Penanganan
Vs Penegakan
Pokok Pikiran yg dipsersiapkan p p untuk & disajikan j p pada Seminar Keamanan & Hak H k Asasi Manusis (diselenggarakan oleh PusHAM UII Yogyakarta) di Hotel Santika Yogyakarta, 3 September 2009 M.M. Billah 3 September b 2009
Takrif a
Terorisme adl istilah subyektif yg ditakrifkan beragam ← berbagai sumber tidak selalu bersepakat [US DoS DoS,1996] 1996] → Ada lebih dr 100 takrif yg dirumuskan antara tahun 1936-1981 [Schmid ,1984] o Terorisme: strategi yg didahului oleh ancaman atau kekerasan yg melawan l hukum h k pada d orang (biasanya (bi bukan-petempur) b k t ) atau t kepemilikan. Akibat: menimbulkan rasa takut langsung pd korban & kelompok yg lebih luas → publik merasa terteror (khususnya ketika orang sipil dijadikan sasaran dng cara yg tak dpt diperkirakan, mengarah ke perasaan rentan yg meluas. Tujuan: memaksa pemerintah,, organisasi, p g , atau segmen g masyarakat y untuk bertindak menurut tujuan teroris . Sifat tujuan: bisa bersifat politik, keagamaan, atau ideologikal [Hall & Whiaker,1999:290; cf.Cooper,1974; Adams,1986; Bassiouni,1987; , ; Pormerantz,1987; , ; Bandura,1990; , ; Title 2,, US Code,, Section 2656f(d); ( ); US DoS,1988,1996].
oTerorisme adalah kegiatan yg melibatkan unsur kekerasan atau yg menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia, yg melanggar l hukum h k pidana id (Amerika; (A ik negara bagian b i Amerika), A ik ) yg jelas dimaksudkan untuk: a. mengintimidasi penduduk sipil. b mempengaruhi kebijakan pemerintah b. pemerintah. c. mempengaruhi penyelenggaraan negara dng cara penculikan atau pembunuhan [Black’s Law Dictionary]
Tindak Pidana Terorisme adl segala perbuatan yg memenuhi pidana sesuai dng g ketentuan dalam UU ini unsur-unsur tindak p UU No 15/2003
[UU No.15/2003 Ps.1 (1)]
Ciri Tindak Pidana Terorisme adl: (i) Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut tersebut. (ii) Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu. (iii) Menggunakan kekerasan. kekerasan (iv) Mengambil korban dari masyarakat sipil, dng maksud mengintimidasi pemerintah. pemerintah (v) Dilakukan utk mencapai pemenuhan atas tujuan ttt dari pelaku, pelaku yg dpt berupa motif sosial, politik ataupun agama [UU No.15/2003 Ps. 6 & 7]
4 kategori ‘ciri-ciri ciri ciri yg paling umum dr terorisme [Long,1990]
1
TUJUAN 2
STRATEGI
3 4
ORGANORGAN ISASI
OPEOPE RASI
biasanya bersifat POLITIK → bisa melibatkan isu so-sial ekonomi, so-sial, ekonomi atau yg lain ← terorisme adlh tindak an terakhir mereka (last resort) [Knutson,1981] → menciptakan potensi keresahan politik & pd akhirnya revolusi [Hall & Whitaker Whitaker,1999] 1999] o
TUJUAN TERORIS
memperluas p periode p KERESAHAN ((frustrasi)) sosial dian-tara penduduk selama ‘tingkat harapan, aspirasi, dan kebutuhan sosial meningkat diantara banyak orang dlm jjangka g waktu yg signifikan, g , dan oleh karenanya y tetap tidak dpt dipenuhi oleh tingkat kepuasan yg sama o
[Feierabeend & Feierabend [1970:214]
¾ kelompok teroris adlh pencari kebenaran yg diyakini seca-
ra fanatik (seekers of vindication); mereka yg melakukan tindakan teroris tahu probabilitynya amat rendah utk mencapai tujuan politik mereka [Long,1990]
¾ seringkali membenarkan (justify) tindakan mereka dng mengacu ke k agama atau t b beberapa b ‘kebenaran ‘k b yg lebih l bih tinggi’ [Long,1990]
STRATEGI TERORISME
Strategi terorisme adlh menciptakan teror [Hall & Whitaker,1999]
setiap tindakan → kerahasiaan amat pen penting dlm perencanaan & pengoperasian [Hall & Whitaker,1999]
o Sebelum o Setelah S t l h
ti tindakan d k dil dilaksanakan k k → eksposure k maksik i mum amat penting utk memproduksi ketakutan di dlm masyarakat, yg pada gilirannya akan memaksa pemerintah utk mengubah kebijakannya searah dengan tujuan teroris [Hall & Whitaker,1999] ¾ T eknologi telah meningkatkan kemampuan teroris utk menyerang sasaran global dlm ukuran jam ← pengaruh teknologi yg paling besar adlh pengenalan transportasi jet internasional yg berukuran besar pd tahun 1960-an [Anderson & Sloan,1995]
OPERASI TERORISME
oTerorisme melibatkan penggunaan ancaman ke kekerasan ← Ancaman kekerasan saja tidak cukup → ancaman haruslah didasarkan pd keingingan utk secara aktual terikat pd tindakan kekerasan agar menjadi dapat dipercaya (credible) [Anderson & Sloan,1995]
teroris t i termasuk t k pembunuhan b h (murder d ) atau t perbuatb t an yg mengakibatkan luka-luka (infliction) oleh beragam alat, penculikan (kidnapping) atau penyanderaan (hostage taking), sabotase, b t pembakaran b k gedung d (arson), ) atau t pennghancuran h lain atas kepemilikan [Hall & Whitaker,1999]
o Operasi O i
¾ Sifat dari tindakan teroris → tindakan kekerasan seraya y biasanya y men-
coba menghindari pertempuran langsung ← berbeda dng operasi militer [Long,1990]
¾ Operasi teroris nisbiah tidak mahal dibanding upaya pemiliteran & pela pela-
tihan kekuatan konvensional → shg terbuka pilihan bagi organisasi dng dana terbatas. Pelibatan kerahasiaan dan pengelabuan membantu agar biaya rendah & berfungsi sebagai ‘kekuatan kekuatan yg berlipat’ [Hall & Pritchard Pritchard,1996] 1996] yg meningkatkan peluang untuk berhasil [Hall & Whitaker,1999]
ORGANISASI TERORISME
o Teroris hampir selalu beroperasi dlm KELOMPOK ← Kelompok-kelompok ini biasanya kecil, krn kelompok besar menghadirkan disiplin yg lebih besar & masalah keaman an → beberapa anggota cenderung menjadi paranoid setesete lah berada di dlm kelompok utk sesaat [Hall & Whitaker,1999]
o Jika kelompok itu besar, biasanya dibagi ke dalam subseksi (mis. disebut sel), dan orang di dalam setiap sub-seksi tidaklah tahu anggota atau operasi yang lain [Hall & Whitaker Whitaker,1999] 1999] ¾ keanggotaan
dpt menjadi sumber yg kuat dari self-esteem lf , ← keanggotan k kkelompok l k itu sendiri d dpt menjadi motivasi yg lebih kuat bagi pelaksap tujuan j politik p dari naan tindakan teroris daripada kelompok [Long,1990].
3 kategori penjelasan atas terorisme: (1) struktural, (2) pilihan rasional, (3) psikologikal [Ross 1993; Hall & Whitaker [Ross,1993; Whitaker,1999]. 1999]
1.Teori STRUKTURAL menggunakan pandangan bhw terorisme disebabkan oleh faktor-faktor (yg bersifat) lingkungan politikal, ngan, politikal budaya budaya, ekonomi, ekonomi dan sosial di dalam masyarakat [Ross,1993; Hall & Whitaker,1999]
2.Teori-teori PILIHAN RASIONAL menjelaskan terorisme dlm segi analisis biaya/man faat oleh para partisipan [Ross,1993; Hall & Whitaker,1999]
3.Teori-teori PSIKOLOGIKAL melihat dinamika individu & kelompok dlm hubungannya dng pembentukan kelompok & tindakan perper buat an teroris [Ross,1993; Hall & Whitaker,1999]
STRUKTUR
TERORISME [Ross,1993]
¾ 3 sebab yang bersifat ‘permissive’ (yg memberi banyak kebebasan) kpd terorisme: lokasi geografis, fi jenis j i sistem i t politik, litik tingkat ti k t modernisasi [Ross,1993]
Penjelasan teori struktural
¾7 sebab ‘precipitant’ (bersifat dadakan): keterpecahan & perkembangan sosial, budaya, dan organisasional; kehadiran bentuk lain dr keresahan; dukungan; kegagalan organisasi teroris-tandingan (pemerintah & masyarakat); ketersediaan senjata dan bahan peledak; dan alasan-alasan keluhan [Ross,1993]
9 Sebab Sebab-sebab sebab ‘permissive’ bertindak sebagai fasilitator
dari sebab-sebab ‘precipitant.’
SEBAB ‘PERMISSIVE’ 1.LOKASI GEOGRAFIS
Terorisme akan terjadi lebih di kota-kota kota kota drpd di daerah pedesaan karena keuntungan yg bersifat logistikal (mis. l bih b lebih banyak k sumber-sumber b b spt bank yg dapat dirampok, banyak terkumpul orang utk direkruit, lebih banyak sasaran, akses media yg lebih baik) [Ross,1993] .
SEBAB ‘PERMISSIVE’ 2.JENIS SISTEM POLITIK
Terorisme opposisional paling banyak terjadi di Negara-negara demokrasi yg kurang berkem berkembang; jarang di Negara-negara berpemerintahan totalitarian sayap kiri maupun kanan [Ross,1993] .
Masyarakat demokratis menyediakan kebebasan sipil ← bebas bergerak & akses media → dan ceng mendorong g nilai-nilai p poliderung tik yg beragam & konstituensi dekat di sekitar isu seperti ras, klas atau etnisitas [Ross,1993] klas, [R 1993] .
SEBAB ‘PERMISSIVE’ 3. TINGKAT MODERNISASI
Tingkat modernisasi adlh faktor ‘permissive’ yg paling penting [Ross,1993:322] → 6 faktor dari masyarakat modern yg mendorong terorisme:
(i) ‘sasaran yang lebih baik, canggih, dan rentan; (ii) senjata dan teknologi yang bersifat merusak (destruktif); (iii) media masa; ((iv)) penduduk pe dudu yang ya g buta-huruf buta u u meningkat; e g at; (v) konflik dengan pandangan hidup tradisional; (vi) jejaring transportasi’ [Ross,1993:322] . ¾ masyarakat modern cenderung menekankan pd pemerintahan yg demokratis [Ross,1993] .
Jadi semakin modern masyarakat, semakin banyak jumlah ‘alasan-alasan keluhan & kemampuan utk mengungkapkan atau melakukan tindakan-tindakan [Ross,1993] .
SEBAB DADAKAN
7 sebab b b ‘precipitant i it t’ memiliki dampak yg lebih langsung pd perkembangan terorisme → Pemfasilitasan P f ilit sosial, i l budaya, b d & historis hi t i didasarkan pd nilai-nilai, keyakinan, dan tradisi bersama yg mendorong perkembangan subkelompok di dlm masyarakat. mas a akat Pandangan & sisi kap bersama yg mendalam dan dimiliki bersama mendorong identitas & kerapatan (kohesi) kelompok. kelompok
Jika ideologi kelompok mendukung kekeras an ((atau ditafsirkan sebagai g mendukung g kekerasan [Long,1990], maka motivasi tindakan keke rasan khususnya menjadi tinggi.
SEBAB DADAKAN
o Kebanyakan
kelompok teroris lahir sbg hasil perpecahan antara sayap moderat dng yg lebih ekstrem organisasi yg telah ada’ (misalnya partai politik)’ [Ross 1993; Laquer [Ross,1993; Laquer,1977] 1977]
o Semakin banyak perpecahan terjadi di dlm organisa-
si teroris teroris, semakin tinggi kecenderungan paling tidak satu dari kelompok pecahan akan mengadvokasikan atau menggunakan terorisme [Ross,1993] ← Contoh: dua kelompok sayap-kiri Italia yg pecah berkenaan dng isu apakah bekerja di bawah ta tanah menjadi clandestine (Brigade Merah), atau menggunakan propaganda & strategi organisasional lainnya utk bekerja dng satu gerakan protes yg lebih besar (Prima Linea) [[Crenshaw [1990] [ ]
SEBAB DADAKAN
Bentuk keresahan politik yg lain (mis. Pemogok an kerusuhan, an, kerusuhan revolusi, revolusi demonstrasi, demonstrasi dsb) di dlm masyarakat akan meningkatkan kemungkinan (probability) bahwa sub-kelompok akan mengidentifikasi id ifik i & bertindak b i d k atas alasan l keluhan k l h o
[Ross,1993]
Terorisme difasilitasi df l oleh l h dukungan d k dari d luar. l Dukungan k bisa b jadi dlm bentuk ‘finansial, pelatihan, intelejen, dokumen palsu,, donasi atau penjualan p j senjata j dan bahan peledak, p , penyep y diaan penampungan atau rumah, kampanye propaganda, pembenaran ideologis, pendapat publik, jasa legal, dan pasok an calon yg dapat direkruit secara terus terus-menerus menerus [Ross,1993:324; Long,1990].
Semakin tinggi jumlah dukungan, semakin besar kegagalan upaya teroris-tandingan (pemerintah, y ) dan sebaliknya, y semakin besar kegag masyarakat), galan upaya teroris-tandaingan, semakin besar jumlah dukungan bagi teroris [Ross,1993]. o
SEBAB DADAKAN
o
Kaum anarkis abad 19 yakin penemuan dinamit mendorong suatu ‘kekuatan yg menyamakan, memberikan kemungkinan bagi pekerja biasa utk melawan l tentara, t t milisi, ili i dan d polisi, li i utk tk bungkam b k thd tentara bayaran dari majikan.’ Senjata dapat dimiliki dengan g cara membeli,, mencuri,, pemberian p hadiah, atau membuat sendiri [Avrich,1984].
SEMAKIN BESAR KETERSEDIAAN SENJATA & BAHAN PELEPELE DAK, SEMAKIN BESAR TERJADINYA TERORISME [Ross 1993] [Ross,1993].
SEBAB DADAKAN
Sebab ‘precipitant’ paling penting adlh ‘alasan keluhan’ (grievances). )
7 kategori ‘grievances ‘: ekonomi, etnik, rasial, legal, politikal, keagamaan, dan sosial. Keluhan dpt diarahkan secara langsung pd ‘individu, kelompok organisasi, kelompok, organisasi klas, klas ras, ras dan etnisitas, etnisitas baik publik maupun privat (misalnya, pemerintah, bisnis, serikat buruh, militer, polisi, organisasi keagamaan, partai politik) politik)’ [Ross ,1993:326] 1993:326] JIKA DIBIARKAN TAK TERTANGANI TERTANGANI, KELUHKELUH AN SERIUS DPT MENGHASILKAN PEMBENTUKAN GERAKAN SOSIAL ATAU KELOMPOK KEPENTINGAN YG, DI BAWAH PENGARUH FAKTOR-FAKTOR DI ATAS, DPT BEREVOLUSI ATAU TERPECAH KE DALAM ORGANISASI TERORIS [Ross,1993]
SEBAB DADAKAN
Terorisme dpt menjadi bermanfaat dlm merancang agenda publik dan bahkan dpt menjadi langkah awal revolusi → fakta bhw t terorisme i dpt d t mengarah h pada d represii pemerintah bisa secara aktual bermanfaat utk mempertinggi ketidak ketidak-puasan puasan (discontent) publik [Hall & Whitaker,1999].
Keyakinan bhw terorisme adlh satusatunya t pilihan ilih yg mungkin ki hanyalah h l h satu jalan dng mana anggota kelompok dpt mengatasi perasaan bersalah secara moral berkenaan g apa p yg telah dilakukan dengan [Bandura,1990].
PILIHAN RASIONAL
o Crenshaw [1990] melihat terorisme sebagai satu strategi politik yg nalar (logikal), (logikal) pilihan yg dilakukan diantara berbagai alternatif yg tersedia, yg dihasilkan dari rasionalitas kolektif dari kelompok.
o Menurut pendekatan pilihan rasional, terorisme bisa menjadi tanggapan defensif atas ancaman turunnya peruntungan kelompok, dan tanggapan pada sebuah peluang ← Misalnya, IRA Provinsial (PIRA) memnggunakan terorisme utk melawan kelemahannya, kelemahannya meskipun hal ini menafikan pendapat publik [McGuire,1973].
o Terorisme dipergunakan manakala strategi lain ga gagal (mis. Jika saluran lembaga pengelola konflik buntu, atau belum siap melakukan revolusi, atau tak ber hasrat melakukan pembangkangan sipil – model Tourainian--; dan perkembangan dpt menjadi hasil dari suatu proses belajar. Teroris belajar dari contoh liyan dan juga dari pengalaman mereka sendiri. sendiri
PILIHAN RASIONAL
Kelompok teroris pada umumnya tetap lemah → mereka tidak mampu menarik se sejumlah besar konstituen atau menambah kekuasan militer utk mempengaruhi perubahan bahan politik ata atau sosial dengan alat la in; mereka tidak mampu menarik pengikut ut yg signifikan sg a krn mereka ee aa amat at e ekss trem shg daya himba mereka terbatas; mereka di(ter)paksa mengambil terorisme sbg tindakan terakhir [Crenshaw,1990]. [C h 1990]
Kelompok teroris bisa jadi tidak memiliki sumber-sumber, atau t temperamen, t untuk t k melasanakan l k k kerja j yg g sulit, lit memakan banyak waktu, yg menuntut memobilisasi dukungan yg berskala besar [Crenshaw,1990]. Orang yg hidup di bawah pemerintahan represif bisa jadi menjaga jarak atau menahan diri tidak bergabung dng teroris krn takut pemba lasan pemerintah, atau krna mereka tidak melihat peluang itu sebab ada sensor media berita [Crenshaw, 1990]
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
Perilaku (tindakan terorisme) itu dipelajari (learned l d behaviour b h i )
o Faktor utama y yang mendorong
kelompok terlibat dlm kekerasan adlh belajar dari keberhasilan dari kelakuan agresif yg berulang [Tedeschi & Felson,1994]
oPembelajaran itu terjadi di dlm kelompok teroris → yang baru direkruit secara gradual diindoktrinasi ttg ideologi & perilaku teroris [Bandura,1990].
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
o Teroris
berasal dari masyarakat pinggiran (the margin of society) atau yg tidak berhasil di dlm kehidupan pribadi pekerjaan, di, k j dan d pendidikan didik mereka, atau keduanya
SOCIAL ORIGIN
[[Hall & Whitaker,1999]] .
o Sekitar 25% dari teroris kiri ‘telah kehilangan satu atau kedua orang tuanya t kketika tik berumur b 14 tahun; t h kehilangan k hil ayah; h 76% dilaporkan menderita konflik, khususnya dengan orang tuanya (33%) → mereka menggambarkan ayah, jika ada, dng istilah yg bermusuhan [Jager et.al., dikutip oleh Post,1990] o Satu dari tiga telah terlibat di dalam pengadilan remaja →
berhasrat maju tetapi gagal → [karier mereka dlm terorisme] merupakan titik akhir dari rangkaian upaya penyesuaian yg gagal’l’ [Jager [J et.al., t l dik dikutip ti oleh l hP Post,1990] t 1990]
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
SELF ESTEEM
umumnya ‘self-esteem lf t ’ anggota gg t kelompok teroris rendah; dan kurang berhasil di dlm kehidupan pribadi
o Pada P d
[Long,1990; Post,1990]
Orang g dengan g self-esteem yg rendah ‘tuntutan realistisnya y cenderung g tinggi gg p pada diri mereka sendiri dan, jika dihadapkan pada kegagalan, cenderung lebih meningkatkan daripada merendahkan aspirasinya [Long,1990] → Kepahit-an atas kegagalan mereka cenderung ditarik ke dalam kelompok yg mema-sangkan aspirasi yg g tidak realistik → Pada umum m m mereka merasa tidak me me-ngendalikan ngendalikan kehidupan diri-sendiri, dan mudah diyakinkan bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan dari luar,’ o Mempertahankan kebencian thd diri-sendiri (krn gagal) seraya mem-
pproyeksikannya y s y ppd ‘obyek’ y luar (s (seperti p ppemerintah atau kekuasaan s lain)) → mereka bergabung dlm kelompok orang lain yg juga menyalahkan sebab-sebab dari luar (bagi masalah atau dunia mereka) → ketika bisa bergabung, merasakan diterima oleh liyan, shng pertama kali merasa menjadi j di bbagian i (d (darii kkelompok) l k) [Post,1990].
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
o Teroris nampak suka mencari rangsangan (stimulus seekers) seekers).
o Teroris tertarik pada situasi yg amat menekan dan secara cepat bosan ketika tidak aktif [Long,1990] [L 1990] ← Ketiadaan-aksi Ketiadaan aksi amat sasa
ngat menekan bagi pencari rangsangan ini dan menghasilkan ketegang an yg tinggi jika kekosongan aksi ini berlangsung lama → faktor yg paling penting di dlm proses pengambilan keputusan lebih pada iklim psiko logikal dlm kelompok daripada situasi eksternal [Zawodny,1978] o Teroris T i menggunakan gg k paksaan k sebagai b g i suatu t pengaruh g h sosial i l [Tedeschi & Felson,1994].
3 motif sosial utama bagi penggunaan paksaan: (1) mempengaruhi liyan utk memetik sejumlah manfaat; (2) mengungkapkan alasan keluhan (grievances) & menegakkan keadilan, dan (3) meyakinkan atau mempertahankan identitas sosial [Tedeschi & Felson ,1994]. 1994] Tetapi banyak teroris memiliki perasaan ambivalen ttg penggunaan p gg kekerasan yang y g menyebabkan y penderitaan manusia [Long,1990]
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
oTeroris cenderung berhasrat utk mengambil risiko
2 tipe: (i) mengambil risiko secara individual (individual risk takers) – p yyangg mengambil g risiko berbahaya y sebagai g suatu alat dari selfmis. ppara ppemimpin affirmation & perwujudan narsisisme mereka; (ii) pengambil risiko kelektif (collective risk takers), yg menurunkan identitas diri menjadi anggota kelompok per se [Crenshaw,1981]. o Teroris (baik individual maupun di dalam kelompok) pada umumnya tidak impulsif ← keberhasilan operasi menuntut kemampuan untuk merencanakan
secara hati-hati dan menunda tindakan hingga segala sesuatu ada pada tempatnya [lihat Crenshaw,1981].
o Teroris seringkali merasionalisasikan & meminimalkan tinda kan mereka lewat cara membandingkannya dng peristiwa sejarah [Bandura,1990] → Perbandingan itu membantu menghilangkan sanksi-diri terhadap kekerasan dan menjadi wahana bagi persetujuan-diri utk melakukan tindakan merusak ← Misalnya, demokrasi Perancis, Britania Raya, dan US berasal dari pemberontakan kekerasan melawan pemerintah yang opresif [Bandura,1990]
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
K t i tik T Karateristik Teroris i
•Individu & kelompok dipengaruhi oleh lingkungan (sekitaran) mereka, termasuk faktor politikal, budaya/kultural, historikal, ekonomi, dan sosial. •Teroris mempertimbangkan risiko/biaya vs manfaat dari sebuah tindakan di dlm upaya mencapai tujuan/sumber yg diinginkan. •Teroris menggunakan strategi, taktik & operasi utk menciptakan ketidakseimbangan i b k k kekuasaan sebagaimana b i yg diinginkan. dii i k •Teroris bekerja utk menciptakan identitas kelompok yg kuat, dng mentalitas ‘kita vs. mereka’ (in-group vs out-group). •Anggota anggota secara tipikal bukanlah ‘orang •Anggota-anggota orang gila gila’. •Anggota-anggota teroris pd umumnya pengambil-risiko – meski tidak impulsif --, self-esteem rendah, merasa tidak bisa mengendalikan kehidupan sendiri, dan menyalahkan y kegagalannya g g y ppada sumber-sumber luar;; secara sosial berasal dari pinggiran masyarakat, dan memiliki pengalaman yg mengganggu kehidupan kanak-kanaknya secara signifikan. •Para pemimpin teroris pada umumnya cenderung lebih bermusuhan & narsistik d i d para pengikut daripada ik t mereka. k •Para pemimpin memanipulasi emosi para pengikut mereka, menggunakan paksaan, dan pelepasan keterikatan tanggapan moral khususnya pada orang yg tak bersalah [Hall & Whitaker,1999] Whitaker 1999]
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
Para individu memperkirakan hasil yg menguntungkan dari tindakan kekerasan. o
3 Pola Pikir yg Memotivasi Bergabung
Para inidividu memandang merekasendiri mampu menghasilkan hasil yg diinginkan ii i & merasa bertanggung-jaj wab secara pribadi utk melakukannya. o
o Kekerasan dipandang sbg cara yg paling efektif mencapai hasil yang diinginkan [Hall & Whitaker,1999].
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
Harapan atas keterlibatan
• Obyek kebencian dihancurkan • Tindakan yg disalahkan dihukum • Perbuatan salah diperlakukan sebagai benar • Keadilan terpelihara • Kekuasaan K k diseimbangkan di i b k • Sebuah reputasi dibangun • Identitas yg diinginkan dilindungi • Identitas negatif dinihilkan (ditiadakan) g dikurangi g • Penghinaan • Posisi kelompok dimantapkan • Akibat negatif diminimalkan • Posisi P i i kekuasaan k k dicapai di i • Dunia dibebaskan dari yg kurang diinginkan • Kebaikan yg lebih besar dikedepankan. dikedepankan
PENJELASAN PSIKOLOGIKAL
Pola Pikir Individu & Kolektif di diseputar t Kekerasan
• Teroris melihat liyan sbg idola, musuh, atau bodoh, dlm cara yg amat dibesar dibesar-besarkan besarkan • Teroris mendehumanisasi sasaran agresi mereka • Teroris melihat diri-sendiri sbg perwujudan dari kebenaran yg berurusan dng g musuh • Teroris berpikir bhw mereka terpilih, dipilih oleh Tuhan utk membawakan misinya • Identitas kepribadian p mereka bergabung g g dng g identitas kelompok • Ketika identitas kelompok meningkat, maka demikian juga anonimitas individu • Terosis yakin bhw tanggung-jawab atas apa yg dilakukan kerjakan bukanlah tanggung-jawab mereka sendiri melainkan tanggung-jawab kelompok • Tatacara (prosedur) atur-diri (self regulation) memberi jalan pada proses pengaturan kelompok • Teroris yakin bhw mereka akan selamat & dilindungi oleh k l kelompok. k
PENANGANAN TERORISME
ANCAMAN TERORISME HAMPIR PASTI BERLANJUT ¾ krn
masalah (kondisi) k ti ketimpangan politik, litik ekonomi, dan sosial yg merangsang g g keberadaan terorisme agaknya tidak akan terseUpaya melalesaikan dlm waktu wan teroris t i adlh dlh dekat [Long,1990] esensial
¾ meningkatkan kebijakan zero zerotolerance pemerintah/negara
(penting)
[US DoS,1996]
oPemecahan haruslah mengarah ke motivasi p pd kekerasan atau proses p yg mengarah ke motivasi itu.
PENANGANAN TERORISME
3 prinsip utama perlu ditekankan 1.Pemerintah tidak membuat kesepakatan dng teroris 2.Teroris dicari secara agresif, diperlakukan sebagai kriminal/ penjahat & diletakkan di bawah aturan hukum 3.Sanksi 3 Sanksi ekonomi ekonomi, diplomatik diplomatik, dan politik digunakan utk menerapkan tekanan pada N Negara-negara yg mendukung d k teroris, dan Negara lain didesak utk mengikuti g tuntutan [US DoS,1996]
PENANGANAN TERORISME
•Kebijakan j itu haruslah bersifat g global,, menekankan kerja sama internasional → perlu
memusatkan pada kejahatan dari tindakan teroris, daripada pada kelompok teroris per se, jadi menghindari penilaian ( al e judgments) (value j dgments) pada keabsahan tujuan t j an politik teroris. teroris
Sifat k b k kebijakan
•Kerjasama antar agensi adlh amat penting → diarahkan pd kedua kompponen (p (prinsip s p operasi p s & tindakan khusus s s melawan teroris) s) dan pproses s s ((alat administrasi) dari kebijkan ← negosiasi yg sabar dlm membangunan kesepakatan. •Kebijakan mestilah bersifat jangka panjang •Kebijakan haruslah dpt diadaptasi sampai ke beragam situasi teroris •Pemerintah haruslah berbicara secara langsung pd teroris → dialog pada umumnya diperlukan untuk pemecahan damai atas konflik. •Perlu kesabaran, kesinambungan, dan kemauan utk mengurangi & mengerdilkan teroris. Perlu pencegahan utk menghindari tindakan prematur yg bisa •Perlu jadi lebih dulu menutup pencapaian lebih lanjut intelejen & utk mencegah tindakan berlebihan: represi yg tidak tepat atas penduduk, yg dpt melemahkan keabsahan pemerintah [Long,1990; Terrorism Research Center,1997]
PENANGANAN TERORISME 3 jenis tindakan politik p
•Tindakan politik jangka panjang haruslah dirancang utk memememe cahkan masalah politik yg luas yg mendorong terorisme ← Dlm
kenyataan tidak mungkin dicapai sepenuhnya; meski demikian, harus tetap digat hukum, u u , batas batas-batas batas geog geografis a s be berubah; uba ; menyediakan e yed a a pe pendidikan d d a ut utk menge g ingat ubah tradisi yg merusak; mengambil jarak dari tindakan yg sangat negatif, dsb., dlm jangka panjang dpt mengurangi motivasi tindakan teroris.
•Diplomasi Diplomasi yg dinamis & berkelanjutan harus digunakan utk ‘mendomendo rong, menjaga, meningkatkan kerja sama internasional melawan terorisme dan mengisolasi kelompok teroris & Negara yg mendukungnya hingga terdorong utk berhenti (dan utk) menyediakan & berbagi b bantuan teknis k anti-terorisme [Levitt,1988:148]. Perjanjian ekstradisi haruslah diperluas dan hubungan kerja informal diantara berbagai professional diupayakan.
p kebijakan j publik yg jjelas,, taat-asas,, dpt p p •Merumuskan & mempublikasikan dipercaya; berhubungan dng media berita dng menyediakan ‘kesederhanaan konseptual yg dituntut oleh wartawan tanpa menimbulkan polemik yg dpt mengurangi pelayanan pengambil keputusan, media, dan publik’ [Levitt,1988]; memelihara hubungan erat dengan penerbangan, bisnis, dan entitas sektor swasta lain yg bisa jadi menjadi sasaran; memasok peringatan perjalanan yg memadai; menjaga hubungan yg simpatetik dng kor ban & keluarga; dan mendepolitisasi tindakan teroris dng memusatkan pada segi kejahatannya [Levitt ,1988]
PENANGANAN TERORISME
Pencegahan Pola Pikir yg ¾Harus melibatkan entitas sosial yg mengarah ke beragam: termasuk keluarga, tetangga, se- Terorisme
kolah, komunitas, pemerintah ↔ ‘tiga serangkai kelembagaan pendidikan pendidikan’:: keluarga, keluarga sekolah, tempat kerja & lingkungan ketetanggaan
Tataran Keluarga: Disintegrasi yg tumbuh dlm keluarga ber-
pengaruh pd anak-anak muda shg makin lapar akan perhatian & k h sayang (affection kasih ff ) akibatnya ), kb dpt d menunjukkan kk keingingan k utk menabrak risiko → perlu membangun habitus keluarga
yg bahagia, penuh kasih-sayang, saling menghormati (k (konsep: sakinah, ki h mawadah, d h warahmah h h?)
Tataran sekolah: perlu suasana pembelajaran (hubungan subyek pembealajaran) yg ramah & empatetik; kurikulum yg berkiblat pd nilai-nilai damai, saling menghormati, multikulturalisme; bacaan & referensi anti kekerasan.
PENANGANAN TERORISME
Penegakan Hukum vs Perlindungan HAM
o perlindungan thd hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan
dan perlakuan hukum yg adil; perlindungan HAM dan kebebasan dasar [Ps [Ps.3 3 (2) & (3)] o perlindungan atas hak utk tidak disiksa, kebebasan pribadi, pikiran & hati nurani, hak beragama & berkeyakinan, hak persamaan di depan hukum, tidak dituntut atas dasar hukum yg berlaku surut [Ps.4; 5; 22 (1), (2);] o perlindungan atas hak untuk memilih & mempunyai keyakinan politik dan berpendapat [Ps.23 (1); (2)] o perlindungan li d atas t hak h k berkumpul, b k l berapat, b t berserikat, b ik t mendirikan organisasi [Ps.24 (1), (2); Ps.39] o perlindungan atas hak ditangkap, ditahan, disiksa, dikucilkan, diasingkan atau dibuang secara sewenang-wenang [Ps. diasingkan, [Ps 34]
UU No. 39/ 1999
o kewenangan legal (menangkap, (menangkap menahan dlm waktu
7x24 jam); diskresi (yg selalu bersifat subyektif vs kontrol atas pelaksanaan); praxis (pelaksaan secara melawan hukum) dari aparatus represi negara (RSA) [UU No.15/2003]
SEKIAN & TERIMA KASIH
Yogyakarta, 3 September 2009 mmbillah