Edisi November 2015 Data per tanggal 30 Oktober 2015
Oktober 2015: kembali terjadi deflasi seiring terjaganya supply bahan pangan Pada bulan Oktober 2015 terjadi deflasi sebesar 0,08%mom atau 6,25%yoy, lebih rendah dari ratarata historis empat tahun terakhir (2011-2014) yang mencatat inflasi 0,15%mom. Hal tersebut didorong oleh inflasi harga bhaan makanan yang terjaga dan inflasi inti yang rendah. Kelompok bahan makanan tercatat deflasi sebesar 1,06%mom atau secara tahunan mencatat inflasi sebesar 6,85%yoy, didorong oleh masih berlangsungnya panen raya aneka cabai di luar musimnya, berlanjut koreksi harga daging ayam, telur ayam serta kenaikan harga beras yang cenderung terbatas. Inflasi inti bulan Oktober 2015 tercatat lebih sebesar 0,23%mom atau 5,02%yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh menguatnya rupiah, ekspektasi inflasi yang terkendali dan kegiatan ekonomi domestik yang melambat. Secara keseluruhan, ekspektasi inflasi diperkirakan akan cenderung lebih terkendali per November 2015 dimana inflasi diperkirakan lebih rendah dari 4%yoy mengingat dampak kenaikan Bahan Bajar Minyak (BBM) tahun 2014 akan hilang. Sehingga inflasi pada akhir tahun 2015 akan berada di kisaran 3,5%-4,0%.
Inflasi Oktober 2015 (%)
Foodstuff Prepared Food Housing Clothing Medical Care Education Transportation General
Foodstuff Prepared Food Housing Clothing Medical Care Education Transportation General
M-on-M changes Aug-15 Sep-15 Oct-15 0,19 -1,07 -1,06 0,11 0,39 0,40 0,04 0,20 0,09 0,00 0,83 0,25 0,03 0,44 0,29 0,13 0,89 0,16 -0,11 -0,40 0,02 0,39 -0,05 -0,08 Y-on-Y changes Aug-15 Sep-15 Oct-15 9.26 8.26 6.85 8.39 8.26 8.23 6.38 5.78 4.78 3.06 4.10 4.15 5.99 6.15 5.82 4.17 4.39 4.31 8.17 8.00 7.84 7,18
6,83
Source: BPS & PermataBank Economic Research
6,25
Berita Ekonomi : November 2015 Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia
Impor nonmigas pada Oktober 2015 tercatat sebesar USD9,31miliar atau turun 3,50%mom. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya impor kapal terbang dan bagiannya, pupuk, kendaraan bermotor dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanik. Di sisi lain, neraca perdagangan migas mengalami perbaikan didukung oleh koreksi impor yang lebih dalam dari ekspor. Defisit neraca perdagangan migas turun dari USD0,45miliar menjadi USD0,38miliar. Impor migas turun 8,12%mom, sedangkan ekspor migas turun 5,09%mom.
Trade Balance (LHS)
Export
%yoy 70 60 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40
Import
3,000 2,000 1,000 0
-1,000 -2,000 Jul-15
Jan-15
Apr-15
Jul-14
Oct-14
Jan-14
Apr-14
Jul-13
Oct-13
Jan-13
Apr-13
Jul-12
Oct-12
Jan-12
Apr-12
Jul-11
Oct-11
-3,000 Jan-11
Penurunan surplus neraca perdagangan disebabkan oleh menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas akibat koreksi ekspor yang lebih dalam dibandingkan dengan koreksi impornya. Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar USD1,39miliar (-6,08%mom). Ekspor nonmigas di bulan Oktober 2015 tercatat sebesar USD10,71miliar (-3,86%mom). Penurunan tersebut diakibatkan oleh turunnya ekspor bijih, kerak dan abu logam, benda-benda dari besi dan baja, perhiasan/permata, kopi, teh, rempah-rempah, serta kendaraan dan bagiannya. Di sisi lain, ekspor CPO masih mencatatkan pertumbuhan positif.
USD mn 4,000
Apr-11
Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2015 kembali mengalami surplus ditopang oleh neraca perdagangan non migas yang tetap surplus dan neraca perdagangan migas yang terus membaik. Surplus neraca perdagangan tercatat sebesar USD1,01miliar, hampir sama dengan surplus pada September 2015 sebesar USD1,03miliar.
Oct-15
Surplus neraca perdagangan meningkat
Sumber: BPS & PermataBank Economic Research
Kontributor Inflasi bulan Oktober 2015 (%) (%) 0.10
0.07 0.02
0.05
0.02 0.01
0.01
0.00
0.01
-0.05 -0.10 -0.15
-0.20 -0.22
-0.25
Foodstuffs
Prepared foods
Housing
Clothing
Medical Care
Education Transportation
Sumber : BPS & PermataBank Economic Research
BI rate dan Inflasi (%)
BI rate
Core Inflation
8
6
4
Sumber : BPS, BI & PermataBank Economic Research
Oct-15
Jan-15
Apr-14
Jul-13
Oct-12
Jan-12
Apr-11
Jul-10
2 Oct-09
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 November 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, mengantisipasi risiko eksternal dari kenaikan suku bunga AS. Keputusan tersebut sejalan dengan upaya membawa inflasi menuju pada kisaran sasaran sebesar 4±1% di 2015 dan 2016. Selain itu, BI melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) dari 8.00% menjadi 7.50% efektif per 1 Desember guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang tercatat 4.71%yoy secara rata-rata pada 3 kuartal tahun ini. Penurunan GWM diperkirakan dapat meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong kredit tanpa menekan nilai tukar rupiah.
Inflation
10
Jan-09
BI rate tetap 7,50%; GWM turun 50bps ke 7,50%
Berita Ekonomi : November 2015
Pertumbuhan ekonomi 3Q15 meningkat didorong konsumsi Pemerintah Pertumbuhan ekonomi meningkat pada 3Q15 dan diperkirakan akan terus meningkat pada 4Q15. Pertumbuhan ekonomi 3Q15 tercatat 4,73%yoy, tepat dengan ekspektasi Bank Permata, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 4,67%yoy. Pertumbuhan ekonomi pada 3Q15 yang meningkat terutama didorong oleh peran pemerintah yang lebih kuat, baik dalam bentuk konsumsi maupun investasi pemerintah. Hal ini sejalan dengan kemajuan proyek infrastruktur pemerintah yang signifikan di tengah sikap menunggu (wait and see) investor swasta. Konsumsi rumah tangga juga masih cukup kuat. Di sisi eksternal, masih rendahnya harga komoditas dan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang, seperti Amerika Serikat, China, dan Singapura menyebabkan ekspor masih terkontraksi lebih dalam. Di sisi lain, pertumbuhan impor sedikit tertahan sejalan dengan perbaikan permintaan domestik. Perbaikan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut pada 4Q15. Peran Pemerintah diperkirakan semakin kuat antara lain melalui akselerasi pelaksanaan proyek infrastruktur Pemerintah yang mampu mendorong kinerja investasi yang lebih baik. Investasi swasta diharapkan juga akan meningkat sejalan dengan rangkaian paket kebijakan pemerintah, termasuk berbagai deregulasi yang mendukung iklim investasi. Sementara itu, kinerja konsumsi diperkirakan membaik seiring dengan pelaksanaan Pilkada serentak pada bulan Desember 2015. Selain itu, pelonggaran kebijakan makroprudensial juga diperkirakan akan mulai memberikan dampak terhadap aktivitas ekonomi pada 4Q15.
Indonesia’s GDP Growth
%yoy 10
GDP Growth
9 8 7
6 5 4 3 2 1 0 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : BPS & PermataBank Economic Research
2011
2012
2013
2014 2015
Berita Ekonomi : November 2015 Indonesia’s Real GDP Growth and Contribution by Expenditure %yoy 6.5
%yoy 7.0
GDP
%yoy 20.0
Private Consumption
6.5
6.0
15.0
6.0
5.5
Government
10.0
6.6
5.5 5.0
4.7
4.5
5.0
5.0
0.0
4.5
4.0
4.0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2012
%yoy 11.0 10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0 3.0 2.0
2013
2014
4.6
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2012
2013
2014
-5.0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2015
Investment
5.0
2012
%yoy 12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 -2.0 -4.0 -6.0
2013
2014
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2015
2012
%yoy 20.0
Exports
2013
2014
2015
Imports
15.0 10.0 5.0 0.0 -0.7
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2015
2012
2013
2014
-6.1
-5.0 -10.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2015
Sumber : BPS & PermataBank Economic Research
Indonesia’s Real GDP Growth and Share by Industry
Sumber : BPS & PermataBank Economic Research
2012
2013
2014
2015
Berita Ekonomi : November 2015
Indonesia’s current Account Deficit
Sumber : Bank Indonesia & PermataBank Economic Research
Macro Economic Indicators Indicators
2010
2011
2012
2013
2014
2015F
Inflation (%YoY) Exchange Rate Eop (Rp/US$) Current Account (% GDP) Fiscal Balance (% GDP) Interest Rate BI Rate (%p.a) Time Deposit 3 month (%p.a) Lending rate working capital (%p.a) Credit Growth (% YoY) Deposit Growth (% YoY) NPL Commercial Banks (%) Car Sales (1000 Units) Car Sales Growth (%) Motorcycle Sales (1000 Units) Motorcycle Sales Growth (%) Government Capital Exp. (Rp tn) Unemployment Rate (%) International Reserve (US$ bn) GDP Growth (%)
6,96 8.991 0,70 -0,73
3,79 9.068 0,20 -1,14
4,30 9.670 -2,74 -1,77
8,38 12.189 -3,30 -2,23
8,36 12.440 -2,95 -2,15
4,00 13.950 -2,30 -2,30
5,00 13.900 -2,70 -2,15
6,50 7,06 12,83 22,80 18,54 2,50 765 57,33 7.373 25,99 80,3 7,14 96,2 6,22
6,00 6,81 12,18 24,59 19,07 2,17 894 16,93 8.013 8,67 117,9 6,56 110,1 6,49
5,75 5,76 11,50 23,08 15,81 1,87 1.116 24,84 7.064 -11,83 145,1 6,14 112,8 6,26
7,50 7,61 12,12 21,60 13,60 1,77 1.220 9,31 7.745 9,63 172,4 6,25 99,4 5,78
7,75 8,95 12,81 11,44 12,14 2,20 1.208 -1,78 7.867 1,59 138,3 5,94 111,9 5,02
7,50 8,25 12,60 11,00 13,50 2,70 1.000 -17,22 6.300 -19,92 290,2 5,90 101,0 4,74
7,50 8,20 12,40 12,00 14,00 3,00 1.050 5,00 6.500 3,17 303,3 5,75 106,0 5,00
Sumber : PermataBank Economic Research
2016F
Analisa Market : November 2015
Analisa Valas : November 2015
Review dan Outlook Pasar Obligasi Indonesia
US Dollar Index
Pasar obligasi pada bulan Oktober berbalik bergerak positif, tercermin dari kinerja IDMA Indeks yang menguat +4,7%mom dari 90,48 di penutupan bulan September ke level 94,74 di akhir bulan Oktober. Senada dengan pasar obligasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan Oktober juga bergerak menguat sebesar +5,5%mom dari level 4.223,91 ke level 4.455,18. Kondisi bullish yang terjadi di pasar obligasi di bulan Oktober lebih disebabkan faktor eksternal oleh ekspektasi positif pasar terhadap belum adanya kepastian akan dinaikkannya suku bunga acuan the Fed hingga akhir tahun 2015. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan beberapa pejabat the Fed yang menyatakan bahwa belum saatnya untuk menaikkan the Fed rate mengingat masih adanya risiko terkait perlambatan ekonomi dan gejolak sektor keuangan global. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil notulensi FOMC meetings tanggal 16-17 September yang dirilis pada tanggal 9 Oktober lalu yang menyebutkan bahwa the Fed akan memperhatikan gejolak pasar keuangan global dan risikonya terhadap inflasi dan tenaga kerja AS dalam memutuskan kenaikan suku bunga acuannya. Selain faktor eksternal diatas, membaiknya beberapa indikator makro ekonomi domestik juga turut mendorong bullish-nya pasar obligasi. Penguatan rupiah sebesar 6,6%mom dari level 14,653 per dollar pada akhir bulan September ke level Rp13,684 per dollar pada akhir bulan Oktober, membaiknya data inflasi Indonesia, dan paket kebijakan ekonomi jilid I dan II dengan fokus pada perbaikan iklim investasi di Indonesia dan menjaga stabilitas rupiah yang rilis pada bulan September, merupakan faktor-faktor domestik yang turut mendorong membaiknya kinerja pasar obligasi di bulan Oktober. Rata-rata yield pada seluruh tenor (1-30tahun) turun sebesar 82bps mom. Tenor menengah (5-7tahun) mencatatkan penurunan rata-rata yield paling besar yakni hingga 97bps mom. Menyusul dibelakangnya secara berturut-turut yakni tenor panjang (8-30tahun) yang turun 80bps mom dan tenor pendek (1-4tahun) sebesar 79,77bps mom. JCI
JCI
IDMA
Kurs dollar terhadap beberapa mata uang utama yang terindikasi oleh indeks dollar tercatat terapresiasi 7,40%YTD hingga akhir Oktober 2015, yang masih didorong oleh divergensi kebijakan antara bank sentral AS dan bank sentral negara lainnya (ECB, RBA, BoJ dan PboC) yang menerapkan pelonggaran kebijakan moneter. Suku bunga AS masih diperkirakan akan mulai dinaikkan pada akhir tahun ini sebesar 25bps. Indeks dolar cenderung melemah pada awal bulan Oktober seiring data AS yang melemah serta tone dovish dari notulensi rapat FOMC bulan September. Namun, dollar AS diperdagangkan kembali menguat pada pertengahan bulan Oktober seiring komentar Draghi mengisyaratkan kemungkinan kuat dari stimulus moneter. Dengan memperhatikan perkembangan terkini ekonomi AS dan tone hawkish dari rapat FOMC bulan Oktober, maka dollar AS diperkirakan masih akan menguat dalam jangka pendek-menengah. Indeks dolar diperkirakan akan mencapai 99,00-101,00 hingga 1Q16.
EUR/USD EUR/USD diperdagangkan tertekan sejak pertengahan bulan Oktober seiring ekspektasi kenaikan suku bunga AS serta ekspektasi European Central Bank untuk kembali menambah stimulus moneter untuk mendorong inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang masih sangat dipengaruhi oleh tren penurunan minyak dunia dan perlambatan negara berkembang. EUR/USD diperkirakan akan berada di rentang 1,0600- 1,0800 hingga 1Q16.
IDMA 125
5,500 5,300
5,100
120
AUD/USD
115
AUD/USD diperdangkan fluktuatitif dengan kecenderungan melemah sepanjang bulan Oktober yang lalu di rentang 0,7000-0,74000. Inflasi yang cenderung melambat serta kinerja ekspor yang menurun sebagai akibat pelemahan harga komoditas menyebabkan Aussie kembali tertekan. Meskipun demikian, suku bunga acuan Australia diperkirakan masih akan dipertahankan hingga akhir tahun ini. AUD/USD diperkirakan akan berada di rentang 0,7000-0,7400 hingga 1Q16.
110
4,900
105
4,700
100
4,300
95
4,100
90
3,900
85 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15
4,500
Sumber : Bloomberg, PermataBank Economic Research
Analisa Valas : November 2015 GBP/USD
USD/IDR
Secara keseluruhan, outlook terhadap GBP relatif positif seiring dengan pemulihan ekonomi Inggris yang didukung oleh didukung oleh permintaan domestik dan membaiknya pasar tenaga kerja (uptrend pada pertumbuhan upah, downtrend tingkat pengangguran). Hal tersebut berpotensi mendorong BoE untuk mengetatkan kebijakan moneter kadang-kadang di 1H 2016 dan dapat menyebabkan tumbuh perbedaan dalam kebijakan moneter antara BoE dengan bank sentral mata uang G7 (ECB, BoJ). GBP/USD diperkirakan akan cenderung terapresiasi di rentang 1.5200-1.5500.
Tekanan terhadap nilai tukar rupiah mereda sepanjang bulan Oktober yang lalu didukung oleh mulai pulihnya keyakinan investor terhadap pasar keuangan Asia, menyusul redanya spekulasi pasar mengenai kenaikan suku bunga bank sentral AS pasca rilis melemahnya data tenaga kerja AS dan PDB AS 3Q15 yang lebih rendah dari ekspektasi. Nilai tukar Rupiah ditutup pada level IDR 13,684 per dollar di akhir bulan Oktober, menguat 6.6% dari posisi IDR 14,653 di akhir bulan September, dan kinerja tahun berjalan di bulan Oktober masih tercatat terdepresiasi 10.5%. BI secara proaktif hadir di pasar untuk menjaga volatilitas Rupiah melalui bauran kebijakan, termasuk intervensi di pasar uang, yang menyebabkan cadangan devisa turun menjadi USD100,7 miliar di bulan Oktober dari USD 101,7 miliar di bulan sebelumnya. Selama bulan Oktober di pasar saham tercatat aksi jual dana asing mencapai USD 375 juta. Namun investor asing membukukan pembelian bersih IDR 4,6 triliun pada pasar obligasi Indonesia. BI diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter ketat pada tahun 2015 ini supaya defisit neraca transaksi berjalan menuju ke level lebih sehat. BI rate diperkirakan akan bertahan di level 7,50% yang diharapkan dapat menahan keluarnya dana asing dari pasar keuangan Indonesia. Dengan demikian, USD/IDR diperkirakan akan berada di rentang 13,600-13,900 hingga akhir tahun ini.
USD/IDR
USD/IDR
JCI
USD/JPY
JCI
9,500
5800 5600
10,500
5400 5200
11,500
5000 12,500
4800 4600
13,500
4400 4200
14,500
4000
Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research
Oct-15
Jul-15
Apr-15
Jan-15
Oct-14
Jul-14
Apr-14
Jan-14
Oct-13
Jul-13
Apr-13
3800
Jan-13
15,500
USD/JPY diperdagangkan cukup fluktuatif di rentang 118,50-121,50 sepanjang bulan Oktober yang lalu. Volatilitas kemungkinan akan berlanjut menyusul keputusan BoJ yang berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya. USD/JPY Namun muncul didukung meskipun keputusan BOJ terkait rumor bahwa pemerintah berencana paket stimulus lain harus 3Q15 GDP kinerjanya buruk yang memacu pasar saham yang lebih tinggi. Mengingat korelasi yang negatif antara kinerja saham Jepang serta nilai tukar JPY, sehingga potensi pelemahan JPY masih berpontensi berlanjut hingga akhir tahun. Sentimen positif yang mendorong Yen Jepang adalah prospek ekonomi global yang lebih rendah dari perkiraan awal yang meningkatkan permintaan safe haven. Di sisi lain, bank sentral AS yang kembali menunda menaikkan suku bunga AS pada bulan September kembali mendukung kinerja JPY. USD/JPY diperkirakan akan berada di rentang 124-125 hingga akhir 1Q16.
Mutual Funds Performance
Jenis/Nama Reksa Dana
NAB
Kinerja (%) 1D
1M
3M
YTD
1YR
Pasar Uang Seruni Pasar Uang II
1,180.94
0.02
0.54
1.50
5.61
6.21
Mandiri Investa Pasar Uang
1,188.51
0.02
0.56
1.60
5.95
6.61
Schroder Dana Likuid
1,168.55
0.02
0.53
1.41
5.36
5.91 -1.47
Pendapatan Tetap Danareksa Melati Premium Dollar (US$) Schroder Dana Mantap Plus II Investa Dana Dollar Mandiri Schroder USD Bond Fund
1.1827
-0.18
-1.78
0.96
-0.89
1,983.65
0.13
1.25
4.07
2.16
1.94
1.3005
-0.14
-1.45
0.93
0.57
-0.17 0.26
1.4079
-0.08
-0.59
0.79
0.51
BNP Paribas Prima II
1,857.38
0.08
1.38
4.35
1.62
1.32
Manulife Pendapatan Bulanan II
1,044.05
0.06
0.22
-0.41
-1.68
-1.74
BNP Paribas Prima USD
1.0505
-0.17
-1.59
2.50
0.72
0.36
1,054.29
0.13
1.22
3.69
2.18
2.00
BNP Paribas Equitra
3,430.37
0.02
0.22
1.74
-0.20
0.76
Schroder Dana Terpadu II
2,916.47
0.19
-0.03
8.07
-2.94
-0.83
Schroder Syariah Balanced Fund
2,086.76
0.15
-1.19
5.07
-2.05
0.45
BNP Paribas Spektra
1,326.09
0.00
-0.31
0.63
-4.01
-2.47
22,751.95
0.29
0.16
12.74
-11.21
-9.86
7,796.09
0.13
-0.57
11.71
-10.81
-9.85
16,275.81
0.12
0.00
12.12
-11.47
-10.13
Ashmore Dana Obligasi Nusantara Campuran
Saham BNP Paribas Pesona Danareksa Mawar BNP Paribas Ekuitas BNP Paribas Infrastruktur Plus
2,496.17
-0.27
-1.77
10.40
-22.06
-20.65
Manulife Dana Saham
10,227.77
0.14
-1.79
11.77
-15.38
-14.36
Mandiri Investa Atraktif
3,724.58
0.12
-0.52
11.69
-13.79
-12.72
Mandiri Investa Atraktif Syariah
1,125.92
-0.26
-4.79
9.68
-16.26
-14.92
Schroder Dana Prestasi Plus
25,693.61
0.26
-1.03
11.93
-5.38
-3.28
Schroder 90 Plus Equity Fund
1,703.60
0.26
-1.16
12.24
-7.72
-5.56
BNP Paribas Solaris
1,768.77
-0.59
-2.39
11.21
-23.33
-22.33
Manulife Saham Andalan
1,611.79
0.00
-2.07
11.58
-18.30
-17.22
Manulife Greater Indonesia Fund
0.9254
-0.20
-3.39
13.16
-22.77
-23.15
Danareksa Mawar Konsumer 10
1,528.61
0.10
0.27
12.53
-7.37
-4.72
Manulife Syariah Sektoral Amanah
3,283.48
-0.10
-3.26
10.04
-14.29
-13.26
Eastspring Investments Alpha Navigator
1,110.56
-0.19
-3.22
3.65
-21.32
-19.27
Ashmore Dana Progresif Nusantara
1,255.11
0.12
-1.83
10.21
-14.40
-13.62
Ashmore Dana Ekuitas Nusantara
1,172.56
0.16
-1.32
10.36
-10.45
-9.23
740.29
0.44
-3.52
10.32
-21.86
-21.51
Ashmore Dana USD Equity Nusantara 0.8988 0.06 Sumber: Bloomberg per tanggal 24 November 2015
-1.89
15.96
N/A
N/A
Manulife Saham SMC Plus
This document is issued by Global Markets PT. Bank Permata, Tbk. (PermataBank) for information and private circulation purpose only. It does not constitute any offer, proposal, recommendation or solicitation to any person to enter into any transaction or adopt any hedging, trading or investment strategy, nor does it constitute any prediction of likely future movement in rates or prices or any representation that any such future movement will not exceed those shown in any illustration. All reasonable care has been taken in preparing this document, no responsibility or liability is accepted for error, omissions, negligence, and/or inaccuracy of fact or for any opinion expressed herein. Opinion, projection and estimates are subject to change without notice. PermataBank and/or its members of Board of Director and Commissioners, employees, affiliates, agents and/or its advisors disclaims any and all responsibility or liability relating to or resulting from the use of this documents whatsoever which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this document. You are advised to make your own independent judgment with respect to any matter contained herein, by fully aware of any consequences obtained on said judgment.