EDISI 40 - Juni 2009
COVER
“Dengan disiplin yang tinggi raih prestasi terbaik”
WAWASAN Pengawasan Dan Pemeriksaan Oleh Itjenad Dalam Perspektif Pertahanan Negara
EDITORIAL
Ambalat dan Harga Diri Bangsa
LAPORAN UTAMA
TMMD Bantu Percepat Pembangunan Desa Tertinggal RABINNISCAB Forum Evaluasi Program Kerja dan Pembinaan Satuan
OPINI 4 6 8
Mengukir Prestasi - Mendulang Emas Pada Lomba Tembak AASAM 2009 (Australian Army Skill At Arms Meeting)
10
Tim Tembak TNI AD Juara Umum AASAM di Australia
12
PENERANGAN PASUKAN
Wujudkan hubungan harmonis TNI AD-Polri
13
“PEMBONGKAR KONSPIRASI PKI-RRC”
PROFIL
Brigif 1 Pam Ibukota/Jayasakti Dinas Sejarah Angkatan Darat Lahir Kembali
WAWANCARA
Brigjen TNI Amril Amir, S.IP Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat Lahir Demi Menjaga Objektivitas Sejarah
30
LINTAS SATUAN Senantiasa Tampil Sebagaimana Prajurit Yang Dibanggakan Rakyat Panen Raya Padi Hybrida Pacu Rakyat Olah Lahan Atasi Sulitnya Ekonomi
34 36
INFO KOMANDO Wakasad Tinjau RSPAD Gatot Subroto
TEKNOLOGI
Stryker “Pengangkut Pasukan Infantri”
37
38
PRAJURIT & PRESTASI
NAPAK TILAS
Mayjen Anumerta D.I. Panjaitan
Upaya Meningkatkan Peran TNI Dalam Pengiriman Pasukan Pemelihara Perdamaian Di Bawah Bendera Perserikatan Bangsa Bangsa
26
14
16 20
22
Buah Kerja Keras Menghasilkan Segudang Prestasi
40
KESEHATAN
Penyebaran Virus Flu Babi (Swine Flu)
RENUNGAN SERBA-SERBI BIDIK OBAT PUYENG
42 44 46 52 53
PEMIMPIN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB : Kadispenad Brigjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M. WAKIL PENANGGUNG JAWAB : Sesdispenad Kolonel Inf Endar Priyanto PENASEHAT : Para Kasubdis Dispenad PEMIMPIN REDAKSI : Kasubdis Pensat Kolonel Inf Rochiman PENYUNTING : Letkol Caj Priyo Purwoko, Mayor Caj M.Yakub, Mayor Caj (K) Yeni Triyeni, Mayor Inf Bakri Thamrin, Kapten Caj Luther Bangun SEKERTARIS REDAKSI : PNS A. Sihombing DESIGN GRAFIS : Hariyandi Rizal S.Kom REDAKTUR FOTO : Letda Inf Suwandi TATA USAHA : Sertu Enjang, PNS Suwarno, DISTRIBUSI : Mayor Inf Zulkarnain, SEKSI IKLAN : B. Sutrisno, Iwan Laksono ALAMAT REDAKSI : Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Jl. Veteran No. 5 Jakarta Pusat Tlp. (021) 3456838, 3811260, 3848300 Fax (021) 3848300, Alamat email :
[email protected] Redaksi menerima sumbangan naskah cerita seputar pengalaman kemiliteran. Naskah diketik 2 (dua) spasi maksimum 4 (empat) Halaman disertai foto. Untuk surat pembaca dapat dikirim melalui alamat email atau melalui fax pada nomor tertera diatas.
2
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
Sidang pembaca yang budiman, pada edisi kali ini, redaksi menampilkan beberapa informasi yang patut kita ketahui bersama tentang berbagai kegiatan di lingkungan jajaran TNI Angkatan Darat, antara lain menampilkan program TMMD ke-82 tahun 2009, kegiatan Rabinniscab, dan prestasi atlet tembak TNI AD meraih juara umum AASAM 2009 di Australia, yang semua ini kami kemas dalam laporan utama. Pada bagian lain isi majalah , redaksi juga mengangkat editorial tentang perlunya meningkatkan patroli di Ambalat untuk menjaga integritas dan kedaulatan Negara Kesatuan RI dengan Judul Ambalat dan Harga Diri Bangsa. Kemudian edisi kali ini juga mengupas napak tilas tentang Alm Mayjen Anumerta D.I Panjaitan dalam rangka mengenang meninggalnya isteri pahlawan revolusi pada tanggal 2 Mei 2009 lalu dalam usia 83 tahun. Sedangkan pada rubrik profil akan ditampilkan Brigif 1 Pam Ibukota/ Jaya Sakti sebagai satuan pemukul Kodam Jaya. Yang perlu disimak pula yaitu Dinas Sejarah Angkatan Darat
yang merupakan salah satu organisasi baru dalam lingkungan TNI Angkatan Darat, bertanggung jawab terhadap masalah pembinaan kesejarahan Angkatan Darat yang kami kupas dalam bentuk wawancara dengan Kadisjarahad, Brigjen TNI Amril Amir S.IP. Masih banyak lagi informasi yang menarik lainnya yang redaksi tampilkan pada edisi kali ini antara lain lintas satuan, renungan, prajurit dan prestasi dan lain-lain, dengan harapan kehadirannya dapat memberi manfaat yang positif kepada pembaca setia. Selamat membaca.
Redaksi
TETAP JAGA NETRALITAS TNI PADA PILPRES Pemilihan presiden dan wakil presiden 8 Juli 2009 mendatang dipastikan akan diikuti oleh tiga calon. Ketiga Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) secara resmi telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagai masyarakat tentu saja kita patut bangga karena dalam pemilu mendatang kita memiliki tiga pasangan calon sehingga banyak pilihan. Dengan telah ditentukannya ketiga calon tersebut, kini masyarakat tinggal menentukan siapa diantara pasangan yang akan dipilih untuk menjadi presiden Indonesia berikutnya. TNI telah mengambil sikap tegas tidak akan terlibat dalam politik praktis. Janji ini telah dibuktikan TNI bukan saja dengan kata-kata tetapi dengan tindakan di lapangan pada Pemilu Legislatif lalu, tidak ada seorang prajuritpun yang melanggar komitmen tersebut. Karena itu mengingat agenda Pemilu Pilpres yang sudah makin dekat , TNI kembali diuji komitmennya pada agenda nasional yang sangat menentukan perjalanan bangsa lima tahun ke depan. Patut kita jadikan contoh bahwa apa yang telah dilakukan TNI untuk bersikap netral sudah merupakan suatu komitmen yang langka dijumpai dinegeri ini. Semua mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan sedangkan TNI lebih memilih kepentingan bangsa dan negara. Demikian juga, ketika kita berbicara dalam konteks mencari pemimpin untuk Indonesia, menurut hemat saya apa pun bajunya, dari mana pun asalnya tidak perlu diperdebatkan karena semua calon tersebut, mereka adalah sama-sama orang Indonesia dan putra-putri terbaik Indonesia. Mereka samasama lahir dan dibesarkan di tanah air Indonesia, berbicara menggunakan bahasa Indonesia, benderanya pun sama-sama merah putih dan dasar negaranya juga yaitu Pancasila. Menurut saya komitmen inilah yang perlu dan harus diperjuangkan semua pihak agar bangsa ini tidak selalu terjebak pada pergulatan sektarian dan terjebak pada benturan-benturan ideologi dalam konteks yang sempit, justru akan menjerumuskan bangsa ini ke dalam keterpurukan. Kita berharap bahwa Indonesia ke depan harus lebih maju, pemimpin mampu mensejahterakan rakyat, dan yang paling penting Indonesia bisa mengambil peran dalam setiap kebijakan internasional. Untuk itu sekali kita mengharap bahwa semua pasangan calon presiden-wakil presiden ini harus memiliki komitmen yang kuat tentang kemakmuran bangsa Indonesia yang lebih baik. Bkr, Enrekang 68
www.tniad.mil.id
3
EDITORIAL
AMBALAT Dan Harga Diri Bangsa Mondar mandirnya Kapal Patroli Laut Negeri Jiran di seputar wilayah laut Ambalat yang nota bene masih bagian wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta merta membelalakan mata kita sebagai suatu Bangsa seolah tak percaya Malaysia berani main api dan melukai harga diri Bangsa Indonesia dengan upaya tak terpujinya secara perlahan tapi pasti ingin mengulang sukses penguasaaan atas Sipadan dan Ligitan terhadap Pulau Ambalat. Dari hal tersebut di atas, paling tidak ada satu catatan penting yang menjadi perhatian segenap elemen masyarakat terhadap kredibilitas TNI dalam menjaga Kedaulatan Negara Republik Indonesia atas pelanggaran batas wilayah laut oleh kapal perang Malaysia di Blok Ambalat, yang merupakan tantangan besar yang dihadapi bangsa khususnya TNI dengan segala kondisi dan kemampuan Sistem Alutsistanya yang ada saat ini. Dari realita ini, tentu menjadi pelajaran bagi kita semua. Tantangan
4
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
tugas TNI ke depan bukan semakin ringan, akan tetapi semakin berat dan kompleks sehingga dituntut kesiapan prajurit TNI untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, yakni dalam menjaga kedaulatan negara, mempertahankan dan memelihara keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terhadap ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Jika kita sedikit mengutip katakata bijak dari para pakar yang mengatakan “ Negara kuat apabila Angkatan bersenjatanya kuat.” Seperti halnya negara India, China dan Korea Utara. Walaupun tingkat ekonominya rendah tetapi negara tersebut patut diperhitungkan karena kekuatan militernya. Sadar atau tidak sadar dengan kejadian pelanggaran batas wilayah oleh Malaysia yang telah berulang kali terjadi, maka tiba-tiba kita menyadari bahwa kita membutuhkan TNI yang kuat dan profesional baik prajuritnya maupun sisitem alutsistanya agar dapat memberikan pukulan
Sadar atau tidak sadar dengan kejadian pelanggaran batas wilayah oleh Malaysia yang telah berulang kali terjadi, maka tiba-tiba kita menyadari bahwa kita membutuhkan TNI yang kuat dan profesional baik prajuritnya maupun sisitem alutsistanya
dengan kepercayaan diri yang penuh, strategis, kredibel, dan tanpa ragu-ragu. Apa yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara pada saat sekarang sudah tepat dan harus terus ditingkatkan sebagai back up terhadap usaha-usaha diplomasi. Semua manuver atau “show of force” tersebut dilakukan dalam rangka pertahanan negara, menjaga integritas kedaulatan negara dan aneksasi oleh negara asing, bukan untuk melakukan penyerangan karena kita bukan negara agresor. Untuk itu kita harus lebih intensif melakukan patroli-patroli yang merupakan “show of force” TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara secara reguler atau menempatkan petugas administratif kita di sana, tentu hasilnya akan lain. Apalagi bila disertai dengan alasan-alasan politis lainnya seperti semangat ASEAN, keamanan regional, dan sebagainya. Sekali lagi, Pemerintah Indonesia dalam hal ini TNI dengan didukung oleh segenap elemen masyarakat akan berjuang ekstra keras sampai titik darah penghabisan untuk melaksanakan tugas demi harga diri dan martabat bangsa Indonesia. (Red)
Selamat Berjuang..........!!!
balasan yang mematikan, serta tidak ada keragu-raguan menghajar setiap upaya infasi yang datang dari negara luar manapun tak terkecuali Malaysia atau siapapun. Tentunya sebagai suatu Bangsa yang beradab dalam menghadapi kasus Ambalat ini, kita wajib mempertahankan kedaulatan dan integritas tanah air, tidak boleh sejengkal pun bagian dari negeri ini jatuh ke tangan asing. Namun kebijaksanaan dan tindakan kita tetap harus rasional, proporsional, profesional, dan penuh kearifan. Sebelum menggunakan jalan kekerasan atau kekuatan militer, sebagai jalan terakhir, sebaiknya ditempuh cara-cara damai melalui diplomasi. Penyelesaian secara politis dengan mendahulukan perundingan melalui saluran-saluran diplomatis akan lebih baik. Namun memerlukan kesabaran dan waktu yang cukup panjang, tapi hasilnya akan jauh lebih baik bagi semua pihak ketimbang melalui jalan perang. Lalu apa yang perlu kita lakukan dengan segera untuk mengantisipasi agar peristiwa itu tak terjadi lagi, yakni dengan cara melakukan manuvermanuver politik oleh para diplomat
www.tniad.mil.id
5
LAPORAN UTAMA
TMMD Bantu Percepat Pembangunan
DESA TERTINGGAL
Rapat Koordinasi Teknis TMMD di Depsos
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) adalah salah satu wujud Operasi Bhakti TNI yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI, Departemen/Lembaga Pemerintah non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat guna meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan daerah kumuh perkotaan serta daerah lain yang terkena akibat bencana.
Hal tersebut dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo selaku Penanggung Jawab Operasional TMMD pada Rapat Koordinasi Teknis TNI Manunggal Membangun Desa ke82 tahun 2009, di Departemen Sosial RI, Jakarta (22/4). Dikatakan Kasad, TMMD bukan merupakan program TNI semata, penyelenggaraan program TMMD ini dilaksanakan melalui proses perencanaan yang mengutamakan aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah sasaran dengan menggunakan bottom up planning system yang dilaksanakan secara komprehensif dan integral, karena melibatkan semua unsur yang terkait mulai dari hasil musyawarah tingkat Desa/Kelurahan, dirapatkan di tingkat Kecamatan dan kemudian dibicarakan di tingkat kabupaten/kota dan selanjutnya TNI Manunggal Membangun Desa diprogramkan. Bagi TNI sendiri program TMMD kali ini telah memasuki tahun ke-29
6
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
dan merupakan tahapan ke-82 yang melibatkan 33 Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen secara terpadu memasukkan acuan program masing-masing instansi ke dalam program kegiatan fisik atau non fisik TMMD tersebut. Departemen Dalam Negeri RI ditunjuk sebagai Koodinator Pencapaian Sasaran kegiatan fisik dan Departemen Agama RI sebagai Koordinator Pencapaian Sasaran kegiatan non fisik, ujar Jenderal Agustadi. Menurur Kasad apa yang dilakukan dengan TNI Manunggal Membangun Desa tidak lain adalah keikutsertaan TNI bersama elemen masyarakat lainnya membantu pemerintah mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang hampir 80% tinggal di pedesaan. Dari data kementerian Negara pembangunan Daerah tertinggal menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat 54,14% kategori desa maju, 2,11% kategori sangat maju dan sementara desa tertinggal berjumlah sebesar 45,86% serta 3,89 % masuk dalam kategori sangat tertinggal. Lebih jauh Kasad menyampaikan tingginya perbedaan angka persentase antara desa maju dan desa tertinggal lebih disebabkan belum terintegrasinya pelaksanaan program pembangunan yang dilaksanakan selama ini. Oleh karena itu tambahnya program TNI Manunggal membangun desa yang melibatkan instansi teknis terkait diharapkan menjadi model alternatif bagi sistimasi pembangunan desa dan dibutuhkan sinergitas data semua stakeholder baik departemen teknis, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat itu sediri mampu mendorong percepatan pembangunan desa. TMMD ke-82 ini dilaksanakan selama 21 hari, mulai tanggal 2 Juni 2009 sampai dengan tanggal 22 Juni 2009, pada lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia meliputi TMMD Reguler di 54 Kabupaten di 33 Propinsi, TMMD Imbangan di 8 Kabupaten di 8 Propinsi, serta TMMS di 2 Kabupaten di 2 Propinsi. Selain itu untuk mempercepat pemerataan pembangunan di daerah dibeberapa Propinsi juga telah memprakarasi membentuk TMMD pendamping TMMD Reguler dengan
sebutan Manuggal “Sakato” di Propinsi Sumbar, Manunggal “ Satata Sariksa” di Propinsi Jabar, Manunggal “Sengkuyung” di Propinsi Jateng, Manunggal “Gawi Manutung” di Kalimantan, Manunggal “Karya Jaya” dan Manunggal “ Karya Pelajar” di Jakarta, tambah Kasad. Program kegiatan TMMD yang dilaksanakan meliputi kegiatan fisik, merehabilitasi sarana prasarana yang rusak di daerah yang tertimpa bencana alam, meningkatkan sarana prasarana wilayah yang berada di pedesaan berupa infrastruktur, fasilitas umum dan sosial yang meliputi antara lain Pembuatan/ rehabilitasi/pengaspalan jalan, Pelebaran jalan, Penimbunan jalan, Pembuatan/ rehab jembatan, Pembuatan/rehab rumah penduduk yang layak huni, Pembuatan/ rehab duiker, Pemasangan goronggorong, Pembuatan drainase, Pembuatan/ rehab gedung sekolah, Pembuatan/rehab lapangan volley, Pembuatan/rehab gudang, Pembuatan/rehab saluran air bersih, Pembuatan/rehab Poskamling, Pembuatan/ rehab Talud, Pembangunan balai desa, Pengecatan masjid, Pengecatan gereja dan Pembuatan sumur sedangkan kegiatan non fisik antara lain meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara di kalangan masyarakat, kesadaran bela negara, penegakkan hukum, disiplin nasional dan pengetahuan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan seperti keluarga berencana, kesehatan, pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain
melalui penyuluhan atau kegiatan lainnya yang sifatnya memberikan pencerahan dan penguatan jati diri bangsa. Dalam arahannya Kasad juga menggarisbawahi bahwa berkaitan dengan penyelenggaraan TMMD ke-82 ini yang bertepatan dengan Pemilu calon Presiden/ calon Wakil Presiden 2009, agar netralitas TNI tetap dijaga dan mewaspadai adanya pemanfaatan TMMD sebagai ajang kampanye yang akan merusak citra TNI di masyarakat. Selanjutnya, Jenderal, yang pernah menjabat sebagai Pangdam Jaya ini, mengharapkan program TMMD ini benarbenar dapat dilaksanakan secara terpadu dan optimal, perlu dilakukan pengecekan ulang sebaik-baiknya di lapangan dengan pihak terkait, sehingga hal-hal yang akan menghambat dan menjadi hambatan
Rehabilitasi rumah penduduk
Rehabilitasi gedung sekolah
Prajurit TNI AD bersama rakyat melakukan pelebaran jalan
penyelenggaraan TMMD dapat diatasi dan dicarikan solusi yang terbaik. Pelaksanaan Program TMMD ke82, melibatkan personel atau pasukan sebanyak 64 Satuan Setingkat Kompi atau SSK dari TNI, dimana 1 SSK berjumlah 150 orang. Dengan tema penyelenggaraan TMMD ke-82 Tahun 2009 ini yakni “Melalui TNI Manunggal Membangun Desa Kita Tingkatkan Kebersamaan dalam Memberdayakan Masyarakat dan Desa Guna Meningkatkan Akselerasi Pembangunan di Daerah dalam rangka Mewujudkan Ketahanan Wilayah yang Tangguh serta Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa” diharapkan akan lebih memberikan manfaat bagi masyarakat terutama yang tinggal di daerah terpencil. (yen)
www.tniad.mil.id
7
LAPORAN UTAMA
RABINNISCAB Forum Evaluasi Program Kerja dan Pembinaan Satuan Rapat Pembinaan Teknis Kecabangan (Rabinniscab) merupakan sarana komunikasi antar Pimpinan dan Pembina LKT serta wahana untuk menyosialisasikan Pokok-Pokok Kebijaksanaan dan Pembinaan TNI Angkatan Darat kepada Kepala atau Komandan Satuan, dalam rangka membangun kesamaan persepsi terhadap berbagai kebijaksanaan pimpinan TNI Angkatan Darat terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan satuan. Di samping itu, Rabinniscab juga dapat digunakan sebagai forum untuk melaksanakan evaluasi terhadap program kerja tahun berjalan, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan satuan. Pernyataan itu disampaikan Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dalam sambutannya pada pembukaan Rabinniscab TNI Angkatan Darat di
8
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
Pussenarhanud Cimahi Bandung, Selasa (9/6). Kasad mengatakan, melalui evaluasi yang seksama, cermat dan sistematis akan teridentifikasikan berbagai kelemahan dan kekurangan yang masih ada, sehingga dapat dirumuskan penyempurnaannya dan sekaligus menentukan langkah antisipasi guna mencari solusi yang
terbaik bagi pembinaan satuan di masa yang akan datang. “Selain mengevaluasi pelaksanaan program satuan, forum ini juga agar digunakan untuk mengkaji setiap permasalahan yang dihadapi masingmasing kecabangan atau kesenjataan,” kata Kasad. Menurut Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, berbagai permasalahan kecabangan, kesenjataan maupun fungsi Angkatan Darat masih perlu didiskusikan baik yang berkaitan dengan alutsista, kemampuan anggaran, pendidikan, latihan maupun dalam melaksanakan fungsi utama. Kesemua permasalahan terjadi sebagai akibat berkembangnya geopolitik dan geostrategi baik tingkat nasional, regional maupun internasional serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kegiatan Rabinniscab ini dapat menghasilkan satu rumusan yang future prediction sehingga dapat mengantisipasi dan bisa menjawab tuntutan jaman dalam melaksanakan tugas-tugas satuan. “Jangan sampai, Rabinniscab ini menjadi tidak bermakna dan tidak bermanfaat, apalagi tidak mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan, atau jangan sampai kegiatan ini hanya dianggap sebagai suatu bentuk kegiatan yang bersifat rutin belaka,”tegas Kasad. Belakangan ini, sepertinya ada kecenderungan peningkatan pelanggaran yang dilakukan oknum prajurit, misalnya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh oknum prajurit, mulai dari desersi, laka lalin, narkoba maupun bentrokan dengan masyarakat dan polisi, kiranya
perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari setiap komandan dan unsur pimpinan satuan. Kasus yang sangat memprihatinkan adalah kejadian di Yonif 751/VJS beberapa waktu lalu. Huru hara militer tersebut terjadi sebagai akibat penerapan kemimpinan yang tidak tepat
Wakasad Letjen TNI J.Suryo Prabowo mengingatkan semangat dalam berkarya, hendaknya terus digelorakan di satuan masing-masing dalam rangka memberdayakan setiap prajurit melalui Pembinaan Satuan. “Sadarilah bahwa apa yang diputuskan dan dirumuskan,
berbagai permasalahan kecabangan, kesenjataan maupun fungsi Angkatan Darat masih perlu didiskusikan baik yang berkaitan dengan alutsista, kemampuan anggaran, pendidikan, latihan maupun dalam melaksanakan fungsi utama. Kesemua permasalahan terjadi sebagai akibat berkembangnya geopolitik dan geostrategi baik tingkat nasional, regional maupun internasional serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. sehingga menimbulkan pengingkaran pada jati diri prajurit yang dilakukan oleh sebagian anggota satuan. Demikian pula halnya kejadian penyerangan terhadap pos dan kasus salah lirik Yonif 754/ENK yang mengakibatkan jatuhnya korban pada pihak kita. Hal tersebut merupakan gambaran ketidakprofesionalan serta rendahnya tingkat disiplin prajurit dalam melaksanakan tugas operasi, sehingga ketentuan dan aturan di medan operasi tidak dilaksanakan dengan benar. Dari berbagai kejadian diatas, timbul suatu pertanyaan, siapa yang salah dan apa yang salah?. Untuk menjawab itu, Kasad minta kejadian diatas menjadi salah satu topik bahasan dan kajian dalam Rabinniscab ini, sehingga dapat ditemukan akar masalahnya sekaligus didapat solusinya. Dan tentunya kita semua berharap untuk tidak terulang lagi kejadian serupa di masa yang akan datang. Sementara itu pada penutupan Rabinniscab tahun 2009, kembali Kasad dalam sambutannya yang dibacakan
merupakan pemikiran positif dan konstruktif untuk menekan berbagai kelemahan dalam pelaksanaan program yang lalu maupun menyongsong tantangan tugas selanjutnya,” kata Kasad. Demikian juga koordinasi antar kecabangan yang terkait dengan penyelenggaraan operasi darat maupun gabungan, diharapkan akan lebih terpadu guna mendukung tugas-tugas operasi militer untuk perang dan selain perang. Tuntutan peningkatan profesionalitas dan disiplin prajurit merupakan suatu kebutuhan guna mampu menyikapi, menghadapi dan mengatasi dinamika perubahan global pada berbagai bidang kehidupan dewasa ini. Peningkatan kualitas prajurit menyangkut berbagai aspek yang saling terkait, saling mempengaruhi dan memiliki keterpautan yang sangat kompleks. Oleh karena itu upaya pembinaan satuan harus dilaksanakan secara terprogram dan antisipatif terhadap perkembangan multidimensional yang dinamis, sehingga prajurit mampu menghadapi dan mengatasi tantangan masa depan secara proporsional dan professional. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam kaitan dengan peningkatan profesionalitas dan disiplin keprajuritan adalah menjabarkan konsep-konsep yang dihasilkan dalam rapat ini menjadi tindakan operasional, sehingga dapat diwujudkan suatu pembinaan yang konkrit dalam mendukung tugas pokok satuan. Rabinniscab tahun 2009 yang berlangsung dari 9 - 12 Juni 2009 tersebut diikuti oleh 642 peserta dari seluruh kecabangan dan dihadiri oleh para pejabat teras TNI Angkatan Darat.
www.tniad.mil.id
9
LAPORAN UTAMA
MENGUKIR PRESTASI - MENDULANG EMAS PADA LOMBA TEMBAK AASAM 2009 Australian Army Skill at Arms Meeting
Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) tahun 2009 merupakan lomba tembak yang diselenggarakan oleh Angkatan Darat Australia untuk ke-24 kalinya dengan tujuan untuk mengukur kemampuan petembaknya dalam keterampilan menembak (marksmanship). Untuk kesekian kalinya, Angkatan Darat Australia mengundang 16 negara di kawasan Asia Pasifik dan Eropa serta negara – negara Persemakmuran (Commonwealth) dan pada akhirnya dapat diikuti oleh 11 kontingen internasional, termasuk didalamnya kontingen TNI-AD dan Angkatan Darat Australia sendiri. TNI-AD telah ikut serta dalam lomba tembak AASAM selama tiga kali yang terhitung mulai tahun 1995 di Canungra, Queensland, kemudian berturut – turut tahun 2005 di Singleton, New South Wales dan tahun 2008 di Puckapunyal, Victoria. Selama mengikuti kegiatan lomba tembak tersebut, telah diaplikasikan beberapa materi yang menuntut keterampilan menembak militer dan pada tahun 2009 ini panitia AASAM menyajikan materi lomba tembak tempur (combat shooting). Berdasarkan Surat Perintah Kasad Nomor : Sprin/677/IV/2009 tanggal 15 April 2009 tentang perintah untuk mengikuti lomba tembak Australian Army Skill At Arms Meeting (AASAM) tahun 2009 di Australia maka sejumlah 15 orang Prajurit TNI-AD dari berbagai satuan yang tergabung dalam kontingen berangkat ke Puckapunyal, Victoria Australia. Kontingen internasional yang diundang
10
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
untuk berpartisipasi dalam lomba tembak AASAM tahun 2009 sejumlah 16 negara, namun demikian terdapat 10 negara yang hadir dalam kompetisi ini dengan perincian sebagai berikut: Australia : 1 kontingen. Brunei Darussalam : 1 kontingen. Canada : 2 kontingen. Indonesia : 1 kontingen. Malaysia : 1 kontingen. New Zealand : 1 kontingen. Papua New Guinea : 1 kontingen. Philippines : 1 kontingen. Singapore : 1 kontingen. United Kingdom : 1 kontingen. Jumlah : 11 kontingen. Komposisi masing – masing kontingen terdiri dari 15 orang personel yang terbagi atas 10 orang petembak dan 5 orang official, kontingen TNI-AD terdiri dari : a.Letkol Inf Tandyo Budi R, selaku Komandan Kontingen. b.Mayor Inf M. Asmi, selaku Captain Team. c.Kapten Arh Yogi Nugroho, Coach. d.Kapten Inf Kamil B.P., Coach. e.Kapten CAJ Y. Nugroho, Perwira Psikologi. f.Sertu Poltak, petembak senapan dan machine gun. g.Sertu Safrin Sihombing, petembak
senapan dan pistol. h.Serka Sutarto, petembak senapan dan pistol. i. Serda Suparjiono, petembak senapan dan pistol. j. Kopda Woli Hamsan, petembak senapan dan machine gun. k.Serda Yepri, petembak senapan. l.Praka Firnando, petembak senapan dan machine gun. m.Serda Herlansah, petembak senapan dan machine gun. n.Praka Didi Darmadi, petembak senapan dan pistol. o.Kopda Mansur, petembak senapan. Lomba tembak AASAM tahun 2009 diselenggarakan oleh personel Angkatan Darat Australia yang berasal dari Combined Arms Training Centre (CATC), School of Infantry (SOI) dan beberapa satuan lainnya dari tanggal 02 sampai dengan 24 Mei 2009 dengan materi lomba yang dilaksanakan adalah : a. Senapan (16 Match). b. Pistol (7 Match). c. SO (5 Match). d. Gabungan Senapan & SO (5 Match). e. Overall - Champion (8 Match). Dengan total materi lomba sejumlah 41
Match, maka terdapat 41 medali (masing – masing meliputi medali emas, perak dan perunggu) yang diperebutkan oleh tim internasional dalam lomba tembak AASAM tahun 2009. Berbagai hambatan dan rintangan dialami oleh kontingen Indonesia, namun demikian tidak menyurutkan semangat untuk memperoleh hasil yang terbaik. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh selama pelaksanaan lomba adalah masalah cuaca di Puckapunyal yang dapat berubah dalam waktu sangat singkat. Udara dingin di wilayah Puckapunyal dan sekitarnya, karena berada pada musim gugur (bulan Mei 2009), telah berpengaruh terhadap kondisi fisik petembak, dengan kisaran temperatur suhu sebagai berikut : a. Pagi dan malam hari : antara 0 – 10° C b. Siang dan sore hari : antara 5 – 18° C. Sedangkan angin cukup kencang berkisar antara 5 – 20 Knot, berpengaruh sangat besar terhadap perkenaan proyektil munisi di lesan. Sehingga dengan demikian dilaksanakan upayaupaya untuk mengatasi kondisi tersebut dengan : a.Melaksanakan pemanasan dan senam sebelum kegiatan menembak serta membeli kantong air panas (karet) untuk menghangatkan badan dan jarijari tangan. b.Menginformasikan dan mengingatkan petembak untuk menyetel penggunaan teleskop di senjata sesuai dengan perkiraan kecepatan angin di tiap jarak tembak pada pelaksanaan menembak. c. Menggunakan perlengkapan musim dingin (jaket pembagian), memerintahkan petembak untuk mengenakan pakaian dalam rangkap tiga dan memakai mantel hujan perorangan serta memanfaatkan waktu luang yang ada untuk pemanasan dan latihan pendahuluan (drill teknis) materi yang akan dilombakan.
tingkat perorangan, antar kontingen maupun antar negara. Adapun hasil lomba yang dicapai oleh Kontingen TNI-AD sangat membanggakan karena disamping kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing petembak serta latihan yang dilaksanakan selama penyiapan kontingen baik pada tahap seleksi maupun pada tahap pembentukan
tim juga di dukung oleh kualitas serta kehandalan senjata SS-2 V-4 sejenis senapan serbu yang diproduksi oleh PT PINDAD INDONESIA. Kontingen TNI-AD dapat menunjukkan prestasi yang cukup baik dengan mendapatkan 59% medali emas, 41% medali perak dan 39% medali perunggu dari jumlah 41 medali yang diperebutkan.(asmi)
HASIL YANG DICAPAI Lomba Tembak AASAM 2009 di Puckapunyal, Victoria, Australia yang diikuti oleh beberapa satuan Angkatan Bersenjata Australia (untuk materi lomba internal Australian Defense Force) serta kontingen internasional, telah dapat dilaksanakan dan diselesaikan secara aman, tertib, lancar, sportif dan baik. Seluruh peserta lomba telah memahami arti penting sportifitas bertanding guna mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dalam
www.tniad.mil.id
11
LAPORAN UTAMA
Tim Tembak TNI AD Juara Umum AASAM di Australia
Prajurit TNI Angkatan Darat kembali menunjukkan keunggulannya dari prajurit Angkatan Darat negara lain dan berhasil mempersembahkan prestasi yang terbaik dengan keluar sebagai juara umum pada event lomba tembak Australian Army Skill At Arms Meeting (AASAM) 2009.
Para petembak TNI AD dibawah pimpinan Letkol Inf Tandyo Budi R. keluar sebagai juara umum dengan mempersembahkan 24 medali emas, 17 perak, dan 16 perunggu. Lomba tembak AASAM 2009 merupakan event lomba tembak berskala Internasional yang diikuti 10 negara, diantaranya Indonesia, Australia, Malaysia, Singapura, Canada, New Zealand, Piliphina dan Papua Nuguinea yang dilaksanakan di Puckapunyal Victoria, Australia sejak tanggal 2 Mei hingga 24 Mei 2009. Keikutsertaan Angkatan Darat dalam lomba ini untuk menunjukkan kredibilitas dan profesionalitas TNI Angkatan Darat kepada sesama Angkatan Darat dari negara-negara lain.
Kegiatan laporan Tim Tembak TNI AD di Mabesad
12
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo ketika menerima Tim Tembak AASAM 2009 Senin, (25/5) di Mabesad menyampaikan rasa bangga dan mengucapkan terima kasih serta selamat atas prestasi yang telah diraih dalam mengikuti Lomba Tembak ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan Kasad kepada koordinator, para pelatih dan pendukung, atas dedikasi, semangat dan loyalitas serta pengorbanannya sehingga Tim TNI Angkatan Darat meraih sukses seperti yang kita harapkan bersama. ”Hasil yang diperoleh ini telah membuktikan kesungguhan, keseriusan, kegigihan dan semangat juang yang begitu tinggi dalam mempersembahkan prestasi terbaik,
yang membanggakan kita semua dalam membawa nama baik bangsa dan negara, khususnya TNI Angkatan Darat di forum Internasional”, kata Kasad. Kasad mengatakan, dengan hasil yang diperoleh ini, kalian boleh berbangga, tetapi hendaknya kebanggaan itu jangan justru membuat lengah dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi event Lomba Tembak yang sama pada AASAM mendatang. ”Sadarilah bahwa prestasi terbaik yang diraih dalam event ini, merupakan akumulasi dari latihan yang optimal dan sungguh-sungguh, baik oleh para petembak, komando latihan maupun pelatih dan pendukung dalam menghadapi Lomba Tembak ini”, tegas Kasad. Pucuk pimpinan Angkatan Darat kembali mengingatkan, dengan selesainya Lomba Tembak AASAM ini, semangat kebersamaan dan persahabatan di antara sesama anggota Tim selama lomba berlangsung agar dipelihara dan terus ditingkatkan. Sikap dan semangat seperti itu sangat diperlukan dan menjadi landasan yang kuat untuk mewujudkan keberhasilan dalam event sejenis yang bersifat kolektif di masa yang akan datang dengan harapan prestasi yang telah diraih dapat dipertahankan dalam lomba tembak AASAM yang akan datang. Namun harus diakui bahwa masih ada prajurit yang belum mempunyai kemampuan menembak seperti yang diharapkan. ”Karenanya, keterbatasan yang ada, jangan dijadikan faktor penghalang utama dalam meningkatkan kemampuan menembak prajurit. Hendaknya perlu dicari suatu solusi pemecahan melalui efektivitas dan efisiensi dalam metoda latihan menembak, sehingga diharapkan dari waktu ke waktu kemampuan menembak prajurit TNI Angkatan Darat dapat meningkat”, kata Kasad. Hadir pada acara tersebut Wakassad Letjen TNI J.Suryo Prabowo, Irjenad Mayjen TNI GR.Situmeang, Para Asisten Kasad, Kadispenad dan para pejabat teras Markas Besar TNI AD.
PENERANGAN PASUKAN
JL. VETERAN NO.5 JAKARTA PUSAT, TELEPON : 3456838, 3813434, Fax : 3848300 Nomor : 07 Juli 2009 WUJUDKAN HUBUNGAN HARMONIS TNI AD-POLRI Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun politik, karena pada tahun ini ada dua agenda besar bangsa Indonesia di bidang politik, yaitu Pemilu Legislatif yang sudah dilaksanakan pada bulan April 2009 yang lalu, dan Pemilu Capres dan Cawapres RI yang akan digelar pada bulan Juli tahun 2009 yang akan datang, untuk periode tahun 2009-2014. Dalam menghadapi pesta demokrasi tersebut, TNI AD sebagai bagian dari elemen masyarakat, memiliki tugas dan tanggung jawab menciptakan situasi kehidupan berbangsa yang harmonis, tentram dan damai, agar dalam pelaksanaan Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009 yang akan datang dapat berjalan dengan lancar dan aman. Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam pelaksanaan pesta demokrasi, tentu dituntut kerjasama yang baik dari segenap lapisan masyarakat, termasuk didalamnya anggota TNI maupun Polri sebagai aparat keamanan, dengan selalu berupaya mewujudkan hubungan yang harmonis dalam berbagai hal, sehingga kebersamaan dan keberadaannya ditengahtengah masyarakat dapat benar-benar dirasakan manfaatnya, terutama dalam tugas memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam ikut menentukan masa depan bangsa melalui pelaksanaan Pemilu tahun 2009 ini. Sungguh suatu hal yang ironis jika kita menyaksikan realitas di lapangan saat ini, dimana masih sering kita lihat gesekan dan benturan antar sesama aparat, termasuk antara anggota TNI Angkatan Darat dengan anggota Kepolisian RI, yang dilatarbelakangi oleh hal-hal yang sangat sepele, baik ketika sedang bertugas maupun sedang tidak bertugas. Dalam menyikapi hal tersebut, agar tidak terulang kembali kejadian yang memalukan itu dikemudian hari, permasalahan ini harus mendapat perhatian yang serius dan harus ditangani bersama secara proporsional sesuai kewenangan dan aturan yang berlaku, agar tidak menodai citra satuan baik Polri maupun Angkatan Darat. Sehubungan dengan itu, setiap pimpinan/komandan di satuan masing-masing perlu mencari akar permasalahan dan menemukan solusinya dengan cara duduk bersama antara pimpinan satuan jajaran Angkatan Darat dengan pimpinan satuan Polri setempat untuk dapat mewujudkan hubungan yang harmonis antar sesama aparat keamanan, Oleh karenanya kepada setiap pimpinan/komandan satuan untuk melakukan tindakan-tindakan nyata, antara lain dengan: 1. Melaksanakan olahraga bersama dengan anggota kepolisian setempat secara terus menerus. 2. Saling berkunjung antara perwira di satuan dengan perwira kepolisian setempat. 3. Memberikan pemahaman pada setiap kesempatan yang ada kepada anggota tentang dampak negatifnya bila terjadi perkelahian antara sesama aparat. 4. Menyelesaikan setiap permasalahan dengan bijaksana dan tuntas, sehingga tidak menimbulkan rasa dendam dikemudian hari. 5. Manfaatkan kegiatan bintal sebagai sarana untuk membangun citra TNI dan rasa persaudaraan sesama aparat keamanan. Demikian Lembar Penerangan Pasukan ini disampaikan untuk dapat dipedomani, dilaksanakan dan disebarluaskan kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Darat.
www.tniad.mil.id
13
NAPAK TILAS
Mayor Jenderal Anumerta D.I. Panjaitan (1925-1965)
Pembongkar Konspirasi
PKI - RRC
Keberhasilan Mayor Jenderal Anumerta D.I. Panjaitan membongkar rahasia kiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) serta penolakannya terhadap rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani, membuat dirinya masuk daftar salah satu perwira Angkatan Darat yang dimusuhi oleh PKI. Kebencian PKI itu kemudian berujung pada aksi penculikan serta pembunuhan dirinya saat pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Pria kelahiran Balige, Tapanuli yang bernama lengkap Donald Isac Panjaitan, ini masuk militer pada jaman pendudukan Jepang. Setelah lebih dulu mengikuti latihan Gyugun, ia selanjutnya ditugaskan di Gyugun Pekanbaru, Riau. Setelah kemerdekaan RI, ia merupakan salah seorang pembentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Di TKR, ia mengawali kariernya sebagai komandan batalyon, selanjutnya ia sering berpidah tugas. Setelah Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan, ia diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara & Teritorial (T&T) I/ Bukit Barisan di Medan. Ia juga pernah bertugas sebagai Atase Militer di Bonn, Jerman. Terakhir ia bertugas sebagai Asisten IV Menteri/ Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) ketika peristiwa
14
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
sadis itu menimpa dirinya. Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925. Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar, kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama, dan terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika ia tamat Sekolah Menengah Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga ketika masuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi TNI. Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian
menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/ Banteng di Bukit Tinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Seiring dengan berakhirnya Agresi Militer Belanda ke II, Indonesia pun memperoleh pengakuan kedaulatan. Panjaitan sendiri kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I/Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/ Sriwijaya. Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia ditugaskan
sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, ia pun pulang ke Indonesia. Namun tidak lama setelah itu yakni pada tahun 1962, perwira yang pernah menimba ilmu pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah terakhir yang diembannya saat peristiwa G 30/S PKI terjadi. Ketika menjabat Asisten IV Men/ Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam petipeti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giatnya mengadakan persiapan melancarkan pemberontakan. Penganut Kristen ini, terkenal sangat taat beragama. Karenanya, dia juga salah satu perwira di jajaran TNI AD yang tidak menyukai PKI sekaligus yang menolak pembentukan Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani sesuai rencana PKI. Dan karena itulah dirinya dimusuhi dan dibunuh oleh PKI. Dengan bertameng alasan dipanggil oleh Panglima Tertinggi Presiden Soekarno, tujuh perwira tinggi TNI AD, pada malam 30 September atau pagi dinihari tanggal 1 Oktober 1965 hendak
diculik oleh sekelompok berpakaian Pengawal Presiden yang kemudian diketahui adalah pasukan PKI. Enam perwira tinggi itu berhasil diculik, namun Jenderal A.H. Nasution berhasil lolos tapi puteri dan ajudannya menjadi korban peristiwa itu. Mayjen Anumerta D.I. Panjaitan yang malam dinihari itu merasa heran akan pemanggilan mendadak itu. Namun karena loyalitasnya pada pimpinan tertinggi militer, Presiden Soekarno, ia pun berangkat namun terlebih dahulu berpakaian resmi. Namun firasatnya yang tajam sepertinya merasakan bahaya yang sedang terjadi. Sebelum memasuki mobilnya, dengan berdiri di samping mobil ia lebih dulu memohon doa kepada Tuhan. Namun belum selesai menutup doanya, pasukan PKI sudah memberondongnya dengan peluru. Ia bersama enam perwira lainnya, lima diantaranya perwira tinggi yakni: Jend. TNI Anumerta Achmad Yani; Letjen. TNI Anumerta Suprapto; Letjen. TNI Anumerta S Parman; Letjen. TNI Anumerta M.T. Haryono; Mayjen. TNI Anumerta Sutoyo S; dan satu perwira pertama, ajudan Jenderal Nasution yakni Kapten CZI TNI Anumerta Pierre Tendean pada malam itu gugur sebagai bunga bangsa demi mempertahankan ideologi Pancasila. Pencarian yang dilakukan di bawah pimpinan Soeharto (Mantan Presiden RI yang waktu itu menjabat sebagai Pangkostrad), ditemukanlah jenazah Panjaitan di Lubang Buaya, terkubur
massal di dalam satu sumur tua yang tidak dipakai lagi bersama enam perwira lainnya. Ia gugur sebagai Pahlawan Revolusi, kemudian dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, pangkatnya yang sebelumnya masih Brigadir Jenderal kemudian dinaikkan satu tingkat menjadi Mayor Jenderal. Kini di Lubang Buaya, Jakarta Timur di depan sumur tua tempat jenazah ditemukan, berdiri Tugu Kesaktian Pancasila sebagai tugu peringatan atas peristiwa itu. Dan pada era pemerintahan Soeharto ditetapkanlah tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai Hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional.
Isteri Pahlawan Revolusi DI Pandjaitan Tutup Usia
Ny Marieke Pandjaitan, istri pahlawan revolusi DI Pandjaitan tutup usia pada tanggal 2 Mei 2009 dalam usia 83 tahun, Sabtu (2/5). Ny Marieke Pandjaitan meninggal di Rumah Sakit Sentra Medika Sukabumi, Jawa Barat dengan tenang ketika menghabiskan waktu di luar kota. ”Ibu meninggal ketika sedang ke Sukabumi,” ujar putra keempat almarhumah Mayjen
TNI Hotmangaradja Pandjaitan yang juga sebagai Pangdam IX/Udayana.. Ny Marieke Pandjaitan lahir pada tanggal 1 April 1926 di Porsea, Sumatera Utara dengan nama Marieke Tambunan. Ia menikah dengan DI Pandjaitan di saat revolusi bersenjata di tahun 1946. Almarhumah ditinggalkan oleh Brigjen (Purn) DI Pandjaitan ketika berusia 36 tahun. Ia pun lalu mendidik sendiri enam orang anak hasil pernikahannya. Hingga kini almarhumah meninggalkan 5 orang anak dan enam cucu. Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan menyatakan sepeninggal ayahnya dalam tragedi G 30 S/PKI ibunya berkonsentrasi pada pendidikan putra-putrinya. Ia mengaku mengagumi ibunya dalam mendidik saudara-saudaranya. ”Empat saudara saya didorong terus untuk melanjutkan studi di luar negeri,” ungkapnya. Jenazah almarhumah sempat
disemayamkan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta sebelum dibawa ke rumah duka di Jalan Hasanudin No 53 Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Rencananya almarhumah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dalam upacara militer dengan Inspektur Upacara Kepala Staf Garnisun 1/Jakarta Raya Brigjen TNI Avianto, pada Senin (4/5).
www.tniad.mil.id
15
PROFIL
16
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
sia, kedua bidang Operasi dan Latihan, meningkatkan kemampuan perorangan meliputi kemampuan beladiri, kemampuan samapta dan kemampuan menembak, ketiga bidang personel, meningkatkan pembinaan karier dan pendidikan, keempat, bidang Logistik, meningkatkan pemeliharaan alutsista agar dapat digunakan secara maksimal, kelima bidang teritorial, menggalakan komunikasi sosial dengan masyarakat sekitar asrama melalui kegiatan – kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti olah raga dan karya bhakti.
Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti sebagai satuan pemukul Kodam Jaya dituntut untuk memiliki kesiapan satuan yang optimal agar dapat di proyeksikan dalam berbagai bentuk penugasan guna mempertahankan dan menjaga kedaulatan Ibukota NKRI. Berkaitan dengan tuntutan tugas tersebut maka Brigif 1 Pam Ibukota/ Jaya Sakti harus mampu melaksanakan pembinaan satuan yang efektif dan efesien serta dilaksanakan secara terus-menerus sehingga didapatkan kesiapan satuan yang handal serta mampu mendukung pelaksanaan tugas pokok dan tugas-tugas satuan. Wilayah yang menjadi tanggung jawab Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti meliputi DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Depok yang didalamnya terdapat berbagai sentra industri dan perdagangan serta simbolsimbol negara karena kedudukannya di pusat pemerintahan dan Ibukota negara serta merupakan pusat berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional. Untuk menjawab tantangan tugas
tersebut, Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti dan satuan jajarannya berupaya memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit dan satuannya berlandaskan program dari komando atas maupun upaya-upaya komandan satuan dalam pembinaan satuan. Sebagai salah satu Brigade yang kedudukannya sangat strategis di Ibukota, tugas-tugas satuan yang dihadapinyapun sangat dinamis dan kompleks. Menurut Komandan Brigade Infantri 1 Pam Ibukota/ Jaya Sakti yang baru, Letnan Kolonel Inf Joni Supriyanto saat ditanya tim redaksi Palagan tentang konsep yang direncanakan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajuritnya, menguraikan : pertama bidang pengamanan, meningkatkan pengamanan personel dan materil untuk menghindari jatuhnya korban dan kerugian yang sia-
Proses Pembentukan Satuan Latar belakang dibentuknya Brigif 1 Pam Ibukota /Jaya Sakti bermula pada bulan Desember 1949, Divisi VI/SKO memperbantukan 4 Batalyon ke Jakarta untuk menjaga ketertiban dan keamanan di daerah Jakarta yang selanjutnya ke 4 Batalyon tersebut menjadi Brigade 23. Sesuai instruksi Gubernur Militer Jakarta Raya Nomor : 39/M tanggal 7 Maret 1950 saat itu, dilakukan penyusunan organisasi Staf Brigade dan Batalyon- Batalyonnya. Pada tanggal 24 Desember 1960 merupakan hari peresmian Kodam V/Jaya, yang meliputi wilayah hukum Jakarta Raya, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tanggerang dan Kota Administratib Depok, dimana Brigif 1/Jaya Sakti merupakan salah satu Satuan Organiknya. Tak heran kalau dilihat dari motto yang dimiliki Brigif 1 Pam Ibukota yakni “ATITA ARTHA ANTA” pantang mundur sebelum tujuan tercapai, menunjukkan bahwa beban tugasnya yang begitu berat dan kompleks dan selalu dituntut kesiapannya dalam mengamankan Ibukota Negara. Dhuaja ini mengandung arti bahwa setiap prajurit Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti, dengan kewibawaannya senantiasa mengabdikan diri sebagai Bhayangkari nusa dan bangsa dengan penuh kebenaran dan kejujuran. Tugas Pokok dan Tugas-Tugas Satuan Brigif 1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti sebagai satuan pemukul Kodam Jaya mempunyai tugas pokok mencari, mendekati, menawan dan menghancurkan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan sepanjang tahun di wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Depok sesuai perintah komando atas. Sedangkan tugas-tugas satuan yang dilaksanakan oleh prajurit di jajaran Brigif 1 Pam Ibukota yakni tugas pengamanan ibukota meliputi pengamanan wilayah, pengamanan objek vital, pengamanan VVIP dan pengamanan pejabat tinggi negara. Selain tugas pertahanan, tugas-tugas Operasi Militer Selain Perang pun menjadi tanggung jawab prajurit di jajaran Brigif 1 Pam Ibukata ini. Tugas-tugas tersebut meliputi bantuan penanggulangan
www.tniad.mil.id
17
PROFIL
bencana alam, Bhakti TNI dan bantuan kemanusiaan kepada PBB. Disamping itu tugas perbantuan kepada Polri dan Pemda juga tidak kalah pentingnya menjadi bagian dari tugas mereka, antara lain pengamanan kegiatan masyarakat, antisipasi terjadinya kerusuhan massal, pengamanan hari besar nasional dan pengamanan Pemilu. Saat disinggung tentang keterlibatan Brigif 1 Pam Ibukota pada Pemilu 2009, orang nomor satu di jajaran Brigif 1 Pam Ibukota/ Jaya Sakti ini, menjelaskan selama TA. 2009 Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti dilibatkan dalam pengamanan sebagai unsur perkuatan/bantuan terhadap Polri, khususnya selama rangkaian kegiatan pemilihan anggota legislatif, kedepan masih ada satu event besar yaitu Pilpres dan rangkaian kegiatannya. Menurutnya Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya
Sakti sudah pasti menjadi bagian dari unsur pengamanan kegiatan tesebut dan salah satu penekanan yang menjadi pegangan dalam melaksanakan tugas itu adalah prinsip Netralitas TNI yang telah digariskan oleh para petinggi TNI. Dengan semangat Netralitas tersebut, maka pasukan Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti akan dapat berbuat maksimal dalam
mengamankan rangkaian pesta demokrasi tersebut, tambahnya. Organisasi. Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti yang bermarkas di Kelurahan Kalisari Kecamatan Pasar Rebo - Jakarta Timur mempunyai kompisisi organisasi yang terdiri dari satu yon Mekanis 201/ Jaya, 2 Yonif, 1 Yonkav dan 1 Denma Brigif 1 Pam Ibukota. Kedudukan keempat batalyon yang ada dibawah Brigif 1 Pam Ibukota tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Untuk Yon Mekanis 201/JY berkedudukan dikelurahan Gandaria Kec. Pasar Rebo, Jakarta Timur, Yonif 202/TM berkedudukan di Kelurahan Bojong Rawa Lumbu Kec Bekasi Timur Kab Bekasi, Yonif 203/AK berkedudukan di Kelurahan Gandasari Kec .Jati Uwung Kota Tangerang, Yonkav-9/BU berkedudukan di Desa Pondok Jagung Serpong Kabupaten Tangerang. Tugas Operasi Tempur Beragam bidang penugasan baik berskala nasional maupun internasional telah dijalankan prajurit Brigif 1 Pam Ibukota ini/ Jaya Sakti ini, perjalanan panjang dalam melaksanakan tugas operasi tempur telah membawa kemampuan dan kematangan dalam mengatasi berbagai ganguan yang ingin memecah belah bangsa. Tugas operasi tempur yang pernah dilaksanakan prajurit dibawah jajaran Brigif 1 PAM Ibukota/ Jaya
18
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
Sakti ini antara lain : a. Batalyon Infanteri 201/Jaya Yudha 1.Melaksanakan tugas operasi Kilat selama 10 bulan didaerah Sulsera dalam rangka penumpasan gerombolan Kahar Muzakar dari tanggal 31 Agustus 1965 s/d 1 Juni 1966. 2. Melaksanakan operasi penumpasan sisa-sisa G 30 S/PKI Di daerah Kodam Jaya pada pertengahan tahun 1966. 3 Melaksanakan tugas Operasi di daerah Timor-Timur dari tanggal 28 Nopember 1979 s/d tangal 25 Agustus 1980 . 4 Operasi Kamdagri yang tergabung dalam Kompi Rajawali ( O p e r a s i daerah rawan Aceh) dari tanggal 1 Pebruari 2001 s/d April 2002. b Batalyon Infanteri 202/Tajimalela 1 Melaksanakan tugas penumpasan PKI Muso di Madiun dibawah pimpinan Mayor Inf Umar Wirahadikusumah pada tahun 1947. 2 M e l a k u k a n o p e r a s i penghancuran terhadap Belanda dan DI/TII Kartosuwiryo tahun 1948 3 Melaksanakan tugas operasi penumpasan gerakan RMS di Ambon, tahun 1950. 4 Melaksanakan tugas operasi penumpasan Gerakan APRA di Jawa Barat tahun 1951. 5 Melaksanakan operasi penumpasan G.30.S/PKI didaerah Kodam V/Jaya tahun 1965. 6 Melaksanakan tugas operasi di TimorTimur dari tanggal 27 Juli 1978 s/d 21 Oktober 1979. 7 Operasi Kamdagri yang tergabung dalam Kompi Rajawali ( O p e r a s i daerah rawan Aceh) dari tanggal 1 Pebruari 2001 s/d April 2002. c Batalyon Infanteri 203/Arya Kamuning 1 Melaksanakan tugas operasi terhadap gerombolan DI/TII Kartosuwiryo di Cileungsi Bogor tahun 1951. 2 Melaksanakan tugas operasi pengamanan didaerah Kuningan dari gangguan gerombolan DI/TII tahun 1958 3 Melaksanakan tugas operasi di Sumatra Utara dalam rangka penumpasan pemberontakan PRRI tahun 1960. 4 Melaksanakan tugas penumpasan pemberontakan G.30 S./PKI di daerah Kodam V/Jaya tahun 1965. 5 Dari tanggal 15 Oktober 1988 s/d 14 Juni 1989 melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur. 6 Operasi Kamdagri yang tergabung dalam Kompi Rajawali (Operasi daerah rawan Aceh) dari tanggal 1 Pebruai 2001 s/d 18 April 2002. d Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu. 1 Tahun 1954 Kikavser 1 dengan Ranpur PT. 76 untuk tugas “Dwikora” di
Setiap prajurit Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti, dengan kewibawaannya senantiasa mengabdikan diri sebagai Bhayangkari nusa dan bangsa dengan penuh kebenaran dan kejujuran. Kalimantan. 2 Tahun 1966 Kikavser 2 bertugas ke Makasar dalam rangka o p e r a s i “Hanuang” yang di BP kan ke Kodam XIV/Hasanudin. 3 Tanggal 6 Juni 1980 Yonkav-9/Penyerbu menugaskan 2 K o m p i penyerbu dalam bentuk Kisusgas A dan B untuk penugasan operasi ke daerah Timor-Timur. 4 Tanggal 9 Januari 1981 Yonkav-9/ Penyerbu menugaskan 1 Kompi penyerbu Kisusgas C untuk menggantikan Kisusgas A pada pelaksanaan tugas operasi ke daerah Timor-Timur. 5 Tanggal 14 Juni 1982 Yonkav-9/ Penyerbu menugaskan 1 Kompi penyerbu Kisusgas E guna menggantikan Kisusgas D untuk penugasan operasi ke daerah TimorTimur. e. Penugasan lain. 1 Pam Kunjungan Presiden Amerika
Serikat George W. Bush tahun 2006 di Istana Bogor Jawa Barat 1 Pam kegiatan kenegaraan 2 Pam kegiatan Sidang Umum MPR/DPR sebagai Satgasus-393 3 Pam KTT Non Blok 1992 4 Pam APEC tahun 1994 5 Pam Indonesia Air Show tahun 1996 6. Pam KTT OKI tahun 1997 di Jakarta 7. Pam Sea Games ke XIX di Jakarta 8. Pam Pemilu 1998 di Jakarta 9. Pam Sidang Umum MPR tahun 1998 di Jakarta 10. Pam Sidang Istimewa 1999 di Jakarta 11. Pam Pemilu 1999 di Jakarta 12. Pam Sidang Umum MPR tahun 1999 di Jakarta 13. Pam KTT ASEAN SUMMIT IX September 2003 di Bali 14. Pam KTT AA dan peringatan 50 tahun KAA tahun 2005 di Jakarta 15. Pam Sidang Komisi ke-60 UNESCAF tahun 2006 di JCC Jakarta
www.tniad.mil.id
19
PROFIL
TNI Angkatan Darat membentuk kembali Dinas Sejarah Angkatan Darat sebagai organisasi baru yang telah diresmikan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo pada Rabu, 5 Nopember 2008 bertempat di Jalan Belitung Bandung. Dengan dibukanya kembali Disjarahad diharapkan Disjarahad dapat berperan penting dalam menjaga objektivitas penulisan sejarah TNI AD yang kerap kali dibengkokkan dan dapat membuka akses selebar-lebarnya bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan segala potensi yang ada di Dinas Sejarah Angkatan Darat ini, seperti Perpustakaan dan Museum. Dinas Sejarah Angkatan Darat adalah Badan Pelaksana Pusat ditingkat Markas Besar Angkatan Darat sebagai staf khusus Kasad yang berkedudukan langsung dibawah Kepala Staf Angkatan Darat. Fungsi kesejarahan yang diemban meliputi: Pembinaan Dokumen Sejarah, Penulisan Sejarah, Perpustakaan, Museum Monumen dan Tradisi dirasa perlu bagi seluruh prajurit Angkatan Darat untuk lebih jauh mengetahui tentang Sejarah terbentuknya, kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Sejarah Angkatan Darat.
Markas Besar Dinas Sejarah Angkatan Darat
DINAS SEJARAH ANGKATAN DARAT
LAHIR KEMBALI Latar Belakang Berdirinya Disjarahad Berdirinya Disjarahad secara organisasi sebenarnya sudah ada sejak tahun 1953, namun kebijakan pimpinan tentang reorganisasi TNI AD pada tahun 1985, Disjarah dilikuidasi ke dalam Disbintalad. Saat itu fungsi sejarah diemban oleh Disbintalad, ini berarti mengemban dua fungsi, yaitu pembinaan mental dan kesejarahan. Selama bergabung dengan Disbintalad fungsi sejarah hanya diwadahi oleh dua Subdis yaitu Subdisbindoklistaka dan Subdisbinmusmontra. Selama 23 tahun berjalan (1985-2008) berdasarkan
Gedung Museum dan Perpustakaan Disjarahad
20
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
hasil kajian akademik fungsi kesejarahan ternyata tidak dapat terlaksana secara optimal. Melihat kenyataan seperti ini dan dihadapkan dengan tuntutan tugas kesejarahan, Pimpinan TNI AD memutuskan membentuk kembali Disjarahad. Dihidupkannya kembali Disjarahad mempunyai nilai strategis, karena sejarah dapat dimanfaatkan untuk membangun jiwa dan militansi prajurit serta merekontruksi kembali pengabdian TNI AD terhadap Bangsa dan Negara. Melalui proses yang cukup panjang dan berbagai pertimbangan, Panglima TNI mengeluarkan Peraturan Panglima
Disjarahad membina dan menyelenggarakan fungsi sejarah Angkatan Darat. Sedangkan dalam melaksanakan tugas pokoknya, Disjarahad menyelenggarakan fungsi utama yang meliputi : pembinaan fungsi, pembinaan dokumen, pembinaan musmontra. Fungsi organik militer meliputi: bidang intelijen, operasi, personel, territorial, perencanaan, pengawasan dan penegendalian. Fungsi organik pembinaan meliputi: bidang doktrin, pendidikan dan latihan. Visi & Misi Visi TNI Nomor Perpang/17/IV/2008 tanggal 7 April 2008 tentang menyetujui Pembentukan Organisasi Disjarahad. Untuk menindaklanjuti kebijakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, maka Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo mengeluarkan peraturan Kasad Nomor Perkasad /31/V/2008 tanggal 28 Mei 2008 tentang Pembentukan Dinas Sejarah Angkatan Darat. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Kasad Nomor Perkasad /25/V/2008, tanggal 6 Mei 2008 tentang Organisasi dan Tugas Disjarahad dan Surat Telegram Kasad Nomor ST/1479/2008 tanggal 9 Oktober 2008 tentang Perintah Persiapan Upacara Sertijab Pangkotama / Balakpus TNI AD termasuk di dalamnya Upacara Peresmian Disjarahad, maka pada tanggal 5 Nopember 2008 dilangsungkan Upacara Peresmian Disjarahad dengan Inspektur Upacara Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dan bertindak sebagai Komandan Upacara Wakadisjarahad Kolonel Cba Ir. Drs. Djoko Susilo M.T. Dalam peresmian Disjarahad tersebut sekaligus dilaksanakan p e l a n t i k a n Kadisjarahad Brigjen TNI Amril Amir. S.IP, ditandai dengan pemasangan tanda jabatan Kadisjarahad, pemakaian tanda lokasi Disjarahad, penyerahan Pusara Disjarahad “Vidya Yuddha Casana” serta penandatanganan prasasti Disjarahad oleh Kepala Staf Angkatan Darat.
Menjadi lembaga yang mampu menyusun, memelihara dan mensosialisasikan kesejarahan TNI AD serta semangat juang di lingkungan TNI AD. Misi 1. Melaksanakan pembinaan, pengumpulan, pemeliharaan dan pengolahan data dan dokumen sejarah. 2. Meningkatkan kemampuan dan semangat personel sejarahwan untuk menguasai wahana kesejarahan. 3. Memberikan pembekalan metodologi penulisan sejarah sehingga memiliki keunggulan dalam tulisan. 4 Membangkitkan semangat kinerja secara profesional dalam membentuk militansi prajurit TNI AD. 5 Meningkatkan kualitas Museum dan monumen TNI AD untuk melestarikan benda-benda bersejarah, bermanfaat bagi pengkajian dan penelitian kesejarahan dan sekaligus sebagai tempat wisata sejarah.
Disjarahad mengemban fungsi kesejarahan yang meliputi: Pembinaan Dokumen Sejarah, Penulisan Sejarah, Perpustakaan, Museum Monumen dan Tradisi 6 Meningkatkan pengelolaan perpustakaan Pusat Angkatan Darat dengan kelengkapannya sehingga berguna bagi pengembangan ilmu dan wawasan pengetahuan. 7 Memberi asistensi teknis bidang kesejarahan kepada satuan-satuan jajaranTNI AD . 8 Menyosialisasikan dokumen sejarah, museum dan monumen, perpustakaan, tulisan sejarah, dan pelestarian nilainilai tradisi kejuangan kepada prajurit TNI AD. 9 Membina, memelihara tradisi dan melestarikan nilai-nilai kejuangan yang berlandaskan Pancasila, UUD’45, Sapta Marga, dan Sumpah Prajurit. 10 Menjadikan lingkungan yang bersih, rapih, indah, sehat dan tertib (BRIST) guna tercipta suasana yang kondusif.
Tugas Pokok dan Fungsi Disjarahad Berdasarkan peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/25.V/2009 tanggal 6 Mei 2008 pasal 2, Tugas pokok
www.tniad.mil.id
21
WAWANCARA
Brigjen TNI Amril Amir, S.IP
Perjalanan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan peran militer, umumnya TNI dan pada khususnya Angkatan Darat. Hal tersebut memang tidak terbantahkan, namun yang muncul kemudian adalah masalah pro dan kontra tentang perjalanan sejarahnya itu sendiri. Dari berbagai penulisan, penyusunan sejarah yang ada masih banyak menimbulkan polemik dan terkadang justru memojokkan Angkatan Darat, hal ini memungkinkan terjadi karena sarat dengan kepentingan di dalammya. Untuk itulah kehadiran Dinas sejarah Angkatan Darat sebagai satuan baru di jajaran TNI AD sangat berperan penting dalam menjaga objektivitas penulisan sejarah agar kelak tidak ada lagi upayaupaya pembelokan dari kebenaran sejarah yang ada. Demikian penuturan Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat, Brigjen TNI Amril Amir, S.IP saat mengawali perbincangannya dengan redaksi Palagan di ruang kerjanya, Markas Dinas Sejarah Angkatan Darat, di jalan Belitung, Bandung beberapa waktu lalu. Menurutnya, difungsikannya kembali Dinas Sejarah yang selama ini berada dibawah Disbintalad karena masih belum berjalannya pelaksanaan fungsi tugas sejarah secara optimal, termasuk pengumpulan d a t a
22
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
dan fakta sejarah. Dengan demikian diharapkan berdirinya Disjarah, diharapkan penulisan-penulisan sejarah antara tahun 1985 s.d 2008 akan dapat ditangani secara baik seperti sejarah peristiwa, sejarah satuan, sejarah biografi pimpinan Angkatan Darat, maupun penulisan atau penyusunan sejarah lainnya, yang dapat dilakukan oleh sejarawan yang ada di Disjarahad ini termasuk penulisan sejarah biografi yang selama ini belum ada, demikian tambah
Jenderal pertama yang memimpin Dinas Sejarah Angkatan Darat. Katanya ”Istilah membelokkan sejarah, pro kontra dalam penulisan sejarah merupakan hal yang wajar karena semua itu tergantung pada kacamata si penulis. Dalam hal ini Disjarah sebagai organisasi baru akan berupaya yang terbaik dalam menulis peristiwa sejarah dengan mengumpulkan semua referensi yang ada dan faktual, untuk ditulis secara kelembagaan oleh sejarawan-sejarawan TNI Angkatan Darat secara terkoordinir, objektif dan ilmiah”. Jenderal bintang satu jebolan Akademi Militer 1978 ini lebih lanjut menguraikan, tugas pokok Disjarahad adalah membina dan menyelenggarakan fungsi sejarah Angkatan Darat, disamping melaksanakan fungsi organik. Padahal katanya kalau kita bandingkan saat fungsi kesejarahan berada dibawah Disbintalad, penulisan sejarah setelah dibentuknya Disjarahad ini akan jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Karena peran dan tugas-tugasnya sudah diwadahi dengan baik dalam struktur organisasinya. Disamping Kadis sebagai stakeholder, ada satu orang Wakil Kadis dan satu orang Sesdis serta empat orang Kasubdis, sehingga diharapkan dengan berdirinya Disjarah ini, lima komponen kesejarahan yakni sejarah, dokumen, museum, monumen perpustakaan dan tradisi, bisa dioptimalkan, tambahnya. Lebih jauh orang nomor satu di jajaran Disjarahad yang dalam kesempatan ini didampingi oleh Sesdisjarahad, Kolonel Caj Marwoto, SM
Personel Disjarahad akan berupaya menulis sesuai dengan fakta dan data, tidak arogan, menjunjung tinggi objektivitas, karena Disjarah selalu berpijak kepada dokumen asli yang ada, apakah itu koran, laporan satuan dan sejarah satuan maupun dokumen lain yang mendukung sehingga hasilnya lebih otentik memaparkan pembinaan personil yang dilaksanakan oleh Disjarahad mengingat Disjarahad sebagai salah satu badan pelaksana tingkat pusat yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi sejarah Angkatan Darat dalam mendukung tugas-tugas Angkatan Darat, harus memiliki kemampuan khusus tentang pengetahuan kesejarahan. Untuk melaksanakan pembinaan personil tersebut, menurut ayah dari dua orang putra dan satu orang putri ini, saat Disjarah ini diresmikan, sasaran jangka pendek untuk pengisian personil terpenuhi secara kuantitas, tentunya perlu pembinaan dan perlu waktu. Secara terprogram Disjarah akan menginventarisir semua personil TNI AD yang berkualifikasi sejarah yang tersebar di seluruh instansi Angkatan Darat dan mereka tidak melakukan fungsinya sesuai dengan background yang dimiliki. Selanjutnya, personil Disjarahad akan diikutsertakan kursus baik formal maupun informal seperti Bamusta dan Suspa Sejarah. Inilah cara kita untuk mengoptimalkan Binpers agar dapat melaksanakan fungsi kesejarahan itu, tambahnya lagi dengan mimik serius. Jenderal penyandang 7 (tujuh) tanda jasa dan memiliki segudang pengalaman penugasan luar negeri ini dalam
benaknya selalu memikirkan untuk mengantisipasi perkembangan sejarah TNI AD pada masa lalu, saat ini dan ke depan khususnya tentang perjalanan reformasi TNI yang telah berlangsung lebih dari 11 tahun, yang merupakan titik balik sejarah TNI khususnya TNI AD dimana TNI AD telah mereformasi dan mereorientasi diri agar dapat mengabdikan dirinya bagi kepentingan bangsa dan negara secara optimal. Dalam mengantisipasi hal tersebut, Jenderal alumnus Kursus Strategi Perang Semesta ini, menyampaikan masalah reformasi ini sangat menarik dan sampai saat ini belum ada buku khususnya yang berkaitan dengan TNI AD. Disjarah sudah mulai mempersiapkan suatu tulisan tentang reformasi yang terjadi di TNI Angkatan Darat yang berjudul ”Peran TNI AD Dalam mengawal Reformasi”, tambahnya. Ketika disinggung tentang diterbitkannya buku ”Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando” oleh Letjen Pur Sintong Panjaitan merupakan peristiwa yang menarik sekali dalam sejarah kemiliteran di Indonesia yang mengungkap berbagai masalah yang terjadi di kalangan TNI AD berkaitan dengan sejumlah peristiwa politik di negeri ini. Pria kelahiran Padang Panjang
www.tniad.mil.id
23
WAWANCARA
Sebenarnya bukti sejarah G 30 S PKI itu sudah ada. Dengan melihat bukti yang ada di Lubang Buaya, Pondok Gede Jaktim, sudah merupakan suatu jawaban. Selain itu kita juga harus memperbanyak tulisan sebagai penyeimbang dan mensosialisasikannya kepada masyarakat luas agar mengetahui sejarah yang terjadi sebenarnya, tegasya 55 tahun yang lalu, menjelaskan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang wajarwajar saja sesuai dengan apa yang penulis alami. Kalau ada individu yang terkena dalam penulisan buku tersebut, maka hendaknya dibuat penulisan buku lain lagi yang sesuai dengan pandangan masingmasing dan bukti yang mendukung peristiwa yang terjadi, sehingga tinggal masyarakat pembaca saja yang menilai
24
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
kebenaran dari apa yang tertera dalam setiap buku yang beredar, imbuhnya. Personel Disjarahad akan berupaya menulis sesuai dengan fakta dan data, tidak arogan, menjunjung tinggi objektivitas, karena Disjarah selalu berpijak kepada dokumen asli yang ada, apakah itu koran, laporan satuan dan sejarah satuan maupun dokumen lain yang mendukung sehingga hasilnya lebih otentik. Menyinggung masalah penyimpangan sejarah yang terkadang sering muncul yakni adanya upaya pembelokan sejarah G 30S/ PKI dengan munculnya beragam peristiwa yang memposisikan PKI sebagai korban bukan pelaku dan berpotensi membingungkan masyarakat luas, Jenderal yang masih tampak bugar beristerikan Anna Shukur, sambil tak lepas dari senyumnya mengatakan, sebenarnya bukti sejarah G 30 S PKI itu sudah ada. Dengan melihat bukti yang ada di Lubang Buaya, Pondok Gede Jaktim, sudah merupakan suatu jawaban. Selain itu kita juga harus memperbanyak tulisan sebagai penyeimbang dan mensosialisasikannya kepada masyarakat luas agar mengetahui sejarah yang terjadi sebenarnya, tegasya lagi. Selain itu pria y a n g
pernah menjabat Danrem-041/Gatam dan Pati Kasad bidang hukum dan HAM ini, melihat perkembangan di Era Globalisasi yang tidak menutup kemungkinan prajurit mulai kehilangan arah dan roh sebagai prajurit Saptamargais ditanggapi dengan tenang oleh Jenderal yang mengawali tugas sebagai Danton di Yonif 507/Brawijaya mengungkapkan bahwa pewarisan dan pengembangan dalam bidang kesejarahan sangat diperlukan bagi prajurit agar mereka mengenal, kemudian akrab, selanjutnya timbul kebanggaan akan satuannya. Dengan berdirinya Disjarah sebagai satuan baru di jajaran AD, Jenderal yang senang bertukar pikiran ini menyampaikan harapannya kepada prajurit Angkatan Darat, yakni yang pertama; Dengan berdirinya Disjarah yang telah diresmikan Kasad pada 5 Nopember ini agar masing-masing satuan yang ada di jajaran Angkatan Darat mengirim sejarah satuannya supaya Disjarah bisa merapikan, mengarahkan semua tulisan-tulisan yang ada. Kedua ; Prajurit Angkatan Darat harus banyak belajar dari sejarah karena dengan mengerti sejarah berarti prajurit itu sudah mengerti 40% masa lalu, mempelajari 40% masa kini dan berpikir 20% untuk pengembangannya ke depan. Banyak sudah keterangan yang kami dapat dari sosok Jenderal yang berperawakan gagah dan penuh wibawa ini, namun saking asyiknya kami berbincang sambil menikmati teh hangat dan makanan kecil yang disajikan kepada tim redaksi Palagan, tak terasa waktu bergulir hampir satu setengah jam lebih berlalu. Jenderal yang ramah ini pun melepas kami untuk pamit. Namun setelah acara selesai kami dihampiri oleh Wakadisjarad , Kolonel Cba Ir. Drs. Djoko Susilountuk ikut makan siang bersama seluruh Pamen Disjarahad yang memang sudah terjadwal setiap hari Rabu dan Kamis. Kesan terakhir dalam kunjungan kami adalah betapa terlihat kepemimpinan sang Jenderal yang begitu dekat dengan anak buahnya. Walau tugas-tugas terus menghadang tetapi beliau masih menyempatkan diri untuk makan siang bersama anggotanya untuk memupuk kebersamaan dan keakraban sambil mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para anggota Disjarahad. Siap Lanjutkan; Jenderal. Sukses Selalu dan maju terus pantang mundur !!!!
www.tniad.mil.id
25
WAWASAN
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
Oleh Itjenad Dalam Perspektif Pertahanan Negara Oleh : Letkol Inf Imam Basuki Tafung Set Itjen Dephan RI
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan batal dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui” (Q.S. al Baqarah : 188) Pendahuluan Kondisi pertahanan negara pada periode 2009 ditandai dengan adanya beberapa kasus yang dianggap berpengaruh, mengancam wibawa dan integritas negara baik dalam lingkup internasional maupun kawasan regional. Antara lain Kasus Blok Ambalat yang mengemuka sejak tahun 2005, meskipun tidak sampai memicu perang antara Indonesia dan Malaysia, namun hal tersebut telah menimbulkan situasi yang tidak harmonis dalam hubungan kedua negara. Sikap tidak bersahabatnya Malaysia atas batas kedaulatan Indonesia dapat terjadi antara lain karena masih lemahnya kondisi sistem pertahanan Indonesia, sehingga tidak memiliki daya penggentar terhadap sistem pertahanan asing yang dimanifestasikan dalam bentuk pelanggaran integritas dan kedaulatan NKRI. TNI AD sebagai pelaksana pertahanan negara diwilayah daratan telah mengambil langkah – langkah yang diperlukan sebagai bentuk kesiapan bila terjadi kondisi terburuk atas situasi diwilayah perbatasan. Dengan segenap kekuatan yang ada maka setiap satuan dituntut untuk meningkatkan kemampuannya sehingga mampu melaksanakan tugas demi tetap tegaknya kedaulatan NKRI. Peningkatan kekuatan dan kemampuan tersebut dituangkan dalam program yang harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan. Kesiapan satuan merupakan muara dari pelaksanaan program Bidang Intelejen/Pengamanan, Bidang Operasi, Bidang Personel, Bidang Logistik, Bidang Teritorial dan Bidang Renprogar serta diikuti dengan pertanggungjawaban keuangan. Bahwa dalam perjalanan
26
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
penyiapan kekuatan dan kemampuan militer (TNI) kerap terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban, baik personel maupun material tentu harus menjadi bahan renungan bagi setiap pihak yang terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing – masing. Setiap kegiatan penyiapan satuan tentu memiliki ketentuan/ prosedur yang telah teruji, baik ketentuan operasional maupun ketentuan pertanggungjawaban keuangan. Sehingga pada setiap peristiwa kecelakaan atau kegagalan dalam suatu latihan atau operasional (baca :
penugasan) satuan maka patut diduga telah terjadi adanya prosedur yang tidak dipatuhi. Bahwa suatu kegagalan atau kecelakaan dalam suatu kegiatan satuan militer merupakan dinamika dilapangan adalah hal yang tidak dapat dipungkiri namun bahwa setiap kegiatan harus dilakukan dalam suatu proses manajeman yang benar adalah merupakan keharusan sehingga dapat meminimalisir kerugian. Sebagai bentuk apresiasi semua pihak terhadap pentingnya peran pengawasan dan pemeriksaan Itjenad terhadap tugas – tugas yang diemban TNI AD, maka diperlukan adanya kesamaan pandang diantara semua
pihak guna membangun sinergi yang kuat dengan hasil akhir adalah kesiapan satuan TNI AD melaksanakan tugas pokoknya. Tulisan ini disusun dengan harapan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada semua pihak atas apresiasi tersebut. Pembatasan pembahasan. Guna memberikan ketajaman pembahasan maka tulisan ini dibatasi dalam peran pengawasan dan pemeriksaan oleh Itjenad dalam perspektif pertahanan matra darat. Itjenad Sebagai Sistem Pengendalian Internal TNI AD Tugas pokok TNI AD sesuai dengan Naskah Sementara tentang Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi adalah menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan tugas – tugas TNI AD, Inspektorat Jenderal Angkatan Darat menyelenggarakan salah satu fungsi organic militer yaitu Pengawasan dan Pemeriksaan. Fungsi ini menyelenggarakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kinerja dan perbendaharaan untuk menjamin optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran secara efektif, efisien dan ekonomis serta tidak menyimpang dari ketentuan administrasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam suatu proses manajemen pemeriksaan secara terus-menerus dan analisa terhadap laporan dan catatancatatan sering disebut pengendalian intern. Sistem pengendalian intern akan menghasilkan laporan yang dikehendaki (sesuai dengan ketentuan yang berlaku). Dengan sistem tersebut maka organisasi/ satuan akan dapat : mengamankan sumber dana/anggaran dari pemborosan maupun kecurangan ( dan ketidah efesienan), meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayainya data akutansi, mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan organisasi/ satuan dan meningkatkan efisiensi. Sebagai lembaga pengendali internal TNI AD, Itjenad senantiasa menyelenggarakan program pengawasan dan pemeriksaan secara terencana dan terkendali. Kegiatan tersebut diawali dengan Rapat Kordinasi Pengawasan yang diselenggarakan pada awal tahun anggaran yang diikuti oleh para pejabat dilingkungan inspektorat baik tingkat pusat maupun dijajaran kotama serta balakpus. Pada forum tersebut dilaksanakan evaluasi atas penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan oleh Itjenad atas pelaksanaan program dan anggaran tahun sebelumnya serta penjelasan rencana pengawasan dan pemeriksaan untuk tahun anggaran selanjutnya. Hal – hal lain yang dipandang penting tetapi tidak terawadahi dalam forum resmi dapat dikoordinasikan secara informal dengan pihak terkait lainnya. Dalam perjalanannya sangat mungkin terjadi dinamika dilapangan berkaitan dengan hasil dan kelanjutan pengawasan dan pemeriksaan. Misalnya terjadi penyimpangan oleh pejabat disatuan obyek pemeriksaan tentang perbendaharaan keuangan maupun material yang berpotensi pada kerugian negara dan terjadi adanya pelanggaran tindak pidana. Langkah tersebut antara lain ditempuh dengan pembentukan tim pemeriksaan khusus oleh Itjenad atau secara terpadu dengan Staf Umum dan Balakpus terkait. Setiap hasil pengawasan dan pemeriksaan oleh Tim Wasrik maka hasilnya diinformasikan kepada para Asisten Staf Umum sesuai dengan bidang dan untuk temuan dengan pertimbangan tertentu maka akan dilaporkan langsung
kepada Kepala Staf TNI AD sebagai bentuk atensi hasil temuan. Dengan adanya respon atas setiap informasi dan atensi hasil temuan maka Pimpinan dan Staf TNI AD mengetahui kondisi kinerja satuan jajaran TNI AD dan para Pangkotama, Dan Pussen, Ka Dis akan termotivasi untuk segera menindaklanjuti setiap temuan. Pengawasan dan Pemeriksaan Bidang Umum (Kinerja) . Pengawasan dan pemeriksaan umum merupakan suatu usaha , pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan Tim Wasrik Itjenad terhadap satuan jajaran TNI AD untuk mengetahui kualitas kinerja dalam merealisasikan program yang telah dialokasikan dari Komando Atas. Bentuk realisasi pelaksanaan program diketahui melalui produk administrasi kegiatan, yang meliputi tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran. Dengan mempelajari produk administrasi kegiatan tersebut maka dapat diketahui dan disimpulkan kualitas kinerja satuan dalam penyelenggaraan pembinaan satuan. Bidang Intel. Satuan sebagai obyek pemeriksaan adalah Staf Pengamanan TNI AD, Pusintelad, Staf Intel Kotama, Staf Pengamanan Balakpus, Satuan Intel Kotama dan Staf Intelijen & Staf Pengamanan Satuan Jajaran Kotama. Adapun bidang/ bagian yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan meliputi Pembinaan Pengembangan Kekuatan (Binbangkuat), Pembinaan Pengembangan Kemampuan (Binbangpuan), Pengamanan Tubuh dan Penyelidikan. Bidang Operasi. Satuan sebagai obyek pemeriksaan adalah seluruh satuan jajaran TNI AD, mulai dari Staf Operasi Angkatan Darat , Staf Operasi Kotama/Balakpus dan satuan jajaran Kotama/Balakpus serta Satuan BS. Adapun bidang/ bagian yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan meliputi Bidang Pembinaan Latihan, Bidang Pembinaan Organisasi, Bidang Kesiapan satuan dan Bidang Dukungan Operasi Latihan Bidang Personel.
Sebagai lembaga pengendali internal TNI AD, Itjenad senantiasa menyelenggarakan program pengawasan dan pemeriksaan secara terencana dan terkendali.
Satuan sebagai obyek pemeriksaan adalah seluruh satuan jajaran TNI AD, mulai dari Staf Personel Angkatan Darat, Staf Personel Kotama/Balakpus dan satuan jajaran Kotama/Balakpus serta Satuan BS.. Adapun bidang/ bagian yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan meliputi pembinaan tenaga manusia, pembinaan personel (penyediaan tenaga, pembinaan pendidikan, penggunaan personel, perawatan personel dan pemisahan), administrasi umum, perkoperasian dan BP TWP TNI AD. Bidang Logistik. Satuan sebagai obyek pemeriksaan adalah seluruh satuan jajaran TNI AD, mulai dari Staf Logistik Angkatan Darat, Staf Logistik Kotama/Balakpus dan satuan jajaran Kotama/Balakpus serta Satuan BS. Adapun bidang/ bagian yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan meliputi pembekalan, pemeliharaan, pengangkutan, perawatan kesehatan dan Fasilitas jasa dan kontruksi. Bidang Teritorial. Satuan sebagai obyek pemeriksaan adalah seluruh satuan jajaran TNI AD, mulai dari Staf Teritorial Angkatan Darat, Staf Logistik Kotama/Balakpus dan satuan jajaran Kotama/Balakpus serta Satuan BS. Adapun bidang/ bagian yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan meliputi bidang kemampuan teritorial,bidang perlawanan wilayah, bidang komsos dan bidang bhakti TNI. Bidang Renprogar. Satuan sebagai obyek pemeriksaan adalah badan pengelola anggaran diseluruh satuan jajaran TNI AD, mulai dari Staf Perencanaan dan Anggaran Angkatan Darat, Staf Perencenaan dan Anggaran Kotama dan pejabat pengelola anggaran satuan. Adapun bidang/ bagian yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan adalah tentang Pengelolaan Anggaran yang meliputi Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan Anggaran dan Analisis & Evaluasi Pengawasan dan Pemeriksaan Bidang Perbendaharaan Pengawasan dan pemeriksaan perbendaharaan merupakan suatu usaha , pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan Tim Wasrik Itjenad terhadap satuan jajaran TNI AD untuk mengetahui kualitas pengurusan dan penguasaan uang guna merealisasikan program yang telah dialokasikan dari Komando Atas. Bentuk realisasi pelaksanaan program diketahui melalui produk administrasi penyusunan
www.tniad.mil.id
27
WAWASAN Anggaran & Pembiayaan, Pembukuan dan Laporan & Pertanggungjawaban Keuangan (Wabku). Dengan mempelajari produk administrasi tersebut maka dapat diketahui dan disimpulkan kualitas administrasi keuangan satuan dalam merealisasikan setiap program dan anggaran yang dialokasikan dari Komando Atas. Satuan sebagai sasaran (obyek pemeriksaan) adalah seluruh Badan Keuangan dilingkungan TNI AD (Ditkuad, Ku Kotama/Balakpus dan Pekas), Pengelola uang Negara disatuan yang bukan Bendaharawan dan bukan Ordontur Pembantu (Juru Bayar, Orang/ Badan yang ditunjuk Pimpinan), Badanbadan yang berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan TNI AD mendapat tugas untuk mengelola dana Non APBN (BP TWP, Koperasi, Orang/Badan pengelola dana hasil Yankesmasum dan lain-lain). Adapun bidang/ bagian yang dilakukan
pengawasan dan pemeriksaan adalah Pengurusan dan Penguasaan Uang yang meliputi Anggaran dan Pembiayaan, Pembukuan, Laporan dan pertanggung jawaban keuangan (Wabku). Terjadinya Penyimpangan dan Kemungkinan Resiko yang Dihadapi Sebagai bagian dari proses manajemen, maka peran yang dilakukan Itjenad sebagai system pengendalian internal TNI AD merupakan langkah check and balance sekaligus sebagai bentuk pengendalian dan control agar setiap program yang dialokasikan dari Komando Atas dapat direalisasikan dan dipertanggungjawabkan. Penyimpangan atas bidang umum dan perbendaharaan
28
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
Ketidaksesuaian (penyimpangan) yang terjadi disatuan atas pelaksanaan program pada setiap tahun anggaran adalah meliputi: a. Penyimpangan atas bidang Umum (Kinerja) 1) Penyimpangan terhadap aturan. 2) Penyimpangan terhadap prosedur. 3) Penyimpangan terhadap system. b. Penyimpangan atas bidang Perbendaharaan (Keuangan) 1) Dukungan anggaran yang tidak sesuai peruntukan. 2) Dukungan anggaran yang diragukan pertanggungjawabannya. 3) Dukungan anggaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Terjadinya ketidaksesuaian (penyimpangan) pada penyelenggaraan program dari ketentuan yang berlaku disatuan jajaran TNI AD disebabkan oleh beberapa factor, antara lain
a. Tidak tersedianya referensi (ketentuan yang berlaku) disatuan. b. Kurangnya pemahaman terhadap ketentuan yang berlaku. c. Rendahnya motivasi pejabat teknis terhadap penyelenggaraan program dan pertanggungjawaban keuangan sehingga kegiatan dilaksanakan sekedar menyelesaikan program tanpa ada kepedulian terhadap resiko yang mungkin timbul. d. Lemahnya fungsi pengawasan dari unsure pimpinan terhadap penyelenggaraan dan pertanggungan jawab program disatuan. Resiko atas terjadinya Penyimpangan Dengan terjadinya ketidaksesuaian (penyimpangan) pada pelaksanaan program pada satuan TNI AD dihadapkan
pada ketentuan yang berlaku, menimbulkan potensi terjadinya resiko bagi semua pihak, antara lain : a. Bagi pejabat pelaksana teknis. 1) Sebagai modus pembelajaran yang negative (tidak mendidik) 2) Terjadi tindak pelanggaran hukum baik secara perdata maupun pidana. b. Bagi Satuan 1) Terjadi kerugian material maupun non material (termasuk personel) 2) Terjadi persaingan/ kompetisi yang tidak sehat antara dan didalam satuan. 3) Tingkat kesiapan satuan tidak utuh c. Bagi organisasi TNI AD 1) Terjadi kerugian negara dan inefisiensi pelaksanaan program 2) Tingkat kesiapan operasional dilapangan tidak sejalan dengan kesiapan secara administrasi. 3) Berpengaruh pada soliditas TNI AD 4) Berpengaruh pada kredibilitas institusi TNI AD baik didalam negeri maupun diluar negeri. 6. Pengawasan dan Pemeriksaan dalam Perspektif Pertahanan Matra Darat. Perubahan politik dunia yang terjadi di era globalisasi, telah menghadirkan suatu kompetisi antar bangsa, termasuk pada kekuatan militernya. Kondisi tersebut mendorong setiap Negara untuk membangun kekuatan militernya agar diakui keberadaannya, baik pada wilyah global, regional maupun nasional. Diwilayah regional (Asia Tenggara), perkembangan tersebut antara lain terjadinya perubahan pada situasi keamanan diperbatasan dengan munculnya isu-isu blok Ambalat. Meskipun invansi atau agresi militer dari negara lain terhadap Indonesia diperkirakan kecil kemungkinannya, antara lain karena reaksi dunia internasional diyakini mampu mencegah, atau sekurang-kurangnya membatasi penggunaan kekuatan bersenjata oleh suatu negara untuk memaksakan kehendaknya terhadap negara lain. Kesiapan TNI pada umumnya dan TNI AD pada khususnya dalam membangun kekuatan guna menghadapi ancaman multidimensional harus dilakukan dengan sungguh - sungguh dengan melibatkan seluruh unsure yang ada sesuai dengan bidangnya. Sehingga terbangun suatu bentuk sinergi yang kuat dari setiap unsure yang ada yang bermuara pada kesiapan operasional satuan TNI AD. Salah satu bentuk sinergi yang diperankan oleh Inspektorat Jenderal Angkatan Darat
Itjenad sebagai system pengendalian internal senantiasa bekerja secara professional, guna menjamin optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien serta menghindarkan terjadinya penyimpangan disatuan TNI AD. adalah dengan menyelenggarakan fungsi pengawasan dan pemeriksaan terhadap seluruh organisasi/ satuan jajaran TNI AD. Sesungguhnya peran tersebut merupakan peran yang tidak ringan dan bukannya tanpa resiko, sebab institusi Itjenad dapat menjadi rujukan akhir atas setiap penyelenggaraan program dan pertanggungjawaban keuangan. Kecuali hal – hal tertentu yang berkaitan dengan penggunaan anggaran yang senantiasa dilakukan pemeriksaan oleh pihak eksternal (BPK RI). Apabila dalam proses pembangunan kekuatan “diganggu” dengan peran yang tidak sinergis, karena kurangnya pemahaman dan motivasi terhadap kesiapan operasional satuan maka institusi TNI AD pada khususnya dan TNI pada umumnya akan membayar mahal semuanya itu. Dalam kondisi tersebut terdapat resiko atas kredibilitas institusi TNI AD dan tetap tegaknya kedaulatan NKRI. Sudah saatnya, bagi semua pihak menyadari bahwa program yang dilaksanakan setiap satuan sejatinya adalah bentuk partisipasi semua pihak dalam rangka membangun kesiapan TNI AD dalam melaksanakan pertahanan matra darat. Menurut penulis, dalam kondisi pembangunan kekuatan saat ini maka keberadaan Inspektorat Jenderal Angkatan Darat sebagai system pengendalian internal menjadi sesuatu yang sangat penting, karena : Pertama, Itjenad berperan melaksanakan fungsi pengawasan dan pemeriksaan untuk menjamin optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien serta menghindari penyimpangan penyelenggaraan satuan TNI AD Kedua, Itjenad bertugas menyelenggarakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap seluruh penyelenggaraan fungsi organik TNI AD baik struktural maupun non struktural untuk tercapainya pelaksanaan tugas pokok TNI AD secara efektif dan efisien. Ketiga, dengan memahami peran dan tugas Itjenad maka sesungguhnya keberadaan institusi Itjenad menjadi partnership setiap Pimpinan Satuan untuk membantu penyelenggaraan program satuan yang sesuai dengan ketentuan, baik secara administrasi maupun
pertanggungjawaban keuangan. Dalam setiap penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan umum maupun perbendaharaan disetiap satuan jajaran TNI AD, Tim Wasrik menjadikan Program Kerja dan Anggaran (PPPA TNI AD dan Kotama/ Balakpus) sebagai acuan dan mengkonfirmasikan dengan setiap ketentuan yang berlaku (Sprint, Telegram, Surat Keputusan, Keputusan dan Peraturan Kasad dsb) sebagai kriteria. Ketika diketahui terdapat penyusunan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka hal tersebut akan dicatat sebagai sebuah temuan. Setiap temuan akan dilakukan konfirmasi dengan setiap pejabat dan senantiasa diberikan alternative solusi tindak lanjutnya. Sebagai tolok ukur penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan tersebut adalah tercapainya faktor 2 K 3 E (Ketaatan, Ketertiban, Efektif, Efisien, Ekonomis) serta transparan dan bertanggungjawab dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan dan memenuhi rasa keadilan dan kepatuhan. Disadari bahwa perang atau konflik bersenjata adalah sesuatu yang sedapat mungkin dihindari oleh bangsa Indonesia, tetapi dalam keadaan memaksa, perang adalah sarana untuk mempertahankan kedaulatan dan kehormatan bangsa Indonesia. Sehingga kesiapan operasional satuan TNI AD
dalam rangka melaksanakan tugas pertahanan diwilayah daratan adalah suatu keharusan. Penutup Bahwa penyelenggaraan tugas TNI AD merupakan suatu bentuk sinergi dari
setiap unsur pelaksana baik dalam fungsi utama, fungsi organic militer, fungsi organic pembinaan, fungsi teknis militer umum dan fungsi teknis militer khusus serta fungsi khusus. Untuk itu harus disadari bahwa setiap fungsi akan memberikan kontribusinya secara maksimal guna mendukung tugas pokok TNI AD. Itjenad sebagai system pengendalian internal senantiasa bekerja secara professional, guna menjamin optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien serta menghindarkan terjadinya penyimpangan disatuan TNI AD. Sedangkan bagi satuan jajaran TNI AD kemauan menyelenggarakan program adalah dengan semangat bagaimana seharusnya dan bukan bagaimana biasanya atau bagaimana baiknya. Dengan demikian bila satuan pelaksana program dan satuan pelaksana system pengendalian internal telah bekerja dalam satu semangat yang sama maka satuan TNI AD akan dapat mencapai tujuan dan sasaran tugas pokoknya guna menyiapkan satuan yang siap operasional. Insya Allah. Demikianlah pembahasan peran pengawasan dan pemeriksaan oleh itjenad dalam perspektif pertahanan matra darat, disadari tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan.
www.tniad.mil.id
29
OPINI
Upaya Meningkatkan Peran TNI
Dalam Pengiriman Pasukan Pemelihara Perdamaian Di Bawah Bendera Perserikatan Bangsa Bangsa Oleh Mayjen TNI Syarifudin Tippe, S.IP., M.Si, Dirjen Strahan Dephan RI
Dalam rangka meningkatkan peran bangsa dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia sesuai watak bangsa yang cinta perdamaian dan sesuai dengan amanat Alinea IV pada pembukaan UUD 1945 dalam mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia hingga saat ini telah turut berpartisipasi dalam misi pemeliharaan perdamaian sejak tahun 1957 di Mesir. Selain itu, tugas TNI dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia tertuang dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI secara jelas menyatakan bahwa tugas-tugas TNI diantaranya adalah melaksanakan tuga Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Melaksanakan operasi dalam misi pasukan perdamaian merupakan fungsi TNI dalam OMSP.
30
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
Saat ini Negara kita sedang melaksanakan tugas sebagai misi perdamaian dunia di 7 negara yang sedang dilanda konflik yakni di Republik Demokratik Kongo (MUNOC), Libanon (UNIFIL), Liberia (UNMIL), Georgia (UNOMIG), Sierra Leone (UNAMSIL), Sudan (UNMIS) dan Nepal (UNMIN). Adapun tujuan Operasi Misi Perdamaian PBB (Peacking Operation/UN PKO), yaitu antara lain untuk membantu negaranegara yang mengalami konflik sehingga dapat kembali kepada situasi damai dan aman sebagai Negara yang berdaulat.
Semenjak pengiriman misi pemeliharaan perdamaian pertama (1957) hingga saat, pasukan atau pasukan atau kontingen (yang disebut Kontingen Garuda) maupun penugasan perorangan, TNI telah banyak mendapat penghargaan dan pujian dari lembaga maupun pejabat PBB. Keberhasilan ini juga mendapat dari komandan serta sesama pasukan maupun dari Negara lain. Hal ini terbukti dengan adanya pujian dari force Commander dan pejabat sipil di daerah penugasan. Para pejabat kita juga mengakui dan bangga akan keberhasilan TNI, penting kiranya
apabila prestasi yang telah dicapai untuk tetap dipertahankan dan dijaga agar tugas Negara ini selalu mendapat penilaian positif. Di sisi lain yang perlu menjadi perhatian kita dalam pengiriman pasukan dan personil peacekeeping adalah kendala bahasa internasional maupun bahasa nasional dan adat istiadat setempat. Hal ini sangat penting mengingat kemampuan berbahasa akan berdampak pada kemampuan berkomunikasi baik dengan pejabat atau staf PBB, terhadap personel dari Negara lain maupun terhadap penduduk setempat. Untuk itu merupakan tugas Mabes TNI dan personel bersangkutan untuk mempersiapkan diri dalam hal “bahasa” sehingga selalu siap apabila sewaktu-waktu mendapat penugasan. Harus disadari bahwa pasukan TNI berbeda dengan pasukan Negara lain dimana bahasa bukan lagi menjadi kendala dalam kemampuan berkomunikasi, seperti Negara Malaysia misalnya. Sesuai dengan perjalanan waktu dan perkembangan di lapangan pada penugasan akhir-akhir ini, Indonesia diminta oleh PBB untuk meningkatkan partisipasinya dan diharapkan dapat menambah jumlah pasukan di daerah operasi. Permintaan ini merupakan suatu kehormatan yang harus ditanggapi dan ditindaklanjuti dengan serius karena tawaran tersebut akan menguntungkan posisi Indonesia di mata dunia. Selain itu tidak semua negara mendapat kehormatan serta keuntungan berkenaan dengan tawaran tersebut. Mengapa disebut menguntungkan ?, karena tawaran tersebut merupakan penghargaan sekaligus menjadi kesempatan bagi Negara dalam menunjukkan komitmen untuk selalu aktif dalam mendukung perdamaian dunia, sehingga personil peacekeeper TNI akan mendapat pengalaman dan kesempatan yang lebih luas untuk dapat bergabung dengan pasukan internasional negara lain dalam misi pemeliharaan perdamaian. Indonesia merupakan salah satu Negara Troops Contributing Country (TCC) mengingat partisipasi Indonesia sebagai negara pengirim pasukan dalam berbagai penugasan misi perdamaian. Di sisi lain dengan bertambahnya jumlah pasukan dalam berbagai penugasan misi perdamaian. Di sisi lain dengan bertambahnya jumlah pasukan akan menaikkan posisi Negara dalam TCC. Posisi tersebut akan berdampak pada kesempatan TNI untuk dapat menisi posisi jabatan militer dalam struktur organisasi PBB. Adapun beberapa kebijakan dalam pengiriman pasukan pemelihara
perdamaian adalah :
Berdasarkan peraturan atau mandate PBB maka pengiriman pasukan juga berdasarkan tawaran atau permintaan PBB kepada TCC, namun selain hal tersebut di atas, yang perlu menjadi pertimbangan PBB atas permintaan pasukan pengiriman pasukan adalah pentingnya peran atau kondisi politik luar negeri dari
Ditkersin Ditjen Strahan Dephan sering melaksanakan seminar/workshop/kursus serta mengundang pembicara dari pusat pelatihan peacekeeping maupun instruktur dari Negara-negara AsiaPasifik yang telah berpengalaman dalam bidang peacekeeping. Para personel TNI yang pernah mengikuti seminar maupun workshop telah mendapatkan SGTMStandard Generic Training Module (suatu netode pelatihan sesuai dengan standar PBB). Sampai saat ini Sops TNI maupun Subdit Misi Damai Ditkersin Ditjen Strahan Dephan juga telah banyak mengirim personil TNI untuk mengikuti kursus/seminar PKO di luar negeri,
keamanan dalam Negara pengirim. Dengan adanya permintaan tersebut maka akan dilakukan koordinasi lanjutan tentang rencana pengiriman pasukan tersebut antara dilakukan koordinasi lanjutan tentang rencana pengiriman pasukan tersebut antara Negara TCC dengan United Nations Depelopment Peace Keepeng Operation (UNDPKO) untuk menghasilkan kesepakatan. Hasil kesepakatan akan dituangkan dalam MoU antara pemerintah Republik Indonesia dengan PBB yang berisikan berbagai hal tentang keterlibatan pasukan pada misi tersebut. Hingga saat ini PMPP TNI telah melaksanakan pelatihan-pelatihan dalam rangka penyiapan pasukan misi perdamaian dengan fasilitas yang dimiliki oleh Pusdikif di Cipatat, Jawa Barat, karena PMPP sendiri belum memiliki fasilitas maupun tempat pelatihan. Selain pelatihan Subdit Misi Damai
hal tersebut merupakan upaya guna meningkatkan kualitas personil TNI supaya dapat setara dengan pasukan maupun personel dari negara lain, selain itu para calon peacekeeper dituntut harus mau menyiapkan diri untuk selalu memperkaya diri dan pengetahuan tentang misi perdamaian dan pengetahuan lain yang menunjang seperti kesemaptaan jasmani, kesehatan, kesiapan mental, kemampuan bahasa, computer, mahir mengemudi dan keterampilan lain-lain yang dibutuhkan. Tidak semua prajurit TNI mendapatkan kesempatan untuk turut serta menjadi pasukan pemelihara perdamaian karena pasukan yang dikirim pada suatu misi penugasan PBB jumlahnya dibatasi. Dalam memperoleh calon peacekeeper yang baik sesuai jenis penugasan maka dilaksanakan seleksi untuk menyaring personel yang sesuai dengan Kriteria yang diminta.Kegiatan seleksi bukanlah formalitas namun seharusnyadilaksanakan
UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI Permintaan PBB Keppres Persetujuan DPR Direktif Menhan.
www.tniad.mil.id
31
OPINI
32
secara baik dengan memperhatikan obyektifitas seleksi. Hal ini diperlukan agar kegiatan tersebut benar-benar untuk menyeleksi personil yang berkualitas sesuai kebutuhan dan bidang tugasnya di daerah operasi. Karena para peacekeeper tersebut disamping bertugas sebagai duta PBB juga sekaligus menjadi duta bangsa dalam penugasan bertaraf internasional. Bagi personil yang telah lolos seleksi dan memenuhi syarat selanjutnya diberikan pembekalan dan latihan sesuai standar yang telah ditetapkan PBB, (biasa disebut sebagai SGTM). Semua tugas-tugaas peacekeeper tercantum dalam SGTM tersebut telah
di lapangan. Jika hal tersebut dipahami dengan benar akan sangat membantu kelancaran dalam menunaikan tugastugas operasi. Dalam meningkatkan peran TNI dalam kegiatan misi perdamaian Indonesia telah melaksanakan beberapa kegiatan seminar dan pelatihan termasuk dengan negara sahabat. Selama periode tahun 2008 telah dilaksanakan seminar yang diselenggarakan bersama oleh RIAustralia, RI-Inggris dan RI-Perancis. Dalam kegiatan tersebut beberapa personil TNI telah disertakan mengikuti seminar dan latihan tentang misi perdamaian. Negara tetangga juga menyelenggarakan seminar
diterbitkan oleh PBB, SGTM tersebut akan membantu para peacekeeper dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab yang telah diberikan oleh PBB. Untuk itulah PMPP dibentuk salah satunya guna menyiapkan dan memberi materi serta pengajaran bagi calon personel peacekeeper, mengerti dan memahami secara benar aturan pelibatan (Rule of Engagement-RoE) pasukan di daerah operasi merupakan bagian yang mutlak dan tidak dapat dipisahkan dari sebuah tugas operasi. Hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah mempelajari organisasi serta Standart Procedure and Operation (SOP) di Area of Responsibility (AoR). Agar tujuan tercapai maka pemahaman terhadap RoE dan SOP harus dikaitkan dengan tugas dan tanggung jawabnya
dan pelatihan tentang Pemeliharaan Perdamaian seperti Bangladesh dan Malaysia dan mengundang personil TNI. Seminar RI-Perancis yang telah diselenggarakan pada bulan November 2008 menghasilkan manfaat yang dapat meningkatkan kapabilitas para peacekeeper. Kegiatan ini sangat perlu karena dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kemampuan personil TNI yang akan melaksanakan tugas. Selain itu manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan seminar maupun lataihan yang bertujuan melatih dan memperkaya pengetahuan calon peacekeeper untuk lebih mempersiapkan diri dalam penugasan pemeliharaan perdamaian. Sebelum berangkat ke daerah operasi maka seharusnya personil tersebut sudah
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
memahami dan menganalisa dengan benar daerah penugasan/Analisa Daerah Operasi (ADO). Tentu saja setiap daerah penugasan memiliki spesifikasi tersendiri terhadap iklim, cuaca serta lingkungan social dan ekonomi penduduk setempat terutama yang menyangkut tugas operasi. Penugasan internasional bersifat lebih kompleks disbanding di dalam negeri karena ADO yang digunakan harus dipelajari lebih sungguh-sungguh dan dipahami secara serius termasuk keadaan adat istiadat dan bahasa penduduk setempat. Perlu mengenali sejarah negara, permasalahan dan perkembangan konflik di daerah tersebut dan jangan lupa juga mempelajari karakteristik dari kelompok yang bertikai dengan pemerintah sehingga kita lebih mampu mengerti permasalahan di daerah operasi. Beberapa kendala yang sering dialami oleh para apeacekeeper yaitu karakteristik dan keinginan mendasar dari kelompok bertikai dan penduduk setempat. Pemahaman secara mendalam diperlukan berkaitan dengan upaya pendekatan/persuasif kepada penduduk atau kelompok bertikai sehingga memahami sungguhsungguh apa yang diinginkan dana yang menjadi sumber permasalahan di wilayah tersebut. Mereka bilang “bosan dengan kehadiran PBB, kami tidak butuh adi negeri ini” hal ini dapat terjadi kerena tidak mengakomodir keinginan mereka secara mendasar. Dengan mengerti permasalahan tersebut di atas akan sangat membantu TNI dalam melaksanakan tugas dan mampu dengan segera beradaptasi dengan pekerjaan atau tugas di lapangan. Sejak dulu pasukan TNI dalam berbagai operasinya dikenal dengan pendekatan teritorialnya yang persuasif dan cukup berhasil. Seringkali TNI dengan penduduk setempat menggunakan pendekatan dengan cara bakti sosial atau kegiatan lomba olahraga yang melibatkan masyarakat. Melalui pendekatan-pendekatan tersebut maka kehadiran TNI sangat merakyat sehingga dapat diterima berbagai pihak terutama masyarakat dan kelompok yang sedang mengalami pertikaian. Disamping mengikuti seminar dan latihan maka upaya lain untuk meningkatkan peran TNI pada misi perdamaian adalah berusaha mencari peluang bagi personel TNI untuk turut serta dalam berbagai penugasan misi perdamaian yang diselenggarakan PBB. Kecenderungan akhir-akhir ini dan beberapa waktu kedepan Indonesia diinginkan dan diminta oleh PBB untuk mengirimkan pasukan agar dapat
menambah personelnya di berbagai misi terutama di Lebanon. Setahun belakangan ini telah terjadi kelesuan ekonomi global yang berdampak pada perekonomian nasional. Akibat dari kelesuan ekonomi tersebut pemerintah telah melakukan pemangkasan anggaran di berbagai sektor termasuk sektor pertahanan. Dengan keterbatasan anggaran negara untuk mampu meningkatkan kesejahteraan prajurit pasukan sebagai peacekeeper. Kesempatan sebagai peacekeeper tersebut dapat menambah kesejahteraan personel TNI karena personel TNI yang berangkat akan mendapatkan biaya tambahan (uang saku) dari badan PBB selama penugasan. Momentum ini semestinya menjadi perhatian para pemimpin untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam memperluas pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan dan memperkaya pengalaman prajurit TNI di bidang pemeliharaan perdamaian. Selain upaya-upaya tersebut diatas, guna menunjang dan memaksimalkan penyiapan Konga atau calon peacekeeper, diharapkan Peace Keeping Center (PKC) TNI atau Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP TNI) yang telah berdiri sejak tahun 2007 perlu kiranya dibangun fasilitas sarana dan prasarananya. Hal tersebut perlu menjadi pertimbangan pimpinan, mengingat banyaknya permintaan pasukan serta Military Observer (Milobs) dari PBB terhadap TNI dalam pelibatan operasi misi perdamaian, sehingga penyiapan pasukan maupun Milobs dapat dilakukan secara laksimal. Kita perlu menimba pangalaman dan mencontoh dari negara sahabat Bangladesh misalnya, negara ini merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki pusat pelatihan pasukan perdamaian yang baik dan lengkap PKOCT (Peace Keepeng Operation Center Training) dibangun Juni 1999, namanya berubah Februari 2002 menjadi BIPSOT (Bangladesh Institute Of Peace Support Operation Training). Negara ini menjadi TCC terbesar kedua pada misi pemeliharaan perdamaian PBB setelah Pakistan, suatu prestasi yang patut diacungi jempol dan perlu ditiru. Dari berbagai upaya yang dilakukan dalam membangun lembaga ini agar menjadi baik sebenarnya sudah membuahkan hasil, terbukti dengan penugasan dalam kurun waktu terakhir saja sudah ada informasi dan Penasehat Militer PTRI New York tentang permintaan PBB mengenai tambahan pasukan Indonesia dan Milobs untuk bergabung di berbagai daerah operasi khususnya UNIFIL Lebanon. Artinya
organisasi internasional ini telah memberi penilaian positif kepada negara dan TNI dalam berbagai misi perdamaian. Selain itu sesuai permintaan PBB Indonesia juga berencana akan mengirimkan kapal perang KRI Diponegoro pada pertengahan Maret 2009 ke Lebanon guna bergabung dalam MTF (Maritime Task Force) di UNIFIL Lebanon. Dari semua yang diulas di atas yang tidak kalah penting diupayakan adalah intensitas dan efektifitas kegiatan diplomasi oleh pejabat perwakilan RI dengan pejabat PBB di UNDPKO. Diantara peran perwakilan RI diantaranya adalah mendorong keterlibatan RI dalam
Untuk memahami secara mendalam permasalahan di daerah operasi, ada baiknya pasukan yang melaksanakan penugasan tersebut dikunjungi. Seringkali dalam mencari data maupun informasi mengenai misi penugasan kurang sesuai dengan keinginan dan tidak akurat. Kunjungan pejabat Dephan/TNI ke daerah operasi tidak kalah penting dengan maksud untuk memberi masukan kondisi nyata di lapangan sebagai pedoman dan bahan dalam mengambil kebijakan dan perbaikan program misi perdamaian kedepan. Adanya komitmen negara untuk tetap mendukung tercapainya
penyelesaian konflik regional dengan meningkatkan partisipasi dalam pasukan PBB. Dengan diplomasi diharapkan timbul perhatian dan animo yang pada akhirnya akan meminta kehadiran TNI di misi-misi yang sedang ditangani oleh PBB. Hingga saat ini kegiatan diplomasi ini sudah berjalan dengan baik namun perlu ditingkatkan terutama kemampuan bernegosiasi untuk dapat meningkatkan jumlah pasukan yang dikirim. Kita mengakui bahwa pengiriman pasukan maupun personel TNI ke beberapa daerah penugasan adalah juga hasil kerja keras dari staf perwakilan RI yang bertugas di PBB. Perlu diketahui bahwa saat ini lebih dari 10 negara yang mengalami konflik yang sedang ditangani oleh PBB dimana TNI turut bergabung pada 7 negara dalam misi perdamaian PBB tersebut.
perdamaian di seluruh belahan dunia serta keputusan politik pemerintah untuk mengiri pasukan/peacekeeper dalam misi pemeliharaan perdamaian menjadi sangat penting. Permintaan PBB terhadap Indonesia untuk dapat memperbanyak pengiriman jumlah pasukan pada beberapa daerah penugasan telah diterima oleh pemerintah RI. Untuk itu guna meningkatkan peran TNI dalam penugasan misi perdamaian PBB diperlukan upaya yang lebih maksimal sesuai dengan tugas dalam operasi militer selain perang. Dengan adanya antisipasi tersebut diharapkan TNI akan selalu siap apabila sewaktu-waktu ada permintaan dari PBB tentang pengiriman pasukan atau peacekeeper.
www.tniad.mil.id
33
LINTAS SATUAN
“KOPASSUS” diusianya yang ke-57
Senantiasa Tampil Sebagaimana Prajurit
YANG DIBANGGAKAN RAKYAT Rasa kebangsaan dan nasionalisme , masih sangat dibutuhkan ditengah situasi dan kondisi permasalahan bangsa yang demikian kompleks dan dinamis. Untuk itu, prajurit Kopassus, jangan merasa tinggi hati dan sombong, namun hendaknya tetap bersikap rendah hati, ramah, setia, jujur dan berdisiplin tinggi, serta baik-baik dengan rakyat. Hal itu dikatakan Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo pada peringatan HUT Kopassus yang ke-57 di Makopassus Cijantung, Kamis (16/4). Kasad mengatakan, jangan nodai kepercayaan rakyat kepada TNI dengan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji. Tampillah sebagaimana prajurit yang
dibanggakan rakyat. Ingat, bahwa TNI tidak berarti apa-apa tanpa dukungan rakyat. Oleh karena itu, TNI harus menyatu dengan rakyatnya. Bersatunya TNI dengan rakyat melalui Kemanunggalan TNI-Rakyat terbukti sangat ampuh dalam mengatasi setiap
34
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
permasalahan bangsa termasuk mengatasi musibah bencana alam yang sering melanda negeri ini. Disamping itu, dalam menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang dapat membahayakan keselamatan bangsa dan negara, kecepatan bergerak ke seluruh wilayah nusantara, ketangguhan dan keunggulan daya tempur yang menjadi ciri utama Kopassus, mutlak harus dipenuhi. ”Untuk itu kewaspadaan dan semangat juang juga tidak boleh kendur, kesiapan satuan dan kesiapsiagaan dalam bertindak harus selalu terpelihara”, tegas Kasad. Menurut mantan Pangdam Jaya ini, membangun kesiapan satuan dan kesiapsiagaan seluruh unsur-unsur
persatuan dan kesatuan bangsa. Namun Selanjutnya, terkait dengan demikian, profesionalitas yang tersirat pelaksanaan Pemilu Legislatif yang telah dari kehandalan prajurit Kopassus dalam berlangsung dengan tertib, aman dan penguasaan taktik dan teknis kemiliteran lancar, beberapa hari yang lalu, serta semata, belumlah cukup untuk menjawab akan berlanjut dengan Pemilu Presiden tantangan tugas yang dan Wakil Presiden demikian kompleks. pada beberapa bulan Komando Pasukan Khusus Profesionalitas itu harus mendatang. Kasad atau Kopassus merupakan diwujudkan dengan mengingatkan kembali Bala Pertahanan Pusat memahami secara tentang pentingnya yang memiliki kemampuan mendalam hakekat Netralitas TNI. Prajurit bergerak dengan cepat di prajurit Kopassus, Angkatan Darat tidak setiap medan, kemahiran terhadap Jatidirinya boleh terpengaruh dan menembak secara tepat dan sebagai tentara rakyat terlibat dalam politik yang selalu dan terus praktis. Angkatan kekompakan tim, merupakan manunggal dengan Darat tidak mempunyai kemampuan yang harus rakyat. Tentara pejuang kepentingan untuk dimiliki oleh setiap prajurit yang bertekad hanya memenangkan salah Kopassus. mengabdi untuk bangsa satu kontestan peserta dan negara, tentara Pemilu, baik Pemilu Kopassus sebagai Komando nasional yang memiliki Legislatif maupun Utama Pembinaan, semangat kebangsaan Pemilu Presiden dan berkedudukan langsung di yang tinggi, dan tentara Wakil Presiden yang bawah Kasad. Sedangkan profesional yang terlatih akan datang. Sikap sebagai Komando pelaksana dan terdidik dengan netral dalam Pemilu operasional, berkedudukan baik. tahun 2009 yang langsung di bawah Panglima D i s a m p i n g merupakan tahun politik TNI. profesional, prajurit ini, harus dilaksanakan Kopassus juga harus secara konsisten dan menunjukkan soliditas penuh rasa tanggung Tugas Pokok Kopassus adalah satuan yang kokoh, kuat jawab. “Disamping itu, membantu Kasad dalam dan tangguh dihadapkan seluruh warga Kopassus membina fungsi dan kesiapan pada perubahan dan berkewajiban menjaga operasional pasukan khusus tantangan. Soliditas citra positif Angkatan serta menyelenggarakan juga bermakna bahwa Darat dengan melakOperasi Komando, Operasi setiap prajurit Kopassus sanakan tugas yang Yudha dan Operasi dan sesamanya harus berpedoman pada Penanggulangan Teror sesuai menyatu, yang didasari norma dan aturan perintah Panglima TNI dalam rasa persaudaraan dan yang telah ditentukan, rangka mendukung Tugas teman seperjuangan. guna memantapkan Pokok TNI. Persaudaraan itu, peran pengabdiannya merupakan ikatan jiwa dalam kehidupan sesama prajurit, untuk bermasyarakat, bersaling membantu dalam satu kesatuan bangsa dan bernegara”, pinta Kasad. komando.
Kopassus, harus menjadi tekad dan komitmen seluruh prajurit Kopassus. Karena sebagai bhayangkari negara, kehadiran prajurit-prajurit Kopassus, dalam menjaga tetap tegak dan kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kehormatan bangsa, menuntut kesiapan satuan dan kesiapsiagaan yang tinggi.”Itulah sebabnya, kehormatan, kepercayaan serta pengakuan terhadap kemampuan dan profesionalitas, yang telah dimiliki Korps Baret Merah ini senantiasa terus diasah dengan berlatih dan belatih”, kata Kasad. Sebagai satuan elit yang dirancang untuk melaksanakan tugas-tugas khusus yang bersifat strategis, Kopassus dituntut untuk senantiasa meningkatkan profesionalitas, kepekaan dan kepeduliannya dalam menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang dapat menggoyahkan
www.tniad.mil.id
35
LINTAS SATUAN
Panen Raya Padi Hybrida Pacu Rakyat Olah Lahan Atasi Sulitnya Ekonomi Dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak menguntungkan saat ini, Angkatan Darat akan senantiasa berupaya mendorong dan menggugah semangat seluruh lapisan masyarakat, agar memanfaatkan lahan yang tidak produktif diolah dan ditanami komoditi tanaman pangan, sehingga masyarakat mampu mencukupi kebutuhannya di bidang pangan. Dengan dilaksanakannya Panen Raya padi hybrida, berarti Angkatan Darat ikut serta mendorong masyarakat mengolah lahan dan menanaminya, dengan komoditi tanaman pangan yang hasilnya langsung dapat dirasakan masyarakat. Hal itu dikatakan Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo pada acara panen raya padi hybrida di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan, Senin (20/4). Kasad mengatakan, panen raya yang dilaksanakan ini merupakan padi hybrida jenis Bernas Prima di wilayah Lampung Selatan yang menempati areal pertanian seluas 10 hektar yang penanamannya telah dilakukan pada musim tanam awal tahun ini. Penanaman padi ini menggunakan areal persawahan milik petani Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan yang dilaksanakan melalui kerja sama yang baik antara Kodim 0421/Lampung Selatan Korem 043/ Garuda Hitam dengan PT Sumber Alam Sutera, Kelompok Tani Karya Sentosa-2 dan Pemerintah Daerah Lampung Selatan. “Diperkirakan hasil yang diperoleh dalam setiap hektarnya rata-rata sebanyak 12 ton
36
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
gabah kering giling”, kata Kasad. Kasad menambahkan, UndangUndang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia mengamanatkan bahwa salah satu tugas Angkatan Darat adalah pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. Pemberdayaan wilayah pertahanan di darat ini bertujuan antara lain, untuk memberdayakan potensi logistik wilayah menjadi kekuatan logistik wilayah untuk mendukung tugas-tugas pertahanan di darat, melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan menggunakan Bhakti TNI sebagai metodenya, selain Pembinaan Perlawanan Wilayah, dan Komunikasi Sosial. Kesemuanya itu dilakukan untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan potensi wilayah menjadi kekuatan pertahanan, dengan sasaran
terbentuknya ruang, alat dan kondisi juang dan terwujudnya Kemanunggalan TNIRakyat. Hal itu merupakan wujud tekad dan semangat juang Angkatan Darat dalam mengabdikan dirinya bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, yang pada hakekatnya merupakan bentuk kepekaan dan kepedulian Angkatan Darat dalam membantu mengatasi kesulitan masyarakat. “Dengan dilaksanakannya Panen Raya padi hybrida, ini berarti Angkatan Darat ikut serta mendorong masyarakat dalam mengolah lahan dan menanaminya, dengan komoditi tanaman pangan yang hasilnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat”, tegas Kasad. Menyadari bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis, maka setiap program dan kegiatan yang berkaitan dengan ketahanan pangan, hendaknya diarahkan juga untuk memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa, dengan menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan kekeluargaan dari segenap aparat pemerintah, pemuka agama dan tokoh masyarakat serta seluruh komponen masyarakat lainnya. Kondisi tersebut sangat diperlukan dan senantiasa dipelihara agar masyarakat lebih dapat berperan dalam upaya pembangunan daerah. Disamping itu, dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, diharapkan tumbuh daya tahan dan daya tangkal yang kuat untuk mencegah timbulnya setiap bentuk ancaman, terhadap stabilitas terutama stabilitas keamanan di wilayah.
INFO KOMANDO
Wakasad Tinjau RSPAD Gatot Soebroto
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) melaksanakan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (30/4). Kunjungan tersebut dilaksanakan berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab Wakasad untuk mengetahui kondisi berbagai satuan yang berada dibawah naungan TNI AD. Secara kebetulan beberapa hari lalu Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjuk Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot
Subroto untuk memeriksa kesehatan seluruh calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009 mendatang. Anggota KPU Andi Nurpati mengatakan, dipilihnya RSPAD Gatot Subroto itu berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang merupakan mitra kerja KPU dalam melakukan uji kesehatan terhadap pasangan c a l o n presiden dan wakil
yakin bahwa para dokter dan paramedis di RSPAD akan melakukan pemeriksaan dengan baik dan profesional. “Rumah sakit itu (RSPAD) milik pemerintah dan dokter itu independen”, katanya. Sesuai jadwal, pemeriksaan kesehatan pasangan capres dan cawapres akan dilakukan KPU pada 11 Mei 2009 hingga 18 Mei 2009. Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh pasangan capres dan cawapres. Dari hasil pemeriksaan kesehatan yang merupakan rekomendasi IDI itu, KPU akan menetapkan layak atau tidak layak seorang capres atau cawapres.
presiden. ”KPU memilih RSPAD dengan alasan kelengkapan tenaga ahli dan berpengalaman melakukan pemeriksaan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2004”, katanya. Wakasad menambahkan, KPU
www.tniad.mil.id
37
TEKNOLOGI
Satu lagi kendaraan lapis baja beroda ban (Ranlapba/pansrod) dari General Dynamic (GDLS) yang diberi nama Stryker 8x8. Dikembangkan dari Pansrod LAV III 8x8 atau Piranha III yang asalnya merupakan produksi Mowag, Swiss (Sekarang sudah di akhuisisi oleh GDLS). Varian STRYKER
Varian dari Stryker terdiri dari Infantry Carrier Vehicle (ICV) dan Mobile Gun System (MGS). Ada delapan konfigurasi ICV; Nuclear, Biological, Chemical Reconnaissance Vehicle (NBC RV); AntiTank Guided Missile (ATGM); Medical Evacuation Vehicle (MEV); Mortar Carrier (MC); Engineer Squad Vehicle (ESV); Command Vehicle (CV); Fire Support Vehicle (FSV); dan Reconnaissance Vehicle (RV). Konfigurasi reconnaissance vehicle dilengkapi dengan Long-Range Advanced Scout Surveillance System (LRAS3) dari raytheon. Termasuk Horizontal Technology Initiative (HTI) thermal imager generasi ke-2, TV dan laser rangefinder yang aman untuk mata. Konfigurasi Mortar Carrier (MCV-B) dilengkapi dengan senjata mortar 120mm yang dipasang didalam kendaraan, saat operasional pintu di atap kendaraan dibuka dan penembakan dapat dilakukan
Stryker Brigade Combat Team (SBCT) merupakan kombinasi kapasitas untuk pasukan gerak cepat dengan kemampuan mobilitas dan keselamatan yang tinggi. Dengan demikian Pansrod ini mampu melakukan maneuver diwilayah urban maupun pertempuran jarak dekat, mengangkut pasukan infanteri secara aman kedaerah krisis. Sejak diserahkan pertama kali pada April 2002, hingga kini sudah 1.780 unit Stryker diterima oleh Angkatan Darat Amerika (Total kebutuhan SBCT adalah 2.691 unit). Setelah melalui serangkaian pengujian
38
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
dan evaluasi serta di ikutkan dalam latihan Arrowhead Lightning II Mei 2003, Stryker dioperasionalkan sebagai SBCT pertama, dalam Brigade ke-3, Divisi Infanteri ke-2 pada Nopember 2003, dikerahkan ke Iraq. SBCT kedua, Brigade ke-1, Divisi Infanteri ke-25, yang dikerahkan ke Iraq pada September 2004, dan SBCT ketiga, dari passukan ke-172, dikerahkan pada Juli 2005.Kesatuan lain yang mengoperasikan Stryker adalah Brigade ke-4 dan Brigade ke-5 dengan pengisian asset pada tahun 2006-2007. Stryker juga dioperasikan oleh unit pasukan Angkatan udara Amerika.
dengan leluasa. Satu kendaraan memiliki pelontar mortir cadangan. Dilengkapi dengan kendali penembakan digital, awak kendaraan lima personil.
Versi ICV - INFANTRY CARRIER VEHICLE
Stryker merupakan Pansrod 8x8, namun dalam kondisi normal, gerak roda berada pada posisi 4x4, bobot kendaraan sekitar 19 ton dan kecepatan jelajah dijalan raya sekitar 62 mil per jam dan dapat menempuh jarak 312 mil. Konfigurasi dasar
kendaraan Infanteri memiliki proteksi bagi awak didalam kendaraan, badan kendaraan dilapisi lapisan baja keras dilapisi panel keramik/lapis baja komposit buatan IBD/ Deisenroth Engineering, Jerman. Lapisan baja tersebut melindungi sekeliling kendaraan terhadap tembakan amunisi sampai kaliber 14.5mm, bom mortir dan pecahan amunisi artileri. Hal ini saat ini masih menjadi perdebtan dikalangan ahli kendaraan tempur, bahkan ada yang memperbandingkan dengan APC M113. Di Iraq, untuk menghadapi serangan RPG, Stryker dilengkapi dengan barikade yang dipasang di sekeliling badannya. Maret 2005, United Defense (BAE Systems Land and Armaments) mendapat kontrak untuk memasok add-on reactive armor kit untuk 289 unit Stryker, untuk pengiriman antara September 2005 dan Oktober 2006. ICV memiliki protector remote weapon station buatan Kongsberg Protech, Norwegia, yang dapat mengakomodasi senapan mesin M2 kaliber 12,7mm, pelontar granad MK19 kaliber 40mm atau senapan mesin MK240 kaliber 7,62mm, dilengkapi juga dengan pelontar granad asap M6 sebanyak empat buah. Stasiun senjata ini juga dilengkapi dengan kamera thermal TIM1500 640 x 480 buatan BAE Systems. Sarana komunikasi berupa radio komunikasi digital FBCB2 (Force XXI Battle Command Brigade and Below) yang dapat berkomunikasi antara kendaraan melalui pesan tertulis dan jaring peta, maupun komunikasi dengan markas batalyon. Peta akan memperlihatkan posisi seluruh kendaraan yang berada didaerah pertempurannya dan komandan kendaraan akan dapat menandai posisi pihak lawan didalam map dan penandaan
tersebut dapat dilihat pada layar saji peta komandan kendaraan lainnya. FBCB2 disebut juga sebagai internet taktis, termasuk didalamnya EPLRS (Enhanced Position Location Reporting System) AN/ TSQ-158 dri Raytheon. Pengemudi Stryker dilengkapi dengan tiga buah periskop M-17 dan AN/VAS-5 Driver’s Vision Enhancer (DVE) dengan teknologi DRS. Komandan kendaraan memiliki tujuh buah periskop M45 dan thermal imager display dengan kamera video.
yang sama dan dukungan logistik akan lebih mudah.
Versi MGS - MOBILE GUN SYSTEM
Versi MGS terdiri dari bentuk dasar Stryker dilengkapi dengan turret yang sangat stabil untuk melaksanakan penembakan sambil berjalan untuk kanon caliber 105mm (M68A1E4) yang dilengkapi dengan juzzle brake, dan senapan mesin M2 kaliber .50 (12,7mm). Dan dilengkapi juga dengan dua peluntar granad asap M6. Stryker MGS dapat menembakkan 18 butir munisi kaliber 105mm, 400 butir munisi kaliber .50 dan 3.400 butir munisi kaliber 7.62mm. Sistem otomatis pemuatan dan penggantian amunisi dipasok oleh Curtiss-Wright Corp’s Vista Controls. Versi MGS memiliki Alkom K4ISR dan perangkat pandang untuk pengemudi yang sama dengan versi ICV, namun untuk awak senjata dilengkapi dengan periskop dan alat pandang sistem modul dengan dual field of view untuk siang hari dan kanal thermal. Juga dilengkapi dengan detector senjata Nubika. Keuntungan dengan adanya MGS dalam tim tempur brigade dari jenis Stryker digabung dengan versi ICV, maka daya gerak secara umum memiliki akselerasi
SPESIFIKASI. Awak : 2 crew + 9 pasukan (Ranpur Infanteri), 3 crew (pengemudi, komandan, awak senjata untuk versi MGS/ Mobile Gun System) | Panjang kendaraan : 275 inci Lebar kendaraan : 107 inci | Tinggi kendaraan : 104 inci Bobot tempur (GWV): 36.240 lb (ICV), 41.300 lb (MGS) Persenjataan: Versi ICV: senapan mesin M2 (.50), pelontar granad MK19 (40mm) atau Senapan mesin MK240 (7,62mm) dan 4 pelontar granad asap M6 Versi MGS: Kanon M68A1E4 (105mm), senapan mesin M2 (.50) dan 2 pelontar granad Asap M6 | Kecepatan jelajah dijalan raya: 62 mil/jam | Jarak tempuh : 312 mil | Kemampuan lintas parit: 6,5 kaki | Akselerasi : 50 m < 8 detik | Slope depan : 60% | Slope sisi : 30% | Lintas rintangan tangga: 23 inci Transportasi melalui udara : C-130, C-5, C-17 | Alkom : SINCGARS (Single-Channel Ground and Airborne Radio System) radios Raytheon AN/TSQ-158 Enhanced Position Location Reporting System (EPLRS) Squad leaders video display terminal FBCB2 Computer (Commander) | Navigasi: Rockwell Collins AN/PSN-11 PLGR precision lightweight GPS receiver | Mesin : 350 hp | Transmisi : 6 maju, 1 mundur | Transfer case : 2 speed | Differentials : 4 automotive | Suspensi : 8 wheel hydro-pneumatic | Roda: Central tyre inflation system (CTIS) dengan runflat.| Rem : power brake dengan ABS pada tiga axle belakang.
www.tniad.mil.id
39
PRAJURIT & PRESTASI
KOPDA IDI TINDIANTO JUARA ARNIS INTERNASIONAL Adalah anak pertama dari pasangan bapak Jubaidi Harjudi dan ibu Sutinah, lahir di Banyumas pada tanggal 3 Mei 1978, merupakan lulusan Secata PK Rindam II – Sriwijaya tahun 1998, memiliki prestasi yang cemerlang dalam menjalani kariernya di Militer. Suami dari Eulis cucu Kurniasih dan Bapak dari Gladies Indiyana Rahayu ini sejak kecil sudah memiliki hobby olah raga Beladiri, baik Taekwondo maupun Whusu. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang telah diraihnya Beberapa pertandingan dan kejuaraan olah raga yang pernah di ikuti serta prestasi yang pernah diraih selama menjadi Prajurit, antara lain : 1.Mendali Perunggu Guna Dharma Champion Ship tahun 1999 2.Mendali Perak Kejuaraan Nasional Jakarta tahun 1999 3. Mendali Perak Guna Dharma Champion Ship tahun 2000 4. Mendali Perak Kejurda DKI tahun 2000 5. PON XV Surabaya tahun 2001 6. Mendali Perak Porda DKI tahun 2005 7. Penataran Wasit Juri Nasional Whusu di Bali tahun 2006 8. Pelatih Whusu POR Prov Kukar (Kal-Tim) tahun 2006
40
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
9. Mendali Perak Perorangan dan beregu Kejuaraan Arnis/Eskrima World Champion Ships tahun 2007 10.Medali Perunggu Jurus Double Weaphon (Dua senjata), Medali Perunggu Double Stik Hingt Midle (Dua Stik) dan Medali Perak Kulata Open Class (Kelas bebas) Kejuaraan Dunia Wushu Arnis/Eskrima World Champion Ships di Cebu Philipina tahun 2009. Berbagai macam kejuaraan telah diikuti oleh Kopda Idi Tindianto memacu dirinya untuk berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang, namun menurutnya yang paling membanggakan dalam perjalanan kariernya adalah: Pertama pada saat mewakili Kontingen Indonesia pada Kejuaraan Arnis / Eskrima World Champion Ships tahun 2007 yang diadakan di GOR Sumantri Bojonegoro, Kuningan, Jakarta yang mana pada pertandingan tersebut diikuti oleh kurang lebih 10 Negara dan diluar dugaan dapat meraih 2 ( dua ) medali yaitu medali perak Perorangan Kelas 60 Kg dan medali Perak Beregu. Kedua pada awal Januari 2009 saat dipanggil lagi oleh pelatih Grand Master Gleen Gar Dener, untuk memperkuat tim Indonesia pada even Kejuaraan Dunia Arnis Eskrima di Philippina. Kopda Idi Tindianto melaporkan kepada Danyonkav 1 Divif 1 tentang pemanggilan sebagai atlit dalam kontingen Kejuaraan Dunia Arnis/ Eskrima World Champion Ships di Cebu Philippina tahun 2009, dan Danyonkav 1 memberikan, ijin dan arahan kepada Kopda Idi Tindianto untuk lebih fokus latihan dan mempersiapkan diri
mengikuti Kejuaraan dunia tersebut. Kopda Idi Tindianto melaksanakan persiapan Kejuaraan Dunia Wushu Arnis/Eskrima World Champion Ships di Cebu Philipina selama tiga bulan. Selama penggemblengan dilatih oleh Sensei Gleen Gar Dener yang merupakan mantan anggota Militer Australia berpangkat Kapten, sehingga gaya melatihnya keras dan penuh disiplin. Dalam setiap proses persiapan selalu melakukan sparing partner guna melatih mental dan penguasaan diri untuk menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Arnis/Eskrima World Champion Ships nanti. Untuk lebih mendukung dalam persiapan tersebut selain latihan di Dojo, Kopda Idi Tindianto juga tetap melaksanakan latihan di satuan. Seminggu sebelum berangkat ke Philippina Kopda Idi Tindianto melaporkan dan mohon doa restu kepada Komandan dan rekan – rekan anggota Yonkav 1, dengan harapan dapat melaksanakan Kejuaraan tersebut dengan baik dan lancar serta mendapatkan hasil yang optimal, sehingga dapat mengharumkan nama satuan, bangsa dan negara. Setelah a c a r a pembukaan, m a k a dilanjutkan pertandingan b a b a k penyisihan yang diikuti oleh sepuluh negara antara lain Amerika, Polandia, Australia, Norwegia, Spanyol, Italia,Kanada, Indonesia, dan tuan rumah Fhilipina.
Shanshao), Pratu Ahit Wahyudi yang meraih Mendali Perunggu pada kelas 60 Kg ( Shanshao), Pratu Sri Widodo meraih medali emas kelas 56 Kg pada kejuaraan Guna Dharma Champions Cup tahun 2008 dan Pratu Cucu Supriatna meraih medali emas kelas 52 Kg pada kejuaraan Guna Dharma Champions Cup tahun 2008.
Pada pertandingan hari pertama Kopda Idi Tindianto bertanding pada jurus double Weaphon yang diikuti oleh 50 peserta, dan berhasil meraih medali perunggu. Pada hari kedua Kopda Idi Tindianto bertanding pada kelas Single Stik, namun gugur semifinal. Akan tetapi di hari yang sama yang bersangkutan bertanding pada nomor double Stik dan berhasil memperoleh medali perunggu. Pada hari ketiga dipertandingkan pertandingan yang paling bergengsi yaitu kulata (pertandingan bebas). Disini harus menurunkan atlit yang terbaik dari tiap negara, dan Kopda Idi Tindianto mendapat kepercayaan termasuk dari 6 yang akan mewakili kontingen Indonesia. Pada nomor ini diikuti oleh 50 peserta dari 10 negara dan Kopda Idi Tindianto melewati pertandingan dengan perjalanan yang panjang dan sangat melelahkan yaitu 6 kali pertandingan, yang pada akhirnya sampai pada final dan bertemu Jhon More dari Australia yang memiliki tinggi 2,15 M. Namun dengan semangat ingin membela serta mengharumkan nama bangsa, maka Kopda Idi Tindianto tetap bertanding dengan gigih dan pantang menyerah, walaupun kalah dan hanya memperoleh medali perak. Tetapi Kopda Idi Tindianto merasa bangga dan terharu karena dapat mengharumkan nama negara dan bangsa.
Ada satu harapan dan cita-cita yang terbercik dalam lubuk hati Kopda Idi Tindianto yang paling dalam yaitu ingin merubah harkat dan martabat serta derajat keluarga dan orang tua. Dan juga pada kedinasan agar bisa merubah status pangkat kearah yang lebih baik. Selama ini Kopda Idi Tindianto menjadi pelatih di sasana Yonkav 1 Divif 1 yang berinduk pada sasana Inti Bayangan yang bertempat di Senayan, serta tetap berlatih pada H. Ahmad Rivai sebagai pemilik sasana Inti Bayangan. Kopda Idi Tindianto menaruh harapan besar agar prestasi yang telah diraihnya dapat memacu prestasi rekan – rekannya di Yonkav 1 Divif 1 dan dapat menghasilkan generasi baru yang lebih baik dari dirinya, untuk sementara ini 4 (empat) Yuniornya sudah mulai menorehkan prestasi mendapat medali emas pada kejuaraan PORDA DKI tahun 2007 yaitu Pratu Adi Wijaya yang meraih Mendali Emas pada Kelas 60 Kg (
Kesan Kesan selama ini mengikuti
Arnis di Fhilipina Saya merasa bangga dan bahagia karena tidak semua orang memiliki kesempatan berangkat ke luar negeri, apalagi tidak mengeluarkan biaya sendiri dan evennya membawa nama baik Negara. Tahun 2011 rencananya Indonesia menjadi tuan rumah, sehingga saya harus mempersiapkan diri dan saya berharap bukan hanya saya yang mewakili Indonesia pada kejuaraan berikutnya, akan tetapi ada Atlit – atlit dari satuan lain terutama prajurit Kostrad. Harapan kedepan Whusu ini dapat berkembang di jajaran Kostrad dan harapan saya dengan prestasi ini pimpinan bisa memberikan respon yang positif contohnya: Memberikan Prioritas dalam karier karena dapat memotivasi anggota yang lain. Dan juga terima kasih kepada Panglima Kostrad dan Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad yang telah memberikan kesempatan dan mendorong saya untuk kemajuan berprestasi , mudah-mudahan pengalaman saya ini bermanfaat dan dapat memotivasi bagi prajurit yang lain.
www.tniad.mil.id
41
KESEHATAN dalam satu region WHO. Level 5 adalah sinyal kuat bahwa pandemi sudah mengancam dan merupakan waktu untuk menyempurnakan oraganisasi dan komunikasi serta mengimplementasikan rencana mitigasi yang ada. Level 5 mengisyaratkan bahwa satu level lagi pandemi dinyatakan benar-benar terjadi. c. Menurut WHO data kasus flu Babi di seluruh dunia hingga sekarang tercatat 705 orang yang resmi dikonfirmasi. Peringkat pertama Meksiko dengan 448 penderita berturut-turut kedua
Berdasarkan isu merebaknya kasus Flu Babi (Swine flu) akhir-akhir ini, Dirkesad membuat surat edaran kepada seluruh satuan yang ada di jajaran Angkatan Darat untuk mewaspadai terjadinya penyebaran virus tersebut dan menginformasikan bahwa : a. Merebaknya kasus penyebaran virus Flu Babi (Swine flu) di Meksiko sejak pertengahan April lalu telah menjadi kekhawatiran masyarakat akan terjadi pandemi flu yang membunuh jutaan manusia diseluruh dunia seperti pada tahun 1918, 1957 dan 1968. Selain meksiko sejumlah Negara di empat benua diduga sudah tercemar flu babi. Menurut Center for desease control and Prevention (CDC), di Amerika Serikat flu babi (H1N1) telah meluas ke 30 negara bagian dan menjangkiti 226 Orang. b. WHO Sudah menaikkan level penularan virus H1N1 dari level 4 ke level 5, yaitu infeksi virus antara manusia yang menyebar setidaknya dua negara di
42
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
dan selanjutnya sampai posisi 16adalah Amerika Serikat (161), Kanada (51), Spanyol (15), Inggris (13), Jerman (6), Selandia Baru (4), Israel (2), Perancis (2), Korea Selatan (2), Italia (1), Swiss (1), Hongkong (1), Denmark (1) dan Belanda (1). Di Meksoko sedikitnya 159 orang meninggal dunia akibat terinfeksi lfu babi. Korban yang meninggal kebanyakan berusia 20 – 50 tahun. Gejalanya hampir serupa dengan flu burung yang sempat merebak sebelumnya di kawasan Asia dan sekitarnya dan cukup mematikan. d. Istilah lain flu babi(Swine Flu) adalah flu Meksiko, Flu H1N1 2009. Di Indonesia
b. Cara penularan melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung. c. Masa inkubasi 3 – 5 hari Untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyebaran virus flu babi (swine flu), upaya preventif yang perlu dilakukan sebagai berikut : a. Menjaga etika batuk dan bersin, yaitu menutup hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau bersin, kemudian membuang tissue ketempat sampah. b. Menjaga kebersihan tangan. Meskipun nampak terdengar lumrah namun dengan mencuci tangan selama 20 detik setelah bepergian ternyata sangat ampuh menahan penyebaran virus yang bisa masuk melalui tangan yang terkontaminasi oleh virus. c. Menghindari menyentuh mulut, hidung dengan tangan secara langsung. d. Menghindari kontak dengan orang-orang yang sedang tidak sehat. Begitu pula jika sedang sakit sebaiknya istirahat dan menjauh dari tempat- tempat keramaian. Hal ini akan mencegah terinveksi virus ataupun menginfeksi orang lain. e. Mengenali gejala penyakitnya dan segera
berobat seandainya menemukan tanda-tanda mengidap penyakit tersebut. Obat profilaksis untuk mencegah flu babi sama dengan flu burung, yaitu Oseltamivir atau Zanamivir. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh satuan Kesad untuk mewaspadai flu babi (swine flu) adalah : a. Melakukan penyuluhan tentang flu babi (swine flu) dan upaya penanggulangannya. b. Rumkitad menyiapkan ruang isolasi yang dilengkapi dengan ventilator. c. Mewaspadai masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara, terutama pendatang dari negara-negara yang sedang terjangkit. d. Mewaspadai semua kasus dengan gejala influensa (ILI) dan segera menelusuri riwayat kontak dengan binatang (babi) dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat. e. Meningkatkan kegiatan surveilans khususnya Illnness Like Influenza (ILI) dan Pneumonia serta melaporkan kasus dengan kecurigaan kearah swine flu kepada Dirkesad U.p. Kasubdit Binyankes Ditkesad dan Kepala Dinkes wilayah setempat. f. Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang memungkinkan. g. Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral serta menyebarluaskan informasi ke satuansatuan jajarannya. (Ditkesad)
sampai saat ini belum ditemukan adanya kasus infeksi flu babi (swine flu) pada manusia, namun perlu diwaspadai. Hingga kini belum ditemukan vaksin untuk mencegah flu babi ini. Flu Babi (Swine Flu) adalah penyakit influensa yang disebabkan oleh virus influensa tipe A jenis H1N1 yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi dan bisa menular antar manusia. Gejala umumnya yang sangat mirip dengan influensa, yaitu : a. Tanda-tanda klinis : 1) Demam yang muncul tiba-tiba 2) Batuk, pilek 3) Nyeri otot 4) Nyeri tenggorokan 5) Nafas cepat atau sesak nafas 6) Kelelahan yang berlebihan 7) Mungkin disertai mual, muntah dan diare
www.tniad.mil.id
43
RENUNGAN Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya. Dia bertanya mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan. Dia tidak tahu bagaimana untuk menghadapinya. Dia nyaris menyerah kalah dalam kehidupan. Setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru. Ayahnya yang bekerja sebagai tukang masak membawa anaknya itu ke dapur. Dia mengisi tiga buah panci dengan air dan mendidihkannya di atas kompor. Setelah air di dalam ketiga panci tersebut mendidih, dia memasukkan lobak merah ke dalam panci pertama, telur dalam panci kedua, dan serbuk kopi dalam panic terakhir. Dia membiarkannya mendidih tanpa berkatakata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh ayahnya. Setelah 20 menit, si ayah mematikan api. Dia menyisihkan lobak dan meletakannya dalam mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya dalam mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lain. Lalu dia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, Nak?” “Lobak, telur dan kopi”, jawab si anak. Ayahnya meminta anaknya memakan lobak itu. Dia melakukannya dan mengakui bahwa lobak itu nikmat. Ayahnya meminta dia mengambil telur itu dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, dia dapati sebiji telur rebus yang matang. Terakhir, ayahnya meminta untuk minum kopi. Dia tersenyum ketika meminum kopi dengan keharuman aroma. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, ayah?” Si ayah, sambil tersenyum menerangkan bahawa ketiga bahan itu telah menghadapi kesulitan yang sama, direbus dalam air dengan api yang panas
44
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, lobak menjadi lembut dan mudah dimakan. Telur mudah pecah dengan isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Serbuk kopi pula mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi mengubah warna dan rasa air tersebut. “ K a m u t e r m a s u k
golongan yang mana? Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui. Ketika kesukaran dan kesulitan itu mendatangimu, bagaimana harus kau menghadapinya ? (priyo)
SERBA-SERBI
www.tniad.mil.id
45
SERBA-SERBI
Keberhasilan atau ketidakberhasilan Komandan Satuan dalam melakukan pembinaan olah raga dapat dilihat melalui prestasi yang dicapai oleh para prajuritnya ketika bertanding. berkompetisi secara fair dan sehat antar atlet harus diwujudkan, dengan mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki, dan selalu menggelorakan semangat, tekad dan kemauan untuk menjadi yang terbaik tanpa meninggalkan semangat membangun persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, pelihara dan tingkatkan terus jiwa sportifitas dan pupuk rasa persaudaraan dan persahabatan antar kontingen atas dasar kehormatan pribadi dan satuan. ”Tampillah sebagai kontingen yang simpatik, dan hadirlah sebagai kontingen pemenang yang senantiasa memperoleh pengakuan yang tulus karena prestasi yang diraih memang melalui perjuangan yang gigih dengan sportifitas yang tinggi,” kata Kasad.
Kegiatan Porad selain merupakan salah satu wahana untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dalam pembinaan olah raga umum di satuan-satuan Angkatan Darat, juga diharapkan sebagai wahana melahirkan altet-atlet berprestasi yang dapat diproyeksikan untuk dapat berkiprah pada event olah raga nasional maupun internasional. Hal ini disampaikan Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakasad Letjen TNI J.Suryo Prabowo pada pembukaan Pekan Olahraga Angkatan Darat (Porad) tahun 2009 di Lapangan Sapta Marga Magelang, Senin (15/6). Kasad mengungkapkan, berbeda dalam Porad sebelumnya, Porad kali ini mempertandingkan cabang olah raga tinju, dengan demikian secara keseluruhan terdapat tujuh cabang yang dipertandingkan dan dilombakan yaitu atletik, renang, sepak bola, bola voli, tenis lapangan, karate dan tinju. Cabang-cabang olah raga tersebut sangat populer di lingkungan Angkatan Darat, sehingga diharapkan muncul prestasi yang membanggakan dalam Porad ini. Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo mengingatkan, kesempatan
46
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
KODAM IV/DIPONEGORO Raih Juara Umum Porad 2009 Kodam IV/Diponegoro yang juga bertindak selaku tuan rumah Pekan Olahraga Angkatan Darat (Porad) tahun 2009 berhasil mengukuhkan diri sebagai juara umum dengan mendulang 8 emas, 2 perak dan 3 perunggu dari 7 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Kodam VII/Wirabuana yang mengumpulkan 7 emas, 6 perak dan 8 perunggu menempati peringkat kedua menggeser Kodam XVII/Cendrawasih yang harus puas di posisi ketiga dengan perolehan medali 7 emas, 2 perak dan 4 perunggu. Sementara juara umum
Porad V 2007, Mabesad II harus rela berada di urutan keempat dengan 5 emas, 4 perak dan 5 perunggu, jauh menurun dari prestasi pada Porad sebelumnya. Upacara penutupan Porad tahun 2009 dilaksanakan di Lapangan Sapta Marga Akmil Magelang, Rabu
(24/6). Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya Porad adalah untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembinaan olahraga umum di satuan-satuan serta untuk melahirkan atlit-atlit berprestasi yang mampu berkiprah di tingkat nasional maupun internasional sebagai kontribusi Angkatan Darat bagi kemajuan olahraga di tanah air. Bagi Kodam IV/Diponegoro pelaksanaan Porad kali ini terbilang sukses. Secara keseluruhan pertandingan dan perlombaan cabang olahraga yang digelar di berbagai kota di Jawa Tengah dapat berjalan dengan lancar. Prestasi yang ditunjukkan para atlit menyempurnakan keberhasilan Kodam IV/Diponegoro selaku tuan rumah Porad VI 2009. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari tangan dingin sang Komandan kontingen yang juga sebagai Danrindam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Sunindyo. Tentu saja ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan, mengingat pada Porad V sebelumnya di Bandung, Kodam IV/Diponegoro hanya menempati peringkat ke-6 dengan mengumpulkan 3 emas, 6 perak dan 2 perunggu. “Angkatan Darat memang masih memiliki keterbatasan dalam melakukan pembinaan olahraga umum bagi para prajurit, namun jadikan kondisi ini sebagai pendorong motivasi untuk lebih berimprovisasi dalam melakukan pembinaan. Gunakan fasilitas dan sarana yang ada secara maksimal”, imbuh Kasad. Diharapkan pula agar peserta yang belum berhasil tidak putus asa dan menjadikan pengalaman Porad kali ini sebagai cambuk untuk meraih prestasi yang lebih baik. Pada upacara penutupan tersebut juga dilakukan penurunan bendera Porad oleh para atlit yang berprestasi dan diserahkan kepada Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suwarno, sebagai penyelenggara Porad berikutnya. Upacara penutupan Porad turut dihadiri Pangkostrad, Dankodiklat, Pangdam IV/Diponegoro beserta staf, Pengurus KONI Pusat, Gubernur Jateng, para Pangkotama dan Kabalakpus jajaran TNI Angkatan Darat serta totoh-tokoh masyarakat.
www.tniad.mil.id
47
SERBA-SERBI
Sebagai prajurit Sapta Marga, Korps Wanita TNI memiliki tugas dan kewajiban yang sama yakni melaksanakan dan menyukseskan tugas pokok TNI sebagai alat dan komponen utama pertahanan negara. Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso pada amanat tertulis yang dibacakan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo pada Apel Bersama Wanita TNI, di Jakarta, Selasa (21/4). Menurut Panglima TNI, Wanita TNI harus senantiasa siap untuk melaksanakan tugas TNI, baik Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain
48
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
Perang (OMSP). Salah satu jenis tugas OMSP adalah tugas mengamankan dan menyukseskan rangkaian agenda Pemilu 2009. Dikatakan, Apel Bersama Wanita TNI yang dilaksanakan bertepatan dengan perayaan hari Kartini kiranya dapat dijadikan sebagai momentum untuk mawas diri atau mengevaluasi kembali sejauh mana kiprah, perjalanan sejarah, pengabdian dan
perjuangan Wanita TNI di masa yang lalu. Selanjutnya digunakan sebagai bahan instropeksi untuk dapat meningkatkan, memperkuat spirit dan motivasi serta komitmen pengabdian di masa yang akan datang. Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, peran dan tugas kehidupan tidak dibagi berdasarkan standars gender atau jenis kelamin, melainkan lebih karena kualitas, kapasitas dan kompetensi. Dewasa ini banyak kaum wanita yang telah berperan dan berkarya nyata bagi kelangsungan dan keberhasilan pembangunan nasional. Tidak sedikit pula kaum wanita yang berkarier gemilang dalam berbagai aspek kehidupan yang sejajar bahkan melampaui kaum pria, tambah Panglima. Ditegaskan, kaum wanita telah meraih kesempatan yang sama dengan kaum pria, namun demikian sebagai seorang wanita hendaknya selalu ingat akan kodratnya, disamping tugas sebagai seorang prajurit, setiap anggota Wanita TNI juga harus mampu melaksanakan tugas sebagai ibu rumah tangga, pengasuh anak-anak dan pendamping suami dalam meniti karir dan masa depan keluarga yang didambakan. Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso berharap agar Korps Wanita TNI menyadari secara sungguh-sungguh bahwa perjuangan emansipasi R.A Kartini maupun para pejuang wanita lainnya tidak pernah meninggalkan kodrat kewanitaan. Oleh karena itu tuntutan tugas ganda bagi setiap wanita dan khususnya anggota Korps Wanita TNI harus diperankan dengan sebaik-baiknya secara selaras dan seimbang.(yen)
Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono meresmikan rumah pintar Kostrad yang diberi nama Cakra Cendikia 1, bertempat di Divisi Infanteri-1/Kostrad Cilodong, Jakarta, Jumat (1/5).
Rumah pintar ini merupakan rumah pintar kedua di lingkungan Kostrad, setelah rumah pintar Cakra Cendikia Divisi Infanteri-2/Kostrad Malang. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Ibu Negara.
Menurut Ibu Negara, rumah pintar ini merupakan salah satu alternatif d a l a m
menyiapkan generasi muda yang kompetitif dalam membangun bangsa Indonesia yang bertaqwa, cerdas, berbudi pekerti luhur, terampil dan sejahtera serta memiliki kesadaran dan berkemampuan sebagai pelaku aktif dalam pembangunan. Sementara itu, dalam laporan peresmian rumah pintar ini Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Ny. Diana Agustadi SP menyampaikan, tujuan dipilihnya lokasi rumah pintar di Komplek Asrama Kostrad Cilodong, untuk meningkatkan komunikasi warga Divisi Infanteri-1/Kostrad dengan masyarakat Cilodong, serta mempererat rasa kebersamaan antara prajurit TNI AD dengan masyarakat sehingga kemanunggalan TNIRakyat dapat tercipta. Selanjutnya, usai meresmikan rumah pintar Ibu Negara didampingi Ketua
Umum Persit KCK meninjau lokasi dan berkesempatan menebar benih ikan di tambak sekitar lingkungan komplek Asrama Kostrad Cilodong. Rumah pintar ini menempati areal tanah seluas 8.000 meter persegi dengan luas bangunan 358 meter persegi, terdiri dari 6 ruangan dengan 8 sentra, yang meliputi : sentra computer, sentra baca, sentra audio visual, sentra bermain, sentra kriya, sentra laboratorium dan sentra outbond serta sentra ketahanan pangan. Selain itu, rumah pintar ini diperuntukkan tidak hanya untuk warga komplek saja tetapi juga untuk masyarakat luas sekitar Cilodong.
www.tniad.mil.id
49
SERBA-SERBI
Ketua Persit Kartika Candra Kirana Ranting 2 Yonif 511/DY, Ny. Agus Saeful memimpin langsung penanaman buah semangka yang memanfaatkan lahan kosong yang cukup luas di depan kantor Persit KCK Ranting 2 Yonif 511. Penanaman buah semangka ini merupakan pemanfaatan waktu luang untuk melakukan kegiatan yang positif sebagai seorang istri prajurit pada saat
50
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Juni 2009
ditinggal suami bertugas. Menurut Ny. Agus Saeful kegiatan penanaman semangka ini dilakukan oleh para pengurus dan anggota Persit KCK
Ranting 2 Yonif 511/ DY yang bekerja sama dengan Pak Rukani, seorang petani pengembang semangka di Blitar. Setelah tiga bulan merawat tanaman semangka tersebut, akhirnya para istri prajurit Yonif 511/DY itu pun tersenyum, sebab kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil dengan melaksanakan panen semangka yang menghasilkan sekitar 10 ton semangka. Ny. Agus Saeful mengatakan, penanaman semangka ini bertujuan mencari kegiatan untuk mengisi waktu luang selama ditinggal suami bertugas ke Papua. Disisi lain, dengan adanya pendapatan dari hasil penjualan semangka tersebut dapat menambah Kas BKB Yonif 511/DY. Lebih lanjut Ny. Agus Saeful mengharapkan, melalui penanaman semangka tersebut mampu memberikan bekal pada semua anggota Persit Yonif 511/DY untuk belajar bercocok tanam dan mandiri.(yen)
TNI AD tengah membuat film heroik ala Rambo, yang menumpas para penghianat Negara. Selain menyajikan heroisme dalam bentuk perang dan pembebasan sandera. Film berjudul “Panggilan Pertiwi” ini juga sebagai salah satu upaya pendidikan bela Negara bagi masyarakat Indonesia. “Panggilan Pertiwi” diterjemahkan secara kasar sebagai “Panggilan dari tanah air”. Film ini bercerita tentang perjuangan para prajurit TNI dalam mempertahankan suatu wilayah di Indonesia yang diambil alih oleh para pemberontak. Pasukan khusus dikirim bertugas melumpuhkan kawanan separatis yang mencoba menggoyahkan kesatuan NKRI di sebuah perbukitan. Dikisahkan para pemberontak menyakatan kemerdekaan dan pemisahan dari Indonesia. Para pemberontak dengan kejam dan jahat menyerang masyarakat sipil tidak berdosa dengan melakukan penyerangan pasar, mengambil dan merusak bendera merah putih, dan membunuh sipil tidak bersenjata. Kemudian untuk mengamankan dan mengambil alih kekuatan para pemberontak, dikirimlah sebuah pasukan elit dari Kopassus. Ini merupakan film perjuangan masa kini, biasanya film-film perjuangan itu berkisah tentara atau rakyat Indonesia melawan Belanda selama periode berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Serangan Umum 1 Maret” dan 10 November 1945. Pembuatan film ini sebetulnya lebih menekankan pada rasa patriot dan nasionalisme para prajurit”, ujar Kadispenad Brigjen TNI Christian Zebua, MM. Pembuatan film ini sebetulnya lebih menekankan pada rasa patriot dan nasionalisme para prajurit dalam mempertahankan NKRI, yang belakangan kerap mudah berseteru daripada setuju”,ujar produser Tommy Indratama. Pembuatan film ini digarap dengan lokasi syuting yang dipilih yakni di Batalyon 38 AD, Cibinong dan gunung Malereng, Jawa Barat. Inilah film perang garapan anak
negeri, tapi masih dalam bentuk trailer. Panggilan Pertiwi, garapan firs Awamedia Muvie, produksi oleh Dinas Penerangan TNI AD dan Persatuan purnawirawan TNI AD. Opening tulisannya:TNI AD, terus Persatuan Purnawirawan TNI AD. Scene ke-1 ”para tentara latihan, yakni disalah satu tempat latihan Kostrad, yang banyak ban/ban belas disususk seperti lorong-lorong labirin.: ada suara komandan sedang mrelakukan briefing kepadaanaknya buahnya, yang menugaskan para para prajurit untuk merebut dan mempertahankan kesatuan NKRI. Pembuatan film ini sebetulnya lebih menekankan pada rasa patriot dalam mempertahankan NKRI. Sebuah desa mereka bilang : ”Jangan sampai benda ini (Bendera Merah putih) berkibar lagi disini. Scene ke-4 terlihat pasukan tentara (mungkin maksudnya pasukan khussus) sedang dikirin ke medan perang lewat helikopter, terus memasuki hutan belantara markas para pemberontak. Ada juga adegan tembakan dengan menggunakan senjata M16 dan SS1. Tak ketinggalan adegan lempar granat dan perkelahian bak rambo di Vietnam. Semoga saja film ini segera diputar di layar lebar. Sebagai jawaban atas kebosanan masyarakat terhadap film-film dengan pocong, kuntilanak, hantu jamu gendong, atau film komedi murahan. Yang paling utama adalah film ini dapat memberikan semangat juang bagi para pemuda, khususnya pelajar dan mahasiswa.
www.tniad.mil.id
51
BIDIK
Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo menerima Duta Besar Turki untuk Indonesia , HE. Mr. Ayidin Evirgen di Mabesad
Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo menerima Athan Swiss Kolonel Rolf Odermatt di Mabesad
52
PALAGAN No 40 Tahun IX Edisi Maret 2009
OBAT PUYENG NOMOR SERI
PASRAH SAJA
lkisah ada tiga orang tentara dari 3 negara yang masing masing bercerita tentang hal hal yang mengerikan pada saat mereka semua ikut perang dengan negaranya masing masing. Mereka dari Amerika,Inggris dan Indonesia dong tentunya,dan begini cerita mereka ber tiga pada saat itu di meja makan: Amerika: aku pernah ikut perang Vietnam,aku dikepung musuh sebanyak 200 tentara Vietcong.Aku selamat dan cuma jempolku bengkak karena menarik pelatuk senjata M 16 terus menerus. Inggris : Aku pernah ikut agresi ke Iraq untuk menjatuhkan Presiden di negara itu,aku dikepung 300 tentara Iraq dan selamat cuma gores dipipi karena terserempet peluru musuh. Indonesia :aku pernah berjuang melawan tentara Jepang tahun 45 dan aku dikepung 400 tentara dari 4 arah mata angin .Dan aku tidak mundur sejengkalpun walau terkepung tentara musuh. Amerika: sungguh berani kamu,kenapa tidak mundur atau lari. Indonesia: ya tidak mungkin aku lari,karena....?. Inggris: karena kamu berani dan ingin jadi pahlawan. Indonesia: bukan....bukan karena itu. Amerika: lalu kenapa kamu diam saja saat dikepung...?. Indonesia: aku pasrah saja,karena dibelakangku jurang. Amerika dan Inggris: ...............?????? ?????????......
Seorang sersan angkatan darat, yang sedang menguji seberapa banyak anak buah barunya telah belajar, menanyai seorang prajurit baru, “Prajurit, katakan hal pertama yang kamu lakukan saat kamu membersihkan senapanmu!” “Saya memeriksa nomor serialnya, Pak,” jawab prajurit itu. “Nomor seri?!” kata sersan itu kaget. “Mengapa kamu harus melihat nomor serinya?” “Karena,” jawab prajurit itu, “Saya tidak mau kalau ternyata saya membersihkan senapan prajurit lain.”
MINTA CUTI TI
GA HARI
Seorang prajurit meminta cuti selama tiga hari kepada komandannya. Sang komandan berkata, “Apa kamu gila? Kamu baru saja bergabung dan sekarang kamu sudah mau minta tiga hari cuti? Kamu harus melakukan sesuatu yang luar biasa dulu kalau mau dapat jatah cuti!” Maka, prajurit tadi kembali ke pangkalan keesokan harinya dengan sebuah tank milik musuh! Si komandan kagum, ia bertanya, “Bagaimana kamu melakukannya?” “Yah, aku masuk ke dalam tank, lalu menuju perbatasan musuh. Di sana, aku melihat tank musuh. Aku mengangkat bendera putih, si musuh pun mengangkat bendera putih. Aku bilang padanya, ‘Apa kamu mau dapat jatah cuti selama tiga hari?’ Lalu kami tukeran tank!”
www.tniad.mil.id
53