WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA Pengarah : Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Penanggung Jawab : Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Editor : Rosmiati Tim Penulis : Dimas Aditya Nugraha Suminto Yuliarso Farida Dewi Maharani Syafaat Nuniek Aprianti W Riana Riskinandini Agus Salim Renita Sukma Yusri Sinambela Desain Grafis : Agus Kustiwa Editor Foto : Bismo Agung Foto Sampul : Antara Foto / M. Agung Rajasa
KATA PENGANTAR
I
ndonesia masuk dalam kelompok negara maju dan berkembang (G-20) dengan pertumbuhan ekonomi tiga besar di Asia. Itu dapat terlihat ketika terjadi krisis di dalam negeri maupun global, Indonesia masih dapat mengatasinya. Sehingga wajah perekonomian Indonesia di tahun 2012 masih kuat. Percepatan pembangunan dan perluasan pertumbuhan atau yang sering disebut pertumbuhan dan pembangunan berkualitas, adil dan merata tercermin dalam kebijakan fiskal dan alokasi anggaran APBN dalam tiga tahun terakhir. Indonesia pun dapat bangkit dari krisis moneter 1997, bahkan kembali meraih peringkat investasi dari lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings. Peringkat investasi Indonesia naik dari BB+ menjadi BBB-. Kenaikan peringkat itu menjadikan Indonesia masuk dalam kategori investment grade. Hutang negara yang sering menjadi isu politik juga masih terbilang wajar. Rasio hutang LN terhadap PDB terus membaik sejak 2004, dan masih dibawah rata-rata rasio hutang dari PDB negara-negara berkembang yang mencapai 33 %. Konsensus internasional memberikan batasan “aman” bagi rasio hutang terhadap PDB maksimal sebesar 60 %. Pada satu sisi, hutang merupakan momok bagi negara-negara dengan kedisiplinan fiskal rendah seperti di zona Eropa, di sisi lain hutang merupakan indikator kekuatan ekonomi suatu negara (dengan asumsi disiplin fiskal yang tinggi). Profil hutang LN masih sangat terkontrol hingga saat ini, bahkan hingga tahun 2050 hutang LN masih dalam pengendalian fiskal. Pemerintah harus tetap menjaga ruang gerak fiskal agar tetap dapat menjadi stimulus pertumbuhan yang merupakan salah satu instrumen untuk merespon turunnya permintaan global saat ini. Stimulus untuk menggenjot pertumbuhan melalui alokasi fiskal yang tepat terus ditingkatkan. PAKET INFORMASI PUBLIK
i
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Konsumsi domestik saat ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Upaya menarik investasi asing terus dilakukan sehingga investasi dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi saat ini infrastruktur masih menjadi kendala di samping pertumbuhan ekonomi yang masih terpusat di Jawa dan Sumatera. Tantangannya adalah menggeser ekonomi ke Indonesia Timur. Yang juga menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia tahun 2012 adalah tumbuhnya masyarakat kelas menengah dalam lima tahun terakhir. Paling tidak konsumsi masyarakat kelas menengah telah menyumbang 70% dari pertumbuhan ekonomi. Jika dibandingkan negara-negara berkembang lain, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tergolong cepat.
Perdagangan Kementerian Perdagangan, para rekan wartawan serta para narasumber yang kemudian hasil-hasilnya dituangkan ke dalam penyusunan buku Wajah Perekonomian Indonesia dan prospeknya. Hal ini didasari karena ruang publik yang tidak jelas saat ini tidak semua mencerahkan.
Hal ini yang membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika, Direktorat Jendral Informasi dan Komunikasi Publik hadir untuk menyeimbangkan informasi sebagai bentuk adanya penyediaan hak publik untuk tahu. Bagaimana Kemkominfo memberikan informasi yang mencerdaskan, mendidik, memberdayakan kepada publik dan tentunya memberikan solusi di tengah-tengah informasi yang membingungkan. Semoga buku ini bermanfaat.
Bank Dunia tahun 2003 mencatat jumlah kelas menengah di Indonesia hanya sebesar 37,7%, namun pada 2010 mencapai 134 juta jiwa atau 56,6%. Bukan hanya itu, perekonomian Indonesia diperkirakan akan melesat cukup tinggi. Saat ini produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia sudah melampaui 3.000 dolar AS. Bank Dunia juga menilai pertumbuhan PDB Indonesia tetap kuat ditengah rapuhnya perekonomian global. Jika tahun ini diprediksi ekonomi tumbuh 6,1%, tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus 6,3%. Penilaian tersebut didasarkan atas fakta bahwa permintaan domestik tetap tinggi, dan investasi terus meningkat, serta didukung oleh tingginya kepercayaan investor dan terkendalinya laju inflasi.
Jakarta, Maret 2013 DIREKTUR JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK
Hasil-hasil Focus Group Discussion (FGD) merupakan agenda rutin yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Infromatika, dalam hal ini Direktorat Jendereral informasi dan Komunikasi Publik mengucapkan terimakasih kepada Pusat Data dan Informasi, Kementerian Perindustrian, Biro Humas Bappenas, Biro Humas Badan Pusat Statistik (BPS), Pusat Data dan Informasi FREDDY H. TULUNG
ii
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
iii
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK DAFTAR ISI
1.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2011-2012
7
2. Anggaran Negara Tahun 2009 - 2012 (Rp Triliun)
7
3. Pertumbuhan Kredit Perbankan Umum 2012
8
KATA PENGANTAR
i
4. Cadangan Devisa Tahun 2008 - 2012*
8
DAFTAR ISI
iv
5. Pergerakan BI Rate Pergerakan BI Rate Jan 2010 - Des 2012
9
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
v
6. Perkembangan Inflasi 2012
9
PENDAHULUAN
1
7. Distribusi PDB Menurut Pulau Triwulan IV 2012
11
EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN
4
8. PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV 2012 (Rp Triliun)
11
PERTANIAN DAN KELAUTAN
16
9. Pendapatan Nasional Per Kapita
11
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
30
10. Negara Paling Loyal Berinvestasi Ke Indonesia
12
INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
48
11. Penerimaan Negara Perpajakan Dan Penerimaan Bukan Pajak Tahun 2009 - 2012
12
PERHUBUNGAN DAN PEKERJAAN UMUM
58
12. Realisasi Penanaman Modal 2012 (Rp Triliun)
12
PROSPEK PEREKONOMIAN INDONESIA
66
13. Realisasi Investasi PMA dan PMDN LKPM Menurut Lokasi Triwulan IV 2012
13
14. Statistik Ketenagakerjaan
13
iv
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
v
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
vi
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
15. Pertumbuhan Jutawan Terbesar Dunia
14
31. Ekspor Perikanan
27
16. Pertumbuhan Orang Kaya
14
32. Impor Perikanan
27
17. Produktivitas Tanaman Pangan
20
33. Produksi Garam Nasional
28
18. Produksi Buah
20
34. Cadangan Minyak Bumi (2004 - 2011) (Milyar Barel)
33
19. Produksi Sayur
21
35. Produksi Minyak Bumi (2004 - 2011) (Ribu Barel)
33
20. Populasi Binatang Ternak di Indonesia
22
36. Harga Minyak Bumi (US$/Barel)
34
21. Populasi Unggas di Indonesia
22
37. Ekspor Minyak Bumi (2004-2011) (Ribu Barel)
35
22. Proporsi Perkebunan Sawit Di Dunia (%)
23
38. Distribusi Pendapatan Sektor Hulu Migas (US$ Juta)
36
23. Perbandingan Ekspor Minyak Sawit Mentah (CPO) antara Indonesia & Malaysia (dalam 1.000 Mt)
39. Produksi Gas Bumi (2004 - 2011) (MMSCF)
37
23 40. Cadangan Gas Bumi (2004 - 2011) (Milyar Barel)
37
24. Volume Ekspor CPO Ke 5 Negara Terbesar (Juta Ton)
24 41. Ekspor Gas (2004 - 2011) (MMSCF)
38
25. Total Ekspor CPO Tahun 2006 - 2012
24 42. Ekspor Bijih Mineral
40
26. Perkembangan Produksi Gula
25 43. Pasokan Batubara (2004 - 2011) (Ton)
40
27. Kinerja Perkebunan Karet Indonesia Tahun 2011 - 2012 (Juta Ton)
25 44. Produksi Briket (2005 - 2010) (Ton)
41
28. Ekspor Biji Kakao (Ton)
26 45. Harga Batubara (US$/Ton)
41
29. Volume Produksi Perikanan Tangkap di Perairan Umum Menurut Jenis Perairan 2009 - 2011
26 46. Kapasitas Total Pembangkit Listrik PLN Tahun 2004 - 2012
42
30. Ekspor Udang
27
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
vii
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
47. Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Tahun 2010 - 2012
42
63. Struktur Nilai Ekspor (%)
55
48. Sumber Produksi Listrik Tahun 2011
42
64. Kinerja Ekspor Indonesia Tahun 2007 - 2012 (US$ Miliar)
56
49. Produksi Geothermal Tahun 2005 - 2011 (000 Ton Water Gas)
43
65. Komposisi Ekspor Berdasarkan Sektor Januari - Desember 2012 (%)
56
50. Potensi Energi Sinar Matahari (Solar) Indonesia Tahun 2011 (Wh/m2)
44
66. Komposisi Pengguna Seluler (%)
56
51. Potensi Energi Mikrohidro Indonesia Tahun 2011 (KW)
44
67. Tingkat Hunian Hotel
57
52. Potensi Energi Pembangkit Listrik Tenaga Limbah (Biomassa)
45
68. Kunjungan Wisatawan Asing (Juta Orang)
57
53. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia
46
69. Indikator Infrastruktur
60
54. Industri Paling Diminati
52
70. Panjang Jalan Menurut Kewenangan di Indonesia 2011
60
55. 5 Negara Tujuan Ekspor Nonmigas Terbesar Jan - Nov 2012 (US$ Miliar)
52
71. Kapasitas Produksi PDAM di Indonesia 2011
61
56. Pertumbuhan Industri Pengelolaan Nonmigas 2007 - 2012 (%)
52
72. Perkembangan Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) 2007 - 2011
61
57. Neraca Perdagangan 2012 (US$ Miliar)
53
73. Jenis Pengoperasian Angkutan Penyebrangan Tahun 2007 - 2011
62
58. Neraca Perdagangan Indonesia 2012 (US$ Juta)
53
74. Kondisi Perkembangan Lintas Penyebrangan
62
59. Neraca Dagang Indonesia Dengan Negara Mitra Utama (US$ Juta)
54
75. Perkembangan Pelabuhan Penyebrangan Tahun 2006 -2011
63
60. Ekspor-Impor Tahun 2012 (US$ Miliar)
54
76. Jumlah Kapal SDP yang Beroperasi Tahun 2007 - 2011
63
61. Ekspor Impor Indonesia Tahun 2006 - 2012 (US$ Juta)
55
77. Jumlah Kapal Penyebrangan Berdasarkan kepemilikan Tahun 2007 - 2011
64
62. Struktur Ekspor Berdasarkan Sektor (%)
55
78. Volume Angkutan Penumpang Kereta Api Tahun 2007 - 2011
64
viii WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
ix
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
79. Volume Angkutan Barang Oleh Kereta Api Tahun 2007 - 2011
64
80. Bandara Tersibuk Dunia 2012
65
81. Penumpang Pesawat di Indonesia 2012
65
82. 22 Kegiatan Ekonomi Utama
70
83. Koridor Ekonomi Sumatera
71
84. Koridor Ekonomi Jawa
72
85. Koridor Ekonomi Kalimantan
73
86. Koridor Ekonomi Sulawesi
74
87. Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara
75
88. Koridor Ekonomi Papua - Kepulauan Maluku
76
PENDAHULUAN
T
idak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2012 dan sebentar lagi akan memasuki tahun 2013. Berbagai peristiwa, kegiatan, dan pencapaian bidang ekonomi mewarnai tahun 2012. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2012 tahun ke tahun (yoy) mencapai 6,23% dengan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar. Jika dibandingkan dengan kuartal III 2012, ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2012 tumbuh 0.06%. Sektor penyumbang terbesar pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal IV 2012 berturut-turut adalah pertanian (termasuk peternakan, kehutanan, dan perikanan) sebesar 6,15%, pengangkutan dan komunikasi sebesar 4,20% serta industri pengolahan 3,99%. Untuk sektor pengangkutan dan komunikasi, komunikasi yang lebih dominan seperti industri penyedia layanan telekomunikasi dan internet melalui telepon seluler. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2012 mencapai 6,3% didorong oleh investasi dan permintaan domestik yang diperkirakan masih cukup tinggi. Pada kuartal IV-2012 konsumsi pemerintah akan lebih besar sehingga realisasi pengeluaran pemerintah juga akan meningkat. Tren setiap kuartal IV, pengeluaran pemerintah biasanya memang besar. Bahkan Indonesia masuk dalam kelompok negara dengan pertumbuhan
x
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
“
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2012 mencapai 6,3 % didorong oleh investasi dan permintaan domestik yang diperkirakan masih cukup tinggi.
PAKET INFORMASI PUBLIK
1
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
ekonomi tertinggi di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Sektor yang diperkirakan tumbuh di antaranya sektor industri pengolahan, perdagangan serta pengangkutan dan komunikasi. Investasi juga diperkirakan tetap tumbuh kuat didukung optimistis pelaku usaha di tengah iklim yang kondusif dan prospek perekonomian yang membaik.
“
Indonesia juga meraih peringkat layak investasi dari berbagai lembaga pemeringkat internasional. Terakhir pada Oktober 2012, lembaga pemeringkat asal Jepang, Rating and Investment Information Inc. (R&I) memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia.
2
Indonesia juga meraih peringkat layak investasi dari berbagai lembaga pemeringkat internasional. Terakhir pada Oktober 2012, lembaga pemeringkat asal Jepang, Rating and Investment Information Inc. (R&I) memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia. Peringkat tersebut sama seperti yang telah diberikan oleh lembaga pemeringkat lainnya seperti Japan Credit Rating Agency, Ltd, Fitch Ratings dan Moody’s, serta membuktikan kondisi ekonomi Indonesia yang baik dalam segi fiskal dan moneter. Kondisi tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan bagi masyarakat serta investor ritel maupun institusional di Jepang untuk berinvestasi di Indonesia melalui kepemilikan obligasi berdenominasi Yen. Peringkat layak investasi R&I menunjukkan kekuatan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi dan keuangan global yang hingga saat ini belum juga menunjukkan gejala perbaikan. R&I menaikkan “Sovereign Credit Rating” Republik Indonesia menjadi BBB-/ stable outlook atau peringkat layak investasi (investment grade). Faktor utama yang mendukung keputusan tersebut adalah kekuatan Indonesia yang mencapai pertumbuhan tinggi di tengah penurunan ekonomi global. Selain itu, Indonesia memiliki pengelolaan fiskal yang konservatif, utang pemerintah yang rendah dan sistem keuangan yang semakin stabil.
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
BI mencatat adanya depresiasi mata uang rupiah secara point-to-point pada Oktober 2012 sebesar 0,36% bulan ke bulan (mtm) ke level Rp9.605 per US$ atau secara rata-rata melemah 0,41% (mtm) dari Rp9.593 per US$. Namun BI memperkirakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan turun sejalan dengan turunnya defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran yang tercatat surplus. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2012 tercatat turun menjadi 2,4% dari produk domestik bruto (PDB), lebih rendah dari triwulan II 2012 sebesar 3,5% dari PDB. Laju inflasi juga tetap terkendali dan diperkirakan pada akhir tahun akan berada di sekitar titik tengah kisaran sasaran inflasi 2012 sebesar 4,5 plus-minus satu %. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2012 tercatat 0,16 % (mtm) sehingga secara tahunan sebesar 4,61% (yoy). Inflasi inti masih terkendali, meskipun sedikit meningkat menjadi 4,59 % (yoy), terutama didorong oleh kenaikan sewa dan kontrak rumah. Secara fundamental, terkendalinya inflasi inti dipengaruhi oleh turunnya “imported inflation” sejalan dengan penurunan harga komoditas pangan dan energi global, relatif terjaganya stabilitas rupiah, stabilnya ekspektasi inflasi, serta respons sisi penawaran yang memadai. Buku ini berusaha memotret perekonomian Indonesia dan Prospeknya sehingga diperoleh gambar yang mewakili kondisi perekonomian selama 2012. Di bagian akhir dipaparkan sejumlah tantangan yang menghadang di tahun 2013 yang memerlukan perhatian sehingga tidak menjadi hambatan bagi kemajuan perekonomian nasional. Buku ini tidak lepas dari kekurangan, kami menantikan saran dan kritik untuk perbaikan penyusunan buku ini di masa mendatang.
“
Buku ini berusaha memotret perekonomian Indonesia dan Prospeknya sehingga diperoleh gambar yang mewakili kondisi perekonomian selama 2012. Di bagian akhir dipaparkan sejumlah tantangan yang menghadang di tahun 2013 yang memerlukan perhatian sehingga tidak menjadi hambatan bagi kemajuan perekonomian nasional.
PAKET INFORMASI PUBLIK
3
Antara Foto / Rosa Panggabean
EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010-2012
P
ada akhir Oktober 2012, DPR dan pemerintah menyepakati APBN 2013 yang menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%, laju inflasi 4,9%, nilai tukar rupiah Rp9.300 per US$ dan tingkat suku bunga sertifikat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan 5,0%. Selain itu asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) 100 dolar AS per barel, lifting minyak 900 ribu barel per hari, lifting gas bumi 1.360 ribu barel setara minyak per hari dan lifting minyak dan gas bumi 2.260 ribu barel per hari. Pendapatan Negara dan Hibah disepakati Rp1.529,7 triliun yang terdiri dari penerimaan dalam negeri sebesar Rp1.525,2 triliun dan penerimaan hibah Rp4,5 triliun. Kemudian, Belanja Negara disepakati Rp1.683 triliun, yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.154,4 triliun dan transfer ke daerah Rp528,6 triliun. Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja pegawai Rp241,1 triliun, belanja barang Rp167 triliun, belanja modal sebesar Rp216,1 triliun, pembayaran bunga utang sebesar Rp113,2 triliun. DPR dan pemerintah juga menyetujui dilakukannya penghematan subsidi listrik 2013 melalui penyesuaian tarif tenaga listrik (TTL) di luar pelanggan 450 VA dan
2010
900 VA. Penggunaan dana hasil penghematan subsidi listrik sebesar Rp11,8 triliun untuk diarahkan pada belanja lebih produktif, yaitu belanja infrastruktur dalam rangka mempercepat pembangunan. Dengan demikian, besaran defisit dalam 2013 adalah 1,65% terhadap PDB, atau sebesar Rp153,3 triliun dengan sumber pembiayaan dari pembiayaan non utang sebesar negatif Rp8,1 triliun dan pembiayaan utang Rp161,4 triliun. Sementara, pembiayaan non utang terdiri atas perbankan dalam negeri sebesar Rp14,3 triliun dan non perbankan dalam negeri sebesar Rp22,5 triliun. BI menilai tingkat suku bunga pada Oktober 2012 masih konsisten dengan tekanan yang rendah dan terkendali. Karena itu BI tetap mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Tingkat suku bunga masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013 yaitu 4,5 plus-minus 1,0%. BI mempertahankan BI Rate pada level 5,75% sejak Februari 2012 hingga November 2012.
2011
2012
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
PDB Nominal (Rp Triliun)
1,503.0
1,586.5
1,668.0
1,678.5
1,750.9
1,823.6
1,931.1
1,921.6
1,977.7
2,051.3
2,122.8
2,618.10
Pertumbuhan PDB Riil (%yoy)
5.91
6.25
5.77
6.83
6.43
6.45
6.46
6.49
6.32
6.37
6.17
6.23 Sumber : BPS
2. Anggaran Negara Tahun 2009 - 2012 (Rp Triliun) Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Produk Domestik Bruto (PDB) nominal meningkat setiap tahun sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. PDB 2012 sampai Kuartal empat tercatat sebesar Rp2.618, 1 triliun. Pertumbuhan PDB riil pada kuartal IV Tahun 2012 mencapai 6,23%. Anggaran Negara Tahun 2004-2012 (Rp Triliun) Anggaran negara berupa pendapatan negara dan hibah terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2012 ini angkanya mencapai Rp1.683 triliun.
1,683 1600
Pendapatan Negara dan Hibah : Belanja Negara :
1,534.6 1400
1,320.7
800
1,344.5
1,202
1200
1000
1,529.7
1,000.8
1,169.9 1,086.4
870.9 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Kementerian Keuangan
6
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
7
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
3. Pertumbuhan Kredit Perbankan Umum 2012
4. Cadangan Devisa Tahun 2008 - 2012*
Pertumbuhan Kredit (%) YoY
Januari
1,746.01
25.10
Februari
1,773.89
24.19
Maret
1,814.85
24.87
April
1,843.54
25.69
Mei
1,889.47
26.29
Juni
1,950.73
25.74
Juli
1,973.60
25.16
Agustus
2,031.61
23.58
September
2,079.26
22.90
Oktober
2,106.16
22.80
November
2,150.96
22.30
Desember
2,200.09
23.49
Uraian
2012*
2008
2009
2010
2011
Cadangan Dalam Valuta Asing
105,343
49,164
60,369
89,751
103,380
Surat Berharga
83,299
45,476
57,100
82,979
90,795
UKA dan Simpanan
22,044
3,687
3,269
6,772
12,585
RPF
224
225
227
224
223
SDRs
2,715
34
2,753
2,714
2,696
Emas Moneter
3,935
2,041
2,552
3,299
3,593
Tagihan Lainnya
564
175
203
219
231
Jumlah
112,781
51,639
66,105
96,207
110,123
Antara Foto / M Agung Rajasa
Nilai Kredit* (Rp Triliun)
Bulan
5. Pergerakan BI Rate Jan 2010 - Des 2012
Keterangan : Bank Indonesia Sumber : diolah dari Bank Indonesia Keterangan : * Terdiri atas kredit modal kerja, investasi dan konsumsi YoY : Year on Year (Tahunan) 2012 terhadap 2011
Antara Foto / M Risyal Hidayat
Pertumbuhan Kredit Perbankan Umum 2012 Pertumbuhan kredit perbankan melambat setidaknya sejak Mei 2012 hingga Oktober 2012. Pelambatan terutama terjadi pada kredit modal kerja. Meskipun demikian secara nominal jumlah kredit perbankan mengalami peningkatan. Cadangan Devisa Tahun 2008 - 2012 Cadangan devisa meningkat dari tahun 2008 sampai 2012 dimana pada tahun 2012 cadangan devisa terbesar terdapat pada Surat Berharga yaitu sebesar 83,299 juta US$.
Pergerakan BI Rate Jan 2010 - Des 2012 BI kembali menetapkan suku bunga acuan di level 5,75% yang bertahan sejak Februari 2012, mempertimbangkan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali. Perkembangan Inflasi 2012 Laju inflasi dari bulan Januari sampai Agustus meningkat, namun turun di bulan September karena harga-harga menurun paska lebaran dan mendorong inflasi ke level yang lebih rendah pula. Pada bulan Desember laju inflasi kembali meningkat.
Periode
%
6 Jan 2010
6.50
4 Feb 2011
6.75
10 Nov 2011
6.00
9 Feb 2012
5.75
8 Nov 2012
5.75
Des 2012
5.75
Sumber : Bank Indonesia
8
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
6. Perkembangan Inflasi 2012
2012 Inflasi (%) Januari 0.76 Februari 0.05 Maret 0.07 April 0.21 Mei 0.07 Juni 0.62 Juli 0.70 Agustus 0.95 September 0.01 Oktober 0.16 November 0.07 Desember 0.54 Sumber : BPS
PAKET INFORMASI PUBLIK
9
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
7. Distribusi PDB Menurut Pulau Triwulan IV 2012 Pulau
%
Jawa
57.51
Sumatera
23.91
Kalimantan
9.03
Sulawesi
4.86
Bali Dan Nusa Tenggara
2.55
Maluku Dan Papua
2.14 Sumber : BPS
Antara Foto / Fiqman Sunandar
Antara Foto / Andika Wahyu
8. PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV 2012 (Rp Triliun)
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PDB Menurut Lapangan Usaha Sementara, menurut lapangan usaha, PDB terbesar diperoleh pada industri pengolahan sebesar Rp1.972,9 triliun. Pendapatan Nasional Per Kapita Pendapatan per kapita (atas dasar harga berlaku) meningkat berkelanjutan dari tahun 2000 sebesar Rp6,17 juta menjadi sekitar Rp33,34 juta di tahun 2012. 9. Pendapatan Nasional Per Kapita
Tahun
Pendapatan Nasional Per Kapita (Rp)
1145.6
2007
15,285,571.30
Pertambangan & Penggalian
970.6
2008
19,141,673.45
2009
20,964,887.57
2010
24,020,664.83
No
Lapangan Usaha
Rp
1
Industri Pengolahan
1972.9
2
Pertanian, Perternakan, Kehutanan, & Perikanan
1190.4
3
Perdagangan, Hotel, & Restoran
4 5
Konstruksi
888.7
6
Jasa-Jasa
861.0
7
Keuangan, Real Estat, & Jasa Perusahaan
598.5
8
Pengangkutan & Komunikasi
549.1
2011
30,424,351.68
9
Listrik, Gas, & Air Bersih
65.1
2012
33,338,986.87
Sumber : BPS
10
Distribusi PDB Menurut Pulau Triwulan III 2012 Daerah penyumbang PDB terbesar adalah Pulau Jawa sebesar 57,51%. Sisanya menyebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara.
Sumber : BPS
PAKET INFORMASI PUBLIK
11
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
10. Negara Paling Loyal Berinvestasi Ke Indonesia
Negara Paling Loyal Berinvestasi ke Indonesia Negara yang paling Loyal berinvestasi di indonesia adalah Singapura (3,5 miliar US$/19,1%), Jepang (1,8 miliar US$/ 9,8%), Korea Selatan (1,3 miliar US$/6,8%), Inggris (0,9 miliar US$/4,9%), Amerika Serikat (0,7 miliar dolar AS/4,0 %).
Singapura
US$3,5 miliar
19.1%
Jepang
US$1,8 miliar
9.8%
Korea Selatan
US$1,3 miliar
6.8%
Inggris
US$0,9 miliar
4.9%
Amerika Serikat
US$0,7 miliar
4.0%
13. Realisasi Investasi PMA dan PMDN LKPM Menurut Lokasi Triwulan IV 2012 Pulau
Sumber : BPS
2009
2010
2011
2012
Penerimaan Negara Bukan Pajak (Rp Triliun)
227,174.40
247,176.40
243,089.70
272,720.20
Penerimaan Perpajakan (Rp Triliun)
619,922.20
743,325.90
839,540.30
Sumatera
14,256.2
3,729.3
Jawa
52,692.9
13,659.9
Kalimantan
16,739.7
3,208.6
Sulawesi
4,901.0
1,507.0
3,167.8
1,126.6
Maluku
323.9
98.8
Papua
100.5
1,234.5
1,019,332.40
14. Statistik Ketenagakerjaan
Realisasi Penanaman Modal Triwulan III 2012 Realisasi penanaman modal pada tahun 2012 semakin meningkat dari triwulan I-IV, hal ini menunjukkan bahwa investasi di Indonesia semakin membaik.
1 12. Realisasi Penanaman Modal 2012 (Rp Triliun) 2011
2012
Triwulan I
53.6
71.2
Triwulan II
62.0
76.9
Triwulan III
65.4
Triwulan IV
70.2
Statistik Ketenagakerjaan Jumlah pengangguran di Indonesia berkurang dari 7,61 juta orang pada Februari 2012, menjadi 7,24 juta orang pada Agustus 2012. Angka tersebut lebih rendah dibanding Agustus 2011 yang mencapai 7,70 juta orang.
Sumber : BKPM
Sumber : Kementerian Keuangan
Penerimaan Negara Perpajakan dan Penerimaan Bukan Pajak tahun 2009 - 2012 Penerimaan negara bukan pajak tahun 2009 sebesar Rp227,17 triliun dan sampai dengan tahun 2012 meningkat menjadi sebesar Rp272,72 triliun sedangkan penerimaan negara perpajakan pada tahun 2009 sebesar Rp619,92 triliun dan tahun 2012 meningkat menjadi sebesar Rp1.019,33 triliun.
Nilai PMA (US$ Juta)
Bali Dan Nusa Tenggara
11. Penerimaan Negara Perpajakan dan Penerimaan Bukan Pajak Tahun 2009 - 2012 Uraian
Nilai PMDN (Rp Miliar)
Realisasi Investasi PMA dan PMDN LKPM Menurut Lokasi Triwulan IV 2012 Titik investasi kian menyebar, terlihat dari daerah yang mendapatkan realisasi investasi tak lagi berada di Pulau Jawa, melainkan ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua.
2011
2012
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Angkatan Kerja (Juta Orang)
119.40
117.37
120.41
118.04
Bekerja (Juta Orang)
111.28
109.67
112.80
110.80
8.12
7.70
7.61
7.24
Pengangguran (Juta Orang) 2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
69.96
68.34
69.66
67.88
81.8
3
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
6.80
6.56
6.32
6.14
83.3
4
Pekerja Tidak Penuh (Juta Orang)
34.19
34.59
35.55
34.29
Setengah Penganggur (Juta Orang)
15.73
13.52
14.87
12.77
Paruh Waktu (Juta Orang)
18.46
21.06
20.68
21.52
Sumber : BKPM
Sumber : BPS
12
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
13
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
15. Pertumbuhan Jutawan Terbesar Dunia Negara
2012
2017
%
Brasil
227
497
119%
Rusia
97
203
109%
Malaysia
36
75
Polandia
38
Indonesia
16. Pertumbuhan Orang Kaya Negara
Jumlah (Ribu Orang)
Pertumbuhan
2017
2012
AS
16,876
11,023
53%
108%
Perancis
3,423
2,284
50%
78
105%
Inggris
2,678
1,582
69%
104
207
99%
Jerman
2,556
1,463
75%
China
964
1,901
97%
Brasil
497
227
119%
Hongkong
92
180
96%
Korsel
398
208
91%
Korea Selatan
208
398
91%
Meksiko
253
141
79%
Meksiko
141
253
79%
Singapura
249
156
60%
Indonesia
207
104
99%
Rusia
203
97
109%
Sumber : Credit Suisse Global Wealth Databook 2012
*Jumlah Kekayaan >1 Juta US$ Sumber : BPS, Credit Suisse
14
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Antara Foto / Rosa Panggabean
Pertumbuhan Jutawan Terbesar Didunia dan Pertumbuhan Orang Kaya Indonesia diperkirakan akan mencatatkan diri sebagai negara dengan peningkatan jumlah jutawan terbesar kelima setelah Brazil, Rusia, Malaysia, dan Polandia. Jumlah jutawan atau yang memiliki kekayaan lebih dari satu juta US$ di Indonesia akan meningkat 99%, dari 104 orang menjadi 207 orang pada tahun 2017.
Antara Foto / Saptono
Antara Foto / Noveradika
PERTANIAN DAN KELAUTAN
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
Hingga saat ini sektor pertanian menyumbang penyerapan tenaga kerja baru setiap tahunnya dan masih menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar angkatan kerja di Indonesia. Bahkan kebutuhan akan pangan nasional, masih menumpukan harapan kepada sektor pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Mei 2012 tenaga kerja di sektor pertanian mencapai 41,20 Juta jiwa atau sekitar 43,4% dari jumlah total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,76% atau sebesar 1,9 juta dibandingkan Agustus 2011. Indonesia menempati urutan ke 3 dunia setelah China (66% ) dan India (53,2%). Komitmen Pemerintah untuk memajukan sektor pertanian sudah besar. Mengingat kemampuan pendapatan negara terbatas, alokasi biaya pembangunan sektor pertanian menjadi tidak ideal. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2013 untuk alokasi anggaran program sektor pangan sebesar Rp. 83 triliun atau sepertiga dari anggaran belanja pegawai yang besarnya mencapai Rp 241 triliun. Anggaran pangan tersebut hanya mencakup untuk 2 (dua) kegiatan, yaitu
18
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
stabilisasi harga pangan bagi pemenuhan kebutuhan rakyat sebesar Rp. 64,3 triliun, serta pembangunan infrastruktur irigasi Rp. 18,7 triliun. Sektor pertanian Indonesia dihadapkan pada persaingan pasar yang semakin kompetitif, di tengah dinamika perubahan lingkungan strategis internasional. Ratifikasi berbagai kesepakatan internasional, memaksa setiap negara membuka segala rintangan perdagangan dan investasi, serta membuka kran ekspor-impor seluas-luasnya. Hal tersebut akan mendorong persaingan pasar yang semakin ketat, sebagai akibat integrasi pasar regional/internasional terhadap pasar domestik.
masih akan berlangsung hingga bulan November. Sementara itu, pada tahun 2013 diperkirakan ada pengaruh El Nino yang menyebabkan kekeringan akan terus berlanjut. Hal ini merupakan siklus dua tahun setelah La Nina. Kemarau panjang yang akan terjadi dapat menggeser musim tanam, sehingga akan mempengaruhi produksi.
Kedua, diperkirakan masih akan terjadi permasalahan pada ketersediaan benih padi dan komoditas pertanian. Hal ini didasarkan pada kejadian di tahun 2010 dan 2011, dimana selalu terjadi keterlambatan pengadaan benih padi, sehingga menyebabkan ketergantungan pada produsen benih impor. Sumber : Analisis Badan Intelijen Negara (BIN) & Setneg.go.id
Praktek perdagangan bebas yang cenderung menghilangkan perlakukan non-tariff barrier telah berdampak besar terhadap sektor pertanian Indonesia, baik di tingkat mikro (usahatani) maupun di tingkat makro (nasional-kebijakan). Di tingkat mikro, liberalisasi perdagangan ini sangat terkait dengan efisiensi, produktivitas dan skala usaha. Sedangkan di tingkat makro, kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk melindungi petani produsen dan masyarakat konsumen. Pada kenyataannya kelompok negara maju lebih berhasil dalam mengamankan petaninya agar tetap bergairah berproduksi. Sementara negara-negara berkembang relatif kurang berhasil memproteksi petani produsen dan masyarakat konsumen.
Antara Foto / Seno S
S
ektor pertanian nampaknya masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang pada sektor industri dan jasa. Selain dibutuhkan sebagai penyedia pangan nasional, sektor pertanian juga menyerap sebagian besar tenaga kerja.
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Tantangan lain yang diperkirakan akan dihadapi oleh sektor pertanian pada tahun 2013, pertama, musim kemarau tahun 2012 di beberapa daerah diperkirakan PAKET INFORMASI PUBLIK
19
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
17. Produktivitas Tanaman Pangan
19. Produksi Sayur
Komoditi
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012*
Padi
Ku/Ha
48.94
49.99
50.15
50.17
51.19
Jagung
Ku/Ha
40.78
42.32
44.36
44.64
47.8
Kedelai
Ku/Ha
13.13
13.49
13.73
13.84
13.73 *Angka Ramalan II Sumber : BPS & Kementerian Pertanian
Produktivitas Tanaman Pangan Produktivitas tanaman pangan, terkecuali kedelai, rata-rata meningkat dari tahun 2011 ke 2012. Produksi tanaman pangan merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan produktivitas. 18. Produksi Buah
Kentang
Kubis
Cabai *)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
2008
853,615
1,071,543
1,323,702
1,153,060
2009
965,164
1,176,304
1,358,113
1,378,727
Tahun
2010 2011
1,048,934 1,060,805 1,385,044 1,328,864 893,124
955,488
1,363,741
1,903,229
*) Dari tahun 2003 merupakan gabungan angka cabe besar dan cabe rawit Sumber : BPS
Mangga
Jeruk
Pepaya
Pisang
Nanas
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
2008
2,105,085
2,467,632
717,899
6,004,615
1,433,133
2009
2,243,440
2,131,768
772,844
6,373,533
1,558,196
2010
1,287,287
2,028,904
675,801
5,755,073
1,406,445
2011
2,131,139
1,818,949
958,251
6,132,695
1,540,626
Tahun
Bawang Merah
Produksi Sayur Pemerintah memperkirakan produksi sayuran tahun 2012 tumbuh 3,5% dibanding tahun 2011. Namun cuaca yang ekstrim membuat produksi sayuran tahun 2012 hanya meningkat 1,3% menjadi 10,66 juta ton dari tahun 2011 yang sebesar 10,51 juta ton. Penurunan produksi di beberapa komoditas ini bisa dikompensasi dengan kenaikan produksi di beberapa komoditas lain yang lebih tahan terhadap air hujan seperti kentang dan kubis.
Sumber : BPS
20
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Antara Foto / Lucky R.
Produksi Buah Indonesia kaya dengan ragam buah lokal. Durian, duku, manggis, sawo, salak dan rambutan, belimbing merupakan buah-buahan Indonesia. Semua buah tropis, seperti mangga, pisang, pepaya, alpukat bisa tumbuh baik di Indonesia. Namun, saat ini produk buah Indonesia belum bisa bersaing dengan buah impor. Volume maupun kualitas buah lokal tertinggal dari buah impor. Total produksi buah Indonesia saat ini adalah 18,9 juta ton, di mana kurang dari dua persen yang berkualitas premium. Untuk menutup kebutuhan pasar, Indonesia mengimpor 450 ribu ton lebih pada tahun 2012. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 30 Tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura.
PAKET INFORMASI PUBLIK
21
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
20. Populasi Binatang Ternak di Indonesia Komoditi
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
Babi
Ekor
6,837,529
6,974,732
7,476,665
7,757,524
7,830,915
Domba
Ekor
9,605,338
10,198,766
10,725,488
11,371,630
12,768,241
Kambing
Ekor
15,147,433
15,815,317
16,619,599
17,482,723
17,862,203
Kerbau
Ekor
1,930,716
1,932,927
1,999,604
1,305,011
1,378,153
Kuda
Ekor
392,864
398,758
418,618
416,306
421,645
Sapi Perah
Ekor
457,577
474,701
488,448
597,129
621,980
Sapi Potong
Ekor
12,256,604
12,759,838
13,581,571
14,824,007
16,034,336
Sumber : Kementerian Pertanian
21. Populasi Unggas di Indonesia Komoditi
Satuan
2008
2009
2010
2011
Ayam Buras
Ekor
243,423,389
249,963,499
257,544,104
274,892,875
Ayam Ras Pedaging
Ekor
902,052,418
1,026,378,580
986,871,711
1,041,968,244
Ayam Ras Petelur
Ekor
107,955,170
111,417,637
105,210,062
110,300,426
Itik
Ekor
39,839,520
40,679,541
44,301,804
46,989,522
Proporsi Perkebunan Sawit Di Dunia (%) Perkembangan industri Kelapa Sawit di Indonesia tidak terlepas dari upaya berkesinambungan dalam peningkatan produktivitas tanaman yang dilakukan banyak pihak. Namun upaya menjaga eksistensi industri kelapa sawit nasional perlu didukung secara maksimal oleh eksistensi industri perbenihan kelapa sawit di dalam negeri. Selain itu harus pula diimbangi dengan penyediaan benih secara enam tepat yaitu tepat varietas, mutu, tempat, jumlah, waktu dan harga. Perbandingan Ekspor Minyak Sawit Mentah (CPO) antara Indonesia & Malaysia (dalam 1.000 Mt) Nilai ekspor minyak sawit mentah terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini didukung dengan penetapan tarif bea keluar ekspor minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) untuk pengiriman bulan Agustus 2012 sebesar 15%.
22. Proporsi Perkebunan Sawit Di Dunia (%) Rakyat
Swasta & Negara
Nigeria
97
3
Thailand
78
22
Indonesia
42
58
Malaysia
41
59
Papua Nugini
42
58 Sumber : Diolah dari berbagai sumber
23. Perbandingan Ekspor Minyak Sawit Mentah (CPO) antara Indonesia & Malaysia (dalam 1.000 Mt) Tahun
Indonesia
Malaysia
2010
1,467
1,060
2011
1,470
985
2012
1,520
1,250 Sumber : Indexmundi
Sumber : Kementerian Pertanian
22
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
istimewa
Populasi Binatang Ternak di Indonesia dan Populasi Unggas di Indonesia Badan Pusat Statistik akan menggelar Sensus Pertanian pada Mei 2013. Sensus Pertanian 2013 akan mencakup seluruh usaha pertanian di subsektor tanaman pangan, hortikultura, tanaman hias, perkebunan, perikanan, dan kehutanan, termasuk peternakan. Populasi binatang ternak dan unggas selalu bertambah dari tahun 2008-2012, oleh karena itu pada tahun 2013 diprediksi akan meningkat pula jumlah populasinya.
PAKET INFORMASI PUBLIK
23
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
24. Volume Ekspor CPO Ke 5 Negara Terbesar (Juta Ton)
India Belanda
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2.61
3.01
4.92
5.74
5.50
5.11
5.5
1.62
1.0
2.81
2.78
2.41
2.58
-
2006
Ekspor CPO 5.46
2007
5.75
2008
14.28
Tahun
China
1.98
0.62
2.10
3.26
2.58
2.41
-
2009
11.63
Malaysia
0.93
0.49
1.02
1.58
1.98
1.98
1.4
2010
15.46
2011
19.79
2012*
18.0
Banglades
0.47
0.31
0.57
0.81
0.78
0.82
26. Perkembangan Produksi Gula
25. Total Ekspor CPO Tahun 2006 - 2012
-
Antara Foto / Basri Marzuki
Volume Ekspor CPO Ke 5 Negara Terbesar dan Total Ekspor CPO Tahun 2006 - 2012 Total nilai ekspor CPO hingga akhir tahun 2012 kemungkinan tidak melebihi realisasi tahun 2011 sebesar 19,79 miliar dolar AS akibat tren penurunan harga komoditas itu sejak awal semester II tahun 2012. Dari segi volume, ekspor hingga akhir tahun 2012 kemungkinan meningkat dibandingkan capaian tahun 2011 sebanyak 16,5 juta ton.
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Rendemen
Produksi
(Ha)
(Juta Ton)
(%)
(Juta Ton)
2008
436,504
32.96
8.2
2.70
2009
422,935
32.17
7.8
2.62
2010
418,259
34.22
6.5
2.21
2011
450,297
30.32
7.4
2.23
2012*
451,998
33.73
7.9
2.50
Perkembangan Produksi Gula Pemerintah optimistis produksi gula tahun 2012 dapat mencapai 2,5 juta ton. Optimisme ini tidak berbeda jauh dengan penghitungan sementara (taksasi) produksi gula tahun 2012 sebesar 2,66 juta ton. Produksi gula masih terganjal pada lahan produksi. Jika pada 2007 luas lahan tebu 301.001 hektare (ha), pada 2011 telah menyusut menjadi 282.349 ha. Karenanya, Kementerian BUMN terus melakukan perluasan lahan tebu 1.530 ha. Perluasan ini merupakan bagian dari target perluasan lahan tebu pemerintah 312.948 ha tahun 2013.
*Nilai Perkiraan Sumber : Kementerian Perdagangan
24
Produksi Tebu
Sumber : BPS
Sumber : Kementerian Perdagangan
Realisasi ekspor Januari-September 2012 yang mencapai 13 juta ton atau rata-rata 1,44 juta ton per bulan mencatatkan kenaikan sebesar 2% dibanding capaian periode yang sama tahun 2011. Kenaikan tersebut ditopang dari produksi yang diperkirakan mencapai 26 juta ton hingga akhir tahun atau meningkat dari produksi tahun 2011 yang hanya 23,5 juta ton. Permintaan dari negara tujuan ekspor terbesar adalah India dan China masih stabil di tengah pengurangan jumlah permintaan karena pemangkasan program biodiesel di kawasan itu.
Areal
Tahun
Kinerja Perkebunan Karet Indonesia Tahun 2011 - 2012 (Juta Ton) Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja utama di daerah, komoditas itu juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai sumber devisa negara.
27. Kinerja Perkebunan Karet Indonesia Tahun 2011 - 2012 (Juta Ton) Tahun
Produksi
Ekspor
Konsumsi Lokal
2011
3.09
2.54
0.45
2012*
2.78
2.28
0.5
2012**
2.71
2.2
0.5 * Prediksi ** Melalui Program AETS Sumber : Gapkindo 2012
Diperlukan upaya penerapan berbagai inovasi dan teknologi unggul untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha perkebunan, mutu hasil olahan, dan pengembangan produk jadi karet. Diperlukan pula penyediaan kebijakan dan fasilitas yang mendukung upaya percepatan pengembangan industri hilir di dalam negeri.
PAKET INFORMASI PUBLIK
25
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
2012
Januari
15,917
Februari
17,853
Maret
14,550
April
8,353
Mei
3,249
Juni
6,198
Juli
11,680.8
Agustus
4,568.4
September
21,024.56
Oktober
9,249.70
November
11,484.02
Desember
29. Volume Produksi Perikanan Tangkap di Perairan Umum Menurut Jenis Perairan 2009 - 2012
JUMLAH (TON)
2009
2010
2011
2012
295.736
344.972
368.542
235,400
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan
istimewa
Volume Produksi Perikanan Tangkap di Perairan Umum Menurut Jenis Perairan 2009 - 2012 Volume prediksi perikanan tangkap di perairan umum meningkat dalam tiga tahun terakhir.
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
31. Ekspor Perikanan
Tahun
Volume (Ton)
Nilai (US$ 1.000)
2008
170,583
1,165,293
2009
150,989
1,007,481
2010
145,092
1,056,399
2011
158,062
1,309,674
2012
281,000
1,482,000 Keterangan :Sumber : BPS
Sumber : Kementerian Perindustrian
26
30. Ekspor Udang
Tahun
Volume (Ton)
Tahun
Volume (Ton)
2008
911,674
2008
280.179
2009
881,413
2009
331.893
2010
1,103,576
2010
369.282
2011
1,159,349
2011
431.871
2012
1,270,000
2012
281,000
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Ekspor Udang Produsen udang nasional tidak mengkhawatirkan dampak krisis ekonomi yang masih terjadi di Eropa dan Amerika Serikat terhadap pertumbuhan ekspor udang nasional. Potensi pertumbuhan ekspor masih ada dengan syarat Indonesia mampu mengekspor produk yang bernilai tambah. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat tetap akan melirik produk perikanan dan kelautan Indonesia karena dari harganya masih kompetitif. Apalagi produk udang yang merupakan komoditas makanan tidak akan kehilangan konsumen dalam kondisi apa pun. Kebutuhan udang Vaname di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 550.000 ton per tahun, Jepang sebesar 400.000 ton, sedangkan Uni Eropa sekitar 300.000 ton. Total dari kebutuhan udang AS, Jepang, dan Uni Eropa diperkirakan mencapai 80% dari dari total kebutuhan udang di dunia.
32. Impor Perikanan
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Ekspor Perikanan dan Impor Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan memproyeksikan ekspor perikanan tahun 2012 mencapai 4,2 miliar dolar AS, meningkat 16,6 % dari perkiraan pada awal tahun yang ditargetkan sebesar 3,6 miliar dolar AS. Peningkatan target ekspor tahun 2012 didorong oleh meningkatnya permintaan dari sejumlah negara tujuan ekspor.
Antara Foto / Dhedez Anggara
Periode
Ekspor Biji Kakao (Ton) Akhir November 2012, Indonesia menjadi negara penghasil kakao terbesar kedua di dunia setelah menggeser Ghana. Pada 2014 mendatang, kakao Indonesia ditargetkan akan menjadi nomor satu di dunia, berupaya mengejar Pantai Gading. Pemerintah mulai mengembangkan sentra agroindustri komoditas kakao di beberapa daerah penghasil di Indonesia, semisal Daerah Istimewa Yogyakarta.
Antara Foto / Anang Budiono
28. Ekspor Biji Kakao (Ton)
PAKET INFORMASI PUBLIK
27
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
33. Produksi Garam Nasional
Tahun
Produksi (Juta Ton)
2010
0.03
2011
1.1
2012*
1.3
Antara Foto / Wahyu Putro A
Antara Foto / Dedhez Anggara
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Produksi Garam Nasional Kemarau membawa berkah tersendiri bagi para petani garam. Musim panen tahun 2012 diprediksi meningkat karena dukungan cuaca yang baik. Musim kering tahun 2012 membantu produksi garam. Namun produksi garam nasional belum mampu menutupi kebutuhan garam nasional. Angka impor garam yang tinggi masih karena kurangnya lahan produksi. Selain itu masih perlu pembinaan petani di tingkat hulu dan perubahan pola pengelolaan produksi garam.
28
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
29
Antara Foto / M Risyal Hidayat
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
34. Cadangan Minyak Bumi (2004 - 2011) (Milyar Barel)
Sementara itu hingga tahun 2030, batubara akan menjadi komoditas utama (andalan) energi di masa depan dengan kontribusi pasokan energi domestik mencapai 38% dan terutama digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan industri.
32
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Terbukti
Potensial
Total
Tahun
Minyak Bumi
Kondensat
Jumlah
2004
4.3
4.31
8.61
2004
353,945
46,541
400,486
2005
4.19
4.44
8.63
2005
341,203
46,450
387,654
2006
4.37
4.56
8.93
2006
322,350
44,699
367,050
2007
3.99
4.41
8.4
2007
305,137
43,211
348,348
2008
3.75
4.47
8.22
2008
312,484
45,016
357,500
2009
4.3
3.7
8
2009
301,663
44,650
346,313
2010
4.23
3.53
7.76
2010
300,923
43,965
344,888
2011
4.04
3.69
7.73
2011
289,899
39,350
329,249
2012
3.74
3.66
7.4
2012
279,412
35,254
314,666
Sumber : Ditjen Migas
Cadangan Minyak Bumi (2004 - 2011) (Milyar Barel) Cadangan minyak bumi setiap tahunnya menurun. Tahun 2012 terjadi penurunan cadangan minyak bumi sebesar 4% dari tahun 2011.
Sumber : Ditjen Migas, diolah Pusdatin
Produksi Minyak Bumi (2004 - 2011) (Ribu Barel) Produksi minyak bumi mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 4% dari tahun sebelumnya.
Antara Foto / R. Rekotomo
Pembangunan infrastruktur penyediaan energi juga akan diperlukan untuk mendukung ketahanan energi dimasa depan seperti penambahan kapasitas pembangkit listrik, kapasitas kilang minyak, kilang LNG, terminal LNG dan pelabuhan batubara. Berdasarkan evaluasi terhadap tingkat ketersediaan, kemampuan atau daya untuk mendapatkan, keterjangkauan dan penerimaan masyarakat dalam situasi energi nasional selama kajian ini, menunjukkan bahwa ketahanan energi pada skenario MP3EI mengandung kerentanan energi yang lebih tinggi bila dibandingkan skenario dasar. (BPPT)
Tahun
Antara Foto / Joko Sulistyo
M
eskipun upaya yang gencar dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) telah dilakukan, dan berhasil meningkatkan pertumbuhannya lebih dari 8%, namun masih belum mampu meningkatkan perannya dalam bauran energi nasional.
35. Produksi Minyak Bumi (2004 - 2011) (Ribu Barel)
PAKET INFORMASI PUBLIK
33
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
36. Harga Minyak Bumi (US$/Barel)
37. Ekspor Minyak Bumi (2004-2011) (Ribu Barel)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
20122)
SLC
36.3
53.92
64.24
72.94
99.9
64.14
81.44
113.63
115.6
Arjuna
36.9
55.07
65.52
72.38
97.61
61.18
78.91
112.47
111.75
Arun Condensate
37.4
54.62
64.85
72.94
94.27
60.33
78.76
109.02
108.97
Attaka
37.6
57.51
67.59
75.69
101.03
62.74
80.75
114.38
114.47
Cinta
35
51.81
61.77
70.33
94.58
59.74
77.02
110.5
114.07
Duri
30.4
46.62
54.93
59.89
84.57
55.12
75.07
107.57
112.31
Handil Mix
37.1
55.23
65.67
72.53
97.77
61.33
79.06
112.62
111.9
Lalang
36.4
53.13
64.29
72.99
99.95
64.19
81.49
113.68
115.64
Widuri
35
51.19
61.94
70.41
94.98
59.72
77.12
110.55
114.16
Belida
37.3
56.54
67.56
75.71
101.05
62.3
80.75
114.14
115.19
Senipah Condensate
39.95
54.62
65.57
73.03
94.27
60.33
78.76
109.02
108.97
Average1)
36.39
53.66
64.27
72.31
96.13
61.58
79.4
111.55
112.73
1)
Tahun
Jepang
2004
52,040
2005
43,628
2006
USA 11,930
Korea
Taiwan
Singapura
Lainnya
Total
42,111
6,029
8,761
57,998
178,869
6,256
40,108
2,639
7,612
59,459
159,703
42,203
8,950
23,723
7,249
5,480
47,355
134,960
2007
45,892
4,464
18,051
3,779
7,796
55,286
135,267
2008
37,724
4,740
12,289
1,981
15,083
100,778
134,872
2009
25,783
5,264
19,394
2,160
11,649
69,032
133,282
2010
23,407
4,779
17,607
1,961
10,576
62,671
121,000
2011
36,823
5,553
11,366
1,489
10,012
35,500
100,744 Sumber : Ditjen Migas
Ekspor Minyak Bumi (2004-2011) (Ribu Barel) Ekspor minyak bumi terbesar pada tahun 2011 adalah ke negara Jepang. Total Ekspor minyak bumi ke beberapa negara pada tahun 2011 menurun 17% dari tahun 2010.
Antara Foto / Aguk Sudarmojo
Crude Oil Type
Average merupakan nilai rata-rata seluruh jenis minyak Indonesia 2) Data Sementara Sumber : Ditjen Migas, diolah Pusdatin
Harga Minyak Bumi (US$/Barel) Harga minyak bumi dari tahun 2009-2012 terus mengalami peningkatan. Tahun 2012 harga minyak bumi sebesar US$ 112,73/barel, harga ini meningkat 1% dari tahun 2011.
34
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
35
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
38. Distribusi Pendapatan Sektor Hulu Migas (US$ Juta)
39. Produksi Gas Bumi (2004 - 2011) (MMSCF)
Tahun
Bagian Pemerintah
Cost Recovery
Bagian Kendali Bersih
2007
23,793
8,710
6,204
2008
35,302
9,339
9,512
Tahun
Assosiated
Non Assosiated
Total
2004
772,812
2,231,133
3,003,945
2005
795,224
2,190,117
2,985,341
8,179
2006
708,715
2,245,281
2,953,997
8,093
2007
433,630
2,371,910
2,805,540
7,686
2009
19,950
10,108
5,694
2010
26,497
11,763
7,603
2008
472,897
2,412,431
2,885,328
7,905
2009
467,570
2,593,326
3,060,897
8,386
2010
471,507
2,936,086
3,407,592
9,336
2011
472,552
2,783,827
3,256,379
8,922
2011
35,798
15,340
9,657
Sep-12
27,050
11,446
9,048
Outlook 2012
34,462
15,578
10,048
40. Cadangan Gas Bumi (2004 - 2011) (Milyar Barel)
Sumber : BP Migas
Antara Foto / Prasetyo Utomo
Antara Foto / Widodo S. Jusuf
Distribusi Pendapatan Sektor Hulu Migas Pada tahun 2012 bagian kendali bersih distribusi pendapatan sektor hulu migas diharapkan meningkat. Sedangkan distribusi pendapatan untuk bagian pemerintah dan “cost recovery” mengalami penurunan dari tahun 2011 ke bulan September 2012 dan diharapkan mengalami peningkatan di akhir tahun 2012.
Tahun
Terbukti
Potensial
Total
2004
97.81
90.53
188.34
2005
97.26
88.54
185.8
2006
94
93.1
187.1
2007
106
59
165
2008
112.5
57.6
170.1
2009
107.34
52.29
159.63
2010
108.4
48.74
157.14
2011
104.71
48.18
152.89 Sumber : Ditjen Migas
36
Rata-rata Harian (MMSCFD) 8,230
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Sumber : Ditjen Migas MMSCFD = Million Standard Cubic Feet per Day
Produksi Gas Bumi (2004 - 2011) (MMSCF) Total produksi tahun 2011 sebesar 3.256.379 MMSCF, angka ini menurun 4% dari tahun 2010 yang nilai produksinya sebesar 3.407.592 MMSCF.
Cadangan Gas Bumi (2004 - 2011) (Milyar Barel) Cadangan Gas Bumi tahun 2011 menurun 3% dari tahun 2010. Cadangan gas bumi tahun 2011 sebesar 152,89 milyar barel.
PAKET INFORMASI PUBLIK
37
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
41. Ekspor Gas (2004 - 2011) (MMSCF) Gas Pipa
LNG
Total
Tahun MMSCF
%
MMSCF
%
MMSCF
MMSCFD
%
2004
163,045
11
1,322,415
89
1,485,460
4,070
100
2005
251,303
17.1
1,217,817
82.9
1,469,120
4,025
100
2006
257,224
17.9
1,176,287
82.1
1,433,511
3,927
100
2007
319,397
22.8
1,079,568
77.2
1,398,965
3,833
100
2008
329,448
23.6
1,067,795
76.4
1,397,243
3,828
100
2009
294,109
22.2
1,029,274
77.8
1,323,383
3,626
100
2010
333,993
19
1,427,917
81
1,761,910
4,827
100
2011
335,510
21
1,293,151
79
1,628,660
4,468
100
19
1,201,778
81
1,487,282
4,075
100
Rata-rata 2004285,504 2011
Antara Foto / Widodo S. Jusuf
Antara Foto / Dedhez Anggara
Sumber : Ditjen Migas
Ekspor Gas (2004 - 2011) MMSCF Ekspor gas pada tahun 2011 sebesar 1.628.660 MSCF, angka ini menurun 8% dari tahun 2010 yaitu sebesar 1.761.910 MMSCF.
38
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
39
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
42. Ekspor Biji Mineral Komoditas
Jan - Mei 2012 (Ton)
Jun - Agust 2012 (Ton)
Biji Nikel
18,8 Juta
3,7 Juta
Biji Alumunium
19,7 Juta
1,5 Juta
Biji Tembaga
414 Ribu
220 Ribu
Bijih Mangan
-
28 Ribu
Ekspor Bijih Mineral Realisasi ekspor biji mineral turun sejak pemerintah memperketat tata niaga komoditas. Terlihat selama bulan Juni - Agustus 2012 terdapat empat komoditas yang mengalami penurunan paling tajam dibandingkan bulan Januari - Mei 2012. Empat komoditas itu adalah biji nikel (dari 18,8 juta menjadi 3,7 juta), bijih alumunium (dari 19,7 juta menjadi 1,5 juta), biji tembaga dan biji mangaan. 43. Pasokan Batubara (2004 - 2011) (Ton) Tahun
Produksi
Ekspor
Impor
Dalam Negeri
2004
132,352,025
93,758,806
97,183
36,081,734
2005
152,722,438
110,789,700
98,179
41,350,736
2006
193,761,311
143,632,865
110,683
48,995,069
2007
216,946,699
163,000,000
67,534
61,470,000
2008
240,249,968
191,430,218
106,931
53,473,252
2009
256,181,000
198,366,000
68,804
56,295,000
2010
275,164,196
208,000,000
55,230
67,000,000
2011
353,387,341
272,671,351
42,449
79,557,800
2012*
76,816,644
50,262,819
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Tahun
PTBA
Lainnya
Total
2005
20,915
7,299
30,219
2006
17,024
18,993
38,023
2007
16,718
12,884
31,609
2008
20,000
21,978
43,986
2009
23,760
37,703
61,463
2010
30,926
49,074
80,000
24,690,385
Pasokan Batubara (2004 - 2011) (Ton) Pasokan batubara rata-rata meningkat setiap tahunnya. Data sementara menyebutkan bahwa pada tahun 2012 produksi batubara di Indonesia sebesar 76.816.644 ton, sedangkan ekspor batubara sebesar 50.262.819 ton.
Produksi Briket (2005 - 2010) (Ton) Produksi briket selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 produksi briket meningkat 23% dari tahun sebelumnya.
Sumber : Direktorat Jendral Minerba Batubara
45. Harga Batubara (US$/Ton) Tahun
*Sementara Sumber : Direktorat Jendral Mineral Batubara, Diolah Pusdatin
40
44. Produksi Briket (2005 - 2010) (Ton)
HBA CV 6322 CV 7000 CV 6700 CV 6150 CV 5700 CV 5400 CV 5000 CV 4400 CV 4200
2009
70.70
75.97
75.26
67.88
57.73
55.07
51.21
41.27
38.30
2010
91.74
98.78
96.61
87.07
74.75
70.21
64.60
52.10
47.70
2011
118.40
128.08
125.16
112.80
96.89
90.93
83.61
67.43
61.05
Sumber : Direktorat Jendral Minerba Batubara
Catatan : Harga realisasi PKP2b dan IUP direpresentasikan oleh HBA dan marker batubara dalam satu tahun karena forecast harga yang dilakukan oleh penerbit index harga batubara ditentukan berdasarkan harga realisasi yang terjadi di lapangan
Harga Batubara (US$/Ton) Pada tahun 2011 harga batubara yang tertinggi adalah dari jenis CV 7000 yaitu sebesar US$ 128,08/ton. Di urutan kedua adalah jenis CV 6700 yaitu sebesar US$ 125,16/ton.
PAKET INFORMASI PUBLIK
41
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
46. Kapasitas Total Pembangkit Listrik PLN Tahun 2004 - 2012
48. Sumber Produksi Listrik Tahun 2011
49. Produksi Geothermal Tahun 2005 - 2011 (000 Ton Water Gas) Tahun
Sibanyak
Lahendong
Kamojang
Salak
Darajat
2005
74
1.012
7.462
24.168
7.551
Wayang Windu 6.809
Dieng
Sumber
%
Kapasitas (MW)
Batubara
23.91
2006
165
1.240
8.096
24.527
7.633
6.625
2.544
2004
21,470.41
Minyak Bumi
46.77
2007
84
1.311
8.121
24.346
10.322
6.524
1.209
2005
22,515.10
Gas Alam
24.29
2008
289
2.349
12.100
24.482
13.487
6.665
1.644
2006
24,846.21
Sumber Terbarukan
5.03
2009
497
2.665
12.612
24.538
13.977
12.989
780
2007
25,223.49
2010
525
3.020
12.337
23.331
14.137
13.386
0**
2008
25,593.92
2011**
231
1.134
6.487
12.138
6.928
6.695
0*
2009
25,636.70
2010
26,547.88
2011
29,285.60
2012*
31,090.13
* Data Sementara Sumber : Statistik PLN & Statistik DJK
47. Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Tahun 2010 - 2012 Tahun
Kapasitas (MW)
2010
0.19
2011
1.23
2012*
3.50
* Data Sementara Sumber : Statistik PLN & Statistik DJK
Kapasitas Total Pembangkit Listrik PLN Tahun 2004 - 2012 dan Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Tahun 2010 - 2012 Kapasitas total pembangkit listrik PLN terus meningkat dari tahun ke tahun untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Kapisitas pada tahun 2012 (data sementara) sebesar 31,090,13 MW meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 29.285,60 MW. Sedangkan untuk kapasitas pembangkit tenaga surya juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dimana pembangunan PLTS ini agar memudahkan pulau-pulau terpencil diseluruh Indonesia bisa memperoleh aliran listrik.
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Sumber : Kementerian ESDM
Sumber Produksi Listrik tahun 2011 Pertumbuhan kelistrikan nasional Indonesia tiap tahunnya meningkat rata-rata 10,1% per tahun. Dengan rincian 8,6% untuk Jawa-Bali dan 13,5% untuk luar Jawa-Bali. Sementara kebutuhan energi listrik Nasional pada 2012 sekira 171 terawatt hour (TWh), dan diperkirakan meningkat menjadi sekira 1.075 TWh pada 2031, sehingga kebutuhan tambahan daya nasional sekira 237.020 MW hingga 2031.
2.518
* Dieng Mengalami Kerusakan / ** Status Juni 2011 Sumber : Kementerian ESDM
Produksi Geothermal Tahun 2005 - 2011 (000 Ton Water Gas) Geothermal menjadi salah satu prioritas nasional di bidang energi dengan estimasi potensi mencapai 29.000 MW. Dengan kapasitas terpasang sekitar 1.341 MW, Indonesia merupakan peringkat ketiga terbesar penghasil listrik dari geothermal di dunia, setelah Amerika Serikat dan Filipina. Dengan program 10.000 MW Tahap II yang hampir setengahnya berasal dari geothermal, Indonesia dapat menjadi “negara super-power geothermal”.
Antara Foto / Herka Yanis Pangaribowo
Tahun
42
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Terkait dengan kondisi tersebut, pasokan energi listrik nasional ke depan hanya bisa diamankan dengan pengembangan listrik dari energi baru terbarukan. Sektor energi baru terbarukan memiliki persediaan energi yang dapat dimanfaatkan menjadi listrik di antaranya yaitu energi panas bumi, energi air, energi matahari dan biomassa.
PAKET INFORMASI PUBLIK
43
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
50. Potensi Energi Sinar Matahari (Solar) Indonesia Tahun 2011 (Wh/m2)
52. Potensi Energi Pembangkit Listrik Tenaga Limbah (Biomassa)
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Jawa
Bali
NTT & NTB
Papua
5,234
9,369
4,911
6,707
5,263
10,864
5,720 Sumber : Kementerian ESDM
Potensi Energi Sinar Matahari (Solar) Indonesia Tahun 2011 (Wh/m2) Salah satu sumber energi terbarukan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik adalah energi matahari atau lebih yang dikenal dengan energi surya. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) didasarkan pada pertimbangan pertama aspek lingkungan yaitu tidak mencemari lingkungan dan tidak menimbulkan kebisingan, kemudian aspek teknologi dalam arti mudah dipasang dimana saja. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potesi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Potensi yang Dihasilkan (MWe)
Pabrik Pengolahan Kayu Lapis (Ply Mill)
Pabrik Pabrik Pabrik Penggilingan Penggergajian Kelapa Sawit Tebu (Sawmill) (Palm Oil Mill) (Sugar Mill)
Pabrik Pengolahan Beras (Rice Mill)
Sumatera
59
11%
13%
40%
29%
7%
Kalimantan
230
56%
33%
0%
6%
5%
Sulawesi
60
5%
0%
16%
48%
31%
Jawa
280
9%
54%
0%
0%
37% Sumber : Kementerian ESDM
Potensi Energi Pembangkit Listrik Tenaga Limbah (Biomassa) Peta potensi energy biomassa merupakan potensi energi dari limbah biomassa sektor pertanian dan kehutanan serta sampah perkotaan. Pada tahun 2012, peta potensi energi limbah biomassa terdiri dari 3 komoditas yang potensial yaitu padi, jagung, dan singkong.
51. Potensi Energi Mikrohidro Indonesia Tahun 2011 (KW) Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Jawa
Bali, NTB & NTT
1,000,202.12
781,179.20
235,534.34
977,695.41
454,418.60
Maluku & Papua 7,001.06 Sumber : Kementerian ESDM
Antara Foto / Idhad Zakaria
Potensi Energi Mikrohidro Indonesia Tahun 2011 (KW) Potensi energi listrik mikrohidro di Indonesia mencapai 500 megawatt. Namun pembangkit mikro hidro yang mengubah aliran dan ketinggian air sungai menjadi energi listrik, ini baru tereksploitasi sebesar 15%. Langkah yang dilakukan untuk pengembangan mikrohidro adalah dengan mengintegrasikan program pengembangan PLTMH dengan kegiatan ekonomi masyarakat, memaksimalkan potensi saluran irigasi untuk PLTMH, mendorong industri mikrohidro dalam negeri, dan mengembangkan berbagai pola kemitraan dan pendanaan yang efektif. 44
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
45
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
53. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia Gas Alam
Batubara
Panas Bumi
Minyak Kelapa Sawit
Kakao
Timah
Nikel
Bauksit
Penyimpanan 40% sumber daya dunia (terbesar di dunia)
Ekspor terbesar di dunia > 19 juta ton/tahun
770 ribu ton/tahun, produsen terbesar ke 2 di dunia
65 ribu ton/tahun, produsen ke 2 terbesar di dunia
Pemilik 12 % cadangan dunia (ke-4 terbesar)
Penyimpanan cadangan terbesar ke-7 dunia, produsen ke-4 dunia
Ukuran Kunci Sekitar 165 TCF cadangan dengan tingkat produksi + 3 TCF per tahun
Ekspor terbesar kedua di dunia
Sumber daya melimpah untuk energi berbasis gas dan industri petrokimia. Angka ini tidak termasuk Gas Non Konvensional dari Coal Bed Methane (CBM) dan Coal Gassification.
Dengan asumsi 40% layak dikembangkan 12 GW. Hingga saat ini baru 1.200 MW dikembangkan.
Pada 2013 setidaknya sebagian sudah harus diproses secara lokal (UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Ditujukan untuk mendorong berkembangnya industri hilir
Sumber : Perpres No. 32 Tahun 2011
Indonesia adalah negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral). Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia harus dapat dikelola seoptimal mungkin, dengan meningkatkan industri pengolahan yang memberikan nilai tambah tinggi dan mengurangi ekspor bahan mentah.
Antara Foto / Syaiful Arif
Sampai tahun 2010, Indonesia masih menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komoditas, antara lain kelapa sawit (penghasil dan eksportir terbesar di dunia), kakao (produsen terbesar kedua di dunia), timah (produsen terbesar kedua di dunia), nikel (cadangan terbesar ke empat di dunia) dan bauksit (cadangan terbesar ke tujuh di dunia) serta komoditas unggulan lainnya seperti besi baja, tembaga, karet dan perikanan. Indonesia juga memiliki cadangan energi yang sangat besar seperti misalnya batubara, panas bumi, gas alam, dan air yang sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung industri andalan seperti tekstil, perkapalan, peralatan transportasi dan makanan-minuman.
46
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
47
Antara Foto / Jimmy Ayal
INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
T
antangan terbesar dalam perdagangan Indonesia 2012 adalah mengendalikan nilai ekspor dan impor dalam neraca perdagangan. Kendati pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga 6,17; pertumbuhan investasi dua digit; dan inflasi rendah; defisit perdagangan yang terjadi harus segera diatasi.
Antara Foto / Saiful Bahri
Hal lain pada 2012 adalah maraknya aksi buruh yang mengajukan tiga tuntutan: kenaikan Upah Minimal Regional, Penghapusan Outsourcing dan Pro-kontra pemberlakuan BPJS yang dinilai memberatkan. Gelombang aksi yang datang silih berganti kerap diikuti oleh aksi mogok yang pada ujungnya akan menghambat proses produksi. Dalam skala makro, hal tersebut dikhawatirkan akan merusak iklim investasi nasional. Investor asing akan beranggapan pasar Indonesia tidak kondusif untuk menanamkan modalnya. Padahal di satu sisi Indonesia mempunyai peluang dengan bergulirnya isu sekitar 26 perusahaan manufaktur di negara China akan merelokasi pabriknya ke Asia Tenggara, antara Vietnam dan Indonesia.
50
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Antara Foto / Dian Dwi Saaputra
Antara Foto / Wahyu Putro A
Penyelesaian masalah industrial harus diselesaikan melalui dialog tripartit yang melibatkan unsur buruh, pengusaha, dan pemerintah. Peran pemerintah daerah harus lebih optimal dalam melakukan pengawasan dan mengakomodir dua kepentingan. Utamanya, meningkatkan kapasitas buruh sehingga memiliki nilai jual yang baik, antara lain dengan optimalisasi Balai Latihan Kerja dan pelatihan regional.
PAKET INFORMASI PUBLIK
51
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
54. Industri Paling Diminati
Industri
Penanaman Modal Dalam Negeri
55. 5 Negara Tujuan Ekspor Nonmigas Terbesar Jan - Nov 2012 (US$ Miliar)
Trilyun
%
Industri Mineral Non Logam
Rp9,1
13.8%
Pertambangan
Rp8,6
13.1%
China
20.86
Industri Makanan
Rp7,7
11.8%
Jepang Amerika Serikat India
17.23 14.59
Singapura
10.56
Tanaman Pangan & Perkebunan
Rp6,3
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin, & Elektronik
Rp5,8
Lainnya
Rp28,8
9.5% 8.9%
Negara
Nilai
12.45 Sumber : BPS
42.9%
56. Pertumbuhan Industri Pengelolaan Nonmigas 2007 - 2012 (%) Tahun 2007
% 5.15
2008
4.05
2009
2.56
2010
52
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
58. Neraca Perdagangan Indonesia 2012 (US$ Juta)
Bulan
Ekspor
Impor
Surplus/Defisit
Januari
15.49
14.57
0.92
Februari
15.65
14.95
0.7
Maret
17.27
16.43
0.84
April
15.98
16.62
-0.64
Mei
16.72
17.21
-0.49
2012
Nilai
Jan
1,015.45
Feb
828.66
Mar
925.86
Apr
-764.68
Mei
-207.19
Jun
-1,286.06
Jul
-263.80
Agst
248.50
Juni
15.36
16.69
-1.33
5.12
Juli
16.15
16.33
-0.18
Sep
552.9
2011
6.83
Agustus
14.12
13.87
0.25
Okt
516
2012*
6.5
September
15.90
15.35
0.55
Nov
478.4
Des
381.72
Sumber : Kementerian Perdagangan
Sumber : BKPM
Industri Paling Diminati Industri yang paling diminati selama kurun Januari hingga September tahun 2012 adalah industri mineral non logam sebesar 13,7% (Rp91 triliun),pertambangan 13% (Rp8,6 triliun), industri makanan 11,6% (Rp7,7 triliun), tanaman pangan dan perkebunan 9,5% (Rp6,3 Triliun), industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik 8,7% (Rp5,8 triliun), industri lainnya 43,4% (Rp28,8 triliun).
57. Neraca Perdagangan 2012 (US$ Miliar)
5 Negara Tujuan Ekspor Nonmigas Terbesar Jan - Agus 2012 (US$ Miliar) Negara tujuan dengan ekspor nonmigas terbesar adalah China dengan nilai 20,86 milar dolar AS dan yang terkecil adalah Singapura dengan nilai 10,56 miliar dolar AS. Pertumbuhan Industri Pengelolaan Nonmigas 2007 - 2012 (%) Pertumbuhan perindustrian pengolahan non migas terbesar adalah pada tahun 2012 (kuartal II) sebesar 6,5% dan terendah pada tahun 2009 sebesar 2,56%.
Oktober
15.67
17.21
-1.54
November
15.44
16.92
-0.48
Desember
19.01
19.17
-0.16
Sumber : BPS
Sumber : BPS/Kementerian Perdagangan
Neraca Perdagangan 2012 (US$ Miliar) Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Januari hingga Desember 2012 mengalami fluktuasi, yaitu ekspor tertinggi pada bulan Desember (19,01 miliar dolar AS) dan terendah pada bulan Agustus (14,12 miliar dolar AS). Sedangkan impor tertinggi terjadi pada bulan Desember (19,17 miliar dolar AS) dan terendah pada bulan Agustus (13,87 miliar dolar AS). Neraca Perdagangan Indonesia 2012 (US$ Juta) Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Januari hingga Desember 2012 menggambarkan fluktuasi yang signifikan yaitu tertinggi di bulan Januari dengan nilai 1.015,45 dan terendah terjadi di bulan Juni dengan nilai minus 1.286,06. PAKET INFORMASI PUBLIK
53
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
59. Neraca Dagang Indonesia Dengan Negara Mitra Utama (US$ Juta) Negara
Ekspor
60. Ekspor-Impor Tahun 2012 (US$ Miliar)
Impor
61. Ekspor Impor Indonesia Tahun 2006 - 2012 (US$ Juta)
2012
Ekspor
Impor
Jan
15.57
14.55
China
20,863.8
28,963.8
feb
15.70
14.87
Thailand
5,489.1
11,297.2
Mar
17.25
16.33
Jepang
17,226.5
22,689.2
Apr
16.17
16.94
Korea Selatan
6,684.5
8,300.7
Mei
16.83
17.04
Singapura
10,557.3
10,548.4
Malaysia
8,473.1
Amerika Serikat India
Jun
15.44
16.73
Jul
16.09
16.35
5,745.4
Agust
14.12
13.87
14,591.3
11,469.1
Sep
15.90
12,446.8
4,016.6
Okt
Sumber : BPS
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Ekspor
100.80
114.11
137.02
116.51
157.78
203.61
190.04
Impor
61.06
74.47
129.19
96.83
135.66
177.30
191.67 Sumber : BPS
62. Struktur Ekspor Berdasarkan Sektor (%) Sektor
%
15.35
Industri
61.11
15.67
17.21
Migas
19.45
Nov
16.44
16.92
Des
15.41
15.56
Pertanian
2.94
Tambang
16.50
Sumber : BPS
Ekspor Impor Indonesia Tahun 2006 - 2012 (US$ Juta) Ekspor Indonesia sejak tahun 20062012 terbesar terjadi pada tahun 2011 (203,61 miliar dolar AS) dan terkecil pada tahun 2006 (100,80 miliar dolar AS). Sementara impor terbesar terjadi pada tahun 2012 (191,67 miliar dolar AS) dan terkecil pada tahun 2006 (61,06 miliar dolar AS).
Struktur Ekspor Berdasarkan Sektor (%) Struktur ekspor berdasarkan sektor terbesar adalah dari industri sebesar 61,11 % dan terkecil berasal dari sektor pertanian yaitu sebesar 2,94%. Struktur Nilai Ekspor (%) Perbandingan struktur nilai ekspor tahun 2011 dan 2012 adalah terjadi kenaikan yaitu di sektor industri dan pertanian, sedangkan di sektor migas dan tambang terjadi penurunan.
Sumber : BPS, Desember 2012
Ekspor-Impor Tahun 2012 (US$ Miliar) Nilai ekspor terbesar Indonesia terjadi pada bulan Maret (17,25 miliar dolar AS) dan terendah pada bulan Agustus (14,12 miliar dolar AS). Sedangkan impor tertinggi pada bulan Oktober (17,21 miliar dolar AS) dan terendah pada bulan Agustus (13,87 miliar dolar AS).
63. Struktur Nilai Ekspor (%) Sektor
Jan - Des 2011
Jan - Des2012
Pertanian
2.54
2.94
Migas
20.38
19.45
Tambang
17.04
16.50
Industri
60.04
61.11
Antara Foto / Indrianto Eko Suwarso
Neraca Dagang Indonesia Dengan Negara Mitra Utama (US$ Juta) Neraca dagang Indonesia terbesar adalah dengan negara China dimana nilai ekspornya mencapai 20,86 miliar dolar AS dan ekspor terendah dengan negara Thailand yaitu sebesar 5,49 miliar dolar AS. Untuk impor masih negara China yang tertinggi yaitu sebesar 28,96 miliar dolar AS dan terendah adalah negara India dengan impor sebesar 4,02 miliar dolar AS).
Sumber : BPS
54
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
55
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
64. Kinerja Ekspor Indonesia Tahun 2007 - 2012 (US$ Miliar) Ekspor
2007
114.1
2008
137.02
2009
116.51
2010
157.78
2011
203.5
2012*
174.76
Perkiraan
Target
Sektor
Ekspor
Industri
61.11
Migas
19.45
Tambang
16.50
Pertanian
2.94 Sumber : BPS
190
203
Keterangan : *Januari-November 2012 Sumber : BPS & Kementerian Perdagangan
Kinerja Ekspor Indonesia Tahun 2007 - 2012 (US$ Miliar) Kinerja ekspor tertinggi sejak tahun 2007 hingga 2012 terjadi pada tahun 2011 dan terendah terjadi pada tahun 2007.
Komposisi Ekspor Berdasarkan Sektor Januari - Desember 2012 (%) Komposisi ekspor berdasarkan sektor pada bulan Januari hingga Desember 2012, terbesar adalah sektor industri yaitu sebesar 61,11 % dan terkecil dari sektor pertanian yaitu sebesar 2,94%.
2011
2012
2013
2014
2015
2016
79.02
71.43
52.11
50.92
40.75
33.69
3G
20.98
28.48
37.25
46.91
54.96
61.37
LTE
0
0
0.64
2.17
4.29
4.94
Sumber : Asosiasi Telekomunikasi Seluler
56
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Kunjungan Wisatawan Asing Kunjungan wisatawan di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 8,04 juta orang. Angka ini masih rendah dibanding tahun 2011 yaitu sebesar 7,65 juta orang.
67. Tingkat Hunian Hotel Tahun
Hotel Berbintang
Hotel Nonbintang dan Akomodasi lainnya
2007
46.89
32.44
2008
48.07
34.65
2009
48.31
35.56
2010
48.86
35.98
2011
51.25
38.74
2012
56,05
35,28** **Januari Sumber : Badan Pusat Statistik
68. Kunjungan Wisatawan Asing (Juta Orang)
66. Komposisi Pengguna Seluler (%)
2G
Tingkat Hunian Hotel Tingkat hunian hotel berbintang sampai Desember 2012 sebesar 56,05% ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 51,25%. Sementara untuk tingkat hunian hotel non bintang terbesar adalah tahun 2011 sebesar 38,74% pada awal 2012 yaitu bulan Januari tingkat hunian hotel menurun menjadi sebesar 35,28%.
Komposisi Pengguna Seluler (%) Proyeksi komposisi pengguna seluler terbesar pada jaringan 2G terjadi pada tahun 2015, sementara untuk jaringan 3G pada tahun 2016 dan LTE pada tahun 2016.
Tahun
Wisatawan
2007
5.50
2008
6.23
2009
6.32
2010
7.0
2011
7.65
2012
8.04
istimewa
Tahun
65. Komposisi Ekspor Berdasarkan Sektor Januari - Desember 2012 (%)
Sumber : BPS & Kementerian Parekraf
PAKET INFORMASI PUBLIK
57
Antara Foto / Wahyu Putro A
PERHUBUNGAN DAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
69. Indikator Infrastruktur
Tahun
Belanja PDB Infrastruktur (Trilyun Rp) (Trilyun Rp)
Rasio (%)
2005
32.9
2774.3
1.2
2006
55.0
3339.2
2.0
2007
64.3
3950.9
2.3
2008
72.8
4951.4
2.6
2009
72.9
5613.4
2.7
Indikator Infrastruktur Pada periode 2005-2013 belanja infrastruktur meningkat 25,5% per tahun. Namun, rasio belanja infrastruktur terhadap PDB masih jauh dari level ideal (5%)
71. Kapasitas Produksi PDAM di Indonesia 2011 Kapasitas Terpasang (l/det)
Kapasitas Produksi (l/det)
Sumatera
30,291
22,070
Jawa & Bali
10,934,521
64,763
Kalimantan
13,857
11,003
Pulau
72. Perkembangan Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) 2007 - 2011 Tahun
Bus
PO
2007
19,428
790
2008
19,970
822
2009
19,811
846
2010
20,802
866
2011
21,157
883
80.3
6422.9
2.9
2011
141.0
6840.4
2.1
2012
161.4
7298.7
2.2
2013
188.4
7773.1
2.4
203.0
7795.0
2.6
Sumber : Paparan Latif Adam, peneliti ekonomi LIPI dalam FGD Prediksi Isu Ekonomi
70. Panjang Jalan Menurut Kewenangan di Indonesia 2011 Panjang Jalan Menurut Kewenangan di Indonesia 2011 Pada tahun 2011 Jalan Nasional meningkat 3 km dan panjang Jalan Kabupaten meningkat sebesar 31.034 km dari tahun 2010, sedangkan panjang jalan provinsinya sebesar 48.020 km.
Tahun
Kabupaten
Propinsi
Nasional
2011
89,747
48,020
38,570
2010
358,713
48,996
38,569
2009
245,253
50,044
36,318
Nusa Tenggara
4,627
3,091
Sulawesi
73,803,799
70,110,302
Maluku & Malut
1,487
759
Papua & Papua Barat
157
157
Perkembangan Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) 2007 - 2011 Armada Angkutan Antar Kota Antar Provinsi setiap tahunnya selalu meningkat. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan armada Bus dan PO sebesar 2% dari tahun 2010.
Sumber : BPPSPAM, Kementerian PU (2011)
Indikator Infrastruktur Kapasitas terpasang dan Kapasitas produksi PDAM yang tertinggi adalah di Pulau Sulawesi. Peringkat selanjutnya adalah Pulau Jawa dan Bali.
Antara Foto / Andika Wahyu
2010
Antara Foto / Yussran Ucang
Sumber : ?????????????????
Sumber : Direktorat LLAJ, Kementerian Perhubungan (2011)
60
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
61
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
73. Jenis Pengoperasian Angkutan Penyebrangan Tahun 2007 - 2011
75. Perkembangan Pelabuhan Penyebrangan Tahun 2006 -2011
No
Jenis Pengoperasian
2007
2008
2009
2010
2011
a.
Lintasan Komersil
41
34
42
43
45
b.
Lintasan perintis yang di subsidi pemerintah
72
70
86
112
117
c.
Lintas perintis yang tidak disubsidi pemerintah
0
0
0
0
3
Jumlah yang beroperasi
113
104
128
155
165
No.
Jenis Pengoperasian
2006
2007
2008
2009
2010
1
PT ASDP
34
34
34
34
34
2
Dinas Perhubungan
73
71
77
77
104
3
UPT Ditjen Perhubungan Darat
3
3
3
3
3
4
Dalam Proses Pembangunan
40
57
61
61
32
150
165
175
175
173
Jumlah
Sumber : Direktorat LLASDP 2011
Kondisi Perkembangan Lintas Penyebrangan Pengoperasian angkutan penyeberangan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 6%. 74. Kondisi Perkembangan Lintas Penyebrangan No 1
2
3
Status Operasional Lintas
2009
2010
2011
a. Melalui Keputusan Menhub
187
192
193
b. Melalui Keputusan Pemda
43
43
43
a. Lintas yang beroperasi
128
155
165
b. Lintas yang belum dan tidak beroperasi
102
75
75
a. Lintas penyeberangan dengan angkutan komersil
42
43
45
b. Lintas penyeberangan dengan angkutan perintis
86
112
120
Kondisi Perkembangan Lintas Penyebrangan Setiap tahunnya pengoperasian pelabuhan penyeberangan paling banyak dilakukan oleh Dinas Perhubungan. Dan setiap tahunnya pula jumlah pengoperasian pelabuhan penyebrangan rata-rata meningkat.
Jumlah lintas yang ditetapkan
Status Pengoperasian
Jenis Pengoperasian Angkutan
Sumber : Direktorat LLASDP 2011
Kondisi Perkembangan Lintas Penyebrangan Rata-rata setiap tahunnya status operasional lintas yang meliputi jumlah lintas yang ditetapkan, status pengoperasian, jenis pengoperasian angkutan nilainya selalu meningkat.
62
Sumber : Direktorat LLASDP 2011
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
76. Jumlah Kapal SDP yang Beroperasi Tahun 2007 - 2011 No.
Jenis Kapal
2007
2008
2009
2010
2011
1
Kapal Ro-ro
175
171
171
210
228
2
Kapal LCT
10
10
10
8
12
3
Kapal cepat penumpang
11
11
6
3
2
4
Kapal Penumpang
0
4
5
0
0
196
196
192
221
242
Jumlah
* Jumlah kapal tidak termasuk kepemilikan perorangan Sumber : Direktorat LLASDP 2011
Jenis Pengoperasian Angkutan Penyebrangan Tahun 2007 - 2011 Kapal SDP yang paling banyak beroperasi dari tahun 2007-2011 adalah jenis kapal Ro-ro. Jumlah kapal SDP yang beroperasi seluruhnya pada tahun 2011 meningkat sebesar 9% dari tahun 2010.
PAKET INFORMASI PUBLIK
63
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
No.
Tahun
1
80. Bandara Tersibuk Dunia 2012
Jumlah Unit Armada yang Beroperasi PT ASDP
KSO
Swasta
Pemda
Jumlah
2007
80
2
112
2
196
2
2008
80
2
112
2
196
3
2009
73
0
109
10
192
4
2010
95
0
121
5
221
5
2011
115
0
121
6
242
Sumber : Direktorat LLASDP 2011
Jenis Pengoperasian Angkutan Penyebrangan Tahun 2007 - 2011 Dari tahun 2007-2011 kapal penyeberangan yang paling banyak beroperasi adalah milik swasta, sedangkan milik PT. ASDP berada di peringkat kedua. 78. Volume Angkutan Penumpang Kereta Api Tahun 2007 - 2011 Tahun
Volume
2007
79. Volume Angkutan Barang Oleh Kereta Api Tahun 2007 - 2011 Tahun
Volume
175,500,334
2007
17,041,087
2008
196,214,668
2008
19,568,449
2009
207,161,277
2009
19,011,157
2010
18,950,467
2011
19,340,235
2010
203,115,863
2011
191,686,891 Sumber : http://www.kereta-api.co.id
64
Volume Angkutan Barang Oleh Kereta Api Tahun 2007 - 2011 Volume angkutan barang meningkat 2.05% di tahun 2011 terhadap 2010.
Volume Angkutan Penumpang Kereta Api Tahun 2007 - 2011 Jumlah angkutan penumpang kereta api menurun 5,6% di tahun 2011 terhadap 2010.
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Bandara
Penumpang (Juta Orang)
Atlanta Hartsfield-Jackson Airport
95.0
Beijing
81.8
London Heathrow Airport
70.0
Chicago O’Hare
66.8
Haneda Tokyo
65.0
Los Angeles
63.7
Paris Charles de Gaulle
61.6
Soekarno Hatta Jakarta
60.0
Dalas/Forth Worth
58.6
Dubai International
57.7
Sumber : Paparan Latif Adam, peneliti ekonomi LIPI dalam FGD Prediksi Isu Ekonomi
Bandara Tersibuk Dunia 2012 Pada tahun 2012, Bandara Internasional Soekarno Hatta masuk ke dalam daftar 10 Bandara tersibuk di dunia. Bandara Soekarno Hatta ada di peringkat 8 dengan 60 Juta orang penumpang pada tahun 2012.
81. Penumpang Pesawat di Indonesia 2012 Tahun
Bus
Domestik
63.62
Internasional*
8.85
Total
72.47 *naik 10 % dibanding 2011
Penumpang Pesawat di Indonesia 2012 Pada tahun 2012 penumpang pesawat di Indonesia untuk wisatawan domestik sebanyak 63,62 juta sedangkan untuk penumpang internasional sebesar 8,85 juta orang.
Antara Foto / Azhari
77. Jumlah Kapal Penyebrangan Berdasarkan kepemilikan Tahun 2007 - 2011
Sumber : http://www.kereta-api.co.id
PAKET INFORMASI PUBLIK
65
PROSPEK PEREKONOMIAN INDONESIA
Sumber : Istimewa
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
Prospek Perekonomian Indonesia ndonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia. Penduduk yang besar dengan daya beli yang terus meningkat adalah pasar yang potensial, sementara itu jumlah penduduk yang besar dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi daya saing yang luar biasa.
I
Indonesia tengah berada dalam periode transisi struktur penduduk usia produktif. Pada kurun waktu 2020 – 2030, penurunan indeks (ratio) ketergantungan Indonesia (yang sudah berlangsung sejak tahun 1970) akan mencapai angka terendah. Implikasi penting dari kondisi ini adalah semakin pentingnya penyediaan lapangan kerja agar perekonomian dapat memanfaatkan secara maksimal besarnya porsi penduduk usia produktif. Lebih penting lagi, bila tingkat pendidikan secara umum diasumsikan terus membaik, produktivitas perekonomian negara ini sesungguhnya dalam kondisi premium, dimana hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk tujuan percepatan maupun perluasan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang terus merangkak naik telah melahirkan generasi baru kelas menengah yang sangat potensial menjadi basis market produkproduk konsumsi primer maupun sekunder. Dalam ukuran Bank Pembangunan Asia (ADB) terbagi menjadi 4 kelompok; 1) Menengah kebawah, yaitu
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
mereka yang pengeluarannya USD2-4 per hari; 2) Menengah-tengah yang berpengeluaran USD4-10 per hari; 3) Menengah-atas yang berpengeluaran USD1020; dan 4) Menengah yang berkecukupan, yaitu yang berpengeluaran USD20 per hari. Banyak fakta yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki gelombang konsumen baru yang potensial. Menurut Kementerian Perdagangan, selama sepuluh tahun ke depan diprediksi kelompok menengah-bawah berpotensi naik dua kali lipat jumlahnya, yaitu dari 37 juta saat ini menjadi 69 juta jiwa. Sementara itu, kelompok menengah-tengah akan meningkat hampir tiga kali lipat ,dari 7,5 juta menjadi 22 juta jiwa dan kelompok menengah-atas naik lima kali lipat dari 0,4 juta menjadi 2,23 juta jiwa. Adapun kelompok kelas menengah tertinggi, diyakini sejumlah survey bakal naik 0,1 juta menjadi 0,37 juta jiwa. Apalagi, data terakhir tahun 2012 ini menunjukkan angka penduduk kelas menengah sudah berada di angka 137 juta jiwa. Pertumbuhan menakjubkan dari kelas menengah yang menjadi wajah-wajah baru konsumen Indonesia ini juga sudah disinyalir oleh data BPS tahun 2011. Disebutkan, dari total 1,6 juta orang kelas menengah yang tercatat pada periode 2004 telah tumbuh pesat menjadi 50 juta orang pada tahun 2011. Menurut BPS, peningkatan kelas menengah ini telah berakibat langsung pada kelas konsumen (consuming class), yakni orang-orang dengan
laba bersih tahunan sebesar $ 3600. Dengan proyeksi tingkat pertumbuhan PDB tahunan sebesar 5-6%, jumlah kelas konsumsi di Indonesia ini diperkirakan akan mencapai 85 juta pada tahun 2020 dan 135 juta pada tahun 2030. Dengan angka penambahan sebesar 90 juta orang dengan pendapatan yang cukup untuk membeli barang di luar kebutuhan pokok (selama 2020-2030) tersebut maka dipastikan jumlah konsumen potensial Indonesia akan menduduki peringkat terbesar di dunia selain India & China. Walaupun potensi ini merupakan keunggulan Indonesia, namun keunggulan tersebut tidak akan terwujud dengan sendirinya. Sejumlah tantangan harus dihadapi untuk merealisasikan keunggulan tersebut, sebagaimana diuraikan berikut ini.
“
Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam. Industri yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah produk, proses produksi dan distribusi di dalam negeri masih terbatas. Selain itu, saat ini terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia.
Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam. Industri yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah produk, proses produksi dan distribusi di dalam negeri masih terbatas. Selain itu, saat ini terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlanjut ke generasi yang akan datang. Harus pula dipahami bahwa upaya pemerataan pembangunan tidak akan terwujud dalam jangka waktu singkat. Namun begitu, upaya tersebut harus dimulai melalui upaya percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia sebagai titik awal menuju Indonesia yang lebih merata. Tantangan lain dari suatu negara besar seperti Indonesia adalah penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi. Infrastruktur itu sendiri memiliki spektrum yang sangat luas. Satu hal yang harus mendapatkan perhatian utama adalah infrastruktur yang mendorong konektivitas antar wilayah sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur yang mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat gerak ekonomi. Termasuk dalam infrastruktur konektivitas ini adalah pembangunan jalur transportasi dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta seluruh regulasi dan aturan yang terkait dengannya. Sumber : MP3EI & Kemdag
68
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
69
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Sumber : MP3EI-FEUI MPKP
1. Koridor Ekonomi Sumatera a. Menjadikan wilayah Sumatera sebagai sentra produksi pertanian dan perkebunan, serta pengolahan hasil bumi dan lumbung energy nasional. b. Fokus kegiatan ekonomi pada empat komoditas unggulan: Kelapa sawit, Karet, Batubara dan besibaja. c. Pembangunan Jembatan Selat Sunda antara Koridor Ekonomi Sumatera dan Jawa diharapkanakan menjadi sarana yang efisien untuk pengangkutan barang dan jasa.
Sumber : MP3EI-FEUI MPKP
70
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
PAKET INFORMASI PUBLIK
71
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
72
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Sumber : MP3EI-FEUI MPKP
3. Koridor Ekonomi Kalimantan a. Pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energy nasional. b. Pengembangan diarahkan untuk upaya pengembangan gugus (cluster) industry pengolahan berbasis sumber daya alam dan pengembangan industry pariwisata alam dan budaya. c. Sektor unggulan: Kelapa sawit, batubara, alumina/bauksit, migas, perkayuan dan besi baja.
Sumber : MP3EI-FEUI MPKP
2. Koridor Ekonomi Jawa a. Tetap mempertahankan fungsi Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional, pendorong industry dan jasa nasional serta pintu gerbang pariwisata nasional. b. Sektor unggulannya adalah Industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, perkapalan, alutsista, telematika dan pariwisata.
PAKET INFORMASI PUBLIK
73
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
74
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
Sumber : MP3EI-FEUI MPKP
3. Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara a. Fokus kebijakan: Kebijakan pengembangan perkebunan kakao dan peternakan sapi, pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan sumberdaya air, pengembangan industry rumput laut dan program usaha garam rakyat dan pariwisata. b. Sebagai pintu gerbang pariwisata nasional dan pendukung pangan nasional. c. Sektor unggulan: Pariwisata, peternakan dan perikanan.
Sumber : MP3EI-FEUI MPKP
4. Koridor Ekonomi Sulawesi a. Sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas dan pertambangan nasional. b. Sektor unggulan: Pertanian pangan, kakao, perikanan, nikel dan migas.
PAKET INFORMASI PUBLIK
75
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI & KOMUNIKASI PUBLIK
Sumber : MP3EI-FEUI MPKP
4. Koridor Ekonomi Papua - Maluku a. Sebagai pengembangan energi, pangan, perikanan dan tambang nasional. b. Sektor unggulan: Perikanan dan nikel serta food estate (MIFEE), tembaga, peternakan, dan migas.
76
WAJAH PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PROSPEKNYA
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA