Edisi 205 – 28 September 2012
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 1
Edisi 205 – 28 September 2012
Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pimpinan Ministry : Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey Pemred Handry Sigar Wapemred Willy Wuisan Sekretaris Meilien Langi-M Bendahara Yoshen Danun General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba
BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng, Janice Losung Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan,
Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Edwin Tenda, pdtm. Raynald Makalew
Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Christian Siwy, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa, Balikpapan Beverly Nangon-Runturambi
Bejana Advent Indonesia Timur
Seperti Untuk Tuhan Dan Bukan Untuk Manusia
Musafir
Mengatasi Konflik
Komentar Tentang Khotbah
Apakah Tulisan-Tulisan Roh Nubuat Menjauhkan Gereja Advent Dari Prinsip Sola Scriptura?
Tulisan Roh Nubuat Kemurtadan - 3
Patfinder Pedoman Untuk Perkemahan Petualang
Palakat Berita & Kegiatan Jemaat Ibadah Syukur Ulang Tahun Gereja Kuala Kencana
Page 2
Edisi 205 – 28 September 2012
Seperti Untuk Manusia Dan Bukan Untuk Tuhan “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Kolose 3:23
A
pakah kita pernah menonton atau mendengar film Innocence of Muslims? Jika kita belum menontonnya, bisa jadi kita sudah mendengar desas-desus yang menyebabkan demo terjadi di Mesir, Libya, bahkan juga di Indonesia baru-baru ini. Film itu sedikit banyak telah menyebabkan dunia terpecah belah, perseteruan terjadi dan keadaan dalam kondisi tak aman bahkan ada nyawa yang melayang. Sebaliknya, ada juga yang menarik dari Korea berupa Gangnam Style dimana video lagu ini memberikan kesukaan bagi setiap orang yang menontonnya bahkan ingin menari seperti yang di dalam video tersebut. Kita sebagai manusia, secara sadar maupun tidak sadar kadangkala melakukan hal yang tidak menjadi berkat, bahkan tidak disukai banyak orang. Tapi kadang tanpa sadar pun kita melakukan sesuatu yang menjadi berkat buat orang lain. Kalau bisa menjadi berkat, tentunya bagus bukan? Tapi bagaimana kalau apa yang kita lakukan sepertinya dianggap orang selalu salah? Bagaimana kalau yang kita kerjakan dicela atasan, orang tua, orang yang kita sayangi, bahkan mungkin dianggap sepele oleh bawahan, atau anak-anak kita? Surat di Kolose mengungkapkan bahwa apa yang kita kerjakan, hendaklah kita kerjakan dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan. Segala sesuatu yang untuk Tuhan tidak ada yang murahan, tidak ada yang jelek, tidak ada yang hina, semuanya seharusnya berharga. Sebelum suatu perbuatan terjadi, sudah selayaknya kita memikirkannya dan mempertanyakannya dalam hati terlebih dahulu. Apakah ini pantas dan baik dilakukan? Jika dunia bisa lebih baik dengan adanya kita, kenapa tidak? Toh semuanya untuk sesuatu yang baik, untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala sesuatu yang kamu perbuat, entah itu hal kecil ataupun hal besar, perbuatlah dengan segenap hatimu dan perbuatlah seolah-olah engkau hendak memberikan yang terbaik untuk Tuhan, engkau sudah memberikan yang terbaik bagi sesamamu.
Salam,
Yance Pua Redaksi
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 3
Edisi 205 – 28 September 2012
Renungan
“MUSAFIR”
Oleh : Pdt. Moldy Mambu
M
engadakan perjalanan adalah menggembirakan, baik dengan mobil, kereta api, kapal laut maupun pesawat terbang. Di era tahun delapan puluhan ketika transportasi laut Indonesia mengalami perubahan besar, perjalanan laut sangat menyenangkan. Ketika itu harkat manusia mendapat tempatnya karena tidak lagi diperlakukan sebagai barang seperti perjalanan laut sebelumnya. Air yang berlimpah, makanan yang memadai dan tidur bukan lagi di palka atau duduk dilorong membuat perjalanan panjang ke Jakarta Medan maupun Jayapura pantas dinikmati. Kapal Kambuna, Tilongkabila, Umsini, Kerinci, Awu, Dobonsolo dll menjadi primadona angkutan laut. Pelabuhan laut penuh sesak disaat kapal berlabuh yang rutenya hampir menjangkau seluruh nusantara. Transportasi murah dimanfaatkan banyak keluarga untuk mengunjungi obyek pariwisata. Perubahan besar terjadi kemudian ditahun 2000 an yang memberi cakrawala baru di transportasi udara. All-you-can fly menjadi moto perusahan penerbangan
Bejana Advent Indonesia Timur
yang cerdas melihat pasar. Semua bisa terbang dengan harga terjangkau dan tiba dalam ukuran jam saja. Bermunculan perusahan Jasa Angkutan Udara dengan berbagai variasi ticket pesawat. Tapi pernakah kita memikirkan transportasi jaman dulu yang menggunakan unta, kuda, sapi dan keledai dengan berbulan baru tiba ditempat tujuan? Perjalanan seperti itu bukan menggembirakan tapi memenatkan bahkan menakutkan bila membayangkan alam yang keras, dibakar terik matahari dan dinginnya malam, sulitnya air dan persediaan makanan. Dan itulah yang dialami para nabi dan bapa dan umat Tuhan dahulu. Ketika itu belum ada sepeda motor, mobil maupun pesawat terbang. Banyak kali perjalanan dengan berjalan kaki dan sudah untung bila mempunyai hewan tunggangan. Tapi ditangan mereka inilah dasar pekerjaan Tuhan diletakkan berjalan dari suatu tempat ketempat lain mengadakan perkunjungan, perlawatan bergerak dari satu tempat ketempat yang lain.
Page 4
Edisi 205 – 28 September 2012
Sesungguhnya dunia ini bukan tempat kita yang sebenarnya, kita seperti orang dagang kata salah satu syair dibuku lagu sion. Sebagai musafir, perjalanan adalah bagian utama kehidupan. Namun perlu diingat bahwa perjalanan itu sendiri bukanlah tujuan. Dengan berkendaraan onta, keledai dan hewan lainnya rombongan besar Abraham berangkat kesuatu tempat yang belum diketahui. Dalam perjalanan itu, Abraham membuat rumah yang gampang di bongkar pasang, yakni tenda. Suatu bangunan yang bersifat sementara karena bukan rumah yang menjadi utama. Mata imannya melihat jauh melewati kehidupan dan kematian kepada satu kewargaan yang bukan dari dunia. Abraham adalah musafir yang berangkat dari tanah kelahirannya dengan visi yang jauh ke satu negeri yang bukan dibangun oleh tangan manusia. „Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah“ (Ibrani 11:8-10)
Para musafir mempunyai misi yang jelas dalam mengisi perjalanan hidup. Halangan dan rintangan didepan bukan sesuatu yang besar untuk menghalangi tugas dan misi mereka. Bagaimana dengan kita sekarang ini yang menjadi musafir modern diakhir saman? Tentunya kita harus tetap bersemangat. Kabar peperangan, gempa bumi, typhoon maupun tsunami tak akan mengendorkan semangat „Kabar Advent keseluruh dunia“ sambil kita tetap berjalan kepada tujuan. Seorang musafir tak akan pernah kehilangan fokus dalam perjalanan. Apakawaktu perjalanan itu baru dimulai atau sudah berbilang tahun, ia akan berjalan berdampingan dengan Tuhan menuju sasaran. Setiap minggu bertambah itu artinya lebih dekat seminggu tiba dirumah yang Tuhan sediakan. Lebih lama berjalan maka perjalanan akan bertambah manis rasanya, karena sudah dekatlah rumah di Surga.
“Tidak ada kata mundur dalam pikiran seorang musafir. Ia akan konsisten menjalani panggilan hidup.“
Pertanyaan muncul, mungkinkah tempat tinggal, pekerjaan, jabatan, atau atribut lainnya yang kita miliki sekarang ini telah mengikat hati dan kehidupan dengan begitu kuat sehingga berangsur menjadi permanen. Lalu tidak ingat lagi bahwa kita sementara berada didalam perjalanan menuju tujuan Sorga Semawi. Keadaan yang sulit karena sambil pikiran kita kepada hal rohani dalam waktu yang sama tubuh kita terbelenggu pada hal badani.
Bejana Advent Indonesia Timur
Adalah ganjil untuk berbalik ataupun berpikir menyerah. Bagaikan ungkapan „Sekali layar terkembang berpantang kita surut“ maka ia akan maju menyelesaikan „assignment“ yang harus di selesaikan sampai perjalanan itu berakhir. Waktu memberi pelajaran, pengalaman dan kebijaksanaan dalam kehidupan untuk menjadi arif dalam berbuat dan melangkah. Masih ada perjalanan yang harus dijalani. Sudah pasti bahwa tantangan kedepan bagi seluruh jemaat bukan menjadi ringan bahkan makin besar dalam membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan. Tapi yakinlah Tuhan akan menyediakan keperluan kita dalam perjalanan itu”. (Pilipi 4:18). ***
Page 5
Edisi 205 – 28 September 2012
Opini
Mengatasi Konflik Oleh : Jack C. Kussoy
B
uku Korintus Pertama pasal 1 sampai 3 memberikan petunjuk adanya pertentangan di kalangan jemaat Korintus. Masalahnya berkisar pada kepemimpinan. Sepintas lalu kelihatan itu adalah konflik Paulus kontra Apolos. Lebih jauh itu seperti konflik tiga pihak: Paulus vs. Apolos vs. Kefas (Petrus).
Kehidupan manusia, perkumpulan, organisasi, asosiasi, badan usaha, sosial termasuk agama dimanamana dan di segala waktu banyak diwarnai konflik. Aneka ragam konflik dan pertentangan dapat timbul oleh karena sifat atau kondisi manusia atau badan itu sendiri, itu dapat juga disebabkan oleh pengaruh atau tantangan yang timbul akibat perobahan dunia sekitarnya. Internal dan eksternal.
Tetapi ditelaah lebih jauh, sesungguhnya tidak ada masalah antara Paulus, Apolos dan Petrus. Itu adalah bagian dari Ternyata, ada orangdinamika organisasi. orang yang menyebut Pertentangan dalam “Konflik dan pertentangan jadinya diri di pihak Paulus, ada segala bentuk--problem, di pihak Apolos dan lain dilemma, masalah, adalah bagian dari hidup manusia. lagi di pihak Petrus. ketegangan, bentrokan, Sebagian menjagokan If it doesn’t kill you, it makes you konflik, clash, Paulus yang adalah kontroversi, contention, stronger” pendiri gereja Korintus, strife, fray, fracas, tug of lainnya meng-idolakan war-- datang dari dalam Apolos yang rupanya maupun luar. Kita sudah pengkhotbah ulung, terbiasa dengan itu. sedang lainnya merasa Petrus, rasul terkemuka itulah yang mesti didaulat. Orang bilang konflik dan pertentangan adalah bagian dari demokrasi. Mau menghindari konflik dan pertentangan? Buang sistem demokrasi. Ganti dengan
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 6
Edisi 205 – 28 September 2012
teokrasi, atau monarki. Atau, bagi yang mau, boleh coba aristokrasi, oligarchy, atau plutocracy. Tapi dunia modern memandang demokrasi sebagai sistem administrasi pemerintahan yang terbaik. Itu menjamin hak-hak individu; hak bersuara, memilih dan menentukan nasib sendiri. Sampai PBB pun memilih sistem itu dan menganjurkan penggunaannya di seluruh dunia. Gereja-gereja Kristen yang memilih demokrasi dari zaman ke zaman tidak luput dari konflik dan pertentangan dan pasang, surut dan gelombang akibat bergulirnya masa dan sejarah, jatuh-bangunnya negara dan pemerintahan, juga peradaban dan kebudayaan. Peradaban berkembang, corak kehidupan beralih, kebiasaan dan pandangan hidup berobah. Reaksi manusia yang berbeda-beda terhadap stimuli dan perobahan itu membuka kesempatan bagi timbulnya pertentangan. Konflik dan pertentangan jadinya adalah bagian dari hidup manusia. If it doesn’t kill you, it makes you stronger; begitu sering kita dengar. Jadi konflik baik, itu berarti kita hidup; kalau sudah mati tidak ada konflik lagi. Tapi, hidup macam apa? Memang kalau diam dan statis tidak ada gesekan. Kalau bergerak dan maju ada kemungkinan terjadi benturan. Untuk memahami apa, mengapa dan bagaimana konflik itu, ada baiknya kita meninjau aplikasinya dalam hidup pribadi kita sehari-hari. Yakni di rumah tangga, di pekerjaan, pergaulan, dan kehidupan beragama. Di dalam keluarga, benturan sikap, pendapat, dan keinginan mungkin timbul di antara suami, istri dan anak-anak. Bagaimana hal ini diatasi? Conflict resolution sudah banyak dibahas di banyak forum. Cara mengatasi konflik yang diusulkan oleh Goldfien & Robbennolt memberikan lima cara atau style, yaitu: 1. avoidance (menghindar) 2. yielding (mengalah) 3. competitive (bertarung) 4. cooperation (kerjasama) 5. conciliation (langkah damai).
Bejana Advent Indonesia Timur
Menghindar itu mencegah terjadinya konflik tetapi sama sekali tidak bersuara. Sayang sekali kalau pendapat atau pendirian anda benar dan baik tapi anda tidak mengemukakannya. Lain dengan mengalah yang artinya tampil ke arena mengajukan posisi tetapi rela mundur ketika menghadapi oposisi. Bertarung atau kompetitif itulah adu pendapat untuk mendapatkan hasil akhir berdasarkan alasan dan pertimbangan yang terbaik. Kerjasama artinya memadukan kekuatan untuk tujuan bersama, sedangkan langkah damai saling mengalah untuk mencapai tujuan, melihara hubungan dan mempertahankan keutuhan. Cara mana yang terbaik untuk keluarga, kumpulan dan organisasi kita? Merenungkan dan menilai diri sendiri, cara mana yang biasanya kita lakukan dalam organisasi kita selama ini? Pertentangan pendapat itu sehat dan mesti dihormati. Tetapi setiap orang mesti rela melepaskan pendapatnya apabila lebih banyak orang berpendapat lain. Mereka yang kalah suara mesti mendukung keputusan yang diambil oleh suara terbanyak. Itu namanya sportif. Beda pendapat itu normal, tetapi jangan sengaja mengemukakan pendapat yang berbeda karena tidak senang pendapat orang atau karena tidak senang orang yang mengemukakan pendapat itu. Dan jangan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mendukung pendapat anda melawan pendapat orang lain. Di lain pihak, mereka yang “mumpung” mayoritas jangan mengatur seenaknya. Kita tergoda untuk berpikir bahwa “ini masalah prinsip!” lalu mati-matian tidak mau mengalah. Sebaiknya, suarakan pendapat kita yang berdasar prinsip itu, lalu serahkan kepada Tuhan. Tidak perlu buat kericuhan, ngambeg, atau ambil jalan sendiri. Percayalah, Allah masih memimpin jemaat-Nya meski kadang-kadang kelihatan seolah-olah keputusankeputusan rapat dan jalannya organisasi, menurut penilaian kita, tidak baik. Ia akan meluruskan segala sesuatu pada waktu-Nya. Sportivitas. Ini mesti kita pelajari dan praktekkan. Berdebat itu boleh, tapi gentleman-like. Kalau rapat selesai, tinggalkan materi, pikiran dan suasana perdebatan di ruangan rapat, jangan dibawa ke luar atau dibawa pulang ke rumah. Jangan rasa tidak puas, tersinggung dan sakit hati dari rapat itu dibawa-bawa ke
Page 7
Edisi 205 – 28 September 2012
pekerjaan, pergaulan, lapangan badminton, dan ke gereja. Learn to be able to agree to disagree. Meskipun tidak ada persetujuan, tapi jabat tangan tanpa simpan hati; gentleman. Tetap saling menghargai dan mengasihi sesama saudara meskipun beda pendapat. Memprihatinkan bahwa sering konflik berkepanjangan dan lepas kontrol. Kalau ini terjadi kita patut bertanya, Roh apa yang sedang memimpin kita? Kita sudah berdoa minta Tuhan memimpin pertemuan kita, tapi siapa atau apa yang menguasai hati kita. Kalau kita berkutat mempertahankan pendapat dan keinginan kita, kita perlu bertanya: apa motivasi kita? Apa demi kasih Tuhan? Atau ego kita? Ataukah power struggle?
sengketa. Mungkin kita berkilah, tapi organisasi baru terbentuk, pekerjaan Tuhan meluas dan semakin maju. Bersyukur bahwa banyak kali Tuhan bersabar dengan sepak-terjang kita. Bahkan Tuhan mungkin berkenan menciptakan sesuatu yang baik dari situasi jelek akibat ulah kita. Tetapi hasil yang baik tidak membenarkan tindakan salah meskipun itu pada akhirnya membawakan hasil yang baik.
Yang mesti kita lakukan adalah play it safe. Kita minta pertolongan Tuhan dalam perjalanan kita menuju Kerajaan Surga yang penuh batu, duri dan air mata, jangan tambah lagi dengan kesusahan dan beban akibat konflik buatan sendiri. Konflik yang tak kunjung habis dan dendam sangat yang Datang ke mengganggu kerohanian pertemuan dan rapat, dan juga merugikan banyak saudara yang jangan membawa kesehatan. Itu untuk mendapatkan kepentingan sendiri membawa risiko buruk atau kelompok terhadap hidup kita di tertentu. Hanya boleh akhirat juga di dunia. ada satu kepentingan, Sementara kasih dan yaitu kepentingan iman menjadi luntur, Yesus. Kalau peserta stress menyerang dan rapat membela kepentingan masing-masing maka tekanan darah naik. Semakin lama ini berlangsung, sidang Tuhan akan berobah menjadi battlefield, medan semakin parah situasi —rohani dan badani. laga. Perbedaan pendapat itu sehat, tetapi konflik mesti dihindari. Memaksakan keinginan dan pendapat Pertentangan mesti diakhiri sekarang, selagi kita pribadi atau kelompok itulah penyebab konflik. hidup dan pintu rahmat terbuka. Jangan berharap bahwa kemarahan, dendam, kebencian, permusuhan Kalau masuk ruang rapat, tanya diri sendiri, agenda satu sama lain nanti diselesaikan di Kerajaan Surga. siapa yang kita bawa? Agenda Tuhan atau agenda Tidak ada konflik di surga nanti, dan kedatangan Tuhan pribadi. Strategi dan taktik apa yang kita pakai, strategi tidak akan menyelesaikannya. Kita tidak mau berdamai, untuk kepentingan gereja atau kelompok tertentu. Tuhan tidak memaksa kita, itu pilihan kita sendiri. Tapi begitu sejarah dunia berakhir, berakhir juga kesempatan Tidak ada alasan bagaimana baikpun untuk untuk menyelesaikan sengketa. memecah persatuan umat Tuhan. Allah mengampuni. Pertumbuhan itu baik, Kita juga mesti begitu juga ekspansi. mengampuni, memaafkan, Tapi lakukan itu di dan melupakan--sekarang. dalam persatuan, Itulah kunci mengatasi dengan doa dan cinta konflik. *** kasih. Bukan dengan perselisihan dan
Konflik berkepanjangan mengecewakan datang ke gereja kedamaian.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 8
Edisi 205 – 28 September 2012
Artikel Rohani
Apakah Tulisan-Tulisan Roh Nubuat Menjauhkan Gereja Advent Dari Prinsip Sola Scriptura? Oleh : Pdtm. Kalvein Mongkau Lanjutan…
D
on Leo M. Garilva, adalah salah seorang peneliti tulisan-tulisan Ellen G. White yang telah menemukan kebenaran progresif sehubungan dengan pertambahan persepsi rohani Ellen G. White dalam menuliskan suatu pokok atau topik pembahasan.1 Garilva telah meneliti bahwa penggunaan istilah dan konsep Babilon yang diambil oleh Ellen White dalam Kitab Wahyu telah mengalami perkembangan disebabkan pertambahan persepsi rohaninya. Memang apabila dilihat sepintas lalu sepertinya Ellen G. White telah menggunakan konsep, penafsiran dan aplikasi secara tidak konsisten terhadap istilah Babilon dalam Kitab Wahyu sebagaimana yang terdapat dalam buku The Great Controversy yang diterbitkan tahun 1911 dimana pada anggapan mereka itu telah bertentangan pemakaian yang muncul dalam buku Spiritual Gifts Vol. 1 yang
1
Don Leo M Garilva, Journal of the Adventist Theological Society 18/2 (Autumn 2007):224-242
Bejana Advent Indonesia Timur
dituliskan tahun 1858 (sebagai ulasan yang menjadi cikal bakal dari The Great Controversy).Tetapi di dalam penelitiannya, Garilva telah membandingkan pandangan Ellen G. White dengan orang-orang sejamannya terkait penafsiran Babilon dalam kitab Wahyu. Ia juga membandingkan padangan Ellen White dengan pandangan para sarjana secara selektif di abad 20 dan 21. Akhirnya, dia menentukan apakah perkembangan progresif (dari pandangan sempit ke pandangan luas) dari pengertian Babilon dalam The Great Controversy. Ternyata gagasan Ellen G.White pada isyu Babilon adalah yang paling penting terdapat dalam buku The Great Controversysebagai karya tulisnya yang paling berpengaruh dan penting di antara semua karya tulisnya. Garilva mendapati bahwa ternyata pada tahun 1858, ketika menuliskan edisi pertama buku Spiritual Gifts, vol. 1, Ellen G. White menafsirkan bahwa Babilon dalam Wahyu 14:8 berkaitan dengan pengalamannya di tahun 1844. Ia menulis, “Pekabaran dari kejatuhan Babilon, . . . sudah memasuki gereja-gereja sejak tahun 1844. Pekerjaan dari malaikat ini datang pada
Page 9
Edisi 205 – 28 September 2012
waktunya yang tepat, dan bergabung di dalam pekerjaan besar terakhir dari pekabaran malaikat ketiga, saat itu mengembang ke dalam seruan nyaring.”2Elle G. White menambahkan, “Terang yang sudah ditumpahkan kepada yang sedang menunggu itu merembes ke mana-mana, dan mereka yang memiliki terang di dalam gereja-gereja, yang belum mendengar dan menolak ketiga pekabaran itu, menjawab panggilan itu dan meninggalkan gereja-gereja yang sudah jatuh.”3Di sini Ellen G. White menggambarkan gerejagereja yang jatuh di jamannya adalah Babilon. Komentarnya pada pasal ini merujuk kepada Wahyu 18:8, dan itu adalah di dalam hubungan dengan pengalamannya di tahun 1844, dimana Babilon di sini merujuk kepada gereja-gereja Protestan di jamannya.
memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.” (Wahyu 14:8). Pekabaran ini dipahami oleh orang-orang Advent menjadi satu pengumuman terhadap kejatuhan moral dari gereja-gereja. . . .Istilah Babilon, diturunkan dari Babel, dan menunjukkan kebingungan, diterapkan kepada bentuk-bentuk bervariasi dari agama yang palsu dan murtad. Tetapi pekabaran itu mengumumkan kejatuhan Babilon harus diterapkan kepada beberapa badan agama yang pada suatu kali murni, dan sudah menjadi korup. Itu tidak dapat menjadi Gereja Roma yang mengartikan di sini; karena gereja itu memang sudah berada dalam kondisi jatuh selama berabad-abad. Tetapi betapa pantasnya kiasan itu saat diterapkan kepada gereja-gereja Protestan semuanya mengaku untuk menurunkan doktrin mereka dari Alkitab, namun terbagi ke dalam sekte-sekte yang hampir tidak terhitung.4(penekanan ditambahkan)
Selanjutnya pada saat Ellen G. White menuliskan edisi kedua buku Spritual Gifts, vol. 4 di tahun 1884, dengan judul baru The new title was The Spirit of Prophecy: The Great Controversy Between Selanjutnya di Pada tahun 1885, Ellen White Christ and Satan From the Destruction of Jerusalem to menanggapi satu undangan untuk mengunjungi Eropa the End of the dan tinggal selama dua Controversy, volume 4. Di tahun di sana. Para buku ini ia pemimpin Advent di “dalam volume 4 memperlihatkan satu Eropa yang mengetahui dari buku Spiritual Gifts tahun 1888, pengertian yang lebih luas kesuksesan dari terhadap konsep Babilon penerbitan buku The Ellen G. White memberikan pengertiannya yang paling ketika ia menempatkan GreatControversy penuh terkait issu Babilon.” satu perbedaan antara membuat perencanaan istilah Babilon yang dengan Ellen White digunakan dalam Wahyu untuk penerjemahan 14:8 dan istilah yang digunakan dalam Wahyu 17. Di dari buku itu ke dalam beberapa bahasa utama di sana. dalam edisi kedua ini ia melihat Babilon yang Merasa bahwa bacaan Adventnya yang luas sudah dilambangkan oleh perempuan pelacur dari Wahyu 17 berkembang mencakup sejumlah besar non Advent, dan sebagai Gereja Roma Katholik, sementara ia merindukan untuk menyajikan kisah itu dengan rincian menerapkan Babilon di dalam Wahyu 14:8 kepada yang lebih besar, rencana-rencana dibuat untuk kejatuhan gereja-gereja Protestan di zamannya. menuliskan kembali dan memperbesar volume Menurut Ellen White, “Malaikat pertama diikuti oleh penulisan buku itu.5 Di luar dari rencana ini untuk malaikat kedua, memproklamirkan, “Sudah rubuhmemperbesar volume buku itu, maka datanglah revisi sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah 1888 dari buku The Great Controversy, yang pertama untuk direvisi dan diperluas dari antara empat volume. Ellen White memulaikan pekerjaannya menulis di tahun 2 Ellen G. White, Spiritual Gifts: The Great 1886 sementara dia masih berada di Basel, Switzerland,
Controversy Between Christ and His Angels and Satan and His Angels [vol. 1] (Battle Creek: James White, 1858), hlm. 194, dikutip dalam Don Leo M Garilva, Journal of the Adventist Theological Society 18/2 (Autumn 2007):224 3
Ibid, hlm. 195
Bejana Advent Indonesia Timur
4
Ellen G. White, The Spirit of Prophecy, vol. 4, hlm.
232-33.
5
Arthur L. White, Review and Herald, 1 Agustus 1 1963, hlm. 4.
Page 10
Edisi 205 – 28 September 2012
dan melengkapinya ketika ia kembali ke rumahnya di Healdsburg, California, pada bulan Mei, 1888.
aplikasi langsung kepada gereja-gereja di Amerika Serikat, di mana amaran penghakiman sudah paling banyak dikumandangkan secara luas dan paling banyak ditolak secara umum, dan di mana pentafsiran di dalam gereja-gereja sudah menjadi paling cepat. Tetapi pekabaran dari malaikat kedua belum mencapai penggenapannya yang lengkap pada tahun 1844. Gereja-gereja kemudian mengalami satu kejatuhan moral, sebagai akibat dari penolakan mereka terhadap terang dari pekabaran advent; tetapi kejatuhan itu belumlah lengkap. . . . Belum, betapapun, itu dapat dikatakan bahwa ‘Babilon sudah rubuh, . . . telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya. because.’ Dia belum membuat semua bangsa melakukan ini. . . . pekerjaan kemurtadan belum mencapai puncaknya (penekanan ditambahkan).
Di dalam volume 4 ini, ia bukan hanya mempebesar penyajian itu tetapi juga memperbaiki fraseologinya. Kata-kata “Revised and Enlarged” (direvisi dan diperluas) muncul pada halaman. Ukuran halaman sekarang diperbesar, dan jumlah halaman ditambah. Jumlah pasal juga mendaki dari 37 pasal ke 42 pasal, dan naskah diperluas dari 492 halaman menjadi 678 halaman. Volume baru itu menyandang judul The Great Controversy Between Christ and Satan During the Christian Dispensation.6 Di dalam volume ini ia mempertunjukkan satu pandangan yang lebih komprehensif dari konsep Babilon adalah sebagai satu kesatuan yang lahir secara universal dan eskatologis. Ellen White menulis: “Pekabaran dari Wahyu 14, mengumumkan kejatuhan Babilon, harus diterapkan Ellen White selanjutnya berkomentar Dia kepada badan-badan agama menyebutkan beberapa hal yang sekali waktu murni dan yang spesifik yang belum sudah menjadi korup. Oleh terjadi yang kemudian harus ”apa yang terjadi di zamannya adalah hanya karena pekabaran ini berlangsung lebih dahulu mengikuti amaran sebagian dari penggenapan eskatologis besar sebelum penggenapan besar Penghakiman, itu harus dan akhir dari nubuatan. dan akhir di masa depan.” diberikan pada hari-hari Dia berargumen, “Alkitab terakhir, oleh karena itu menyatakan bahwa sebelum tidak dapat merujuk kepada kedatangan Tuhan, Setan Gereja Roma, karena gereja akan beberja dengan segala itu memang sudah sudah kekuatan dan tanda-tanda berada dalam satu kondisi jatuh selama berabaddan keajaiban-keajaiban yang menipu, dan dengan semua penipuan ketidakbenaran ;’ . . . *2 Tesalonika2:9abad.7(Penekanan ditambahkan) 11]. Kondisi ini belum dicapai, sampai persatuan dari Buku Spirit of Prophecy, volume 4, edisi tahun gereja dengan dunia akan sepenuhnya dilengkapi 1884 susunan kata-katanya dibatasi baik perkataan sepanjang Kekristenan, maka kejatuhan Babilon akan maupun di dalam konsep. Itu secara mendasar lengkap.8 (penekanan ditambahkan) dimaksudkan untuk orang-orang percaya pada waktu itu. Baris yang berbeda kata-kata di dalam The Great Akhirnya, Ellen White menekankan bahwa “perobahan Controversy edisi 1888 agak lebih panjang, lebih itu adalah satu perobahan progresif, dan bahwa komprehensif, dan ekskatologis. Inilah pernyataan itu: penggenapan sempurna dari Wahyu 14:8 masih masa “Pekabaran dari Wahyu 14, pertama dikhotbahkan pada depan” (penekanan ditambahkan).9 Jadi Ellen White musim panas tahun 1844, dan itu kemudian memiliki mencapai persepsi yang paling penuh dan paling luas terhadap Babilon ketika satu revisi dibuat terhadap buku Spritual Gifts, vol. 4 edisi 1884 yang berjudul The 6 Arthur L. White, “Ellen G. White’s Portrayal of the Spirit of Prophecy: The Great Controversy between Great Controversy Story,” supplement to reprint ed., The Spirit of Prophecy, vol. 4, facsimile reproduction (Washington: Review & Herald, 1969), hlm. 522-23. 7 Ellen G. White, The Great Controversy Between Christ and Satan During the Christian Dispensation, rev. and enl. (Battle Creek: Review and Herald, 1888), hlm. 383.
Bejana Advent Indonesia Timur
8
E. G. White, The Great Controversy (edisi 1888),
hlm. 389. 9
Ibid, hlm. 390
Page 11
Edisi 205 – 28 September 2012
Christ and Satan from the Destruction of Jerusalem to the End of the Controversy, volume 4,yang berjumlah halaman 506 dimana direvisi menjadi 678 halaman dengan judul, The Great Controversy between Christ and Satan during the Christian Dispensation. Buku yang baru direvisi ini mengasingkan 16 halaman yang membahas tentang kejatuhan Babilon di bawah judul pasal “A Warning Rejected.” Di sini kita melihat konsep Babilon diselipkan ke dalam tema besar dan penghukuman akhir di mana semua kekuatan jahat akan dikerahkan melawan umat Allah yang sisa. Ellen White menggambarkan seluruh dunia terbagi ke dalam dua kelompok: Babilon melawan umat Allah. Di sini Ellen White menambahkan dua dimensi berbeda terhadap konsep itu: (1) Babilon adalah kesatuan universal, dan (2) peristiwa-peristiwa disekitar kejatuhan Babilon secara eskatologis. Edisi akhir dari tahun 1911 hanya mengklarifikasi penekanannya pada sifat alami Babilon secara universal dan eskatologis. Konsepnya terhadap Babilon pada buku The Great Controversy edisi 1911 tidak bertentangan dengan pandangannya sebelumnya terhadap Babilon dalam Wahyu14, melainkan memperjelas seluruh konteks pernyataannya. Pernyataannya sebelumnya, tanpa kata alone, dapat disalahmengerti untuk diartikan bahwa pekabaran itu hanya di dalam konteks khotbah kaum Millerite tahun 1844. Betapun, ia tidak menolak aplikasi yang lebih luas terhadap Wahyu 14 seperti yang dijumpai di dalam tulisan-tulisannya yang lain. Oleh sebab itu, edisi tahun The Great Contoversy tahun 1911mempertegas dan memperjelas seluruh pandangannya terhadap Babilon. Sehingga, ada satu kemajuan dari pada satu pertentangan terhadap konsepnya sejak tahun 1858 dari edisi Great Controversy hingga edisitahun 1911. Ada tiga alasan mengapa konsep Ellen White terhadap Babilon berlangsung progresif di dalam sifat bukan bertentangan. (1) Tidakada indikasi di dalam pernyataan-pernyataannya bahwa konsep Babilon ia berikan pada edisi tahun1858 secara lengkap. Selengkapnya, kita artikan bahwa pengertian yang ia berikan kepada Babilon kemudian adalah seluruh pengertian istilah itu. (2) Pengertiannya yang lebih luas dan penyingkapan terhadap Babilon di dalam buku The GreatControversy edisi 1884 tidak meniadakan pengertiannya yang lebih sempit dalam edisi 1858. (3)
Bejana Advent Indonesia Timur
Pada pengertian yang sama, pengertian akhirnya terhadap konsep Babilon yang ditunjukkan di dalam The Great Controversy edisi 1888 adalah demikian juga dimana tidak meniadakan pendiriannya sebelumnya. Bersambung…..
Motivational Words Oleh : Irma Pakasi Terkadang kita merasa takut akan masa depannya sehingga hidup menjadi was was dan kalut. Tahukah anda bahwa rasa kuatir sama dengan mengingkari kebaikan dan kasihNya, untuk itulah kita harus menjadi orang yang percaya ! Jalani dan nikmati kehidupan hari ini karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Membuat rencana untuk masa depan tentunya sangat bijaksana, tapi ketahuilah manusia boleh saja membuat rencana, tetapi keputusan Tuhanlah yang menentukan hasilnya. Mulai saat ini fokuskan hati dan pikiran kita bahwa hidup ini adalah kasih karunia dari Tuhan yang harus kita nikmati. Matius 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karenahari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Tulisan Roh Nubuat
Page 12
Edisi 205 – 28 September 2012
Tulisan Roh Nubuat
BUKU Kemenangan A K H I R
“KEMURTADAN” Oleh : Ellen G. White
R
asul Paulus dalam suratnya yang ke dua kepada orang-orang Tesalonika, meramalkan tentang kemurtadan besar yang akan mengakibatkan terbentuknya kuasa kepausan. Ia menyatakan bahwa hari Kristus tidak akan datang, kecuali "datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang di sebut atau yang di sembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah" (2 Tes. 2:3,4,7). Dan lebih jauh rasul itu mengamarkan saudara-saudaranya bahwa, "rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja." Bahkan pada hari-hari permulaan itupun ia melihat menjalar ke dalam gereja, kesalahan yang membuka jalan kepada pengembangan kepausan. Sedikit demi sedikit, mula-mula secara sembunyisembunyi dan diam-diam, kemudian semakin terbuka setelah semakin bertambah kuat dan semakin menguasai pikiran manusia, rahasia kejahatan itu menampakkan pekerjaan penipuan dan penghujatannya. Hampir tidak bisa disadari kebiasaan-kebiasaan kekafiran mendapatkan jalan memasuki gereja Kristen. Roh berkompromi dan penyesuaian diri untuk seketika lamanya telah di tahan oleh penganiayaan kejam yang dialami jemaat dari kekafiran. Tetapi sementara penganiayaan berhenti dan Kekristenan memasuki pengadilan dan istana raja-raja, jemaat itu telah menanggalkan kerendahan dan kesederhanaan Kristus dan rasl-rasul-Nya, dan menggantikannya dengan kesombongan dan keangkuhan imam-imam kafir dan para penguasa. Dan tuntunan Allah di ganti dengan teori-teori dan tradisi manusia. Pertobatan tak berarti kaisar Constantine pada permulaan abad ke empat membawa kesukaan besar. Dan dunia ini, yang
Bejana Advent Indonesia Timur
diselubungi suatu bentuk kebenaran, memasuki gereja. Sekarang pekerjaan yang korup berkembang dengan pesat. Kekafiran yang tampaknya akan menang menjadi penakluk. Roh kekafiran menguasai jemaat. Ajarannya, upacara-upacaranya dan takhyul telah digabungkan kedalam perbaktian orang-orang yang mengaku pengikut Kristus. Kompromi antara kekafiran dan Kekristenan mengakibatkan berkembangnya "manusia durhaka" yang diramalkan di dalam nubuatan sebagai yang melawan dan yang meninggikan dirinya melebihi Allah. Sistem raksasa agama palsu itu adalah buah karya kuasa Setan, -sebagai monumen usahanya untuk mendudukkan dirinya sendiri di atas takhta untuk memerintah dunia ini menuruti kehendaknya. Setan pada suatu kali berusaha untuk membentuk suatu kompromi dengan Kristus. Ia mendatangi Anak Allah di padang gurun pencobaan, dan menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan dunia ini serta kemuliaannya. Ia akan memberikan semuanya itu kepada-Nya jikalau saja Ia mau mengakui supremasi raja kegelapan itu. Kristus menghardik penggoda yang keterlaluan itu, dan mengusirnya pergi. Tetapi Setan memperoleh keberhasilan yang lebih besar dengan menggunakan pencobaan yang sama kepada manusia. Untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dan kehormatan duniawi, jemaat telah di tuntun untuk mencari bantuan dan dukungan orang-orang besar dunia. Dan dengan menolak Kristus, jemaat itu di bujuk untuk tunduk kepada wakil Setan -- bishop Romawi. Salah satu doktrin utama Romanisme ialah bahwa paus adalah kepala gereja universal Kristus yang kelihatan, yang di beri kuasa utama mengatasi semua
Page 13
Edisi 205 – 28 September 2012
bishop dan pendeta di seluruh bagian dunia ini. Lebih daripada itu, paus telah di beri satu-satunya gelar Keilahian. Ia dijuluki "Paus Tuhan Allah" (lihat lampiran), dan telah dinyatakan sebagai seorang yang tidak dapat salah. Ia menuntut pernyataan rasa hormat dari semua manusia. Tuntutan yang sama yang diajukan oleh Setan di padang gurun pencobaan, masih tetap diajukannya melalui Gereja Roma, dan sangat banyaklah orang yang siap sedia memberikan kepadanya penghormatan itu. Tetapi orang-orang yang takut dan meghormati Allah menghadapi asumsi ini dengan keberanian surgawi sebagaimana Kristus menghadapi bujukan licik musuh itu: "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti" (Lukas 4:8). Allah tidak pernah memberi isyarat di dalam firman-Nya yang Ia telah menunjuk seseorang menjadi kepala gereja. Ajaran (doktrin) mengenai supremasi kepausan adalah bertentangan langsung dengan pengajaran Alkitab. Paus tidak mungkin mempunyai kuasa atas gereja Kristus kecuali dengan perebutan kekuasaan. Para pengikut Romanisme terus menerus menuduh kaum Protestan sebagai orang-orang yang menyimpang dari iman dan dengan sengaja memisahkan diri dari gereja yang benar. Tetapi sebenarnya tuduhan ini mengenai dan berlaku bagi mereka sendiri. Merekalah yang telah menurunkan panji-panji Kristus, dan berpaling dari "iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 3). Setan mengetahui benar bahwa Alkitab akan menyanggupkan manusia untuk mengetahui penipuannya dan melawan kuasanya. Bahkan, adalah oleh Firman itu Juru Selamat dunia ini telah mampu melawan serangan Setan itu. Pada setiap serangan, Kristus menggunakan perisai kebenaran abadi, dengan berkata, "Ada tertulis." Kepada setiap usul musuh, Ia menghadapkan akal budi dan kuasa Firman itu. Setan harus membuat manusia itu mengabaikan dan tidak mengerti Alkitab agar ia dapat mempertahankan serangan-serangannya kepada manusia dan mendirikan kekuasaan kepausan yang di rebut itu. Alkitab akan meninggikan Allah, dan menempatkan manusia fana itu pada posisinya yang sebenarnya. Oleh sebab itu kebenarannya yang kudus harus ditutupi dan di tindas. Logika seperti itu telah di anut oleh Gereja Roma. Selama bertahun-tahun pengedaran Alkitab telah di larang. Orang-orang di larang membacanya dan
Bejana Advent Indonesia Timur
mempunyainya dirumahnya. Dan para pastor yang tidak jujur dan keji dan pejabat-pejabat tinggi Gereja Roma menerjemahkan pengajaran Alkitab untuk mendukung kepura-puraan mereka. Dengan demikian, paus menjadi seseorang yang secara universal diakui sebagai wakil Allah di dunia ini, yang di beri kuasa atas gereja dan negara. Alat penunjuk kesalahan telah disingkirkan. Setan bekerja sesuka hatinya. Nubuatan telah mengatakan bahwa kepausan telah "berusaha untuk mengubah waktu dan hukum" (Daniel 7:25). Dan usaha ini telah diwujudkan dengan tidak berlambatan. Untuk memperoleh orang-orang yang bertobat dari kekafiran, suatu pengganti penyembahan berhala telah diadakan, dengan demikian memajukan penerimaan mereka akan Kekristenan secara resmi. Pemujaan terhadap patungpatung dan benda-benda keramat, secara berangsurangsur diperkenalkan kepada perbaktian Kristen. Dekrit majelis umum (lihat lampiran) pada akhirnya menetapkan sistem pemujaan berhala. Untuk penyempurnaan penodaan tempat yang suci, Roma memberanikan diri untuk menghapus dari taurat Allah hukum yang kedua yang melarang penyembahan berhala, dan membagi hukum yang ke sepuluh agar tetap jumlah hukum itu sepuluh. Pemberian konsesi kepada penyembahan berhala membuka jalan kepada pengabaian lebih jauh kekuasaan Surgawi. Setan, yang bekerja melalui pemimpinpemimpin gereja yang tidak suci, memalsukan hukum keempat dan mencoba menyingkirkan hari Sabat kuno, hari yang telah diberkati dan dikuduskan (Kej. 2:2,3), dan sebagai gantinya meninggikan hari berpesta orang kafir sebagai "hari matahari yang patut dihormati." Mula-mula perobahan ini tidak dilakukan secara terbuka. Pada abadabad pertama, hari Sabat yang sebenarnya telah dipelihara oleh semua orang Kristen. Mereka menjaga kehormatan Allah, dan percaya bahwa hukum-Nya tidak bisa dirubah. Dengan bersemangat mereka menjaga kesucian ajarannya. Tetapi dengan kelicikan yang amat sangat, Setan bekerja melalui agen-agennya untuk mencapai tujuannya. Agar supaya perhatian orang-orang boleh dialihkan kepada hari Minggu, hari itu telah dijadikan hari pesta prayaan menghormati kebangkitan Kristus. Diadakan juga upacara keagamaan pada hari itu, namun hari Minggu itu di anggap sebagai hari rekreasi, karena hari Sabat masih di pelihara sebagai hari kudus. Untuk mempersiapkan jalan bagi pekerjaan yang telah ditetapkan untuk di capai, Setan telah menuntun orang-
Page 14
Edisi 205 – 28 September 2012
orang Yahudi, sebelum kedatangan Kristus, untuk membebani pemelihara hari Sabat dengan ketepatan yang sangat ketat, sehingga membuat pemeliharaan hari Sabat itu sebagai suatu beban. Sekarang, dengan mengambil keuntungan dari terang palsu yang mengharuskan pemeliharaan itu, ia melemparkan cemoohan pada hari itu sebagai lembaga Yahudi. Sementara orang-orang Kristen umumnya terus memelihara hari Minggu hari pesta kesukaan, ia menuntun mereka untuk membenci Yudaisme dan menjadikan hari Sabat suatu hari berpuasa, hari kesedihan dan kemurungan.
dengan demikian memajukan kuasa dan kemuliaan gereja. Tetapi sementara banyak orang-orang Kristen yang takut akan Allah secara berangsur-angsur di tuntun untuk menganggap hari Minggu sebagai hari yang mempunyai tingkat kekudusan, mereka masih tetap berpegang pada hari Sabat yang benar sebagai hari kudus Allah, dan memeliharanya sebagai penurutan kepada hukum keempat. Bersambung....
Pada permualaan abad keempat, kaisar Constantine mengeluarka suatu dekrit yang membuat hari Minggu menjadi hari perayaan umum di seluruh kekaisaran Romawi (lihat lampiran) terhadap Kekristenan, dan .
Inspiration Story
KOMENTAR TENTANG KHOTBAH
Oleh : Breadly Sampouw
S
eseorang menulis surat kepada editor sebuah surat kabar dan mengeluhkan kepada para pembaca bahwa ia merasa sia-sia pergi ke gereja setiap minggu. Tulisnya, “Saya sudah pergi ke gereja selama 30 tahun. Selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi, saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu. Demikian pula para pendeta telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu.”
Bejana Advent Indonesia Timur
surat itu menimbulkan perdebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Perdebatan itu berlangsung bermingguminggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian, “Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan yang dibuat istri saya Tapi, saya tahu bahwa masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja disamping itu saya hidup sampai hari ini. Seandainya istri saya tidak memberi saya makanan itu, saya sudah lama meninggal.” Sejak itu tak ada lagi komentar tentang khotbah.
Page 15
Edisi 205 – 28 September 2012
INSPIRASI Untuk Direnungkan : Apakah yang Anda cari ketika datang ke gereja? Pujian, firman Tuhan, atau persekutuan dengan sesama? Pernahkah Anda berpikir bahwa saat Anda ke gereja sebenarnya Anda bertemu dengan Tuhan? Jika pernah, ibadah Anda akan berbeda.
Untuk Dilakukan : “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibrani 10 : 25
Jika kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, dia hanya sejauh doa. Jika hati kita menjauh dari-Nya, meskipun dekat, Tuhan jadi tidak terjangkau. Karena itu kita harus rajin beribadah, memang seakan tidak terasa manfaaatnya tapi ingat disitulah jiwa dan hati kita berhubungan dengan Tuhan. Jangan memandang tempat ibadah, pembicara bahkan peralatan yang ada dalam tempat beribadah tetapi pandanglah Yesus niscaya ibadah Anda berbeda. Karena ketika pandangan kita di tempat ibadah tertuju kepada yang lain selain Yesus, maka perasaan Anda akan sama dengan kisah diatas. “Janganlah kita menjauh pertemuan atau ibadah.”
dari
pertemuan-
Pathfinder
PEDOMAN UNTUK PERKEMAHAN PETUALANG
Oleh : MG. Raynald Makalew 1. Cara melakukan perkemahan a. Sangat memperhatikan orang lain. Akibatnya tidaK ada lelucon; tidak terikat kepada semua orang; semua tugas perkemahan dibagi bersama; malam hari akan tenang; kebersihan dan kebersihan pribadi adalah keharusan. b. Setiap orang akan ikut serta dalam kegiatankegiatan: diskusi, kebaktian, pengajaran,
Bejana Advent Indonesia Timur
pelajaran praktis, Bekerja sama adalah kesenangan. c. Menyadari bahwa Allah berkemah bersama kita. Hal ini Nampak pada kata-kata dan sikap kita. Setiap sabat yang dipelihara pada alam terbuka akan menunjukkan kesetiaan kita. Kita semua akan turut dalam kebaktian dengan penuh perhatian, pagi dan malam. Alam sekeliling akan dipelihara sebagai kontribusi pada kebahagiaan kita. Tidak ada gerak badan yang membahayakan.
Page 16
Edisi 205 – 28 September 2012
2. Apa yang harus dibawa a. Pakaian mendaki, sepatu but, dan perlengkapan untuk hujan, menyenangi air, lumpur, matahari, hujan,tanpa gusar itu akan menyakiti kita. b. Pakaian ganti untuk pakaian malam atau gawat darurat. c. Makanan seperti terdaftar, perlengkapan makan dan masak, keperluan mandi. d. Falbet, sprei untuk tanah, kompas, senter. e. Alkitab, pamphlet, buku catatan, kotak P3K pribadi. f. Kebutuhan kebersihan pribadi , termasuk kertas toilet. g. Senda gurau, sabar, suka menolong, keputusan membuat trip yang baik.
3. Pengaturan memasak a. Paling mudah dilakukan pada kompor yang mudah diangkut yang dapat digunakan pada tenda atau pada keadaan lembab. b. Rencanakanalah dalam kelompok dua orang, saling membagikan alat masak tetapi anda diharapkan membawa persediaan makanan sendiri.
bila perlu. Jika memiliki kepastian terbatas, sebutkan berapa pasti informasi itu. d. Isilah buku catatan dalam semua pondok yang anda lewati untuk mempermudah pencari dan penyelidik. e. Perhatian dalam mengatasi ketidaknyamanan yang tidak diharapkan dan tidak disukai seperti pakaian basah, kulit berlumpur, keadaan gelap dan sendirian. f. Biasakan dengan beratnya sepatu bot, rasakan wol kena kulit, ransel dipunggung anda, dan rasa tangggungjawab yang menyertai kebebasan tersebut. g. Perkembangan sikap bahwa anda adalah seorang pengunjung yang diundang dalam dunia Allah. Dia menciptakan anda. Senangilah hal itu. 5. Ketika pulang a. Pilih bungkusanmu menjadi : 1. Apa yang sebenarnya dipakai. 2. Apa yang dapat digunakan dari mengamatan anda. 3. Apa yang anda sekarang tahu yang tidak pernah digunakan.
4. Saat berjalan a. Tentukan waktu berjalan untuk tiba pada tempat berkemah dengan memadai. b. Latih dirimu secara mental dan fisik untuk menyenangi semua tipe cuaca dan daerah. Praktekkan mengatasi dengan aman berjalan malam, menyeberangi sungai, kondisi terbuka, mendaki tegak lurus, dan tidur di atas tanah. Pelajari sebanyak mungkin dari pendaki berpengalaman. c. Simpan buku harian yang bersih, bawa peta dan kompasmu yang akan bertanggung jawab untuk keamanan anda. Buatlah peta
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 17
Edisi 205 – 28 September 2012
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 18