KONSISTENSI TANAH Pengolahan tanah yang tepat sangat membantu keberhasilan pertanaman yang diusahakan. Pengolahan tanah untuk media pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebaiknya dilakukan pada keadaan air yang tepat, yaitu tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak struktur tanah. Konsistensi tanah adalah suatu sifat yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi di antara butir-butir tanah. Ketahanan massa suatu tanah terhadap perubahan bentuk yang diakibatkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Gaya
yang
akan
pencangkulan, Hardjowigeno
mengubah
pembajakan, (1992)
bahwa
bentuk dan
tersebut
misalnya
penggaruan.
Menurut
tanah-tanah
yang
mempunyai
konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: 1. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan. Kod e 0
Konsistensi Tidak Lekat (non sticky)
1
Agak Lekat (slightly sticky)
2
Lekat (sticky)
Uraian Setelah dilepaskan dari tekanan, tidak ada material tanah yang melekat pada ibu jari dan telunjuk Setelah ditekan, material tanah masih terlihat pada ibu jari dan telunjuk, tetapi kemudian mudah lepas sehingga menjadi bersih Setelah ditekan, material tanah masih melekat pada ibu jari dan telunjuk, dan
3
sulit untuk dilepaskan ada kecenderungan untuk merekatkan Setelah ditekan, material tanah melekat sangat kuat pada ibu jari dan telunjuk serta cenderung untuk merekatkan keduanya
Sangat Lekat (very sticky)
2. Konsistensi
lembab
merupakan
penetapan
konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat
kegemburan
sampai
dengan
tingkat
keteguhannya.
Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul Kode 1 2
Konsistensi Lepas (loose) Sangat Gembur (very friable)
3
Gembur (friable)
4
Teguh (firm)
5
Sangat Teguh (very firm)
6
Ekstrem Teguh (extreemely firm)
Uraian Tidak melekat satu dengan yang lain Material tanah dapat dipecah dengan tekanan lemah dan mudah hancur menjadi butiran lepas Material tanah mudah dipecah dengan tekanan agak lemah diantara ibu jari dan telunjuk dan hancur menjadi butiran lepas Material tanah dapat dipecahkan dengan tekanan agak kuat antara ibu jari dan telunjuk Material tanah bisa dipecahkan dengan tekanan yang kuat antara ibu jari dan telunjuk Material tanah dapat dipecahkan dengan tekanan sangat kuat, tidak pecah karena tekanan oleh ibu jari dan telunjuk
3. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras Kode 1
Konsistensi Lepas (loose)
Uraian Tidak melekat satu dengan yang lain
2
Lunak (soft)
3
Agak Keras (slightly hard)
Agregat dapat pecah dengan mudah dan lepas seperti bubuk dengan pijatan yang ringan Dapat dipecahkan dengan menekan agregat diantara ibu jari dan telunjuk
4
Keras (hard)
5
Sangat Keras (very hard)
7
Ekstrem Keras (extreemely hard)
Dapat dipecahkan tanpa kesulitan dengan tangan: memerlukan tenaga cukup untuk memecahkan dengan ibu jari dan telunjuk Hanya bisa dipecahkan dengan tangan dengan tekanan yang sangat besar; tidak bisa pecah dengan tekanan antar ibu jari dan telunjuk Tidak dapat dipecahkan dengan tekanan oleh tangan
Plastisitas (Plasticity) Plastisitas adalah kemampuan material tanah untuk berubah bentuk secara kontinyu (tidak pecah atau putus) akibat pengaruh desakan dan kembali tetap bertahan pada bentuk itu bila desakan
dihilangkan.
Ditetapkan
dengan
cara
menggulung
material tanah basah pada telapak tangan dengan garis tengah gulungan sekitar 3 mm.
Kode 1 2
3
4
Konsistensi Uraian Tidak Plastik Tidak bisa dibuat gulungan (non plastic) Agak Plastik Bisa digulung tetapi segera akan putus (slightly plastic) bilamana dibengkokkan menjadi cincin, bentuk tanah berubah dengan sedikit tekanan Plastik Bisa dibentuk gulungan tetapi putus (plastic) bilamana dibengkokkan menjadi bentuk cincin, perubahan bentuk terjadi dengan tekanan sedikit kuat Sangat Plastik Bisa dibentuk gulungan dan bisa (very plastic) dibengkokkan menjadi cincin, perubahan bentuk massa tanah bisa terjadi dengan tekanan yang kuat
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah: a.
Tekstur tanah
b. Sifat dan jumlah koloid organik dan anorganik tanah c.
Struktur tanah, dan
d. Kadar air tanah
Menurut Hanafiah (2005) bahwa air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan sering pula merugikan. Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah: 1. Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke
dalam akar tanaman. 2. Sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan
tanah, dan differensi horison. 3. Sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan
hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman. 4. Sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur
hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar tanaman. 5. Sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.
6. Sebagai stabilisator temperatur tanah. 7. Mempermudah dalam pengolahan tanah.
Selain beberapa peranan yang menguntungkan diatas, air tanah juga menyebabkan beberapa hal yang merugikan, yaitu: 1. Mempercepat proses pemiskinan hara dalam tanah akibat
proses pencucian (perlin-dian/leaching) yang terjadi secara intensif. 2. Mempercepat proses perubahan horizon dalam tanah akibat
terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah bawah. 3. Kondisi jenuh air menjadikan ruang pori secara keseluruhan
terisi air sehingga menghambat aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman, serta menyebabkan perubahan reaksi tanah dari reaksi aerob menjadi reaksi anaerob.