UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI TARI KELAS VIII C SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 2 TABANAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY MELALUI MEDIA GAMBAR NI MADE SUMARNI SMP N 2 Tabanan ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Perolehan data awal sangat rendah pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Tabanan Pada Semester ganjil Tahun Pelajaran 2015 /2016 membuat peneliti mengupayakan membenahi proses belajar mengajar yang dilakukan. Perbaikan proses pembelajaran dilakukan melalui penerapan Model Inquiry. Model ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Setelah data terkumpul melalui instrument tes prestasi belajar diperoleh peningkatan hasil belajar dengan data awal yang rata-rata kelasnya yaitu mencapai 69,86 dengan prosentase Ketuntasan 30,77 %, pada siklus I prosentase ketuntasan meningkat 56,41 % dan rata- rata kelasnya 72,71,. Sedangkan pada siklus II data tersebut telah meningkat rata-rata kelasnya menjadi 78,03 dengan prosentase ketuntasan belajarnya menjadi 92,31 %. Data pada siklus II ini sudah menunjukkan keberhasilan pelaksaan pembelajaran yang melebihi indikator yang dipersyaratkan.. Oleh karena itu peneliti berkesimpulan bahwa penerapan Model Inquiry dalam melaksanakan proses pembelajaran mampu meningkatkan prestasi peserta didik. Kata kunci : Pembelajaran Inquiry , Media Gambar, Prestasi Belajar
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, namun sampai saat ini belum memperoleh hasil yang optimal. Fenomena ini dapat di lihat dari indikator hasil belajar, antara lain dari capaian nilai Ujian Nasional siswa yang masih rendah secara ratarata. Proses belajar mengajar sebaiknya dilaksanakan secara Inkuiri ilmiah (Scientific Inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomonikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran seni tari di SMP Negeri 2 Tabanan menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah Masalah besar yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah ketidakmampuan guru mengedepankan metode ajar yang baik serta belum terbiasanya guru menggunakan
model-model pembelajaran yang kontrutivis, kritis paradigma yang berupa kesenjangan dan ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dan paradigma yang dipergunakan (Imron,AH,1995: 178 ). Hal-hal tersebut adalah kondisi-kondisi yang diharapkan di pihak guru apabila mau meningkatkan mutu pendidikan. Apabila guru memahami hal-hal tersebut tentu saja prestasi belajar siswa tidak akan rendah. Berdasarkan hasil observasi peneliti selaku guru seni tari di SMP Negeri 2 Tabanan terhadap siswa kelas VIII C rata-rata nilai yang diperoleh siswa, baru 69,86 rata-rata tersebut masih jauh dibawah KKM mata pelajaran seni tari di sekolah ini yaitu 72,00. Dari kegiatan yang dilakukan terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran . Permasalahan tersebut diantaranya rendahnya kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran , ini terlihat dari siswa kurang aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar pada awal proses pembelajaran. Siswa yang kemampuannya kurang, terlihat belum siap belajar yang ditandai siswa tersebut sedikit malas untuk mengerjakan apa yang
62
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016
PENDAHULUAN
diperintahkan oleh guru. Siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu menerapkan suatu metode yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di kelas. Metode merupakan cara untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. Seorang guru harus pandai memilih metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. Apabila guru mampu memilih dan menerapkan metode ajar dengan baik, maka sudah dapat dipastikan hasil belajar siswa akan mampu ditingkatkan. Salah satu model yang tepat dalam menunjang pencapai tingkat prestasi siswa yang lebih baik adalah model Inquiry . Model ini dianggap efektif karena menekankan pada keaktifan siswa dalam memecahkan permasalahan yang telah dipersiapkan dengan terencana oleh guru, yang dalam pelaksanaannya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah Berdasarkan semua uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Tari Siswa Kelas VIII C Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Tabanan dengan Model Pembelajaran Inquiry melalui media gambar”. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini terurai sebagai berikut : Apakah Model pembelajaran Inquiry dengan Media Gambar dapat meningkatkan prestasi belajar Seni Tari Siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Tabanan? PEMECAHAN MASALAH Masalah dalam penelitian ini dipecahkan dengan meningkatkan mutu masukan, mutu proses pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan model Inquiry yang merupakan salah satu dari banyak langkah yang bisa diterapkan oleh guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Model ini mempunyai langkah
–langkah yang mendorong keaktifan siswa dalam belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih banyak mengamati objek atau materi pelajaran, menemukan sendiri hal-hal yang perlu, baik menyangkut materi, meneliti, mengintrogasi, memeriksa materi, menyusun pertanyaan sendiri dan berusaha mencari jawaban itu dengan bantuan guru sehingga siswa-siswa akan dapat mengalami sendiri. Dalam pendekatan Inquiry menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Tujuan dari penggunaan model pembelajaran Inquiry adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran Inquiry siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Uraian singkat ini menjelas bahwa model pembelajaran Inquiry menuntut kemampuan siswa untuk giat mempelajari apa yang disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya sebagai pemikir di depan siswa-siswa lainnya. Dipihak lain, untuk dapat menyelesaikan tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan oleh guru akan sangat menentukan,. Inovasi tersebut berupa tuntunan-tuintunan, motivasi-motivasi, interprestasi serta kemampuan belajar tanpa hafalan. Oleh karenanya langkah-langkah ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai cara pemecahan masalah. METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian hendaknya digunakan bermacam-macam metode. Penggunaan metode ini sangat penting untuk menentukan benar atau tidaknya hasil penelitian yang telah ditetapkan. Pengertian metode dijelaskan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (dalam Ilmu Pengetahuan dan sebagainya). Cara menyelidiki cara belajar (Poerwardaminta,
Ni Made Sumarni , Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar.........
63
1996:649). Jadi dapat dinyatakan bahwa untuk mencapai suatu maksud ditentukan dengan cara yang teratur dan terpikirkan baik-baik. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa penelitian adalah suatu cara atau jalan yang terpikirkan baik-baik untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana sumber datanya dikumpulkan secara langsung dari siswa kelas VIII C di SMP Negeri 2 Tabanan. Data tersebut peneliti iventaris mengenai hal-hal tentang meningkatnya prestasi belajar di kelas VIII C. Tempat diadakan penelitian Tindakan Kelas adalah di SMP Negeri 2 Tabanan. Lingkungan sekolah yang bersih dan tersedia sejumlah tempat sampah sehingga menjadikan lingkungan sekolah baik intern maupun ekstern menjadi bersih. Sekolah ini sangat strategis yang berada di pusat pemerintahan Kabupaten Tabanan, seperti dekat dengan kantor Dinas Pendidikan, kantor Camat Tabanan, kantor Veteran dan penyangga palemahan di Pura Luhur Dalem Tabanan. Penelitian ini dilaksanakan 2 jam pelajaran per minggu pada kelas VIII C di mana merupakan kelas yang peneliti ampu. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2015 untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran, pelaksanaan tindakan, analisa data, sampai dengan pelaporan pada bulan Desember 2015. Penelitian ini dilaksanakan dengan alasan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelaran seni tari belum optimal dan peneliti menemukan beberapa permasalahan pada kelas tersebut seperti siswa kelas VIII C masih ada yang kurang terampil mempraktekan tari bali tentang bagaimana posisi kaki yang benar, posisi tangan, dan badan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pemaparan data yang diperoleh di lapangan disampaikan secara rinci dan penjabarannya mengacu pada batasan telah dijelaskan para ahli berikut. Dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian 64
masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan / observasi dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil perencanaan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru, motivasi, dan aktivitas belajar. Kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematis dan jelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83 ). Sesuai penjelasan di atas, peneliti menggambarkan hasil penelitian ini dimulai dari mendeskripsikan data awal yang didapat dilanjutkan dengan deskripsi siklus I dan Siklus II mulai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilakukan terkait tahapan yang sudah dilakukan. 1.Deskripsi Awal Gambaran yang diperoleh dari data awal yaitu dari 39 siswa di kelas VIII C pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 2 Tabanan hanya 10 orang siswa yang berhasil memperoleh nilai sesuai KKM (25,64 %), ada 2 orang yang nilainya diatas KKM (51,30%) sedangkan yang dibawah KKM jumlahnya siswa 27 0rang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (69,23%) Data tersebut menunjukkan rendahnya prestasi belajar siswa. Data tersebut akhirnya peneliti memilih model para ahli untuk digunakan pada siklus selanjutnya. 2. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan I Perencanaan pada siklus I disusun sedemikian rupa untuk dapat membantu peserta didik mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Adapun persiapan yang sudah direncanakan yaitu: 1. Menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian 2. Menyusun rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP ) 3. Berdiskusi dengan teman-teman guru membicarakan alat-alat peraga, bahan-bahan yang bias
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016
membantu peningkatan prestasi belajar peserta didik 4. Merencanakan model pembelajaran yang tepat 5. Menyusun format penilaian 6. Menyiapkan bahan-bahan pendukung pelajaran 7. Merancang skenario pembelajaran dengan baik b. Pelaksanaan I 1. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan guru / peneliti masuk kelas, guru sebagai peneliti mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, kemudian kelas dikondisikan agar siswa memiliki kesiapan dengan melakukan apersepsi seperti mendengarkan ceritra tentang siswa yang berbaik hati, siswa mau berbagi dengan temannya 2. Guru menyampaikan materi pelajaran dan indicator pencapaian tujuan suatu kegiatan 3. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran c. Observasi I 1. Masuk ke kelas dengan membawa lembar observasi / pengamatan 2. Masuk ke kelas dengan mengucapkan salam, berlanjut dengan memberi penjelasan tentang tes yang akan dilaksanakan, membagikan gambar tentang pola lantai bentuk penyajian tari 3. Kemudian guru menyuruh siswa untuk membuat pola lantai tari berpasangan / tari berkelompok dalam buku latihan. 4. 4. Pada hasil akhir , dilanjutkan dengan mengumpulkan jawaban yang dibuat oleh peserta didik 5. Penyampaian peserta didik, bahwa setelah jawaban mereka diperiksa, hasilnya akan di bagikan pada mereka dan menjelaskan bagi mereka yang nilainya belum mencapai KKM yang dituntut yaitu 72,00, akan diberikan remidial dan
bagi yang sudah mencapai KKM atau melebihi akan diberikan pengayaan. d.Refleksi I Hasil yang diperoleh pada siklus I yang dilakukan adalah : nilai rata-rata mencapai 72,71 % dimana baru 13 orang yang nilainya diatas KKM ( 33,33%), ada 9 orang yang nilainya sama dengan KKM ( 23,08), serta masih ada 17 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (43,59%) 3.Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Mengacu pada hasil analisis dan penilaian pelaksanaan silklus I, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun ulang. Beberapa penekanan perlu dilakukan pada siklus II untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa yang masih tergolong kurang baik perkembangannya yaitu : a) siswa yang disuruh memilih teman untuk mendiskusikan hal-hal penting yang harus dikuasai,dengan maksud membantu siswa yang tergolong memiliki prilaku yang kurang baik untuk menjadi lebih baik dan lebih giat belajar jika melihat teman-temanya berhasil sehingga akan berusaha merubah prilakunya, b) penekanan lebih banyak diupayakan dalam motivasi , arahan agar dampak prilaku buruk, yang tidak senang belajar akan berakibat baik , c) dengan bantuan tersebut diharapkan dari kerjasama itu akan melahirkan ikatan emosi yang erat antar siswa yang bias menumbuhkan tingkat keiklasan dan kepercayaan diri siswa untuk menjalani prilaku yang baik dan belajar lebih giat. Dengan cara tersebut diharapkan akan menjadi semakin menarik bagi siswa yang tergolong kurang mampu sehingga peningkatan yang diharapkan akan terwujud. b.Pelaksanaan II Pelaksanaan siklus II difokuskan lebih banyak pada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam perkembangan kemampuannya. Sisa dibimbing dengan memberitahu hal-hal
Ni Made Sumarni , Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar.........
65
penting yang menyangkut akibat dari prilaku buruk yang dilakukan, hal tersebut akan mampu dibantu oleh teman yang sudah dikatagorikan baik. Gaya mengajar guru diupayakan tidak membosankan dan bervariasi agar tetap menarik perhatian siswa untuk belajar. Bimbingan terus diupayakan dengan memberi contoh –contoh yang mudah terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke hal-hal yang lebih sulit, diharapkan dengan contoh-contoh tersebu anak merasa termotivasi untuk mengikuti teman-temannya dan saling berbagi informasi dengan temannya yang sudah berhasil. c. Observasi II Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan mengacu pada kreteria penilaian yang telah ditetapkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar mereka. Upaya keras guru untuk melatih kebersamaan dan keiklasan siswa untuk giat belajar, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengokohkan perjalinan persahabatan terus dilakukan dengan giat sambil mengamati kemajuan mereka, memantau sikap mental mereka dan mngecek perubahan yang terjadi. d. Refleksi II Pada Siklus II diperoleh hasil sudah sesuai dengan harapan, prestasi belajar siswa terhadap materi yang diajarkan sudah mampu dipahami dengan baik. Pencapaian pada siklus ini dapat disampaikan nilai rata-rata mencapai (78,02 %), ada 7 siswa yang dapat nilai KKM (17,95 %), ada 30 siswa yang nilainya di atas KKM ( 76,92 %), serta ada 2 siswa yang nilainya dibawah KKM (51,30 %). B. Pembahasan : Setelah dilakukan analisis terhadap data hasil belajar siswa selama penerapan model pembelajaran Inquiry, didapat bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa rataratanya mencapai 72,71 % sedangkan pada 66
siklus II nilai rata-rata mencapai 78,02 %. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengobservasi setiap siklus yang dilakukan. Data ini dianalisis dengan menggunakan statistik diskritif dengan sebagai berikut : RUMUS
:
X =
Ex N
KET : X = Rata-rata Ex = Jumlah nilai siswa secara keseluruhan N = jumlah siswa secara keseluruhan Ketuntasan = N1 x 100 N Ket : N1 = Banyaknya siswa yang tuntas N = jumlah siswa Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II dikatakan tuntas, karena telah memenuhi tuntutan kurikulum dimana siswa dikatakan tuntas secara individual apabila mencapai nilai 72 ke atas. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sudah terjadi peningkatan cukup baik namun masih ada 17 orang siswa yang nilainya belum tercapai, hal ini dapat dimaklumi mengingat situasi dan kondisi sesuai dengan refleksi tindakan I dengan adanya kendala-kendala seperti, 1) kekurangkompakan siswa dalam kelompoknya masing-masing karena siswa belum terbiasa satu sama yang lain, 2) siswa masih belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran Inquiry, 3) siswa masih enggan bertanya baik kepada guru maupun kepada siswa lainya apabila ada materi yang mereka belum mengerti. Kendala-kendala ini merupakan hambatan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dengan demikian pada siklus I ini siswa tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang ditetapkan. Untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I dilakukan upaya-upaya yaitu 1) untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengenal temannya lebih dekat, 2) lebih mensosialisasikan penerapan model Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016
pembelajaran Inquiri sebelum siswa memulai kegiatan dalam kelompoknya, termasuk peran guru dalam dalam pembelajaran, dimana guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator, 3) dalam menjawab pertanyaan siswa diarahkan untuk menyampaikan jawabannya kepada seluruh siswa dalam kelas bukan kepada guru, 4) mengantisipasi adanya perubahan waktu dengan sewaktu-waktu mengingatkan siswa tentang waktu yang disediakan selama melakukan percobaan, 5) memberikan lebih banyak tugas secara individu untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya, serta membagikan hasil tugas yang dikerjakan sehingga siswa akan lebih bersemangat untuk mengerjakan tugas berikutnya, dan 6) lebih banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya dengan kehidupan seharihari. Setelah dilakukan refleksi pada akhir siklus I, prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih besar daripada siklus I. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 56,41% dengan kategori belum tuntas sedangkan pada siklus II sebesar 92,31 % dengan kategori tuntas. Ketuntasan klasikal pada siklus II dikatakan tuntas, karena telah memenuhi tuntutan kurikulum dimana klasikal kelas dikatakan tuntas belajar apabila siswa mencapai 8,50 ke atas atau 85% ke atas. Ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 35,90 %.Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Inquiry dengan media gambar telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa ilmu sesuai dengan harapan. Inquiry merupakan perluasan dari discovery, yang artinya inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya : merumuskan problema, merancang eksprimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dan sebagainya (Wiryawan, 1998:4). Model pembelajaran inquiry sangat cocok bagi siswa apabila
guru menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara jelas, bertukar pikiran, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk mengarahkan agar siswa giat menerima pelajaran. Hasil penelitian ini ternyata telah memberikan efek utama bahwa model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan.Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain seperti yang dilakukan oleh Inten (2004 ) dan Puger (2004) pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Mata pelajaran seni tari menitikberatkan kajiannya pada aspek kognitif, efektif, psikomotorik sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran, prilaku, maupun keterampilan yang dimiliki.Untuk semua hal tersebut maka metode pembelajaran Inquiry, memempati tempat yang penting karena dapat mengaktifkan siswa secara maksimal. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Model pembelajaran Inquiry dengan berbantuan media gambar mampu membuat siswa belajar lebih aktif, lebih menggairahkan, lebih berkonsentrasi, membuat daya pikir mereka lebih berkembang, dapat membuat suasana belajar lebih nyaman, siswa lebih berani menyampaikan pendapat mampu memahami lebih dalam apa yang diajarkan. Model pembelajaran Inquiry dengan berbantuan media gambar sangat efektif dalam memecahkan masalah pembelajaran apabila mampu dilakukan dengan baik, begitu pula apabila guru mampu menerapkan teori yang benar sesuai model tersebut.
Ni Made Sumarni , Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar.........
67
Saran
Dalam melaksanakan proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat dicapai secara optimal disarankan agar guruguru membuat persiapan yang matang dan mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bias diterapkan dengan model pembelajaran Inquiry dengan berbantuan media gambar agar diperoleh hasil yang optimal Disarankan bagi guru yang ingin meningkatkan prestasi belajar siswa, hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan pengolahan keterampilan kritis melalui penemuan, walau dalam taraf sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapi. Kepada Dinas terkait seperti Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan hendaknya memberikan perhatian lebih terhadap Guru yang mengampu pelajaran seni budaya untuk diberikan diklat tentang strategi belajar mengajar tari bali yang benar. DAFTAR PUSTAKA Arianto, Suharsimi; suhardjono; Supardi.2006. Peneliatian Tindakan Kelas Jakarta : PT Bumi Aksara. Joyce, B. And Weil.2000.Model Of Teaching. Needham Heights: ALLyn & Bacon. Hamalik, Oemar.2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. http//: saipuleffendiipunk.blogspot. Inten, I Gede . 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKN dan Sejarah Pada Siswa Kelas II SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis.Singaraja.Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
68
Maksum, Ahmad,2006.Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Sejarah dan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI SD Negeri 1 Sukamulia, Lombok Timur, NTB.Tensis.Singaraja.Universitas Pendidikan Ganesha. Program Pascasarjana. Nurman, Muhammad,2006.Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dan Expositori terhadap Sikap Politik Berdemokrasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PPKN di SMA ( Tesis ) . Singaraja.Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja , Program Pascasarjana. Puger, 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada siswa kelas III SMP Negeri Seririt ( Eksperimen pada pokok bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae ). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Putrayasa, Ida Bagus.2005. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Tematik dalam Upaya Meningkatkan ktivitas, kreativitas, dan Logiklitas.( Tesis ). Singaraja.Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Surya, Mohamad.2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung.: Pustaka Bani Quraisy Sriyono.1992.http://www.scribd.com/doc/9037 208/ Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press. Wiryawan, Sri Anita dan Noorhadi.1998.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Universitas Terbuka
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016