38
Model Peningkatan Kinerja Operasional Melalui Praktek-Praktek Manajemen Kualitas pada Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Semarang Marno Nugroho
39
Meningkatkan Pembelian Ulang Melalui Kepercayaan dan Kepuasan pada Pembelanjaan Online Siyamtinah Hendar
40
vii
320
HubunganTriple Helix, Inovasi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja Asyhari dan Wasitowati Fakultas Ekonomi Unissula
[email protected]
ABSTRACT Creative industries have a large enough contribution to the development of the national economy, particularly employment and raise incomes masyarakat.Permasalahan facing the creative industries are still many, especially the ability to innovate and the competitiveness is still weak, so the impact on performance. This study aims to examine the role of the Triple Helix (intellectual, government, business) to improve innovation capability and competitive advantage creative industry. The total sample of 115 respondents were focused on craft and fashion sector in Central Java, as well as methods of sampling using purposive sampling, the data obtained will be processed using the program Partial Least Square (PLS). The results showed three actors Triple Helix (intellectual, government, business) significantly affects the ability of innovation and competitive advantage. Likewise, innovation and competitive advantage are also significant effect on performance. Keywords: Triple Helix, Innovation, Competitive Advantage, Performance ABSTRAKSI Industri kreatif memiliki sumbangan cukup besar terhadap pembangunan ekonomi nasional, terutama penyerapan tenaga kerja dan menaikan pendapatan masyarakat.Permasalahan yang dihadapi industri kreatif masih banyak, terutama kemampuan melakukan inovasi dan daya saing masih lemah, sehingga berdampak pada kinerja. Penelitian ini bertujuan menguji peran Triple Helix (intellectual, government, business) dalam meningkatkan kemampuan inovasi dan keunggulan bersaing pelaku industri kreatif. Jumlah sampel sebanyak 115 responden yang difokuskan pada sektor kerajinan dan fashion di Jawa Tengah, serta metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, data yang diperoleh akan diolah menggunakan program Parsial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan dari ketiga aktor Triple Helix(intellectual, government, business) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan inovasi dan keunggulan bersaing. Demikian juga inovasi dan keunggulan bersaing juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Kata kunci: Triple Helix, Inovasi, Keunggulan Bersaing, Kinerja
321
kualitas, tetapi bersaing dengan basis
PENDAHULUAN Kontribusi cukup
besar
industri dalam
kreatif
menyumbang
teknologi,
pada
pendapatan
kreativitas
dan
imajinasi (Esti dan Suryani, 2008).
pendapatan nasional, terbukti mampu menyumbang
inovasi,
Permasalahan
yang dihadapi
industri kreatif adalah : kuantitas dan
domestik bruto rata-rata 7,8 persen per
kualitas
tahun, mampu menyerap tenaga kerja
pelaku industri kreatif, iklim kondusif
sekitar 7,4 juta orang. Sejak
tahun
untuk
2004 sampai 2010 ekspor industri
usaha,
kreatif mengalami peningkatan dengan
terhadap insan kreatif dan karya kreatif
rata-rata pertumbuhan 12 % pertahun
yang
dan mencatat nilai ekspor 131 trilyun
tumbuhnya teknologi informasi dan
rupiah
komunikasi serta lembaga pembiayaan
pada
tahun
2010,
dan
sumber daya insani sebagai
memulai
dan
menjalankan
penghargaan/partisipasi
dihasilkan,
diharapkan pada tahun 2025 industri
yang
kreatif menyumbang 11 persen pada
kreatif (Disperindag, 2008).
PDB dan 12-13 persen untuk ekspor
mendukung
percepatan
pelaku
Kapabilitas
industri
inovati
da
(http://citraindonesia.com/kemendag-
keunggulan bersaing sangat diperlukan
genjot-industri-kreatif).
bagi pengembangan industri kreatif, yang
oleh karena itupelaku industrikreatif
cukup baik untuk dikembangkan agar
harus mampu mengubah paradikma
dapat
daribudaya
Prospek industri kreatif
tumbuh
dan
memiliki
dalam
konteks
keunggulan bersaing dipasar global,
berbasis
karena industri kreatif
kewirausahaan berbasis kinerja serta
lebih fokus
kinerja
seni
menjadi
jasa
mengubah budaya hidup mereka yang
dengan mengandalkan keahlian, bakat
berorientasipada keuntungan menjadi
dan
berorientasi
pada
penciptaan
kreativitas
intelektual.
barang
sebagai
kekayaan
Pengembangan industri
kreatif juga ditentukan sumber
dan
daya
sejauh mana
manusia
mampu
pelanggan.
Pelaku
usahaindustri kreatif yang baik adalah individu yang memiliki kemampuan mengambil
tantangan,
kompetitif,
meningkatkan kreativitas dan inovasi,
strategis dan memiliki keinginan yang
agar
kuat dalam pencapaian bisnis (Halim,
dapat
menyesuaikan
dengan
perubahan lingkungan. Industri yang
2011).
akan bersaing dipasar global tidak
daerah atau sentra kreatif sangat
hanya
mengandalkan
harga
dan
Terbentuknya komunitas dan
322
diperlukan
bagi
pengembangan
industri kreatif.
KAJIAN PUSTAKA Industri kreatif
Pembinaan dan pengembangan
Industri kreatif didefinisikan
industri kreatif selama ini disinyalir
sebagai industri yang berasal dari
belum optimal dari instansi terkait dan
pemanfaatan kreativitas, ketrampilan
mereka membutuhkan bantuan agar
serta bakat
mampu tumbuh dan bersaing. Pihak
menciptakan
yang dianggap mampu memberikan
lapangan
bantuan untuk pengembangan industri
penciptaan dan pemanfaatan daya
kreatif yaitu intellectuals, government
kreasi
dan business(Triple Helix). Kolaborasi
tersebut
dari tiga aktor Triple Helix dianggap
Perkembangan teknologi
mampu meningkatkan kreativitas, ide
dan
dan skill(Etzkowitz, 2008). Kolaborasi
perubahan lingkungan bisnis telah
yang
triple
mendorong pelaku usaha dibidang
tercipta
industri kreatif untuk berbuat lebih
baik
ketiga
helixdiharapkan
aktor
tercipta
individu untuk kesejahteraan pekerjaan
dan
daya
serta melalui
cipta
individu
(Disperindag,
2008). informasi
komunikasi cukup pesat dan
dan
kreatif dan inovatif. Perkembangan
seimbang dan masing-masing dapat
industri telah menciptakan pola kerja,
memainkan perannya secara optimal
pola produksi dan pola distribusi
demi
yang murah dan efisien, sehingga
sinergi
yang
menguntungkan
mewujudkan industri kreatif
perkembangan teknologi
yang tangguh dan berkelanjutan. Kinerja industi kreatif saat ini masih lemah karena
keterbatasan
membuat
manusia menjadi semakin produktif (value added) dan inovatif. Industri
kemampuan sumber daya manusia
kreatif
terutama lemahnya kapabilitas inovasi
barang
para
mengandalkan keahlian, bakat dan
pelaku
Helixbagi
usaha.Peran
pengembangan
Triple industri
berfokus pada penciptakan dan
kreativitas
jasa
sebagai
dengan
kekayaan
kreatif sangat penting, dan diharapkan
intelektual, memerlukan dukungan
mampu mendorong kapabilitas inovasi
untuk dapat berkembang. Industri
pelaku usaha dan berdampak pada keunggulan bersaing dan kinerja.
kreatif
dikelompokkan kedalam 14 sektor, yaitu: periklanan, arsitektur, pasar barang
seni,
kerajinan,
fashion,video/film/fotografi,
desain,
323
permainan interkatif, musik, seni
yang diciptakan untuk menyediakan
pertunjukan,
barang atau jasa
penerbitan
dan
bagi konsumen.
percetakan,layanan komputer piranti
Bisnis umumnya dimiliki swasta dan
lunak,telivisi
dibentuk
dan
radio,riset
dan
untuk
menghasilkan
dan
meningkatkan
pengembangan (Disperindag, 2008)
keuntungan
Hubungan Triple Helixdan Inovasi
kemakmuran bagi pemiliknya, serta
Industri kreatif memiliki potensi
dapat berbentuk melalui kepemilikan
untuk dikembangkan sehingga perlu
tunggal,
dukungan
koperasi.
kerja
sama
antara
cendekiawan (intellectuals),
bisnis
(business)
dan
pemerintah
kemitraan,
Lembaga
Triple
government
Helix.
Helix
pemerintah
merupakan kreativitas,
Triple
penggerak ide,
dan
lahirnya ketrampilan
(Etzkowitz, 2008).
dan
yang memiliki otoritas
pengembangan industri kreatif adalah
(government), yang disebut Sirkulasi
korporasi
(pemerintah), pusat
maupun
baik daerah.
Sinergi antar departemen dan badan di pemerintah
pusat,
sinergi antara
Menurut
pemerintah pusat dan daerah sangat di
Departemen Perdagangan RI (2008),
perlukan untuk mencapai visi, misi dan
hubungan yang erat, saling menunjang
sasaran pengembangan industri kreatif.
dan simbiosis mutualisme antara ketiga
Suatu premis bahwa sirkulasi triple
aktor tersebut merupakan landasan
helix
bagi industri kreatif agar dapat berdiri
dapat menggerakan masyarakat untuk
kokoh dan tumbuh berkesinambungan.
meningkatkan kreativitas, ide-ide dan
Cendekiawan industri kreatif
dalam
kontek
memiliki peran
merupakan
keterampilan
suatu bidang yang
(Etzkowitz,
2008).
Perguruan Tinggi sebagai penyedia
menerapkan ilmu dan menularkannya.
sumber
Cendekiawan
pengetahuan,
serta
seniman, para pendidik di lembaga
pembangunan
pendidikan,
para
penting. Model pengembangan Triple
paguyuban,
padepokan,
budaya
seni,
dan
mencakup budayawan,
pelopor
di
sanggar
individu
atau
helix bahwa
daya
manusia
dan
sebagai
aktor
sosial-ekonomi
yang
didasarkan pada sebuah premis pentingnya kerjasama antara
kelompok studi dan peneliti, penulis,
Universitas atau lembaga pendidikan,
dan tokoh lainnya di bidang seni,
pemerintah
dan
budaya dan ilmu pengetahun. Peran
kelembagaan
terkemuka
bisnis adalah sebagai entitas organisasi
(bisnis). Lembaga-lembaga pendidikan
industri
atau
tradisional
324
tinggi memiliki misi pengajaran dan
dan
penelitian serta transfer pengetahuan
memuaskan
dirinya
ke setiap masyarakat misalnya dengan
perusahaan
untuk
model pelatihan ke semua sektor
terus menerus agar dapat menciptakan
masyarakat melalui interaksi dengan
produk yang sesuai dengan keinginan
para alumninya. Kunci pengembangan
konsumen.
Triple
helix adalah meningkatkan
keinginan
konsumen
Hills
akan
untuk memacu
berinovasi secara
(2008),
inovasi
sirkulasi antara universitas, industri
merupakan ide, praktek yang dianggap
dan
baru bagi individu atau unit lainnya.
pemerintah
pembangunan
sebagai dan
agen
sebaliknya,
Menurut
Suryana
tersumbatnya sirkulasi adalah indikasi
adalah
kemampuan
kegagalan
kreativitas dalam rangka memecahkan
masyarakat,
keterbelakangan, ide ide dan inovasi.
persoalan
H1
memperkaya
:
Intellectual
berpengaruh
(2003),
dan
inovasi
menerapkan
peluang dan
untuk
meningkatkan
signifikan terhadap inovasi
kehidupan.Keeh,
H2
menjelaskan
pentingnya perusahaan
signifikan terhadap inovasi
berinovasi:
1)
H3 : Business berpengaruh signifikan
perubahan teknologi yang begitu cepat,
terhadap inovasi
sehingga
:
Government
berpengaruh
et
al
(2007)
perkembangan
perusahaan harus
menyesuaikan diri dengan perubahan Hubungan
Triple
Helix
dan
Keunggulan Bersaing Kemampuan untuk melakukan inovasi
sangat
penting
agar
teknologi
tersebut,
lingkungan
yang
disebabkan
adanya
inovasi,
3)
2)
perubahan
cepat
yang
kreativitas
dan
Kecerdasan
konsumen
bersaing
untuk memenuhi kebutuhan, sehingga
(Larsen, 2007). Kemampuan inovasi
diperlukan inovasi dalam memenuhi
dapat
harapan
menciptakan
keunggulan
meningkatkan
keunggulan
konsumen,
selera
helix merupakan penggerak lahirnya
membutuhkan
kreativitas,
cepat, 5) inovasi mampu menciptakan
(Etzkowitz, 2008). inovasi bertahan
dan
ketrampilan
Perusahaan tanpa
perkembangan
dan
perubahan
bersaing (Parkman, 2012), serta triple
ide,
pasar
4)
teknologi
yang
produk dan pelayanan
segmen
pasar,
dan
membentuk posisi koorporat yangb
di era persaingan yang
baik serta meningkatkan pertumbuhan
tidak
akan
bersaing
semakin tajam. Perubahan kebutuhan
perusahaan.
325
Zimmerer (2008), menjelaskan
efeisiensi
suatu perusahaan. Setiap
kreativitas adalah kemampuan untuk
aktivitas perusahaan telah disusun dan
mengembangkan
dilaksanakan
menemukan melihat
ide-ide
cara-cara
masalah
baru baru
dan
sedangkan
dan dalam
peluang
inovasi
adalah
untuk
dapat
mengidentifikasi apakah strategi yang dibuat
dapat
dilaksanakan
dengan
tepat atau tidak. Pengukuran kinerja
kemampuan untuk menemukan solusi
perusahaan akan
kreatif terhadap masalah dan peluang
seberapa
besarperusahanmenguasai
untuk meningkatkan atau memperkaya
pasardan
berorientasi pada tujuan
kehidupan
maupun
orang.
Suryana(2003)
,
diarahkan
pada
keuangannya.
Indikator
perusahaan
yang
kreativitas merupakan berfikir sesuatu
kinerja
yang
dikembangkan oleh Dibrell
(2008)
yaitu;
pasar,
baru.
Kreativitas
kemampuan
merupakan
untuk mengembangkan
pertumbuhan
pangsa
ide-ide baru dan menemukan cara-cara
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan
baru dalam memecahkan persoalan dan
laba dan Return on Assets (ROA).
menghadapi peluang. H4
:
Pelham
Intellectual
berpengaruh
terhadap
keunggulan
signifikan
:
mendefinisikan sebagai
Wilson kinerja
sukses
(1996)
perusahaan
produk
baru
dan
pengembangan pasar, dimana kinerja
bersaing H5
&
Government
berpengaruh
terhadap
keunggulan
signifikan
dapat
diukur
melalui
pertumbuhan
penjualan dan pertumbuhan pasar. Pengukuran kinerja hendaknya
bersaing H6 : Business berpengaruh signifikan
menggunakan ukuran yang beragam
terhadap keunggulan bersaing
(Bhargava
Hubungan
Sapienza et al (1998), mengemukakan
Inovasi, Keunggulan
et al, 1994), sedangkan
ukuran kinerja berbasis akuntansi dan
Bersaing dan Kinerja Kinerja
bisnis harus
keuangan
memiliki
kekurangan
diperhitungkan konsekuensi keuangan
disebabkan
dan
akuntansi, juga di sebabkan adanya
ekonomi
manajemen
dari
yang
keputusan
mempengaruhi
kecenderungan
metode
memanipulasi manajemen,
angka
investasi, operasional dan pembiayaan
dari
(Kuncoro,2006).Kinerja
dimungkinkan menggunakan ukuran
perusahaan
pihak
bervariasinya
sehingga
diukur dalam
waktu tertentu
dan
subyaktif yaitu mendasarkan persepsi
menunjukkan
kesuksesan
dan
manajer (Beal, 2000). Ukuran kinerja
326
subyektif memiliki
reliabilitas dan
kinerja industri kreatif.
validitas yang tinggi, dan demensi
penelitian ini adalah
pengukuran
kreatif pada sub sektor
kinerja
adalah
pertumbuhan
(growth),
fashiondi
Populasi
pelaku industri kerajian dan
JawaTengah.
Populasi
kemampulabaan ( profitability) serta
merupakan
efisiensi ( Murphy, et al, 1996).
penelitian, sedangkan sampel adalah
Barkham et al (1990),
sebagian atau wakil populasi yang
bahwa
menegaskan
pertumbuhan
merupakan
indikator
lazim dan telah sebagi ukuran
penjualan kinerja
yang
menjadi konsensus demensi pertumbuhan
diteliti
keseluruhan
(Arikunto,
pengambilan menggunakan
subyek
2002).
Metode
sampel
dengan
metode
purposive
sampling, dan jumlah sampel sebanyak
yang terbaik.
115 responden dari 6 kabupaten/kota
H7 : Inovasi berpengaruh signifikan
terpilih.
pada keunggulan bersaing
Adapun variabel yang diteliti
H8 : Inovasi berpengaruh signifikan
meliputi
:
Variabel
triplehelix
pada kinerja
(intellectias,
H9 : Keunggulan bersaing berpengaruh
business). Intellectuals diukur melalui
signifikan pada kinerja
indikator:penemuan
government
dan
ide,
pendampingan, jejaring), government diukur
Gambar 1 : Model Penelitian
melalui
indikator
peraturan,undang-undang, intellectia
serta
business
kepemilikan. Kinerja Keunggulan bersaing
Busines
kebijakan,
diukur melalui
indikator : etika, perlindungan HAKI,
Inovasi Government
:
Variabel
kapabilitas
inovasi diukur melalui indikator : inovasi
teknologi,
inovasi
pasar,
inovasi
inovasi
produk,
pelayanan,
variabel keunggulan bersaing diukur melalui indikator : price/cost,produk
METODE PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah
inovatif,customer realtionship,differenceserta
untuk menguji peran triple helix dalam
kinerja
meningkatkan
Return on Assets (ROA), pertumbuhan
kapabilitas inovasi
inovasi dan keunggulan bersaing serta
laba,
diukur
melalui
variabel
pertumbuhan
indikator:
penjualan,
327
pertumbuhan
market
share.Skala
pengukuran data menggunakan skor 1
Outer Loadings (Measurement Model) Variabel
Indikator
Intellectual
diolah dengan menggunakan program Partial Least Square (PLS).
Government
ANALISIS DATA Data yang diperoleh akan Business
diolah, menggunakan program PLS, melalui dua tahap, antara lain : 1.
Measurement Model (Outer
Kesimpulan
faktor
sampai 10, (1 = Sangat tidak setuju , dan 10 = Sangat Setuju), serta data
Loading
0,888
Valid
Int2
0,894
Valid
Int3
0,851
Valid
Gov1
0,907
Valid
Gov2
0,953
Valid
Gov3
0,918
Valid
Bis1
0,850
Valid
Bis2
0,838
Valid
Bis3
0,901
Valid
Ino1
0,797
Valid
Model)
Ino2
0,876
Valid
Outer model digunakan untuk menguji
Ino3
0,934
Valid
validitas maupun relibilitas data, dan
Ino4
0,811
Valid
Keunggulan
KB1
0,864
Valid
bersaing
KB2
0,886
Valid
KB3
0,838
Valid
KB4
0,844
Valid
Kin1
0,873
Valid
Convergent Validity merupakan
Kin2
0,904
Valid
model pengukuran dengan refleksi
Kin3
0,894
Valid
indikator
Kin4
0,883
Valid
dapat
dilakukan
pengujianConvergent
melalui Validitydan
Inovasi
Int1
Composite Reliability. a. Convergent Validity
dan
dinilai
Kinerja
berdasarkan
korelasi antara item score. Ukuran Pada
refleksi individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun menurut Chin, 1999 (dalam Ghozali, 2006) untuk
penelitian
tahap
awal
dari
pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,6 dianggap cukup memadai. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
table
menunjukkansemua
1diatas
indikator
sudah
valid, terbukti nilai outer model atau korelasi antara kontruk dengan variabel menunjukkan diatas
nilailoading factor 0,50.
validitybertujuan
Descriminant untuk memastikan
bahwa setiap konsep dari masingmasing variabel laten berbeda dengan variabel
lainnya.
Model
dikatakan
mempunyai descriminant validity yang Tabel 1
baik bila setiap nilai loadings pada
328
indikator dari sebuah variabel laten
Pada tabel 2 tersebut dapat
memiliki nilai loadings yang paling
disimpulkan
besar
lain
konstruk
terhadap variabel laten lainnya. Hal ini
reliabel,
berarti bahwa setiap variabel laten
Composite Reliability diatas 0,60
sudah memenuhi kriteria descriminant
dan AVE diatas 0,50.
dengan
nilai
loadings
validity yang baik dimana beberapa variabel
laten
pengukur
yang
masih
memiliki
berkorelasi
tinggi
bahwa
semua
memenuhi
kriteria
terbukti
dengan
nilai
2. Model Struktural ( Inner Model ) Inner model atau model struktural bertujuan
untuk
menguji
dengan konstruk lainnya.
hubungan antar variabeldan R-
b. Composite Reliability dan Average
square
dapat
menguji
dilihat
dari
model
Nilai R-square
Variance Extracted Untuk
dari
nilai
reliabilitas
dapat
disajikan
pada tabel 3 :
average
Tabel 3
variance extracted (AVE). Konstruk
Nilai R-square
dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika nilai composite reliability>
penelitian.
R-square Inovasi
0,785
Keunggulan bersaing
0,893
Kinerja
0,865
0,60 dan AVE berada diatas 0,50. Pada tabel 2 berikut
disajikan nilai
composite reliability dan AVE untuk seluruh variabel. Tabel 2
Nilai R-square untuk variabel
Composite Reliability dan AVE Variabel
Composite Reliability
AVE
kapabilitas
inovasi
sebesar
0,785,
artinya variabel kapabilitas inovasi dipengaruhi triple helix (intelectual,
Intellectual
0,910
0,771
government, business) sebesar 78,5 %,
Government
0,948
0,858
sedangkan sisanya (100% - 78,5 % =
Business
0,898
0,746
21,5 %) dijelaskan oleh sebab-sebab
Inovasi
0,916
0,733
lain diluar model.
Keunggulan besaing
0,918
0,737
variaibelkeunggulan bersaing sebesar
Kinerja
0,937
0,789
0,893 artinya variabel produktivitas
R-square untuk
dipengaruhi oleh variabel triple helix sebesar 89,3 % dan sisanya ( 100 % -
329
89,3 % = 11,7 %) dijelaskan oleh sebab-sebab
lain
diluar
model.
Variabel Penelitian
Sedangkan R-square kinerja sebesar 0,865 artinya kinerja dipengaruhi oleh produktivitas dan inovasi sebesar 86,5 % dan sisanya (100% - 86,5% = 13,5
original sample estimate
mean of
Standard
T-
subsamples
deviation
Statistic 3,032
Keterangan
INT--INO
0,286
0,278
0,094
signifikan
GOV--INO
0,396
0,395
0,093
BIS--INO
0,253
0,253
0,082
3,083
signifikan
INT--SAING
0,193
0,193
0,073
2,643
signifikan
GOV SAING
0,180
0,191
0,073
2,481
signifikan
BIS--SAING
0,269
0,263
0,071
3,799
signifikan
INO--SAING
0,363
0,357
0,063
5,748
signifikan
INO -->KIN
0,297
0,297
0,089
3,316
signifikan
SAING-KIN
0,654
0,649
0,088
7,441
signifikan
signifikan 4,262
%) dijelaskan diluar model penelitian. Hasil olah data dapat dilihat dalam gambar dan tabel di bawah ini.
triple
Tabel 4 Result For Inner Weight
helix
dapat
masyarakat
untuk
melakukan
desain,
kretivitas
dan
mendorong aktif
menciptakan
inovasi.
Helixmerupakan dipercaya
dalam
Triple
konsep yang mampu meningkatkan
kreativitas, ide dan skill (Etzkowitz, 2008). Hubungan yang erat saling menunjang antara ketiga sektor akan sangat
membantu menghasilkan
industri kreatif yang kokoh dan kuat. Dalam
konteks
industri
intellectuals/cendekiawan budayawan,
PEMBAHASAN Kerja sama yang baik antara
begawan,
mencakup
seniman, pendidik
kreatif
punakawan, di
lembaga
dan bisnis
pendidikan, para pelopor paguyuban,
dapat mendorong kemampuan inovasi
padepokan, sanggar budaya dan seni,
dengan
individu atau kelompok studi dan
intelektual,
government
menciptakan
komunikasi
yang
interaksi
dinamis.
yang baik dari ketiga
dan
Sinergi
aktor dalam
peneliti,
penulis
dan
tokoh
lain
dibidang seni dan ilmu pengetahuan
330
yang terkait dengan pengembangan
manajemen usaha,
industri
mengimplementasikan
kreatif.
Intellectuals/cendekiawan aktor
utama
kreativitas,
merupakan
penggerak
ide,
ilmu
lahirnya
pengetahuan
intellectuals dapat kegiatan
mereka melalui pendampingan secara terus
menerus
manajemen
demi
bagi
perbaikan
pelaku
industri
maupun teknologi bagi tumbuhnya
kreatif.
industri kreatif.
merupakan salah satu aktor Triple
Kreativitas aktivitas indvidual pada
lahirnya
merupakan yang mengarah
inovasi,
sedangkan
Inttellectuals/cendekiawan
Helix
yang
lahirnya
merupakan
kreativitas,
pengetahuan
dan
penggerak ide,
ilmu
teknologi
bagi
aktivitas
tumbuhnya industri kreatif, sehingga
subsektor yang sudah terfokus pada
akan menghasilkan industri kreatif
suatu
yang berdiri kokoh sebagai penyangga
inovasi lebih bersifat
sasaran
pemecahan
masalah
namun jarang yang mengarah pada kreativitas
(Howkins,
pembangunan ekonomi nasional.
2005).
Peran government (pemerintah)
cendekiawan
sebagai lembaga yang memilki otoritas
memiliki kapasitas yang besar dalam
membuat dan menerapkan hukum dan
memperkuat basis inovasi baik secara
undang-undang, baik pemerintah pusat
formal maupu non formal, memiliki
dan
kemampuan
pengembangan
Intellectuals
konsep
atau
untuk
inovasi
kapasitas
mematangkan serta
memiliki
mendesiminasi informasi
pemerintah
Sinergi
daerah
bagi
industri kreatif.
antar departemen dan badan
pemerintah
pusat,
daerah
sangat
dengan jejaring bisnis yang dapat
diperlukan untuk mencapai visi , misi
menciptakan keunggulan bersaing.
dan sasaran
kreatif. Selain itu peran pemerintah
Intellectuals/cedekiawan memiliki
peran
sebagai
pengembangan industri
agen
juga
membantu
dalam
menyebarkan ilmu pengetahuan, seni
mempromosikan hasil produk industri
dan teknologi serta sebagai agen yang
kreatif, sehingga
dapat mengembangkan industri kreatif
bersaing.
dalam masyarakat. dapat
Hasil penelitian
diaplikasikan
Aktor
akan unggul dalam
utama dalam business
bagi
adalah pelaku usaha, investor, pencipta
pengembangan ide atau gagasan bagi
teknologi baru dan konsumen industri
palaku industri kreatif, disamping itu
kreatif,
dalam
keberlangsungan
rangka
pengembangan
yang
mendukung industri
kreatif.
331
Adapun perannya adalah 1).
Sebagai
memuaskan
dirinya
kreator produk dan jasa kreatif, pasar
perusahaan
untuk
baru yang dapat menyerap paroduk dan
terus menerus agar dapat menciptakan
jasa
produk yang sesuai dengan keinginan
yang
dihasilkan,
serta
akan
memacu
berinovasi secara
menciptakan lapangan pekerjaan bagi
konsumen.
individu kreatif
melakukan inovasi akan menjadi akan
maupun pendukung
Keunggulan
lainnya. 2). Pencipta komunitas dan
menjadikan perusahan
wirausaha
dalam bersaing.
kreatif,
yaitu
sebagai
pendorong terbentuknya ruang publik, sehingga
akan
terjadi
pemikiran,
yang
dapat
sharing mengasah
dalam
untuk unggul
Kemampuan untuk melakukan inovasi
yang
dapat
menghasilakn
sesuatu yang baru dan berbeda akan
kreativitas dalam menjalankan bisnis di
meningkatkan
industri kreatif atau
yang baru dan berbeda tersubut dapat
manajemen
sharing
pengelolaan
usaha
di
industri kreatif.
daya
saing.
Sesuatu
berbentuk produk (barang dan jasa), atau bentuk proses ( ide, metode, cara).
Peran business dituntut untuk
Sesuatu
yang
baru
dan
berbeda
menggunakan kemampuan konseptual
diciptakan melalui berpikir kreatif dan
yang tinggi, menciptakan inovasi agar
bertindak inovatif merupakan
tercipta produk baru dan terbentunya
tambah dan keunggulan yang berharga.
komunitas
Pelaku
untuk
kerjasama dengan
membangun
usaha
akan
nilai
menciptakan
mitra usaha,
sesuatu yang baru dan berbeda agar
sehingga terbentuk iklim usaha yang
mampu meraih pasar yang lebih luas,
kondusif, yang mampu meningkatkan
sehingga akan melakukan
kemampuan bersaing.
strategi, yaitu inovasi produk, inovasi
berbagai
yang
pelayanan, inovasi pasar dan inovasi
cepat membutuhkan kreativitas dan
teknologi. Inovasi produk dan logistik
inovasi, untuk merespon perubahan
diharapkan
kebutuhan konsumen. Hal ini
produk yang
Perubahan
lingkungan
sesuai
mampu
menghasilkan
berkualitas baik dan
hasil penelitian Larsen, P and Lewis
mampu
(2007),
bahwa
didukung logistik yang memadai agar
inovasi
tidak
bertahan
perusahaan akan
bersaing
tanpa dan
di era persaingan yang
tercapai
keinginan
konsumen
untuk
efisiensi
dipasar,
dan
serta
efektivitas
produksi. Peningkatkan kualitas layanan
semakin tajam. Perubahan kebutuhan dan
bersaing
dengan
mitra
usaha,
misalnya
332
keramahan,
ketepatan
waktu
banyak
konsumen yang dilayani.
penyampaian barang ke konsumen,
Dengan demikian daya saing yang
komunikasi
semakin tinggi akan meningkatkan
dua
arah
Inovasi pasar memperluas
yang
baik.
dilakukan dengan pasar,
yaitu
dengan
membuka outlet baru, membua outlet diluar
kota,
kenaikan
untuk
kuantitas
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
PENUTUP
mendukung dan
kualitas
Kreativitas menjadi dasar, kiat dan
sumber
peluang
produksi. Peningkatan
keunggulan
daya
menuju
untuk sukses,
mencari sehingga
pelaku usaha harus kreatif menciptakan
bersaing bagi pelaku industri kreatif
sesuatu
dapat dilakukan melalui bergai cara,
berbeda.Kemampuan
diantaranya dengan menetapkan harga
kreatif
yang wajar sehingga pelaku usaha
inovatifmerupakan nilai tambah dan
harus
keunggulan yang berharga bagi pelaku
melakukan
produksi, agar
efisiensi
dalam
harga dapat ditekan
mampu bersaing
yang
dan
untuk
berpikir
dan
bertindak
usaha.
dengan pesaing
Aktor utama yang mendorong
sejenis. Inovasi produk juga terus
mendorong
dilakukan dengan membuat
pelaku
produk
baru
tumbuhnya kreativitas industri
kreatif
yaitu
yang baru dan berbeda dengan produk
intellectuals,
pesaing baik dalam kualitas, corak,
business,yang disebut Triple Helix.
model, dan sebagainya. Inovasi produk
Kerjasama yang lebih baik dan saling
dapat dilakukan dengan mengamati
menguntungkan antara ketiga aktor
dan memahami keinginan atau selera
utama tersebut, diharapkan sebagai
konsumen, dengan demikian produk
penggerak utama tumbuhnya industri
yang
kreatif.Kolaborasi dari tiga aktor utama
dibuat
akan
diminati
oleh
konsumen.
dalam
Membangun
hubungan
yang
government,
Triple
government,
Helix(intellectuals, business)
dianggap
baik dengan konsumen akan mampu
mampu meningkatkan kreativitas, ide
menciptakan kepuasan konsumen, dan
dan
diharapkan menjadi pelanggan yang
kreatif.Hubungan
loyal. Semakin banyak pelanggan yang
menunjang antara ketiga sektor akan
loyal akan
mampu meningkatkan
sangat
penjualandan
laba
serta
semakin
skill bagi pelaku industri yang
membantu
erat
saling
menghasilkan
333
industri kreatif yang kokoh, kuat dan berkelanjutan. Penelitian
ini
hanya
difokuskan pada industri kreatif sub sektor kerajinan dan jumlah
sampel
fashiondengan
115
responden,
sehingga hasil penelitian ini masih banyak kekurangannya. mendatang
Penelitian
diharapkan
lebih
difokuskan pada sektor tertentu dan pengembangan
variabel
lain,
sehingga
penelitian
yang
hasil
diharapkan akan lebih baik.
REFERENSI Arikunto,
S., 2002, Penelitian Pendekatan Renika Cipta.
Prosesdur Suatu Praktek,
Brundin, E. et al, 2008, Triple Helix Networks in a Multicultural Context : Triggers and Barriers for fostering Growth and Sustainability, Journal of development Entrepreneurship, Vol 13, No 1, page 77-98 Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008, Studi Industri Kreatif Indonesia. Ghozali, Imam., 2005, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Etzkowitz, H & Dizisah, J., 2008, Triple Helix Circulation : the heart of innovation and
development, International Journal of Tecnology Management and Sustainable Development, Volume 7, page 101- 115 Esti, R.dan Suryani, D, 2008, Potret Industri Kreatif Indonesia, Economic Review, Nomor 212, Jakarta Hair, J.F. Anderson R.E, R.I.Tatam and Black W.C, 1995, Multivariate Data Analisys, 4th Edition, Prentice Hall, New Jesey. Hills,Gerald, 2008, Marketing and Enterpreneurship, Research Ideals and Opportunities, Journal of Small and Medium Entrepreneurship, page ; 2739 http://aguswibisono.com/2010/industrikreatifindonesia/http://citraindonesia .com/kemendag-genjotindustri-kreatif Keeh, Hean Tat, Mei Nguyen and Ping, 2007, The Effects ot Entrepreneurial Oreintation and Marketing Information the Performance of SMEs, Journal of Business Venturing, page 592-611. Larsen, P. & A. Lewis, 2007, Haw Award Winning SMEs The Barriers to Innovation, Journal Creativity and Innovation Management, page 141-151. Kuncoro, M., 2006, Strategi, Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Erlangga, Jakarta Parkman, I. D., Samuel S. H., and Helder . S., 2012, Creative
334
industries: Aligning Entrepreneurial Orientation and Innovation Capacity, Journal of Research in Marketing and Entrepreneurship, Vol. 14, No. 1, p. 95-114 Rosli, M., and Syamsuriana, S., 2013, The Impact of Innovation on the Performance ofSmall and Medium Manufacturing Enterprises,Journal of Innovation Management in Small & Medium Enterprise,Vol. 2013, p.1-16. Suryana, 2003, Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat. Sohn, S. Y. and Chan S. J., 2010, Effect of Creativity on Innovation: Do Creativity Initiatives Have Significant Impact on Innovative Performance in Korean Firms, Creativity Recearch Journal, 22(3), 320–328 Tatik
Nurhayati, 2009, Orientasi entrepreneur dan Modal Sosial : Strategi Peningkatan Kinerja Organisasi, Desertasi.
Razah, A & Saad, M., 2007, The role of Universitas in the evolution of the Triple Helix culture of innovation netwwork ; The case of Malaysia, International Journal of Tecnology Management and Sustainable Development, Volume 7, page 211-225. Zimmerer.W.Thomas & Scarborough, 2008, Essentials of Entrepreneurship and Small
Bussines Management, Salemba Empat, Jakarta