Palestina
Pekan
Edisi : 092 Senin, 22 Mei 2017
Hoax dan Jebakan Persepsi
Pusat Urusan Kembali Pengungsi Keluarkan Edisi Baru Jurnal Kajian Pengungsi Palestina
Mimbar Aqsha HAK KEMBALI PENGUNGSI PALESTINA, MUNGKINKAH? (Bagian Kedua) Apakah Orang Palestina Meninggalkan Tanah Airnya Dengan Sukarela? Pertanyaan ini muncul karena ada ungkapan yang menyatakan bahwa "Orang-orang Palestina keluar dari negerinya ketika perang 1948 atas keinginan mereka sendiri, dan atas desakan para pemimpin arab melalui siaran-siaran radio berbahasa arab. Justru zionis mengharapkan mereka tetap menetap di kampung halaman. Akan tetapi, orang Palestina lebih memilih meninggalkan tanah airnya. Oleh karenanya, mereka kehilangan hak untuk kembali ke tanah air mereka". Inilah pernyataan dan klaim sepihak dari zionis dan pendukungnya. Anwar Mahmoud Zanati, seorang penulis artikel pada majalah al-Bayan yang terbit di Riyadh menyampaikan bahwa awal mula yahudi membeli tanah di Palestina pada tahun 1855 oleh Montefiore, pada masa Sultan Abdul Majid dari Kesultanan Turki Utsmani. Pada tahun 1914 atau masih di bawah Kesultanan Turki Utsmani, tanah yahudi di Palestina bertambah luas menjadi 245,581 km² (15% dari total tanah Palestina). Kemudian sampai tahun 1947, tanah yahudi di Palestina meningkat tajam hingga mencapai 1.634 km² (90%). Hal ini bisa terjadi karena dukungan pemerintahan Britania terhadap zionis Israel dalam mencaplok tanah-tanah di Palestina dan mengusir warganya dari kampung halamannya. Pada tahun 1961, salah seorang jurnalis Irlandia bernama Erskine B. Childers (1929-1996) menyampaikan hasil penelitiannya tentang sebab musabab eksodusnya orang-orang Palestina dari tanah air mereka. Berikut hasilnya: 1. Childers meminta para pemimpin zionis untuk memberikan satu bukti yang menguatkan klaim sepihak tentang keluarnya orang-orang Palestina atas kemauannya sendiri, tapi mereka tidak mampu menjelaskan.
Penanggung Jawab: Saiful Bahri (Ketua ASPAC for Palestine). Pemimpin Umum: Ahmad Yani. Pemimpin Redaksi: Muhammad Syarief. Keuangan: Maulany H. Redaksi: Wadil Muqoddasi Tuwa, Salman Alfarisi, Dina Fitria, Eisha Haneyya. Sirkulasi & Distribusi: Iskandar Samaullah, Djoko. Design dan Tata Letak: Ardy. Donasi: Rekening Bank Syariah Mandiri Cab. Saharjo 704 575 2121 atas nama ASPAC FOR PALESTINE.
2. Childers mendatangi stasiun radio Britania dan AS untuk mengecek rekaman yang telah disiarkan selama tahun 1948. Ia tidak menemukan siaransiaran radio berbahasa arab yang memerintahkan orang-orang Palestina untuk keluar dari tanah airnya. Bahkan ia menemukan rekaman siaran berbahasa arab yang memerintahkan mereka untuk menetap dan tidak keluar. Akan tetapi, justru siaran radio Israel memerintahkan mereka untuk hijrah. 3. Komite Tinggi Arab tidak pernah mengeluarkan rilis media yang memerintahkan pengosongan tanah Palestina untuk diisi dengan tentara Arab. Akan tetapi sebaliknya, Komite memerintahkan pemerintahan Arab bahu membahu melarang eksodus warga Palestina.
Yosef Weitz (1890-1970), seorang yahudi Polandia yang mulai menetap di Palestina tahun 1908 dan juga sebagai direktur permukiman yahudi antara tahun 1932 hingga 1948, menulis dalam buku hariannya tentang rencana pembersihan rakyat Palestina dari rumah mereka. Buku diary ini merupakan bukti kejahatan perang, penjarahan, dan kekejaman yang dilakukan tentara yahudi ketika itu. Ia menuliskan: "Ini harus jelas, bahwa tidak ada ruang di negeri ini bagi dua bangsa (Arab dan Yahudi). Apabila bangsa Arab meninggalkannya, tanah ini akan menjadi luas untuk kita. Satu-satunya solusi setelah perang dunia kedua adalah tanah Israel, setidaknya tanah di bagian barat (Palestina) dari Transjordan, tanpa orang Arab. Tidak ada ruang untuk kompromi di sini. Tidak ada cara kecuali dengan mengusir Arab Palestina semuanya ke negeri tetangga".
Dari fakta dan data di atas, bagaimana sikap dunia terhadap para pengungsi Palestina? Mungkinkah mereka kembali ke tanah air yang telah dirampas penjajah Israel? Berapa banyak resolusi PBB terkait dengan pengungsi Palestina dan tidak ada satu pun dilaksanakan oleh penjajah zionis. (Salman Alfarisy)
Pelita Aqsha HOAX DAN JEBAKAN PERSEPSI Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS. Al-Hujurat: 6). Ayat diatas merespon sebuah kejadian yang berkenaan utusan Rasulullah SAW yaitu al-Walid bin Uqbah yang diutus ke Kabilah Bani Musthaliq. Sebelumnya, salah seorang pimpinan kabilah tersebut masuk Islam, ia bernama al-Hârits. Para mufassirin menjelaskan peristiwa detilnya, saat al-Harits kembali kepada kaumnya, ia mengumpulkan zakat dari mereka sesuai janjinya kepada Rasulullah SAW. Ia menunggu-nunggu datangnya utusan Rasul SAW yang akan mengambil harta zakat yang dikumpulkannya tersebut. Rasul pun mengutus al-Walid bin Uqbah. Kabar kedatangan utusan Nabi SAW ini sangat mengembirakan kabilah Bani Musthaliq. Mereka bersiap diri menyambut utusan tersebut. Al-Harits mengajak kaumnya bergembira, gegap gempita menyambutnya. Di lain pihak, al-Walid dari jauh menyaksikan kegaduhan yang tidak wajar. Ia mempersepsikan bahwa al-Hârits menolak menyerahkan zakat. Ia justru mengerahkan kaumnya untuk membunuhnya. Al-Walid pun membalikkan badan, menjauh dari kabilah Bani Musthaliq. Sesampai di Madinah ia mengadu bahwa alHarits menolak menyerahkan harta zakat, dan ia telah menyiapkan pasukan untuk membunuhnya. Hampir saja Rasulullah saw mengerahkan pasukannya. Untung saja, al-Harits sigap mengambil sikap. Keanehan sikap al-Walid segera direspon dengan mendatangi Rasul saw dan mengklarifikasi keluarnya banyak orang dari sukunya. Mereka sangat bergembira dan begitulah cara mereka mengekspresikannya. Turunlah ayat Allah menegur perilaku al-Walid. Al-Walid adalah seorang kepercayaan Nabi Muhammad SAW, tetapi mengapa teguran itu sangat keras? Bahkan al-Quran menggunakan redaksi “fasiq”. Bisa jadi memang tidak secara langsung dimaksudkan adalah al-Walid. Tetapi sikap ceroboh al-Walid ini bisa menjerumuskan kepada kefasikan yang mendatangkan bahaya perpecahan dan musibah yang besar. Pertumpahan darah hampir saja terjadi jika kubu Bani Musthaliq tidak klarifikasi. Al-Walid terjebak pada persepsi-persepsi negatif yang merusak. Bani Musthaliq bergembira dengan gegap gempita. Mereka bangga dengan datangnya utusan Rasul SAW.
Tetapi al-Walid mempersepsikan berbeda. Ia terjebak framing pikirannya. Sehingga secara tak sadar ia disetir alam bawah sadarnya untuk merespon dengan ceroboh. Rasanya, inilah yang terjadi di tengah umat Islam sekarang. Terutama, ketika kita kidup di era kemajuan telekomunikasi yang basis sosial medianya sangat kuat. Informasi apa saja berseliweran setiap saat. Suka atau tidak, diinginkan atau tidak, informasi itu sangat membanjir. Mitchell Kapor sampai mengatakan, “Getting information off the internet is like taking a drink from a fire hydrant”. Rendahnya semangat literasi memperparah kondisi ini, sehingga tak jarang kaum intelek pun terjebak mengonsumsi dan memviralkan sebuah berita yang belum tervalidasi. Tak sedikit dari konten broadcast sosial media disinyalir berisi hoax atau berita yang belum tervalidasi dengan baik. Sebagian lagi fakta dan data yang diambil untuk memframing dan propaganda sesuatu tujuan, seperti sebuah teori kultivasi media. Saatnya umat Islam kembali menadabburi surah alHujurat ayat 6 ini, agar bisa menghindari tercabiknya ukhuwah. Supaya rajutan persaudaraan tidak pudar oleh fitnah dan rasa penasaran yang berujung penyelidikan berbasis praduga dan prasangka buruk. Dan agar terhindar dari jebakan perangkap kefasikan yang tak diprediksi seperti di atas. Rupanya, teguran di atas merupakan salah satu entry point ayat kesepuluh tentang esensi persaudaraan. Dan berikutnya memuat larangan saling mencela dan mengejek sesama muslim, serta larangan berburuk sangka serta perbuatan tajassus (menyelidiki). (bersambung) Catatan Keberkahan 55 Jakarta, 19.05.2017 SAIFUL BAHRI
Palestina
Pekan
Berita Utama Pusat Urusan Kembali Pengungsi Keluarkan Edisi Baru Jurnal Kajian Pengungsi Palestina aspacpalestine.com - Ramallah. Pusat Urusan Kembali Pengungsi Palestina mengeluarkan jurnal pengungsi Palestina (JPRS) edisi yang baru. Jurnal tersebut merupakan edisi revisi kedua yang saat ini telah memasuki tahun keenam. Jurnal tersebut juga disertakan dengan sejumlah topik-topik dan permasalahanpermasalahan yang berhubungan dengan Palestina secara umum, khususnya permasalahan-permasalahan yang menyangkut pengungsi. Edisi saat ini yang terdiri dari sekitar 70 halaman, mencakup artikel-artikel dan kajian-kajian khusus yang ditulis oleh sejumlah peneliti, yang berfokus pada masalah arab 48, juga kebijakan-kebijakan Israel yang diskriminatis dan rasis terhadap Palestina 48. Majalah ini secara luas mengangkat pembahasan identitas budaya Palestina di lingkungan minoritas Palestina di wilayah Palestina 48. Jurnal ini juga membahas perjuangan mereka untuk mempertahankan identitas Palestina yang berada di bawah kendali Israel di sektor pendidikan, sosial serta hukum. Selain itu, jurnal ini juga mengulas perjuangan berat yang mereka kerahkan agar bisa bertahan hidup. Journal Of Palestinian Refugee Studies (JPRS) adalah sebuah jurnal akademis yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan berfokus pada tema pengungsi Palestina. Jurnal tersebut diterbitkan oleh pusat urusan pengungsi dua kali dalam setahun. Jurnal tersebut akan ditulis oleh para akademisi, politisi, serta peneliti dari Inggris dan seluruh dunia. Cara untuk mengakses jurnal tersebut juga akan dipermudah baik secara elektronik maupun cetak. alwatanvoice.com (19/5/2017)
Al-Quds 432 Ribu Orang Palestina Tinggal Di Al-Quds aspacpalestine.com – Al-Quds. Jumlah penduduk kota Al-Quds yang terjajah diperkirakan sekitar 432 ribu jiwa, pada akhir tahun 2016. Jumlah tersebut merupakan jumlah warga Palestina yang tinggal di Al-Quds dari 488 juta penduduk Palestina. Jumlah orang Palestina di seluruh dunia berjumlah 12.70 juta.
Menurut data-data yang dilansir oleh petugas pusat statistik Palestina, bertepatan dengan hari 69 peringatan Nakhba, bahwa jumlah orang Palestina di dunia sembilan kali lipat sejak tahun 1948. Data tersebut menjelaskan bahwa jumlah orang Palestina yang saat ini menetap di palestina bersejarah pada akhir tahun 2016, mencapai sekitar 6.41 juta orang. Jumlah lokasi permukiman dan pangkalan militer Israel di Tepi Barat mencapai 413 lokasi, pada akhir tahun 2015, termasuk 150 pemukim dan 119 pos-pos permukiman. Menurut data yang sama, jumlah pemukim di Tepi Barat mencapai 617,291 pemukim pada akhir 2015. Sekitar 292.555 pemukim tinggal di kota Al-Quds dengan persentase 47%. Penjelasan Palestina dalam bentuk khusus berkaitan dengan pembongkaran satu-satunya sekolah di lingkungan Abu Nawar, bagian timur kota Al-'Ayzariyah. Sekolah tersebut terdiri dari 6 ruang kelas. Disamping itu, Israel membongkar masjid Qayyid yang dibangun di kota Shur Bahir. aljazeera.net (14/5/2017)
Palestina Gaza Na'im: Kondisi Kesehatan Di Jalur Gaza Sedang Kritis aspacpalestine.com - Gaza. Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkunan dalam Komite Administrasi di Gaza, Bassam Na'im menjelaskan kepada delegasi dari Dewan Legistatif tentang kondisi kritisnya kesehatan di Gaza. Kondisi tersebut disebabkan keterbatasan fasilitas kesehatan karena aksi blokade yang sangat ketat terhadap Gaza. Selama pertemuan yang diadakan di Kementerian Kesehatan di kota Gaza, Na'im menegaskan tentang perlunya langkah-langkah baru yang serius untuk menangani kesehatan warga. Termasuk dalam menyikapi penyetopan pengiriman obat-obatan dan suplemen, pemotongan sebagian besar gaji relawan medis, krisis bahan bakar dan listrik dalam memenuhi pelayanan kesehatan. Dia menegaskan bahwa penjajah Israel merupakan pihak pertama yang harus bertanggungjawab terhadap krisis yang terjadi di Jalur Gaza. Jalur Gaza masih menderita blokade dan tindakan penjajahan yang sadis. Hal tersebut memposisikan Israel sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap kondisi krisis yang melanda, sesuai dengan norma dan hukum kemanusiaan internasional. Ketua Komite Kesehatan di Dewan Legislatif, Khamis An-Nijari menyebutkan bahwa tujuan kunjungan tersebut dalam rangka keikutsertaan dan terlibat dalam menghadirkan solusi-solusi terhadap krisis yang melanda sektor kesehatan di Gaza. alray.ps (14/5/2017)
Pekan
Tepi Barat Peringati Hari Nakba, Aksi Massa Tumpah Di Tepi Barat Dan Jalur Gaza aspacpalestine.com – Tepi Barat. Sejumlah organisasi dan faksi yang beraliran nasionalis dan islamis melakukan aksi dalam memperingati hari Nakba Palestina yang ke 69. Selain itu, peserta aksi juga melakukan longmarch di sejumlah jalan di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Istilah Hari Nakba berarti hari terusirnya bangsa Palestina dari wilayahnya, pada tahun 1948. Di kota Nablus, sejumlah tokoh ikut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi, antara lain, Mahmud 'Alul (Tokoh
Palestina), Ikram Ar-Rujubi (Gubernur Nablus), Ahmad Majdalani (Anggota Komite Eksekutif PLO) dan sejumlah perwakilan sejumlah organisasi lainnya. Majdalani mengatakan bahwa "peringatan ini adalah perih. Peringatan ini mengandung makna ketidakadilan. Peringatan ini juga bertepatan dengan aksi mogok makan para tawanan dalam memperjuangakan kebebasan dan martabat, yang dipimpin oleh Marwan Al-Barghouti dan Ahmad Sa'idat dan pemimpin lainnya. Aksi mogok makan dilakukan untuk menuntut keadilan yang sesuai dengan hukum internasional dan kemanusiaan. palsawa.com (15/5/2017)
Tawanan Mogok Tawanan Memasuki Bulan Kedua aspacpalestina.com – Ramallah. Mogok makan yang dilakukan oleh para tawanan di dalam penjara-penjara Israel telah memasuki hari yang ke 31, Rabu,(17/5/2017). Mogok makan tersebut juga dikenal dengan istilah "mogok demi kebebasan dan kehormatan". Mogok
Palestina
Pekan
makan dilakukan dalam rangka menuntut kehidupan yang layak dan manusiawi bagi mereka. Komite Penerangan Aksi Mogok Makan mengatakan, bahwa aksi para tawanan telah memasuki bulan kedua. Mogok tersebut tetap dilakukan meski dalam kondisi kesehatan yang sulit. Puluhan tawanan yang melakukan aksi tersebut telah dipindahkan ke rumah sakit lapangan (Rumah Sakit yang berlokasi di lapangan dan didirikan oleh Israel untuk para tawanan mogok makan). Komite menjelaskan bahwa tawanan Marwan AlBarghouti akan melakukan mogok minum, jika adminitrasi penjara Israel tidak juga membahas tuntutan para tawanan. Al-Barghouti telah mengumumkan langkahnya ini saat dikunjungi pengacaranya, 2 hari lalu. Tuntutan dari aksi mogok makan adalah penyetopan penahanan administratif, penahanan kebijakan isolasi, kebijakan larangan kunjungan keluarga dan karena kelalaian pelayanan medis, serta tuntutan lain yang mendasar dan sesuai hukum. safa.ps (17/5/2017)
Pengungsi Pengungsi Palestina Desak Ungkap Nasib Keluarga Mereka Di Penjara Saydnaya aspacpalestine.com - London. Keluarga Tawanan Palestina di Suriah menyampaikan seruan melalui kelompok kerja Palestina. Seruan tersebut berupa desakan terhadap PBB dan seluruh organisasi kemanusiaan internasional, untuk menekan pemerintah Suriah agar membebaskan seluruh tawanan. Salah satu keluarga menyampaikan tentang bertambahnya rasa takut mereka terhadap nasib anak mereka yang ditawan, setelah adanya berita pembakaran yang dilakukan pemerintah Suriah terhadap para tahanan di penjara militer Saydnaya, bagian Timur Damaskus. Sementara itu, menurut Aljazeera, Amerika Serikat mengungkapkan berdasarkan beberapa bukti tentang "tempat pembakaran" yang dibangun Pemerintah Suriah untuk tubuh para tawanan yang telah dibunuh sebelumnya di penjara Saydnaya. Disinyalir adanya eksekusi mati 50 orang tahanan di penjara tersebut setiap harinya. PBB mengatakan keharusan laporan terhadap setiap kejahatan yang dilakukan di Suriah.
Sementara, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika untuk Urusan Timur Tengah, Stewart Jones memperlihatkan sejumlah gambar kepada para wartawan yang diambil dari satelit industri pada awal tahun 2015. Gambar tersebut menunjukkan sesuatu yang terlihat seperti salju yang meleleh di permukaan gedung yang menujukkan adanya uap panas yang keluar dari dalam gedung. actionpal.org.uk (16/5/2017)
Entitas Zionis Metode Lain Israel Untuk Rusak Aksi Mogok Makan aspacpalestine.com - Palestina. Otoritas penjara Israel berupaya menggunakan segala cara yang dapat menggagalkan aksi mogok makan para tawanan yang telah berlangsung selama 28 hari berturut-turut. Badan berita "wafa" mengutip pernyataan sejumlah pengacara dari Hak Asasi Manusia saat mengunjungi beberapa penjara Israel, baru-baru ini. Para pengacara mengatakan bahwa otoritas penjara Israel semakin meningkatkan aksi "penganiyaan terhadap tawanan". Menurut mereka, Penganiayaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mogok makan. Para pengacara mengatakan bahwa otoritas penjara Israel memulai penganiayaan sejak dimulainya mogok makan pada tanggal 17 April lalu. Israel menggunakan gas air mata dan anjing polisi saat melakukan penganiayaan dan pemeriksaan terhadap para tawanan. Para pengacara menekankan isolasi terhadap sejumlah tawanan yang ikut mogok makan di ruang yang berukuran sempit dan kotor serta penuh dengan serangga. Para tawanan dilarang keluar ke gelanggang umum penjara serta dipaksa meminum air dari keran kamar mandi. sahehkhabarak.com (14/5/2017)
Madrasah Aqsha
Tahukah Kamu Apa Arti Yahudisasi Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds?? Yahudisasi Al-Quds berarti membuat kota tersebut sebagai kota Yahudi dari segi sejarah, kependudukan, kepemerintahan dll, yang artinya perlahan melucuti identitas keislaman dan kearaban dari kota tersebut. Cara Pemerintah Zionis-Israel me-Yahudisasi-kan kota Al-quds, sebagai berikut: • Meruntuhkan rumah-rumah warga Palestina di kota Al-Quds dan mengusir mereka • Mendeportasi warga Palestina dan mencabut kewarganegara-an mereka • Membangun pemukiman Yahudi di Al-quds bagian timur untuk mendorong imigrasi • Menyita tanah warga Palestina • Mengeksploitasi landmark Islam sebagai peninggalan suci milik Yahudi • Membangun tembok pemisah yang mengisolasi warga palestina dan menyusahkan kehisupan mereka • Memalsukan warisan budaya Al-quds dengan mengganti nama-nama kota dan desa dari bahasa Arab ke bahasa Ibrani • Menggali terowongan di bawah dan dekat masjid Al-Aqsha. [EH] Palqa.com
GrahaQU 2nd Floor, Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No. 1 Warung Jati, Pancoran Jakarta Selatan 12740 DKI Jakarta Indonesia Telp./Fax : +62 21 7918 9149 Email :
[email protected] Web site : www.aspacpalestine.com Face book : asia-pacific community for palestine Twitter : @Aspac4Palestine Account Bank | a. Bank Syariah Mandiri (BSM) Saharjo Branch, account number 704.575.2121 in the name of AsiaPacific Community for Palestine b. BNI Syariah Bendungan Hilir Branch, account number 666.111.997 in the name of Asia Pacific Community for Palestine