d
Nomor: 03, Tahun XXIV/EdisE September 1999
IS1 NOMOR IN1
PEKSAMAAN DAN PERBEDAAN PANDANGAN LmRATUR "BARAT' DENGAN ISLAM TENTANG IMPLIKASI BEBERAPA ASPEK ANDRAGOGI Aliasar .........................................................................................................
246
PEbWERIAN PANDUAN KEBERHASILAN (KNOWLEDGE OF RESULTSKR) DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MOTOW< Chalid Marzuki .....................................................................................................
259
DAYA PREDIKSI SKOR UMPTNTERHADAP PRESTASI B E W A R MAHASIFWA PENDIDIKAN SEN1 WBS II(IP PADANG Eswendi .................................................................................................................
275
TEKNlK 'COPY MASTER' DALAM PENGAJARAN MENULlS ESAI POPULER . Harris Effendi Thahar ..........................................................................................286
PERAN I'NTELIGENSI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK BOLABASKET TI'NGKAT DASAR MAHASISWA FPOK KIP PADANG Imam Sodikoen ...................................................................................................
292
PROFILK SOC, KOMPETENSI UTAMA. DA~PANDANGAND ~ MDUSTRI A TERHADAP IMPLEMENTASI PSG DI KOTAMADYA PADANG .... Nizwardi Jalinus ................... ....... ....................................................................
307
A S P M I GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN DI SEKOLAH DASAR ... Rifrna ............................ . . .....................................................................................
322
TMJAUAN TENTANG MANAJEMEN PENDIDMAN Dl INDONESIA Sutjipla ...................................................................................................................
333
LUSKONSEPSI DALAM MATERI r1s:KA MAHASISWA TPB FPMIPA IKIPPADANG Yurnetti, dkk ..........................................................................................................
347
FORUM PENDIDXKAN Nomor: 03, Tahun MUVIEdisi September 1999 IS1 NOMOR ITVI
ISSN 0126-1 969 S I T 4481SWDitjm PPGlS'ITl1967
DARI REDAKSI ...............................
Penasehat Rektor Universitas Negeri Padang
PERSAM~ANDAN PERBEDAAN PANDANGAN~ T U “BARAT R DENGAN LSLAM TENTANG IMPLIKASI BEBERAPA ASPEK ANDRAGOGI Aliasar ...................................... 246
Pemirnpin Umum: Drs.Azmi,M.A.,Ph.D.
PEMBERIAN PANDUAN KEBERHASIUW (KNOWLEDGE OF RESULTSKR) DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBEWARAN MOTORIK
Pemimpin Redaksi: Drs. Barhaya Ali, M.L.S.
Chalid Manuki ................................... 259
Sekretaris Redaksi: Drs. Hasanuddin WS, M. Hum
DAYA PREDIKSI SKOR UMPTN TERHADAP PRESTASI B E W A R MAHASISWA PENDIDMAN SENl FPBS IKIP PADANG
Redaksi :
Prof.Dr.Abizar Prof. Kurnaidi, M.A., W.D. Dr.Phil. Y a n w Kiram Drs' Rusdi Rusyid9M.Sc. Drs. Jurlismen Radjab Drs. Hadiyanto, M.Ed.
. . .... i
Eswendi ............................................. 275 4
Sehetariat: P. Setiawan Asrniarni Ernawati Raziardi Bakri
TEKN'lK 'COPY MASTER' DALAM PENGAJARAN MENULIS ESAI POPULER Harrk Effendi Thahar ....................... 286 PERAN lN'IELIGENS1 TERHAL)AP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Pl2AKTF.K BOLABASKET TINGKAT DASAR MAHASISWA FPOK IKIP PADANG
Imam Sodikoen ...............................
292
P R O M SoC, KOMPJTIENSI W'AMA, DAN PANDANGAN DUNIA INDUSTRI Penerbit TERHADAP IMPLEMENTAS1 PSG Dl Universitas. -Negri Padang Press 1 KOTAMADYA PADANG .... I Nizwardi Jaiinus ............................. 307
Alamat Redaksi : Lantai LLI Gedung Rektorat UniversitasNegeri Padang Kampus UNP Air Taw= Padang . . Telp. (0751) 51260
AsPlRAsI GURU -ANG PEWCSANAAN SUPERVlSI PENGAJARAN D1 SEKOLAH DASAR ... Rifma ................................................ 322
Terbit Sekali Tiga Bulan
TINJAUAN TENTANG MAEIkTEMEN PENDIDIKAN DI INDONESIA sutjipto ..............................................333
Terakreditasi Kpts. Dirjen Dikti Depdikbud No' 1mktiKep'1998' Tg" April 1998
MISKONSEPSI DALAh4 MATERI FISIKA MAHASISWA TPB FPMIPA IKIP PADANG Yurnetti, dkk ................................ 347
PEMBERIAN PANDUAN K E B E R B A S W (KNOWLEDGE OF RESULTSIKR) DALAM WAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MOTORIK
Oleh :Chalid Marzuki
.
.
.
Abstract
m e n learning a motor skill, information must be processed by the learner. It is clear that feedback is an important aspect in general learning as well as in the learning a motor skrll. The term of fiowledge of Results (XR) is ofren used synonymously and interchangeably with the term of feedback In fact, KR has,been viewed as the single most variable governing the.acquisition of skill. The paper tries to explore the important jmctions of Knowledge of Results (KR) in learning motor skills. Those functions are informalion, motivation, and reinforcement. Some questions about giving KR are also considered and discussed.
A. Pendahulan
1
Belajar suatu keterampilan motorik merupakan proses yang kompleks. Buekers dan Magill, (1995); Rink, (1985); Schmidt, (1 975a); Singer, ( 1980), menjelaskan bahwa seseorang dapat meningkatkan tampilannya dengan melalui beberapa tahapan. Mereka sependapat bahwa tahapan tersebut diuraikan pertarna kalinya oleh Fitts dan Posner, (1967). Tahapan tersebut dikarakterisasikan oleh beberapa faktor yang muncul pada saat pertama kali, pertengahan, dan akhir dari tingkatan perkembangan keterampilan. Ketiga tahapan ini secara bemrutan dikenal dengan n m a phase cognitive, phase antara (intermediate)lassociative,dan phase akhirlautonomous. Untuk sampai kepada suatu tampilan yang sangat mahir atau terampil dalam belajar motorik dibutuhkan waktu berlatih yang sangat lama atau tahunan. Salah satu tugas guru olahraga atau pelatih dalam ha1 ini adalah untuk memudahkan atau membantu proses belajar tersebut dari pemula sehingga menjadi atlet yang terampil dengan waktu yang singkat. Kepustakaan mengenai belajar motorik menunjdckan banyaknya metode dan strategi yang bisa dipakai untuk meningkatkan hasil belajar dan tampilan motorik.
Salah satu daii metode tersebut dikenal dengan narna Knowledge of Results (KR) atau "Pailduatl'Keberhasilan" (PK).
B. Knowledge of Results (KR)1Panduan Keberhasilan (PK) Salah satu tugas utama guru olahraga dan pelatih adalah secara langsung melibatkan diri dalam memberikan pertolongan kepada murid-murid mereka yang sedang belajar keterampilan motorik. Termasuk dalam tugas ini adalah juga menentukan apakah telah terjadi faktor belajar dalarn diri murid. Rink (1985) menjelaskan bahwa faktor belajar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat diarnati. Belajar hanya dapat diperkirakan tejadi dengan memperhatikan prilaku atau tampilan yang ditarnpakkan oleh murid. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkirakan ukuran-ukuran tampilan yang mempunyai katakteristik tersendiri seperti, tarnpilan seharusnya rnenjadi mantap {kurang benrariasi) dari- hari ke hari. Nilai (score) sehamsnya terus berubah atau menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu sebagai hasil dari berlatih. Pada saat belajar keterampilan motorik, seseorang hams memproses informasi yang datang dari*berbagaisumber seperti pandangan (visual), suara (verbal), dan otot (kinesthetic), membuat keputusan tentang informasi tersebut, dan akhirnya memilih suatu respon yang paling tepat untuk situasi yang dihadapinya. Sebagaimana murid berlanjut melampaui tahapan belajar maka kemarnpuan mereka untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan Yang mereka perbuat dan membuat penyesuaian-penyesuaian yang tepat untuk memperbaikinya juga meningkat (Buekers dan Magill, 1995; Marteniuk, 1986). Maksudnya, seorang yang ahli mampu mempergunakan segala informasi yang diberikan oleh sistem sensorinya untuk tampil secara terarnpil atau sukses. Sedangkan, pemula kadang-kadang tidak sadar atau tidak mampu untuk memanfaatkan informasi yang disediakan oleh sistem sensorinya. Alhasil, mereka memperghakan informasi ekstemal yang memperkuat sistim sensori untuk mengarahkan tindakan-tindakannya. Marteniuk (1976) menjelaskan suatu model dasar mekanisme proses infonnasi (gambar. 1) yang didasarkan dari model yang dikembangkan terlebih dahulu oleh Welford (1968). 1
I .
,
,
Gambar. 1 Model Proses Informasi Garnbar. 1 Model Proses Informasi
c
external feedback intrinsic feedback
.
.. ,
I- I
intrinsic feedback
-
:..
.':
from display Sense Pe Muscular
organ? mcch
mech
' ,
mech-
systems
'
',
.
II I
I
Sumber: Marteniuk (1976 : 5) Pada model di atas dapat,dilihat tiga macam mekanisme yang mengantarai informasi dengan kondisi di sekitamya Mekanisme tersebut adalah perceptual, decision, dan eflector. Selanjutnya Marteniuk (1976) menerangkan bahwa h g s i dari rnekanisme perceptual, yang menerima kondisi sekitarnya dari organ sensori, adalah untuk menyediakan pusat mekanisme dengan suatu deskripsi kondisi sekitarnya dengan mengindentifikasi dm mengklasifikasikan informasi yang masuk. Kesimpulan rnengenai deskripsi kondisi sekitar tersebut dalam bentuk kode yang telah diatur sebelumnya dikirim ke mekanisme decision dengan suatu rangkaian dari responrespon perceptual. Mekanisme ini seterusnya hams menentukannya dalam suatu rencana-aksi yang berhubungan dengan tujuan-tujuan saat itu. Jika suatu rencanareaksi telal~~dipilih maka suatu rangkaian komando dikirimkan ke mekanisme effector yang kemudian mengorganisasikan respon dan mengirimkan komando yang tepat ke sistem otot. Feedback memainkan peranan penting dalam pelaksanaan gerakan. Selanjutnya informasi tentang gerakan tersebut akan diumpanbalikkan ke mekanisme efector dan memungkinkannya untuk membuat perbaikan pada gerakan yang berikut, jika waktu tersedia. . . . Jelaslah bahwa feedback m e ~ p a k a nsuatu aspek yang penting di dalam belajar motorik. Belajar suatu keterampilan motorik merupakan suatu tugas sensoryrnotor tentang sesuatu respon yang bergana
fi
,
r
tung secara kuat pada feedback (Mulder dan Hulstyr?, 1985; Rink, 1985). Feedback merupakan suatu istilah umum mengenai informasi yang diberikan kepada siswa tentang tampilan dari suatu keterampilan yang sedang berlangsung atau setelah selesai (Marteniuk, 1976). Newell, (1981); Newell, Carlton, dan Antoniou, (1990); Silverman, (1994) menambahkan lebih lanjut bahwa informasi ini dapat dikategorisasikan ke dalam kerangka yang berhubungan dengan aksi yang diberikan sebelum, sedang, dan selesai/akhir. Istilah feedback ini sering dipakai dengan arti yang sama dengan Knowledge of Results (KR) atau Panduan Keberhasilan (PK) (Magill, 1985). Marteniuk (1976) menjelaskan bahwa mempelajari gerakan dengan maksud tertentu yaitu yang rnengacu kepada tujuan gerakan atau pencapaian prestasi maka dimensi lain dari feedback harus dibicarakan, yaitu KR (PK). Para peneliti juga berpendapat bahwa PK merupakan salah satu variabel yang berpengaruh dalam mempemahir keterarnpilan (Adams, 1971; Buekers, Magill, dan Sneyers, 1994; Rink, 1985; Salmoni et.al., 1984, Schmidt, 1975b, Sparrow dan Summers, 1992; Wulf dan Schmidt, 1989). Secara definisi, Panduan Keberhasilan (KR) adalah, " X R is information about response that is provided to the learner from an external source after the completion of the response and is usefir1 for developing an appropriate response on the next trial" (Magill, ,1986: 52). Informasi ini dianggap sebagai basis bagi koreksi kesalahan pada percobaan berikut yang seterusnya dapat mengarah kepada memotivasi siswa untuk tetap pada tujuan dan lebih mengefektifkan tarnpilan selama latihan berlangsung (Adams, 1987; Hardy, 1983; Marteniuk, 1986; Travlos dan Pratt, 1995; Winstein dan Schmidt, 1990). Faktor luar dapat datang dari guru, pelatih, peneliti, dan sistem video, dan lain-lain. Hasil penelitian juga mendukung akan pentingnya peranan PK -sebagai variabel belajar (Lee dan Magdl, 1983; Newel1 dan .Mc Ginnis, 1985; Schmidt, Young, Swinnen; dan Shapiro, 1989; Schmidt dan Young, 1991) dan variabel tampilan (Schmidt, et. al, 1989; Schmidt dan Young, 1991). Artinya, jika PK disediakan atau diberikan maka kebanyakm siswa akan menguasai tugas yang dilaksanakan. Dengan kata lain, panduan keberhasilan (PK) sangat penting untuk timbulnpa belajar, (lemning) (Benedetti dan Mc Cullagh, 1987; Kernodle dan Carlton, 1992; Magill, 1994b), Di dalam kegiatan belajar motorik, Moston, (1981) menyarankan tiga bentuk pernyataan yang dapat dipakai untuk lebih rnengefektifkan hasil pembelajaran tersebut. Ketiga bentuk pernyataan terse-
Y
5
but adalah pernyataan-pernyataan koreksi. nilai, dan netral. Contoh bagaimana isi clan penggunaan dari pernyataan ini dapat dilihat lebih lanjut pada Moston, (1981). Panduan Keberhasilan (PK) memberikan paling tidak tiga fungsi penting dalam belajar keterampilan rnotorik. Ketiga fungsi ini adalah informasi, rnotivasi, dan reinforcement (Magill, 1985, 1986; Newell, 1976; Sage, 1984). Keterangan berikut akan menjelaskan ketiga fingsi tersebut. 1. Fungsi Informasi Pendekatan proses informasi kognitiv menginterpretasikan pengaruh-pengaruh dari PK dengan menyarankan bahwa si pelaku kegiatan mengingat hubungan antara respon clan yang dihasilkannya dan secara acriv memutuskan respon yang bagaimana seharusnya diusahakan pada kegiatan yang berikutnya. Dengan demikian belajar suatu keterarnpilan motorik dapat dianggap sebagai suatu situasi pemecahan masalah (Adams, 1971; Glencrose, 1992; Marteniuk, 1986). Dalam situasi seperti ini ada suatu kebutuhan untuk menetapkan ha1 yang penting atau perlu bagi pemecahan masalah ini agar berhasil dan juga merupakan ha1 yang penting dalam situasi-situasi ini bahwa informasi tentang suatu respon merupakan sesuatu yang alarni yang akan membantu pelaku membuat penyesuain-penyesuaian yang perlu sebelum melakukan kegiatan keterarnpilan selanjutnya. Dengan cara ini, informasi tentang suatu respon merupakan ha1 yang penting bagi siswa. Misalnya, seseorang yang baru pertarna kali mempelajari suatu keterampilan atau berada pada tingkatan pemula. Misalkan, dia belum pernah memegang raket tenis dan ingin belajar bermain tenis. Pada saat pertama kali dia belajar suatu pukulan, dia akan mendapatkan dirinya tidak mengerti sama sekali tentang bagaimana pukulan tersebut seharusnya dilakukan dan bagaimana rasanya. Ia mungkin mempunyai beberapa ide dengan rnelihat pelatih atau gurunya tetapi dia kurang yakin akan bentuk dan rasa dari pukulan yang dihasilkannya dibandingkan dengan pukulan yang seharusnya. Pada situasi seperti ini, PK sebagai informasi memainkan suatu ha1 yang vital. Pelatih atau guru akan menerangkan setiap akhir atau setelah beberapa kali pukulan tentang kesalahan-kesalahan yang dibuat dalam praktek. Berdasarkan informasi ini, siswa akan merubah pukulannya sehingga pada pu- . kulan selanjutnya akan mendekati kepada pukulan yang seharusnya. 2. Fungsi Motivasi Panduan Keberhasilan (PK) akan merangsang pelaku untuk berusaha keras atau bertahan lama pada suatu tugas. Hal ini di-
interpretasikan sebagai sifat motivasi dari PK untuk berperan (Newell, 1976). Motivasi Gijelaskan sebagai sesuatu yang mendesak seseorang untuk memulai atau terus bergerak ke arah tujuan (Magill, 1985). Dalam konteks ini, tujuan adalah tampilan yang berhasil atau kesuksesan dari keterampilan yang sedang dipelajari. Ada beberapa pendukung yang menyokong dasar pikiran bahwa PK dalarn beberapa segi sangat penting untuk meningkatkan motivasi. Tanpa inforrnasi dari PK, pelaku akan segera kehilangan perhatian atau interes dalarn melanjutkan suatu tugas. Schmidt (1988) misalnya, menyimpulkan bahwa pemberian PK pada siswa akan memberikan suatu motivasi yang kuat baginya. PK membuat tugas menjadi lebih menarik, mempertahankan siswa tetap pada tugas, secara umum rnembuat tugas yang membosankan menjadi agak menyenangkan, dan sebagai hasilnya dalarn diri siswa timbul tujuan-tujuan tampilan yang lebih tinggi. Penelitian dari Little dan Mc Cullagh, (1989) juga menunjukkan bahwa PK berhubungan dengan memotivasi pelaku untuk terus berusaha kearah suatu tujuan. 3. Fungsi Reinforcement Hal ini dipengaruhi oleh kontribusi yang diberikan oleh Thorndike, Law and Effect (Adams, 1987: Lee dan Carnahan, 1990; Newell, 1976). Hukum dari Thorndike ini menyatakan bahwa suatu stimulus-respon diperkuat jika respon segera diikuti oleh suatu penghargaan (reward) atau pemuas (satis$er) dan melemah jika respon diikuti oleh hukuman (punkhmeni) atau beberapa pernyataan yang menjengkelkan. Sage, (1984) menerangkan bahwa fungi reinforcement ini merangsang sistem arousal dan akhirnya mengacu kepada suatu tingkatan yang lebih tinggi bagi pemicu pada sel-sel yang tepat. Lebih sering syaraf-syaraf yang tepat ini dipicu semakin kuat memory trace. Jika ha1 ini diwujudkan ke dalam belajar motorik maka pemberian penghargaan yang mengikuti suatu respon yang tepat mernpunyai tujuan memperkuat atau meningkatkan kemungkinan bahwa respon yang sama akan muncul kembali. Misalnya, pada suatu latihan keterampilan, siswa melakukan suatu gerakan yang tepat. Pelatih atau guru mengatakan bahwa gerakan yang telah dilakukan siswa sudah betul. Harapannya adalah bahwa si siswa akan menampilkan gerakan yang sama pada latihan yang berikutnya. Magill, (1985) menerangkan bahwa bentuk dari PK ini menyediakan tidak hanya ihformasi agar siswa inengetahui bahwaia melakukan gerakan dengan baik tetapi juga sebagai reinforcement. Dengan demikian pelatih atau guru dapat memakai PK pada bagian tertentu dari keterampilan yang dilakukan siswa dengan tepat.
Pelatih atau guru juga dapat memberikan infonnasi tentang kesalahan pada bagian gerakan dengan maksud untuk menolong siswa rnemperbaikinya dalam latihan berikutnya.
C.P.ertimbangan-Pertimbangan dalam Pemberian PK Beberapa pertimbangan berikut ini hams dipertanyakan oleh para gUru atau pelatih pada saat melakukan kegiatan atau dalam memberikan PK kepada anak didiknya Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah : 1. Dapatkab Siswa Belajar tanpa PK? Dengan latihan yang lama ternyata siswa yang tidak mendapatkan PK juga mampu meningkatkan tampilan mereka (Adams, 1971; Stelmach, 1970). Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa k e t e rampilan yang mempelajarinya dibutuhkan adanya PK dan ada yang tidak memerlukannya. Sebaliknya, (Magill, 1986; Marteniuk, 1976; Newell dan Mc Ginnis, 1985) menerangkan bahwa belajar tidak akan muncul jika tanpa adanya informasi tentang kesalahan atau ketidaksesuaian antara respon yang nyata dan seharusnya atau benar. Latihan yang lama dengan adanya PK menghasilkan tampilan yang sukses dan juga memperkuat representasi kegiatan dalam memory (Lee,White, d m Carnahan, 1990). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa memberikan PK selama belajar motorik lebih baik hasilnya daripada tidak ada (Lee, et.al., 1990) dan secara umum PK penting demi munculnya belajar (Adarns, 1987; Bennedeti dan Mc Cullagh, 1987; Kemodle dan Carlton, 1992; Magill, 1994). 2. Apa yang Harus Diberikan? Marteniuk (1976) d m Schmidt (1988) menyimpulkan bahwa individu hanya marnpu menyimpan sebanyak kurang lebih tujuh potong atau kelompok item dalam ingatannya pada satu saat. Oleh karena itu sangatlah penting untuk tidak terlalu banyak memberikan infonnasi pada satu saat karena siswa akan menjadi kewalahan dan PK menjadi kurang berhasil. Lebih lanjut, Magill (1985) menjelaskan bahwa individu tidak saja mendapatkan kesulitan jika mereka hams mengingat lebih dart lima sampai sembilan potong informasi pada suatu saat tetapi juga mereka mempunyai kemampuan yang terbatas dalarn mengingat informasi pada suatu saat. Jika guru atau pelatih mengatakan untuk memperbaiki terlalu banyak ha1 pada kegiatan berikutnya maka. siswa akan memperhatikan kepada beberapa keterangan saja atau rnereka menjadi ragu. Para pernula tidaklah membutuhkan detildetil yang sangat khusus. Sebaiknya, informasi perbaikan kesalahan secara umum sudah memadai pada
tingkatan ini dan terlalu sedikit informasi juga tidaklah tepat. Hal yang penting diperhatikan adalah bahwa PK harus berarti bagi siswa. Keberartian PK maksudnya adalah bahwa PK hams menyediakan informasi yang akan mengarahkan perhatian siswa kepada bagian dari keterampilan yang hams diperbaiki dan ha1 tersebut hams mempersiapkan informasi yang memungkinkan siswa membuat suatu perbaikan pada gerakan yang selanjutnya (Magill, 1994). Tindakan yang harus diperhatikan guru atau pelatih dalarn mempersiapkan PK yang penuh arti kepada siswa adalah dengan melatih mata dan perasaan yang mendalam tentang pola dari suatu -'gerakan. Mereka harm mendalami urutan yang tepat dari gerakan, waktu, kecepatan, dan aplikasi daya dari pola gerakan. Cara lain yang dapat dilakukan oleh guru atau pelatih dalam meyiapkan PK untuk membantu siswanya adalah dengan mempelajari Biomekanika dm teknik-teknik dari pola gerakan. Hal ini perlu dilakukan oleh para guru atau pelatih karena Lee, Keh, dan Magill (1992) menyatakan bahwa guru yang mempunyai latar belakang terbatas tentang keterampilan yang sedang diajarkan mungkin akan gaga1 untuk mengenal dan memperbaiki kesalahan-kesalahan siswanya. 3. Berapa Banyaknya Pemberian PK? Di dalam kepustakaan pertanyaan ini mengacu kepada frekwensi dari PK. Salrnoni et-al., (1984) menjelaskan bahwa frekwensi tersebut ialah frekwensi mutlak dan relatif. Frekwensi mutlak berarti bfiwa PK diberikan setelah setiap kali gerakan di dalam urutan belajar, sedangkan frekwensi relatif menunjukkan prosentase banyaknya PK diberikan di dalam latihan. Dari kedua bentuk pemberian PK ini belum didapatkan hasil penelitian yang meyakinkan tentang yang mana yang lebih baik (Magill, 1986). Salmoni, et al., (1984); Winstein dan Schmidt, (1990) menyatakan bahwa PK akan mempunyai pengarnh yang mengganggu terhadap tampilan atau belajar jika siswa terlalu tergantung padanya. Oleh karena itu, Maqill, (1986); Winstein dan Schmidt, (1990) menyimpulkan bahwa pemberian PK pada setiap kali kegiatan tidak akan mungkin menghasilkan kondisi belajar yang optimal. Pemberian PK setelah setiap kali usaha hanya mengganggu belajar atau mernbuang-buang waktu saja. Alasan dari argumentasi ini adalah bahwa pemberian PK setelah setiap kegiatan mengarah kepada "informasi berlebihan" (in$ormation overload), dan ha1 ini memungkinkan hadirnya suasana yang meyebabkan siswa mulai bergantung kepada PK dan -tidak kepada indera penerirna infomasinya. Suasana seperti ini diumparnakan oleh Schmidt, (1998) bahwa subjek memakai PK
sebagai "crutch" (penyangga)., Jika penyangga ini diambil maka tampilan akan kurang berhasil karena tergantung kepada ketersediaannya PK. Beberapa peneliti (Schmidt, et al., 1989; Winstein dan Schmidt, 1990; Young dan Schmidt, 1992; Yao, Fishman dan Wang, 1994) meyarankan bahwa mengurangi.jumlah pemberian PK memudahkan belajar. Hal yang sarna juga dikemukakan oleh Swinnen, (1990); Swinnen, Schmidt, Nicholson, dan Shapiro, (1990) bahwa pemberian segera PK setelah latihan diduga sebagai faktor pengganggu belajar dari kemampuan-kemampuan penemu kesalahan. Mereka juga menjelaskan bahwa situasi ini cendemng mengganggu evaluasi subyektif spontan dari response yang dihasilkan feedback. Akhirnya, Magill, (1985, 1986, 1994) menyarankan bahwa frekwensi relatif lebih baik daripada frekwensi mutlak. Maksudnya adalah bahwa PK sebagai infonnasi perbaikan kesalahan tidaklah dibutuhkan setelah setiap kali latihan.
I
e
D. Penerapan PK dalam Pendidikan Olahraga Panduan Keberhasilan dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti dengan gerakan tubuh, sentuhan, serta gabungan dari keduanya. Cara yang paling baik dalam memberikan I'K kepada siswa tentunya adalah dengan berbicara (verbal). Moston ( 1 981) membedakan pemberian PK dalam bentuk verbal ini atas: I ) Pernyataan koreksi (corrective statements); 2) Pernyataan nilai (value statements); dan 3) Pernyataan netral (neutral statements). Keterangan berikut akan menjelaskan ketiga pernyataan tersebut. 1. Pernyataan Positif (corrective statements) Pernyataan ini diberikan pada saat kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan tampilan pada satu tugas gerakan sangat jelas sekali. Pernyataan yang diberikan dalam ha1 ini &an berisikan hal-ha1 yang menjelaskan kesalahan dan bagaimana memperbaikinya. Misalnya: a. "Jalannya bola terlalu tajam"; "Lepaskan bola di atas kepala dan parabolakan jalannya". b. "Sikumu terlalu ditekuk saat ayunan"; "Pertahankan siku yang terkunci pada saat swing". c. "Jalannya bola terlalu datar"; "Tendang bola pada titik terendah". d. "Tendangan kakimu terlalu ke bawah"; "Angkat pinggul dan gerakkan kaki dari pangkal paha".
2. Pernyataan Nilai (value statements) Dalam bentuk ini, PK diberikan berupa kalimat seperti bagus, oke, baik, sangat baiklbagus, dan kurang bagus. Pernyataan-pernyataan ini mempunyai arti positif dan negatif. Pernyataan tersebut, secara umum, merupakan ungkapan perasaan tentang tarnpilan dan tidak setepat pernyataan koreksi. Di dalam memberikan pernyataan nilai ini seharusnya diikuti dengan pernyataan koreksi sehingga pencapaian hasil akan cepat dalam meningkatkan tarnpilan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pernyataan koreksi berhubungan dengan tugas yang ditampilakan sedangkan pernyataan nilai berkonotasi sentuhan terhadap siswa. Berikut ini beberapa contoh dari pernyataan nilai. Misalnya: a. "Fast break yang kamu lakukan sangat kompak sekali" b. "Saya sangat senang dengan cara kamu melakukannya" c. "Saltonya sangat bagus sekali" 3. Pernyataan Netral (neutral statements) Pernyataan dalam kategori ini mempunyai ciri menjelaskan (descriptive) dan apa adanya sesu?i dengan kenyataannya. Contoh: a. "Enarn dari sepuluh tembakanmu masuk ring" b. "Kecepatan berlari 100 m kamu 14 detik" c. "Tembakan ke duamu masuk di nilai 8" Pemberian PK lebih rinci diberikan oleh Silverman, Tyson, dan Krampitz (1992) dalam usaha mereka melihat hubungan antara pemberian PK dengan pencapaian tarnpilan dalam p e n d i d h olahraga. Silverman et al., (1992) mengkategorikan PK ke dalam enam kategori dan sub-sub kategori. Pengkategorian tersebut adalah: 1) Type; 2) Fom; 3) Time; 4) Referent; 5) Number of students; dan 6) Quality. Penjelasan berikut akan menjelaskan keenarn kategori ini. 1. Type a. Positive: PK diberikan sebagai penghargaan atau penguatan pada suatu .gerakan. b. Negative: PK yang menyatakan tentang gerakan yang kurang tepat c. Descriptive: PK yang menjelaskan suatu kesalahan tanpa adanya evaluasi d. ~rescrbtive:PK yang menjelaskan bagaimana agar gidan menjadi lebih baik e. Corrective: kombinasi descriptive dan prescriptive (kesalahan dijelaskan dan perbaikan diberikan)
b I
Affective: PK yang ditujukan sebagai motivasi atau memperbaiki sikap (attitude) g. Comparative: PK diberikan sebagai perbandingan dengan keterampilan lainnya. 2. Form a. Auditory: PK diberikan secara lisan b. Visual: PK diberikan secara demonstrasi c. Tactile: PK diberikan secara bantuan dengan tangan d. Auditory-Visual: PK diberikan secara lisan dan demonstrasi e. Auditoiy-Tactile: PK diberikan secara lisan dan bantuan dengan tangan f. Auditory-Visual-Tactile: PK diberikan secara lisan, demonstrasi, clan bantuan dengan tangan. 3. Time - a. Concurrent: PK diberikan sewaktu .tampiIan berlangsung b. Terminal: PK diberikan setelah tampilan, yang sebelumnya beberapa tampilan telah dilakukan c. Delayed PK diberikan beberapa saat setelah tampilan dan setelah suatu gerakan lainnya dilakukan 4. Referent a. Whole Skill: PK diberikan pada beberapa komponen dari tarnpilan b. Part of Skill : PK diberikan pada ha1 tertentu dari tampilan c. Outcome :PK diberikan terhadap hasil akhir dari tampilan d. Number of Students e. One : PK diarahkan kepada satu orang f. Two : PK diarahkan kepada dua orang g. Three : PK diarahkan kepada tiga orang 6. Quality a. Good PK diberikan secara tepat terhadap situasi tanpa mengindentifikasi kesalahan b. Moderate: PK diberikan secara umum tetapi guru kehilangan ha1 kecil atau membuat sedikit kesalahan dalam penjelasan atau demonstrasi c. Poor: PK diberikan dengan banyak kesalahan f.
Pi
r I
I
I I
i
Dengan kedua contoh di atas (Moston, 1981; silver mar^ et al., 1992) dapatlah dilihat tentang bagaimana penerapan PK yang dilakukan oleh para guru olahraga dalam usaha mereka untuk memotivasi, memberi inforrnasi, dan penguatan terhadap keberha-
silan suatu tugas gerakan. Banyak cara, jenis, dan bentuk PK yang dilakukan untuk membantu meningkatkan tampilan.
E. Kesimpuian Panduan Keberhasilan (PK) merupakan ha1 penting yang hams diberikan kepada siswa untuk lebih mengoptimalkan hasil belajar &lam suatu keterampilan motorik. Keberhasilan yang dicapai dalam belajar maupun tampilan dari suatu keterampilan motorik tidaklah lepas dari fungsi PK sebagai penyedia informasi tentang perbaikan kesalahan, pemacu siswa untuk berusaha keras mencapai tujuan keterampilannya, dan pemberi penghargaan yang bertujuan agar gerakan yang telah dilakukan dengan tepat dapat dilakukan dengan hasil yang sarna pada gerakan berikutnya. Di dalam pelaksanaannya, PK seharusnya tidak diberikan setelah setiap kali kegiatan dan juga tidak diberikan terlalu banyak (terlalu detil) dan terlalu sedikit juga tidaklah tepat. Penerapan PK di dalarn pendidikan olahraga secara umum dapat dikategorikan kedalam,,pernyataan koreksi, pernyataan nilai, dan pernyataan netral. Secara lebih khusus atau rinci, dalam upaya mengembangkan ragam dari PK, pemberian PK dapat dilakukan dengan berbagai macam usaha yang tujuannya tetap untuk meningkatkan tampilan. 1 Pengetahuan yang mendalam tentang gerakan dari tampilan yang diajarkan sangatlah penting mtuk dikuasai demi berhasilnya PK dan peningkatan tampilan. Kepada mahasiswa ilmu keolahragaan yang ingin menjadi guru olahraga atau pelatih sangatlah dianjurkan untuk mempelajari pengetahuan tentang PK ini dengan sebaikbaiknya demi keberhasilan dalam tugas selanjutnya. Kepustakaan Adams, Jack. A. 1971. A closed-looped theory of motor learning. Journal of Motor Behavior, 3, (2), 1 11 - 149. . Adams, J.A. 1987. Historical review and appraisal of research on the learning, retention, and transfer of human motor skills. Psychological Bulletin, 101, (I), 4 1 - 78. Benedetti, C dan Mc Cullagh, P. 1987. ~ o s t ' k n o w l e d ~ofe results delay: effects of interpolated activity on learning performance. Research Quarterly, 50, (3), 305 - 3 17.
Buekers, M.J dan Magil.1;R.A. 1995. The role.of task experience and prior knowledge for detecting invalid augmented feedback while learning a motor skill. The Qzuzrterly Journal of Experi-mental Psychology, 48 A, (I), 84 -97. Glencrose, D.J. 1992. Human skill and motor learning: A critical review. Sport Science Review, 1, (2), 65 78.
-
Hardy, C.J. 1983. The post knowledge of results interval: Effects of interpolated activity on cognitive information processing. Reseurch Quurterly,for Exercise and Sport, -54, (2), 144 148. Kernodle, M-Wdan Carlton, L.G. 1992. Lnformation feedback and the learning of multiple degree-of freedom activities. Journal of Motor Behavior, 24, (2), 187 - 196. Lee, A.M., Keh, L.N., dan Magill, R.A. 1993:hstructional effects of teacher feedback. in physical education. Journal of Teaching in Physical Education, 12,22X - 243. Lee, T.D dan Carnahan, H. 1990. Bandwith knowledge of results and motor learning: More than just a relative frequency effect. The Quarterly Journal of Experimental Psychology, 42A;(4), 777 - 789. Lee, T.D dan Magill, R.A. 1983. Activity during the post KR intrval: Effects upon performance or learning? Research Quarterly for Fzercise and Sport, 54, (4). 340 - 345. Lee,
T.D.,White, M.A., dan Carnahan, H. 1990. On the role of knowledge of results .in motor learning: Exploring the guidance hypothesis. Journal of Motor Behavior, 22, (2), 191 - 208.
Little, W.S dan Mc Cullagh, P. 1989: Motivation orientation and modeled instruction strategies: The effects on forrn and : accuracy. Journal of Sport & Exercise Psychology, 11, 4 1 53. ,
Magill, RA. 1986. Knowledge of results and skill aquisition. Dalam L.D. Zaichkowsky & Zvi. C, Fuchs (Ed). The psycho, logy of mo-tor. behuvior, development, control, leianing and performance. (halaman 51 - 63). New York: Mouvement Publications Inc.
.
Magill, R.A. 1994. The influence of augmented feedback on skill learning depends on characteristics of the skill and the learner. Quest, 46,3 14 - 327. ,
I
Marteriiuk, R.G. '19'76. Z n f m o n processing in motor skills. New York: Holt, Reinhart and Winston.
'v
Marteniuk, R.G. 1986. Information process in movement learning: - capacity rand stnictural. .interference effects Journal of Motor Behavior, 18, (I), 55 75; . . . . . .
-
Mulder, T dan Hlilstyn, W. 1985. Sensory feedback in the learning of a novel motor task. Journal ofMotor Behavior, 12, (I), 110 - 128. Moston,M: 1981. Teaching Physical Eiiucation. Columbus, Ohio: Charles E Merill Publishing Company. . . , Newell, K.M. 1976. Knowledge of results and motor learning. Exercise and Sport Sciences Review, 4, 195 - 228. Newell, K.M.,Carlton, M.J, dan Antoniou, A. 1990. The interaction of criterion and feedback information in learning a drawing task. Journal of Motor Behavior, 22, (4), 536 - 552. Newell, K.M dan Mc Ginnis, P.M.1985. Kinematic information feedback for skilled performance. Human Learning, 4,39 - 56.
Rink, J.E. 1985. Teaching physical education .for learning. St Louis: Times Mirror/Mosby College Publishing. . . . . . . .
. . . .
Sage; G.H. 1984. Learning and control. A. neuropsychological approach. Dubuque, Iowa: Wm. C Brown Publishers.
Sage, G.H. 1984. Learning and control. A n&opsychological approach. Dubuque, Iowa: Wm. C Brown Publishers. Salmoni, A.W., Schmidt, R.A., dan Walter, C.B. 1984. Knowledge of re'sults and motor learning: A review and critical reappraisal. Psychological Bulletin, 95, (3), 355 - 386. Schmidt, R.A. 1975a. Motor skills.New York: Harper & Row Publishers. Schmidt, R.A. 1975b. A schema theory of discrete motor learning. Psychological Review,82, (4), 225 - 260. . Schmidt, R.A. 1988. Motor control and. learning. A behavioral emphmis. Champaign, Illinois: Human Kinetic Publishers. Schmidt, R.A., Young, D.E.,Swinnen, S., d m Shapiro, D.C. 1.989. Summary knowledge of results for skill acquisition: suppport for the guidance hypothesis. Journal of Experimental Psychology: Learning,Memory, and Cognition, 15, (2), 352 359. Schmidt, R A dan Young, D.E. 1991. Methodology for motor learning: A paradigm for kinematic feedback. Journal of Motor Behavior, 23, (I), 13 - 24. Silverman, S. 1994. Communication and motor skill learning: What we learn from reseach in the gym. Quest, 46,345 - 355. Silverman, S., Tyson, L., dan Krarnpitz. J., 1992. Teacher feedback and achievement in physical education: Interaction with student practice. Teaching h Teacher Education, 8 (4), 333 - 344. Singer, R.N. 1980. Motor learning and human performance. An application to motor skills and movement behaviors. New York: Macmillan Publishing Co. Inc. Sparrow, W.A dan Summers, J.J. 1992. performance on trials without knowledge of results (KR) in reduced relative frequency presentations of KR. Journal of Motor Behavior, 24, (2), 197- 209.
Stelrnach, G.E. 1970. Learning and response consistency with augmented of feedback. Ergonomics, 13,42! - 425. .Swimen, S.P. 1990. Interpolated activities during the knowledge of \results delay and'post knowledge of results interval: Effect on performance and learning. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition, 16, (4), 692 705. Swinnen, S.P., Schmidt, R.A., Nicholson, D.E., dan Shapiro, D.E. 1990. Information feedback for skill acquisition: Instanteneous knowledge of results degrades learning. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition, 16, (4), 706 - 716. :
Travlos, A dan Pratt, J. 1995. Temporal locus of knowledge of results: A Meta-analytic review. Perceptual and Motor Skills, 80, 3 - 14. *
:
Winstein, C.J dan Schmidt, R.A. 1990. Reduced frequency of knowledge of results enhances motor learning. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition. 16, (4), 677 - 691. I
.
Wulf, G dan Schmidt, R A . 1989. The learning of generalized motor programs: Reducing the relative frequency of knowledge of .results enhances memory. JournaI of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition. 15, (4), 748 757. Yao, W.X.,Fischman, M.G.,dan Wang,. T.Y. 1994. Motor skill acquisition and retention as a function of average feedback, summary feedback, and performance variability. Journal of Motor Behavior, 26, (3), 273 - 282. Young, D.E dan Schmidt, R.A. 1992. Augmented kinematic feedback for motor learning. Journal of Motor Behavior, 24, 261 273. - .