1
Peningkatan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah Khusus Melalui Model Rises of Learning Programe di SDN 3 Tambak Gresik Waluyo Iskak SDN 3 Tambak Gresik
[email protected] Sudah Lebih dari tujuh dasa warsa, para pendiri bangsa Indonesia sadar bahwa pendidikan sangat penting dan utama untuk mengubah dan membangun bangsa yang besar, luhur dan bermartabat di tengah percaturan dunia. Ini diwujudkan dengan lahirnya gagasan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang terdapat pada bab XIII pasal 31 ayat 3 UUD 1945. Bentuk kesadaran bangsa Indonesia itu direalisasikan
dengan memperbaiki mutu
pendidikan yang serius dan sungguh-sungguh dari mulai jenjang pendidikan dasar sampai dengan ke jenjang pendidikan tinggi. Ini terbukti dengan lahirnya UndangUndang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional atau Sisdiknas. Di dalam Undang-Undang ini memuat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, dimana fungsinya adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak daan peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Selain tujuan, juga memuat visi pendidikan nasional yaitu mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat daan berwibawauntuk memberdayakan semua warga negara Indonesiaa agar berkembang
menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sedangkan misi pendidikan nasional diantaranya adalah ( 1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. (2) meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional, dan (3) meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global. Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional tersebut harus ada kebijakan pemerintah dan komitmen bersama dalam melaksanakan pendidikan
2
yang bermutu. Pendidikan bermutu dapat terwujud apabila pengelolaan lembaga pendidikan di sekolah dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi bermutu. Sekolah yang bermutu dapat dicapai apabila semua komponen warga sekolah atau stake holder memiliki komitmen bersama mengembangkan keunggulan potensi lokal dengan tidak mengabaikan perkembangan dunia secara global termasuk kepala sekolahnya harus bermutu, profesional dan berkarakter. PERMASALAHAN. Di masa sekarang dan masa akan datang akan banyak masalah dan tantangan yang dihadapi oleh pelaku pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sorotan dan potret buram tentang politik, ekonomi, dan sosial di masyarakat kita sekarang yang tertuang di media cetak, media elektronik, dan media sosial harus kita akui
merupakan
hasil dari proses
pendidikan dari masa lalu. Fenomena persoalan seperti kekerasan anak, perkelahian massal atau tawuran, kejahatan seksual atau asusila, korupsi atau pungli, pola hidup yang konsumtif, tidak peka terhadap kesulitan orang lain, kurang tanggap terhadap sesama yang terkena bencana dan figur politik yang tidak mendidik menjadi topik pembahasan hangat dan aktual di media, seminar dan di berbagai kesempatan banyak muncul di masyarakat sekarang ini. Fenomena di atas banyak terjadi di seluruh pelosok tanah air Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari kota sampai ke desa, dari yang tua sampai yang muda, dari daerah yang maju sampai daerah yang tertinggal. Dan itu harus kita akui sekaligus menyadari betapa besar dan berat bahayanya apabila pemerintah dan semua warga pendidikan tidak melakukan perubahan dan perbaikan sistem pendidikan yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Pemerintah sudah banyak membuat terobosan dan gerakan yang dapat mensukseskan terwujudnya tujuan pendidikan nasional kita di antaranya adalah ( 1 ) perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum tiga belas ( Kurtilas ), ( b ) Gerakan Literasi Sekolah ( GLS ), ( c ) Gerakan Sekolah Aman, Nyaman dan Menyenangkan, dan ( d ) Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti ( GPBP ) yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 tahun 2015. Betapapun
banyaknya
dan
baiknya
program
yang
dicanangkan
pemerintah, tidak akan dapat berhasil mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa sekarang ini apabila tidak didukung oleh semua pihak terutama kepala
3
sekolah. Untuk itu sangatlah penting diperlukan profil dan sosok kepala sekolah yang bermutu dan berkarakter serta memiliki integritas yang tinggi. Di tangan kepala sekolahlah diharapkan bagaimanapun beratnya, betapapun besarnya masalah harus dapat dikuasai dan diberikan solusi yang tepat. Terlebih-lebih masalah pendidikan yang klasik dan konvensional terjadi di daerah khusus seperti daerah 3T yaitu daerah terdepan, terpencil dan tertinggal. Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional Indonesia ada banyak masalah yang dihadapi di daerah khusus atau daerah 3T, diantaranya adalah (1) kekurangan guru, di mana sampai saat ini masih terjadi dan sangat berpengaruh untuk meningkatkan mutu pendidikan. Belum lagi ditambah kompetensi dan profesionalisme guru yang belum standar.
(2) fasilitas yang
layak merupakan hal mendasar untuk menunjang proses belajar mengajar belum terpenuhi, (3) kondisi alam yang ganas dan sosial budaya yang beraneka ragam turut
andil dalam menghambat proses pendidikan, dan (4) kurang kesadaran
masyarakat tentang pendidikan menambah beban dalam kemajuan pendidikan. Sehubungan hal ini, penulis sangat tertarik dan penting sekali untuk menuliskan pengalaman terbaik ( Best Practice ) penulis agar dapat dijadikan bahan referensi dan inspirasi serta motivasi teman-teman kepala sekolah utamanya yang bertugas di wilayah yang sulit dan berat baik kondisi alam, sosial dan budayanya. Hasil pengalaman terbaik ( Best Practice ) penulis paparkan dalam bentuk tulisan yang berjudul “ Peningkatan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah Khusus Melalui Rises Of Learning Programe di SDN 3 Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik Tahun 2016.” Berkaitan masalah itu, maka penulis akan memfokuskan masalah ,” Bagaimanakah upaya meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus melalui rises of learning programe di SDN 3 Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik Tahun 2016?. Untuk itu, penulis menyampaikan dan memaparkan hasil pengalaman terbaik ( Best Practice ) ini dengan tujuan untuk meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus melalui rises of learning programe di SDN 3 Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik tahun 2016. Dalam penulisan artikel hasil pengalaman terbaik ( Best Practice ) ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: (1) siswa yaitu dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan serta menerapkan nilai-nilai karakter yang termuat di dalamnya, (2) penulis yaitu dapat dijadikan sebagai dokumen atau
bahan
4
pengembangan laporan selanjutnya dan inspirasi meningkatkan kompetensi pedagogik agar lebih profesional dan bermutu dalam mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa, (3)
sekolah yaitu dapat dijadikan bahan masukan atau
referensi dalam pengembangan sekolah bermutu dan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan (4) pemerintah yaitu sebagai bahan pertimbangan program pemerintah yang dapat di diseminasikan ke lembaga pendidikan yang lain. PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini akan dikupas tentang peningkatan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus serta rises of learning programe. Menurut kamus bahasa Indonesia ( tim penyusun kamus,1991: hal 677 ) bahwa kata mutu berarti ukuran baik buruknya suatu benda; kadar; taraf atas derajat. Sudarwan Danim (2007) menyatakan bahwa mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja baik berupa barang dan jasa. Sumayang (2003) menyatakan mutu adalah tingkat di mana rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunaanya. Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia ( tim penyusun kamus,1991: hal 19 ) bahwa kata akses adalah jalan masuk ; terusan. Dan Fattah, Nanang (2000) mengatakan arti akses adalah kebebasan untuk memilih sekolah. Berdasarkan UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa konsep pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajaar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan mutu pendidikan menurut B Suryobroto (2004) adalah berkaitan kesiapan masukan atau input (SDM, SDA dan perangkat lunak), pengkoordinasian proses pemaduan input, dan kualitas hasil atau output pendidikan.
Mutu
pendidikan menurut Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistim Pendidikan Nasional. Sedangkan yang dimaksud dengan daerah khusus menurut Permendibud Nomor 34 tahun 2012
adalah (1) daerah yang terpencil atau
terbelakang, (2) daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, (3)
5
daerah perbatasan dengan negara lain, (4) daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial dan bencana darurat lainnya, dan (5) pualu terkecil terluar. Pengertian dari rises of learning programe adalah program pembelajaran yang memunculkan, menerbitkan dan meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus. Di samping itu, pengertian secara harfiah dari rises of learning programe adalah r- i- s- e- s of learning programe sebagai berikut: (a) religius of learning programe adalah program pembelajaran keagamaan untuk menggali, menumbuhkan dan mengembangkan potensi pada individu siswa khususnya bidang keagamaan dan akhlak mulia, (b) intensif and inovatif of learning programe adalah
program
pembelajaran
intensif
dan
inovatif
untuk
menggali,
menumbuhkaan dan mengembangkan potensi pada individu siswa khususnya rasa keingin tahuan dan gemar membaca pada ilmu pengetahuan dan teknologi, (c) sports and health of learning programe adalah program pembelajaran olah raga dan kesehatan untuk menggali, menumbuhkaan dan mengembangkan potensi pada individu siswa khususnya bidang sportifitas, kepedulian lingkungan dan kesehatan, (d) ethics and aesthetics of learning programe adalah program pembelajaran
etika
dan
estetika
untuk
menggali,
menumbuhkaan
dan
mengembangkan potensi pada individu siswa khususnya di bidang kesopanan, saling menghargai, dan keindahan, dan (e) scouting of learning programe adalah program pembelajaran kepramukaan untuk menggali, menumbuhkaan dan mengembangkan potensi pada individu siswa khususnya pada aspek keagamaan, ketrampilan, kedisiplinan, kemandirianya dan cinta tanah air. Bentuk kegiatan dari rises of learning programe adalah sebagai berikut: (1) bentuk kegiatan religius
of learning programe adalah
pembiasaan berwudhu
setiap berangkat ke sekolah, berpakaian seragam busana muslim, tartil Alqur’an, hafalan surat-surat pendek, hafalan do’a-doa sehari-hari, sholat dhuha berjamaah, mmembaca surat yasin bersama, sholat dhuhur berjamaah dan puasa Senin Kamis, serta memperingati hari besar agama Islam, (2) bentuk kegiatan intensif and inovatif
of learning programe adalah pembelajaran tambahan pelajaran,
pembelajaran PAIKEM, pembelajaran berwawasan lingkungan, pembelajaran dengan IT
atau pembelajaran komputer dan pembelajaran online, dan
pembelajaran berbasis budaya lokal, (3) bentuk kegiatan sports and health of learning programe adalah kegiatan intra kurikler dan ekstra kurikuler olah raga
6
dan kesehatan digalakkan, pembuatan taman sekolah, gerakan cuci tangan bersama, gerakan gosok gigi bersama, bekerja sama dengan Puskesmas, senam bersama dan kerja bakti atau jum’at bersih, (4) bentuk kegiatan ethics and aesthetics of learning programe adalah mencium tangan bapak ibu guru, bersalaman, mengucap salam, saling menghargai, budaya antri saat berwudhu, budaya antri saat bersalaman dan budaya antri masuk sekolah, kegiatan menari, menyanyi dan bermain musik daerah, dan (5) bentuk kegiatan scouting of learning programe adalah pembelajaran kepramukaan dengan materi keagamaan, kedisiplinan baris berbaris, upacara bendera, tali temali, pendirian tenda dan berkemah, dan peduli lingkungan. Dalam rangka mencapai tujuan yang ingin diharapkan yaitu peningkatan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus melalui rises of learning programe di SDN 3 Tambak Pulau Bawean Kabupaaten Gresik tahun 2016 maka metode atau cara yang mudah, sederhana dan praktis dilaksanakan adalah (a) guide learning methods dan (b) parenting participation methods. Adapun pengertian dari guide learning methods adalah methode pembelajaran terbimbing yang digunakan guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus melalui rises of learning programe di SDN 3 Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik tahun 2016. Metode ini sesuai dan cocok karena kondisi siswa dan sosial budayanya memang mendukung, guru hanya memberi bimbingan dan contoh sekaligus mengawal seluruh kegiatan sesuai jadwal dan program yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan pengertian parenting participation methods adalah metode yang sengaja melibatkan orang tua untuk ikut aktif berpartisipasi membantu
guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas, di sekolah dan di luar sekolah, di rumah dan di masyarkat. Tujuan melibatkan orang tua adalah untuk mempermudah dan mengkolaborasikan antara kegiatan yang dilaksanakan guru dengan kegiatan siswa saat bersama pengasuhan dan pengawasan orang tua. Dengan demikian, guru dapat masukan dan bahan penting dari orang tua dan orang tua harus obyektif, jujur dan terbuka untuk menilai dan memberi keterangan tentang kondisi dan keadaan siswa. Dalam melaksanakan metode yang digunakan untuk meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus melalui rises of learning programe di SDN 3 Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik tahun 2016, penulis
7
menggunakan beberapa pendekatan. Beberapa pendekatan yang dimaksud adalah (1) pendekatan deduktif dan induktif adalah pendekatan yang melihat masalah secara umum kemudian merinci secara detail bagian-bagian yang melatar belakangi dan penyebab-penyebab yang mengiringi. Sebailknya bahwa masalah dapat dilihat dari hal-hal yang kecil dan detail untuk dijadikan rujukan dan patokan bahwa adanya masalah yang timbul dan terjadi, (2) pendekatan win win solution adalah pendekatan yang menekankan pada penyelesaian maslah yang terjadi dengan tidak merugikan atau menguntungkan pihak tertentu namun lebih pada sama-sama menang dan tidak ada sesuatu yang membuat dendam atau maslah baru, (3) pendekatan komunikatif intensif transparantif adalah pendekatan yang dilakukan dengan lebih menggalakkan dan mengembangkan hubungan komunikasi yang intensif dan terbuka agar permasalahan yang ada dapat diketahui dan diikuti sekagus hasl yang dicapai dapat di akses oleh semua pihak dan (4) pendekatan sosial kultur dan religius adalah pendekatan yang lebih memperhatikan aspek sosial masyarakat, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai agama yang ada di masyarakat bertujuan mengadaptasi dan mengadopsi agar seiring dan sesuai dengan harapan atau kebutuhan masyarakat. Sedangkan langkah-langkah praktis dan sistematisnya agar tidak terdapat kendala atau hambatan sekaligus dapat dengan sukses dan lancar mencapai tujuan yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, hambatan dan kesulitan yang dihadapi sekolah, menentukan skala prioritas yang perlu dan mendesak untuk segera diperbaiki, merumuskan dan berusaha menemukan alternatif jawaban, (2) menganalisis masalah dengan mencari sebab-sebabnya yang mungkin, dan mencari sebab-sebab yang sesungguhnya, (3) memecahkan masalah dengan menentukan tujuan yang akan di capai dalam menyelesaikan masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan efisiensi, efektifitas dan inovasinya, dan (4) mengambil keputusan dengan pertimbangan skala prioritas dan kriteria tertentu, mengambil keputusan yang tepat berdasarkan urutan prioritas, dan merealisasikan keputusan sesuai dengan plan action. SOLUSI Untuk mendukung keobyektifan penulisan laporan Best Practice
ini akan
dipaparkan tentang profil SDN 3 Tambak sebagai sekolah harapan, dambaan dan impian masyarakat Desa Tambak Pulau Bawean. SDN 3 Tambak sebagai tempat
8
atau kawah candradimuka untuk mencetak kader tunas bangsa di masa yang akan datang dengan karakteristik sekolah yang memiliki visi, misi dan tujuan yang luar biasa. Visi SDN 3 Tambak yaitu mewujudkan lulusan sekolah yang unggul dalam IMTAK dan IPTEKS berlandaskan MBS dan PSM yang mantap. Misi SDN 3 Tambak yaitu (a) menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi mutu, baik secara keilmuan maupun secara moral dan watak dengan cara profesional dan berdedikasi tinggi sehingga SDM yang berkualitas di bidang IMTAK dan IPTEKS, (b) meningkatkan efektifitas manajemen pelayanan jasa pendidikan melalui MPMBS dan mengoptimalkan peran serta komite sekolah, orang tua siswa, masyarakat
dan
alumni
dalam
memenuhi
fasilitas
pendidikan,
dan
(c)
membiasakan seluruh warga sekolah dengan pola hidup bersih, berdisiplin, menghargai waktu, peduli sosial dan etos kerja tinggi serta mampu menciptakan fungsi sekolah sebagai wiyata mandala. Tujuan pendidikan SDN 3 Tambak yaitu pada tahun 2017 diharapkan anak-anak mampu melaksanakan sholat wajib dan sholat sunah ( sholat dhuha ) tanpa diperintah, melaksanakan puasa wajib dan puasa sunah ( puasa Senin Kamis ) tanpa diperintah, melaksanakan seragam sekolah dengan menutup
aurat ( berpakaian muslim ), membaca surat-surat
pendek dalam Al Qur’an ( Juz Amma ) dan do’a-doa sehari-hari. melaksanakan disiplin sekolah sesuai dengan aturan tata tertib sekolah. pekerti
menerapkan budi
atau akhlak mulia (tata krama ) minimal di lingkungan sekolah tanpa
dipaksakan. menerapan PAIKEM yang optimal dan bermutu, nilai UAS masingmasing mata pelajaran 8,00, minat anak melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP 100%
mampu mengikuti lomba olimpiade, olah raga, kreatifitas siswa dan
kesenian ke tingkat kabupaten., mampu mengoperasikan komputer dan mengakses internet, kulaifikasi guru minimal S1, memiliki kepedulian sosial yang tinggi. sebagai gugus tergiat di tingkat kecamatan, dan warga sekolah mampu melaksanakan pola hidup bersih dan peduli lingkungan. SDN 3 Tambak ini terletak di Kepulauan Bawean di tengah Laut Jawa antara Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan sekitar 80 mil atau 120 km dari daratan Kabupaten Gresik tepatnya di Desa Tambak Kecamatan Tambak. Perjalanan apabila ditempuh kapal besar Gili Iyang selama 9-10 jam dan saat ombak besar terkadang tidak operasi. Di Pulau Baweaan terdapat dua kecamatan yaitu Tambak dan Sangkapura dengan jumlah penduduk sekitar 7.000 orang yang bermata
9
pencaharian
nelayan,
petani,
dan
bekerja
di
Malaysia
dan
Singapura.
Penduduknya adalah akulturasi etnis dari suku Jawa, Madura, Sulawesi dan Sumatera. Pulau Bawean di kenal sebagai Pulau Putri karena sebagian besar kaum laki-laki merantau dan bekerja di negeri Jiran Malaysia dan Singapura. Saat ini jumlah siswa SDN 3 Tambak sebanyak 146 orang dengan 1 kepala sekolah, 3 guru PNS dan 6 guru Non PNS dan 1 orang staf sebagai pustakawan. Di lihat dari kualifikasi akademiknya 2 guru berijazah S2, 6 guru berijazah S1 dan berijazah D2 sebanyak 1 orang serta 1 staf pustakawan
masih menempuh
perkuliahan. Dan keadaan sarana prasarana, fasilitas yang ada di SDN 3 Tambak belum memenuhi standar pelayanan minimal ( SPM ) dan perlu penyempurnaan. Setelah melihat kondisi nyata di SDN 3 Tambak Pulau Bawean maka penulis sebagai kepala sekolah berniat ikhlas dan bertekad keras untuk mengabdi dan berjuang memajukan mutu pendidikan dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada. Amanah yang diberikan Allah SWT
sebagai kepala
sekolah di sini adalah anugerah yang terbesar dan termulia serta dijadikan tempat yang terbaik. Mengingat peran anak bangsa di masa depan yang besar yang menggantikan generasi tua maka pendidikan sangat penting dan prioritas utama. Kalau tidak saya siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi yang mau memulai dan mengemban amanah yang mulia ini. Dengan contoh yang baik, semangat yang membara diharapkan ada sosok-sosok guru yang siap bersedia dan berkorban untuk pendidikan di daerah khusus yang sangat membutuhkan agar dapat mengejar dan sejajar dengan di daerah lain. Dengan modal semangat dan berdo’a kepada Allah SWT maka penulis berusaha ingin mengubah mindset bahwa di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum tersebut mau mengubahnya sendiri. Di balik kesulitan ada kemudahan. Balasan suatu kebaikan adalah kebaikan pula. Kalau memang mutiara tetaplah mutiara walau di tempat yang berlumpur. Dengan motivasi yang seperti itu justru menambah kekuatan agar terus maju, pantang mundur, rawe-rawe rantas malang-malang putung untuk menggapai harapan masa depan. Seiring berjalannya waktu dan keistiqamahan dalam bekerja banyak hal yang penulis dapatkan diantaranya adalah tercapainya perkembangan prestasi akademik siswa sampai ke tingkat nasional dalam lomba olimpiade KMNR ( Kompetisi Matematika Nalaria Realistik ) di Bogor atas nama Khilda Fathiyah
10
disamping prestasi akademik lain seperti nilai tertinggi NUN tingkat kecamatan dan prestasi non akademik dapat di capai sampai tingkat Propinsi Jawa Timur atas nama Willy. Ini berarti perjuangan dan pengorbanan selama ini tidak sia-sia dan membuktikan bahwa walau di daerah khusus di tengah lautan keterbatasan dan kekurangan baik guru dan sarana prasarana dapat menampilkandan mengukir sejarah prestasi yang luar biasa dan membanggakan. Bahkan di sisi lain bahwa siswa-siswi di SDN 3 Tambak telah merintis dan mengembangkan nilai-nilai karakter yang mengagumkan sehingga menjadi budaya dan tradisi sehari-hari yaitu kebiasaan berwudlu sebelum sekolah, berpakaian seragam busana muslim, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, berpuasa sunah Senin Kamis, membaca Surat Yasin bersama, hafalan surat pendek dan doa-doa sehari-hari dan masih banyak nilai karakter yang dikembangkan dalam rises of learning programe. Selain itu peningkatan sarana prasarana atau fasilitas sekolah dan pendukung media pembelajaran telah berubah bertambah baik, dan kemajuan kesadaran masyarakat tentang pendidikan anak sehingga mau dan aktif terlibat dalam segala kegiatan sekolah. Hal itu merupakan hasil dari jerih payah dan semua pihak terutama kepala sekolah yang mau dan mampu mengajak ikut aktif terlibat dalam memajukan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus di tengah keterbatasan dana dan tidak terjangkaunya program pemerintah. Untuk merealisasikan harapan dan cita-cita di atas maka penulis mengambil langkah nyata yaitu: (1) penyusunan perencanaan program rises of learning
programe
dengan
menentukan
secara
jelas
skala
prioritasnya,
menyesuaikan program pembelajaran yang sesuai, dan membuat format khusus untuk mempermudah dan sebagai panduan dalam melaksanakan program pembelajaran. Untuk penyusunan perencanaan program rises of learning programe akan diuraikan 5 program
yang berhubungan dengan peningkatan
mutu dan akses pendidikan sebagai berikut: (a) religius of learning programe adalah pencapaian prestasi akademik yaitu nilai UAS agama
tinggi dan
pengembangan nilai karakter yaitu religius, disiplin, dan cinta tanah air, (b) intensif and inovatif
learning programe adalah pencapaian prestasi akademik
dalam lomba olimpiade matematika, sains dan nilai UAS yang tinggi serta pengembangan nilai karakter yaitu rasa ingin tahu, gemar membaca, kreatif , mandiri dan cinta tanah air, (c) sports and health of learning programe adalah
11
pencapaian prestasi non akademik dalam lomba futsal atau sepak bola, bola voli, sepak takraw, dan pengembangan nilai karakter yaitu kerja keras, disiplin, mandiri, tanggung jawab dan peduli lingkungan, (d) ethics and aesthetics of learning programe adalah pencapaian prestasi non akademik dalam lomba menari, menyanyi, zamrah dan lain-lain serta pengembangan nilai karakter yaitu religius, disiplin, kreatif, peduli lingkungan dan peduli sosial, dan (e) scouting of learning programe adalah pencapaian prestasi non akademik dalam lomba kepramukaan atau ISC (Indonesia Scout Challenger) dan pengembangan nilai karakter yaitu disiplin, cinta tanah air, mandiri, kreatif, peduli lingkungan dan bersahabat atau komunikatif, (2) pelaksanaan program rises of learning programe dengan membentuk teamwork dan pembagian tugas secara jelas, membuat jadwal sesuai dengan tugas masing-masing, dan melaksanakan program pembelajaran sesuai jadwal dan tugasnya, dan (3) evaluasi program rises of learning programe dengan melaksanakan penilaian sikap berdasarkan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan atau daftar hadir siswa dan melaksanakan penilaian sikap dan ketrampilan berdasarkan buku monitoring. Untuk menilai dan mengisi format yang sudah tersedia adalah dengan membaca petunjuk yang ada pada halaman depan setelah sampul. Di mana dalam mengisi diutamakan kejujuran orang tua siswa dan siswa yang bersangkutan sendiri. Untuk itu, pihak sekolah mengharap dengan sungguh-sungguh partispasi semua orang tua siswa agar hasil yang diharapkan sesuai dengan maksud pihak sekolah utamanya guru. Buku monitoring antara kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 atau kelas rendah dengan buku monitoring kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 sangat berbeda karena dari segi karakteristik dan kemampuan secara fisik dan psikologis. Namun cara yang digunakan adalah sama dengan catatan kejujuran sangat diutamakan. Dalam menilai setiap kegiatan diperlukan instrumen penilaian untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana siswa-siswa dapat mengikuti kegiatan yang sudah direncanakan. Dan setiap instrumen tersebut dinilai oleh guru kelas masingmasing dan direkap setiap bulan sekali. Setelah diakhir semester maka guru dapat menghitung dan menentukaan nilai siswa berdasarkan format yang diisi dalam buku monitoring. Cara menghitung nilai akhir adalah sebagai berikut : Nilai Akhir = Jumlah nilai yang ada dibagi dengan jumlah nilai seluruhnya dikali 100%. Dalam menentukan nilai memiliki kriteria dan kategori sebagai berikut : nilai A ( amat
12
baik ) = 91 – 100, nilai B ( baik ) = 76 – 90, nilai C ( cukup ) = 61 – 75, dan nilai D ( kurang ) = ≤ 60. Bentuk buku monitoring terdiri dari sebagai berikut : Sampul buku monitoring, Petunjuk pengisian buku monitoring, visi dan misi SDN 3 Tambak, kriteria dan cara menghitung penilaian, dan format aspek kegiatan kelas rendah dan kelas tinggi Sebagai tindak lanjut dari program ini adalah (a) memberi penghargaan kepada siswa yang mengikuti kegiatan program pembelajaran dengan baik berupa piagam, hadiah dan piala begitu sebaliknya apabila tidak mengikuti dengan baik dapat sanksi berupa tugas dan membuat laporan. Bentuk dari penghargaan kepada siswa akan diberikan di akhir semester atau kelulusan dengan 4 macam yaitu: (1) siswa berprestasi, yaitu siswa ini memang memiliki kemampuan dan prestasi lebih dibanding siswa lain, (2) siswa yang mendapat bea siswa adalah siswa yang kurang mampu dalam segi ekonomi tetapi memiliki semangat belajar yang tinggi, (3) siswa religius, yaitu siswa ini melakukan kegiatan keagamaan dan memiliki kelebihan dan prestasi luar biasa, dan (4) siswa inspiratif, yaitu siswa yang melaksanakan kegiatan dalam buku monitoring selama satu tahun untuk dijadikan contoh kepada siswa lain, dan (b) memperbaiki dan mengembangkan nilai-nilai karakter siswa yang belum tetapi penting dan segera dilaksanakan. Setelah model pembelajaran religius of learning programe ini dilaksanakan diharapkan dapat memperoleh hasil UAS mata pelajaran Agama tinggi dan membiasakan nilai religius dalam kegiatan berwudlu, religius dan cinta tanah air dalam berseragam busana muslim, religius dan disiplin membiasakan sholat dhuha berjamaah, religius dalam membaca tartil Al qur’an, religius dalam membaca Surat Yasin, baca wirid dan do’a bersama, dan religius dalam melaksanakan puasa Senin Kamis. Setelah model pembelajaran intensif and inovatif of learning programe ini dilaksanakan diharapkan dapat memperoleh hasil
nilai UAS tinggi, mengikuti
lomba olimpiade Matematika dan Sains, lomba olimpiade online ditingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional dan membiasakan nilai rasa ingin tahu, gemar membaca dalam kegiatan tambahan pelajaran dan literasi Sekolah, pembelajaran PAIKEM untuk mengembangkan kreatif
dan mandiri dengan
membuat prakarya replika gunung berapi, membuat prakarya dari barang bekas tutup botol untuk hiasan, kegiatan berpakaian sendiri di kelas rendah, kegiatan
13
permainan yang menyenangkan, pembelajaran berwawasan lingkungan dengan mengembangkan nilai rasa ingin tahu, kreatif dan mandiri, pembelajaran di sawah, laut, ladang, bukit, pembelajaran dengan IT atau komputer atau online untuk menumbuhkaan rasa ingin tahu dan gemar membaca melalui internet, dan pembelajaran inovatif yang berbasis budaya lokal untuk melestarikan nilai cinta tanah air dan kreatif berupa kercengan dan zamrah Setelah sports and health of learning programe dilaksanakan diharapkan dapat memperoleh hasil prestasi non akademik seperti lomba sepak bola atau futsal, bola voli, sepak takraw, gerak jalan dan membiasakan nilai kerja keras dan disiplin dalam bermain bola sepak, mandiri dalam gerakan cuci pakai sabun, cuci tangan memanfaatkan wastafel, gosok gigi , tanggung jawab terhadap diri sendiri sehingga berani memeriksakan gigi ke dokter gigi, dan peduli lingkungan dengan melakukan kerja bakti atau Jum’a t bersih, Setelah ethics and aesthetics of learning programe ini dilaksanakan diharapkan dapat memperoleh hasil prestasi non akademik dalam lomba tari, menyanyi, kercengan, zamrah, puisi dan membiasakan nilai religius ketika mencium tangan bapak atau ibu guru, disiplin
saat antri bersalaman dengan
bapak ibu guru, dalam membudayakan tertib menata sepatu atau sandal, dalam membudaya
antri berwudlu,
dalam membudaya
membudaya
makan bersama, kreatif dalam kegiatan ketrampilan ( rasa seni ),
dalam kegiatan kesenian menari,
antri masuk kelas, dalam
dalam kegiatan fashion show dari barang
bekas, peduli lingkungan dalam membuat taman bunga di sekolah ( rasa indah), dan peduli sosial dalam membantu orang kurang mampu , Setelah scouting of learning programe ini dilaksanakan diharapkan dapat memperoleh hasil prestasi non akademik dalam lomba pramuka atau Indonesia Scout Challenge ( ISC ) tingkat kabupaten dan membiasakan nilai disiplin dalam baris berbaris, cinta tanah air saat mengikuti upacara pramuka, mandiri dalam berkemah atau pendirian tenda, kreatif dalam membuat ketrampilan, peduli lingkungan dengan bakti sosial atau kerja bakti, dan bersahabat atau komunikatif dalam kegiatan permainan. Dalam melaksanakan penggalian potensi prestasi akademik dan non akademik serta pembiasaan nilai-nilai karakter siswa di SDN 3 Tambak Pulau Bawean
Kabupaten Gresik tahun 2016
ini
melalui model rises of learning
14
programe penuh dengan tantangan dan hambatan, tetapi berkat usaha keras dari semua pihak baik kepala sekolah, dewan guru, staf, orang tua siswa, komite sekolah, paguyuban kelas, masyarakat sekitar, alumni dan dinas pendidikan terkait serta do’a kepada Allah yang Maha Kuasa semua permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Namun memang komitmen yang kuat, motivasi yang tinggi, kerja yang keras, harapan yang besar dan tanggung jawab bersama membuat perubahan besar dan peningkatan hasil yang optimal merupakan citacita bersama. Semua pekerjaan yang berat dapat berubah menjadi ringan, masalah yang sulit dan kompleks dapat menjadi mudah dan sederhana, beban yang bertumpuk dan jalan yang berliku dapat teratasi dengan mudah apabila kita memiliki kebersamaan, kekompakan, keguyuban, dan integritas yang tinggi. Faktor psikologis menjadi pendorong dan penguat dalam melaksanakan pembelajaran di ,lingkungan pendidikan SDN 3 Tambak Pulau Bawean.
Dengan semangat
keterbukaan atau transparansi tinggi dan tanggung jawab anderbeni atau rasa memiliki turut menggugah dan membangunkan semua pihak baik dewan guru, orang tua siswa, komite sekolah, paguyuban dan semua pihak mewujudkan citacita mulia yaitu meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus dan membiasakan nilai-nilai karakter siswa melalui rises of learning programe. Hasil program kegiatan komite sekolah dalam bentuk fisik atau sarana prasarana yaitu antara lain : pembuatan tandon air, pembuaatan tempat wudhu, pembuatan tempat duduk dan wastafel di teras sekolah, pavingisasi halaman sekolah agar tidak becek dan masih banyak lagi lainnya. Hasil dari program pembelajaran bidang akademi dan non akademik baik kecamatan, kabupaten, propinsi
dan
nasional adalah Faradiba Isadora Rahmi, Khilda Fathiyah, Nyimas Ayu Majidah, dan Khoirul Anwar sebagai peraih nilai ujian sekolah tertinggi tingkat kecamatan. Regu Garuda putra dalam lomba ISC ( Indonesia Scout Challenger ) meraih juara 3 beregu di tingkat kabupaten Gresik dan meraih juara 1 dalam aspek pendirian tenda, Khilda Fathiyah ikut dalam kompetisi Matematika Nalar Realistik ( KMNR ) tingkat Nasional di Bogor bulan April 2016 sebagai Nominator. Nabila Ramadhina Zata Amani Nasir. sebagai juara 1 perorangan olimpiade online Piala Ainun Habibi tingkat kabupaten juara 3 beregu. Regu Futsal putra sebagai Finalis futsal KWG Cup III tingkat Kabupaten Gresik tahun 2016.
15
KESIMPULAN Ternyata, daerah 3T ( terdepan, terpencil dan tertinggal ) bukan berarti tidak bisa meningkatkan mutu dan akses pendidikan. Terbukti dengan semangat dan usaha keras untuk berjuang dan berkorban di tengah keterbatasan dan kekurangan serta diiringi dengan doa kepada Allah SWT dapat terwujud. Setelah model rises of learning programe dilaksanakan ternyata dapat meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus utamanya: (1) religius of learning programe dapat mencapai prestasi akademik nilai UAS Agama tertinggi di tingkat kecamatan dan membiasakan nilai-nilai karakter yaitu religius, disiplin dan cinta tanah air, (2) intensif and inovatif of learning programe dapat mencapai prestasi akademik baik lomba olimpiade matematika dan sains baik tingkat kecamatan sampai nasional dan membiasakan nilai-nilai karakter yaitu rasa ingin tahu, gemar membaca, dan kreatif, (3) sports and health of learning programe dapat mencapai prestasi non akademik yaitu lomba sepak bola juara tingkat kabupaten, bola voli, sepak takraw, gerak jalan juara tingkat kecamatan dan membiasakan nilai-nilai karakter yaitu kerja keras, disiplin, tanggung jawab, (4) ethics and aesthetics of learning programe dapat mencapai prestasi non akademik seperti lomba menari, menyanyi, zamrah, kercengan, puisi dan pidato sampai tingkat propinsi serta membiasakan nilai-nilai karakter yaitu toleransi, disiplin, peduli lingkungan, tanggung jawab, (5) scouting of learning programe dapat mencapai prestasi non akademik berupa juara 3 lomba pramuka Indonesia Scout Challenge ( ISC ) tingkat kabupaten dan membiasakan nilai-nilai karakter yaitu cinta tanah air, displin, kreatif, bersahabat atau komunikatif, peduli lingkungan HARAPAN PENULIS Dengan mempertimbangkan hasil di atas maka penulis mengharapkan model rises of learning programe dapat direkomendasikan kepada
yaitu: (1)
kepala sekolah dapat berinovasi dengan menggunakan model tersebut dan dijadikan referensi untuk mengembangkan potensi diri dan nilai-nilai karakter siswa di sekolahnya, (2) sekolah dapat menjadikan sumber inspiratif untuk mengoptimalkan potensi diri dan nilai-nilai karakter siswa sesuai kemampuan sekolah itu sendiri, dan (3) Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi, mendalami dan membina dalam rangka mendiseminasikan ke semua sekolah untuk menjawab tantangan era globalisasi dan era digital sekarang ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
B. Suryosubroto, 2008. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Penerbit, Rineka Cipta. Dirjen Dikdasmen, 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikdasmen Fattah, Nanang. 2010. DeManajemen Berbasis Sekolah ( School Based Management ) Strategi Pemberdayaan Sekolah dalaam rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah.Bandung : CV Andira.. Sudarwan Danim. 2002. Konsep dan Teori Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Dir. Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Dirjen Dikti Diknas. Sumayang L, 2003. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi pertama. Jakarta : PT. Salemba Empat Patria. Tim Penyusun Kamus, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 tahun 2015 tentang. Penumbuhan Budi Pekerti. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.63 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang. Mutu Pendidikan. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 34 tahun 2012 tentang. Daerah Khusus. Jakarta :.. ....................., 2009. Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Duta Jaya. ....................., 2002. Undang-undang Dasar Republik Indonesia, Pembukaan UUD 1945 alinea 4 dan Batang Tubuh UUD 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 3 Jakarta: Penabur ilmu
17
Lampiran 1: Pernyataan Keaslian karya Bukan Plagiat
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama
: WALUYO ISKAK,S.Pd.MM
2. NIP
: 19710307 199605 1 001
3. NUPTK
: 6639 7496 5220 0022
4. Jabatan
: Kepala Sekolah
5. Judul Laporan : Peningkatan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah Khusus melalui Rises of Learning Programe di SDN 3 Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik Tahun 2016 menyatakan bahwa Best Practice yang disusun seluruhnya asli hasil kerja sendiri, bukan plagiat, dan belum pernah dinilai pada lomba lainnya, baik di dalam maupun di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gresik, 31 Oktober 2016
Mengetahui Atasan Langsung
MAHFUDZ, S.Pd.MM NIP.19660712 198904 1 001
Yang Membuat Pernyataan
WALUYO ISKAK,S.Pd.MM NIP.19710307 199605 1 001
18
Lampiran 2: Biodata Peserta
Biodata Peserta LOMBA PENULISAN BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH TAHUN 2016 1.
Nama lengkap (dengan gelar)
WALUYO ISKAK,S.Pd.MM
2.
NIP
19710307 199605 1 001
3.
NUPTK
4.
Pangkat/Gol. Ruang
Pembina/IV/A
5.
Jabatan
Kepala Sekolah
6.
Tempat dan Tanggal Lahir
Jombang, 07 Maret 1971
7.
Jenis Kelamin
Laki-laki
8.
Agama
Islam
9.
Masa Kerja Kepala Sekolah
20 tahun 5 Bulan
/ NPWP
6639 7496 5220 0022 / 48.116.146.1-612.000
10. Judul Artikel Best Practice dalam Peningkatan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah Meningkatkan mutu dan akses Khusus Melalui Rises of Learning Programe di pendidikan di daerah khusus (3T) SDN 3 Tambak Pulau Bawaean Kabupaten Gresik tahun 2016 11. Pendidikan Terakhir S2 ( Strata 2 ) 12. Unit Kerja
13.
a. Kabupaten/Kota
Gresik
b. Provinsi
Jawa Timur
c. Telepon/Fax/HP
0325 411752 atau 082 2345 15 465
d. Email/Surel
[email protected]
e. Website
-
Alamat Rumah: a. Jalan
Pendidikan
b. Kelurahan/Desa
Pekalongan
c. Kecamatan
Tambak
d. Kabupaten
Gresik
e. Provinsi
Jawa Timur
f. Telepon
0325 411752
g. Kode Pos
19
14.
15.
Kegiatan Peningkatan Profesional 1. Workshop Karya Tulis Ilmiah tahun 2013 Kepala Sekolah yang pernah
2. Workshop Kurikulum 2013 tahun 2014
Diikuti dalam 3 tahun terakhir
3. Workshop Inovasi Pembelajaran tahun 2016
Kegiatan Lomba Kepala Sekolah
a. Sebanyak 5 kali
yang Pernah Diikuti dalam 3
b. Juara III pada lomba Kepala sekolah berprestasi
tahun terakhir
tingkat Kabupaten tahun 2010, penyelenggara Dispendik Kab. Gresik. c. Juara I pada lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kabupaten Gresik tahun 2012 penyelenggara Dispendik Kab. Gresik. d. Nominator Juara pada lomba kepala sekolah berprestasi tingkat propinsi Jawa Timur di Malang tahun 2013, pneyelenggara Dispendik Propinsi Jawa Timur. e. Sebagai Nominator Juara pada lomba Inobel Tingkat Nasional di Bali tahun 2013 penyelenggara Kementerian Pendidikan dan Kebuadayaan f. Sebagai Nominator Juara pada lomba Inobel tingkat Nasional di Bogor tahun 2016, penyelenggara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gresik, 31 Oktober 2016 Mengetahui Atasan Langsung
MAHFUDZ, S.Pd.MM NIP.19660712 198904 1 001
Peserta Lomba
WALUYO ISKAK,S.Pd.MM NIP.19710307 199605 1 001
20
Lampiran 3. Prestasi akademik dan non akademik SDN 3 Tambak
1.
KHOIRUL ANWAR Juara 2 Olimpiade Matematika Tingkat Kabupaten Gresik tahun 2016 “ PIALA WAKIL BUPATI “
KHILDA FATHIYAH Juara Kompetisi Matematika Nalaria Realistik ( KMNR ) Tingkat Nasional di Bogor tahun 2016
2.
4.
1. Faradiba Isadora 2. Khilda Fathiyah 2. Nyimas Ayu M 4. Khoirul Anwar Peraih NUN Tertinggi Tingkat Kecamatan tahun 2016 5.
Nabila Ramdhina Z Juara 1 Olimpiade Online Tingkat Kabupaten tahun 2016 “ PIALA AINUN HABIBI “
6.
Finalis Futsal KWG CUP Tingkat Kabuapten tahun 2016
Juara Lomba Pramuka ISC Tingkat Kabupaten tahun 2016
21
Lampiran 4 . Surat Keterangan Sehat