Dinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012
ISSN 0854-2172
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV Taefuri SD Negeri Karanganyar 01 Kec. Kedungbanteng Kab. Tegal Abstrak Permasalahan yang ada hasil belajar IPA masih rendah dibuktikan dengan nilai rata-rata yang belum memenuhi standar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV dengan menerapkan metode ekspositori. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Karanganyar 01 Kecamatan kedungbanteng kabupaten Tegal yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 19 laki-laki dan 18 perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan re eksi. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 89,19%, dengan nilai rata-rata 74,59. Kesimpulannya bahwa dengan metode ekspositori ternyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV. © 2012 Dinamika Kata Kunci: ekspositori; hasil belajar IPA
PENDAHULUAN Pada awalnya bagi siswa pelajaran IPA adalah pelajaran hafalan yang tidak memerlukan pemikiran yang begitu mendalam, karena itu guru dalam menyampaikan pelajaran IPA pun hanya sekedar memakai metode ceramah. Padahal pelajaran IPA itu merupakan pelajaran yang sangat penting dan memerlukan demonstrasi serta praktek dalam penyampaiannya. Pada kondisi awal seperti ini hasil belajar siswa untuk pelajaran IPA pun rendah, itu dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah yang monoton dan kurang bervariasi serta tidak adanya alat peraga yang mendukung, sehingga siswa sulit memahami pelajaran yang disampaikan. Dari beberapa identi kasi masalah diatas kami berharap guru dalam memberikan pelajaran IPA menggunakan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA. Jadi di dalam penelitian ini agar lebih jelas dan terarah akan kami batasi permasalahannya yaitu apakah ada peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas IV dengan menggunakan metode ekspositori ?, oleh karena itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode ekspositori untuk meningkatkan prestasi belajar IPA bagi siswa kelas IV di SDN Karanganyar 01 pada semester II tahun 2010/2011. Berdasarkan identi kasi dan pembatasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti : Apakah dengan menerapkan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa kelas IV SDN Karanganyar 01 pada semester II tahun 2010/2011 ?. Pada dasarnya prestasi adalah hasil maksimal dari suatu pembelajaran atau kegiatan yang menunjukan tentang adanya penguasaan sejumlah pengetahuan atau kecakapan tertentu. Bukhari (1977: 85) berpendapat bahwa, ”Prestasi adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf, serta tindakan hasil belajar yang dicapai”. Sedangkan menurut Winkel (1991: 162) mengatakan bahwa, ”Prestasi merupakan bukti adanya keberhasilan yang dicapai”. W.J.S Poerwodarminto (1985: 768) mengatakan, ”Prestasi artinya hasil yang telah
dicapai, dilaksanakan, dikerjakan dan sebagainya”. Menurut Suratinah Tirtonegoro (1998: 43) mengatakan, ”Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha bentuk simbol, angka, huruf, ataupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan Anton sukarno (1994: 16) mengatakan bahwa, ”Prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”. Metode ekspositori sering disamakan dengan metode ceramah karena sama-sama sifatnya memberikan informasi pengajaran yang berpusat pada guru. Hal ini kurang tepat karena dalam metode ekspositori terdapat kegiatan belajar mengajar yang bukan termasuk kegiatan dari metode ceramah, misalnya demonstrasi ketrampilan guru dan tanya jawab. Metode ekspositori ini pengajarannya pada guru, dimana guru memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan ketrampilannya mengenai pola, aturan dalil, memberikan kesempatan siswa bertanya, guru memberikan contoh soal siswa diminta mengerjakan soal secara individual atau secara bersama-sama. Gambaran mengajar secara konvensional adalah contoh menggunakan metode ekspositori. Metode ekspositori ini akan menjadi efektif dan e sien yang dapat menyebabkan siswa belajar secara bermakna, bila dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan situasi dan kondisi (Sumanto, 1999: 28-29). Sedangkan Rini Budiharti (1999: 24-26) mengatakan bahwa, ”Metode ekspositori merupakan metode yang paling efesien untuk pelajaran yang sifatnya hafalan”. Ruseffendi E.T (1980: 171-172) mengatakan bahwa : Pada metode ekspositori, setelah guru beberapa saat memberikan informasi guru mulai dengan menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan ketrampilannya mengenai pola tentang konsep itu, siswa bertanya, guru memeriksa apakah siswa sudah mengerti atau belum.
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap, secara garis besarnya dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian dan tahap penyelesaian. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Juni 2011. Jadi penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 6 bulan atau satu semester, khususnya dilaksanakan pada semester II, sebab pokok bahasan yang sedang diteliti termasuk semester II. Tempat penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Karanganyar 01 Kabupaten Tegal pada semester II tahun 2010/2011, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian dilakukan di tempat itu karena kebetulan peneliti juga mengajar di SD itu. Subyek penelitian disini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 19 laki-laki dan 18 perempuan serta guru sebagai guru kelas IV diteliti bagaimana cara menerapkan metode ekspositori. Data yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berasal dari subyek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar 01 Kabupaten Tegal dan sumber data lain dari guru atau teman sejawat yang ditunjuk sebagai rekan dalam berkolaborasi. Teknik pengumpulan data berupa tes, observasi, dan wawancara. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang dikerjakan oleh siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar 01 pada semester II tahun 2010/2011 dalam bentuk pilihan ganda dan uraian untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah diberikan dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Observasi yang dilakukan adalah proses perekaman data dengan mengamati semua kejadian yang ada selama berlangsungnya proses pembelajaran, untuk mengumpulkan data keaktifan siswa dalam pembelajaran dan ketrampilan guru dalam menerapkan metode ekspositori. Untuk tes tertulis menggunakan butir-butir soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan, soal berupa pilihan ganda dan uraian yang diberikan pada siswa dikerjakan di siklus I dan siklus II. Untuk observasi menggunakan lembar observasi yang formatnya sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV Taefuri
81
Validasi data diperlukan agar diperoleh data yang valid. Butir soal tes digunakan dalam mencari data agar valid, maka sebelum butir-butir soal tersebut dibuat tes lebih dahulu dibuat kisi-kisi. Kisi-kisi dibuat agar butir soal merata tidak hanya pada satu materi tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan 2 analisis yaitu: 1) Analisis Kualitatif; 2) Analisis Kuantitatif. Sebagaimana bentuk penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif komparatif dengan membandingkan nilai ulangan harian dari kondisi awal, hasil siklus I maupun hasil siklus II. Sedangkan untuk observasi dan wawancara dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan re eksi. Dari hasil itu akan dideskripsikan ke arah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa. Deskripsi-deskripsi itu dalam bentuk kategori dan satuan uraian dasar dalam bentuk penilaian kualitatif seperti : (1) Aktif / Sedang / Pasif, (2) Meningkat / Tetap / Menurun, (3) Menarik / Cukup menarik / Membosankan, (4) Baik / Sedang / Buruk dan lain sebagainya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas. Banyaknya siklus dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kali siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : Planning, Acting, Observing, Re ecting. Tahap Perencanaan, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Guru membuat rencana pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan dan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan dalam implementasi tindakan; 2) mempersiapkan alat peraga dan fasilitas lain yang akan digunakan di kelas; 3) mempersiapkan lembar observasi. Tahap Pelaksanaan, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran IPA dikelas IV khususnya perpindahan panas; 2) Guru membentuk kelompok untuk melakukan praktek (1 kelompok 8 anak); 3) Siswa belajar dengan menggunakan pembelajaran eksperimen dalam pelajaran IPA perpindahan panas. Tahap Observasi, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Guru memantau siswa selama pembelajaran eksperimen; 2) Guru menilai hasil pembelajaran IPA melalui lembar observasi. Tahap Re eksi, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Guru mengadakan re eksi dan evaluasi yang diperoleh lewat lembar observasi dan pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi berupa tes tertulis pilihan ganda. Dalam re eksi ini guru mengadakan pengkajian terhadap keberhasilan atau peningkatan prestasi belajar IPA, untuk menentukan perencanaan tindakan kelas pada siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Berdasarkan evaluasi yang telah dilaksanakan terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh hasi sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Tes Tertulis Siklus I Nilai Rata-rata Ketuntasan Belajar
71,14 74 %
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 27,03 % siswa memperoleh hasil belajar tergolong kategori kurang baik, 32,43 % siswa tergolong kategori cukup baik, 27,03 % siswa tergolong kategori baik, sedangkan yang tergolong sangat baik sebanyak 13,51 %. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada siklus I ini sebesar 74%, sehingga masih perlu diadakan siklus lanjutan atau siklus yang kedua karena ketuntasan belajar klasikal belum mencapai 85%.
82
Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012)
Ternyata pada hasil observasi siklus I didapat hasil sebagai berikut : 1) Ada 4 siswa yang bertanya; 2) Ada 7 siswa yang tidak memperhatikan pelajaran; 2) Ada 26 siswa yang tidak bertanya; 3) Semua siswa mengerjakan evaluasi. Berdasarkan hasil observasi, dapat diambil analisa data siklus I penelitian tindakan kelas masih ada kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai rata-rata evaluasi IPA pada kondisi awal adalah 62,6 sedangkan nilai rata-rata evaluasi IPA pada siklus I adalah 71,14. Hal itu berarti sudah ada peningkatan dari kondisi awal ke siklus I, yang mana pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai 74%. Akan tetapi ketuntasan belajar tersebut belum melampaui indikator kinerja yang sudah ditetapkan yaitu untuk ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85%. Kesimpulan re eksi adalah sudah ada peningkatan dalam prestasi belajar IPA siswa kelas IV tetapi karena soal berupa pilihan ganda dan kelompok kerja terdiri dari 8 anak maka siswa masih kurang menguasai materi dan banyak siswa yang pasif dalam percobaan sehingga masih perlu diadakan siklus lanjutan atau siklus yang kedua. Siklus II Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh hasil nilai sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Tes Siklus II Nilai Rata-rata Ketuntasan Belajar
74,59 89,19 %
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebesar 10,81 % atau 4 siswa memperoleh hasil belajar tergolong kategori kurang baik, 40,54 % atau 15 siswa tergolong kategori cukup baik, 29,73 % atau 11 siswa tergolong kategori baik, sedangkan yang tergolong sangat baik sebanyak 18,92 % atau 7 siswa. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada siklus I ini sebesar 89,19 %, sehingga pada siklus II ini sudah mencapai dan bahkan melampaui ketuntasan belajar klasikal (85 %), sehingga tidak perlu lagi diadakan siklus lanjutan. Ternyata dari hasil observasi siklus II didapat hasil sebagai berikut : 1) Ada 4 siswa yang bertanya; 2) Ada 1 siswa yang tidak memperhatikan pelajaran; 3) Semua siswa mengerjakan evaluasi; 4) Semua siswa aktif melaksanakan percobaan Berdasarkan hasil observasi, dapat diambil analisa data siklus I penelitian tindakan kelas masih ada kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai rata-rata evaluasi IPA pada kondisi awal adalah 62,6 sedangkan nilai rata-rata evaluasi IPA pada siklus I adalah 71,14. Setelah diadakan siklus II ternyata nilai rata-rata IPA meningkat menjadi 74,59. Hal itu berarti sudah ada peningkatan dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I dan siklus II yang mana pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai 89,19 %. Hal itu berarti siklus II untuk ketuntasan belajarnya sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan yang sebesar 85%, sehingga tidak perlu dilakukan siklus lanjutan. Kalau ditinjau dari keaktifan siswa sudah lebih banyak yang aktif karena kelompok kerjanya terdiri dari 4 anak jadi semua siswa dapat aktif melakukan percobaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas siklus I mulai dari planning, acting, observing, dan re ecting ternyata prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV meskipun ada peningkatan dari kondisi awal tetapi belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Siswa mengalami kesulitan sehingga hanya sebagian siswa saja yang mencapai ketuntasan. Dari 37 siswa baru 27 siswa (72,97 %) yang mengalami ketuntasan belajar berarti belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85%.. Berdasarkan kenyataan ini ternyata pelaksanaan pembelajaran IPA belum memuaskan, karena guru belum sepenuhnya UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV Taefuri
83
menerapkan metode pembelajaran ekspositori dalam membuat soal evaluasi berupa pilihan ganda dan dalam pembagian kelompok kerja terlalu banyak siswa tiap kelompok 7-8 siswa jadi masih banyak siswa yang tidak aktif dalam percobaan. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas pada siklus II ternyata prestasi belajar IPA siswa kelas IV ada peningkatan, karena metode pembelajaran ekspositori sudah diterapkan secara kongkrit dengan memberikan soal evaluasi pilihan ganda dan uraian serta dalam pembagian kelompok kerja tiap kelompok 4 siswa, jadi semua siswa dapat aktif melakukan percobaan dan menguasai materi. Dari 37 siswa terdapat 33 siswa (89,19 %) yang mengalami ketuntasan belajar berarti sudah mencapai bahkan melampaui ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85%. Nilai tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah yaitu 56 dengan nilai rata-rata kelas 74,59. Berdasarkan kenyataan ini pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan menerapkan metode ekspositori secara kongkrit dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV dalam pelajaran IPA dengan hasil nilai yang memuaskan dan memenuhi indikator kineja yang sudah ditetapkan. Berdasarkan data pada saat belum diadakan tindakan kelas kondisi awal banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah itu dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi rata-ratanya 62,6 dengan ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 43,24%. Setelah diadakan tindakan pada siklus I ada peningkatan prestasi belajar IPA dengan nilai rata-rata 71,14 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 72,97% (27 siswa). Kemudian tindakan ini dilakukan perbaikan dan penyempurnaan metode pada siklus II ada peningkatan lagi dengan nilai rata-rata 74,59 dengan siswa yang tuntas belajar ada 33 siswa (89,19 %) . Keadaan seperti ini kami diskusikan dengan teman sejawat/ kolabulator, ternyata pada siklus I soal evaluasi masih hanya berupa pilihan ganda dan kelompok kerja jumlah siswanya terlalu banyak yaitu 7 - 8 anak, sehingga masih banyak siswa yang pasif dan tidak aktif dalam percobaan. Sedangkan pada siklus II kami perbaiki dalam membuat soal evaluasi berupa pilihan ganda dan uraian serta kelompok kerjanya terdiri dari 4 anak saja agar siswa dapat aktif dalam percobaan. Siswa dapat lebih menguasai materi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dan dari latar belakang masalah yang ada pada kondisi awal pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar 01 pada semester II tahun 2010/2011 masih rendah karena guru belum menerapkan metode yang tetap dalam pembelajaran IPA. Setelah diadakan tindakan melalui dua siklus dengan menerapkan metode ekspositori ada peningkatan dalam prestasi belajar siswa kelas IV untuk pelajaran IPA khususnya pokok bahasan perpindahan panas. Dalam penelitian tindakan kelas ini kami tidak sendiri tapi berkolaborasi dengan teman sejawat agar pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode ekspositori ini dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA Ruseffendi, 1980, Pengajaran Matematika Modern, Bandung : Tarsito. Simanjuntak, Hasibuan B, 1986, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remadja Karya. Soekartawi, 1996, Meningkatkan Efekti tas Mengajar, Jakarta : Pustaka Jaya. Taefuri. 2011. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Menerapkan Metode Ekspositori Pada Siswa Kelas IV SDN Karanganyar 01 Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011. Laporan PTK. SD N Karanganyar 01. Tegal. Winkel, W.S, 1991, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : Gramedia.
.
84
Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012)