Novel Malaysia
Novel Indonesia
Pengantar • Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang diberikan para pakar berbeda-beda karena sudut pandang mereka juga berbeda. • Definisi tersebut menurut para ahli di bidangnya adalah sebagai berikut: Novel adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Drs, Jakob Sumardjo).
• Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd). • Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
• Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik (Paulus Tukam, S.Pd)
Gambaran Novel dan Sastra Malaysia - Indonesia Berkembangnya bidang tulis menulis di Asia Tenggara terutama di Negara Malaysia dan Indonesia memiliki latar belakang yang hampir sama dalam sejarah, sosial, agama, budaya dan lain sebagainya. • Sejarah menyatakan bahwa masayarakat Asia Tenggara telah lama mengenali tulisan, iaitu sebelum kedatangan Islam lagi. Hal ini dibuktikan dengan penemuan Batu-batu tulis pada zaman kerajaan Sriwijaya, Batu tulis Kedukan Bukit (683 M), Batu tulis Kota Kapur (686 M), dan Batu tulis Talang Tuwo (684 M) yang ditulis pada abad ketujuh Masehi dalam bahasa Melayu Kuno.
Hal ini juga jelas menunjukkan bahwa, masyarakat Asia Tenggara telah mempunyai tradisi tulisan menulis sejak dahulu lagi. Walaupun tradisi tulisan dan penulisan ini telah lama wujud pada zaman pra-Islam seperti yang terdapat pada batu-batu bertulis lama tersebut, tetapi perkembangannya dalam kalangan rakyat amat terbatas. Tradisi tulisan dan penulisan lebih banyak berkembang dalam kalangan para rahib Hindu dan jurutulis istana saja. Rakyat biasa pada umumnya kurang mengenali tradisi tulisan karena karya yang dihasilkan dalam bentuk demikian tidak banyak dan tersebar hanya kebanyakan dalam kalangan mereka. Tambahan pula, karya-karya yang berkaitan dengan agama Hindu tidak tersebar luas kepada rakyat jelata.
Bahkan, sesuatu karya atau cerita, apakah itu yang dicipta oleh masyarakat atau dipinjam dari masyarakat luar tersebar dalam kalangan masyarakat hanya melalui cerita-cerita lisan karena tidak banyak dari kalangan rakyat jelata yang mempunyai kemahiran membaca dan menulis. Bahkan banyak yang buta huruf tidak mengenal tulis baca. Kemahiran membaca dan menulis biasanya terbatas kepada golongan ilmuan, alim ulama dan mereka yang rapat dengan istana dan pemerintah.
Tulisan juga pada peringkat awal di Asia Tenggara, tulisan dianggap sebagai kuasa magis dan ketuhanan karrna tulisan dianggap perkara unik dan tidak banyak kalangan masyarakat yang menguasainya. Wujudnya beberapa kerajaan di bumi Nusantara seperti Sriwijaya pada zaman pra-Islam sudah tentu memerlukan sistem tulisan untuk melicinkan urusan pengelolaan negara dan perhubungan luar negeri. Apalahi masa itu, Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang bergantung kepada lautan dan menjadi maritime power. Mereka banyak berhubung dengan masyarakat asing melalui Selat Melaka dan Laut China Selatan dalam urusan perdagangan, mereka perlukan tulisan. Pada peringkat awal kedatangan Islam ke Nusantara, iaitu kira-kira pada abad ke-12 M, masyarakatnya tidak mencipta tulisan serta merta hanya melalui proses bertahap maka tulisan Jawi yang mengambil aksara Arab dan ditambah beberapa huruf sesuai lidah orang Islam mulai diperkenalkan.
Tulisan juga pada peringkat berikutnya di Asia Tenggara sudah ditemukan dalam berbagai aktivitas penulisan sebagai bahan sastra dan persuratan yang diteruskan kemuncaknya pada abad ke-17 M. Ketika muncul tokoh-tokoh agung seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin al-Raniri dan sebagainya. Mereka banyak memberi sumbangan bukan sahaja dalam bidang politik, perdagangan, sosial, budaya dan agama Islam, malah juga sebagai pusat perkembangan bahasa dan kesusasteraan Melayu (Iskandar T, 1995). Perkembangan bidang kesusasteraan sangat pesat, karena penulisan karya-karya sastra dalam bahasa Melayu dan tulisan Jawi secara meluas bukan saja dalam kalangan masyarakat bahkan sudah meluas dalam kalangan orangorang istana (Ismail Hussin, 1984).
Perkebangan seterusya sudah terdapat banyak hasil karya dalam bidang kesusasteraan dan keagamaan diterbitkan namun dalam tulisan Jawi. Seperti, karya Sejarah Melayu hasil tulisan Tun Sri Lanang, menjadi salah satu karya sejarah Melayu klasik. Karya ini terkenal sehingga kini dan menjadi bahan rujukan para penyelidik serta sarjana. Kerajaan Islam mencapai kejayaan sehingga abad ke-16 karya sastera Islam bermunculan seperti Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Muhammad Ali Hanafiah ini diterjemah ke dalam bahasa Melayu daripada sumber Farsi pada zaman pemerintahan Pasai.
Selain itu, akhbar dan majalah turut menggunakan tulisan Jawi, antaranya Nujum al-Fajar (1872 M), Jawi Peranakan (1876 M), Sekolah Melayu (1888 M), Majalah Suloh Malaya, dan Majalah al-Munir yang diterbitkan di Padang, Sumatera Barat. Selain itu buku juga bermunculan seperti Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Merong Mahawangsa, Hikayat Aceh, Sejarah Kepulauan Sulu, Sulalatun Salatin, Hikayat Pattani, dan lain sebagainya.
Gambaran Novel & Sastra Malaysia
Suloh Malaya, Sayang Si Lanun, Kau Hadir dalam Munajatku
Gambaran Novel & Sastra Indonesia
Jawi Peranakan, Bumi Manusia, Ayat-ayat Cinta
Jenis-jenis Novel dan Sastra Malaysia - Indonesia Berbagai jenis Novel dan sastra yang ditulis oleh para penulis di Malaysia–Indonesia, sehingga memudahkan para pembaca untuk memilih bidang dan kecendrungan mereka masing-masing.
Sejarah, Budaya, Agama, Pendidikan, Motivasi, Pahlawan, Bloom, Remaja, Wanita, Keluarga, Cinta, Memorial, Dokumentari: sebagai catatan PerjalananPetualangan-Pengembaraan, dan lain sebagainya.
Jenis Novel dan Sastra Malaysia
Keris Mas Anak Titiwangsa, Si Lembik Cik Hero, Dan Hatipun Berkata
Jenis Novel dan Sastra Indonesia
Van Der Wijck, Wali Sanga, dan Kekasihku, Musuhku
Khazanah Karya Novel & Sastra Malaysia
Buku Lama
Buku Pertengahan
Buku Penomenal
Buku Tua
Buku Sekarang
Khazanah Karya Novel & Sastra Indonesia
Buku Lama
Buku Pertengahan Buku Penomenal
Buku Tua
Buku Sekarang
Pengaruh Novel & Sastra Terhadap Pelajar dan Masyarakat Ada beberapa pengaruh novel dan sastra terhadap kehidupan seorang pelajar dan masyarakat, • Pendidikan, Kebudayaan, Kesusasteraan, Kesenian, Peradaban, Perkonomian, Perdagangan, Pemerintahan, Perpolitikan, dan lain sebagainya.
Novelis dan Sastrawan Malaysia - Indonesia Semakin majunya dunia penulisan novel dan sastra di Malaysia dan Indonesia, maka akan semakin membuka jalan dan ruang untuk lahirnya penulis-penulis berbakat di masa akan datang, namun mereka-mereka yang telah menempah nama seperti berikut: • Penulis Terdahulu (Hamzah Fansuri, Syekh Daud Al-Fattani, Ali Haji, dll) • Penulis Pertengahan (Buya Hamka, Pramoedya Ananta Toer, dll) • Penulis Sekarang (Pipiet Senja, Asma Nadia, Habiburrahman El-Sirozi, dll)
Novelis dan Sastrawan Malaysia
Awang Had SalIeh, Arena Wati, Fatimah Syarha, dan Ramlee Awang Murshid
Novelis dan Sastrawan Indonesia
Buya Hamka, Pipiet Senja, Habiburrahman El-Sirazi, dan Asma Nadia
Persatuan dan Gabungan Penulis Terdapat banyak persatuan dan gabungan penulis yang ditubuhkan untuk menghimpun dan melahirkan lebih ramai lagi penulis berkaliber dari masa ke masa di Malaysia-Indonesia. Antara persatuan tersebut adalah: • Persatuan di Malaysia, antaranya ialah: Gabungan Penulis Nasional Malaysia (GAPENA), Persatuan Penulis Nasional Malaysia (PENA), Persatuan Penulis Malaysia (BUDIMAN), Persatuan Penulis Perlis (3P), Persatuan Penulis Muda Malaysia (PPMM), Persatuan Penulis Johor (PPJ), dll.
• Persatuan di Indonesia, antaranya ialah: Persatuan Karyawan Pengarang Indonesia (PKPI), Himpunan Pengarang Indonesia Aksara (HPI Aksara), Forum Lingkar Pena (FLP), Persatuan Penulis Indonesia (Peperindo), Ikatan Pengarang Indonesia (IPINDO), Wanita Penulis Indonesia (WPI), Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena), Asosiasi Penulis Ideologis Islam (API-Islam), Asosiasi Penulis Cerita (Anita), dan Asosiasi Pengarang-Penulis Indonesia (APPI), Forum Sastra Wanita “Tamening” Sumatra Barat, dan beberapa himpunan penulis di daerah, seperti Yogya, Bandung, Bengkulu, dll.
Identitas Novel dan Sastra Malasia
Identitas Novel dan Sastra Indonesia
Harapan dan Cadangan Melalui paparan dan pembahasan ini, saya juga ingin mengajukan beberapa harapan, saranan dan cadangan untuk memantapkan lagi kerja dan usaha dalam melahirkan lebih banyak lagi penulis novel, sastra, seni dan budaya ini. • •
• • •
Perlu adanya satu persataun bersama di peringkat serantau, bagi meneliti dan mengkaji lebih mendalam kepada pelestarian novel, sastra, seni, dan budaya yang ada di Malaysia dan Indonesia. Penting diwujudkan kegiatan-kegiatan bersama sesama penulis dan peminat agar menemukan titik kesamaan dan perbedaan antara penulis dan pembaca dalam memperhebatkan lagi produksi karya-karya novel dan sastra di pasaran Nusantara.
Perlu di tambah adanya peranan kerajaan dan pemerintah beserta masyarakat untuk mendukung pelestarian dan kemajuaan penulisan novel dan sastra di peringkat Nasional dan Internasional. Perlu selalu diadakan kegiatan-kegiatan promosi yang berterusan dalam memperkenalkan karya-karya novel dan sastra hebat serta memberikan berbagai penghargaan bagi mendorong lebih berprestasi. Perlu ditubuhkannya satu penerbit berkaliber yang dapat memberikan ispirasi atau memajukan dan bahkan terus berusaha meningkatkan lagi kemunculan karya-karya novel dan sastra yang diterima oleh masyarakat dunia.
Kesimpulan • NoveI berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli dengan berbagai makna, diantaranya ada yang menyatakan novel merupakan karya berbentuk sastra
yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan.
• Banyak tokoh penulis hebat yang muncul di Malaysia dan Indonesia sebagai pencipta karya novel dan sastra penomenal yang hebat dapat mewarnai kesenian dan kebudayaan di Nusantara dari zaman dahulu sehingga kini. • Persatuan dan kesatuan juga banyak ditubuhkan di Malaysia dan Malaysia untuk lebih mengembangkan lagi kemahiran menulis dan penulisan tersebut dari masa ke masa.