UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING Oleh: Triani, Supriyono, Isnaeni Maryam Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-Mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model Cooperative Learning tipe Kancing Gemerincing dapat meningkatkan: (1) keaktifan belajar matematika pada peserta didik kelas VII C SMP N 1 Kalikajar; (2) prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII C SMP N 1 Kalikajar. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskripstif dengan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar matematika. Keaktifan belajar pada tahap awal mempunyai keaktifan sangat kurang, pada siklus I meningkat menjadi 53,13% dengan kriteria kurang. Pada siklus II meningkat menjadi 81,25% dengan kriteria baik. Peningkatan prestasi belajar yaitu dari 43,75% dengan kriteria kurang pada tahap awal meningkat menjadi 62,50% dengan kriteria cukup pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 78,13% dengan kriteria baik.
Kata kunci : kancing gemerincing, keaktifan, prestasi belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual, dan emosional. Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan masa depan. Hal ini dapat diartikan bahwa proses pendidikan yang diberikan bukan semata-mata untuk hari ini, melainkan untuk masa depan. Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh peserta didik, salah satunya pada pelajaran matematika. Saat ini, matematika masih menjadi salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, sehingga mengakibatkan peserta didik enggan belajar matematika. Selain itu, pembelajaran matematika yang berjalan selama ini umumnya masih didominasi guru, sehingga menyebabkan siswa lebih pasif.
Ekuivalen: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing
217
Dalam pembelajaran di dalam kelas kegiatan yang dilakukan oleh siswa tidak hanya berpikir dan menerima materi saja, tetapi juga kegiatan yang melibatkan fisik. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2012: 100) bahwa “keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan”. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan kurang pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012: 19) “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok”. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Dari aktivitas belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas, dipilih empat kegiatan yang dapat dijadikan sebagai aspek untuk mengobservasi keaktifan belajar siswa. Keempat aspek beserta indikatornya adalah kegiatan visual meliputi
memperhatikan,
kegiatan
lisan
meliputi
menjawab,
menanggapi,
mengemukakan pendapat, diskusi, kegiatan menulis meliputi mengerjakan tes, dan kegiatan mental meliputi memecahkan masalah, membuat keputusan. Seorang guru yang profesional dituntut agar dapat menunjukkan keahliannya sebagai guru di depan kelas. Salah satu komponen yang harus dikuasai adalah menggunakan bermacam-macam model pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar aktif. Oleh karena itu, seorang guru perlu menguasai berbagai model pembelajaran pada pendidikan modern seperti sekarang ini untuk meningkatkan keaktifan yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar belajar matematika adalah model kooperatif tipe Kancing Gemerincing. Pengertian
218
Ekuivalen: : Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing
model pembelajaran kooperatif Kancing Gemerincing menurut Miftahul Huda (2011: 142) adalah “salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya mendapat kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran orang lain”. Keunggulan lain dari teknik ini adalah dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok, sering kali ada satu siswa atau anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, ada siswa yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anak yang yang pasif terlalu menggantung diri pada rekan yang aktif. Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berperan serta berkontribusi dalam pembelajaran. Miftahul Huda (2011: 142) menyatakan prosedur model pembelajaran Kancing Gemerincing adalah sebagai berikut. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (atau benda-benda kecil lainnya). Sebelum memulai tugasnya, masingmasing anggota dari setiap kelompok mendapatkan 2 atau 3 buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan). Setiap kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, ia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok. Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, maka dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-masing.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus ada empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kalikajar yang terletak di Desa Nggandok Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Penilitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2013. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Kalikajar semester 2 tahun pelajaran 2012/ 2013. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi dan tes. Metode observasi dilakukan dengan cara melakukan
Ekuivalen: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing
219
pengamatan dan pencatatan mengenai keaktifan pelaksanaan pembelajaran dalam kelas. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. Penilaian dilakukan dengan memberikan checklist pada lembar observasi. Sedangkan metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Metode tes digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan belajar siswa selama pelaksanaan tindakan dan hasil belajar siswa pada setiap akhir siklus, tes evaluasi terdiri dari 5 soal uraian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan adalah minimal 75% siswa mempunyai keaktifan belajar baik atau sangat baik. Sedangkan untuk prestasi, minimal 75% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai matematika ≥ 75 dengan nilai KKM 75. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berupa observasi keaktifan dan prestasi belajar dari data awal, siklus I sampai siklus II. Berdasarkan observasi keaktifan belajar siswa pada tahap awal mempunyai keaktifan sangat kurang, dan dari hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I diperoleh persentase jumlah siswa yang mempunyai keaktifan baik atau sangat baik di dalam kelas baru mencapai 50,13%. Hal ini terjadi dikarenakan pada siklus I ada siswa yang kurang cocok dengan anggota kelompoknya, sehingga siswa tersebut lebih memilih bermain sendiri atau acuh. Selain itu ada siswa yang kurang aktif karena anggota kelompoknya ada yang lebih pintar. Pada saat tes evaluasi masih ada siswa yang meminta jawaban dari siswa lain. Langkah-langkah yang diambil pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I yaitu peneliti membagi siswa dalam kelompok yang berbeda dengan kelompok pada siklus I. Agar siswa aktif, peneliti memberi motivasi kepada para siswa. Peneliti menjelaskan kembali aturan dalam pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing. Keaktifan belajar pada siklus II dinilai baik. Partisipasi siswa di dalamnya menunjukkan peningkatan, suasana sudah tenang atau tertib, terkendali dan kondusif sehingga pembahasan hasil diskusi sudah berjalan dengan baik. Siswa mulai berani menyampaikan pendapat, berani bertanya, dan memberikan sanggahan atau tanggapan, pada diskusi kelompok terlihat sudah ada komunikasi antar anggota,
220
Ekuivalen: : Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing
sehingga semua anggota dapat terlibat diskusi, dan pada saat tes evaluasi kebanyakan siswa sudah bekerja sendiri. Jumlah siswa yang mempunyai keaktifan belajar baik atau sangat baik pada siklus II mencapai 81,25% dengan kriteria baik. Adanya peningkatan keaktifan belajar menunjukkan upaya yang dilakukan melalui pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing memberikan efek positif. Peningkatan tersebut disebabkan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing telah berlangsung secara efektif dan siswa sudah mulai memahami tugas mereka dalam kelompok. Berikut grafik ketuntasan keaktifan belajar.
Gambar 1. Grafik Ketuntasan Keaktifan Belajar Sedangkan untuk prestasi belajar, berdasarkan hasil tes tertulis yang telah dilaksanakan, sebagian besar siswa mengalami peningkatan pada tes tertulis siklus I dari data awal. Pada siklus II sebagian besar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sebagai data awal diperoleh data sebagai berikut. Siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 sebanyak 14 siswa atau sebesar 43,75%. Hasil tersebut mngalami peningkatan pada siklus I. Siswa yang memperoleh nilai 75 atau lebih sebanyak 18 siswa atau sebesar 56,25%. Pada siklus II siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 sebanyak 25 siswa atau sebesar 78,13%. Berikut grafik ketuntasan belajar mulai dari data awal, tes siklus I, dan tes siklus II.
Gambar 2. Grafik Ketuntasan Belajar Klasikal
SIMPULAN DAN SARAN
Ekuivalen: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing
221
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Keaktifan belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing pada siswa kelas VII C semester 2 SMP N 1 Kalikajar mengalami peningkatan. Keaktifan belajar siswa pada tahap awal mempunyai keaktifan sangat kurang, pada siklus I mengalami peningkatan keaktifan menjadi 50,13% dengan kriteria kurang. Pada siklus II mengalami peningkatan kembali menjadi 81,25% dengan kriteria baik. Sedangkan Prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing pada siswa kelas VII C semester 2 SMP N 1 Kalikajar mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan rerata nilai siswa dan ketuntasan belajar klasikal siswa dari data awal ke siklus I yaitu rerata nilai siswa dari 58,59 menjadi 72,38 dengan ketuntasan belajar klasikal siswa dari 43,75% dengan kriteria kurang menjadi 62,50% dengan kriteria cukup. Dari siklus I ke siklus II, yaitu rerata nilai siswa dari 72,38 menjadi 80,19 dengan ketuntasan belajar klasikal siswa dari 62,50% dengan kriteria cukup menjadi 78,13% dengan kriteria baik. Dalam penelitian ini, peneliti memberi saran bahwa pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika, dapat pula dikembangkan pada materi lain dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Sebelum pelaksanaan guru hendaknya membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi dan mengalokasikan waktu dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing sehingga materi lebih mudah diterima siswa dan waktu yang terbuang dapat diminimalkan. DAFTAR PUSTAKA Miftahul, Huda. 2011. Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan). Yogyakarta: PT. Remaja Rodakarya Sardiman, A. M.. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syaful, Bahri Djmarah. 2012. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
222
Ekuivalen: : Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing