ANALISIS VARIANS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BIAYA (Studi Pada PD. Pasar Kota Kendari)
SKRIPSI
DWI ANANDA ANUGRANITA NIM. B1C1 12 019
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ANALISIS VARIANS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BIAYA (Studi Pada PD. Pasar Kota Kendari)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Haluoleo Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
OLEH
DWI ANANDA ANUGRANITA NIM. B1C112019
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2016
ABSTRAK Dwi Ananda Anugranita, 2016. Analisis Varians Anggaran Pendapatan dan Biaya (Studi Pada PD. Pasar Kota Kendari). Skripsi. Jurusan Akuntansi. Program Sarjana. Universitas Halu Oleo. Pembimbing: (1) H. Ishak Awaluddin (2) Santiadji Mustafa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian realisasi anggaran serta penyebab terjadinya selisih antara anggaran dan realisasi anggaran pada tahun 2014. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif serta sumber data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan analisis deksriptif dengan menganalisis varians antara anggaran dan realisasi pendapatan serta biaya. Hasil analisis varians yang dilakukan menunjukkan bahwa Unit pasar Wua-wua (Pasar Panjang) telah mencapai target anggaran pendapatan (favorable). Hal ini disebabkan karena lokasi Pasar Panjang yang berada di sepanjang jalan dapat memudahkan pembeli untuk melakukan transaksi pembelian. Sedangkan unit Pasar Punggolaka belum mampu mencapai target anggaran pendapatan (unfavorable) dan memiliki persentase varians paling rendah. Hal ini disebabkan karena akses menuju lokasi pasar yang sulit dijangkau. Sedangkan, jika dilihat berdasarkan realisasi biaya (belanja) secara keseluruhan terdapat selisih kurang (favorable). Artinya, pemerintah PD. Pasar Kota Kendari telah mampu melakukan efisiensi dan efektivitas biaya dalam kegiatan operasionalnya yang dibuktikan dengan realisasi anggaran biaya lebih rendah dari yang dianggarkan. Kata kunci: Anggaran pendapatan dan biaya, Favorable and Unfavorable
vi
ABSTRACT Dwi Ananda Anugranita, 2016. Variance Analysist Of Revenues and Costs in Markets Local Company Of Kendari. Thesis. Accounting Department. Degree program. Halu Oleo University. Consultant: (1) H. Ishak Awaluddin (2) Santiadji Mustafa This study aims to determine the level of achievement of the realization of the budget as well as the cause of the difference between budget and actual budget in 2014. The data used is the qualitative and quantitative data as well as data source in this study are primary and secondary data. This research is using descriptive analysis by analyzing the variance between budgeted and actual revenues and costs. Results of analysis of variance showed that the Wua-Wua market Unit (Pasar Panjang) has reached the target of budget revenues (favorable). This is because the Long Market locations that are along the way can make it easier for buyers to make purchases. While Punggolaka Markets unit has not been able to achieve the target of budget revenues (unfavorable) and has the lowest percentage of variance. This is because access to the site is difficult to reach the market. Meanwhile, if it is seen by the realization of cost (expenditure) as a whole there is a difference of less (favorable). That is, the Market Local Company Of Kendari City has been able to improve efficiency and cost-effectiveness in its operations as evidenced by the budget realization lower cost than budgeted. Keywords: Budget revenues and costs, Favorable and Unfavorable
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum wr.wb. Alhamdulillahirabbil „alamin, segala puji bagi Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Halu Oleo. Karya ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta: Bapak Abd. Rasyid dan Sabra, pribadi sederhana yang sangat hebat di mata anakanaknya, mampu mendidik anaknya menjadi Sarjana hingga yang terakhir ini. Mereka adalah sepasang manusia yang sangat penulis hormati dan sayangi, yang dengan penuh keikhlasan serta doa yang luar biasa sehingga penulis mampu menyelesaikan studi. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada Kakakku Alif Muhammad Rsab dan Adikku Muhammad Ghazi Al Ghifary, serta seluruh keluarga yang senantiasa mendukung penulis dalam proses penyusunan skripsi. Seiring dengan selesainya penyusunan Skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H. Ishak Awaluddin, SE., M.Si., Ak., CA. selaku pembimbing I dan Ibu Santiadji Mustafa., SE., M.SA., Ak., CA selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keihklasan meluangkan waktu serta memberikan arahan maupun koreksi atas penyusunan skripsi ini. Semoga bimbingan yang diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Perkenankan pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnnya kepada semua pihak yang telah tulus dan ikhlas memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan kepada penulis, khususnya kepada: 1. Bapak Prof.Dr.H.Usman Rianse, M.Si selaku Rektor Universitas Halu Oleo 2. Bapak Prof. Dr. Muh.Syarif, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis 3. Bapak Dr. H. Arifuddin Mas‟ud, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi 4. Ibu Nur Asni, SE., M.Si., Ak. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi viii
5. Bapak Dr. Husin, M.S., Bapak Safaruddin, SE., M.SA., Ak., CA., Ibu Sulvariany Tamburaka.,SE., M.Si. selaku Dosen Penguji, terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk memberikan koreksi dan arahan dalam penyusunan Skripsi ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya dan telah membantu kelancaran studi ini beserta seluruh staf lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Halu Oleo 7. Bapak Niko Samara, SE, selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari, beserta seluruh staff yang sudah berkenan membantu dalam penelitian dan penyusunan Skripsi ini. 8. Ucahapan Terima kasih kepada sahabat tercinta yang selalu menemani, Wa Ode Masriani, Hasnawati, Suhariani, Yaumil Zyaqidhah Wahyuni, Sulkipli dan Muhammad Alfan Maulana serta Partner Ujianku yang seperti manajer dan sangat pandai mengatur jadwal, Marianti, 9. Ucapan
terima
kasih
yang
sebesar-besarnya
kepada
teman-teman
seperjuangan angkatan 2012, terutama kelas A, Faruq, La Riko, Saediman, Bebet, Lisna, Silfia, Abil, Eko16 Sudarman, Nurwan, Missy, Susi, Arda, Shelly, Irna, Tika, Wa Ima, Titin, Ipul, Adrian Susanto, Eko01, Ami02, Ami35, Sam, Anti, Dwi, Ifa, Noni, Marianti, Yaya, Cindy, Bayu, Darsin, Nani, Sita, Juni, Sri, Wahda. Mereka yang telah menjadikan hari-hari kuliahku menyenangkan dengan kepribadian mereka yang unik. 10. Seluruh teman-teman konsentrasi Akuntansi manajemen (Ana, Febby, Lala, Ka Upi, Dino, Into, Igo, Irwan, Adi, Wayan, Tonasa, Zahwansyah, Bayu, & Ishaq) yang mengisi semester tujuhku dengan banyak cerita serta petualangpetualangan seru. 11. Beserta kakak-kakak senior maupun adik-adik junior terutama Adik-adik IMAI (Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia) semoga organisasi IMAI bisa lebih baik lagi dengan kepengurusan kalian, lebih banyak kegiatan yang bermanfaat dan tetap jaga komunikasi serta kerjasama timnya. 12. Ucapan terima kasih lagi yang sebesar-besarnya kepada Teman-teman KKN Kecamatan Napabalano (Febriyanti Yunita, Zamria Barisala, Indra Lesmana ix
Putra dan Abdul Muhammad Rajab), Ibu Lurah Napabalano, Ka Wa Ode Mahatma Sari, Ka Iqrawati dan seluruh warga Kecamatan Napabalano. 13. Sahabat-sahabatku mulai dari SD, SMP, dan SMK (Asnawati, Komang Leti Suseni, Dina Indriyani, Fitriyani Arsin, Muhammad Iryansyah Nasir, Pratno Kuniawan, Gaby Prisca Cecilya, Fitria Octafiany, Citra Megasari, Soraya Goenawan, Nur Annisa, Syaifullah Sanggala) Semoga kita sukses dengan pilihan kita masing-masing dalam bekerja. 14. Kepada tetua-tetua JLK (Om ateng, Ka Thalib, Ka Indra, Ka Ryan, Ka Afni, Ka Sholeh, Ka Musly, Ka Aoki, Ka Rofiq, Ka Seno Ka Arief, Ka Vincent, Ka Wiwiek, Ka Ida, Ka Rin serta semuanya teman-teman JLK yang saya kenal muka tapi lupa namanya) terima kasih telah mempercayai saya beberapa waktu menjadi bendahara komunitas dan terima kasih dengan sikap kalian yang begitu menyenangkan. 15. Orang-orang yang dikenal secara langsung maupun tidak langsung melalui media sosial yang sangat menghibur serta menambah pengetahuanku tentang Fashion dan Bahasa Asing. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis sadar bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan Skripsi ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang bersangkutan. Mohon maaf atas segala kekurangannya. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Kendari, April 2016
Dwi Ananda Anugranita
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ................................ v ABSTRAK ...................................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 2.2 Landasan Teori ............................................................................ 2.2.1 Laporan keuangan .............................................................. 2.2.1.1 Laporan Keuangan Organisasi Bisnis .................... 2.2.1.2 Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik ........ 2.2.2 Biaya Standar ..................................................................... 2.2.3 Anggaran ............................................................................ 2.2.3.1 Fungsi Dan Tujuan Anggaran .............................. 2.2.3.2 Jenis-Jenis Anggaran ............................................ 2.2.3.3 Kelebihan Dan Kelemahan Anggaran .................. 2.2.3.4 Anggaran Biaya dan Anggaran Pendapatan ......... 2.2.3.5 Proses Penyusunan Anggaran .............................. 2.2.4 Biaya Standar dan Anggaran.............................................. 2.2.5 Akuntansi Anggaran .......................................................... 2.2.6 Analisis Varians ................................................................. 2.2.6.1 Analisis Varians Pendapatan Daerah .................... 2.2.6.2 Analisis Varians Biaya (Belanja) Daerah ............. 2.3 Kerangka Pikir ............................................................................
8 10 10 10 13 18 20 25 29 33 34 36 37 39 41 45 46 48
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian .......................................................................... 3.2 Jenis Dan Sumber Data ............................................................... 3.2.1 Jenis Data ..................................................................... 3.2.2 Sumber Data ................................................................. 3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 3.4 Metode Analisis Data .................................................................. 3.5 Definisi Operasional ...................................................................
49 49 49 49 50 50 51
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................ 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari 4.1.2 Tujuan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari .......... 4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari 4.1.4 Unit-unit Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari ....... 4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 4.2.1 Varians Anggaran dan Realisasi Pendapatan ........................ 4.2.2 Varians Anggaran dan Realisasi Biaya (Belanja) ................. 4.3 Pembahasan .................................................................................... 4.3.1 Analisis Varians Pendapatan dan Biaya pada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari ......................................... 4.3.2 Analisis varians Biaya (Belanja) Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari ...............................................................
52 52 53 55 58 58 58 61 63 64 66
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 5.2 Saran...............................................................................................
68 68
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
69
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Anggaran dan Realisasi Anggaran pada tahun 2014 .................................
5
4.1 Analisis Varians Anggaran Pendapatan dan Realisasinya pada tahun 2014 59 4.2 Analisis Varians Anggaran Biaya (Belanja) dan Realisasinya pada Tahun 2014 ............................................................................................................
xiii
62
DAFTAR SKEMA
Skema
Halaman
2.1 Kerangka Pikir ...........................................................................................
48
4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari............
57
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Negara dipengaruhi oleh peran sektor publik, sektor bisnis dan sektor sosial. Diantara ketiga sektor tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Terdapat beberapa aspek yang membedakan yaitu terkait dengan tujuan organisasi, sumber pembiayaan, kepemilikan, pola pertanggungjawaban, struktur organisasi, karakteristik anggaran, pemangku kepentingan (Stakeholder), dan sistem akuntansi yang digunakan. Perkembangan dan kemajuan suatu Negara sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja sektor publik. Negara kapitalis penganut pasar bebas sempurna sekalipun masih membutuhkan peran sektor publik, apalagi Negara sosialis yang menjadikan sektor publik sebagai sektor terpenting dalam sistem ekonomi, sosial dan politiknya. Negara republik Indonesia yang bukan merupakan Negara kapitalis maupun Negara sosialis tetapi Negara pancasila juga menjadikan sektor publik sebagai sektor terpenting. Sektor publik memiliki peran yang tidak kecil dalam suatu Negara yang dapat berdampak pada sektor yang lain yaitu sektor swasta maupun sektor sosial. Kegagalan sektor publik dapat berupa kegagalan pemerintah (government failure), kelumpuhan birokrasi, mafia hukum, kekacauan politik, korupsi dan lain sebagainya dapat mengganggu sektor bisnis dan sosial yang dapat memicu kondisi krisis suatu bangsa. Oleh karena itu, untuk kemajuan ekonomi, sosial, politik dan budaya bangsa maka pembangunan sektor publik harus terus dilakukan secara berkelanjutan dan tidak boleh diabaikan.
1
2
Organisasi Pemerintahan atau organisasi sektor publik memiliki tujuan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat, diperlukan sebagai regulator dan sebagai pengelola Negara dan pengemban amanah konstitusi melalui fungsi birokrasi pemerintahan. Institusi pemerintahan merupakan salah satu organisasi sektor publik yang penting dalam menunjang pembangunan di segala bidang baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keberhasilan suatu organisasi pada umumnya
dicapai
karena
kemampuan
manajemen
didalam
mengawasi,
mengendalikan dan meramalkan beberapa kemungkinan serta kesempatan yang baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu faktor keberhasilan atau kegagalan organisasi sektor publik dalam menyelesaikan programnya adalah bagaimana manajemen sektor publik khususnya dibidang keuangan dalam mengendalikan dana yang tersedia maupun yang diperkirakan akan diterima. Organisasi sektor publik akan merencanakan dan mengendalikan hal-hal yang dianggap penting dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, dalam pengelolaan sektor publik dibutuhkan penetapan tujuan (goals) dan sasaran (objectives), kemudian membuat rencana kegiatan dan pengendalian untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan operasional yang berupa program kerja dan kegiatan yang perlu didukung anggaran sebab tanpa anggaran maka strategi, program kerja, dan kegiatan yang disusun tidak akan berjalan. Pelaksanaan strategi, program kerja, dan kegiatan membutuhkan orang-orang dan sumber daya untuk melaksanakannya sehingga dibutuhkan biaya. Perencanaan meliputi penentuan sasaran di masa mendatang sementara penyusunan anggaran ditujukan untuk mencapai sasaran tersebut, sedangkan pengendalian meliputi
3
beberapa langkah yang diambil manajemen untuk memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan pada tahap perencanaan sudah dicapai dan untuk menyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi telah berfungsi berdasarkan cara yang konsisten dan
kebijaksanaan
organisasi.
Agar
benar-benar
efektif,
maka
sistem
penganggaran yang baik harus meliputi perencanaan dan pengendalian. Dalam perencanaan anggaran sudah berisi rincian kebutuhan, yang akan digunakan dalam pelaksanaan program kerja dan kegiatan yang direncanakan. Anggaran merupakan salah satu faktor pendukung dari beberapa program kerja yang disusun oleh pemerintah. Oleh karena itu, anggaran bagi perusahaan maupun lembaga pemerintahan sangatlah penting sebagai bentuk awal perencanaan dimana tidak hanya dianggap sebagai penunjang kegiatan operasional perusahaan saja tetapi juga
digunakan
sebagai
tolok
ukur
dalam
mencapai
keberhasilan
program-program yang telah ditargertkan sebelumnya. Untuk perencanaan jangka pendek, biasanya pemerintah menyusun anggaran yang merupakan perwujudan rencana.
Jika suatu organisasi tidak memiliki
anggaran maka organisasi tersebut tidak berjalan ke arah manapun, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, karena anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program. Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah kemana kegiatan atau program kerja di tujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program, sehingga anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang. Untuk menjamin terlaksananya berbagai program yang disusun, manajemen menyusun
4
anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja serta program-program kerja yang akan dilaksanakan. Anggaran berjalan biasanya ditetapkan untuk periode satu tahun yang berkaitan dengan tahun fiskal perusahaan yang bersangkutan, sehingga angka-angka dalam anggaran dapat dibandingkan dengan realisasi. Anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran, maka anggaran merupakan tolok ukur terbaik kinerja manajer.
Sekali anggaran di tetapkan,
pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, tidaklah mudah melakukan revisi anggaran, selama kondisi yang dipakai sebagai dasar penyusunannya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukkan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembentukan/koreksi yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah standar. Anggaran merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian yang berperan penting dalam organisasi sektor publik. Tidak seperti di sektor bisnis yang menjadikan anggaran sebagai dokumen publik yang bisa diakses oleh publik untuk diketahui, diberi masukan, dikritisi, dan diperdebatkan. Anggaran sektor publik harus bersifat partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran agar aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasikan dalam anggaran. Anggaran sektor publik merupakan Blue Print organisasi tentang rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta masa depan yang akan diwujudkan.
5
Pada prinsipnya, anggaran merupakan batas minimal jumlah yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila mampu mencapai pendapatan yang melebihi jumlah yang dianggarkan serta mampu menggunakan anggaran biaya operasional dibawah jumlah yang dianggarkan. Begitu pula sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan atau realisasi anggaran biaya operasional diatas jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian. Tetapi jika target pendapatan tidak tercapai, hal ini butuh penelusuran lebih lanjut terkait dengan penyebab tidak tercapainya target. PD. Pasar Kota Kendari merupakan badan usaha yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan penertiban pasar di Kota Kendari. Selain melakukan pengelolaan terhadap kebersihan dan ketertiban pasar, PD. Pasar Kota Kendari juga menerima penghasilan sehubungan dengan pengelolaan pasar yang berupa retribusi-retribusi, sewa lods parker dan lain-lain. Berikut ini adalah data anggaran pendapatan dan biaya serta realisasinya pada tahun 2014. Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Anggaran pada tahun 2014 Pada PD. Pasar Kota Kendari No
Keterangan
Anggaran
Realisasi
Varians (Selisih)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
Pendapatan
2,909,187,521.00
2,621,808,889.00
(287,378,623.00)
2
Biaya (Belanja)
2,664,183,820.00
2,512,657,760,80
(151,256,059.20)
Sumber: PD. Pasar Kota Kendari
Perbandingan antara anggaran dengan realisasinya merupakan kinerja suatu perusahaan. Jika terjadi perbedaan di antara hal tersebut, kemungkinan yang
6
dapat terjadi adalah bertambahnya biaya atau berkurangnya pendapatan dari yang telah dianggarkan sebelumnya, atau sebaliknya berkurangnya biaya dan bertambahnya pendapatan dari yang direncanakan perusahaan. Seperti pada data yang diperoleh dari PD. Pasar Kota Kendari menunjukkan bahwa Pendapatan pada tahun 2014 terdapat selisih kurang antara Anggaran dengan Realisasinya sebesar Rp. 287,378,623.00 serta begitu pula pada Biaya (Belanja) yang terdapat selisih kurang sebesar Rp 151,256,059.20. Pencapaian target tahun 2014 mengidentifikasikan bahwa perusahaan mengalami hambatan dalam proses pengaktualisasian rancangan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Varians Anggaran Pendapatan Dan Biaya (Studi pada PD. Pasar Kota Kendari).”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah anggaran pendapatan dan biaya serta realisasinya pada PD. Pasar Kota Kendari sudah favorable?”
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pencapaian realisasi Kota Kendari.
anggaran
pendapatan
dan
biaya pada PD. Pasar
7
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. PD. Pasar Kota Kendari Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penyebab perbedaan antara anggaran perusahaan dengan realisasinya dan digunakan sebagai masukan bagi Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari agar lebih kompeten dalam penyusunan Rencana Bisnis Anggaran. 2. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademisi sebagai referensi untuk menambah pengetahuan para akedemisi mengenai anggaran dan realisasi anggaran. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan anggaran serta realisasinya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan agar tidak begitu luas dan menimbulkan banyak persepsi, maka ruang lingkup masalah dalam penelitian ini hanya terbatas pada Analisis Varians Anggaran Pendapatan dan Biaya pada PD. Pasar Kota Kendari.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muh. Mugallab (2011) dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Baubau”. Hasil dari analisis varians yang dilakukan pada anggaran belanja RSUD Kota Baubau bahwa pada anggaran belanja tidak langsung terjadi selisih unfavorable. Penyimpangan anggaran belanja tidak langsung RSUD Kota Baubau pada tahun 2009 dan 2010 sebesar Rp. 235,908,124,- dan persentase perubahan sebesar 103%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah pasien sehingga diperlukan penambahan tenaga medis pada RSUD Kota Baubau. Penyimpangan yang terjadi pada anggaran belanja langsung tahun 2009 dan 2010 masih dalam batas pengendalian dan dapat diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Ariana (2011) dengan judul “Analisis Pendapatan dan Belanja Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur”. Hasil penelitiannya yang diolah menggunakan analisis varians pendapatan, derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan dareah, rasio efektivitas PAD, analisis varians belanja, dan rasio efisiensi belanja menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah secara efektif, efisien dan ekonomis telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan karakteristik yang ada. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2007) dengan judul “Analisis Selisih Penetapan dan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah 8
9
Kota Kendari”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan berbeda yang signifikan antara pendapatan
dan realisasi anggaran pendapatan
daerah kota. Hal ini didasarkan pada Uji t dimana t hitung = 1,856
0,05. Oleh karena itu disarankan agar pemerintah Kota Kendari mempertahankan pengelolaan anggaran pendapatan yang bersumber dari hasil perusahaan milik daerah. Beberapa persamaan dengan hasil penelitian terdahulu yaitu sama-sama bertujuan untuk mengetahui selisih antara anggaran dan realisasi serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan selisih itu terjadi dan membahas mengenai
analisis
anggaran
varians
pendapatan dan biaya, sedangkan
perbedaannya yaitu terletak pada lokasi penelitian dimana penelitian ini dilakukan pada PD. Pasar Kota Kendari sedangkan penelitian terdahulu pada RSUD Kota Baubau, Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur, dan pada Anggaran Pendapatan Daerah Kota Kendari, dan penelitian terdahulu menggunakan Uji t untuk mencari signifikan dan tidak signifikannya variance antara penetapan dan realisasi anggaran pendapatan sedangkan penelitian ini tidak menggunakan uji t karena hanya memfokuskan pada faktor-faktor yang menyebabkan varians antara anggaran dan realisasi. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis tingkat pencpaian realisasi anggaran.
10
2.2 Landasan Teori 2.2.1
Laporan Keuangan 2.2.1.1 Laporan Keuangan Organisasi Bisnis Laporan keuangan menunjukan kondisi perusahaan saat ini yaitu keadaan
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca), dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Munawir (2002:56) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Pada setiap bagian keuangan perusahaan memegang peranan penting dalam menentukan arah perencanaan perusahaan. Dengan berfungsinya bagian keuangan secara baik dapat membuat kinerja keuangan yang dilihat dalam laporan keuangan perusahaan akan tersaji dengan baik pula. Sehingga pihak-pihak yang membutuhkan akan dapat memperoleh laporan keuangan tersebut dan membantunya dalam proses pengambilan keputusan sesuai yang diharapkan. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan yang diperoleh dalam satu periode yang dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahann Modal, Catatan Atas Laporan Keuangan, dan Laporan Arus Kas.
11
Kasmir (2014:8) menjelaskan bahwa masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan dan maksud tersendiri yaitu: 1. Neraca Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada dineraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi: -
Jenis-jenis aktiva atau harta (Asset) yang dimiliki,
-
Jumlah rupiah masing-masing aktiva,
-
Jenis-jenis kewajiban atau utang (Liability),
-
Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban,
-
Jenis-jenis modal (Equity),
-
Jumlah rupiah masing-masing jenis modal.
2. Laporan Laba Rugi Menunjukan kondisi usaha dalam satu periode tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaaan laba atau rugi. Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi: -
Jenis-jenis pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode,
-
Jumlah rupiah dari masing-masing pendapatan yang diperoleh,
-
Jumlah keseluruhan pendapatan,
-
Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode,
12
-
Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan,
-
Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan,
-
Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi.
3. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi: -
Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini,
-
Jumlah rupiah dalam setiap jenis modal,
-
Jumlah rupiah modal yang berubah,
-
Sebab-sebab berubahnya modal,
-
Jumlah rupiah modal sesudah perubahan.
4. Catatan atas laporan keuangan Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan inormasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab dan penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data keuangan yang disajikan. 5. Laporan arus kas Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah
13
dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Disamping itu juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan perusahaan dalam memenuhi kepentingan pihak-pihak lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan.
2.2.1.2 Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas
14
jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya. Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai: a) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut b) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer. Secara garis besar tujuan penyajian laporan keuangan sektor publik adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan yang digunakan untuk pertimbangan pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik; 2. Menunjukkan tranparansi dan akuntabilitas publik; 3. Memberikan informasi untuk evaluasi kinerja manajerian dan organisasi. Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan: 1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
15
2. Menyediakan informasi menegani kecukupan peneriamaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; 3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; 4. Menyediakan informasi mengenai bagian entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; 5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; 6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penuruan, sebagai akibat yang dilakukan selama periode pelaporan. Laporan keuangan sektor publik memberikan tujuan dan juga manfaat bagi para pihak yang memanfaatkannya meliputi masyarakat membayar pakak (Tax payer), pemberi dana bantuan (Donor), investor dan kreditor, Masyarakat, pegawai pemerintah, penyedia barang dan jasa (pelaku bisnis), dewan legislative, badan pengawas dan advokasi, lembaga-lembaga pemerintah dan internasional serta manajemen untuk pertimbangan pembuatan keputusan ekonomi dan, sosial ataupun politik. Manfaat penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi keuangan terkait dengan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas,
16
dan aktivitasnya serta kebutuhan sumber keuangan jangka pendek dari suatu unit organisasi pemerintahan; 2. Memberikan informasi keuangan utnuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit organisasi pemerintahan dan perubahanperubahan yang telah dan akan terjadi; 3. Memberikan
informais
keuangan
untuk
memonitor
kinerja,
keseuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang diisyaratkan; 4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran serta untuk memprediksi dampak perolehan dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan; 5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional, meliputi: -
Untuk menentukan biaya program, aktivitas, fungsi, proyek, dan proses
sehingga
perbandingan
memudahkan
dengan
kinerja
analisis yang
dan
melakukan
telah
ditetapkan,
membandingkan kinerja periode-periode sebelumnya dan dengan kinerja organisasi atau unit organisasi lain; -
Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas operasi suatu unit organisasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di pemerintahan;
-
Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan dan keadilan (Equity dan Equality) atas dana operasi pemerintahan yang digunakan.
17
Hal terpenting lainnya selain menentukan tujuan dan manfaat laporan keuangan sektor publik adalah menentukan bentuk atau komponen laporan keuangan yang perlu disampaikan kepada para pengguna laporan tersebut. PP No. 71 tahun 2010 tentang SAP mengidentifikasi komponen laporan keuangan pokok yang perlua disajikan pemerintah meliputi: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( laporan perubahan SAL); c. Neraca; d. Laporan Operasional (LO); e. Laporan Arus Kas (LAK) f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Laporan keuangan disajikan dalam bentuk angka namun dalam laporan keuangan sektor publik harus memenuhi beberapa karakterisktik kualitatif sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah meliputi: 1. Relevan Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa dengan, serta menegaskan atau mengoreksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Sehingga informasi yang relevan harus mampu: -
Memberikan manfaat umpan balik (feedback value);
18
-
Memberikan manfaat prediktif (predictive value);
-
Disajikan tepat waktu (timeliness);
-
Lengkap. 2. Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap akta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut: -
Penyajian jujur (faithfulness of presentation);
-
Dapat diverifikasi (verifiability);
-
Netralitas. 3. Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna
jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. 4. Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilahyang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguan.
2.2.2
Biaya Standar (Standard Cost) Biaya standar adalah pengukuran dari elemen-elemen biaya yang
seharusnya terjadi untuk melaksanakan suatu kegiatan atau untuk membuat satu unit produk. Standar mempunyai arti patokan, acuan, pedoman, benchmark, atau
19
tolok ukur. Dengan demikian biaya standar dapat diartikan sebagai patokan atau acuan biaya yang ditentukan ditahap perencanaan untuk mengukur pelaksanaan (implementasi) biaya sesungguhnya. Biaya standar harus disusun secara cermat dengan memperhitungkan dengan semua faktor yang mempengaruhi penyusunan biaya standar, baik faktor internal maupun eksternal. Penyusunan biaya standar tidak harus sangat ketat namun juga jangan terlalu longgar. Penyusunan biaya standar yang terlalu ketat dapat mengurangi fleksibilitas anggaran pada saat implementasi apabila terjadi perubahan signifikan terkait dengan perubahan lingkungan makro dan asumsi anggaran. Selain itu, biaya standar yang terlalu ketat berpotensi menurunkan motivasi pegawai untuk mencapai target anggaran. Namun sebaliknya, biaya standar yang terlalu longgar juga kurang sesuai dengan tujuan efisiensi anggaran dan mendorong terjadinya moral hazard pegawai untuk memboroskan anggaran. Biaya standar dibutuhkan sebab memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Biaya standar sebagai alat perencanaan Biaya standar memiliki peran penting dalam perencanaan anggaran, yaitu sebagai pedoman bagi setiap pedoman bagi setiap satuan kerja untuk mengisi rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 2. Biaya standar sebagai alat pengawasan pelaksanaan Anggaran Biaya standar juga dapat digunakan sebagai alat pengawasan pelaksanaan anggaran, yaitu untuk memastikan bahwa pelaksanaan anggaran telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Auditor berkepentingan untuk
20
memeriksa apakah entitas yang diaudit telah melaksanakan anggaran sesuai dengan biaya standar yang telah ditetapkan, apakah terjadi penyimpangan atau mark up biaya. 3. Biaya standar sebagai alat pengukuran kinerja Biaya standar dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu dengan cara membandingkan biaya standar yang dianggarkan dengan realisasinya atau lebih populer disebut dengan analisis varians. Secara umum, dalam arti tidak terdapat kejadian luar biasa, jika realisasi biaya ternyata lebih rendah dibandingkan biaya yang dianggarkan maka kinerjanya baik karena berarti mampu melakukan efisiensi. Sebaliknya jika realisasi biaya lebih tinggi dari biaya yang dianggarkan maka kinerjanya dinilai kurang baik karena kemungkinan terjadi pemborosan anggaran. Setidaknya setiap SKPD harus berupaya agar realisasi biaya tidak melampaui biaya standar yang ditetapkan dalam anggaran.
2.2.3
Anggaran Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang
disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (Budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Menurut
Ray H. Garryson (2000:414) anggaran merupakan rencana
terinci yang menunjukkan bagaimana sumber daya akan diperoleh dan digunakan
21
dalam jangka waktu tertentu. Anggaran mengambarkan rencana masa depan yang dinyatakan kedalam bentuk kuantitatif formal. Ikhsan (2009):173) mengatakan bahwa anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk melakukan suatu tindakan dalam ungkapan-ungkapan keuangan. Anggaran menjadi alat bagi manajerial yang menjamin perolehan terhadap tujuan-tujuan organisasi dan penyediaan dana sebagai salah satu acuan dalam menjelaskan operasional sehari-hari. Anggaran merupakan suatu alat bagi manajemen dalam melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap perusahaan. Anggaran menurut Munandar (2007:1) adalah Suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Jadi anggaran mempunyai empat unsur yaitu : 1) Rencana yang merupakan suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2) Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing),
kegiatan
kegiatan-kegiatan
yang
personalia (personel).
administrasi berhubungan
(administrating), dengan
serta
masalah-masalah
22
3) Dinyatakan dengan unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan yang beraneka ragam. Unit moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan yang beraneka ragam tersebut saling mempunyai kesatuan unit yang berbeda-beda. Untuk menyeragamkan semua kesatuan yang berbedabeda
tersebut,
maka
dinyatakan
dengan
unit
moneter
agar
memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut. 4) Jangka waktu tertentu dan akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa anggaran (budget) berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang ditunjukkan dalam anggaran (budget) adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Mardiasmo (2002:165) mengemukakan bahwa anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumberdana yang disetujui legislatif untuk dibelanjakan. Mardiasmo (2002:65), anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.
23
Mohamad Mahsun (2006:81), mengemukakan bahwa anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter. Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan publik. Adapun Gunawan dan Marwan Asri (2003:6) mendefinisikan anggaran sebagai berikut : “Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggungjawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”. Inti dari definisi tersebut adalah : a. Bahwa anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan bersungguh-sungguh dan dalam bentuk logika. b. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika. c. Bahwa setiap saat manajer diperhadapkan pada suatu tanggungjawab untuk mengambil keputusan, sehingga anggaran merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasar pada suatu asumsi tertentu. d. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Wuryan Andayani (2007:63), mengemukakan bahwa anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Selanjutnya juga mendefinisikan bahwa Anggaran pemerintah merupakan
24
dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja dan pendapatan yang diharapkan dapat menutup kebutuhan belanja atau pembiayaan yang diperlukan. Anggaran mengorganisasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran yaitu periode tahunan. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. 2. Data masa lalu. 3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi. 4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing. 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah. 6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan. Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Anggaran harus dibuat serealistis mungkin dan secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan. 2. Untuk
memotivasi
manajer
pelaksana
diperlukan
partisipasi
manajemen puncak (direksi). 3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi justru termotivasi.
25
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tetap waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi lebih dini.
2.2.3.1
Fungsi dan Tujuan Anggaran Untuk
menjalankan
fungsi-fungsi
tersebut,
manajemen
dapat
menggunakan anggaran karena anggaran dapat dijadikan sebagai sarana: 1. Menjadi alat untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen di seluruh jenjang organisasi. 2. Mendorong para manajer berpikir dan merencanakan tentang masa depan. 3. Menyediakan suatu dasar mengalokasikan sumber daya kepada bagian-bagian organisasi yang memungkinkan sumber daya tersebut digunakan dengan cara yang paling efektif. 4. Mendeteksi kemungkinan terhentinya aktivitas sebelum hal itu terjadi. 5. Mengkoordinasikan aktivitas seluruh bagian organisasi dengan mengintegrasikan rencana-rencana dari berbagai bagian tersebut. 6. Menetapkan sasaran dan tujuan yang dapat berfungsi sebagai patokan untuk mengevaluasi kinerja yang akan dicapai dalam pelaksanaan rencana-rencana tersebut. Menurut Nurlan Darise (2008:133), Fungsi Anggaran dilingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena: a. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
26
b. Anggaran
merupakan
target
fiskal
yang
menggambarkan
keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan. c. Anggaran
menjadi
landasan
pengendalian
yang
memiliki
konsekuensi hukum. d. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintahan. e. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik. Wuryan
Andayani
(2007:63),
mengemukakan
bahwa
anggaran
mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Anggaran merupakan kesepakatan kebijakan yang digunakan untuk kepentingan publik. b. Anggaran
menggambarkan
keseimbangan
antara
belanja,
pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan sesuai tujuan yang ingin dicapai. c. Anggaran menjadi kekuatan hukum dan landasan pelaksanaan APBD. d. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah. e. Hasil pelaksanaan anggaran dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan. Mardiasmo (2005:63), mengemukakan beberapa fungsi anggaran yaitu: 1. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool) Anggaran merupakan alat perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi.
27
2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool) Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan
dan
pengeluaran
pemerintah
agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. 3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (fiscal Tool) Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. 4. Anggaran sebagai alat politik (political tool) Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. 5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination dan communication tool) Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara unit kerja dalam lingkungan eksekutif. 6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurement Tool) Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada para pemberi wewenang (legislative). Kinerja eksekutif akan
28
dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. 7. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool) Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan staffnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan, agar dapat memotivasi pegawai anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai. 8. Anggaran sebagai alat menciptakan ruang publik (public sphere) Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD, masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muhamad Mahrun (2006:81) Selain fungsi, anggaran juga memiliki tujuan dalam penyusunannya. Pada dasarnya, tujuan pokok anggaran adalah memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta nonfinansial di masa yang akan datang, dan mengembangkan setiap informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran. Menurut Nafarin (2009:19) terdapat beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain: a) Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. b) Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
29
c) Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e) Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat. f) Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
2.2.3.2
Jenis-Jenis Anggaran Dalam menyusun anggaran, pengelompokan anggaran sangatlah
penting. Dengan mengelompokkan anggaran maka akan lebih mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan. Menurut Nafarin (2009:31), anggaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut: 1. Segi Dasar Penyusunan Dilihat dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran variabel dan anggaran tetap. Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
30
2. Segi Cara Penyusunan Dilihat
dari segi penyusunan,
anggaran terdiri atas anggaran
periodik dan anggaran kontinu. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Anggaran kontinu (continous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. 3. Segi Jangka Waktu Dilihat dari segi jangka waktunya, anggaran terdiri dari atas anggaran jangka pendek dan anggaran jangka panjang. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. 4. Segi Bidang Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran tersebut bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Contohnya adalah anggaran penjualan atau pendapatan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.
31
Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contohnya anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, dan anggaran utang. 5. Kemampuan Menyusun Dilihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri atas anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6. Segi Fungsi Dilihat dari segi fungsi, anggaran terdiri atas anggaran tertentu dan anggaran kinerja. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan). 7. Segi Metode Penentuan Harga Pokok Produk Dilihat dari segi metode penentuan harga pokok produk, anggaran terdiri atas anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.
32
Anggaran
tradisional
(traditional
budget)
atau
anggaran
konvensional terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional (fungsional based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penentuan harga pokok penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penentuan harga pokok variabel (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel. Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penetapan harga pokok berdasarkan kegiatan dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk. Mardiasmo (2004:66) jenis-jenis anggaran sektor publik terdiri dari: 1. Anggaran Operasional. Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan misalnya anggaran untuk pengeluaran/belanja rutin. Pengeluaran ini manfaatnya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi perusahaan. 2. Anggaran modal/Investasi. Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetapi seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan sebagainya. Belanja modal/investasi merupakan contoh anggaran modal. Belanja modal ini manfaatnya cenderung melebihi satu
33
tahun dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah kemudian menambah anggaran rutin untuk biaya operasi dan pemeliharaannya. Mohamad mahsun (2006:83) mengemukakan bahwa jenis anggaran sektor publik dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Anggaran operasional, yaitu anggaran yang berisi rencana kebutuhan sehari-hari oleh pemerintah pusat/daerah untuk menjalankan kegiatan pemerintah. 2. Anggaran modal/investasi yaitu anggaran yang berisi rencana jangka panjang dan pembelanjaan aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, dan perabot kantor. Berdasarkan uraian yang ada, disimpulkan bahwa jenis anggaran sektor publik dibedakan menjadi dua yaitu anggaran operasional adalah anggaran
yang
menunjukkan
rencana
kebutuhan
sehari-hari
dalam
menjalankan kegiatan pemerintahan sedangkan anggaran modal/investasi adalah anggaran yang menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, dan perabot kantor.
2.2.3.3 Kelebihan Dan Kelemahan Anggaran Menurut Nafarin (2009:19), anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain: a) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama. b) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan c) Dapat memotivasi karyawan.
34
d) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan e) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f) Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g) Alat pendidikan bagi manajer. Selain memiliki banyak manfaat, anggaran mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: a) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggaran sehingga mengandung unsur ketidakpastian. b) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat. c) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif.
2.2.3.4 Anggaran Biaya dan Anggaran Pendapatan Anggaran biaya adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama kegiatan operasi perusahaan dalam jangka waktu satu tahun periode akuntansi. Penyusunan anggaran biaya operasional yang lazim terjadi pada suatu perusahaan adalah mencakup anggaran berikut: Anggaran Biaya Tetap (fixed Cost Budgeting), ialah anggaran biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. ini
35
berarti jika terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas perusahaan, maka biaya tetap tidak mengalami perubahan. Yang termasuk biaya tetap antara lain penyusutan, pajak, asuransi, dan gaji karyawan (yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi). Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting), ialah anggaran biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional dengan berubahnya volume produksi. Artinya jika terjadi peningkatan volume produksi maka biaya variabel akan mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya. Yang termasuk biaya variabel antara lain bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, listrik untuk kegiatan produksi. Anggaran Biaya Semi-Variabel, ialah anggaran biaya yang sebagian mempunyai sifat tetap yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan dan sebagian lagi mempunyai sifat variabel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. Yang termasuk biaya semi-variabel antara lain insentif, pemeliharaan mesin dan lain-lain. Anggaran pendapatan (Operating Revenues Budgeting) menurut Munandar (2007:30) ialah Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan terperinci tentang penghasilan yang diperoleh perusahaan dari waktu ke waktu selama periode tertentu. Menurut Kasmir (2010:46), komponen pendapatan yang diperoleh perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan
36
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok perusahaan.
2.2.3.5 Proses penyusunan Anggaran Mahmudi (2011:75) menjelaskan bahwa proses penyusunan anggaran pada dasarnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Perencanaan Anggaran Perencanaan anggaran merupakan tahap penting dalam siklus anggaran. Perencanaan anggaran dapat dapat dilakukan melalui pendekatan Top down Budegting, bottom up atau kombinasi antara top down dan bottom up budget. Dalam perencanaan anggaran dengan pendekatan top down, rencana anggaran telah ditetapkan oleh organisasi atasan sedangkan unit organisasi di bawahnya tinggal melaksanakan. Sementara itu perencanaan dengan pendekatan bottom up atau disebut juga anggaran partisipasi, unit kerja mengajukan usulan anggaran sedangkan manajemen atasannya mengevaluasi dan menyetujui usulan anggaran unit. 2. Pengesahan (Ratifikasi) Tahap selanjutnya adalah pembahasan dan pengesahan oleh dewan legislatif sebagai pelaksanaan hak budget. Pembahasan di dewan meliputi dua tahapan, yaitu pembahasan ditingkat komisi atau badan anggaran dan pembahasan ditingkat sidang paripurna dewan. Tahap pengesahan anggaran oleh dewan legislatif merupakan tahap paling penting, sebab tanpa mendapat persetujuan dewan, anggaran yang diusulkan eksekutif tidak dapat dilaksanakan.
37
3. Pelaksanaan Anggaran dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dewan. Pada tahap pelaksanaan, pengguna anggaran mengajukan permintaan pencairan beradasarkan rencana penarikan dana telah dituangkan dalam Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk unit kerja di pemerintahan daerah. Pada tahap pelaksanaan anggaran terdapat dua aktivitas utama, yaitu penatausahaan anggaran dan pencatatan akuntansi. penatausahaan merupakan tahapan proses pengajuan anggaran hingga diterimanya ke dalam buku akuntansi atas penggunaan dana anggaran yang sudah diterima hingga menghasilkan laporan pelaksanaan anggaran. 4.
Pelaporan dan pertanggungjawaban Tahap terakhir yaitu pelaporan dan pertanggungjawaban. Realisasi atas pelaksanaan anggaran dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Oprasional (LO). Laporan pelaksanaan anggaran merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban presiden dan kepala daerah yang harus disampaikan kepada dewan legislatif dan masyarakat.
2.2.4
Biaya standar dan Anggaran Biaya standar dan anggaran merupakan dua hal yang saling terkait. Biaya
standar digunakan untuk menentukan biaya per unit, sedangkan anggaran digunakan untuk menentukan seluruh belanja yang akan terjadi selama satu periode tertentu. Dengan demikian biaya standar merupakan salah satu rincian dari anggaran. Oleh karena itu, idealnya biaya standar harus ditetapkan terlebih dahulu sebagai pedoman untuk penyusunan anggaran. Tanpa adanya biaya standar
38
tersebut penyusunan anggaran kurang mencerminkan prinsip value for money (ekonomis, efisien dan efektif), dan bisa terjebak pada praktik mark up anggaran. Penyusunan anggaran tanpa biaya standar tak akan memungkinkan kita untuk mencapai sistem pengendalian anggaran yang sebenarnya. Dengan memakai biaya standar persiapan anggaran untuk setiap volume dan bauran produk akan menjadi lebih cepat dan dapat diandalkan. Dengan demikian biaya standar sangat diperlukan dan mempunyai peranan besar terhadap penyusunan anggaran. Dengan menggunakan biaya standar penyusunan anggaran lebih dapat diandalkan dan dapat dilakukan tepat waktu. Berdasarkan uraian
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa biaya standar
merupakan dasar dalam penyusunan anggaran dimana standar menyatakan “yang seharusnya”, bila pelaksanaan tertentu tercapai sedangkan anggaran merupakan “yang diharapkan” pada volume kegiatan tertentu dan bila keduanya dipakai bersama-sama, maka anggaran merupakan ikhtisar dari biaya-biaya standar. Perbedaan mendasar antara biaya standar dengan anggaran dalam buku Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pengambilan Keputusan adalah sebagai berikut: 1. Tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar. 2. Anggaran adalah menyatakan besarnya biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana. 3. Anggaran lebih cenderung merupakan batas-batas biaya yang tidak boleh dilampaui, sedangkan biaya standar adalah mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi) agar prestasi pelaksanaan dinilai baik.
39
4. Anggaran pada umumnya disusun untuk setiap bagian di dalam perusahaan baik yang berhubungan dengan fungsi produksi, fungsi pemasaran maupun fungsi administrasi dan umum. Sedangkan biaya standar pada umumnya disusun untuk biaya produksi saja. 5. Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa) penyebabnya dengan teliti. Sedangkan anggaran yang tidak didasarkan biaya standar hanya menekankan pada penghematan biaya dibanding anggaran, selisih umumnya tidak diinvestigasi lebih lanjut.
2.2.5
Akuntansi Anggaran Mahmudi (2011:127) menjelaskan bahwa akuntansi anggaran merupakan
pencatatan akuntansi atas alokasi anggaran dan estimasi pendapatan sehubungan dengan pelaksanaan APBN atau APBD. Akuntansi anggaran digunakan dalam organisasi sektor publik terkait dengan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Dalam organisasi sektor publik, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan alat transparansi dan akuntabilitas publik yang dapatmengindikasikan kualitas pengelolaan keuangan publik. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) berbedan dengan Laporan Operasional (LO) meskipun terdapat kemiripan. Perbedaan tersebut terutama terkait dengan basis pencatatan akuntansi, tujuan, manfaat dan makna kandungan informasi dalam laporan. LRA disusun berdasarkan basis kas meskipun dapat juga berbasis akrual yang bertujuan untuk memberikan informasi realisasi dan anggaran entitas pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislative dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
40
Nurlan Darise (2008:95), mengemukakan bahwa laporan realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Laporan realisasi anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga
menonjolkan
berbagai
unsur
pendapatan,
belanja,
transfer,
surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Wuryan Andayani (2007:138), bahwa Laporan Realisasi Anggaran diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintah No. 2. Tujuan Laporan realisasi Anggaran adalah untuk memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif. Manfaatnya adalah untuk menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus dan defisit, serta pembiayaan yang dibandingkan dengan anggaran. Informasi LRA berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran. LRA juga bermanfaat dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan keuangan secara komparatif. LRA dapat menyediakan informasi kepada
41
para pengguna laporan tentang indikasi perolehan penggunaan sumber daya ekonomi: -
Telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat;
-
Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD);
-
Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan
Realisasi
Anggaran
dapat
memberikan
informasi
yang
bermanfaat bagi pengguna LRA yang meliputi: -
Pendapatan – LRA
-
Belanja
-
Transfer
-
Surplus/Defisit - LRA
-
Pembiayaan peneriamaan
-
Pembiayaan pengeluaran
-
Pembiayaan Neto
-
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
Adapun tujuan utama akuntansi anggaran adalah untuk pengendalian anggaram. Akuntansi anggaran memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengelolaan dan monitoring anggaran sehingga dapat diketahui tingkat serapan anggaran, ekonomi, efisiensi, dan efektivitas anggaran serta kondisi keuangan Negara.
2.2.6
Analisis varians Penilaian kinerja anggaran pada umumnya menggunakan analisis selisih
(varians) anggaran. Mahmudi (2013:66 menjelaskan bahwa analisis varians
42
dilakukan dengan cara mengevaluasi selisih terjadi antara anggaran dengan realsasi. Selisih anggaran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu selisih menguntungkan (favourable) dan tidak menguntungkan (unfavorable). Fokus analisis terutama ditujukan terhadap selisih anggaran yang tidak menguntungkan. Sehingga aspek yang perlu menjadi perhatian adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tingkat signifikansi selisih anggaran, 2. Menentukan tingkat varians (selisih) anggaran yang bisa ditoleransi, terutama untuk selisih yang tidak menguntungkan, 3. Mencari penyebab terjadinya selisih anggaran, 4. Menentukan tindakan untuk perbaikan kinerja dimasa depan. Perbedaan biaya standar dengan biaya sesungguhnya disebut selisih (varians). Terdapat dua jenis selisih anggaran yaitu selisih menguntungkan (favourable variance) dan selisih merugikan (unfavourable variance). Selisih mengungtungkan terjadi apabila biaya sesungguhnya terjadi lebih rendah dari pada biaya standar, sedangkan selisih merugikan terjadi apabila biaya sesungguhnya lebih tinggi dari pada biaya standar yang dianggarkan sebelumnya. Terjadinya selisih antara biaya sesungguhnya harus dievaluasi kaitannya dengan faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya selisih tersebut dan apakah selisih tersebut dapat ditoleransi. Terjadinya selisih belanja bisa disebabkan karena selisih harga atau selisih volume (kuantitas). Witjaksono (2013:155) varians atau selisih adalah perbedaan antara suatu rencana atau target dan suatu hasil. Varians memberikan indikasi atau suatu peringatan
bahwa operasi tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan.
Analisis varians mencakup analisis matematis dari dua perangkat data untuk
43
mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu penyimpangan atau varians. Salah satu jumlah diperlukan sebagai dasar standar, atau titik pedoman. Mahmudi (2007:123) mengemukakan bahwa Analisis Varians anggaran pendapatan dengan cara menghitung selisih anggaran antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Biasanya selisih anggaran sudah dikonfirmasikan dalam laporan realisasi anggaran yang disajikan oleh pemerintah daerah. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam memahami dan menganalisis kinerja pendapatan. Kegiatan terakhir dalam proses pengendalian manajemen adalah menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya (Halim, 2009:184). Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan ide-ide sebagai berikut: 1. Menentukan faktor-faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba. 2. Pecah seluruh isi laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab. 3. Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masing-masing penyebab. 4. Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor lain konstan. 5. Menambah kompleksitas secara beruntun, satu lapis pada suatu waktu, dimulai dengan tingkatan yang paling umum.
44
6. Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan
tertentu
tidak
menambah
kejelasan
mengenai
faktor-faktor yang mendasari selisih laba secara keseluruhan. Dalam analisis selisih anggaran pendapatan, hal utama yang perlu dilakukan oleh pembaca laporan adalah: 1. Melihat besarnya selisih anggaran pendapatan dengan realisasinya baik secara nominal maupun persentase, 2. Menetapkan tingkat selisih yang dapat ditoleransi atau dianggap wajar, 3. Menilai signifikan tidaknya selisih tersebut jika dilihat dari total pendapatan, 4. Menganalisis penyebab terjadinya selisih anggaran. Pada prinsipnya, anggaran pendapatan merupakan batas minimal jumlah pendapatan yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan yang melebihi jumlah yang dianggarkan. Sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian. Tetapi jika target pendapatan tidak tercapai, hal ini butuh penelaan lebih lanjut terkait dengan penyebab tidak tercapainya target. Selisih lebih realisasi pendapatan merupakan selisih yang diharapkan (favourable variance), sedangkan selisih kurang merupakan selisih yang tidak diharapkan (unfavourable variance).
45
Fitriany (2007:18) mengemukakan bahwa dalam mengkaji dan menilai suatu penyimpangan untuk menentukan penyebabnya, kemungkinan berikut ini harus diperhitungkan: 1. Penyimpangan tersebut tidak berarti. 2. Penyimpangan disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Baik sasaran yang direncanakan dan dana actual yang diberikan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya. Misalnya, suatu ayat pembukuan yang membebankan pada pusat pertanggungjawaban dan penyimpangan yang merugikan pada pusat pertanggungjawaban lainnya. 3. Penyimpangan disebabkan oleh keputusan tertentu yang diambil oleh manajemen untuk meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi keadaan tidak terduga, manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan. 4. Banyak penyimpangan dapat diterangkan karena pengaruh faktor yang tidak dapat dikendalikan yang telah diketahui. Contohnya adalah kerugian karena terjadinya badai. 5. Penyimpangan yang tidak diketahui sebabnya merupakan kekhawatiran utama dan harus dikaji dengan cermat.
2.2.6.1 Analisis Varians Pendapatan Daerah Analisis Varians Pendapatan Derah dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam memahami dan menganalisis kinerja keuangan pendapatan. Pada prinsipnya, anggaran pendaatan
46
merupakan batas minimal jumlah pendapatan yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah derah. Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target anggaran). Sebaliknya, apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian. Selisih lebih pendapatan merupakan selisih menguntungkan (Favourable Variance), sedangkan selisih kurang merupakan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable Variance). Berikut ini rumus untuk menghitung Analisis Varians Pendapatan daerah: Persentase Varians=
x 100
2.2.6.2 Analisis Varians Biaya (Belanja) Daerah Analisis ini merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi dengan anggaran. Selisih dalam analisis ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu selisih disukai dan selisih tidak disukai. Selisih disukai terjadi saat realisasi belanja lebih kecil dari anggaran, sedangkan selisih yang tidak disukai terjadi karena realisasi belanja lebih besar dari yang dianggarkan. Selisih singnifikan akan memiliki dua kemungkinan, pertama dapat diartikan jika telah terjadi efisiensi anggaran. Kedua dapat diartikan sebaliknya, ini terjadi jika selisih kurang maka sangat mungkin telah terjadi kelemahan dalam perencanaan anggaran sehingga estimasi kurang tepat. Berikut merupakan rumus varian anggaran biaya (belanja) daerah:
47
Persentase Varians=
x 100
48
2.3 Kerangka pikir Skema 2.1 Kerangka Pikir
Laporan Keuangan
Anggaran Pendapatan dan Biaya
Realisasi Pendapatan dan Biaya
Analisis Varians
Hasil dan Kesimpulan
49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian Adapun yang menjadi objek dari penelitian yang dilakukan adalah anggaran pendapatan dan biaya (Belanja) serta Realisasi Pada PD. Pasar Kota Kendari.
3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1
Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Kuncoro (2009:145), data kualitatif adalah yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa gambaran umum tentang perusahaan yang berupa visi dan misi perusahaan dan srtuktur organisasi. Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini berupa laporan Keuangan yang telah diaudit dan Laporan Rencana Bisnis Anggaran PD. Pasar Kota Kendari.
3.2.2
Sumber data Menurut Kuncoro (2009:148) data primer adalah data yang diperoleh
dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data
49
50
original. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan langsung dengan menggunakan metode original oleh peneliti dengan melakukan metode pengumpulan data yaitu wawancara atau interview. Serta data sekunder, dimana data yang dikumpulkan sudah ada berupa visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan serta laporan-laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3.3 Metode pengumpulan data Data yang diperlukan dalam pembahasan
penelitian ini dikumpulkan
melalui dua tahap, yaitu: 1. Dokumentasi perusahaan. Data ini diperoleh dari Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari, sebab data yang dibutuhkan adalah Laporan Rencana Bisnis Anggaran dan laporan keuangan perusahaan. 2. Wawancara atau Interview, yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan dan karyawan pada setiap bagian yang ada pada perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian.
3.4 Metode analisis data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif menggunakan alat analisis varians yaitu menjelaskan atau membedakan anggaran dan realisasi tentang pendapatan dan biaya yang terjadi pada Perusahaan Daerah Kota Kendari untuk tahun anggaran tahun 2014.
51
3.5 Definisi operasional 1. Anggaran biaya operasional adalah rencana rinci mengenai besarnya biaya operasional yang dianggarkan dalam kegiatan operasional perusahaan. 2. Anggaran pendapatan adalah rencana yang dibuat oleh perusahaan mengenai besarnya pendapatan yang dapat diperoleh perusahaan. 3. Implementasi Anggaran adalah pelaksanaan anggaran biaya yang sesungguhnya terjadi pada PD. Pasar Kota Kendari yang diukur dalam satuan rupiah.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PD. Pasar Kota Kendari PD. Kota Kendari didirikan pertama kali pada tahun 1999, pecahan dari Dinas Pendapatan itu resmi menjadi kantor pengolahan pasar Kota Kendari seiring dengan perkembangan Kota Kendari sebagai ibu Kota Provinsi. Karena pengelolaan pasar kota Kendari yang sebelumnya diamanatkan kepada lembaga pengelola pasar Kota Kendari sudah tidak memadai lagi, sehingga
demi
keefektifan dan keefisienan operasi dalam mengelola pasar-pasar yang terdapat dikota Kendari, maka perlu untuk mendirikan sebuah perusahaan daerah yang mengelola pasar-pasar yang ada di kota Kendari. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pada tahun 2001 didirikanlah PD. Pasar Kota Kendari dengan dasar hukum peraturan daerah No. 1 Tahun 2001 tentang pembentukan organisasi perangkat daerah (Lembaran Kota Kendari Nomor 1 Tahun 2000) diserahkan sebagian aset menjadi milik PD.kota Kendari. Berdasarkan surat ketetapan ini, perusahaan daerah pasar kota Kendari yang didirikan ini diberi nama PD. Kota Kendari dengan tempat kedudukan di Daerah Kota Kendari dan dapat membuka kantor pembantu berdasarkan kebutuhan. Dengan adanya hukum tersebut, maka PD. Pasar kota Kendari berhak melaksanakan usahanya berdasarkan peraturan daerah ini.
52
53
Modal
dasar
pendirian
PD.
Kota
Kendari
adalah
sebesar
Rp
58.913.404.496,- (lima puluh delapan milyar sembilan ratus tiga belas juta empat ratus empat ribu empat ratus sembilan puluh enam). Modal tersebut bersumber dari nilai aset yang berbentuk tanah, bangunan yang sedang dan belum dipergunakan maupun dalam pengelolaan yang seluruhnya pada saat pendirian perusahaan daerah ini masih berada dibawah penguasaan, tanggungjawab dan pengawasan kantor pengelolaan pasar kota Kendari untuk selanjutnya akan menjadi milik perusahaan daerah yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan operasinya, PD. Kota Kendari menjadi koordinator dari pasar-pasar yang ada di kota Kendari yakni Pasar Sentral Kota, Pasar Baruga, Pasar Mandonga (Pasar Basah), Pasar Sentral Wua-Wua (Pasar Bonggeya), Pasar Sentral Anduonohu dan Pasar Lapulu.
4.1.2 Tujuan PD. Pasar Kota Kendari Dalam menjalankan operasionalnya, PD. Pasar kota Kendari dipimpin oleh Direktur dan Badan Pengawas yang merupakan pengurus PD. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah kota Kendari No. 3 Tahun 2004 tentang Pembentukan Pasar Daerah kota Kendari. Dengan singkatnya Direksi dan Dewan Pengawas mengharapkan tujuan dari pembentukan PD. kota Kendari dapat tercapai. Adapun tujuan dari Pembentukan PD. kota Kendari telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2004 Pasal 5 tentang Pembentukan Pasar Daerah Kota Kendari, yakni:
54
1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan jasa sarana dan prasarana serta penunjang lainnya di pasar. 2. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka pengembangan dan pengembangan Daerah. 3. Sebagai perusahaan daerah yang mandiri dan berpotensi profit. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan daerah bergerak dilapangan usaha dan pelayanan umum di bidang pasar. Dalam rangka pengembangan usahanya, perusahaan daerah ini dapat melakukan hubungan kerjasama dengan pihak lain yang menguntungkan. Namun, hubungan kerjasama yang akan dibangun dengan pihak lain ini harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Walikota sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan kerjasama dengan pihak dalam rangka pengembangan usaha PD. sesuai dengan Ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jalinan kerjasama dengan pihak ketiga akan disampaikan oleh Badan Pengawas kepada Walikota untuk dipertimbangkan apakah akan diterima atau tidak. Sedangkan apabila hubungan kerjasama yang akan dibangun tersebut mempunyai jangka waktu lebih dari 5 tahun, maka terlebih dahulu akan mendapatkan penilaian dari sebuah tim yang dibentuk khusus untuk hal tersebut. Apabila tim yang dibentuk menilai kerjasama itu layak untuk dilaksanakan, maka Walikota dapat menerbitkan surat izin prinsip sebagai syarat untuk melaksanakan kerjasama dan/atau perikatan. Adapun visi misi PD. Pasar Kota Kendari adalah sebagai berikut:
55
1. Visi Menjadikan Pasar Tradisional dan Modern sebagai sasaran unggulan dalam Penggerak Perekenomian Kota Kendari. 2. Misi -
Mewujudkan fasilitas dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan jasa sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya dibidang pasar,
-
Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah dalam rangka pengembangan dan pembangunan daerah,
-
Sebagai perusahaan daerah pasar mandiri dan berorientasi profit,
-
Menjadikan pasar tradisional sebagai tempat rekreasi dan wisata belanja,
-
Menjadikan pasar tradisional menjadi pasar yang bersih, rapi, indah, aman dan nyaman,
-
Menyediakan sarana yang layak dan nyaman dengan meningkatkan nilai investasi dan daya beli masyarakat.
4.1.3 Struktur Organisasi PD. Pasar Kota Kendari Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2004 yang diturunkan dari Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Negara, PD. Pasar Kota Kendari dipimpin oleh direksi dan dewan pengawas. Untuk membantu dewan direksi dan dewan pengawas mengelola PD. Kota Kendari. Hubungan serta wewenang dan tanggungjawab masing-masing elemen
56
tersaji dalam struktur organisasi PD. Kota Kendari sesuai dengan Keputusan Walikota Nomor 302 Tahun 2004 tentang Pembentukan Standar Organisasi dan Tata Kerja PD. Pasar kota Kendari. Adapun struktur organisasi PD. Kota Kendari adalah sebagai berikut:
SKEMA 4.1 STRUKTUR ORGANISASI
Wali Kota Kendari
Badan Pengawas: - Ketua - Sekretaris - Anggota
Direktur KA. Pengawas Intern: - Sek. Peng. Intern - Angg. Peng. Intern
Manajer Administrasi
Manajer Operasional
KA. Div Usaha
KA. DIV, Pemasaran
KA. DIV Pembangunan
KA. DIV. K3
Staf. D. USAH A
Staf D. Pemasaran
Staf D. Pembangunan
Staf D. K3
Staf Tehnik Listrik
KA. UNIT Lapulu Sumber: PD Pasar Kota Kendari
KA. DIV. Kepegawaian
KA. DIV. Keuangan
Staf Operator K.
Staf Kepegawaian
Bendahara
- Staf P. Pkb/Karcis - Staf P Rek. Listrik - Staf Resepsionis - Satf B. Arsip
Koor Satgas - Satgas - Satgas Pem
KA. UNIT Anduonohu
KA. DIV. Umum
KA. UNIT Mandonga
57
KA. UNIT Bonggoeya
KA. UNIT Baruga
- Accounting - Staf
KA. UNIT Punggolaka
58
4.1.4 Unit-Unit PD. Pasar kota Kendari PD. Pasar kota Kendari memiliki beberapa unit yang tersebar diseluruh Kota Kendari diantaranya: 1. Pasar Punggolaka, 2. Unit Pasar Sentral Kota Kendari, 3. Unit Pasar Raya Mandonga, 4. Unit Pasar Wua-Wua yang dipindahkan di Pasar Panjang untuk sementara waktu, 5. Unit Pasar Anduonohu, 6. Unit Pasar Lapulu, 7. Unit Pasar Baruga.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Varians Anggaran dan realisasi Pendapatan Realisasi anggaran pendapatan merupakan batas minimal jumlah pendapatan yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah daerah. Analisis varians (selisih) anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan jumlah yang dianggarkan. Biasanya selisih anggaran sudah diinfromasikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang disajikan oleh pemerintah daerah. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menganalisis kinerja pendapatan. Pemerintah Daerah dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target anggaran). Sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah
59
jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Selisih lebih realisasi pendapatan merupakan selisih yang diharapkan (Favorable Variance), sedangkan kurang merupakan selisih yang tidak diharapkan (Unfavorable Variance). Berikut ini merupakan data anggaran dan realisasi Pendapatan yang diperoleh dari PD. Kota Kendari: Tabel 4.1 Varians Anggaran Pendapatan dan Realisasinya pada tahun 2014 Pada PD. Pasar Kota Kendari Nama Pasar Unit Pasar Sentral Kota Kendari Unit Pasar Raya Mandonga Unit Pasar WuaWua (Pasar Panjang) Unit Pasar Anduonohu Unit Pasar Lapulu Unit Pasar Baruga Unit Pasar Punggolaka
Realisasi Anggaran Pendapatan
Varians (selisih)
Persentase Varians (%)
Keterangan
0.00
308,925,175.00
308,925,175.00
0.00%
-
356,400,000.00
263,840,000.00
(92,560,000.00)
74.03%
Unfavorable
399,856,350.00
428,389,500.00
28,533,150.00
107.14%
Favorable
338,233,496.00
288,626,900.00
(49,606,596.00)
85.33%
Unfavorable
379,743,880.00
320,437,800.00
(59,306,080.00)
84.38%
Unfavorable
1,080,703,795.00
805,501,880.00
(275,201,915.00)
74.53%
Unfavorable
354,250,000.00
111,615,000.00
(242,635,000.00)
31.51%
Unfavorable
2,527,336,255.00
(381,851,266.00)
86.87%
Unfavorable
Anggaran pendapatan
2,909,187,521.00 Jumlah Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa untuk Unit Pasar Sentral Kota Kendari tidak dapat ditarik kesimpuan favorable ataupun Unfavorable disebabkan karena tidak ada besarnya anggaran pendapatan untuk tahun 2014 sebab Unit pasar ini sedang dalam tahap pembangunan. Selanjutnya, untuk realisasi pendapatan Unit Pasar Wua-wua yang telah dipindahkan lokasinya untuk sementara waktu di Pasar Panjang terdapat selisih lebih atau menguntungkan (Favorable Variance) sebesar
Rp. 28,533,150.00. Sementara itu Unit Pasar
Wua-Wua atau Pasar Panjang memiliki persentase paling tinggi yaitu sebesar
60
107,14 % diantara 7 Unit pasar lainnya. Sedangkan unit pasar yang memiliki persentase paling rendah adalah pada Unit Pasar Punggolaka yaitu sebesar Rp. 242,635,000.00 dengan persentase 31,51 % . Realisasi pendapatan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa 4 pasar lainnya yaitu Unit Pasar Raya Mandonga dengan persentase 74,03%, Unit Pasar Anduonohu 85,33%, Unit Pasar Lapulu 84,38 %, dan Unit Pasar Baruga 74,53% menunjukkan bahwa Unit-unit pasar ini jika dilihat dari nilai nominal maupun persentase terdapat selisih tidak menguntungkan atau Unfavorable. Disebabkan karena banyaknya pedagang yang menunda untu melakukan pembayaran retribusi pasar dengan alasan bahwa mereka tidak mendapatkan fasilitas pasar yang nyaman dan bersih. Sementara itu, kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi mengakibatkan kondisi pasar semakin memprihatinkan terutama ketika musim hujan. Jumlah pendapatan yang tersaji dalam tabel diatas adalah jumlah realisasi anggaran pendapatan jasa harian dan pendapatan administrasi yang diterima oleh PD. Pasar Kota Kendari dari masing-masing pasar pada tahun 2014. Jumlah tersebut belum termasuk realisasi anggaran pendapatan tunggakan sebesar Rp. 93,092,960,- dan pendapatan lain-lain sebesar Rp. 1,379,674,-. Sehingga jumlah realisasi anggaran pendapatan yang sebenarnya adalah sebesar Rp 2,621,808,889,. Maka selisih sebenarnya antara anggaran dan realisasi pendapatan adalah sebesar Rp. 287,378,632,- yang merupakan selisih kurang. Sehingga besarnya persentase varians pendapatan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Persentase Varians =
x 100 = 90.12 %
61
4.2.2 Varians Anggaran dan Realisasi Biaya (Belanja) Analisis Varians merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi biaya yang ditargetkan dengan anggaran. Berdasarkan laporan realisasi anggaran yang disajikan, pengguna laporan dapat mengetahui secara langsung besarnya varians anggaran biaya dengan realisasinya yang dinyatakan dalam bentuk nominalnya maupun dalam bentuk persentase. Kinerja pemerintah daerah dinilai baik apabila realisasi biaya lebih rendah dari yang dianggarkan dan dinilai kurang baik apabila realisasi biaya lebih tinggi dari yang dianggarkan. Berikut ini merupakan data Anggaran dan realisasi Biaya (Belanja) yang diperoleh dari PD. Kota Kendari:
62
Tabel 4.2 Varians Anggaran Biaya (Belanja) dan Realisasinya pada tahun 2014 Pada PD. Pasar Kota Kendari Nama Pasar Unit Pasar Sentral Kota Kendari Unit Pasar Raya Mandonga Unit Pasar WuaWua (Pasar Panjang) Unit Pasar Anduonohu Unit Pasar Lapulu Unit Pasar Baruga Unit Pasar Punggolaka Jumlah
Persentase Varians (%)
Realisasi Anggaran Biaya
Varians (selisih)
0.00
307,063,237.30
307,063,237.30
0.00%
-
326,384,980.89
262,249,797.32
(84,135,183.57)
74.22%
Favorable
336,181,557.67
425,807,533.16
89,625,975.49
126.66%
Unfavorable
329,748,409.45
286,887,303.01
(42,861,106.44)
87.00%
Favorable
357,762,904.09
318,506,474.01
(49,256,430.08)
86.23%
Favorable
969,689,919.98
800,647,001.10
(169,042,918.88)
82.57%
Favorable
344,416,047.92
110,942,279.90
(223,473,768.03)
35.12%
Favorable
2,512,103,625.80
(152,080,194.20)
94.29%
Favorable
Anggaran Biaya
2,664,183,820.00
Keterangan
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa Unit Pasar Sentral Kota Kendari tidak memiliki anggaran Biaya pada tahun 2014 disebabkan karena sedang dalam tahap pembangunan. Sehingga tidak dapat dikatakan favorable maupun unfaforable. Namun terdapat 6 pasar lainnya yang memiliki anggaran serta realisasinya pada tahun 2014 diantaranya Unit Pasar Raya Mandonga, Unit Pasar Wua-Wua (Pasar Panjang), Unit Pasar Anduonohu, Unit Pasar Lapulu, Unit Pasar Baruga dan Unit Pasar Punggolaka. Dengan persentase varians yang berbeda-beda. Namun terdapat satu Unit pasar yaitu Pasar Wua-wua (Pasar Panjang) yang memiliki selisih kurang dan persentase sebesar 126.66%. Tabel diatas juga menunjukkan bahwa berdasarkan analisis varians yang dilakukan menghasilkan selisih kurang atau favorable untuk 5 pasar lainnya.
63
Jumlah pendapatan yang tersaji pada tabel 4.2 belum termasuk biaya lainlain yaitu sebesar Rp. 554,135,- jadi biaya yang sebenarnya adalah sebesar Rp. 2,512,657,760,-. Sehingga total varians anggaran biaya (belanja) dengan realisasi anggaran yang sebenarnya adalah sebesar Rp. 151,256,060,- yang merupakan selisih kurang atau menguntungkan. Realisasi anggaran biaya (Belanja) secara keseluruhan dapat dikatakan menguntukan sebab jumlah biaya (Belanja) untuk semua unit pasar terdapat selisih kurang atau menguntungkan (Favorable) yaitu sebesar Rp 151,256,060,- meskipun terdapat pasar yang mengahasilkan selisih lebih (Unfavorable). Apabila anggaran biaya (belanja) dihitung menggunakan rumus varians maka terdapat persentase sebagai berikut: Persentase Varians =
x 100 = 94.31%
4.3 Pembahasan Tingkat pencapaian anggaran dan realisasi anggaran dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis varians yaitu dengan menghitung selisih baik yang menguntungkan ataupun yang tidak menguntungkan antara realisasi dan anggaran. Dengan analisis selisih (varians) dapat diketahui tentang ada tidaknya unsur penyimpangan anggaran, pemborosan keuangan Negara, inefisiensi serta ketidakefektivan pemerintah. Analisis varians juga dapat membantu dalam mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, efektivitas anggaran.
64
4.3.1
Analisis varians Anggaran pendapatan dan pada PD. Pasar Kota Kendari Analisis varians (selisih) pendapatan dilakukan dengan menghitung selisih
antara anggaran dan realisasi anggaran yang terjadi sesungguhnya. Selisih anggaran terdiri dari dua yaitu selisih menguntungkan apabila realisasi anggaram pendapatan lebih besar dari yang dianggarkan sedangkan selisih tidak menguntungkan apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari yang dianggarkan. Sehingga dari selisih tersebut dapat terlihat kinerja PD. Pasar Kota Kendari dalam kegiatan operasinya selama tahun 2014. Sumber Pendapatan pada PD. Pasar Kota Kendari terdiri atas: 1. Pendapatan Jasa Harian (Harian dan Pendapatan Lain-Lain) yang terdiri dari: -
Jasa Kios
-
Jasa Pelataran
-
K3 (Ketertiban, Keamanan, Kebersihan)
-
PKD/Sewa Kios/Lods
-
Parkir
-
MCK (Mandi, Cuci, Kakus)
-
Jasa Listrik
-
Sewa Selasar & Lods
-
Reklame
-
Service Cas
2. Pendapatan Administrasi yang terdiri dari: -
Surat Keterangan
65
-
Surat Perpanjangan
-
Balik Nama
-
Administrasi SHPTU (Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha)
-
Karcis
-
Kontribusi
atas
Pembangunan
Kios/Lods
dan
Pusat
Perbelanjaan/Swalayan 3. Pendapatan tunggakan pedagang dari masing-masing pasar Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan analisis varians pada Perusahaan PD. Pasar Kota Kendari menunjukkan bahwa Unit Pasar Wua-wua (Pasar Panjang) menghasilkan selisih lebih atau menguntungkan (Favorable) sebesar
Rp. 28,533,150.00 dengan persentase 104,17 % yang
disebabkan karena lokasi Pasar Panjang yang berada di sepanjang jalan dapat memudahkan pembeli untuk melakukan transaksi pembelian. Selain itu, meskipun pedagang-pedagang dipasar panjang berada di pinggir jalan namun mereka tetap menyediakan berbagai macam jualan yang meliputi sayur-sayuran, alat-alat rumah tangga, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sedangkan Unit Pasar Punggolaka memiliki persentase paling rendah yaitu sebesar 31,51% diantara 6 pasar lainnya yang disebabkan beberapa penyebab, yaitu sedikitnya pedagang yang berjualan di Unit Pasar Punggolaka sehingga banyak lods yang tersedia namun tidak digunakan, kemudian akses menuju lokasi pasar yang sulit dijangkau sehingga pembeli lebih memilih unit pasar yang dekat dari tempat tinggal mereka. Selain itu, kurangnya pihak ketiga yang bersedia untuk memanfaatkan aset pasar tradisional sebab kebanyakan lebih memilih untuk membuka usaha pribadi. Melihat kondisi dilapangan pengelolaan pasar lebih mengedepankan penarikan
66
retribusi guna mencapai target yang telah ditetapkan namun kurangnya kontrol dari petugas sehingga pedagang tidak membayar retribusi secara tepat waktu. Sementara, Unit Pasar lainnya yaitu Unit Pasar Raya Mandonga, Unit Pasar Anduonohu, Unit Pasar Lapulu, dan Unit Pasar Baruga. menghasilkan selisih kurang atau tidak menguntungkan. Namun, secara keseluruhan Pendapatan menghasilkan selisih kurang atau tidak menguntungkan (Unfavorable). Tetapi apabila dilihat dari segi persentase, realisasi pendapatan memiliki persentase sebesar 90,12% yang berarti bahwa PD. Pasar Kota Kendari dapat dikatakan baik meskipun belum terlampauinya target anggaran yang ditetapkan.
4.3.2
Analisis varians biaya (Belanja) Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari Analisis belanja daerah sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi
apakah pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien dan efektif. Untuk melihat sejauh mana pemerintah daerah telah melakukan efisiensi anggaran, menghindari pengeluaran yang tidak perlu serta pengeluaran yang tidak tepat sasaran.
Analisis varians memberikan infromasi tentang
perbedaan atau selisih antara realisasi biaya dan anggaran biaya. Kinerja anggaran biaya dinilai baik apabila realisasi biaya lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan yang menunjukkan adanya efisiensi anggaran (Favorable Variance). Berdasarkan data yang diperoleh, Anggaran Belanja pada PD. Pasar Kota Kendari digunakan untuk membiayai beberapa belanja yang terdiri dua jenis belanja yaitu Biaya Langsung dan Biaya tidak Langsung dengan rincian sebagai berikut:
67
1. Biaya Langsung -
Biaya Gaji Direktur, Karyawan dan Honorarium Badan pengawas
-
Biaya Insentif
-
Biaya Representatif
-
Biaya Tunjangan
-
Biaya Pemasangan Instalasi
-
Biaya Rekening Listrik
-
Biaya Kebersihan dan Pengangkutan sampah
-
Biaya Pembelian alat-alat kebersihan
-
Biaya Pengadaan Kelengkapan Petugas Lapangan
-
Biaya Poporasi Karcis
-
Biaya Penimbunan
-
Biaya Pembinaan dan penertiban Pedagang
-
Biaya Penambahan Bak/Tong Sampah
-
Biaya Operasional BBM
-
Biaya Renovasi Kantor
2. Biaya tidak langsung -
Biaya Kantor
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya rupa-rupa
-
Biaya penyusutan
Berdasarkan analisis varians yang dilakukan dengan melihat selisih antara anggaran dan realisasi anggaran biaya (Belanja) pada PD. Pasar Kota Kendari pada tahun 2014 secara keseluruhan menunjukkan selisih kurang atau
68
menguntungkan yaitu sebesar Rp 151,256,060,- meskipun terdapat pasar yang menghasilkan selisih lebih atau tidak menguntungkan yaitu Pasar Panjang yang terjadi karena realisasi anggaran biaya lebih tinggi dari yang dianggarkan yang disebabkan karena Pasar Panjang membutuhkan biaya yang lebih untuk memenuhi fasilitas pasar seperti penimbunan jalan rusak di sekitar pasar serta pengadaan tong sampah untuk Pasar Panjang. Namun, secara keseluruhan PD. Pasar Kota Kendari mampu untuk melakukan efisiensi biaya. Persentase yang dihitung berdasarkan rumus varians menghasilkan nilai 94,31 % yang menunjukkan bahwa kinerja PD. Pasar Kota Kendari sudah cukup baik.
69
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PD. Pasar Kota Kendari terkait dengan Anggaran dan realisasi anggaran antara pendapatan dan biaya (Belanja) menggunakan analisis varians, maka dapat disimpulkan bahwa Realisasi Anggaran Pendapatan pada tahun 2014 tidak menguntungkan (Unfavorable) namun sudah baik jika dilihat dari jumlah persentase pencapaian. Sedangkan Realisasi anggaran biaya (Belanja) pada tahun 2014 menguntungkan (Favorable) sehingga dapat dikatakan bahwa PD. Pasar Kota Kendari telah mampu melakukan efisiensi biaya.
5.2 SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi PD. Kota Kendari Diharapkan
dengan adanya penelitian ini PD. Pasar Kota Kendari
melakukan pembenahan pengelolaan pasar dalam rangka meningkatkan pendapatan dengan cara menyediakan sarana dan prasarana pasar yang memadai untuk masing-masing unit pasar serta memberikan pemahaman kepada petugas untuk lebih tegas dalam menjalankan tugasnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar tidak hanya menggunakan analisis varians tetapi dapat menambahkan rumus-rumus rasio agar dapat
70
melihat kinerja serta menambah tahun anggaran yang diteliti agar dapat dilihat seberapa besar kenaikan dan penurunan anggaran setiap tahunnya untuk masing-masing pasar.
71
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Percetakan Sembilan Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Ariana, Hermawati. 2011. Analisis Pendapatan dan Belanja Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur. Skripsi. Universitas Mulawarman. Kabupaten Kutai Timur. Bastian Bustami. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta. Fitriany. 2007. Analisis Selisih Penetapan dan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kota Kendari. Skripsi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo. Skripsi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat. Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Perusahaan Jasa. Graha Ilmu. Yoyakarta. Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Dan Bisnis Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga. Jakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta. Muh. Mugallab. 2011. Evaluasi anggaran belanja sebagai Alta perencanaan dan Pengedalian pada Rumah Sakit Umum Daerah kota baubau. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Halu Oleo Kendari. Mulyadi. 2001 Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Yogyakarta. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan Ketujuh. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Munandar,
M. 2007. Budgeting: Perencanaan Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja. Edisi kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Munawir, 2002 Analisa Laporan Keuangan, Penerbit UPP-AMP YKPN, Yogyakarta
71
72
Muhammad Mahsun. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Andi:Yogyakarta. -------------------------. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFEYokyakarta, Yogyakarta. Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Nurlan Darise. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Indeks. Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sugiyono. 2010. Metode penelitian bisnis, pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Wuryan Andayani. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Malang: Bayumedia Publishing. Anggota IKAPI Jatim.