Dr. Hj. Siti Patimah, S.Ag., M.Pd.
MANAJEMEN STRES Perspektif Pendidikan Islam
i
PERHATIAN KECELAKAAN BAGI ORANG-ORANG YANG CURANG (QS Al-Muthaffifin ayat 1) Para pembajak, penyalur, penjual, pengedar, dan PEMBELI BUKU BAJAKAN adalah bersekongkol dalam alam perbuatan CURANG. Kelompok genk ini saling membantu memberi peluang hancurnya citra bangsa, “merampas” dan “memakan” hak orang lain dengan cara yang bathil dan kotor. Kelompok “makhluk” ini semua ikut berdosa, hidup dan kehidupannya tidak akan diridhoi dan dipersempit rizkinya oleh ALLAH SWT. (Pesan dari Penerbit ALFABETA)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara.
ii
Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd.
MANAJEMEN STRES Perspektif Pendidikan Islam
iii
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini, serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari Penerbit. © 2016, Penerbit Alfabeta, Bandung PAI34 (xii + 156) 16 x 24 cm Judul Buku
: MANAJEMEN STRES Perspektif Pendidikan Islam Penulis : Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd. Penerbit : ALFABETA, cv Jl. Gegerkalong Hilir 84 Bandung Telp. (022) 200 8822 Fax. (022) 2020 373 Website: www.cvalfabeta.com Email:
[email protected] Cetakan Kesatu : Februari 2016 ISBN : 978-602-289-212-0 Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Manajemen Stres”. Kajian mengenai manajemen stres ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami konsep dasar tentang stres berikut komponen-komponennya, bagaimana pengaruh stres dalam kehidupan individu serta pengaruhnya dalam pekerjaan, sumber penyebab stres dalam pekerjaan serta berbagai teknik yang dapat digunakan dalam mengelola stres secara efektif. Selain sebagai bacaan umum, buku ini dapat dijadikan rujukan untuk menambah wawasan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Mahasiswa Pasca Jurusan Manajemen Pendidikan Islam karena erat kaitannya dengan Mata Kuliah Psikologi Organisasi atau Analisis Perilaku Organisasi. Upaya penyelesaian buku ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, arahan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah sewajarnyalah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan kepada Allah penulis mengucapkan syukur yang tidak terhingga. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, buku “Manajemen Stres” ini disampaikan kepada pembaca dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi penulis. Bandar lampung, Februari 2016 Penulis Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd.
v
SAMBUTAN REKTOR IAIN Raden Intan Bandar Lampung Bismillahirrohmanirrohim Seraya memuji syukur kehadirat Allah Swt dan salawat beserta salam kita haturkan pada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW karena kita masih diberikan nikmat kesehatan, nikmat Islam dan nikmat iman. Atas nama civitas akademika IAIN Raden Intan, saya mengucapkan selamat atas terbitnya buku karangan Dr. Hj. Siti Patimah, S.Ag., M.Pd, dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung yang berjudul “Manajemen Stres Perspektif Pendidikan Islam”. Seperti kita ketahui, dalam setiap pekerjaan yang ditekuni seseorang, dapat memberikan beban tersendiri bagi pelakunya, baik beban fisik, mental maupun sosial. Apapun jenis dan namanya pekerjaan tersebut, secara umum setiap orang hanya mampu memikul beban sampai batas tertentu. Di sisi lain, dalam situasi kerja, tidak terlepas dari interaksi baik antar individu maupun kelompok, baik dalam masyarakat ataupun dalam organisasi/lembaga. Interaksi yang terjadi tersebut tentu saja tidak semuanya berjalan lancer, sering terjadi adanya perbedaan persepsi tentang masalah pekerjaan, kesalahan prosedural, perbedaan standar kerja maupun masalah yang bersifat pribadi dengan sesama rekan kerja. Masalahmasalah tersebut dapat memicu munculnya stres kerja. Stress pribadi yang dibiarkan dan kemudian menjadi stress kelompok akan mengakibatkan stress organisasi dan ini akan berakibat fatal bagi produktivitas dan kinerja para pegawai. Karena itu stress tidak bias dibiarkan tapi harus dikelola sehingga memberikan dampak positif bagi kinerja sebuah organisasi. Pemahaman akan sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, sangat vi
penting sekali bagi siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif, seperti yang akan dibahas dalam buku ini. Akhirnya, selamat membaca, semoga buah karya civitas akademika IAIN Raden Intan Bandar Lampung ini memberi manfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Februari 2016 Rektor IAIN Raden Intan Bandar Lampung
Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag.
vii
SAMBUTAN WAKIL REKTOR BIDANG AKADEMIK UNIVERSITAS LAMPUNG
Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan Rahmah-Nya telah terbit kembali buku yang bernuansa Islam dan dalam bingkai pendidikan. Buku Manajemen Stres dalam Perspektif Pendidikan Islam karangan Dr. Hj. Siti Patimah, S.Ag., M.Pd ini memuat banyak konsep-konsep tentang stress sekaligus solusinya. Buku ini menjadi berbeda dengan buku-buku manajemen stress yang lainnya karena diwarnai dengan kajian keislaman dan beberapa hasil penelitian tentang stress. Hal penting lainnya adalah mengupas secara gambling tentang guru dan mengapa guru bias terkena stress. Setiap manusia dalam melakukan aktivitasnya tentu karena didorong oleh adanya kebutuhan. Dan setiap kebutuhan dan keinginan tersebut belum tentu bisa tercapai secara maksimal bahkan tidak sedikit yang mengalami kegagalan atau dengan kata lain ada ketidaksesuaian antara kenyataan yang dihadapi dengan kondisi yang diharapkan. Hal seperti inilah yang kemudian menimbulkan reaksi atau respon baik psikologis maupun fisik, respon ini yang kemudian orang menyebutnya dengan stress. Pekerjaan apapun dan siapapun pasti pernah mengalami stress tidak terkecuali guru dan stress sendiri bukan hal yang harus dihindari karena dia tidak mungkin hilang dari kehidupan seseorang. Yang harus dilakukan adalah mengelola stress dengan baik agar tidak menimbulkan reaksi negative dan merugikan individu atau organisasi. Buku ini menyuguhkan cara-cara mengelola stress dan bagaimana pandangan Islam terhadap stress dan manajemen stress. Karena itu, buku ini menjadi penting untuk dibaca dan bias viii
menjadi rujukan bagi para guru dalam mengelola stress yang dialaminya. Selamat pada Dr. Hj. Siti Patimah, S.Ag., M.Pd atas terbitnya buku Manajemen Stres Perspektif Pendidikan Islam. Semoga bermanfaat dan bias diterapkan dalam kehidupan seharihari oleh para pembaca.
Bandar Lampung, Februari 2016 Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Lampung
Prof. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
ix
Kupersembahkan karyaku untuk sahabat-sahabat kecilku, buah hati, pelipur lara dan air mata kasih sayang:
ARUNG ARAFAH SALWA LUTHFIANISSOFA LUTHFI ALGHINAYA FAURA HAQQUE Kalian membersitkan pengalaman spiritual yang tak terlupakan..... Allah tidak memberi apa yang kita minta Tapi ia memberi apa yang kita butuhkan......
x
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................... Sambutan Rektor ...................................................... Sambutan Wakil Rektor Bidang Akademik ................ Daftar Isi ...................................................................
v vi viii xi
STRESS ......................................................................
1
BAB I Apakah Stres Itu?? .................................................... A. Stres Dalam Pandangan Al Qur’an ............................... B. Konsep Stres Menurut Pandangan Para Ahli .................
5 6 14
BAB II Dinamika Stres dan Gejala-gejalanya ....................... A. Dinamika Stres .......................................................... B. Gejala-gejala Stres .....................................................
21 21 25
BAB III Potensi Sumber Stres ................................................
31
BAB IV Stres dan Dampaknya terhadap Kinerja ................... A. Pengaruh Psikologis ................................................... B. Pengaruh Kesehatan .................................................. C. Pengaruh terhadap Kinerja ......................................... D. Perilaku Agresif/Kasar ................................................
45 49 51 51 51
BAB V Stres dalam Pekerjaan .............................................. A. Peranan Pekerjaan bagi Individu ................................. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres dalam Kerja .... C. Pengenalan Stres dalam Pekerjaan .............................. D. Dampak Stres terhadap Produktivitas Kerja ..................
53 53 54 56 62
xi
BAB VI Guru Stres?? ............................................................. A. Kinerja Guru .............................................................. 1. Konsep Kinerja Guru .............................................. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ....... 3. Penilaian Kinerja Guru ............................................ 4. Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap Kinerja Guru dan Mutu Pelajaran ........................................ B. Mengapa Guru Stres .................................................. BAB VII Manajemen Stres ...................................................... A. Konsep Dasar Manajemen .......................................... 1. Definisi Manajemen ............................................... 2. Manajemen dalam Konsep Islam ............................. 3. Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi ............. B. Pandangan Islam terhadap Manajemen Stres ............... C. Cetak Biru (Blueprint) Manajemen Stres ....................... D. Analisis SWOT Stres (Stress SWOT Analysis) ................ E. Manajemen Stres Efektif ............................................. 1. Stress Prevention (Pencegahan terhadap Stres) ....... 2. Stress Coping (Strategi Memecahkan Stres) ............. 3. Personal Wellness (Perhatikan Kesehatan Pribadi Secara Intensif) .....................................................
71 73 73 84 89 93 96 101 101 101 105 106 107 112 112 114 114 115 116
BAB VII Stres dalam Beberapa Penelitian .............................. 129 A. Stres dan Beberapa Hasil Penelitian ............................. 129 B. Laporan Hasil Penelitian Stres Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Kota Bandar Lampung ........................ 132 Daftar Pustaka .......................................................... 149 Tentang Penulis ........................................................ 156
xii
______Stres______
STRES Pernahkah anda tibatiba merasa pusing, sakit kepala, bingung, cemas, takut, resah atau
marah
tanpa
sebab
yang
jelas?
Atau
tiba-tiba
sakit
perut,
mual merasa
ingin
muntah
tidak
tahu
berbuat
apa
menghadapi
dan harus ketika suatu
masalah? Atau merasa cepat tersinggung dan merasa sedih seolah-olah tidak ada lagi yang peduli pada diri kita? Atau mungkin anda pernah melihat orang tua, anak remaja bahkan anak usia sekolah dasar yang mati gantung diri? Subhanallah, nauzubillah min zalik. Berbagai situasi dapat menimbulkan stres dan situasi tersebut tidak dapat dihindari karena telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Situasi tersebut muncul karena tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan manusia (psikologis maupun psikis) dengan sumber daya yang dimilikinya. Di lain pihak stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah baik fisik maupun emosi bagi individu. Oleh sebab itu menjadi sangat penting bagi setiap individu untuk dapat mengelola stres dengan lebih efektif. Suatu situasi yang dirasakan sebagai suatu stres bagi seorang individu mungkin tidak menimbulkan stres bagi individu lainnya.
1
______Stres______ Menurut penelitian Baker dkk (1987), stress yang dialami oleh seseorang akan mengubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stress akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting disease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah. Diantara penyakit-penyakit tersebut adalah; jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Dua orang peneliti yaitu Plaut dan Friedman (1981) berhasil menemukan hubungan antara stress dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-
nya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif. Dantzer dan Kelley (1989) menyimpulkan hasil penelitian tentang hubungan antara stress dengan daya tahan tubuh. Menurut mereka, pengaruh stress terhadap daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan frekuensi stress yang dialami seseorang. Peneliti lain juga mengungkapkan, jika stres yang dialami seseorang itu sudah berjalan sangat lama, akan membuat
letih
health
promoting
response
dan
akhirnya
melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh. Terkait dengan kinerja, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang terkena stres cenderung tidak produktif karena
2
______Stres______ sering absen dengan berbagai alasan, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, mudah tersinggung, malas, pesimis, daya kreativitas rendah dan berbagai perilaku negatif lainnya yang bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga dapat merugikan perusahaan atau lembaga tempat ia bekerja. Pemahaman akan sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, sangat penting sekali bagi siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.
3
______Stres______
4
______Stres______
BAB I APAKAH STRES ITU?? Terdapat beberapa hal yang dirasakan
meningkat
secara
drastis oleh sebagian besar manajer
yang
menyebabkan
dapat
stres
dalam
pekerjaannya, seperti stres di lingkungan
kerja
karena
adanya pengaruh globalisasi dan
aliansi
dilakukan
strategik
yang
perusahaan
dan
perkembangan
teknologi
informasi yang demikian pesat. Hal ini dapat menciptakan masalah untuk setiap individu dari semua tingkat dalam organisasi. Luthans (2002) menjelaskan tentang masalah-masalah yang dialami oleh individu tersebut sebagai berikut: 1. Kehilangan privasi (hak-hak individu) 2. Pengaruh informasi yang demikian besar terhadap setiap individu 3. Berkurangnya kontak muka antar pribadi secara langsung (face
to face) 4. Keharusan untuk mempelajari suatu keahlian yang baru secara terus menerus karena perubahan tuntutan lingkungan yang dinamis. Stres
tidak
hanya
berdampak
pada
individu
dan
keluarganya tapi juga berdampak pada organisasi. Hal ini berarti
5
______Stres______ bahwa stres di tempat kerja menjadi sesuatu yang buruk dan merugikan perusahaan secara finansial. A. Stres Dalam Pandangan Al Qu’ran Allah melalui firmannya Al Qur’an
telah menyampaikan
pesan kepada kita agar mengendalikan emosi sedih dan gembira. Tidak semestinya kita larut dalam kesedihan atau tekanantekanan psikologis karena kehilangan sesuatu yang kita cintai atau karena tidak bisa memiliki apa yang kita harapkan. Begitu pula kita tidak boleh larut dengan kesombongan, keangkuhan, riya
atau
membangga-banggakan
diri
jika
mendapatkan
kesuksesan, jabatan, keunggulan atau prestise. Sebab segala gangguan dan musibah yang menimpa diri kita ataupun cobaan berupa kesenangan atau kebaikan yang kita raih telah termaktub dalam Lauh Mahfuzh dan ilmu Allah SWT.
Artinya: “Tiadalah suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri kalian melainkan terdapat dalam sebuah kitab sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah. Supaya kalian jangan berduka cita atas apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu
6
______Stres______ bersuka ria atas apa yang telah diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang bersikap angkuh lagi membanggakan diri” (QS. Alhadiid, 22-23)
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman bersamanya, “Bisakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS. Albaqoroh: 214)
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
7
______Stres______ orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “innalillahi wa innalillahirooji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 155-157) Ayat di atas menyatakan, tiada suatu bencanapun yang menimpa kamu atau siapapun di bumi seperti kekeringan, longsor, gempa, banjir, paceklik dan tidak pula pada diri kamu sendiri, seperti penyakit, kemiskinan, kematian dan lain-lain melainkan telah tercatat dalam kitab Lauh Mahfuzh dan atau ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu sebelum Kami menciptakannya yakni sebelum musibah itu. Sesungguhnya yang demikian itu yakni pengetahuan dan pencatatan bagi Allah dan sangat mudah bagi-Nya karena ilmu-Nya mencakup segala sesuatu dan kuasaNya tidak terhalangi oleh siapapun. Kami menyampaikan hakikat itu kepada kamu supaya kamu jangan berduka cita secara berlebihan dan melampaui kewajaran sehingga berputus asa terhadap apa yakni hal-hal yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira sehingga bersikap sombong dan lupa daratan terhadap apa yang diberikan-Nya kepada mu. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang berputus asa akibat kegagalan dan Allah tidak menyukai juga setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri dengan sukses yang diperolehnya (Quraish Shihab, 2002) Dari ayat di atas, secara umum, Allah berpesan agar kita mampu menguasai, mengendalikan dan mengontrol emosi atas semua musibah dan cobaan yang terjadi pada diri kita, anakanak, pekerjaan, keluarga, harta atau lingkungan sekitar kita. Ini maknanya apapun yang terjadi pada diri kita hendaknya tidak
8
______Stres______ membuat kita sampai tertekan, jatuh sakit, dan akhirnya memicu stres. Stres itu normal, setiap orang dapat terkena stress, berkaitan dengan pekerjaan, keluarga, keputusan-keputusan yang harus diambil, masa depan dan banyak lagi yang berkaitan dengan tekanan-tekanan fisik maupun mental. Biasanya stres lebih cenderung terjadi pada orang yang banyak memberikan layanan kemanusiaan, seperti dokter, ulama, perawat, termasuk dosen/guru yang memberikan layanan pendidikan para siswa di sekolah. Bertolak bahwa setiap aturan atau kebijakan yang berlaku dalam lingkungan pekerjaan merupakan salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya stres kerja, stres biasanya dikesankan sebagai setiap kejadian atau sumber masalah yang mengundang ketegangan dan perasaan negatif pada seseorang, sebenarnya stres tidak selalu berakibat negatif, adakalanya kita membutuhkan stres
yang
dapat
memacu
kegiatan-kegiatan
kita
serta
meningkatkan potensi yang dimiliki. Stres jenis ini disebut distress bila stres mengakibatkan reaksi - reaksi negatif, keluhan - keluhan pada fisik atau emosional, maka disebut distress. Jacinta
(2006)
mengatakan
bahwa
stres
yang
berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang terus menerus, inilah yang disebut dengan stres kronis. Stres kronis sifatnya menghancurkan dan menggerogoti tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara perlahanlahan. Stres kronis umumnya terjadi di seputar masalah kemiskinan, kekacauan keluarga, terjebak dalam perkawinan yang tidak bahagia, atau masalah ketidakpuasan kerja. Akibatnya, orang akan terus menerus merasa tertekan dan kehilangan harapan/putus asa.
9
______Stres______ Terkait dengan larangan berputus asa segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia, Allah berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 55-56, Allah berfirman:
Artinya: ”Mereka menjawab: ”Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa”. Ibrahim berkata: ”Tidak ada orang-orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr: 55-56) Ayat di atas menggambarkan kisah nabi Ibrahim as, ketika ketakutan dengan kedatangan para malaikat padahal malaikat datang untuk menggembirakannya dengan akan lahirnya seorang anak laki-laki yang kuat, anak itu akan tumbuh dewasa dan akan menjadi seorang yang ’alim yakni sangat dalam pengetahuannya. Anak itu adalah Nabi Ishaq as. Sebagian ulama menafsirkan ayat di atas, bahwa nabi Ibrahim as, sama sekali tidak meragukan kekuasaan Allah, beliau hanya terheran-heran dengan berita gembira yang sangat luar biasa tersebut. Nabi Ibrahim seakanakan berkata: ”Aku tidak pernah berputus asa atas kekuasaan Allah”.
10
______Stres______ Dan dalam surat Al Baqarah ayat 218, Allah berfirman:
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, yang berhijrah di jalan Allah, mereka mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah, 218) Ayat di atas mengisyaratkan tentang orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang hatinya tetap diliputi kecemasan yang disertai harapan memperoleh rahmat Allah. Ayat tersebut juga menggambarkan bahwa curahan rahmat Allah merupakan wewenang Allah sendiri. Dia akan menganugerahkan rahmat-Nya pada siapa saja yang Ia kehendaki. Dalam surat Az-Zumar ayat 53, Allah berfirman:
Artinya: ”Katakanlah, ”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosadosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Az-Zumar: 53)
11
______Stres______ Surat Az-Zumar ayat 53 di atas menggambarkan betapa besar kedurhakaan kaum musyrikin, sampai-sampai mereka enggan mendengar nama dan sifat yang Maha Esa. Ayat tersebut juga mengisyaratkan betapa Allah tidak meridhoi orang yang berputus asa dari rahmat-Nya. Allah akan mengampuni semua dosa manusia selama ia masih mau bertobat, menyesali perbuatannya dan bertekad tidak akan mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dalam beberapa hadits juga diriwayatkan: Dari Anas ra, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda: ”Seseungguhnya Allah berfirman: ”Apabila aku menguji hambaku dengan dua mata yang buta, kemudian dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya dengan surga baginya”. Dari Mahmud bin Lubaid, bahwa Rasulullah saw bersabda: ”Sesungguhnya jika Allah akan mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. Barang siapa yang bersabar, maka kesabaran itu bermanfaat baginya. Dan barang siapa marah (tidak sabar) maka kemarahan itu akan kembali kepadanya. (HR. Ahmad dan Tarmizi, Ibnu Maftuh berkata: Isnad hadits ini baik”. Dari Abdullah, Rasulullah saw bersabda: ”Seorang muslim yang diuji dengan rasa sakit karena duri atau lebih dari itu, maka Allah akan menebus kesalahan-kesalahannya karena musibah itu, sebagaimana
suatu
pohon
menggugurkan
daunnya”
(Muttafaq’alaihi). Hadits dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id, dari Nabi saw, bersabda: ”Setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, berupa
sakit
yang
berterusan,
sakit
biasa,
kebingungan,
kesedihan, kegundahan hingga duri yang menusuknya, maka 12
______Stres______ pasti musibah itu akan menjadi penghapus bagi kesalahankesalahannya” (Muttafaq’alaih) Masih banyak ayat-ayat Allah dan hadits-hadits lainnya yang senantiasa memberikan spirit pada manusia agar selalu hidup penuh dengan harapan-harapan dan tidak putus asa. Ini memberikan makna betapa Allah selalu memberikan motivasi hidup pada manusia dan agar manusia selalu memiliki motivasi yang tinggi dalam kehidupannya. Hidup dengan harapan-harapan positif, tidak putus asa dan selalu memiliki motivasi yang tinggi, dapat menghindarkan diri dari tekanan-tekanan psikologis seperti stres, bahkan stres akan berdampak positif manakala bisa dikelola dengan baik. Jika kita memaknai hidup adalah sebuah perjalanan yang sudah diatur oleh Allah swt, maka kita akan selalu berfikir positif dan mengambil hikmah dari semua yang menimpa hidup kita baik yang menyenangkan atau sebaliknya. Tidak semua orang bisa mengambil pelajaran dan menjadikannya sebagai barometer untuk melangkah lebih baik, justru sebaliknya tidak sedikit orang yang semakin terpuruk ketika mengalami musibah atau hal-hal yang kurang menyenangkan. Orang yang memiliki kemampuan berfikir positif dan selalu mengambil hikmah dalam setiap langkah hidupnya tidak akan pernah mengalami kesedihan, kekecewaan mendalam apalagi stres. Bahkan tekanan-tekanan yang dialami akan dijadikan sebagai insulin/suntikan untuk menambah semangat dan gairah hidup baru.
13
______Stres______ B. Konsep Stres Menurut Pandangan Para Ahli Luthans (2002), menyebutkan stres biasanya dihubungkan dengan pengertian yang sifatnya negatif. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang buruk (distress) yang dialami seseorang dalam kegiatan atau pekerjaannya. Stres juga dapat menjadi sesuatu yang positif seperti stres yang disebabkan oleh sesuatu yang baik seperti prestasi kerja yang diperoleh individu atau penawaran promosi kerja atau kesempatan kerja di tempat lain. Hal ini sering pula disebut sebagai suatu stres yang baik (eustress). Berdasarkan hal tersebut, pengertian stres dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Di Malaysia, istilah stres dikenal dengan kata “tekanan” yakni terjadinya sesuatu pada diri seseorang pada saat-saat tertentu karena berbagai sumber seperti; 1) masalah keluarga, masalah keluarga biasanya datang dari pasangan hidup, keluarga istri atau suami atau sahabat yang dekat dengan keluarga. Berumahtangga, pindah ke rumah baru, menjaga dan merawat keluarga yang sakit atau akan menimang anak mungkin juga menyebabkan tekanan; 2) Masalah kerja, Anda mempunyai terlalu banyak kerja yang harus diselesaikan sementara waktu tidak cukup dan ini akan mengakibatkan tekanan. Tidak menyukai pekerjaan atau rekan sekerja juga bisa menyebabkan tekanan. Memulai pekerjaan baru atau diberhentikan kerja karena juga bisa menyebabkan tekanan; 3) Masalah kesehatan; penyakit atau penuaan bisa menyebabkan anda merasa tertekan. Tidur yang tidak
cukup
sehingga
menyebabkan
anda
susah
untuk
menyelesaikan masalah yang senang sekalipun. Hal ini juga boleh memberikan tekanan yang besar. Pendapat yang tidak jauh berbeda datang dari Ivancevich dan Matteson dalam Luthans (2002), mendefinisikan stres sebagai
14
______Stres______ akibat interaksi dari individu dengan lingkungannya. Stres juga merupakan sebuah respon individu untuk menyesuaikan diri, untuk menengahi perbedaan individu dan sebagai sebuah proses psikologis, yaitu konsekuensi yang dialami individu dari setiap tindakannya dengan faktor eksternal (lingkungan), situasi atau kejadian yang menimbulkan pengaruh psikologis dan atau fisik yang berlebihan pada individu tersebut. Berdasarkan hal ini terdapat tiga komponen penting dari definisi stres tersebut, yakni: 1. Timbulnya reaksi terhadap suatu situasi atau kejadian (bukan situasi atau kejadiannya itu sendiri). 2. Penekanan bahwa stres dapat dipengaruhi oleh perbedaan individu. 3. Pengaruh psikologis/fisik yang berlebihan yang disebabkan situasi khusus dan tidak biasa yang dapat menimbulkan stres. Selye dalam Posen (1995) mengemukakan definisi tentang stres sebagai reaksi yang tidak tentu dari tubuh terhadap berbagai tuntutan dalam diri individu. Tuntutan itu dapat berupa sebuah ancaman, tantangan atau berbagai macam perubahan dimana tubuh dituntut untuk beradaptasi. Reaksi tersebut timbul secara otomatis dan dalam waktu yang cepat. Stres dapat menjadi sesuatu yang baik ketika stres dapat membantu individu memiliki kinerja yang lebih baik atau sebaliknya dapat menjadi sesuatu yang buruk ketika stres tersebut menyebabkan individu sakit. Brown dan Moberg (1980), menyebutkan bahwa stres timbul karena tidak terpenuhinya tuntutan individu terhadap sesuatu karena kurangnya kemampuan yang dimiliki individu
15
______Stres______ tersebut
atau
karena
situasi
lingkungan yang tidak sesuai seperti yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, Beehr dan Newman dalam
Luthans
mendefinisikan
(2002),
stres
dalam
pekerjaan sebagai kondisi yang timbul
dari
interaksi
antara
individu dan pekerjaannya yang ditunjukkan oleh perubahan individu tersebut yang memaksa dirinya untuk menyimpang dari fungsi normalnya. Berdasarkan pengertian stres tersebut dapat disimpulkan bahwa stres merupakan respon untuk menyesuaikan diri terhadap situasi luar (eksternal) yang dialami secara fisik, psikologis dan atau suatu penyimpangan perilaku dari anggota suatu organisasi. Sedangkan menurut Robbins (2003) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi dinamik di mana seseorang individu dikonfrontasikan dengan sebuah peluang, kendala (constrains) atau tuntutan (demand) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dapat dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Secara
ringkas
stres
didefinisikan
dalam
http://www.mindtools.com, sebagai berikut:
S=P>R Stres terjadi ketika tekanan kepada individu lebih besar daripada sumberdaya yang dimiliki
16
______Stres______ Dimana: S adalah stres (stress) P adalah tekanan (pressure) R adalah sumberdaya (resources)
Stres tidak hanya terbatas pada keadaan dimana seorang individu mengalami kegelisahan atau ketakutan dalam lingkungan emosional dan psikologis. Hal ini disebabkan karena individu tidak sadar
menunjukkan
keadaan
stres
dan
beberapa
orang
diantaranya tidak menampakkan diri dalam keadaan tertekan dan ketakutan. Stres juga bukanlah sesuatu yang selalu dapat merusak, buruk atau harus dihindari. Hal ini ditunjukkan oleh
eutress yang justru memberikan dampak positif. Menerjemahkan uraian di atas dan definisi para ahli tentang stres, maka yang dimaksud dengan stres adalah suatu tekanan/ketegangan yang dialami seseorang karena adanya ketidaksesuaian antara lingkungan dengan kapabilitas atau sumberdaya yang dimilikinya, sehingga menimbulkan reaksireaksi terhadap kondisi-kondisi tersebut. Dengan kata lain apabila 17
______Stres______ harapan dan tuntutan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan orang, ia akan mengalami stres. Namun demikian, stres juga bisa bersifat positif jika stres dikelola atau dimenej dengan baik. Kunci untuk manajemen stress adalah dengan menentukan sejumlah stres yang bisa memberi energi, ambisi, dan antusiasme. Kunci pokok dari masalah stres adalah bagaimana setiap individu menangani atau mengendalikan stres tersebut. Stres adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, di lain pihak sesuatu yang buruk tersebut sebenarnya dapat dicegah atau secara efektif dikendalikan. Sweeney dan Mc Farlin (2002) menjelaskan bahwa individu
dalam
pekerjaan
yang
sama
serta
mempunyai
pengalaman terhadap tekanan yang sama dalam pekerjaannya tersebut akan memiliki respon terhadap stres yang berbeda satu sama
lain.
Masalah
yang
didefinisikan
dalam
stres
tidak
seluruhnya bersifat buruk, oleh karena ada sejumlah stres yang dapat memotivasi individu. Sebagai contoh seorang individu dapat bekerja lebih baik di bawah tekanan keterbatasan waktu, namun hal ini bagi sebagian individu lain dapat menjadi sebuah masalah yang dapat menimbulkan stres.
STRESSOR
PERSEPSI TERHADAP STRES
REAKSI TERHADAP STRES
Gambar 1. Reaksi Terhadap Stres (Sweeney, Mc Farlin) Sebuah penyebab stres (stressor) seperti penugasan kerja baru, penggabungan usaha atau pemutusan hubungan kerja dapat menghasilkan reaksi yang berbeda-beda tergantung kepada persepsi seseorang terhadap penyebab stres tersebut. Oleh
18
______Stres______ karena itu, persepsi harus dipertimbangkan sebagai media terpenting yang dapat menghasilkan reaksi terhadap suatu stres. Stres menyebabkan timbulnya biaya yang sangat mahal bagi suatu perusahaan. Hal ini berhubungan dengan produktivitas yang rendah, tingkat absensi yang tinggi, turn over dan masalah lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti tekanan darah tinggi serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Kondisi saat ini telah menyebabkan stres menjadi hal yang biasa. Walaupun demikian stres tetap menjadi isu yang sangat penting untuk banyak karyawan dalam perusahaan. Hasil penelitian
di
Amerika
menunjukkan
bahwa
sepertiganya
responden karyawan mengalami stres di tempat kerja. Salah satu hipotesis tentang stres dijelaskan oleh Brown dan Moberg (1980) sebagai interved-U hypothes, seperti yang digambarkan dalam kurva berikut ini: Eustress
Distress
Comfort Zone
Performance
Fatigue
Exhaustion
Ill Health Health Tension
Arousal Gambar 2. Kurva Fungsi Manusia 19
______Stres______ Perasaan kesal-marah (burnout) pada waktu kerja dan dalam hidup tidak bisa dihindarkan. Beberapa individu tidak dapat menguasai suatu periode waktu karena stres kerja. Pada saat individu menjadi letih dan merasa bahwa tidak ada sesuatu yang positif
untuk
dikerjakannya,
maka
individu
tersebut
akan
menunjukkan rasa kesal-marah (burned out). Definisi dari gejala
burnout menurut Gibson, et all (1996) adalah suatu proses psikologis yang disebabkan oleh stres kerja yang terus menerus yang mengakibatkan keletihan emosional, depersonalisasi dan merasa prestasi kerjanya menurun. Menjadi burned out bukan suatu gejala yang datangnya tiba-tiba. Seseorang individu menempuhnya melalui berbagai tahapan, yakni: 1. Keterlibatan dalam kerja menjadi meningkat 2. Stagnasi dalam kerja 3. Menjadi terpisah atau menarik diri dari kerja 4. Mengalami gejala-gejala fisik dan perilaku. Cristina Maslacu dalam Luthan (2002) menyebutkan bahwa rasa kesal-marah (burnout) tidak menimbulkan masalah bagi individu tersebut namun dapat mempengaruhi lingkungan sosial di mana individu tersebut bekerja. Rasa kesal-marah menciptakan rasa isolasi dan kehilangan pengendalian terhadap stres. Oleh sebab itu walaupun secara teknis rasa kesal-marah merupakan sesuatu yang berbeda dari stres, kedua terminologi tersebut dapat diperlakukan sama dan dipergunakan secara bergantian.
20
______Stres______
BAB II DINAMIKA STRES DAN GEJALA-GEJALANYA Ada orang yang cepat marah seolah-olah dunia ini miliknya dan siapapun harus tunduk di bawah kemarahannya, ada pula orang yang mudah tersinggung, hatinya dibuat bak putih salju yang tidak boleh ditoreh oleh siapapun atau ada pula orang yang
selalu
kesedihan
larut
panjang,
dalam meratapi
nasib dan menggerutu tanpa alasan. Tapi tidak sedikit pula kita melihat orang yang tenangtenang saja ketika menghadapi musibah besar, bahkan masih tetap nyenyak tidur dan enak makan, EGP (Emang Gue Pikirin), Kira-kira anda termasuk yang mana?............... A. Dinamika Stres Setiap individu atau kelompok mempunyai respon yang berbeda terhadap situasi stres. Ada individu yang sudah terkena stres ketika menghadapi peristiwa ringan, di lain pihak ada individu yang tenang dalam menghadapi stres yang sama, terutama karena mereka mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi stres. Manusia merupakan sebuah sistem kesatuan yang terdiri dari sistem dan sub sistem. Kesatuan ini harus dikendalikan secara terpadu untuk menjaga agar tetap berada dalam
21
______Stres______ keseimbangan yang dinamis. Proses menjaga keseimbangan ini disebut homoestatis. Stres terjadi karena adanya ancaman terhadap keseimbangan ini, kecenderungan manusia melawan stres itu tidak lain agar keseimbangan tetap terjaga. Respon atas stres ini dikenal dengan adaptasi, adaptasi harus diawali dan dilakukan secara cepat dan tepat agar diperoleh perbaikan dan pemulihan yang optimal dengan cara yang efektif dan efisien. Kegagalan dalam memberi respon pada stres akan berdampak negatif terhadap konsekuensi biologis bagi penderita. Respon terhadap stres secara garis besar setidak-tidaknya melibatkan tiga tahap, seperti yang dikemukakan oleh Fraser (1992), yaitu: “Tahap kecemasan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap ancaman yang dirasakan yang ditandai dengan muka pucat, keluar peluh dingin, jantung berdebar, darah mengalir dengan cepat. Hal demikian dilukiskan sebagai mempersiapkan tubuh untuk lari melawan. Tahap ini biasanya tidak berlangsung lama. Bila stres berlangsung terus tahap ini akan berganti menjadi perlawanan terhadap faktor-faktor yang merupakan stres itu. Selama tahap perlawanan ini sebagian tanda dan gejala yang dikaitkan dengan reaksi kecemasan hilang sementara tubuh mengembangkan suatu penyesuaian terhadap keadaan stres itu. Tetapi kesanggupan melawan memiliki batas-batas tertentu dan jika stres menimpa cukup keras dan berlangsung cukup lama tahap perlawanan akan digantikan oleh tahap kelelahan yang ditandai dengan melemahnya daya pertahanan tubuh”. Semakin sering seseorang dihadapkan pada tahap-tahap tersebut maka akan semakin cepat rusak mekanisme psikologisnya. Karena badan dan fikiran mempunyai kemampuan terbatas. Oleh karena itu semakin sering tahap-tahap tersebut menimpa seseorang maka orang tersebut akan cenderung semakin cepat tua, kelelahan dan konsekuensi negatif lainnya. Jika reaksi 22
______Stres______ terhadap stres tidak ditanggulangi secepatnya hal tersebut dapat membahayakan
pada
si
penderita
dan
tidak
menutup
kemungkinan akan mengakibatkan kematian. Secara disadari atau tidak disadari stres sangat membahayakan bagi diri seseorang dan tidak saja bagi penderita tetapi stres
dapat
membahayakan
orang-orang
di
sekitar
yang
berinteraksi dengan orang yang mengalami stres tersebut. Dinamika stres ditentukan oleh kadar stres itu sendiri, stres yang tidak diduga atau tidak dapat dikendalikan nampaknya akan menjadi penyebab terbesar terhadap penyakit yang diderita, sedangkan stres yang dapat ditanggulangi dan dikendalikan tidak akan menjadi hal yang membahayakan dan menakutkan bahkan bisa menjadi sebuah ketakutan. Dengan memahami dinamika stres, kita dapat meramalkan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang jika dibiarkan akan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan di kemudian hari. Dengan begitu stres akan diarahkan pada perubahan kepribadian baru melalui penyesuaian yang kondusif.
23
______Stres______
Kajian Manajemen Sumber (Penyebab ) Individual /Perorangan
STRES
Proses (Terjadinya)
Dampak ( Akibat
)
Sumber ( Penyebab )
Kajian Psikologis
Organisasional (dalam Organisasi)
Proses ( Terjadinya )
Dampak ( Akibat
)
Gambar 3. Proses Terjadinya Stres Berdasarkan alur di atas, penulis mengemukakan bahwa stres merupakan fenomena perilaku yang terjadi pada manusia. Di dalam organisasi dan manajemen stres tidak dapat dihindarkan oleh setiap pemimpin atau manajer. Dalam kajian manajemen stres dipandang dapat memberikan positif dan negatif, karena dalam suatu organisasi terkadang perlu ditumbuhkan stres dengan sengaja untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja, sedangkan dampak negatifnya adalah kebalikannya dimana produktivitas dan prestasi kerja mengalami penurunan yang jika
24
______Stres______ dibiarkan akan mengakibatkan kehancuran terhadap organisasi tersebut, begitu juga dengan individu. Dilihat dari kajian psikologis, stres merupakan beban mental atau tekanan psikis yang diterima oleh individu atau kelompok, baik dalam konteks organisasi, pekerjaan, atau kehidupan sehari-hari. Stres juga dapat dikatakan sebagai tekanan psikologis yang dirasakan individu saat menghadapi suatu tantangan yang tidak mampu diatasinya, dan karena stres berada pada tekanan psikologis, maka sifatnya abstrak, hanya dapat dirasakan tapi tidak terlihat. Stres terjadi berbeda-beda, sangat ditentukan oleh jenis, karakteristik dan sumbernya. Stres dapat terjadi pada setiap selama orang masih memiliki aspek psikologis, emosional, dan terus berinteraksi dengan orang lain. B. Gejala-gejala Stres Stres ditunjukkan melalui beberapa cara. Gejala stres tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kategori utama (Reisner dalam http://www.mindtools.com, 2000), yakni: 1) tanda fisik/perilaku dan 2) tanda emosional. Pengenalan terhadap gejala dari stres akan membantu setiap individu untuk lebih efektif secara cepat mengatasi stres tersebut. Gejala fisik/perilaku dari stres meliputi ketegangan/ kekejangan
otot-otot,
denyut
nadi
lebih cepat,
gangguan
pernafasan dan tekanan darah tinggi, suhu kaki dan tangan dingin, gangguan perut dan lain-lain. Gejala yang sifatnya emosional meliputi kegelisahan dalam berbagai situasi yang tidak terbatas pada keadaan stres saja, depresi, ketidakberdayaan, menangis tanpa sebab yang jelas, ketakutan terhadap sesuatu dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, kesadaran terhadap gejala stres merupakan langkah 25
______Stres______ awal yang utama dalam pengelolaan dan proses penyembuhan stres. Posen (1995), menyebutkan tentang beberapa gejala umum dari stres yang diwujudkan dalam berbagai bentuk namun dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yakni: 1.
Fisik (physical) Hal ini contohnya ditunjukkan oleh timbulnya kelelahan badan, sakit kepala, sulit tidur dan lain-lain.
2.
Mental/Kejiwaan (mental) Hal ini contohnya ditunjukkan oleh menurunnya konsentrasi dan ingatan, kebingungan, hilangnya rasa humor, bimbang dan lain-lain.
3.
Emosional (emotional) Hal ini contohnya ditunjukkan oleh rasa gelisah, depresi dan timbulnya rasa tegang, frustasi, ketakutan dan lain-lain
4.
Perilaku (behavioral) Hal ini contohnya ditunjukkan oleh tindakan makan, minum atau merokok yang berlebihan, menangis dan menyalahkan orang lain. Hampir tidak jauh berbeda dengan pendapat Posen, Cary
Cooper dan Alison Straw (1995) merinci beberapa gejala stres yaitu: 1) Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah. 2) Perilaku, yaitu merasa bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, 26
______Stres______ sulit berfikir jernih, sulit membuat keputusan, hilangnya kreativitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain. 3) Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan, penjengkel dan emosi meledak-ledak. Gibson dalam Pujaatmaka (1996) mengatakan secara umum,
seseorang
yang
mengalami
stres
pada
pekerjaan
menampilkan gejala-gejala yang meliputi pada tiga area, yaitu; gejala psikologis, fisik, dan tingkah laku. 1. Gejala Psikologis Beberapa gejala yang bisa diamati adalah; kecemasan, tertekan, bingung, peka terhadap rangsang, merasa frustasi, marah dan dongkol, sangat peka secara emosional, dan hiperaktif.
Penekanan
perasaan
(memendam
perasaan),
penurunan efektivitas dalam berkomunikasi, menari diri dan depresi, merasa terisolasi dan terasing, bosan dan mengalami ketidakpuasan
dalam
pekerjaan.
Kelelahan
mental
dan
penurunan fungsi intelektual. Sulit berkonsentrasi, hilangnya spontanitas dan kreativitas, penurunan harga diri (self-
esteem). Ketika ia gagal mengatasi stres, ia bisa mengalami suatu kondisi yang dikenal dengan learned helplessness (perasaan tidak berdaya sama sekali), kondisi ini bisa merupakan sumber stres yang baru, sehingga ia akan semakin terpuruk. 2. Gejala Fisik Gejala utama pada fisik seseorang akibat stres pada pekerjaan adalah sebagai berikut; peningkatan dekat jantung, dan tekanan darah, peningkatan sekresi adrenalin dan noradrenalin 27
______Stres______ (hormon), gangguan pencernaan seperti maag, mengalami
bodily injuries, merasa mengalami kelelahan fisik, gangguan kardiovaskulan (pembuluh jantung), masalah pernafasan, peningkatan keringat, gangguan pada kulit (gatal-gatal, alergi dsb), sakit kepala, kanker, ketegangan otot, gangguan tidur. 3. Gejala Tingkah Laku Beberapa gejala perilaku mengindikasikan adanya stres pada pekerjaan meliputi; menunda-nunda pekerjaan dan menghindari
pekerjaan.
Tindakan
menunda-nunda
seringkali
disamarkan dengan mengatakan “sedang sangat sibuk”, penurunan
performa
dan
produktivitas,
peningkatan
penggunaan dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, sabotase pada pekerjaan, peningkatan kunjungan ke klinik, melarikan diri dari kenyataan dengan banyak makan dan bisa mengarah pada obesitas (kegemukan). Menurut penelitian Baker dkk (1987), Plaut Friedman (1981), Dantzer & Kelley (1989) dalam Jacinta (2006), stres yang dialami seseorang akan mengubah cara kerja sistem kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh menurun, stres juga berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit dan banyak lagi penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa stres membuat seseorang tidak seimbang fisik dan psikisnya. Dampak dari semua itu tentunya kinerja seseorang secara otomatis akan menurun. Berikut beberapa gejala stres yang diungkapkan Terry Beehr dan John Newman (1978) dalam Jacinta (2006), yang hampir tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Gibson.
28
______Stres______ Tabel 1. Gejala Stres Psikologis (1) Kecemasan, ketegangan Bingung, marah, sensitif Memendam perasaan Mengurung diri Depresi
Fisik (2) Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah Meningkatnya sekresi adrenalin dan nonadrenalin Gangguan gastrointentinal misalnya gangguan lambung Mudah terluka Kematian
Merasa terasing Gangguan dan kardiovaskuler mengasingkan diri Kebosanan
Ketidakpuasan kerja Lelah mental
Menurunnya fungsi intelektual
Gangguan pernafasan
Perilaku (3) Menunda atau menghindari pekerjaan/tugas Penurunan prestasi dan produktivitas Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk Perilaku sabotase Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan) Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan
Meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti ngebut, berjudi Lebih sering Meningkatnya berkeringat agresivitas dan kriminalitas Gangguan pada kulit Penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman Kepala pusing, Kecenderungan bunuh migrain diri
29
______Stres______ Psikologis (1) Kehilangan daya konsentrasi Kehilangan spontanitas dan kreativitas Kehilangan semangat hidup
Fisik (2)
Perilaku (3)
Kanker Ketegangan otot Problem tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur)
Menurunnya harga diri dan rasa percaya diri Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stres secara garis besar dapat kita kenali dari tiga perubahan yakni; perubahan pada psikologis, perubahan pada fisik dan perubahan pada perilaku seseorang yang mengalami stres. Yang terpenting dari semua itu adalah untuk mengelola stres dengan baik maka kita harus mengenali gejala-gejalanya terlebih dahulu sehingga dapat dicarikan alternatif solusinya.
30
______Stres______
BAB III POTENSI SUMBER STRES Kunci sukses untuk mengatasi stres
adalah
dengan
meng-
identifikasi sumber stres. Stressor atau sumber stres merupakan segala sesuatu yang menyebabkan
orang
dimana
mengalami
stres
ngaruhi
dapat
stres, mempe-
perilaku
kondisi
Susan
(2006),
psikologis.
mengatakan bahwa karena setiap orang berbeda dan mengalami kejadian penyebab stress yang berbeda pula, ada yang menjadi penyebab mempengaruhi
stres
yang
orang
secara
umum. Berikut adalah penyebab-penyebab stres yang dapat dipahami dan diukur untuk melakukan pencegahan: 1) merasa di luar kendali; 2) merasa tidak terarah; 3) rasa bersalah karena terlalu banyak yang tertunda dan gagal memenuhi komitmen; 4) terlalu banyak hal yang harus dipenuhi dibandingkan waktu yang tersedia;
5)
perubahan,
terutama
perubahan
yang
tidak
diharapkan dan direncanakan; 6) ketidakpastian; 7) harapan yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri. Lazarus dalam Reisner (http://www.mindtools.com, 2002), menyebutkan bahwa stres dimulai dari pikiran individu tentang penilaian terhadap suatu situasi tertentu. Individu yang selalu melihat situasi sebagai sesuatu yang sulit atau berbahaya dan di 31
______Stres______ sisi lain percaya bahwa ia tidak memiliki sumberdaya fisik maupun emosi untuk menghadapi situasi tersebut maka individu tersebut akan mengalami stres. Sweeney dan McFarlin (2002), merinci beberapa penyebab stres adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Setiap pekerjaan memiliki karakteristik tertentu yang dapat menimbulkan stres. Aspek lain dari pekerjaan yang dapat menyebabkan stres adalah peran ambiguitas dalam pekerjaan. Hal
ini
berhubungan
terhadap
pekerjaan
dengan atau
kekurangjelasan
aturan
dalam
harapan
perusahaan.
Ketidakpastian juga berhubungan dengan tidak diketahuinya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut sehingga dapat menghasilkan kondisi stres. 2. Faktor Kepribadian Disamping
karakteristik
pekerjaan,
ada
beberapa
tipe
kepribadian yang dapat menyebabkan stres. Beberapa individu memiliki kecenderungan untuk memandang kehidupannya sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan karena suatu perubahan, nasib atau pengendalian yang bersifat eksternal. Secara internal individu merasakan bahwa mereka dapat mengendalikan setiap kejadian dalam hidupnya melalui realitas yang dialami. Sifat kepribadian ini dapat berhubungan dengan persepsi individu terhadap stres. Beberapa skala pengukuran telah dikembangkan untk mengukur ciri atau sifat kepribadian individu ini. Terdapat dua ciri kepribadian individu yaitu tipe A yang lebih agresif dan pekerja keras. Tipe ini biasanya dipilih sebagai manajer karena cenderung lebih produktif. Tipe individu ini bekerja dalam jangka waktu yang 32
______Stres______ lama serta pekerjaannya beragam dibatasi oleh waktu. Tipe individu ini juga memiliki standar tinggi dalam kinerjanya sehingga memotivasinya untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. 3. Perubahan Salah satu faktor penyebab stres yang lain adalah perubahan. Perubahan untuk individu merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Perubahan juga bagi sebagian orang dapat diperkirakan (predictable) namun bagi sebagian yang lain perubahan seringkali tidak dapat diperkirakan (unpredictable). Beberapa perubahan dapat terjadi dalam pekerjaan namun sebagian besar juga dapat terjadi di luar tempat kerja. Posen (1995) menjelaskan beberapa penyebab dari stres yang disebut stressor atau pemicu (triggers) yang bersifat internal dan eksternal. Kedua jenis penyebab stres tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Penyebab internal (internal stressors) meliputi: a. Pilihan gaya hidup b. Pemikiran yang negatif seperti pemikiran yang pesimistik dan analis yang berlebihan c. Perangkap jebakan pemikiran individu seperti harapan yang tidak
realistik,
egois
dan
selalu
membesar-besarkan
sesuatu. d. Sifat kepribadian yang penuh stres seperti kepribadian Tipe A, perfeksionis, workaholic. 2. Penyebab eksternal (eksternal stressors), meliputi: a. Lingkungan fisik seperti cuaca, cahaya dan suhu b. Interaksi sosial c. Lingkungan organisasi seperti peraturan organisasi d. Kejadian dalam kehidupan manusia 33
______Stres______ Luthans (2002) menyebutkan juga bahwa stres dapat disebabkan karena pengaruh dari dalam dan luar organisasi. Penyebab tersebut meliputi: 1. Penyebab dari luar organisasi (Extra organizational stressors) Organisasi sebagai sebuah yang terbuka dalam menganalisis stres karena pekerjaan (job stress) tidak dapat mengabaikan pengaruh kekuatan dari luar yang dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi organisasi. Stres karena pekerjaan tidak terbatas pada segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi selama jam kerja. Penyebab stres yang berasal dari luar organisasi dapat meliputi perubahan teknologi dan masyarakat, globalisasi, keluarga, relokasi industri, kondisi keuangan dan ekonomi, kelas sosial dan ras serta kondisi lingkungan tempat tinggal dan masyarakat.
Gambar 4. Kategori stres yang mempengaruhi pekerjaan
34
______Stres______ 2. Penyebab stres dari dalam organisasi (organizational Stressors) Di samping penyebab stres yang potensial berasal dari luar organisasi, terdapat juga penyebab stres yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Penyebab stres ditingkat makro organisasi
dapat
dikategorikan
dalam:
1)
strategi
dan
kebijakan administratif, 2) desain dan struktur organisasi, 3) proses organisasi, 4) kondisi kerja.
ADMINISTRATIVE POLICIES AND STRATEGIES
ORGANIZATIONAL PROCESSES
Tight controls Only downward communication Little performance feedback Centralized decision making Lack of participation in decisions Punitive appraisal systems
Downsizing Competitive Pressures Merit pay plans Rotating Work Shifts Bureaucratic Rules Advanced Technology JOB STRESS
ORGANIZATIONAL STRUCTURE AND DESIGN
WORKING CONDITIONS
Crowded work area Noise, heat or cold Poliuted air Strong odor Unsafe, dangerous conditions Poor lighting Physical or mentall strain Toxic chemicals or radiation
Centralization and formalization Line-staff conflicts Specialization Role ambiguity and conflict No opportunity for advancement Restrictive, untrusting culture
Gambar 5. Penyebab Stres ditingkat Organisasi
35
______Stres______ 3. Kelompok penyebab stres Beberapa contoh dari penyebab stres dalam lingkup makro organisasi meliputi pemberian tanggung jawab tanpa disertai wewenang
yang
jelas,
ketidakmampuan
individu
untuk
mengutarakan keluhan, individu kurang mampu mengenali dan atau ketidakjelasan deskripsi pekerjaan serta hubungan kerja. Harus diingat pula bahwa organisasi secara dramatis berubah untuk memenuhi perubahan lingkungannya seperti karena pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi informasi dimana hal ini dapat menimbulkan stres untuk setiap individu dalam pekerjaannnya. Pada hakikatnya setiap kelompok memiliki perilaku sendiri. Kelompok tersebut menurut Luthans (2002) dapat menjadi sumber potensial dari stres. Kelompok penyebab stres ini dapat dikategorikan ke dalam dua bidang, yakni: a. Kurang terpadunya suatu kelompok Hal ini berhubungan dengan tingkat keterpaduan atau kebersamaan yang sangat penting untuk setiap karyawan terutama di tingkat paling bawah dalam organisasi. Jika karyawan tidak memiliki peluang untuk berpadu yang diakibatkan oleh desain pekerjaannya sehingga menutup saluran komunikasi akan dapat menyebabkan stres. b. Kurangnya dukungan sosial Karyawan sangat dipengaruhi oleh dukungan dari satu atau lebih anggota kelompok. Dukungan sosial ini akan berkurang dari individu atau situasi yang penuh dengan tekanan. 4. Penyebab stres individu: Peranan watak Dimensi situasi dan watak individu dapat mempengaruhi dan menimbulkan stres. Berkaitan dengan watak individu tersebut
36
______Stres______ terdapat dua jenis pola kepribadian, yaitu pola kepribadian Tipe A dan tipe B. Kompleksitas dan perbedaan individu, watak kepribadian dan sifat individu seperti otoriter, kekakuan, keterbukaan, sifat mendukung,
spontanitas,
emosional,
toleran
terhadap
perbedaan, kegelisahan dan kebutuhan terhadap prestasi berhubungan dengan stres individu. Friedman dan Roseman dalam Luthans (2002) menjelaskan profil kepribadian Tipe A dan B sebagai berikut: Tabel 2. Profil Tipe Kepribadian Individu
TIPE A 1. Selalu begerak 2. Berjalan cepat 3. Bicara cepat 4. Tidak sabaran 5. Mengerjakan dua hal dalam satu kesempatan 6. Tidak dapat menikmati waktu luang 7. Terobsesi angka angka 8. Pengukuran keberhasilan melalui kuantitas 9. Agresif 10.Kompetitif 11.Konstan dalam tekanan waktu
37
TIPE B 1. Tidak pehatian terhadap waktu 2. Sabar 3. Tidak sombong 4. Bermain untuk kesenangan bukan untuk kemenangan 5. Santai tanpa merasa bersalah 6. Tidak memiliki target waktu 7. Sedikit dibuat-buat 8. Tidak pernah terburuburu
______Stres______ Dari tabel di atas kita dapat membedakan individu Tipe A adalah mereka yang energik dan ambisius sedangkan Tipe B sangat sabar, santai dan menggunakan pendekatan kunci yang rendah dalam pekerjaannya. Tipe A menunjukkan cara yang lebih baik menuju keberhasilan dalam hidupnya. Meskipun demikian, ditingkat yang tertinggi Tipe A tidak cenderung untuk menjadi individu yang sukses seperti tipe B yang memiliki ambisi tidak berlebihan, lebih sabar dan memiliki sudut pandang yang lebih luas. Kuncinya adalah pergeseran dari perilaku Tipe A ke Tipe B tetapi kebanyakan individu Tipe A tidak bersedia untuk bergeser atau menguasai karakteristik Tipe A-nya. 5. Pengendalian pribadi Di samping pola kepribadian tipe A, watak penting lainnya dari seorang individu adalah persepsi individu terhadap pengendalian dirinya. Kemampuan individu untuk mengendalikan situasi menjadi sangat penting dalam menentukan tingkat stres yang mereka alami. Jika karyawan memiliki pengendalian yang rendah terhadap lingkungan kerja dan pekerjaan mereka maka mereka
akan
mengalami
stres.
Beberapa
penelitian
menunjukkan bahwa apabila karyawan diberikan kesempatan untuk mengendalikan lingkungan kerjanya dengan melibatkan mereka dalam proses pembuatan keputusan yang akan mempengaruhi mereka, hal ini akan mengurangi stres dalam pekerjaan. 6. Ketidakberdayaan dalam belajar Beberapa kajian yang dilakukan oleh Seligman dalam Luthan (2002) menunjukkan bahwa individu juga dapat belajar untuk tidak
berdaya
sehingga
dapat
membantu
menerangkan
mengapa para karyawan tersebut harus menyerah dan
38
______Stres______ menerima
penyebab
stres
dalam
lingkungan
kerjanya
meskipun ada kesempatan untuk suatu kemungkinan yang lebih baik. Beberapa atribut kelemahan individu dalam pengendalian
dirinya
sehingga
individu
tersebut
mudah
mengalami ketidakberdayaan ketika lemahnya pengendalian disebabkan oleh (1) karakteristik pribadi yang dimiliki, (2) sesuatu
yang
stabil
dan
abadi
serta,
(3)
global
dan
universalitas. 7. Daya tahan psikologis Setiap individu memiliki perbedaan termasuk perbedaan dalam penyebab suatu stres. Beberapa individu mudah terpengaruh ketika berhadapan dengan situasi yang penuh tekanan, namun individu lain dapat mengatasi penyebab stres ini karena memiliki karakteristik daya tahan terhadap stres. Daya
tahan
psikologi
dapat
membantu
individu
untuk
mengatasi stres dengan menyediakan penyangga antara individu tersebut dengan penyebab stres. Daya tahan tersebut dapat ditunjukkan oleh komitmen yang dimiliki oleh individu (terlibat dalam apa yang dikerjakannya). Kesediaan menerima tantangan serta pengendalian terhadap pekerjaan. Individu yang memiliki daya tahan akan dapat bertahan bahkan dapat maju pesat dengan lingkungannya. Sepakat dengan pendapat para ahli di atas, Jacinta mengatakan bahwa untuk memahami sumber stress kerja, kita harus melihat stress kerja ini sebagai interaksi dari beberapa faktor, yaitu stress di pekerjaan itu sendiri sebagai faktor eksternal, dan faktor internal seperti karakter dan persepsi dari karyawan itu sendiri. Dengan kata lain, stress kerja tidak sematamata disebabkan masalah internal, sebab reaksi terhadap 39
______Stres______ stimulus akan sangat tergantung pada reaksi subyektif individu masing-masing. Beberapa sumber stress yang menurut Cary Cooper (1983) dianggap sebagai sumber stress kerja adalah stress karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan interpersonal, kesempatan pengembangan karir, dan struktur organisasi. Kondisi Pekerjaan • Lingkungan Kerja. Kondisi kerja yang buruk berpotensi
menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan
kerja
kurang
bersih,
berisik,
tentu
besar
pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. • Overload. Sebenarnya overload ini dapat dibedakan secara
kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam "tegangan tinggi". Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga menyita kemampuan teknis dan kognitif karyawan. • Deprivational stress. George Everly dan Daniel Girdano
(1980), dua orang ahli dari Amerika memperkenalkan istilah
deprivational stress untuk menjelaskan kondisi pekerjaan yang tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi sosial). • Pekerjaan Berisiko Tinggi. Ada jenis pekerjaan yang
beresiko tinggi, atau berbahaya bagi keselamatan, seperti 40
______Stres______ pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara, pemadam kebakaran, pekerja tambang, bahkan pekerja
cleaning service yang biasa menggunakan gondola untuk membersihkan
gedung-gedung
bertingkat.
Pekerjaan-
pekerjaan ini sangat berpotensi menimbulkan stress kerja karena mereka setiap saat dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Konflik Peran Ada sebuah penelitian menarik tentang stress kerja menemukan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang sangat besar, atau yang kurang memiliki struktur yang jelas, mengalami stress karena konflik peran. Mereka stress karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh manajemen (Rice, 1992). Kenyataan seperti ini mungkin banyak dialami pekerja di Indonesia, dimana perusahaan atau organisasi tidak punya garisgaris haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang seringkali tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya. Akibatnya, sering muncul rasa ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya
prestasi
hingga
akhirnya
timbul
keinginan
untuk
meninggalkan pekerjaan Para wanita yang bekerja dikabarkan sebagai pihak yang mengalami
stress
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
pria.
Masalahnya, wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga. Terutama dalam alam kebudayaan Indonesia, wanita sangat dituntut perannya sebagai ibu rumah tangga yang baik dan benar sehingga banyak wanita karir yang merasa bersalah ketika harus bekerja. Perasaan bersalah ditambah dengan tuntutan dari dua sisi, yaitu pekerjaan
41
______Stres______ dan ekonomi rumah tangga, sangat berpotensi menyebabkan wanita bekerja mengalami stress. Pengembangan Karir Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Bayangan akan kesuksesan karir, menjadi fokus perhatian dan penantian dari hari ke hari. Namun pada kenyataannya, impian dan cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan karir yang baik seringkali tidak terlaksana. Alasannya bisa bermacam-macam seperti ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, atau karena sudah “mentok” alias tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan. Struktur Organisasi Gambaran perusahaan Asia dewasa ini masih diwarnai oleh kurangnya struktur organisasi yang jelas. Salah satu sebabnya karena perusahaan di Asia termasuk Indonesia, masih banyak yang berbentuk family business. Kebanyakan (family) business dan bisnis-bisnis lain di Indonesia yang masih sangat konvensional dan penuh dengan budaya nepotisme, minim akan kejelasan struktur yang menjelaskan jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab. Tidak hanya itu, aturan main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak sehat serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan jadi stress karena merasa seperti anak ayam kehilangan induk - segala sesuatu menjadi tidak jelas Dari uraian di atas memberikan gambaran pada kita bahwa stres bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stres 42
______Stres______ juga tidak bisa dihindari karena setiap hal bisa menjadi pemicu munculnya stres. Dalam hal ini akan sangat tergantung dengan kemampuan dan daya tahan seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya. Bagi sebagian lain, kondisi tertentu bisa menyebabkan stres namun bagi sebagian lain tidak. Begitu pula bagi sebagian orang situasi tertentu bisa menjadi pemicu munculnya stres tapi bagi sebagian lain tidak berarti apa-apa. Yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana kita mengenali gejala-gejala stres dan mencari sumber pemicunya sehingga stres dapat dikelola dengan baik.
43
______Stres______
44
______Stres______ BAB IV STRES DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA
Jacinta (2006) mengatakan bahwa secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka dikatakan bahwa individu itu mengalami stress kerja. Namun apakah sebenarnya yang dikategorikan sebagai stress kerja? Menurut Phillip L. Rice, Penulis buku Stress and Health, seseorang dapat dikategorikan mengalami stress kerja jika: • Urusan stress yang dialami melibatkan juga pihak organisasi
atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan 45
______Stres______ yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja • Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga
individu • Oleh karenanya diperlukan kerja sama antara kedua belah
pihak untuk menyelesaikan persoalan stress tersebut. Reaksi stres masing-masing individu sangat berbeda dan unik. Bagi orang-orang yang berpengharapan dan optimis, akan selalu memandang kesulitan, ujian dan cobaan sebagai sebuah ajang kompetensi diri. Mereka akan selalu optimis dan komitmen untuk mencari jalan terbaik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Biasanya cobaan, kesulitan dan ujian membuat sebagian orang justru semakin termotivasi untuk menjadi lebih baik dan sukses. Namun tidak semua individu mampu memenangkan pertempuran dalam melawan stres, sehingga stres bisa berakibat negatif bukan hanya pada pribadi individu tersebut tapi juga terhadap perusahaan/organisasi/lembaga tempat ia bekerja. Hal ini juga diungkapkan oleh Uus (2006), efek psikologis dari stres seperti: membolos, telat kerja, mudah tersinggung dan keinginan untuk pindah kerja. Randal Schuller (1980), telah melakukan penelitian pada karyawan yang mengalami stres dan stres berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran serta tendensi mengalami kecelakaan. Berikut gejala stres di tempat kerja yaitu: 1) Kepuasan kerja rendah 2) Kinerja yang menurun 3) Semangat dan energi menjadi hilang 4) Komunikasi tidak lancar 5) Pengambilan keputusan jelek
46
______Stres______ 6) Kreativitas dan inovasi kurang 7) Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya. Baraham dalam Handoyo (2001), merinci pengaruh stres dari semua sisi dan dapat memberikan gambaran pada kita bahwa stres memberikan pengaruh pada kinerja seseorang. pengaruh stres tersebut adalah: 1) Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan,
tekanan
darah
tinggi
atau
serangan
jantung,
kehilangan energi. 2) Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubahubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah menyerang dan kelesuan mental. 3) Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, data ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja. Hal ini senada dengan pendapat Martin Lucas dan Kim Wilson dalam Azhari (2004: 152), seseorang yang mengalami stres tidak mampu berkonsentrasi dan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas mereka. 4) Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau 47
______Stres______ menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan dan mudah menyalahkan orang lain. Dari beberapa uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
stres
merupakan
suatu
kondisi
ketegangan
yang
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan yang melebihi kemampuan eksternal
penyesuaian
(lingkungan).
dirinya Stres
terhadap
yang
suatu
terlalu
tuntutan
besar
dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sebagai
hasilnya,
pada
diri
para
karyawan
berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa: terjadinya kekacauan (hambatan manajemen maupun operasional kerja), mengganggu kenormalan aktivitas
kerja,
menurunnya
produktivitas,
menurunnya
pemasukan dan keuntungan perusahaan. Namun demikian tidak semua stress berakibat negative, seperti di awal telah kita bahas, bahwa reaksi stress bagi masingmasing individu berbeda-beda. Stress juga perlu untuk merangsang diri bertindak, meningkatkan motivasi dan memberikan inspirasi pada seseorang dalam meningkatkan potensi diri dan kinerjanya. Jadi reaksi stress itu tidak boleh dikatakan baik atau tidak, tetapi bergantung kepada cara kita bereaksi kepada stress dan
mengendalikan
serta
memenej
stress
agar
menjadi
pendorong kreativitas diri. Terkait dengan pekerjaan, Cary Cooper (1983) dalam Jacinta (2006) menganggap sumber stres kerja adalah karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan interpersonal, 48
______Stres______ kesempatan pengembangan karir dan struktur organisasi. Kondisi pekerjaan terdiri dari lingkungan kerja yang buruk, overload,
deprivational stres yaitu pekerjaan yang tidak lagi menantang dan tidak menarik bagi karyawan, dan pekerjaan beresiko tinggi. Secara ringkas sumber stres kerja itu dapat dikelompokkan dalam tiga utama yaitu: (1) stres yang bersumber dari pekerjaan, (2) stres yang bersumber dari hubungan antar pribadi, (3) stres yang bersumber dari kesalahan yang timbul dalam kehidupan pribadi. Posen (1995) menjelaskan beberapa penyebab stres yang disebut stressor atau pemicu (triggers) yang bersifat internal dan eksternal. Penyebab internal, meliputi: pilihan gaya hidup, pemikiran yang negatif seperti pesimistik dan analisis yang berlebihan, sifat kepribadian yang penuh stres. Sedangkan penyebab eksternal meliputi: lingkungan fisik seperti suara, cahaya, suhu, kebersihan dsb, interaksi sosial, lingkungan organisasi seperti peraturan organisasi, dan kejadian dalam kehidupan manusia. Sweeney dan McFarlin (2002), menjelaskan bahwa setiap pekerjaan memiliki karakteristik tertentu yang dapat menimbulkan stres. Aspek lain dari pekerjaan yang dapat menyebabkan stres adalah peran ambiguitas dalam pekerjaan. Hal ini berhubungan dengan kekurangjelasan harapan terhadap pekerjaan atau aturan dalam perusahaan. Ketidakpastian juga berhubungan dengan tidak diketahuinya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut sehingga dapat menghasilkan kondisi stres. Secara garis besar stres memberikan pengaruh pada beberapa hal antara lain: A. Pengaruh Psikologis Kegelisahan adalah suatu gejala (symptoms) psikologi dari stres. Kegelisahan individu terhadap suatu masalah dapat 49
______Stres______ dihasilkan oleh stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Contoh dari hal ini adalah depresi dan gangguan tidur. Jika stres ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, gejala psikologis yang lain akan muncul yakni kesal-marah (burnout). Rasa kesal-marah adalah perasaan dari fisik dan kelelahan mental yang dimulai dari stres terhadap pekerjaan namun meluas kepada banyak bagian lain dari kehidupan seseorang. Penelitian tentang hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan masalah ini dari 40% di tahun 1982 menjadi 68% tahun 1996. Hal ini disebabkan karena terlalu banyaknya jam kerja dan kelelahan yang dialami secara fisik oleh individu dewasa ini. Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus akan menyebabkan suatu kondisi yang disebut ”depersonalization”. Kondisi ini menyebabkan individu menjadi sangat sinis dan tidak memiliki perasaan dalam interaksi dengan rekan kerja atau individu lainnya. Individu dalam kondisi ini tidak dapat mempengaruhi secara positif terhadap yang lain dan seringkali kehilangan keahlian dan tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya secara efektif. Beberapa pendekatan untuk mengurangi stres secara umum dapat membantu dalam pencegahan stres. Salah satu strateginya adalah bagaimana mengenali tanda stres itu sedini mungkin. Terdapat beberapa langkah yang sifatnya jangka panjang untuk mencegah terjadinya stres tersebut sehingga tidak terus berakumulasi dari waktu ke waktu. Salah satu langkah tersebut adalah perusahaan menawarkan peluang pelatihan kembali (re-training), atau pemberian kebijakan cuti panjang bagi karyawannya.
50
______Stres______ B. Pengaruh Kesehatan Pengaruh kesehatan yang ditimbulkan oleh stres dapat bersifat langsung (direct) maupun tidak langsung (indirect). Pengaruh secara langsung dapat ditunjukkan oleh tekanan darah yang meningkat, serangan jantung (stroke), sakit kepala dan beberapa penyakit infeksi lain yang dialami individu. Masalah fisik lainnya yang secara tidak langsung berhubungan dengan stres adalah pengurangan stres melalui alkohol dan obat-obatan. C. Pengaruh terhadap Kinerja Selain masalah fisik dan psikologi, stres juga dapat mempengaruhi kinerja seperti yang telah diuraikan di awal. Pengaruh ini disebabkan karena adanya rintangan psikologi dan fisik yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja. Pengaruh secara tidak langsung (direct) juga ditunjukkan oleh adanya hubungan antara stres dan tingkat absensi serta turn over dalam organisasi. D. Perilaku Agresif/Kasar Terdapat
beberapa
reaksi
agresif
dan
kasar
yang
diakibatkan oleh stres. Contoh dari reaksi ini dapat ditunjukkan oleh tindak kejahatan yang dilakukan oleh individu. Uraian di atas memberikan pemahaman pada kita bahwa stres dapat memberikan pengaruh negatif dalam kehidupan seseorang, mulai dari pengaruh yang ringan sampai pada pengaruh yang besar dan berbahaya. Stres yang ringan jika dibiarkan dan tidak dikelola dengan baik akan menjadi stres berat dan mengancam keselamatan seseorang. Namun demikian tidak semua stres berpengaruh negatif, ada stres yang justru memberikan pengaruh positif pada seseorang, hal ini sangat 51
______Stres______ tergantung pada pandangan seseorang terhadap stres dan kemampuannya
dalam
mengelola
dialaminya.
52
tekanan-tekanan
yang
______Stres______
BAB V STRES DALAM PEKERJAAN
A. Peranan Pekerjaan bagi Individu Individu dengan segala upaya yang dilakukannya berusaha untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan yang diinginkannya. Pekerjaan bagi setiap pekerjaan individu memiliki beragam arti. Peranan
pekerjaan
disebutkan
oleh
Clarke
(2004)
untuk
menghasilkan suatu pendapatan yang dapat dipergunakan oleh individu untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup termasuk kebutuhan mental, fisik, hubungan sosial, perasaan berharga dan memiliki kompetensi. Berdasarkan hal tersebut arti pekerjaan bagi seseorang individu tidak hanya ditunjukkan pada segala sesuatu yang bersifat material saja. 53
______Stres______ B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres dalam Kerja Clarke
(2004)
individu
dalam
menjalankan
tugas
pekerjaannya seringkali mengalami stres. Stres yang dialami tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti; 1) dorongan untuk sukses yang datang dari dalam diri individu; 2) perubahan pola kerja; 3) kondisi kerja; 4) kerja yang berlebihan; 5) ketidakpastian; 6) konflik; 7) tanggung jawab dan 8) hubungan kerja. Individu yang memiliki dorongan sangat kuat untuk sukses, di satu pihak menjadi motivasi yang kuat bagi individu tersebut untuk mencapai keberhasilan dalam karirnya. Hal ini juga yang disebut dengan positif stres (eustress). Namun di lain pihak, kondisi ini dapat menimbulkan stres apabila kemampuan seseorang serta sumber daya yang dimilikinya tidak cukup untuk mendukung
dorongan
keinginan
untuk
sukses
tersebut.
Masyarakat di negara-negara barat, digerakkan oleh ”kerja” di mana kecukupan personal tersebut tidak hanya didasarkan keberhasilan secara finansial tapi juga dinilai dari keberhasilan profesi, menghargai status dan menghindari diri dari kegagalan. Kebanyakan individu merasa beruntung memiliki suatu pekerjaan, namun perubahan pola kerja dan kondisi kerja yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh individu tersebut juga dapat menimbulkan stres. Perubahan yang dialami contohnya dapat berupa peraturan kerja, deskripsi pekerjaan yang tidak jelas dan kemajuan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan. Stres juga dapat terjadi karena individu tidak mampu mengatasi tuntutan teknis maupun intelektual yang disyaratkan dalam pekerjaan. Kondisi tersebut disebabkan karena organisasi tempat individu tersebut bekerja menetapkan persyaratan standar kerja yang tinggi. Sebaliknya stres juga dapat terjadi dalam
54
______Stres______ kondisi pekerjaan yang berulang-ulang dan membosankan. Demikian pula halnya dengan ketidakjelasan tujuan yang ingin dicapai dari suatu tugas atau/pekerjaan, ketidakjelasan tugas serta keterbatasan komunikasi dan umpan balik dapat menyebabkan kebingungan, putus asa dan stres bagi individu yang terlibat di dalamnya. Stres juga dapat muncul dari konflik yang timbul dalam pekerjaan karena seseorang tidak ingin melakukan sesuatu atau konflik dengan nilai-nilai individu, sosial, dan keluarga. Tanggung jawab yang dimiliki individu juga dapat menyebabkan timbulnya stres. Hal ini ditunjukkan oleh semakin besarnya tingkat tanggung jawab yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi potensi stres yang akan terjadi. Hubungan yang baik ditempat kerja antar individu dapat mengurangi potensi timbulnya stres dalam pekerjaan. Oleh sebab itu perlu dilakukan diskusi terbuka untuk mendorong hubungan yang positif dalam pekerjaan. Gibson, et all (1996) menggambarkan model integrasi dari stres dan kerja. Dalam model tersebut ditunjukkan adanya perbedaan
individu
yang
dapat
mempengaruhi
reaksi-aksi
terhadap stres. Model tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut:
55
______Stres______
Gambar 6. Stres dan kerja: Model Integratif dari Stres dan Kerja (Gibson, et.all, 1996) C. Pengenalan Stres dalam Pekerjaan Stres yang terjadi dalam hubungan dengan pekerjaan dapat dikendalikan melalui strategi ABC (ABC Strategy). Strategi tersebut menurut Clarke (2004) dapat dijelaskan sebagai berikut:
56
______Stres______ STRATEGI A:
AWARENESS a. Apa yang menyebabkan stres? b. Bagaimana
Bereaksi
terhadap
stres tersebut? STRATEGI B:
BALANCE a. Apa keseimbangan antara stres yang positif dan negatif? b. Bagaimana
individu
dapat
mengendalikan stres yang positif sebelum menjadi stres negatif? STRATEGI C:
CONTROL Apa yang dapat dikerjakan oleh individu untuk menolong dirinya melawan pengaruh negatif dari stres?
Terkait dengan stres pada pekerjaan Dwiyanti (2001) menjelaskan secara umum penyebab stres kerja adalah sebagai berikut: 1)
Penyebab dukungan sosial. Dukungan sosial di sini bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan
maupun
lingkungan
keluarga.
Banyak
kasus
menunjukkan bahwa, para karyawan yang mengalami stres kerja
adalah
mereka
yang
tidak
mendapat
dukungan
(khususnya moril) dari keluarga, seperti orang tua, mertua, anak, teman dan semacamnya. Begitu juga ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari rekan sekerjanya (baik pimpinan maupun bawahan) akan cenderung lebih mudah terkena sires. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan 57
______Stres______ sosial yang menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan pekerjaan dan tugasnya. 2) Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di kantor. Hal ini berkaitan dengan hak dan kewenangan
seseorang
dalam
menjalankan
tugas
dan
pekerjaannya. Banyak orang mengalami stres kerja ketika mereka tidak dapat memutuskan persoalan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya. Stres kerja juga bisa terjadi ketika seorang karyawan tidak dilibatkan dalam pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya. 3) Pelecehan seksual. Yakni, kontak atau komunikasi yang berhubungan atau dikonotasikan berkaitan dengan seks yang tidak diinginkan. Pelecehan seksual ini bisa dimulai dart yang paling kasar seperti memegang bagian badan yang sensitif, mengajak kencan dan semacamnya sampai yang paling halus berupa rayuan, pujian bahkan senyuman yang tidak pada konteksnya. Dari banyak kasus pelecehan seksual yang sering menyebabkan stres kerja adalah perlakuan kasar atau pengamayaan fisik dari lawan jenis dan janji promosi jabatan namun tak kunjung terwujud hanya karena wanita.. Stres akibat pelecehan seksual banyak terjadi pada negara yang tingkat
kesadaran
warga
(khususnya
wanita)
terhadap
persamaan jenis kelamin cukup tinggi, namun tidak ada undang-undang yang melindungmya (Baron and Greenberg dalam Margiati, 1999:72). 4) Kondisi lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja fisik ini bisa berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu sesak, kurang cahaya, dan semacamnya. Ruangan yang terlalu panas menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu juga ruangan yang terlalu dingin.
58
______Stres______ Panas tidak hanya dalam pengertian temperatur udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Di samping itu, kebisingan juga memberi andil tidak kecil munculnya stres kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang lain (Muchinsky dalam Margiati, 1999:73). 5) Manajemen yang tidak sehat. Banyak orang yang stres dalam pekerjaan
ketika
gaya
kepemimpinan
para
manajernya
cenderung neurotis, yakni seorang pemimpin yang sangat sensitif, tidak percaya orang lain (khususnya bawahan), perfeksionis, terlalu mendramatisir suasana hati atau peristiwa sehingga mempengaruhi pembuatan keputusan di tempat kerja. Situasi kerja atasan selalu mencurigai bawahan, membesarkan peristiwa/kejadian yang semestinya sepele dan semacamnya, seseorang akan tidak leluasa menjalankan pekerjaannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan stres (Minner dalam Margiati, 1999). 6) Tipe kepribadian. Seseorang dengan kepribadian tipe A cenderung mengalami sires dibanding kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian tipe A ini adalah sering merasa diburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran, konsentrasi pada lebih dan satu pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap hidup (apa yang diraihnya),
cenderung
berkompetisi
dengan
orang
lain
meskipun dalam situasi atau peristiwa yang non kompetitif. Dengan begitu, bagi pihak perusahaan akan selalu mengalami dilema ketika mengambil pegawai dengan kepribadian tipe A. Sebab, di satu sisi akan memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka, namun di sisi lain perusahaan akan mendapatkan pegawai yang mendapat resiko serangan/sakit jantung (Minner dalam Margiati, 1999).
59
______Stres______ 7) Peristiwa/pengalaman pribadi. Stres kerja sering disebabkan pengalaman pribadi yang menyakitkan, kematian pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal sekolah, kehamilan tidak
diinginkan,
peristiwa
traumatis
atau
menghadapi
masalah (pelanggaran) hukum. Banyak kasus menunjukkan bahwa tingkat stress paling tinggi terjadi pada seseorang yang ditinggal mati pasangannya, sementara yang paling rendah disebabkan oleh perpindahan tempat tinggal. Disamping itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari, kesepian, perasaan tidak aman, juga termasuk kategori ini (Baron & Greenberg dalam Margiati, 1999:73). Bagaimana seseorang menanggulangi rasa stres dan bagaimana mengatasinya tentu tidak hanya bergantung pada corak dan beratnya stres, tapi sangat dipengaruhi juga oleh corak pribadi seseorang yaitu perpaduan antara pembawaan dari berbagai pengalaman masa lampau, kepribadian yang kuat dan ulet justru lemah dan rapuh sangat menentukan kesadaran penanggulangan keadaan stres. Stres kerja dapat diukur melalui beberapa indikatorindikator dimana indikator-indikator diambil dari Gibson dan Ivancevich yaitu: (1) kebisingan; (2) kebersihan; (3) konflik peran; (4) ketidakpastian peran; (5) pengembangan karir; (6) beban kerja; (7) hubungan dengan atasan; (8) hubungan dengan rekan kerja, (9) kebijakan.
Pertama, kebisingan; seorang karyawan tidak dapat bekerja dengan tenang dalam keadaan bising. Kedua, kebersihan; jika tempat kerja kotor maka karyawan tidak mungkin menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang maksimal, karena lingkungan yang kotor merupakan pembangkit stres.
60
______Stres______ Ketiga, konflik peran; karyawan yang mengalami konflik peran akan menimbulkan ketegangan dalam pekerjaan yang lebih tinggi. Keempat, ketidakpastian peran; karyawan yang kurang memiliki informasi: dapat melaksanakan tugasnya atau tidak mengerti dan merealisasi harapan-yang berkaitan dengan peran tertentu dan menimbulkan ketidakjelasan sasaran dan akhirnya menjadi stres.
Kelima, pengembangan karir; jika perusahaan kurang memperhatikan pengembangan karir karyawan, maka karyawan tidak
memiliki
kepastian
promosi.
Keenam,
beban
kerja;
pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat seseorang menjadi sangat lelah, atau pekerjaan yang terlalu sedikit sehingga membuat waktu tidak efektif dan efisien bisa menimbulkan stres.
Ketujuh, hubungan dengan atasan; karyawan yang memiliki hubungan kurang baik dengan atasannya, maka karyawan akan merasa tertekan dan menimbulkan stres. Kedelapan, hubungan dengan rekan kerja; faktor lain yang dapat dijadikan stres hubungan dengan rekan kerja, dimana hal ini akan menghambat kerja dari karyawan. Kesembilan, kebijakan; terkadang kebijakan perusahaan kurang mendukung karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga menimbulkan stres. Dari uraian indikator-indikator terlihat bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan tidak hanya menghadapi tugas-tugasnya saja. Hubungan yang dibina dalam lingkungan kerja, baik dengan atasan maupun rekan sangat besar peranannya terhadap penampilan kerja sehingga hubungan yang tidak terbina dengan baik sebagaimana mestinya akan memunculkan stres pada seorang karyawan. Guru sebagai tenaga profesional dan bekerja memberikan pelayanan pendidikan pada siswa dengan jumlah yang tidak sedikit dengan karakteristik yang berbeda, juga tidak terlepas dari apa yang disebut dengan stres. 61
______Stres______ Belum lagi kesediaan imbalan yang kurang memadai (rendahnya gaji), status sosial yang merosot dan beban kerja yang berlebih memicu munculnya stres. D. Dampak Stres terhadap Produktivitas Kerja
Dampak yang ditimbulkan karena adanya stres dapat bermacam-macam. Ada akibat positif yang dapat menjadi motivasi bagi diri seseorang, merangsang untuk bekerja lebih giat lagi atau bahkan dapat memberi inspirasi untuk hidup lebih baik lagi. Namun banyak pula diantaranya yang dapat merusak dan berbahaya. Akibat adanya stres, baik fisik maupun mental sangat berpengaruh terhadap dinamika perilaku seseorang bagaimana seseorang tersebut menghadapi atau merespon hal yang dapat menimbulkan stres itu sendiri.
62
______Stres______ Secara umum dampak dari stres ada lima kategori, meliputi; akibat subyektif, akibat perilaku, akibat kognitif, akibat fisiologis, dan akibat keorganisasian. Kelima kategori akibat stres tersebut selengkapnya dikemukakan oleh Gibson, et.all (1996) yaitu: 1. Akibat
subyektif;
kecemasan,
agresif,
acuh
tak
acuh,
kebosanan, depresi, kelelahan, frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup, dan perasaan terpencil. 2. Akibat dalam perilaku; kecanduan alkohol, ledakan emosi, makan atau minum berlebihan, bertindak mengikuti kata hati yang terkadang tidak rasional dan tertawa gugup. 3. Akibat kognitif; ketidakmampuan mengambil keputusan yang sehat, tidak dapat berkonsentrasi, sangat peka terhadap kritik, dan rintangan mental. 4. Akibat fisiologis; kadar gula darah naik, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, banyak berkeringat, gangguan pencernaan dan panas dingin. 5. Akibat keorganisasian; ketidakhadiran, produktivitas rendah, mengasingkan diri dari teman kerja, menurunnya komitmen, dan loyalitas pada organisasi kerja. Kelima kategori tersebut di atas merupakan konsekuensi potensial dari adanya stres. Namun tidak berarti bahwa stres akan selalu menimbulkan akibat-akibat seperti tersebut di atas. Sebagaimana dikemukakan Muhammad Surya (1994) bahwa stres tidak selalu mempunyai pengertian negatif, dalam kondisi tertentu stres dapat berdampak positif (eustress), dalam kondisi tertentu stres dapat berdampak negatif (distres). Hal ini sangat tergantung bagaimana orang tersebut menyikapi sumber-sumber stres yang menimpanya.
63
______Stres______ Dari gambaran tersebut di atas dampak stres terhadap produktivitas dapat berpengaruh pada: 1. Dampak terhadap Perusahaan Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat berfungsi secara normal. Demikian pula jika banyak di antara karyawan di dalam organisasi mengalami stress kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu. Jika stress yang dialami oleh organisasi atau perusahaan tidak kunjung selesai, maka sangat berpotensi mengundang penyakit yang lebih serius. Bukan hanya individu yang bisa mengalami penyakit, organisasi pun dapat memiliki apa yang dinamakan Penyakit Organisasi. Randall
Schuller
(1980),
mengidentifikasi
beberapa
perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stress yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi
dengan
penurunan
prestasi
kerja,
peningkatan
ketidakhadiran kerja, serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa: • Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen
maupun operasional kerja • Mengganggu kenormalan aktivitas kerja • Menurunkan tingkat produktivitas • Menurunkan
pemasukan
dan
keuntungan
perusahaan.
Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Banyak 64
______Stres______ karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan atau pun karena banyaknya kesalahan yang berulang. 2. Dampak terhadap individu Jacinta menguraikan dampak stress kerja bagi individu adalah munculnya masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan,
psikologis
dan
interaksi
interpersonal.
Berikut
uraiannya; Kesehatan Tubuh manusia pada dasarnya dilengkapi dengan sistem kekebalan untuk mencegah serangan penyakit. Istilah "kebal" ini dikemukakan oleh dua orang peneliti yaitu Memmler dan Wood untuk menggambarkan kekuatan yang ada pada tubuh manusia dalam mencegah dan mengatasi pengaruh penyakit tertentu, dengan cara memproduksi antibodi. Sistem kekebalan tubuh manusia ini bekerja sama secara integral dengan sistem fisiologis lain, dan kesemuanya berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik fisik maupun psikis yang cara kerjanya di atur oleh otak. Seluruh sistem tersebut sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor psikososial seperti stress dan immunocompetence. Istilah immunocompetence ini biasanya digunakan di bidang kedokteran untuk menjelaskan derajat keaktifan dan keefektifan dari sistem kekebalan tubuh. Jadi, tidak heran jika orang yang mudah stress, mudah pula terserang penyakit. Cobalah Anda mulai memperhatikan diri Anda sendiri, dan tanyakan apakah Anda termasuk di antara orang yang sedang mengalami stress kerja? Dan apakah penyakit
65
______Stres______ yang sering Anda alami merupakan akibat atau pengaruh stress kerja yang berkepanjangan? Dari gambaran di atas dapat dikemukakan bahwa stres dapat memberikan suatu dampak produktivitas, dampak dari stres dapat dirasakan buruk dalam artian menurunkan prestasi kerjanya, tetapi dapat juga baik dalam artian meningkatkan prestasi kerjanya. Hal ini tergantung kepada individu atau kelompok dapat mengelola stres agar menjadi positif dan dapat membantu meningkatkan prestasi kerjanya. Psikologis Stress berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang terus-menerus. Menurut istilah psikologi, stress berkepanjangan ini disebut stress kronis. Stress kronis sifatnya menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan. Stress kronis
umumnya
terjadi
di
seputar
masalah
kemiskinan,
kekacauan keluarga, terjebak dalam perkawinan yang tidak bahagia, atau masalah ketidakpuasan kerja. Akibatnya, orang akan terus-menerus merasa tertekan dan kehilangan harapan. Menurut Miller (1997), seorang peneliti asal Amerika, akar dari stress kronis ini adalah dari pengalaman traumatis di masa lalu yang terinternalisasi, tersimpan terus dalam alam bawah sadar. Hal ini jadi berbahaya karena orang jadi terbiasa "membawa" stress ini kemana saja, dimana saja dan dalam situasi apapun juga; stress kronis ini dianggap sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehingga tidak ada upaya untuk mencari jalan keluarnya lagi. Singkatnya, orang yang menderita stress kronis ini sudah hopeless and helpless. Tidak heran jika para penderita stress kronis akhirnya mengambil keputusan untuk bunuh diri, atau meninggal karena serangan jantung, stroke, kanker, atau 66
______Stres______ tekanan darah tinggi. Jadi, amatilah diri Anda, apakah Anda termasuk orang yang suka membiarkan masalah tanpa dicari jalan keluar yang positif? Berhati-hatilah akan konsekuensi yang bakal Anda hadapi! Interaksi Interper Orang yang sedang stress akan lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak dalam kondisi stress. Oleh karena itulah, sering terjadi salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat atau penilaian, kritik, nasihat, bahkan perilaku orang lain. Obyek yang sama bisa diartikan dan dinilai secara berbeda oleh orang yang sedang stress. Selain itu, orang stress cenderung mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stress yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Akibatnya, ia lebih banyak menarik diri dari lingkungan, tidak lagi mengikuti kegiatan yang biasa dilakukan, jarang berkumpul dengan sesamanya, lebih suka menyendiri, mudah tersinggung, mudah marah, mudah emosi. Tidak heran kalau akibat dari sikapnya ini mereka dijauhkan oleh rekan-rekannya. Respon negatif dari lingkungan ini malah semakin menambah stress yang diderita karena persepsi yang selama ini ia bayangkan ternyata benar, yaitu bahwa ia kurang berharga di mata orang lain, kurang berguna, kurang disukai, kurang beruntung, dan kurang-kurang yang lainnya. Sebuah penelitian terhadap sekelompok karyawan yang bekerja di suatu organisasi menunjukkan, bahwa stress kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak karyawan dengan pihak manajemen. Tingginya sensitivitas emosi berpotensi menyulut pertikaian dan menghambat kerja sama antara individu satu dengan yang lain. 67
______Stres______ Handoko
(1994)
telah
melakukan
penelitian
dan
kesimpulannya ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai, pegawai dapat bekerja dengan produktif atau tidak produktif tergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, desain pekerjaan, dan aspek-aspek ekonomi, teknis serta kepribadian lainnya. Bila tidak ada stres, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada, ada prestasi kerja cenderung rendah, sejalan dengan meningkatnya stres, prestasi kerja juga cenderung naik, karena stres membantu seseorang untuk mengerahkan segala sumber daya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. Merupakan suatu rangsangan yang sehat untuk mendorong para pegawai agar memberikan tanggapan terhadap tantangan-tantangan
pekerjaan.
Bila
stres
telah
mencapai
”puncak” yang dicerminkan kemampuan pelaksanaan kerja, maka stres tambahan akan cenderung tidak menghasilkan perbaikan prestasi kerja. Seperti dapat digambarkan dalam gambar berikut ini:
68
______Stres______
Tingkat Normal dari Perlawanan
Reaksi terhadap bahaya Badan memperlihatkan cirri-ciri perubahan karena terkena tekanan. Pada waktu yang sama, perlawanannya berkurang.
Tingkat 2
Tingkat 3
Perlawanan Kelelahan Setelah terkena tekanan yang Tingkat kedua terjadi, jika tekanan sama dalam waktu lama dan yang berlangsung terus itu dapat terus menerus, maka badan dicocokan dengan penyesuaian. sudah terbiasa dan dapat Perlawanan meningkat diatas menyesuaikan diri. Akhirnya normal tenaga penyesuaian menjadi habis
Gambar 7. Gejala Adaptasi Umum dan Selye GAS Sumber: Gibson, et.al (1993) Dari gambar di atas dapat dilihat, bila stres menjadi terlalu berat, prestasi kerja mulai menurun, oleh karena itu stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan, yang membuat kurang mampu untuk mengendalikan pekerjaan tersebut, menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan-keputusan dan perilakunya tidak teratur. Akibat paling fatal adalah prestasi kerja menjadi nol. Misalnya karena sakit atau tidak kuat bekerja, putus asa, keluar atau melarikan diri dari pekerjaan dan mungkin diberhentikan.
69
______Stres______
70
______Stres______
BAB VI GURU STRES??
Dalam proses pembelajaran, guru merupakan garda terdepan dan berada pada posisi sentral dalam menentukan mutu pembelajaran. Sorotan terhadap ketidakmampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bermuara pada menurunnya mutu pendidikan. Namun demikian, hal tersebut tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada guru, banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan yang bermutu. Kinerja guru dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal terkait dengan pengaruh yang datang dari luar seperti kepemimpinan Kepala Sekolah, pengawasan, lingkungan kerja, suasana kerja, sarana prasarana sekolah dan sebagainya.
71
______Stres______ Sedangkan faktor internal terkait dengan pengaruh yang datang dari dalam diri guru, namun demikian pengaruh eksternal bisa menjadi penguat munculnya pengaruh internal. Untuk lebih jelasnya, faktor-faktor internal yang diperkirakan ikut mempengaruhi kinerja seseorang dapat diuraikan sebagai berikut: (1) kemampuan, merupakan kesanggupan seseorang baik secara fisik maupun mental untuk menyelesaikan suatu pekerjaan kemampuan ini menurut Anwar Prabu (2005), terdiri dari kemampuan berupa potensi IQ dan kemampuan reality (knowledge dan skill); (2) Disiplin, merupakan prilaku yang berkaitan dengan tingkat kesadaran untuk melaksanakan tugas dengan baik dan benar, sesuai dengan aturan yang berlaku.; (3) Motivasi, merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi juga diduga berpengaruh terhadap kinerja seseorang; (4) Kepuasan kerja, adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang merasa puas, lega dan senang karena situasi dan kondisi kerja dapat memenuhi keinginan, kebutuhan dan harapannya; (5) Tanggung jawab, merupakan unsur yang penting dalam mengelola organisasi, karena dengan dilandasi oleh rasa tanggung jawab yang tinggi, maka tugas dapat diselesaikan dengan baik dan tujuan organisasi dapat dicapai; (6) Sikap, merupakan suatu kondisi psikologis pada diri
seseorang
yang
mencerminkan
struktur
pengetahuan,
perasaan dan kecenderungannya dalam melakukan suatu tindakan, dan (7) Etos kerja, merupakan kehendak, watak dan sikap seseorang/kelompok untuk bekerja dengan baik atau secara etis. Sebelum membahas tentang stress guru, berikut akan diuraikan terlebih dahulu tugas-tugas guru dan betapa beratnya menjadi guru yang profesional.
72
______Stres______ A. Kinerja Guru 1. Konsep Kinerja Guru Iman dan amal merupakan dua konsep dalam Islam yang sering diungkapkan secara bersamaan dalam Alquran. Sedikitnya 65 ayat Al Qur’an yang selalu menyebutkan dua kata tersebut secara
bersamaan.
Penggandengan
dua
kata
tersebut
mengandung konsekuensi bahwa keimanan seseorang tidak sempurna jika tidak didasari dengan amal saleh (Solihin, 2005: 9). Bekerja merupakan salah satu amal saleh dan merupakan kewajiban setiap orang yang beriman. Dengan bekerja, berarti mereka telah mengaktualisasikan keimanannya kepada Allah SWT. Dalam surat At Taubah ayat 105, Allah berfirman:
Artinya: ”Dan katakanlah: ”Bekerjalah kamu, Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan nyata, lalu diberitahukanNya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At Taubah: 105) Dari ayat tersebut terkandung makna bahwa setiap orang yang beriman dituntut untuk bekerja sehingga menjadi produktif serta menghasilkan karya yang inovatif dan bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain. Didin (2003: 40), mengatakan bekerja dan beramal yang dimaksudkan adalah yang dilalui dengan proses berfikir sehingga memiliki hasil yang visioner dan berorientasi jauh ke depan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul 73
______Stres______ yang artinya: ”Jika kamu akan mengerjakan sesuatu, maka pikirkanlah akibatnya. Jika pekerjaan itu akan berakibat baik, teruskan pekerjaan tersebut. Tetapi sebaliknya, jika akan berakibat buruk, maka segera hentikan pekerjaan itu” (HR. Ibnu Mubarak). Pada bagian lain Solihin (2005: 11) mengatakan bahwa upaya membangkitkan semangat bekerja yang dilandasi moral dan nilai-nilai keagamaan pada era sekarang ini adalah menjadi hal yang penting. Terminologi-terminologi dalam al-Qur’an yang sering kita temui yang berhubungan dengan istilah ’kerja’ antara lain adalah: ”al-amal”, ”al-fi’l”, ”al-kasab” dan ”al-sa’yu”. Dalam alQur’an, terdapat 360 ayat yang berbicara tentang ”al-amal”, 109 ayat tentang ”al-fi’l”, belum lagi tentang ”al-kasab” sebanyak 67 ayat dan ”al-sa’yu” sebanyak 30 ayat. Semua ayat-ayat tersebut mengandung hukum-hukum yang berkaitan dengan kerja, kinerja, etos kerja, sikap-sikap terhadap pekerjaan, arahan dan motivasi kerja bahkan tanggung jawab konkrit dari kerja yang dilakukan. Nabi Muhamad adalah sosok yang memiliki performance kinerja yang tinggi dan dapat dijadikan teladan. Sejak usia kanakkanak hingga menutup usia, beliau tidak pernah berhenti bekerja sekalipun beliau memiliki predikat manusia paling dimuliakan Allah SWT. Yang terpenting dari semua itu adalah setiap pekerjaan yang dilakukannya selalu dilalui dengan proses yang benar, dilandasi dengan kejujuran, keberanian, kesabaran, kecintaan terhadap pekerjaan, amanah, tanggung jawab serta untuk kepentingan banyak orang/umatnya. Untuk melihat seperti apa sebenarnya konsep kinerja yang ideal, maka lihatlah bagaimana Rasulullah Muhammad SAW bekerja. Pengertian kinerja pada dasarnya sama dengan unjuk kerja. Secara umum kinerja diartikan sebagai kegiatan yang mengarah pada proses dan hasil yang diharapkan. Pengertian tersebut dipahami dari berbagai tafsiran berikut ini: Kamars 74
______Stres______ (1994) menyatakan kinerja merupakan terjemahan dari kata
performance yang berarti kemauan dan kemampuan melakukan sesuatu pekerjaan. Kast dan Rozenzweig diterjemahkan oleh Yasin (1982) mengungkapkan kinerja sebagai proses kerja seseorang untuk mencapai tujuan yang relevan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam As'ad, 1991:47) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "successful role achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (As'ad, 1991:46-47). Dari batasan tersebut As'ad menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Sementara Dale Timpe (1991:16) menegaskan bahwa kinerja merupakan kekuatan yang bersumber dari dalam individu baik berupa pengalaman, pengetahuan maupun
keterampilan
yang
berfungsi
dalam
memecahkan
persoalan hidup. Menurut The Scribner- Bantam English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), kinerja berasal dari akar kata "to perform" dengan beberapa "entries" yaitu: 1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out,
execute); 2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge of fulfill; as vow); 3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understating); dan 4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a personal machine) (Rivai, 2005) Kinerja
pada
hakikatnya
melukiskan
seberapa
baik
seorang pekerja menampilkan pekerjaannya atau memperlihatkan pekerjaannya”. Robbins (1996) mengatakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), 75
______Stres______ motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = f (A x M x 0). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan. Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkattingkat kinerja yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan yang mengendalakan karyawan itu. Benton (1974), menekankan bahwa kinerja adalah suatu proses dari tindakan seseorang. Jadi pada prinsipnya kinerja merupakan tindakan dalam memproses sesuatu yang dikehendaki dengan hasil tertentu. Dalam aktualisasinya kinerja menurut Sahertian (1984) biasanya dikaitkan dengan jabaran tugas dan tanggung jawab yang melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk menyelesaikannya. Menurut Vroom (dalam As'ad 1991:48), tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut "level of performance". Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau
berperformance rendah. Kinerja atau performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja (LAN, 1997) Pengertian kinerja lainnya diungkapkan oleh Bernandin (Sianipar,1999: 4), yang menyatakan bahwa kinerja adalah: hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama satu periode waktu tertentu atau perwujudan dari hasil perpaduan yang sinergis dan akan terlihat dari produktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
76
______Stres______ Dari beberapa penafsiran para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa kinerja merupakan sebuah proses yang sangat bersifat pribadi sebagai hasil dari pemberdayaan kemampuan seseorang baik fisik maupun mental dan berimplikasi terhadap meningkatkan produktivitas kerja. Dalam Islam kinerja seseorang akan terlihat dari proses dan hasil kerja yang dilandasi dengan kejujuran,
kesabaran,
keterampilan,
rasa
tanggung
jawab,
kecintaan terhadap pekerjaan dan amanah yang tinggi dalam menjalankan
pekerjaannya
sehingga
berimplikasi
pada
kemaslahatan umat atau orang banyak. Dengan demikian pekerjaan yang tidak dilandasi dengan nilai-nilai di atas belum bisa dikatakan sebuah ‘kinerja’ dan kinerja bukan hanya dilihat dari apa yang dihasilkan tapi juga proses dalam mencapai hasil kerja tersebut. Didin (2003: 36-38), menyebutkan kinerja seseorang tercermin dari kata SIFAT, yaitu: Shiddiq, Istiqomah,
Fathonah, Amanah dan Tabligh, sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah.
Pertama, Shiddiq artinya mempunyai kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, dan amal perbuatan atas dasar nilai-nilai yang benar berdasarkan ajaran Islam. Perhatikan firman Allah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” (QS. At-Taubah 119). Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda yang artinya “Hendaklah kalian jujur (benar), karena kejujuran akan 77
______Stres______ mengantarkan pada kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan ke dalam surga. Seseorang yang selalu berusaha untuk jujur akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kamu sekalian kidzb (dusta), karena dusta itu akan mengantarkan kepada kejahatan. Dan kejahatan akan mengantarkan ke dalam neraka. Seseorang yang selalu berdusta akan dicatat Allah sebagai pendusta” (HR. Bukhari) Dalam dunia kerja dan usaha, kejujuran ditampilkan dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan (mujahadah dan itqam), baik ketetapan waktu, janji, pelayanan, mau mengakui kekurangan dan kesalahan untuk kemudian melakukan perbaikan secara terus menerus serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu.
Kedua, Istiqomah yaitu konsisten dalam iman dan nilainilai yang baik, meskipun menghadapi godaan dan tantangan. Istiqomah dalam bekerja tercermin dalam
kesabaran dan
keteguhan serta keuletan dalam mencapai kinerja yang optimal.
Ketiga, Fathonah yaitu mengerti, memahami dan menghayati secara mendalam segala yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Sifat ini akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif dan inovasi hanya mungkin dimiliki manakala seseorang selalu berusaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan informasi terutama yang ada hubungannya dengan pekerjaannya.
Keempat, Amanah yaitu bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal. Sikap amanah harus dimiliki setiap mukmin, terutama bagi mereka yang mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan
78
______Stres______ kepada masyarakat seperti guru. Allah berfirman dalam surat Annisa ayat 58, yang berbunyi: Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Annisa: 58)
Kelima, Tabligh berarti mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuanketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tabligh yang disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentatif dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan kuat. Guru sebagai pelayanan masyarakat dalam bidang pendidikan memiliki tugas yang penting dalam memelihara, mengembangkan dan meningkatkan potensi peserta didik agar berkembang optimal sesuai dengan fitrah yang telah digariskan oleh Allah, karena itulah dalam setiap tugas dan tanggung jawabnya guru harus mencerminkan akhlak dan perilaku yang
shiddiq, istiqomah, fathonah, amanah dan tabligh. Annahlawi (1995: 170), menjelaskan bahwa dalam QS. Ali Imran ayat 164, menggambarkan guru memiliki beberapa fungsi diantaranya 79
______Stres______ pertama, fungsi penyucian; artinya seorang guru
adalah;
berfungsi sebagai pembersih diri, pemelihara diri, pengembang serta pemelihara fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran; artinya seorang guru berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan seharuhari. Pemahaman di atas senada dengan pendapat Tutut (2006: 90) yang menguraikan mengenai etos kerja dan perilaku kepemimpinan Islam dan kaum muslimin yang seharusnya merujuk kepada kualitas pribadi Muhammad saw dan sifat-sifat otentik kenabiannya, yaitu amanah, shidiq, fathanah, dan tabligh. Dijelaskan dalam Al-Quran: “Muhammad itu utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dia adalah tegas terhadap orangorang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka (sesama muslim), kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS Al-Fath: 29). Amanah merupakan sifat-wajib yang menjauhkan diri dari maksiat lahiriah (berzina, meminum khamr, berdusta) dan maksiat batiniah (dengki, takabur, menyombongkan kebaikan diri sendiri). Sifat-mustahil sebagai lawan sifat-wajib ini adalah khianat. Shidiq adalah sifat-wajib yang berkenaan dengan segala ucapan Rasulullah yang harus selalu benar. Mendustakan kebenaran Allah yang harus disampaikan kepada manusia, mengandung arti --dan akan menimbulkan-- kedustaan besar atas firman-Nya. Sifat-wajib ini dilawankan dengan sifat-mustahil kadzib. Kebenaran segala ucapan Rasulullah sebagai kebenaran
80
______Stres______ yang bersumber dari Allah swt, dikuatkan dengan bukti-bukti yang berupa mu’jizat. Fathanah merujuk kepada sifat-wajib kesadaran, kebijaksanaan, dan kecerdasan, yang dilawankan dengan sifat-mustahil
gaflah (lengah) atau ghabwah (bodoh). Sedangkan tabligh merupakan
sifat-wajib
Rasulullah
yang
mengandung
arti
menjelaskan dan menerangkan wahyu dari Allah swt. Sifatmustahilnya adalah kitman, atau menyembunyikan hal-hal yang seharusnya di-tabligh-kan. Dunda
(Rahman,
dkk:2005:72)
menyatakan
bahwa,
kinerja guru dapat dinilai dari aspek kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dikenal dengan sebutan ‘kompetensi guru’. Berkenaan dengan kompetensi yang perlu dimiliki guru profesional, Sudjana (Nurdin, 2005:79), mengatakan bahwa ada tiga kompetensi yang dimiliki guru, yaitu: kompetensi pribadi (personal), kompetensi profesional dan kompetensi sosial (kemasyarakatan). Lebih jauh tentang penerapan kompetensi di atas, Natawijaya (Nurdin, 2005: 80), menekankan pentingnya kinerja terpadu (integrated performance) oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Keterpaduan itu tercermin dari adanya integrasi antara penguasaan bahan yang akan diajarkan, penguasaan proses, penguasaan pondasi kependidikan dan penyesuaian diri terhadap suasana dan kepribadian. Timotius (2006: 1) dalam bahasa yang berbeda mengatakan bahwa kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan
81
______Stres______ siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta bertanggung jawab terhadap tugasnya. Dalam menilai kinerja guru di sekolah dapat dilihat pada tiga aspek yang utama, yaitu “kemampuan profesional, kemampuan sosial, dan kemampuan personal” (Natawijaya, 2002:3). Gaffar (2005:187) mengemukakan bahwa “untuk menilai kinerja guru dapat dilihat pada aspek penguasaan content knowledge,
behavioral skill, dan human relation skill”, dan Mitchell (1987:343) menyatakan bahwa aspek yang dilihat dalam menilai kinerja individu (termasuk guru), yaitu: “… quality of work, promptness,
initiative, capability, and communication”. Quality of work ialah kualitas kerja, promptness ialah ketetapan waktu, initiative ialah prakarsa, capability ialah kapabilitas, and communication ialah kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain atau teman sekerja. Kesemua aspek penilaian kinerja guru tersebut, harus menjadi perhatian kepala sekolah dalam menilai kinerja guru di sekolah. Terkait dengan uraian di atas, maka kinerja guru dapat dijabarkan berdasarkan uraian tugas dan tanggung jawabnya dengan melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, untuk mengukur kinerja guru maka jabaran tugas dan tanggung jawab guru tersebut di atas dapat dijadikan indikator variabel kinerja, dengan rincian sebagai berikut: (1) perencanaan mengajar; (2) pelaksanaan pembelajaran; (3) evaluasi hasil belajar; (4) mengembangkan bahan ajar; (5) pemanfaatan media dan sumber; (6) Kinerja dilandasi dengan SIFAT (Siddiq, Istiqomah, Fathonah, Amanah dan Tabligh); (7) pelaksanaan tugas bimbingan akademik pada siswa, dan (8) Bekerja sama dengan seluruh warga sekolah. Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggung 82
______Stres______ jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan
dan
loyalitasnya
di
dalam
menjalankan
tugas
keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggungjawabnya
mempersiapkan
segala
perlengkapan
pengajaran
sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah
mempertimbangkan
akan
metodologi
yang
akan
digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi (Isjoni, 2004). Madrasah Ibtidaiyah sebagai sebuah organisasi pendidikan memerlukan orang-orang yang memiliki kemampuan kerja dan kreativitas yang tinggi, khususnya dalam hal ini guru, agar madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam dapat terus meningkatkan mutu dan mengembangkan diri, sehingga semua tujuan organisasi atau lembaga dapat dicapai. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka hal-hal yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan harus menjadi perhatian. Secara kelembagaan, peningkatan kualitas guru dapat dilakukan melalui dua cara, yakni: inservice training dan preservice training. Berkenaan dengan cara yang pertama dapat dengan meningkatkan kualitas pelatihan-pelatihan yang selama ini dilakukan, sedangkan untuk cara yang kedua ada "resep" lama berikut ini yang dapat dijadikan renungan dan pedoman bagi para penentu kebijakan dalam menyongsong kebangkitan nasional bidang pendidikan, yaitu: “Carilah Seorang Pribadi yang muda, kuat dan menarik,
kupaslah segala sifatnya yang berlebih-lebihan dalam bentuk suara, pakaian, dan tindak-tanduknya yang mungkin membungkusnya. Kemudian tuanglah dengan suatu adonan berupa campuran keberanian Nabi Daud, kebijaksanaan Nabi Sulaiman, 83
______Stres______ kekuatan Samson dan kesabaran Nabi Ayub, dalam takaran yang sama banyaknya. Bumbunya adalah: garamnya pengalaman, ladanya semangat, minyaknya simpati, dan jangan lupa sekerat humor sebagai bumbu penyedapnya. Selanjutnya godoglah semua itu selama kira-kira tiga tahun dalam sebuah kelas yang hangat dan sewaktu-waktu periksalah dengan tusukan garpukritik dari pendidik dan pimpinannya. Apabila segalanya telah matang, tatalah di atas skala gaji yang ”mungil”, dibias dengan gaji yang kecil, dan hidangkanlah hangat-hangat kepada masyarakat (MI Soelaeman, 1985; 47). 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Kinerja merupakan bentukan dari beberapa faktor. Abin Syamsuddin (2001) menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh: 1) kepemimpinan; 2) kemampuan; 3) pendidikan dan pelatihan; 4) kesejahteraan; 5) tanggung jawab; 6) lingkungan kerja dan 7) kepuasan kerja A. Dale Timpe (1992: ) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ke dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal (dispositional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upayaupaya untuk memperbaiki kemampuannya. Selain itu, kemampuan dari dalam diri seseorang juga sangat mempengaruhi kinerjanya seperti kecerdasan yang dimiliki, motivasi, bakat, kondisi kejiwaan dan sebagainya.
84
______Stres______ Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti; perilaku, sikap,
dan
tindakan-tindakan
rekan
kerja,
bawahan
atau
pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor internal dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang dibuat para karyawan memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan kepada
tindakan.
kinerjanya
baik
Seseorang berasal
karyawan
dari
yang
faktor-faktor
menganggap
internal
seperti
kemampuan atau upaya, diduga orang tersebut akan mengalami lebih banyak perasaan positif tentang kinerjanya dibandingkan dengan jika ia menghubungkan kinerjanya yang baik dengan faktor eksternal. Seperti nasib baik, suatu tugas yang mudah atau ekonomi. Sustermeister
(Yayat
Hayati
Djatmiko
2000:58)
mengemukakan bahwa “kinerja dihasilkan dari pengetahuan dan keterampilan. Ability is deemed to result for knowledge and skill
knowledge is affected by educational, experience, training, and interest, skill is affected by aptitude, and personality, as well as by education, experience, training and interest” Konsep yang dikemukakan oleh Sustermeister di atas dapat dijelaskan dalam gambar dengan beberapa modifikasi, sebagai berikut:
85
______Stres______
Pendidikan Pengalaman kerja
Pengetahuan Kemampuan
Pelatihan sikap Kepribadian
-
Cahaya Temperatur Ventilasi Waktu istirahat Keselamatan kerja - Musik - Tata ruang
-
Organisasi formal Serikat pekerja Organisasi informal Kepemimpinan
Gambar
Faktor-faktor
Keterampilan
Kondisi fisik tempat
kerja
Penampilan kerja
Motivasi
Kondisi Sosial
yang
Mempengaruhi
Kinerja
Menurut Sustermeister Sumber: Sustermeister dalam Yayat (2000:58)
Pendapat-pendapat di atas senada dengan pendapat Keith Davis, (1964:484) bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi. Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang 86
______Stres______ diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the
right place, the right man on the right job). Dan faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Manusia merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemikiran ini berimplikasi kepada bagaimana personel dalam organisasi bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Bagaimana seorang personil bekerja terkristalisasi dalam suatu konsep kinerja personil. Pendapat ini kemudian dirinci lagi oleh Anwar Prabu (2005: 67) sebagai hasil dari: 1) Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan
sesuatu.
Atribut
individu
meliputi
faktor
individu
(kemampuan dan keahlian, latar belakang serta demografi) dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi. 2) Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu. 3) Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur organisasi dan job design. M. Solihin (2005: 10), sangat menekankan pengaruh etos kerja sebagai wujud dari kecerdasan spiritual yang sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Berdasarkan hasil survey jangka panjang yang sangat komprehensif tentang faktor-faktor penentu dalam menciptakan kinerja yang baik di perusahaan atau organisasi, ternyata 20% ditentukan oleh IQ dan 80% oleh EQ
87
______Stres______ atau kecerdasan emosional. Contohnya, kemampuan dasar seperti
technical skill umumnya lebih mudah diajarkan, tetapi ketika mengajarkan tentang integritas, kreativitas, komitmen, konsistensi dan persistensi (daya tahan), sincerity (ketulusan), visi dan
leadership, maka perusahaan atau organisasi selalu menghadapi masalah. Padahal justru sikap-sikap seperti ini yang sangat dibutuhkan sebuah lembaga kerja dalam menghadapi tugas dan tantangan. Lebih lanjut Solihin menyebutkan ada beberapa sikap mental yang harus dimiliki seorang pekerja antara lain: rajin, disiplin waktu, sederhana, jujur, rasional dalam membuat keputusan dan tindakan, sikap berubah, gesit dalam menangkap kesempatan yang ada, energik dalam bekerja, mandiri, mau bekerja sama, dan berorientasi ke masa depan yang akan dihadapi. Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa kinerja bukan hanya sebagai hasil tapi juga proses dan kinerja merupakan
performance yang ditampilkan oleh seseorang yang sangat terkait dengan kepribadiannya, maka faktor kepribadian atau dorongan dari dalam diri individu sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Namun demikian, kinerja seseorang juga tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan
baik
lingkungan
manusianya
seperti
pengaruh dari pimpinan atau rekan kerja atau dari lingkungan secara fisik seperti tersedianya sarana prasarana, lingkungan yang bersih dan sehat. Semakin tinggi dukungan faktor-faktor tersebut maka kinerja seseorang akan semakin baik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Isjoni (2004) tentang kinerja guru, bahwa kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya 88
______Stres______ untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan ke arah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. Kinerja guru dari hari ke hari, minggu ke minggu dan tahun ke tahun terus ditingkatkan. 3. Penilaian Kinerja Guru Unjuk kerja yang tinggi, bagaimanapun akan mampu memanfaatkan sumber daya dengan benar dan tepat sehingga dapat mengembangkan organisasi dengan lebih baik, hal ini disebabkan karena organisasi dapat menghindari pemborosan, baik berupa uang, material maupun waktu dan tenaga manusia. Semua organisasi, tidak terkecuali Madrasah sebagai lembaga pendidikan harus memiliki guru dengan kinerja yang baik sehingga akan melahirkan output pendidikan yang berkualitas. Kinerja
yang
memerlukan
dihasilkan penilaian
seseorang
setiap
saat
(guru guna
atau
karyawan)
mengetahui
atau
menyatakan bahwa orang tersebut telah melakukan tugasnya dengan baik, selain itu juga agar personil baik sebagai individu maupun tim yang dilibatkan dalam suatu pekerjaan dapat diawasi dan dibina secara berkesinambungan, sehingga kinerja mereka dapat diperbaiki. Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan, bagi guru penilaian kinerja dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pengawas, bahkan dalam supervisi pendidikan penilaian kinerja dapat dilakukan oleh sesama guru dalam rangka melakukan perbaikan pembelajaran secara terus menerus. Shuler dan Jackson (1999:3) menjelaskan bahwa penilaian kinerja mengacu kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, 89
______Stres______ menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran. Dalam proses penilaian kinerja ada tiga langkah yang ditempuh, yaitu: (1) mendefinisikan pekerjaan; (2) menilai kinerja; dan (3) memberikan umpan balik. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya "like and dislike" dari penilai, agar obyektifitas penilaian dapat terjaga. Kegiatan penilaian ini sangat penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang kinerja mereka. Penilaian prestasi kerja ialah sebuah penilaian sistematis terhadap karyawan oleh atasannya atau beberapa ahli lainnya yang paham akan pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau jabatan itu (Joseph Tiffin, dalam Manullang, 1981). Pendapat yang tidak jauh berbeda mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja
adalah
proses
melalui
mana
organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan, kegiatan ini dapat
memperbaiki
keputusan-keputusan
personalia
dan
memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 1994: 135). Dalam menilai kinerja guru di sekolah dapat dilihat pada tiga aspek utama yaitu, kompetensi profesional, sosial, dan personal (Natawijaya, 2002:3). Sedangkan Gaffar (1987:159) mengemukakan bahwa performance based teacher memerlukan penguasaan content knowledge, merupakan penguasaan materi pengetahuan
yang
akan
diajarkan
kepada
peserta
didik.
Behavioral Skills merupakan keterampilan prilaku yang berkaitan erat dengan penguasaan didaktis metodologis yang bersifat paedagogis maupun andragogis. Human Relation Skills merupakan keterampilan untuk melakukan hubungan baik dengan unsur 90
______Stres______ manusia
yang
terlibat
dalam
proses
pendidikan
(tenaga
kependidikan) dan Mitchell (1987:343) menyatakan bahwa ada aspek yang dapat dilihat dalam menilai kinerja guru atau individu, yaitu mencakup aspek kualitas kerja, inisiatif, kapabilitas, dan komunikasi serta ketetapan waktu. Kesemua aspek tersebut harus menjadi perhatian para manajer pendidikan dalam menilai kinerja guru. Nana Syaodih (2005) mengatakan bahwa guru merupakan suatu pekerjaan profesional. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik, selain harus memenuhi syarat-syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ilmu dan kecakapan-keterampilan keguruan. Ilmu dan kecakapan keterampilan tersebut diperoleh selama menempuh pelajaran di lembaga pendidikan guru. Agar mampu menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkannya ia harus menguasai ilmu atau bidang tersebut secara mendalam dan luas. Guru matematika dituntut menguasai ilmu atau bidang studi matematika dituntut menguasai ilmu matematika secara mendalam, jauh melampaui materi yang akan diberikan kepada para siswanya. Demikian juga dengan guru-guru bidang studi lainnya. Untuk dapat menyajikan dan menyampaikan materi pengetahuan atau bidang studi dengan tepat, guru juga dituntut menguasai strategi atau metoda mengajar dengan baik. Ia diharapkan dapat mempersiapkan pengajaran, melaksanakan dan menilai hasil belajar siswa dengan baik. Dapat memilih dan menggunakan model-model interaksi belajar mengajar yang tepat, mengelola kelas dan membimbing perkembangan siswa dengan tepat pula.
91
______Stres______ Ketepatan pemilihan dan penyiapan bahan pengajaran, ketepatan
penentuan
model
mengajar
dan
teknik-teknik
pengelolaan dan bimbingan siswa, dilandasi pula oleh penguasaan guru akan konsep dan prinsip-prinsip pendidikan dan keguruan. Konsep dan prinsip ini diberikan dalam ilmu pendidikan, Psikologi, Pengembangan Kurikulum, Metodologi Pengajaran, Bimbingan Penyuluhan, Administrasi Pendidikan, dll. Guru profesional perlu menguasai bidang-bidang pengetahuan tersebut secara memadai. Departemen
Pendidikan
Nasional,
telah
menetapkan
beberapa kriteria untuk menilai kinerja guru (2004: 35) yaitu: 1) Pengembangan pribadi, dengan indikator: aplikasi pengajaran, kegiatan ekstra kurikuler, kualitas pribadi guru 2) Pembelajaran, dengan indikator: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi 3) Sumber belajar, dengan indikator: ketersediaan bahan ajar, pemanfaatan sumber belajar. 4) Evaluasi belajar, dengan indikator: penyiapan soal/tes, hasil tes, program tindak lanjut. Dalam rangka peningkatan kualitas melalui kinerja guru, maka saat ini lembaga pendidikan/sekolah memiliki format baru yang intinya adalah agar kinerja para tenaga kependidikan di Indonesia dapat mengacu pada peningkatan kualitas yang berkelanjutan, dan hal ini mustahil akan dapat dilaksanakan tanpa memiliki tenaga pelaksana akademik yang memiliki unjuk kerja yang baik. Disamping itu kehadiran siswa sebagai pelanggan utama harus pula diimbangi oleh unjuk kerja sekolah yang bersangkutan, karena siswa memberikan kontribusi yang berarti bagi operasional sekolah tersebut. Dengan adanya penilaian kinerja terhadap guru dapat diketahui secara tepat apa yang
92
______Stres______ sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian kinerja guru dapat disusun rencana, strategi dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil sehubungan dengan pencapaian tujuan karier yang diinginkan. Bagi pihak manajemen, kinerja (guru) sangat membantu dalam mengambil keputusan seperti promosi dan pengembangan karier,
mutasi,
PHK,
penyesuaian
kompensasi,
kebutuhan
pelatihan (John M. Ivancevich, Andrew D. Szilagyi, Jr. & Marc J. Wallace, Jr., 1987, dalam Genoveva dan Elisabeth Vita M., 2006) dan mempertahankan status akreditasi sekolah yang telah diperoleh. Berdasarkan manfaat di atas dapat dikatakan bahwa penilaian prestasi kerja yang dilakukan secara tidak tepat akan sangat merugikan guru dan sekolah. Hal ini dapat menurunkan motivasi kerja guru karena hasil penilaian kinerja yang tidak sesuai dengan hasil kerjanya. Dampak motivasi guru yang menurun adalah ketidakpuasan kerja yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dan mutu sekolah yang bersangkutan. Secara khusus akan merugikan siswa dan masyarakat sebagai pelanggan pendidikan. 4. Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap Kinerja Guru dan Mutu Pembelajaran Kinerja guru dan mutu pembelajaran bukan suatu produk ubahan tunggal, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besar, ada dua faktor utama yang mempengaruhi mutu proses belajar mengajar, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berupa: faktor psikologis, sosiologis, dan fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai pebelajar dan pembelajar. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal ialah semua faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar 93
______Stres______ mengajar di kelas selain faktor yang bersumber dari faktor guru dan siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut berupa faktor: masukan lingkungan, masukan peralatan, dan masukan eksternal lainnya (Klaumeier, et al.. 1995). Salah satu orang yang paling bertanggung jawab terhadap mutu pembelajaran adalah guru, karena guru merupakan
manager of learning mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan sampai pada evaluasi proses belajar mengajar. Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermutu, diperlukan guru yang memiliki komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya yang diaplikasikan dalam bentuk unjuk kerja yang tinggi. Sama halnya dengan mutu pembelajaran, kinerja guru juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, A. Dale Timpe (1992: ) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ke dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal
(dispositional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat atau karakter yang dimiliki seseorang dan kemampuan individu seperti: tipe pekerja keras, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, kecerdasan yang dimiliki, kondisi kejiwaan dan sebagainya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti; perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor internal dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang. Pengembangan diri merupakan faktor internal yang memberikan kontribusi pada kinerja guru. Kemampuan dan keinginan
untuk
terus
menerus
melakukan
pembelajaran,
perbaikan, peningkatan dan pengembangan pengetahuan dan
94
______Stres______ keterampilan merupakan modal dasar bagi guru untuk meningkatkan
kinerjanya.
Guru
yang
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan yang memadai merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Stres merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Menurut penelitian Baker dkk (1987), Plaut Friedman (1981), Dantzer & Kelley (1989) dalam Jacinta (2006:1), stres yang dialami seseorang akan mengubah cara kerja sistem kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh menurun, stres juga berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit dan banyak lagi penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa stres membuat seseorang tidak seimbang fisik dan psikisnya. Dampak dari semua itu tentunya kinerja seseorang secara otomatis akan menurun. Selain itu perilaku yang ditunjukkan sebagai reaksi stres akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja seseorang dan produktivitas organisasi seperti: suka membolos, tingkat absensi meningkat, tidak konsentrasi dalam bekerja, tidak mampu memberikan pelayanan maksimal pada kastemer, dan kecenderungan ingin pindah kerja. Kepuasan kerja juga berkontribusi terhadap kinerja guru dan berimbas pada mutu pembelajaran. Anwar Prabu (2005) menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang adalah kepuasan kerja, yakni sebuah kondisi dalam diri seseorang yang merasa puas, lega dan senang karena situasi dan kondisi
kerja
dapat
memenuhi
keinginan,
kebutuhan
dan
harapannya dan kepuasan kerja merupakan faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, mutu
pembelajaran
dan
kinerja
guru
secara
garis
besar
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Sesuai dengan
95
______Stres______ fenomena lapangan yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Bandar Lampung, peneliti mengangkat tiga faktor yang memberikan kontribusi terhadap mutu pembelajaran dan kinerja guru yaitu: pengembangan diri, stres dan kepuasan kerja. B. Mengapa Guru Stres Dalam menjalankan tugas profesionalnya, guru dihadapkan dengan berbagai persoalan-persoalan pelik, mulai dari siswa yang nakal, suasana kelas yang tidak nyaman, sarana prasarana belajar yang minim, buruknya komunikasi dengan pimpinan dan rekan kerja sampai pada persoalan siswa yang sering membolos dan sebagainya. Menurut Supriadi (1999) mengutip penelitian Fullan dan Stiegerbauer, dalam satu tahun guru berurusan dengan 200.000-an jenis urusan dengan karakteristik yang berbeda. Hal ini merupakan sumber stres dan penyebab burnout. Uus (2006), membenarkan bahwa burnout atau stress terjadi pada sebagian besar orang yang banyak memberikan layanan kemanusiaan,
termasuk
guru
yang
memberikan
layanan
pendidikan pada siswanya. Apabila terkena stres, ia akan memiliki efek psikologis yang buruk terhadap rendahnya aspek moral seperti; membolos, telat kerja, mudah tersinggung, dan keinginan untuk pindah. Karena itu para pembina pelaksanaan pendidikan di lapangan, baik ditingkat paling bawah (Kepala Sekolah), kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun tingkat pusat hendaknya menyadari, bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang guru banyak menghadapi problem yang bisa menimbulkan stress. Tentu saja tekanan-tekanan yang dialami guru dalam menjalankan tugasnya akan mempengaruhi kinerja guru. Saratri Wilonoyidho (2001: 4), menyebutkan bahwa guru mengalami dua macam stres struktural. Pada tataran mikro, jelas 96
______Stres______ terkait dengan kondisi sosio-ekonomi. Guru-guru di kota besar menghadapi paradoks kehidupan nyata. Mereka mendidik anakanak orang kaya, yang datang naik mercy, BMW, atau Kijang, sementara untuk menyekolahkan anaknya sendiri guru mengalami kesulitan biaya (sekali lagi bagi mereka yang hidup hanya dari gaji guru belaka). Anak-anak mampu itu maju beberapa langkah dibanding gurunya. Mereka mampu berlangganan majalah luar negeri, koran, internet, komputer, VCD, dan sebagainya. Sementara guru, untuk sekedar langganan koran saja tidak mampu. Anak-anak
golongan
mampu
dibekali
dengan
tambahan
keterampilan komputer, internet, matematika, balet, musik dan sebagainya. Sebaliknya guru-guru di desa-desa terpencil, juga mengalami masalah yang berdimensi lain. Seorang guru harus berjalan kaki 5-10 kilometer untuk mencapai lokasi SD-nya, lewat jalan terjal, licin dan berbahaya. Dan di sekolah tersebut guru yang hanya tiga orang harus melayani seluruh siswa yang enam kelas.
Dapat
dibayangkan
bagaimana
sibuknya
guru-guru
tersebut. Di beberapa daerah lain, stres guru diakibatkan oleh pemotongan gaji guru yang tidak proporsional. Sedangkan hasil beberapa penelitian di Malaysia, stres guru bersumber dari beban kerja yang berlebihan. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa sumber stres pada guru terkait dengan persoalan kesejahteraan (tidak seimbangnya beban kerja dengan imbalan yang diperoleh), beban kerja yang berlebihan, ini dikuatkan dengan pernyataan dari BPK Penabur KPS Jakarta (1996), guru mengemban tugas yang sangat berat sebagai pengajar dan pendidik. Sementara gaji guru pas-pasan diisi lain kebutuhan membumbung tinggi. Tuntutan hidup yang demikian besar pada satu sisi, sementara di sisi lain tanggung jawab dan beban moral yang dipikul sebagai
97
______Stres______ pengajar dan pendidik sangat besar sering mengakibatkan stres/tekanan mental pada guru. Namun demikian, tidak semua guru mengalami stres karena hal ini sangat tergantung dengan kemampuan ambang batas seseorang. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan persepsi
terhadap
masalah
yang
menimbulkan
stres.
Bila
seseorang menganggap bahwa dirinya dapat menanggulangi problem yang dihadapi, maka self esteem-nya akan meningkat dan ia akan tegar menghadapi stres. Namun sebaliknya bila ia menganggap dirinya tidak mampu menanggulangi ia akan kehilangan self esteem dan rapuh menghadapi situasi stres itu. Dalam situasi ini stres tidak dipandang suatu ketidakseimbangan antara individu dengan kemampuannya dalam memberikan
respon,
namun
memberikan
suatu
ketidak-
seimbangan antara persepsi individu akan tuntutan dirinya dengan persepsi akan kemampuan memberikan respon karena dalam hal ini meskipun suatu lingkungan tertentu memberikan tuntutan dan tekanan yang memunculkan stres pada seseorang, akan selalu terdapat perbedaan individual atau kelompok derajat atau jenis memunculkan stres. Upaya untuk memahami variasi antar individu ini maka harus
dimengerti
terlebih
dahulu
bagaimana
proses
yang
berlangsung yang merupakan perantara individu menghadapi situasi yang potensial memunculkan stres dengan si-reaksi yang dimunculkannya. Sedangkan dampak dari stres sangat beragam diantaranya berdampak positif seperti motivasi, rangsangan untuk bekerja keras, meningkatnya inspirasi: menikmati kehidupan yang lebih baik akan tetapi banyak juga stressor yang ya mengganggu dan secara potensial berbahaya dalam arti berdampak negatif.
98
______Stres______ Sekolah sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait satu sama lain, dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh terasa sakit dan tidak berfungsi secara normal. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan yang rentan mengalami stres sebaiknya menjadi perhatian dari berbagai pihak agar menciptakan suasana yang kondusif untuk mengurangi terjadinya stres. Sebagaimana saran Sutjipto dalam Uus (2006: 2), memberikan rekomendasi agar para pembina lapangan pendidikan; (1) menciptakan birokrasi yang peduli pada kesulitan guru, (2) melakukan pembinaan profesional, (3) melakukan hubungan profesional yang tidak kaku, akrab, dan tidak bersikap otoriter, (4) memberikan dukungan sosial yang cukup bermakna pada guru, (5) menetapkan kebijakan pembinaan yang dapat meningkatkan kepuasan guru. Lebih lanjut Uus (2006), mengatakan sebaiknya guru yang mengalami burnout harus segera mencegah munculnya akibat yang lebih parah lagi yaitu stres. Karena akan merugikan diri sendiri dan berdampak pada pendidikan dan citra guru yang sampai hari ini masih perlu diperjuangkan. Sebagai alternatif yang harus dilakukan adalah; (1) menjaga kesehatan fisik dengan olah raga rutin, makan makanan yang halal dan baik; (2) refreshing, rekreasi, hiburan untuk menghilangkan kepenatan; (3) meningkatkan hubungan yang harmonis dengan orang lain; (4) meningkatkan wawasan dengan membaca, menulis dan ikut kegiatan yang bermanfaat; (5) jangan lupa untuk tetap berdoa, takwa dan tawakal kepada Allah SWT. Sementara pendekatan organisasi, bisa dilakukan oleh pihak manajemen atau pimpinan, jika dalam lembaga persekolahan maka peran Kepala Sekolah sangat penting dalam mengelola stres yang terjadi pada guru atau stafnya. 99
______Stres______
100
______Stres______ BAB VII MANAJEMEN STRES
STRESS MANAGEMENT A. Konsep Dasar Manajemen 1. Definisi Manajemen Manajemen
berasal
dari
bahasa
Prancis
kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Efektif artinya tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan dan efisien artinya cara pelaksanaan tugas benar, terorganisir, dan waktu yang dihabiskan optimal, dengan kata lain efektif 101
______Stres______ menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut. Manajemen juga diambil dari kata kerja (bahasa Inggris)
to manage yang berarti control. Dalam Webster’s New Coolegiate Dictionary, kata manage dijelaskan berasal dari bahasa Itali managgio dari kata managgiare yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa Latin manus yang berarti tangan. Dalam kamus di atas kata manage diberi arti: a. To direct and control (membimbing dan mengawasi). b. To treat with care (memperlakukan dengan saksama) c. To carry on business or affairs (mengurus perniagaan, atau urusan-urusan/persoalan-persoalan. d. To achieve one’s purpose (mencapai tujuan tertentu). Pendekatan untuk memahami manajemen dapat melalui
theorist), teori birokrasi (bureaucratic theory), pendekatan perilaku (behavioral approach), pendekatan proses (process approach), pendekatan kuantitatif (quantitative approach), pendekatan sistem (system approach), dan pendekatan kontingensi (contingency approach).
teori
administratif
(administrative
Dari kajian literatur ditemukan bahwa kajian terhadap ”Administrasi atau Manajemen” dimulai dari munculnya, teori-teori klasik, neo klasik, dan kontemporer. Menurut Silalahi (2005:42) teori klasik atau tahap scientific yang terdiri dari tahapan-tahapan ”manajemen ilmiah (scientific management)”, teori administratif (administrative theorist) dan teori birokrasi (bureaucratic theory). Kajian terhadap ”manajemen” tidak dapat dipisahkan dari kajian terhadap ”administrasi” karena keduanya beririsan, over lapping, dan bahkan banyak pakar yang mengartikan kedua terminologi itu sama. Oteng Sutisna (Yuniarsih, 1997:26), membeberkan makna identik dari kedua istilah tersebut sehingga dalam penggunaannya 102
______Stres______ bisa bersifat interchangeable. Sudjana (2004:18) juga sependapat bahwa manajemen dan administrasi dapat diartikan sama. Oleh karena itu, dalam pemakaiannya secara umum, administrasi diartikan sama dengan manajemen. Perbedaan yang diungkapkan oleh beberapa penulis tidak konsisten dan perbedaan itu, nampaknya tidak pokok (principle). Kemudian, diikuti oleh teori neoklasik atau pendekatan hubungan-hubungan manusia (human
relation approach). Phase selanjutnya adalah teori kontemporer (modern) atau tahap ilmu manajemen. Tahapan kontemporer ini terdiri dari: pendekatan perilaku (behavioral approach), pendekatan
proses
(process
approach),
pendekatan
kuantitatif
(quantitative approach), pendekatan sistem (system approach), dan pendekatan kontingensi (contingency approach). Walaupun semua aliran ini, atau pendekatan teoritis, dikembangkan berturut-turut dalam sejarah, ide yang datang kemudian tidaklah menggantikan yang terdahulu (Stoner, Freeman dan Gilberth, 1996:32). Hersey dan Blanchard (1988:5) mendefinisikan manajemen sebagai ”the process of working with and through individuals
and groups and other resources to accomplish organizational goals”. Pendapat ini menekankan bahwa manajemen merupakan kegiatan proses yang dilakukan dengan dan melalui orang lain serta bersama kelompok dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Williams (2000: 693) mendefinisikan manajemen sebagai berikut: ”getting work done through others”. Pendapat ini juga diperkuat oleh Thoha (2004:8), yang merumuskan manajemen sebagai suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Dengan demikian wajar apabila ada pendapat bahwa manajemen merupakan proses kegiatan yang dilakukan
103
______Stres______ secara bersama untuk mencapai tujuan; dan manajemen merupakan lembaga dimana dilakukan kegiatan. Montana dan Charnov (2000:2) mendefinisikan manajemen: “is working with and through other people to accomplish the
objectives of both the organization and its members”. Manajemen adalah bekerja dan melalui orang lain untuk mencapai sasaran organisasi dan juga sasaran dari anggota organisasi tersebut. Definisi Hersey dan Blanchard (1988), Williams (2000), Montana dan Charnov (2000) dapat diketahui bahwa manajemen sebagai proses khas yang menggerakkan organisasi adalah sangat penting, karena tanpa manajemen yang efektif tak akan ada usaha yang akan berhasil cukup lama (sustainability). Tercapainya tujuan organisasi baik tujuan ekonomis, sosial atau politik, untuk sebagian besar tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen memberikan efektivitas pada usaha manusia. Dibandingkan dengan pendapat pakar lain di atas, ada tiga hal yang perlu digarisbawahi dari definisi yang dikemukakan oleh Montana dan Charnov. Ketiga hal tersebut adalah: (1) porsi penekanan yang paling besar terhadap manusia dalam suatu organisasi; (2) fokus terhadap hasil yang ingin dicapai, sasaran dari pada sesuatu atau aktivitas; (3) penambahan konsep sasaran individu sebagai anggota organisasi yang diintegrasikan dengan sasaran organisasi yang hendak dicapai. Kesimpulan yang dapat ditarik dari kesamaan-kesamaan yang terdapat dalam berbagai macam definisi di atas adalah: a. Manajemen selalu diterapkan dalam hubungan dengan usaha suatu kelompok manusia dan tidak terhadap sesuatu usaha satu orang tertentu.
104
______Stres______ b. Dalam pengertian manajemen selalu terkandung adanya sesuatu tujuan tertentu yang akan dicapai oleh kelompok yang bersangkutan. Dari definisi-definisi di atas terdapat tiga dimensi penting. Dimensi pertama, bahwa dalam manajemen terjadi kegiatan yang dilakukan oleh seseorang manajer bersama orang-orang lain, baik perorangan maupun kelompok. Dimensi ini menunjukkan tentang betapa pentingnya kemampuan dan keterampilan khusus yang perlu dimiliki oleh manajer untuk melakukan hubungan kemanusiaan dengan orang lain dan untuk mempengaruhi orang lain baik melalui
hubungan
perorangan
maupun
melalui
hubungan
kelompok. Kemampuan dan keterampilan itu terlihat pada interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin. Dimensi
kedua menunjukkan bahwa kegiatan yang
dilakukan bersama dan melalui orang lain itu mempunyai tujuan yang akan dicapai. Dimensi ini memberi makna bahwa kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau disepakati bersama. Sedangkan dimensi ketiga ialah bahwa pengelolaan itu dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan yang akan dicapai itu adalah tujuan organisasi. Namun demikian, tujuan organisasi harus diintegrasikan dengan tujuan individu anggota organisasi tersebut. 2. Manajemen dalam Konsep Islam Rasulullah SAW adalah juru didik dan beliau juga menjunjung tinggi terhadap pendidikan dan memotivasi umatnya agar berkiprah dalam pendidikan dan pengajaran. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka
105
______Stres______ Allah akan mengekangnya dengan kekang berapi” ( HR. Ibnu Majah). Berdasarkan pada hadits di atas, Rasulullah SAW memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan. Di samping itu, beliau juga punya perhatian terhadap manajemen, antara lain dalam sabda berikut: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang
jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqon (tepat, terarah, jelas dan tuntas)” (HR. Abu Qosim Sulaiman At-Thabrani, 1995: 275). Sahabat Rasulullah SAW, yaitu Ali bin abi Thalib ra mengatakan: “Perkara yang batil (keburukan) yang tertata
dengan rapi bisa mengalahkan kebenaran (perkara) yang tidak tertata dengan baik” (Hari Wibowo, 2006: 179). 3. Manajemen Sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan
yang
disistemisasi,
dikumpulkan
dan
diterima
kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen. Metode ilmiah pada hakikatnya meliputi urutan kegiatan sebagai berikut. 1. Mengetahui adanya persoalan. 2. Mendefinisikan persoalan. 3. Mengumpulkan fakta, data dan informasi. 4. Menyusun alternatif penyelesaian. 5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian. 6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut. Selain
manajemen
sebagai
ilmu,
manajemen
juga
dianggap sebagai seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan
106
______Stres______ memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran,
kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan tidak dapat dipelajari. Demikian pula dalam menangani stress, perlu ada ilmu dan seninya sebab sangat berhubungan dengan psikologis manusia. B. Pandangan Islam terhadap Manajemen Stres Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 186, yang berbunyi:
Artinya: ”Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu dan juga kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang di beri Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (QS. Ali Imran: 186) Ayat di atas mengandung peringatan juga hiburan bagi kaum mukminin bahwa: Demi Allah, sungguh, kamu semua wahai orang Islam, kapan dan di mana pun akan diuji menyangkut harta kamu baik berupa kekurangan harta, kehilangan, atau dalam bentuk kewajiban berzakat dan bersedekah dan kamu juga akan
107
______Stres______ diuji dengan diri kamu, yakni dengan luka dan pedih akibat peperangan dan penganiayaan musuh atau penyakit. Ayat di atas juga mengandung hiburan, yaitu: pertama, ayat ini menetapkan bahwa ujian merupakan keniscayaan untuk semua orang. Sehingga siapa saja yang dihadapkan pada ujian, hendaknya menyadari bahwa dia bukan orang yang pertama dan terakhir mengalaminya. Kedua, penyampaian keniscayaan ujian, merupakan
persiapan
mental
menghadapinya,
sehingga
kedatangannya yang tidak terduga itu menjadikannya lebih ringan untuk dipikul (Quraish Shihab: 2002). Dalam sebuah riwayat diceritakan, bahwa Ahmad telah bertanya pada Rasulullah, ”siapa manusia yang paling berat cobaannya?” Rasul menjawab::”Para Nabi, kemudian orang-orang yang shalih, kemudian generasi setelahnya dan generasi setelahnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila ia kuat dalam agamanya, maka ujian akan semakin bertambah. Apabila agamanya tidak kuat, maka ujian akan diringankan darinya. Tidak henti-hentinya ujian menimpa seorang hamba hingga ia berjalan dimuka bumi ini dengan tidak memiliki kesalahan sedikitpun” (HR. Ahmad). Masih banyak lagi ayat-ayat Allah dan hadits Rasul yang menegaskan agar kita selalu mawas diri terhadap apa yang menimpa kita dan jangan sampai membuat kita putus asa sehingga bisa menimbulkan dampak lain yang lebih parah semacam stres kronis. Keluarga, lingkungan dan pekerjaan merupakan bagian dari ujian dan cobaan. Apapun yang kita alami berkaitan dengan ujian dan cobaan tersebut baik itu kesedihan atau sebaliknya, harus diantisipasi dengan kekuatan mental dalam menerimanya. Jika kita kembali pada agama, maka sabar,
108
______Stres______ optimis, berdoa dan berusaha mencari solusi terbaik adalah jalan yang harus kita tempuh. Seperti sudah diuraikan pada sebelumnya bahwa awal mula stres adalah adanya kekesalan dan kemarahan terhadap sesuatu atau kondisi. Dengan demikian, kunci utama agar jangan sampai muncul stres adalah, menekan kemarahan sedini dan sekecil mungkin. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Abi Sa’id al-Hudri ra, ia berkata: ” pada suatu hari Rasulollah saw shalat ashar bersama kami, kemudian beliau berdiri seraya berkhutbah. Diantara khutbah beliau yang kami hafal saat itu adalah:” Ingatlah,
sesungguhnya
manusia
diciptakan
ada
beberapa
golongan/tingkatan. Ingatlah diantara manusia ada orang yang tidak cepat marah dan cepat reda. Di antara manusia ada orang yang cepat marah dan cepat reda, yang ini adalah satu-satu. Di antara manusia ada orang yang cepat marah lambat redanya. Ingatlah, yang terbaik di antara manusia adalah orang-orang yang tidak cepat marah dan cepat redanya. Dan yang paling buruk adalah orang yang cepat marah dan lambat redanya. Ingatlah sesungguhnya marah itu adalah bara yang ada di dalam hati manusia. Apakah kalian tidak melihat matanya yang memerah dan urat-uratnya yang tegang? Maka siapa saja yang merasakan
hal
seperti
itu,
meski
sedikit,
hendaklah
ia
menempelkan badannya ke tanah”. Dari Abu Hurairah ra: Ada seorang laki-laki berkata pada Rasul saw: Berwasiatlah kepadaku wahai Rasulullah!”. Rasulullah saw
bersabda:
”jangan
marah”.
Beliau
berulang-ulang
mengucapkan ”jangan marah”. Pada hadits yang lain Rasulullah bersabda:”Orang yang kuat bukanlah yang kuat karena berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai dirinya ketika akan marah”.
109
______Stres______ Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, tentang firman Allah SWT: ”Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik (QS. Fushilat:34), dia berkata: ”Bersabarlah ketika marah, dan memberikan maaf ketika dinistakan. Jika mereka melakukannya, Allah akan menjaga mereka dan menundukkan musuh mereka kepadanya”. (HR. Bukhari). Begitu banyak ayat dan hadits Rasul yang bicara tentang sabar, ikhlas dan meredam kemarahan, menunjukkan bahwa kemarahan tidak dapat menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan banyak masalah baru. Apapun yang menimpa kita baik yang datang dari dalam diri kita maupun dari luar diri kita semua adalah bagian dari skenario Allah, bagaimana kita menanggapainya, disanalah pintu keselamatan akan datang atau justru sebaliknya kita akan merasakan kiamat kecil sepanjang hidup kita. Terkait
dengan
mengatasi
stres
terutama
dalam
organisasi/lembaga, seorang pemimpin memegang peranan yang sangat penting, pemimpin yang peka adalah mereka yang selalu mendengarkan keluhan para karyawannya, seperti keluhan tidak cocok dengan rekan sejawat, tidak bisa bekerja optimal, suasana kerja yang tidak kondusif dan tidak membangun, penghasilan yang kurang memuaskan, pemimpin yang otoriter atau galak dan banyak seribu satu alasan dan keluhan-keluhan yang dapat menyebabkan stres ditempat kerja. Seperti yang telah disampaikan di awal bahwa stres tidak berarti harus negatif, stres juga bisa berakibat positif dan menjadi motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja jika stres dikelola dengan baik. Inilah yang kemudian dikenal dengan manajemen stres.
110
______Stres______ Langkah awal mengelola stres adalah dengan memahami sejak dini gejala-gejala stres yang terjadi, langkah berikutnya mencari penyebab stres. Jika dua langkah tersebut sudah dilakukan maka berikutnya menghadapi dan mengurangi stres itu sendiri. Seperti halnya pendapat Jacinta bahwa stress kerja sekecil apapun juga harus ditangani dengan segera. Seorang ahli terkenal di bidang kesehatan jiwa, Jere Yates (1979,) mengemukakan ada delapan (8) aturan main yang harus diikuti dalam mengatasi stress yaitu: • Pertahankan kesehatan tubuh Anda sebaik mungkin, usahakan
berbagai cara agar anda tidak jatuh sakit • Terimalah diri Anda apa adanya, segala kekurangan dan
kelebihan, kegagalan maupun keberhasilan sebagai bagian dari kehidupan Anda • Tetaplah memelihara hubungan persahabatan yang indah
dengan seseorang yang Anda anggap paling bisa diajak curhat • Lakukan tindakan positif dan konstruktif dalam mengatasi
sumber stress Anda di dalam pekerjaan, misalnya segera mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaan • Tetaplah memelihara hubungan sosial dengan orang-orang di
luar lingkungan pekerjaan Anda, misalnya dengan tetangga atau kerabat dekat • Berusahalah mempertahankan aktivitas yang kreatif di luar
pekerjaan, misalnya berolahraga atau berekreasi • Melibatkan diri dalam pekerjaan-pekerjaan yang berguna,
misalnya kegiatan sosial dan keagamaan • Gunakanlah metode analisa yang cukup ilmiah dan rasional
dalam melihat atau menganalisa masalah stress kerja Anda. (jp) 111
______Stres______ C. Cetak Biru (Blueprint) Manajemen Stres Sutton
(2004)
mengemukakan
tentang
cetak-biru
(blueprint) manajemen stres yang digunakan untuk mengelola stres dalam pekerjaan. Beberapa langkah yang terdapat dalam perancangan cetak biru (blueprint) manajemen stres tersebut adalah: a. Mempelajari kecenderungan historis organisasi b. Menciptakan pendorong bagi suatu perubahan diantaranya melalui perubahan gaya kepemimpinan c. Perubahan dalam pernyataan misi perusahaan d. Reorganisasi e. Perencanaan tempat kerja f. Mengembangkan kreativitas staf g. Kampanye program peningkatan motivasi h. Pengembangan pelatihan D. Analisis SWOT Stres (Stress SWOT Analysis) Analisis SWOT stres merupakan bentuk lain dari teknik SWOT yang fokus untuk membantu setiap individu untuk memakai kekuatan dan kelemahan yang unik yang dimiliki setiap individu
dalam
mengelola
http://www.mindtools.com
stres.
Teknik
dapat
ini
menurut
membantu
dalam
mengidentifikasi berbagai sumberdaya yang tersedia untuk setiap individu dalam menghadapi stres. Melalui penelaahan terhadap kekuatan yang dimiliki, individu yakin terhadap kekuatan keahlian, sumberdaya dan jaringan sosial yang dapat membantu dalam mengelola stres. Dengan memahami kelemahan, individu dapat mengidentifikasi
bagian
dari
hidupnya
yang
membutuhkan
perubahan termasuk keahlian yang dibutuhkan. Pemahaman terhadap peluang akan menjadikan individu mampu untuk melihat 112
______Stres______ secara lebih baik dalam memanfaatkan suatu keunggulan dari kekuatan yang dimiliki dalam mengelola stres. Adapun pemahaman terhadap ancaman akan membantu individu dalam mengenali konsekuensi negatif dari kelemahan dalam pengelolaan stres dan menjadi sumber penting dalam peningkatan motivasi. 1. Kekuatan (Strength) a. Tetapkan kekuatan pribadi yang dimiliki (pikirkan bahwa diri sendiri
adalah
baik
dan
orang
lain
menghargainya
berdasarkan pengalaman baik yang dimiliki). b. Tetapkan dukungan jaringan yang dimiliki (keluarga, teman, pelayanan pemerintah, kontak individu yang memiliki kekuasaan, rekan kerja). c. Tetapkan sumberdaya yang dimiliki (uang, aset, kekuatan dan lain-lain). 2. Kelemahan (Weaknesses) a. Tetapkan kelemahan pribadi dimana disadari bahwa individu tidak memiliki kekuatan atau berfikir bahwa orang lain akan kritis terhadap diri kita. b. Tetapkan kekurangan sumberdaya yang dimiliki dimana orang lain dalam tingkatan yang sama memiliki akses terhadap sumberdaya tersebut atau dimana kekurangan sumberdaya tersebut berpengaruh terhadap keadaan kita. c. Tetapkan situasi yang buruk dimana individu mengalami masalah dengan pekerjaannya atau hubungannya dengan orang lain serta lingkungan kerja yang tidak mendukung. 3. Peluang (Opportunities) a. Tetapkan
peluang
yang
brainstorming.
113
dimiliki
individu
melalui
______Stres______ b. Pergunakan kekuatan yang dimiliki dalam bekerja, tanyakan pada diri sendiri bagaimana kekuatan tersebut dapat mengelola stres yang dihadapi. c. Apakah ada orang lain yang dapat membantu tugas yang tidak dapat kita kerjakan? d. Apakah kita menggunakan secara penuh aset yang tersedia dalam mengatasi stres? e. Dapatkan kita menggunakan keahlian dan kekuatan yang digunakan dalam satu bidang ke dalam bidang lainnya? 4. Ancaman (Threats) Dalam menetapkan ancaman ini, pertimbangkan konsekuensikonsekuensi
dari
kelemahan
yang
tidak
dapat
diatasi.
Pertimbangkan kerusakan yang terjadi dalam hubungan kerja, karir dan kepuasan yang timbul dari kegagalan dalam mengelola stres. E. Manajemen Stres Efektif 1. Stress Prevention (Pencegahan terhadap Stres) Upaya untuk menanggulangi stres dapat bersifat preventif (pencegahan), pengembangan dan kuratif (perbaikan), yang dapat dilakukan secara terprogram atau individual. Penanggulangan stres dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu: a. Memperkecil dan mengendalikan faktor-faktor yang menjadi sumber-sumber stres b. Menetralkan dampak yang ditimbulkan oleh stres c. Meningkatkan daya tahan seseorang terhadap stes
114
______Stres______ 2. Stress Coping (Strategi Memecahkan Stres) Strategi coping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental
maupun
perilaku,
untuk
menguasai,
mentoleransi,
mengurangi atau meminimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi strategi coping yaitu: a. Kesehatan fisik Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. Oleh karena itu jika seseorang yang mengalami stres tidak memiliki stamina yang sehat (lemah), maka stres akan memberi dampak lebih buruk lagi. b. Keyakinan atau pandangan positif Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of
control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helpless) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe: problem-solving focused coping. c. Keterampilan memecahkan masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan tindakan yang tepat. d. Keterampilan sosial Keterampilan sosial ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
115
______Stres______ e. Dukungan sosial Dukungan ini meliputi pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. f. Materi Dukungan ini meliputi sumberdaya berupa uang, barangbarang atau layanan yang biasanya dapat dibeli. Menurut stress coping ada beberapa langkah upaya pemecahan stres secara individual yaitu: pertama; control the situation, kedua; gunakan teknik-teknik manajemen waktu yang baik, ketiga; hadapilah diri sendiri, keempat, kembangkan sikap terbuka pada orang lain, kelima; berolahraga dan bersikap rileks. 3. Personal
Wellness
(Perhatikan
Kesehatan
Pribadi
Secara Intensif) Memberikan perhatian lebih pada hal-hal yang dapat berdampak buruk pada tubuh adalah jalan terbaik untuk menjaga kesehatan pribadi secara intensif. Robbins (2003), menjelaskan ada dua pendekatan yang bisa dilakukan dalam mengelola stres, yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan individu dan organisasi adalah: 1) Pendekatan individu Setiap orang harus mampu memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif mencakup pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran (relaksasi), dan perluasan jaringan dukungan sosial. 116
______Stres______ 2) Pendekatan Organisasi Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, dan struktur organisasi- dikendalikan oleh manajemen.
Dengan
demikian
faktor-faktor
ini
dapat
dimodifikasi atau diubah. Strategi yang mungkin ingin dipertimbangkan oleh manajemen antara lain perbaikan seleksi
personil
penetapan
dan
sasaran
penempatan
yang
realistis,
kerja,
penggunaan
perancangan
ulang
pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi organisasi dan penegakan program kesejahteraan korporasi. Hampir senada dengan pendapat para ahli sebelumnya, Keith Davis & John W. Newstrom, (dalam Mangkunegara, 2002) menguraikan lebih lengkap lagi mengenai pendekatan terhadap stres kerja, mereka mengemukakan bahwa "Four approaches that
often involve employee and management cooperation for stres management are social support, meditation, biofeedback and personal wellness programs". Ada empat pendekatan terhadap stress kerja yaitu dukungan sosial (social support), meditasi (meditation), biofeedback, dan program kesehatan pribadi (personal wellness programs), dengan uraian sebagai berikut: 1) Pendekatan dukungan sosial. Pendekatan ini dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan memberikan kepuasan sosial kepada karyawan. Misalnya: bennam game, dan bercanda. 2) Pendekatan melalui meditasi. Pendekatan ini perlu dilakukan karyawan dengan cara berkonsentrasi ke alam pikiran, mengendurkan kerja otot, dan menenangkan emosi meditasi ini dapat dilakukan selama dua periode waktu yang masingmasing 15-20 menit. Meditasi bias dilakukan di ruangan
117
______Stres______ khusus. Karyawan yang beragama Islam bisa melakukannya setelah shalat Dzuhur melalui doa dan zikir kepada Allah SWT. 3) Pendekatan melalui biofeedback. Pendekatan ini dilakukan melalui bimbingan medis. Melalui bimbingan dokter, psikiater, dan psikolog, sehingga diharapkan karyawan dapat menghilangkan stress yang dialaminya. 4) Pendekatan kesehatan pribadi. Pendekatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum terjadinya stres. Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontinyu memeriksa kesehatan, melakukan relaksasi otot, pengaturan gizi, dan olahraga secara teratur. Clarke (2004), menyebutkan ada empat kategori yang harus dipahami oleh setiap orang dalam mengelola stres yakni: 1) mengubah perilaku (change your behavior); 2) mengubah pikiran (change your thinking); 3) mengubah gaya hidup (change your
life style choices); 4) mengubah situasi di mana individu tersebut berada (change the situations your are in). Dari uraian di atas, menggambarkan bahwa stres bisa dihadapi dan dihindari bahkan dihilangkan dengan cara melawan stres. Setiap orang memang akan memberikan respon yang berbeda karena akan sangat tergantung dengan daya tahan dan kekuatan fisik serta psikis seseorang. Dan yang sangat memahami ambang batas stres kita adalah diri kita sendiri. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres yaitu melalui pendekatan individual dimana cara ini hanya bisa kita lakukan sendiri dan sangat tergantung dengan keinginan, kemauan dan kekuatan kita untuk melawan stres. Namun demikian, persoalan stres kerja bukan hanya persoalan yang harus diselesaikan secara pribadi tapi juga menuntut kepedulian pimpinan untuk dapat mengelola stres yang
118
______Stres______ dialami para stafnya sehingga stres kerja tidak berdampak negatif tapi sebaliknya dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja agar lebih baik lagi. Ada tiga modal dasar (value based leadership) yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan untuk mengambil strategi-strategi dalam mencegah, mengurangi, dan mengatasi stres. Tiga modal dasar
perlu
dibangun,
dikembangkan/dicerdaskan
sehingga
memiliki nilai positif dan produktif termasuk dalam kehidupan manajemen dan organisasi. Tiga modal dasar tersebut, adalah:
1. Intelligence capital Pimpinan harus memiliki IC yang memadai, IC adalah kemampuan seseorang untuk memanfaatkan seluruh ilmu pengetahuan, skill/kemampuan untuk mengatasi masalah apapun yang dihadapi.
2. Emotional Capital (Emotional Intelligence) EC adalah perasaan/hal-hal yang dirasakan manusia berupa rasa senang, marah, sedih dll yang mewarnai kehidupan manusia itu sendiri. Tanpa kecerdasan ini, pemimpin akan tumbuh menjadi pemimpin yang otoriter. Sebaliknya dengan kecerdasan ini, pemimpin akan dapat mengatasi stres yang timbul secara dini. IC dan EC harus seimbang/balance, karena keseimbangan kedua modal ini dapat mencegah bahkan mengurangi stres.
3. Spiritual Capital Memberikan landasan yang kokoh bagi pimpinan dalam memilih nilai-nilai yang baik, buruk, benar dan salah. SC adalah cahaya
bagi
pimpinan untuk
mencegah,
mengendalikan
pimpinan dalam tindakan dan perbuatan. Ketiga modal di atas, adalah yang disebut value based
leadership sebagai kesatuan dalam kepemimpinan. Jika ketiga 119
______Stres______ modal tersebut dapat dikendalikan, akan sangat berpengaruh terhadap perilaku kepemimpinan. Berikut ini ada beberapa kiat yang disampaikan oleh ahli dari Malaysia dalam rangka mengelola stres dan akan penulis sampaikan sesuai dengan bahasa aslinya. Beliau mengatakan bahwa kita tidak dapat menyingkirkan tekanan secara sepenuhnya karena ia adalah sebahagian daripada hidup. Bagaimanapun, jika kita mengurus tekanan dengan berjaya, maka kita akan mempunyai kesehatan emosi dan fisikal yang lebih baik. Terdapat dua cara untuk berbuat demikian. 1. Tambahkan Tahap Kesadaran Anda Senantiasa prihatin terhadap jumlah tekanan yang dialami oleh badan anda, dan jenis-jenis peristiwa yang menyebabkan tekanan anda. Semak takat tekanan anda sepanjang hari dan nilai diri anda berdasarkan skala 10 mata untuk kiraan tekanan yang anda alami pada masa tersebut. Untuk berbuat demikian, periksa badan anda. Adakah otot anda tegang? Adakah jantung anda berdegup dengan kuat? Adakah tangan anda sejuk dan lembap? Adakah anda dapat menumpukan fikiran secara normal? Bila anda menjadi cekap dalam mengenal pasti takat tekanan yang anda sedang alami, berusaha untuk menambah sifat prihatin anda terhadap orang, barangan dan peristiwa yang mencetuskan tekanan anda. Ini juga boleh diukur berdasarkan skala 10 mata. Contohnya, anda mungkin mendapati bahwa seorang kawan karib, seorang ahli keluarga atau tugas anda yang mungkin menyebabkan takat tekanan anda bertambah secara berlipat ganda . Anda mungkin boleh pelajari untuk menggelakkan tekanan yang mencetuskan atau akan dapat mengendalikannya dengan lebih realistik.
120
______Stres______ 2. Ambil Langkah Positif untuk Mengurangkan Tekanan Anda Teknik-teknik
berkenaan
boleh
membantu
untuk
mengatasi tekanan yang tidak diingini Belajar untuk Berehat/ Bertenang Masa rehat penting untuk badan dan minda agar keduaduanya dapat berehat dan bertenaga semula. Luangkan masa untuk melakukan perkara-perkara yang anda minati seperti mendengar musik, bersukan, berjalan atau berendam dalam kolam mandi. Kerap kali perubahan rutin boleh membantu bilamana anda berasa tertekan dan penat. Ada orang mendapati lebih bersesuaian jika mengambil masa berehat yang singkat sementara ada yang lebih berminat untuk mengambil cuti mereka untuk tempoh yang lebih panjang agar mereka dapat melupakan berkenaan kerja sama sekali. Berehat atau senaman menarik nafas panjang amat berguna. Terdapat berbagai bentuk teknik untuk bertenang seperti merehat otot secara progresif, bertafakur, yoga, senaman meregang, pengurutan, pembayangan visual dsbnya. Anda boleh membeli sebarang daripada pita audio untuk berehat ini daripada kebanyakan kedai.
121
______Stres______ Senaman Senaman
secara
kerap
membantu
mengurangkan tekanan dan menaikkan rasa harga diri. Ianya membentuk sistem imun anda dan memainkan peranan penting dalam mengelakkan penyakit. Senaman
telah
dikaitkan
dengan
pencapaian kesihatan fizikal yang lebih baik, lebih tenaga, tidur yang lebih baik, penumpuan yang lebih baik, kekurangan risiko serangan jantung, satu perasaan kegembiraan dan perasaan imej diri yang baik.
Senaman
tidak
perlu
begitu
memenatkan. Berjalan cepat selama 2030 minit setiap hari dapat mengurangkan tekanan sepertimana juga melalui aktiviti berlari secara kuat. Seperti itu juga, makanan seimbang akan memastikan badan senantiasa sihat. Sementara itu makan secara berlebihan atau meminum alkohol yang keterlaluan serta
merokok
boleh
menyebabkan
tekanan fizikal yang bertambah. Menentukan had Sebahagian besar daripada tekanan datangnya akibat mengambil beban lebih daripada yang boleh kita kendalikan. Kita senantiasa memberikan kepentingan terhadap apa yang perlu kita capai dalam hidup. Malangnya ini merupakan sebab utama yang
122
______Stres______ menambah takat tekanan kita. Ada baiknya sekiranya kita meneliti semula apa sebenarnya yang penting dalam hidup kita, memberi nilaian semula serta bersifat lebih realistik berkenaan keinginan dan keperluan kita. Di mana boleh, cuba hadkan jumlah perubahan hidup anda dalam satu jangkamasa tertentu. Contohnya, adalah tidak wajar untuk berumahtangga, membeli pangsapuri, menjalankan kerja-kerja pengubahsuaian rumah, mendapat anak dan tukar pekerjaan, semuanya dalam masa satu tahun kerana semua ini akan mendatangkan tekanan yang begitu besar. Komunikasi efektif Adakalanya susah untuk kita bersikap tegas kerana kita gemar bersikap suka menurut dan membantu. Kita mungkin berasa bahawa kita tidak boleh menolak sebarang permintaan dan lantaran kita akan mendapati diri kita ditenggelami dan terjerat disebabkan oleh kewajiban kita. Ini menyebabkan kita berasa marah dan tidak terdaya. Kebolehan untuk mengatakan ‘tidak’ adalah sangat penting sekiranya kita hendak menjaga kesihatan dan kebaikan sendiri. Dalam menolak sesuatu permintaan, adalah baik sekiranya:
• iktiraf permintaan orang tersebut • berikan sebab-sebab anda menolak • katakan “tidak” secara tegas Contohnya, “Saya faham yang anda ingin saya membantu anda berkenaan sedikit kerja malam ini (ulangi permintaan orang tersebut). Saya ingin membantu tetapi saya telah membuat rancangan dengan keluarga saya (berikan sebab), oleh itu saya tidak boleh melakukannya” (katakan “tidak”).
123
______Stres______ Sebelum anda bermula, anda mungkin hendak latih respons tegas anda di hadapan cermin. Bahasa gerak-geri anda penting. Berdiri atau duduk tegak dengan dada berbidang dan buat perhubungan mata yang baik serta bercakap secara tenang tetapi dengan nada suara yang tegas. Pengurusan Masa Anda selalunya berasa tertekan sekiranya anda
selalunya
kekurangan
masa.
Walaupun tidak mudah untuk memberi gambaran berkenaan strategi pengurusan masa yang baik namun beberapa kaedah biasa disenaraikan seperti di bawah.
• Tentukan sasaran dan berikan keutamaan. • Simpan senarai “perlu buat”, berikan keutamaan kepada kerja anda dan seterusnya mulakan dengan kerja-kerja penting dahulu.
• Rancangkan kerja sebelum memulakan. Ini kerana masa satu jam yang dihabiskan ke atas perancangan akan menjimatkan 3-4 jam masa untuk “melakukannya.”
• Lakukan kebanyakan daripada kerja anda pada masa bilamana anda paling produktif, contohnya ada orang bekerja dengan lebih baik di waktu pagi berbanding dengan masa tengahari. Hadkan gangguan seperti menerima pelawat atau panggilan telefon di waktu anda paling produktif.
• Buat semua panggilan telefon anda pada suatu masa. • Belajar untuk menugaskan sebahagian daripada kerja anda. • Jadualkan masa berhenti dan rehat.
124
______Stres______ Awasi pemikiran negatif Apa yang kita katakan mengenai diri kita (bercakap dengan diri sendiri) akan memberi kesan kepada perasaan dan angin kita. Mereka yang cenderung kepada pemikiran negatif ini selalunya lebih mudah menjadi bimbang dan murung. Contohnya: Dua individu tiba di pejabat masing-masing dan bos mereka memandang mereka dengan marah. Salah seorang mulai berasa salah dengan serta-merta dan berkata kepada diri sendiri. “Saya pasti telah lakukan sesuatu kesalahan semalam!“ Dia mulai khawatir berkenaannya dan tidak dapat menumpukan perhatian kepada kerjanya. Individu yang satu lagi pula tidak menghiraukan perkara tersebut dan terus mulakan kerja. Dia berkata kepada diri sendiri, “Nampaknya angin bos tidak baik pagi ini. Tentunya ada sesuatu yang mengganggunya. Apakah yang boleh saya lakukan untuk menceriakan beliau.” Kedua-dua mereka berada dalam situasi yang sama, tetapi persepsi mereka dan seterusnya, respons (tindakbalas) mereka adalah berlainan sama sekali.
• Elakkan pemikiran jenis berikut yang mengakibatkan tekanan; • Membaca minda, contohnya “Saya rasa suami saya benci masakan saya.”
• Menilik nasib, contohnya “Saya pasti projek ini akan gagal.” • Meramalkan natijah buruk secara berlebihan, contohnya, “Saya pasti akan dipecat disebabkan oleh kesalahan ini.”
• Menganggap sesuatu sebagai dashyat, contohnya “ Saya tidak akan berani menunjuk muka kepada sesiapa selepas ini.”
• Membuat anggapan umum secara berlebihan, contohnya “Semua orang akan memandang saya secara hina”.
• Sikap seharusnya, sepatutnya dan mesti, “Saya sepatutnya cekap dalam semua yang saya lakukan.”
125
______Stres______ Pemikiran mementingkan kesempurnaan, contohnya “Saya mesti lakukan secara cekap jika tidak, jangan cuba sekalipun.” Sokongan sosial Kebanyakan orang mendapati bahawa meluahkan perasaan dapat membantu bila
mereka
dapatkan
berasa
pendengar
bertanggapan mengkritik
sedih.
dan
contohnya,
Cuba yang
yang
tidak
seorang
ahli
keluarga atau seorang kawan karib yang
dapat
merahsiakan
perbualan
anda, iaitu seorang yang boleh anda percayai dan membuat anda berasa selesa. Membincangkan perkara bersama seorang pendengar yang baik dapat membantu kita melihat sesuatu dari sudut pandangan yang lebih realistik. Tambahan lagi bercakap berkenaan perkaraperkara yang terpendam secara sendirinya dapat mengurangkan takat tekanan kita Dari keseluruhan pendapat para ahli di atas, tentu saja kita bisa memilih secara bebas, cara yang mana yang akan kita gunakan untuk mengelola stress yang terjadi pada diri kita, keluarga, teman atau anggota organisasi yang anda pimpin. Yang terpenting dari semua itu bahwa tidak ada satupun cara yang paling sempurna, cara yang terbaik adalah jika cara tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi stress yang dihadapi. Namun, penulis memandang, “pendekatan” pada Illahi Robbi adalah salah satu pendekatan yang paling jitu dan mujarab bagi siapapun, dari kalangan manapun. Mengenal Allah dengan baik, on time 24 jam on line bersama Allah akan membantu seseorang
126
______Stres______ untuk ikhlas, sabar dan tawakkal dalam menghadapi segala persoalan hidupnya. Seseorang yang sudah dengan ikhlas menghambakan diri pada Allah, hatinya penuh cinta Illahi, maka tidak akan ada kesedihan apalagi putus asa, tidak akan ada lagi emosi apalagi kemarahan yang tiada tara, tidak ada lagi kebencian apalagi permusuhan, tidak akan ada lagi air mata lara apalagi raungan penyesalan dan tidak akan ada STRES dalam hidup. Allah Yess, No Stress.
127
______Stres______
128
______Stres______ BAB VIII STRES DALAM BEBERAPA PENELITIAN A. Stres dan Beberapa Hasil Penelitian Stres kerja terjadi akibat adanya interaksi seseorang dengan kondisi dan lingkungan tempat dimana ia bekerja. Seperti diuraikan sebelumnya bahwa orang yang rentan terkena dampak stres adalah mereka yang dalam pekerjaannya lebih banyak berhadapan
atau
berinteraksi
dengan
orang
banyak.
Ada
beberapa profesi yang banyak berinteraksi dengan banyak orang seperti dokter, perawat, sales, dosen, guru dan lain-lain. Di bawah ini akan diuraikan beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang stres dan hubungannya atau pengaruhnya dengan variabel lainnya.
Pertama; Aris Munandar (1997), melalui disertasinya tentang
hubungan
karakteristik
individu
dan
karakteristik
lingkungan dengan stres kerja guru di Sulawesi Selatan, ditemukan 21% guru mengalami stres kerja yang kurang serius, 48% mengalami stres kerja sedang dan 30% mengalami stres kerja serius dan amat serius. Sumber-sumber stres yang paling dominan adalah pemotongan gaji guru, menyusul kenaikan pangkat yang tertunda, siswa yang berkelakuan buruk, konflik dengan personil sekolah lainnya, lingkungan sekolah yang terlalu bising, dan yang terakhir kurangnya motivasi dan perhatian siswa terhadap pelajaran.
Kedua; Helen Malaka dkk (2005), melalui penelitiannya tentang hubungan puncak stres dan tahap stres di kalangan guruguru sebuah sekolah menengah agama Johor Bahru, Malaysia, ditemukan hasil sebagai berikut: dari 35 responden guru, 94,3%
129
______Stres______ guru-guru mengalami stres rendah dan 5,7% mengalami stres sederhana, dan tidak ada guru yang mengalami stres berat. Penyebab stres antara lain: kondisi lingkungan yang bising, kekurangan waktu untuk memeriksa tugas siswa dan tidak cukup waktu untuk istirahat (beban mengajar terlalu berlebihan). Secara umum puncak stres disebabkan oleh beban mengajar yang terlalu berat sementara faktor sekunder lainnya berasal dari peraturan sekolah. Dalam penelitian ini ditemukan pula hubungan yang signifikan
antara
faktor
peraturan
sekolah
dan
hubungan
interpersonal dengan tahap stres guru.
Ketiga; Azizi Hj. Yahaya dkk (2006), penelitian yang berjudul Tahap stres dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya pada Guru Sekolah dasar Negeri Johor, Melaka, Selangor dan N. Sembilan, telah menghasilkan data sebagai berikut: tahap stres di kalangan guru berada pada tahap sederhana dan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor beban kerja dengan pengalaman mengajar, umur dan jumlah anak. Aspek yang paling mempengaruhi stres adalah aspek masalah disiplin belajar siswa.
Keempat; Business Week, 16 Juli 2001 hal 12, dalam Robbins (2003), pada perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan, para karyawan yang masih tinggal mengalami bahwa pekerjaan mereka memerlukan semakin banyak waktu dan energi. Sampel nasional karyawan AS menemukan bahwa mereka: merasa beban kerja berlebih 54%, dibanjiri beban kerja 55%, kekurangan waktu berfikir mendalam 59%, tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas 56%, dan harus melakukan terlalu banyak tugas rangkap 45%. Kondisi dinamik yang dialami individu terkait dengan kendala dan tuntutan pekerjaan tersebut menyebabkan stres kerja dan memberikan pengaruh terhadap kinerja mereka.
130
______Stres______ Kelima; Jacinta F. Rini, M. Sc (2002), mengutip beberapa hasil penelitian terkait dengan dampak stres terhadap kesehatan dan kinerja pegawai. Beberapa penelitian tersebut antara lain: penelitian Baker dkk (1987), stress yang dialami oleh seseorang akan mengubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stress akan menurunkan daya tahan
tubuh
terhadap
serangan
penyakit
dengan
cara
menurunkan jumlah fighting disease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah.
Keenam; Dua orang peneliti lainnya yaitu Plaut dan Friedman (1981) berhasil menemukan hubungan antara stress dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stress sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem
autoimmune-nya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif.
Ketujuh; Dantzer dan Kelley (1989) berpendapat tentang stress dihubungkan dengan daya tahan tubuh. Katanya, pengaruh stress terhadap daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan frekuensi stress yang dialami seseorang. Peneliti lain juga mengungkapkan, jika stress yang dialami seseorang itu sudah berjalan sangat lama, akan membuat letih health
promoting response dan akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh.
131
______Stres______ Banyak sudah penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab-akibat antara stress dengan penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran penuh setiap orang untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi juga psikisnya.
Kedelapan; Akhirnya, Terry Beehr dan John Newman (1978) menemukan gejala stress kerja dapat di bagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan perilaku. Pada gejala psikologi dan gejala psikis, hampir sama dengan hasil penelitian-penelitian sebelum dan sesudahnya seperti yang diuraikan di atas, dan imbas dari semua itu melahirkan perilakuperilaku yang kurang baik seperti meningkatkan frekuansi absensi, menunda atau menghindari tugas/pekerjaan, emosi tidak stabil,
memutuskan
hubungan
kerja
dan
pada
akhirnya
menurunkan kinerja dan produktivitas seseorang. Seperti juga hasil penelitian Randall Schuller (1980), mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stress yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi
dengan
penurunan
prestasi
kerja,
peningkatan
ketidakhadiran kerja, serta tendensi mengalami kecelakaan. B. Laporan Hasil Penelitian Stres Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Kota Bandar Lampung Penelitian dilakukan pada guru MIN Kota Bandar Lampung yang berjumlah 56 orang. Data variabel stress kerja dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dijawab guru yang berjumlah 30 butir pertanyaan/ pernyataan. Bobot skor setiap butir pertanyaan/pernyataan 1 sampai dengan 5. Secara teoritis skor stress kerja akan bervariasi antara skor minimal 30 sampai 132
______Stres______ skor maksimal 150. Berdasarkan analisis data, diperoleh deskripsi statistik hasil pengukuran variabel stress kerja yang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel Deskripsi Data Variabel Stres Kerja No
Statistik Deskriptif
Hasil Perhitungan
1
Jumlah Butir
30
2
Skor Ideal
150
3
Minimal
62
4
Maksimal
126
5
Rentang
64
6
Mean
96.20
7
Median
96.50
8
Modus
99
9
Standar Deviasi
14.185
10
Varians
201.215
Dari tabel di atas dapat diketahui skor variabel stres kerja bervariasi dari skor terendah 62, sampai skor maksimal 126. Berdasarkan perhitungan statistika dasar diperoleh angka sebagai berikut: mean = 96.20, median = 96.50, modus =99 dan standar
deviasi 14.185. Perhitungan ini menunjukkan mean dan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa skor variabel stres kerja cenderung berdistribusi normal. Untuk memperoleh gambaran tentang distribusi skor stres kerja, dalam tabel disajikan distribusi frekuensi skor stres kerja.
133
______Stres______ Tabel Distribusi Frekuensi Skor Stres Kerja
Kelas Interval
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1
2
3
60 – 70
1
1.78
71 – 81
1
1.78
82 – 92
15
26.8
93 – 103
17
30.35
104 – 114
19
33.91
115 – 125
1
1.78
126 – 136
2
3.6
Jumlah
56
100
Berdasarkan distribusi frekuensi skor stres kerja maka dibuat kategori stres kerja dengan membagi kepada tiga kelompok,
yaitu
kelompok
tinggi,
sedang
dan
rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengelompokan skor untuk variabel stres kerja diperoleh 12.5% (7 orang) kelompok tinggi, 76.8% (43 orang) kelompok sedang, dan 10.7% (6 orang) kelompok rendah. Dari sini dapat dipahami bahwa tingkat stres kerja guru pada umumnya berada pada kelompok sedang. Artinya, sebagian besar guru mengalami stres dan harus segera dicarikan solusi untuk meminimalisir stres tersebut. Berikut grafik histogram distribusi frekuensi skor stres kerja.
134
______Stres______
16 14 12 10 8 6 4 Std. Dev = 14.19
2
Mean = 96.2 N = 56.00
0 62.5
72.5
82.5
92.5
102.5
112.5
122.5
Stress
Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Stres Hasil penelitian di lapangan, tingkat stres guru bervariasi, pada grafik di bawah ini akan disajikan tingkat stres guru di lihat dari golongan, pendidikan dan jenis kelamin. Berikut grafik tingkat stres guru di lihat dari golongan.
135
______Stres______
Stress Kerja menurut Golongan 0.18 0.16 0.14 0.12
Prosentase
0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 1
2
3
4
5
6
Sub Indikator Gol II
Gol III
7
Gol IV Gol III Golongan Gol II 8
9
Gol IV
Gambar Grafik Skor Stres Kerja Berdasarkan Golongan Untuk lebih jelas membaca grafik di atas, berikut akan diuraikan 9 indikator stres: 1) kebisingan; 2) kebersihan; 3) konflik peran; 4) ketidakpastian; 5) pengembangan karir; 6) beban kerja; 7) hubungan dengan atasan; 8) hubungan dengan rekan kerja; dan 9) kebijakan, dalam hal ini kebijakan-kebijakan pimpinan maupun pemerintah terkait dengan guru. Dari grafik di atas, jika di lihat dari keseluruhan indikator, tingkat stres paling tinggi ada pada guru golongan II dan paling rendah pada golongan IV . Guru madrasah mengalami stres disebabkan beban kerja yang berat dan berlebihan, ini dirasakan oleh semua golongan dan mendapatkan skor paling tinggi, kurang lebih 16.5%.
Menyusul
hubungan
dengan
atasan
yang
kurang
harmonis. Sedangkan indikator kebisingan, kebersihan, konflik
136
______Stres______ peran, ketidakpastian, pengembangan karir, hubungan dengan rekan kerja dan kebijakan memiliki skor yang tidak jauh berbeda. Stres
guru
juga
bisa
dilihat
dari
latar
belakang
pendidikannya, grafik yang menggambarkan hal tersebut dapat di lihat pada gambar berikut:
Stress Kerja menurut Pendidikan 0.2 0.18 0.16 0.14 0.12
Prosentase
0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 1
S1 2
3
4
D2 5
6
Sub Indikator SLTA
D2
7
SLTA 8
Pendidikan
9
S1
Gambar Grafik Skor Stres Kerja Berdasarkan Pendidikan Grafik di atas menggambarkan bahwa semua guru dengan berbagai latar belakang pendidikan memiliki tingkat stres yang hampir sama. Namun terlihat dengan jelas dari grafik tersebut bahwa guru dengan pendidikan SLTA mengalami stres paling tinggi dibandingkan guru yang lain. Fokus stres ada pada beban kerja yang berat menyusul hubungan dengan atasan yang kurang harmonis dan kebijakan yang kurang mendukung guru.
137
______Stres______ Stres jika di lihat dari jenis kelamin juga memiliki grafik yang tidak jauh berbeda, berikut disajikan dalam gambar
Stress Kerja menurut Jenis Kelamin
0.18 0.15 0.12
Prosentase
0.09 0.06 0.03 0 1
2
3
4
5
6
Sub Indikator
Laki-laki
7
Perempuan Laki-laki 8
9
Jenis Kelamin
Perempuan
Gambar Grafik Skor Stres Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Dari grafik di atas, dapat di lihat bahwa stres kerja antara guru laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Hampir setiap indikator memiliki jumlah skor yang sama. Ini memberikan makna bahwa jenis kelamin tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap stres. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat kontribusi yang signifikan dari stres terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Bandar Lampung”. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi
138
______Stres______ Product Moment dari Pearson, maka dapat dirangkum hasil analisisnya pada tabel berikut: Tabel Hasil Analisis Hubungan Stres dengan Kinerja Guru Variabel
N
ry
r2y
thitung
Bebas
ttabel
Ket
α=0.10
α=0.05
1
2
3
4
5
6
7
8
Stres
56
-0.460
0.212
3.807
1.671
2.00
Sig
Kerja
Pada tabel di atas didapat harga thitung sebesar 3.807 yang lebih besar dari t(54)(0.05) sebesar 2.00 dan t(54)(0,10) sebesar 1.671. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara stres dan kinerja guru signifikan. Kekuatan hubungan antara stres dengan kinerja adalah sebesar -0.460. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0.212, berarti bahwa kontribusi stres kerja terhadap kinerja guru adalah 21.2%. Hal ini berarti bahwa Ha yang menyatakan terdapat kontribusi yang signifikan dari stres terhadap kinerja guru MIN Kota Bandar Lampung diterima, konsekuensinya H0 ditolak. Berdasarkan uraian hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa stres berkorelasi negatif terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Bandar Lampung dengan kekuatan korelasi sedang (-0.460). Hal ini berarti semakin tinggi stres maka kinerja guru cenderung akan turun. Kontribusi yang diberikan stres terhadap kinerja guru adalah 21.2%. Dari perhitungan persamaan regresi dengan menggunakan regresi sederhana diperoleh harga koefisien arah (b) sebesar 0.430 dengan konstanta sebesar 143.669. Dengan demikian 139
______Stres______ persamaan
regresinya
adalah
Υ
=
143.669
+
-0.430X.
Selanjutnya garis ini diuji signifikannya dengan mengaplikasikan analisis varians, hasil perhitungannya disajikan pada tabel 4.21. Tabel. Analisis Varians Stres dengan Kinerja Guru Model
Sum Of
Mean
Df
F
Sig
14.494
0.000
Square
Squares Regression
2.049.887
1
2.049.887
Residual
7.637.105
54
141.428
Total
9.686.982
55
Berdasarkan tabel di atas dari analisis varians diperoleh Fhitung
untuk
keberartian
regresi
sebesar
14.494
dengan
signifikansi 0.000, karena probabilitas (0.000) lebih kecil dari ά =0.05, maka model regresi Υ = 143.669 + -0.430X dapat dipakai untuk memprediksi stres kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa model persamaan regresi signifikan, dan dapat menjelaskan arah kekuatan hubungan stres kerja dengan kinerja guru. Arah kekuatan antara stres dengan kinerja guru dapat digambarkan dalam grafik persamaan regresi sebagai berikut.
140
______Stres______
Kinerja Guru 130 120 110 100 90 80 70
Observed Linear
60 60
70
80
90
100
110
120
130
Stress
Gambar Grafik Regresi Linier sederhana Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Guru Dari persamaan regresi Υ = 143.669 + -0.430X dapat dijelaskan bahwa terjadi korelasi negatif yang mana apabila skor stres naik maka skor kinerja guru akan turun. Sebagai prediksi dapat dijelaskan pula bahwa jika faktor stres meningkat satu skor, maka skor kinerja guru akan turun sebesar -0.430. Dari data deskriptif dan sajian data analisis statistik di atas diperoleh beberapa temuan penelitian pada stress guru MIN Kota Bandar Lampung dan kontribusinya terhadap kinerja yaitu; hasil analisis deskriptif menunjukkan tingkat stres kerja guru MIN Kota Bandar Lampung berada pada kategori sedang. Artinya, stres di kalangan guru perlu mendapatkan perhatian penting dan hasil penelitian ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini karena stres yang berlebihan akan sangat mempengaruhi kinerja guru 141
______Stres______ dan bisa mempengaruhi kesehatannya. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aspek yang paling mempengaruhi stres kerja guru MIN Kota Bandar Lampung adalah beban kerja yang berat, hal ini didukung oleh kondisi MIN Kota Bandar Lampung yang masih
kekurangan
guru,
sehingga
‘terpaksa’
guru
harus
menangani semua persoalan di sekolah dengan jumlah guru yang minim. Di beberapa MIN, terdapat guru yang mengajar, sekaligus menjadi tenaga administrasi, dan pelatih Pramuka. Sementara guru-guru lainnya, sebagian besar harus mengajar full di beberapa kelas dengan mata pelajaran yang berbeda. Berdasarkan data lapangan, tingkat stres paling tinggi ada pada guru dengan latar belakang pendidikan SLTA , stres paling rendah ada pada guru dengan pendidikan D2. Jika dilihat dari golongan, guru golongan II memiliki tingkat stres lebih tinggi dari golongan III dan IV. Sedangkan dari jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang signifikan antara guru laki-laki dan perempuan dalam hal stres, namun perolehan skor pada setiap indikator menunjukkan bahwa guru perempuan lebih merasakan beban kerja yang berat dibandingkan guru laki-laki. Stres dinyatakan sebagai penyakit tidak terlihat. Stres dapat mempengaruhi anda, organisasi dan setiap dan setiap orang yang berada di dalamnya sehingga tidak dapat diabaikan. Dalam banyak kesempatan, kita semua telah pernah mengalami stres dalam pekerjaan, terutama mereka yang banyak bekerja pada pelayanan-pelayanan umum dan berhadapan dengan banyak orang seperti guru. Stres dapat mempengaruhi individu, masyarakat, dan organisasi atau lembaga (Heller dan Tindle, 1998) dalam Wibowo (2006: 52). Pengertian stres bagi individu adalah setiap pengaruh
142
______Stres______ yang mengganggu kesehatan mental dan fisik seseorang. Hal tersebut terjadi apabila badan memerlukan kinerja di atas batas rentang kapabilitasnya. Hasil penelitian di Madrasah menunjukkan bahwa tingkat stres kerja guru MIN Kota Bandar Lampung berada pada kategori sedang, tingkat stres paling tinggi terjadi pada guru dengan golongan II dan guru yang memiliki latar belakang pendidikan SLTA sementara stres paling rendah terjadi pada guru golongan IV yang berpendidikan D2. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Robbins (2003: 799), bahwa pengalaman pada pekerjaan cenderung berhubungan secara negatif dengan stres. Oleh karena itu, orang yang tetap lebih lama berada dalam organisasi adalah mereka yang lebih tahan terhadap stres. Dengan kata lain, pengalaman para senior dalam pekerjaannya membuat mereka mengalami lebih sedikit stres. Dari sekian indikator stres yang diangkat, stres yang terjadi pada guru MIN Kota Bandar Lampung sebagian besar disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan. Ini artinya bahwa, semua pihak yang terkait dengan madrasah baik kepala madrasah, Pengawas, Pemerintah termasuk Departemen Agama Kota Bandar Lampung, maupun masyarakat hendaknya tidak mengabaikan stres karena stres memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja guru dan mutu pembelajaran. Untuk meminimalisir stres pada guru, harus dilakukan manajemen stres terutama oleh kepala madrasah sebagai pemimpin di sekolah. Karena menurut Robbins (2003:793), stres tidak selalu buruk dan negatif, stres juga bisa mempunyai nilai positif jika dikelola dengan baik dan benar. Stres bisa berarti ‘peluang’ bila stres itu menawarkan potensi perolehan. Misalnya, kinerja yang unggul yang ditunjukkan oleh atlet atau pemanggung dalam situasi-situasi yang ‘mencekam’. Individu semacam ini sering menggunakan stres 143
______Stres______ secara positif mengatasi masalah dan berkinerja pada atau mendekati maksimum mereka. Sama halnya, banyak profesional melihat tekanan beban kerja berlebih yang berat dan tenggat waktu sebagai tantangan positif yang meninggikan mutu kerja dan kepuasan kerja yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stress berkorelasi negatif terhadap kinerja dengan kekuatan korelasi sebesar 0.460 dan berkorelasi negative pula terhadap mutu pembelajaran dengan kekuatan korelasi sebesar -0.419. Kontribusi yang disumbangkan stress terhadap kinerja adalah 21.2% dan terhadap mutu pembelajaran 17.5%. Ini memberikan pemahaman pada kita bahwa stress harus dihilangkan, jika ingin kinerja guru dan mutu pembelajaran di madrasah ibtidaiah meningkat. Stres yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang merupakan pengalaman psikologis yang mempengaruhi seseorang dan reaksinya terhadap kondisi-kondisi tersebut. Stres timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidaksesuaian antara seseorang dengan lingkungannya yang dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: (1) kebisingan; (2) kebersihan; (3) konflik peran; (4) ketidakpastian peran; (5) pengembangan karir; (6) beban kerja; (7) hubungan dengan atasan; (8) hubungan dengan rekan kerja; (9) kebijakan. Dengan mengacu pada pengertian operasional stress di atas, maka makna stress dalam penelitian ini adalah respon fisik dan emosional seseorang terhadap beban kerja yang melebihi rentang kapabilitas yang dimiliki individu. Beberapa teori menyebutkan bahwa stress tidak selalu bermakna negatif dan buruk, stress juga bisa bernilai positif jika dapat dikelola dengan baik.
144
______Stres______ Namun
dari
beberapa
hasil
penelitian
seperti
Aris
Munandar (1997), Helen Malaka dkk, (2005), Azizi Hj. Yahaya dkk (2006), Robbins (2003), Jacinta F. Rini (2003), ditemukan bahwa stress sedang dan tinggi bisa berpengaruh pada menurunnya kinerja seseorang. Stres pada tingkat rendah jika tidak dikelola dengan baik, juga akan berakibat negatif dan mempengaruhi kinerja. Banyak perilaku yang ditunjukkan oleh stress seperti membolos kerja, mengabaikan tugas, datang terlambat, keinginan untuk pindah kerja, menjadi pembosan, emosi tidak stabil dan sebagainya sehingga memberikan pelayanan yang rendah pada masyarakat atau kastemer. Jika hal ini terjadi pada guru, dapat kita bayangkan, bagaimana nasib murid-murid kita ke depan. Pada harian kompas tanggal 22 Maret 1997, diberitakan mengenai stress kerja yang melanda guru di Manado, berbagai pungutan yang sering menimpa guru terutama guru SD, ternyata menjadi penyebab utama timbulnya stress di samping ketidakpastian nasib mereka ke depan. Di pedalaman Kalimantan, stress kerja guru diakibatkan karena lokasi kerja yang sangat jauh dan tidak aman, sementara imbalan yang mereka terima tidak sesuai dengan beban berat yang mereka hadapi. Hasil penelitian di beberapa daerah di Malaysia, diperoleh data bahwa guru mengalami stress karena beberapa faktor antara lain: tidak seimbangnya beban kerja dengan pengalaman mengajar yang mereka miliki, beban kerja yang berlebih, suasana sekolah dan kelas yang bising, dan ketiadaan waktu memeriksa hasil kerja siswa. Perilaku guru yang mengalami stress ditunjukkan dengan reaksi emosional dan fisik seperti: tidak sabaran baik dalam bersosialisasi maupun dalam menghadapi siswa di kelas, mudah marah, bosan, mudah tersinggung, mengeluh, tidak peduli dengan siswa dan teman sejawat, tidak dapat konsentrasi waktu 145
______Stres______ mengajar, peka terhadap kritik dan akhirnya tidak betah di sekolah, sering membolos, mengabaikan pekerjaannya sebagai pengajar, selalu korupsi waktu (datang terlambat, banyak ngobrol di kantor atau kantin sementara siswa dibiarkan belajar sendiri, pulang lebih cepat dari waktu yang telah dijadwalkan dan sebagainya). Hasil diskusi di atas, memberikan pemahaman pada kita betapa stress akan mempengaruhi kinerja guru dan secara otomatis mempengaruhi proses belajar mengajar. Dapat kita bayangkan jika sebagian besar guru mengalami stress, maka jangankan
akan
bermutu,
proses
belajar
mengajar
akan
“amburadul”. Logika hasil penelitian di MIN Kota Bandar Lampung yang menunjukkan hubungan negative dari stress terhadap kinerja guru dan mutu pembelajaran memberikan makna bahwa stress harus dihilangkan jika ingin meningkatkan kinerja guru dan mutu pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2003: 801), mengatakan bahwa terlalu banyak stress akan mengakibatkan kinerja seseorang menurun. Reaksi dan intensitas stress dari waktu ke waktu juga bisa berubah, karena itu stress yang rendah atau sedang sekalipun dapat mempunyai pengaruh yang negative pada kinerja jangka panjang. Sayangnya, tidak semua menyadari adanya stress baik pada dirinya sendiri maupun organisasi (organizational stress). Ketidaksadaran ini membuat stress tidak dikelola dengan baik, pada akhirnya stress yang semula ringan atau sedang karena dibiarkan akan menjadi stress berat yang berbahaya bagi kesehatan, kinerja individu maupun produktivitas organisasi. Seyogyanya guru waspada akan munculnya stress, sebab selain merugikan diri sendiri, juga berdampak pada pendidikan dan citra guru yang sampai hari ini perlu diperjuangkan.
146
______Stres______ Hasil diskusi di atas memberikan pemahaman pada kita bahwa stress bisa terjadi pada siapa saja dan stress tidak bisa dihindari terutama pada pekerjaan yang membutuhkan tenaga, pikiran dan tingkat kinerja yang tinggi seperti guru. Namun bukan berarti stress tidak bisa dihilangkan atau diminimalisir, yang terpenting bagi kita adalah bagaimana menyikapi stress dengan cara mengelola stress menjadi sesuatu yang bernilai positif dan meningkatkan kinerja. Hasil kesimpulan dari teori-teori tentang manajemen stres, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengelola stress: 1) Pendekatan individu. Strategi individu telah terbukti efektif dalam
mengelola
stress
yang
meliputi
teknik-teknik
manajemen waktu artinya individu harus diajarkan bagaimana memenej waktu seefektif dan seefisien mungkin sehingga pekerjaan tidak bertumpuk yang dapat memicu munculnya stress. Meningkatkan latihan fisik, pengenduran (relaksasi) dan perluasan jaringan social. Uus Firdaus ( 2006), menekankan pada olahraga rutin, refreshing, rekreasi, liburan, meningkatkan hubungan yang harmonis dengan orang lain, meningkatkan wawasan dengan membaca, menulis, ikut kegiatan yang bermanfaat dan paling penting mendekatkan diri pada Allah SWT. Dewi Widiananda (1996), lebih menekankan pada peningkatan kesadaran diri, yakni guru perlu menyadari konsekuensi dari tugas panggilannya, serta bersikap wajar terhadap lingkungan pekerjaan maupun lingkungan sosialnya. Pengembangan
hobi,
minat
dan
persahabatan
serta
pengaturan waktu dan penyelesaian konflik. 2) Pendekatan organisasi. Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, serta struktur
147
______Stres______ organisasi atau kebijakan dari pimpinan. Dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai pemimpin, sangat dibutuhkan untuk mengatur strategi organisasi sekolah yang dipimpinnya agar tidak banyak menimbulkan stress pada guru. Strategi yang mungkin dapat dipertimbangkan adalah, dengan menempatkan staf sesuai dengan latar belakang keahliannya, memberikan mata pelajaran pada guru sesuai dengan latar belakang pendidikannya, melibatkan guru dan staf dalam perencanaan dan program-program sekolah, sehingga guru dan seluruh anggota sekolah merasa dihargai dan termotivasi untuk berpartisipasi. Merancang ulang pekerjaan dan mendesain ruangan kelas juga bisa dipertimbangkan oleh kepala sekolah dalam rangka menghindari stress. Dan yang terpenting lagi adalah, meningkatkan komunikasi organisasi baik antara kepala sekolah dengan guru dan staf atau guru dengan teman sejawat
dan
seluruh
organisasi
sekolah
serta
lembaga
masyarakat seperti komite sekolah. Komunikasi yang baik antar komponen
tersebut
dapat
menciptakan
hubungan
yang
harmonis, indah, nyaman, transparan, jauh dari konflik dan jauh dari stress. 3) Stres juga terkait dengan kepuasan kerja, mengelola stress dapat dilakukan dengan meningkatkan kepuasan kerja guru, artinya kesejahteraan guru perlu diperhatikan agar guru terhindar dari stress.
148
______Stres______ DAFTAR PUSTAKA Al-Ghazali. (1992). Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mukmin, diterjemahkan Moh. Abdai Rathomy. Bandung: CV. Diponegoro Anshar. Mohd. (2005). Strategi Pendidikan Tenaga Kependidikan. Makalah
disampaikan
pada
Seminar
Internasional
Pendidikan dan Pertemuan FIP/JIP se Indonesia. Padang: FIP-Universitas Negeri Padang. As’ad . (1991). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty Azizi Hj. Yahaya, dkk. (2006). Tahap Stres dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi di Guru Sekolah Di Negeri Johor, Melaka, Selangor dan Negeri Sembilan. Seminar Pendidikan. Malaysia: Universitas Teknologi Malaysia. Beeby. (1966). The Quality education in Developing Countries. Cambridge Massachusetts: Harvard University Press. Brown, B.W., Moberg, J.D. (1980). Organizational Theory
Management: A Marco Approach. New York: Jhin Wiley And Sons, Inc Clarke, G. (2004). Stress Management. United State, National Health, Safety & Environmental Department Cooper Cary dan Straw Alison. (1995). Stres Management. Jakarta: Kesain Blanch Crider, Andrew. B. (1983), Psychology. Illinois Scot Foresman and Company Dalyono. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Deming, W.E. (1982). Out of Crisis. Cambridge: Massachusetts Institute of Technology.
149
______Stres______ Departemen Agama RI. (2005). Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI Dessler, Garry. (1978). Organizational and Management: A
Contingency Approach. Englewood Cliffs, New York: Prentice-Hall Djaali. (2000), Psikologi Pendidikan. Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta. Endang, Dwiyanti. (2001). Stres Kerja di Lingkungan DPRD; Studi
tentang Anggota DPRD di Kota Surabaya, Malang dan Kabupaten Jember. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik,
3:
73-84.
Surabaya:
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga. Filley, Allan C. House, Robert J dan Kerr, Steven. (1970),
Managerial
Process
and
organizational
Behavior.
Hillsdale, Illinois: Scott Foreman and Company. Firdaus, Uus. (2006). Burnout. Pikiran Rakyat-Edisi Online-www. Pikiranrakyat.Com.htm Gaffar, M.F. (2005). Profesionalisasi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Makalah pada Seminar Nasional FIP UPI, Bandung.. Gibson,
Ivancevich
and
Donely.
(1993).
Organisasi
dan
Manajemen. Alih Bahasa Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga Gordon. J. (1991). A Diagnostic Approach to Organizational
Behavior. Boston: Allyn and Bacon Grimer, V.H.B. (1978). Applied Psychology: Adjustment in Living
and Work. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Hafidhuddin, Didin. (2003). Islam Aplikatif. Jakarta: Gema Insai Press
150
______Stres______ Handoko, T. Hani. (1997). Manajemen Personalia dan Sumber
Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Hersey, Paul and Blanchard, Kenneth H. (1992), Management
Organizational Behavior, Utilizing Home Resources, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Heriyanto V. Heru. (1997) Mengelola Konflik di dalam Organisasi. Jurnal Anima. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Hornby, AS. (1974). Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Current. English. 3rd edition. Oxford University Press Irsan. (1993). Etos Kerja Guru, Suatu Studi pada Guru-guru SMP
Negeri Medan. Thesis. Padang: PPs. IKIP Padang Irwanto, dkk. (1989). Psikologi Umum. Jakarta: Kerja sama APTIK dan Gramedia Kartono, Kartini dan Gulo, Dali. (2000). Kamus Psikologi. Bandung: Pioner Jaya. Kast. Fremont. E and Rosenzweig. (1982). Organisasi dan
Manajemen. Terjemahan Yasin. Jakarta: Bina Akasara et al. (1995). Learning and Human Abilities, Educational Psychology. New York: Harper and New
Klaumeier,
Publishers. Kompas. (2004). Potret Pendidikan di Pedalaman Kalimantan
Selatan. Ketika Gaji Guru Dibayar dengan Gabah. Jakarta: Kompas, Selasa, 27 Juli 2004. Krech, D. Crutchfield, R and Ballackey, Egerton. (1982). Individual
in Society. New York: McGraw-Hill, Bode Company Kusumastuti, Diyah. (2002). Manajemen Sistem Pengembangan
Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi. Bandung:
151
______Stres______ Jurnal Tata Niaga Vol II. Administrasi Niaga Politeknik Bandung Lulus, Margiati. (1999). Stres Kerja: latar Belakang Penyebab dan Alternatif
Pemecahannya.
Jurnal
Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Luthan, F. (2002). Organizational Behavior. Singapore: McGrawHill International, Inc Makmun, Abin Syamsuddin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Malaka, Helen dkk. (2005). Hubungan Puncak Stres dan Tahap
Stres di Kalangan Guru-Guru di Sebuah Sekolah Menengah Agama Johoh Baharu. Seminar Pendidikan, 2005, Malaysia: Fakulti Pendidikan Universitas Tekhnologi Malaysia Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung: PT. remaja Rosdakarya Marquardt, M.J. (1996). Building the Learning Organization. New York: Mc Graw-Hill. Marwansyah dan Mukaram. (1999). Manajemen SDM. Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga. Mitchel, T.R. and Larson. (1987). People and Organization: An Introduction
to
Organizational
behavior.
Singapore:
McGraw Hill Inc. Moully, G.J. (1973). Psychology for Effective Teaching. New York: Holt, Rinehart and Winston. Muhammad Al-Hufiy, Ahmad. (2000). Keteladanan Akhlak Nabi
Muhammad SAW. Diterjemahkan oleh Abdullah Zakiy AlKaaf. Bandung: CV. Pustaka Setia
152
______Stres______ Mulyasa. ( 2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya Nitiseminoto, Alex S. (1992). Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia Nurdin, Syafruddin. (2005). Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum. Cipuat: Quantum Teaching Posen, B. D. (1995). Anxiety Disorders: Stress Management For
Patient
And
Physician.
The
Canadian
Journal
Of
Continuing Medical Education. Purwanto,
Ngalim.
(1984).
Psikologi Pendidikan. Bandung:
Remaja Karya Reber, A.S. (1988). The penguin Dictionary of Psychology. Ringwood Victoria. Penguin Books Australia Ltd Reisher, C. L. (2002). An Introduction To Stress Management. http://www.mindtools.com. ( 15 Maret 2007) Rini,
F.
Jacinta.
(2006).
Stres
Kerja.
http.//www.e-
psikologi.com/masalah/index.htm Rivai Veithzal. (2005). Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Robbins.P (2003). Perilaku Organisasi, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Schuler dan Jackson. (1999). Manajemen SDM Menghadapi Abad
Ke – 21, Jakarta: Erlangga Sculer, Randal S. (1999). Personnel and Human Resources
Management. New York University: Kellong Borkvard Shihab, Quraish. (2002). Tafsir Almishbah. Jakarta: Lentera Hati Siagian, Sondang P. (1989). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara ------------.(1998). Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara 153
______Stres______ Smith. P.C, Kendall, LM and Hulin, CL. (1969). Measurement of
Satisfaction in Work and Retirement: A Strategy for Study of Attitude. Chicago: Illinois. Rud Mertally & Company -----------(1978). Educational Psychology and Its Classroom
Applications. Boston: Allyn and Bacon, Inc Soelaeman, MI. (1985). Menjadi Guru. Bandung: Diponegoro Soemanto, Wasty. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Solihin, M. (2005). Etos Kerja dalam Perspektif Islam. Manajerial, Jurnal Manajemen dan Sistem informasi. Bandung, Program Studi Pendidikan Manajemen, FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Supriadi, Dedi. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Suryabrata, Sumadi. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Susan. (2006). Memahami Stres dan Stres di Dunia Kerja. www.hikmahbudhi.org Suseno, Franz Magnis. (1989). Etos Sosial. Jakarta: Gramedia Sutermeister. Robert. A. (1976). People and Productivity. New york: McGraw-Hill, Book Company Suyanto. (2006). Persoalan Pendidikan Kita. Internet Rubrik Wajah Pendidikan kita Umar, Nimran. (1999). Perilaku Organisasi. Surabaya: Citra Media Utsman Najati, Muhammad. (2005). Psikologi dalam Al Qur’an ,
Terapi Qur’ani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan. Alih Bahasa M. Zaka Alfarisi. Bandung: Pustaka Setia ------------
(2002).
Jiwa dalam Pandangan Filosof Muslim.
Penerjemah Gazi Saloom. Bandung: Pustaka Hidayah 154
______Stres______ Wexley, KN and Yukl, GA. (1977). Organiz
ational Behavior and
Personal Psychology. Homewood: Illinois, Richard D. Irwin Widiananda,
Dewi.
(1996).
Stres
Pada
Guru,
Bagaimana
Menanggulanginya? www @BPK Penabur.or.id Willson, G. Kenneth dan Davis, Bennet. (1994). Redesigning
Education. New York: Henry Holt and Company Wilonoyudho, Saratri. (2001). Merenungkan Perjalanan Hidup
Guru. Kompas Cyber Media 12 September 2001 Winarni, F dan Sugiyarso, G. (2006). Administrasi Gaji dan Upah. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
155
______Stres______ TENTANG PENULIS
Dr. Hj. Siti Patimah, S.Ag., M.Pd, putri bungsu dari 11 bersaudara, pasangan M. Yusuf BRS dan Hj. Sidah. Dilahirkan di Negeri Sakti Gedung Tataan Kabupaten Pesawaran. Sejak tahun 1998 mengabdikan diri sebagai dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung. Penulis menyelesaikan Sarjana pada tahun 1996 pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Magister Teknologi Pendidikan diraih penulis pada tahun 2003 di Universitas Lampung. Kemudian penulis menyelesaikan program Doktor tahun 2007 pada program studi Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Selain mengajar di berbagai Perguruan Tinggi di Lampung dan luar Lampung, penulis aktif di Himpunan Sarjana PAI Indonesia Pusat Jakarta (HSPAI) sebagai Ketua Bidang Organisasi, Madrasah Development Centre (MDC) sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan, dan saat ini penulis masih aktif menjadi Konsultan Pendidikan Tingkat Provinsi dan Kabupaten.
156
LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : BUKU
Manajemen Stres Perspektif Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd a. ISBN b. Edisi c. Tahun Terbit d. Penerbit e. Jumlah Halaman
Judul Buku Penulis Buku ldentitas Buku
!
pada katag ori yang tepat)
Hasil Penilaian Peer Review
d.
: Alfabeta Bandung (Anggota IKAPI) : 168 Halaman
:
Nilai Maksimal Buku 40 nsi
82o/o
c.
: Februari 2016
Buku Monograf
Komponen Yang dinilai
a. b.
: 978-602-289-212-0 : Pertama
Buku Referensi
Katagori Publikasi Buku ( beri
Pendidikan lslam
Kelengkapan unsur isi buku (20olo) Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%) Kecukupan dan kemutakhiran dala I informasi dan Metodologi (30%) Kelengkapan Unsur dan kualitas penerbit
NilaiAkhir yang diperoleh 32,8
15
6
26
10,4
26
10,4
15
6
82
32,8
(20o/o)
Totat= (100 %)
Argumen KualitatrlRevierver
1
:
Bandar Reviewer 1,
(rt/Sa#;; Wz=ffii ffii,,, / na-i.irn.i z;;,=(4;4-,
f/-
;J24>pe**-^4L - ilL 4, ). n t , , tl
+,./h 4d"4.f4:*
Arrr
f
'19 Februarl 2016
Besar .iran Pendidikan : UIN Ar-Raniry banda Aceh
LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : BUKU
Manajemen Stres Perspektif Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd a. ISBN b. Edisi c. Tahun Terbit d. Penerbit e. Jumlah Halaman
Judul Buku Penulis Buku ldentitas Buku
!
pada katagoriyang tepat)
Hasil Penilaian Peer Review
978-6A2-289-212-0 ": Pertama
: Februari 2016
Alfabeta Bandung (Anggota IKAPI) . 168 Halaman :
Buku Referensi
Katagori Publikasi Buku
(beri
Pendidikan lslam
Buku Monograf
:
Nilai Maksimal Buku Komponen Yang dinilai 8s%
a. Kelengkapan unsur isi buku (20Y,) b. Ruang lingkup dan kedalaman
c. d.
pembahasan (30%) Kecukupan dan kemutakhiran data I informasi dan Metodologi (30%) Kelengkapan Unsur dan kualitas penerbit (20%)
Totat = (100 %)
NilaiAkhir
&
Retferer nst
yang diperoleh 34
15
6
26
10,4
28
11,2
16
6,4
85
34
r
Bandar Lampung, 19 Februari 2016
Jabatan Bidang llmu
: Guru Besar : Manajemen Pendidikan
Asal
: Universitas Muhammadiyah
lnstansi
Metro
KEN{ENTERIAN AGAMA PROGR{M PAS CASARJANA (PPs) SEKOI-AH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) RAI SIWO METRO
etro LamPUng 34llL
Telp(O725)41.5O],==.'-]5)4-/296Ena:csstainm"etrc!y,ahoc...,*uo'.@ SURAT KETERANGAN
Nomor: Sti.13/PPs/PP 0O 9/104I2016 Bi s m i ll o h i r r o h m a ni
rra hi m
YangbertandatangandibawahiniDirekturPascasarjanaSekolahTinggiAgamalslam sesungguhynya bahwa Siwo Metro Kota Metro, menerangkan dengan
Negeri (STAIN) Jurai
dijadikan referen.e untuk menambah wawasan Buku tersebut di bawah ini benar telah pada program studi Pendidikan Agama keilmuan bagi dosen dan mahasiswa, khususnya lslam,bukuyangdimadkansebagairet'erencetersebutadalahsebagai:
lManajemenstresPerspektifPendidikanlslam,berlSBN:918-6o2-289-21'2-0',' Penulrs:
2.
Dr
Hj.
siti Fatimah M.Pd. Penerbit:
ALFABETA BANDUNG' Februar\ 20L6
Penulis: Dr' Manajemen Pendidikan lslam, ber lsBN: 918-602-289-202'1''
Hj
siti
Desember 2015 Fatrmah, M.Pd. Penerbrt: ALFABETA BANDUNG'
ini dibuat, bagi yang berkepentingan untuk berharap mestinya, dan bagi penulis buku ini kami
Demikian surat keterangan drpergunakan sebagaimana
dapat dapat
bagi aspek ke lslamannya' Semoga bermanfaat memperluas lebih mendalam tinjauan dari
kita pembaca Pada umumnya'
Metro, 3 Maret 2016
lda Umami, M.Pd., t<.ont, tg740607 1991032002
fu
KEMENTERIAN AGAMA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR.RANIRY DARIISSALAM BAIIDA ACEII lelepon/Fax (065 I ) 7 552922
REKOMENDASI No: un. 08/FTI(H
M, 0 0 n
8212016
Pimpinan Fakultas Tarbi;-ah dan Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan
ini
menyarnpaikan dukungan dan rekomendasi. kepada saudara:
Dr. Hj. Siti Patimah,
M.Pd yang telah menerbitkan buku: Manajdriien Stres: Perspektif Pendidikan Islam. Penerbit: Alfabeta, Bandung. Nomor ISBN: 978-602-289-212-0, tahun 2016.
Buku tersebut ditinjau dari aspek akademik dan subtansi keilmuan memiliki kualitas yang
baik, dan menjadi rujukan bagi mahasiswa kami terutama pada Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Prodi Bimbingan dan Konseling (BK).
Demikian dukungan dan rekomendasi
ini disampaikan untuk
dapat dipergunakan
seperlunya.
rrahman, M. Ag 109082001121001