Edisi Agustus 2016
ZAKAT
Berzakat Harus Menjadi Gaya Hidup Berkurban Bukti Kepedulian Sosial Berkurban dengan Rasa Digital
Si Kecil Miba Jagoan Baru Petani Balikpapan Zakat pun Bisa Menjadi Passive Income ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | i
Salam, Idul Fitri, 1 Syawal 1437 H, telah pergi dengan meninggalkan kenangan indah saat-saat dekat dengan-Nya dan dengan sesama Muslim pada bulan penuh berkah, Ramadhan. Ya, kita jadi rindu hidup dalam kebersamaan beribadah, saling berbagi dan saling menasihati. Di tengah masih banyaknya saudara-saudara kita yang tengah diuji dengan kemiskinan, meski kita sudah 71 tahun merdeka, kerinduan untuk berbagi bisa terobati dengan hadirnya kembali Idul Adha atau Idul Kurban. Sebab, di sana ada keharusan berkurban bagi yang mampu melaksanakannya. Bagi yang rindu berkurban, saat ini banyak kemudahan untuk mengobatinya. Salah satu caranya, bisa dengan mengakses portal yang digandeng BAZNAS dalam melaksanakan program Kurban Digital, seperti Bukalapak, Tokopedia, Kitabisa, dan Kaskus. Lewat program Kurban Digital, BAZNAS ingin mengedukasi masyarakat untuk berkurban secara baik dan benar, sesuai syariah. Dari sini diharapkan tumbuh semangat berbagi harta, baik zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Kalau semangat itu tumbuh yang dibuktikan dengan makin banyaknya jumlah penghimpunan ZIS, maka makin banyak pula saudara-saudara kita yang tak berpunya terbebaskan dari kemiskinannya. Selamat merayakan Idul Adha, 10 Zulhijjah 1437 H, semoga Allah melapangkan rezeki kita, sehingga kita bisa berkurban. Amin. Redaksi
Diterbitkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Dewan Redaksi Prof. Dr. Bambang SudibyoZainulbahar NoorMundzir SupartaMasdar Farid Mas’udiAhmad Satori IsmailEmmy HamidiyahIrsyadul HalimNana MintartiMachasinNuryantoAsteraPrimanto BhaktiArifin PurwakanantaNdari Rumi WidyawatiBudi MargonoRatri Devy Arimbi konsultan Media: rubudesign.co RedaksiKarsono TajuddinSunan Hasan FotograferNorman ArbaiNizzar Gaisanishutterstock.com.Desain GrafisGunadi Karosentono Redaksi dan IklanJl. Kebon Sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555 Fax. (021) 3913777 www.baznas.or.id
Content
Penyaluran
152.368.560.048
and counting...
Daya Serap
and counting...
feed at 06:10 WIB
feed at 06:10 WIB
feed at 06:10 WIB
Penghimpunan
Proporsi Penghimpunan ZIS
Perolehan Data Penghimpunan Nasional
80.000
Zakat Infak
60.000
22%
40.000
78%
20.000
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Bulan
Des
Zakat
Target (Dalam Milyaran Rupiah)
feed at 06:10 WIB
11.7%
Target
22 Laporan Simba Data Penghimpunan & Pendayagunaan Zakat BAZNAS Se-Indonesia 19.8%
7.4%
7.1%
47.2%
0
5000
ZCD
feed at 14:52 WIB
11 Program BAZNAS Pusat Kajian Strategis BAZNAS Bisa Dorong Pengumpulan Zakat 18 Bangkit Berprestasi di Tengah Keterbatasan
Infak
Proporsi Program Penyaluran
226.615
8 Inspirasi Berzakat Harus Menjadi Gaya Hidup
26. Opini Komunikasi Zakat Maslahat & Martabat
0
feed at 15:41 WIB
6 Zakat Utama: Berkurban dengan Rasa Digital
67.24%
and counting...
20 Zakat Corner Ditjen GTK Rintis Pengumpulan Zakat PNS Kemendikbud Melalui BAZNAS Rupiah (dalam jutaan)
1 Salam 2 Potret 4 ZAkat Utama: Berkurban Bukti Kepedulian Sosial
Penghimpunan
226.613.433.460
RMB
RCAB
28. Zakat Dunia Dana ZISWAF Bantu Mesir Atasi Krisis Ekonomi
feed at 06:10 WIB
23 Profil Bazda BAZNAS Kalsel Miliki Aplikasi Akuntansi ZIS PSAK 109
25 Pernik Rumah Ibu Nasih Kini Layak Dihuni
30. Mandiri Bekerja Profesional dan Amanah, Sukses Pun Diraih 32. Wawancara Zakat pun Bisa Menjadi Passive Income 36. Amanah Ekonomi Kurban dan Kurban Digital ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 1
B
AZNAS Tanggap Bencana (BTB) bersama warga Kampung Bengras dan Babakan, Desa Sindang Mandi, Kecamatan Anyer, Serang, Banten, bergotong royong membangun jembatan darurat yang terbuat dari bambu.Sebab, jembatan yang biasa mereka gunakan untuk beraktivitas ambruk diterjang banjir bandang dan tanah longsor (24/7). Jembatan yang mampu dirampungkan selama 3 hari (30/7- 1/8) itu dinamakan “Jembatan Ilmu" dengan harapan seluruh aktivitas warga, terutama para santri dan para pelajar lainnya dapat melanjutkan mencari ilmu seperti sedia kala.
Zakat Utama
Berkurban Bukti Kepedulian Sosial D
engan hadirnya Idul Kurban, seakan umat Islam diuji tentang kepedulian sosialnya yang telah ditempa melalui shaum Ramadhan sebulan penuh. Masihkah bersemi atau sudah gugur seiiring dengan berakhirnya Ramadhan? Bagi yang istikamah dalam beribadah, tentu ingin tetap merawatnya, bahkan meningkatkannya hingga benar-benar dekat dengan-Nya. Sebab, kurban secara bahasa berarti dekat. Dengan demikian, seperti dikatakan Dr. H. Agung Danarto, Dosen di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Idul Kurban tak hanya dirayakan dengan penuh sukaria, tapi diisi
4 | ZAKAT Agustus 2016 M
Waktu terus berjalan begitu cepat. Tak terasa, Ramadhan yang diakhiri dengan Idul Fitri, 1 Syawal 1437 H, telah pergi dan kini berganti dengan Dzulhijjah, bulan yang di dalamnya umat Islam menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Saat yang berhaji melaksanakan wukuf di Arafah, yang tak berhaji merayakan Idul Adha dengan memuji dan mengagungkan nama-Nya dalam rukuk dan sujud secara berjamaah, baik di masjid maupun di lapangan. Lalu berkurban, sehingga Idul Adha disebut juga Idul Kurban.
dengan amal ibadah kepada Allah untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan sifat tawadhu (merendahkan diri) manusia kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang disebutkan Agung Danarto adalah berkurban. Saat ini, untuk berkurban banyak kemudahan, tidak harus pergi mencari pedagang hewan kurban yang berjualan di pinggir trotoar, seperti di Tanah Abang, Jakarta, tapi cukup meng-klik portal yang menyediakan kebutuhan umat Islam berkurban, seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Kitabisa yang menjadi mitra BAZNAS dalam pelaksanaan program Kurban Digital tahun ini.
Kepedulian Sosial
kebudayaan,” tegasnya.
Menurut Akhmad Mundiri, M.Pd, Direktur Avicenna Institute, ibadah kurban bukan hanya bermakna bagaimana manusia mendekatkan diri kepada Tuhannya, akan tetapi juga mendekatkan diri kepada sesama, terutama yang miskin dan terpinggirkan sehingga mencer minkan dengan tegas pesan soli daritas sosial Islam.
Menurut Bambang yang juga mantan Menteri Pendidikan Nasional itu, apabila dikelola dengan benar, zakat bisa dikembangkan sebagai instrumen untuk mengisi kemerdekaan. “Melalui zakat kita bisa menciptakan program beasiswa mulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Melalui beasiswa kita membebaskan golongan miskin dari buta huruf,” ujarnya.
Ini tercermin dalam firman-Nya, QS Al-Hajj:36:”...Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.” Meski usia kemerdekaan Indonesia sudah mencapai 71 tahun, orangorang yang tak punya, baik yang meminta-minta maupun yang tidak meminta-minta masih ba nyak jumlahnya. Badan Pusat Statistik (BPS), seperti dikutip Ke tua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo, menyebutkan bahwa ada 11,22 % yang miskin atau 28,2 juta orang. Itu kalau menggunakan pengeluaran satu dolar AS per hari. Kalau menggunakan ukuran 2 dolar AS per hari, maka jumlah yang miskin menjadi hampir 4 kali lipat dari itu. “Jadi jelaslah, kita belum merdeka dari kemiskinan walaupun sudah merdeka,” katanya kepada majalah Zakat di kantor BAZNAS, Gedung Arthaloka, Jakarta, awal Agustus lalu. Karena itu, mantan Menteri Keuangan itu berpendapat bahwa kita sudah merdeka, tapi belum bebas dari akibat penjajahan selama 350 tahun itu. “Merdeka secara politik yes, tetapi bebas dari implikasi atau akibat dari ketidakmerdekaan itu masih harus kita perjuangkan dan memerlukan kerja keras. Artinya, yang kita perlukan adalah bagaimana mengisi kemerdekaan politik tersebut dengan berbagai kinerja dan prestasi di berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial dan
“Kemudian, melalui zakat kita bisa membebaskan kelompok miskin dari kemiskinan. Ini programnya bi sa bermacam-macam. Beasiswa juga adalah salah satu program un tuk pengentasan kemiskinan. Orang tuanya miskin, anaknya di beri beasiswa. Insya Allah, status sosial ekonomi anak tersebut tak akan seperti orang tuanya. Kita juga memberikan program zakat un tuk pemberdayaan ekonomi. Fakir miskin yang mempunyai bakat dan keinginan yang kuat untuk men jadi pengusaha atau punya jiwa enterpreneur yang kuat, kita bisa beri bantuan permodalan dan pendampingan pelatihan agar usa hanya berhasil dan akhirnya, dia keluar dari status penerima zakat (mustahik) menjadi pembayar zakat (muzaki).” Intinya, untuk mengisi kemerdekaan, umat Islam harus mau berbagi, berzakat, berinfak dan bersedekah. Dan ini harus dilatih karena kecintaan seseorang akan hartanya itu sangat tinggi. Salah satu caranya adalah dengan berkurban. Sebab, ketika berkurban, hartalah yang banyak dikorbankan. Bagi yang sudah mampu melakukannya dan sadar akan pentingnya berkurban, ia tak akan pelit untuk bersedekah karena tidak pernah ditemui, orang yang berkurban dengan jutaan hartanya menjadi bangkrut. Tentang ini Rasulullah SAW bersabda, “Infakkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-
hitungnya (menyimpan tanpa mau menyedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan berkah rezeki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu “(HR Bukhari dan Muslim). Selain itu, ingatlah juga firman-Nya dalam QS Saba ayat 39 yang artinya,”Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaikbaiknya”. Sedangkan tentang perintah berkurban, Allah menegaskan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang berlimpah. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah” (QS Al-Kautsar 1-2). “Tidak sampai kepada Allah daging dan darah Kurban itu, tetapi yang sampai kepada Allah ialah takwamu” (QS. Al-Hajj 22:37). Allah akan membalas dengan cepat pahala bagi orang yang melaksanakan perintah berkurban. “Sesungguhnya pahala sedekah (kurban) itu sampai kepada Allah sebelum (daging) sampai ke tangan orang yang menerima kurban, dan darah hewan kurban telah berada dalam tempat di sisi Allah sebelum darahnya mengalir di tanah” (HR. Ibnu Majah) Keutamaan lain berkurban dijelaskan oleh sebuah hadits berikut : “Tidak ada amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika Idul Adha selain menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat sebagai saksi dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum darahnya mengalir di tanah. Karena itu bahagiakanlah dirimu dengannya. (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim).
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 5
Zakat Utama
Berkurban dengan Rasa Digital Era teknologi informasi (TI) atau digital adalah era kemudahan. Dalam hal berbelanja, misalnya, saat ini seseorang tak harus jauh-jauh pergi ke sebuah toko, tapi cukup meng-klik portal yang menjual atau menyediakan berbagai kebutuhan hidup di gadget dan personal computer (PC)-nya. Lalu, memesan dan mentransfer uangnya. Maka, beberapa saat atau beberapa hari kemudian, barang yang dibutuhkan pun datang.
K
arena umumnya orang ingin mencari kemudahan, ter masuk dalam hal berkurban, maka lembaga atau badan amil zakat, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memanfaat kan teknologi informasi yang kemajuannya begitu pesat ini dengan menghadirkan suatu program yang disebut dengan Kurban Digital. Bagi BAZNAS yang memilki tugas menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) Kurban Digital merupakan program baru. Baru pertama kali ini BAZNAS membuat program Kurban Digital. Sebelumnya, pada momen kurban, BAZNAS hanya menerima titipan kurban dari para muzaki dan menyerahkan kepada yang berhak menerimanya. “Karena program ini suatu yang baru bagi BAZNAS, maka kami mengupayakan dengan yang kekinian dan yang sedang ngetren di masyarakat, yaitu online atau digitalisasi. Lewat Kurban Digital, kami ingin melayani muzaki dan masyarakat untuk berkurban secara lebih luas dengan menawarkan kemudahan. Ya, intinya, memudahkan masya rakat dalam berkurban,” kata Budi Setiawan, Ketua Program Digital BAZNAS. Untuk kemudahan berkurban ini BAZNAS membuat software atau landing page, membuka konter di mall- mall, menggandeng beberapa perusahaan e-com mers, seperti Bukalapak.com, Tokopedia, Kitabisa.com dan Kaskus serta mengajak beberapa perbankan, seperti Bank Mandiri, Bank BRI, dan CIB Niaga untuk bersinergi melayani kemudahan masyarakat bisa berkurban. Lewat Digital Kurban BAZNAS hanya menawarkan kambing dengan harga Rp2,5 juta per ekor dengan berat 25 kg. “Tapi, kalau ada yang berminat untuk
6 | ZAKAT Agustus 2016 M
digabungkan menjadi satu ekor sapi kami siap memfasilitasi. Hanya kambing/domba yang kami tawarkan karena untuk kemudahan dalam penyaluran saja,” kata Budi. Mengenai penyaluran kurban, Budi menjelaskan, daging kur ban akan disalurkan ke daerahdaerah miskin di seluruh Indo nesia mulai Aceh hingga Papua dan ke wilayah-wilayah yang Muslimnya minoritas dan miskin di luar negeri, seperti Mynmar, Mindanau, dan Patani (Thailand). Salah satu kemudahan yang ditawarkan adalah para pekur ban bisa memilih wilayah pe nyaluran kurban sesuai dengan keinginannya. Teknis penyalurannya, BAZNAS menyeleksi beberapa mitra peternak kambing/domba untuk program Kurban Digital ini. Setelah proses penyembelihan, daging kurbannya disalurkan ke beberapa wilayah yang dekat lokasinya dengan peternak mitra BAZNAS. Misalnya, di satu kabupaten ada peternak mitra BAZNAS dan ada daerah kemiskinannnya, maka di situlah disalurkan. “Jadi, daging kurban langsung diberikan ke penerima manfaat di suatu daerah miskin yang ada mitra peternak BAZNAS-nya,” jelas Budi. Program Kurban Digital ini adalah program yang transparan karena laporan pertanggung jawabannya juga bisa disampaikan kepada para pekurban secara online. Selain melalui landing pages, laporan disampaikan juga melalui berbagai sosial media, seperti Facebook, Twitter dan WhatsApp. “Sebagai pertanggungjawaban kami juga akan mengirimkan foto penyembelihan dan penyaluran hewan kurban bagi pekurban di daerah yang punya keterbatasan teknologi informasi. Ya, temanya, ada pada kemudahan dan transparansi,”ujar Budi.
BAZNAS tak ingin berkompetisi dengan lembaga zakat lain, tapi kami ingin menawarkan hal-hal baru ke masyarakat tentang program Kurban Digital. Selain dapat dipertanggung jawabkan dari sisi penyaluran, program Kurban Digital BAZNAS juga dapat dipertanggungjawabkan dari sisi syariah. Sebab, kambing yang dipotong itu dipilih sesuai dengan ketentuan syariah, antara lain, umurnya sudah cukup, tak cacat, dan timbangannya pas. “Kami bisa mendapatkan hewan kurban yang baik dan sesuai dengan ketentuan syariah karena kami membeli dari peternak langsung, tidak dari pedagang,” jelas Budi. Melalui program ini, katanya lebih lanjut, BAZNAS bukan mencari keuntungan dengan menjual kambing, tapi hanya memfasilitasi bagaimana dari sisi petani hewan kurbannya dapat harga yang baik. Lalu, dari sisi penyalurannya tepat sasaran, yaitu ke wilayah-wilayah terpencil. Soal kelebihan dari program Kur ban Digital BAZNAS dibanding dengan program Kurban Digital yang lain, Budi menjelaskan bahwa yang ditonjolkan dari program ini utamanya adalah dari sisi manfaat dan aspek penyalurannya. “Manfaat di sini, maksudnya, kami ingin memberikan kemudahan dan dari aspek syariat dari kegiatan berkur ban itu dipenuhi. BAZNAS tak ingin berkompetisi dengan lembaga zakat lain, tapi kami ingin menawarkan hal-hal baru ke masyarakat tentang program Kurban Digital. Jadi, value
yang kami angkat adalah terkait dengan kemudahan, pemberdayaan, interaksi, dan transparansi,” urainya., Dari segi harga kambing yang ditawarkan, menurut Budi, bisa jadi lebih mahal dari program sejenis yang ditawarkan oleh lembaga lain karena lewat program ini BAZNAS ingin menggerakkan ekonomi masyarakat berbasis peternakan. “Kami membelinya dengan harga bagus, di atas Rp2jutaan per ekor karena kami ingin memberi kelebihan untuk petani. Kita tahu, setiap kurban, peternak sudah kalah dengan pedagangnya,” katanya. Budi optimistis dengan harga kambing Rp2,5 juta per ekor target penghimpunan sebesar Rp6 miliar (setara 3000 ekor kambing) dari program Kurban Digital ini bisa tercapai karena yang sudah lama berkurban dengan penghasilan yang cukup akan berkurban dengan sesuatu yang baik. “Kami buat satu harga saja untuk memudahkandan dan bisa dipertanggungjawabkan transparansinya,”katanya Kalau Kurban Digital BAZNAS yang sekarang, BAZNAS membeli kambing dengan harga bagus dari peternak mitra yang sudah punya kambingnya, seperti di Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi, maka Kurban Digital ke depan, BAZNAS membeli kambing dari peternak yang diberdayakan BAZNAS sendiri. “Jadi, nanti BAZNAS membuat program pemberdayaan peternak untuk kebutuhan kurban digital tahun berikutnya.” Menurut Ketua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo, melalui Kurban Digital ini, BAZNAS berusaha menggerakkan ekonomi kurban yang juga bisa mendorong kemandirian ternak nasional. “Sebagaimana diketahui, potensi peternakan di Indonesia sangat
Budi Setiawan Ketua Program Kurban Digital
BAZNAS ingin menawarkan hal baru ke masyarakat tentang ibadah kurban. Selain aspek syariat, dengan kemajuan teknologi informasi, baik pekurban maupun penerima akan mendapatkan akses manfaat secara cepat dan tepat. Value proposition utama yang kami tawarkan adalah kemudahan, pemberdayaan, interaksi, dan transparansi.
besar, didukung oleh sumber daya dan kondisi geografis yang teramat baik. Potensi-potensi ini didukung oleh permintaan daging yang sangat besar karena jumlah penduduk mencapai seperempat miliar jiwa. Namun, di sisi lain, kita harus susah payah memenuhi kebutuhan tersebut bahkan dengan impor dari berbagai negara,” tegasnya pada launching Kurban Digital, di Kantor BAZNAS Gd Arthaloka, Jakarta, akhir Agustus lalu.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 7
INSPIRASI
Berzakat Harus Menjadi Gaya Hidup Lingkungan rumah sangat berpengaruh terhadap perilaku atau karakter seseorang. Bila sejak kecil, ia berada pada lingkungan yang suka share (berbagi), maka setelah dewasanya ia pun akan senang berbagi, baik harta, ilmu, maupun perhatian.
H
al itu terjadi pada diri Edwin Hidayat Abdullah, Deputi Kementerian BUMN. Dia mengaku, sejak kecil berada dalam lingkungan yang senang berbagi. “Ketika kecil saya berada dalam satu rumah yang isinya 19 orang. Di rumah orang tua saya, yang tinggal tak cuma ayah, ibu dan kakak-kakak saya, tapi nenek, kakek, paman, tante, dan sepupu, sehingga kami tak merasakan, apa yang kami punya itu punya sendiri. Semuanya biasa sharing, dan ada kebersamaan, misalnya, satu kamar ramai-ramai,” kata anak kedua dari tiga bersaudara itu. Dalam hal berbagi Edwin juga belajar dari orang tuanya, terutama ibunya, yang sering memberi teladan berbagi secara langsung, bukan dengan menyuruh-nyuruh. “Ketika saya sudah bekerja dan mendapatkan gaji, oleh ibu saya, gaji saya setiap bulan dibagibagi dalam amplop banyak untuk membantu orang lain, selain untuk saya. Kalau ada yang datang ke rumah, ibu saya berbagi. Jadi, tak pernah ibu saya menyuruh, ‘kamu harus berbagi’,” kata Edwin yang lahir 45 tahun lalu di Jakarta dari keluarga Minang.
Edwin Hidayat Abdullah Deputi Kementerian BUMN 8 | ZAKAT Agustus 2016 M
Dengan melihat hal-hal di atas, maka tak heran bila Edwin taat berzakat, bersedekah, dan berinfak, baik melalui lembaga amil zakat maupun non-lembaga atau perseorangan. Baru-baru ini, dia memilih membayar zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan alasan, antara lain, BAZNAS memiliki programprogram pendistribusian dan pemberdayaan masyarakat serta tenaga amilnya kompeten dan terpercaya. Dia berharap, BAZNAS punya program yang tepat yang bisa mengambil hati masyarakat karena orang berzakat itu umumnya kepada mustahik yang dekat mata dan hatinya. “Untuk mendekatkan sehingga ada di hati seluruh mas yarakat, maka program BAZNAS harus menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat (mustahik),” kata anak sejarawan Taufik Abdullah itu. Selain itu, katanya lebih lanjut, BAZNAS juga harus menjadi transetter gaya hidup berzakat, berinfak dan bersedekah (ZIS), bukan sekadar memotivasi agar masyarakat ber-ZIS karena dengan ZIS itu, misalnya, akan dibangunkan rumah di surga. “ZIS itu adalah harga termurah untuk semua nikmat Allah yang telah kita terima. Dengan membayar ZIS, sebenarnya kita lebih banyak mengambilnya, antara lain ridha-Nya,” ujarnya. Karena itu, menurut Edwin, ketika amil zakat datang ke kita, jangan katakan, ‘nanti saja bayar ZIS-nya. “Ini sebenarnya kesempatan untuk mengambil yang lebih dari ridhanya Allah dan ridhanya manusia,” ujarnya. Dengan pemahaman zakat seperti itu, Edwin tak mau menduga-duga bahwa segala kenikmatan yang diperolehnya seperti kesehatan dan rezeki karena berzakat dan bersedekah. “Ini belum tentu. Karena, tanpa itupun, ya, tanpa berzakat, tanpa mendirikan shalat, atau tanpa melaksanakan ibadah lainnya, Allah
punya kewenangannya sendiri dalam memberikan rahman dan rahim-Nya,”tegas alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (FE UGM) yang terpikat pada silat sejak kecil itu. Bila dilihat dari perjalanan karier dan pendidikan formalnya, Edwin adalah seorang yang sukses. Betapa tidak. Kini Edwin adalah Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, Kementerian BUMN. Dalam hal pendidikan, selain alumnus FE UGM, Edwin juga adalah penerima beasiswa Lee Kuan Yew Fellowship Programme untuk program S2 dalam bidang Manajemen Publik di Lee Kuan Yew Shcool of Fublic Policy, National University of Singapure dan Lee Kuan Yew Fellowship Programme di Kennedy School of Government, Havard University. Ia juga penerima IDEA Fellow untuk program eksekutif di Massachusetts Institute of Technology. Edwin tak berani memastikan bahwa yang diraihnya itu karena ia suka berbagi. Menurut dia, ketika kita berbagi itu sebenarnya kita mengambil. “Yang kita ambil adalah keridhaan orang yang berhubungan dengan kita. Karena telah ridha, dia akan mendoakan kebaikan kepada kita. Ketika kita berbagi, kita adalah bagian dari dia, kita ambil hatinya. Yang kita ambil adalah rasa bahagia kita dari rasa kebersyukuran kita terhadap apa yang kita dapatkan, “kata penulis buku Keajaiban Silat, Kaidah Ilmu Kehidupan dalam Gerakan Mematikan itu. Dia memberikan rumus bahwa semakin banyak dia memberi, maka semakin banyak yang dia ambil, mungkin bukan uang, tapi rasa syukur, rasa bahagia dengan orang yang berhubungan dengan dirinya. “Kalau kita mau mengambil lebih banyak ketenangan, ilmu, persahabatan dan silaturahim, ya perbanyaklah zakat dan sedekah. Dan, saya sudah mendapatkannya karena aktif memberi,” urainya.
BAZNAS harus menjadi transetter gaya hidup berzakat, berinfak dan bersedekah (ZIS), bukan sekadar memotivasi agar masyarakat ber-ZIS karena dengan ZIS itu, akan dibangunkan rumah di surga Orang selalu berbicara, dapat apa sih dalam hidup ini? Nah, menurut Edwin, kalau kita menginginkan sesuatu, maka kita harus mengambil yang kita mau itu dengan jalan banyak memberi. “Kalau kita hidup kita lebih berkah, lebih banyak persahabatan, atau lebih banyak kemudahan, kan kita harus mengambil, yaitu perbanyaklah berbagi harta, waktu, perhatian, dan ilmu,” katanya. Sekali lagi dia menyatakan bahwa zakat itu jauh lebih murah daripada semua nikmat yang telah Allah berikan. “Saya percaya, kalau saya sehat, ada rezeki, dan diberi umur panjang oleh Allah, itu sematamata karena kasih sayang Allah, bukan semata karena ibadah saya,”urainya. Soal berzakat, apakah lewat lembaga atau sendiri-sendiri, Edwin berpandangan bahwa zakat dilembagakan itu bagus karena lebih bisa akuntabel penggunaannya dan programnya lebih jelas dilakukan oleh amil yang punya kompetensi, sedangkan kalau perseorangan kurang akuntabel. Namun, katanya, gerakan masyarakat yang individual tak bisa dihilangkan karena secara alamiah orang yang berzakat akan berzakat ke mustahik di dekatnya. “Dua-duanya kita perlukan. Dan, yang lebih penting zakat itu harus menjadi lifestyle. Kalau itu sudah jadi lifestyle, wah luar biasa. Ya, berbagi itu bukan kehilangan, tapi mendapatkan,” pungkasnya. ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 9
Program Baznas
Pusat Kajian Strategis BAZNAS Bisa Dorong Pengumpulan Zakat
Agar proses pengelolaan zakat menjadi cepat maju dan berkembang perlu dipikirkan bagaimana transisi pengawasan dan supervisi BAZNAS dapat didudukkan dalam proporsi yang lebih tepat dari sebuah lembaga sosial keagamaan menjadi sebuah lembaga keuangan keagamaan.
D
engan demikian, standar tata kelola dana zakat mendekati standar pengelolaan lembaga keuangan syariah yang selama ini kita ketahui," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasio nal/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pada peresmian Pusat Kajian Strategis BAZNAS sebelum dilangsungkannya Semi nar Nasional “Peran Strategis Zakat dalam Cetak Biru Ekonomi Pembangunan Indonesia”, di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Senin (8/8/2016). Langkah lain yang perlu dilakukan, katanya lebih lanjut, adalah me ran cang sosialisasi zakat un tuk mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan da na zakat oleh BAZNAS dan lembaga amil zakat (LAZ). “Kami mengharapkan, BAZNAS dapat terus membangun kredibilitasnya sehingga kepercayaan publik akan
tetap dan terus membaik sejalan dengan membaiknya tata kelola pengelolaan zakat di Indonesia,” katanya. Bambang menyambut baik ber diri nya Pusat Kajian Strategis BAZ NAS. “Ini merupakan langkah BAZNAS yang penting karena dapat mendorong penguatan pe ngum pulan zakat dan supaya sistem zakat bisa menyatu dan sinergis dengan sistem keuangan yang ada di Indonesia,” ujarnya. Dia mencontohkan dengan negara Islam lainnya yang tak ada pajak, tapi hanya zakat, sehingga peran zakat memang lebih menonjol. Berbeda dengan di Indonesia yang sudah ada sistem pajak dan zakat. “Penting bagi kita agar zakat tetap eksis dan memberikan kontribusi, tanpa harus berbenturan atau dibenturkan dengan pajak,” tegasnya.
Menurut dia, dari sisi perpajakan sendiri sudah clear bahwa zakat itu sudah bisa diperhitungkan sebagai pengurang dari beban pajak, tapi lebih penting dari sisi penge luarannya, dana zakat itu menjadi bagian yang integral dari upaya mengatasi masalah-masalah sosial, seperti pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo menyambut baik keinginan Kepala Bappenas agar lembaga sosial keagamaan menjadi lembaga keuangan keagamaan.”Zakat ini tak hanya menjadi lembaga sosial keagamaan, tetapi dikelola menjadi lembaga keuangan syariah yang lazimnya, sehingga BAZNAS ingin suatu saat nanti disupervisi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maka semua persiapan kita lakukan. Cepat atau lambat, begitu pengumpulan zakatnya sudah siginifikan, saya yakin OJK pasti mau mengawasi,” katanya. Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Strategis Dr. Irfan Syauqi Beik mengatakan, pusat kajian ini merupakan terobosan BAZNAS dalam mengoptimalkan potensi zakat di Indonesia yang sangat besar, yakni Rp217 triliun per tahun. “Sebagai salah satu komponen ekonomi Islam, zakat yang begitu besar potensinya harus dapat dioptimalkan. Bila kita mampu mengelola zakat dengan baik, tujuan menyejahterakan rakyat akan tercapai,”katanya. Pusat Kajian Strategis ini memiliki fungsi strategis dalam kontribusinya terhadap pembangunan eko nomi Indonesia, antara lain, melaksanakan riset dan kajian yang memperkuat pembangunan zakat nasional, penyusunan indikator pengelolaan zakat nasional dan menerbitkan secara berkala laporan singkat pengelolaan zakat dalam bentuk Berita Resmi Pengelolaan Zakat Nasional.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 11
Program Baznas
BAZNAS Luncurkan Zakat Digital Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan Zakat Digital, sebuah layanan pembayaran zakat online melalui portal Kitabisa. com yang dapat diakses dari dekstop maupun mobile di Plaza Semanggi, Jakarta(24/6).
A
rifin Purwakananta, Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS mengatakan bahwa layanan zakat secara digital di Kitabisa akan melayani muzaki dengan lebih baik. Terlebih bagi generasi yang seharihari akrab dengan internet. Zakat digital ini merupakan bagian terpadu dari layanan Zakat Payroll System (ZPS) yang dikembangkan BAZNAS. “ZPS adalah layanan kemudahan berupa otomatisasi zakat di institusi/ perusahaan sehingga karyawan membawa pulang gaji yang sudah bersih dari kewajiban zakat,” katanya. Alfatih Timur, Chief Executive Officer (CEO) Kitabisa.com mengatakan
12 | ZAKAT Agustus 2016 M
bahwa kemitraan ini dilakukan sejalan dengan misi Kitabisa sebagai wadah gotong-royong digital. Ia menambahkan, ada tiga manfaat yang didapat seorang pengguna jika menunaikan zakatnya melalui Kitabisa. Pertama, pengguna dapat me nu naikan zakat instan yang langsung tersalurkan ke mitra BAZNAS, atau pengguna dapat memilih program spesifik sesuai keinginan. Contohnya jika pengguna memiliki preferensi untuk membantu anak yatim, maka ia dapat melihat katalog program zakat yang bertema anak yatim dan langsung memilih program yang ingin dibantu. Kedua, pengguna akan mendapat laporan penggunaan dana dari mitra BAZNAS di website dan melaui email. “Harapannya, hal ini membuat muzaki (orang yang memberi zakat) semakin engaged dan semangat membantu programprogram yang ada.” ujar Alfatih. Ketiga, pengguna tidak perlu melakukan konfirmasi zakat jika mengikuti prosedur zakat di Kitabisa yang menggunakan sistem kode unik. Menurut Alfatih, dengan sistem kode unik zakat yang kita bayarkan akan terdeteksi oleh sistem tanpa harus melakukan verifikasi.
Pembuatan fitur zakat online ini diharapkan dapat makin menggali potensi zakat Indonesia yang mencapai Rp217 triliun tiap tahun nya. Dengan potensi itu, zakat dinilai mampu membantu pemerintah mengentaskan ke miskinan. Da lam portal ini, terdapat pula lembaga zakat nasional yang turut memberikan layanan zakatnya. Sejak dimulai tanggal 13 Juni lalu sebagai uji coba, fitur zakat online Kitabisa mendapat respon positif dari ratusan pembayar zakat online.
LBB Targetkan 2000 Calon Sarjana Setiap tahun Melalui Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB), BAZNAS ingin memberdayakan anak-anak dari keluarga yang tak mampu menjadi sarjana. Jumlah yang ditargetkan adalah 2000 orang calon sarjana setiap tahun.
BAZNAS, para muzaki, dan munfik, dan menjadi awal bagi lahirnya program beasiswa yang lebih baik. dg demikian masyarakt yang tak mampu. “Moto kami adalah Satu Keluarga Satu Sarjana. Harapannya, kalau ini berjalan baik, tak ada satu keluargapun yang tak berpunya, anaknya tak jadi sarjana. Ini jadi doa kita semua,” tegasnya. Arifin mengaku setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa sekolah bukanlah satu-satunya jalan bagi seseorang untuk sukses menjadi orang hebat atau mandiri. “ Ya, bagaimanapun juga sekolah itu penting untuk memandirikan seseorang . Kami harapkan, anakanak yang tadinya tak mampu menjadi berdaya, tak hanya untuk diri dan keluarganya, tapi juga untuk masyarakat sekitarnya,” harapnya. Pada acara yang dipandu oleh artis Dik Doang ini hadir juga beberapa mahasiswa penerima SKSS, antara lain, Reyhan (21), angkatan 2013, mahasiswa ITB Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Ia mengaku sangat bersyukur bisa kuliah di perguruan tinggi ternama seperti ITB tanpa merepotkan kedua orang tuanya yang tak mampu.
M
udah-mudahan cita-cita ini bisa tercapai. Kami berharap, program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) ini menjadi jalan bagi saudara-saudara kita yang tak mampu untuk meraih masa depannya yang lebih baik,” kata Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS Arifin Purwakananta pada acara launching LBB di Plaza Semanggi, Jakarta, Senin (20/6/2016) Menurut Arifin, LBB ini sebagai kristalisasi dari program-program beasiswa yang telah dilakukan BAZNAS sejak 2001 dalam rangka
membantu masyarakat yang tak mampu untuk bisa bersekolah dan berkuliah. “Sebelumnya program beasiswa ini belum terpadu, maka mulai tahun 2016 ini programnya lebih terstruktur dengan lulusan yang lebih banyak. Kami juga akan membuat program-program pendampingan, sehingga mereka tak hanya mendapatkan beasiswa, tapi juga mendapatkan masukan lain yang non-materi, sehingga mereka punya bekal di kemudian hari,” ujarnya.
Bagi Reyhan yang warga Cimahi, Bandung, itu, beasiswa dari BAZNAS ini adalah amanah yang berat. Sebagai bentuk rasa syukurnya, dia belajar dengan lebih giat agar cepat lulus. Reyhan, insya allah akan menjadi sarjana pada akhir 2016 ini. Setelah lulus jadi sarjana DKV ITB ia berjanji akan menggunakan ilmu desainnya dalam rangka dakwah (syiar) agama. Ketika ditanya Arifin tentang siapa yang pas menerima SKSS, Reyhan menyatakan bahwa beasiswa BAZNAS cocok untuk yang punya kemauan kuat untuk kuliah dan gigih dalam mencapai cita-citanya tapi terhalang oleh dana.
Arifin juga berharap, launching ini menjadi penyemangat bagi ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 13
Program Baznas
Menyambung Ilmu Para Santri Kampung Bengras
Mandi karena merupakan kawasan terparah yang terkena dampak banjir bandang dan tanah longsor. Ada 200 rumah rusak berat dan ringan, juga fasilitas umum, pesantren dan jembatan yang turut rusak. Hingga Minggu (31/7), terdapat 1.233 jiwa yang mengungsi di lokasi yang telah disediakan. “Jembatan ini merupakan akses satu-satunya yang menghubungkan dua kampung Bengras dan Babakan. Selain untuk kegiatan perekonomi an, jembatan itu juga dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga sangat mendesak dibuat jembatan darurat dari bambu ini,” katanya. Oleh warga, jembatan ini diberi nama Jembatan Ilmu” dengan harapan seluruh aktivitas warga dan terutama para santri serta para pelajar lainnya dapat melanjutkan mencari ilmu seperti sedia kala.
Perkampungan di kawasan wisata Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten dilanda banjir bandang dan tanah longsor akhir Juli lalu, tepatnya Minggu (24/7) pukul 22.00 WIB. Selain memakan korban jiwa, bencana ini juga memutus akses jalan perkampungan sehingga menyulitkan warga untuk mendapat bantuan dan beraktivitas normal.
P
ara santri di Pondok Pesantren Al-Ukrowiyah, Kampung Be ng ras, Desa Sindang Mandi, Kecamatan Anyer turut merasakan dampak dari bencana ini. Sebab, pesantren mereka berada di se berang sungai dari desa yang me reka tinggali. Jembatan yang menjadi jalan satu-satunya menu ju tempat mereka menuntut ilmu ambruk tak dapat digunakan kembali. 14 | ZAKAT Agustus 2016 M
Merespon kondisi tersebut, BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) bersama warga sekitar bergotong royong membangun jembatan darurat sejak Sabtu (30/7). Tim mengajak warga untuk membangun jembatan darurat yang dibuat dari bambu. Jembatan berhasil dibuat selama tiga hari sehingga pada Senin (1/8) sudah dapat digunakan. Kepala BTB, Ahmad Fikri menga takan, tim bergerak ke Desa Sindang
Selain jembatan, BTB juga mem bangun fasilitas umum lainnya, seperti saluran air. Akibat bencana itu, pipa-pipa yang mengalirkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga Kampung Garung, Desa Sin dang Mandi, rusak terbawa arus banjir bandang. Warga terpaksa membuat saluran darurat dari bambu agar pasokan air bersih tetap berjalan. Tim BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) bergerak, mengajak warga sekitar bergotong royong mem bangun kembali pipa-pipa penyalur air bersih. Meski baru saja terkena bencana, Warga Garung bersemangat bahu membahu menyambung pipa sepanjang 92 meter dari sumber air hingga krankran yang dapat dijangkau warga. Tim BTB juga mendirikan dapur umum untuk membantu kebu tuhan pangan warga sekitar yang terdampak bencana yaitu di Kampung Bengras dan Kampung Babakan Desa Sindang Mandi. Ada pula layanan pengobatan gratis dari Rumah Sehat BAZNAS di lokasi bencana.
dikurangi pembayaran santunan/ klaim, kontribusi reasuransi dan penyisihan teknis dalam satu periode tertentu. Menurut Tisye, kinerja produk syariah AXA Mandiri pada tahun 2015 mencatatkan total pendapatan kontribusi mencapai lebih dari Rp 13 miliar, meningkat 31% bila dibandingkan dengan tahun 2014 yakni sebesar Rp 10,2 miliar. Total aset usaha syariah tahun 2015 mencapai Rp 192 miliar, meningkat 18% bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar Rp 163 miliar.
AXA Mandiri Serahkan Dana Tabbaru Senilai Rp 721 Juta ke BAZNAS PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) kembali mewujudkan komitmen menghibahkan sebagian surplus underwriting atau bagi hasil atas penjualan produk asuransi syariah sebesar Rp721 juta kepada BAZNAS. Secara simbolis penyerahan dilakukan oleh President Director of AXA Mandiri Jean Philippe Vandenschrick dan diterima langsung oleh Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo.
J
ean Philippe Vanden sch rick mengatakan, surplus under writing tersebut berasal dari aktivitas produk syariah AXA Mandiri. Selama tahun 2015 nilai total surplus under writing yang berhasil diperoleh AXA Mandiri mencapai Rp 721 juta, sedangkan tahun 2014 mencapai lebih dari Rp 640 juta. “Kami bersyukur, AXA Mandiri dan pemegang polis dapat membantu sesama melalui hibah dana tabarru ini yang kami serahkan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Semoga dana ini dapat memberikan manfaat bagi progam peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang dikelola oleh BAZNAS,” tambah Jean Philippe pada acara penyerahan surplus underwriting itu di Jakarta, Rabu (24/8/2016). Director of In Branch Channel AXA Mandiri Tisye Diah Retnojati mengungkapkan, hibah surplus underwriting merupakan program rutin dan wujud nyata komitmen AXA Mandiri kepada pemegang polis asuransi syariah AXA Mandiri. Surplus underwriting didapatkan dari hasil selisih lebih/kurang dari total kontribusi para Peserta Asuransi Syariah ke dalam dana tabarru’ setelah
“AXA Mandiri akan terus memberikan solusi bagi kebutuhan finansial nasabah. Melalui produk asuransi syariah, kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan perlindungan yang dikelola dengan prinsip syariah bagi keluarga muslim. Kami juga terus mendukung tumbuhnya produk-produk syariah di Indonesia,” tambah Tisye. Sementara itu, Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo mengatakan bahwa kerja sama dengan AXA Mandiri sangat penting bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dana hibah yang diberikan oleh AXA Mandiri dan pemegang polis AXA Mandiri ini selanjutnya akan digunakan untuk membiayai program-program BAZNAS. “Kami menyampaikan dukungan kepada AXA Mandiri yang terus memiliki komitmen untuk menyalurkan sebagian surplus underwriting demi kemaslahatan umat. Terima kasih atas dukungannya untuk programprogram kesejahteraan masyarakat yang dikelola oleh BAZNAS. Semoga dana tabarru produk syariah ini bermanfaat bagi masyarakat yang menerima, para pemegang polis dan AXA Mandiri,” tutup Bambang.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 15
Program Baznas dan turut dalam aksi tanggap darurat, tim kemudian membangun sejumlah Rumah Tumbuh, yakni hunian sementara untuk para korban yang rumahnya mengalami kerusakan paling parah.
Rumah Tumbuh untuk Korban Banjir Jawa Tengah T
im BAZNAS Tanggap Ben cana (BTB) melanjutkan aksi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
Seluruh manajemen dan karyawan perusahaan travel umroh dan haji, PT Manajemen Mihrab Qolbi menyalurkan zakat penghasilan melalui BAZNAS. Kepala HRD Yana Soetardjo menyampaikan langsung kepada Manajer Zakat Payroll System BAZNAS, Budi Setiawan di Tebet, Jakarta Selatan.
usai dilanda banjir dan tanah longsor pertengahan Juni lalu. Setelah membantu evakuasi korban
Tim BTB terbagi dalam tiga grup menuju lokasi bencana di Ja wa Tengah, masingmasing membantu korban bencana di Purworejo, banjir bandang di Kebumen, lokasi terdampak banjir akibat luapan Sungai Be nga wan Solo di Surakarta serta membantu korban tanah longsor di Banjarnegara. Ketua BAZNAS, Prof.Dr. Bambang Sudibyo mengatakan, BAZNAS siap membantu Rp1 miliar untuk aksi tersebut dan melakukan kerja sama dengan BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, BAZNAS Kabupaten/ Kota terdampak serta Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Karyawan Mihrab Qolbi Berzakat Melalui BAZNAS
Y
ana mengatakan, pihaknya memberikan amanah zakat ini kepada BAZNAS karena percaya BAZNAS sebagai badan resmi negara yang mengelola zakat nasional. Budi Setiawan menyampaikan terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan oleh seluruh manajer dan karyawan PT Manajemen Mihrab Qolbi kepada BAZNAS untuk menyalurkan zakat kepada para mustahik. Zakat yang dihimpun 16 | ZAKAT Agustus 2016 M
BAZNAS akan disalurkan melalui program-program unggulan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial hingga dakwah. Ia
berharap keberkahan selalu tercurah untuk seluruh karyawan perusahaan yang sudah beroperasi sejak tahun 2001 tersebut.
Asuransi Binagriya Upakara Salurkan CSR melalui BAZNAS P
enyerahan dana tersebut dilaksanakan dalam Acara Tasyakuran HUT Asuransi Binagriya Upakara yang ke-26 pada Senin (1/8). Hadir dalam acara tersebut Jajaran Komisaris, Direksi dan karyawan Asuransi Binagriya Upakara. Penyaluran CSR tahun ini merupakan yang keempat bagi Asuransi Binagriya Upakara bersinergi dengan BAZNAS.
Asuransi Binagriya Upakara bersinergi melalui BAZNAS untuk menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan sebesar Rp50juta.
BAZNAS siap memberikan layanan zakat dengan sistem potong langsung pada gaji (Zakat Payroll System) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di seluruh Indonesia.
S
ebagai permulaan, Tim Peng himpunan BAZNAS mem berikan sosialisasi zakat kepada petugas pelaksana pemotongan zakat pada gaji pegawai. Selama ini layanan zakat kepada pegawai KLH & Kehutanan dilakukan di Unit
Selain penyerahan Dana CSR, dalam kesempatan tersebut, Kepala Divisi Penghimpunan BAZNAS, Faisal Qosim dan Manager Penghimpunan, Mohan menyampaikan penghargaan BAZNAS atas sinergi yang selama ini terjalin. Penghargaan ditandatangani oleh Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo kepada Direktur Utama Asuransi Binagriya Upakara, Dadang Sukresna didampingi Direktur Pemasaran, Rachman Notowibowo, serta Direktur Keuangan, Ria Isnijati.
BAZNAS Siap Layani Zakat Pegawai KLH & Kehutanan Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS di kantor tersebut. Ketua UPZ BAZNAS di KLH 7 Ke hutanan, Dr. Ir. Bedjo Santoso, M.Si mendorong optimalisasi pembayaran zakat pegawai melalui Zakat Payroll System ini. Para PNS di lingkungan kementerian tersebut sangat antusias untuk menunaikan zakat seperti pada periode sebelumnya pernah menjadi UPZ dengan penghimpunan tertinggi.
paikan fikih zakat sebagai wawasan dan landasan dasar penghimpunan zakat, peraturan zakat di Indonesia serta teknik pengumpulannya. Materi terakhir ini menjadi hal paling menarik bagi para peserta hingga acara berakhir. Potensi zakat di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan baik di kantor pusat maupun seluruh Satuan Kerja di berbagai daerah relative besar yaitu mencapai Rp 3 miliar setiap bulan.
Kepala Divisi Penghimpunan BAZ NAS, Faisal Qosim, Lc menyam ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 17
Profil Bazda BANGKIT
Berprestasi di Tengah
Keterbatasan
Untuk menjadi mahasiswa yang kreatif dan berprestasi tak selalu harus berkuliah di perguruan tinggi (PT) ternama, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun, bisa juga di Universitas Terbuka (UT), seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa penerima program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) Regional Banten.
M
ereka yang jumlahnya 19 orang dan berkuliah di UT UPbJJ (Unit Pembelajaran Jarak Jauh) Serang Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota itu memang ditantang untuk kreatif dan berprestasi. Sebab, di tempat kuliahnya tak ada wadah untuk melatih diri mereka agar kreatif berkiprah, seperti Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM) atau Himpunan Mahasiswa.”Di UT itu kami fokus untuk belajar. Kalau mau melakukan berbagai kegiatan, seperti sosial, ekonomi, dan budaya, ya, harus kreatif mencari sendiri,” kata Mamay Sukamay (21), salah seorang penerima program SKSS. Selain harus berprestasi di bidang akademik, sebagai mahasiswa pilihan BAZNAS dari keluarga tak berpunya tapi cerdas, mereka
18 | ZAKAT Agustus 2016 M
juga harus punya kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Maka, Mamay bersama dengan beberapa temannya yang senang dengan kegiatan pengembangan masyarakat (community develop ment) membuat program pembe lajaran dan pemberdayaan, nama nya Bina Desa Sejahtera BAZNAS di Kampung Baru, Kelurahan Kaduagung, Tigaraksa, Tangerang. Salah satu programnya adalah Pojok Baca Masyarakat dengan kegiatan, antara lain, belajar membaca, mengaji Al-Quran, dan mendongeng bagi yang belum sekolah dan yang sudah sekolah mulai Taman Kanak-kana (TK), sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah pertama (SMP) kelas 1. “Untuk menarik minat peserta baca,
kami mengundang narasumber dari luar, misalnya, Perpustakaan Kabupaten Tangerang, Kampung Dongeng, dan Komunitas One Day One Juz pimpinan Ustaz Rizki,” kata Mamay. Sementara itu, Ilman Faqih (21), penerima program SKKS lainnya, menambahkan bahwa program ini akan dijalankan dalam waktu hanya setahun. “Sampai saat ini, Pojok Baca telah berjalan enam bulan, dan setelah setahun, diharapkan tetap berjalan, diteruskan oleh anak-anak yang lebih senior, yaitu siswa SMP itu,” kata Ilman. Ilman juga menjelaskan bahwa Kampung Baru, Kelurahan Kaduagung, dipilih sebagai desa binaan karena meski tak jauh dari pemerintahan pusat, kampung tersebut tergolong atau berada di desa tertinggal yang tingkat pendidikannya rendah. “Tempat belajar membacanya variatif, bisa outdoor bisa juga indoor. Yang outdoor biasanya menggunakan lapangan sekitar kampung. Sedangkan yang indoor, biasanya menggunakan mushala dan rumah Pak RT karena tempatnya strategis
dan bisa dijangkau oleh anak-anak peserta Pojok Baca,”jelasnya.
Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak).
Program lainnya yang akan dilaksanakan adalah di bidang ekonomi dan kesehatan. “Karena satu semester lagi kami mau lulus, kegiatannya yang sederhana saja, yaitu membuat bros dari kain panel dan kerajinan tangan lainnya untuk bidang ekonomi. Sedangkan untuk kesehatan, berkebun jahe atau tanaman herbal lainnya dan pemeriksaan kesehatan gratis,” kata Mamay.
Pendampingan
Penerima Program SKSS Ilman Faqih & Mamay Sukamay
Mamay dan Ilman relatif aktif pada program ini karena memang menyukai bidang pengembangan masyarakat. Yang lainnya relatif kurang aktif karena lebih menyukai bidang lain. Ceceh Hartana (22), misalnya, lebih menyukai bidang seni budaya. Maka, ia lebih berprestasi di bidang itu. Ia bersama satu orang mahasiswa dari PT lain di Provinsi Banten, terpilih mewakili Provinsi Banten untuk mengikuti Lomba Tari Tingkat Nasional yang digelar di Solo, 26 Juli 2016. Kemudian, Chyntia Sami Bhayang kara (21) lebih menyenangi bidang penelitian. Maka, ia bersama Ilman Faqih yang juga suka dengan penelitian mengikuti lomba karya ilmiah yang diadakan Kelomok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta. Abstract (ringkasan) paper-nya sudah lolos uji. Saat ini, mereka sedang mempersiap penulisan paper-nya dengan judul Strategi Penguatan Ekonomi Lokal Masyarakat melalui Maco (Market Cooperation) Menuju Indonesia Emas 2045 (Studi Kasus di
Berbagai kreativitas dan prestasi itu lahir karena adanya pembinaan dari relawan Nurul Fikri PSDM, Nur Agis Aulia, yang kebetulan tinggal di Banten dan konsen pada pengembangan anak-anak muda. “Ya, kami sharing berbagai hal. Ada problem kuliah, ada juga masalah pribadi, lalu kami kasih solusi. Inilah yang membedakan program beasiswa SKSS BAZNAS dengan yang lainnya, yaitu adanya pendampingan dan monitoring setiap dua minggu,” kata lulusan UGM Jurusan Sosial dan Kesejahteraan itu. Agis bercerita bahwa pada awal pertemuan, para mahasiswa pene rima beasiswa SKKS itu minder dan motivasinya rendah, sehingga materi pendampingannya (pada 6 bulan pertama) khusus untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka.”Pertama kali bertemu de ngan saya, saya suruh mereka mem buat visualisasi mimpi, rencana hidup tahunan sampai usia 70 tahun. Lalu, saya memantau pencapaian target mereka,” kata Agis. Untuk menambah wawasan para mahasiswa, dalam pertemuan dua mingguan itu, Agis kadang-kadang mendatangkan narasumber dari luar, misalnya dari Dinas Pendidikan Tangerang atau membawanya ke Banten Farm yang dikelola Agis. “Sebulan pas liburan kuliah, mereka diajak magang di Pertanian Terpadu Ciomas Bogor belajar bertani, berternak dan memelihara ternak.
Sekarang adalah masa aktualisasi sesuai dengan minat, potensi, dan passion-nya, ada yang ingin kuliah lagi ke-S2, ada yang fokus di bidang sosial, ada juga yang ke usaha (bisnis),” ujar Agis. Mamay merasakan manfaat pendampingan pada program SKSS ini. “Saya menjadi punya banyak jaringan karena peserta program SKSS berasal dari berbagai daerah. Lalu, yang tadinya fokus belajar menjadi termotivasi untuk berkiprah di kegiatan masyarakat. Jadi, tidak monoton,” kata anak ketujuh dari sembilan bersadara itu. Dia bercita-cita ingin menjadi petualang ke desa membantu masyarakat desa. Dia juga tertarik bekerja di pemerintahan di Bappeda. Soal manfaat pendampingan, Ilman Faqih menyatakan bahwa dengan adanya pendampingan dirinya menjadi bisa berpikir strategis yang kalau melihat suatu persolan tidak hanya dari satu sisi, tapi dari berbagai sisi dengan melihat peluang, kekuatan dan kelemahannya, sehingga tidak subyektif. “Ya, selain dikuliahkan oleh BAZNAS, kami juga dibina sehingga hidup kami terarah,” kata anak kedua dari tiga bersaudara itu. Dia bercita-cita ingin menjadi pengusaha property yang taat berzakat dan bersedekah.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 19
Zakat Corner
Ditjen GTK Rintis P Pengumpulan Zakat PNS Kemendikbud Melalui BAZNAS Dalam upaya meningkatkan pengumpulan zakat, BAZNAS terus intens melakukan sosialisasi Inpres No. 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Kementerian/ Lembaga melalui BAZNAS. Dan itu disambut baik. Ini terbukti dari adanya sejumlah kementerian/ lembaga yang sudah melaksanakan Inpres tersebut, antara lain, Kementerian Agama, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
20 | ZAKAT Agustus 2016 M
ada 2016 ini, saat BAZNAS diketuai Prof Dr. Bambang Sudibyo, ada kementerian lain yang juga telah melaksanakan Inpres tersebut, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ini tentu tak bisa dilepaskan dari adanya kedekatan batin dan fisik antara Kementerian tersebut dengan Ketua BAZNAS yang mantan Menteri Pendidikan Nasional itu. Hal itu diakui oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranatha, Ph.D. Menurut dia, sebelum pemotongan gaji pegawai negeri sipil (PNS) per bulan untuk pembayaran zakat menjadi kebijakan Kemendikbud, Ketua BAZNAS pernah diundang jadi pembicara pada acara family gathering atau outbond yang digelar Ditjen GTK di Lembang awal tahun 2016. “Saya undang Pak Bambang Sudibyo untuk berbicara tentang Inpres No. 3/2014 atau zakat payroll system itu di hadapan para staf saya. Lalu, saya perintahkan kepada seluruh staf di Ditjen GTK untuk melaksanakan Inpres Zakat yang pembayarannya menggunakan sistem pemotongan gaji setiap bulan. Saya katakan kepada para peserta outbond, bahwa zakat itu fardhu ain,” kata Surapranatha yang mengaku diangkat menjadi Direktur di Kemendikbud pada 2005 saat Bambang Sudibyo menjadi Menteri Pendidikan Nasional (2004-2009). Surapranata tak hanya pandai membuat perintah, tetapi dia juga cerdas memberi contoh. “Gaji saya juga dipotong untuk untuk zakat. Alhamdulillah, kalau di Ditjen GTK, Kemdikbud, ini saya yang merintis, walaupun secara kelembagaan, Pak Bambang sebagai Ketua BAZNAS bertemu dengan Pak Didik Suhardi, Sekjen Kemendikbud, kemudian Pak Sekjen membuat Surat Edaran (SE) ke seluruh unit utama di Kemendikbud,” jelasnya.
Ya, semacam imbauan, tapi ada penekanan. Lalu, mereka saya minta untuk membuat laporan ke Dirjen GTK. Kalau atasannya bilang begitu, tidak ada yang berani membantah,” katanya sambil tersenyum kepada majalah Zakat di kantor Ditjen GTK, Jakarta, akhir Agustus 2016.
Tanpa SE pun, menurut Surapranata, para PNS di lingkungan Ditjen GTK patuh untuk berzakat ke BAZNAS melalui sistem pemotongan gaji. “Dari Sekretariat Ditjen, 4 Direktorat yang ada, dan satu unit pelaksana teknis (UPT), sejak April 2016 hingga Agustus 2016 zakat yang terkumpul lebih dari Rp228 juta. Setiap bulannya sekitar Rp41juta-Rp55 juta,”ujarnya.
Para PNS di bawah kepemimpinan nya patuh berzakat ke BAZNAS tanpa harus ada SE, katanya, karena Ketua BAZNAS yang juga mantan Menteri Pendidikan Nasional itu memberi pemahaman yang cukup bagus bahwa zakat menjadi suatu kewajiban yang harus disalurkan melalui BAZNAS. “Sebenarnya teman-teman di Ditjen GTK bisa membayar zakat kemana saja. Tapi, kalau dikelola BAZNAS, penyaluran zakatnya semakin jelas,”katanya.
Empat direktorat di lingkungan Ditjen GTK yang disebut Surapranata adalah Direktorat Pembinaan Teknik Dikdasmen, Direktorat Pembinaan Dikmen, Direktorat Dikdas, Direktorat Pembinaan Paud dan Dikmas. Sedangkan UPT-nya adalah Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK).
Dia memiliki semangat tinggi untuk menggerakkan karyawan Ditjen GTK untuk berzakat melalui BAZNAS, karena ia merasa bahwa zakat itu suatu kewajiban dan sebagai pemimpin ia harus mengingatkan, bahkan memerintahkan kepada bawahannya dengan tegas untuk melaksanakan kewajiban itu, walaupun sebenarnya kewajiban zakat bisa disalurkan melalui lembaga amil atau perorangan.
Dia berkomitmen akan mem berlakukan zakat payroll system ini untuk seluruh unit pelaksana teknis (UPT) yang ada Ditjen GTK yang jumlahnya 19 unit dengan karyawan sekitar 4000-an orang. UPT setingkat direktur itu tak hanya berada di Jakarta, tapi juga di luar Jakarta, antara lain, Medan, Yogyakarta, Bandung, dan Makassar.
“Kebetulan saat ini zakat dikelola oleh negara. Ya, memang ulil amri yang harus diikuti. Selain itu, saya yakin penyalurannya juga sampai ke sasaran (mustahik) karena dikelola oleh orang-orang yang kredibel dan amanah. Mereka, seperti Pak Bambang itu bekerja dalam rangka mengabdikan dirinya untuk kepentingan umat. Ya, harus kita dukung,” tegasnya.
“Kalau di tingkat Ditjen GTK yang jumlah karyawannya sekitar 600-an orang, saya yang merintis tanpa surat edaran (SE), hanya berupa perintah lisan. Tapi untuk ke depan, mungkin bulan depan, saya akan membuat surat edaran.
Karena itu, khusus untuk Ditjen GTK ia bercita-cita ingin meningkatkan pengimpunan zakat hingga dua kali lipat atau lebih. “Kalau masalah penyaluran, silakan BAZNAS yang mengatur, walaupun sebernarnya kami bisa
juga menyampaikan mustahik dari lingkungan GTK ke BAZNAS setelah diklarifikasi, tapi di internal kami akan mencoba meningkatkan jumlah penghimpunan zakat,” katanya. Selain itu, katanya lebih lanjut, ia juga akan mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk ikut serta mensosialisasikan zakat payroll system. “Ini penting dan tak perlu tenaga yang khusus untuk mensosialisasikan zakat. Saya bisa saja bergerak dengan guru-guru yang jumlahnya sekitar 3 juta orang. Paling tidak dalam pertemuan dengan para guru, misalnya, selama 5-10 menit, kalau ada bahan sosialisasinya, saya akan ikut mensosialisasikan zakat dan BAZNAS. Maka, tolong kirim kami materi sosialisasinya,” harapnya. Pengumpulan zakat di lingkungan Ditjen GTK tidak dibentuk kepengurusan, tapi dikelola oleh bendahara di masing-masing satuan kerja. “Jadi berada di satu tempat. Ini lebih efektif dan lebih efisien daripada harus dibentuk lagi kepengurusan. Orang langsung percaya kepada bendahara,” ungkapnya. “Berzakat dengan cara dipotong gaji, berbeda dengan harus menyetor. Kalau menyetor seolaholah mengeluarkan, sehingga secara psikologis berat. Uang gaji, kalau sudah masuk kantong biasanya susah mengeluarkannya untuk zakat, sedekah dan infak. Selain itu, sekarang juga ada perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya. Diakuinya bahwa BAZNAS saat ini sudah bagus dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Meski begitu, demi keberhasilan pengumpulan ZIS, dia menyarakan agar BAZNAS secara intens dan tidak bosanbosan mesosialisasikan Inpres Zakat No. 3/2014 dan zakat payroll system ke seluruh kementerian/ lembaga dan perusahaan. ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 21
LAPORAN SIMBA
Data Penghimpunan & Pendayagunaan Zakat BAZNAS Se-Indonesia Penghimpunan
Penyaluran
Daya Serap
226.613.433.460
152.368.560.048 and counting...
67.24%
and counting...
feed at 06:10 WIB
feed at 06:10 WIB
feed at 06:10 WIB
and counting...
Penghimpunan
Proporsi Penghimpunan ZIS
Perolehan Data Penghimpunan Nasional
Rupiah (dalam jutaan)
80.000
Zakat Infak
60.000
22%
40.000
78%
20.000 0 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Bulan
Des
Zakat
feed at 15:41 WIB
Target (Dalam Milyaran Rupiah)
Infak
feed at 06:10 WIB
Proporsi Program Penyaluran
19.8%
11.7%
Target
7.4% 7.1% 47.2%
0
5000
226.615 ZCD
feed at 14:52 WIB
22 | ZAKAT Agustus 2016 M
RMB
RCAB
feed at 06:10 WIB
PROFIL BAZDA
BAZNAS Kalsel Miliki Aplikasi Akuntansi ZIS PSAK 109 Kesadaran masyarakat (Muslim) Provinsi Kalimanatan Selatan (Kalsel) dalam membayar zakat, infak, sedekah (ZIS) melalui BAZNAS Kalsel semakin meningkat. Ini ditandai dengan adanya peningkatan jumlah penghimpunan ZISnya sekitar 25% dari tahun sebelumnya. “Jumlah penghimpunan ZIS sampai dengan Juli 2016 belum kami hitung, tapi ada peningkatan sekitar 25% dari tahun lalu yang jumlahnya sekitar Rp1,2 miliar. Dan yang menarik, pembayarannya itu dilakukan lebih banyak melalui perbankan, yakni sekitar 80%, sedangkan pembayaran langsung ke kantor BAZNAS Kalsel hanya 20%,” kata H. Gusti Machfud, Wakil Ketua BAZNAS Kalsel Bidang Keuangan dan Perencanaan usai mengikuti seminar Peran Strategis Zakat dalam Cetak Biru Ekonomi Pembangunan Indonesia, di Jakarta, (8/8/2016). Dengan adanya kondisi itu, Gusti melihat bahwa kesadaran masyarakat Kalsel dalam membayar ZIS sudah bagus, walaupun masih ada juga yang berzakat ke perseorangan, misalnya, ke tuan guru atau sanak saudaranya. “Itu kami biarkan saja. Nanti juga, dengan semakin
naiknya pendidikan masyarakat, mereka akan semakin sadar, bahkan zakatnya akan langsung ditransferkan ke lembaga,”ujarnya. Peningkatan kesadaran itu terjadi, antara lain, karena BAZNAS Kalsel telah memiliki software akuntansi keuangan untuk zakat, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109, sehingga laporan keuangannya memang benar-benar sesuai dengan syariah dan ini dipublikasikan setiap tahun melalui koran daerah, khususnya Banjarmasin Post.
software yang kami ciptakan dan kelihatannya BAZNAS pusat tertarik. Maka kemungkinan besar, aplikasi itu akan dijadikan aplikasi di BAZNAS Provinsi dan BAZNAS kabupaten,” tegas Akuntan Publik itu. Peningkatan kesadaran berzakat ke BAZNAS Kalsel, katanya, juga karena programnya tidak hanya yang konsumtif tapi juga produktif. “Selain program beasiswa pelajar dan mahasiwa yang porsinya cukup besar, ada program yang menonjol, yaitu membantu menyalurkan dana zakat untuk 30 orang pedagang kecil. Mereka mengatakan bahwa pendapatan mereka naik. Maka, tahun depan akan dibantu lagi dan jumlahnya akan ditingkatkan,” kata Gusti yang selalu hadir dan aktif bertanya dalam seminar dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS.
Menurut Gusti, memplublikasikan laporan keuangan itu dan kegiatan BAZNAS lainnya itu penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS. “Kalau laporan keuangan diiklankan setahun sekali, tapi kalau iklan tentang BAZNAS Kalsel dan kegiatannya hampir setiap hari karena kebetulan Ketua BAZNAS Kalsel adalah pimpinan Banjarmasin Post, koran yang paling berpengaruh di Kalimantan Selatan,” paparnya. Gusti Machfud b a r u satu tahun menjadi pengurus BAZNAS K a l s e l dari kalangan profesional. Dialah yang menciptakan software akuntansi keuangan PSAK 109 di BAZNAS daerah lain belum ada. “Sebulan yang lalu, BAZNAS pusat melihat aplikasi ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 23
KABAR BAZDA
Si Kecil Miba Jagoan Baru Petani Balikpapan Potensi pertanian dan perkebunan di Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sangat tinggi. BAZNAS memanfaatkannya untuk memakmurkan warga kurang mampu melalui Program Zakat Community Development (ZCD). Dimulai pada Februari lalu, di kawasan tersebut mulai ditanam Pepaya Mini Balikpapan atau papaya Miba, dengan sasaran 20 orang mustahik Kelurahan Teritip.
K
etua BAZNAS Kota Balikpapan Roem Arbain mengatakan, ZCD ini menunjang kesejahteraan para petani di Kelurahan Teritip. “Dalam program ini kami sediakan dana Rp 300 juta untuk biaya penanaman papaya Miba seluas 4,5 hektare, untuk 20 orang mustahik. Setiap mustahik mendapatkan 6.000 bibit pohon pepaya,” katanya. Sebelum memberikan bantuan kepada para mustahik terlebih dahulu dilakukan survei kepada berbagai pihak yang akan dilibatkan, serta para penerima manfaat. Hingga tercapai kesepakatan untuk menyewa tanah milik Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan selama tiga tahun.
24 | ZAKAT Agustus 2016 M
“Program pemberdayaan berbasis dana zakat ini dipelopori oleh BAZNAS Pusat dan dikembangkan ke daerah-daerah seluruh Indonesia dan mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk di Kota Balikpapan,” kata Roem Arbain. Pihaknya terus melaksanakan program ini hingga mencapai hasil yang diharapkan, dapat mengen taskan kemiskinan di Balikpapan. Hariyanto, salah satu penerima manfaat menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap para muzaki (pembayar zakat) BAZNAS atas bantuan pertanian yang memberikan hasil nyata ini. “Terima kasih kepada BAZNAS yang telah
membantu menyediakan lahan dan bibit pepaya untuk dikelola,” katanya. Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi berharap agar wilayah Balikpapan Timur terus menjadi kawasan perkebunan dan pertanian, bukan menjadi kawasan perumahan. Menurut dia, potensi pertanian dan perkebunan di Balikpapan Timur sangat besar. “Mari kita dukung program BAZNAS ini agar para mustahik semakin berkurang dan tingkat kesejahteraan juga semakin meningkat,” harapnya. Sebelumnya pada Oktober 2015 lalu, BAZNAS Kota Balikpapan melakukan panen perdana budi daya buah naga di Km 12 Kelurahan Karang Joang Balikpapan Utara. Penanaman buah naga tersebut dilakukan oleh para mustahik BAZNAS Kota Balikpapan. Saat ini, sudah 21 kabupaten/ kota yang aktif melaksanakan program ZCD dan segera disusul daerah lain yang sedang dalam proses persiapan. Dari sejumlah daerah tersebut, manfaatnya diterima oleh lebih dari 28 ribu warga kurang mampu.
Pernik
Rumah Ibu Nasih Kini Layak Dihuni Seperti hari-hari biasa, Nasih Binti Inan (56) menekuni pekerjaan mencuci dan menyetrika pakaian tetangga. Dia dengan semangat membersihkan satu-persatu pakaian dari noda yang menempel.
N
asih yang telah menjanda, memiliki tanggungan dua orang anak dan seorang cucu. Penghasilan yang tidak menentu dari pekerjaannya sebagai buruh serabutan, membuat kehidupan ibu ini begitu sulit. Untuk kebutuhan sehari-hari, ia juga mengandalkan dari anak yang bekerja menjaga seorang penderita stroke dengan gaji sebulan Rp600.000. Sementara kebutuhan sehari-hari keluarga ini jauh lebih banyak. Dengan kondisi ini, diapun tak bisa memikirkan rumahnya yang kondisinya sudah tak layak huni. Rumahnya dari bambu usang, atapnya rapuh dan banyak lubang. Jika hujan, air dengan gampang masuk ke dalam rumah. Beberapa batang bambu dipasang untuk menyangga dinding-dinding rumah yang mulai miring. Rumah ini juga tidak memiliki fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) dan aliran listrik. Seharihari, Nasih menumpang di kamar mandi tetangga sebelahnya. Tim Umar bin Khattab Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang
mendengar informasi ini, segera menuju rumah janda ini di Kampung Garon Tengan RT 05/ 02 Kecamatan Cabang Bungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Niat mulia ini didukung oleh banyak orang, termasuk pemilik toko bangunan yang bersedia memberikan harga khusus untuk bahan-bahan material yang akan digunakan untuk membangun rumah Nasih. Warga sekitar rupanya juga antusias membantu Nasih untuk mendapat rumah yang layak. Mereka bahu membahu membangun rumah dengan material batu bata dan bambu. Bambu-bambu rapuh yang menyangga genteng usang itu dirobohkan, satu per satu ditata batu bata merah di atas fondasi, kemudian disambung dengan anyaman bambu menjadi dinding baru. Ibu-ibu warga sekitar tak mau ketinggalan mengulurkan tangan. Mereka bersama-sama membuat masakan bagi bapak-bapak yang sedang mengerjakan rumah Nasih.
Kadang mereka ambil dari dapur sendiri untuk melengkapi masakan. Tak membutuhkan waktu lama, rumah yang dibangun dari dana zakat yang disalurkan para muzaki BAZNAS ini berdiri tegak. Nasih pun sujud syukur melihatnya, dia mengucapkan terima kasih kepada para muzaki yang sudah menjadi perantara doanya, memberikan hunian layak kepada anggota keluarga yang hidupnya masih dia tanggung itu. “Sebelumnya saya sudah pasrah dengan kondisi kami seperti ini, tetapi alhamdulillah Allah memberi pertolongan melalui bapak ibu (mu zaki BAZNAS). Semoga Allah melancarkan segala urusan bapak ibu,” kata Nasih. Namun Nasih dan dua tetangganya masih mem bu tuhkan bantuan, sebab MCK belum terbangun di rumah mereka. BAZNAS siap menyalurkan zakat, infak dan sedekah Anda untuk membantu Nasih dan para mustahik lain yang sangat membutuhkan bantuan.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 25
OPINI
Komunikasi Zakat
Maslahat & Martabat Pelembagaan zakat adalah bagian dari kesadaran bahwa dunia milik semua orang. Tak boleh ada yang sakit dan tak mampu berobat, tak berpendidikan, tak punya akses pada hidup layak. Zakat merupakan jalan perubahan sosial dan kebaikan menyeluruh.
26 | ZAKAT Agustus 2016 M
Konsideran Undang-undang Nomor 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat menyatakan, dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga. Komunikasi kinerja zakat, pilar penting edukasi pemahaman manfaat zakat dalam mengentaskan kemiskinan.
S
aat ini masih terjadi kesenjangan informasi antara masyarakat dengan pengelola zakat. Sebagian besar masyarakat hanya memahami kewajiban zakat fitrah, sementara sangat sedikit yang mengetahui perihal zakat maal. Hal inilah yang membuat penghimpunan zakat memuncak hanya di bulan Ramadhan dan realisasi pengelolaan zakat masih jauh dari potensinya. Di samping itu, masyarakat juga tidak banyak mengetahui manfaat dan dampak yang dihasilkan dari pengelolaan zakat saat ini. Problem ini menandakan jagat perzakatan masih berkutat pada fase pertama, pelaporan implementasi. Sukses fase ini belum cukup. Muzaki perlu stimulan lain untuk memperkuat trust. Kreativitas program pun menjadi berkembang pesat.
Berbagai gagasan kreatif “produk zakat” bermunculan. Ini fase kedua yakni kreativitas produk. Inovasi produk dalam manajemen perzakatan pun, belum menjadi pencapaian ideal kinerja zakat. Perlu didongkrak ke fase lebih tinggi, fase ketiga: implementasi nilai, make the world a better place, yaitu menggerakkan zakat untuk kehidupan lebih baik sekaligus memutus kesenjangan sosial. Maslahat zakat dikomunikasikan sejelas mungkin, bagaimana peran signifikannya dalam mengatasi kesenjangan sosial. Berzakat melalui amil (melembaga), bagian dari kesadaran bahwa dunia milik semua orang; melalui zakat semua berpeluang merasakan kebaikan dunia. Tak boleh ada yang sakit dan tak mampu berobat, tak berpendidikan, tak punya akses pada hidup layak,
Nana Mintarti Anggota BAZNAS
yang kesemuanya jika teratasi, akan membangun kesejahteraan bersama dan kedamaian. Zakat merupakan jalan perubahan sosial dan kebaikan menyeluruh. Komunikasi zakat nasional tidak cukup program oriented melainkan impact oriented. Manfaat dan dampak hasil kerja zakat itulah yang mesti dikomunikasikan. Perlu rekonstruksi paradigma dalam bersedekah, dari sedekah personal-jangka pendek yang bersifat karikatif menjadi sedekah institusional-jangka panjang yang lebih bersifat pemberdayaan; menggugah kesadaran dan sekaligus mengubah perilaku muzaki. Maka, komunikasi tak sekadar menyadarkan, juga membangun martabat umat.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 27
ZAKAT DUNIA
Dana ZISWAF Bantu Mesir Atasi Krisis Ekonomi
S
ebagai salah satu contoh adalah Mesir. Setelah adanya revolusi me numbangkan rezim Hosni Mubarak pada 2011, ne gara Islam yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara itu pernah terjerembab dalam krisis ekonomi karena inflasi mata uangnya (Egypt Pound) sangat tinggi. Saat itu, lembaga keuangan internasional menawarkan ban tuan utang yang sangat besar. Tapi, Mesir menolaknya. Penolakan itu dilakukan Mesir karena Mesir tak mau dikontrol untuk proyek-proyek asing. Selain
28 | ZAKAT Agustus 2016 M
Potensi zakat, infak dan sedekah, serta wakaf (ZISWAF) di negaranegara Islam atau yang penduduknya mayoritas Muslim sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan kesejahteraan masyarakatnya. Bahkan, kalau dikelola secara baik bisa membantu melengkapi anggaran pembangunan dan belanja negara (APBN)-nya, sehingga negara tersebut tak perlu berutang ke negara lain atau ke lembaga keuangan internasional bila negara itu diterpa krisis ekonomi.
itu, Mesir juga punya dana yang cukup dari ZISWAF yang dikelola secara profesional dan amanah. Dalam hal wakaf, wakaf dikelola oleh Kementerian Wakaf yang melakukan beberapa hal. Pertama, menyimpan harta wakafnya di bank sehingga dananya dapat berkembang. Kedua, untuk pembangunan ekonomi umat, ikut berpartispasi dalam mendirikan bank syariah. Ketiga, sebagai penanam modal, Kementerian wakaf bekerja sama dengan pihak lain mendirikan berbagai sarana prasarana, seperti pabrik, rumah sakit Islam,
pemeliharaan ternak, dan bank untuk perumahan. Keempat, bekerja sama dengan perusahaan besi dan baja, Kementerian Wakaf mengelola tanah wakaf yang kosong secara produktif melalui pendirian lembaga perekonomian. Sementara itu, dalam hal zakat, zakat dikelola oleh bank pemerintah Mesir, yaitu Bank Sosial Nasir. Sejak pendiriannya pada 1971 yang merupakan peristiwa penting menandai pengelolaan zakat di Mesir, Bank Sosial Nasir telah mengambil langkahlangkah konkret dalam mengelola
dan beasiswa serta santunan untuk fakir miskin. Tentunya, dalam hal ini masjid-masjid di Mesir bertindak hanya sebagai penyalur zakat, bukan sebagai penerima zakat dari masyarakat,” katanya beberapa waktu lalu.
pengumpulan dan pendistribusian zakat di seluruh negeri Mesir. Caranya, di kantor pusat Bank Sosial Nasir dibentuk direktorat khusus yang mengelola zakat yang memiliki akses untuk semua kantor cabang bank. Direktorat zakat ini kemudian membentuk dan mengafiliasi ribuan komite zakat lokal. Sebelum pembentukan Bank Sosial Nasir, yakni selama tiga dekade terakhir, Mesir melakukan upayaupaya untuk menerapkan hukum zakat. Namun, tidak satupun dari langkah-langkah itu mencapai keberhasilan. Mesir merupakan negara yang memilki jaringan pengumpulan dan distribusi zakat yang besar oleh pekerja sukarela dan komite, jaringan yang sudah dimulai sejak pertengahan 1940-an (Risalah Pertama Konferensi Zakat, Kuwait, Bait al-Zakat, 1404 H)
Langkah-langkah Yang dilakukan pemerintah dalam pengelolaan zakat di Mesir, antara lain, pertama, direktorat zakat pada Bank Sosial Nasir menyediakan dukungan manajerial, termasuk bantuan akuntansi, organisasi, bimbingan dan informasi serta keuangan bilamana perlu kepada komite bantuan sukarela. Kedua, Bank Sosial Nasir bertanggung jawab atas semua pengeluaran administartif direktorat zakat dan bagian dalam cabang-cabang bank. Ketiga, setiap komite zakat me miliki rekening bank sendiri untuk
penerimaan dan penyaluran zakat. Selain itu, bank memelihara rekening zakat terpisah di pusat dan cabang untuk zakat yang dibayarkan langsung ke bank. Keempat, bank menjaga kerja sama dengan Kementerian Wakaf yang menyediakan keahlian syariat. Kelima, aturan perundang-undang an yang diadopsi oleh bank dalam mengelola zakat sangat fleksibel sehingga memungkinkan direktorat dan komite zakat bebas dalam merancang dan melaksanakan pro gram-program sesuai dengan kebutuhan pembayar zakat (muzaki) dan penerima zakat (mustahik). Selain itu, pembentukan komite zakat juga sangatlah fleksibel, bisa dibentuk di tempat manapun, baik di masjid, sekolah, pabrik, maupun kantor pemerintah, di desa maupun di kota. Menurut Muhammad Muahiburah man, salah seorang peserta pe ngajian online dari Mesir pada pengajian online PBNU menyatakan bahwa masjid-masjid di Mesir men jadikan dana zakat yang dikumpul kan dari masyarakat sekitar sebagai dana produktif tanpa mengambil keuntungan hasil usaha. Sebab, dana tersebut memang benarbenar disalurkan untuk kebutuhan masyarakat Muslim tanpa mem bebani mereka, meskipun hanya untuk biaya administrasi. “Dana ini digunakan, misalnya, untuk mendirikan pusat-pusat pengoba tan gratis bagi warga tak berpunya
Keenam, dalam hal layanan penyaluran zakat, selain melayani kebutuhan yang sifatnya konsumtif bagi yang tak berpunya, organisasi zakat juga menyediakan berbagai layanan, seperti pelatihan keteram pilan usaha, pelayanan medis di klinik, tunjangan bagi penghafal Al-Quran, pembangunan masjid, pengajaran bahasa asing, jasa pe ma kaman, buka puasa bersama pada Ramdhan untuk kaum dhuafa, dan mensponsori serangkaian kuli ah informasi dan budaya. Jadi, distribusi zakat di Bank Sosial Nsir tidak teralalu ketat pada penerapan prinsip tamlik. Ketujuh, agar penyaluran zakat tepat sasaran, komite zakat lokal melakukan survei dan mencari orang-orang yang memang mem butuhkan dana zakat. Kemu dian, para anggota komite zakat mere komendasikan para calon mustahik dengan programnya ke Direktorat zakat di Bank Sosial Nasir. Zakat di Mesir makin berkembang dengan berdirinya Bank Islam Mesir Faisal berdasarkan UndangUndang No.48 tahun 1977. UU ini mewajibkan bank untuk memotong zakat pada modal dan keuntungan para pemegang saham dan menetapkan dana zakat sebagai dana otonom dalam bank. Dengan demikian, ada dana zakat lain selain yang dikelola Bank Sosial Nasir, yaitu yang dikelola Bank Islam Mesir Faisal. Dana zakat dari Bank Faisal ini telah tumbuh melampaui batas dana individu yang berafiliasi dengan perusahaan karena adanya aksesibilitas bank untuk jumlah besar investor dan karena adanya cabang-cabang bank di banyak daerah.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 29
MANDIRI
Bekerja Profesional dan Amanah, Sukses Pun Diraih
Niatnya untuk melanjutkan kuliah ke S2 gagal ia wujudkan. Tapi, usahanya di bidang penggalangan dana untuk berbagai kebutuhan mulai dari program yayasan, inisiatif komunitas, gagasan mahasiswa, bantuan bencana alam hingga patungan untuk pribadi yang membutuhkan melalui laman Kitabisa.com sukses ia jalankan. Bahkan, ia menjadi salah satu dari 17 anak muda Asia berusia di bawah 30 tahun yang dianggap sebagai pemimpin menjanjikan, pengusaha andal, dan game changer dalam 10 kategori oleh Forbes, Februari lalu.
Muhammad AlFatih Timur CEO Kitabisa.Com
I
tulah dia Muhammad Alfatih Timur atau yang lebih akrab dipanggil Timmy. Pemuda kelahiran Padang 24 tahun itu masuk dalam kategori Social Enterpreneur. Secara jujur ia menyatakan bahwa ia tak menyangka namanya masuk dalam daftar “30 Under 30 Asia” versi Majalah Forbes sejajar dengan
30 | ZAKAT Agustus 2016 M
nama lain dari Malaysia, Singapura, Jepang, dan India. Ia tak menyangka bakal masuk daftar orang yang berpengaruh di Asia itu. Sebab, yang dia harapkan bukan itu. Ia pun tak menginginkan situsnya yang besar. Yang ia inginkan adalah para pimpinan
proyek sosial masuk ke situs Kitabisa.com, mereka berkampanye, proyek sosialnya mendapatkan dana dan terpublikasikan. “Kami ingin mendukung mereka. Ke depannya, kami ingin banyak orang yang bisa terbantu melalui Kitabisa. com,”ujar Chief Executive Officer (CEO) Kitabisa itu.
Sampai dengan pertengahan Mei 2016, Kitabisa telah memfasilitasi lebih dari 1.200 kampanye dan mengumpulkan dana lebih dari Rp14 miliar donasi. Proyek sosial yang populer, antara lain, mem bantu pedagang asong di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melaksanakan ibadah umrah, membantu istri dan anak korban bom Thamrin, membantu pembalap Rio Haryanto ke F1, wakaf Quran untuk kaum marginal dan parsel untuk penderita kusta. Terlihat begitu besarnya respon masyarakat untuk saling membantu melalui Kitabisa karena Kitabisa bekerja profesional dan amanah. “Kami mengawal hingga proyek terdanai dan memberikan uangnya. Kami mewajibkan pemimpin proyek sosial untuk membuat laporan tertulis, sehingga para donatur tahu penggunaan dana tersebut. Pokoknya, tercatat dan terbuka,” jelasnya. Karena Kitabisa adalah lembaga amanah dan profesional, beberapa lembaga zakat pun, seperti BAZNAS mengajaknya untuk bermitra. Wujudnya, BAZNAS meluncurkan Zakat Digital, sebuah layanan pembayaran zakat online melalui portal kitabisa.com yang dapat diakses dari dekstop maupun mobile di Plaza Semanggi, Jakarta, pada 24 Juni lalu. Zakat digital ini merupakan bagian terpadu dari layanan kemudahan berupa otomatisasi zakat di institusi/ perusahaan atau Zakat Payroll System (ZPS) yang dikembangkan BAZNAS. Menurut Alfatih Timur, kemitraan ini dilakukan sejalan dengan misi Kitabisa sebagai wadah gotong-royong digital. Kitabisa lahir dari sebuah gagasan untuk mempertemukan orang-orang yang memiliki ide, misalnya, membuat jembatan untuk masyarakat desa yang membutuhkan tapi tak ada dana dengan orang-orang yang punya dana dan tenaga. Gagasannya itu
ini pada 2012, Pak Rhenald menyatakan, ini proyek besar yang harus dikelola secara serius dan full time. Nah, sembilan teman saya yang punya idealisme sama dengan saya pada mundur karena tak bisa full time,” katanya.
muncul saat dia bekerja di sebuah lembaga yang lingkungan kerjanya sangat kental dengan napas socialpreneurship, yaitu Rumah Perubahan. Dia bergabung di Rumah Perubahan karena dia diminta oleh pendirinya, yaitu Rhenald Kasali yang juga dosennya saat dia kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jurusan Manajemen. “Setelah tamat S1, tadinya saya mau meneruskan kuliah ke S2 dan minta rekomendasi Pak Rhenald. Tapi, saya malah diminta menjadi asistennya. Ya, saya menikmatinya dan lahirlah Kitabisa itu,” katanya. Timmy bisa menikmati pekerjaan di bidang sosial karena memang minatnya lebih berat ke bidang sosial daripada ke ekonomi, padahal dia adalah lulusan FEUI. “Ini mungkin pengaruh dari ayah saya, seorang dokter lulusan FK UI, yang ditempatkan di daerah, Sungai Puar, Sumatera Barat, kemudian tak mau kembali lagi ke Jakarta karena sudah nyaman dengan lingkungan masyarakat yang ada. Selama bertahun-tahun praktik hingga sekarang, ayah saya menerima saja dibayar dengan sayur mayur dan pisang,”kenangnya. Timmy sukses mencapai prestasi sebagai salah satu social enterpreneur yang berpengaruh di Asia karena dia yakin bahwa gagasannya dalam bidang crowdfunding (dana patungan) ini baik, yaitu akan membantu banyak orang dan harus diperjuangkan “Ketika kami presentasikan ide
Dengan keyakinannya yang kuat dan mau mengambil risiko, setelah ditinggal teman-temannya, Timmy menyanggupi mengelola Kitabisa, meski dia bukan seorang ahli Information Technology (IT), tapi ahli ekonomi. Maka, ia bekerja sama dengan Suit Media, perusahaan IT yang memberikan dukungan sarana dan prasarana seperti pengembangan situs, fitur, dan perawatan (maintenance). Akhirnya, pada 6 Juli 2013 didirikanlah Kitabisa di bawah naungan Rumah Perubahan. Pada 2014, Kitabisa menjadi yayasan resmi, dan pada 2015 tim Kitabisa baru benarbenar aktif full time dengan juga mendirikan PT Kitabisa. Dalam membesarkan Kitabisa tentu Timmy mengalami naik turunnya usaha dan itu, katanya, harus siap dihadapi. Untuk menjadi pengusaha, selain harus siap mengambil risiko, Timy memberikan beberapa tips, antara lain, seseorang harus mulai dengan masalah, lalu melibatkan diri dalam masalah itu; membulatkan tekad, lalu gigih tak pernah menyerah; menuntaskan tugas dan pekerjaan; dan terus-menerus menimba ilmu atau belajar. Berdasarkan pengalamannya, Timmy menyatakan bahwa dalam mewujudkan ide perlu dilakukan lang kah-langkah, antara lain, pertama, mematangkan ide terlebih dahulu. Kedua, mengomunikasikan ide itu dan membagikannya kepada orang lain yang lebih ahli sehingga mendapat masukan (input). Ketiga, membuat Minimum Viable Product, yaitu sebuah produk yang memiliki cukup fitur untuk dicoba apakah diterima di pasar atau tidak. Ke empat, me-launching usaha secara sederhana, tak usah terlalu besarbesaran. ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 31
WAWANCARA
Zakat pun B Bisa Menjadi Passive Income
eberapa waktu lalu, kita baru saja merayakan hari ulang tahun kemerdekaan negara kita tercinta yang ke71. Betapa bahagianya kita. Ini terlihat dari wajah penuh senyum dan tawa saat-saat merayakannya dengan berbagai kegiatan lomba, misalnya, panjat pohon pinang dan makan kerupuk. Namun, kebahagiaan itu ternyata hanya kebahagiaan sementara karena sebenarnya kita masih dijajah oleh hawa nafsu. “Kita masih dijajah oleh kesombongan, keserakahan, dan iri hati, “kata Ketua Umum Asosiasi Baitul Mal wat Tamwil Seluruh Indonesia (ABSINDO) Dr. Aries Muftie saat kami wawancarai di Wisma GKBI, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Aries Muftie Konsultan Keuangan
32 | ZAKAT Agustus 2016 M
Berikut selengkapnya hasil wawan cara tersebut:
Menurut Bapak, apa sih esensi dari kemerdekaan itu? Sebagai bangsa, pada 17 Agustus 1945 kita memang sudah mer deka, d alam arti sudah tidak dijajah lagi oleh bangsa lain. Tapi sebagai pribadi, sebenarnya kita masih dijajah. Yang menjajah kita paling tidak ada tiga. Pertama, kesombongan. Iblis malah men debat ketika dia diperintahkan Allah untuk menghormati Adam dengan bersujud. Iblis tidak mengakui bahwa manusia itu lebih unggul dari dirinya. Iblis dihukum diturunkan ke dunia karena kesombongannya, bukan karena ketidakpercayaan adanya Tuhan. Kalau soal adanya Tuhan sih iblis percaya. Jadi, kalau manusia masih memiliki jiwa sombong atau takabbur, berarti dia masih terjajah. Dia belum merdeka dari rasa sombong. Kan ada satu hadits yang menyatakan bahwa bila ada rasa sombong sebesar atom dalam hati, maka dia tak akan masuk surga. Kedua, keserakahan. Kita tahu bahwa Nabi Adam dan Siti Hawa juga diturunkan ke dunia karena melanggar larangan Allah untuk tidak makan buah Khuldi. Ini akibat mereka tak tahan dengan bujukan setan yang menjanjikan hidup mereka akan abadi di surga jika mereka makan buah Khuldi. Karena keserakahan, ia ingin lebih bagus, dan ingin lebih abadi, maka ia melanggar larangan Allah. Ketiga, iri hati. Kita bisa baca kisah Qabil dan Habil. Qabil iri hati kepada Habil karena Habil akan mengawini Iqlima (adik Qabil) yang cantik menarik, sedangkan Habil harus kawin dengan Lubuda (adik Habil) yang buruk rupa tidak menarik hati. Iri hati dan dendam inilah yang menyebabkan terjadinya pembunuhan pertama dalam sejarah manusia.
Dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa setelah perang Badar ada perang yang lebih hebat lagi yaitu perang melawan hawa nafsu. Ya, sepanjang kita masih dijajah oleh hawa nafsu, kita belum merdeka. Hawa nafsu itu yang membuat kita belum tentu mau mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah. Kan hawa nafsu yang menghasut. Tuhan sudah mengatakan jangan mencuri, tapi karena kita punya hawa nafsu serakah ingin dapat uang cepat atau instan, maka di antara kita ada yang melakukan korupsi dan mencuri. Kita dilarang minum minuman keras. Tapi, karena hawa nafsu ingin disebut gagah, atau suatu yang bisa dibanggakan, maka di antara kita ada yang minum minuman keras. Jadi, poin utamanya, sepanjang kita masih tunduk terhadap hawa nafsu kita, berarti kita belum merdeka. Kemerdekaan tertinggi itu adalah manakala kita sudah mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
Bagaimana seseorang yang sayang terhadap hartanya sehingga ia tak mau bersedekah atau berzakat? Kalau kita larikan ke zakat, perintah Allah itu apa? Sudah jelas perintah Allah itu, syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Kalau kita tidak mau berpuasa, berarti kita tak merdeka karena kita masih tunduk terhadap hawa nafsu. Kalau kita tidak berzakat berarti kita masih tunduk kepada hawa nafsu. Hawa nafsunya mengatakan, “Ah, sayang, kenapa harus memberikan uang saya kepada orang lain,”. Karena sayang kepada hartanya, dia berpikir buat apa hartanya diberikan kepada orang lain mendingan dia pakai sendiri. Kata-kata memakai ini muncul karena dia mempunyai rasa serakah, sehingga hak orang
lain yang ada di hartanya pun, dia embat juga. Karena serakah dia mencuri, merampok dan melakukan korupsi. Tidak berzakat itu sama dengan mencuri atau korupsi karena ada hak orang lain yang dia ambil. Bahkan, tak berzakat itu lebih hebat dosanya daripada mencuri dan melakukan korupsi. Kalau dia merampok, yang diambil itu uang orang kaya. Kalau mengkorupsi, yang diambil itu uang negara, sedangkan kalau tak berzakat, yang diambil itu uang orang miskin.
Apa yang dimaksud dengan kemerdekaan finansial? Kemerdekaan finansial itu adalah kondisi di mana seseorang sudah tak terlalu pusing lagi dengan pengeluaran sehari-harinya. Istilah kita itu “pas-pasan”. Pas mau melaksanakan ibadah umrah bisa, pas mau berhaji bisa. Pas mau beli mobil bisa. Pas mau menyekolahkan anak ke perguruan tinggi, bisa. Jadi, dia sudah merdeka untuk menggunakan uangnya sesuai dengan kebutuhan yang normal. Kalau kebutuhannya tidak normal, misalnya untuk makan sehari tiga kali menghabiskan dana sampai Rp10 juta, ia belum merdeka. Selain itu, dia juga sudah tidak usah bekerja lagi karena punya pendapatan yang terus mengalir (passive income), misalnya, dari usaha franchise, royalti tulisan, buku, dan film, serta deposito atau reksadana yang dimilikinya.
Langkah apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan kebebasan finansial itu? Kalau agama sudah mengajarkan, harta yang kita miliki harus dialokasikan pada, sepertiga untuk Tuhan, yaitu zakat dan wakaf, sepertiga untuk diri dan keluarga atau untuk kebutuhan sehari-hari, dan sepertiga lagi sisanya untuk investasi. ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | 33
WAWANCARA Sepanjang kita masih tunduk terhadap hawa nafsu kita, berarti kita belum merdeka. Kemerdekaan tertinggi itu adalah manakala kita sudah mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Yang namanya sepertiga untuk investasi itulah yang membuat kita mendapatkan passive income. Tapi berkaitan dengan yang sifatnya spiritual, yang sepertiga untuk investasi dibarengi dengan sepertiga untuk Tuhan itu juga bisa dikatakan investasi karena banyaknya yang kita dapatkan tergantung pada banyaknya yang kita berikan, the more you give, the more you get. Kata seorang ustaz, walau tak ikhlas sekalipun dalam bersedekah, kita akan dapat ganti 10 kali. Tapi kalau kita ikhlas, pahala atau keuntungannya seperti yang dinyatakan dalam QS Al-Baqarah 261 yaitu sampai 700 kali. Intinya, sedekah tidak ikhlas pun pahalanya tidak nol, tapi makin ikhlas keuntungannya bisa sampai 700 kali. Kita bisa melihat dalam kenyataan. Apapun agamanya, orang-orang yang menafkahkan sebagian peng hasilannya, seperti Bill Gates, menjadi yang terkaya di dunia. Jangan-jangan ada hubungannya, antara 50 persen pendapatan yang diberikan Bill Gates ke fakir miskin dengan kekayaan yang dia dapatkan. Islam mengajarkan bahwa ada bagian untuk Tuhan (berbisnis dengan Tuhan), bagian untuk keluarga, dan ada bagian untuk masa depan (berinvestasi). Tapi kita kadang-kadang lupa untuk itu. Rasanya-rasanya uangnya tak seberapa, tapi ternyata seseorang bisa melakukannya, misalnya, seorang pemulung bisa naik haji dengan cara menabung. Di Cina ada 34 | ZAKAT Agustus 2016 M
pemulung punya anak asuh 1000 orang anak yatim piatu. Pada dasarnya, semiskin-miskinnya orang dia bisa bersedekah dan menabung. Saya beri contoh, orang miskin di Indonesia rata-rata adalah perokok dan pembeli pulsa. Kalau dia bisa menyisihkan uangnya untuk tak merokok dan tak beli pulsa, insya Allah dia bisa sedekah atau menabung. Cuma dia belum bebas dari hawa nafsu tadi, yaitu mau merokok, mau beli pulsa. Padahal, dalam Islam disunahkan berpuasa Senin- Kamis. Bila setiap Senin dan Kamis dia tidak makan satu piring, sebulan bisa tidak makan delapan piring. Delapan piring itu jika dikalkulasi bisa untuk bersedekah atau berzakat dan berinvestasi. Tapi masalahnya, yang mengen dalikan kita menabung dan berzakat itu siapa? Ya hati kita. Jadi, sepanjang hati kita bisa mengendalikan hawa nafsu kita, bisa mengendalikan rasional kita, maka kita mau berzakat. Tapi kalau hati kita dikuasai hawa nafsu, kita belum merdeka. Jadi, seseorang yang belum melakukan kewajiban berzakatnya, sebenarnya dia masih terjajah oleh keserakahannya. Karena dia serakah, dia jadi pelit. Orang pelit dan serakah itu berbeda tipis. Dia tidak mau memberi karena dia pelit. Dia tidak mau harta atau yang dimilikinya berkurang karena dia serakah. Nah, lawan kekikiran dan keserakahan hanya satu yaitu sedekah. Karena serakah itu tidak ikhlas, dia ingin memiliki,
sementara zakat atau sedekah ingin membersihkan atau mencuci jiwanya. Kalau dia serakah jiwanya kotor, maka zakat itu sebagai penyucian jiwa.
Bicara soal investasi, apakah investasinya harus syariah, misalnya, deposito syariah? Kemerdekaan finansial berarti merdeka menjalankan perintah Allah, ya berinvestasinya harus sesuai syariah. Kalau tidak syariah berarti dia belum merdeka. Pokoknya, definisi saya, semakin dia taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya, dia merdeka. Semakin tunduk kepada Tuhan, semakin merdeka terhadap setan. Pilihannya cuma dua kutub, setan dan Allah. Begitu dia mendekat ke setan, dia tidak merdeka, dia dijajah setan. Setan itu menghasut hawa nafsu. Begitu dia bebas mengendalikan hawa nafsunya , maka dia merdeka.
Ada yang mengatakan bahwa zakat adalah wujud dari kemerdekaan finansial. Bagaimana pendapat Bapak? Kalau dari sisi saya iyalah. Kemerdekaan finansial berarti kemerdekaan untuk berbagai hal, termasuk kemerdekaan untuk melaksanakan perintah Tuhan. Kalau kita menentang perintah Tuhan berarti kita dijajah oleh setan. Jadi, sepanjang kita melawan perintah Tuhan, dan melanggar larangan-Nya berarti kita belum merdeka. Bagi yang sudah merdeka, ibadah sunah pun, seperti shalat Tahajud, selalu ingin dilaksanakannya. Zakat itu adalah suatu kewajiban. Jadi, hal yang biasa kalau seorang Muslim itu berzakat. Sedekah itu sunah, maka kalau dia bersedekah berarti dia benar-benar merdeka, dia benar-benar makin taat kepada perintah Tuhan.
Daftar Nomer Rekening Baznas BANK
CABANG
REKENING ZAKAT
REKENING INFAK
070-00 -0185555-5
070 00 0187777 3
Thamrin
700 1325498
700 1334 756
Jakarta Prapatan
0029 2855 58
0029 2829 77
Ciracas
0058 3323 62
0058 3323 70
Kwitang
6860 1487 55
6860 1485 77
011-555510
011-777710
KP Sudirman
301 007 0753
301 007 0752
Jakarta
2-700-000555
2-700-005777
Jakarta Benhil
009 555 5554
009 577 7779
Jakarta Benhil
098 888 8819
098 888 8819
Pondok Indah
971 0064 55
971 0078 77
Melawai
8800255-01-6
8800277-01-0
Kuningan
10000 15559
10000 17779
Harmoni
7011 0011 55
7011 0016 77
Jakarta Benhil
1000 783214
1000782854
KP Kuningan
127.80.0001.555
127.80.0001.977
502.01.0011 8.00.9
502.01.0011.9005
Rekening Ponsel
081 00000 111
081 00000 777
KP Cik Ditiro
990 00 23 828
990 00 47 964
006.01.01.00555.5
006.01.01.00777.7
500.100.555.3
500.100.777.0
1009001189
-
Plaza Mandiri
syariah
Jatinegara
(Dollar)
Sudirman
KC Bekasi KP Operasional Senayan Bank Panin Syariah
AMANAH
Ibadah kurban merupakan ibadah ritual umat Islam yang dilaksanakan setiap tahun pada Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan 3 hari setelah Idul Adha (11-13 Dzulhijjah), yaitu dengan menyembelih hewan kurban dan kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan.
A
llah mensyariatkan ibadah kur ban pasti mempunyai maksud dan tujuan yang lebih dari sekadar ritual berkurban. Dalam ritual yang dilaksanakan sekali setahun ini banyak aspek yang dapat dilihat, di antaranya tentang bagaimana tata kelola peternakan, bagaimana mendorong para peternak mening katkan produktivitasnya menjaga kualitas ternak, termasuk tata kelola peternakan mulai dari pakan ternak, tenaga kerja, hingga limbah ternak. Aspek lain adalah bagaimana menjaga ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Dengan demikian, momen setahun sekali ini akan mendorong kecukupan pangan bagi masyarakat dan tentunya gizi yang tinggi karena begitu melimpahnya cadangan daging yang berada di tengah masyarakat. Distribusi dalam pemindahan hasil ternak dari berbagai daerah turut bergeliat ketika momen kurban. Ini terjadi dalam upaya menjamin ketersediaan hewan kurban di 36 | ZAKAT Agustus 2016 M
perkotaan dan ketepatan waktu dalam pengiriman. Begitu banyaknya aspek yang terlibat dalam ibadah kurban yang dapat membantu meningkatkan ekonomi para peternak, pedagang dan semua yang berhubungan dengan proses terlaksananya. Maka, ibadah kurban ini dapat disebut dengan Ekonomi Kurban Melalui Kurban Digital, BAZNAS ingin memudahkan masyarakat dalam berkurban. Kami sebut Kurban Digital karena di era digital sekarang ini, BAZNAS ingin menawarkan pengalaman ber-Kurban Digital dengan 4 aspek kelebihan. Pertama, mudah. Dengan berbagai laya n an kemudahan berkurban melalui BAZNAS, memudahkan masyarakat melaksanakan iba dah kurban, melalui aplikasi Kurban Digital, Transfer Rekening, E-comerce, Jemput Kurban dan Gerai Kurban. Kedua, memberdayakan. Berkurban melalui BAZNAS di samping ter
Moh. Arifin Purwakananta Direktur Amil Zakat Nasional Baznas
tunaikan ibadah kurbannya, banyak pihak yang terberdayakan melalui Kurban Digital, di antaranya, pe ternak hewan, pedagang kambing dan sapi, tukang potong, jasa antar/ distribusi dan masih banyak lagi yang diuntungkan dari manfaat Kurban Digital. Ketiga, transparan. Melalui Kurban Digital, aspek transparansi dari pro ses pelaksanaan ibadah kurban ter jaga dengan baik, laporan real time dari pemotong di lokasi pemotongan sampai pendistribusian daging kur ban dapat dilaporkan seketika proses sedang berlangsung. Proses transaksi yang didukung oleh perbankan (bankable) menjaga akun tabilitas transaksi ibadah kurban. Keempat, interaktif. Intraksi anta ra pekurban dan masyarakat se bagai penerima manfaat dapat dijembatani melalui Kurban Digital yang setiap kejadian dapat diterima oleh pekurban melalui smartphone dengan fasilitas notifikasi SMS/ WA/email.
ZAKAT Dzulqaidah-Dzulhijjah1437 H | iii
MEMBERDAYAKAN TRANSPARAN
MUDAH
INTERAKTIF
Pilihan Cara Mudah Kurban Digital Nikmati Kemudahan Kurban di Pelosok Negeri dengan Biaya Kurban RP 2.500.000 untuk Kambing/Domba seberat -+ 25Kg. Rekening TRANSFER 1 Transfer BNIS 700007704 Mandiri 1220017717771 An. BAZNAS
KONFIRMASI Hubungi Contact Center 0213904555 087877373555 (Sdr. Reno) 081286405446 (Sdr. Agus)
2
e-commerce
3
website
www.kurban.baznas.go.id
4
Jemput Kurban SMS dan WA
5
Gerai KURBAN DIGITAL
1. Tangerang City 2. Equity Tower 3. Aeon Mal Tangerang 4. Kementerian Keuangan Juanda II 5. Kementerian Keuangan Radius Prawiro 6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 7. Depok Twon Square 8. Ratu Plaza 9. Pacific Place 10. Summarecon Bekasi 11. Kantor Pusat Pertamina 12. Kantor Pusat Perusahaan Gas Negara 13. Pondok Indah Mal 14. Mal Metropolitan Bekasi 15. Kementerian Pariwisata 16. Grand Indooensia 17. Medco Energy 18. Indofood Tower 19. Kementerian Dalam Negeri
08787 73 73 555 Selamat menikmati Kurban Digital dari BAZNAS