UNSUR INTRINSIK NOVEL 5cm KARYA DONNY DHIRGANTORO Oleh :Selvi, Nazurty dan Maizar Karim
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana unsur-unsur intrinsik yang terdapatpada novel 5cm karya Donny Dhirgantoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis isi. Sumber dan penelitian ini adalah novel 5cm karya Donny Dhirgantoro dengan data berupa kata-kata dalam kalimat, keabsahan data dan menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini terdapat unsur-unsur yang ada dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro yaitu: Tema yang menjadikan mimpi menuju jalan kesuksesan enam sahabat dan kecintaan mereka terhadap bumi pertiwi. Alur atau plot yang menggambarkan cerita pada novel 5cm karya Donny Dhirgantoro memiliki alur maju. Tokoh dan perwatakan pada cerita ini memiliki enam tokoh yang paling menonjol pada novel 5cm karya Donny Dhirgantoro dan dari enam tokoh ada lima tokoh yang memiliki tokoh utama, serta perwatakan dari 5 tokoh utama dan satu tookh pembantu memiliki penokohan yang sama yaitu penokohan protagonis yang memiliki watak yang baik. Latar cerita yang merupakan pelukisan tempat yang ada pada novel ini diantaranya stasiun, gunung mahameru, dan kereta api serta beberapa tempat di kota bogor dan Jakarta. Sudut pandang dalam cerita ini menyajikan penulis novel sebagai orang ketiga yang menceritakan jalannya novel 5cm karya Donny Dhirgantoro. Adapun gaya bahasa yang terdapat pada novel 5cm yaitu gaya bahasa smile, metafora, personifikasi, metonomi, sinekdoke dan hiperbola. Melalui penelitian ini ditemukan enam unsur intrinsik dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro terbitan PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia tahun 2005 yaitu ; 1) Tema yang terdapat dalam novel 5cm, 2) Alur atau plot, 3) Tokoh dan perwatakan, 4) Latar cerita, 5) Sudut pandang dan 6) Gaya bahasa. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada pembaca bisa memahami tentang unsur intrinsik yang terdapat pada novel.
Kata kunci : unsur intrinsik, novel.
PENDAHULUAN Sastra merupakan ekspresi kreatif untuk menuangkan ide, gagasan,ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut akan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pada satu sisi sastra merupakan bentuk refleksi sikap seseorang terhadap gejala yang muncul dari lingkungan alam sekitarnya yang ditumpahkan dalam bentuk kesenian, karena itu sastra merupakan kebutuhan emosional yang bisa ditumpahkan kedalam karya sastra.
Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk karya sastra seperti novel, cerpen, puisi dan lain sebagainya.Karya sastra juga dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin.Hiburan ini adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual.Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni sehingga terbentuklah ukiran, ulasan dan cerita kedalam karya sastra.Sebagaimana dikatakan oleh Mursal Esten (1978 : 9), “Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan)”
Banyak unsur-unsur yang terdapat di dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro, dapat dilihat dari tema novel tersebut yang menceritakan 5 sekawan sahabat sehingga dapat membuktikan bahwa tidak hanya satu tokoh utama yang terdapat pada novel tersebut akan tetapi lebih dari satu, dari situlah pembaca merasa tertarik dalam membaca novel 5cm Karya Donny Dhirgantoro.Ketertarikan novel 5cm Karya Donny Dhirgantoro bukan saja dilihat dari unsur-
unsur yang terdapat pada cerita pada novel tersebut tetapi sudah membuktikan dengan novel penjualan terbaik dengan banyaknya jumlah pembaca. Adapun unsur intrinsik yang terdapat dalam novel 5cm tersebut seperti tema, tema yang terdapat pada novel 5cm memiliki ketertarikan dilihat pada novel tersebut yang banyak digemari pembaca dari usia muda hingga tua di mana tema yang terdapat pada novel tersebut mengenai persahabatan 5 sekawan serta memiliki berbagai macam latar, alur serta tokoh dan perwatakannya tak luput pula dari amanat yang terdapat pada novel 5cmtersebut. Sehingga pembaca novel sangat menikmati isi novel dengan berbagai cerita alur, amanat dan unsur lainnya yang terdapat pada novel 5cm. Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa di universitas lainnya juga melakukan penelitian yang berkaitan dengan unsur intrinsik novel 5cm karya Donny Dhirgantoro sehingga dari beragam penelitian yang sudah ditemukan membuat penulis merasa tertarik untuk meneliti novel 5cm karya Donny Dhirgantoro. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Unsur Intrinsik Novel 5cm Karya Donny Dhirgantoro” Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk dapat mendeskripsikan unsur intrinsik apa saja yang ada pada novel 5cm karya Donny Dhirgantoro.
KAJIAN PUSTAKA Hakikat Novel Novel merupakan karya sastra di mana Sastra itu merupakan ungkapan perasaan, pemikiran dan pengalaman pengarang yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan serta
memuat pesan yang hendak disampaikan kepada pembaca serta merupakan daya imaji dan daya kreatif yang dipikirkan oleh pengarang tentang kehidupan manusia dan berhubungan dengan ekspresi penciptaan. Dalam sastra terdapat karya sastra seperti novel, Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia. Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtyas (2010: 46), yang menjelaskan, "Kata novel berasal dari bahasa latinnovellas, yang terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa inggis.Karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama.Namun E. kosasih (2009:54).juga mengatakan“novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya sama dengan bahasa latin”. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok saja.Juga perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja, tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya.Dan kejadian yang digambarkan itu mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib. Novel yang diartikan sebagai memberikan konsentrasi kehidupan yang lebih tegas, dengan roman yang diartikan rancangannya lebih luas mengandung sejarah perkembagan yang biasanya terdiri dari beberapa fragmen dan patut ditinjau kembali. Batos (dalam Tarigan, 1995: 164) menyatakan bahwa novel merupakan sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan waktu
muda, menjadi tua, bergerak dari sebuah adegan yang lain dari suatu tempat ke tempat yang lain. Nurgiyantoro (2005: 15) “novel merupakan karya yang bersifat realistis dan mengandung nilai psikologi yang mendalam, sehingga novel dapat berkembang dari sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-dokumen, sedangkan roman atau romansa lebih bersifat puitis”. Unsur Intrinsik Novel Salah satu yang penting adalah unsur intrinsik novel.Unsur ini melingkupi beberapa hal yang penting untuk diperhatikan seorang penulis novel. Sebab jika unsur tersebut dikemas dengan baik, maka pembaca akan larut dalam cerita tanpa merasakan sebuah kejanggalan. Seorang penulis novel yang sukses sudah pasti memahami hal tersebut. Jika Anda seorang penulis pemula dan belum mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik, pembahasan berikut tentu akan sangat membantu Anda. Secara sederhana, apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah hal-hal yang keberadaanya wajib di dalam sebuah novel. Jika ekstrinsik lebih kepada opsional, maka unsur intrinsik novel tak boleh luput jika tidak maka tulisan tersebut tak layak disebut novel.Unsur intrinsik ini mencakup beberapa hal. Adapun pengertian unsur intrinsik dari beberapa para ahli (Nurgiyantoro, 2002 : 23) “Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri”.Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita.
Dari berbagai pendapat para ahli yang terpapar dalam penjelasan di atasdi mana Nurgiyantoro (2007:23) “Pada novel unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, perwatakan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.” Jadi dapat diselaraskan bahwa unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra yang berupa tema, plot, perwatakan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsure inilah yang membuat karya sastra hadir sebagai karya sastra baik fiksi maupun non fiksi.
Tema Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel (Nurgiyantoro, 2009: 70).Tema dapat juga disebut ide utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, sehingga pengarang akan menggabungkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Dari situ para pembaca ataupun pembuat novel harus mampu dan memahami tema sehingga cerita yang ditulis ataupun dibaca sesuai dengan tema yang terdapat pada novel tersebut. Tema pokok adalah tema yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema pokok itu sendiri merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi, akan tetapi terhalangi dengan cerita-cerita yang mendukung tema tersebut. Maka pembaca harus dapat mengidentifikasi dari setiap cerita dan mampu memisahkan antara tema pokok dan sub-subtema atau tema tambahan.
Menurut Nurgiyantoro (2009: 77) menyatakan bahwa:
Tema dapat digolongkan menjadi dua, tema tradisional dan nontradisional.Tema tradisional adalah tema yang biasa atau sudah diketahui secara umum oleh masyarakat.Tema ini banyak digunakan dalam berbagai cerita seperti, kebenaran dan keadilan mengalahkan kejahatan, kawan sejati adalah kawan di masa duku, atau setelah menderita orang baru mengingat Tuhan.Tema tradisional bersifat universal dan novel-novel serius sering menggunakan tema tradisional dalam menyajikan kisah-kisahnya.Tema selanjutnya adalah tema nontradisional.Tema nontradisional adalah lawan dari tema tradisional yang artinya tema yang tidak sesuai dengan harapan pembaca atau melawan arus.Pada dasarnya pembaca menggemari hal-hal yang baik, jujur, kesatria, atau sosok protagonis harus selalu menang, namun pada tema nontradisional tidak seperti itu.
Alur atau Plot
Alur dalam novel atau karya sastra fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita.Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2007:113) menyatakan “Alur atau plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain” Dari kedua pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa alur merupakan rangkaian ceritayang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa yang menimbulkan sebab akibat sehingga menjalin suatu cerita.
Alur memiliki tiga jenis alur yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran:
1.
Alur Maju (Progresi)
Alur maju merupakan alur yang menceritakan dari cerita masa lalu ke cerita yang akan datang, sehingga alur maju memiliki klimaks di akhir cerita dan merupakan jalinan/ rangkaian
peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang berjalan teratur dan berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita. Alur maju ini juga disebut juga alur Krognitif, yang memiliki tahap-tahap seperti awal, peruwitan, klimaks, antiklimaks dan akhir menurut Nurgiyantoro (2007:153) menyatakan “Alur maju (progresi):yaitu apabila pengarang dalam mengurutkan peristiwa-peristiwa itu menggunakan urutan waktu maju dan lurus”.
Artinya segala peristiwa-peristiwa itu diawali dengan pengenalan masalah dan diakhiri dengan pemecahan masalah dari cerita masa lalu hingga masa yang akan datang.
2.
Alur Mundur (Flashback)
Alur mundur (Regresi) merupakan alur yang menceritakan masa lampau yang memiliki klimaks pada awal cerita, alur mundur merupakan rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak teratur dari urutan kejadian masa kini hingga kejadian akhircerita. Adapun tahapan alur mundur yang disebut juga alur tak kognitif seperti: akhir, antiklimaks, klimaks,peruwitan dan awal.Nurgiyantoro (2007:154) menyatakan“Apabila pengarang mengurutkan peristiwa-peristiwa itu tidak dimulai dari peristiwa awal, melainkan mungkin dari peristiwa tengah atau akhir”
Tokoh dan Perwatakan
1 . Tokoh
Tokoh merupakan bagian yang terdapat dalam sebuah cerita ataupun novel, tokoh berperan penting terhadap jalan cerita karya sastra, tokoh merupakan pemain dari sebuah cerita dalam karya sastra baik drama maupun novel. Tokoh juga merupakan orang-orang yang
terdapat dalam cerita sehingga cerita yang dipaparkan dapat terlihat hidup. Adapun beberapa jenis tokoh diantaranya; 1) Tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan dalam cerita; 2) Tokoh tambahan merupakan tokoh yang mendukung tokoh utama dalam cerita.
2. Perwatakan
Perwaakan dalam cerpen adalah pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu. Sifat inilah yang membedakan tokoh satu dengan tokoh lainnya. Perwatakanjuga merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.Adapun beberapa jenis perwatakan antara lain; 1) Tokoh protagonis merupakan tokoh yang wataknya disukai pembacanya; 2) Tokoh antagonis adalah yang watanya dibenci pembacanya; 3) Tokoh tritagonisadalah tokoh yang membantu dalam suatu cerita, baik tokoh antagonis ataupun protagonis. Latar Latar merupakan landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu,
dan
lingkungan
sosial
tempat
terjadinya
peristiwa-peristiwa
yang
diceritakan.Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan bahwa latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau suasana terjadinya suatu peristiwa.Berdasarkan pengertian tersebut latar
dapat disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu, dan suasana pada suatu peristiwa yang ada di cerita fiksi. 1.
Latar Tempat Latar tempat merupakan suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan di mana peristiwa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan nama dari tempat tersebut. Bisa berupa nama terang seperti Yogyakarta, Jakarta, Madiun, atau nama inisial seperti, Y, J, M.
2.
Latar Waktu Menurut Nurgiyantoro (2009: 230) “Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu peristiwa-peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi”. Waktu dalam latar dapat berupa masa terjadinya peristiwa tersebut dikisahkan, waktu dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan lain sebagainya.Memahami latar waktu harus dikaitkan dengan unsur latar yang lain, karena sudah menjadi syarat utama bagi karya fiksi memiliki sifat yang padu.
3.
Latar Sosial Menururt Nurgiyantoro(2009: 233) “Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang meliputi masalah-masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut”. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara berpikir, dan lain sebagainya. Penggunaan bahasa dan nama-nama tokoh juga dapat diidentifikasi menjadi latar sosial.
Sudut Paandang Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah sudut pandang. Nurgiyantoro (2009: 246) berpendapat bahwa sudut pandang adalah cara penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan
tindakan-tindakan pada karya fiksi berdasarkan posisi pengarang di dalam cerita. Siswandarti (2009: 44) juga sependapat bahwa sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita fiksi. Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009: 256) bahwa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabaran tentang sudut pandang. 1.
Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia Penceritaan dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga adalah penceritaan yang meletakkan posisi pengarang sebagai narator dengan menyebutkan nama-nama tokoh atau menggunakan kata ganti ia, dia, dan mereka. Pada sudut pandang orang ketiga dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu “dia” mahatahu dan “dia” terbatas, “dia” sebagai pengamat. Berikut penjabaran tentang sudut pandang-sudut pandang tersebut.
2.
Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku” Nurgiyantoro (2009: 262) mengatakan bahwa: Sudut pandang orang pertama “aku” merupakan sudut pandang yang menempatkan pengarang sebagai “aku” yang ikut dalam cerita. Kata ganti “dia” pada sudut pandang ini adalah “aku” sang pengarang. Pada sudut pandang ini kemahatahuan pengarang terbatas. Pengarang sebagai “aku” hanya dapat mengetahui sebatas apa yang bisa dia lihat, dengar, dan rasakan berdasarkan rangsangan peristiwa maupun tokoh lain.
Menurut Nurgiyantoro (2009: 263) bahwa sudut pandang persona “aku” dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang “aku” tokoh utama dan sudut pandang “aku” tokoh tambahan. Berikut ulasan tentang dua sudut pandang tersebut. 3.
Sudut Pandang Campuran Nurgiyantoro, (2009:267) menyatakan “Sudut pandang campuran adalah sudut pandang yang menggabungkan antara sudut pandang orang ketiga “dia” dan sudut pandang orang pertama “ aku”. Pengarang melakukan kreativitas dalam penceritaan dengan mencampurkan
sudut pandang tersebut.Penggunaan sudut pandang ini tentu berdasarkan kebutuhan.Tidak semua penceritaan menggunakan sudut pandang ini, namun tergantung dengan efek yang diinginkan oleh pengarang saja”.
Gaya Bahasa Menururt Siswandarti (2009: 44) “Bahasa merupakan jenis bahasa yang dipakai pengarang, sebagai contoh misalnya gaya pop untuk remaja, gaya komunikatif, atau jenis bahasa yang kaku (seperti pada cerita terjemahan)”. Nurgiyantoro (2009: 272) juga berpendapat bahwa bahasa merupakan sarana pengungkapan yang komunikatif dalam sastra. Pada novel juga terdapat cara pengucapan bahasa yang sering disebut gaya bahasa. Gaya bahasa (style) merupakan cara pengucapan pengarang dalam mengemukakan sesuatu terhadap pembaca. Gaya bahasa juga memiliki beberapa unsur seperti: Leksikal, struktur kalimat, retorika, dan penggunaan kohesi.Berikut penjabaran tentang unsur-unsur tersebut menurut Nurgiyantoro (2009: 290-309). Adapun beberapa gaya bahasa diantaranya: 1. Simile menyaran pada adanya perbandingan yang langsung dan eksplisit, dengan mempergunakan kata-kata tugas tertentu sebagai penanda keeksplisitan 2. Metafora, dipihak lain, merupakan gaya perbandingan yang bersifat tidak langsung dan implicit. Hubungan sesuatu yang dinyatakan pertama dengan yang kedua hanya bersifat sugestif, tidak ada kata-kata penunjuk perbandingan eksplisit. 3. Personifikasi merupakan gaya bahasa yang memberi sifat-sifat benda mati dengan sifat-sifat seperti yang dimiliki manusia sehingga dapat bersikap dan bertingkah laku sebagaimana halnya manusia.
4. Menurut Alternbernd (dalamPradopo, 1993:77) “Metonimi dalam bahasa Indonesia sering disebut kiasan pengganti nama”. Bahasa ini berupa penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. 5. Sinekdoke adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri (Alternbernd dalam Pradopo, 1993:78). Sinekdokeini merupakan gaya yang juga tergolong gaya pertautan, mempergunakan sebagian untuk menyatakan keseluruhannya, atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian. 6. Hiperbola, dipihak lain, merupakan suatu cara penuturan yang bertujuan menekankan maksud dengan sengaja melebih-lebihkannya. 7. Gaya bahasa paradoks, merupakan kebalikan dari hiperbola, adalah cara penekanan penuturan yang sengaja manampilkan unsur pertentangan di dalamnya.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian berupaya untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel 5cm karya donny dhirgantoro. Penelitian kualitatif adalah adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Menurut Sudjarma (2008 : 10) “metode kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa”. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuam penelitian untuk dapat menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro.
HASIL DAN PEMBAHASAN Unsur intrinsik novel 5cm karya Donny Dhirgantoro Unsur-unsur intrinsik dalam novel “5cm” tergambarkan dari semua cerita yang ada pada novel tersebut, yang mana pada unsur intrinsik terdapat tema yang tergambar pada setiap bait cerita yang ada, kemudian pada cerita tersebut juga memiliki alur yang menggambarkan apakah cerita pada novel 5cm itu merupakan alur maju atau mundur, adapun tokoh dan perwatakan yang tergambar dari setiap sifat para tokoh yang digambarkan pada cerita dan berupa dialog, serta pada novel juga memiliki latar yang mana dalam cerita pada novel ini tergambarkan semua suasana ataupun tempat yang terdapat pada cerita, serta sudut pandang dan gaya bahasa pada cerita yang ada pada novel tersebut.
PEMBAHASAN Unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada novel 5cm yautu; memiliki tema yaitu cinta kasih terhadap negara dan sesama. Alur yang terdapat pada novel 5cm memiliki alur maju yang menceritakan dari masa lampau ke masa yang akan datang. Tokoh yang terdapat pada novel 5cm memiliki 5 tokoh utama dan 5 tokoh tambahan serta perwatakan yang terdapat pada setiap tokoh lebih cenderung memiliki perwatakan yang peotagonis. Latar merupakan landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. sudut pandang merupakan bagian dari unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah karya sastra, baik itu merupakan puisi, cerpen, roman, novel dan karya sastra lainnya. Selain tema, alur, latar, sudut pandang Gaya bahasa juga merupakan bagian dari unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra, gaya bahasa meliputi personifikasi, metafora, simile, metonomi, sinekdoke, serta hiperbola.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa unsur intrinsik novel 5cm karya Donny Dhirgantoro yaitu: a.
Tema Tema merupakan gagasan utama pada karya sastra karena itu tema yang terdapat dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro ialah bagaimana mencapai kesuksesan dengan mimpi dan kecintaan terhadap Negara.
b.
Alur
Alur atau plot yang terdapat dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro merupakan alur maju. c.
Tokoh dan Penokohan Terdapat enam tokoh utama yang ada pada novel 5cm karya Donny Dhirgantoro dan memiliki penokohan yang sama dengan penokohan protagonist.
d.
Latar Pelukisan waktu yang terdapat dalam novel 5cm karya Donny Dhirgantoro memiliki latar yang berbeda-beda, adapun di kereta api, stasiun senen, gunung mahameru dan berbagai tempat lainnya.
e.
Sudut Pandang Pada novel 5cm karya Donny Dhirgantoro penulis novel merupakan orang ketiga.
f.
Gaya Bahasa Adapun 6 gaya bahasa atau majas yang terdapat pada novel 5cm karya Donny Dhirgantoro, diantaranya gaya bahasa smile, metafora, personifikasi, metonomi, sinekdoke, dan hiperbola.
SARAN Sebagai tahap akhir dari penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan saran kepada pembaca yaitu:
1.
Disarankan kepada pembaca dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk mengetahui setiap unsur-unsur yang terdapat dalam cerita pada novel 5cm karya Donnny Dhirgantoro, sebagai kajian agar lebih memahami isi dari novel tersebut.
2.
Disarankan kepada peniliti sealnjutnya untuk menganalisis novel 5cm atau novel-novel lainnya dengan menganalisis unsur ekstrisiknya dan aspek-aspek yang terdapat dalam novel.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraemi,A. 2013. Pengertian Unsur-unsur Intrinsik dan Ekstrinsik, (Online 05 maret 2015),(https://azmianggraemi.wordpress.com/2013/11/06/part1-pengertian-unsurunsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-novel-cerpen-atau-drama). Bahasa Indonesia 2 SMA XI. Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia. Darmawati, Uti. 2009. Mengulas Novel Indonesia.Klaten : Intan Prawira. Dhirgantoro. 2012. 5cm. Jakarta : Grasindo. Esten,M. 1982. Sastra Indonesia dan Tradisi Sub Kultur. Bandung:Angkasa. Esten, M. 1978. Kesusatraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa Raya. Kosasih, E. 2002.Kompetensi Ketatabahsaan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung:Yrama Widya. Kosasih,E. 2006.Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Kosasih, E. 2008.Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia. Lestari,dkk.2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara. Nurgiyantoro, B. 2009.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nurgiyantoro, B. 2010.Sastra Anak : Anak.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pengantar
Pemahaman
Dunia
Santosa, Wijaya Heru dan Wahyuningtyas, Sri. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka. Sayuti A, Suminto. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: GamaMedia. Siswandarti. 2009. Panduan Belajar Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI. Yogyakarta: Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.
Susanti,D. 2012. Unsur Intrinsik Dalam Cerita, (Online),(http://desisusanti16.blogspot.com/2012/04/unsur-unsur-intrinsik-dalamcerita.html) Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan. Yogyakarta: Lamalera. Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tuslianingsih.2010. Analisis Unsur Intrinsik Novel.Depok Teew, A. 2003.Sastera dan Ilmu Sastera.Jakarta: Pustaka Jaya. Fitrah, Yundi. 2007. Sastra dan Politik: Perspektif Sejarah. Bogor: Akademia. Fitrah, Yundi. 2010. Jepang Memanfaatkan Sastra: Alat Propaganda di Indonesia dan Malaysia. Yogyakarta: Kaliwangi Offset.