UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 2 SUNGKAI UTARA LAMPUNG UTARA Nurul Atieka FKIP Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro E-mail:
[email protected]
Abstract The purpose of this study is to know the results of the implementation of group counseling services in overcoming the difficulties of learners grade class VII.D Junior High School (SMPN) 2 North Sungkai Odd Semester Academic Year 2013/2014, guidance services group can overcome the difficulties of learners class VII .D SMPN 2 North SungkaiOdd Semester Academic Year 2013/2014. The study designs using follow-services research. The subject in this study is VII.D grade students of SMPN 2 North Sungkai Odd Semester Academic Year 2013/2014. With a number of 10 students from 36 students. The method used in collecting data by observation and field notes. The analysis of the data used quantitative and qualitative data. The results obtained through the implementation of group counseling services in overcoming the difficulties of learners class VII.D SMPN 2 North Sungkai Odd Semester Academic Year 2013/2014, is visible seen from the changes to learn and the ability of learners in understanding the subject matter, have the drive and the need to learn, to remember the subject matter well. Through group counseling services provided by the teacher BK can overcome the difficulties of learners grade class VII.D SMPN 2 North Sungkai Semester Odd Academic Year 2013/2014. There was a decrease of learning difficulties of students in the first cycle seen from the average percentage is 26.7% and the second cycle by 75%, leading to a decline in learning difficulties amounted to 48.3%. Keywords: Learning Difficulty, Group Guidance Service
PENDAHULUAN Kemampuan
untuk
yang dialami oleh siswa.Permasalahan
yang
yang berkaitan dengan kesulitan belajar
membedakan manusia dengan mahkluk
siswa, ditandai dengan adanya hasil
lainnya.
Kemampuan
untuk
belajar yang rendah. Menurut Ahmadi
belajar
secara
menerus
(1991: 77) Kesulitan dalam belajar ini
bagi
ditandai dengan hasil belajar yang
pengembangan berbagai gaya hidup.
rendah, siswa tidak dapat belajar dengan
Namun demikian banyak sekali masalah
semestinya, dan susah menangkap apa
yang berkaitan dengan kesulitan belajar
yang dipelajari.
belajar
adalah
memberikan
91
manusia
ciri
penting
siswa
terus sumbangan
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
Kesulitan
belajar
siswa
memiliki
kompetensi
dasar
untuk
ditunjukkan dengan adanya hambatan-
melaksanakan bimbingan konseling di
hambatan tertentu untuk mencapai hasil
sekolah.
belajar, dan dapat bersifat psikologis,
Berdasarkan
permasalahan-
sosiologis, maupun fisiologis, sehingga
permasalahan di atas, peneliti tertarik
pada
untuk
akhirnya
dapat
menyebabkan
melakukan
penelitian
prestasi belajar yang dicapainya berada
berkaitan
di bawah semestinya. Jenis dan tingkat
tersebut. Peneliti melakukan pra survey
kesulitan yang dialami oleh siswa tidak
pada tanggal 11-14 september 2013 di
sama
kelas VII D SMP Negeri 2 Sungkai
karena
secara
konseptual,
dengan
yang
intelegensi, dan kemauan untuk belajar
Utara,
setiap siswa berbeda.
permasalahan, meliput:
Faktor-faktor
yang
permasalahan
diperoleh
1. Terdapat
beberapa
10siswa
yang
tidak
mempengaruhi kesulitan belajar antara
mencapai ketuntasan belajar atau
lain, yaitu: faktor intern (faktor dari
mencapai standar yaitu ≥75%.Siswa
dalam diri anak itu sendiri danfaktor
yang mengalami masalah kesulitan
ekstern (faktor dari luar anak), yang
belajar
meliputi cara mendidik anak oleh orang
memahami pelajaran dengan baik,
tua mereka di rumah dan factor guru di
Kurang memiliki dorongan dan
sekolah,
kebutuhan
kemudian
alat-alat
pembelajaran, kondisi tempat belajar,
kesulitan
serta kurikulum dan lain-lain.
pelajaran.
Untuk belajar
dialami
kesulitan
belajar,
mengingat
serta materi
2. Kurangnya perhatian guru dalam kegiatan pembelajaran, yaitu jarang
diperlukan kerjasama yang baik antara
melibatkan siswa dalam pertanyaan-
manajemen/supervisi,
pertanyaan yang dapat merangsang
bimbingan
merupakan
pembelajaran, konseling
yang
tiga
pilar
pendidikan.Hubungan tersebut
diatur
oleh
dalam
siswa
dan
yang
mengatasi
diantaranya,kesulitan
ketiga
dalam
pilar
pedoman
siswa untuk menjawab. 3. Kurangnya
pemanfaatan
bimbingan dan konseling, seperti; layanan
orientasi,
kurikulum berbasis kompetensi 2004 di
penempatan
dan
sekolah. Guru pembimbing hendaknya
penguasaan
konten,
92
layanan
informasi, penyaluran, layanan
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
konseling
individu,
layanan
konseling
kelompok,
layanan
bimbingan
kelompok,
konsultasi
dan mediasi.
2. Tujuan Penelitian Berdasarkan
uraian
rumusan
masalah di atas, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk;
Berdasarkan hasil pra survey
1. Memberikan
layanan
bimbingan
yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh
kelompok kepada siswa kelas VII D
data
SMP Negeri 2 Sungkai Utara.
tentang
permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan
2. Mengatasi kesulitan belajar siswa
kesulitan belajar yang dialami oleh
kelas VII D SMP Negeri 2 Sungkai
siswa
Utara.
SMP
Negeri
2Sungkai
Utara.Peneliti beramsumsi bahwa untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dapat
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan
A. Layanan Bimbingan Kelompok
dengan
memanfaatkan
Layanan bimbingan kelompok
beberapa layanan bimbingan konseling, seperti:
layanan
orientasi,
layanan
merupakan salah satu layanan yang ada
informasi, layanan konseling kelompok,
dalam
bimbingan
dan
konseling.
serta layanan bimbingan kelompok.
Layanan bimbingan kelompok memiliki manfaat yang signifikan dalam proses sosialisasi dan berkomunikasi peserta
1. Rumusan Masalah belakang
didik. Berikut ini akan dijelaskan
masalah di atas, maka dapat dirumuskan
tentang layanan bimbingan kelompok
masalah penelitiannya adalah:
secara garis besar.
1. Apakah melalui pemberian layanan
1)
Berdasarkan
bimbingan
latar
kelompok
dapat
Pengertian layanan bimbingan kelompok
mengatasi masalah kesulitan belajar
Pengertian bimbingan kelompok
siswa kelas VII D SMP Negeri 2
yaitu merupakan suatu layanan yang
Sungkai Utara Tahun Pelajaran
memberikan bantuan kepaada individu
2013/2014?
atau kelompok ( peserta didik ) Agar
2. Bagaimana respon siswa kelas VII D
SMP
Utarasetelah
peserta didik mendapatkan pengetahuan
2
Sungkai
dan pemahaman baru dan agar siswa
mengikuti
layanan
dapat mengambil keputusan. Menurut
Negeri
bimbingan kelompok?
Tohirin
(2007:
170)
menyebutkan
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
93
bahwa definisi bimbingan kelompok
B. Kesulitan Belajar
adalah:
Kesulitan
Suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masingmasing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri Sedangkan menurut Sukardi (2008: 64) menyatakan hal yang sama mengenai bimbingan kelompok yaitu: Layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh maupun pelajar, anggota berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan pendapat ahli di atas,
penulis
merupakan
masalah yang sering timbul dikalangan pelajar, permasalahan ini dikarenakan oleh berbagai factor. Berikut akan dijelaskan secara rinci tentang kesulitan belajar menurut para ahli. 1)
Pengertian Kesulitan Belajar Dalam
proses
pembelajaran
yang dialami oleh peserta didik tidaklah selalu lancar seperti yang diharapkan. Kadang-kadang
mereka
mengalami
kesulitan atau hambatan dalam belajar. Pada mulanya kesulitan belajar yang dihadapi para peserta karena tidak cukupnya
pengetahuan
mereka
mengenai cara-cara belajar. Ahmadi (1991: 77) kesulitan belajar adalah “keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya karena kondisi
serta
situasi
yang
tidak
mendukung“.
menyimpulkan
Sebagaimana yang diutarakan
bahwa bimbingan kelompok adalah
Ahmadi (1991: 83), bahwa “kesulitan
salah satu teknik dalam bimbingan
belajar adalah terdapatnya suatu jarak
konseling untuk memberikan bantuan
antara
kepada
yang
diharapkan dengan prestasi akademik
seorang
yang diperoleh”. Mereka selanjutnya
dilakukan
dapat
belajar
peserta
didik/siswa oleh
prestasi
menyatakan
kelompok yang dapat berguna untuk
mengalami kesulitan belajar adalah
mencegah
individu yang normal inteligensinya,
masalah yang dihadapi anak.
94
masalah-
individu
yang
pembimbing/konselor melalui kegiatan
berkembangnya
bahwa
akademik
yang
tetapi menunjukkan satu atau beberapa
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
kekurangan belajar,
penting
baik
dalam
persepsi,
proses ingatan,
perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
Sedangkan
penelitian tindakan adalah: Mengajukan sebuah model penelitian tindakan kelas.model yang diajukan Kemmis pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan model yang dikemukakan oleh Levin.bahkan dapat di katakan, model Kemmis adalah pengembangan model penelitian tindakan Levin. Kemmis mengajukan sebuah model penelitian tindakan kelas, dengan menjelaskan lebih detail bagian-bagian yang ada dalam model spiral dari Levin. Berdasarkan pendapat di atas,
dapat diambil kesimpulan, kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang menyebabkan peserta didik tidak dapat bekajar secara optimal sehingga tidak yang sesuai
dengan criteria standar yang telah ditetapkan. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini penting dilakukan oleh seorang peneliti untuk merancang
suatu
atau
dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian
metode penelitian yang akan digunakan
ini menggunakan penelitian tindakan
pada suatu penelitian. Berikut pendapat
(action
ahli tentang metode atau pendekatan
digunakan untuk mengatasi kesulitan
yang akan digunakan dalam penelitian
belajar siswa kelas VII D SMP Negeri
ini,
2Sungkai Utara dengan memberikan
menurut
pendekatan
Kemmis
dalam Hidayat (2012: 18) menyatakan
Berdasarkan uraian diatas maka
dapat mencapai hasil
menurut
Hidayat
(2012:
12)
menyatakan bahwa: Penelitian Tindakan (PT) merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prakteknya, penelitian tindakan menggabungkan rangkaian tindakan dengan menggunakan prosedur penelitian, inilah sebenarnya PT ilmiah.
research).
Penelitian
ini
layanan bimbingan kelompok. Metode penelitian
tindakan
diharapakan mengikuti Hidayat
layanan
dalam model
(2012:
pengkajian
penelitian Kemmis
18)
berdaur
yang ini
dalam
yaitu
proses
dengan
empat
langkahyaitu,
perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut
ini
menerangkan
adalah
gambar
tentang
yang
rancangan
penelitian yang ingin dilakukan oleh peneliti.
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
95
Permasalahann Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan PenAPengamatan Perencanaan 2
refleksi 2
Pelaksanaan 2 Pengamatan 2
Gambar 1. Penelitian Tindakan Menurut Kemmis (dalam Hidayat, 2012:18) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kesulitan Belajar Tabel1. Rata-rata Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada Kegiatan Siklus I dan Siklus II No
1. 2. 3.
Aktivitas Yang Diamati Peserta didik dapat memahami materi pelajaran Peserta didik memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar Peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan baik
Siklus I
Target
Siklus II
Rata-rata
I
II
75%
20%
40%
75%
20%
75%
10%
Ratarata
I
II
30%
70%
80%
75%
40%
30%
60%
80%
75%
30%
20%
60%
90%
75%
Jumlah Rata-rata
80%
225%
26,7
75%
Sumber: Dari Hasil Pengamatan Siklus I Sampai Siklus II
tabel dari siklus I sampai siklus II Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hubungan sosial peserta didik
setiap
pertemuan
mengalami
terjadi peningkatan pada setiap aspek. a. Peserta didik lebih dapat memahami materi pelajaran
peningkatan.Hal ini dapat dilihat pada
96
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
Pada aspek ini yaitu lebihdapat
dalam belajar dalam kegiatan kelompok
memahami materi pelajaran siklus I
terus mengalami peningkatan dari siklus
sampai
mengalami
I sampai pada siklus II. Pada siklus I
peningkatan.Pada siklus II rata-rata
yaitu 30% pada siklus II pada aspek ini
berkaitan dengan aspek ini meningkat
rata-rata meningkat dengan rata-rata
dengan rata-rata 75%. Pada pertemuan I
sebesar 75%. Pada pertemuan I sebesar
sebesar 70% dan pada pertemuan ke II
60% dan pada pertemuan ke II sebesar
menjadi sebesar 80%. Peningkatan ini
80%. Penelitian yang dilakukan peneliti
disebabkan
siklus
II
peserta
memperhatikan mengikuti
dan
didik
lebih
menunjukkan bahwa dengan layanan
serius
dalam
bimbingan kelompok pada aspek ini
layanan
bimbingan
mengalami
peningkatan
dari
30%
kelompok, sehingga peserta didik dapat
menjadi 75%, peningkatan tersebut
lebih baik dalam menerima materi
sebesar 45%. Karena rata-rata pada
layanan yang disajikan atau berikan
aspek ini pada siklus II memenuhi
oleh
kriteria yang ditentukan yaitu 75%
peneliti
itu
sendiri.Setelah
mengikuti beberapa pertemuan peserta
maka telah memenuhi target.
didik
c.Peserta didik dapat mengingat materi
menjadi
lebih
bagaimana untuk
dapat
memahami memahami
pelajaran dengan baik
materi pelajaran. Peneliti
Dengan usaha yang dilakukan bahwa
terlihat pada aspek ini yaitu dapat
layanan bimbingan kelompok dari sikus
mengingat materi pelajaran dengan baik
I sampai siklus ke II pada aspek ini
mengungkapkan pendapat sesuai apa
peningkatan dari 30% menjadi 75%,
yang
peningkatan
45%.
peningkatan dari siklus I sampai pada
Karena rata-rata pada aspek ini pada
siklus II. Pada siklus I yaitu 20% pada
siklus
kriteria
siklus II meningkat dengan rata-rata
keberhasilan yaitu 75% maka aspek ini
sebesar 75%.Pada pertemuan I sebesar
telah memenuhi target.
60% dan pada pertemuan ke II sebesar
b. Peserta didik memiliki dorongan dan
90%. Penelitian yang dilakukan peneliti
II
menunjukkan
tersebut
telah
sebesar
memenuhi
kebutuhan dalam belajar
dorongan
dan
terus
mengalami
menunjukkan bahwa dengan layanan
Pada aspek ini yaitu dapat memiliki
dirasakan
kebutuhan
bimbingan kelompok pada aspek ini mengalami
peningkatan
dari
20%
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
97
menjadi 75%, peningkatan tersebut
kelompok yaitu menurut Tohirin (2011:
sebesar 55%. Karena rata-rata pada
172)
aspek ini pada siklus II memenuhi
kelompok adalah:
kriteria yang ditentukan yaitu 75%
1.
maka telah memenuhi target.
menjelaskan tujuan bimbingan
Tujuan
umum
bimbingan
yaitu
layanan
kelompok
bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi,
2. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok
dalam
kemampuan berkomunikasi peserta
Mengatasi
layanan (peserta didik).
Kesulitan Belajar Siswa Dalam kesulitan
pengentasan
belajar
melalui
khususnya
masalah layanan
2.
Tujuan
khusus
bimbingan
yaitu
layanan
kelompok
bertujuan
bimbingan kelompok dapat berhasil
untuk mendorong pengembangan
secara efektif, hal ini terlihat dari
perasaan,
peningkatan dalam setiap aspeknya
wawasan dan sikap yang menunjang
berikut ini adalah
perwujudan
data efektifitas
pikiran,
persepsi,
tingkah yakni
laku
pelakasaan layaan bimbingan kelompok
efektif,
untuk pengentasan masalah kesulitan
kemampuan
belajar pada pelaksanaan siklus I dilihat
verbal maupun non verbal.
yang
peningkatan
berkomunikasi
baik
dari rata-rata presentase yaitu sebesar 26,7% dan pada siklus II sebesar 75%,
SIMPULAN
sehingga terjadi peningkata sebesar 48,3
Setelah
melakukan
semua
% dan maka telah memenuhi target.
tahapan penelitian dari pengumpulan
Presentase yaitu 75% adalah kriteria
data, analisis, pemaparan data sampai
yang digunakan oleh peneliti, senada
pembahasan terhadap semua temuan
dengan apa yang sudah ditetapkan oleh
penelitian maka dapat disimpulkan:
pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang
Hasil
Standar
pelaksanaan
Nasional
Pendidikan
yaitu
yang
diperoleh layanan
melalui bimbingan
sebesar 75%. Hasil penelitian ini yaitu
kelompok dalam mengtasi kesulitan
dalam pengentasan masalah hubungan
belajar peserta didik kelas VII.D SMP
sosial
Negeri 2 Sungkai Utara Semester Ganjil
melalui
layanan
bimbingan
kelompok dapat berhasil secara efektif
Tahun
karena senada dengan tujuan bimbingan
terlihat dari perubahan belajar dan
98
Pelajaran
2013/2014
adalah
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
kemampuan
peserta
didik
dalammemahami
materi
pelajaran,
memiliki
dorongan
dan
kebutuhan
dalam belajar, dapat mengingat materi pelajaran dengan baik. Melalui
layanan
bimbingan
kelompok yang diberikan oleh guru BK dapat
mengatasi
kesulitan
belajar
peserta didik kelas kelas VII.D SMP Negeri 2 Sungkai Utara Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. Terdapat penurunan kesulitan belajar peserta didik pada siklus I dilihat dari rata-rata presentase yaitu sebesar 26,7% dan pada siklus II sebesar 75%, sehingga terjadi
penurunan
dalam
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. (2006).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Ahmadi, Abu dan Rohani Ahmad. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, Rahmad Dede. (2012). Penelitian Tindakan Dalam Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Indeks. Sukardi & Nila, Kusmawati. (2008).Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.Jakarta. Rineka Cipta. Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madarasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada
kesulitan
belajar sebesar 48,3%. Respon siswa kelas kelas VII.D SMP Negeri 2 Sungkai Utara Semester Ganjil
Tahun
Pelajaran
2013/2014
terhadap layanan bimbingan kelompok dalam
mengatasi
kesulitan
belajar
sangat positif, hal itu ditunjukkan dengan partisipasi peserta didik dalam mengikuti
layanan
bimbingan
kelompok, motivasi peserta didik dan antusiasme dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok serta peserta didik terlihat aktif dalam kegiatan bimbingan kelompok.
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
99