Staff Editor: David Clares Pozo
[email protected] MotoGP Editor: Ivan Moreno Contents Editor: David Robledo Social Media: Miguel A. Moreno Photography: davidclares.com Contributors Jose Benavente Jnk.com.es Ivan Robledo Indonesia officer Yuni Prabawa Advertising Marketin Manager. Inmaculada Martinez Hervas
[email protected]
Editorial STARTING OUR JOURNEY RIDE THROUGH MAGAZINE TEAM
[email protected] Majalah ini mulai jalan sebuah proyek baru yang bertujuan untuk membawa Kejuaraan Dunia MotoGP untuk para penggemar di Indonesia. RIDE THROUGH MAGAZINE adalah tim Spanyol yang telah menyadari bahwa penggemar terbaik di dunia berada di Indonesia dan kami ingin berbagi dengan Anda apa yang kita lakukan yang terbaik, olahraga jurnalisme. Dan kami ingin melakukannya tentang olahraga yang kita cintai yang terbaik, sepeda motor. Mulailah jalan kita dan dalam isu-isu berikutnya Anda akan melihat bahwa majalah, seperti anggur yang baik, memperbaiki dengan waktu. Kami ingin RIDE THROUGH MAGAZINE menjadi bagi Anda titik awal di mana Anda tahu lebih banyak tentang Kejuaraan Dunia MotoGP, pembalap mereka, sepeda motor mereka... Tetapi di samping ke MotoGP, kita akan mengikuti erat World Superbike Championship, Kejuaraan Spanyol,
All materials published in RIDE THROUGH MAGAZINE is copyrighted and cannot be used for commercial purpose, just personal viewing.
BSB, AMA, ARRC dan semua jenis sepeda motor balap. Kami juga menginformasikan tentang perkembangan pasar terbaru. Sepeda terbaik di dunia akan selalu hadir dalam RIDE THROUGH MAGAZINE. Tapi kita ingin menjadi dekat dengan semua pembaca kami dan kami ingin halaman web kami www.ridethrough. com-halaman Facebook - www. facebook.com/Ride.Through.Magazinedan Twitter profil-www. twitter.com/ RTMgz- adalah hubungan kami dengan Anda. Kami akan senang untuk memiliki persekutuan dan dukungan kita untuk membuat sebuah majalah yang lebih baik. Jika Anda ingin komentar, menulis ke
[email protected] SELAMAT DATANG RIDE THROUGH MAGAZINE MAJALAH SEPEDA MOTOR BARU ANDA.
Contents
Shocking Shots 5 MotoGP 8 Valentino Rossi: Between Heaven and Hell 15 Yamaha: 50 years in Grand Prix 21 Loris Capirossi: The Farewell of a Champion Moto2 24 Technical review: 2012 it’s here WSBK 27 Carlos Checa: A Fighter’s Triumph European Championship 32 2012 Champions News 35 New 2012 Bikes
Jorge Lorenzo welcomes Ride Through Magazine Perjalanan kami baru saja dimulai dan dukungan sudah datang. Dukungannya tak lain dari Jorge Lorenzo, juara dunia MotoGP! Kami mendedikasikan edisi ini khusus untuk Jorge Lorenzo dan berterima kasih atas dukungannya. Dukungannya menjadi kekuatan besar kami dalam memulai semua ini.
Casey Stoner rides through 2011 season Bukan hal baru, Casey Stoner berulangkali telah membuktikan ia adalah seorang juara. Selalu mengejutkan dengan gayanya, efisiensi, bakatnya ... Imej seperti ini sangat jelas dan kami menikmatinya penuh.
Honda to save Japan Honda berpartisipasi di Grand Prix Jepang dengan pembalap khusus. Shinichi Itoh, 42 tahun, ambil bagian dalam balapan untuk mengenang korban tewas akibat gempa bumi di Jepang. Shinichi
kehilangan tujuh anggota keluarga dalam bencana itu, tetapi memiliki kekuatan untuk berpartisipasi di GP dan mendukung negaranya.
Selama bertahun-tahun fans Italia bermimpi melihat Valentino Rossi berkostum Ducati. Impian itu menjadi kenyataan tahun ini namun segera menjadi mimpi buruk. Perjalanan Valentino bersama Ducati akan kita pelajari tahun ini. Mengapa dia memutuskan menandatangani kontrak dengan Ducati, apa masalah yang menggerogoti mereka dan apa yang bisa diharapkan di masa datang. Tak diragukan akan selalu ada Valentino Rossi untuk waktu yang lama. Text by #RTM Photos: David Clares / Ducati
Tahun pertama setelah Jepang Sembilan gelar juara dunia diraihnya. Enam titel MotoGP dan masing-masing satu di kelas 125 cc, 250 cc dan 500 cc. Di musim pertama karir balapan roda duanya, Rossi meraih podium. Dan runner up klasemen akhir pada tahun perdananya di kelas 250 cc dan 500 cc. Valentino berhasil mengembangkan dua motor yaitu Honda RCV yang pertama dan Yamaha M1 (2004-2010). Dua motor itulah yang menjadi terbaik di balapan dunia. Sembilan gelar dunia dan pribadi yang lucu menjadikannya legenda. Namun musim ini adalah yang terberat dalam karirnya karena tidak berjalan baik.
Ducati. Mimpi yang jadi kenyataan atau mimpi buruk Di 2011 Valentino pindah ke Ducati, memenuhi mimpi penggemar Italia khususnya dan fansnya di seluruh dunia. Tapi di sirkuit tidak seperti harapan karena yang muncul adalah mimpi buruk baginya, Ducati dan pendukungnya. ”Il Dottorre” tidak mampu bersaing di level atas. Di 2011 dia hanya sekali mencapai podium yakni podium ketiga di seri Prancis. Parahnya lagi, sekarang jadi hal biasa melihatnya start dari grid terakhir dan bersaing finis di 10 besar.
Apa masalahnya?
Jadi, apa yang bisa kita harapkan musim ini?
Ada beberapa alasan mengapa Rossi tidak mampu menunggangi Ducati pada level yang diharapkan, meskipun tidak ada yang bisa membenarkan penampilan buruknya terjadi di musim ini.
Tidak ada. Valentino Rossi sudah menyerah dan berharap musim ini segera berakhir. Jadi tidak ada yang berharap pembalap Italia itu berjuang untuk naik podium.
Ducati telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir, motor yang hanya sanggup dijinakkan Casey Stoner. Valentino Rossi sendiri tidak memahami mengapa Casey Stoner mampu menaklukan motor liar itu.
Sementara itu, Ducati dan Valentino bekerja dengan menatap ke musim depan dimana motor-motor MotoGP akan beralih dari mesin 800 cc ke 1000 cc, yang akan merubah banyak hal.
Valentino Rossi mengatakan tidak mampu mengendalikan roda depan dan tidak percaya diri untuk memaksakan kecepatan. Stoner punya masalah sama tapi bisa mengatasinya dan menyatu dengan Ducati. Apa yang tidak bisa dilakukan Valentino.
Di 2012 apapun bisa terjadi. Dan jika kerja keras Ducati membuahkan hasil, kita akan melihat Valentino Rossi di podium puncak.
3
2
1
4
1>> GP Qatar. Debut Rossi dengan Ducati.Dunia berharap Rossi memulai musim dengan kemenangan seperti yang dilakukannya dengan Yamaha di 2004. Saat dia menggenggam pole position dan finis terdepan. Namun di seri perdana musim in di Qatar, para penggemarnya terperangah bagaimana Rossi start dari baris ketiga grid dan hanya finis ke-7. 2>> GP Prancis. Rossi dan Ducati di atas podium. Setelah dua balapan
5 berada di lima besar, Rossi memperbaiki balapannya dan naik podium di tempat ketiga di Le Mans. Tampaknya ada kemajuan dan fans mulai percaya mimpi besar mereka mungkin jadi kenyataan. 3>> GP Italia. Rossi dan Ducati dalam balapan kandang. Valentino Rossi finis ke-6 dalam balapan kandang. Jauh dari yang diharapkan pendukung Italia. Masih ada Grand Prix San Marino namun tidak jauh lebih baik. 4>> GP Indianapolis.
6 GP Indianapolis sangat sulit bagi semua pembalap dunia dan Rossi tidak menikmatinya. Dia start dari posisi 14 dan finish di urutan 10. Sungguh tontonan menyedihkan dan Rossi sepertinya menyerah. 5>> GP San Marino. Valentino Rossi harus menyaksikan persaingan mantan-mantan rivalnya di San Marino, tempat yang berjarak hanya beberapa menit dari tempat kelahirannya. Rossi berjuang keras untuk masuk 10 besar,
bersaing dengan Bautista, Barbera dan Cruchlow. 6>> GP Aragon. Perubahan terus-menerus pada motor Rossi memaksanya menyingkirkan beberapa mesin dan di GP Aragon dia menggunakan mesin yang ke-7. Ini menyalahi aturan penggunaan enam mesin selama musim 2011. Akibatnya Rossi kena penalti dan mengawali balapan dari pit lane, di belakang penghuni terakhir di grid.
Musim pertama, tiga motor (atau lebih) Valentino Rossi berkeinginan besar mengulang sukses bersama Yamaha yaitu untuk membuat motor juara. Dia dan timnya tahu banyak yang harus dilakukan dan sejak bergabung tak pernah berhenti mencari solusi. Ducati menyiapkan Desmosedici GP11 untuk Valentino agar mengawali musim dengan motor terbaik. Tapi saat waktunya tiba untuk bertarung dengan rival-rival, hasilnya jauh dari harapan. Sejak itu Rossi, Jerry Burgess (kepala mekanik) dan Filippo Preziosi (kreator Ducati MotoGP) mulai bekerja membuat semua perubahan yang diperlukan. Hasilnya tiga perubahan pada motor Ducati musim ini. Ducati Desmosedici GP11 D16 GP11 adalah versi pertama motor di musim 2011. Memiliki frame dan lengan ayun dari karbon, pengembangan yang sudah dilakukan saat bersama Casey Stoner. Motornya punya gem, tapi tampaknya tidak bekerja baik. Sejak awal, Valentino sudah bicara tentang masalah motor bagian depan. Ducati Desmosedici GP11.1 Pers menyebutnya GP 11.1 karena motor ini adalah evolusi dari GP11 yang merupakan penggabungan sasis dan lengan ayun, sangat berbeda dibandingkan motor sebelumnya. Perubahan terjadi juga pada motor buat musim depan – GP12- dimana akan memakai mesin 1000 cc dan tengah dikembangkan musim ini. Setelah Valentino Rossi menjalani sejumlah tes dengan GP12, dia meminta tim menggabungkan motor musim ini, sasis dan rocker musim lalu sehingga memaksa tim mengembangkan mesin 800 cc dengan beberapa modifikasi untuk beradaptasi dengan elemen-elemen baru. Perubahan-perubahan tersebut melahirkan kontroversi besar karena beberapa aspek dari regulasi teknis tidak jelas dan
bisa dibilang Valentino bermain curang. Ducati Desmosedici GP11.2 Di GP Aragon, motor Valentino Rossi punya sasis dengan alumunium baru yang menggantikan karbon yang digunakan sejauh ini. FTR British yang berkompetisi di Moto2, mengembangkan sasis yang diminta Ducati. Pabrikan Italia itu sendiri tidak punya banyak pengalaman dalam pembuatan sasis untuk bahan itu. Valentino mengatakan peningkatan utama dari sasis alumunium adalah memungkinkan perubahan lebih cepat dibandingkan sasis karbon. Perubahan ini memaksa Rossi menggunakan mesin baru, yang ke-7 musim ini. Padahal regulasi hanya mengizinkan penggunaan 6 musim setiap tahun. Akibatnya di Aragon, Valentino harus menerima “hadiah” ini : start dari pit lane. Ducati Desmosedici GP12 Tapi waktu terus berjalan. Valentino juga beberapa kali menunggangi motor yang akan digeber musim depan yaitu GP12 yang bermesin 1000 cc.
Tim Joe Bar vs Tim MotoGP Ducati ? Apakah kalian tahu tim Joe Bar Team ? Ini adalah komik terkenal Prancis yang sudah diterjemahkan dalam banyak bahasa. Karakter utamanya adalah rider amatir gila yang mencintai motor dan kecepatan di atas segalanya. Komik ini menggambarkan petualangan lucu dan kesialan Joe Bar Team. Musim ini Valentino Rossi memakai dua desain yang terinspirasi komik itu. Di awal musim muncul pada fender depan motornya sebuah stiker lucu memperlihatkan Valentino menjinakkan Ducati. Di GP San Marino yang memiliki sirkuit spesial karena dekat dengan rumahnya,
Rossi memakai helm lucu. Desainnya gambar-gambar dengan simbol yang tidak dipahami. Kecuali bagi mereka yang tahu komik Joe Bar akan cepat memahaminya. Simbol-simbol itu menggambarkan karakter Joe Bar Team komplain saat sesuatu berjalan tidak semestinya. Jatuh, tilang dan mesin rusak. Mungkinkah Valentino ingin membandingkan pengunjung bar Joe dengan timnya? Diragukan, tapi dapat mengajarkan kepada kita walaupun perjalanan Valentino musim ini tidak berjalan baik, dia masih bisa melucu seperti biasanya.
Yamaha telah di Grand Prix tidak kurang dari 50 tahun. Sejak tahun 1961 berpartisipasi dalam Grand Prix Perancis, telah mencapai 36 gelar juara dunia dan selalu dengan mengikuti jalannya sendiri. Pada tahun 1973 Yamaha berhasil mewujudkan impiannya untuk bersaing di kelas utama, dan sejak itu, sepedamotor itu telah menjadi patokan di Kejuaraan Dunia. Berikut adalah sepeda terbaik yang Yamaha telah membuat selama bertahun-tahun.
Text by #RTM Photos: Yamaha
The best Yamaha bike Sejak 1973 sampai sekarang Yamaha telah membuat 47 motor Grand Prix di kelas 125 cc, 250 ccm 500 cc, 700 cc dan MotoGP. Sebagian besar adalah motor 500 cc dan MotoGP, kategori yang lebih difokuskan pabrikan Jepang. Jika Anda harus memilih satu, motor terbaik Yamaha adalah YZR M1-0WS (2008-2010), model dengan lebih dari 200HP (tenaga kuda) yang memenangi tiga gelar MotoGP. 1
2009 MotoGP Valentino Rossi
2008 MotoGP Valentino Rossi
2007 MotoGP
2010 MotoGP World Champion | Jorge Lorenzo
2006 MotoGP
2003 MotoGP
2005 MotoGP Valentino Rossi
2002
500cc
2001
2004 MotoGP Valentino Rossi
500cc
2000
500cc
1998-99
500cc
1994-95
500cc
1990
500cc
1987
500cc
1997
1993
500cc
1996
500cc
1992
1989
Wayne Rainey
1985-86
500cc
500cc
500cc
1991
Wayne Rainey
1988
500cc
Eddie Lawson
1984
500cc
Eddie Lawson
500cc
Eddie Lawson (1986)
500cc
Wayne Rainey
1983
500cc
1979
500cc
Kenny Roberts
1982
500cc
1978
500cc
Kenny Roberts
1981
500cc
1977
500cc
1
1980
500cc
Kenny Roberts
First 500Cc Yamaha Title Pada tahun 1974 Yamaha memenangkan gelar pertamanya di kelas 500cc melalui Giacomo Agostini. Ini adalah pertama kalinya untuk Yamaha, tapi juga merupakan gelar perdana dengan motor dua tak di balapan level dunia. Dengan keberhasilan ini, Yamaha mampu melupakan musim tragis 1973 dimana Jarno Saarinen, kandidat terbaik untuk meraih gelar tahun itu, meninggal dalam kecelakaan di GP of Nations (Monza).
1974-75
500cc
Giacomo Agostini (1975)
1973-74
500cc
Constructors Titles 2008 MotoGP 2005 MotoGP 2000 500cc 1993 500cc 1991 500cc 1990 500cc 1988 500cc 1987 500cc 1986 500cc 1975 500cc 1974 500cc
Yamaha’s Best Riders
Valentino Rossi
Jo
o z n e r o L e g r
Dari 26 pembalap juara dunia yang memenangi gelar bersama Yamaha, enam diantaranya jadi sorotan. Mereka adalah pembalap yang juara di kelas paling kuat, 500 cc dan MotoGP. Valentino Rossi adalah pembalap yang mencapai sukses lebih bersama pabrikan itu dengan enam gelar. Wayne Rainey, Eddie Lawson dan Roberts, masing-masing meraih tiga gelar. Giacomo Agostini dan Jorge Lorenzo, yang pertama dan terakhir, mempersembahkan gelar untuk Yamaha (sampai 2011).
Wayne Rainey
Eddie Lawson
Riders Championships
Kenny Roberts
Giacomo Agostini
2010 2009 2008 2005 2004 1992 1991 1990 1988 1986 1984 1980 1979 1978 1975
MotoGP MotoGP MotoGP MotoGP MotoGP 500cc 500cc 500cc 500cc 500cc 500cc 500cc 500cc 500cc 500cc
Lorenzo, Jorge Rossi, Valentino Rossi, Valentino Rossi, Valentino Rossi, Valentino Rainey, Wayne Rainey, Wayne Rainey, Wayne Lawson, Eddie Lawson, Eddie Lawson, Eddie Roberts, Kenny Roberts, Kenny Roberts, Kenny Agostini, Giacomo
Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha
Setelah 22 musim berada diantara pembalap terbaik di kejuaraan dunia, Loris Capirossi mengumumkan di San Marino pengunduran dirinya. Dia menggenggam tiga gelar juara dunia, banyak momen tak terlupakan dan contoh luar biasa bagi banyak pembalap.
Text by Ivan Robledo Photos: Pramac Media Service
+300 G.P.
90’s decade Setelah terjun di kejuaraan di Italia dan Eropa, Loris Capirossi mengikuti Kejuaraan Dunia di 1990 (125 cc) berkat Fausto Gresini. Di musim pertama dia memenangkan tiga balapan, yang pertama di Donington. Hasil yang mengagumkan memberikannya gelar uara dunia 125 cc di usia 17 tahun. Capirossi menunjukkan kapasitasnya lagi di tahun 1991 dengan kembali menjadi juara dunia. 1992, tahun pertamanya di kelas 250c.c. Cukup rumit yang membuatnya menutup musim di posisi ke-12. Namun, dia terus belajar dan pada tahun 1993 (dengan 3 kemenangan) berhak menjadi runner up kelas 250c.c. Capirossi berjuang untuk menang, sampai harus jatuh saat mengklaim gelar juara dunia pada balapan terakhir musim itu di sirkuit Jarama. Setelah finis di tempat ke-3 di tahun 1994, Loris naik ke kelas 500 cc di tahun ‘95. Dia beradaptasi cepat dengan motor 500 cc yang kuat dan radikal. Akhirnya dia finis di tempat ke-6 musim itu. Pada tahun 1996, ia meninggalkan Honda untuk membela Yamaha. Namun perubahan itu tidak berjalan baik. Bahkan meski memenangkan GP Australia, hasil buruk menghambatnya. Tapi dia menerima tawaran untuk kembali ke 250c.c. pada tahun 1997 menunggangi Aprilia RSW dan berakhir di posisi 6.
1998 adalah tahun yang sangat penting bagi Capirossi. Sepanjang musim Tetsuya Harada berjuang untuk gelar. Capirossi di balapan terakhir dalam suatu tindakan ilegal, membuat Harada jatuh. Ini menjadikan Loris sebagai juara dunia, meskipun kontroversi. Bertahun-tahun kemudian Capirossi mengakui akan melakukan hal yang sama jika diperlukan. Karena tindakannya itu dia harus meninggalkan Aprilia dan kembali ke tim Gresini Fausto untuk mencoba kembali menggenggam gelarnya bersama Honda. Pembalap Italia itu mencoba, tapi juaranya rekan muda senegaranya yaitu Valentino Rossi.
99 podiums Sepanjang karirnya, Capirossi naik podium 99 kali. Hasil dari 29 kali menang, 34 podium kedua dan 36 tempat ketiga. Capirossi kurang beruntung gagal masuk “podium 100 klub” dan butuh waktu lebih dari dua tahun untuk finis diantara tiga besar. Lelucon pun berkembang dalam konferensi pers pengumuman pensiunnya. Loris meminta para pembalap MotoGP untuk berlaku manis dan membiarkannya mencapai 100 podium.
Sejauh ini Capirossi adalah pembalap yang telah membalap di atas 300 seri di kelas MotoGP. Saat mencapai angka 300 di awal 2010, Loris merayakannya. Lebih berkesan ketimbang nomor motor legendarisnya 65 (yang mengawalnya sejak awal karirnya). Pada akhirnya dia menutup perjalanan karirnya dengan membalap lebih dari 324 GP. Malam perayaannya sebagai pembalap pertama MotoGP yang menjabani 300 seri balapan berlangsung unik di seri Qatar di bulan April 2010.
New milenium Capirossi kembali ke kelas 500 cc pada tahun 2000. Cepat beradaptasi dan selama tiga tahun berikutnya ia memperbaiki penampilannya dari musim ke musim untuk tim Sito Pons (Honda). Prestasi penting direnggutnya dengan berada di posisi ketiga di tahun 2001. 2002, ditandai dengan masuknya motor baru 4 tak yang kuat. Tahun ini cukup sulit bagi Loris. Kendala menimpanya seperti NSR 500 2T nya tidak berada level bagus 4 tak. Ini memancingnya untuk memaksakan melewati limit kecepatan. Akibatnya dia sering jatuh dan kerap mengalami cedera. Di tahun 2003 Capirossi seperti lahir baru saat menandatangani kontrak untuk Ducati. Di tahun pertama kemenangan perdana (di GP Catalunya) diberikannya bagi Ducati dan motor terus dikembangkan selama musim-musim berikutnya. Di tahun 2006 (tahun terakhir untuk mesin 990 cc) Capirossi memiliki banyak peluang menjadi juara dunia MotoGP. Namun rentetan kecelakaan di awal GP Catalunya menghambatnya. Pemakaian mesin baru 800 cc yang dimulai pada 2007, belum bekerja baik untuk Capirossi. Dia sulit beradaptasi. Sementara rekan satu timnya, Casey Stoner, berhasil mengatasi masalah dengan nyaman, Capirossi berjuang keras masuk grup depan. Ini membawanya membubuhkan tanda tangan untuk Suzuki dan menjadi pembalap nomor satu selama tiga musim. Meskipun hasilnya tidak spektakuler, tahun 2008 dan 2009 kompetitif baginya. Pada tahun 2010, hanya sedikit yang bisa melawan grup pembalap di garis depan. Capirossui menyelesaikan musim itu di urutan 16. Sadar telah kehilangan pegangan di Suzuki, sedangkan Alvaro Bautista semakin kompetitif, Loris pindah ke Pramac Ducati musim ini. Setelah satu tahun selalu jatuh dan cedera tanpa kemungkinan bersaing untuk podium, Capirossi memutuskan mengakhiri masanya sebagai pembalap aktif di akhir tahun 2011. Setelah 22 tahun di puncak, Capirossi yang berusia 38 tahun, mengenyam catatan beraksi di 324 seri, naik podium 99 kali dan tiga gelar juara dunia. Track record yang patut ditiru. Namun yang selalu diingat dari pembalap di paddock kejuaraan dunia seperti halnya Capirossi adalah simpati dan keberanian mereka di atas motor.
Farewell Gift Sebagai pengakuan bertahun-tahun untuk dedikasinya di kejuaraan balap dunia khususnya di kelas 500/MotoGP, dimana dia membalap untuk semua pabrikan (Honda, Suzuki, Ducati dan Yamaha), pembalap kelahiran Bologna itu menerima hadiah spesial. Saat uji coba di Valencia setelah musim ini berakhir, pembalap Italia itu diberikan kesempatan mencoba semua motor MotoGP 2011. Inilah hadiah paling berkesan di akhir karirnya.
Di kelas Moto2, pengembangan teknis tidak berhenti sedikitpun. Kompetisi ini begitu ketat sehingga pengembangan kecil dapat membuat perbedaan. Tapi mendapatkan motor yang ideal membutuhkan begitu banyak waktu dan usaha. Untuk alasan ini Suter telah menggunakan model 2012 yang dipakai Marc Marquez sejak di Grand Prix Aragon. Kita akan melihat perbedaan antara versi 2011 dan 2012. Text by David Robledo Photos: Repsol Media
Evidence of changes Tidak ada yang dapat menarik banyak kesimpulan dari Suter baru, hanya bisa dilihat pada motor Marquez. Pertanyaannya apakah bagaimana Marquez mengemudikannya atau perubahan pada motor berdampak positif. Ada perbedaan besar saat melihatnya pertama kali. Seperti yang dapat dilihat pada foto di samping, ada perubahan penting pada sasis. Pada sepeda baru perubahan terpenting adalah swingarm. Telah merubah bentuknya dan sekarang penguatannya di bagian bawah. Swingarm nya baru dan dibuat dari beberapa potong bagian yang dilas. Jangkar dari suspensi telah dimodifikasi untuk menyesuaikan bentuk baru swingarm. Sasis seperti yang kami katakan, juga berubah. Semua perubahan ini benar-benar mengubah geometri motor.
Marc Marquez tampil impresif. Di musim pertamanya dia menjadi salah satu favorit untuk gelar tahun 2011. Sejak dari GP Belanda di Juni, pembalap Spanyol itu memperkecil poin dengan pimpinan klasemen Moto2 saat itu, pembalap Jerman yaitu Stefan Bradl. Tapi persaingan ini bukan hanya buat pembalap saja. Para mekanik di balik pembuatan Suter telah melakukan segala
upaya untuk menyediakan bahan terbaik bagi Marquez berjuang merebut gelar. Ini adalah alasan mengapa, di GP Aragon, sudah tersedia sasis Suter baru 2012 buat Marquez. Bukan ditujukan untuk digunakan, tapi setelah beberapa tes yang dilakukan Marquez di Sirkuit de la Comunitat Valenciana, mereka memutuskan untuk menggunakannya sebagai pilihan terbaik.
Psychological war against Bradl Setelah munculnya bagian baru Suter pada motor Marc Marquez, berkembang rumor di paddock bahwa selain perbaikan yang telah menciptakan evolusi ini, perubahan Moto2 2012 ini adalah bagian dari perang psikologis terhadap Stefan Bradl. Rumor-rumor itu mungkin benar. Berlawanan dengan apa yang biasanya terjadi, tim Marc Marquez tidak menyembunyikan modifikasi utama motor. Objektivitas strategi ini adalah menyoroti infrastuktur kuat dari tim. Stefan Bradl bias melihat musuh utamanya punya senjata lebih baik darinya. Setidaknya itulah yang mungkin kita pikirkan.
Perbaikan telah fokus terutama pada penguatan swingarm. Bagian bawahnya telah mengubah sistem batang. Dengan perubahan ini traksi motor meningkat banyak, terutama pada sudut keluar. Ini juga memperoleh banyak dirveability. Hal penting lainnya adalah kerjasama para teknisi bersama Suter dengan Alessandro Giussani telah mendatangkan perubahan pada geometri sasis dan penggunaan fiber karbon pada beberapa bagiannya. Ini menyebabkan kekakuan
lebih besar pada motor dalam hal-hal tertentu. Artinya kinerjanya lebih baik di sudut masuk dan keluar tanpa harus meninggalkan kecepatan yang baik. Hanya ada satu motor 2012, yang sekarang dinaiki Marquez. Scuter tidak dapat memproduksi bagian-bagian yang dibutuhkan untuk menyediakan lebih banyak motor 2012 di trek. Ini menyulitkan untuk mendapatkan lebih banyak motor di akhir musim.
Karir Carlos Checa jauh dari mudah. Dia menjalaninya bersama dengan sukses bintang-bintang seperti Mick Doohan, Max Biaggi dan Valentino Rossi. Tapi di usia 39 tahun dia berhasil menjadi juara dunia WSBK (World Superbike). Inilah pengakuan akan bertahun-tahun perjuangan, upaya, pengorbanan dan dedikasinya. Text by David Robledo · Photos: Althea Racing / David Clarés
Sejak akhir musim 2010 di posisi ketiga, Carlos Checa menjadi favorit untuk melawan Max Biaggi untuk judul World Superbike Champion. 13 putaran ke depan dalam pertempuran kategori sepeda motor paling kuat dengan Tim Ducati Althea 1198. Seperti jika itu belum cukup tantangan, Checa tak berdaya seperti Ducati secara resmi menghilang dari World Superbike Championship, meninggalkan dirinya Carlos dan timnya kiri untuk nasib mereka dan janji dari pabrik akan mendukung mereka dalam perebutan gelar. Namun Checa, dijuluki “The Bull” karena keberanian dan tekad, adalah pengendara
sepanjang karirnya telah memiliki situasi serupa. Dia telah bekerja keras dalam setiap sirkuit, beliau telah mengunjungi tahun ini untuk mendapatkan yang terbaik dari semua pengakuan mungkin, memenangkan kejuaraan. Karena lampu padam di Phillips Island pada 27 Februari, sampai telah mencapai Piala Dunia 2 Oktober di Magny Cours, Checa telah memenangkan total 14 balapan di podium di enam. Artinya, telah di podium di 20 dari 24 ras. Meskipun apa yang nomor katakan, belum musim mudah bagi pembalap Spanyol. Di sirkuit kecepatan tinggi seperti Monza, harus puas finis di 10 besar, tanpa melakukan apa pun untuk keunggulan mekanik Yamaha, Honda, Aprilia dan BMW.
Rahasia keberhasilan ini baru untuk sepeda motor Spanyol adalah pada kematangan Checa menunjukkan sepanjang tahun, mengetahui menemukan keseimbangan antara kecepatan dan konsistensi, tidak mempertaruhkan lebih dari yang diperlukan.
Sekarang, di tengah kesuksesan, Ducati telah memanggilnya untuk membantu mengembangkan tim Ducati MotoGP dan baru GP12 Carlos sendiri pada roda seri 1198 yang diturunkan, telah menjalankan lebih cepat dari Valentino Rossi sendiri dengan MotoGP.
Satu kesalahan tarnishes musim Ceko adalah jatuhnya ia menderita di depan Aragon Motorland dari audiens Anda. Orang Spanyol tidak puas podium dan terjatuh saat berjuang untuk menang. Jika tidak, musim di mana Ducati tidak hadir secara resmi, telah didominasi oleh sepeda Italia tepat. Sebuah sepeda yang pabrik belum mampu untuk menang dan bahwa sebuah tim pribadi dengan sopir veteran telah mampu memahami dan mengatasi nya.
Mungkin tidak ada yang lebih bahagia daripada judul Checa sendiri dari Juara Dunia dan hanya dia tahu betapa sulitnya untuk mendapatkan dan tinggal di elit internasional sepeda motor selama 20 tahun. Bravo Carlos!!
Statistics Year Category Bike Position 2011 WSBK Ducati 1st 2010 WSBK Ducati 3rd 2010 MotoGP Ducati 21st 2009 WSBK Honda 7th 2008 WSBK Honda 4th 2007 MotoGP Honda 14th 2006 MotoGP Yamaha 15th 2005 MotoGP Ducati 9th 2004 MotoGP Yamaha 7th 2003 MotoGP Yamaha 7th 2002 MotoGP Yamaha 5th 2001 500cc Yamaha 6th 2000 500cc Yamaha 6th 1999 500cc Yamaha 7th 1998 500cc Honda 4th 1997 500cc Honda 8th 1996 500cc Honda 8th 1995 500cc Honda 16th 1995 250cc Honda 13rd 1994 250cc Honda 12nd 1993 250cc Honda 23rd 1993 125cc Honda 27th
125cc|Romano Fenati
Supersport|Jordi Torres
Superstock|Iván Silva
n a e p o r Eu mpion a h C
2 1 0 k c 2supersto a v l i S n vI á
Superstock 1000 Pos Nº Piloto
Moto
Nac
Time race
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kawasaki Kawasaki BMW BMW Kawasaki Kawasaki Yamaha BMW Yamaha Kawasaki
SPA FRA SPA SPA GBR SPA SPA CZE NED NED
30:22,263 +2,417 +9,371 +17,592 +22,044 +32,984 +33,791 +35,061 +35,548 +39,023
22 65 12 34 11 1 76 55 85 99
SILVA, Iván BAZ, Loris FORES, Xavier DEL AMOR, Xavier SMITH, Kyle D. BARRAGAN, Santiago MARTINEZ, Bernat FILLA, Michal SCHOUTEN, Raymond KERKHOVEN, Allard
Best Lap: Rider 22 SILVA, Iván - Time 1:29,888
n a e p o r Eu mpion a h C
2 1 0 t r 2supersproes 125
r o T i d r Jo o n a m ro i
t a n e f
125cc Pos Nº 1 5 2 3 3 23 4 7 5 41 6 22 7 74 8 94 9 9 10 10
Piloto FENATI, Romano RINS, Alex ANTONELLI, Niccolo MARQUEZ, Alex BAGNAIA, Francesco AMATO, Luca CALIA, Kevin POPOV, Miroslav NAVARRO, Jorge FINSTERBUSCH, Toni
Supersport Moto Aprilia Derbi Aprilia Derbi Derbi Aprilia Aprilia Aprilia Aprilia KTM
Nac ITA SPA ITA SPA ITA GER ITA CZE SPA GER
Best Lap: Rider 5 - FENATI, Romano - Time: 01:34,140
Time race 28:27,890 +2,050 +3,153 +12,820 + 20,213 + 22,869 + 22,921 + 24,007 + 29,750 + 43,207
Pos Nº 1 18 2 59 3 53 4 23 5 22 6 12 7 88 8 17 9 11 10 6
Piloto TORRES, Jordi SCHACHT, Alex VAN DER AA, Jos BONASTRE, Adrián BUKWSKI, Daniel BOVEE, Leon CERNY, Jaroslav GALLARDO, Antonio WALRAVEN, Nigel PRASEK, Michal
Moto Yamaha Honda Yamaha Suzuki Suzuki Yamaha Yamaha Yamaha Suzuki Yamaha
Nac SPA DEN NED SPA POL NED SVK SPA NED CZE
Best Lap: Rider 18 - TORRES, Jordi - Time: 01:31,854
Time race 30:56,028 + 15,307 + 23,546 + 26,721 + 28,904 + 38,201 + 41,102 + 41,368 + 51,350 + 51,870
new bikes
YAMAHA YZF - R1 50
th
anniverary
new bikes
HONDA FIREBLADE CBR 1000 RR
new bikes
DUCATI FIGHTER
848 STREET
new bikes
KAWASAKI Z Z R
1400R
new bikes
MV AGUSTA Corta
Corsa
new bikes
KTM
Moto 3
M32