TERIMA KASIH WEBSITE GKI SAMANHUDI
Yohan Sumaiku pada Sun, Dec 2, 2012 at 6:53 AM, menulis sbb: Pak Bambang yth., Sudah lama tidak email emailan. Apa kabar, saya harap pak Bambang selalu sehat walafiat begitu juga dng ibu dan keluarga semua. Pak Bambang, barusan ini saya dapat email dari seseorang, katanya anaknya mengidap hepatitis. Saya pingin share saja dan mengirimkan tulisan saya tentang perjalanan saya sampai terlepas dari hepatitis C. Tulisan saya sudah hilang dari file saya, lantas saya cari-cari dan ketemu di website nya GKI Samanhudi. Tetapi sayangnya ketika saya klik di link http://yohan.penabur.org linknya tdk bisa terbuka, keluar error message. Mula mula saya pergi ke situs berikut ini http://www.gkisamanhudi.or.id/content/IncNewsDetail.asp?NewsID=47 Lantas, ada tulisan summary dari Pak Bambang dan di baris terakhir dari tulisan Pak Bambang ada link http://yohan.penabur.org dan link ini tidak bisa dibuka, error message nya bilang "Internet Explorer Cannot Display the webpage."
Apakah Pak Bambang masih punya file saya ini? Kalau masih punya apakah boleh saya minta copynya? Sekian dahulu Pak Bambang dan terima kasih banyak untuk bantuannya. Salam hormat, Yohan Benar sekali, sejak saya pensiun dari BPK PENABUR maka alamat http://yohan.penabur.org begitu juga dengan arsip tulisan lain tidak bisa dibuka. Syukurlah saya pernah menulis di website GKI Samanhudi, walaupun tidak lengkap. Arsip yang lengkap besarnya 3.58 MB sudah dikirimkan kembali kepada Yohan Sumaiku Ph D. Sekali lagi terima kasih kepada website GKI Samanhudi ( http://www.gki-samanhudi.or.id ). Bambang Gunawan, 2 Desember 2012
Saya disembuhkan oleh Nya dari penyakit Hepatitis-C Oleh: Yohan Sumaiku Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan pekerjaan Tuhan harus dinyatakan didalam dia. (Yohanes 9: 2-3) I. Pendahuluan Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk berbagi rasa kepada rekan pembaca yang mungkin menderita sakit yang sejenis dengan saya sehingga bisa mengikuti pengalaman saya. Mudah mudahan pengalaman saya ini bisa bermanfaat bagi rekan rekan pembaca yang memerlukannya. II. Sebelum Pengobatan di Mulai Apakah itu Hepatitis-C? Hepatitis-C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini ditemukan didalam darah dari penderita hepatitis-C. Penyebaran infeksi ini yaitu melalui kontak dengan darah penderita. Hepatitis-C bisa sangat serius sekali bagi sebagian orang dan bisa juga tidak bagi sebagian orang lain. Kira kira diakhir 1970-an dan diawal 1980-an badan saya sering sekali terasa cepat lelah. Baru bekerja sedikit saja badan terasa cepat lesu. Hasil pemeriksaan darah dan konsultasi dokter mengatakan bahwa liver saya tidak berfungsi normal karena nilai SGPT (ALT) dan SGOT (AST) nya selalu diatas batas atas range normal. Saya berobat secara rutin dengan seorang dokter di Jakarta. Hampir setiap kali pemeriksaan darah, angka SGPT dan SGOT nya agak tinggi diatas normal. Saat itu dunia kedokteran belum mengenal betul jenis hepatitis C sehingga saya dikategorikan sebagai penderita hepatitis non A non B.
Tahun 1990 saya berangkat ke Amerika untuk studi. Karena badan selalu cepat lelah, saya memberanikan diri untuk diperiksa dokter lagi. Hasil pemeriksaan lab darah pada 23 Des 1991menyatakan bahwa saya positip mengidap penyakit hepatitis C. Dokter menyarankan supaya liver saya di biopsy dan mulai berobat. Saya merasa takut karena beberapa alasan, biaya yang mahal, pada saat itu kemungkinan sembuh 1 diantara 10, dan biopsy katanya merusak sebagian sel liver secara permanen. Saya bertahan untuk tidak berobat sampai 31 Des. 1999. Selama itu saya coba menjaga kondisi badan saya dengan banyak makan sayuran dan buah buahan. Hasilnya ialah nilai SGPT dan SGOT saya terus saja turun naik tetapi tidak pernah masuk kedalam range normal. SGPT dan SGOT saya menjadi tinggi kalau saya didalam keadaan terlalu stress (secara mental karena belajar serta tugas sekolah dan secara fisik karena bekerja cari nafkah juga). Desember 1998 studi saya selesai. Saya bekerja sebagai ahli peneliti post doctorate dengan professor pembimbing saya. Karena saya bekerja untuk universitas saya mempunyai asuransi. Saya memeriksakan diri saya kembali kedokter dan ternyata saya masih mengidap hepatitis C (saya bermimpi kalau kalau saya sudah sembuh). Dari hasil pemeriksaan lab darah, darah saya dinyatakan mengandung virus hepatitis C sebanyak 857000 butir per milliliter dengan jenis genotype 1b yang termasuk paling sukar disembuhkan dibandingkan dengan genotype lainnya (1a, 2a, 2b, 3a, dan 3b). Hasil biopsy liver saya mengatakan bahwa kondisi liver saya masih baik karena belum ditemukan jaringan parut (yang bisa mengakibatkan kanker hati) yang serius. Hanya ditemukan fibrosis dari none sampai minimal saja, ini mungkin disebabkan oleh karena saya selalu makan sayuran dan buah buahan banyak banyak terutama wortel dan salderi. Sampai pada tahap biopsy ini saya masih belum berani memutuskan untuk berobat, saya merasa takut, meskipun dokter saya mengatakan bahwa pada saat itu
kemungkinan sembuh sudah menjadi 30-40% dibandingkan tahun 1991 yang hanya 10% itu. III. Masa Pengobatan Setelah pekerjaan post doc saya selesai, saya tidak mempunyai asuransi lagi. Saya hanya bekerja part time sebagai interpreter dipengadilan county di daerah Denver metro, setiap pagi menjadi tukang mengantar Koran Denver Rocky Mountain News dan menjadi penerjemah buku AMDAL. Untuk menjaga supaya status saya di Colorado tetap legal, saya menjadi mahasiswa lagi disalah satu universitas di Denver dengan jurusan computer science. Kira kira dibulan Juli-Agustus 1999, pimpinan Persekutuan Doa Indonesia di Denver, Bapak Stanley Pouw menganjurkan saya untuk mengobati penyakit hepatitis C saya. Saya menolak, karena saya tidak tahu bagaimana saya harus membayar biaya pengobatan yang mahal ini. Satu bulan saya harus disuntik kira kira 12 kali (3 X seminggu) dan makan kapsul Rebetol 5 buah tiap hari. Biaya obat suntik dan kapsulnya untuk satu tahun bisa mencapai US$21500 belum lagi biaya konsultasi dokter, biaya lab pemeriksaan darah, serta obat obatan lainnya seperti misalnya obat anti depresi yang mahal sekali. Saya tidak tahu berapa biayanya di Jakarta. Akhirnya saya mengalah, dan Pak Stanley membawa saya mendaftar ke University Colorado Hospital. Bagian administrasi rumah sakit ini menanyakan apakah saya memiliki asuransi, berapakah penghasilan saya perbulan, surat ijin mengemudi saya sebagai kartu identitas saya dan kartu social security saya. Saya mengatakan bahwa saya tidak punya asuransi dan penghasilan saya termasuk rendah sebagai tukang koran, Dari hasil perhitungan personil administrasi rumah sakit, saya diperbolehkan berobat di rumah sakit ini dengan hanya membayar co pay 10 dollar. Lalu bagaimana dengan pembayaran obat suntik dan kapsulnya? Administrasi rumah sakit mengatakan bahwa ia akan mengajukan aplikasi untuk saya kepabrik obat Schering yang memproduksi obat
suntik dan kapsul tsb. Dari hasil perhitungan administrasi pabrik obat tersebut, ternyata saya diperbolehkan memakai obat suntik Intron A dan kapsul Rebetol dari pabrik Schering tanpa membayar biaya satu sen juga, alias gratis. Inilah hadiah Tahun Baru 2000 saya dari Tuhan. Efek samping dari obat suntik Intron A dan kapsul Rebetol kepada penderita yaitu timbulnya depresi pada penderita, sel darah putih dan sel darah merah menjadi turun dibawah batas normal, serta masih banyak lagi bentuk bentuk efek samping lainnya. Kalau sel darah putih dan merah turun hingga terlalu rendah sekali, dokter bisa memberhentikan pengobatan hepatitis C. Dari efek samping diatas, yang saya alami ialah perasaan depresi, sehingga saya harus makan obat anti depresi, rambut yang bertambah tipis, dan sel darah putih dan sel darah merah saya yang jumlahnya turun dibawah normal. Selama pengobatan ini saya sangat dibantu oleh Persekutuan Doa Indonesia melalui begitu banyak doa dan dorongan semangat. Pada akhir bulan Pebruari hasil tes darah saya memperlihatkan fungsi liver saya kembali normal (angka SGPT (ALT) dan SGOT (AST) nya ada didalam normal range). Saya mulai merasa seperti hidup baru, energi saya terasa lebih banyak dan saya tidak begitu mudah cepat lelah. Pada akhir bulan Maret 2000 ketika jumlah virus didalam darah saya dihitung ternyata hasilnya negative, atau tidak terdeteksi. Mesin penghitung virus itu hanya sanggup menghitung virus kalau jumlahnya diatas 100 butir per milliliter darah. Jadi, kalau dikatakan virusnya hilang, belum tentu hilang 100 prosen. Saat itu saya merasakan mulainya kesembuhan didalam tubuh saya. Tetapi pengobatan saya tidak boleh di stop saat itu juga. Pengobatan harus diteruskan sampai 12 bulan penuh, karena virus genotype 1b yang saya miliki termasuk yang susah disembuhkan. Kalau saya
stop pengobatan saat itu, kemungkinan besar hepatitis C saya akan kumat kembali (relapse). Setiap akhir bulan saya harus memeriksakan darah saya untuk di tes SGPT, SGOT, jumlah sel darah putih dan merah dan berbagai macam tes lainnya. Perhitungan jumlah virus hanya dilakukan 4X didalam satu tahunnya karena biaya nya yang cukup mahal. Sebegitu jauh, fungsi liver saya tetap normal, dan virus tidak terdeteksi, dan jumlah sel darah putih dan merah saya rendah, tetapi tidak turun terus sehingga menjadi terlalu rendah. Untuk detilnya silahkan lihat lampiran table dibagian terakhir dari artikel ini. Selama masa pengobatan saya mencoba untuk tidak makan daging berwarna merah dan jenis jenis makanan lainnya yang bisa membuat liver saya bekerja extra berat. IV. Beberapa Saran serta Kesimpulan Apabila badan kita sering kali merasa cepat lelah dan sukar untuk kembali menjadi segar walaupun sudah istirahat tidur cukup lama, suka cepat emosi, kadang kadang merasa depresi, sebaiknya kita segera memeriksakan diri kedokter. Apabila kita sudah tahu bahwa kita mengidap hepatitis C, segeralah ambil tindakan untuk berobat, jangan ditunda tunda. Makan teratur dan hidup teratur. Menurut beberapa informasi, hepatitis C masih bisa disembuhkan dengan jalan lain juga seperti pengobatan tradisionil, ramu ramuan. Pengobatan ini sukar dibuktikan secara ilmiah seperti cara pengobatan barat, tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Bekas penderita hepatitis C tidak boleh minum alkohol (bir, anggur dan sejenisnya). Alkohol bisa merangsang virus hepatitis C untuk berkembang dengan cepat.
Penderita hepatitis C walaupun tidak menjalankan pengobatan, masih bisa hidup untuk waktu yang relatif sama dengan manusia normal lainnya. Penderita hepatitis C yang sudah sembuh perlu pemeriksaan rutin supaya diketahui kalau virus hep C tidak kembali lagi. Menurut dokter saya, setelah selesai pengobatan saya (31 Desember, 2000) saya harus periksa darah lagi sebulan kemudian (akhir Januari 2001) untuk melihat angka SGPT dan SGOT nya serta kenaikkan jumlah sel darah merah dan putih, lalu diakhir Maret 2001 ada pemeriksaan darah lagi untuk fungsi liver dan jumlah virus didalam darah yang diharapkan tetap tidak ada, alias negative, lalu pemeriksaan ulang diakhir Juni 2001, dan pemeriksaan ulang diakhir Desember 2001, selanjutnya pemeriksaan dilakukan setiap satu tahun sekali. Kesembuhan saya ini (atau kata kata resminya yaitu remisi) adalah Hadiah Natal saya yang luar biasa dari Tuhan. Perlu dicatat bahwa kesembuhan ini tidak berarti bahwa hidup saya didunia ini lebih baik dari pada orang lain yang tidak memperoleh kesembuhan, ini hanya anugerah Tuhan semata mata yang diberikan kepada saya. Jadi, bukan merupakan upah untuk perbuatan atau jasa baik saya. V. Ucapan Terima Kasih Untuk kesembuhan saya ini, saya mengucapkan terima kasih kepada (1) Tuhan kita yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, (2) Bapak Pendeta Stanley Pouw yang begitu banyak membimbing dan mendoakan saya, (3) Isteri dan anak saya (Lanny dan Yolanda) yang selalu memberikan dorongan semangat kepada saya, (4) Segenap anggota Persekutuan Doa Indonesia di Riverside Baptist Church Denver, Colorado (5) Colorado University Hospital beserta stafnya,
(6) Pabrik Obat Schering, (7) Para dokter, perawat, dan paramedic yang ikut mengobati saya. Untuk informasi yang lebih lengkap bisa menghubungi saya lewat email
[email protected] Penulis adalah Ahli Lingkungan (Environmental Specialist) dari Fort Collins, Colorado, Amerika Serikat.
Data hasil pemeriksaan darah perioda 1990-2000
Ran
17/1
23/1
6/4/
24/1
19/4
11/4
30/4
18/6/
22/6
ge
2/91
2/91
97
2/97
/98
/99
/99
99
/99
160
160
108
64
90
67
82
82
67
43
52
32
1b
1b
Nor mal SGPT
5–
(ALT)
55
mu/ml SGOT
7– 40
(AST)
857
mu/ml Jumlah virus dalam
Posi
Hitu
Geno
Biop
tive
ng
type
sy
Viru
Virus
ribu/mi
Hep-
lliliter
C
darah Tida Genoty pe Hep-C Catata n
Tindak an
k
Tida
Tida
Tida
Tida
k
k
k
k
Ber
Bero
Ber
Ber
obat
bat
obat obat
s Tida k
Bero
Ber
bat
obat
Tida
Tida
k
k
Bero
Ber
bat
obat
Ra nge
14/1/ 24/1/ 29/2/ 30/3/ 31/5/ 28/7/ 25/8/ 00
30/1
27/1
00
00
00
00
00
00
1/00
2/00
57
19
15
3
12
10
8
12
34
24
23
19
22
20
21
23
7
4.4
4.3
3.4
3
3
3.2
2.7
2.2
4.56
4.3
3.5
3.44
3.68
3.63
3.53
3.51
3.46
neg
neg
Nor m. SGPT
5–
(ALT)
55
mu/ml SGOT (AST) mu/ml Sel Darah Putih
7– 40 4.511
neg.
neg
4.66.2
1b
1b
1b
1b
1b
1b
1b
1b
1b
Intr
Intr
Intr
Intr
Intr
Intr
Intr
Intro
Intro
on A
on A
on A
on A
on A
on A
on A
nA
nA
Reb
Reb
Reb
Reb
Reb
Reb
Reb
etol
etol
etol
etol
etol
etol
etol
(109/L) Sel Darah Merah (1012/L) Jumlah virus dalam ribu/mil liliter darah Genoty pe HepC Catata
Rebe Rebe tol
tol
n Tindak an (Berob at dari 31 Des. 1999 sampai dengan 31 Des. 2000) Catatan: (1) 23 Des 1991: Hasil test lab menyatakan saya positive mengidap hepatitis C chronic dimana mungkin saya sudah terkena 20-25 thn sebelumnya. (2) 30 April 1999: Hasil pemeriksaan lab memperlihatkan jumlah virus hepatitis C didalam darah saya 857000 butir per milliliter (3) 18 Juni 1999: Hasil studi klinik mengatakan bahwa ada 6 macam genotype virus hepatitis C. Genotype 1a, 1b, 2a, 2b, 3a, 3b. Genotype yang saya miliki ialah genotype 1b, yang paling sukar disembuhkan dibandingkan genotype lainnya. (4) 22 Juni 1999: Liver saya di-biopsy. Hasil biopsy ialah: “CHRONIC PORTAL INFLAMMATION WITHOUT NECROSIS AND NONE TO MINIMAL PORTAL FIBROSIS CONSISTENT WITH CHRONIC HEPATITIS C.” (5) 31 Des 1999: Mulai pengobatan dengan Intron A dan Rebetol. (6) 29 Feb 2000: Fungsi liver saya menjadi normal kembali, lihat SGPT dan SGOT nya masuk kedalam daerah normal. (7) 30 Mar 2000: Virus didalam darah tidak terdeteksi lagi. Bukan berarti 0 jumlahnya. Bila jumlah virus lebih kecil dari 100 butir per milliliter maka mesin penghitung virus tidak bisa menghitung lagi sehingga dikatakan “tidak terdeteksi” atau “negative.”
Subject: Re: [X-IMail-SPAM-Connection] Re: apa yang anda inginkan Date: Saturday 08 July 2006 02:21 From: Yohan Sumaiku <
[email protected]> To:
[email protected], Thomas Adidjaja
YS: Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang membuat satu keputusan. Waktu itu (Mei 1989) saya pergi ke Amerika hanya dua minggu. Maksudnya hanya ingin meninjau saja. Saya pergi bermalam dirumah paman saya di SF satu minggu lantas saya ke Golden, Colorado dan bermalam diapartemen teman saya yang baru lulus Ph.D. satu minggu juga. Seperti sudah diketahui, saya ini mengidap astma yang berat. Ketergantungan kepada obat astma setiap hari. Ketika ke Amerika, karena takut kena serangan astma, saya membawa obat astma satu kantong kresek banyaknya. Malm pertama bermalm dirumah paman saya, melihat rumahnya pakai karpet, saya sudah senewen duluan. Wah pakai karpet, pasti bau nih, nanti malam bisa astma. Saya tidak ingat
persisinya apakah malam pertama sebelum tidur saya makan obat astma atau tidak. tetapi yang jelas selama dua minggu itu pada akhirnya saya tidak amakn obat astma tsb. Saya bawa pulang hampir seluruhnya. Mungkin hari pertama atau kedua saya makan karena saya ketakutan. Tiba di Jakarta, yang pertama saya ceriterakan ialah saya tidak astma, udaranya bersih di Colorado dan dirumahnya paman saya di SF. Saya bilang sama istri saya kalau saya mau ke Amerika saja, sebab saya tidak akan makan obat astma tiap hari dan itu berarti saya akan menjadi lebih sehat. Sedangkan di jakarta, setiap pagi dan malam mau tidur saya akan makan obat astma satu butir (dalam keadaan tidak kena serangan astma). (Catatan: Waktu itu dokter belum mengetahui bahwa saya mengidap Hepatitis C, tahun 1991 hasil test darah mengatakan saya mengidap Hepatitis C). Apa alasannya saya mau ke Amerika? Kebetulan memang saya kepingin sekolah lagi, yah akhirnya mendaftar sekolah saja. Alasan
untuk masa depan anak memang merupakan bahagian dari keputusan saya juga. Alasan untuk memperoleh hidup yang lebih aman juga merupakan bagian dari keputusan saya juga. Kebetulan istri saya penuh pengertian dan dia mau menemani saya ke Amerika, padahal waktu itu kebun anggreknya lagi maju-majunya, penghasilan dari anggrek saja sudah besar sekali belum lagi dari gaji saya kerja diperusahaan asing. Begitulah kira-kira ceritera singkat kenapa saya sampai di Amerika.
I.
Cerita Tentang SD Negeri di Golden, Colorado Oleh: Yohan Sumaiku
Foto sesudah pelantikan Ph.D., dari kiri ke kanan: Yolanda-Lanny-Professor Theodore Bickart (President of Colorado School of Mines)
Yohan Sumaiku adalah anaknya ibu Sulastinah bekas Kepala Sekolah SMP-K Sukabumi perioda (19?-19?). Ini hanya satu cara untuk saya mengucapkan terima kasih kepada ibu saya. Waktu dulu saya berusaha memenuhi janji kalau saya bisa mencapai doktor saya dan ibu saya masih bisa melihat saya. Ternyata saya gagal. ketika saya pulang (Juli-Oktober 1997) untuk ngumpulin data bahan disertasi saya, ibu saya dalam keadaan kritikal sekali dan sebelum saya kembali ke Golden ibu saya juga kembali ke pangkuan Bapak di surga. Satu hal yang membuat hati saya lega, semalam sebelum ibu saya berpulang dia bilang dia melihat Yesus. Keesokan paginya ibu saya meninggal.
Sebelum saya mulai cerita sedikit tentang pendidikan di US (Golden, Colorado), saya berpesan supaya cerita saya ini jangan dijadikan patokan, ini hanya pengalaman pribadi mengenai pendidikan SD di Golden, Colorado. Kemungkinan juga pendidikan di Indonesia pada umumnya sudah sama dengan di US (maaf, karena sudah agak kelamaan meninggalkan tanah air, jadi nggak tahu persis keadaan pendidikan di Indonesia pada umumnya). A. Total jam per tahun untuk anak SD Public School (Golden, Colorado) Anak SD Public School rata-rata sekolah 180 hari per tahunnya (sudah dipotong summer, Natal-Tahun Baru, Spring Break, Thanksgiving, Sabtu, Minggu, dan liburan lainnya). Per hari mereka belajar 6 jam full, 8 -12; 12:30 -2:30. Satu tahun dibagi di dalam 4 kwartal. Bagaimana
dengan di Indonesia? Apakah hari Sabtu masih masuk sekolah atau liburan?
Acara Field Day pada Tutup Tahun Pelajaran 21 Mei 1999. Ini adalah perlombaan antar kelas, kelas 5 sedang berpegang pegangan tangan berjalan diatas balok plastik hijau dan tiap anak harus melalui lingkaran hulla hoop dan rintangan rintangan lainnya. Yang dihitung adalah kecepatan waktu dan tidak melakukan kesalahan dari setiap kelas. Di sebelah kanan adalah guru kelas 5 anak saya, Miss Anita Burchett. Anak saya yang ketiga dari sebelah kiri, pakai kaos hitam dan celana pendek jean hitam. B. Bahan-bahan pelajarannya adalah: Reading; Mathematics; Science; dan Social Study. Di samping itu diberikan juga Physisc (Olah Raga); Musics; dan Kesenian (Arts). B1. Reading Tiap minggu anak harus belajar membaca satu buah buku dan membuat ringkasannya. Di library tersedia berjenis-jenis buku untuk anak-anak kelas 1; 2; 3; 4; 5; 6. Untuk kelas 5 diharuskan baca buku yang tebalnya paling sedikit 50 halaman. Guru yang menetapkan, bacaan minggu ini tentang history, minggu depan tentang biography, lalu science, dst. Ringkasan harus jelas, judul buku; pengarang; main characters/tokoh cerita; intisari cerita; lalu ringkasan cerita yang sedikit lebih detail. Harus satu halaman saja. Di setiap kwartal harus membuat makalah. Kwartal terakhir anak saya membuat makalah tentang Indonesia. Makalah tersebut harus terdiri atas introduction, chapters (paling sedikit tiga bab, misalnya bab sejarah; bab kebudayaan; bab sebelum kemerdekaan; bab sesudah kemerdekaan; bab kesimpulan dan penutup).
Makalah ini harus diberikan kepada guru dalam bentuk: (1) Acuan persiapan; (2) Acuan menengah di mana tulisannya masih kasar; (3) Grammar checks; (4) Hasil finalnya. Makalah ini harus dipresentasikan di depan kelas, ringkasan bacaan yang tiap minggu kadang-kadang dipresentasikan juga di depan kelas. Di samping membaca, tiap minggu diberikan 20 kata-kata baru, dan tiap minggu ada test spelling untuk kata-kata baru itu. Saya sendiri ikut belajar kata-kata baru itu (vocabulary), karena banyak kata-kata yang buat saya baru juga. B2. Mathematics Tiap anak memperoleh satu text book dan satu workbook. Text book tebalnya bisa sampai 400 halaman. Satu tahun math text book ini bisa habis kira-kira setengahnya lebih. Tiap hari ada PR matematika yang diambil dari workbook itu, tiap satu minggu sekali ada tes matematika. Di dalam matematika ini, saya melihat ada banyak persamaan tersamar. Waktu jaman saya (1950-an) kita harus belajar buta matematika, dihafal sampai jadi mengerti. Di sini, matematika, diberikan dasarnya, lalu latihannya separuh bersifat drill, separuh lagi dalam bentuk persamaan tersamar. B3. Science Guru science berbeda dengan guru sehari-hari. Anak pindah ruangan untuk belajar science. Mereka belajar science tentang nature, fisika, biologi (hanya dasarnya saja). Kemarin ini guru sciencenya anak saya memperlihatkan isi perut kodok yang sudah dibuka. Setiap tahun ada Science Fair. Tidak diwajibkan untuk turut serta, tetapi anak saya selalu berpartisipasi di dalam Science Fair. Mau membahas apa? Tentang geologi; kedokteran; fisika dll. Ada anak yang membahas tentang serangga. Mereka harus membuat peragaannya; mengumpulkan jenis serangga yang mau dibahas. Di
dalam ruangan olahraga pada hari Science Fair, setiap anak harus mempresentasikan hasil penelitiannya selama 8 menit di hadapan judge sebanyak 4 orang. Judge didatangkan dari luar sekolah. Kalau presentasinya paling bagus dapat hadiah pita dengan tulisan "Grand Prize"; bagus dapat pita "First Place"; kurang bagus dapat pita "Second Place". Semua anak dapat pita, tidak ada yang tidak dapat pita. Science Fair ini bagus sekali untuk merangsang anak-anak belajar research dan mencintai ilmu pengetahuan. Bahan-bahan yang dipakai juga tidak mahal, banyak barang-barang bekas yang dipakai. Saya melihat Science Fair ini sangat positif untuk perkembangan anak-anak. Untuk turut partisipasi di dalam Science Fair, persiapannya paling tidak tiga bulan di muka. Apakah Science Fair juga sudah dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia? Saya kira biayanya tidak mahal. B4. Social Study Waktu dahulu mungkin Pak Bambang pernah mendengar cerita, kalau anak-anak Eropa tidak belajar peta bumi Indonesia. Mereka nggak tahu di mana letaknya Indonesia, Thailand, Malaysia, Suriname, atau Argentina di dalam peta. Sekarang mereka belajar peta dunia. Bukan hanya peta dunia tok, mereka diberitahu tentang kebudayaan di negara tersebut. Kwartal pertama teman sekelas anak saya belajar tentang Jepang. Lalu mereka membuat sandiwara singkat tentang Jepang, diperagakan di depan kelas-kelas lainnya dan di depan orang tua murid. Lalu mereka belajar tentang suku Aztec, Mexico, Afrika, dlsb. Di dalam social study, ada pekerjaan rumah juga, harus pergi ke library untuk mencari jawabannya. B5. Olah Raga - Music - Arts Di dalam satu kwartal, setiap kelas diberikan secara bergiliran satu minggu olah raga; satu minggu musik dan satu minggu kesenian. Olah raga, dituntut untuk bisa bekerja sama, mereka selalu menekankan "team work". Di samping itu juga ada pelajaran loncat tali, bola basket, dlsb. Setiap tutup tahun pelajaran ada Field Day, pertandingan antar anak-anak dan antar kelas. Sebagian bersifat individu, sebagian bersifat team. Tiga tahun yang lalu, pertandingan semuanya bersifat
individu. Lari 50 meter, loncat jauh, lari- buka sepatu - pasang sepatu lari kembali ke titik start; dorong ban bekas; lempar frisby; lempar sepatu sendiri, dlsb. Nomor satu dapat pita biru, nomor dua pita merah; dst. Sekarang pertandingan sejenis ini tidak dilakukan lagi. Alasannya (mungkin, saya harus check) terlalu kejam, anak-anak adalah anak-anak, ada yang kurang sehat sehingga tidak dapat pita biru (no. 1), ada yang kebanyakan dapat pita biru, sehingga banyak usulan supaya pertandingan diubah caranya. Supaya semua anak memperoleh encouragement yang sehat. Pertandingan sekarang adalah bersifat team work. Sebagian bersifat individu, tetapi tidak dipertandingkan langsung. Misalnya loncat jauh. Kalau anak bisa loncat lebih jauh dari 12 feet dapat nomor satu, loncat 10-12 feet dapat nomor dua, dst. Jadi, anak tidak merasa bersaing dengan anak lain. Tidak ada juara satu mutlak. Kalau bisa loncat lebih jauh dari 12 feet ya dapat nomor satu gitu. Dalam bola basket, kalau bisa masukkan bola 12 kali di dalam 3 menit dapat nomor satu. Saya melihat Field Day ini juga sehat sekali bagi anak- anak. Mereka semua bergembira, tidak merasa kalah atau menang. Lain waktu 3 tahun yang lalu, ada banyak anak merasa menang lalu kasih lihat pita birunya banyak sekali. Ada anak yang jadi sedih dan kecewa karena tidak pernah dapat pita biru (nomor satu). Kalau sekarang suasananya lain. Apakah Field Day juga dilakukan di Indonesia? Kalau seandainya belum, saya kira biaya untuk field day tidak mahal, bisa dilakukan di Indonesia, dengan macam-macam pertandingan yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Misalnya lari 50 meter, loncat jauh, lompat karung, dlsb. Music Anak-anak wajib belajar musik. Mereka sudah dapat not balok dari kelas dua SD. Mereka diperkenalkan dengan musik-musik klasik barat. Di samping itu mereka juga diperkenalkan musik-musik dari negara lainnya, mulai dari Amerika Selatan, Jepang, China, sampai gamelan Bali. Banyak alat-alat musik yang diperagakan. Di samping tiu ada koor sekolah, tiap Kamis selesai sekolah, dari 2:30 - 3:30 ada koor sekolah. Satu tahun sekali koor sekolah membuat presentasi. Mei yang lalu koor sekolah membuat sandiwara dan bernyanyi tentang
Rain Forest "Bodhi and the Rainforest". Inti cerita sederhana saja, yaitu membuat anak-anak cinta tanaman, cinta environment, cinta rain forest yang ada di Brazil, Indonesia dll. Sandiwara dan menyanyi ini persiapannya hampir 5 bulan di muka. Partisipasi dari orang tua murid besar sekali. Guru musiknya hampir tiap Kamis pulang malam untuk mempersiapkan sandiwara ini. Saya ada video rekamannya, kalau Pak Bambang mau, saya bisa minta izin dari guru musiknya untuk dibuatkan satu copy. Arts Anak-anak diajarkan melukis, kerajinan tangan keramik, membuat pot dari clay, weaving/merajut, dll. Bahan-bahannya umumnya dari barangbarang bekas. Kelihatannya padat sekali. Anak saya meluangkan waktu di rumah sekitar dua jam untuk membuat PR. Sesudah itu dia harus latihan piano. Les senam seminggu sekali, les ice skating dua kali perminggu dan les piano dan bernyanyi. Kalau melihat pendidikan yang diberikan kepada anak SD Public School ini (sekolah negeri), kelihatannya cukup bagus untuk mengembangkan kepribadian anak secara utuh, mereka dapat pelajaran sekolah yang dasar yaitu baca, berhitung dan science, mereka diberikan dasar olah raga, musik dan kesenian. Mereka tidak pernah diberikan pelajaran yang berbau politik seperti PMP dlsb. Memang tidak seratus persen sempurna, banyak hal yang perlu dibenahin di sini, terutama pendidikan moral. Anak-anak di sini terlalu berani mengambil keputusan tanpa konsultasi dengan orang tua. Pak Bambang tentu sudah tahu tentang penembakan yang terjadi di Columbine High School, Colorado, itu hanya 20 menit driving dari tempat saya. Anak-anak muda terlalu bebas, melalui internet, news, TV, film, dlsb. Mereka terlalu cepat dewasa. Di samping itu di sini tidak ada undang-undang yang ketat untuk membatasi kepemilikan senjata. Kalau bapaknya teledor simpan senjata di rumah, si anak bisa ambil dan dipakai untuk menembak teman sekolahnya. Statistik mengatakan di Amerika, hampir tiap satu hari ada anak membunuh anak lainnya.
Pak Bambang, ini adalah sekedar cerita mengenai pengalaman pendidikan di satu sekolah kecil di US. Seandainya Pak Bambang berminat untuk memperoleh kurikulum resminya, saya bisa menghubungi departemen pendidikan setempat untuk memperoleh informasi yang Pak Bambang inginkan. Saya masih suka baca Kompas dan Suara Pembaharuan melalui internet. Saya pernah membaca, almarhum Romo Mangun mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia harus diubah total, Kak Seto (yang suka muncul di TV) mengatakan pendidikan anak-anak kita tidak merangsang anak untuk berani maju ke depan dan kreatif. Apakah pernyataan itu betul semua? Bersama ini saya juga ingin menceritakan sedikit tentang Jefferson County School. Jefferson County terletak di atas pegunungan Rocky Mountain, Colorado, ketinggian rata-rata 1800-2000 meter di atas laut. Jefferson County luasnya 780 mile persegi atau 45 X 45 km persegi. Jumlah penduduk di Jeff County 498,000 orang. Jumlah sekolah SD Negeri ada 92, Middle School (SMP Kelas 1 dan 2) ada 18 Senior High (grade 9-10-11-12) ada 16 dan 8 option school serta 9 charter school. Jumlah total murid semua 89.500 anak-anak. Student/Teacher ration 43.5 teachers per 1,000 elementary students, dan 42.5 teachers per 1,000 secondary students. Biaya sekolah per murid $ 4,626 per tahun. Biaya ini dibayar oleh Tax Payernya Colorado. Anak-anak sekolah public tidak membayar uang sekolah sampai selesai SMA, kecuali anak TK bayar uang sekolah. Di samping Public School masih banyak sekolah swasta di JeffCo, umumnya sekolah swasta yang mengajarkan agama Kristen, sekolah swasta ini biasanya pakai disiplin dalam berpakaian, pelajaran agama dll. Mengenai mutunya sih, nggak selalu swasta lebih bagus, tergantung bagaimana komposisi guru-gurunya saja. Kalau mau dibilang rata-rata sekolah swasta lebih tinggi dari public school, bisa jadi juga, ini dikarenakan sekolah public tidak menyaring anak-anak, siapapun harus memperoleh sekolah sampai selesai SMA. Kalau anak itu tidak mampu tidak pernah dikeluarkan dari public school, lain
halnya dengan sekolah swasta, saya dengar sekolah swasta tidak mau menerima anak yang tidak mampu. Yohan Sumaiku (alumni BPK Penabur KPS Sukabumi).
Foto anak saya, Yolanda, dilatar belakang adalah gedung sekolah Mitchell Elementary School.
THERE IS NO DUMB QUESTION Yohan Sumaiku kini punya profesi baru yaitu menjadi guru di Amerika Serikat. Inilah masukannya yang mungkin bermanfaat untuk guru-guru BPK PENABUR. At 12:50 24/05/02 -0400, Yohan Sumaiku wrote: Pak Bambang yth.: Sementara ini sih belum ada pengalaman yang banyak. Hanya satu hal yang saya lihat disini. Guru atau dosen selalu memberikan dorongan positif kepada murid atau mahasiswanya. There is no dumb question. Tidak ada pertanyaan yang bersifat bodoh. Jadi, murid ataupun student berani bertanya. Kalau ada pertanyaan yang 'sederhana' (maksudnya yang mudah dijawab), murid atau student didalam kelas tidak ada yang mentertawakan si penanya tsb. Guru atau dosenpun akan menerangkan dengan serius. Situasi environment seperti ini diperlukan sekali didalam environment pendidikan di Indonesia. Saya sudah meninggalkan Indonesia cukup lama, waktu jaman saya, kalau ada teman mengajukan pertanyaan sederhana, beberapa teman dikelas akan mulai mengolok-olokan si penanya, 'yang gituan saja ditanya' 'bodo lu' , 'bego lu', dlsb. bahkan kadang-kadang ada guru juga yang menjawab 'masa yang beginian saja ditanyakan?' sudah baca text book nya belum' dlsb. Kelihatannya ini soal kecil, tetapi discouragement seperti ini bisa membuat sang anak atau student mogok bertanya karena merasa malu, dan akhirnya siswa atau mahasiswa tsb. jadi tertinggal dikelas, lantas disimpulkan
IQ nya rendah misalnya. Saya tidak tahu, apakah keadaan seperti ini sudah berubah sekarang. Kalau belum, ya sebaiknya mulai di ubah. Sekian dahulu dan salam. Yohan
I.
YOHAN SUMAIKU & VOA Pada hari Senin, tanggal 31 Mei 2004, Yohan Sumaiku, alumni BPK PENABUR, yang kini menjadi dosen di Amerika Serikat, telah diwawancara oleh Voice of America dan disiarkan oleh MetroTV di Jakarta.
From: Bambang Gunawan To: [email protected] Subject: [milis-info-bpk] Alumnus BPK PENABUR diwawancara oleh Voice of America Date: 24 Jun 2004 13:56:27 +0700 Dear all, Pada hari Senin, tanggal 31 Mei 2004, Yohan Sumaiku; http://yohan.penabur.org/ ; alumnus BPK PENABUR, yang kini menjadi dosen di Regis University, Denver, Colorado, Amerika Serikat, telah diwawancara oleh Voice of America tentang Belajar Jarak Jauh (Distance Learning) dan disiarkan oleh Metro-TV di Jakarta serta J-TV di Surabaya. Rekaman wawancara dalam bentuk kaset video dan VCD telah dimiliki oleh Bidang Komunikasi, HUMAS BPK PENABUR Jakarta. Bagi yang membutuhkan dapat dipinjam atau dicopy. From: Irwan Gunawan/Liem Tjiauw Bing Date: 24 Jun 2004 18:07:38 +0700 Dear Pak Bambang, kepengen sekali pinjam VCD dari Regis university, barangkali bisa lebih pinter, bagaimana prosedurnya?, Salam .....Irwan Gunawan/Liem Tjiauw Bing
On Thu, 2004-06-24 at 23:03, Sumaiku wrote: Pak Bambang yth.: Terima kasih banyak Pak untuk memasukkan foto-foto saya sewaktu diwawancara di VOA. Kalau saya mau pesan VCD nya apakah bisa Pak? Berapa harganya? Nanti akan saya minta supaya keponakan saya ambil dikantor Pak Bambang. Terima kasih banyak. salam, Yohan Date: Friday 25 June 2004 11:18 am From: "Rektor Maranatha" Pak Bambang Gunawan yg baik, Senang dapat berita tentang Pak Yohan Sumaiku mengenai distance learning. Kalau boleh dapat VCD rekaman wawancaranya bagai mana caranya ? Saya ingin menjajagi kemungkinan kerjasama tentang distance learning untuk UK Maranatha. Informasi tambahan tentang P Yohan Sumaiku, kalau memang itu orangnya yg saya kenal, dia adalah alumni Teknik Perminyakan ITB. Ibunya adalah Ibu Lie ? (Pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAK - BPK Penabur Sukabumi). Waktu di Jakarta dia pernah tinggal dirumah ibu saya di Jl. Patiunus - Kebayoran Baru. Untuk coba menjalin kontak, saya sudah kirim juga email kepada P Yohan ke [email protected] (mudah-2-an benar alamatnya). OK, terima kasih atas beritanya & salam dari kami yg di Bandung. Bambang S.P. Abednego YOHAN SUMAIKU & ISA ISMAIL From: Yohan Sumaiku Date: 01 Jun 2004 15:13:09 -0400 Pak Isa dan Pak Bambang yth.: Berikut ini saya kirimkan tiga buah foto ketika kita selesai lunch di Holiday Inn. Senang sekali ngobrol-ngobrol dengan Pak Isa, mudahmudahan dilain waktu kita bisa jumpa lagi. Pak Bambang, foto-foto ini dibuat setelah selesai wawancara "Salam VOA" untuk J-TV. Pak Isa mengundang saya makan siang direstoran didalam hotel Holiday Inn tempat saya bermalam. Kebetulan hari itu adalah hari besar liburan "Memorial Day" (kalo tak salah, sama dengan hari Veteran deh), jadi ada balon-balon plastik pakai bintang merah
biru. Sekian dahulu dan salam sejahtera, Yohan Sumaiku
Yohan Sumaiku dan Isa Ismail, wartawan VOA, teman lama Bambang Gunawan. Baca: BERKAT INTERNET, SETELAH 30 TAHUN KETEMU TEMAN LAMA
Kiri: Isa Ismail tahun 2004, kanan: Isa Ismail tahun 1985
Balon-balon plastik pakai bintang merah biru "Memorial Day"
II.
Apa Akibatnya Dari Pembakaran Sampah di Pekarangan Rumah Tangga dan Pembakaran/Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan Oleh: Yohan Sumaiku
(1) Pendahuluan Mungkin sudah sering sekali orang menulis mengenai topik ini. Meskipun begitu saya mencoba memberanikan diri untuk menulis topik ini untuk memberikan tambahan informasi bagi para pakar yang sudah mengetahuinya. Tulisan ini ingin sekedar membicarakan masalah kita bersama dimana pembakaran sampah diudara terbuka bisa memberikan dampak kesehatan karena gas gas racun (dioksin dan furan) yang diproduksi dari pembakaran sampah tersebut. Tulisan ini juga disertai beberapa usulan usulan yang mungkin sebahagian sudah dijalankan oleh kita. (2) Sampah rumah tangga yang dibakar di udara terbuka Sebuah keluarga didaerah yang jauh dari kota besar di Amerika (daerah rural) yang beranggotakan empat orang membakar sampah rumah tangga mereka didalam drum dipekarangan belakang rumah mereka. Asap pembakaran sampah ini (catat: dari satu rumah tangga) menghasilkan racun udara dioksin dan furan yang sama banyaknya dengan racun udara yang dikeluarkan oleh mesin pembakar sampah rumah tangga (biasa disebut Municipal Waste Combustor, atau MWC, atau incinerator) yang sanggup melayani puluhan ribu rumah tangga. Ini adalah praktek biasa sehari hari yang dilakukan oleh masyarakat Amerika didaerah rural. Laporan dari U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA) dan Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga didalam pekarangan adalah salah satu sumber polusi yang paling parah di Amerika. Dari hasil penelititan yang intensif dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga pada kondisi
pembakaran dan suhu yang rendah dapat menimbulkan gas racun dioksin dan furan, demikian dikatakan oleh Paul Lemieux, Ph.D., salah seorang peneliti dari National Risk Management Research Laboratory, US-EPA. Pengukuran emisi dari pembakaran sampah rumah tangga didalam sebuah drum berukuran 200 liter telah dilakukan di Carolina Utara ditempat percobaan fasilitas pembakaran dari EPA. Sampah yang dibakar adalah sampah yang biasanya dibakar oleh sebuah rumah tangga yang terdiri dari surat kabar bekas, buku, majalah, surat, karton, karton susu, sampah makanan, beberapa jenis plastik, kaleng dan botol. Oli gemuk, minyak bekas, ban bekas, dan bahan cat atau bahan rumah tangga yang bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak diikut sertakan didalam percobaan tersebut. Sesudah itu, hasil pembakaran percobaan ini dibandingkan dengan hasil pembakaran dari alat pembakaran rumah tangga yang terkendali (MWC/incinerator) yang menghasilkan dioksin yang lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh EPA. Ternyata hasil pembakaran rumah tangga ini menghasilkan senyawa polychlorinated seperti dioksin didalam jumlah yang sangat jauh lebih besar daripada hasil pembakaran alat MWC yang sanggup melayani puluhan ribu sampah rumah tangga. Dibanyak daerah di Amerika Serikat, pembakaran sampah diudara terbuka sudah dilarang. Daerah yang masih diperbolehkan membakar sampah diudara terbuka adalah daerah rural. Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan terhadap binatang percobaan seperti pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal. (3) Dioksin dan Furan, dan dampaknya terhadap kesehatan. Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD); (b)
Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB). PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan yang secara tidak sengaja terjadi didalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses industri kimia. PCB dengan sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai produksi tersebut dilarang ditahun 1977. Di Amerika Serikat, tingkat dioksin sudah menurun terus sejak awal tahun 1970-an sebagai akibat dari aksi aksi pembersihan serta peraturan dari negara bagian dan pusat. Meskipun begitu, tingkat dioksin yang ada sekarang masih harus tetap menjadi perhatian. Dioksin bersifat ada terus menerus (persistent) dan terakumulasi secara biologi (bioaccumulated), dan tersebar didalam lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Tingkat konsentrasinya rendah, sampai parts per trillion (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang kehidupan dan ada terus bertahun tahun, walaupun tidak ada penambahan lagi kedalam lingkungan. Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker dan efek lainnya terhadap binatang dan manusia. Dioksin termasuk kedalam kelas bahan yang bersifat carcinogen (yang menyebabkan kanker). Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.' Dioksin dapat terdeteksi di udara, tanah, lapisan sedimen dan makanan. Dioksin ditranspor terutama melalui udara dan terkumpul dipermukaan tanah, bangunan, jalanan, kaki lima, air dan daun daunan. Kebanyakan dioksin berasal dari produksi sampingan dari suatu pembakaran. Dioksin banyak dikeluarkan oleh sumber sumber sbb.:
Tempat pembakaran sampah perumahan (MWC, incinerator) Pembakaran sampah rumah tangga dipekarangan/udara terbuka
Pemakaian kayu bakar untuk masak Kebakaran hutan Tempat pembakaran bekas alat alat kedokteran Peleburan tembaga tahap kedua Tempat pengeringan semen di pabrik semen (cement kiln) Pembangkit listrik tenaga batubara Pemutihan (dengan bahan khlor) bubur kayu dipabrik pembuatan kertas
Kebanyakan kita ter expose (terkena) dengan dioksin dari makanan yang kita makan khususnya dari lemak binatang yang berhubungan dengan daging sapi, babi, unggas, ikan, susu, dan produk produk susu. Disamping dioksin dan furan, pembakaran sampah didalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan bahan racun lainnya. Particulate Matter ini bisa berukuran 10 mikron (kira kira sama dengan rambut kita yang dibelah tujuh), biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini, sehingga PM10 ini bisa masuk kedalam paru paru kita dan bisa mengakibatkan sakit gangguan pernafasan (astma dan paru paru, dlsb.) (4) Masalah Kita Bersama Kita masih banyak melihat pembakaran sampah dipekarangan rumah rumah tangga setiap hari, dan ini kelihatannya merupakan hal yang biasa. Apabila kita terbang dengan pesawat udara dari Jakarta kedaerah lain, ketika pesawat mau naik atau mau mendarat, kita melihat banyak sekali halaman halaman rumah penduduk membakar sampah mereka. Bisa kita bayangkan berapa banyak polusi udara yang ditimbulkan setiap harinya dari hasil pembakaran sampah ini. Didalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara cara ini lebih praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang yang panjang. Didalam jangka waktu yang panjang, cara cara seperti ini sebenarnya lebih merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan negara
secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama lama menjadi bukit. Polusi ini perlahan lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernafasan (astma, paru paru dll.). Orang orang tersebut yang seharusnya bisa bekerja 8 jam per hari tanpa sakit sepanjang tahun, bisa bekerja kurang dari 8 jam per hari dan sakit beberapa hari per tahunnya. Orang tersebut dirugikan karena kehilangan upah hariannya ditambah harus keluar biaya membayar mantri/dokter dan membeli obat. Disamping itu, masih ada lagi kerugian lainnya bagi individu yang sakit itu. Dia kehilangan kenikmatannya dimana dia seharusnya bisa menikmati hari liburnya (misalnya Sabtu dan Minggu) bersama anak dan isterinya, karena sakit, harus diam dirumah. Kehilangan kenikmatan sejenis ini, kalau kita mau, masih bisa digambarkan dalam bentuk uang. Secara keseluruhan negara juga dirugikan karena mempunyai rakyat yang sebagian tidak bisa kerja efisien karena sakit. Ditambah lagi negara harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurus dan mengobati rakyat yang sakit gangguan pernafasan. Belum lagi dihitung biaya pengobatan untuk rakyat yang menderita kanker paru paru. Jadi, kalau dilihat secara kasarnya (tanpa perhitungan ekonomi yang detail), lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Sekedar sebagai informasi tambahan, penyakit paru-paru adalah penyakit penyebab kematian nomor 3 di Amerika Serikat dengan total penduduk sekitar 280 juta jiwa, dan setiap tahun ada sekitar 335.000 orang meninggal karena sakit paru paru dan ada sekitar 30 juta orang yang menderita sakit paru paru kronis. Biaya untuk menanggulangi penyakit pneumonia, influenza, kondisi pernapasan akut, dan asthma adalah 34.2 milyar dollar pertahunnya, atau 324.900 milyar rupiah dengan nilai tukar US$1.00=Rp.9500.00. Angka didalam rupiah ini mungkin tidak 100 prosen tepat, tetapi paling tidak cukup mendekati, karena banyak obat obatan dan alat alat pengobatan yang diproduksi masih mengandung banyak komponen impor yang dinilai didalam dollar. Disamping itu jumlah penderita penyakit yang sama di Indonesia kemungkinan besar jumlahnya lebih besar dari jumlah penderita penyakit yang sama di Amerika Serikat.
Bagaimana kita mengatasi masalah kita bersama ini? Masalah lingkungan sebenarnya bukanlah masalah yang kompleks kalau kita mau memperhatikannya semenjak dini. Kalau kita ambil contoh sebuah rumah tangga, masalah lingkungan ini mirip seperti bagaimana kita merawat rumah tangga kita, lantai disapu dan di pel, yang pakai karpet lantainya di vakum. Pakaian sehari hari dicuci, mandi tiap pagi dan sore, sikat gigi. Air ledeng kalau tidak perlu dipakai dimatikan, lampu listrik kalau tidak dipakai dimatikan. Semua ini kita biasa lakukan dirumah, dan kalau kita lakukan setiap hari, lama lama menjadi kebiasaan yang baik. Coba bayangkan kalau kita tidak menjalankan kebiasaan baik ini, setelah satu tahun, bagaimana keadaan rumah kita, bagaimana dengan kesehatan kita? Berapa biaya yang kita harus keluarkan untuk memperbaiki rumah yang rusak dan badan yang sakit? Sekali lagi, ini hanya sekedar contoh, kami percaya bahwa para pembaca yang budiman sudah pasti sudah menjalankan ini semua. Sekarang bagaimana dengan sebuah negara yang terdiri dari kumpulan rumah tangga kita ini. Tentunya persoalan tidak sesederhana seperti sebuah rumah tangga. Didalam tulisan ini ada beberapa usulan (yang mungkin sebahagian sudah dilaksanakan). Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan kita ada beberapa jalan yang perlu kita jalankan semua secara simultan. Jalan jalan tersebut yaitu melalui: 4.1. Jalur Pendidikan 4.2. Perundang undangan 4.3. Pelaksanaan Undang Undang 4.4. Teknologi 4.1. Jalur Pendidikan Pendidikan dapat dilakukan didalam jalur informal (didalam rumah tangga dan tempat tempat ibadah) dan jalur formal melalui sistim sekolah yang dimulai dari Taman Kanak Kanak sampai dengan
Universitas. Melalui penjelasan penjelasan yang diberikan oleh Kantor Kantor Lingkungan kepada komunitas setempat. Misalnya penjelasan mengenai akibat dari gas beracun seperti dioksin, furan, PM10, dll. kepada kesehatan manusia terutama sakit pernapasan. Berapa besar biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk merawat rakyat yang sakit pernapasan, dan berapa besar sebuah rumah tangga harus mengeluarkan biaya untuk mengobati sakit pernapasan. Semenjak kecil anak anak diajarkan dirumahnya maupun disekolah untuk cinta lingkungan dan sadar lingkungan, melalui peragaan, film film, dan yang terutama ialah orang tua memberikan contoh yang baik kepada anak anak didalam rumah tangganya masing masing. 4.2. Perundang undangan Kelihatannya kita sudah mempunyai undang undang yang cukup lumayan lengkap. Misalnya Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab III, Pasal 7, Ayat 1 mengatakan "Setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan." Yang dimaksudkan dengan `bidang usaha' disini tidak harus selalu orang yang menjalankan usaha industri, sebuah rumah tanggapun bisa dimasukkan kedalam kategori sebuah usaha rumah tangga. Karena ada orang tua dan anak anak, usaha rumah tangga adalah usaha untuk menghidupkan rumah tangga, membesarkan, mendidik, menyekolahkan anak anak dlsb. Untuk ini semua diperlukan energi, dan hasil pembakaran energi menghasilkan polusi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-02/MENKLH/I/1988 Tanggal 19 Januari 1988, kita juga sudah mempunyai batasan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Didalam hal ini baku mutu udara emisi tidak harus selalu diterapkan kepada industri saja, bisa juga diterapkan kepada industri rumah tangga. Apabila sebuah rumah tangga memproduksi polusi dalam jumlah yang kelihatan kecil padahal cukup berarti, maka untuk ribuan rumah tangga akan menimbulkan polusi yang cukup berarti bagi lingkungan rumah tangga tersebut.
4.3. Pelaksanaan Undang Undang Dari berita berita dibeberapa surat kabar terlihat bahwa masih banyak pelanggaran undang undang lingkungan dan juga pelanggaran perijinan lingkungan. Dengan keterbukaan pers dimasa reformasi ini, sekarang kita bisa membaca/mendengar tentang masih banyaknya industri yang belum terlalu sadar lingkungan. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga bisa kita lihat dari 10 penyakit terbesar sakit pernapasan menduduki peringkat ke-5 (13% dari populasi) sesudah sakit infeksi kulit, demam (fever), scabies, dan diarrhea. Ada kira kira 27 juta rakyat Indonesia yang mengalami penderitaan sakit pernapasan dikarenakan polusi udara. Polusi udara terjadi karena asap buangan idustri, kebakaran hutan secara sengaja dan tidak sengaja, dan juga sistim ventilasi udara didalam rumah tangga yang kurang baik. Sebuah contoh yaitu polusi udara yang ditimbulkan oleh pabrik semen yang berlokasi di Cibinong. 4.4. Teknologi Melalui teknologi kemungkinan masalah lingkungan yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih cepat lagi. Tetapi tentunya teknologi membutuhkan biaya. Diperbanyaknya pemasangan alat alat incinerator sampah disetiap daerah. Ada teknologi yang kita tidak harus impor dari luar negeri. Kita bisa buat sendiri dan tentunya akan memakan biaya lebih kecil daripada impor dari luar negeri. Misalnya tungku masak yang masih banyak dipakai oleh rumah tangga rumah tangga bisa di desain supaya polusinya lebih kecil dan panasnya lebih efisien (tidak terbuang percuma) dan bahan bakarnya dibuat dari coal bricket. Disediakan tempat tempat sampah dengan kotak yang terpisah pisah untuk bahan kertas, plastik, aluminium, dan sampah makanan. Diperbanyaknya tanda tanda serta simbol simbol diberbagai tempat keramaian agar supaya masyarakat menyayangi lingkungannya. Dilakukan pencatatan rutin dibanyak lokasi setiap tahunnya, misalnya pencatatan kadar asap atau debu dan zat zat lainnya diudara (biasanya PM10 atau PM2.5, CO2, SO2, NOx, Timah Hitam/timbal/lead). Nanti akan terlihat setelah beberapa tahun akan ada penurunan yang berarti bahwa
program pembersihan lingkungan berhasil. Disurat surat kabar diberitakan, misalnya tahun 2000 polusi udara dari sebuah daerah atau kota melebihi ambang batas untuk sekian hari, dan tahun berikutnya mengalami penurunan yang berarti ada perbaikan lingkungan berkat hasil program lingkungan. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai jangan membuang sampah sembarangan dan jangan membakar sampah sembarangan, pendidikan masalah lingkungan kepada anak anak disekolah serta usaha lainnya. Ada pencatatan rutin dari tahun ketahun mengenai jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan. Apakah jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan berkurang setiap tahunnya atau bertambah. Dari sini kita bisa melihat apakah program penurunan polusi udara berhasil atau tidak. (5) Kesimpulan Masalah lingkungan adalah masalah kita bersama yang kita harus jaga kebersihan dan kesehatannya. Melalui perawatan rutin hari lepas hari, biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih kecil dari pada menunggu sampai lingkungan kita rusak parah dan akan memakan biaya yang besar sekali. Mengelola lingkungan dengan mengatur diri sendiri melalui kesadaran yang diperoleh dari jalur pendidikan dirumah dan dimasyarakat memberi hasil yang lebih baik dari pada sistim command-and-control karena aparat hukum yang masih sarat dengan KKN. Mudah mudahan tulisan sederhana ini bisa membuat kita semakin mencintai lingkungan kita. Sumber Pustaka: (1) Kantor Environmental Protection Agency Amerika Serikat (US-EPA) (2) Environmental News Service (3) Guntingan guntingan berita dari harian harian Indonesia
Penulis adalah Environmental Specialist dari Fort Collins, Colorado, Amerika Serikat E-mail: [email protected]
III.
Apa Akibatnya Dari Pembakaran Sampah di Pekarangan Rumah Tangga dan Pembakaran/Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan Oleh: Yohan Sumaiku
(1) Pendahuluan Mungkin sudah sering sekali orang menulis mengenai topik ini. Meskipun begitu saya mencoba memberanikan diri untuk menulis topik ini untuk memberikan tambahan informasi bagi para pakar yang sudah mengetahuinya. Tulisan ini ingin sekedar membicarakan masalah kita bersama dimana pembakaran sampah diudara terbuka bisa memberikan dampak kesehatan karena gas gas racun (dioksin dan furan) yang diproduksi dari pembakaran sampah tersebut. Tulisan ini juga disertai beberapa usulan usulan yang mungkin sebahagian sudah dijalankan oleh kita. (2) Sampah rumah tangga yang dibakar di udara terbuka Sebuah keluarga didaerah yang jauh dari kota besar di Amerika (daerah rural) yang beranggotakan empat orang membakar sampah rumah tangga mereka didalam drum dipekarangan belakang rumah mereka. Asap pembakaran sampah ini (catat: dari satu rumah tangga) menghasilkan racun udara dioksin dan furan yang sama banyaknya dengan racun udara yang dikeluarkan oleh mesin pembakar sampah rumah tangga (biasa disebut Municipal Waste Combustor, atau MWC, atau incinerator) yang sanggup melayani puluhan ribu rumah tangga. Ini adalah praktek biasa sehari hari yang dilakukan oleh masyarakat Amerika didaerah rural. Laporan dari U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA) dan Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga didalam pekarangan adalah salah satu sumber polusi yang paling parah di Amerika. Dari hasil penelititan yang intensif dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga pada kondisi
pembakaran dan suhu yang rendah dapat menimbulkan gas racun dioksin dan furan, demikian dikatakan oleh Paul Lemieux, Ph.D., salah seorang peneliti dari National Risk Management Research Laboratory, US-EPA. Pengukuran emisi dari pembakaran sampah rumah tangga didalam sebuah drum berukuran 200 liter telah dilakukan di Carolina Utara ditempat percobaan fasilitas pembakaran dari EPA. Sampah yang dibakar adalah sampah yang biasanya dibakar oleh sebuah rumah tangga yang terdiri dari surat kabar bekas, buku, majalah, surat, karton, karton susu, sampah makanan, beberapa jenis plastik, kaleng dan botol. Oli gemuk, minyak bekas, ban bekas, dan bahan cat atau bahan rumah tangga yang bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak diikut sertakan didalam percobaan tersebut. Sesudah itu, hasil pembakaran percobaan ini dibandingkan dengan hasil pembakaran dari alat pembakaran rumah tangga yang terkendali (MWC/incinerator) yang menghasilkan dioksin yang lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh EPA. Ternyata hasil pembakaran rumah tangga ini menghasilkan senyawa polychlorinated seperti dioksin didalam jumlah yang sangat jauh lebih besar daripada hasil pembakaran alat MWC yang sanggup melayani puluhan ribu sampah rumah tangga. Dibanyak daerah di Amerika Serikat, pembakaran sampah diudara terbuka sudah dilarang. Daerah yang masih diperbolehkan membakar sampah diudara terbuka adalah daerah rural. Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan terhadap binatang percobaan seperti pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal. (3) Dioksin dan Furan, dan dampaknya terhadap kesehatan. Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD); (b)
Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB). PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan yang secara tidak sengaja terjadi didalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses industri kimia. PCB dengan sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai produksi tersebut dilarang ditahun 1977. Di Amerika Serikat, tingkat dioksin sudah menurun terus sejak awal tahun 1970-an sebagai akibat dari aksi aksi pembersihan serta peraturan dari negara bagian dan pusat. Meskipun begitu, tingkat dioksin yang ada sekarang masih harus tetap menjadi perhatian. Dioksin bersifat ada terus menerus (persistent) dan terakumulasi secara biologi (bioaccumulated), dan tersebar didalam lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Tingkat konsentrasinya rendah, sampai parts per trillion (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang kehidupan dan ada terus bertahun tahun, walaupun tidak ada penambahan lagi kedalam lingkungan. Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker dan efek lainnya terhadap binatang dan manusia. Dioksin termasuk kedalam kelas bahan yang bersifat carcinogen (yang menyebabkan kanker). Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.' Dioksin dapat terdeteksi di udara, tanah, lapisan sedimen dan makanan. Dioksin ditranspor terutama melalui udara dan terkumpul dipermukaan tanah, bangunan, jalanan, kaki lima, air dan daun daunan. Kebanyakan dioksin berasal dari produksi sampingan dari suatu pembakaran. Dioksin banyak dikeluarkan oleh sumber sumber sbb.:
Tempat pembakaran sampah perumahan (MWC, incinerator) Pembakaran sampah rumah tangga dipekarangan/udara terbuka
Pemakaian kayu bakar untuk masak Kebakaran hutan Tempat pembakaran bekas alat alat kedokteran Peleburan tembaga tahap kedua Tempat pengeringan semen di pabrik semen (cement kiln) Pembangkit listrik tenaga batubara Pemutihan (dengan bahan khlor) bubur kayu dipabrik pembuatan kertas
Kebanyakan kita ter expose (terkena) dengan dioksin dari makanan yang kita makan khususnya dari lemak binatang yang berhubungan dengan daging sapi, babi, unggas, ikan, susu, dan produk produk susu. Disamping dioksin dan furan, pembakaran sampah didalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan bahan racun lainnya. Particulate Matter ini bisa berukuran 10 mikron (kira kira sama dengan rambut kita yang dibelah tujuh), biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini, sehingga PM10 ini bisa masuk kedalam paru paru kita dan bisa mengakibatkan sakit gangguan pernafasan (astma dan paru paru, dlsb.) (4) Masalah Kita Bersama Kita masih banyak melihat pembakaran sampah dipekarangan rumah rumah tangga setiap hari, dan ini kelihatannya merupakan hal yang biasa. Apabila kita terbang dengan pesawat udara dari Jakarta kedaerah lain, ketika pesawat mau naik atau mau mendarat, kita melihat banyak sekali halaman halaman rumah penduduk membakar sampah mereka. Bisa kita bayangkan berapa banyak polusi udara yang ditimbulkan setiap harinya dari hasil pembakaran sampah ini. Didalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara cara ini lebih praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang yang panjang. Didalam jangka waktu yang panjang, cara cara seperti ini sebenarnya lebih merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan negara
secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama lama menjadi bukit. Polusi ini perlahan lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernafasan (astma, paru paru dll.). Orang orang tersebut yang seharusnya bisa bekerja 8 jam per hari tanpa sakit sepanjang tahun, bisa bekerja kurang dari 8 jam per hari dan sakit beberapa hari per tahunnya. Orang tersebut dirugikan karena kehilangan upah hariannya ditambah harus keluar biaya membayar mantri/dokter dan membeli obat. Disamping itu, masih ada lagi kerugian lainnya bagi individu yang sakit itu. Dia kehilangan kenikmatannya dimana dia seharusnya bisa menikmati hari liburnya (misalnya Sabtu dan Minggu) bersama anak dan isterinya, karena sakit, harus diam dirumah. Kehilangan kenikmatan sejenis ini, kalau kita mau, masih bisa digambarkan dalam bentuk uang. Secara keseluruhan negara juga dirugikan karena mempunyai rakyat yang sebagian tidak bisa kerja efisien karena sakit. Ditambah lagi negara harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurus dan mengobati rakyat yang sakit gangguan pernafasan. Belum lagi dihitung biaya pengobatan untuk rakyat yang menderita kanker paru paru. Jadi, kalau dilihat secara kasarnya (tanpa perhitungan ekonomi yang detail), lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Sekedar sebagai informasi tambahan, penyakit paru-paru adalah penyakit penyebab kematian nomor 3 di Amerika Serikat dengan total penduduk sekitar 280 juta jiwa, dan setiap tahun ada sekitar 335.000 orang meninggal karena sakit paru paru dan ada sekitar 30 juta orang yang menderita sakit paru paru kronis. Biaya untuk menanggulangi penyakit pneumonia, influenza, kondisi pernapasan akut, dan asthma adalah 34.2 milyar dollar pertahunnya, atau 324.900 milyar rupiah dengan nilai tukar US$1.00=Rp.9500.00. Angka didalam rupiah ini mungkin tidak 100 prosen tepat, tetapi paling tidak cukup mendekati, karena banyak obat obatan dan alat alat pengobatan yang diproduksi masih mengandung banyak komponen impor yang dinilai didalam dollar. Disamping itu jumlah penderita penyakit yang sama di Indonesia kemungkinan besar jumlahnya lebih besar dari jumlah penderita penyakit yang sama di Amerika Serikat.
Bagaimana kita mengatasi masalah kita bersama ini? Masalah lingkungan sebenarnya bukanlah masalah yang kompleks kalau kita mau memperhatikannya semenjak dini. Kalau kita ambil contoh sebuah rumah tangga, masalah lingkungan ini mirip seperti bagaimana kita merawat rumah tangga kita, lantai disapu dan di pel, yang pakai karpet lantainya di vakum. Pakaian sehari hari dicuci, mandi tiap pagi dan sore, sikat gigi. Air ledeng kalau tidak perlu dipakai dimatikan, lampu listrik kalau tidak dipakai dimatikan. Semua ini kita biasa lakukan dirumah, dan kalau kita lakukan setiap hari, lama lama menjadi kebiasaan yang baik. Coba bayangkan kalau kita tidak menjalankan kebiasaan baik ini, setelah satu tahun, bagaimana keadaan rumah kita, bagaimana dengan kesehatan kita? Berapa biaya yang kita harus keluarkan untuk memperbaiki rumah yang rusak dan badan yang sakit? Sekali lagi, ini hanya sekedar contoh, kami percaya bahwa para pembaca yang budiman sudah pasti sudah menjalankan ini semua. Sekarang bagaimana dengan sebuah negara yang terdiri dari kumpulan rumah tangga kita ini. Tentunya persoalan tidak sesederhana seperti sebuah rumah tangga. Didalam tulisan ini ada beberapa usulan (yang mungkin sebahagian sudah dilaksanakan). Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan kita ada beberapa jalan yang perlu kita jalankan semua secara simultan. Jalan jalan tersebut yaitu melalui: 4.1. Jalur Pendidikan 4.2. Perundang undangan 4.3. Pelaksanaan Undang Undang 4.4. Teknologi 4.1. Jalur Pendidikan Pendidikan dapat dilakukan didalam jalur informal (didalam rumah tangga dan tempat tempat ibadah) dan jalur formal melalui sistim sekolah yang dimulai dari Taman Kanak Kanak sampai dengan
Universitas. Melalui penjelasan penjelasan yang diberikan oleh Kantor Kantor Lingkungan kepada komunitas setempat. Misalnya penjelasan mengenai akibat dari gas beracun seperti dioksin, furan, PM10, dll. kepada kesehatan manusia terutama sakit pernapasan. Berapa besar biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk merawat rakyat yang sakit pernapasan, dan berapa besar sebuah rumah tangga harus mengeluarkan biaya untuk mengobati sakit pernapasan. Semenjak kecil anak anak diajarkan dirumahnya maupun disekolah untuk cinta lingkungan dan sadar lingkungan, melalui peragaan, film film, dan yang terutama ialah orang tua memberikan contoh yang baik kepada anak anak didalam rumah tangganya masing masing. 4.2. Perundang undangan Kelihatannya kita sudah mempunyai undang undang yang cukup lumayan lengkap. Misalnya Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab III, Pasal 7, Ayat 1 mengatakan "Setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan." Yang dimaksudkan dengan `bidang usaha' disini tidak harus selalu orang yang menjalankan usaha industri, sebuah rumah tanggapun bisa dimasukkan kedalam kategori sebuah usaha rumah tangga. Karena ada orang tua dan anak anak, usaha rumah tangga adalah usaha untuk menghidupkan rumah tangga, membesarkan, mendidik, menyekolahkan anak anak dlsb. Untuk ini semua diperlukan energi, dan hasil pembakaran energi menghasilkan polusi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-02/MENKLH/I/1988 Tanggal 19 Januari 1988, kita juga sudah mempunyai batasan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Didalam hal ini baku mutu udara emisi tidak harus selalu diterapkan kepada industri saja, bisa juga diterapkan kepada industri rumah tangga. Apabila sebuah rumah tangga memproduksi polusi dalam jumlah yang kelihatan kecil padahal cukup berarti, maka untuk ribuan rumah tangga akan menimbulkan polusi yang cukup berarti bagi lingkungan rumah tangga tersebut.
4.3. Pelaksanaan Undang Undang Dari berita berita dibeberapa surat kabar terlihat bahwa masih banyak pelanggaran undang undang lingkungan dan juga pelanggaran perijinan lingkungan. Dengan keterbukaan pers dimasa reformasi ini, sekarang kita bisa membaca/mendengar tentang masih banyaknya industri yang belum terlalu sadar lingkungan. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga bisa kita lihat dari 10 penyakit terbesar sakit pernapasan menduduki peringkat ke-5 (13% dari populasi) sesudah sakit infeksi kulit, demam (fever), scabies, dan diarrhea. Ada kira kira 27 juta rakyat Indonesia yang mengalami penderitaan sakit pernapasan dikarenakan polusi udara. Polusi udara terjadi karena asap buangan idustri, kebakaran hutan secara sengaja dan tidak sengaja, dan juga sistim ventilasi udara didalam rumah tangga yang kurang baik. Sebuah contoh yaitu polusi udara yang ditimbulkan oleh pabrik semen yang berlokasi di Cibinong. 4.4. Teknologi Melalui teknologi kemungkinan masalah lingkungan yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih cepat lagi. Tetapi tentunya teknologi membutuhkan biaya. Diperbanyaknya pemasangan alat alat incinerator sampah disetiap daerah. Ada teknologi yang kita tidak harus impor dari luar negeri. Kita bisa buat sendiri dan tentunya akan memakan biaya lebih kecil daripada impor dari luar negeri. Misalnya tungku masak yang masih banyak dipakai oleh rumah tangga rumah tangga bisa di desain supaya polusinya lebih kecil dan panasnya lebih efisien (tidak terbuang percuma) dan bahan bakarnya dibuat dari coal bricket. Disediakan tempat tempat sampah dengan kotak yang terpisah pisah untuk bahan kertas, plastik, aluminium, dan sampah makanan. Diperbanyaknya tanda tanda serta simbol simbol diberbagai tempat keramaian agar supaya masyarakat menyayangi lingkungannya. Dilakukan pencatatan rutin dibanyak lokasi setiap tahunnya, misalnya pencatatan kadar asap atau debu dan zat zat lainnya diudara (biasanya PM10 atau PM2.5, CO2, SO2, NOx, Timah Hitam/timbal/lead). Nanti akan terlihat setelah beberapa tahun akan ada penurunan yang berarti bahwa
program pembersihan lingkungan berhasil. Disurat surat kabar diberitakan, misalnya tahun 2000 polusi udara dari sebuah daerah atau kota melebihi ambang batas untuk sekian hari, dan tahun berikutnya mengalami penurunan yang berarti ada perbaikan lingkungan berkat hasil program lingkungan. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai jangan membuang sampah sembarangan dan jangan membakar sampah sembarangan, pendidikan masalah lingkungan kepada anak anak disekolah serta usaha lainnya. Ada pencatatan rutin dari tahun ketahun mengenai jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan. Apakah jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan berkurang setiap tahunnya atau bertambah. Dari sini kita bisa melihat apakah program penurunan polusi udara berhasil atau tidak. (5) Kesimpulan Masalah lingkungan adalah masalah kita bersama yang kita harus jaga kebersihan dan kesehatannya. Melalui perawatan rutin hari lepas hari, biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih kecil dari pada menunggu sampai lingkungan kita rusak parah dan akan memakan biaya yang besar sekali. Mengelola lingkungan dengan mengatur diri sendiri melalui kesadaran yang diperoleh dari jalur pendidikan dirumah dan dimasyarakat memberi hasil yang lebih baik dari pada sistim command-and-control karena aparat hukum yang masih sarat dengan KKN. Mudah mudahan tulisan sederhana ini bisa membuat kita semakin mencintai lingkungan kita. Sumber Pustaka: (1) Kantor Environmental Protection Agency Amerika Serikat (US-EPA) (2) Environmental News Service (3) Guntingan guntingan berita dari harian harian Indonesia
Penulis adalah Environmental Specialist dari Fort Collins, Colorado, Amerika Serikat E-mail: [email protected]
I.
YOHAN SUMAIKU PhD GURU SMAK BPK PENABUR SUKABUMI JARAK JAUH PERTAMA DAN SATU-SATUNYA
Suatu kehormatan dan kebanggaan bagi SMAK BPK PENABUR Sukabumi bisa memiliki guru yang tinggal di Amerika Serikat. Siapakah Yohan Sumaiku? Putera Sukabumi ini adalah alumni SMAK BPK PENABUR Sukabumi dan ibunya adalah mantan Kepala SMPK BPK PENABUR Sukabumi, jadi punya hubungan emosional yang kuat sekali dan bertekat untuk membantu agar almamaternyanya maju dan menjadi yang terbaik. Bagaimana bisa terjadi? Mula-mula Yohan Sumaiku membaca laporan TalkShow tanggal 30 April 2005 di SMAK BPK PENABUR Sukabumi, inilah komentarnya. Saya sudah baca dikit-dikit ttg SMA-K BPK Sukabumi. Wah hebat sekali. Waktu saya duduk di bangku kelas 1 dan 2, semua masih serba sederhana. Waktu itu tahun 1964 kira-kira. Boro-boro ada komputer, pakai kalkulator x : + dan - saja sudah luar biasa. Apakah alamat nya masih di Jalan Gunung Puyuh sebelahnya Wisma Oikumene? Waktu saya ke Jkt. (2001) saya ada tilpon ibu Sany, guru bhs Inggris saya waktu diSMAK Sukabumi, dia tingal di Kelapa Gading, Jkt. mungkin umurnya sudah 70-80 an kali yah. Waktu thn 1964-an kelasnya masih dikit sekali. Kep Sek waktu itu Pak Ong Sing Tjwan, sudah meninggal beberapa th y.l. di San Antonio, Texas. Ibu Keng, guru kimia juga baru meninggal beberapa thn y.l. Salam deh utk Pak Mulyadi, KepSek SMAK BPK Sukabumi. Salam kenal utk. Pak Mulyadi. Saya doakan agar sukses dan maju terus utk SMAK-BPK Sukabumi. salam, Yohan Sumaiku Golden, Colorado Komunikasi di atas terus dilanjutkan Tikky S. dan tiba-tiba timbul ide agar meminta Yohan Sumaiku ( http://yohan.penabur.org/ ) jadi guru jarak jauh karena memang inilah profesi Yohan Sumaiku di Regis University, Denver, Colorado, Amerika Serikat, yang telah diwawancara oleh Voice of America tentang Belajar Jarak Jauh (Distance Learning) pada hari Senin, tanggal 31 Mei 2004, dan disiarkan oleh Metro-TV di Jakarta serta J-TV di Surabaya.
Yohan Sumaiku sedang diwawancara oleh VOA KESIAPAN YOHAN SUMAIKU Saya bersedia membantu mengajar online SMAK BPK PENABUR Sukabumi tempat saya bersekolah dahulu. Tinggal sekarang program apa saja yg sekarang sudah ada disana? Bagaimana kelanjutannya? Apakah mau dimulai tahun pelajaran Augustus 2005 ini? Saya pikir perlu brain storming dari jauh-jauh hari sebelum masuk Augustus nanti. Pengalaman saya secara singkat: 1974-1976 Mengajar Aljabar dan Goniometri di SMFK BPK Pasirkaliki Bandung dan di SMA Trinitas Kebon Jati Bandung, sambil menyelesaikan kuliah saya di teknik perminyakan ITB. 1995-1997 Teaching Assistant utk mata kuliah Matematika Ekonomi di Colorado School of Mines, Department Business and Economics. 2001-Kini Masih nyambi jadi substitute teacher di sekolah-sekolah negeri dibawah naungan Jefferson County Public School, Colorado. Mengajar Math and Science and Economy. 2002-Kini Dosen Jarak Jauh untuk Universitas Regis, Denver, Colorado, mengajar Principles of Macroeconomics and Microeconomics, Kelas Management of Economics, dan kelas Essential of Business Development PArt I and II.
Disamping pengalaman mengajar di dalam sekolah tradisionil ini, saya juga punya pengalaman sebagai Training Instructor di atas kapal bor minyak utk anak anak Indonesia yg kerja disana. Waktu itu saya sedang kerja di perusahaan minyak sebagai Petroleum Engineer. Kalau SMAK BPK PENABUR Sukabumi punya rencana membuka kelas online ini, kira-kira kelas apa yg ada dimana pengalaman saya diatas bisa fit in kedalam program SMAK BPK PENABUR Sukabumi. Satu hal yg saya mau usulkan, selain bahasa Mandarin yg sudah dimasukkan kedalam kurikulum Penabur, tentunya bhs Inggeris pun ada baiknya ditingkatkan lagi. Untuk meningkatkan kemampuan bhs Inggeris, salah satu usulan saya ialah, anak-anak kelas Sosial (maaf saya sudah ketinggalan jaman, apakah kelas kelas di SMA di bagi dalam kelas Eksakta, Fisika, Sosial, dan Budaya? Atau sudah berubah?) bisa mulai belajar membaca Wall Street Journal (WSJ). Kalau anak kelas ilmu pasti tertarik, boleh juga. Mungkin kelas ini bisa dijadikan kelas elektif. Saya langganan WSJ dan juga saya bisa log in lewat internet. Dibawah naungan wsj.com ada ProfessorJournal.com Saya bisa akses kedalam ProfessorJournal.com dan bisa ambil artikel/topik yg menarik yg lagi in pada waktu kelas ekonomi diajarkan. Sudah ada summary nya yg dibuat oleh profesor dari salah satu universitas disini. disamping itu ada daftar pertanyaan yg bersifat mengarahkan pelajar utk berfikir secara ekonomi. Setiap minggu saya dikirimkan lewat email intisari topik yg bagus dari WSJ, topik dibawah Accounting, Finance, Mikorekonomi, Makroekonomi, International Business and the like. Disamping itu, sekarang sudah ada list pertanyaan multiple choice mingguan. Jadi, mahasiswa dianjurkan baca WSJ tiap hari, lantas harus jawab multiple choice mingguan tsb. Untuk siswa tingkat SLA ada yg namanya WSJ High School, pemberitaan nya lebih sedrhana dan lebih mudah dicerna oleh siswa SLTA. Tetapi saat ini saya tidak langganan WSJ utk High School ini. Disini, biasanya kalau lulus sarjana accounting, ekonomi and the like, ketika interview suka ditanya, apakah suka membaca WSJ, apakah suka membaca majalah Economist?
Mungkin utk merangsang siswa berfikir lebih kritis tentang ekonomi Indonesia dan ekonomi global, bisa kita mulai dari bacaan bacaan sejenis ini. Kalaupun kemampuan bhs Inggeris mereka belum bagus utk membaca koran WSJ, tidak apa-apa. nanti kan bisa dibantu pelanpelan oleh guru bhs Inggeris setempat, kalau ada terminologi yg nggak jelas, saya bisa bantu terangkan. Untuk kelas math and science, saya ada beberapa website yg saya masih simpan, mungkin bisa dikembangkan lagi. Ini hanya sekedar usulan lho, karena sekarang saya lebih banyak ngajar ekonomi, jadi koleksi saya lebih banyak di field ini. tetapi saya juga enjoy ngajar math and science buat anak anak level high school. KOMENTAR: From: "Uripto Widjaja" Date: Mon, May 23, 2005 7:59 pm Dear Johan yang baik, BPK PENABUR sungguh membutuhkan alumnis seperti Anda yang bisa mengangkat BPK PENABUR lebih tinggi dengan perubahan2, sehingga bukan hanya dapat melayani tetapi juga melayani dengan pelayanan yang terbaik dan sanggup bersaing. Saluut atas concern Anda kepada almamater, terima kasih! God Bless You. Uwidjaja.
I.
YOHAN SUMAIKU GANG, OKTOBER 2005
Yg duduk dipinggir jalan lagi ngelamun adalah saya sendiri, sedih deh, jadi melamun. Melamunkan nasib yg lagi klayaban di Golden. Disebelah saya si Ekaterina. Kita lagi nungguin parade lewat dijalanan pada waktu homecoming dimana anak saya menjadi anggota cheerleading sekolahnya yaitu Golden High School. Yg duduk dipangkuan saya adalah putri kami yg ke-3. Namanya si Gucci. Baru 10 bulan. Gucci sukanya tidur sama-sama diatas ranjang sama saya atau sama anak saya. Lanny - isteri saya, sorry waktu difoto lagi sedikit melongo, untung nggak ada lalat krn sudah masuk musim gugur sehingga udara dingin dan lalat hampir nggak ada, jadi nggak ada yg nyasar masuk kemulut istri saya. Yg duduk disebelahnya adalah Ekaterina (3 tahun). Putrinya Professor Irina Khindanova dari Russia. Anaknya mirip muka anak dari China, krn Profesor Irina datang dari Russia yg lokasinya disebelah utara RRT. Jadi lebih kelihatan mongoloid nya. Lanny jadi baby sitter nya Ekaterina. Yolanda Sumaiku, dikelas 3 SMA Golden High School dan dia ikut cheerleading group. Kebetulan dia lagi diangkat keatas buat show. Sewaktu dilemparin keatas saya nggak bisa potret sebab digital saya nggak sanggup capture gerakan yg cepat.
Nah yg terakhir ini putra kami yg ke-2, namanya Niko, baru 1 tahunan umurnya. Niko senang main kejar-kejaran. Lagi saya jalan kaki didalam rumah, tiba-tiba kaki saya dikejar dan diterkam. Ini foto waktu dia tidur, sudah gendut malas lagi. Niko dan Gucci suka main bersama, walaupun anjing dan kucing, mereka damai saja, tetapi suka berkelahi juga sih.