MANAJEMEN MEREK PRODUK UKM Penulis Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si Burhanudin Milama, M.Pd
Manajemen Merek Produk UKM Buku ini adalah laporan dari hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016 di Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Hak Pengarang dilindungi Undang-undang. No HKI : EC00201700385, 25 Februari 2017 ISBN : 978-602-6313-52-2 Editor : Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si Penyunting : Muhammad Syarif Nasution, SH.I Penulis : Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si. dan Burhanudin Milama, M.Pd Layout : Muhammad Syarif Nasution, SH.I Desaign Cover : Lilik Jalaludin Kontributor : H. Yudo Hadiyanto, S.Sos., M.Si., Endin Syamsudin, Anggi Safitri Irawan, Amelia Rachmawati, Dita Khoerunnisa, Citra Chairunnisa Aziz, Sarip Hidayat. Diterbitkan atas kersajama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Kelompok PpMD Berbasis Riset
LEMBAR PENGESAHAN Buku ini berjudul “MANAJEMEN MEREK PRODUK UKM”, merupakan hasil kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat di Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Selatan yang dilakukan oleh “Dr. Hj. SITI SURYANINGSIH, M.Si”, dan telah memenuhi ketentuan serta kriteria penulisan buku sebagaimana yang ditetapkan oleh LP2M dan PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Desember 2016 Penulis,
Dr. Hj. SITI SURYANINGSIH, M.Si
Mengetahui; Kepala PPM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketua LP2M, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badrayana, ME NIP. 19770530 200701 1 008
Prof. M. Arskal Salim, MA., PhD NIP. 19700901 199603 1 003
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Manajemen Merek Produk UKM”.Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada junjungan sang proklamator dunia akhirat nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman kecerdasan. Buku ini merupakan hasil kegiatan Pengabdian pada Masyarakat di Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Selatan selama enam bulan yang memuat tentang kegiatan-kegiatan selama mengabdi dalam format Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mulai dari observasi kunjungan lapangan daerah mitra, menentukan permasalahan, kerangka pemecahan masalah dan pemecahan masalahnya serta gambaran daerah lokasi mitra ini diselenggarakan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendanai program PpMD ini. 2. Bapak Prof. M.Arskal Salim GP., MA. Ph.D selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, yang memberikan inspirasi kepada penulis untuk terus semangat dalam melakukan PpMD. 3. Bapak Djaka Badrayana, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yang memberikan arahan dan masukan dalam melakukan pengabdian masyarakat ini. 4. Bapak Dr. Tantan Hermansah selaku Koordinator Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) yang memberikan arahan dan masukan dalam melakukan tugas pengabdian masyarakat ini. 5. Bapak Camat, Bapak Lurah dan Tokoh masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Selatan yang telah memberikan dukungan dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
v
6. Bapak H. Yudo Hadiyanto S., S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Lurah Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Selatan yang telah memberikan masukan dan dukungan untuk kelancaran dan kesuksesan dalam melakukan kegiatan ini. 7. Bapak H.Ferry Payacun, SE.,MH selaku Kabid Industri Disperindag Kota Tanggerang Selatan yang telah berpartisipasi memberikan masukan dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. 8. Ibu dan Bapak mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih yang telah berpartisipasi dalam kegiatan PpMD ini. 9. Bapak Endin Syamsudin suami tercinta yang telah memberikan dukungan dan doanya untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini. 10. Berbagai pihak yang terkait dalam PpMD ini yang telah memberikan dukungan dalam melakukan kegiatan ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga buku ini bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, Penulis,
Desember 2016
Dr. Hj. Siti Suryaningsih,M.Si Burhanudin Milama, M.Pd
vi |Manajemen Merek Produk UKM
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | vii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR | v DAFTAR ISI | vii DAFTAR TABEL | xi DAFTAR GAMBAR | xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang | 1 B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah | 4 1. Kondisi Permasalahan Di Lapangan | 4 2. Identifikasi Masalah | 5 3. Rumusan Masalah | 7 C. Tujuan dan Manfaat | 7 1. Tujuan Khusus | 7 2. Tujuan Umum | 7 3. Manfaat | 8 D. Kerangka Pemecahan Masalah | 9 E. Metodologi | 10 1. Waktu dan Tempat | 10 2. Tahapan Proses dan Strategi Kegiatan | 10 3. Tahapan Kegiatan,Materi dan Metode | 12 F. Teori yang Dijadikan Dasar PpMD | 13 1. Landasan Teoritis dan Studi Kasus | 13 2. Analisis Kebijakan dan Teori Pendukung | 14 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH TEMPAT PpMD A. Gambaran Demografi Umum | 21 1. Sejarah Kelurahan Cempaka Putih | 21 2. Perkembangan Kelurahan Cempaka Putih | 2 3. Visi dan Misi Kelurahan Cempaka Putih | 23 4. Letak Geografis | 23 5. Batas dan Luas Wilayah | 23 6. Kondisi Geografis | 25 7. Keadaan Penduduk |26 8. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya | 27 9. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama, Gender dan Kelompok Umur | 28
vii
B.
Komunitas Sasaran Program PpMD | 31 1. Komunitas Sasaran | 31 2. Pendekatan Pemberdayaan | 31
BAB III PROSES PpMD A. Tahapan PpMD | 33 B. Dinamika Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat Dampingan | 36 1. Manajemen Merek | 36 C. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak | 47 1. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Sosialisasi Manajemen Merek | 47 2. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Pendampingan dan Pelatihan Merek | 48 3. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Pameran Produk UKM | 49 4. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Sosialisasi dan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran P-IRT dan LPPOM | 52 5. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Sosialisasi dan Pendampingan Pemasaran Produk UKM Berbasis Web | 53 6. Produk Unggulan Kelurahan Cempaka Putih | 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Sosialisasi Manajemen Merek | 61 1. Evaluasi Hasil Kegiatan Manajemen Merek | 61 2. Indikator Evaluasi Kegiatan Sosialisasi Manajemen Merek | 65 B. Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan ManajemenMerek | 65 1. Evaluasi Hasil Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Manajemen Merek | 68 2. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Manajemen Merek | 70 C. Evaluasi Hasil Kegiatan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran P-IRT dan LPPOM | 72 1. Evaluasi Hasil Kegiatan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran P-IRT dan LPPOM | 74 2. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendampingan dan Pengisian Formulir Pendaftaran P-IRT dan LPPOM | 78 D. Evaluasi Hasil Pemasaran Produk UKM Berbasis Web | 79 1. Kegiatan Pengumpulan Materi Pemasaran Berbasis Web | 79
viii |Manajemen Merek Produk UKM
2. Proses Pendaftaran Aplikasi Bukalapak.com | 80 3. Tampilan Angket Pemasaran Produk UKM Berbasis Bukalapak.com | 84 4. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Pemasaran Produk UKMBerbasis bukalapak.com | 89 a. Tampilan Pemasaran Produk UKM | 89 b. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Rumah Boneka | 93 c. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Produk Kopi Merah Robusta Merek “Djaloe Coffee” | 96 d. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Produk Aneka Kue dan Chatering Merek “Almira” | 100 e. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Produk Keripik Singkong Presto Merek “Singpres” | 100 f. Hasil Perbandingan Kualitas Produk pada setiap Aspek | 107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan | 113 B. Saran | 115 DAFTAR PUSTAKA | 117 TENTANG PENULIS DAN EDITOR | 121
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | ix
x |Manajemen Merek Produk UKM
DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Tabel 1.2.
Tahapan Kegiatan Materi dan Metode | 12 Perbandingan Kegiatan Usaha antara Era Ekonomi Lama dengan Era Ekonomi Baru Tahapan Kegiatan Materi dan Metode | 16 Tabel 2.1. Luas Wilayah Kelurahan Cempaka Putih | 24 Tabel 2.2. Letak Kelurahan Menurut Garis Kordinat Bumi di Kecamatan Ciputat Timur | 25 Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok | 26 Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama | 28 Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender | 28 Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2010 | 29 Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga Tahun 2011 | 29 Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2011 | 30 Tabel 2.9. Keterlibatan Komunitas Sasaran | 31 Tabel 2.10. Pendekatan Pemberdayaan Pelaksanaan Program | 31 Tabel 3.1. Tahapan Program PpMD | 35 Tabel 3.2. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Kegiatan Sosialisasi Manajemen merek | 48 Tabel 3.3. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Merek dan Logo | 49 Tabel 3.4. Produk UKM Kelurahan Cempaka Putih | 51 Tabel 3.5. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Sosialisasi dan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran Ijin P-IRT dan LPPOM | 53 Tabel 3.6. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Kegiatan PpMD | 54 Tabel 4.1. Evaluasi Pemahaman Manajemen Merek Sebelum Dilakukan Sosialisasi | 61 Tabel 4.2. Evaluasi Pemahaman Manajemen Merek Setelah Dilakukan Sosialisasi | 63 Tabel 4.3. Indikator Evaluasi Kegiatan Sosialisasi Manajemen Merek | 65 Tabel 4.4. Identifikasi Kendala Mitra UKM dalam Pembuatan Merek Dan Logo | 66
xi
Tabel 4.5.
Evaluasi Keberhasilan Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Merek dan Logo | 69 Tabel 4.6. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Merek dan Logo | 70 Tabel 4.7. Hasil Pembuatan Merek Produk UKM | 71 Tabel 4.8. Identifikasi Kendala Mitra UKM dalam Pengisian Formulir | 73 Tabel 4.9. Evaluasi Keberhasilan Pendampingan dan Pelatihan Pengisian Formulir Pendaftaran Ijin P-IRT dan LPPOM | 75 Tabel 4.10. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Pengisian Formulir Pendaftaran Ijin P-IRT dan LPPOM | 78 Tabel 4.12 Pendaftaran Pemasaran Produk UKM Berbasis Bukalapak.com | 81 Tabel 4.13. Angket Pemasaran Produk UKM Kelurahan Cempaka Putih Berbasis Web | 85 Tabel 4.14. Tampilan Pemasaran Produk UKM Berbasis Bukalapak.com | 90
xii |Manajemen Merek Produk UKM
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Gambar 1.2. Gambar 2.1. Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4. Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11. Gambar 3.12.
Kerangka Pemecahan Masalah | 9 Tahapan Proses dan Strategi Kegiatan PpMD | 11 Peta Lokasi Pelaksanaan PpMD | 24 Peserta sedang Mengisi Angket Presosialisasi Dalam Acara Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 36 Bapak Sekretaris Lurah Sedang Menyampaikan Susunan Acara Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 37 Bapak Burhanudin, M.Pd Sedang Menyampaikan Pidatonya pada Acara Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 38 Bapak Lurah Sedang Membuka Acara Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 38 Peserta dengan Seksama Menyimak Sesi Pembukaan Kegiatan Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 39 Nara Sumber Dr.Ir.Hj. Siti Suryaningsih, M.Si Menyampaikan Sesi Tanya Jawab Dengan Mitra UKM Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 43 Sesi Tanya Jawab Mitra UKM dengan Nara Sumber Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 44 Nara Sumber H. Ferry Payacun, SE., MH sebagai Kabid Industri Disperindag Menyampaikan Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 45 Sesi Tanya Jawab Mitra UKM dengan Nara Sumber Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 46 Mitra UKM, Nara Sumber dan Pejabat Kelurahan Cempaka Putih Beserta Tim PpMD Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM | 47 Pameran Produk UKM | 49 Produk-produk Mitra UKM dapat ditemukan di Koperasi Patih Kelurahan Cempaka Putih | 50
xiii
Gambar 3.13. Pojok Makanan dan Minuman siap saji dapat ditemukan di dalam Koperasi Patih | 50 Gambar 3.14. Koperasi Patih Kelurahan Cempaka Putih | 50 Gambar 3.15. Produk Minuman “Wedank Jahe Wangi” | 56 Gambar 3.16. Produk Makanan Keripik Singkong “Singpres” | 56 Gambar 3.17. Produk Minuman “ Djaloe Coffee” | 57 Gambar 3.18. Produk Aneka Kue “Almira Cake” | 57 Gambar 3.19. Produk Roti “Gudang Sari” | 58 Gambar 3.20. Produk Dodol “Lestari” | 58 Gambar 3.21. Produk Keripik Kentang “Nglaras Roso” | 58 Gambar 3.22. Produk Rumah Boneka dan Miniatur Bis | 60 Gambar 3.23. Produk Buna Style | 60 Gambar 4.1. Pendampingan dan Pelatihan Membuat Merek Produk UKM Melibatkan Beberapa Mahasiswa | 67 Gambar 4.2. Pendampingan dan Pelatihan Membuat Merek Produk UKM Didampingi Tim Pelaksana | 70 Gambar 4.3. Berkas Formulir Mitra UKM yang Sudah Lengkap dan Tersusun Rapih Sebagai Syarat Pendaftaran P-IRT dan LPPOM Ke Kantor Disperindag | 76 Gambar 4.4. Pengumpulan Produk Roti Mitra UKM Pelengkap Pendaftaran P-IRT dan LPPOM ke Kantor Disperindag | 77 Gambar 4.5. Pengumpulan Produk Djaloe Coffee dan Wedank Jahe Mitra UKM Pelengkap Pendaftaran P-IRT dan LPPOM Ke Kantor Disperindag KotaTangerang Selatan | 77 Gambar 4.6. Penyerahan Berkas-berkas Formulir dan Produk UKM Syarat Pendaftaran P-IRT dan LPPOM Ke Kantor Disperindag | 79 Gambar 4.7. Display Produk UKM Kelurahan Cempaka Putih Di Kantor Disperindag Kota Tanggerang Selatan | 79 Gambar 4.8. Respon Pengunjung Terhadap Rumah Boneka | 93 Gambar 4.9. Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Produk Rumah Boneka | 94 Gambar 4.10. Persentase Respon Kepercayaan pada Produk Rumah Boneka | 95 Gambar 4.11. Persentase Respon Kemudahan pada Produk Rumah Boneka | 95 Gambar 4.12. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Produk Rumah Boneka | 96 Gambar 4.13. Respon Pengunjung Terhadap Kopi Merah Robusta | 97
xiv |Manajemen Merek Produk UKM
Gambar 4.14. Persentse Respon Keputusan Pembelian pada Produk Kopi Merah Robusta | 97 Gambar 4.15. Persentase Respon Kepercayaan pada Kopi Merah Robusta | 98 Gambar 4.16. Persentase Respon Kemudahan pada Produk Kopi Merah Robusta | 99 Gambar 4.17. Persentase Respon Kepercayaan pada Kopi Merah Robusta | 99 Gambar 4.18. Respon Pengunjung Terhadap Aneka Kue dan Chatering Merek Almira | 100 Gambar 4.19. Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Produk Aneka Kue dan Chatering | 101 Gambar 4.20. Persentase Respon Kepercayaan pada Aneka Kue dan Chatering | 102 Gambar 4.21. Persentase Respon Kemudahan pada Aneka Kue dan Chatering | 102 Gambar 4.22. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Produk Aneka Kue dan Chatering | 103 Gambar 4.23. Respon Pengunjung Terhadap Keripik Singkong Presto Merek Singpres | 104 Gambar 4.24. Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Produk Keripik Singkong Presto “Singpres” | 105 Gambar 4.25. Persentase Respon Kepercayaan pada Produk Keripik Singkong Presto Merek “Singpres” | 105 Gambar 4.26. Persentase Respon Kemudahan pada Produk Keripik Singkong Presto “Singpres” | 106 Gambar 4.27. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Produk Keripik Singkong Presto “Singpres” | 107 Gambar 4.28. Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Perbandingan Kualitas Produk | 108 Gambar 4.29. Persentase Respon Kepercayaan pada Perbandingan Kualitas Produk | 109 Gambar 4.30. Persentase Respon Kemudahan pada Perbandingan Kualitas Produk | 110 Gambar 4.31. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Perbandingan Kualitas Produk | 111
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | xv
xvi |Manajemen Merek Produk UKM
BAB
PENDAHULUAN
I
A. LATAR BELAKANG
Kelurahan Cempaka Putih merupakan kelurahan hasil pemekaran dari kelurahan Rempoa di Kecamatan Ciputat Timur yang juga merupakan pemekaran dari kecamatan Ciputat. Kelurahan ini merupakan salah satu kelurahan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Tanggerang Selatan untuk menjadi pilot projek pengembangan dalam bidang Koperasi dan contoh Kelurahan terbaik. Koperasi Patih merupakan koperasi yang ada di Kelurahan Cempaka Putih, koperasi inipun memasarkan produk-produk hasil UKM produksi mitra UKM Kelurahannya. Salah satu cara untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah dengan memberdayakan usaha kecil menengah (UKM). Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia sangat penting sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja atau pertumbuhan ekonomi. Hal ini didukung dengan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, besarnya proporsi PDB dari sektor UMKM mencapai 56% dengan jumlah kurang lebih 242.890 unit UMKM dengan tingkat penyerapan tenaga kerja diatas 97% (Badan Pusat Statistik, 2010).UMKM memegang peranan yang cukup signifikan dalam perekonomian. Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Masalah yang masih dihadapi oleh UKM adalah rendahnya produktivitas (Sri Susilo,2005). Hal tersebut berkaitan dengan : (i) rendahnya kualitas sumber daya manusia usaha skala mikro, dan (ii) rendahnya kompetensi kewirausahaan usaha skala mikro. Di samping itu, UKM menghadapi pula faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam peningkatan daya saing dan kinerjanya. Faktor-faktor termaksud adalah : (i) 1
terbatasnya terhadap akses permodalan - pemodalan, (ii) terbatasnya terhadap akses ke pemasaran, dan (iii) terbatasnya akses informasi mengenai sumber daya dan teknologi (Sri Susilo, 2007b). Usaha kecil menengah merupakan sektor usaha yang memilki peran cukup tinggi dalam perekonomian daerah, terutama dalam penyediaan lapangan kerja. Namun demikian perkembangan usaha kecil menengah akhir-akhir ini cukup memprihatinkan terlebih dengan masuknya berbagai produk impor yang merupakan hasil usaha menengah luar negeri. Kondisi demikian akan memperlemah posisi sektor usaha kecil di pasar Indonesia. Semakin melemahnya posisi sektor usaha kecil di pasar, dalam jangka panjang akan berdampak pada turunnya taraf hidup masyarakat serta bertambahnya pengangguran. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya yang mengarah pada pengembangan sektor usaha kecil dalam rangka meningkatkan pemasaran produk sehingga mampu bersaing di pasar bebas. Berkaitan dengan perdagangan bebas, sejak Januari 2010 Indonesia telah mulai mengimplementasikan kesepakatan China ASEAN Free Trade Area (CAFTA). Salah satu dampak diberlakukan CAFTA adalah membanjirnya produk-produk China di pasar Indonesia. Produkproduk tersebut termasuk pesaing dari produk-produk yang dihasilkan oleh UKM Indonesia, seperti misalnya produk makanan, pakaian jadi, produk kerajinan, dan lain-lain. Hal tersebut merupakan tantangan bagi produk-produk UKM. Di sisi lain diberlakukannya CAFTA juga peluang bagi produk- produk UKM Indonesia untuk masuk ke pasar China. Pasar China dengan jumlah penduduk yang banyak dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi merupakan pasar yang sangat potensial bagi produkproduk yang dihasilkan UKM Indonesia. Demikian pula dengan diberlakukan- nya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC, ASEAN Economic Community) pada tahun 2015, hal tersebut juga menjadi peluang sekaligus tantangan bagi produk-produk yang dihasilkan oleh UKM di Indonesia. Dalam hal ini peningkatan daya saing UKM menjadi faktor kunci untuk mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari implementasi CAFTA dan MEA. Produk-produk mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih pada umumnya mempunyai potensi pemasaran yang lebih luas hanya pada umumnya produk UKM belum mempunyai manajemen merek misalnya merek produk, label, logo produk dan sertifikat halal, serta produk mainan anak-anak belum terstandar SNI, hal ini yang merupakan faktor kendala pemasaran produk tersebut secara lebih luas. Upaya untuk peningkatan
2 |Manajemen Merek Produk UKM
pemasaran produk tersebut salah satunya yaitu diperlukan manajemen merek dan pemasaran secara luas tidak hanya dilingkungan tempat tinggal, karena fungsi utama dari sebuah merek adalah agar konsumen dapat mencirikan suatu produk (baik itu barang maupun jasa) yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produk perusahaan lain yang serupa atau yang mirip yang dimiliki oleh pesaingnya. Konsumen yang merasa puas dengan suatu produk tertentu akan membeli atau memakai kembali produk tersebut di masa yang akan datang. Untuk dapat melakukan hal tersebut pemakai harus mampu membedakan dengan mudah antara produki yang asli dengan produk-produk yang identik atau yang mirip. Untuk memungkinan satu perusahaan dapat membedakan dirinya dan produk yang dimiliki terhadap apa yang dimiliki oleh para pesaingnya, maka merek menjadi peran penting dalam pencitraan dan strategi pemasaran perusahaan, pemberian kontribusi terhadap citra, dan reputasi terhadap produk dari sebuah perusahaan di mata konsumen. Citra dan reputasi perusahaan untuk menciptakan kepercayaan merupakan dasar untuk mendapatkan pembeli yang setia dan meningkatkan nama baik perusahaan. Konsumen sering memakai faktor emosional pada merek tertentu, berdasarkan serentetan kualitas yang diinginkan atau fiturfitur yang terwujud dalam produk-produk yang dimiliki merek tersebut. Merek juga dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam memelihara dan meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki guna menjamin bahwa merek produk yang mereka miliki memiliki reputasi yang baik. Berdasarkan hal tersebut alternatif pemecahan masalah yang akan membantu masyarakat dan mitra UKM untuk memasarkan hasil produknya yaitu berbasis website sebagai sistem informasi UKM. Website UKM ini akan menampilkan informasi potensi UKM yang dapat dilihat secara detil oleh masyarakat luas, sehingga dapat menarik peminat lebih luas. Serta dapat meningkatkan jalinan hubungan kerjasama dalam hal pemasaran maupun penanam modal. Hal ini secara tidak langsung tentu akan berdampak pada perkembangan dan kemajuan UKM karena dengan adanya website UKM sebagai sistem informasi akan membuat UKM Cempaka Putih lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 3
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Kondisi Permasalahan di Lapangan Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada hari Senin tanggal 28 Maret 2016 dengan bapak Sekretaris Lurah Bapak H. Yudo Hadiyanto S., S.Sos., M.Si. Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Selatan, dapat diketahui beberapa masalah mendasar yang menyebabkan mitra UKM mengalami kesulitan untuk berkembang antara lain disebabkan oleh : a. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku mitra UKM masih rendah. b. Permasalahan permodalan merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh sebagian besar mitra UKM. Modal yang dimiliki mitra UKM masih kecil, disamping itu sebagian dari mereka mengaku mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman modal, sehingga untuk mengembangkan usahanya masih mengalami beberapa kesulitan. c. Permasalahan dalam teknologi yaitu masih terbatasnya kepemilikan teknologi tepat guna yang digunakan untuk proses produksi sehingga sebagian besar masih menggunakan alat tradisional akibatnya produksinyapun masih kurang efisien. d. Mitra UKM mengalami kesulitan mendapatkan akses informasi pangsa pasar dan pemasaran karena merasa kalah bersaing dengan produk lokal yang lain. e. Proses pemasaran yang masih bersifat tradisional yaitu para pembeli datang langsung ke tempat produksi (rumah) sehingga proses produksi didasari pada jumlah pesanan yang ada. Hal ini tentu saja merugikan para mitra UKM karena kebanyakan yang datang adalah para tengkulak yang akan menjual lagi barang tersebut tentu dengan harga yang lebih mahal. f. Kondisi mitra UKM hanya berdasarkan idealisme dan pasrah dengan kemampuan masing-masing semata tanpa tujuan usaha yang pasti padahal potensi mitra UKM sangat besar dengan kemampuan membuat berbagai jenis produk makanan. g. Kondisi mitra UKM menjual dan memasarkan hasil produksinya secara sendiri-sendiri dan tak terarah. Mereka menekuni produksinya selain sebagai usaha keluarga, pengisi waktu sebagai istri juga untuk mempertahankan kehidupan keluarganya.
4 |Manajemen Merek Produk UKM
h. Kondisi mitra UKM belum memiliki kemampuan mengelola usaha dan
i.
j.
k.
berbagai hal yang terkait dengan perencanaan bisnis sehingga setiap mitra UKM belum dapat memperkirakan berapa jumlah produksi, penentuan harga jual, peramalan penjualan dan perhitungan keuntungan/laba yang baik. Kondisi mitra UKM belum memiliki pembukuan (akuntasi) sederhana terhadap setiap hasil produksi dan omzet keuntungan yang diterima sehingga belum dapat memahami proses akuntansi yang baik. Bahkan, ada juga yang tidak melakukan pencatatan. Pelaku UKM memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2013). Perhatian Pemerintah Daerah yang minim menambah kesulitan para mitra UKM untuk dapat bertahan menjalankan usahanya, walaupun mereka memiliki skill yang baik sesuai dengan ide kreatif sendiri atau pesanan para pembeli. Bagi mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih selama ini sangat mengharapkan akses pemasaran produknya bisa lebih luas lagi.
2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan menggunakan analisis SWOT sesuai dengan kondisi di lapangan sekaligus sebagai permasalahan dan menggali potensi bagi mitra UKM di Kelurahan Cempaka Putih. Analisis SWOT digunakan sebagai dasar penentuan strategi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh UKM. Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja (Rangkuti,1997). Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath). a. Kekuatan (Streng ) 1) Pangsa Pasar masih luas 2) Jenis produk makanan bervariasi 3) Jenis produk mainan anak bervariasi dan inovatif 4) Mempunyai Ketrampilan/keuletan mitra UKM
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 5
b. Kelemahan (Weakness) 1) Tingkat pendidikan mitra UKM sebagian besar belum memiliki kualifikasi pendidikan/keterampilan yang memadai. 2) Kurang memahami penerapan manajemen merek pada produk yang dihasilkan 3) Kurang memahami pentingnya menjaga kualitas mutu produk 4) Kurang memahami pentingnya produk terdaftar di LPPOM untuk mendapatkan label “Halal” pada produknya. 5) Kurang memahami pentingnya memiliki ijin P-IRT. 6) Kurang memahami pentingnya memiliki sertifikat HAKI pada produknya. 7) Kurang memahami pentingnya pemasaran produk berbasis web 8) Kurang memahami adanya salah satu program Pemerintah Kota Tanggerang Selatan mengenai perijinan P-IRT, pendaftaran ke LPPOM dan HAKI tidak dikenakan biaya, yang selama ini menjadi- kan kendala untuk mendapatkannya karena hal tersebut memerlukan biaya yang cukup besar. c. Peluang (Opportunities) 1) Pemerintah Kota Tanggerang Selatan mempunyai program membantu mitra UKM dalam hal perijinan P-IRT, pendaftaran produk pada badan LPPOM dan HAKI yang tidak dikenakan biaya. 2) Kerjasama mitra UKM dengan akademisi misalnya dengan PPM Uin Syarif Hiayatullah Jakarta. 3) Produk UKM yang dihasilkan mempunyai potensi menjadi komoditi unggulan Kelurahan Cempaka Putih. d. Ancaman (Threats) 1) Tidak bentindak inovatif (tidak meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi persaingan bisnis) 2) Tidak memiliki daya pikir kreatif 3) Tidak berani mengambil resiko 4) Daya saing produk lemah jika dibandingkan dengan daerah lain yang lebih maju
6 |Manajemen Merek Produk UKM
3. Rumusan Masalah Berdasarkan analisis SWOT diatas maka rumusan masalah pada kegiatan program PpMD adalah sebagai berikut: a. Bagaimana strategi meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra UKM dalam penerapan manajemen merek produk ? b. Bagaimana strategi meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra UKM tentang pentingnya produk mitra UKM terdaftar di P-IRT, LPPOM, dan HAKI di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanggerang Selatan ? c. Bagaimana strategi meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra UKM dalam pemasaran produk berbasis Web ? d. Bagaimana respon penggunjung terhadap aspek kepercayaan, kemudahan, dan kualitas informasi serta keputusan pembelian produk UKM Kelurahan Cempaka Putih berbasis Web ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan PpMD di Kelurahan Cempaka Putih dapat dirinci sebagai berikut : a. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra UKM dalam penerapan manajemen merek produk. b. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra UKM tentang pentingnya produk mitra UKM terdaftar di P-IRT, LPPOM, dan HAKI di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanggerang Selatan. c. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra UKM dalam pemasaran produk berbasis Web. d. Mengetahui respon penggunjung terhadap aspek kepercayaan, kemudahan, dan kualitas informasi serta keputusan pembelian produk UKM Kelurahan Cempaka Putih berbasis Web. 2. Tujuan Umum Meningkatkan Pemahaman dan keterampilan mitra UKM dalam membuat citra merek produk yang berkualitas dan berlabel “Halal” menggunakan media informasi dan teknologi sebagai media pemasaran, sehingga bisa diterima masyarakat luas dan dapat bersaing dipasar global.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 7
3. Manfaat Manfaat yang relevan dengan program PpMD ini adalah terbangunnya UKM berbasis teknologi yang mampu bersaing di pasar global. Secara khusus manfaat kegiatan ini sebagai berikut : a. Bagi Kelurahan Cempaka Putih, program ini dapat membantu merealisasikan program yang telah disusun dalam rencana kerja, khususnya pada sektor UKM dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. b. Bagi Mitra UKM program ini : 1) Dapat membantu menjembatani mitra UKM dalam merealisasikan mendapatkan perijinan P-IRT, label “Halal” dan HAKI pada produknya, yang selama ini menjadi suatu kendala untuk mendapatkannya karena mahalnya biaya tersebut. 2) Dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra UKM dalam membuat citra merek produk yang berkualitas, produk mitra UKM terdaftar pada P-IRT, LPPOM, dan HAKI sehingga dalam pemasarannya bisa bersaing dipasar global dengan demikian akan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi mitra UKM dan masyarakat. 3) Dapat membantu mengembangkan potensi produk UKM Kelurahan Cempaka Putih sehingga diharapkan dapat meningkatkan tarap kehidupan ekonominya yang selama ini belum mampu dioptimalkan oleh perangkat Kelurahan. 3. Bagi Penulis sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Pada Masyarakat.
8 |Manajemen Merek Produk UKM
D. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH MASALAH MITRA UKM 1. Kurang paham penerapan manajemen merek produk 2. Kurang paham pentingnya produk terdaftar di PIRT, LPPOM, MUI, dan HAKI 3. Kurang paham pemasaran produk berbasis Web 4. Kurang paham produk ukm diminati pelanggan
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH 1. Pembuatan merek produk 2. Pembuatan kelengkapan syarat - syarat produk mitra UKM untuk bisa terdaftar di P-IRT LPPOM, MUI, dan HAKI dari Disperindak Kota Tanggerang Selatan 3. Pembuatan link produk mitra UKM dan akses pemasaran secara on-line 4. Pembuatan angket respon pelanggan terhadap pemasaran produk UKM
TARGET / LUARAN MITRA UKM 1. Produk UKM mempunyai merek 2. Produk UKM mempunyai Label informasi nilai gizi dan komposisinya 3. Produk UKM mempunyai nomor ijin P-IRT 4. Produk UKM bersertifikat “HALAL” 5. Produk UKM non pangan terdaftar di HAKI 6. Pemasaran produk UKM dapat diakses melalui laman www.bukalapak.com
SUBYEK TARGET Mitra UKM : 9 unit usaha METODE KEGIATAN Kegiatan : 1. Diklat (Sosialisasi) 2. Pelatihan dan Pendampingan 3. Pameran/Pertunjukkan 4. Monitoring 5. Evaluasi Program Metode : 1. PAR 2. Ceramah dan tanya jawab 3. Observasi (kunjungan langsung ke lapangan) 4. Pelatihan dan Pendampingan Instrumen Pengumpulan Data 1. Angket 3. Wawancara 2. Dokumentasi
TARGET / LUARAN PERGURUAN TINGGI 1. Publikasi ilmiah / jurnal Nasional / Internasional 2. Buku Laporan P2M TARGET /LUARAN PEMERINTAH KELURAHAN CEMPAKA PUTIH Membantu merealisasikan Program yang telah disusun dalam rencana kerja, khususnya sektor UKM dan Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan
Gambar 1.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 9
E. METODOLOGI 1. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari bulan Mei sampai dengan November 2016 di Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Selatan. 2. Tahapan Proses dan Strategi Kegiatan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat terdiri dari beberapa tahap : a. Melakukan pola kemitraan dengan pemerintah daerah dan Pemerintahan Kota Tanggerang Selatan dalam bidang Disperindag, Pola kemitraan dengan mitra UKM, Pola kemitraan dengan Koperasi Patih. Pola kemitraan ini dilakukan dengan metode Sosialisasi dan Diseminasi. Dengan hal ini maka mitra UKM akan mendapat akses promosi/pemasaran hasil produksinya, serta mendapatkan perijinan P-IRT dan sertifikat “Halal” untuk produk makanan, dan sertifikat HAKI dan SNI untuk mainan anak-anak. b. Melakukan pelatihan dan pendampingan mitra UKM dalam penerapan manajemen merek produk. c. Melakukan pemahaman dan pendampingan mitra UKM tentang pentingnya produk mitra UKM terdaftar di P-IRT, Badan LPPOM, dan HAKI di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanggerang Selatan. d. Melakukan pemahaman dan pendampingan mitra UKM dalam pemasaran produk berbasis Web.
10 |Manajemen Merek Produk UKM
1. PEMBUATAN MEREK PRODUK Metode Sosialisasi, Pendampingan dan Pelatihan kepada mitra UKM terkait yang dilibatkan dengan menjadi informan untuk membuat merek produk sehingga tiap produk mempunyai merek masing-masing, hal ini dapat menarik konsumen, mempunyai citra dan reputasi, dan asset bisnis yang sangat berharga. Materi : 1. Sosialisasi mengenai manajemen merek terdiri dari : Merek, Perlindungan merek, Jenis-jenis merek, Pemanfaatan merek, Penegakan hukum di bidang merek sehingga mitra UKM dapat membuat merek produk yang baik, benar, unik dan kreatif. 2. Pendampingan dan pelatihan pembuatan Merek Produk.
2. PEMBUATAN SYARAT PRODUK TERDAFTAR P-IRT, LPPOM dan HAKI Metode Sosialisasi, Pendampingan kepada mitra UKM dengan menjadi informan untuk melengkapi semua persyaratan yang telah di tentukan Disperindag Kota Tanggerang Selatan untuk pendaftaran P-IRT, LPPOM, dan HAKI.
1. 2. 3. 4.
Materi : Sosialisasi dan Pendampingan pengisian formulir pendaftaran produk makanan dan non makanan sampai mendapatkan sertifikat ‘Halal” dari LPPOM dan MUI untuk produk makanan serta sertifikat HAKI untuk produk non makanan : Fotokopi KTP dan pas photo 3x4 dua buah. Label/merek produk sebanyak 45 lembar. Contoh produk. Formulir pendaftaran LPPOM dan HAKI.
3. PEMASARAN PRODUK UKM BERBASIS WEB Metode Sosialisasi, Pendampingan dan Pelatihan kepada mitra UKM terkait yang dilibatkan dengan menjadi informan untuk akses pemasaran produk berbasis WEB (secara on line). Materi : 1. Pengumpulan photo dan deskripsi produk UKM 2. Pemasaran produk secara on line pada (Website bukalapak.com) Gambar 1.2. Tahapan Proses dan Strategi Kegiatan PpMD.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 11
3. Tahapan Kegiatan, Materi dan Metode Tahapan kegiatan, materi dan metode PpMD, disajikan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Tahapan Kegiatan, Materi dan Metode
No 1
Kegiatan Diklat
2
Pelatihan dan Pendampingan
3
Kegiatan pameran/ Pertunjukan
Materi 1. Pembuatan merek produk 2. Pembuatan syaratsyarat produk untuk bisa terdaftar di P-IRT, badan POM dan MUI serta Haki 3. Pemasaran produk IKM berbasis Web Pendampingan pelaksanaan program ini dilakukan untuk : 1. Menjamin kontinuitas program, 2. Sasaran program, 3. Manfaat program dan 4. Luaran program yang telah dikembangkan untuk dilakukan refleksi dan revisi sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan Pameran : 1. Penyajian hasil program PpMD 2. Di akhir pameran /pertunjukan
12 |Manajemen Merek Produk UKM
Metode Sosialisasi (Diklat) Pelatihan dan Pendampingan
Pelatihan dan pendampingan di lapangan dilakukan selama satu bulan yang bersifat insidental sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Kelurahan Cempaka Putih
Pameran/pertunjukan akan dilakukan di Kantor Kelurahan Cempaka Putih di mana kegiatan pengabdian
pengurus Kelurahan, kelompok mitra UKM dan masyarakat diminta untuk melanjutkan program, pemasaran, berkreatif dan inovatif dalam pembuatan aneka makanan untuk mewujudkan tujuan masyarakat Kelurahan Cempaka Putih
masyarakat dilaksanakan Pada saat pameran ini para pejabat pemerintahan terkait di tingkat lokal / Kepala Kelurahan akan diundang untuk menjadi tim penilai.
F. TEORI YANG DIJADIKAN DASAR PpMD 1. Landasan Teoritis dan Studi Kasus Hasil penelitian Andari, T.Y (2014) menyatakan bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, diberikannya perlindungan hukum terhadap produk lokal melalui pendaftaran merek dagang, yang mana bentuk perlindungannya berupa perlindungan preventif dan represif. Adapun peranan pemerintah daerah untuk mendorong para pelaku usaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan cara melakukan sosialisasi berupa pembinaan dan pelatihan. Hasil penelitian Rahab, (2009) menyatakan bahwa Peran merek bagi suatu produk sangat penting karena dengan adanya merek konsumen akan dapat membedakan produk yang satu dengan produk yang lain. Dalam upaya membangun merek-merek yang dimiliki UKM agar tumbuh menjadi besar dan menimbulkan hubungan yang kuat dengan target pasar, diperlukan manajemen merek. Manajemen merek merupakan proses pelaksanaan keputusan-keputusan dibidang pemasaran dengan merefleksikan prinsip-prinsip merek. Manajemen merek merupakan salah satu jawaban atas permasalahan permasalahan yang dihadapi UKM dalam aspek pemasaran.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 13
Studi yang dilakukan oleh Cohen dan Stretch dalam Krake (2005 h.229) mengungkapkan bahwa sebagian besar masalah yang dihadapi oleh para pemilik UKM adalah masalah pemasaran. Hal tersebut menguatkan temuan Kraft dan Goodell dalam Krake (2005 h.229), yang menyimpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh UKM 75 persen berhubungan dengan pemasaran. Carson (1995 h. 12) mencatat penyebab utamanya adalah produk dan harga. Studi yang dilakukan oleh Hill dalam Krake (2005 h. 229) mengenai faktor kunci pemasaran yang efektif mengkonfirmasikan bahwa orientasi penjualan yang bagus secara luas menentukan karakter pemasarannya. Promosi untuk membangun merek menjadi lebih sulit untuk dilaksanakan oleh UKM karena beberapa keterbatasan pendanaan. Penelitian mengenai minat beli konsumen pada pemasaran secara on line berdasarkan pengaruh secara langsung dari fitur belanja online salah satunya ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ramayah dan Ignatius (2010) serta Sabbir (2013). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemudahaan penggunaan online secara keseluruhan berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli konsumen dan Kenikmatan berbelanja mempunyai pengaruh signifkan dan positif terhadap minat beli konsumen (Shen,(2012); Ramayah dan Ignatius, (2010)). 2. Analisis Kebijakan dan Teori Pendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) Pengertian Usaha Kecil adalah ”Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat” (Keputusan RI No 99 Tahun 1998). Menurut Asian Development Bank (ADB) yang diperoleh dari menetapkan batasan Usaha Kecil Menengah berdasarkan jumlah tenaga kerja dengan ketentuan sebagai berikut : a. Usaha Kecil : jumlah tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. b. Usaha Menengah : Jumlah tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang. Komunitas usaha kecil dan Menengah merupakan bagian dari sistem ekonomi Indonesia yang sangat strategis dalam mendorong dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi ditinjau dari berbagai aspek yang dimilikinya (Hudha Sakti, 2006), yaitu :
14 |Manajemen Merek Produk UKM
1. Kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang relatif rendah diperkirakan daya serap pada sektor UMKM mencapai 79,04 juta tenaga kerja atau 99,4% dari total angkatan kerja yang bekerja. 2. Aktivitas bisnis UMKM mengisi semua sektor ekonomi diantaranya pertanian, perdagangan, jasa, industri dan sebagainya. 3. Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni mencapai sedikitnya 56,72% dari total PDB. 4. Proses produksi lebih banyak memanfaatkan bahan baku lokal. 5. Agregasi atau jaringan UMKM memperkuat perekonomian lokal maupun nasional. UKM diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok dalam perspektif perkembangannya, yaitu: 1. Livelihood Activities merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum di kenal sebagai sektor informal. 2. Micro Enterprise merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi sebelum memiliki sifat kewirausahawan. 3. Small Dynamic merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak ekspor. 4. Fast Moving Enterprise merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan trasformasi menjadi usaha yang lebih besar.
E-commerce untuk Pemasaran Produk UKM Era globalisasi sekarang ini juga dikenal sebagai Era Ekonomi Baru (New Economy Era), Era Ekonomi Digital (Digital Economy Era). Era Ekonomi Baru ditandai dengan penerapan Teknologi Informasi di dalam menjalankan kegiatan ekonominya. Pada era ini, Teknologi informasi (Information Technology / IT) mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam dunia ekonomi khususnya dalam hal pemasaran. Proses jual beli yang dilakukan dengan memanfaatkan IT melalui internet, sering disebut dengan E-commerce (Electronic Commerce). E-commerce dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet, dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “ get and deliver” (Afrina & Robert dalam Hidayat et al., 2014).
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 15
E-commerce merupakan salah satu perkembangan di bidang IT yang dapat digunakan untuk mempermudah pemasaran produk kepada konsumen. E-commerce merupakan cara yang efektif untuk memasarkan produk di tengah persaingan global saat ini, yang menuntut para pelaku usaha memberikan berbagai kemudahan kepada konsumen mulai dari informasi produk atau informasi tentang toko itu sendiri. Sehingga membuat para pelaku usaha mau tidak mau harus menerapkan IT dalam setiap proses bisnisnya (Yuan Gao dalam Hidayat et al., 2014). Penggunan E-commerce tidak hanya memudahkan konsumen saja tapi juga pemilik toko, misalnya biaya operasional yang relatif lebih murah, kemudahan untuk melakukan manajemen barang yang diperdagangkan, toko akan lebih dikenal oleh masyarakat luas karena dapat diakses oleh jutaan manusia dan juga membantu dalam penyusunan laporan yang diperlukan. Terdapat pula kemudahan dari sisi konsumen seperti, hanya dengan dari rumah atau dimana pun berada, pembeli dapat melihat produk-produk pada layar komputer, mengakses informasinya, memesan dan membayar dengan pilihan yang tersedia. E-commerce peranannya sangat penting di kalangan dunia bisnis berbasis internet, hal ini karena Ecommerce dapat membantu perusahaan untuk berjualan produk 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, ini dikarenakan E-commerce mampu diakses oleh anyone, anywhere, anytime serta proses transaksi antara penjual dan pembeli dapat menjadi lebih efisien, dengan kecepatan, jangkauan dan kemudahan yang diberikan dalam layanan E-commerce, yang tentunya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan (Hidayat et al., 2014). Tabel 1.2. Perbandingan Kegiatan Usaha antara Era Ekonomi Lama dengan Era Ekonomi Baru
NO 1
JENIS KEGIATAN Pembelian
2
Pemesanan barang
3
Kegiatan pemasaran
ERA EKONOMI LAMA Calon pembeli datang ke toko. Melakukan pemesanan di took
ERA EKONOMI BARU
Calon pembeli mengunjungi web site Melakukan pemesanan melalui fitur yang disediakan di web site Melalui brosur, Melalui situs jejaring spanduk, sosial, search engine, situs leaflet, banner, dari iklan online.
16 |Manajemen Merek Produk UKM
4
Penyediaan sarana fisik
5
Biaya pemasaran
6
Jangkauan konsumen
mulut ke mulut Harus menyediakan Tidak harus menyediakan, toko untuk display karena barang. sudah memanfaatkan katalog produk secara digital. Cukup besar, karena Tidak besar. Dengan harus mencetak brosur, memanfaatkan status spanduk, jejaring sosial, bisa leaflet, banner. melakukan kegiatan pemasaran. Lebih sempit, karena Lebih luas, karena terbatas di lingkungan jangkauan internet yang toko tersebut berada. dapat menjangkau dunia lebih luas (global).
Sistem Informasi Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2005 h.18) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Internet Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/ Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Rangkaian internet yang terbesar dinamakan internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking ("antar jaringan").
Website Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di dalam internet. Sebuah halaman Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 17
web biasanya berupa dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu sebuah protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Website atau situs dapat juga diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Website Bukalapak.com Bukalapak.com sebagai online marketplace menjual banyak jenis barang, bukalapak.com harus memudahkan user untuk menemukan produk yang dicari sesuai dengan minat dan kategorinya. Bukalapak.com memberikan berbagai macam fitur untuk kemudahan kenyamanan penggunannya mencari produk dan informasi yang diinginkannya dan demi menarik lebih banyak konsumen bukalapak.com menghadirkan fitur diskon dimana fitur ini digunakan untuk pelapak membuat dagangannya lebih cepat laku dan keinginan pembeli untuk mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah sehingga mampu menjalin kesepakatan transaksi yang saling menguntungkan. Dan dengan adanya fitur ini bukalapak.com menyediakan satu halaman khusus untuk menampilkan daftar barang yang didiskon. Bukalapak juga memiliki fitur nego harga barang yaitu dimana konsumen dapat menegosiasikan harga barang yang diingikannya kepada pelapak dan dengan adanya fitur ini konsumen juga memberikan kepada konsumen untuk mendapatkan barang dengan harga yang sesuai dengan keinginannya. Fitur-fitur tersebut menimbulkan perilaku pembelian tidak terencana karena sedikit banyaknya fitur-fitur tersebut juga ikut mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan dalam berbelanja secara online.
Perilaku Konsumen Online Menurut Novak & Hoffman (2000), terdapat perbedaan karakteristik pada perilaku pembelian konsumen online. Karakteristik tersebut dibedakan atas goal directed dan experiential. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
18 |Manajemen Merek Produk UKM
terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelian yang bersifat goal oriented dengan experiential. Pada katagori konsumen goal directed yaitu : Konsumen cenderung melakuan pembelian yang terencana atau pembelian kembali (repurchasing), karena adanya motivasi ekstrinisik untuk memenuhi fungsi ultilitarian : kebutuhan, fungsional. Konsumen dengan perilaku ini cenderung melakukan pencarian secara langsung dan terarah. Dengan kata lain, konsumen sudah mengetahui produk yang akan dibelinya sebelum mencari informasi mengenai produk terkait. Hal ini juga didukung karena aspek kognitif pada perilaku konsumen dengan tipe ini lebih dominan dari pada aspek afektif. Pada katagori konsumen experiential yaitu : Konsumen yang terdorong karena motivasi intrinsik lebih cenderung untuk melakukan pembelian tidak terencana baik impulsive ataupun kompulsif dengan dasar hedonisme. Konsumen cenderung belum / tidak mengetahui produk yang akan dibelinya. Sebelum melakukan pencarian informasi lebih bersifat browsing, tidak terarah. Bahkan pada beberapa kasus, konsumen juga mengalami navigational choice yang mengarahkanya ke produk lain (komplementer). Hal tersebut dapat mempengaruhinya untuk melakukan pembelian. Konsumen tipe ini lebih mengedepankan aspek afektif dimana ia melakukan suatu pembelian untuk memenuhi kesenangan (pleasure) yang bersifat fun. Jenis-jenis konsumen online berdasarkan motivasi yang mendasarinya dalam melakukan online shopping, yakni convenience shoppers, variety seekers, balanced buyers, dan stored oriented shoppers. 1. Konsumen dengan tipe convenience shoppers, melakukan pembelian online karena termotivasi dengan faktor kenyamanan yang diciptakan dalam lingkungan pembelanjaan. 2. Konsumen dengan tipe Variety seeker melakukan pembelian dengan adanya dorongan oleh motivasi keinginan untuk mencari variasi dalam hal ini alternatif tipe produk dan merek dibandingkan belanja pada konteks offline. 3. Konsumen dengan tipe Balanced Buyer memiliki keseimbangan antara motivasi dan kenyamanan. 4. Konsumen dengan tipe Store Oriented Shoppers memiliki hasrat akan kepemilikan produk secara instan dampak Penggunaan Situs Bukalapak.com (Caesar, 2015).
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 19
20 |Manajemen Merek Produk UKM
GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH TEMPAT PpMD
BAB
II
A. GAMBARAN DEMOGRAFI UMUM 1. Sejarah Kelurahan Cempaka Putih
Kelurahan Cempaka Putih mulai berdiri pada tahun 1980 dan pada tahun 1984 mulai pertama kalinya melakukan pemilihan Kepala Desa. Penamaan Cempaka Putih memiliki sejarah dan harapan tersendiri bagi masyarakatnya. Cempaka Putih dalam bahasa ilmiah latin “Michelia alba” yang bersinonim dengan “Michelia longifolia” sedangkan dalam bahasa inggris disebut “White Chapaca”, merupakan bunga yang menebarkan wewangian harum semerbak dengan pohon menjulang tinggi menjanjikan keteduhan, berdaun panjang dan terlihat menawan indah serta cantik. Ciriciri pohonnya mampu mencapai ketinggian 30 meter dan mempunyai batang yang berkayu, pada ranting-ranting pohon biasanya ditumbuhi bulubulu halus yang berwarna keabu-abuan, daun tunggal berbentuk bulat telur berwarna hijau, tangkai daun lumayan panjang mencapai separuh panjang daunnya, buahnya dapat dimakan yang memiliki rasa sedap berbentuk menyerupai jantung dengan biji dan kayu yang bermanfaat. Penyebarannya mulai dari daratan asia yang beriklim tropis hingga pulau dikawasan pasifik yang merupakan flora identitas di hampir seluruh Indonesia. Bunga cempaka putih tampak sederhana sekali karena terdiri dari beberapa kuntum bunga yang meruncing dan memanjang, didalamnya terdapat putik dan benang sari serta mempunyai warna putih saat mendekati masa berbunga. Dibalik kesederhanaan tersebut terdapat keistimewaan yaitu harum semerbak yang khas dan sering digunakan pada acara-acara sakral dan penting sebagai penghias, filosofi penggambaran tersebut menjadi motto yaitu: “kesederhanaan yang istimewa” (Kelurahan Cempaka Putih, 2016). 2. Perkembangan Kelurahan Cempaka Putih Wilayah Cempaka Putih adalah Penyangga Ibukota Negara karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara. Bermasyarakat majemuk artinya pembaruan antara penduduk asli dan penduduk pendatang. Berasal dari masyarakat pedesaan yang bermata 21
pencaharian bertani berubah menjadi masyarakat yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, pegawai dan buruh, yang mencerminkan masyarakat / wilayah perkotaan karena tidak ada lagi lahan pertanian yang sekarang telah berubah menjadi komplek – komplek perumahan. Kondisi wilayah Perkotaan masyarakat sangat mengharapkan adanya perubahan Status Desa menjadi Kelurahan. Maka banyak usulan-usulan masyarakat melalui Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) atau Forum lainnya tentang perubahan Status Desa menjadi Kelurahan. Setelah ada pengkajian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan dianggap telah memenuhi syarat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menyetujui perubahan Status Desa menjadi Kelurahan. Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang, Peratùran Daerah (Percha) Nomor : 3 Tahun 2005 Tentang Pembentukan 77 Kelurahan, dilingkungan Kabupaten Tangerang Maka Cempaka Putih termasuk Desa yang berubah Status menjadi Kelurahan. Dengan demikian Kepala Desa yang belum habis masa jabatannya, ditetapkan menjadi Penjabat Lurah (Plt. Lurah) di Kelurahan masing - masing dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang Nomor l48/SK-313/Huk/2005 Tentang Penetapan Plt. Lurah sebanyak 77 Desa. Dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah, Kabupaten Tangerang tersebut, maka sejak tanggal 19 Desember 2005, jabatan Lurah Cempaka putih dijabat oleh Bapak H. Aslih HS yang sebelumya berstatus Kepala Desa definitif dipilih langsung oleh Masyarakat. Seiring dengan Perkembangan penduduk yang menyebabkan meningkatnya beban tugas, volume kerja dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Ciputat, Kecamatan Serpong, maka dengan Pertimbangan untuk kemajuan dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi yang ada di wilayah guna mendukung penyelenggara Otonomi Daerah, berdasarkan pula pada Peraturan Nomor : 16 Tahun 2004 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang mengeluarkan, Perda (Peraturan daerah) Nomor : 3 Tahun 2005 Tentang Pembentukan Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Serpong Utara dán Kecamatan Setu, dengan Perda (Peraturan Daerah) tersebut, terhitung sejak tanggal 5 Februari 2007 Kelurahan Cempaka Putih masuk kedalam wilayah Kecamatan Ciputat Tirnur.
22 |Manajemen Merek Produk UKM
3. Visi Dan Misi Kelurahan Cempaka Putih Kelurahan Cempaka Putih mempunyai Visi dan Misi yaitu : Visi: Professional (Professional), Aware (Tanggap), Trust (Kepercayaan) Integrity (Integritas), Honest (Tulus). Misi: Optimalisasi pelayanan masyarakat dengan berlandaskan tata aturan yang humanis bertujuan dapat terciptanya output dan outcome yang nyata. 4. Letak Geografis Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 51 tahun 2008 tertanggal 26 November 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Sejak tanggal 26 November 2008 Kecamatan Ciputat Timur berada dalam wilayah Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten sebagai wilayah dari hasil pemekaran Kecamatan Ciputat (Kecamatan Ciputat Timur, 2013). Dengan demikian luas wilayah Kecamatan Ciputat Timur, yaitu 15,43 km2 atau sebesar 10,6 persen dari luas wilayah dan berjarak 12 Km dari pusat kantor pemerintahan Kota Tangerang Selatan yang tepatnya di Kecamatan Pamulang sebagai kantor pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Kecamatan Ciputat Timur, 2012). Keberadaan kecamatan yang terletak di bagian Timur kota Tangerang Selatan yang terdiri dari enam kelurahan, yaitu kelurahan Pisangan, Cirendeu, Cempaka Putih, Rempoa, Rengas, dan Pondok Ranji diharapkan berfungsi sebagai sentral pelayanan masyarakat, yang terdiri dari beberapa aspek diantaranya pelayanan adminitrasi kependudukaan, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas umum diantaranya, yaitu fasilitas kesehatan, dan pendidikan. Kemudian, berfungsi memperpendek rentang pelayanan dan meningkatkan pelayanan secara optimal kepada masyarakat. 5. Batas dan Luas Wilayah Letak geografis Kelurahan Cempaka Putih mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut ; a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Rengas dan Pondok Ranji b. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cirendeu dan Rempoa c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pisangan
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 23
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Ciputat dan Sawah Lama Kecamatan Ciputat
Gambar 2.1. Peta Lokasi Pelaksanaan PpMD
Luas wilayah Kelurahan Cempaka Putih lebih kurang 240 Ha, dissajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Luas Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
NO 1 2 3 4 5 6 7
JENIS BANGUNAN TANAH Perumahan dan pemukinan Sawah Tegalan/Ladang Pekarangan Kolam/Tebat Kuburan/Makam Lapangan/lainnya Jumlah
24 |Manajemen Merek Produk UKM
LUAS 198 12.2 20 2 2 3.8 240 Ha
KETERANGAN
6. Kondisi Geografis Kondisi geografis merupakan gambaran keadaan suatu wilayah dipermukaan bumi dilihat dari segi garis kordinat bumi, geologis, geomorfologis, dan sosial ekonomi. Kondisi geografis suatu wilayah akan terkait dengan letak di permukaan bumi. Berbagai fenomena di suatu wilayah akan dipengaruhi oleh letak geografisnya yang memiliki ciri khas pada suatu wilayah. Kondisi geografis Kecamatan Ciputat Timur tidak dapat dilepaskan dari letak wilayahnya di ruang permukaan bumi. Berdasarkan data dari BPS yang diukur dengan alat GPS di Kantor BPS Kota Tangerang Selatan, letak absolut Kecamatan Ciputat Timur di ruang permukaan bumi secara garis kordinat bumi terletak pada posisi 06017'.19.20'' S lintang selatan dan 106044'.44'.59'' E bujur timur secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2.Letak Kelurahan Menurut Garis Kordinat Bumi di Kecamatan Ciputat Timur
NO KELURAHAN 1 Pisangan 2 Cirendeuu 3 Cempaka Putih 4 Rempoa 5 Rengas 6 Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur
GARIS LINTANG 060 18'.10.80'' S 060 17'.50.54'' S 060 16'.47.82'' S 060 16'.52.44'' S 060 16'.08.83'' S 060 17'.18.94'' S 060 17'.19.20'' S
GARIS BUJUR 1060 45'.23.53'' E 1060 46'.00.68'' E 1060 45'.01.91'' E 1060 45'.26.66'' E 1060 45'.01.41'' E 1060 44'.45.61'' E 1060 44'.44.59'' E
Sumber : Kalatog KCDA BPS Tangerang Selatan
Letak absolut Kecamatan Ciputat Timur secara garis kordinat lintang dan bujur tersebut memiliki batas ruang dengan wilayah lain, yaitu wilayah di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Pesanggrahan (Provinsi DKI Jakarta), sebelah Timur berbatasan dengam Kecamatan Cilandak (Provinsi DKI Jakarta) dan Kecamatan Limo (Depok), sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamulang, sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Ciputat, (Kecamatan Ciputat Timur, 2012). Posisi letak absolut akan memberikan dampak terhadap fenomena yang timbul di wilayah kecamatan Ciputat Timur. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dan persamaan kondisi fisik dan sosial
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 25
di dipermukaan bumi maka wilayah Kecamatan Ciputat Timur dalam perkembangan wilayah dipengaruhi oleh kondisi geografis. Kelurahan Cempaka Putih mempunyai 2 iklim yaitu penghujan dan kemarau. Iklim yang mempengaruhi kelurahan Cempaka Putih adalah iklim tropis dengan angin bertiup dari arah utara ke selatan dengan kecepatan 15 km, dengan curah hujan rata-rata pertahun 2000 MM dengan suhu udara 27-33oC. 7. Keadaan Penduduk Penduduk merupakan warga negara Indonesia atau warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Penduduk di suatu wilayah merupakan bagian utama dalam suatu negara. Kuantitas penduduk merupakan banyaknya penduduk di suatu wilayah. Jumlah penduduk yang besar adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, tetapi sebaliknya jumlah penduduk yang sedikit mempercepat proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik” (Kecamatan Ciputat Timur, 2012). Penduduk yang bersifat dinamis dapat mempengaruhi kuantitas penduduk yaitu dapat bertambah atau berkurang kuantitasnya. Penduduk dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir, jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan, imigrasi (migrasi masuk) dan emigrasi (migrasi keluar)”. Peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan hidup penduduk di suatu daerah khususnya kota, timbulnya permasalahan yang beragam diantaranya permasalahan tata ruang, kepadatan penduduk, kesenjangan sosial, kebutuhan fasilitas sosial dan halhal lain yang terkait kebutuhan penduduk. Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
JENIS MATA PENCAHARIAN Belum / Tidak bekerja Ibu rumah tangga Pelajar / Mahasiswa Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Polri Pedagang Karyawan BUMN/BUMD/Swasta
26 |Manajemen Merek Produk UKM
JUMLAH 543 3.602 8.518 237 401 3 14 2.236 4.383
KET
10 11 12 13 14 15
Buruh Guru/Dosen Dokter Perawat Bidan Lainnya JUMLAH
1.000 146 183 28 18 605 21.894
Sumber : Kelurahan Cempaka Putih, 2016.
Pemenuhan kebutuhan penduduk di kota yang bersifat fasilitas sosial dan fasilitas umum menjadi tanggung jawab pemerintah. Fasilitas tersebut ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah, secara lebih luas yaitu: a. Prasarana Lingkungan, adalah kelengkapan lingkungan yang meliputi antara lain: jalan, saluran, pembuangan limbah, serta saluran pembuangan air hujan. b. Utilitas Umum, adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam area pelayanan lingkungan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah antara lain: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon, terminal angkutan umum, kebersihan (sampah), serta pemadam kebakaran. 8. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya a. Keadaan Sosial Ekonomi Jumlah Penduduk Kelurahan Cempaka Putih 23.967 jiwa, yang berusia produktif atau penduduk yang mempunyai pekerjaan atau bermata Pencaharian diperkirakan sebanyak 37,5% jiwa, secara umum dapat dijelaskan bermata pencaharian Buruh/Swasta, Pedagang Pegawai Negeri Sipil, ABRI/polri, bermata pencaharian Guru/Dosen diperkirakan 20,76% dan Dokter/perawat berkisar 0,19%. Sedangkan Penduduk belum/tidak bekerja, ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa dan Pensiunan diperkirakan 54,65%. b. Keadaan Sosial Budaya Rumah adalah tempat berlindung dan berkumpul bagi keluarga maka rumah yang baik adalah rumah memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat dari jumlah penduduk 967 jiwa, 90% beragama lsIam. Suasana kehidupan beragama bagi masyarakat di Kelurahan Cempaka Putih cukup baik, rukun, Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 27
damai dan tentram, saling menghormati tolong menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul maupun musibah dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap dan pola hidup masyarakat Kelurahan Cempaka Putih merupakan cermin dan nilai-nilai kehidupan beragama. Sebagai masyarakat beragam tentunya masyarakat Kelurahan Cempaka Putih memerlukan sarana peribadatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masig. Sarana Peribadatan yang ada di Kelurahan cempaka putih antara lain : Masjid = 12 Unit ; Mushola = 21 Unit Majlis Ta’Iim = 40 Unit ; Gereja = 1 Unit 9. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama, Gender dan Kelompok Umur Jumlah penduduk berdasarkan agama, gender, dan kelompok umur disajikan pada Tabel dibawah ini. Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
NO 1 2 3 4 5
AGAMA Islam Katolik Protestan Hindu Budha JUMLAH
ORANG 19.223 jiwa 1.826 jiwa 2086 jiwa 172 jiwa 660 jiwa 23.967 jiwa
Sumber : Kelurahan Cempaka Putih, 2016. Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender
NO 1 2 3
PENDUDUK Tahun 2010 Laki-Laki Perempuan Kepala Keluarga
ORANG 11.264 10.326 5.035
Sumber : Kelurahan Cempaka Putih, 2016.
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2010 disajikan pada Tabel 2.6.
28 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 2.6. JumIah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2010
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
KELOMPOK UMUR 0-4 5-9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 - 49 50 – 54 55 – 59 60 - 64 65 – 69 70 – 74 75 + JUMLAH
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI 897 811 721 817 1231 1279 1124 977 761 637 472 321 132 33 39 32 11.264
JUMLAH
PEREMPUAN 909 801 820 997 1214 1259 1077 954 727 610 456 300 111 37 26 26 10.326
KET
1806 1612 1541 1814 2445 2538 2201 1931 1488 1247 928 621 243 70 65 60 21.590
Sumber : Kelurahan Cempaka Putih, 2016.
Jumlah Penduduk Kelurahan Cempaka Putíh pada tahun 2010 berjumlah : 2l.590 jiwa terdiri dari 11.264 jiwa laki-laki dan 10.326 jiwa perempuan sedangkan tahun 2011, berjumlah 23.967 jiwa, terdiri dari 12.060 jiwa laki-laki dan 11.907 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga 5.207 KK, sehingga pertumbuhan penduduk sebesar 0,90 % secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur seperti pada Tabel dibawah ini. Tabel 2.7. JumIah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga Umur Tahun 2011
NO 1 2 3
PENDUDUK 2011 Laki – Laki Perempuan Kepala Keluarga
ORANG 12.080 11.907 5.207
Sumber : Kelurahan Cempaka Putih, 2016.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 29
JumIah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2011 disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 2.8. JumIah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2011
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
KELOMPOK UMUR 0-4 5-9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 - 49 50 – 54 55 – 59 60 - 64 65 – 69 70 – 74 75 + JUMLAH
JENIS KELAMIN LAKI.LAKI 1004 949 874 928 1342 1382 1236 1108 868 737 582 26 253 196 0 85 12.060
PEREMPUAN 1013 924 928 1097 1314 1367 1176 1034 831 721 557 406 220 146 88 85 11.907
JUMLAH
KET
2017 1873 1802 2025 2656 2749 2412 2142 1699 1458 1139 832 473 342 178 170 23.967
Sumber : Kelurahan Cempaka Putih, 2016.
Dilihat dan berbagai aspek, maka Kelurahan Cempaka Putih yang wilayahnya seluas 240 Ha, dengan jumlah penduduk 23.967 dan kepadatan penduduk 10.558 per Km, berbatasan langsung dengan Daerah Ibukota Jakarta yang mempunyai fungsi sebagai penyangga dari berbagai aspek kehidupan yang tentunya sangat mempengaruhi berbagai pembangunan dan sebagai alat dari perkembangan teknologi, transportasi dan telekomunikasi yang semakin luas dan komplek.
30 |Manajemen Merek Produk UKM
B. KOMUNITAS SASARAN PROGRAM PpMD 1. Komunitas Sasaran Komunitas sasaran dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat adalah ibu-ibu mitra UKM dan ibu-ibu PKK di Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. Keterlibatan mereka dalam kegiatan ini disajikan pada Tabel 2.9. Tabel 2.9. Keterlibatan Komunitas Sasaran
NO 1
KOMUNITAS Ibu-ibu mitra UKM dan ibu-ibu PKK
KEGIATAN
SASARAN
Diklat Meningkatkan Pemahaman dan Pelatihan dan keterampilan mitra UKM dalam Pendampingan bidang : a. Pembuatan Citra merek produk b. Pemasaran produk berbasis Web bisa diterima masyarakat luas dan produk terdaftar dalam LPPOM serta MUI sehingga dapat bersaing dipasar global.
2. Pendekatan Pemberdayaan Pendekatan pemberdayaan pelaksanaan PpMD di sajikan pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Pendekatan Pemberdayaan Pelaksanaan Program
NO KOMUNITAS SASARAN/TARGET 1
Mitra UKM terdiri dari : 9 unit usaha produk
AKAR PERMASALAHAN 1. Mitra UKM bertahan atas dasar idealisme dan pasrah dengan kemampuan masing-masing semata
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH 1. Pembuatan merek produk 2. Pembuatan syarat Produk UKM mempunyai ijin P-IRT, bersertifikat Halal serta Haki.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 31
2. Pengelolaan tidak terarah 3. Produk UKM tidak bermerek 4. Produk UKM tidak bersertifikat Halal 5. Produk mainan tidak terstandar SNI 6. Pemasaran produk UKM bersifat tradisional
32 |Manajemen Merek Produk UKM
3. Pemasaran produk berbasis Web dan diakses melalui laman www. bukalapak.com
BAB
III
PROSES PpMD
A. TAHAPAN PpMD Pelaksanaan kegiatan program PpMD yang dilaksanakan dari bulan Agustus sampai November 2016 telah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan seperti disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Tahapan Program PpMD
NO KEGIATAN 1 Pembuatan merek dan logo produk
2
TARGET CAPAIAN 1. Pembuatan merek 1. Produk UKM produk mempunyai merek 2. Pembuatan logo yang menarik. produk 2. Produk UKM mempunyai logo. Pengisian formulir 1. Mengisi Formulir Berkas-berkas Formulir untuk : Perijinan P-IRT pendaftaran yang telah - Perijinan P-IRT, 2. Mengisi Formulir diisi lengkap dengan - Mendapatkan untuk disertai sertifikat mendapatkan 1. Fotokopi KTP dan “Halal” sertifikat “Halal” pas photo 3x4 dua - Mendaftarkan yang terdiri dari : buah. merek produk Borang A : 2. Label/merek produk (Haki merek) Permintaan sebanyak 45 lembar. sertifikat “Halal” 3. Contoh produk. Borang B : Data untuk Pembuatan sertifikat “Halal” Borang C : Matrix Bahan Baku Borang D (hal.1) Surat pernyataan
33
3
4
ketersediaan mematuhi peraturan LPPOM MUI Dilengkapi materai 6000 3. Mengisi Formulir Pendaftaran merek dan Surat pernyataan tidak meniru merek orang lain. Dilengkapi materai 6000 Pendaftaran ke Mendaftarkan semua Produk UKM : Disperindag berkas mitra UKM 1. Mempunyai ijin yang telah lengkap P-IRT 2. Bersertifikat “Halal” 3. Mempunyai merek yang terdaftar (Haki merek) Persiapan Pengumpulan : Terkumpul : materi/bahan 1. Nama merek 1. Nama merek produk untuk pemasaran produk, seri, seri, tahun. produk berbasis tahun. 2. Photo masing-masing web 2. 2. Photo dari masingproduk masing produk, 3. Deskripsi produk pastikan kualitas 4. Kategori produk photo yang terbaik dan barang terlihat jelas dari berbagai sisi. 3. Deskripsi produk semenarik mungkin dan detail agar pembeli bisa
34 |Manajemen Merek Produk UKM
5
Kegiatan pameran/ Pertunjukan
tertarik dan mengetahui produk yang akan dijual. 4. Tentukan kategori yang sesuai dengan produk yang akan dijual. Kegiatan Pameran : Memamerkan ProdukProduk UKM : 1. Penyajian hasil 1. Mempunyai ijin program PpMD P-IRT 2. Kegiatan pameran 2. Bersertifikat produk bersamaan “Halal” dengan sosialisasi 3. Mempunyai merek yang terdaftar 3. Di akhir pameran (Haki merek) kel. mitra UKM dan Kel. diminta untuk melanjutkan program, pemasaran, berkreatif dan inovatif dalam pembuatan aneka makanan untuk mewujudkan tujuan masyarakat Kelurahan Cempaka Putih
Pada saat pameran ini para pejabat pemerintahan terkait di tingkat local / Kepala Desa diundang untuk menjadi tim penilai. Kegiatan Pameran Diakhir Kegiatan PpMD ini tidak tercapai karena semua berkas perijinan masih dalam proses di Disperindag Kota Tanggerang Selatan
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 35
B. DINAMIKA SOSIAL, DAMPINGAN
BUDAYA,
EKONOMI
MASYARAKAT
1. Manajemen Merek Sosialisasi Manajemen Merek Pelaksanaan sosialisasi dan pendampingan manajemen merek pada kegiatan PpMD UIN Syarif Hidayatullah di Kelurahan Cempaka Putih bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tanggerang Selatan. Sosialisai ini dilaksanakan di Aula Kantor Kelurahan Cempaka Putih. Nara sumber yang dihadirkan adalah Bapak H.Ferry Payacun, SE.,MH (Kabid Industri Disperindag) dan Dr.Ir.Hj.Siti Suryaningsih., M.Si (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Tema yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi ini adalah “Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM di Kelurahan Cempaka Putih”. Peserta yang diundang terdiri dari Bapak Camat Ciputat, Bapak Lurah, Sekretaris lurah, dan staf kelurahan Cempaka Putih, mitra UKM, Tokoh Masyarakat, ibu-ibu PKK, Pengelola dan Staf Koperasi Patih serta melibatkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan sosialisasi dan pendampingan merek produk UKM berlangsung mulai bulan Agustus sampai November 2016. Peserta yang datang melakukan registrasi dan pembagian ATK serta pengisian angket Gambar 3.1. Peserta sedang Mengisi Angket Presosialisasi prasosialisasi terlebih Dalam Acara Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM dahulu. Tujuan angket ini untuk mengetahui pengetahuan tentang manajemen merek sebelum sosialisasi dilaksanakan. Angket yang telah diisi dikumpul kembali kepada panitia pelaksana yang dibantu oleh mahasiswa.
36 |Manajemen Merek Produk UKM
Susunan acara sosialisasi adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan 2. Pembacaan Doa 3. Sambutan-sambutan : a. Ketua Pelaksana PpMD b. Bapak Camat Ciputat Timur c. Bapak Lurah Kelurahan Cempaka Putih 4. Acara Inti : Sosialisasi Manajemen Merek dan Sesi Tanya jawab 5. Pameran Produk UKM 6. Penutup: Ramah Tamah antara tim pelaksana dengan Peserta Acara berlangsung dari pukul 10.00-16.00 Wib. Susunan acara tersebut disampaikan oleh Bapak H. Yudo Hadiyanto S., S.Sos., M.Si. Sambutan ketua pelaksana PpMD yaitu Dr.Ir.Hj.Siti Suryaningsih, M.Si yang disampaikan oleh Bapak Burhanudin Milama, MPd. memberikan sambutan dihadapan Bapak Camat, Bapak Lurah, Tokoh masyarakat, dan lainGambar 3.2. Bapak Sekretaris Lurah Sedang Menyampaikan Susunan Acara Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen lainnya dengan Merek Produk UKM ucapan Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah diberi kesempatan untuk ikut serta berpartisipasi dalam mengatasi persoalan UKM yang ada di Kelurahan Cempaka Putih. Ditandaskan pula bahwa kehadiran Tim Pelaksana PpMD di Kelurahan ini merupakan implementasi dari salah satu Tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi para Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta yaitu melakukan Pengabdian Masyarakat. Tujuan pokoknya adalah memberikan sumbangan pemikiran, pendampingan, dan pelatihan kepada masyarakat serta mitra UKM untuk mengembangkan inspirasi dalam membangun UKM nya.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 37
Sambutan Bapak Lurah sekaligus membuka acara sosialisasi dan pendampingan manajemen merek produk UKM, beliau menyampaikan beberapa hal yaitu Ucapan terimakasih atas perhatian yang Gambar 3.3. Bapak Burhanudin, M.Pd Sedang diberikan oleh Tim Menyampaikan Pidatonya pada Acara Sosialisasi dan Pelaksana PpMD UIN Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM Syarif Hidayatullah, Jakarta yang telah memberikan sumbangsihkan kepada masyarakat dan mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih. Beliau berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti pada sosialisasi dan pelatihan kepada mitra UKM saja, tetapi kegiatan ini dapat dikembangkan lagi terutama pembinaan mitra UKM sampai membantu kepada aspek pemasarannya. Inilah kesulitan yang masih membelit mitra UKM sampai saat ini. Harapannya jika masalah pemasaran dapat diatasi maka kesejahteraan mitra UKM dapat meningkat dan Gambar 3.4. Bapak Lurah Sedang Membuka Acara Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM
38 |Manajemen Merek Produk UKM
hasilnya dapat menjadi ikon / produk unggulan Kelurahan Cempaka Putih.
Pada saat acara inti, Dr. Ir.Hj. Siti Suryaningsih, M.Si memberikan sosialisasi tentang “Arti Penting Manajemen Merek Pada Produk UKM”. Salah satu yang menjadi tekanan pembahasan adalah Penerapan Merek, Perlindungan merek, Jenisjenis merek, Pemanfaatan merek, Penegakan hukum Gambar 3.5. Peserta dengan Seksama Menyimak Sesi di bidang merek sehingga Pembukaan Kegiatan Sosialisasi Dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM mitra UKM dapat membuat merek produk yang baik, benar, unik dan kreatif. Karena Merek : - Memberikan jaminan kepada konsumen untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya; - Membuat perusahaan dapat membedakan produk-produk yang mereka miliki; - Merupakan alat pemasaran dan dasar untuk membangun citra dan reputasi; - Dapat dilisensikan/waralaba sehingga menjadi sumber penghasilan langsung berupa royalti; - Merupakan bagian penting dalam persetujuan waralaba ; - Dapat menjadi aset bisnis yang sangat berharga; - Mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam memelihara / menjaga atau meningkatkan kualitas produk; - Merupakan hal yang sangat bermanfaat untuk menambah pendapatan. Produk UKM belum mempunyai manajemen merek seperti merek produk, logo, komposisi produk dan sertifikat ‘Halal’, karena peran merek bagi suatu produk sangat penting, dengan adanya merek, konsumen akan dapat membedakan produk yang satu dengan produk yang lainnya. Dalam upaya membuat merek-merek yang dimiliki UKM untuk dapat tumbuh
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 39
menjadi besar dan menimbulkan hubungan yang kuat dengan target pasar, diperlukan manajemen merek. Merek adalah kelengkapan suatu produk. Jadi produk mesti punya merek. Kalau tidak punya, maka konsumen sulit mencari kembali produk tersebut. American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai berikut : Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing (Kottler and Keller, 2006 h.258). Definisi Manajemen merek menurut Keller (1998) dan Kapferer (1995) dalam Krake (2005 h. 229) mempunyai beberapa kesamaan dan memberikan penjelasan yang lebih mudah mengenai menajemen merek yaitu Perusahaan yang melekatkan manajemen merek di dalam pengenalan organisasinya yang implementasi dari manajemen dan strategi mereknya tidak hanya sekali diujikan tetapi dilakukan secara berulang tiap hari dalam setiap aspek kebijakan pemasaran. Sedangkan para akademisi telah dan sedang mencoba untuk menguraikan efektivitas dan efisiensi sistem manajemen merek, yang memasukkan topik seperti persepsi merek, loyalitas merek, pengetahuan merek, diferensiasi merek, ekuitas, pengetahuan merek, ekuitas merek, kesadaran merek, proliferasi merek dan citra merek (Keller, 2003 h. 210). Perhatian besar dari berbagai perspektif mengenai merek adalah membangun suatu merek yang berbeda dari kompetisi untuk memperoleh penghargaan yang tinggi dan menimbulkan pertalian kuat dengan target konsumen (Rizky, 2016). De Chernatony (1998 h.101) dari perspektif manajemen merek dalam sudut pandang yang holistik, mengajukan ide-ide yang praktis untuk menciptakan merek yang terkenal. Sepaham dengan argumen De Chernatony (1998), Arnold (1992) dalam Wong dan Merrilees (2005 h. 156) memberikan andil mengenai pandangan yang holistik mengenai manajemen merek, yaitu dengan menyatakan bahwa manajemen merek penting guna mengatur keseluruan merek, bukan untuk mengatur elemen/bagian dari bauran pemasaran. Perlindungan merek dapat diperoleh melalui pendaftaran, atau di beberapa negara juga melalui pemanfaatan merek tersebut. Bahkan jika sebuah merek dapat dilindungi melalui pemanfaatannya maka sangat disarankan untuk mendaftarkan merek dengan mengajukan permohonan pada kantor HAKI setempat. Beberapa Hal Penting yang perlu diperhatikan dalam Memilih sebuah merek yaitu:
40 |Manajemen Merek Produk UKM
1. Periksa terlebih dahulu bahwa merek yang dipilih telah memenuhi persyaratan hukum untuk pendaftaran. 2. Lakukan penelusuran merek guna meyakinkan bahwa merek yang akan digunakan tersebut tidak identik atau mirip dengan merek-merek produk yang sudah ada dan terdaftar sebelumnya. 3. Pastikan bahwa merek yang akan digunakan tersebut dapat dibaca, ditulis dieja dan diingat dengan mudah dan sesuai untuk semua media periklanan. 4. Pastikan bahwa merek tersebut tidak memiliki konotasi yang tidak baik atau negatif dalam bahasa di negara yang bersangkutan ataupun di Negara - negara yang merupakan pasar potensial ekspor. 5. Periksalah bahwa nama domain yang berkenaan (i.e. alamat internet) bisa Didaftarkan. Manajemen merek merupakan proses pelaksanaan keputusan keputusan di bidang pemasaran dengan merefleksikan prinsip - prinsip merek (nilai, arti, ide). Proses itu dimulai dari : menetapkan prinsip-prinsip merek, menyebarkan dan mencatatnya kemudian menyebarluaskan ke dalam organisasi dan menentukan struktur manajemen (siapa orang yang berwenang). Langkah-langkah tersebut dinamakan sebagai ”brand driven marketing management”, namun masalahnya adalah bagaimana menyatukan ide merek ini dengan masalah-masalah di luar pemasaran dan mengarahkan kegiatan bisnis sambil mencocokkan dengan prinsip-prinsip merek (Aaker, 1991 h.102). Hal ini penting, misalnya bagaimana menghubungkan tipe bisnis yang sudah ditentukan sebelumnya dengan keputusan merek ini. Inilah yang disebut ”externality” manajemen merek, yaitu jenis kegiatan yang mempunyai pengaruh dengan kegiatan lain, namun tidak mempunyai hubungan langsung ke dalam (Aaker, 1991 h.103). Dua ”externality” merek tersebut meliputi strategi perusahaan (corporate strategy) dan tipe bisnis (business tipe) (Aaker, 1991 h.104). Tugas yang diemban oleh manajemen merek, maupun membuat strategi perusahaan atau memilih tipe bisnis adalah berbeda satu sama lain. Walaupun menyusun strategi dan tipe bisnis merupakan tugas top management dan berdiri sendiri (relatively independent) dari keputusan-keputusan merek, namun hasilnya akan mempengaruhi strategi merek. Respon Baik Tokoh Masyarakat menyampaikan harapannya melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, mitra UKM dapat terbangun kesadarannya akan pentingnya manajemen merek, dan dapat mengatasi permasalahan lain yang dihadapi dalam mengembangkan strategi merek
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 41
pada UKM yaitu bagaimana menyesuaikan tipe bisnis UKM dengan strategi merek yang diambil. Solusi mengatasi permasalahan strategi merek tersebut Siti Suryaningsih menyampaikan dalam sosialisasi manajemen mereknya bahwa mitra UKM yang menjual produk-produk yang cepat habis atau termasuk ”fast moving consumer good” (FMCG, seperti: makanan, produk pembersih, permen, kue dan lain-lain). Perilaku konsumen dalam pembelian FMCG ini adalah selalu membandingkan product features satu dengan yang lain sehingga peran merek menjadi penting. Konsumen akan mengkaitkan sebuah nama dengan kategori tertentu, sehingga dapat memungkinkan pencapain kedudukan top of mind. Bagaimana agar merek kita mudah diingat dan dikenal, strategi komunikasi menjadi penting, bentuknya bisa melalui iklan, promosi penjualan, publikasi, tenaga penjualan dan pemasaran langsung, (Wong dan Merrilees, 2005 h.160). Respon Baik mitra UKM menyampaikan harapannya melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, dapat membuat suatu merek, logo dan sertifikat ‘Halal’ bagi produknya sehingga dapat dipasarkan secara luas tidak hanya dilingkungan tempat tinggal. Beliau juga menghimbau agar para pemuda, remaja, ibu-ibu PKK, mitra UKM, di Kelurahan Cempaka Putih saling bahu membahu membuat merek tersebut agar kelak produk mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih bisa semakin maju sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjadi lebih makmur. Siti Suryaningsih menyampaikan beberapa saran untuk mendukung aktivitas pemasaran pada UKM yaitu: a). Melakukan investasi merek untuk jangka panjang ; b). Mengembangkan merek yang unik ; c). Mengembangkan kesadaran kepada karyawan akan pentingnya merek perusahaan ; d). Mengkomunikasikan merek secara konsisten dan jelas melalui semua aktivitas pemasarannya, (Wong dan Merrilees, 2005. h.160). Respon Baik mitra UKM menyampaikan beberapa pernyataan bahwa selama ini pengelolaan/manajemen merek belum atau sedikit mendapatkan perhatian dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Manajemen merek belum menjadi prioritas utama dalam aktivitas bisnisnya dan tidak menyadari bahwa pengelolaan merek merupakan sebuah konsep penting dalam kesuksesan usahanya. Siti Suryaningsih menyampaikan bahwa pada UKM meningkatan brand awareness produk-produk dari UKM bukan merupakan prioritas utama pada saat perusahaan menentukan anggaran pemasarannya. Hal ini yang menyebabkan merek-merek yang dimiliki oleh UKM tidak banyak
42 |Manajemen Merek Produk UKM
dikenal oleh konsumen. Mereka lebih memfokuskan pada aspek penjualan produknya karena dengan penjualan yang baik, mereka dapat tetap bisa bertahan. Orientasi produk dan penjualan lebih diutamakan daripada orientasi pada pemasaran (berkaitan dengan pengelolaan merek). Pada Gambar 3.6. Nara Sumber Dr.Ir.Hj. Siti Suryaningsih, umumnya, setiap M.Si Menyampaikan Sesi Tanya Jawab Dengan Mitra perusahaan menginginkan UKM Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM merek produknya dikenal secara baik oleh konsumennya. Merek yang dikenal dengan bagus oleh konsumen adalah satu dari banyak tujuan penting yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan dengan anggaran pemasaran yang dimilikinya. Para pengusaha harus memprioritaskan manajemen dan pembangunan merek disamping harus tetap terus meningkatkan kualitas produknya. Peningkatan brand awareness bukan hanya merupakan tanggung jawab seorang pemilik UKM tetapi harus diarahkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen perusahaan. Seluruh karyawan harus menyadari pentingnya merek produk dan mereka harus bertangung jawab akan eksistensi merek dalam setiap kegiatannya. (Peterson dalam Becherer et al., 2003 h.15). Siti Suryaningsih mengemukakan teknik membangun merek untuk UKM meliputi: a). Berkonsentrasi membangun satu atau dua merek yang kuat ; b). Fokus pada program pengembangan pemasaran yang kreatif pada satu atau dua assosiasi merek penting yang berguna sebagai sumber equitas merek ; c). Menggunakan integrasi bauran elemen merek secara baik yang mendukung kesadaran merek (brand awareness) dan citra merek (brand image) ; d). Mendesain kampanye ”push” yang bertujuan membangun merek dan menciptakan kampanye”pull” yang bertujuan mempengaruhi / menarik konsumen untuk menggunakan produknya (Krake (2005 h. 232)). Respon Baik Bapak Kepala Koperasi Patih menyampaikan harapannya melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, adanya kerjasama antara pihak PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Koperasi Patih, misalnya dengan adanya MoU tersebut menjadikan Koperasi Patih sebagai koperasi
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 43
binaannya, sehingga berharap beberapa kendala di mitra UKM dapat teratasi, seperti kendala pada 1) Permasalahan permodalan. Permodalan merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh sebagian besar mitra UKM. Modal yang dimiliki mitra UKM masih kecil, disamping itu sebagian dari mereka mengaku mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman modal, sehingga untuk mengembangkan usahanya masih mengalami beberapa kesulitan ; 2) Mitra UKM mengalami kesulitan mendapatkan akses informasi pangsa pasar dan pemasaran karena merasa kalah bersaing dengan produk lokal yang lain ; 3) Proses pemasaran yang masih bersifat tradisional yaitu para pembeli datang langsung ke tempat produksi (rumah) sehingga proses produksi didasari pada jumlah pesanan yang ada. Hal ini tentu saja merugikan para mitra UKM karena kebanyakan yang datang adalah para tengkulak yang akan menjual lagi barang tersebut tentu dengan harga yang lebih mahal. Kendala-kendala tersebut berharap dapat teratasi dengan adanya MoU PPM UIN Syarif Hidayatullah dengan Koperasi Patih serta adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, sehingga mitra UKM dan masyarakat sekitarnya dapat meningkatkan tingkat ekonomi sosialnya. Respon Baik mitra UKM menyampaikan harapannya melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, dapat membuat merek dan logo karena selama ini produknya tidak bermerek dan tidak berlogo. Hal ini yang menyebabkan salah satu faktor produknya tidak dapat melakukan pemasaran lebih luas sekalipun ke minimarket terdekatpun.
Gambar 3.7. Sesi Tanya Jawab Mitra UKM dengan Nara Sumber Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM Produk UKM
Respon baik
mitra UKM terlihat antusiasnya mereka merespon kegiatan sosialisasi ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada nara sumber. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan 44 |Manajemen Merek Produk UKM
peserta secara langsung dan spontan, membuat kondisi sosialisasi penuh keakraban dan kehangatan, seperti terlihat pada Gambar 3.7. Salah satu solusi mengatasi masalah pemasaran Siti Suryaningsih menyampaikan bahwa pada UKM, merek produk merupakan representasi dari pemiliknya, untuk itu mitra UKM sebagai pengusaha harus berusaha mengenalkan dan mengkomunikasikan mereknya kepada konsumennya melalui performa dan citra baik yang melekat pada diri pengusaha tersebut. Selain itu, mitra UKM dapat menggunakan beberapa media komunikasi untuk mengenalkan produknya, melalui kartu nama, tembok bagian depan gedung/rumah/toko, dan sarana angkutan umum. Cara lain yang efektif bagi UKM untuk mengkomunikasikan mereknya melalui cara promosi dari mulut ke mulut, koran dan brosur atau berbasis web site. Oleh sebab itu manajemen merek merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pemasaran produk UKM tersebut. Pada saat acara inti selanjutnya, Nara sumber Bapak H. Ferry Payacun, SE., MH sebagai Kabid Industri Disperindag Kota Tanggerang Selatan, memberikan sosialisasi tentang adanya salah satu program Pemerintah Kota Tanggerang Selatan mengenai perijinan P-IRT, pendaftaran LPPOM untuk mendapatkan sertifikat “Halal” dan mendaftarkan Hak Cipta Merek yang tidak dikenakan biaya sepeserpun. Hal tersebut yang selama ini menjadikan kendala besar bagi mitra UKM untuk mendapatkannya karena memerlukan biaya yang cukup besar. Beliau menyampaikan pula ada beberapa formulir yang harus diisi ketika mendaftarkan produknya ke Disperindag Kota Tanggerang Selatan. Gambar 3.8. Nara Sumber H. Ferry Payacun, SE., MH sebagai Kabid Industri Disperindag Menyampaikan Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM
Respon
baik
mitra UKM menyampaikan respon positif adanya salah satu program Pemerintah Kota Tanggerang Selatan dibidang Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 45
Industri membebaskan biaya perijinan, misalnya 1) Produk bisa terdaftar di LPPOM (Pengawasan Obat dan Makanan) dan MUI sehingga mendapatkan sertifikat “Halal” pada produknya ; 2) Produk UKM memiliki ijin P-IRT ; 3) Produk mainan bus atau sejenisnya yang bukan makanan memiliki sertifikat HAKI dan terstandar SNI, sehingga dapat membantu mitra UKM dalam memperolehnya.
Gambar 3.9. Sesi Tanya Jawab Mitra UKM dengan Nara Sumber Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM
Respon
baik
mitra UKM terlihat antusias ketika mereka merespon kegiatan ini dengan semangat, pengajuan beberapa pertanyaan pada nara sumber seperti, bagaimana proses pengajuan untuk mendapatkan sertifikat “Halal” dan berapa lama waktu yang dibutuhkannya sampai keluar sertifikat tersebut ?. Nara sumber Bapak H. Ferry Payacun, SE., MH menyampaikan bahwa waktu yang diperlukan untuk mendaftarkan sebuah merek dan ijin PIRT serta sertifikat “Halal” sangat bervariasi secara umum berkisar dari 1 bulan sampai beberapa bulan. Pastikan bahwa merek yang dimiliki sudah didaftarkan dengan baik di awal supaya pendaftaran tersebut sudah aman untuk digunakan dalam proses promosi dan pemasaran produk yang berkaitan untuk beberapa waktu yang lama. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara nara sumber dengan peserta secara langsung dan spontan, membuat kondisi sosialisasi penuh keakraban dan kehangatan, seperti terlihat pada Gambar 3.9. Respon baik mitra UKM-pun terlihat dengan semangat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada angket sebelum dan setelah sosialisasi dilakukan ataupun saat sosialisasi berlangsung. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan, mereka menjelaskan pentingnya mempunyai nomor P-IRT, sertifikat “Halal”, perlindungan terhadap merek dan logo produk
46 |Manajemen Merek Produk UKM
mereka serta pentingnya mainan anak-anak seperti mobil-mobilan atau rumah boneka yang berstandar SNI. Hal ini menunjukkan bahwa mitra UKM pada umumnya memahami semua materi sosialisasi yang diberikan nara sumber. Gambar 3.10. Mitra UKM, Nara Sumber dan Pejabat Kelurahan Cempaka Putih Beserta Tim PpMD Pada Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Merek Produk UKM
Pada dasarnya kegiatan sosialisasi ini adalah untuk mengangkat produk UKM yang mengalami kendala dalam pemasaran secara lebih luas, misalnya produk UKM tidak dapat dipasarkan ke mini market terdekat di lingkungannya sekalipun, padahal produknya mempunyai potensi yang bagus. Hal ini dikarenakan sebagian besar produknya tidak bermerek, tidak mempunyai ijin P-IRT, dan tidak bersertifikat “Halal”. Produk-produk UKM tersebut kebanyakan diambil oleh penjual untuk dijual kembali ke konsumen sehingga harganya lebih rendah. Oleh karena itu dalam kegiatan PpMD ini lebih difokuskan pada kegiatan pelatihan dan pendampingan manajemen merek produk UKM dan pemasarannya. C. PARTISIPASI DAN PELIBATAN PARA PIHAK 1. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Sosialisasi Manajemen Merek Partisipasi dan pelibatan para pihak pada kegiatan sosialisasi manajemen merek produk UKM dilihat dari peserta target/sasaran yang hadir disajikan pada Tabel 3.2.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 47
Tabel 3.2. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Kegiatan Sosialisasi Manajemen Merek
NO.
TARGET/SASARAN
KETERANGAN
1
Bapak Camat diwakili oleh Sekretaris Camat
Hadir
2
Bapak Lurah
Hadir
3 4 5
Bapak Sekretaris Lurah Bapak Ketua Koperasi Patih Bapak Kabid Disperindag
Hadir Hadir Hadir
6
Tokoh Masyarakat
Hadir
7
Tokoh Agama
Hadir
8
Mitra UKM
Hadir
9
Ibu-ibu PKK
Hadir
10 11
Staf Kelurahan Mahasiswa Pendidikan Kimia
Hadir Hadir
Respon baik Bapak Camat yang diwakili Sekretarisnya, Bapak Lurah beserta jajarannya, tokoh masyarakat dan agama serta ibu-ibu PKK dan mitra UKM terlihat antusiasnya mereka merespon kegiatan ini dengan semangat. Mereka terlihat tepat waktu untuk menghadiri kegiatan sosialisasi ini, dan meluangkan waktu disela-sela kesibukan kegiatannya. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan peserta secara langsung dan spontan, membuat kondisi sosialisasi penuh keakraban dan kehangatan. 2. Partisipasi Dan Pelibatan Para Pihak Pada Pendampingan dan Pelatihan Merek Partisipasi dan pelibatan para pihak pada kegiatan pendampingan dan pelatihan pembuatan merek dan logo produk UKM yang hadir disajikan pada Tabel 3.3.
48 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 3.3. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Merek dan Logo
NO.
TARGET/SASARAN
KETERANGAN
1 Bapak Sekretaris Lurah Hadir 2 Bapak Ketua Koperasi Patih Hadir 3 Tokoh Masyarakat Hadir 4 Mitra UKM Hadir 5 Staf Kelurahan Hadir 6 Mahasiswa Pendidikan Kimia Hadir Kegiatan sosialissi dan pendampingan serta pelatihan pembuatan merek produk UKM dihadiri para tokoh sesuai dengan yang diharapkan seperti terlihat pada Tabel 3.2. Kegiatan ini terlihat adanya dukungan penuh dari pihak Kelurahan Cempaka Putih, kehadiran Bapak Sekretaris lurah yaitu Bapak H. Yudo Hadiyanto S., S.Sos., M.Si beserta stafnya dan Bapak Kepala Koperasi Patih pun sebelum kegiatan berlangsung sudah hadir berada di lokasi kegiatan dan terlibat langsung dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kerjasama yang baik antara pihak Kelurahan beserta staf dengan Tim Pelaksana PpMD ini 3. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak Pada Pameran Produk UKM Pameran produk UKM diselenggarakan bersamaan dengan sosialisasi manajemen merek. Tujuannya adalah memperlihatkan produk-produk UKM yang mempunyai potensi besar sebagai produk unggulan Kelurahan Cempaka Putih dan mempunyai potensi untuk pemasaran lebih Gambar 3.11. Pameran Produk UKM luas lagi. Upaya untuk mempromosikan produk UKM salah satu bentuk strategi pemasaran yang cukup efektif untuk menjaring banyak konsumen adalah Pameran. Bagi usaha pemula, pameran merupakan sarana pemasaran yang tepat untuk memperkenalkan produk serta mempromosikannya. Tidak Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 49
hanya tentang produknya saja, profil usaha juga penting untuk diedukasikan kepada masyarakat, dalam hal ini adalah pengunjung. Citra pengusaha yang baik juga menentukan ketertarikan dan juga loyalitas konsumen pada sebuah produk.
Gambar 3.12.Produk-produk Mitra UKM dapat ditemukan di Koperasi Patih Kelurahan Cempaka Putih
Gambar 3.13. Pojok Makanan dan Minuman siap saji dapat ditemukan di dalam Koperasi Patih.
Koperasi Patih mempunyai potensi yang sangat besar dalam berperan mengatasi persoalan sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat yang posisinya ekonomi lemah karena melalui jalan koperasi mereka dapat menyatukan kekuatannya. Gambar 3.14. Koperasi Patih Kelurahan Cempaka Putih
50 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 3.4. Partisipasi dan Pelibatan Mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih
No
Produk UKM
1
Rumah Boneka
Nama Mitra UKM Suhartono M.
Alamat
2
Miniatur bis
Suhartono M.
Jl.Semanggi I Rt 01/Rw.03 No.18B
Mano.suharton o@ gmail.com
3
Miniatur rumah betawi berbasis daun pisang
Koperasi Patih
Koperasi Patih Jl. Jambu No 47
-
4
Aneka kue basah dan catering
Yati M.Sudirman
Jl.Pepaya II No 50 Rt.03/Rw 05
081280140357
5
Risolles keju dan sayur
Koperasi Patih
Jl. Jambu No 47
-
6
Miniatur Kelurahan Cempaka Putih
Koperasi Patih
Koperasi Patih Jl. Jambu No 47
-
7
Keset
Koperasi Patih
Jl. Jambu No 47
-
8
Aneka bros dan kalung mutiara
Koperasi Patih
Jl. Jambu No 47
-
9
Minuman wedang jahe
Mulyani
10
Dodol
Zaenah
Jl.Semanggi I Rt 01/Rw.03 No.18B
Kp.Bulak wangi Rt.01/Rw.01 Kedaung Pamulang
Nomor yang Bisa dihubungi 085814644443
081213743880 rosemulyani@g mail.com 081283113515
Kp.Bulak Rt.03/Rw.02
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 51
No.13 11
12
13
14
15
Roti tawar dan aneka rasa
Keripik kentang rasa asam manis pedas Singkong presto
Djaloe coffee
Pakaian jadi
Anterja Prayogi
Jl Sukun Rt.002/06 No 23
Muntamah
Kampung Bulak III RT 03/02 No 32
Zianita Utami
Perum Pratama Bintaro Residence Blok B-8 RT 004/01 kampung Sawah
Weely S
Jl.Bulak III Rt. 03/02
Caisah M
Cempaka Putih
085883146872 / 74704175 081310860905
-
083871622226 Hey.weely@g mail. com -
4. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Sosialisasi dan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran P-IRT dan LPPOM Pelaksanaan sosialisasi dan pendampingan pengisian formulir pendaftaran P-IRT dan LPPOM pada kegiatan PpMD UIN Syarif Hidayatullah di Kelurahan Cempaka Putih bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tanggerang Selatan. Sosialisai ini dilaksanakan di Aula Kantor Kelurahan Cempaka Putih. Nara sumber yang dihadirkan adalah Dr.Ir.Hj.Siti Suryaningsih., M.Si (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) bersama tim pelaksana. Tema yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi ini adalah “Sosialisasi dan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran P-IRT dan LPPOM”. Peserta yang datang melakukan registrasi terlebih dahulu yang dibantu oleh mahasiswa yang terlibat.
52 |Manajemen Merek Produk UKM
Partisipasi dan pelibatan pihak terkait pada kegiatan pendampingan dan pelatihan pengisian formulir untuk pendaftaran ijin P-IRT dan LPPOM produk mitra UKM yang hadir disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Partisipasi dan Pelibatan para Pihak Terkait pada Sosialisasi dan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran Ijin P-IRT dan LPPOM
NO.
TARGET/SASARAN
KETERANGAN
1 2
Bapak Sekretaris Lurah Bapak Ketua Koperasi Patih
Hadir Hadir
3 4 5
Mitra UKM Staf Kelurahan Mahasiswa Pendidikan Kimia
Hadir Hadir Hadir
Respon baik mitra UKM terlihat antusiasnya mereka merespon dengan semangat tepat waktu untuk menghadiri kegiatan pengisian formulir pendaftaran ijin P-IRT dan LPPOM, meluangkan waktu disela-sela rutinitas kegiatan rumah tangganya. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan, membuat mereka penuh keakraban antara tim pelaksana dengan mitra UKM. 5. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak pada Sosialisasi dan Pendampingan Pemasaran Produk UKM Berbasis web Pelaksanaan sosialisasi dan pendampingan pemasaran produk UKM berbasis Web pada kegiatan PpMD UIN Syarif Hidayatullah di Kelurahan Cempaka Putih ini dilaksanakan di Aula Kantor Kelurahan Cempaka Putih. Nara sumber yang dihadirkan adalah Dr.Ir.Hj.Siti Suryaningsih., M.Si (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) bersama tim pelaksana. Tema yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi ini adalah “Sosialisasi dan Pendampingan Pemasaran Produk UKM Berbasis Web”. Salah satu yang menjadi tekanan pembahasan adalah Penggunaan Komputer dalam bidang pemasaran dan penjualan dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan pesatnya (Jauhari, 2010). Dengan adanya internet proses pemasaran dan penjualan dapat dilakukan kapan saja tanpa terikat ruang dan waktu (Jinling, 2009; Quaddus, 2008). Kini hampir semua lapisan masyarakat (terutama di negara maju) sudah sangat terbiasa dengan web ini, karena hampir segala jenis informasi bisa diperoleh. Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 53
yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Melalui pemanfaatan teknologi informasi ini, perusahaan mikro, kecil maupun menengah dapat memasuki pasar global. Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis atau sering dikenal dengan istilah e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibilitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih cepat untuk produk perangkat lunak, mengirimkan dan menerima penawaran secara cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas. Pemanfaatan internet memungkinkan UMKM melakukan pemasaran dengan tujuan pasar global, sehingga peluang menembus ekspor sangat mungkin. Upaya untuk meningkatkan usaha kecil menengah (UKM) sebagai bagian dari bentuk usaha di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi demi kemajuan usahanya. Penggunaan teknologi informasi dalam pemasaran produk UKM adalah salah satu usaha untuk memperluas akses pasar produk tersebut (Soesastro, 2006). Upaya untuk memanfaatkan internet untuk berbagai aktivitas usaha disebut dengan E-commerce. Kegiatan bisnis yang dilakukan secara online bisa meliputi pemasaran, promosi, public relation, transaksi, pembayaran dan penjadwalan pengiriman barang, serta masih sangat terbuka kemungkinan inovasi-inovasi kegiatan bisnis online seiring dengan perkembangan teknologi e-commerce itu sendiri. Sarana E-commerce yang sering digunakan perusahaan UKM adalah email dan website. E-mail atau electronic mail adalah sarana komunikasi yang menggantikan proses surat-menyurat antara perusahaan dengan pembeli. Pengiriman catalog atau negosiasi harga dapat dilakukan dengan lebih murah dan cepat. Selain itu perusahaan dapat melakukan penghematan karena semua proses surat-menyurat tidak memerlukan kertas hanya berupa file computer. Website perusahaan berfungsi sebagai pengganti took atau show-room bagi perusahaan UKM . Website berisi catalog barang dagangan yang ditawarkan lengkap dengan spesifikasi, cara pengiriman dan harganya. Tabel 3.6. Partisipasi dan Pelibatan Para Pihak dalam Kegiatan PpMD
No
Posisi
Nama Pelaksana
1
Ketua Kelompok
Dr.Hj. Siti Suryaningsih, M.Si
54 |Manajemen Merek Produk UKM
Rincian Tugas 1. Pengurusan Ijin ke Kantor Kelurahan, Kantor Kecamatan 2. Mempersiapkan Konsep
Materi 3. Menyusun Intrument Data 4. Melaksanakan sosialisasi, pelatihan dan pembimbingan serta monitoring kegiatan 5. Monitoring Evaluasi Kegiatan 6. Penyusunan data laporan 7. Pengolahan dan pembahasan hasil 8. Bertanggungjawab keseluruhan pelaksanaan kegiatan
2
Anggota
Burhannudin, M.Pd
1. Melaksanakan sosialisasi, pelatihan dan pembimbingan serta monitoring kegiatan 2. Supporting data untuk bahan laporan 3. Melaksanakan evaluasi kegiatan 4. Editor
3
Tenaga Akhli IT
Tentatif
1. Membuat program web pemasaran 2. Melatih penggunaan web pemasaran dan penerimaan pesanaan menggunakan IT
4
Anggota
Mahasiswa
1. Membantu survei lokasi 2. Membantu semua kegiatan 3. Dokumentasi
5
Aparat Kelurahan
Bp Lurah, Sekretaris Lurah Staff Kelurahan
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan: 1. Mengumpulkan dan mendata calon mitra UKM, 2. Mengkoordinasikan waktu pelaksanaan, sampai pada penyediaan sarana dan prasarana kegiatan. 3. Monitoring Kegiatan 4. Menilai evaluasi kegiatan 5. Menilai produk yang dihasilkan pada saat pameran
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 55
6 Kontribusi
9 Mitra UKM
Mitra
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan: 1. Mengumpulkan calon mitra UKM 2. Mengkondisikan waktu pelaksanaan
6. Produk Unggulan Kelurahan Cempaka Putih Kelurahan Cempaka Putih mempunyai produk-produk UKM yang berpotensi besar sebagai produk unggulan Kelurahannya. Hal ini terlihat dari jenis produk yang dihasilkan bervariatif dan mempunyai kualitas yang tidak kalah bersaing dengan kualitas produk lain. Segi kemasan produk UKMpun memenuhi standar minimal LP-
Gambar 3.16. Produk Makanan Keripik Singkong “Singpres”
POM misalnya keripik singpres kemasannya tidak kalah dengan Gambar 3.15. Produk Minuman “Wedank Jahe Wangi”
56 |Manajemen Merek Produk UKM
kemasan produk yang lainnya menggunakan plastik kemasan Ziplock pouch silver disamping rasa dan mutunya yang berkualitas.
Coffee Djaloe mempunyai kemasan memenuhi standar minimal LP-POM dan tidak kalah dengan kemasan produk yang lainnya serta mempunyai rasa dan mutunya yang tidak kalah dengan produk yang lain. Produk Aneka Kue Basah merek Almira Cake menggunakan kemasan plastik transparan, yang tidak kalah menarik penampilannya. Mempunyai 20 jenis produk kue basah dengan kualitas mutu yang tidak kalah bersaing dengan produk lain. Upaya meningkatkan penampilan kemasan produk mitra UKM salah satunya menggunakan Gambar 3.17. Produk Minuman “ Djaloe Coffee” plastik sebagai pengemas pangan, hal ini terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label, harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik. Dari sisi “food safety” kemasan makanan bukan sekedar bungkus tetapi juga sebagai pelindung agar makanan aman dikonsumsi. Gambar 3.18. Produk Aneka Kue Kemasan pada makanan juga “Almira Cake” mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan informasi. Begitupun pada produk Kering kentang yang dikemas menggunakan toples plastik yang mempunyai rasa dan kualitas yang tidak
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 57
kalah dengan produk yang lain. Roti Gudang Sari merupakan salah satu merek roti tradisional yang masih mempertahankan resep kuno warisan leluhur dan keaslian produk-produknya yang tanpa bahan pengawet sehingga menjadi salah satu keunggulan Gambar 3.19. Produk Roti “Gudang Sari” utama produk ini kemudian menjadi brand positioning Roti Gudang Sari dengan citra roti yang sehat dan enak sehingga bermanfaat bagi tubuh. Produk-produk yang dihasilkan yaitu roti tawar dan roti manis. Roti ini merupakan salah satu merek bakery yang sudah berdiri dan dikenal masyarakat Kelurahan Cempaka Putih sejak tahun 1983 an. Seiring banyaknya pesaing roti yang muncul di Kelurahan Cempaka Putih dan sekitarnya beserta keinginan masyarakat yang berubah sepanjang waktu, maka Upaya untuk meningkatkan pemasarannya, roti gudang sari berpotensi untuk membuat variasi dan bentuk roti yang unik, packaging yang minimalis namun tetap tampak eye-catching dan menarik minat konsumen zaman sekarang. Roti tawar, sangat membutuhkan perlindungan terhadap kelembaban, karena itu kemasan yang memiliki barrier terhadap uap seperti LDPE sudah cukup baik (FG. Winarno, 1994 dalam M.Sulchan, 2007) Upaya untuk meningkatkan pemasaran dodol, dengan cara membuat variasi rasa, bentuk dodol yang unik, packaging yang minimalis namun tetap tampak eye-catching dan menarik minat konsumen zaman sekarang.
Gambar 3.20. Produk Dodol “Lestari”
58 |Manajemen Merek Produk UKM
Gambar 3.21. Produk Keripik Kentang “Nglaras Roso”
Upaya untuk mengenal jenis plastik aman untuk kemasan makanan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, secara garis besar terdapat dua macam plastik, yaitu resin termoplastik dan resin termoset. Resin termoplastik mempunyai sifat dapat diubah bentuknya jika dipanaskan, sedangkan resin termoset hanya dapat dibentuk satu kali saja. Beberapa nama plastik yang umum digunakan adalah HDPE (High Density Polyethylene), LDPE ( Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene), PVC (Polyvinyl chloride), PS (Polystryrene), dan PC (Polycarbonate). PE (Polyethylene) dan PP mempunyai banyak kesamaan dan sering disebut sebagai polyolefin. Jenis plastik yang relatif aman digunakan sebagai kemasan pangan adalah PP, HDPE, LDPE, dan PET. Keamanan kemasan dapat dikenali dari logo atau tulisan yang tertera, misalnya , tulisan ‘aman untuk makanan’ atau food safe / for food use / food grade. Logo atau tulisan atau kode plastik tersebut biasanya dicetak timbul pada benda plastik yang bersangkutan. Upaya meningkatkan keberhasilan suatu produk mitra UKM dalam pemasaran salah satunya dipengaruhi penampilan kemasan. Kemasan yang baik adalah kemasan dengan desain yang sederhana, fungsional dan menciptakan respon emosional positif yang secara tidak langsung menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Kemasan yang kreatif bukan hal yang baru lagi, produk makanan bahkan kerajinan dibungkus dengan kemasan menarik dan eye catching. Tak dapat disangkal, konsumen umumnya akan tertarik dengan produk-produk yang dibungkus dengan cantik. “Memahami konsumen dan datang dengan desain kemasan yang sesuai merupakan pusat keberhasilan suatu produk” Produk-produk mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih selain makanan dan minuman terdapat juga mainan anak dalam bentuk rumah boneka dan miniatur bis. Respon baik mitra UKM terlihat adanya pernyataanpernyataannya yang disampaikan kepada tim pelaksana PpMD bahwa ternyata mainan anakpun harus memenuhi standar SNI yang sudah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa mitra UKM-pun memahami semua materi sosialisasi yang telah diberikan diawal kegiatan. Yang dimaksud dengan mainan anak adalah suatu barang atau bahan yang dirancang, atau secara jelas dimaksudkan, untuk digunakan dalam bermain oleh anak-anak kelompok usia di bawah 14 tahun (SNI ISO 8124-1:2010).
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 59
Upaya
untuk meningkatkan keamanan, keselamatan dan kesehatan mainan anak, mainan anak yang dihasilkan oleh mitra UKM seperti rumah boneka dan miniatur bis yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan produk yang lain, dengan mendaftarkannya pada HAKI dan SNI. Gambar 3.22. Produk Rumah Boneka dan Miniatur Bis
Respon baik mitra UKMpun terlihat dengan antusiasnya ketika mereka merespon dengan semangat menjawab pertanyaanpertanyaan yang disampaikan oleh tim pelaksana PpMD perihal pembuatan produk sampai penggunaan jenis kemasan yang digunakan. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan, mereka menjelaskan mengenai pembuatan produk dari mulai perolehan bahan baku, cara pembuatan sampai terbentuk produk masing-masing hingga pemasarannya dilingkungan sekitar tempat tinggal.
Gambar 3.23. Produk Buna Style
60 |Manajemen Merek Produk UKM
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan program PpMD yang dilaksanakan dari bulan Agustus sampai November 2016 telah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan. A. KEGIATAN SOSIALISASI MANAJEMEN MEREK 1. Evaluasi Hasil Kegiatan Sosialisasi Manajemen Merek Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi ini ditentukan oleh tingkat pemahaman, dan sikap positif mitra UKM terhadap materi yang telah diberikan. Untuk menilai keberhasilan kegiatan tersebut dievaluasi melalui angket sebelum dan setelah sosialisasi diberikan. Tabel 4.1.Evaluasi Pemahaman Manajemen Merek Sebelum Dilakukan Sosialisasi
Persentase 1 2 3 53.33 46.77 *)
NO
PERNYATAAN
1
Pembuatan merek hendaknya menjadi prioritas utama selain modal
2
Produk yang dihasilkan UKM hendaknya mempunyai logo (simbol) dari merek dagang
56.67
-
43.33
3
Isi Label Produk hendaknya berisi merek, nama produk, tanggal produksi, kadaluarsa komposisi, berat bersih, metode penyimpanan, Saran penyajian, produsen, alamat, sertifikasi, dan hal-hal istimewa yang menjadikan produk menjadi unggul.
40
-
60
4
Warna dan Huruf merek produk hendaknya menarik, berwarna atau hitam putih, komplek/sederhana, pemilihan huruf wajar, mudah dibaca, jelas, tidak
66.67
-
33.33
61
terlalu kecil/besar dan komposisi warna bagus. 5
Memberi nama/merek produk hendaknya menarik, mudah diingat, mudah diucapkan, ringkas, bagian dari do’a, harapan, cita-cita dan, bagian dari nama diri atau keluarga.
53.33
-
46.67
6
Memiliki hak cipta pada produk yang dibuat oleh UKM akan memberikan rasa aman dalam memproduksi secara masal
66.67
-
33.33
7
Untuk memperoleh hak cipta hendaknya di proses pada Instansi Pemerintah
53.33
-
46.67
8
UKM, sebagai industri rumahan hendaknya memiliki ijin operasional usaha dari Pemerintah Daerah (P-IRT)
46.67
-
53.33
9
Untuk produk UKM makanan/minuman, harus memiliki sertifikat halal dari MUI dan Badan POM. Sedangkan untuk produk UKM yang bukan makanan harus memiliki sertifikat HAKI
53.33
-
46.67
10
Produk Mainan hendaknya ber-SNI
40
-
60
Keterangan : *) angka 1 = mengetahui ; 2 = tidak penting ; 3 = tidak mengetahui
Hasil evaluasi angket yang diberikan pada mitra UKM sebelum sosialisasi dilaksanakan bahwa pendapat mitra UKM tentang membuat merek menjadi prioritas utama sebanyak 53.33%, produk mempunyai logo sebanyak 56.67%, isi label sebanyak 40%, UKM mempunyai ijin P-IRT sebanyak 46.66%, dan produk bersertifikat halal sebanyak 53.33%.
62 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 4.2.Evaluasi Pemahaman Manajemen Merek Setelah Dilakukan Sosialisasi Persentase 1 2 3 100
*)
NO
PERNYATAAN
1
Pembuatan merek hendaknya menjadi prioritas utama selain modal
2
Produk yang dihasilkan UKM hendaknya mempunyai logo (simbol) dari merek dagang
100
3
Isi Label Produk hendaknya berisi Merek, Nama Produk, Tanggal produksi, kadaluarsa, Komposisi, Berat bersih, Metode penyimpanan, Saran penyajian, Produsen dan Alamat, Sertifikasi, Hal-hal istimewa yang menjadikan produk menjadi unggul.
100
4
Warna dan Huruf merek produk hendaknya Menarik, berwarna atau Hitam putih, Komplek /sederhana, Pemilihan huruf wajar, mudah dibaca, jelas, tidak terlalu kecil/besar dan Komposisi warna bagus.
100
5
Memberi nama/merek produk hendaknya Menarik, Mudah diingat, Mudah diucapkan, Ringkas, bagian dari do’a, harapan, cita-cita dan, Bagian dari nama diri atau keluarga.
100
6
Memiliki hak cipta pada produk yang dibuat oleh UKM akan memberikan rasa aman dalam memproduksi secara masal
100
7
Untuk memperoleh hak cipta hendaknya di proses pada Instansi Pemerintah
100
8
UKM, sebagai industri rumahan hendaknya memiliki ijin operasional usaha dari Pemerintah Daerah (PIRT)
100
9
Untuk produk UKM makanan/minuman, harus memiliki sertifikat halal dari MUI dan Badan POM. Sedangkan untuk produk UKM yang bukan makanan harus memiliki sertifikat HAKI
100
10
Produk Mainan hendaknya ber-SNI
100
Keterangan: *) angka 1=mengetahui ; 2=tidak penting ; 3 = tidak mengetahui
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 63
Hasil evaluasi angket yang diberikan pada mitra UKM setelah sosialisasi dilaksanakan bahwa peningkatan pemahaman membuat merek menjadi prioritas utama, produk harus mempunyai logo, mengetahui isi label, UKM mempunyai ijin P-IRT, dan produk bersertifikat halal meningkat sebesar 100%. Hal ini menunjukkan mitra UKM pada umumnya memahami semua materi sosialisasi yang diberikan nara sumber. Siti Suryaningsih mengemukakan teknik membangun merek untuk UKM merupakan sebuah proses, perlu waktu dan biasanya melalui enam tahap sebelum memungkinkan terjadinya penjualan berkesinambungan, yaitu: (1) tahap pengenalan (aware); (2) tahap mengerti benefit atau positioning (understand); (3) tahap meyakinkan bahwa produk lebih baik dari pesaing (preference); (4) tahap membangkitkan semangat mencoba, membeli secepatnya (convince); (5) tahap terciptanya penjualan (action/selling); (6) tahap pembelian kembali (repeat). Jika pengusaha UKM memandang secara jangka pendek, tentu saja branding bukan pilihan yang populer. Tapi, kalau saja bisa memikirkan jangka panjang, pengusaha UKM akan mendapatkan banyak keuntungan dari aktivitas branding. Jadi, aktivitas berbasis penjualan dan kegiatan untuk branding, sebaiknya bisa berjalan beriringan dan saling menguatkan (Udin N., 2010 ; Wheeler, A. 2003). Berikut di antara beberapa poin pemahaman dan penyadaran branding kepada para mitra UKM, yaitu: (1) brand bukan logo, pemahaman mendasar bagi mitra UKM bahwa brand hanyalah logo/symbol saja. Jadi sebagian dari mereka telah merasa cukup jika usaha yang dibangunnya telah memilki logo. Karena dengan logo, kop surat, kartu nama, sign board telah mampu mengkomunikasikan bisnis mereka. (2) Brand adalah visi dan komitmen, yang menjadi titik tolak perjuangan. Usaha UKM akan mempunyai mata panah yang tajam ke segala arah. Jelaslah di sini sebuah usaha UKM kelak harus mampu memberi perubahan yang berarti bagi komunitas konsumen dan komunitas social yang lebih besar, bahkan para kompetitornya. (3) Brand adalah janji, poin melebarkan pemahaman para pelaku UKM bahwa brand mempunyai lingkup tanggung jawab besar, sebuah gagasan bisnis UKM ternyata tidak berhenti ketika terjadi transaksi jual beli dimana rantai bisnis telah putus begitu saja. Namun brand merupakan ide besar yang ekspektasi dan reputasinya akan selalu hadir di benak konsumen sampai kapanpun. (4) Brand adalah tangan untuk merangkul konsumen, poin ini menggambarkan bahwa usaha UKM bukan hanya bermakna produk yang real atau rasional, melainkan harus
64 |Manajemen Merek Produk UKM
merampah sector emosi, bisa berwujud kesan, pengalaman, dan hadir di dalam kehidupan konsumen. Emosional adalah faktor yang paling mempengaruhi seseorang pada saat menghadapi pilihan dan mengambil keputusan (Udin N., 2010 ; Wheeler, A. 2003). 2. Indikator Evaluasi Kegiatan Sosialisasi Manajemen Merek Indikator evaluasi kegiatan sosialisasi disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Indikator Evaluasi Kegiatan Sosialisasi Manajemen Merek
NO
MODUL EVALUASI Formatif
FOKUS
INDIKATOR
Diklat/ Sosialisasi
1. Relevansi dan kejelasan materi sosialisasi bagi peserta 2. Ketepatan porsi waktu sosialisasi 3. Relevansi dan sikap peserta terhadap kegiatan sosialisasi 4. Tingkat pemahaman konseptual peserta terhadap: a. Pemahaman manajemen merek b. Pembuatan merek dan logo produk c. Pembuatan merek menjadi prioritas utama, produk harus mempunyai logo, mengetahui isi label, UKM mempunyai ijin P-IRT, dan produk bersertifikat halal meningkat sebesar 100%.
Indikator evaluasi kegiatan sosialisasi menunjukkan bahwa mitra UKM pada umumnya memahami semua materi sosialisasi yang diberikan nara sumber, disamping itu adanya kejelasan materi yang disampaikan nara sumber terlihat dari hasil evaluasi meningkat sebesar 100% sesuai dengan indikator-indikator yang diharapkan tim pelaksana PpMD yang disajikan pada table tersebut diatas. Dan relevansi sikap mitra UKM terhadap kegiatan sosialisasi merespon baik terlihat dari antusias dan semangat mereka mengikuti semua kegiatan ini.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 65
B. KEGIATAN PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN MANAJEMEN MEREK Pendampingan dan pelatihan pembuatan merek dan logo produk ini dilaksanakan di Aula Kantor Kelurahan Cempaka Putih. Nara sumber yang dihadirkan adalah Dr.Ir.Hj.Siti Suryaningsih., M.Si (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) beserta tim pelaksana PpMD yaitu Burhanudin Milama, M.Pd. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Pendampingan dan Pelatihan Manajemen Merek Produk UKM di Kelurahan Cempaka Putih”. Peserta yang diundang terdiri dari Bapak Sekretaris lurah, dan staf kelurahan Cempaka Putih, mitra UKM, Tokoh Masyarakat, ibu-ibu PKK, Pengelola dan Staf Koperasi Patih serta melibatkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peserta yang datang melakukan registrasi terlebih dahulu dan pemberian angket. Tujuan angket ini untuk mengetahui pendampingan dan pelatihan pembuatan merek dan logo. Angket yang telah diisi dikumpul kembali kepada panitia pelaksana yang dibantu oleh mahasiswa. Pada umumnya mitra UKM belum mempunyai merek dan logo untuk produknya. Oleh karena itu upaya pembuatan merek dan logo dengan cara melakukan interaksi dan komunikasi yang baik dengan mitra UKM secara langsung mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pembuatan merek dan logo, menggali informasi mengenai deskripsi produknya, selanjutnya mendampingi mitra UKM dalam membuat merek dan logo. Tabel 4.4. Identifikasi Kendala Mitra UKM dalam Pembuatan Merek dan Logo
NO. 1
2 3 4 5 6
KENDALA
SOLUSI
Beberapa merek produk yang sudah ada 1. Menggali informasi tidak sesuai dengan deskripsi produkmengenai jenis produk nya dan deskripsi produk. Masih bingung menetapkan beberapa 2. Membuat/mengkonsep pilihan nama merek merek produk Masih bingung memilih kata-kata nama merek baru Masih bingung membuat logo 3. Membuat logo yang Masih bingung warna logo sederhana, unik, menarik Masih bingung hubungan arti dengan logo
66 |Manajemen Merek Produk UKM
Solusi yang dilakukan oleh tim pelaksana dalam menghadapi kendala mitra UKM pada pembuatan merek adalah melakukan interaksi dan komunikasi dengan mitra UKM secara langsung mengenai kendala-kendala yang dihadapinya, penelusuran merek yang sesuai dengan produk baik melalui tulisan maupun hasil pencarian melalui internet. Beberapa langkah dalam menyelesaikan kendala pembuatan merek tersebut yaitu : 1. Memeriksa terlebih dahulu bahwa merek yang dipilih mitra UKM telah memenuhi persyaratan hukum untuk pendaftaran. 2. Melakukan penelusuran merek guna meyakinkan bahwa merek yang akan digunakan tersebut tidak identik atau mirip dengan merek-merek produk yang sudah ada dan terdaftar sebelumnya. 3. Memastikan bahwa merek yang akan digunakan dapat dibaca, ditulis dieja dan diingat dengan mudah dan sesuai untuk semua media periklanan. 4. Memastikan bahwa merek tidak memiliki konotasi yang tidak baik atau negative dalam bahasa di Negara Indonesia ataupun di Negara negara yang merupakan pasar potensial ekspor. 5. Memeriksa bahwa nama domain yang berkenaan (i.e. alamat internet) bisa didaftarkan.
Gambar 4.1. Pendampingan dan Pelatihan Membuat Merek Produk UKM Melibatkan Beberapa Mahasiswa
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 67
Respon baik mitra UKM menyampaikan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini beberapa kendala mitra UKM mengenai pemahaman dan pembuatan merek yang selama ini menjadi kendala dapat teratasi, sehingga produk-produk UKM mempunyai merek dan logo. Solusi yang dilakukan oleh tim pelaksana dalam menghadapi kendala mitra UKM pada pembuatan logo yaitu melakukan interaksi dan komunikasi dengan mitra UKM secara langsung mengenai kendala-kendala yang dihadapinya, kemudian memahami terlebih dahulu makna dari logo itu sendiri. Karena Logo berguna untuk mengundang kepercayaan, pengakuan, dan kekaguman terhadap sebuah produk. Dengan mengetahui tujuan logo dan apa yang digambarkannya, maka pembuatan sebuah logo menjadi lebih baik, seperti : 1. Logo harus sederhana Mendesain logo yang sederhana untuk dapat mudah dikenali, serbaguna, dan diingat. Karena Logo bagus menonjolkan sesuatu yang tak disangka atau unik tanpa harus berlebihan. 2. Logo harus mudah diingat Logo harus mudah diingat. Mendesain Logo yang efektif harus mudah diingat. Hal ini dapat dicapai dengan memiliki logo sederhana namun sesuai. 3. Logo harus bertahan lama Logo yang efektif harus bertahan lama, untuk beberapa puluh tahun ke depan. 4. Logo harus serbaguna Logo yang efektif harus dapat digunakan dalam berbagi medium dan aplikasi. Logo juga harus terdiri dari satu warna saja. 5. Logo harus sesuai Cara menempatkan logo harus sesuai dengan tujuannya. 1. Evaluasi Hasil Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Manajemen Merek Keberhasilan kegiatan pendampingan dan pelatihan manajemen merek diantaranya pembuatan merek dan logo ditentukan oleh tingkat pemahaman, dan sikap positif mitra UKM terhadap materi yang telah diberikan. Untuk menilai keberhasilan kegiatan tersebut dievaluasi melalui angket yang diberikan setelah pendampingan dan pelatihan membuat merek dan logo. Penyebaran dan pengumpulan kembali angket dibantu oleh para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PpMD ini.
68 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 4.5. Evaluasi Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Merek Dan Logo
NO 1
PERNYATAAN Produk yang dihasilkan UKM hendaknya bermerek dagang
Persentase*) 1 2 3 100
2
Produk yang mempuyai merek akan memberikan kemudahan pada konsumen dalam mencirikan suatu produk
100
3
Merek produk berperan penting dalam pencitraan dan strategi pemasaran
100
4
Huruf dan warna yang akan digunakan Merek Produk hendaknya warna dan huruf menarik, hitam putih/berwarna, pemilihan huruf wajar, mudah dibaca, jelas tidak terlalu kecil/besar
100
5
Pastikan bahwa merek produk tidak memiliki konotasi yang tidak baik atau negatif dalam bahasa di negara yang bersangkutan ataupun di negara-negara yang merupakan pasar potensial ekspor.
85
6
Hal penting yang perlu dihindari dalam memilih sebuah merek adalah peniruan terhadap merek yang sudah ada.
100
7
Cara menempatkan logo hendaknya sesuai dengan tujuannya
80
8
Mendesain logo hendaknya sederhana untuk dapat mudah dikenali, serbaguna, dan diingat
100
9
Logo dapat memudahkan konsumen dalam mengenali suatu merek tertentu dan membantu konsumen untuk menemukan produk
100
10
Logo yang efektif hendaknya dapat digunakan dalam berbagi medium dan aplikasi
80
15
20
20
Keterangan : *) angka 1 = mengetahui ; 2 = tidak penting ; 3 = tidak mengetahui
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 69
Evaluasi keberhasilan kegiatan pendampingan dan pelatihan pembuatan merek dan logo pada umumnya mitra UKM memahami dan mengerti membuat merek dan logo serta pentingnya merek dan logo pada produk mereka, hal ini terlihat dari Gambar 4.2. Pendampingan dan Pelatihan Membuat Merek meningkatnya angka Produk UKM Didampingi Tim Pelaksana yang menunjukkan 100% peserta mitra UKM memahami semua materi yang telah diberikan. 2. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan Manajemen Merek Indikator keberhasilan kegiatan pendampingan dan pelatihan pembuatan merek dan logo disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendampingan Dan Pelatihan Pembuatan Merek dan Logo
NO 1
MODEL EVALUASI Formatif
FOKUS Pendampingan dan Pelatihan
70 |Manajemen Merek Produk UKM
INDIKATOR 1. Relevansi dan kejelasan materi pembuatan merek dan logo bagi peserta 2. Relevansi dan sikap peserta terhadap Pembuatan merek dan logo 3. Tingkat pemahaman konseptual peserta
terhadap: a. Pembuatan merek dan logo produk b. Hal-hal yang penting dalam membuat merek menjadi prioritas utama c. Produk harus mempunyai logo d. Hal-hal yang penting dalam membuat logo 4. Produk mitra UKM masing-masing mempunyai merek dan logo
Indikator evaluasi kegiatan ini terlihat dengan adanya interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan saat pembuatan merek dan logo, sehingga tercipta kondisi yang akrab. Kerjasama yang baik antara mitra UKM dengan tim pelaksana memperlancar pembuatan merek dan logo, sehingga merek dan logo produk masing-masing bisa lebih cepat terealisasikan. Hal ini menunjukkan bahwa mitra UKM pada umumnya mendukung kegiatan ini dan memahami semua materi pembuatan merek dan logo yang diberikan nara sumber, sesuai dengan capaian indikator-indikator yang diharapkan tim pelaksana PpMD seperti yang disajikan pada Tabel indikator tersebut diatas. Tabel 4.7. Hasil Pembuatan Merek Produk UKM
1
Rumah Boneka
Nama Mitra UKM Suhartono
2
Miniatur bis
Suhartono
No
Produk UKM
Merek Produk Ton-Ton Rumah boneka Ton-Ton Miniatur Bis
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 71
3
Miniatur rumah betawi berbasis daun pisang
Koperasi Patih
Rumah Betawi
4
Aneka kue basah dan catering
Yati M.Sudirman
Almira Cake dan Catering
5
Risolles keju dan sayur
Koperasi Patih
Risolles
6
Miniatur Kelurahan Cempaka Putih
Koperasi Patih
Kelurahan Cempaka Putih
7
Keset
Koperasi Patih
Keset
8
Aneka bros dan kalung mutiara Minuman wedang jahe Dodol Roti tawar dan roti manis
Koperasi Patih Mulyani Zaenah Anterja Prayogi Muntamah
Desa Pernik
Zianita U. Weely S Caisah M
Singpres Djaloe Coffee Buna
9 10 11 12 13 14 15
Keripik kentang rasa asam manis pedas Singkong presto Coffee Pakaian jadi
Wedank Jahe Wangi Lestari Gudang Sari Nglaras Roso
C. EVALUASI KEGIATAN PENDAMPINGAN PENGISIAN FORMULIR PENDAFTARAN P-IRT DAN LPPOM Pendampingan pengisian formulir pendaftaran P-IRT dan LPPOM produk mitra UKM, dikarenakan pada umumnya mitra UKM belum mempunyai ijin P-IRT dan belum pernah mendaftar ke LPPOM sebelumnya. Oleh karena itu upaya untuk mendapatkan nomor ijin P-IRT, sertifikat “Halal” dan Haki dengan cara melakukan interaksi dan komunikasi dengan mitra UKM secara langsung mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam memperoleh perijinan tersebut, selanjutnya mendampingi mitra UKM dalam mengisi formulir tersebut.
72 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 4.8. Identifikasi Kendala Mitra UKM dalam Pengisian Formulir
NO.
KENDALA
1
Belum pernah mendaftar ijin P-IRT
2 3
Belum pernah mendaftar ke LPPOM Masih bingung mengisi formulir pendaftaran merek Masih bingung mengisi Formulir Pembuatan Sertifikat Halal (Borang B) Masih bingung mengisi Matrix Bahan Baku (Borang C) Beberapa mitra UKM belum siap membawa stiker merek dan logo masingmasing sebanyak 49 lembar Beberapa mitra UKM belum siap membawa pasphoto ukuran 3x4 dua lembar dan photocopy KTP
4 5 6
7
SOLUSI Tim pelaksana mendampingi pengisian formulir pendaftaran ijin P-IRT dan LPPOM
Solusi yang dilakukan oleh tim pelaksana dalam menghadapi kendala mitra UKM pada pengisian formulir pendaftaran ijin P-IRT dan LPPOM adalah melakukan interaksi dan komunikasi dengan mitra UKM secara langsung mengenai kendala-kendala yang dihadapinya. Beberapa langkah dalam menyelesaikan kendala pengisian formulir tersebut yaitu : 1. Memeriksa terlebih dahulu bahwa merek yang dipilih mitra UKM telah memenuhi persyaratan hukum untuk pendaftaran. 2. Melakukan penelusuran merek yang akan digunakan tersebut tidak identik atau mirip dengan merek-merek produk yang sudah ada dan terdaftar sebelumnya. 3. Memastikan bahwa merek yang akan digunakan tersebut dapat dibaca, ditulis dieja dan diingat dengan mudah dan sesuai untuk semua media periklanan. 4. Memastikan bahwa merek tersebut tidak memiliki konotasi yang tidak baik atau negative dalam bahasa di Negara Indonesia ataupun di Negara lain. Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 73
5. 6. 7. 8.
Mendampingi pengisian formulir pendaftaran merek Mendampingi pengisian formulir pembuatan sertifikat Halal Mendampingi pengisian matrix bahan baku (Borang C) Mempersiapkan / memesan stiker merek dan logo pada percetakan terdekat. 9. Mempersiapkan pasphoto berwarna ukuran 3x4 dua lembar dan photocopy KTP.
Respon baik mitra UKM-pun terlihat dengan adanya interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan saat pengisian beberapa formulir pendaftaran pengajuan merek dan sertifikat Halal LPPOM tersebut, sehingga tercipta kondisi yang akrab dan kondusif. Kerjasama yang baik antara mitra UKM dengan tim pelaksana memperlancar pengisian dan kelengkapan data, masing-masing berkas formulir yang akan diajukan bisa lebih cepat selesai. Hal ini menunjukkan bahwa mitra UKM pada umumnya sangat mendukung kegiatan ini dan mereka umumnya mengharafkan semua pengajuan berkas perijinan dapat terealisasikan sesuai dengan capaian indikator - indikator yang diharapkan tim pelaksana PpMD. 1. Evaluasi Kegiatan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran P-IRT dan LPPOM Keberhasilan kegiatan pendampingan pengisian formulir pendaftaran P-IRT dan LPPOM ini ditentukan oleh tingkat pemahaman, dan sikap positif mitra UKM terhadap materi yang telah diberikan. Untuk menilai keberhasilan kegiatan tersebut dievaluasi melalui kelengkapan berkas-berkas yang akan dibawa ke kantor Disperindag Kota Tanggerang Selatan. Pengumpulan dan dokumentasi berkas-berkas dibantu oleh para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PpMD ini. Dasar hukum P-IRT yaitu meliputi : 1. UU RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan adalah untuk tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia. 2. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor : HK.00.05.5.1640, Tanggal 30 April 2003 tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tanggal ( SPP-IRT ).
74 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 4.10. Evaluasi Keberhasilan Pendampingan dan Pelatihan Pengisian Formulir Pendaftaran Ijin P-IRT dan LPPOM
NO
NAMA
JENIS PRODUK
KELENGKAPAN BERKAS*)
MEREK 1
2
3
4
5
6
1
Suhartono M.
Rumah Boneka
Ton-Ton Rumah Boneka
√
√
√
√
√
√
2
Suhartono M.
Miniatur Bis
Ton-Ton Miniatur Bis
√
√
√
√
√
√
3
Yati M.Sudirman
Aneka kue basah dan catering
Almira Cake dan Catering
√
√
√
√
√
√
4
Mulyani
Minuman Wedank wedang Jahe jahe Wangi
√
√
√
√
√
√
5
Zaenah
Dodol
Lestari
√
√
√
√
√
√
6
Muntamah
Keripik kentang rasa asam manis pedas
Nglaras Roso
√
√
√
√
√
√
7
Anterja Prayogi
Gudang Sari
√
√
√
√
√
√
8
Zianita Utami
Roti tawar dan aneka rasa Singkong presto
Singpres
√
√
√
√
√
√
9
Weely S
Coffee
Djaloe Coffee
√
√
√
√
√
√
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 75
10
Caisah M
Pakaian jadi
Buna
√
√
√
√
√
√
Keterangan *) : 1 Formulir perijinan P-IRT ; 2 Borang A ; 3 Borang B 4 Borang C ; 5 Borang D 6 Formulir Pendaftaran merek dan Surat pernyataan tidak meniru merek orang lain dilengkapi materai 6000
Evaluasi keberhasilan pendampingan pengisian formulir terlihat dengan adanya interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan, membuat mereka penuh keakraban antara tim pelaksana dengan mitra UKM, sehingga pengisian dan penyusunan berkas-berkas menjadi lebih kondusif. Produk UKM sebanyak 10 jenis yang telah mempunyai merek dan logo yang disertai kelengkapan berkas-berkasnya telah siap untuk proses selanjutnya yaitu pendaftaran ke Kantor Disperindag. Hal ini menunjukkan adanya keseriusan mitra UKM untuk Gambar 4.3. Berkas Formulir Mitra UKM yang Sudah Lengkap dan Tersusun Rapih Sebagai Syarat Pendaftaran mendapatkan P-IRT dan LPPOM Ke Kantor Disperidag perijinan tersebut dan merupakan salah satu keberhasilan program PpMD. Pencabutan dan Pembatalan SPP-IRT apabila : 1) Pemilik atau penanggung jawab perusahaan UKM melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di bidang pangan ; 2) Pemilik perusahaan tidak
76 |Manajemen Merek Produk UKM
sesuai dengan nama yang tertera pada SPP-IRT dan Produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa. Mitra UKM yang memproduksi Roti tawar dan roti aneka rasa mengumpulkan produknya ke tim pelaksana PpMD sebagai pelengkap pendaftaran P-IRT dan LPPOM.
Gambar 4.4. Pengumpulan Produk Roti Mitra UKM Pelengkap Pendaftaran PIRT dan LPPOM ke Kantor Disperindag
Gambar 4.5. Pengumpulan Produk Djaloe Coffee dan Wedank Jahe Mitra UKM Pelengkap Pendaftaran P-IRT dan LPPOM Ke Kantor Disperindag Kota Tangerang Selatan
Respon baik mitra UKM-pun terlihat dengan adanya interaksi dan komunikasi yang terjadi antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan sehingga tercipta kondisi yang penuh keakraban saat penyerahan produk UKM. Hal ini menunjukkan bahwa mitra UKM pada umumnya sangat mendukung kegiatan ini dan mereka umumnya mengharafkan semua pengajuan berkas perijinan dapat terealisasikan sesuai dengan capaian indikator-indikator yang diharapkan tim pelaksana PpMD.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 77
2. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendaftaran P-IRT dan LPPOM
Pendampingan
Pengisian
Formulir
Indikator keberhasilan kegiatan pendampingan dan pengisian formulir pendaftaran P-IRT dan LPPOM disajikan pada Tabel 4.12. Tabel 4.11. Indikator Evaluasi Kegiatan Pendampingan Pengisian Formulir Pendaftaran Ijin P-IRT dan LPPOM
NO 1
MODEL EVALUASI Sumatif
FOKUS
INDIKATOR
Pendampi -ngan
1. Pendaftaran P-IRT dan LPPOM 2. Penyerahan berkas formulir pendaftaran 9 mitra UKM ke Kantor Disperindag Kota Tanggerang Selatan 3. Penyerahan 10 Sampel produk UKM 4. Keluarnya Nomor ijin P-IRT dan sertifikat Halal, serta sertifikat Haki dari Kantor Disperindag 5. Relevansi dan sikap peserta terhadap pendampingan dan pelatihan pengisian formulir pendaftaran 6. Pameran hasil produk yang sudah bernomor P-IRT, dan mempunyai sertifikat Halal serta Haki.
Indikator evaluasi kegiatan ini terlihat dengan adanya interaksi dan komunikasi yang terjadi dengan baik antara tim pelaksana dengan Mitra UKM secara langsung dan spontan, misalnya adanya ketidakjelasan dalam pengisian formulir, ketidakpahaman dalam mengisi matrix bahan baku produk yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa mitra UKM bersikap positif terhadap kegiatan ini, sesuai dengan indikator-indikator yang diharapkan tim pelaksana PpMD seperti yang terlihat pada tabel tsb diatas.
78 |Manajemen Merek Produk UKM
Gambar 4.6. Penyerahan Berkas-berkas Formulir dan Produk UKM Syarat Pendaftaran P-IRT dan LPPOM Ke Kantor Disperindag
Produk-produk hasil mitra UKM Kelurahan Cempaka Putih di display di Lobi Kantor Disperindag Kota Tanggerang Selatan
Gambar 4.7. Display Produk UKM Kelurahan Cempaka Putih Di Kantor Disperindag Kota Tanggerang Selatan
D. EVALUASI HASIL PEMASARAN PRODUK UKM BERBASIS WEB 1. Kegiatan Pengumpulan Materi Pemasaran Berbasis Web Pemasaran produk UKM berbasis Web sebagian besar mitra UKM belum pernah melakukannya. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan pendapatan dengan cara memasarkan produknya berbasis Website
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 79
bukalapak.com. Bukalapak.com sebagai online marketplace yang menjual banyak barang harus memudahkan user untuk menemukan produk yang dicari sesuai dengan minat dan kategorinya. Upaya untuk memudahkan penemuan produk yang dicari sesuai dengan minat dan kategori pengunjung maka tim pelaksana PpMD melakukan interaksi dan komunikasi secara langsung dengan mitra UKM untuk mendapatkan bahan-bahan/materi yang akan digunakan pemasaran tersebut, diantaranya pengumpulan : 1) Nama merek produk, seri, tahun ; 2) Photo dari masing-masing produk, pastikan kualitas photo yang terbaik dan barang terlihat jelas dari berbagai sisi ; 3) Deskripsi produk semenarik mungkin dan detail agar pembeli bisa tertarik dan mengetahui produk yang akan dijual ; 4) Menentukan kategori yang sesuai dengan produk yang akan dijual. Pemasaran menggunakan website bukalapak.com ini diharapkan dapat membantu mitra UKM dalam melakukan promosi hasil produksinya dan sarana komunikasi secara on line dengan pembeli yang dibantu oleh keluarga mitra UKM yang paham tentang IT. Bukalapak merupakan salah satu pasar daring (online marketplace) terkemuka di Indonesia (biasa dikenal juga dengan jaringan toko daring) yang dimiliki dan dijalankan oleh PT. Bukalapak. Seperti halnya situs layanan jual beli daring (online) dengan model bisnis consumer to consumer (C2C), Bukalapak menyediakan sarana penjualan dari konsumen ke konsumen di manapun. Bukalapak memiliki program untuk memfasilitasi para UKM yang ada di Indonesia untuk melakukan transaksi jual beli secara online. Hal ini dikarenakan transaksi melalui online dapat mempermudah UKM dalam menjual produk-produk yang mereka miliki tanpa harus memiliki toko offline. Bukalapak.com mampu menciptakan trust dari konsumennya sehingga banyak konsumen yang lebih memilih bukalapak.com dan menempatkannya pada rating yang tertinggi pada situs jual beli online di Indonesia (Alexa.com, 2015). 2. Proses Pendaftaran Aplikasi bukalapak.com Tabel dibawah ini adalah sistem informasi proses pendaftaran pemasaran produk UKM menggunakan aplikasi bukalapak.com. Bukalapak.com dalam mengenalkan situsnya ke konsumen hanya menggunakan strategi sederhana dan tidak melakukan iklan masif di media seperti situs lainnya. Strategi yang digunakan Bukalapak.com yaitu (startupbisnis.com, 2014).
80 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 4.12. Pendaftaran Pemasaran Produk UKM Berbasis bukalapak.com
Gambar
Keterangan Setelah itu anda perlu mendaftar terlebih dahulu dengan mengklik Daftar atau jika sudah pernah mendaftar, klik Login
Anda bisa mendaftar menggunakan akun facebook atau menggunakan akun gmail+. Bisa juga Anda mendaftar secara manual dengan mengisi form yang ada. Setelah lengkap, klik Daftar.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 81
Setelah login kemudian klik tombol Jual Barang.
Isilah form yang ada! - Buatlah nama barang yang menarik dan detail, seperti Merek[spasi]seri[spasi]tahun - Upload foto asli barang yang ingin dijual. Pastikan kualitas foto yang terbaik dan barang terlihat jelas dari berbagai sisi. - Berilah deskripsi semenarik mungkin dan detail agar pembeli bisa tertarik dan mengetahui produk anda - Tentukan kategori yang sesuai dengan produk yang Anda jual. - Setelah semua terisi, lalu klik Jual.
82 |Manajemen Merek Produk UKM
Ini adalah halaman awal ketika kita membuka aplikasi Bukalapak.com, bagi pembeli bisa langsung mencari apa yang ingin dibeli dengan mengklik kategori atau pencarian (lingkaran hijau). Sedangkan bagi yang ingin menjual produknya Anda perlu mengklik Profil (yang dilingkari merah) terlebih dahulu
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 83
Pantau terus halaman Transaksi (lingkaran merah) untuk mengetahui jika ada yang membeli barang yang Kamu jual.
3. Tampilan Angket Pemasaran Produk UKM Berbasis bukalapak.com Pengunjung yang mengujungi bukalapak disediakan angket Pemasaran Produk UKM Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tangsel Berbasis Web. Penilaian produk melalui https://goo.gl/form /pAw5j9eOA8TKEzrz2
84 |Manajemen Merek Produk UKM
Tabel 4.13. Angket Pemasaran Produk UKM Kelurahan Cempaka Putih Berbasis Web
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 85
86 |Manajemen Merek Produk UKM
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 87
88 |Manajemen Merek Produk UKM
4. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Pemasaran Produk UKM Berbasis Bukalapak.com Keberhasilan kegiatan pemasaran produk UKM berbasis website bukalapak.com ini ditentukan oleh penilaian respon pengunjung pada aspek keputusan pembelian, kepercayaan, kemudahan, dan kualitas informasi. Untuk menilai keberhasilan kegiatan tersebut dievaluasi melalui angket tanggapan pengunjung website bukalapak.com terhadap produk-produk UKM. a. Tampilan Pemasaran Produk UKM Tampilan pemasaran/penjualan menggunakan website bukalapak.com diharapkan mampu memasarkan produk unggulan UKM lebih efektif dibandingkan dengan pemasaran secara manual. Alamat Website untuk dapat mengakses informasi produk UKM Kelurahan Cempaka Putih yaitu http://bukalapak.com Gambar Menu Produk berisikan produk-produk unggulan yang ada di UKM Kelurahan Cempaka Putih. Produknya dapat di lihat secara detail dari Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 89
mulai identifikasi produk yaitu spesifikasi, deskripsi, UKM yang memproduksinya, harga produk unggulan, stok, terjual, peminat dan dilihat berapa banyak orang, serta identifikasi upload barang. Tabel 4.14. Tampilan Pemasaran Produk UKM Berbasis bukalapak.com
90 |Manajemen Merek Produk UKM
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 91
92 |Manajemen Merek Produk UKM
b. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Produk Rumah Boneka Hasil angket respon pengunjung terhadap produk rumah boneka disajikan pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Respon Pengunjung Terhadap Rumah Boneka
Berdasarkan Gambar 4.8 bahwa persentase respon pengunjung terhadap produk Rumah Boneka bervariasi. Respon Keputusan pembelian sebesar 71,07%, kepercayaan 73,75%, kemudahan 79,59%, dan kualitas informasi 74.6%. Dari keempat aspek yang ditanyakan, kemudahan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 93
mendapatkan produk memiliki persentase terbesar, sedangkan keputusan pembelian memiliki persentase yang rendah. Nilai rerata respons pengunjung terhadap Rumah Boneka adalah 74,75 termasuk dalam kategori Baik. Respon pengunjung terhadap produk rumah boneka jika dilihat berdasarkan setiap aspek disajikan seperti pada Gambar dibawah ini.
1. Keputusan Pembelian Berdasarkan Gambar 4.9 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek keputusan pembelian produk Rumah Boneka bervariasi. Dari keempat aspek yang ditanyakan ternyata aspek kemantapan pada produk memiliki persentase terbesar, sedangkan kebiasaan dalam membeli memiliki persentase yang rendah.
Keputusan Pembelian 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80
78,6 61,4
Kemantapan pada Produk
Kebiasaan dalam Merekomendasikan Membeli Orang Lain
64,3
Melakukan Pembelian Ulang
Gambar 4.9. Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Produk Rumah Boneka
2. Kepercayaan Berdasarkan Gambar 4.10 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kepercayaan produk Rumah Boneka bervariasi. Dari kedelapan aspek yang ditanyakan ternyata aspek kredibilitas pada produk memiliki persentase terbesar, sedangkan kompensasi kerugian dalam membeli memiliki persentase yang rendah. Image adalah seperangkat keyakinan/kepercayaan, ide dan tayangan yang dipegang oleh seseorang mengenai suatu objek. Jadi image atau citra akan terbentuk dalam jangka waktu tertentu, sebab ini merupakan akumulasi persepsi terhadap suatu objek, apa yang terpikirkan, diketahui dialami yang masuk kedalam memory seseorang berdasarkan masukan-masukan dari berbagai sumber sepanjang waktu. (Kotler dalam Alma (2013:148)).
94 |Manajemen Merek Produk UKM
Kepercayaan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
75,7
78,6
78,6
74,3
74,3
74,3
64,3
70
Gambar 4.10. Persentase Respon Kepercayaan pada Produk Rumah Boneka
3. Kemudahan Berdasarkan Gambar 4.11 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kemudahan terhadap produk Rumah Boneka bervariasi. Dari ketujuh aspek yang ditanyakan ternyata aspek mudah digunakan memiliki persentase terbesar, sedangkan mudah dalam pembelian memiliki persentase yang rendah.
Kemudahan 86 84 82 80 78 76 74 72 70 68
81,4
82,9
84,3 80 77,1
77,1 74,3
Gambar 4.11. Persentase Respon Kemudahan pada Produk Rumah Boneka
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 95
4. Kualitas Informasi Berdasarkan Gambar 4.12 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kualitas informasi terhadap produk Rumah Boneka bervariasi. Dari kesembilan aspek yang ditanyakan ternyata aspek informasi lengkap memiliki persentase terbesar, sedangkan informasi relevan memiliki persentase yang rendah.
Kualitas Informasi 78 76 74 72 70 68 66 64
77,1
75,7 72,9
72,9
75,7
77,1
77,1
74,3
68,6
Gambar 4.12. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Produk Rumah Boneka
c. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Produk Kopi Merah Robusta Merek “Djaloe Coffee” Hasil angket respon pengunjung terhadap produk kopi merah robusta disajikan pada Gambar 4.13. Berdasarkan Gambar 4.13 bahwa persentase respon pengunjung terhadap produk kopi merah robusta bervariasi. Respon Kemudahan sebesar 75,06%, kepercayaan 70,22%, keputusan pembelian 73,63%, dan kualitas informasi 67.87%. Dari keempat aspek yang ditanyakan, kemudahan mendapatkan produk memiliki persentase terbesar, sedangkan kualitas informasi memiliki persentase yang rendah. Nilai rerata respons pengunjung terhadap kopi merah robusta adalah 71.69 termasuk dalam kategori Baik.
96 |Manajemen Merek Produk UKM
Gambar 4.13. Respon Pengunjung Terhadap Kopi Merah Robusta
Respon pengunjung terhadap produk Kopi Merah Robusta jika dilihat berdasarkan setiap aspek disajikan seperti pada Gambar dibawah ini.
1. Keputusan Pembelian Berdasarkan Gambar 4.14 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek keputusan pembelian produk kopi merah robusta bervariasi. Dari keempat aspek yang ditanyakan ternyata aspek merekomendasikan orang lain pada produk memiliki persentase terbesar, sedangkan melakukan pembelian ulang memiliki persentase yang rendah.
Keputusan Pembelian 80 78 76 74 72 70 68 66 64
78,2 76,4
70,9 69,1
Kemantapan pada Produk
Kebiasaan dalam Membeli
Merekomendasikan Orang Lain
Melakukan Pembelian Ulang
Gambar 4.14. Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Produk Kopi Merah Robusta
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 97
2. Kepercayaan Berdasarkan Gambar 4.15 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kepercayaan terhadap produk Kopi Merah Robusta bervariasi. Dari kedelapan aspek yang ditanyakan ternyata aspek kejujuran penjual memiliki persentase terbesar, sedangkan kompensasi kerugian dalam membeli memiliki persentase yang rendah.
Kepercayaan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
76,4
76,4
78,2
72,7 61,8
63,6
67,3
65,5
Gambar 4.15. Persentase Respon Kepercayaan pada Produk Kopi Merah Robusta
3. Kemudahan Berdasarkan Gambar 4.16 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kemudahan terhadap produk Kopi Merah Robusta bervariasi. Dari ketujuh aspek yang ditanyakan ternyata aspek mudah untuk promosi memiliki persentase terbesar, sedangkan mudah dipelajari memiliki persentase yang rendah.
4. Kualitas Informasi Berdasarkan Gambar 4.17 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kualitas informasi terhadap produk Kopi Merah Robusta bervariasi. Dari kesembilan aspek yang ditanyakan ternyata aspek informasi lengkap, informasi berupa panduan, dan format informasi menarik memiliki persentase terbesar, sedangkan informasi relevan memiliki persentase yang rendah.
98 |Manajemen Merek Produk UKM
Kemudahan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
78,2 65,5
76,4
85,5
78,2
74,5
67,3
Gambar 4.16. Persentase Respon Kemudahan pada Produk Kopi Merah Robusta
Kualitas Informasi 78 76 74 72 70 68 66 64
77,1
75,7 72,9
72,9
75,7
77,1
77,1
74,3
68,6
Gambar 4.17. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Produk Kopi Merah Robusta
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 99
d. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Produk Aneka Kue dan Chatering Merek “Almira” Hasil angket respon pengunjung terhadap produk Aneka Kue dan Chatering disajikan pada Gambar 4.18. Berdasarkan Gambar 4.18 bahwa persentase respon pengunjung terhadap produk Aneka kue dan chatering bervariasi. Respon Kemudahan sebesar 79,36%, kepercayaan 77,78%, keputusan pembelian 73,33%, dan kualitas informasi 77.03%. Dari keempat aspek yang ditanyakan, kemudahan mendapatkan produk memiliki persentase terbesar, sedangkan kualitas informasi memiliki persentase yang rendah. Nilai rerata respons pengunjung terhadap kopi merah robusta adalah 76.88 termasuk dalam kategori Baik.
Gambar 4.18. Respon Pengunjung Terhadap Aneka Kue dan Chatering Merek Almira
Respon pengunjung terhadap produk Aneka kue dan chatering jika dilihat berdasarkan setiap aspek disajikan seperti pada Gambar dibawah ini.
1. Keputusan Pembelian Berdasarkan Gambar 4.19 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek keputusan pembelian produk aneka kue dan chatering bervariasi. Dari keempat aspek yang ditanyakan ternyata aspek merekomendasikan orang lain pada produk memiliki persentase terbesar, sedangkan melakukan pembelian ulang dan kebiasaan dalam membeli memiliki persentase yang rendah.
100 |Manajemen Merek Produk UKM
Menurut Kotler & Keller (2009:184), keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dalam melaksanakan keputusan pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
Keputusan Pembelian 80 78 76 74 72 70 68 66
77,8 73,3 71,1
71,1
Gambar 4.19 Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Produk Aneka Kue dan Chatering
2. Kepercayaan Berdasarkan Gambar 4.20 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kepercayaan terhadap produk Aneka kue dan chatering bervariasi. Dari kedelapan aspek yang ditanyakan ternyata aspek keamanan, kejujuran penjual, dan kepedulian pada produk memiliki persentase terbesar, sedangkan kendala penjual memiliki persentase yang rendah.
3. Kemudahan Berdasarkan Gambar 4.21 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kemudahan terhadap produk aneka kue dan chatering bervariasi. Dari ketujuh aspek yang ditanyakan ternyata aspek efisiensi waktu memiliki persentase terbesar, sedangkan mudah dipelajari memiliki persentase yang rendah.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 101
Kepercayaan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80
84,4
84,4
82,2
77,8
84,4 66,7
62,2
Gambar 4.20. Persentase Respon Kepercayaan pada Produk Aneka Kue dan Chatering
Kemudahan 88 86 84 82 80 78 76 74 72 70
86,7 82,2 80 77,8 75,6
77,8
75,6
Gambar 4.21. Persentase Respon Kemudahan pada Produk Aneka Kue dan Chatering
102 |Manajemen Merek Produk UKM
4. Kualitas Informasi Berdasarkan Gambar 4.22 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kualitas informasi terhadap produk aneka kue dan chatering bervariasi. Dari kesembilan aspek yang ditanyakan ternyata aspek informasi akurat, informasi up to date, informasi tepat waktu, informasi relevan memiliki persentase terbesar, sedangkan informasi berupa panduan memiliki persentase yang rendah.
Kualitas Informasi 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64 62
80
80
80
80
77,8
77,8
75,6 73,3 68,9
Gambar 4.22. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Produk Aneka Kue dan Chatering
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 103
e. Hasil Angket Respon Pengunjung Terhadap Produk Keripik Singkong Presto Merek “Singpres” Hasil angket respon pengunjung terhadap produk keripik singkong presto disajikan pada Gambar 4.23. Berdasarkan Gambar 4.23 bahwa persentase respon pengunjung terhadap produk keripik singkong presto bervariasi. Respon Kemudahan sebesar 78,49%, kepercayaan 71,84%, keputusan pembelian 77,36%, dan kualitas informasi 74.97%. Dari keempat aspek yang ditanyakan, kemudahan mendapatkan produk memiliki persentase terbesar, sedangkan kepercayaan memiliki persentase yang rendah. Nilai rerata respons pengunjung terhadap keripik singkong presto merek singpres adalah 75.67 termasuk dalam kategori Baik.
78,49
Gambar 4.23. Respon Pengunjung Terhadap Keripik Singkong Presto Merek Singpres
Respon pengunjung terhadap produk keripik singkong presto jika dilihat berdasarkan setiap aspek disajikan seperti pada Gambar dibawah ini.
1. Keputusan Pembelian Berdasarkan Gambar 4.24 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek keputusan pembelian produk keripik singkong presto bervariasi. Dari keempat aspek yang ditanyakan ternyata aspek merekomendasikan orang lain pada produk memiliki persentase terbesar, sedangkan melakukan pembelian ulang memiliki persentase yang rendah.
104 |Manajemen Merek Produk UKM
Keputusan Pembelian 86 84 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64
83,2
82,1
72,6
71,6
Gambar 4.24 Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Produk Keripik Singkong Presto “Singpres”
2. Kepercayaan Berdasarkan Gambar 4.25 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kepercayaan terhadap produk keripik singkong presto “Singpres” bervariasi. Dari kedelapan aspek yang ditanyakan ternyata aspek kejujuran penjual pada produk memiliki persentase terbesar, sedangkan kendala penjual memiliki persentase yang rendah.
Kepercayaan 80 75 70 65 60
77,9 74,7
71,6
73,7
71,6 68,4
70,5 66,3
Gambar 4.25. Persentase Respon Kepercayaan pada Produk Keripik Singkong Presto “Singpres”
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 105
3. Kemudahan Berdasarkan Gambar 4.26 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kemudahan terhadap produk Keripik Singkong Presto bervariasi. Dari ketujuh aspek yang ditanyakan ternyata aspek mudah untuk promosi memiliki persentase terbesar, sedangkan mudah bertransaksi dan efisiensi waktu memiliki persentase yang rendah.
4. Kualitas Informasi Berdasarkan Gambar 4.27 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kualitas informasi terhadap produk Keripik Singkong Presto bervariasi. Dari kesembilan aspek yang ditanyakan ternyata aspek informasi mudah dimengerti memiliki persentase terbesar, sedangkan informasi berupa panduan dan informasi tepat waktu memiliki persentase yang rendah.
Kemudahan 83 82 81 80 79 78 77 76 75 74
82,1 80 77,9
77,9
77,9 76,8
76,8
Gambar 4.26. Persentase Respon Kemudahan pada Produk Keripik Singkong Presto “Singpres”
106 |Manajemen Merek Produk UKM
Kualitas Informasi 84 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64
82,1 80 77,9 74,7 72,6
73,7
72,6 70,5
70,5
Gambar 4.27. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Produk Keripik Singkong Presto “Singpres”
f. Hasil Perbandingan Kualitas Produk pada Setiap Aspek Hasil perbandingan kualitas produk pada setiap aspek adalah : 1. Keputusan pembelian Berdasarkan Gambar 4.28 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek keputusan pembelian empat macam produk bervariasi. Dari keputusan pembelian ternyata keripik singkong presto memiliki persentase terbesar, sedangkan rumah boneka memiliki persentase yang rendah. Dalam berbelanja online pengalaman sebelumnya memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen dalam berbelanja online di masa yang akan dating, karena minat beli konsumen merupakan suatu faktor yang datang dari individu. (Kim (2004), Ling (2010) dan Mohmed et al (2013)). Citra merek Bukalapak.com berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, sebesar 35,6%, sisanya yaitu sebesar 64,48% dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor trust dan faktor pengalaman yang merupakan kelemahan dari ecommerce. (Dian IZ., Aditya W., 2016).
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 107
Keputusan Pembelian 77,36
78
76
73,63
74 72
73,33
71,07
70 68 66 Rumah Boneka
Kopi Merah Robusta
Kue dan Camilan Keripik Singkong
Gambar 4.28. Persentase Respon Keputusan Pembelian pada Perbandingan Kualitas Produk
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler dan Armstrong, 2001). Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan dan mempergunakan produk yang diinginkan ataupun yang ditawarkan. Minat beli diperoleh melalui proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk persepsi. Minat beli menciptakan suatu motivasi terhadap pikiran konsumen, yang pada akhirnya ketika konsumen harus memenuhi kebutuhannya maka akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam pikirannya. Minat beli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang senang dan puas dalam membeli suatu produk maka hal itu akan memperkuat minat belinya (Kinnear dan Taylor dalam Adi, 2013). 2. Kepercayaan Berdasarkan Gambar 4.29 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kepercayaan empat macam produk bervariasi. Dari aspek kepercayaan ternyata kue dan camilan (aneka kue dan chatering) memiliki persentase terbesar, sedangkan coffee merah robusta (coffee djaloe) memiliki persentase yang rendah. Kepercayaan diperlukan ketika melakukan pemesanan secara online dan ketika pembeli mengirimkan data pribadinya kepada penjual (Egger (dalam Ling, 2010)). Terbangunnya rasa percaya konsumen dan adanya rasa aman terhadap penjual maupun situs jual beli
108 |Manajemen Merek Produk UKM
online dapat meningkatkan minat beli konsumen di situs tersebut (Koufaris dan Hampton dalam Ling, 2010; Nijite dan Parsa dalam Wu, 2007). Kepercayaan pembeli terhadap situs jual beli online terletak pada popularitas situs tersebut, semakin popular situs tersebut pembeli akan merasa lebih yakin untuk berbelanja disana. Karena situs jual beli online bersifat umum, konsumen terkadang tidak yakin terhadap penjual dan hasil dari transaksinya. Oleh karena itu, situs jual beli online harus bertindak untuk menghilangkan ketidakyakinan konsumen, tindakan ini berupa pemberian keamanan dan membangun kepercayaan melalui inetarksi kepada konsumen. (Koufaris dan Hampton dalam Ling, 2010; Nijite dan Parsa dalam Wu, 2007).
80 78 76 74 72 70 68 66
77,78 73,75 71,84 70,22
Rumah Boneka
Kopi Merah Robusta
Kue dan Camilan
Keripik Singkong
Gambar 4.29. Persentase Respon Kepercayaan padaPerbandingan Kualitas Produk
3. Kemudahan Berdasarkan Gambar 4.30 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kemudahan empat macam produk bervariasi. Dari aspek kemudahan ternyata rumah boneka memiliki persentase terbesar, sedangkan coffee merah robusta (coffee djaloe) memiliki persentase yang rendah. Pembeli berpotensial akan lebih memilih berbelanja secara konvensional, jika penggunaan situs ternyata lebih rumit dibandingkan manfaat yang diperoleh dari belanja online. Namun jika situs lebih mudah digunakan dan memberikan manfaat, calon pembeli akan menggunakan situs tersebut untuk berbelanja online. Sebuah sistem yang dinilai mudah digunakan secara otomatis akan mempengaruhi perilaku seseorang untuk menggunakannya (Succi dan Walter dalam Kigongo, 2011).
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 109
80 79 78 77 76 75 74 73 72
79,59
79,36
78,49
75,06
Rumah Boneka
Kopi Merah Robusta
Kue dan Camilan Keripik Singkong
Gambar 4.30. Persentase Respon Kemudahan pada Perbandingan Kualitas Produk
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kerumitan penggunaan dalam situs jual beli online adalah lamanya waktu untuk membuka situs tersebut, buruknya rancangan tampilan situs, dan peletakan menu yang tidak rapi dapat membuat pembeli kehilangan fokus dalam berbelanja (Ramayah dan Joshua, 2005). Hambatan-hambatan ini dapat mengurangi persepsi pengguna tentang kemudahan penggunaan situs untuk berbelanja online, hal ini memungkinkan pengguna untuk mengembangkan sikap negatif terhadap situs tersebut. Sikap negatif ini akan berpengaruh kepada minat beli pengguna, pengguna akan enggan untuk berbelanja di situs jual beli online tersebut. Sebuah sistem yang dinilai mudah digunakan secara otomatis akan mempengaruhi perilaku seseorang untuk menggunakannya (Succi dan Walter dalam Kigongo, 2011). Situs jual beli online dapat dikatakan baik bila situs tersebut menyediakan petunjuk jelas alur bertransaksi, mulai dari pemesanan, pembayaran, pengisian form, hingga produk sampai di tangan pembeli. Situs jual beli online tidak hanya harus menarik secara teknis, tetapi juga harus mudah dalam penggunaannya agar memberikan dorongan terhadap penggunanya untuk melakukan berbelanja online disana.
110 |Manajemen Merek Produk UKM
4. Kualitas Informasi Berdasarkan Gambar 4.31 bahwa persentase respon pengunjung terhadap aspek kualitas informasi empat macam produk bervariasi. Dari aspek kualitas informasi ternyata kue dan chatering memiliki persentase terbesar, sedangkan coffee merah robusta (djaloe coffee) memiliki persentase yang rendah.
78 76 74 72 70 68 66 64 62
77,03
74,97
74,6
67,87
Rumah Boneka
Kopi Merah Robusta
Kue dan Camilan Keripik Singkong
Gambar 4.31. Persentase Respon Kualitas Informasi pada Perbandingan Kualitas Produk
Berdasarkan hasil tersebut diatas maka sistem informasi UKM berbasis
web dapat di manfaatkan oleh pengguna atau pihak-pihak yang hendak menjalin hubungan kerjasama dengan UKM, hal ini sesuai dengan pendapat William J. (2015). Untuk meningkatkan daya saing UKM serta untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, terutama e-commerce, internet tidak hanya sebagai alat untuk melakukan promosi atau mencari peluang bisnis, tetapi juga harus diimbangi dengan pengelolaan administrasi yang baik melalui penggunaan software yang tepat. Perlu dilakukan pengembangan website dan e-commerce sebagai sarana untuk promosi dan pemasaran produk-produk usaha, sehingga akan meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan ini pada akhirnya akan mengembangkan usaha kecil dan menengah tesebut (Nuryanti, 2013). Guna menghadapi tingginya persaingan di tengah arus globalisasi yang menuntut setiap pelaku usaha harus mampu menghadapi tantangan global, pemberdayaan UKM melalui pembinaan manajemen merek menjadi semakin penting seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 111
area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011:56-67). Disamping itu Implementasi CAFTA telah dijalankan sejak Januari 2010 dan implementasi MEA pada tahun 2015 maka UKM di Indonesia akan menghadapi tantangan dan sekaligus memperoleh peluang. Agar tetap mampu bertahan dan dapat memanfaatkan peluang maka UKM harus meningkatkan daya saing perusahaan maupun daya saing produknya. Agar daya saing UKM dapat meningkat maka kunci utamanya pada UKM sendiri khususnya pengusaha/pemilik UKM dengan dukungan para pekerjanya. Pengusaha/pemilik UKM dengan jiwa kewirausahaan dan jiwa inovasi yang dimiliki, harus mampu menjadi motor penggerak untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Dari meningkatnya daya saing perusahaan maka pada gilirannya akan mendorong terciptanya daya saing produk. Hal lain yang harus menjadi prioritas UKM adalah meningkatkan kerjasama antar unit UKM atau antar sentra UKM dan juga meningkatkan jaringan kerjasama dengan stakeholders (Sri Susilo, 2010 ; World Economic Forum, 2010)
112 |Manajemen Merek Produk UKM
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 113
BAB KESIMPULAN DAN SARAN
V
A. KESIMPULAN Berdasarkan pada proses pelatihan dan pendampingan mitra UKM dalam upaya peningkatan pemahaman dan keterampilan penerapan manajemen merek serta pemasaran produk berbasis Web dapat ditarik beberapa kesimpulan dari kegiatan PpMD ini, yaitu : 1. Hasil evaluasi angket yang diberikan pada mitra UKM sebelum sosialisasi dilaksanakan menghasilkan pendapat mitra UKM tentang membuat merek menjadi prioritas utama sebanyak 53.33%, produk mempunyai logo sebanyak 56.67%, isi label sebanyak 40%, UKM mempunyai ijin P-IRT sebanyak 46.66%, dan produk bersertifikat halal sebanyak 53.33%. Sedangkan setelah diberikan pendampingan dan pelatihan pembuatan merek dan logo pada umumnya mitra UKM memahami dan mengerti membuat merek dan logo serta pentingnya merek dan logo pada produk mereka, hal ini terlihat dari meningkatnya angka yang menunjukkan 100% peserta mitra UKM memahami semua materi yang telah diberikan. 2. Keberhasilan kegiatan pendampingan pengisian formulir pendaftaran P-IRT dan LPPOM ini ditentukan oleh tingkat pemahaman, dan sikap positif mitra UKM terhadap materi yang telah diberikan. Untuk menilai keberhasilan kegiatan tersebut dievaluasi melalui kelengkapan berkas-berkas yang dibawa ke kantor Disperindag Kota Tanggerang Selatan. Produk UKM sebanyak 10 jenis yang telah mempunyai merek dan logo disertai kelengkapan berkas-berkasnya sedang dalam proses pendaftaran di Kantor Disperindag Kota Tanggerang Selatan, dan hasilnya belum keluar sampai kegiatan PpMD ini berakhir, sehingga bila nanti perijinan ini sudah keluar mitra UKM mempunyai produk yang berlabel dan bersertifikat Halal. 3. Strategi meningkatkan pemasaran produk mitra UKM dilakukan pemasarannya berbasis web bukalapak.com, dan untuk memudahkan penemuan produk yang dicari sesuai dengan minat dan kategori
113
pengunjung maka tim pelaksana PpMD melakukan interaksi dan komunikasi secara langsung dengan mitra UKM untuk mendapatkan bahan-bahan/materi yang akan digunakan pemasaran tersebut, diantaranya pengumpulan : 1) Nama merek produk, seri, tahun ; 2) Photo dari masing-masing produk, pastikan kualitas photo yang terbaik dan barang terlihat jelas dari berbagai sisi ; 3) Deskripsi produk semenarik mungkin dan detail agar pembeli bisa tertarik dan mengetahui produk yang akan dijual ; 4) Menentukan kategori yang sesuai dengan produk yang akan dijual, sehingga dapat mudah diakses oleh masyarakat lebih luas. 4. Hasil penilaian angket tanggapan pengunjung website bukalapak.com terhadap produk-produk UKM yaitu : 1) Respon Keputusan pembelian terhadap produk keripik singkong presto memiliki persentase terbesar yaitu 77,36% dan rumah boneka memiliki persentase yang rendah yaitu 71,07% ; 2) Respon Kepercayaan terhadap produk kue dan camilan (aneka kue dan chatering) memiliki persentase terbesar yaitu 77,78%, sedangkan coffee merah robusta (coffee djaloe) memiliki persentase yang rendah yaitu 70,22% ; 3) Respon Kemudahan terhadap produk rumah boneka memiliki persentase terbesar yaitu 79,59%, sedangkan coffee merah robusta (coffee djaloe) memiliki persentase yang rendah yaitu 75,06% ; 4) Respon Kualitas informasi terhadap produk kue dan chatering memiliki persentase terbesar yaitu 77,03%, sedangkan coffee merah robusta (djaloe coffee) memiliki persentase yang rendah yaitu 67,87%. B. SARAN Berdasarkan PpMD yang telah dilaksanakan di Kelurahan Cempaka Putih ada beberapa saran yang bisa dipertimbangkan, yaitu : 1. Bagi Disperindag Kota Tanggerang Selatan hendaknya melakukan identifikasi terhadap mitra UKM sampai ke tingkat kelurahan sehingga potensi produk UKM tiap kelurahan dapat diketahui. Dan adanya Program Pemerintahan Kota Tanggerang Selatan mengenai Perijinan PIRT dan LPPOM yang tidak dikenakan biasa hendaknya dapat lebih disosialisasikan sampai ke tingkat kelurahan sehingga mitra UKM dapat ikut serta didalamnya. Berkenaan dengan itu tampaknya diperlukan kontinuitas pelatihan dan pendampingan manajemen merek produk bagi mitra UKM untuk tetap tumbuh dan berkembang.
114 |Manajemen Merek Produk UKM
2. Bagi mitra UKM hendaknya terus mengupayakan kreatifitas dan inovasi dalam pengelolaan produknya, termasuk melakukan pengelolaan pemasaran web nya sehingga tetap eksis dan dapat bersaing dengan produk lain.
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 115
116 |Manajemen Merek Produk UKM
DAFTAR PUSTAKA Aaker, D.A. (1991). Managing Brand Equity: Capitalizing On The Value of Brand Name, Free Press, New York. Aaker, D.A (1996). Building Strong Brands, Free Press, New York Alexa. (2015). Bukalapak.com. From http://www.alexa.com/siteinfo /bukalapak.com (Diakses 21 September 2015) Alma, Buchari. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta Andari, Y.T., (2014). Perlindungan Hukum Terhadap Produk Lokal Melalui Penggunaan dan Pendaftaran Merek Dagang, Jurnal. Fakultas Hukum, Universitas Mataram. Caesar F.C.D., (2015). Analisis Dampak Penggunaan Situs Bukalapak.Com
Terhadap Perilaku Photographer.
Pembelian
Pada
Komunitas
Samarinda
de Chernatony, L and Riley, F. (1998). Modelling the Component of the Brand, European Journal of Marketing, Vol 32. No. 11, pp 107-90. Dian, I.,Z. & Aditya W., (2016). Pengaruh Citra Merek Bukalapak.Com Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. (2008). Kemasan Pangan. Materi Talkshow di RRI. Hidayat, Z. N., Santoso, P. B., & Choiri, M. (2014). Perancangan dan
Implementasi Sistem E-Commerce dengan menggunakan CMS Opencart dalam Upaya Meningkatkan Penjualan dan Pemasaran. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, Vol : 2, No : 1. h 219-229. Mohammad Sulchan, Endang Nur. W. (2007). Food Safety of Plastic and Styrofoam Packaging. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol: 57, No: 2, h.54-59. Tim Publikasi Bersama. (2006). Produk Plastik yang Aman. Himpunan Polimer Indonesia, Inaplas, Federasi Pengemas Indonesia.. Jauhari, Jaidan. (2010). Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan Memanfaatkan E-commerce. Jurnal Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer UNSRI.
117
Jauhari, Jaidan dan Julian Supardi. (2010). Pengembangan Model
Pemasaran Dan Penjualan Produk Unggulan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Berbasis E-Commerce, Laporan penelitian unggulan kompetitif. Jinling, Chang et all., (2009), Modelling E-commerce Website Quality with Quality function Deployment, IEEE International Comperence on Deployment e – bussiness Engineering. Jogiyanto, H.M., (2005). Analisis & Desain Sistem. Andi Offset : Yogyakarta. Keller, Lane Keller. (2009). Strategic Brands Management (Building, measuring, and Managing Brand Equity) : Third Edition. Upper Saddle River, N.J. : Pearson Kim, Jae-Il, Hee Chun Lee, dan Hae Joo Kim. (2004). Factors Affecting Online Search Intention and Online Purchase Intention. Seoul Journal of Business, Vol 10, No. 2, pp. 27-48 Ling, Kwek Choon. 2010. The Effects of Shopping Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase Experience Toward Customers Online Purchase Intention. International Business Research, Vol. 3, No. 3, pp. 63-76. Mohmed, AbdalIslam S.I., Nurdiana, and Mohd. Zalisham Jali. (2013). The Impact of Trust and Past Experience on Intention to Purchase in ECommerce. International Journal of Engineering Research and Development, Vol. 7, Issue 10, pp. 28-35 Nuryanti, (2013). Peran E-Commerce Untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil Dan Menengah (UKM). Jurnal Ekonomi Vol. 21, No. 4 hal.1-15. Kigongo, Nakayima Juliet. (2011). Perceived Usefulness, Perceived Ease of
Use, Behavioural Intention to Use and Actual System Usage in Centenary Bank. Disertasi Dipublikasikan. Makerere University Business School, Kamapala. Krake, Frank B.G.J.M, (2005). Successful Brand Management in SMEs: A
New Theory and Practical Hints, The Journal of Product and Management, Vol.14, pp. 233-228. Prasetyo, A.N. dan Rahardja. (2015). Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Kenikmatan Berbelanja, Pengalaman Berbelanja Dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen Di Situs Jual Beli Online Bukalapak.Com. Diponegoro Journal Of Management. Vol. 4, No. 2 h.1-12.
118 |Manajemen Merek Produk UKM
Rahab. (2009). Penerapan Manajemen Merek Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Hal. 18 – 25 Vol. 16, No.1. ISSN: 1412-3126 18 Rangkuti, Freddy. (1997). Analisis SWOT. Analisis Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Ramayah, T. dan Joshua Ignatius. (2010). Intention to Shop Online: The Mediating Role of Perceived Ease of Use. Middle-East Journal of Scientific Research 5, pp. 152-159. Rizky Saputra, Citra K. Dewi. (2016). The impact of brand trust on brand
loyalty mediated by customer satisfaction: Case of Tokobagus.com (now OLX.co.id). Journal of Administrative and Business Studies.Vol 1. No 1. p 8-13. Sabbir, Muhammad Rahman. (2013). An Empirical Study on Revealing the
Factors Influencing Online Shopping Intention Among Malaysian Consumers. Journal of Human and Social Science Research, Vol 1, No 1, pp. 9-18 Shen, Jia. (2012). Social Comparison, Social Presence, and Enjoyment in the Acceptance of Social Shopping Websites. Journal of Electronic Commerce Research, Vol 13, No.3, pp. 198-212 Sri Susilo, Y., (2007b), Masalah dan Dinamika Usaha Kecil: Studi Empiris Pedagang Klithikan di Alun-alun Selatan, Jurnal Ekonomi, Tahun XII/01/2007, hal. 64 – 77. Sri Susilo, Y., (2005), Strategi Survival Usaha Mikro Kecil Studi Empiris Pedagang Warung Angkringan di Yogyakarta, Telaah Bisnis, Vol. 6 No. 2, Desember 2005, hal. 161 – 178. Sri Susilo, Y., (2010), Strategi Meningkatkan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Implementasi CAFTA Dan MEA Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170. Sudaryanto. (2011). The Need for ICT-Education for Manager or
Agribusinessman to Increasing Farm Income: Study of Factor Influences on Computer Adoption in East Java Farm Agribusiness. Udin, N. (2010). Biarkan desain bekerja: Alasan-alasan sederhana mengapa UKM membutuhkan desain yang baik. Dalam Kiat-kiat pemasaran UKM. Jakarta: Pusdiklat Departemen Perdagangan RI. Udin, N. Langkah Penyadaran Brand Usaha Kecil Dan Menengah (UKM). Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Multimedia, Bina Nusantara University. Jakarta.
Komunikasi
dan
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 119
Wheeler, A. (2003). Designing brand identity: A complete guide to creating, building, and marketing strong brand (2nd ed.). USA: John Wiley and Sons William J., Sri L, (2015), Sistem Informasi UKM Berbasis Website Pada Desa Sumber Jaya. Fakultas Ilmu Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.01, No.1. Winarno FG. (1993). Pangan dan Gizi. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta, 1993:165-6. Wong, Ho. Yin and Merrilees, B (2005). A Brand Orientation Typology for SMEs: A Case Research Approach. Journal of Product and Brand Management, Vol.14, No.3, pp 162-155. World Economic Forum, (2010), The Global Competitiveness Report 20102011, World Economic Forum, Geneva. Wu, Jiming dan De Liu. (2007). The Effects of Trust and Enjoyment on Intention to Play Online Games. Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 8, No. 2, pp. 128-140
120 |Manajemen Merek Produk UKM
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 121
TENTANG PENULIS
Dr.Ir. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si. Lahir di Kuningan Jawa Barat. Pendidikan Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama ditempuh di kota kelahirannya. Setelah lulus SMA BPI 1 Bandung, ia masuk Fakultas Teknik Industri Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung. Gelar S2 diperoleh dari Institut Teknologi Bandung Program Studi Kimia, Bidang Kajian Utama Biokimia tahun 1997. Penulis menyelesaikan studi S3 di Universitas Padjadjaran Bandung untuk Program Studi Ilmu Kimia dan Bidang Kajian Utama Biokimia tahun 2010. Sejak tahun 1999 sampai 2015 Penulis sebagai dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung dan sejak tahun 2016 sampai sekarang sebagai dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Kimia. Mata kuliah yang pernah diampu di perguruan tinggi hingga sekarang, pada Pendidikan Kimia S-1 yaitu: Biokimia, Kimia Industri, Kimia Bahan Makanan, Dasar-dasar Bioteknologi, Biologi Umum, Radiokimia dan Kewirausahaan. Pada Program S1 DMS: Program Kualifikasi PGMI dengan mata kuliah: Telaah Kurikulum IPA MI, Pembelajaran IPA MI. Pengalaman Pekerjaan Lainnya: Nara Sumber PLPG dan Nara Sumber PPG se-Jawa Barat materi: Pembelajaran IPA MI, Pendalaman IPA MI dan Pembelajaran PAIKEM. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam bentuk Buku dan Karya Tulis yang pernah diperoleh sejak 2014-2017 adalah 1) Manajemen Merek Produk UKM (Tahun 2017) ; 2) Pembuatan Yoghurt Berbasis Rosela dan Kulit Buah Naga sebagai Sumber Antioksidan Penurun Radikal Bebas (Tahun 2017) ; 3) Asam Sialat dan Sfingomielin dalam Telur serta Peningkatan Kemampuan Belajar (Tahun 2014) ; 4) Pengaruh Suplementasi Kuning Telur sebagai Sumber Asam Sialat dan Sfingomielin Terhadap Peningkatan Kemampuan Belajar Mencit Lepas Sapih (Tahun 2014).
121
Penelitian yang pernah dilakukan sejak 2009-2016 adalah 1) Identifikasi Senyawa Phenol Dan Anthocyanin Kulit Buah Naga Dan Kelopak Bunga Rosela Sebagai Sumber Antioksidan Serta Pewarna Alami Pada Minuman Kesehatan (Tahun 2016) ; 2) Pelatihan Dan Pendampingan Mitra Usaha Kecil Menengah Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Penerapan Manajemen Merek Serta Pemasaran Produk Berbasis Web (Tahun 2016) ; 3) Implementasi Manajemen Bahan Kimia dan Limbah Laboratorium Pendidikan Kimia (Tahun 2014) ; 4) Prestasi Akademik dan Sikap Guru Madrasah Peserta Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S-1) melalui Pendekatan Dual Modes System (Tahun 2012) ; 5) Efektivitas Pelaksanaan Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S-1) bagi guru Madrasah Ibtida’iyah dan Guru PAI pada Sekolah melalui Program DMS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung (Tahun 2011) ; 6) Pemanfaatan Madu dan Herbal dalam Menurunkan Kolesterol (Tahun 2011) ; 7) Evaluasi Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung (Tahun 2010) ; 8) Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Agama Di Jawa Barat (Tahun 2010) ; 9) Identifikasi Asam Sialat Kuning Telur Bebek dan Puyuh yang Berpengaruh terhadap Kemampuan Belajar Anak (Tahun 2009). Kegiatan ilmiah yang pernah diikuti sebagai Nara Sumber pada Seminar Internasional mengenai ; 1) Analisis Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Nangka dan Kulit Nanas dengan Penambahan Saccharomyces cerevisae secara Fermentasi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2015) ; 2) Prospects and Potential Source of Bioethanol from the Crop As the Utilization of Renewable Energy Environmentally Friendly) (Universitas Pattimura Maluku, Tahun 2014) ; 3) Effect of Orange Juice and Lactic Acid Bacteria Addition on the Quality of Soyghurt (UGM Yogjakarta, Tahun 2013) ; Importance of Egg Yolk DHA and Sphingomyelin in Brain Development of Children (Universiti Kebangsaan Malasyia, Tahun 2012) Kegiatan ilmiah yang pernah diikuti sebagai Nara Sumber pada Seminar Nasional mengenai ; 1) Peran Sabun Lidah Buaya (Aloe Vera Linn) Dan Pemikiran Islam Dalam Bidang Kesehatan (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Tahun 2016) ; 2) Potensi Mikroalga Crypthecodinium cohnii sebagai Sumber Asam Lemak DHA dan Pemanfaatannya untuk Kesehatan (HKI dan LIPI, Solo, Tahun 2013) ; 3) Lidah buaya (Aloe vera) Peranan dan Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh (Universitas Sumatera Medan, Tahun, 2012) ; 4) Jamur Shiitake Anti Kanker dan Anti Kolesterol (Universitas Jendral Ahmad Yani, Bandung, Tahun 2011) ; 5) Peran Asam Sialat dan
122 |Manajemen Merek Produk UKM
Sfingomielin Kuning Telur dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar (Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Tahun 2011). Jurnal Internasional yang pernah dipublikasikan mengenai Analysis
Of Sialic Acid And Sphingomyelin Of Brain Of Mice By Using Spectrophotometer And HPLC (Diterbitkan pada Journal on line, Journal of Asian Scientific Research, Tahun 2012) Pakistan. Sedangkan Jurnal Nasional mengenai Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Madrasah (Diterbitkan pada Jurnal Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung). Buku yang pernah ditulis dan ber-ISBN adalah 1) Manajemen Merek Produk UKM (Tahun 2016) ; 2) Petunjuk Praktikum Kimia Industri (Tahun 2013) ; 3) Asam Sialat dan Sfingomielin dalam Telur serta Peningkatan Kemampuan Belajar Anak (Tahun 2010) ; 4) Petunjuk Praktikum Biokimia (Tahun 2010).
Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) 2016 | 123
Burhanudin Milama, adalah dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lahir di Buton 1977. Pendidikan Sarjana Pendidikan Kimia (2001) dan Magister Pendidika Kimia (2002) diselesaikan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan sekarang sementara menempuh pendidikan Doktor di Universitas yang sama. Selain mengajar mata kuliah kurikulum dan pembelajaran, statistika pendidikan, evaluasi pembelajaran, perencanaan pembelajaran, kegiatan lain yang dilakukan sebagai instruktur kegiatan Program Latihan Profesi Guru (PLPG), memberikan pelatihan terkait Penelitian Tindakan Kelas, dan menjadi reviewer buku muatan lokal kerjasama Pemkot Tangerang Selatan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Pengalaman menulis beberapa buku seperti Evaluasi Pembelajaran Kimia, IPA Terpadu Untuk SMP/MTs, Buku Pengayaan Kimia. Mempublikasian beberapa jurnal dan aktif mengikuti kegiatan ilmiah seperti seminar dan workshop baik tingkat nasional maupun internasional.
124 |Manajemen Merek Produk UKM