Yang Unik di IPB, Tempat Parkir Payung di Pintu Masuk Gedung UNAIR NEWS – Bogor memang dikenal sebagai ‘Kota Hujan’. Senyampang dengan perhelatan akbar sebagai tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXIX tahun 2016 ini, Bogor ingin menunjukkan jati dirinya sebagai “Kota Hujan”. Setengah hari terjadi cuaca panas, sekejap kemudian berubah menjadi hujan deras. Seperti yang terjadi Selasa (9/8) kemarin. “Pada hari pertama Senin sudah dihujani, sekarang dihujani lagi. Ya inilah Bogor. Yang saya heran, hujannya kok sebentarsebentar,” kata Dinul Qurrota Laila, peserta PIMNAS asal Mataram. “Kita harus berkenalan dengan keunikan yang ada di Kota Bogor, ya seperti ini. Seakan kota ini menunjukkan jati dirinya sebagai sebutan Kota Hujan,” tambah Wawan, pengemudi perusahaan persewaan mobil yang dikontrak tim PIMNAS Universitas Airlangga (UNAIR). Satu keunikan lagi yang diperlihatkan tuan rumah IPB dalam kegiatan PIMNAS ini adalah setiap gedung yang dipergunakan untuk kegiatan PIMNAS disediakan ‘tempat parkir’ payung. Deretan puluhan tabung-tabung paralon bercat warna-warni itu dimaksudkan sebagai tempat menaruh payung-payung basah yang selesai dipergunakan oleh orang yang akan masuk atau akan keluar gedung ketika sedang hujan. Deretan rangkaian paralon warna-warni itu diletakkan di sisi sebelah kanan dan sebelah kiri pintu masuk ke gedung tersebut. “Dengan demikian kalau ada tamu atau staf disini yang kebetulan hujan dan harus menggunakan payung, maka disitulah tempat untuk meletakkan payung yang basah sehabis dipakai tadi,” kata Asep Saefudin, penjaga di gedung kuliah bersama
IPB yang diplot sebagai pusat kegiatan presentasi PIMNAS. Menurut Asep, pada gedung-gedung lain yang dikhususkan sebagai pusat-pusat kegiatan besar juga disediakan tempat payung seperti ini. Tujuannya, untuk memudahkan para tamu atau staf yang ingin meletakkan payung basahnay di gedung tersebut. Bahkan, IPB juga menyediakan beberapa fasilitas payung tersebut. “Kalau payungnya sudah mengering, kami segera menata dan merapikannya untuk kemudian juga diletakkan disana, agar memudahkan bagi siapa saja yang akan menggunakan,” tambah Asep. Ditanya UNAIR NEWS apakah ada payung yang hilang? Menurut Asep, kemungkinan besar tidak ada. Hanya saja, ada kemungkinan tertukar. Misalnya, si pengguna mengambil payung dari gedung A sedangkan ketika di gedung B maka hujannya sudah reda, sehingga payung ditinggal di gedung B. Namun, hal itu bukan masalah bagi Asep dan IPB. Dirinya juga yakin, kalau tamu tak akan membawa payung milik kampus itu pulang kecuali memang miliknya sendiri. (*) Penulis : Bambang BES Editor: Defrina Sukma S.
Teknobiomedik Pascasarjana Redesain Kurikulum Perkuat Wawasan Global UNAIR NEWS – Pertemuan untuk redesain (merancang ulang) Kurikulum Program Studi (Prodi) Magister Teknobiomedik Sekolah Pascasarjana UNAIR dilaksanakan Rabu, (10/8), di Aula Gedung Pascasarjana. Selain dihadiri oleh akademisi dan dosen
pengajar di internal Pascasarjana, sejumlah pakar dari luar sivitas akademika UNAIR juga diundang. Diantaranya Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng dan dr. I Putu Alit Pawana. Meski demikian, bila nantinya dibutuhkan masukan atau referensi tambahan, Prodi ini akan berkomunikasi dengan pihak lain sesegera mungkin. Kaprodi S2 Teknobiomedik, Dr. Suryani Dyah Astuti, SSi., MSi, mengutarakan, selama ini Teknobiomedik memiliki dua konsentrasi atau peminatan. Kedua peminatan itu adalah instrumentasi medis dan biomaterial. Perkuliahan para mahasiswa di masing-masing peminatan umumnya terpisah sejak awal. Nah, sesudah redesain nanti, dipastikan akan ada perbedaan yang mendasar. “Akan ada lebih banyak mata kuliah bersama. Mereka hanya terpisah di mata kuliah pilihan. Pola ini akan dimulai sejak tahun akademik 2016/2017,” ujar Suryani. Dengan demikian, tiap mahasiswa akan mendapat pengetahuan yang lebih luas. Tidak hanya terkungkung pada satu peminatan tertentu. Sebab, di luar sana, tantangan bagi para lulusan semakin kompleks. Maka dari itu, dibutuhkan kemampuan yang multi dimensi. Terlebih, Prodi ini berkembang dengan dasar disiplin ilmu yang beragam. Mulai dari teknologi hingga kesehatan.
Prof. Dr. Hj. Sri Iswati, SE., M.Si., Ak., Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Dra., M.Si. dan Dr Suryani Dyah Astuti SSi, MSi dalam pertemuan Rabu (10/8). (Foto: UNAIR NEWS) Direktur Pascasarjana UNAIR Prof. Dr. Hj. Sri Iswati, SE., M.Si., Ak., mengungkapkan, Prodi ini unik karena tidak mengenal istilah hierarki. Penerimaan mahasiswa baru terbuka tiap semester. Dengan kata lain, keberadaannya benar-benar memudahkan para sarjana yang ingin studi lanjut. “Perkuliahan di sini sangat aplikatif bagi kehidupan sehari-hari serta sangat membantu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkap dia. Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Dra., M.Si., yang ikut memberi sambutan dalam pertemuan itu mengungkapkan, redesain diperlukan untuk membuat sebuah Prodi makin maju. “Jangan takut untuk mengubah kurikulum,” ungkap dia. “Pembenahan diperlukan untuk makin menguatkan wawasan kita di dunia global,” sambungnya. Yang juga mesti diperhatikan, kata Prof. Nyoman, adalah inisiatif untuk bersinergi dengan banyak pihak. Khususnya,
bersama elemen-elemen di Surabaya. Termasuk, dengan kampus ITS yang memiliki basis teknologi baik. Dengan kata lain, UNAIR yang punya kapabilitas excellent di ranah kesehatan, akan menghasilkan produk di bidang teknobiomedik yang istimewa, bila berkolaborasi dengan ITS. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Inilah 12 Program Perpustakaan UNAIR
Baru
UNAIR NEWS – Perpustakaan Universitas Airlangga terus melakukan inovasi dan gebrakan baru. Sejumlah program dilaksanakan untuk mewujudkan layanan yang optimal. Saat ini, setidaknya ada 12 terobosan anyar yang sedang dan akan dilakukan. Berikut poin-poinnya, berdasarkan hasil wawancara tim UNAIR News dengan Kepala Perpustakaan UNAIR Prof Dr I Made Narsa SE., MSi., Ak. 1. Migrasi repository Migrasi dari Aplikasi GDL ke e-Print ini dilakukan untuk mendukung program World Class University. Saat ini migrasi repository sudah berjalan sekitar 25 persen, dan ditarget selesai akhir bulan September 2016. Pemakaian aplikasi baru ini dipastikan dapat mendongkrak ranking webometric laman perpustakaan. 2. Alih media tugas akhir mahasiswa. Pepustkaan akan memastikan bahwa semua tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, disertasi) memiliki salinan digital, sehingga dapat diakses melalui internet. Saat ini, scanning tugas akhir
periode 2000-2005 tengah dilaksanakan. Targetnya, selesai akhir tahun 2016. 3. Implementasi sistem pengelolaan perpustakaan berbasis RFID (Radio-Frequency Identification). Saat ini proses penempelan RFID Tag sudah berjalan sekitar 80 persen. Prosesnya masih berlangsung di Perpustakaan Kampus C, Kampus A sudah tuntas, dan di Kampus B masih tersisa untuk koleksi-koleksi yang tidak disirkulasikan. Dengan sistem ini, sistem sirkulasi akan memiliki banyak perubahan. Yang jelas, dampak positifnya akan terasa pada para pengunjung. Ke depan akan ada layanan mandiri yang menyediakan delapan station. 4. Penataan lobi Lobi lantai satu akan dibuat lebih nyaman dan menyenangkan. Sekaligus, dalam rangka penyelarasan dengan sistem RFID. Saat ini sudah masuk proses lelang. 5. Pembuatan ruang partisi khusus untuk E-Lib Saat ini sedang proses lelang. Penambahan ini berkesesuaian dengan adanya gelontoran unit komputer baru demi meningkatkan kualitas layanan. 6. Pembuatan empat unit ruang kubikus. Ruang ini digunakan untuk mahasiswa yang ingin belajar mandiri. Di sana, mahasiswa akan mendapat space privat sehingga dapat lebih fokus. Pembangunannya masih dalam proses lelang. 7. Perluasan café-library. Khusus di Kampus berlangsung.
A,
saat
ini
proses
perluasan
8. Pembuatan café-library di lantai 2 Kampus B
sedang
Ada wacana pembangunan kafe khusus makanan kering dan minuman ringan. Tentu, tetap menjaga kebersihan di tempat makan tersebut. Tujuan pembangunan kafe ini, biar pengunjung bisa lebih santai dan menikmati suasana perpustakaan. 9. Program penyelamatan buku-buku lama Program penyelamatan buku-buku lama ini khusus untuk buku-buku yang terdapat di lantai 3 Gedung Kahuripan Kampus C. Literatur “tua” tersebut dipastikan bermanfaat untuk memperkaya referensi kampus. 10. Program Revitasilasi Jaringan Penguatan jaringan kabel dan saluran yang berkenaan dengan aspek internet dan kelistrikan perlu dibenahi agar alirannya selalu stabil. Penggantian jaringan lama yang sudah usang terus dilakukan secara bertahap. 11. Program Pengenalan Perpustakaan ke Mahasiswa Baru Akan ada kelas pengenalan perpustakaan selama 3 minggu bagi mahasiswa baru sejak tahun akademik 2016/2017 ini. Pendaftaran dilakukan secara online. 12. Integrasi seluruh ruang baca di semua fakultas dan unit Rencana ini sudah diajukan pada Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UNAIR. Dengan sistem yang terintegrasi, jumlah dan koleksi referensi akan terdigitalisasi dan terdata dengan baik. Sudah barang tentu, program ini bakal memudahkan pengunjung, baik yang datang langsung maupun secara virtual melalui www.lib.unair.ac.id. (*) Penulis : Rio F. Rachman Editor : Binti Q. Masruroh
Rektor: Alumni Adalah Wajah Almamater di Masyarakat UNAIR NEWS – “Wajah almamater di masyarakat ditentukan peranan alumni.” Begitulah pernyataan Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., saat memberikan paparan di hadapan alumni yang hadir dalam acara “Temu Alumni UNAIR” yang dihelat disela-sela kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Bertempat di Hotel Padjajaran, Bogor, pada Selasa (9/8), Prof. Nasih mengharapkan keterlibatan alumni untuk memberikan kontribusi kepada UNAIR. “Dengan acara ini, kami panggil putra-putri alumni UNAIR untuk bersama-sama membangun almamater agar ke depan menjadi kampus yang semakin baik,” jelasnya. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR tersebut juga menegaskan, opini tentang UNAIR di masyarakat dipengaruhi oleh peran serta alumni. Dalam dunia kerja misalnya, Nasih menjelaskan bahwa alumni yang memiliki jabatan strategis diharapkan bisa memberikan informasi kepada para calon lulusan mengenai informasi pekerjaan. “Jika ada alumni kita yang kerja dengan posisi strategis dan kita tahu, kan tidak sulit untuk menjalin relasi,” imbunya. Di akhir perbincangan, Prof. Nasih menekankan pentingnya melakukan langkah terbaik dalam membangun almamater. Peran serta alumni yang bekerja di bidang apapun senantiasa ditunggu untuk terus berkontribusi dalam membangun UNAIR. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S.
Sembilan PKM UNAIR Tampil Hari Pertama PIMNAS Ke-29 UNAIR NEWS – Kontingen Universitas Airlangga telah melalui hari pertama pelaksanaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di Institut Pertanian Bogor. Pada hari perdana kemarin, sudah sembilan tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) UNAIR yang memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan karya ilmiahnya di depan dewan juri presentasi. Kegiatan presentasi PKM dilaksanakan di gedung kuliah bersama IPB. Tim sembilan karya PKM UNAIR yang tampil di hari pertama itu antara lain berjudul ”Dental Light Chip sebagai Alat Solusi Pencegahan Anak Takut Periksa ke Dokter Gigi” (PKM – Kewirausahaan); “Rancang Bangun Alat Deteksi Glukosa Urin Portable Non-Invasive Berbasis Infrared Laser Spectroscopy untuk Diagnosis Dini Diabetes Mellitus” (PKM – Karsa Cipta); “PWBT (Portable Warner of Blood Transfussion untuk Pemanasan Darah Saat Melakukan Transfusi Darah dalam Bentuk Portabel” (PKM – Karsa Cipta). Ada pula tim “BONCABE (Boneka Pintar, Cerdas, dan Berbakat)” (PKM – Pengabdian Masyarakat); “Paduan Hyaluronic Acid (HA) Polyethylene Glycol (PEG) sebagai Injectable Hydrogel untuk Terapi Penderita Degenerasi Diskus Intervertebralis” (PKM – Penelitian); “Screen City Architecture: Sistem Tata Ruang Kota Dua Lantai Alam Futuristik melalui Desain Tirai Laut Solusi Kamuflase Bencana Banjir Rob” (PKM – Gagasan Tertulis). “Alhamdulillah anak-anak sudah tampil bagus pada hari pertama kemarin. Mudah-mudahan apa yang diketahui, dilihat, dan dicatat oleh mereka bisa kita share disini bagi yang belum
presentasi,” kata Ketua Kontingen UNAIR Agus Widiantoro, ketika memulai rapat evaluasi, di Hotel Padjadjaran Suites, Bogor, Selasa (9/8) malam. Yazid, anggota tim PKM-M BONCABE juga bersyukur timnya bisa melakukan presentasi sesuai yang diharapkan. Ia dan keempat kawannya yang terdiri dari lintas fakultas di UNAIR ini tinggal berdoa agar bisa meraih penilaian baik dan menggondol medali. “Alhamdulillah sekarang sudah plong. Tinggal berdoa terus, Pak,” kata Yazid, yang pernah mengikuti PIMNAS tahun lalu di Universitas Halu Oleo, Kendari. Karena ada peraturan bahwa tim yang sudah presentasi tetap wajib hadir di kelas hingga semua presentasi selesai semua, maka tim-tim yang sudah presentasi harus menjadi audiens bagi tim lain yang belum presentasi. Penulis: Bambang Bes Editor: Defrina Sukma S.
Temu Alumni di Bogor Tak Sekadar jadi Ajang Silaturahmi UNAIR NEWS – Kegiatan “Temu Alumni Universitas Airlangga” disela kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) sudah menjadi tradisi tiap tahun. Kali ini, temu alumni diselenggarakan di Bogor, kota tempat diselenggarakannya PIMNAS ke-29. Selain sebagai ajang silaturahmi, temu alumni juga menjadi ajang penguatan ikatan alumni di daerah tersebut. Temu alumni kali ini membahas rancangan Ikatan Alumni UNAIR (IKA-UA) di Bogor.
Acara temu alumni digelar di Padjadjaran Suites Hotel, Bogor, Selasa malam (9/8) dan dihadiri ratusan alumni dari daerah Jabodetabek. Drs. Mas Haryono selaku alumni senior menjelaskan, mulanya pembentukan alumni di Bogor dirasa tidak mungkin. Pasalnya, selain di wilayah yang dekat dengan kampus yang secara pemeringkatan nasional hampir sama dengan UNAIR, Bogor juga bukan basis alumni UNAIR. “Awalnya masih ragu mau bentuk IKA-UA Bogor. Tapi karena alumni banyak yang kerja di sini, dalam waktu dekat semoga bisa terwujud,” jelas alumni UNAIR angkatan 1964 tersebut. Selain menggagas terbentuknya IKA-UA di Bogor, Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA., memperkenalkan beberapa wakil rektor, direktur, dekan, dan pejabat tinggi di lingkungan UNAIR kepada para hadirin. Dalam paparannya, Prof Nasih menghimbau kepada semua alumni yang hadir untuk senantiasa memperkuat komunikasi dan jaringan diberbagai wilayah. “Saya harap komunikasi di antara kita bisa terus terjalin. Ini penting agar IKA-UA di wilayah-wilayah bisa aktif kembali serta memberi kontribusi pada masyarakat,” papar Nasih. Prof. Nasih juga menjelaskan, IKA-UA yang ada di Jabodetabek ke depan akan lebih dioptimalkan perannya. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR tersebut memiliki harapan agar semua alumni senantiasa mendapat peran dan posisi yang baik di masyarakat. “Teruntuk semua alumni, kami selalu berdoa semoga mendapat peran terbaik, dan dengan itu bisa terus memberikan sumbangsih kepada almamater kita, UNAIR,” pungkasnya. (*) Penulis : Nuri Hermawan Editor : Binti Q. Masruroh
Rektor Himbau Alumni Support Kontingen UNAIR di PIMNAS UNAIR NEWS – Kesempatan temu alumni yang dilaksanakan disela Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di Institut Pertanian Bogor (IPB) kali ini, menjadi momentum yang sangat baik bagi alumni dan kontingen dari UNAIR. Pasalnya, ajang tersebut bisa menjadi wadah bagi para alumni untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada kontingen UNAIR yang tengah berlaga. “Mari kita dukung penuh adik-adik kita yang kini sedang berlaga (di PIMNAS,red) kali ini,” seru Prof. Nasih dihadapan para alumni yang hadir pada acara Temu Alumni UNAIR, Selasa (9/8). Rektor UNAIR ke-13 tersebut menambahkan, dengan hadirnya para senior di tengah-tengah kontingen bisa memberikan motivasi tersendiri. “Semoga dengan melihat seniornya hadir di laga ini bisa menumbuhkan motivasi pada mereka. Dan mereka tau ternyata banyak alumni UNAIR yang sudah berhasil,” papar Prof. Nasih. Dalam Temu Alumni yang dihelat di Hotel Padjajaran tersebut, beberapa kontingen UNAIR juga berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya di hadapan para alumni. Prof. Nasih menjelaskan bahwa peran serta dan inovasi mahasiswa UNAIR semakin hari semakin baik, karya yang dihasilkan pun diharapkan dapat diaplikasikan ke masyarakat juga dengan peranan alumni. “Kalau kita lihat karya adik-adik kita sebenarnya tidak kalah dengan kampus lain, ini hanya ditentukan dua faktor, yakni garis tangan dan campur tangan. Dan tentunya butuh campur tangan dari kita semua, para alumni,” canda Prof. Nasih yang
diikuti gelak tawa para hadirin. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila
Mahasiswa FK UNAIR Bawa Pulang Perunggu dari Kompetisi Matematika Internasional di Bulgaria UNAIR NEWS – Jefferson Caesario, mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) patut berbangga hati. Pasalnya, Jefferson berkesempatan menjadi salah satu dari 9 delegasi Indonesia dalam International Mathematics Competition (IMC) di Bulgaria pada 24-31 Juli 2016. Jefferson bahkan membawa pulang medali perunggu dalam ajang internasional bergengsi tersebut. IMC merupakan kompetisi langganan yang diikuti Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Indonesia. Setiap tahunnya, Kemenristek Dikti mengirimkan 9 mahasiswa terbaiknya dalam kompetisi IMC. Sembilan mahasiswa tersebut dipilih dari sebuah seleksi yang diikuti oleh 20 peserta ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan IPA) dan juara 1 OSN (Olimpiade Sains Nasional) Pertamina. Bertepatan dengan keberhasilan Jefferson menyabet juara 1 OSN Pertamina pada tahun lalu, dia berkesempatan mengikuti seleksi dan bahkan terpilih menjadi salah satu dari 9 delegasi IMC. Untuk mengikuti sebuah ajang berkaliber internasional seperti IMC, tentu membutuhkan persiapan yang matang. Jefferson
mengungkapkan, pembinaan oleh Kemenristek Dikti berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada 21 – 28 Juni dan tahap kedua pada tanggal 21 – 23 Juli. Kedua tahap pembinaan tersebut meliputi bidang analisis real, analisis complex, aljabar, kombinatorika, dan teori bilangan. Dalam masa pembinaan, para delegasi dilatih oleh dosen-dosen pelatih olimpiade dari Perguruan Tinggi ternama di Indonesia dan berlangsung mulai pukul 7 pagi hingga pukul 10 malam setiap harinya. Mereka juga dilatih menyelesaikan beragam soal matematika seputar materi yang telah diajarkan dan melakukan diskusi dari soal-soal yang telah dikerjakan. Persiapan Jefferson dalam mengikuti IMC bahkan tidak terbilang mulus. Jadwal pembinaan yang berbenturan dengan ujian akhir semester membuat Jefferson kesulitan fokus pada kedua hal tersebut. Namun dukungan yang luar biasa dari kedua orang tua yang memotivasinya untuk tidak terbebani dengan hasil lomba, membuat Jefferson fokus memberikan usaha terbaiknya. “Para dosen di FK UNAIR juga memfasilitasi dengan memberikan ujian susulan, dibarengi dukungan dari teman-teman kuliah yang bantu belajar,” ungkapnya. Kompetisi IMC yang berlangsung 8 hari dengan suasana Eropa itu, membuat Jefferson merasa senang bisa bertemu mahasiswamahasiswa dari 25 negara lainnya. Pada hari pertama (26/7), Jefferson berhasil memperoleh poin 20 sedangkan hari kedua dia mendapat nilai 17. “Saya cukup menyesalkan beberapa soal yang harusnya mampu saya kerjakan dengan lebih baik, tetapi saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk memperoleh medali perunggu. Sehingga Indonesia memperoleh 4 medali perunggu dan 5 honorable mention,”ujar Jefferson. Hasil yang didapatkan Jefferson bersama 8 delegasi Indonesia lainnya tentu sudah luar biasa. Selain mengharumkan nama Indonesia, masing-masing delegasi telah membawa kebanggaan
bagi almamaternya, sebagaimana Jefferson yang telah membawa kebanggaan bagi UNAIR. Meskipun demikian, Jefferson masih belum berpuas hati. Ia bertekat mengikuti IMC tahun depan dan akan berusaha meraih hasil yang lebih baik lagi. “Selain ingin kembali mencoba IMC, kedepannya saya ingin berprestasi tidak hanya di olimpiade matematika tetapi juga di kompetisi kedokteran,”ujar mahasiswa berusia 19 tahun yang juga aktif dalam organisasi kampus AMSA, Forisma dan Medchoir. Jefferson berharap, semoga prestasinya bisa menjadi motivasi bagi mahasiwa UNAIR lainnya, agar lebih bersemangat dalam mengharumkan nama almamater di ajang nasional dan internasional. (*) Penulis : Okky Putri Editor : Dilan Salsabila
Mengenal Amnesti Pajak Lebih Dekat UNAIR NEWS – Program amnesti pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tapi tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan. Dalam mengampanyekan program, pemerintah membunyikan slogan “Ungkap, Tebus, Lega” kepada wajib pajak. Permohonan amnesti pajak disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat WP terdaftar, atau Kedutaan Besar tertentu. Periode program amnesti pajak terbagi menjadi 3 waktu. Periode pertama dimulai sejak diluncurkan pada 18 Juli 2016 sampai 30
September 2016. Periode kedua dilaksanakan mulai 1 Oktober 2016 sampai 31 Desember 2016. Kemudian, periode terakhir dijalankan sejak 1 Januari 2016 sampai 31 Maret 2016. Dalam menyukseskan program amnesti pajak, Direktorat Jenderal Pajak menggandeng perguruan tinggi, termasuk Universitas Airlangga, dengan bentuk kampanye dan kuliah umum. Kampanye program amnesti pajak dilakukan di sejumlah titik di Surabaya, sedangkan kuliah umum dilaksanakan di Aula lantai 8, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur I, pukul 13.00, Jumat (5/8). Kepala Kanwil DJP I Estu Budiarto dalam kuliah itu mengatakan, sebanyak 1.972 wajib pajak sudah berkonsultasi dengan petugas pajak. Sementara, yang baru melakukan masih 50 wajib pajak. “Jadi masih banyak yang konsultasi. Harapan kami yang konsultasi ini kemudian juga segera melakukan pengungkapan dan penebusan,” lanjut Estu. Untuk
mengungkap
dan
menebus
harta
dari
luar
negeri,
diperlukan semangat nasionalisme guna menghadapi tantangan. Salah satunya, adalah kebijakan dari pemerintah Singapura. Pemerintah Singapura bahkan siap menebus harta investor asal Indonesia yang ingin mengikuti program amnesti pajak agar dana investasinya tidak beralih ke Indonesia. Hal ini dikarenakan besaran tarif uang tebusan untuk aset yang tidak direpatriasi atau dibawa ke Indonesia adalah seratus persen lebih tinggi. Periode pertama, besaran tarif uang tebusan untuk dana yang direpatriasi sebesar 2% dan yang tidak 4%. Periode kedua, besaran tarif dana yang direpatriasi 3% dan yang tidak 6%. Periode terakhir, besaran tarif untuk dana yang direpatriasi 5% dan yang tidak 10%. Acara sosialisasi ini tentu disambut baik oleh sivitas akademika D-3 Perpajakan, Fakultas Vokasi, UNAIR. “Mahasiswa sangat beruntung mendapatkan kesempatan ini karena mereka mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat program
amnesti pajak dan menjadi agen untuk sosialisasi ke masyarakat luas,” tutur dosen Perpajakan, Vokasi, UNAIR Mienati Somya Lasmana, Dra.,M.Si.,Ak. Acara kuliah umum ditutup dengan membuat studi perencanaan pajak dengan tema pemanfaatan program amnesti pajak bagi wajib pajak. Dengan adanya jaminan luar biasa dari pemerintah, maka akan menjadi rugi apabila wajib pajak tidak memanfaatkan keberadaan program amnesti pajak dengan baik. (*) Penulis: Okta Hartadinata Editor: Defrina Sukma S.
Vokasi dan Kanwil Pajak Adakan Kampanye Simpatik Pengampunan Pajak UNAIR NEWS – Anggota Komisi IX DPR RI Indah Kurnia didampingi Direktur Penindakan Hukum Dirjen Pajak Dadang Suwarna, dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur I Estu Budiarto melepas peserta pawai kampanye simpatik pengampunan pajak di halaman Kanwil DJP Jatim I, Jagir Wonokromo, Surabaya, Jumat (5/8). Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyukseskan program amnesti pajak. Hal ini dilakukan juga dalam rangka meningkatkan kerjasama yang baik antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Perguruan Tinggi. Kegiatan tersebut diikuti oleh tujuh perguruan tinggi di wilayah kerja Kanwil DJP Jatim I antara lain Universitas Kristen Petra, Universitas Ciputra, UPN Jatim, STIESIA,
Universitas Narotama, Universitas Surabaya, dan tentunya Universitas Airlangga. Perwakilan mahasiswa itu disebar ke lima titik yakni Jalan Raya Darmo, Jalan Kertajaya, Jalan Ir. Soekarno, Jalan Tunjungan, dan Jalan Raya Bukit Darmo Boulevard. Tim UNAIR sendiri mendapatkan wilayah kampanye amnesti pajak di wilayah Jalan Raya Bukit Darmo Boulevard bersama tim dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukomanunggal. Dalam berkampanye, menurut Ketua Himpunan Mahasiswa program studi D-3 Perpajakan, Fakultas Vokasi, mahasiswa dibekali kostum dan perangkat media pendukung kampanye. Sejak dicanangkan dan disosialisasikan, program amnesti pajak di Kanwil DJP Jatim I, sudah mendapatkan nilai tebusan sebesar Rp 6,62 miliar hingga Kamis (4/8). Kepala Kanwil DJP Jatim I, Estu Budiarto, di sela kegiatan pelepasan peserta kampanye simpatik amnesti pajak, menyebutkan, nilai tebus itu berasal dari 50 Wajib Pajak (WP). “Dari 50 WP itu, nilai harga yang diungkap mencapai Rp 310,6 miliar. Jumlah itu, kemudian ditebus dengan pembayaran pajak senilai dua persen,” jelas Estu pada saat pelepasan. Lebih lanjut, Estu menyebutkan, selama program ini diluncurkan sejak 18 Juli 2016 lalu, sudah ada WP yang berkonsultasi untuk mengikuti amnesti pajak sebanyak 1.972 WP. Sementara yang baru melakukan masih 50 WP. “Jadi masih banyak yang konsultasi. Harapan kami yang konsultasi ini kemudian juga segera melakukan pengungkapan dan penebusan,” lanjut Estu. Saat ini, di luar program amnesti pajak, Kanwil DJP Jatim I, yang memiliki 13 KPP di wilayah Kota Surabaya, mendapatkan target penerimaan pajak sebesar Rp 44 triliun. Saat ini, hingga 4 Agustus 2016, Estu menyebut sudah tercapai 37 persen. Terkait
target
baru
dengan
adanya
amnesti
pajak,
Estu
menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu instruksi dari Dirjen Pajak mengingat saat ini masih proses pembahasan APBNPerubahan tahun 2016. (*) Penulis: Okta Hartadinata Editor: Defrina Sukma S.