KAJIAN IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI DAN PBL KELAS VII SMP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DAN KEPROFESIONALAN GURU
Dyah Kusuma Wardhani Syabikhisma Arsy, Istamar Syamsuri, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Email:
[email protected] ABSTRAK: Kurangnya pengalaman dalam Lesson Study membuat keprofesionalan terutama dalam kompetensi pedagogik kurang ditingkatkan. Kurangnya pelaksanaan LS membuat kolaborasi antar guru dalam menentukan pembelajaran yang inovatif dan refleksi untuk perbaikan kualitas proses pembelajaran menjadi kurang, sehingga berdampak pada motivasi dan hasil belajar peserta didik khususnya kelas VII B SMPN 4 Nguling masih rendah. Tujuan dari penelitian ini, yakni: (1) Implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi peserta didik ; (2) Implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik; (3) Implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan keprofesionalan guru. Data yang diambil dari penelitian ini adalah (1) data keterlaksanaan kegiatan LS, (2) data keterlaksanaan pembelajaran berbasis Inkuiri dan PBL, (3) data motivasi belajar peserta didik, (4) data hasil belajar peserta didik, dan (5) data keprofesionalan guru terutama pada kompetensi pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada semua aspek. Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan pada ranah kognitif, afektik dan psikomotor . Implementasi LS pada pengembangan pembelajaran juga dapat meningkatkan keprofesionalan guru khususnya pada kompetensi pedagogik guru. Kata kunci: Lesson Study, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Keprofesionalan Guru
Lesson Study adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesionalan guru. Dalam melaksanakan Lesson Study guru secara kolaboratif 1) mempelajari kurikulum dan merumuskan tujuan pembelajaran dan tujuan pengembangan kualitas peserta didiknya, 2) merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, 3) melaksanakan dan mengamati suatu research lesson dan, 4) melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji dan menyempurnakannya dan merencanakan pembelajaran berikutnya (Susilo, dkk, 2011) Melalui Lesson Study para guru tidak hanya meneliti dengan jalan memberikan perlakuan kemudian mengamati bagaimana dampaknya terhadap siswa, melainkan ingin mengubah proses pembelajaran menjadi proses pembelajaran yang efektif, dengan jalan mengamati dan mengumpulkan data, kemudian melihat bagaimana dampaknya, dan selanjutnya merevisi rencana pembelajaran itu untuk dilakukan pengkajian lagi (Syamsuri dan Ibrohim, 2008). Konsep lesson Study ini sangat sesuai untuk usaha meningkatkan keprofesionalan guru dan kualitas pembelajaran.
1
2
. Kendala umum yang sering terjadi dalam kegiatan lesson Study adalah kurangnya pengalaman guru mata pelajaran IPA dalam melaksanakan kegiatan Lesson Study. Praktik Lesson Study dilaksanakan secara bergilir dengan kelompok guru mata pelajaran IPA di beberapa sekolah (Lesson Study dalam lingkup MGMP). Masa bergiliran yang sangat lama dan waktu yang terbatas membuat pengalaman guru dalam Lesson Study masih kurang. SMPN 4 Nguling belum menerapkan Lesson Study berbasis sekolah dalam hal ini dikarenakan masalah kurangnya pengalaman lesson Study para guru. Guru beralasan bahwa belum adanya waktu yang tepat untuk mengiimplementasikan Lesson Study. Kurangnya pengalaman guru dalam Lesson Study membuat kolaborasi untuk menyatukan ide pembelajaran inovatif dan perbaikan kualitas pembelajaran kurang bisa ditingkatkan. Guru sering menemukan masalah yang sama saat proses pembelajaran misalnya masalah peserta didik tidak konsentrasi, berbicara sendiri, dan mengganggu temannya. Keprofesionalan guru terutama pada kompetensi pedagogik kurang ditingkatkan. Hal ini terlihat dari sulitnya guru dalam mengembangkan kurikulum. Menurut Susilo dkk, 2011 Lesson Study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan sehingga keprofesionalan guru dapat terus ditingkatkan. Apabila tidak dilakukan dapat menurunkan keprofesionalan. Dampak kurangnya pelaksanaan Lesson Study juga menimbulkan masalah lain, karena tidak pernah berkolaborasi untuk menuangkan ide menyusun rencana pembelajaran yang inovatifdan melakukan refleksi untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran selanjutnya menyebabkan penyampaian pembelajaran menjadi monoton. Hal tersebut berpengaruh terhadap motivasi peserta didik untuk belajar terutama kelas VII B SMPN 4 Nguling. Pada saat mengikuti pelajaran, peserta didik mengobrol sendiri, tidak fokus terhadap pelajaran dan tidak ada respon saat guru memberikan umpan balik. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, hasil belajar peserta didik Kelas VII B SMPN 4 masih sangat rendah. Berdasarkan masalah tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan. Upaya perbaikan yang direncanakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengkajian implementasi Lesson Study pada pembelajaran IPA SMP berbasis Inkuiri dan PBL dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar, hasil belajar peserta didik dan keprofesionalan guru. METODE Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitan kaji pembelajaran.Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru model yang merancang pembelajaranbersama dengan tim lesson study dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 Nguling yang terletak di Desa Kapasan Kecamatan Nguling-Pasuruan. Subjek penelitian mengenai keprofesionalan guru adalah seluruh anggota tim LS dan subjek untuk motivasi dan hasil belajar peserta didik adalah seluruh peserta didik kelas VII B SMPN 4 Nguling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan LS dan pembelajaran Inkuiri dan PBL oleh guru dan siswa, lembar observasi motivasi peserta didik, angket motivasi
3
peserta didik, lembar observasi hasil belajar afektif dan psikomotor, soal ulangan harian, dan instrumen penilaian keprofesionalan guru. Jenis data dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa skor yang diberikan selama penelitian, nilai ulangan harian peserta didik. Data kualitatif berupa hasil pengamatan observer selama penelitian berlangsung, keterlaksanaan LS dan pembelajaran berbasis Inkuiri dan PBL dan observasi penilaian keprofesionalan guru. HASIL Penelitian ini terdiri dari 5 kali siklus Lesson Study. Setiap siklusnya terdiri dari kegiatan plan, do, dan see. Selama melaksanakan kegiatan LS dikembangkan dan dilaksanakan pembelajaran berbasis Inkuiri dan PBL. Model pembelajaran Inkuiri dilaksanakan sebanyak 4 kali pada siklus I hingga siklus IV LS dan model pembelajaran PBL dilaksnakan sebanyak 1 kali pada siklus 5 LS. Kegiatan LS dan pembelajaran selama penelitian berdasarkan observasi telah berhasil terlaksana. Keterlaksanaan tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar, hasil belajar peserta didik dan keprofesionalan guru. Data hasil penelitian secara rinci dapat diterangkan seperti di bawah ini. 1. Data Hasil Observasi Motivasi Belajar Peserta Didik Motivasi belajar peserta didik dapat diketahui menggunakan lembar observasi motivasi yang diisi oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung. Persentase dan kriteria dari hasil observasi motivasi belajar peserta didik selama kegiatan Lesson study dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel. 1 Persentase Skor dan Kriteria Hasil Observasi Motivasi Peserta Didik Aspek Motivasi Siklu s ke-
Attention (%)
Kriteria
Relevance (%)
1 2
65 76
Cukup Baik
55 75
3
81
Sangat baik
80
4
86
Sangat Baik
85
5
90
Sangat baik
95
Rata -rata
79
Baik
78
Kriteria Kurang Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat baik Baik
Confidence (%)
Kriteria
45 60
Kurang Cukup
Satifac tion (%) 60 70
75
Baik
75
Baik
85
Sangat baik
90
Sangat baik
76
Baik
80 85 69
Sangat Baik Sangat Baik Baik
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa secara umum semua aspek motivasi berdasarkan observasi mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terdapat pada aspek relevance dan confidence. Aspek relevance dan confidence mengalami peningkatan dari kriteria kurang pada siklus I lesson Study menjadi sangat baik pada siklus V Lesson Study.
Kriteria Cukup Baik
4
2.
Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Data motivasi peserta didik juga diperoleh melalui angket motivasi yang diberikan kepada peserta didik sebelum dan setelah perlakuan. persentase dan kriteria motivasi belajar peserta didik sebelum dan sesudah Lesson study dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel. 2 Persentase Skor dan Kriteria Motivasi Belajar Peserta Didik Berdasarkan Angket Sebelum dan Sesudah Lesson Study Sebelum Lesson study Persentase Kriteria Skor 61 Cukup 65 Cukup
Aspek Attention (%) Relevance (%) Confidence (%) Satisfaction (%)
Setelah Lesson study Persentase Skor
Kriteria
75 76
Baik Baik
64
Cukup
76
Baik
66
Cukup
81
Sangat baik
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa berdasarkan angket motivasi terjadi peningkatan motivasi peserta didik dari sebelum implementasi Lesson Study dengan setelah implementasi Lesson Study. Peningkatan paling pesat ada pada aspek satisfaction yaitu pada kriteria cukup sebelum pelaksanaan Lesson Study menjadi sangat baik setelah pelaksanaan Lesson Study. 3.
Data Hasil Belajar Peserta Didik Data hasil belajar yang dilihat pada penelitian ini didasarkan pada tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar kognitif didapatkan berdasarkan hasil tes sedangkan afektif dan psikomotor melalui observasi. Secara berutan data hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor dapat dilihat pada Tabel 3, 4, dan 5 berikut. Tabel.3 Nilai Rata- Rata dan Ketuntasan (%) Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik
Tes Tes I Tes II
Nilai RataRata
Jumlah Peserta Didik yang Tuntas
Ketuntasan (%)
68,7
15
51
75,8
24
82
Tabel. 4 Rata- Rata dan Kriteria Hasil Belajar Afektif Siklus ke I II III IV V
RataRata 66 70 74 79 81
Kriteria Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik
5
Tabel. 5 Nilai Rata- Rata dan Kriteria Hasil Belajar Psikomotor Siklus ke II
RataRata 72
IV
89
Kriteria Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 3, 4, dan 5 dapat diketahui secara umum hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor mengalami peningkatan. Hasil belajar kognitif mengalami peningkatan, pada tes 1 jumlah peserta didik yang tuntas adalah 15 dari 29 peserta didik tingkat ketuntasan sebesar 51%, hasil tersebut meningkat pada hasil tes 2 dimana terdapat 24 dari 29 peserta didik dinyatakan tuntas sehingga tingkat ketuntasan dapat ditingkatkan menjadi 82%. Hasil belajar afektif peserta didik tetap pada kriteria baik dari kriteria baik pada siklus II hingga siklus IV, kemudian dapat ditingkatkan menjadi kriteria sangat baik pada siklus V. Hasil belajar psikomotor mengalami peningkatan pada siklus II ke siklus IV dari kriteria baik menjadi sangat baik. 4. Data Hasil Keprofesionalan Guru Data keprofesionalan guru dan calon guru didapat melalui penilaian dengan menggunakan instrumen keprofesionalan penilaian dilakukan dengan metode observasi.Kriteria ketercapaian keprofesionalan guru dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel. 6 Kriteria Ketercapaian Keprofesionalan Guru
No.
Nama
1. 2. 3.
Muhsin Firdah Dyah
Cukup Cukup Kurang
Kriteria Ketercapaian Keprofesionalan Siklus Siklus Siklus 3 2 4 Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik
4. 5.
Anisa Azka
Kurang Kurang
Kurang Kurang
Siklus 1
Cukup Cukup
Baik Baik
Siklus 5 Baik Baik Sangat baik
Baik Baik
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan keprofesionalan anggota tim Lesson Study mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar ada pada anggota Lesson Study atas nama Dyah Kusuma. Apabila dibandingkan pada siklus I, Bapak Muhsin dan Ibu Firdah tingkat keprofesionalannya pada kriteria cukup sedang tiga anggota lainnya dengan kriteria kurang tetapi pada ahir implementasi Lesson Study kriteria keprofesionalan setara pada kriteria baik.
6
PEMBAHASAN a. Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Lesson Study Pada Pengembangan Pembelajaran
Implementasi
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 dapat diketahui bahwa motivasi peserta didik mengalami peningkatan pada aspek attention, relevance, confidence dan sattisfaction. Hal ini dapat terjadi dikarenakan dalam selama mengimplementasikan Lesson Study pada pengembangan pembelajaran dapat meingkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran meningkat melalui penkajian pembelajaran yang dilakukan.Pengkajian pembelajaran dimaksudkan untuk mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran sehingga terjadi peningkatan pembelajaran secara terus-menerus (Susilo, dkk., 2011). Berdasarkan teori tersebut dapat diartikan pengkajian pembelajaran yang selalu dilakukan dalam penelitian melalui LS dapat menyebabkan peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan motivasi pada penelitian ini didukung oleh pernyataan Ibrohim (2009) yang menyatakan bukan tidak mungkin jika kemampuan guru biologi terus-menerus meningkat akibat menjalankan kegiatan Lesson Study secara rutin minat, sikap dan motivasi belajar biologi peserta didik akan meningkat. Dalam Lesson Study tidak hanya mengurus kegiatan belajar akademis peserta didik, tetapi juga memerhatikan motivasi peserta didik dan iklim sosial, yaitu faktor-faktor yang mungkin turut berkontribusi terhadap kesuksesan akademis peserta didik dalam jangka panjang (Susilo, dkk., 2011). Terjadinya peningkatan motivasi belajar peserta didik pada setiap aspek juga tidak terlepas dari peranan guru sebagai fasilitator.Untuk menjadi fasilitator yang baik, guru harus dapat melakukan pembelajaran yang variatif dan kontekstual. Subanji dan Isnandar (2010) menyatakan dengan adanya Lesson Study, guru dapat mengkolaborasikan ide yang ada untuk menciptakan suatu pembelajaran yang menarik dan inovatif. Adapun peningkatan motivasi pada setiap aspek dapat dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 dapat diketahui bahwa aspek motivasi attention peserta didik berdasarkan observasi dan angket mengalami peningkatan. Peningkatanpada aspek attentiondapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain dalam pembelajarannya guru selalu menyajikan fenomena atau masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari peserta didik misalnya apersepsi tentang kondisi pantai dibelakang sekolah yang tercemar, dimana gambaran seperti ini mereka alami secara nyata setiap harinya. Pada pembelajaran yang diterapkan dengan model pembelajaran Inkuiri dan PBL peserta didik dilatih untuk mengidentifikasi masalah dan fokus pada masalah yang diajukan dimana masalah tersebut berhubungan dengan kehidupan seharihari. Hal ini bertujuan untuk menarik rasa ingin tahu peserta didik, sehingga perhatian peserta didik kepada pembelajaran selanjutnya juga akan tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh Brahim (2007) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pendekatan pemanfaatan sumber daya alam hayati yang ada di lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
7
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukan bahwa aspek motivasi Relevance atau keterkaitan mengalami peningkatan. Aspek Relevancemerupakan kondisi yang menunjukan hubungan antara motivasi belajar dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik (Keller, 2010). Peningkatan aspek ini dapat terjadi karena pada saat pembelajaran terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. Inovasi model pembelajaran seperti PBL juga mempengaruhi motivasi belajar pada aspek ini.Melalui PBL siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka (Zubaidah, dkk., 2013). Dalam implementasi Lesson Study pada kegiatan plan, didiskusikan mengenai skenario penyampaian materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Hasil temuan dari kegiatan observasi kemudian direfleksi dan dilakukan perbaikan untuk proses pembelajaran berikutnya sehingga kualitas pembelajaran meningkat dan motivasi dapat ditingkatkan. Aspek motivasi Confidence berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi setelah dilakukan pengembangan pembelajaran melalui implementasi Lesson Study. Terjadinya peningkatan ini dikarenakan dalam kegiatan refleksi dibahas tentang bagaimana memancing peserta didik untuk percaya diri mengungkapkan pendapat. Selanjutnya hasil diskusi dari refleksi digunakan untuk merancang rencana pembelajaran berikutnya dengan diadakan perbaikan. Menurut Susilo dkk (2011) menyatakan berdasarkan masukan dapat dirancang pembelajaran berikutnya. Dalam kegiatan tersebut diputuskan untuk selalu menggunakan diskusi kelompok dalam pembelajaran, presentasi untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok dan memberikan refleksi pada setiap akhir pembelajaran. Menurut Lindenfield (1997) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendidik anak agar percaya diri yaitu dengan cara mengajak berdiskusi. Aspek motivasi satisfaction berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 juga mengalami peningkatan. Peningkatan aspek satisfaction tersebut dapat terjadi karena dalam pembelajaran guru senantiasa memberikan pujian kepada setiap peserta didik yang berani menjawab pertanyaan, memberikan pertanyaan ataupun memberikan saran pada saat diskusi pujian selain diucapkan secara verbal juga ditunjukan dengan memberikan kartu point sebagai penghargaan. Menurut Setyo (2005) dalam Kusuma (2011), salah satu cara yang harus dipenuhi agar dapat meningkatkan motivasi peserta didik adalah dengan cara memberikan satisfaction kepada peserta didik. Penghargaan diwujudkan dalam bentuk kartu poin. Perasaan gembira dan semangat terlihat pada setiap peserta didik yang menerima kartu poin. Pemberian kartu poin mulai diterapkan pada siklus III Lesson Study setelah melalui tahap refleksi pada siklus II Lesson Study. Temuan observer menyatakan tentang ketidakaktifan peserta didik dan rasa kurang bersemangat saat diminta untuk mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan. Pada kegiatan refleksi ditemukan solusi bahwa untuk menggugah semangat peserta didik dan agar peserta didik merasa dihargai diputuskan untuk memberikan kartu poin sebagai penghargaan.Dalam kegiatan refleksi dibahas mengenai bagaimana jalan keluar mengatasi masalah dalam proses pembelajaran (Syamsuri dan Ibrohim, 2008).
8
b. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Implementasi Lesson Study Pada Pengembangan Pembelajaran Kegiatan Lesson Studysebagai sebuah bentuk INSET, sasaran langsung utamanya adalah peningkatan kompetensi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan terus menerus. Tentu saja setelah kompetensi pedagogik guru meningkat harapannya akan diikuti dengan perbaikan kualitas proses pembelajaran dan hasil akhirnya adalah peningkatan hasil belajar siswa (Ibrohim,2009). Dalam penelitian yang dilakukan terbukti dapat meningkatan kualitas proses pembelajaran sehingga kemudian dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Meyer (2005) dalam Ibrohim (2009) menunjukan bahwa kegitan Lesson Study yang dilakukan oleh guru–guru sekolah menengah Texas dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswanya. Perlu dipahami bahwa dalam implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran yang dilakukan yang mendapat perlakuan secara intensif adalah guru. Guru yang termasuk dalam tim Lesson Study secara kolaboratif melaksanakan seluruh kegiatan Lesson Study mulai dari plan (merencanakan, RPP, perangkat,penilaian, media), do (Melaksanakan pembelajaran disertai observasi) dan melakukan see/refleksi untuk bahan perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Keterlibatan peserta didik hanya pada proses pembelajaran (do) sebagai sasaran pembelajaran. Artinya terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik bukan secara langsung disebabkan oleh kegiatan Lesson Study yang dilakukan akan tetapi sebagi dampak dari terjadinya peningkatan keprofesionalan guru dan kualitas pembelajaran. Hal ini didasari oleh pernyataan Ibrohim (2009) yang menyatakan kegiatan Lesson Study sebenarnya akan memberikan pengaruh pada kualitas pembelajaran siswa dengan cara tidak langsung, yakni melalui implementasi hasil-hasil Lesson Study oleh guru di sekolahnya. Ibrohim (2009) juga menyatakan peningkatan hasil belajar atau penguasaan konsep biologi siswa dapat diterangkan dengan rasional bahwa dengan kegiatan Lesson Study pembelajaran yang dilakukan oleh guru menjadi lebih berkualitas. Adapun peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor dapat dijelaskan di bawah ini. 1. Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif diperoleh dari dua kali tes tulis dengan pelaksanaan tes I setelah siklus III Lesson Study dan tes II dilaksanakan setelah siklus V Lesson Study. Data ketuntasan hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat diketahui bahwa pada tes I persentase ketuntasan klasikal masih sebesar 51%, atau ada 14 peserta didik masih belum tuntas. Berdasarkan hasil tes tersebut diadakan refleksi sebelum pelaksanaan plan siklus IV. Dalam diskusi tersebut dibahas mengenai tingkat ketercapaian ketuntasan klasikal yang masih sangat kurang. Hasil refleksi tersebut selanjutnya didiskusikan pada kegiatan plan untuk dijadikan acuan perbaikan proses pembelajaran selanjutnya agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Penerapan pembelajaran pada siklus IV ini terus dipantau dan diakan refleksi kembali untuk acuan perbaikan pada siklus V. Pada plan siklus V perencanaan pembelajaran difokuskan pada penggunaan media baru. Penggunaan media yang
9
disepakati adalah video. Alasannya selain media ini belum pernah diterapkan pada peserta didik penggunaan media ini bertujuan untuk terus meningkatkan motivasi belajar yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Adanya inovasi model pembelajaran pada siklus V juga mempengaruhi hasil belajar. Pada siklus V model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran PBL. Menurut Zubaidah dkk, (2013) menyatakan PBL tidak berfokus pada apa yang dikerjakan peserta didik tetapi pada apa yang mereka pikirkan (kognisi mereka) selama mereka mengerjakan sehingga berpengaruh pada kognitifnya. Perbaikan yang dilakukan pada siklus IV dan V dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menjadi lebih baik dari sebelumnya sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat hingga ketuntasan klasikal mencapai 82%. 2.
Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif yang dinilai pada penelitian ini adalah 1) sikap peserta didik terhadap proses pembelajaran mencangkup aspek aktif, disiplin, menghargai pendapat orang lain; 2) sikap peserta didik terhadap materi pembelajaran mencangkup aspek rasa ingin tahu, kreatif, antusias; 3) sikap peserta didik terhadap pendidik mencangkup aspek menghormati, sopan santun dan tanggungjawab. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari siklus I sampai dengan siklus V, nilai rata-rata hasil belajar afektif peserta didik mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi dikarenakan pada proses implementasi Lesson Study dalam kegiatan plan dibahas mengenai rencana pembelajaran dengan model pembelajaran Inkuiri terstruktur dan PBL yang dapat memicu sikap peserta didik untuk aktif, kreatif, antusias, dan memiliki rasa ingin tahu, dengan pengoptimalan penggunaan berbagai sumber belajar dan media seperti media alam dan video. Menurut Rustaman (2005), fungsi dari penggunaan media yaitu meningkatkan keinginantahuan peserta didik dan mendorong stimulus terhadap respon peserta didik Dalam kegiatan plan didiskusikan mengenai cara menumbuhkan sikap disiplin, memiliki tanggung jawab dan sikap menghormati dengan cara pemberian sanksi tegas tapi mendidik seperti penunjukan peserta didik yang tidak disiplin dan bertanggungjawab untuk memulai diskusi atau menjawab pertanyaan dari guru. Sikap menghargai pendapat orang lain ditumbuhkan dengan senantiasa menerapkan diskusi pada saat pembelajaran. Model pembelajaran Inkuri juga dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar afektif, menurut Zubaidah, dkk (2013) melalui pembelajaran berbasis Inkuiri memungkinkan siswa terlibat dalam proses mental yang tinggi. Siswa menjadi lebih sadar bahwa mereka bertanggung jawab atas temuannya sendiri. Rencana pembelajaran yang sudah disepakati dalam kegiatan plan tersebut diterapkan dalam kegiatan do disertai observasi dari pengamat. Berdasarkan temuan observer pada kegiatan do didiskusikan pada tahap refleksi untuk ditemukan solusi dan dijadikan acuan pada kegiatan plan berikutnya agar terjadi perbaikan dalam rencana pembelajaran untuk proses pembelajaran selanjutnya. Sehingga sikap peserta didik dapat terus meningkat.
10
3.
Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui hasil belajar psikomotor mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi disebabkan, pada kegiatan plan untuk siklus II Lesson Study dibahas mengenai rencana pembelajaran dengan metode pengamatan. Perencanaan pembelajaran tersebut diterapkan oleh guru model dalam kegiatan do disertai observasi oleh observer. Fokus pengamatan dalam pembelajaran ini adalah mengenai efektivitas kerja kelompok, interaksi peserta didik dengan lingkungan dan bagaimana gerak tubuh peserta didik dalam belajar termasuk dalam menggunakan alat, menjalankan prosedur hingga menjaga kebersihan dan kerapian selama kegiatan pengamatan. Menurut Syamsuri dan Ibrohim (2008) menyatakan bahwa salah satu hal yang diobservasi pengamat adalah bagaimana gerak tubuh peserta didik yang mencerminkan aktif bekerja/belajar. Temuan observer pada kegiatan pembelajaran didiskusikan pada saat kegiatan refleksi. Berdasarkan temuan observer pada diskusi Plan siklus III diputuskan melakukan perbaikan terutama pada peningkatan penggunaan alat pada praktikum seperti alat yang digunakan pada pengamatan pengaruh bahan pencemar pada daya hidup ikan laut, tugas kelompok dan batasan waktu diperjelas agar kerja sama peserta didik dalam kelompok lebih efisien. Model pembelajaran Inkuiri dan PBL yang diterapkan senantiasa melatih peserta didik untuk melakukan penelitian sehingga dapat mempengaruhi kemampuan psikomotor peserta didik. Menurut Zubaidah, dkk (2013) menyatakan melalui pembelajaran inkuiri siswa memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilan. Zubaidah, dkk (2013) juga menyatakan melalui pembelajaran PBL siswa terlatih untuk terampil memecahkan suatu masalah dengan metode ilmiah. Berdasarkan perbaikan yang dilakukan kualitas pembelajaran menjadi semakin baik sehingga hasil belajar psikomotor pada praktikum siklus IV meningkat. Menurut Utomo & Ruijter (1991) menyatakan dalam pembelajaran praktikum mencapai 3 tujuan yaitu keterampilan kognitif tinggi, afektif dan psikomotor. c.
Peningkatan Keprofesionalan Guru Melalui Implementasi Lesson Study Pada Pengembanagan Pembelajaran
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa keprofesionalan guru dalam hal ini adalah kompetensi pedagogik secara umum mengalami peningkatan. Peningkatan keprofesionalan guru mulai terlihat umumnya pada siklus III Lesson Study dilakukan di SMPN 4 Nguling khususnya pada kelas VII B. Peningkatan keprofesionalan kususnya pada kompetensi pedagogik terjadi karena pada pelaksanaan Lesson study selalu dilaksanakan tiga kegiatan pokok yaitu plan (perencanaan) yang mencangkup penentuan tujuan pembelajaran, pembuatan RPP hingga LKPD dan penilaian. Tahap do (pelaksanaan pembelajaran) mencangkup praktik pembelajaran oleh guru model dan observasi kegiatan pembelajaran oleh tim observer, dan yang terahir adalah tahap see (refleksi kegiatan pembelajaran) yang semua kegiatan tersebut dilaksanakn secara kolaboratif. Menurut Lewis dalam Syamsuri dan Ibrohim (2008), salah satu manfaat study pembelajaran (Lesson Study) adalah meningkatkan keprofesionalan guru, sebab dengan studi pembelajaran guru melakukan: pengkajian kurikulum,
11
merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan metode pembelajaran yang sesuai, dan menentukan media. Selain itu guru melakukan penelitian/ pengkajian terhadap proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran, serta menganalisis dan melakukan refleksi. Dalam tiga kegiatan dasar Lesson Study yang dilakukan mencangkup salah satu kompetensi guru profesional yaitu kompetensi pedagogik. Kompetensi ini mencangkup kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran (Soebakri, 2011). Kompetensi tersebut dapat terus meningkat jika dilakukan dan diperbaiki secara bersama-sama/ kolaboratif dan berkala. Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Susilo dkk. 2011 yang menyatakan dalam definisi Lesson Study dapat kita temukan tujuh kata kunci, yaitu pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaboratif, berkelanjutan, kolegalitas, mutual learning, dan komunitas belajar. Lesson Study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan, sehingga peningkatan keprofesionalan pendidik dapat meningkat secara terus- menerus. Implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran yang dilakukan mampu meningkatkan keprofesionalan guru khusunya pada kompetensi pedagogik dalam hal menguasai karakteristik peserta didik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang mendidik, pengembangan potensi peserta didik dan evaluasi serta kegiatan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian oleh Subanji dan Isnandar (2010) menyatakan bahwa Lesson Study dapat meningkatkan kompetensi pedagogik peserta TEQIP dalam: (a) merancang pembelajaran secara kolaboratif, (b) melaksanakan praktik pembelajaran dengan open class, (c) melaksanakan penilaian, dan (d) melakukan refleksi setelah pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran dapat meningkatkan keprofesionalan guru. Tetapi harus dipahami peningkatan pada setiap siklusnya belum terlalu tinggi, ini terjadi dikarenakan keterbatasan waktu pelaksanaan Lesson Study dimana hanya dilaksanakan sebanyak 5 kali siklus Lesson Study. Menurut Susilo. dkk (2011), Lesson Study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan sehingga peningkatan keprofesionalan pendidik dapat meningkat secara terus menerus. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pengkajian pembelajaran secara terus menerus dan kolaboratif. Pengkajian pembelajaran harus dilakukan secara berkala, karena membangun komunitas belajar merupakan membangun budaya. Membangun budaya tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, tetapi membutuhkan waktu lama dimana tidak ada batasan waktu semakin lama semakin baik. Sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk merencanakan waktu lebih lama. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil paparan data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Peningkatan motivasi peserta didik
12
merupakan akibat dari adanya peningkatan kualitas pembelajaran melalui melalui pengkajian pembelajaran selama melaksanakan kegiatan Lesson Study. 2. Implementasi Lesson Study pada pengembangan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. peningkatan hasil belajar peserta didik bukan secara langsung disebabkan oleh kegiatan Lesson Study yang dilakukan akan tetapi sebagi dampak dari terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran selama melaksanakan kegiatan Lesson Study. 3. Implementasi Lesson Study pada pembelajaran dapat meningkatkan keprofesionalan guru. Peningkatan keprofesionalan ini terjadi karena pada pelaksanaan Lesson study selalu dilaksanakan tiga kegiatan pokok yaitu plan ( perencanaan) yang mencangkup penentuan tujuan pembelajaran, pembuatan RPP hingga LKPD dan penilaian. Tahap do (pelaksanaan pembelajaran) mencangkup praktik pembelajaran oleh guru model dan observasi oleh tim observer, dan yang terahir adalah tahap see (refleksi kegiatan pembelajaran) yang semua kegiatan tersebut dilaksanakn secara kolaboratif dan bersiklus. Hal tersebut membuat keprofesionalan guru khusunya pada kompetensi pedagogik dapat ditingkatkan. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan bagi peneliti lain yaitu akan lebih baik jika jika dipertimbangkan mengenai lamanya waktu pelaksanaan LS pada pengembangan pembelajaran sehingga perubahan yang diharapkan dapat terlihat. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk merencanakan penelitian agar guru selain guru model dapat menerapkan hasil LS di kelas masing-masing. Instrumen untuk menilai keprofesionalan guru antara guru model dengan guru dalam tim LS untuk dipisah sehingga keprofesionalan guru sebagai observer dapat terlihat maksimal.
DAFTAR RUJUKAN Brahim, T. K. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati di Lingkungan Sekitar. Jurnal Pendidikan Penabur, (Online), 6 (09): 4749, (http://www.p07jkt.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%203749%20Peningkatan%20Hasil%20Belajar%20Sains.pdf), diakses tanggal 5 Mei 2014 Cahyarini, A. 2012. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum IPA Kimia SMP/MTs Kelas VII yang Mengarah pada Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry). Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Depdiknas. Modul Impelentasi Kurikulum 2013. Jakarta
13
Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan pembelajaran . Jakarta. Rineka Cipta Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hansen E, Ronald. 2000. The Role of Experience in Learning: Giving Meaning and Authenticity to the Learning Process in Schools . Journal of Technology Education. (11) 2 : 23-32. (Online). http%3A%2F%2Fscholar.lib.vt.edu%2Fejournals%2FJTE%2Fv11n2% 2Fpdf%2Fhansen.pdf. diakses tanggal 3 Mei 2013 Ibrohim. 2009. Pengaruh Model Implementasi Lesson Study Dalam Kegiatan MGMP Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru Dan Hasil Belajar Biologi Siswa. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang Kartowagiran, B.2011. Kinerja guru profesional . (online) ( www..http/artikel-cakrawala pendidikan .com/uny) pdf, diakses tanggal 15 maret 2014 Keller, J. M. 2010. Motivational Design for Learning and Performance. New York: Springer Lindenfield, G. 1997. Mendidik Anak Agar Percaya Diri. Jakarta: Arcan. Mudyahardjo.2010Pengantar Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers Rahmatinnija. 2010. Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan Menggunakan Media Sederhana untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Riandi. 2006. Lesson Study Sebagai Alternatif Model Pembinaan (Supervisi) Guru Di Sekolah Dalam Usaha Mewujudkan Guru Profesional.Vol 8(2).(Online). ).(http.www.jurnal pendidikan UPI), diakses tanggal 14 mei 2014 Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Subanji dan Isnandar .2010. Meningkatkan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Melalui Teachers Quality Improvmen Program (TEQIP) Berbasis Lesson Study .1(1).(http://www.jurnaleducation.id), diakses tanggal 24 Maret 2014 Subiantor ,W. A. 2007. Pelatihan Pengembangan Praktikum IPA Berbasis Lingkungan. Makalah Pendidikan. (Online),
14
(http//www.PPM_PENTINGNYAPRAKTIKUM.pdf), diakses 15 Maret 2013. Sudjana, N dan Rivai, A. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Susilo, H, dkk. 2011. Lesson StudyBerbasis Sekolah. Malang: Bayumedia publising Syamsuri, I dan Ibrohim.2008. Lesson Study. Malang: FMIPA UM
Usaid Prioritas. 2013. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK. Jakarta: World Education. Utomo, T.& Ruijter,K. 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Gramedia Wahyudi, I.2012. Mengejar Profesionalisme Guru.Jakarta.Presstasi Pustakarya Zubaidah, S, dkk.2013. Model dan Metode Pembelajaran IPA. Malang. UM Pres