UNSUR & UNIT TERJEMAHAN
Unsur dan unit terjemahan perlu dipahami oleh penerjemahan sebelum melakukan
penerjemahan. Keduanya membantu pencapaian terjemahan yang berkualitas. 91. Unsur Terjemahan
Unsur yang terlibat dalam terjemahan, yaitu:
A. Isi naskah materinya bermacam-macam, antara lain: Buku ajar (text book), novel, puisi/ syair, naskah, drama, jurnal, makalah, juklak, esei, dan sebagainya.
B. Pembaca pembaca bermacam-macam tergantung kepada siapa terjemahan
ditujukan. Apakah tejemahan itu untuk ahli bahasa, atau ahli antropologi, atau untuk konsumsi umum. Terjemahan untuk ahli hukum akan berbeda dengan terjemahan untuk orang-orang awam
C. Sikon saat terjemahan di buat mendukung pencapaian hasil yang berkualitas.
Seorang sekretaris yang tergesa-gesa membuat terjemahan surat akan memberikan perhatian yang berbeda dengan seorang yang menerjemahkan dengan tenang di dalam kamar studinya yang dikelilingi dengan kamus dan ensiklopedia.
D. Sikon saat terjemahan diterima suasana lingkungan dan suasana hati (mood)
berpengaruh terhadap penghayatan terjemahan. Terjemahan suatu drama yang dimaksudkan untuk dibaca di rumah dengan tenang akan berbeda dengan terjemahan drama yang sama untuk dipertunjukkan di atas pentas. Suatu hal yang lucu dalam
bacaan belum tentu lucu di atas panggung. Jadi penulisannya harus dibedakan supaya penonton pentas pun akan dapat tertawa.
9.2 Isi terjemahan secara garis besar dibedakan:
1. Karya sastra (syair/ sajak/ puisi, prosa, novel, naskah drama, dan lain-lain). Dalam
terjemahan karya sastra puisi (bahasa terikat), bentuk lebih utama daripada makna,
sebab dikatakan puisi karena bentuknya bukan isinya. Bentuk inilah yang susah diterjemahkan kedalam bahasa lain.
2. Karya ilmiah (text book, makalah, jurnal, juklah dan lain-lain). Dalam terjemahan ini
lebih mengutamakan isi daripada bentuk atau lebih mengutamakan penerjemahan kognitif.
9.3 Unit Terjemahan
Pembagian unit terjemahan berangkat dari asumsi bahwa yang diterjemahkan bukan
bahasanya tetapi isinya. Namun baik bahasa dan isi ibarat dua sisi mata uang. Berangkat dari asumsi itu lahirlah unit-unit bahasa, yaitu: kata, istilah, idiom, frasa, kalimat, dan peribahasa. 1) KATA
Banyak kata yang memiliki lebih dari satu makna (multi makna) dan sebaliknya
banyak makna dikandung oleh satu kata. Berdasarkan potensi makna yang dimiliki oleh suatu kata dapat dibagi menjadi:
Satu lawan satu (one- to one correspondence)
أ م أ
= membaca ِ = rambut = duduk = إ نmanusia = tidur = آbesar = merah = baru Satu lawan banyak (one-to many correspondence)
آ ب ر !ب أرز
Jam, saat, kiamat Buku, Kitab Suci, buku catatan Surat, misi, ajaran Memukul, membuat, mendirikan, pergi berperang, berusaha Padi, Gabah, nasi, beras.
Banyak lawan satu (many – to one correspondence) Menjelaskan Belajar
ب %& )!و % , درس
Utusan Pemuda
ل$ر 'و *وب ث$* .' ب
Tak berlawan (one – to nill correspondence)
Kata tak berlawan dapat diperinci lagi:
A. Kutipan (Quotation) berupa pendapat yang dikutif untuk menguatkan argumentasi penulis makalah, skripsi, tesis, dan desertasi.
B. Unsur serapan (loan word)
C. Batasan (definition)
D. Catatan kaki (footnote) 2) ISTILAH
Istilah yang dimaksud disini adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau berupa frase.
FRS KST SKS IPK IPS DOSEN WALI
Istilah-istilah Lain: Para sejarawan Tanpa kabel (wireless) Besi anti karat (stainless steel)
15 ا3 ا1 2& 3 ا1 2& م ا ت ال9 .ال ااآ 3;<ال ا . ا ا
Efisien Intensif Registrsi KKN Beban kredit Proposal penelitian
BC ر- 3& * Kontrol otomatis .8 E Kecepatan super sonic أىG E ذI' Pra Universitas Komputer
' ل 678* 3د را ت *ا >ء ا ت @A ا2?
.- *$-وD ا,8Aا -$G ق$' * ا31 * .D > اAا
3) IDIOM
Dixon (1971) dalam Tajudin, idiom adalah ungkapan yang memiliki arti berbeda
dari arti perkata atas tiap komponennya. Al-Khuli menyatakan bahwa idiom ungkapan
yang maknanya berbeda dengan makna bagian-bagiannya. Penamaan itu sendiri diambil dari bahasa Yunani Idiooma yang dijadikan kekhususan.
Al-Kaf menyebut istilah idiom dengan G$;C ا. ا Al-Khuli menyebut istilah idiom dengan BI2G إ-
Oleh karena maknanya berbeda antara bagian dengan makna gabungannya, maka
idiom tidak bisa diterjemahkan secara harfiyyah tanpa adanya perubahan dalam hal makna
maupun konotasinya. Secara sederhana dapat diartikan bahwa idiom adalah dua kata atau lebih yang bersatu dan terikat mengandung satu pengertian tersendiri. Ciri-ciri idiom:
a. Umumnya berupa frase (terdiri dari dua kata atau lebih)
b. Makna idiom lebih bersifat metaforis daripada harfiyyah.
c. Bentuk dan susunan idiom sudah tetap dan teradat sehingga tidak dapat diubah.
Bentuk – bentuk Idiom: 1)
Idiom gabungan nomina dengan nomina
2)
Idiom gabungan nomina dengan adjectifa
Aisyah r.a Kelabang Tanah Air Kota Makkah
Batas siang Batas malam 3)
%*5 أم اSurat Al-Fatihah %& رD واK&رD أم اCumi-cumi اأسL* Yahudi/Nasrani أم اى
N&D اLC اMasjidil Haram د$D اLC اDzul QaidahMuharam
Idiom gabungan adjectiva dengan nomina
Murah hati Kikir terhormat
ا ع3$P Ringan tangan ; ا ع1 Cerdas 3 ااو69 Dermawan
4) Idiom gabungan verba dengan preposisi
Beriman Perlu/ butuh Rindu
ب%*R Senang . ا ج إBenci . ا ق اSering datang
ب8أم ا Aأم ا ب8 ا3أه
امAا ا مA اODا
ا6 ا6
.' >Sر % >Sر . دد-
. ل ل1 م ب1 % * ل .' جC% @A& % أ ب
Membantu Berkata kpd Melaksanakan Berpaling Lulus Mencari Menjawab
.' دد. إ9 .' 9 %& 9 . 3; % لU
Ragu-ragu Melihat Memikirkan Mengadili Berhasil Bertanya
5). Idiom gabungan preposisi (harf jar) dengan kata keterangan waktu (zharaf zaman)
& %* Sebelumnya
Sesudahnya
31 %*
6) Idiom berupa kalimat yang didahului verba Banyak hartanya Sangat pandai
Terserah padamu
Hapal Qur’an Aku ingin berahasia dia ingin berterus terang
تVإ W- .' ?ج , ا * اY Z ذرا. نR ا3
W رأX?أ
Meminta pendapatnya
Menyiksanya
WX& X?أ
Mengharuskan atas dirinya
. X?أ W< W X?أ
Belajar
ا$ أرMulai و &ا
3' + X?أ *\ رع
7) Idiom gabungan nomina+ preposisi+ pron. afiks Jangan khawatir Tidak apa-apa Tidak Meragukan
Z سU& E Kamu benar W& سU& E Kamu salah W' سU& E Menjauhlah Ambillah
Z* ]Aا Z ]Aا B Zإ اX هZإ