UNIVERSITAS INDONESIA
PENILAIAN KEMATANGAN TINGKAT KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP STRATEGI BISNIS RUMAH SAKIT:STUDI KASUSRSUD PALEMBANG BARI
KARYA AKHIR
DICKY PRATAMA 1206302453
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2014
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PENILAIAN KEMATANGAN TINGKAT KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP STRATEGI BISNIS RUMAHSAKIT : STUDI KASUSRSUD PALEMBANG BARI
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
DICKY PRATAMA 1206302453
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2014
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
:
Dicky Pratama
NPM
:
1206302453
Tanda Tangan
:
Tanggal
:
10 Januari 2014
ii
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh: Nama : Dicky Pratama NPM : 1206302453 Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Antara Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis Rumah Sakit: Studi Kasus RSUD Palembang BARI
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: Yudho Giri Sucahyo, Ph.D.
Penguji
: Yova Ruldeviyani, M.Kom
Penguji
: Dana Indra Sensuse, Ph.D.
Ditetapkan di : Tanggal :
Jakarta 10 Januari 2014
iii
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT,
karena atas berkat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan karya akhir ini. Selain itu dorongan dan motivasi yang diberikan para dosen dan rekan-rekan telah membawa saya menyelesaikan karya akhir ini. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada: 1.
Bapak Yudho Giri Sucahyo Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing saya dalam penyusunan karya akhir ini.
2.
Bapak Dana Indra Sensuse Ph.D., selaku dosen yang selama ini banyak membantu dalam proses perkuliahan.
3.
Ketua Yayasan Multi Data Palembang yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan kuliah.
4.
Ketua STMIK GI MDP yang telah mendukung dan memotivasi saya dalam proses perkuliahan maupun penyusunan karya akhir ini.
5.
Bapak Muhammad Rachmadi ST., MTI., yang telah menyediakan waktu untuk mengajari dan membantu dalam proses perkuliahan.
6.
Para dosen dan staf Program Studi Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia yang telah memotivasi dan membimbing saya dalam penyelesaian karya akhir.
7.
Kedua orang tua, calon istri, adik-adik dan teman-teman saya yang tanpa lelah mendoakan saya, memberi semangat baik di masa kuliah maupun penyelesaian karya akhir ini.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga Allah SWT selalu memberikan lindungan dan membalas segala kebaikan bagi semua pihak yang telah membantu. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Palembang, 10 Januari 2014
Penulis, iv
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
Dicky Pratama
NPM
:
1206302453
Program Studi
:
Magister Teknologi Informasi
Fakultas
:
Ilmu Komputer
Jenis Karya
:
Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis RumahSakit: Studi Kasus RSUD Palembang BARI Beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Palembang
Pada tanggal : 10 Januari 2014
Yang menyatakan.
(Dicky Pratama) v
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
ABSTRAK
Nama : DickyPratama Program Studi : Magister TeknologiInformasi Judul : PenilaianKematangan Tingkat KeselarasanAntara Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis Rumah Sakit: Studi Kasus RSUD Palembang BARI Memberikan pelayanan yang maksimal selama 24 jam merupakan tujuan dari setiap instansi rumah sakit, begitu juga dengan RSUD Palembang BARI. Rumah sakit milik pemerintah kota Palembang ini setiap harinya melaksanakan layanan perawatan medis dan non medis selama 24 jam.RSUD Palembang BARI adalah salah satu rumah sakit yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnisnya. RSUD Palembang BARI menginginkan adanya keselarasan antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis. Namun belum diketahui seberapa tingkat kematangan dari keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi teknologi informasinya.Penelitian ini bermaksud untuk mengukur atau menilai selaras atau tidak strategi teknologi informasi dengan strategi bisnis RSUD Palembang BARI dan seberapa tingkat kematangan dari keselarasan strategi tersebut. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Strategic Alignment Model (SAM) (Henderson dan Verkatraman, 1999) dan Luftman IT-Business Alignment Maturity (Luftman, 2001).Hasil dari penelitian ini adalah sebuah tingkat kematangan dari keselarasan strategi teknologi informasi dan strategi bisnis juga strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk membawa tingkat kematangan keselarasan strategi tersebut ke tingkat yang lebih tinggi. Kata kunci: Kematangankeselarasan, model Luftman, Strategic Alignment Model
vi
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
ABSTRACT
Name : DickyPratama Study Program : Master of Information Technology Judul : Assestment on Information Strategy Alignment Maturity Level Toward Business Strategy in Hospital : Case Study Palembang Bari Hospital Provide maximum service for 24 hours is the goal of every hospital agencies , as well as Palembang BARI Hospital. Government owned hospitals Palembang city every day carry medical services and non medical care for 24 hours. Palembang BARI Hospitalis one of hospitals that use information technology to support business processes.Palembang BARI Hospital want the alignment between IT strategy and business strategy . It is not yet known how the maturity level of alignment between business strategy with information technology strategy. It is not yet known how the maturity level of alignment between business strategy with information technology strategy. This study intends to measure or assess aligned or not information technology strategy with business strategy Palembang BARI hospitals and how the level of maturity of the alignment strategy. The model used in this study is the Strategic Alignment Model (Henderson and Verkatraman , 1999) and Luftman Maturity of IT -Business Alignment (Luftman, 2001). The results of this study is a maturity level of alignment of information technology strategy and business strategy are also strategies that can be applied to bring the strategy alignment maturity level to a higher level. Keyword: Maturity alignment, Luftman models, Strategic Alignment Model
vii
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................ii HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii KATA PENGANTAR...........................................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN................................................................................v ABSTRAK.............................................................................................................vi ABSTRACT..........................................................................................................vii DAFTAR ISI.......................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. x BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1 1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1 1.2 Perumusan masalah .................................................................................... 2 1.2.1 Analisis Permasalahan .................................................................... 2 1.2.2 Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4 1.5 Batasan Penelitian ...................................................................................... 4 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 5 BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 7 2.1 Penyelarasanbisnisdan TI ........................................................................... 7 2.2 Model Penyelarasan Strategis (Strategic Alignment Model) ........................ 8 2.3 Luftman’s IT-Business Alignment Maturity ............................................... 12 2.4 Langkah Pengukuran Kematangan Keselarasan Bisnis-TI Luftman .......... 17 2.5 Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 25 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 30 3.1 Tahapan Penelitian ................................................................................... 31 3.2 Metode Pengumpulan Data....................................................................... 32 3.3 Metode Analisis Data ............................................................................... 32 BAB 4 PROFIL ORGANISASI....................................................................... 34 4.1 Sejarah RSUD Palembang BARI .............................................................. 34 4.2 Visi dan Misi ............................................................................................ 35 4.3 Struktur Organisasi................................................................................... 35 4.4 Tata Nilai RSUD Palembang BARI .......................................................... 38 4.5 Aktivitas Utama ....................................................................................... 38 4.6 Aktivitas Pendukung ................................................................................ 41 4.7 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi RSUD Palembang BARI ........ 42 BAB 5 ANALISA PERSPEKTIF DAN PENILAIAN KEMATANGAN....... 46 5.1 Analisa Model Keselarasan Strategis ........................................................ 46 5.2 Pengukuran Kematangan Keselarasan Bisnis-TI ....................................... 51 5.3 Penilaian Kematangan Bisnis-TI .............................................................. 63 BAB 6 ANALISIS KEMATANGAN KESELARASAN BISNIS DAN TI ..... 66 6.1 Analisa Kematangan Keselarasan Bisnis dan TI ....................................... 66 6.2 Penentuan Strategi Peningkatan Kematangan Keselarasan ........................ 72 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 76 viii Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
7.1 Kesimpulan ............................................................................................... 76 7.2 Saran ......................................................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79
ix
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Fishbone Akar Permasalahan ............................................. 3 Gambar 2.1 Strategic Alignment Model ................................................................ 8 Gambar 2.2 Perspektif Eksekusi Strategi.............................................................. 9 Gambar 2.3 Perspektif Potensial Teknologi........................................................ 10 Gambar 2.4 Perspektif Potensial Kompetitif....................................................... 11 Gambar 2.5 Perspektif Tingkat Layanan ............................................................ 11 Gambar 2.6 Model KematanganKeselarasanStrategi .......................................... 14 Gambar 2.7 KriteriaKematanganKeselarasan Model Luftman ............................ 16 Gambar 2.8 Pola Pikir Penelitian ....................................................................... 28 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian.......................................................................... 31 Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Palembang BARI .................................. 34 Gambar 4.2 Jaringan Komputer RSUD Palembang BARI .................................. 43 Gambar 4.3 Jaringan Komputer ASKES RSUD Palembang BARI ..................... 44 Gambar 6.1 Grafik Pengukuran Kriteria Communication Maturity ..................... 66 Gambar 6.2 Grafik Pengukuran Kriteria Competency/Value Measurement ......... 67 Gambar 6.3 Grafik Pengukuran Kriteria Governance Maturity........................... 68 Gambar 6.4 Grafik Pengukuran Kriteria Partnership Maturity ........................... 69 Gambar 6.5 Grafik Pengukuran Kriteria Scope and Architecture Maturity ......... 69 Gambar 6.6 Grafik Pengukuran Kriteria Skills Maturity ..................................... 71
x
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pertanyaan Kriteria Communication Maturity ..................................... 19 Tabel 2.2 Pertanyaan Kriteria Competency/Value Measurement Maturity .......... 20 Tabel 2.3 Pertanyaan Kriteria Governance Maturity ........................................... 21 Tabel 2.4 Pertanyaan Kriteria Partnership Maturity ............................................ 22 Tabel 2.5 Pertanyaan Kriteria Scope and Architecture Maturity ......................... 23 Tabel 2.6 Pertanyaan Kriteria Skills Maturity ..................................................... 24 Tabel 4.1 Spesifikasi PC dan Printer RSUD Palembang BARI ........................... 42 Tabel 5.1 Domain Strategi Bisnis Strategic Alignment Model ............................ 47 Tabel 5.2 Domain Strategi Teknologi Informasi Strategic Alignment Model ...... 49 Tabel 5.3 Contoh pengisian tabel jawaban narasumber untuk tiap kriteria .......... 53 Tabel 5.4 Tabel gabungan pengukuran semua kriteria ........................................ 54 Tabel 5.5 Level kematangan keselarasan bisnis dan TI setiap kriteria ................. 56 Tabel 6.1 Faktor Enabler dan Inhibitors ............................................................ 71 Tabel 6.2 Komponen kriteria kematangan dengan skor penilaian <3 .................. 73 Tabel 6.3 Strategi peningkatan komponen keselarasan komponen nilai 1 .......... 74
xi
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang permasalahan dari penelitian yang dilakukan, analisis permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan metode pengumpulan data yang diperoleh dari literatur terkait maupun wawancara. 1.1 Latar belakang Teknologi informasi (TI) merupakan hal yang menjadi suatu kebutuhan utama dalam segala bidang. Pemanfaatan TI dan komunikasi telah diterapkan dalam berbagai bentuk. Perusahaan yang berhasil menyelaraskan TI dengan strategi bisnis menunjukkan peningkatan nilai yang signifikan. Penyelarasan antara strategi bisnis dan TI merupakan sesuatu hal yang belum dianggap penting bagi instansi pemerintah, salah satunya rumah sakit milik pemerintah kota Palembang seperti RSUD Palembang BARI. Penyelarasan strategi bisnis dan TI digunakan oleh instansi rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, menciptakan hambatan bagi instansi rumah sakit. Kegagalan dalam melakukan penyelarasan ini dapat mengakibatkan biaya operasional yang besar dan kesulitan mencapai keunggulan bersaing. RSUD Palembang BARI merupakan rumah sakit umum pemerintah kota yang menyediakan pelayanan kesehatan khususnya untuk wilayah Palembang dan sekitarnya. Pelayanan diberikan kepada calon pasien dan pasien adalah berupa pelayanan medik dan pelayanan non medik. Dimana visi dari RSUD Palembang BARI ini yaitu menjadi rumah sakit yang unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia. Saat ini RSUD Palembang BARI adalah rumah sakit yang mengandalkan TI sebagai penunjang proses bisnisnya, sehingga proses bisnis yang ada dirumah sakit menjadi lebih efisien. Untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal 1
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
2
tentunya membutuhkan TI yang menunjang proses bisnis. Keselarasan antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis dibutuhkan agar proses bisnis dapat didukung oleh teknologi informasi secara optimal. Pihak manajemen RSUD Palembang BARI ingin agar visi dan misinya tercapai melalui penyelarasan antara strategi TI dengan strategi bisnis. Namun saat ini belum diketahui apakah TI dan bisnis selaras atau tidak dan seberapa matang tingkat keselarasan strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnisnya. Menurut Henderson dan Venkatraman (1999) untuk mencapai keselarasan yang efektif antara TI dan bisnis (strategic fit) harus ada keterkaitan antara strategi bisnis dan infrastruktur organisasi dan keterkaitan antara strategi TI dengan infrastruktur dan proses TI, setelah itu barulah strategi TI dan strategi bisnis dapat diselaraskan. Atas dasar tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Penilaian tingkat kematangan keselarasan teknologi informasi terhadap strategi bisnis pada RSUD Palembang BARI”. 1.2
Perumusan masalah
Dari penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yang terdapat pada RSUD Palembang BARI, dimana permasalahan ini akan melatar belakangi dilakukan penelitian ini. 1.2.1 Analisis Masalah Berdasarkan perumusan masalah maka dirumuskan permasalahan penelitian ini menggunakan Fishbone Diagram. Analisis permasalahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini:
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
3
Gambar 1.1 Diagram Fishbone dari akar permasalahan pada RSUD Palembang BARI Dari Gambar 1.1 diatas dapat dilihat bahwa akar permasalahan pada penelitian ini adalah belum pernah diadakan pengukuran tingkat kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kepercayaan dan dukungan dari para pimpinan, kurangnya komunikasi yang efektif antar kedua unit bisnis yang bersangkutan, dan kurangnya kerja sama antar kedua belah pihak. Sehingga masalahnya adalah belum diketahui apakah strategi teknologi informasi selaras dengan strategi bisnis RSUD Palembang BARI. Untuk mengukur kematangan tingkat keselarasan tentunya strategi TI dan strategi bisnis harus selaras. Dengan selarasnya strategi TI dan strategi bisnis penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi dapat memperoleh hasil yang optimal sesuai dengan tujuan bisnisnya. Data tersebut didapat dari wawancara dengan beberapa staf TI dan bisnis. Selain wawancara data tersebut juga didapat dari observasi dan dokumen-dokumen terkait seputar penilaian kematangan keselarasan bisnis dan TI.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
4
1.2.2 Pertanyaan penelitian Berdasarkan analisis permasalahan diatas maka yang menjadi research question dari penelitian ini adalah: “Masuk kedalam perspektif mana keselarasan strategi bisnis dan TI RSUD Palembang BARI?” dan “Seberapa tingkat kematangan keselarasan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi pada RSUD Palembang BARI?”
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan penelitian ini penulis mengharapkan tercapainya tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui masuk ke dalam perspektif mana keselarasan strategi TI dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI 2. Mengetahui berapa tingkat keselarasan strategi teknologi informasi dan strategi bisnis di RSUD Palembang BARI. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu jika tujuan telah tercapai maka akan menjadi landasan dalam upaya pengimplementasian keselarasan yang efektif antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam melengkapi penelitian sejenis tentang keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis di instansi rumah sakit. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini menilai kematangan tingkat keselarasan antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis untuk mencapai competitive advantage. Lingkup dari penelitian ini adalah manajemen bisnis dan teknologi informasi, proses bisnis dan mekanisme realisasinya.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
5
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini beriskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, analisis masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang permasalahan berisikan tentang apa yang melatar belakangi penelitian ini. Perumusan masalah digambarkan dengan diagram fishbone. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang apa saja teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan karya ilmiah yang diadopsi untuk melengkapi penelitian ini. Selain itu, pada bab ini dijelaskan perbandingan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tahapan-tahapan penelitian, apa saja yang dilakukan untuk mendapatkan data, bagaimana data diolah, bagaimana penyebaran kuisioner dilakukan, bagaimana melakukan analisis data hingga penulisan kesimpulan dan saran. BAB 4 PROFIL ORGANISASI Bab ini menjelaskan profil dari organisasi RSUD Palembang BARI, struktur organisasi, layanan yang ada pada organisasi dan teknologi informasi organisasi. Selain itu pada bab ini dijelaskan mengapa RSUD Palembang BARI layak diukur tingkat kematangan dari keselarasan bisnis dan TI nya. BAB 5 PENILAIAN KEMATANGAN KESELARASAN BISNIS DAN TI Bab ini menjelaskan bagaimana menganalisa keselarasan strategi bisnis dan TI berdasarkan Strategic Alignment Model dan bagaimana mengolah data hasil dari penyebaran kuisioner kriteria Luftman. Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
6
BAB 6 ANALISA KEMATANGAN DAN KESELARASAN BISNIS DAN TI Bab ini menjelaskan bagaiamana menganalisa keseluruhan hasil penilaian kematangan keselarasan bisnis dan TI. Bab ini juga berisikan bagaimana strategi yang diusulkan untuk meningkatkan tingkat kematangan keselarasan bisnis TI. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB ini berisikan rangkuman dan hal baru yang ditemui dalam melaksanakan penelitian ini. Kemudian memberikan saran bagi unit, personil TI dan bisnis dan pimpinan organisasi, selain itu saran juga diberikan pada peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian mengenai berbagai literatur yang terkait dengan permasalahan penelitian. Di dalam bab ini juga dibahas penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini. 2.1
Penyelarasan bisnis dan TI
Penyelarasan strategi bisnis dan TI dibutuhkan untuk mewujudkan harmonisasi antara kedua unit tersebut. Kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan TI dapat diwujudkan dengan mengaitkan strategi bisnis dengan infrastruktur organisasi dan mengaitkan strategi teknologi informasi dengan infrastruktur dan proses TI (Henderson & Venkatraman, 1999). 2.2
Model Penyelarasan Strategis (Strategic Alignment Model)
Konsep dari Strategic Alignment Model memiliki dasar dari dua asumsi (Henderson & Venkatraman, 1999). Asumsi pertama yaitu unjuk kerja ekonomi berkaitan langsung dengan kemampuan manajemen untuk menciptakan strategic fit antara posisi perusahaan di pasar kompetitif dan desain dari struktur administrative yang tetap, untuk mendukung keputusan yang diambil. Asumsi kedua yaitu bahwa kesesuaian strategi (strategic fit) dalam kenyataannya selalu dinamis. Gambar 2.1 dibawah ini adalah Strategic Alignment Model (Henderson & Venkatraman, 1999). Berdasarkan Gambar 2.1 tersebut, terdapat dua kuadran yaitu bisnis dan TI, dalam kuadran bisnis terdapat 2 domain yaitu strategi bisnis dan infrastruktur organisasi, dan didalam kuadran TI terdapat 2 domain yaitu strategi TI dan infrastruktur dan proses TI.
7
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
8
Gambar 2.1 Strategic Alignment Model (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)
Strategic Alignment Model (SAM) terdiri dari empat domain. Tiap domain terdiri dari tiga komponen. Total SAM memiliki 12 komponen yang bekerja secara bersama-sama menentukan tipe sejauh mana tingkat keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis. Model penyelarasan dibagi menjadi dua area, bisnis dan TI. Setiap area memiliki dua kuadran yang mendefinisikan bagian tersebut dari bisnis. 2.2.1 Perspektif Model Keselarasan Strategi Dalam Strategic Alignment Model (SAM) ada empat perspektif yaitu Eksekusi Strategi, Potensial Teknologi, Petensial Kompetitif dan Tingkat Layanan. Perspektif tersebut menunjukkan bagaimana keterkaitan antara strategi bisnis, strategi TI, infrastruktur organisasi dan infrastruktur TI terhubung di dalam suatu organisasi. 2.2.1.1 Perspektif Eksekusi Strategi Perpektif ini berfokus pada Eksekusi Strategi (Strategic Execution), yang menjadikan strategi bisnis sebagai penggerak. Strategi bisnis sebagai domain jangkar dan perusahaan sudah memiliki strategi yang kuat dan sudah dibuat. Dalam perspektif ini domain yang lemah adalah infrastruktur organisasi, infrastruktur organisasi merupakan domain yang menentukan apa yang harus Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
9
berubah. Domain yang terpengaruh adalah infrastruktur TI, ini berarti infrastruktur TI akan ikut mengalami perubahan jika terjadi perubahan pada proses bisnis.
Gambar 2.2 Perspektif Eksekusi Strategi (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)
Perpektif ini juga berfokus pada perencanaan TI atau transformasi bisnis. Tujuan perspektif ini mengurangi delay atau error, meningkatkan layanannya dan menghemat waktu. 2.2.1.2 Perpektif Potensial Teknologi Perpektif ini menyangkut proses penilaian implementasi strategi bisnis yang dipilih melalui strategi TI yang tepat dan dinyatakan melalui infrastruktur TI dan proses yang tepat. Perpektif ini mendefinisikan kondisi didalam organisasi yang memiliki pola strategi bisnis menjadi penentu strategi TI dan mempengaruhi infrastruktur TI. Perpektif ini dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini:
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
10
Gambar 2.3 Perpektif Potensial Teknologi (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)
Pada perspektif ini strategi bisnis masih sebagai pengendali. Perspektif ini tidak dibatasi oleh desain struktur organisasi saat ini, tetapi lebih kepada mencari bentuk kompetensi TI yang paling mungkin melalui positioning yang tepat di ITmarket-place. Dalam perspektif ini manajer TI berperan penting dalam mendesain dan mengimplementasikan infrastruktur TI yang dibutuhkan berdasarkan visi TI (Scope, kompetensi dan governance). 2.2.1.3 Perspektif Potensial Kompetitif Perspektif ini lebih bertumpu pada eksploitasi kemampuan TI untuk memberi dampak pada produk dan layanan (business scope), mempengaruhi strategi (distinctive competence) dan membangun bentuk baru hubungan bisnis (business governance). Gambar 2.4 menggambarkan pola dimana kemampuan strategi TI berdampak pada perubahan yang terjadi pada produk dan layanan bisnis yang tentunya mempengaruhi infrastruktur organisasi. Perspektif ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
11
Gambar 2.4 Perspektif Potensial Kompetitif (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)
Perspektif ini memungkinkan adaptasi strategi bisnis karena implementasi strategi TI sebagai anchor domain. Perspektif ini mencari pilihan terbaik strategi bisnis dan implikasinya terhadap infrastruktur organisasi. Peran dari manajer TI adalah mengidentifikasikan tren dalam TI yang dapat mempengaruhi bisnis. 2.2.1.4 Perspektif Tingkat Layanan Perspektif ini berfokus membawa perusahaan mencapai layanan TI kelas dunia. Kesesuaian strategi TI menciptakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Gambar dari perspektif ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Perspektif Tingkat Layanan (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
12
Peran strategi bisnis secara tidak langsung dan dipandang dalam penyediaan arahan untuk menstimulasi permintaan pelanggan. Perspektif ini sering dipandang penting namun tidak cukup untuk memastikan penggunaan TI secara efektif. Organisasi TI harus menurunkan sumber daya dan responsif terhadap perubahan dan permintaan dari end user yang cepat berubah. Peran khusus dari top management untuk membuat perspektif ini sukses adalah untuk memprioritaskan bagian yang terpenting, yang menentukan bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Peran manajer TI disini adalah sebagai executive leadership, dengan tugas khusus untuk menjadikan layanan internal perusahaan sukses sesuai dengan arahan top management. Kriteria unjuk kerjanya adalah berdasarkan kepuasan pelanggan yang didapatkan melalui metode kualitatif dan kuantitatif menggunakan benchmarking internal dan eksternal. 2.3 Luftman’s IT-Business Alignment Maturity Luftman’s IT-Business Alignment Maturity memberikan sebuah kerangka pengukuran kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI. Model keselarasan bisnis dan TI Luftman berfokus pada kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan kohesif melalui unit pengelola TI sebagai unit teknis dan unit bisnis sebagai fungsional perusahaan. Model Luftman adalah model penyelarasan strategi TI dengan strategi bisnis, model ini merupakan model penyelarasan kedua strategi yang hasilnya dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat dipertanggung jawabkan secara ke ilmuan. Untuk mencapai keselarasan dan mencapai harmonisasi sesuai dengan tujuan bisnis organisasi diperlukan strateegi yang tepat. Keselarasan berkembang menjadi suatu keterikatan di mana fungsi TI dan fungsi bisnis dapat beradaptasi bersama membentuk suatu strategi untuk mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi (Luftman, 2000). Untuk dapat melakukan pengukuran terhadap keselarasan bisnis dan TI, sebuah perusahaan maupun organisasi harus mengidentifikasi atau menganalisa apa saja Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
13
faktor yang dapat mendukung dan mempermudah proses pencapaian keselarasan (enabler) dan apa saja faktor yang mungkin dapat mempersulit pencapaian keselarasan strategi bisnis dan TI (inhibitors) baik dari sisi internal maupun sisi eksternal (Luftman & Brier, 1999). Untuk meningkatkan tingkat kematangan dari suatu organisasi nantinya akan di analisa apa saja faktor inhibitors dari organisasi tersebut dan faktor enabler apa yang harus dipenuhi untuk mengatasi faktor inhibitor tersebut. Dalam mencapai keselarasan antara kedua strategi tersebut suatu organisasi membutuhkan faktor-faktor yang mendukung seperti: 1. Dukungan kuat dari manajemen senior. 2. Kerja sama antar kedua pihak/unit (unit bisnis dan unit TI). 3. Kepeminpinan dan pengorganisasian yang kuat. 4. Kesesuaian prioritas aktivitas yang dikerjakan. 5. Kepercayaan dari pemangku kepentingan, manajemen senior, rekan kerja, lintas unit dan para mitra. 6. Komunikasi yang efektif antara lintas unit. 7. Pemahaman menyeluruh tentang segala aspek di lingkungan bisnis. Faktor diatas merupakan faktor yang dapat mempermudah proses pencapaian keselarasan (enabler). Selain faktor-faktor diatas ada hal yang harus diperhatikan dalam pencapaian keselarasan antara kedua strategi yaitu: 1. Bagaimana organisasi/perusahaan dapat menilai keselarasan? 2. Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keselarasan? 3. Bagaimana perusahaan dapat mencapai keselarasan yang matang? Model penilaian kematangan keselarasan bisnis dan TI Luftman’s meliputi 5 level fokus kematangan keselarasan strategi yaitu initial/adhoc process, commited process, established focused process, improve/manage process dan optimized process (Luftman, 2003). Kelima level tersebut dapat di lihat pada Gambar 2.6.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
14
Gambar 2.6 Model Kematangan Keselarasan Strategi (Sumber: Luftman, 2003)
Berdasarkan Gambar 2.6 diatas dapat dilihat sampai dimana sebuah kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI dari suatu organisasi. Model kematangan keselarasan Luftman diatas merupakan model yang diadopsi dari COBIT framework, namun hanya komponen-komponen yang dapat dijadikan sebagai komponen pengukuran keselarasan bisnis dan TI. Penjelasan mengenai kelima kategori tingkatan kematangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Initial/Ad Hoc Process, adalah tingkatan terendah dimana keselarasan bisnis dan TI belum bisa dikatakan selaras. Sebenarnya organisasi/perusahaan telah mengetahui kondisi tersebut dan menyadari adanya masalah yang harus diatasi, namun belum ada proses yang baku dan hanya bersifat adhoc. Dapat diartikan bahwa tidak ada organisasi dalam mengelola proses tersebut. 2. Committed Process, adalah tingkatan yang dapat didefinisikan bahwa organisasi telah memiliki komitmen untuk mencapai keselarasan antara bisnis dan TI. Semua proses telah mengikuti pola yang diikuti oleh semua unit dan personil namun tidak ada pelatihan maupun penetapan prosedur standar secara formal. Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
15
Kewajiban dari proses diserahkan kepada tiap-tiap unit dan banyak mengandalkan pengetahuan dan pengalaman masing-masing sehingga konsistensinya rendah. 3. Established Focused Process, tingkatan ini dapat dikatakan memiliki keselarasan yang mapan akan proses pada posisi yang difokuskan dalam tujuan bisnis. Semua prosedur telah biasa dilakukan dan tertuang ke dalam dokumen serta disosialisasikan melalui pelatihan. Setiap unit telah diberikan kewajiban pelaksanaan namun tidak ada monitoring jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya. 4. Improved/Managed Process, tingkatan ini merupakan tingkatan yang memiliki proses penyelarasan yang kuat yang telah menganggap bahwa konsep TI sebagai sesuatu hal yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan atau organisasi. Monitoring dilakukan atas kepatuhan pelaksanaannya dan diberlakukan intervensi jika terdapat masalah didalam pelaksanaannya. Proses mulai disempurnakan menjadi good practice dan alat bantu mulai digunakan secara terbatas. 5. Optimized Process, tingkatan ini dapat dikatakan bahwa keselarasannya mencapai posisi strategis yang sepenuhnya terintegrasi dan diadaptasikan bersama antara bisnis dan TI. Proses berhasil disempurnakan menjadi best practice melalui penyempurnaan terus menerus. Selain itu adanya studi banding dengan organisasi lain mengenai kematangan keselarasan bisnis dan TI. Alat bantu digunakan untuk mengotomatisasi alur aktivitas, meningkatkan efektivitas dan kualitas proses serta menjadikan proses mudah beradaptasi dengan situasi yang baru. Kelima level tersebut masing-masing dinilai dengan suatu kumpulan kriteria penilaian untuk menilai kematangan keselarasan strategi dari bisnis maupun TI, kumpulan kriteria tersebut dikenal dengan “The Six Business-IT Alignment Criteria” .
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
16
Gambar 2.7 Kriteria Kematangan Keselarasan Model Luftman (Sumber: Luftman, 2003)
Communication
Maturity
merupakan
kematangan
pertukaran
gagasan,
pengetahuan antara unit TI dan unit bisnis yang efektif yang memungkinkan kedua unit tersebut memahami dengan jelas tentang apa yang diperlukan untuk memastikan strategi sukses berada pada tingkatan yang paling tinggi. Bisa saja setiap perusahaan menarik pihak ketiga untuk memfasilitasi komunikasi antar dua unit tersebut, namun dirasakan memiliki kecenderungan untuk mengarahkan ke bentuk komunikasi yang tidak efektif, akibatnya kedua unit tidak dapat melakukan diskusi dan berbagi ide. Meningkatkan komunikasi harus terfokus pada cara menciptakan pemahaman TI sebagai mitra bisnis strategis bukan hanya dipandang sebagai penyedia layanan semata. Competency Value Measurement Maturity merupakan penetapan prioritas untuk proyek TI, sekaligus mengalokasikan sumber daya secara efektif untuk menyelaraskan strategi TI dan bisnis. Manajer kedua unit tersebut harus dapat berbagi saat evaluasi portofolio, masing-masing manajer harus memahami bahwa Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
17
tingginya nilai akhir proyek tidak didapat dari teknologi tetapi kolaborasi antara kedua unit tersebut. Governance Maturity kriteria ini berkaitan dengan seberapa baik perusahaan menghubungkan strategi bisnis dengan prioritas TI, teknis perencanaan dan anggaran dalam pengembangan dan pemeliharaan sumber daya TI. Kriteria ini bertujuan untuk mengetahui apakah proyek yang dikerjakan diadopsi dari strategi bisnis, jika tidak maka dapat disimpulkan bahwa terdapat konflik antara unit bisnis dan unit TI. Partnership Maturity kriteria ini dimaksudkan untuk pemberian wewenang pada fungsi TI untuk memiliki peran yang sama dalam menentukan strategi bisnis. Kemitraan ini harus dibina agar TI dan bisnis bermuara pada satu titik yang mengarahkan ke suatu perubahan untuk kepentingan bisnis dan strateginya. Scope and Architecture Maturity kriteria ini bertujuan untuk menilai kematangan TI yang diterapkan pada perusahaan dan mengukur teknologi bukan hanya pelengkap tapi sejauh mana teknologi berkembang dan membantu bisnis untuk tumbuh dan berkembang. Skills Maturity kriteria ini bertujuan untuk menilai seberapa matang kompetensi dan kemampuan yang dimiliki staf bisnis maupun TI dan kemampuan organisasi dalam mempertahankan dan mempromosikan staf yang berbakat dibidangnya. 2.4
Langkah Pengukuran Kematangan Keselarasan Bisnis-TI Luftman
Pengukuran kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI pada RSUD Palembang BARI akan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan pilihan berganda (multiple choice) yang mengacu pada 6 kriteria pengukuran kematangan keselarasan bisnis-TI Luftman. Narasumber diminta untuk memilih salah satu dari jawaban pertanyaan yang diwakilkan dengan angaka 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap jawaban dari narasumber kemudian ditabulasikan berdasarkan kriteria kematangan Luftman. Masing-masing kriteria dan tingkatan dijelaskan dengan serangkaian komponen yang memungkinkan dimensi tertentu akan dinilai dengan skala penilaian 1 hingga 5 Likert Scale (Luftman, 2003). Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
18
Jawaban dari narasumber pada kuisioner yang diajukan dapat diartikan sebagai berikut: 1
=
belum ada, tidak sesuai dengan organisasi
2
=
sesuai, hanya saja tingkatannya masih rendah
3
=
moderat, sesuai untuk organisasi dalam tingkatan menengah
4
=
sesuai, untuk sebagian besar organisasi
5
=
tingkat kuat, sesuai di seluruh bagian
Setelah mendapatkan data angka tersebut maka akan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah narasumber untuk diambil nilai rata-rata. Apabila nilai rata-rata tersebut muncul dalam bentuk desimal maka akan dibulatkan ke bawah. Hal tersebut dilakukan agar lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya pada RSUD Palembang BARI dan dapat ditentukan apa saja faktor inhibitor dan enabler yang mempengaruhi tingkat kematangan TI dan bisnis RSUD Palembang BARI. Menurut Luftman faktor enabler adalah faktor yang dapat mempermudah peningkatan kematangan dari keselarasan bisnis dan TI. Sedangkan faktor inhibitor adalah faktor yang dapat menghambat peningkatan kematangan dari keselarasan bisnis dan TI. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada narasumber adalah pertanyaan yang dirumuskan sendiri oleh Luftman. Pilihan berganda yang dibedakan dengan nomor 1 hingga 5 mendefinisikan skor atau nilai dari setiap jawaban narasumber. Penelitian ini mengukur kematangan dari keselarasan strategi TI dan bisnis, penyusunan kuisioner yang diajukan kepada narasumber dilakukan dengan menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan Luftman menjadi kalimat tanya yang mudah dipahami oleh narasumber. Tabel 2.1 berikut adalah pertanyaan yang dirumuskan oleh Luftman untuk menilai kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan strategi TI.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
19
Tabel 2.1 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Communication Maturity Communication Maturity Understanding of business by IT 1 IT management not aware 2 Limited 3 Senior and mid-management 4 Pushed down through organization 5 Pervasive Understanding of IT by Business 1 Business management not aware 2 Limited business awareness 3 Emerging business awareness 4 Business aware of potential 5 Pervasive Inter/Intra-organizational learning 1 Casual ad-hoc 2 Informal 3 Regular, clear 4 Unified, bonded 5 Strong and Structured Protocol rigidity 1 Command and control 2 Limited relaxed 3 Emerging relaxed 4 Relaxed, informal 5 Informal Knowledge Sharing 1 Ad-hoc 2 Semi structured 3 Structured around key processes 4 Institutionalized 5 Extra-enterprise (Sumber: Luftman, 2003)
Pada Tabel 2.1 diatas juga dapat dilihat komponen-komponen jawaban yang telah di rumuskan oleh Luftman untuk mengukur keselarasan kematangan kriteria Communication Maturity. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang kemudian akan diterjemahkan dan dibentuk menjadi kalimat tanya yang mudah dipahami oleh narasumber. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai
kematangan
keselarasan
bisnis-TI
kriteria
Competency/Value
Measurements Maturity (Luftman, 2003). Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2. Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
20
Tabel 2.2 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Competency/Value Measurements Maturity Competency/Value Measurements Maturity IT metrics 1 Technical, not related to business 2 Cost efficiency 3 Traditional financial 4 Cost effectiveness 5 Extended to external partners Business metrics 1 Ad-hoc, not related to IT 2 At the functional organization 3 Traditional financial 4 Customer based 5 Extended to external partners Balanced metrics 1 Ad-hoc metrics unlinked 2 Business and IT metrics unlinked 3 Emerging business and IT metrics linked 4 Business and IT metrics linked 5 Business, partners, & IT metrics linked Service level agreements 1 Sporadically present 2 Technical at the functional level 3 Emerging across the enterprise 4 Enterprise wide 5 Extended to external partners Benchmarking 1 Not generally practiced 2 Informal 3 Focused on specific processes 4 Routinely performed 5 Routinely performed with partners Formal assessments/reviews 1 None 2 Some typically for problems 3 Emerging formality 4 Formally performed 5 Routinely performed Continuous improvement 1 None 2 Minimum 3 Emerging 4 Frequently 5 Routinely performed (Sumber: Luftman, 2003) Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
21
Tabel 2.2 diatas menunjukkan pertanyaan yang dirumuskan oleh Luftman pada kriteria Competency/ Value Measurement. Tabel 2.3 berikut menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kriteria Governance Maturity. Komponen-komponen yang terdapat di dalam tabel tersebut akan di terjemahkan menjadi pertanyaan yang mudah dimengerti oleh narasumber. Tabel 2.3 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Governance Maturity Governance Maturity Business strategic planning 1 Ad-hoc 2 Basic planning at the functional level 3 Some inter-organizational planning 4 Managed across the enterprise 5 Integrated across & outside the enterprise IT strategic planning 1 Ad-hoc 2 Functional tactical planning 3 Focused planning, some interorganizational 4 Managed across the enterprise 5 Integrated across & outside the enterprise Reporting/organization structure 1 Central/decentral, CIO reports to CFO 2 Central/decentral, some co-location, CIO reports to CFO 3 Central/decentral, some federation, CIO reports to COO 4 Federated, CIO reports to COO or CEO 5 Federated, CIO reports to CEO Budgetary control 1 Cost center; erratic spending 2 Cost center by functional organization 3 Cost center, some investments 1 4 Investment center 5 Investment center, profit center IT investment management 1 Cost based, erratic spending 2 Cost based, operations & maintenance focus 3 Traditional, process enabler 4 Cost effectiveness, process driver 5 Business value, extended to business partners
Steering committee(s) 1 Not formal/regular 2 Periodic organized communication 3 Regular clear communication Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
22
4 Formal, effective committees 5 Partnership Prioritization process 1 Reactive 2 Occasional responsive 3 Mostly responsive 4 Value add, responsive 5 Value added partner (Sumber: Luftman, 2003)
Tabel 2.4 berikut menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kriteria Partnership Maturity. Komponen tersebut telah dirumuskan oleh Luftman dengan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan kemitraan kedua unit yaitu bisnis dan TI. Tabel 2.4 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Partnership Maturity Partnership Maturity Business perception of IT value 1 IT perceived as a cost of business 2 IT emerging as an asset 3 IT is seen as an asset 4 IT is part of the business strategy 5 IT-business co-adaptive Role of IT in strategic business planning 1 No seat at the business table 2 Business process enabler 3 Business process driver 4 Business strategy enabler/driver 5 IT-business co-adaptive Shared goals, risk, rewards/penalties 1 IT takes risk with little reward 2 IT takes most of the risk with little reward 3 Risk tolerant; IT some reward 4 Risk acceptance & rewards shared 5 Risk & rewards shared IT program management 1 Ad-hoc 2 Standards defined 3 Standards adhered 4 Standards evolve 5 Continuous improvement Relationship/trust style 1 Conflict/minimum 2 Primarily transactional 3 Emerging valued service provider Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
23
4 Valued service provider 5 Valued partnership Business sponsor/champion 1 None 2 Limited at the functional organization 3 At the functional organization 4 At the HQ level 5 At the CEO level (Sumber: Luftman, 2003)
Kriteria Scope and Architecture Maturity dirumuskan oleh Luftman untuk mengidentifikasi lingkup dan arsitektur sistem. Komponen-komponen pertanyaan yang dirumuskan oleh Luftman pada kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Scope and Architecture Maturity Scope and Architecture Maturity Traditional, enabler/driver, external 1 Traditional (e.g., accounting, email) 2 Transaction (e.g., ESS, DSS) 3 Expanded scope (e.g., business process enabler) 4 Redefined scope (business process driver) 5 External scope; business strategy driver/enabler Standards articulation 1 None or ad-hoc 2 Standards defined 3 Emerging enterprise standards 4 Enterprise standards 5 Inter-enterprise standards Architectural integration 1 No formal integration 2 Early attempts at integration 3 Integrated across the organization 4 Integrated with external partners 5 Evolve with external partners Architectural transparency, agility, flexibility 1 None 2 Limited 3 Focused on communications 4 Effective emerging technology management 5 Across the infrastructure (Sumber: Luftman, 2003)
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
24
Kriteria Skills Maturity dirumuskan oleh Luftman untuk mengidentifikasi keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh personil, unit bisnis dan TI, maupun organisasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Skills Maturity Skills Maturity Innovation, entrepreneurship 1 Discouraged 2 Dependent on functional organization 3 Risk tolerant 4 Enterprise, partners, and IT managers 5 The norm Focus of power 1 In the business 2 Functional organization 3 Emerging across the organization 4 Across the organization 5 All executives, including CIO & partners Management style 1 Command and control 2 Consensus-based 3 Results based 4 Profit/value based 5 Relationship based Change readiness 1 Resistant to change 2 Dependent on functional organization 3 Recognized need for change 4 Programs in place at the corporate level 5 Proactive and anticipate change Career crossover 1 None 2 Minimum 3 Dependent on functional organization 4 Across the functional organization 5 Across the enterprise Education, cross-training 1 None 2 Minimum 3 Dependent on functional organization 4 At the functional organization 5 Across the organization Social, political, trusting environment 1 Minimum 2 Primarily transactional Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
25
3 4 5
Emerging valued service provider Valued service provider Valued partnership
(Sumber: Luftman, 2003)
Pengukuran kematangan tingkat keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI pada RSUD Palembang BARI ini nantinya akan perpedoman pada hal-hal yang berhubungan erat dengan kriteria kematangan, hanya saja akan disesuaikan dengan kondisi di dalam perusahaan. Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancang dalam model Luftman, didalamnya terdapat unsur keselarasan antara bisnis dan TI, jadi apapun jawaban yang dijawab oleh narasumber akan dapat diidentifikasi faktor-faktor kelebihan dan kekurangannya dari proses bisnis dan penerapan TI dari suatu organisasi. Selain itu setelah kuisioner-kuisioner yang berisi pertanyaan dari Luftman dijawab oleh narasumber maka akan dapat diketahui faktor inhibitors dan dapat ditentukan langsung faktor enabler yang akan mengatasi faktor inhibitors tersebut, sehingga perusahaan atau organisasi dapat menentukan strategi peningkatan tingkat kematangan dari keselarasan bisnis dan TI hal ini berujung pada top management dapat menentukan strategi yang lebih tepat untuk mencapai tujuan bisnisnya. 2.4
Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini merupakan penelitian yang diadopsi dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan tema yang sejenis. Penelitian pertama dilakukan oleh Hananto Adi Swasono (2009), dengan mengambil judul “Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis dengan Metode IT-Balance Scorecard dan Cobit 4.1 Maturity Model Studi Kasus: PT. Astra Otopart, Tbk”. Studi kasus dilakukan pada industri manufaktur. Penelitian ini mendapatkan nilai 2,7 oleh sebab itu dapat disimpulkan TI dinilai telah mendukung strategi bisnis, penilaian ditunjukkan dengan 8 proses yang sudah terdefinisi.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
26
Penelitian kedua dilakukan oleh Arnaldi Nandana (2010), dengan mengambil judul “Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis dengan Metode IT-Balanced Scorecard dan Cobit 4.1 Maturity Model Studi Kasus: Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Tingkat kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis di DJHKI dengan metode pengukuran IT-Balanced Scorecard model Grembergen & Bruggen dan Cobit 4.1 Maturity Model mendapatkan hasil nilai 2. Dari nilai 2 maka dapat diterjemahkan bahwa direktorat TI mendukung strategi bisnis melalui proses-prosesnya, proses tersebut sudah dalam keadaan berulang tapi bersifat intuitif (repeatable but intuitive). Penelitian ketiga dilakukan oleh Prio Handoko, dengan mengambil judul “Kajian Keselarasan Bisnis dan TI untuk institusi Pendidikan: Studi Kasus STMIK GI MDP Palembang (@lgoritma jurnal ilmiah STMIK GI MDP volume 5 nomor 1, 2009). Penelitian kedua ini menggunakan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity. Berdasarkan hasil penilaiannya dapat diketahui bahwa institusi pendidikan tinggi tersebut berada pada level 2 yaitu level commited process. 2.4.1 Comparing Penelitian yang dilakukan Arnaldi Nandana (2010) memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu sama-sama memiliki judul ‘Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis’ sedangkan perbedaannya adalah studi kasus Arnaldi Nandana pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, dan studi kasus yang penulis lakukan pada instansi rumah sakit. 2.4.2 Contrasting Penelitian yang dilakukan Arnaldi Nandana (2010) menggunakan Strategic Alignment Model (Henderson & Venkatraman, 1999) untuk model penyelarasan strategi IT dengan bisnisnya, namun penelitian yang dilakukan oleh Prio Handoko (2010) menggunakan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
27
2.4.3 Criticize Menurut penelitian yang dilakukan J.C Henderson dan N. Venkatraman (2009), yang mengatakan bahwa kesuksesan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya tergantung pada keselarasan antara strategi TI dengan strategi bisnis. Penulis sependapat dengan penelitian tersebut karena keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis adalah sebuah proses serta tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengembangan dan mempertahankan hubungan timbal balik antara bisnis dan TI. 2.4.4 Synthesize Menurut penelitian yang dilakukan Henderson dan Venkatraman (2009) kesuksesan perusahaan tergantung pada keselarasan antara strategi TI dengan strategi bisnis. Sedangkan menurut Grambergen (2008) keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis adalah sebuah proses untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI dapat membantu mewujudkan sasaran atau tujuan perusahaan. 2.4.5 Summarize Penelitian kematangan dan keselarasan strategi TI terhadap bisnis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya merupakan langkah eksperimen untuk menemukan metode baru, dari penelitian-penelitian diatas dapat diketahui bahwa keselarasan strategi bisnis dengan strategi TI sangat berpengaruh terhadap pengembangan proses bisnis. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk melakukan pengukuran dari tingkat keselarasan strategi bisnis dengan strategi TI. 2.5 Pola Pikir Penelitian Pola pikir penelitian tingkat kematangan keselarasan strategi TI terhadap strategi bisnis organisasi ini seperti terlihat pada Gambar 2.8.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
28
Gambar 2.8 Pola Pikir Penelitian Gambar 2.8 diatas menunjukkan hubungan sebab akibat dan keterkaitan antar teori yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana dapat dijelaskan bahwa: 1.
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data strategi bisnis dan strategi TI RSUD Palembang BARI. Data strategi bisnis didapat dari rencana strategi bisnis RSUD Palembang BARI, sedangkan data strategi TI didapat dari observasi dan berbagai literatur seperti rencana strategi sistem informasi (IT Plan document).
2.
Setelah data strategi bisnis dan TI yang didapatkan lalu di petakan untuk menentukan keselarasannya dengan menggunakan Strategic Alignment Model (Handerson & Venkartraman, 1999).
3.
Kemudian
dinilai
kematangan
dari
keselaraannya
dengan
menggunakan Luftman’s IT-Bussiness Alignment Maturity (Luftman, 2000). Untuk melakukan penilaian ini beberapa narasumber diajukan pertanyaan-pertanyaan dari kriteria kematangan keselarasan Luftman. Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
29
Narasumber yang menjawab dengan nilai yang baik diminta untuk menunjukkan
bukti
berupa
literatur
dan
dokumen-dokumen
pendukung lainnya. 4.
Penelitian ini selesai ketika ditemukan level dari kematangan keselarasan strategi TI terhadap strategi bisnis RSUD Palembang BARI.
5.
Setelah diketahui seberapa tingkat kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis RSUD Palembang BARI, dapat ditentukan strategi untuk meningkatkan level kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan TI ke level yang lebih tinggi. Langkah tersebut dilakukan jika level kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis belum mencapai level yang maksimal.
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai metodologi yang dilakukan untuk mencapai hasil penelitian yang sesuai dengan harapan. Penjelasan pola pikir ini dibagi beberapa bagian, yaitu pola pikir penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan yang penulis lakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 adalah: 1. Melakukan studi literatur baik dari buku pendukung, jurnal, internet dan referensi lainnya. 2. Melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan juga dengan cara mewawancarai beberapa narasumber yang berhubungan dengan tema yang di bahas di penelitian ini. 3. Merumuskan permasalahan penelitian. Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan
fishbone diagram yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Permasalahan tersebut dirumuskan dengan cara menentukan akar permasalahan sehingga menghasilkan research question yang dapat di jawab setelah penelitian ini berakhir. 4. Mempersiapkan kuisioner dan menyebarkan kuisioner ke responden. Seperti yang telah dijelaskan pada pola pikir penelitian pada bab sebelumnya, kuisioner disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia dari 6 kriteria kematangan model Luftman. Kuisioner tersebut diisi berdasarkan keadaan yang sebernarnya di dalam organisasi RSUD Palembang BARI. Pengisian kuisioner tersebut juga disertai oleh bukti-bukti fisik maupun buktibukti digital.
30
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
31
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 5. Setelah mendapatkan data, kemudian mengolah data hasil kuisioner dengan Strategic Alignment Model (Handerson & Venkartraman, 1999) dan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity (Luftman, 2000). 6. Melakukan analisa hasil kuisioner. Analisa kuisioner yang telah dijawab oleh narasumber dilakukan dengan cara tabulasi nilai dari masing-masing narasumber. Kemudian ditabulasi kembali ke tabel konversi untuk ditemukan nilai rata-rata yang dibulatkan kebawah. Nilai rata-rata tersebut adalah nilai kematangan keselarasan strategi TI dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI. 7. Setelah ditemukan nilai kematangan keselarasan bisnis dan TI tersebut maka dapat menentukan strategi untuk pencapaian ke level-level berikutnya. Menentukan strategi tersebut dilakukan dengan cara mencari faktor-faktor inhibitors dan faktor enabler. Faktor inhibitors ditentukan dengan melakukan analisa kesenjangan, yaitu melakukan seleksi nilai jawaban kuisioner oleh narasumber yang bernilai rendah. 8. Kesimpulan dan saran. `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
32
3.2
Metode Pengumpulan Data
Cara-cara yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab penelusuran masalah dan pencarian data melalui pihak-pihak yang terkait. Wawancara dilakukan pada tiap-tiap unit bisnis dan TI. Hasil wawancara dijadikan referensi dalam pemetaan ke Strategic Alignment Maturity (Henderson & Venkartraman, 1999) dan penilaian kematangan dengan Luftman’s IT-Bussiness Alignment Maturity (Luftman, 2001). b. Pengumpulan data sekunder, data sekunder ini terdiri dari dokumen-dokumen organisasi seperti rencana strategi organisasi, laporan akuntabilitas kinerja, dokumen-dokumen audit, visi misi organisasi, strategi SI/TI organisasi dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. c. Observasi lapangan, melakukan pengamatan terhadap internal proses dalam organisasi, pengamatan langsung pada saat kegiatan oprasional rumah sakit dilaksanakan. Dokumentasi bukti-bukti pendukung seperti men-capture struktur organisasi, tugas wewenang dan tanggung jawab. d. Penyebaran dan pengisian kuisioner, dalam pengisian kuisioner narasumber diajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kematangan keselarasan bisnis dan TI. Dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan kriteria kematangan dari Luftman IT-Business Alignment Maturity (Luftman, 2001). 3.3
Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan maka selanjutnya di analisis, dengan mengacu pada Strategic Alignment Model (Henderson & Venkartraman, 1999) dan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity (Luftman, 2000). Analisis dilakukan dengan cara: a. Strategic Alignment Model digunakan untuk mengetahui keselarasan antara strategi TI terhadap strategi bisnis. Keselarasan bisnis dan TI ditentukan berdasarkan perspektif-perspektif yang terdapat pada Strategic Alignment Model (SAM). `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
33
b. Luftman’s IT-Business Alignment Maturity digunakan untuk mengetahui level dari keselarasan antara strategi TI terhadap strategi bisnis. Sebelum melakukan analisis data, dilakukan penyebaran kuisioner, dimana narasumber didampingi dalam melakukan pengisian kuisioner tersebut, hasil pengisian kuisioner kemudian ditabulasikan ke dalam tabel konversi. Rata-rata nilai kemudian dibulatkan kebawah. Hasil pembulatan tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik agar memudahkan untuk melakukan analisis datanya. c. Penentuan strategi dilakukan untuk merumuskan strategi yang diusulkan sesuai dengan jawaban narasumber yang bernilai kecil. Analisa ini dilakukan dengan merumuskan faktor enabler yang digunakan untuk mengatasi faktor penghambat kematangan keselarasan bisnis dan TI (inhibitors).
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
34
BAB 4 PROFIL ORGANISASI
Bab ini berisikan tentang profil organisasi RSUD Palembang BARI. Mencakup sejarah yang melatar belakangi berdirinya RSUD Palembang BARI, visi dan misi, serta struktur organsisasi dari RSUD Palembang BARI. Semua data yang di dapat untuk menuliskan profil organisasi RSUD Palembang BARI didapat dari observasi dan studi literatur. 4.1 Sejarah RSUD Palembang BARI Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994 dahulunya merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995 dengan surat keputusan Departemen Kesehatan Nomor: 1326/Menkes/SK/XI/1997, lalu ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.00.06.2.2.4646, RSUD Palembang BARI memperoleh status akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003 kemudian di tahun berikutnya dibuat master plan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006) pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan dengan pembangunan Gedung Administrasi, Gedung Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP, dan Cafetaria. Pada 5 februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI memperoleh status akreditasi penuh tingkat lanjut. Serta ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan keputusan walikota Palembang No. 915.b tahun 2008 penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPKBLUD) secara penuh. Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
35
Instalai Gizi (Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL. Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai rumah sakit tipe B berdasarkan
Kepmenkes
RI
Nomor:
241/MENKES/SK/IV/2009
tentang
peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI milik pemerintah kota Palembang provinsi Sumatera Selatan tanggal 2 April 2009. Adapun pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2009 meliputi: Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2010 sampai dengan 2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan Musholah. 4.2
Visi dan Misi
4.2.1 Visi Menjadi rumah sakit unggul, amanah, dan terpercaya di Indonesia. 4.2.2 Misi 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang prima dengan berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan pada etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat 2. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan. 3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan di Indonesia 4.3
Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik mencerminkan hubungan dan pelaporan yang jelas antar bagian/unit/departemen dalam sebuah organisasi atau perusahaan, kejelasan hubungan dan pelaporan antar bagian/unit menghilangkan kerancuan dalam melakukan koordinasi kerja.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
36
Untuk mengetahui sub – sub bagian yang terdapat pada sebuah organisasi, struktur organisasi dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk mendeskripsikan bagian – bagian yang terdapat pada sebuah organisasi beserta tugas dan fungsinya. Berikut gambar struktur organisasi RSUD Palembang BARI :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Palembang BARI (Sumber: RSUD Palembang BARI, 2013)
Struktur organisasi diatas menunjukkan tingkatan organisasi pada RSUD Palembang BARI. Dimana yang menjabat sebagai direktur adalah dr. Hj. Makiani, S.H, M.M, MARS yang membawahi Komite Medik, Komite Perawatan, Komite Etik dan HK, komite SPI, Wakil Direktur Umum dan Keuangan kemudian Wakil Direktur Pelayanan.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
37
Unit TI disini terdapat pada divisi Rekam Medik dan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang didalamnya terdapat Sub Bagian Pencatatan dan Pelaporan, Analisa dan Evaluasi, juga Sub Bagian SIMRS. 4.3.1 Wewenang dan Tanggung Jawab Di dalam suatu organisasi tentunya memiliki unit atau sumber daya manusia yang memiliki wewenang dan tanggung jawab. Berikut ini adalah wewenang dan tanggung jawab para pemangku kepentingan di RSUD Palembang BARI: A. Direktur 1.
Memimpin, mengkoordinasi, mengendalikan dan mengawasi.
2.
Penyusunan program kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
3.
Mempertanggung jawabkan tugas-tugas rumah sakit sesuai kebijakan administratif dan teknis operasional kepada Walikota.
4.
Mempersiapkan
bahan
bagi
penetapan
dibidang
kepegawaian
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. B. Wakil Direktur Umum dan Keuangan 1.
Mengawasi dan mengevaluasi perencanaan bagian keuangan.
2.
Mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan.
3.
Mengevaluasi pelaksanaan keuangan.
4.
Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan program.
5.
Mengawasi dan mengevaluasi perencanaan dalam bidang Bagian Umum dan Kepegawaian.
6.
Mengawasi dan mengevaluasi perencanaan Bagian Rekam Medik.
C. Wakil Direktur Pelayanan 1.
Memimpin staf bidang pelayanan medis, bidang keperawatan, serta bidang penunjang medis dan pendidikan untuk menyusun rencana dan evaluasi secara periodik.
2.
Memberikan laporan kegiatan operasional pelayanan kepada Direktur.
3.
Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direktur dalam bidang penyelenggaraan tugas sesuai dengan bidang tugasnya. `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
38
4.
Melakukan monitoring, evaluasi kegiatan dan laporan pelayanan medis, biang keperawatan, serta bidang penunjang medis dan pendidikan.
4.4 Tata Nilai RSUD Palembang BARI 4.4.1 Pelayanan Medic Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesioal yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Setiap rumah sakit tentunya bermaksud memberikan pelayanan medis yang terbaik bagi masyarakat. Pelayanan medic yang terdapat pada RSUD Palembang BARI antara
lain adalah Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Intensif (ICU), Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rehab Medik Hemodialisa. 4.4.2 Pelayanan Non Medic Pelayanan ini bertujuan mendukung pelayanan yang maksimal kepada pasien maupun pada kerabat dekat pasien yang membesuk dan menjaga pasien. Pelayanan non medic yang terdapat pada RSUD Palembang BARI antara lain adalah Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi, Unit Medical Check Up, Bank Darah, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi Pemulasaran Jenazah, Instalasi Pemeliharaan Lingkungan, Instalasi Gizi, dan Instalasi Laundry 4.5 Aktivitas Utama Aktivitas utama RSUD Palembang BARI adalah layanan kesehatan antara lain sebagai berikut. a. Pelayanan Gawat Darurat Merupakan instalasi yang melayani keadaan gawat darurat medik akibat suatu penyakit trauma antara lain kecelakaan atau cidera dengan jenis luka yang besar bagi pasien dengan pelayanan 24 jam.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
39
b. Pelayanan Rawat Inap Proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan professional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan disuatu ruangan dirumah sakit RSUD Palembang BARI. c. Pelayanan Rawat Jalan Merupakan instalasi yang menyelenggarakan pelayanan poliklinik rawat jalan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran. Seperti klinik penyakit dalam, klinik jantung, klinik syaraf, klinik bedah, klinik kebidanan dan penyakit kandungan, klinik anak, dan klinik tumbuh kembang. d. Pelayanan Rawat Intensif (ICU) RSUD Palembang BARI memiliki ruang rawat intensif yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat, kritis, cidera dengan penyakit yang mengancam nyawa dengan mengakibatkan tim dokter yang ahli dan perawat yang terlatih dibidang intensif care serta didukung dengan kelengkapan peralatan khusus. e. Pelayanan Bedah Sentral Pelayanan tindakan operasi seperti tindakan operasi anak, tindakan operasi gigi dan mulut, tindakan operasi mata, tindakan operasi orthopedi, tindakan operasi syaraf dan tindakan oprasi THT. f. Pelayanan Rehab Medik Rehabilitasi medik merupakan suatu pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan dan mempertahankan fungsi tubuh dan kemandirian seseorang akibat suatu penyakit trauma atau kelaianan bawaan. g. Pelayanan Hemodialisa Unit hemodialisa RSUD Palembang BARI merupakan suatu unit kesehatan yang melakukan proses cuci darah bagi penderita disfungsi ginjal. Saat ini unit hemodialisa melayani pasien-pasien umum Jamsoskes dan Jamkesmas. Sedangkan untuk pasien Askes sedang dalam proses kerjasama. `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
40
h. Pelayanan Laboratorium Salah satu instalasi penunjang di RSUD Palembang BARI yaitu instalasi laboratorium 24 jam yang melakukan berbagai macam pemeriksaan specimen (darah, urine, tinja, cairan tubuh) yang bersifat rutin sebagai penunjang diagnostik dengan menggunakan alat-alat otomatis dan modern. i. Pelayanan Radiologi Melayani Radiodiagnostik non kontras, pelayanan CT Scan, pelayanan USG, dan pelayanan Dental X-Ray dan Phanoramic. j. Pelayanan Pemulasaran Jenazah Merupakan bangunan tersendiri mempunyai fasilitas memberikan pelayanan dua aspek yaitu : 1. Pelayanan jenazah pada umumnya Penerimaan dan pengeluaran jenazah dari zal perawatan RSUD Palembang BARI serta mencatatnya, menerima titipan jenazah dari zal atau luar rumah sakit dimasukan laci pendingin, perawatan jenazah, pemandian oleh bilal serta mengkafaninya selanjutnya penguburan, menyertakan ruang upacara dan kursi untuk acara agama atau keberangkatan jenazah. 2. Pelayanan kedokteran forensik Melakukan pemeriksaan jenazah luar dan dalam (autopsi) atas permintaan
visum
yang
dilakukan
oleh
dokter
forensik,
pemeriksaan jenazah gali kuburan dalam kota maupun luar kota, mengeluarkan surat kematian, izin kremasi, dan klaim asuransi, mengawetkan
jenazah
dengan
formalin
setelah
dilakukan
pemeriksaan atas permintaan. k. Pelayanan Gizi Pelayanan gizi di RSUD Palembang BARI merupakan serangkaian kegiatan pelayanan gizi yang optimal diberikan untuk klien / pasien yang `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
41
disesuaikan dengan aspek gizi dan penyakitnya guna mempercepat proses penyembuhan dan memperpendek hari perawatan. Adapun kegiatan pokok pelayanan gizi dirumah sakit yaitu pelayanan gizi rawat inap, penyuluhan dan konsultasi gizi, penyelenggaraan makanan serta penelitian dan pengembangan gizi. l. Pelayanan Unit Medical Check Up Medical check up merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi gangguan kesehatan sedini mungkin dan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pengobatan selanjutnya. m. Bank Darah Unit bank darah RSUD Palembang BARI menyediakan darah untuk transfusi dirumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit.
n. Pelayanan Farmasi Instalasi farmasi rumah sakit (FRS) merupakan suatu unit atau bagian disuatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang bertanggung jawab atas seluruh pelayanan kefarmasian. Instalasi farmasi RSUD Palembang BARI membantu pelayanan obat-obatan dan alat kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan rumah sakit. 4.6 Aktivitas Pendukung Aktivitas pendukung RSUD Palembang BARI terdiri dari antara lain sebagai berikut: a. Pemeliharaan sarana Terlaksananya pemeliharaan dan perbaikan sarana yang baik, cepat serta akurat, terlaksananya pendistribusian sarana penunjang pada elemen rumah sakit secara cepat dan memadai, terlaksananya pembinaan teknis melalui bengkel rujukan maupun dari pihak ketiga, terlaksananya program untuk mengelolah, memantau kerja dari peralatan termasuk pengetesan secara rutin, inspeksi alat baru, perbaikan dan tindakan,
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
42
terlaksananya program pelatihan untuk seluruh pemakai peralatan rawat pasien dan untuk teknisi peralatan medis. b. Pemeliharaan Lingkungan Meliputi kotak sampah pemilahan sampah medis basah dan kering pada zaal ruangan, kotak sampah pemilahan sampah organic dan anorganik pada tempat umum, gerobak sampah bertutup untuk pengangkutan sampah, pompa untuk membuang gas anastesi dari ruangan kamar operasi (OK), tempat penampungan sementara (TPS) sampah. c. Laundry Memberikan pelayanan pencucian linen yang cepat, bersih, bebas dari infeksi dan siap pakai di RSUD Palembang BARI, menyedikan linen yang siap pakai disetiap instalasi. d. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Membangun sistem informasi diRSUD Palembang BARI menjadi sistem yang tangguh sehingga dapat menjadi sumber informasi yang akurat, cepat, dan handal. e. Pendidikan dan Pelatihan Melaksanakan bimbingan dan membina mahasiswa yang praktik klinik atau lapangan di RSUD Palembang BARI, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil praktik klinik atau lapangan. 4.7 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi RSUD Palembang BARI Bagian ini berisikan penjelasan mengenai sistem informasi apa saja yang terdapat pada RSUD Palembang BARI serta sumber daya yang mendukungnya seperti software, hardware, brainware, manajemen sumber daya data dan jaringan. 4.7.1 Sistem Informasi RSUD Palembang BARI RSUD Palembang BARI merupakan salah satu rumah sakit yang menggunakan teknologi informasi (TI) untuk mendukung proses bisnisnya. Data SI/TI RSUD Palembang BARI ini didapat melalui wawancara dan observasi. `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
43
Layaknya seperti rumah sakit lainnya RSUD Palembang BARI tentunya memiliki sistem informasi untuk
membantu kegiatan operasionalnya agar dapat
meningkatkan pelayanan ke pada masyarakat secara efektif dan efisien. Aplikasi yang dimiliki dan digunakan dalam proses oprasionalnya yaitu Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS), sistem informasi tersebut sudah termasuk aplikasi-aplikasi seperti Sistem Informasi Rekam Medik, Sistem Informasi Kepegawaian, Sistem Informasi Rawat Inap dan Rawat Jalan. RSUD
Palembang
BARI
juga
memiliki
situs
website
resmi
yaitu
www.Rsudpbari.palembang.go.id, website ini menyediakan informasi seputar rumah sakit seperti jadwal praktek dokter, layanan kesehatan yang disediakan dan informasi seputar tarif serta artikel-artikel seputar kesehatan. 4.7.2
Sumber Daya TI RSUD Palembang BARI (Hardware, Software, Brainware, Database dan Jaringan).
Sebuah sistem informasi (SI) tentunya tidak akan bisa beroprasi tanpa dukungan sumber daya. Bagian ini menjelaskan bagaimana sumber daya yang terdapat pada RSUD Palembang BARI. Pemerintah kota Palembang merupakan sponsor utama dalam investasi fasilitas yang terdapat pada RSUD Palembang BARI. Tentunya RSUD Palembang BARI tidak kesulitan mendapatkan dana atau anggaran untuk fasilitas TI. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf TI (SIM-RS) bahwa jumlah Personal Computer (PC) di RSUD Palembang BARI sebanyak 120 unit. Komputer-komputer tersebut telah memiliki spesifikasi yang cukup baik untuk mengoprasikan aplikasi SIM-RS, namun belum terintegrasi dengan baik dengan SI yang lain seperti SI Askes dan SI yang lainnya. Tabel 4.1 berikut adalah data yang didapat dari RSUD Palembang BARI tentang spesifikasi dan jumlah komputer masing-masing unit.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
44
Tabel 4.1 Spesifikasi PC dan Printer RSUD Palembang BARI
(Sumber: RSUD Palembang BARI)
Data diatas merupakan data spesifikasi komputer yang digunakan sehari-hari pada RSUD Palembang BARI. Komputer-komputer tersebut digunakan dalam mengolah data, transaksi data dan komunikasi. Tabel 4.1 Spesifikasi PC dan Printer RSUD Palembang BARI
(Sumber: RSUD Palembang BARI) `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
45
Rata-rata spesifikasi PC pada RSUD Palembang BARI yaitu core i3 2,20 GHz, memory 2GB DDR3 Hardisk 500GB dan dilengkapi dengan DVD-RW. Sedangkan standar software yang disediakan yaitu Windows 7, Microsoft Office 2007, dan dilengkapi dengan anti virus Avira. Koneksi internet dan fasilitas WIFI yang digunakan pada RSUD Palembang BARI mereka menggunakan Telkom Speedy. Namun sering terjadi kendala yang tidak terduga seperti jaringan internet sering mengalami gangguan, hal tersebut ditambah dengan minimnya sumber daya manusia yang mengerti TI. Sumber daya manusia (SDM) yang terdapat pada RSUD Palembang BARI sebanyak 200 karyawan. Untuk unit TI (SIM-RS) pada rumah sakit ini hanya 10 orang sedangkan
SDM yang benar-benar lulusan bidang TI hanya beberapa
orang, kompetensi SDM TI disini banyak dikembangkan dengan pelatihanpelatihan yang selama ini dibiayai oleh pemerintah. Pemerintah memiliki andil untuk mempertahankan personil TI yang berbakat atas rujukan dari organisasi rumah sakit. Menurut salah satu narasumber, investasi di bidang TI pada RSUD Palembang BARI merupakan hal yang dianggap penting, namun tingkat keselarasannya belum terukur. Organisasi menilai TI sebagai standar yang harus dikembangkan guna meningkatkan performa di bidang kesehatan khususnya dalam segi pelayanan. Berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dilakukan dan diverifikasi selama 1 tahun sekali oleh pemerintah kota Palembang fasilitas TI di RSUD Palembang BARI dinyatakan sesuai dengan standar rumah sakit. Didalam dokumen tersebut dikatakan bahwa rumah sakit ini harus meningkatkan fasilitas TI untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
46
Gambar 4.2 Jaringan Komputer SIMRS dan CCTV RSUD Palembang BARI (Sumber: RSUD Palembang BARI)
Untuk jaringan, RSUD Palembang BARI menggunakan Local Area Network (LAN) jaringan ini biasanya digunakan untuk melakukan pertukaran data antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya dan pertukaran data antara satu unit dengan unit yang lain.
Gambar 4.3 Jaringan Komputer ASKES RSUD Palembang BARI (Sumber: RSUD Palembang BARI)
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
47
Selain itu jaringan Wide Area Network (WAN) difasilitasi oleh pemerintah guna dapat melakukan komunikasi antara rumah sakit dengan pihak luar misalnya mengubungkan rumah sakit dengan masyarakat luas.
Gambar 4.4 Jaringan Komputer RSUD Palembang BARI (Sumber: RSUD Palembang BARI)
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
BAB 5 ANALISIS PESPEKTIFKESELARASAN DAN PENILAIAN KEMATANGAN KESELARASAN BISNIS DAN TI
Bab ini berisikan tahapan kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan pengukuran kematangan keselarasan staregi teknologi informasi (TI) terhadap strategi bisnis RSUD Palembang BARI. Dimana tahapan tersebut dijelaskan secara rinci dari mulai penyebaran kuisioner, proses tanya jawab hingga menentukan level kematangan keselarasan strategi TI dan strategi bisnis. 5.1
Analisis Model Keselarasan Strategis
Dalam menganalisa keselarasan strategi TI terhadap strategi bisnis rumah sakit digunakan teori Strategic Alignment Model (SAM).Teori ini dikembangkan oleh Henderson dan Venkartraman pada tahun 1999.Analisa menggunakan SAM digunakan sebagai langkah awal sebelum melakukan penilaian kematangan keselarasan strategis. Hasil analisa ini akan memberikan gambaran mengenai keselarasan antara bisnis dengan TI dan model perspektif dari keselarasan tersebut di organisasi. 5.1.1 Analisa Strategi Bisnis Berdasarkan teori Strategic Alignment Model (Henderson & Venkartraman, 1999), pada domain bisnis terdapat dua kuadran yaitu Strategi Bisnis dan Infrastruktur Organisasi.Kuadran Strategi Bisnis merupakan faktor eksternal (Eksternal Factor).Dalam teori SAM terdiri dari tiga komponen yaitu Business Scope, Distinctive Competencies dan Business Governance.Kuadran Infrastruktur Organisasi terdiri dari tiga komponen yaitu Administrative Infrastructure, Process dan Skill.Untuk mencapai strategic fit atau keselarasan yang efektif harus ada kesesuaian antara strategi bisnis dan infrastruktur organisasi, dan ada kesesuaian antara strategi TI dengan infrastruktur dan proses TI (Henderson dan Venkatraman, 1999). Implementasi faktor-faktor tersebut di RSUD Palembang BARI dijelaskan pada tabel 5.1. 48
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
49
Tabel 5.1 Domain Strategi Bisnis Strategic Alignment Model Infrastruktur Organisasi/Org anitational Infrastructure
Infrastruktur Administratif (Administrative Infrastructure)
Struktur Organisasi Struktur Organisasi RSUD Palembang BARI terdiri dari: Direktur, Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Etik dan HK, SPI, Umum dan Keuangan, Pelayanan, Umum dan Kepegawaian, Rekam medik dan SIM-RS, Keuangan dan Anggaran, Pelayanan Medis, Keperawatan, Penunjang Medis dan Pendidikan
B U S Proses (Process)
I N
1. Unsur pelaksana layanan: Komite Medik, Divisi Pelayanan, Divisi Pelayanan Medis 2. Unsur Pelaksanan Keperawatan: Komite Keperawatan, Divisi Keperawatan
E S
3. Unsur Pelaksana Umum dan Keuangan: Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Divisi Umum dan Kepegawaian, Divisi Keuangan dan Anggaran
S
4. Unsur Penunjang Medis dan Pendidikan: Divisi Penunjang Medis dan Pendidikan 5. Unsur Teknologi Informasi: Divisi Rekam Medik dan SIMRS Keahlian (Skill) Kemampuan sumber daya manusia yang
bekerja
sesuai
dengan
bidangnya, dan pemberian pelatihan sesuai dengan kebutuhan
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
50
Strategi bisnis Ruang Lingkup Line of Business Bergerak dalam bidang pelayanan Bisnis (Business kesehatan (Business Strategy) Scope) Market/Pasar Masyarakat, terutama pasien
B
Produk dan Layanan Pelayanan medis dan non medis
U S
Pelanggan (Customer) Masyarakat, pasien
I N
Kompetensi yang Membedakan
E S
(Distinctive Competencies)
S
Core Competencies: Memberikan pelayanan, perawatan, pelatihan dan konsultasi kesehatan baik dari segi medis maupun non medis Brands/merek: Sales & Distribution Channels: RSUD Palembang BARI Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Tata Kelola Komite Etik Rumah Sakit: Bisnis Pendidikan, (Business Penyusun kebijakan Governance) Pembahasan kasus
5.1.2 Analisa Strategi Teknologi Informasi Domain Teknologi Informasi pada Strategic Alignment Model memiliki dua kuadran yaitu Strategi TI dan Infrastruktur TI.Pada kuadran Strategi TI terdapat tiga komponen yaitu Ruang Lingkup Teknologi (Technology Scope), Tata Kelola TI (IT Governance), dan Sistem Kompetensi (Systemic Competencies). Sedangkan kuadran Infrastruktur TI(IT Infrastructure) memiliki tiga komponen yaitu Arsitektur TI (IT Architecture), Proses (Process), dan Keahlian (Skill).
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
51
Technology Scopedidefinisikan sebagai apa saja batasan-batasan yang tedapat pada unit TI, sistem informasi yang terdapat pada RSUD Palembang BARI dan aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses bisnis organisasi rumah sakit ini. IT Governancedisini mendefinisikan bagaimana organisasi mengelola TI. IT Architecturemendefinisikan fasilitas TI yang digunakan setiap harinya untuk mengelola proses bisnis. Process disini adalah bagaimana cara organisasi
melakukan
implementasi
dan
pemeliharaan
TI.
System
Competeciesmenunjukkan apa saja yang dapat dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Skillmenunjukkan apa saja kemampuan yang dimiliki oleh personil TI. Penerapan komponen-komponen tersebut di RSUD Palembang BARI dapat dilihat pada Tabel 5.2 Tabel 5.2 Domain Strategi Teknologi Informasi Strategic Alignment Model
Strategi TI (IT Ruang Lingkup Strategy) Teknologi (Technology Scope)
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS), Sistem Informasi Rekam Medik, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, Portal Web RSUD Palembang BARI
Tata Kelola TI Pengelolaan Teknologi Informasi sebagai pendukung strategi bisnis (IT RSUD Palembang BARI telah Governance) berdiri sendiri sebagai divisi/unit bisnis
I
Sistem Kompetensi (System Competencies)
T
Melakukan transaksi data, memanajemen data, menghasilkan informasi, back up data, manipulasi data, komunikasi data.
Arsitektur TI LAN, WAN, Server tersentralisasi Infrastruktur TI (IT (ITArchitecture) Infrastructure) Proses (Process)
`
Pengadaan aplikasi dan Infrastruktur TI, pemeliharaan hardware dan software Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
52
Keahlian (Skill)
Pengembangan aplikasi, desain dan pengembangan jaringan, troubleshootinghardware dan software
5.1.3 Analisa Keselarasan Strategi TI dengan Strategi Bisnis Keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI, merupakan hal yang penting agar tujuan organisasi dapat tecapai. Diperlukan adanya kesesuaian strategi (strategic fit) antara strategi bisnis dengan infrastruktur organisasi dan antara strategi TI dengan infrastruktur dan proses TI (Henderson dan Venkartraman, 1999). Strategi bisnis dan strategi TI dikatakan tidak selaras jika domain strategi bisnis dan infrastruktur organisasi tidak berkaitan, selain itu domain strategi TI juga tidak berkaitan dengan infrastruktur dan proses TI. Jika kedua domain yang berada pada kuadran yang sama saja tidak berkaitan, bagaimana bisa kedua kuadran (bisnis dan TI) dikatakan selaras. Minimal di dalam satu kuadran domain yang terdapat didalamnya harus berkaitan, barulah bisa menyelaraskan kedua kuadran tersebut. Strategi bisnis RSUD Palembang BARI ditetapkan untuk menentukan penetapan keputusan dalam infrastruktur organisasi, misalnya keahlian yang dibutuhkan, proses yang harus diprioritaskan dan infrastruktur administratif yang berhubungan dengan tanggung jawab dan wewenang setiap divisinya. Selain itu strategi TI membentuk dan mempengaruhi penentuan infrastruktur TI.Berdasarkan kedua hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi TI dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI masuk kedalam perspektif Eksekusi Strategi (Strategic Execution).Menurut Henderson dan Venkartraman dalam Strategic Alignment Model (SAM) terdapat empat perspektif yaitu Eksekusi Strategis, Potensial Teknologi, Potensial kompetitif dan Tingkat Layanan.Dalam hal ini RSUD Palembang BARI berada pada perspektif Eksekusi Strategis (Strategic Execution) yang memiliki arti strategi bisnis menjadi penentu dari tujuan perusahaan. Henderson dan Venkatraman (1999) mengatakan bahwa Eksekusi Strategis adalah perspektif dimana strategi bisnis menjadi penentu dari infrastruktur organisasi dan hal tersebut berpengaruh pada infrastruktur dan proses TI. `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
53
5.2 Pengukuran Kematangan Keselarasan Bisnis-TI Pada analisis ini dimulai dengan pembuatan kuisioner yang berisikan pertanyaanpertanyaan yang diterjemahkan dan diadopsi dari framework Luftman yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.Kuisioner tersebut diberikan kepada 6 narasumber yang terdiri dari 2 orang dari unit SIMRS (unit TI pada RSUD Palembang BARI), 2 orang dari unit Rekam Medik, dan 2 orang dari unit keuangan dan anggaran. Narasumber yang dipilih mewakili unit TI dan unit bisnis yang berhubungan dengan proses bisnis RSUD Palembang BARI agar dapat mewakili kondisi perusahaan. Penilaian kematangan Luftman ini adalah pengukuran kematangan dan keselaraasan langsung, Luftman telah menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kriteria kematangan. Pertanyaan-pertanyaan ini telah dirancang sedemikian rupa untuk mengukur kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan strategi TI Pengukuran kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI pada RSUD Palembang BARI akan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan pilihan berganda (multiple choice) yang mengacu pada 6 kriteria pengukuran kematangan keselarasan bisnis-TI Luftman. Narasumber diminta untuk memilih salah satu dari jawaban pertanyaan yang diwakilkan dengan diwakili angka1, 2, 3, 4 atau 5.Setiap jawaban dari narasumber kemudian ditabulasikankemudian dirata-ratakan. Masing-masing kriteria dan tingkatan dijelaskan dengan serangkaian komponen yang memungkinkan dimensi tertentu akan dinilai dengan skala penilaian 1 hingga 5 Likert Scale(Luftman, 2003). Jawaban dari narasumber pada kuisioner yang diajukan dapat diartikan sebagai berikut:
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
54
1
= belum ada, tidak sesuai dengan organisasi
2
= sesuai, hanya saja tingkatannya masih rendah
3
= moderat, sesuai untuk organisasi dalam tingkatan menengah
4
= sesuai, untuk sebagian besar organisasi
5
= tingkat kuat, sesuai di seluruh bagian
Setelah mendapatkan data tersebut maka akan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah narasumber untuk diambil nilai rata-rata. Apabila nilai rata-rata tersebut muncul dalam bentuk desimal maka akan dibulatkan ke bawah. Hal tersebut dilakukan agar lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya pada RSUD Palembang BARI dan dapat ditentukan apa saja faktor inhibitor dan enabler yang mempengaruhi tingkat kematangan TI dan bisnis RSUD Palembang BARI. 5.2.1 Kegiatan pengukuran kematangan keselarasan bisnis-TI tahap 1
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan kuisioner dari setiap responden yang masing-masing berjumlah 9 halaman yang terdiri dari 6 kriteria yaitu communication maturity, competency/value measurement maturity, governance maturity, partnership maturity, scope and architecture maturitydanskills maturity.
Kuisioner diisi berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada nara sumber. Pengisian kuisioner tersebut diperkuat oleh literatur dan data-data yang berhubungan dengan pertanyaan dari kriteria kematangan tingkat keselarasan bisnis dan TI sesuai dengan teori Luftman. Setelah dilakukan pengisian maka diberikan pengesahan berupa tanda tangan dari nara sumber.Tahap pertama selesai kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu menuliskan skor untuk setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner tersebut. 5.2.2 Kegiatan pengukuran kematangan keselarasan bisnis-TI tahap 2 Tahapan selanjutnya adalah menuliskan skor/nilai untuk setiap jawaban pertanyaan kuisioner yang diberikan kepada setiap responden/narasumber pada tabel konversi 1 untuk tiap-tiap kriteria pada narasumber.Contoh pengisian tabel konversi 1 dari kuisioner tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3. `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
55
Tabel 5.3 Contoh pengisian tabel jawaban narasumberuntuk tiap kriteria
No. Pertanyaan Skor Communication Maturity 1 Bagaimanakah pemahaman unit TI terhadap bisnis? 4 2 Bagaimana pemahaman unit bisnis terhadap TI? 2 3 Bagaimana pembelajaran mengenai organisasi dilakukan? 1 4 Bagaimana perilaku komunikasi dan kemudahan akses antara 1 bisnis dan TI dilakukan? 5 Bagaimanakah upaya menggali aset intelektual dilakukan? 1 6 Bagaimanakah pertukaran staf bisnis-TI dilakukan? 1 Competency/Value Measurement Maturity 1 Bagaimanakah pengukuran metriks TI dilakukan? 4 2 Bagaimanakah pengukuran metriks bisnis dilakukan? 2 3 Bagaimanakah tautan pengukuran metrics TI dan bisnis? 1 4 Bagaimana Service Level Agreement (SLA) dilakukan? 2 5 Apakah pengukuran (benchmarking) dilakukan? 1 6 Bagaimanakah organisasi secara formal menilai investasi TI? 1 7 Apakah dilakukan usaha-usaha untuk melakukan peningkatan 4 yang berkelanjutan? Governance Maturity 1 Bagaimana perencanaan strategi bisnis dilakukan? 2 2 Bagaimana perencanaan strategi bisnis TI dilakukan? 3 3 Bagaimana bentuk struktur organisasi? 2 4 Bagaimana hubungan pelaporan dilakukan? 5 5 Bagaimana pandangan terhadap anggaran budget TI? 3 6 Hal apa yang mendasari pembelanjaan TI? 3 7 Bagaimana dengan komite penggerak (Streering komite) TI 2 senior? 8 Bagaimanakah proyek di prioritaskan? 3 Partnership Maturity 1 Bagaimanakah pandangan bisnis terhadap TI? 5 2 Bagaimanakah peran TI dalam perencanaan bisnis strategis? 2 3 Bagaimanakah pembagian resiko dan perolehan dilakukan? 2 4 Bagaimanakah pengelolaan hubungan TI dan bisnis? 3 5 Bagaimanakah prilaku hubungan dan kepercayaan dalam 3 organisasi? 6 Adakah sponsor bisnis daam organisasi? 5
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
56
Scope and Architecture Maturity 1 Sistem utama yang digunakan bersifat? 2 Adakah standar yang digunakan dalam organisasi? 3 Apakah terdapat integrasi antara arsitektur sistem yang digunakan? 4 Bagaimana anggapan terhadap infrastruktur TI? Skills Maturity 1 Apakah ada upaya untuk menggalakan organisasi sebagai lingkungan kewirausahaan yang inovatif? 2 Siapakah yang membuat keputusan penting mengenai SDM TI? 3 Bagaimana kesiapan para personil dalam menghadapi perubahan? 4 Adakah kesempatan seorang personil untuk berkarir dalam lintas unit/bagian? 5 Adakah pelatihan lintas fungsional dan rotasi pekerjaan yang dilakukan di organisasi? 6 Bagaimana interaksi sosial antara bisnis dan TI dalam organisasi? 7 Adakah program untuk merekrut dan mempertahankan personil yang berbakat?
3 3 1 4 2 3 2 2 2 2 1
5.2.3 Kegiatan pengukuran kematangan keselarasan bisnis-TI tahap 3 Pada tahapan ini dilakukan tabulasi pengisian nilai dari setiap jawaban seluruh responden untuk seluruh kriteria. Maksudnya adalah menggabungkan seluruh jawaban dari setiap narasumber dari Tabel 5.3 diatas menjadi tabel 5.4 dibawah ini: Tabel 5.4 Tabel gabungan pengukuran semua kriteria
No.
Pertanyaan
Skor Rerata
Communication Maturity 1 Bagaimanakah pemahaman unit TI terhadap bisnis? 2 Bagaimana pemahaman unit bisnis terhadap TI? 3 Bagaimana pembelajaran mengenai organisasi dilakukan? 4 Bagaimana perilaku komunikasi dan kemudahan akses antara bisnis dan TI dilakukan? 5 Bagaimanakah upaya menggali aset intelektual dilakukan? 6 Bagaimanakah pertukaran staf bisnis-TI dilakukan? Tingkatan Maturity
`
4 2 2 1 2 1 2
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
57
Competency/Value Measurement Maturity 1 Bagaimanakah pengukuran metriks TI dilakukan? 2 Bagaimanakah pengukuran metriks bisnis dilakukan? 3 Bagaimanakah tautan pengukuran metrics TI dan bisnis? 4 Bagaimana Service Level Agreement (SLA) dilakukan? 5 Apakah pengukuran (benchmarking) dilakukan? 6 Bagaimanakah organisasi secara formal menilai investasi TI? 7 Apakah dilakukan usaha-usaha untuk melakukan peningkatan yang berkelanjutan?
1 3 2 1 1 3 3
Tingkatan Maturity
2
Governance Maturity 1 Bagaimana perencanaan strategi bisnis dilakukan? 2 Bagaimana perencanaan strategi bisnis TI dilakukan? 3 Bagaimana bentuk struktur organisasi? 4 Bagaimana hubungan pelaporan dilakukan? 5 Bagaimana pandangan terhadap anggaran budget TI? 6 Hal apa yang mendasari pembelanjaan TI? 7 Bagaimana dengan komite penggerak (Streering komite) TI senior? 8 Bagaimanakah proyek di prioritaskan? Tingkatan Maturity Partnership Maturity 1 Bagaimanakah pandangan bisnis terhadap TI? 2 Bagaimanakah peran TI dalam perencanaan bisnis strategis? 3 Bagaimanakah pembagian resiko dan perolehan dilakukan? 4 Bagaimanakah pengelolaan hubungan TI dan bisnis? 5 Bagaimanakah prilaku hubungan dan kepercayaan dalam organisasi? 6 Adakah sponsor bisnis daam organisasi?
1 2 1 4 2 3 1 3 2 4 2 2 2 3 5 3
Tingkatan Maturity Scope and Architecture Maturity 1 Sistem utama yang digunakan bersifat? 2 Adakah standar yang digunakan dalam organisasi? 3 Apakah terdapat integrasi antara arsitektur sistem yang digunakan? 4 Bagaimana anggapan terhadap infrastruktur TI?
3 2 1
Tingkatan Maturity
2
`
3
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
58
Skills Maturity 1 Apakah ada upaya untuk menggalakan organisasi sebagai lingkungan kewirausahaan yang inovatif? 2 Siapakah yang membuat keputusan penting mengenai SDM TI? 3 Bagaimana kesiapan para personil dalam menghadapi perubahan? 4 Adakah kesempatan seorang personil untuk berkarir dalam lintas unit/bagian? 5 Adakah pelatihan lintas fungsional dan rotasi pekerjaan yang dilakukan di organisasi? 6 Bagaimana interaksi sosial antara bisnis dan TI dalam organisasi? 7 Adakah program untuk merekrut dan mempertahankan personil yang berbakat? Tingkatan Maturity
3 3 1 2 2 2 1
2
Berdasarkan hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada 6 orang narasumber terhadap setiap kriteria kematangan keselarasan bisnis dan TI, maka didapatkan hasil pengukuran untuk setiap kriteria kematangan keselarasan bisnis dan TI. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.5 Level kematangan keselarasan bisnis dan TI untuk setiap kriteria
No
Kriteria
1 2 3 4 5 6
Communication Maturity Competency/Value Measurement Maturity Governance Maturity Partnership Maturity Scope and Architecture Maturity Skills Maturity
Level Kematangan Keselarasan 2 2 2 3 2 2
Data diatas adalah hasil pengukuran kematangan berdasarkan tiap kriteria Luftman, telah dijelaskan sebelumnya bahwa data tersebut didapatkan dengan meminta narasumer menjawab pertanyaan yang ada pada kuisioner dengan memilih pilihan yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada pada perusahaan. Para narasumber diarahkan untuk memilih jawaban yang telah dirumuskan oleh Luftman. Para narasumber diizinkan untuk memilih jawaban yang bernilai besar dengan syarat harus menunjukkan bukti (evidence) yang tepat dan dapat `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
59
dipertanggung jawabkan. Pada setiap pertanyaan dari kriteria kematangan jawaban narasumber bisa saja berbeda-beda walaupun dilengkapi dengan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan hal ini disebabkan sosialisasi dan komunikasi yang kurang harmonis antara unit bisnis dan unit TI. Selain itu pengetahuan yang kurang tentang TI dan bisnis dari masing-masing narasumber juga berpengaruh terhadap jawaban yang berbeda tersebut. Untuk kriteria Communication Maturitypertanyaan yang diajukan kepada narasumber adalah: 1.
Bagaimana pemahaman unit TI terhadap bisnis? Rata-rata narasumber menjawab 4 dan 5 yaitu seluruh staf pada unit TI dianjurkan dan diharuskan memahami bisnis. Hal ini sangat diwajibkan dalam organisasi karena pengembangan, implementasi dan pemeliharaan sistem informasi pada rumah sakit harus sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.
Bagaimana pemahaman unit bisnis terhadap TI? Rata-rata narasumber menjawab 1 yaitu unit bisnis kurang memahami TI dan 2 yaitu pemahaman unit bisnis dan TI terbatas. Saat diwawancarai narasumber yang semuanya merupakan pegawai negeri sipil (PNS) kesulitan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan TI oleh karena itu pengisian kuisioner harus didampingi dan dijelaskan secara rinci.
3.
Bagaimana pembelajaran mengenai organisasi dilakukan? Beberapa narasumber menjawab 1 yaitu pembicaraan dan rapat casual dan 2 yaitu metode formal yang di sponsori oleh manajemen senior. Hal ini dibuktikan dengan nota kesepahaman atau MOU dan notulen rapat yang ditunjukkan oleh narasumber.
4.
Bagaimana perilaku dan kemudahan akses antara bisnis dan TI dilakukan? Rata-rata narasumber menjawab 1 dan 2 yaitu hanya dari bisnis ke TI dan akses antara bisnis ke TI satu arah namun agak formal.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
60
5.
Bagaimana upaya menggali aset intelektual dilakukan ? Kebanyakan narasumber menjawab 1 yaitu Adhoc.
6.
Bagaimana pertukaran staf bisnis-TI dilakukan? Rata-rata narasumber menjawab 1 yaitu tidak ada pertukaran antara staf bisnis ke TI atau staf TI ke bisnis. Untuk kriteria Competency/Value Measurement Maturity pertanyaan yang diajukan kepada narasumber yaitu:
1.
Bagaimana pengukuran metriks TI dilakukan? Rata-rata narasumber menjawab 1 yaitu pengukuran metriks TI dilakukan hanya bersifat teknis.
2.
Bagaimana pengukuran metriks bisnis dilakukan? Beberapa narasumber menjawab 3 yaitu pengukuran metriks bisnis dilakukan dengan tinjauan dan tindakan terhadap ROI dan biaya. Hal ini dibuktikan oleh narasumber dengan menunjukkan rencana strategi dan beberapa dokumen investasi bisnis. Selebihnya narasumber menjawab 4 yaitu pengukuran juga dilakukan terhadap nilai pelanggan.
3.
Bagaimana tautan pengukuran metriks TI dan bisnis? Rata-rata narasumber menjawab 2 yaitu tidak ada tautan antara metriks bisnis dan TI.
4.
Bagaimana Service Level Agreement (SLA) dilakukan? Rata-rata narasumber menjawab 2 dan 3 yaitu SLA dilakukan dengan satuan untuk kinerja teknologi dan dengan mencakup keseluruhan perusahaan. Hal ini terbukti bahwa banyaknya surat keputusan dari pemerintah kota Palembang untuk menentukan standar kinerja dan sumber daya RSUD Palembang BARI.
5.
Apakah pengukuran (benchmarking) dilakukan? Rata-rata narasumber menjawab 1 yaitu jarang dilakukan atau tidak pernah.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
61
6.
Bagaimanakah organisasi secara formal menilai investasi TI? Pada pertanyaan ini rata-rata narasumber menjawab 4 yaitu investasi TI dilakukan secara rutin dan temanya ditindak lanjuti. RSUD Palembang BARI merupakan rumah sakit milik pemerintah kota Palembang, dengan kata lain rumah sakit ini secara rutin dipantau oleh pemerintah kota, hal ini dibuktikan dengan surat keputusan pemerintah kota Palembang tentang TI dan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah kota Palembang (LAKIP).
7.
Apakah ada usaha untuk melakukan peningkatan yang berkelanjutan? Rata-rata narasumber menjawab 4 yaitu sebagian besar dilakukan pengukuran efektifitas.
Pertanyaan untuk kriteria Governance Maturityadalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana perencanaan strategi bisnis dilakukan? Rata-rata narasumber menjawab 1 dan 2 yaitu perencanaan strategi dilakukan sesuai keperluan dan dilakukan pada tingkat fungsional (unit) dengan masukkan dari TI.
2.
Bagaimana perencanaan strategi bisnis TI dilakukan? Rata-rata narasumber menjawab 3 yaitu perencanaan strategi bisnis TI dilakukan dengan perencanaan pada tingkat fungsional (unit) dengan sedikit masukan dari bisnis.
3.
Bagaimana bentuk struktur organisasi? Rata-rata narasumber menjawab 2 yaitu sentral/desentral dan co-location.
4.
Bagaimana hubungan pelaporan dilakukan? Beberapa narasumber menjawab 4 yaitu pelaporan dilakukan ke dinas kesehatan / pemerintah kota Palembang. Hal ini dibuktikan dengan LAKIP dinas kesehatan dan LAKIP pemerintah kota Palembang.
5.
Bagaimana pandangan terhadap anggaran atau budget TI? Beberapa narasumber menjawab 2 dan 3 yaitu organisasi memandang budget TI sebagai sesuatu yang harus dibagi dengan bisnis sehingga `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
62
dianggap sesuatu yang terstruktur dan merupakan salah satu proses utama dalam organisasi. 6.
Hal apa yang mendasari pembelajaran TI? Narasumber menjawab 4 yaitu pembelanjaan TI merupakan sesuatu yang penting dan merupakan keharusan karena TI dianggap penggerak proses yang memungkinkan dilaksanakannya strategi.
7.
Bagaimana komite penggerak TI senior? Rata-rata pada pertanyaan ini narasumber menjawab 1 dan 2 yaitu tidak ada komite penggerak TI senior dalam organisasi rumah sakit ini, yang selama ini dilakukan hanyalah melakukan rapat secara informal sesuai dengan keperluan saja.
8.
Bagaimana proyek di prioritaskan? Pada pertanyaan ini hampir semua narasumber menjawab 4 yaitu proyek di prioritaskan bersama oleh fungsi bisnis dan TI. Hal ini dijawab dengan penjelasan oleh salah satu dari narasumber kalau proyek terdapat proyek yang berhubungan dengan bisnis maka TI akan ikut andil dalam bagian proyek. Untuk pertanyaan kriteria Partnership Maturity, pertanyaan yang diajukan kepada narasumber adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pandangan bisnis terhadap TI? Pada pertanyaan ini narasumber rata-rata menjawab 4 yaitu bisnis memandang TI sebagai mitra yang menciptakan suatu nilai. Nilai disini maksudnya adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi dari segi pelayanan, juga penunjang kinerja operasional para staf bisnis hingga keunggulan bersaing.
2.
Bagaimana peran TI dalam perencanaan bisnis strategis? Semua narasumber menjawab 2 pada pertanyaan ini yaitu TI dianggap memungkinkan menggerakkan proses bisnis.
3.
Bagaimana pembagian resiko dan perolehan dilakukan? `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
63
Semua narasumber menjawab 3 yaitu TI dan bisnis mulai berbagi resiko dan perolehan, jadi bukan hanya TI yang menanggung sebagian besar resiko dan mendapat sedikit perolehan namun bisnis juga. 4.
Bagaimana pengelolaan hubungan TI dan bisnis? Dalam organisasi ada proses untuk menghubungkan TI dan bisnis, namun semua itu tidak selalu diikuti oleh kedua belah unit ini. Hal ini dijawab oleh narasumber dengan rata-rata menjawab 4.
5.
Bagaimanakah perilaku hubungan dan kepercayaan dalam organisasi? Semua narasumber menjawab 3 hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku hubungan dan kepercayaan di dalam organisasi yaitu TI dianggap sebagai penyedia layanan yang menghasilkan suatu nilai.
6.
Adakah sponsor bisnis dalam organisasi? Semua narasumber menjawab 4 yaitu Pemerintah Kota Palembang melalui dinas kesehatan adalah sponsor bisnis organisasi RSUD Palembang BARI yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam organisasi. Pertanyaan untuk Scope and Architecture Maturity yang diajukan kepada narasumber adalah sebagai berikut:
1.
Sistem utama yang digunakan bersifat? Menurut beberapa narasumber yang menjawab 3 dan 4 sistem utama (SIMRS) memungkinkan berjalannya proses bisnis, mereka berpendapat bahwa nantinya sistem utama ini akan berpotensi sebagai penggerak bisnis organisasi.
2.
Adakah standar yang digunakan dalam organisasi? Standar yang digunakan dalam organisasi rumah sakit ini menurut narasumber telah terdefinisi dengan baik dan dilaksanakan pada tingkat fungsional selain itu ada koordinasi lintas fungsi/unit.
3.
Apakah terdapat integrasi antara arsitektur sistem yang digunakan? Sistem utama yang digunakan tidak terintegrasi dengan baik, masih ada ketergantungan data antara satu sistem dengan sistem yang lain. Kalau pun `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
64
terintegrasi hanya terintegerasi pada tiap unit. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang kurang berkompeten dalam unit TI, kurangnya pelatihan dan tidak ada perekrutan personil yang berbakat. 4.
Bagaimana anggapan terhadap infrastruktur TI? Banyaknya narasumber yang menjawab 4 menjelaskan bahwa infrastruktur TI dianggap membantu bisnis dalam menanggapi perubahan. Pertanyaan untuk Skills Maturity yang diajukan kepada narasumber adalah sebagai berikut:
1.
Apakah ada upaya untuk menggalakan organisasi sebagai lingkungan kewirausahaan yang inovatif? Narasumber menjawab 2, 3 dan 4 menjelaskan kalau upaya untuk menggalakan organisasi sebagai lingkungan kewirausahaan yang inovatif telah digalakan pada tiap unit, tingkat unit dan perusahaan.
2.
Siapakah yang membuat keputusan penting mengenai SDM TI? Banyaknya narasumber yang menjawab 3 menunjukkan bahwa
yang
membuat keputusan penting mengenai SDM TI adalah top managementdan manajemen unit dengan saran dari unit TI. 3.
Bagaimana kesiapan para personil dalam menghadapi perubahan? Banyaknya narasumber yang menjawab 1 menunjukkan bahwa personil cenderung bertahan terhadap perubahan.
4.
Adakah kesempatan seorang personil untuk berkarir dalam lintas unit/bagian? Jawaban narasumber yang tidak konsisten mengenai pendapat mereka, menunjukan bahwa untuk berkarir dalam lintas bagian atau unit pada RSUD Palembang BARI jarang terjadi, kalau pun pernah terjadi biasnya pada untuk manajemen unit.
5.
Adakah pelatihan lintas fungsional dan rotasi pekerjaan yang dilakukan di organisasi? `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
65
Narasumber menjawab 2 dan 3 yaitu pelatihan lintas fungsional dan rotasi pekerjaan yang dilakukan di organisasi diputuskan oleh kepala unit, dan dijalankan program formal oleh semua unit pada organisasi. 6.
Bagaimana interaksi sosial antara bisnis dan TI dalam organisasi? Banyaknya narasumber yang menjawab 2 menjelaskan bahwa interaksi sosial antara bisnis dan TI dalam organisasi hanya bersifat hubungan bisnis.
7.
Adakah program untuk merekrut dan mempertahankan personil yang berbakat? Hampir seluruh narasumber menjawab 1 yaitu tidak adaprogram untuk mempertahankan personil
yang
berbakat
dalam organisasi
RSUD
Palembang BARI. 5.3 Penilaian Kematangan Keselarasan Bisnis dan TI Setelah mendapatkan nilai kematangan dari setiap kriteria, tahapan yang dilakukan setelahnya adalah menentukan kematangan dari keselarasan secara umum untuk dapat menentukan level kematangan yang dimiliki oleh RSUD Palembang BARI. Pengukuran ini dilakukan dengan cara mencari nilai rata-rata dari keseluruhan nilai setiap kriteria dengan menggunakan perhitungan seperti dibawah ini: Maturity Level =
(5,1)
Berdasarkan persamaan 5,1, maka dapat ditentukan level kematangan dari keselarasan antara strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis RSUD Palembang bari dimana perhitungannya sebagai berikut:
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
66 level kematangan setiap kriteria 6 2+2+2+3+2+2 = 6 13 = 6
=
= 2,16 =2
Untuk mengukur maturity levelkematangan dan keselarasan bisnis dan TI, nilai dari setiap kriteria dijumlahkan, setelah nilai tersebut dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah narasumber. Setiap nilai yang muncul menjadi bilangan desimal dibulatkan kebawah, hal ini dilakukan untuk mendefinisikan kondisi dalam organisasi yang sesuai dengan kenyataannya agar strategi yang diusulkan untuk meningkatkan kematangan keselarasan bisnis dan TI secara efektif. Jika nilai desimal tersebut tidak dibulatkan strategi yang diusulkan tidak bisa mengatasi kekurangan pada organisasi secara keseluruhan. Setelah nilai tersebut dibulatkan kebawah maka diketahui tingkat kematangan dari keselarasan strategi TI dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI. Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa level kematangan dari keselarasan strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis pada RSUD Palembang BARI berada pada level Commited Process. Menurut Luftman (1999), Commited Process menggambarkan adanya komitmen oleh organisasi untuk mencapai keselarasan antara bisnis dan TI. Proses telah memiliki pola yang diikuti oleh semua yang melakukannya tetapi tidak ada pelatihan maupun penetapan prosedur standar secara formal, kewajiban pelaksanaannya diserahkan kepada tiap unit dan banyak mengandalkan pengetahuan masing-masing sehingga konsistensinya rendah. Begitu pula dengan RSUD Palembang BARI, dimana tiap proses dilakukan tanpa adanya pelatihan maupun prosedur standar yang formal, kewajiban pelaksanaan proses maupun tanggung jawab diserahkan kepada unit SIM-RS dan banyak mengandalkan pengetahuan individu tiap staf unit SIM-RS. `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
67
Adapun kekuatan yang telah dimiliki RSUD Palembang BARI berdasarkan komponen dari setiap kriteria yang memiliki skor 4 dan 5 adalah sebagai berikut: A. Communication Maturity Setiap unit TI (SIM-RS) pada RSUD Palembang BARI diwajibkan memahami pengetahuan TI. B. Competency/ Value Measurement Pengukuran metriks bisnis dilakukan dengan tinjauan dan tindakan terhadap ROI dan biaya. RSUD Palembang BARI menilai investasi TI secara rutin dan temanya ditindak lanjuti dan sering kali ada usaha dari organisasi untuk dilakukan pengukuran efektifitas. C. Governance Maturity Pada rumah sakit ini hubungan pelaporan jika terjadi permasalahan biasanya dilakukan dengan cara direktur melapor ke personil TI yang ditempatkan di bagian pelayanan untuk segera ditangani jika permasalahan tersebut masuk dalam kategori yang serius dan membutuhkan anggaran maka direktur akan melapor ke Pemerintah Kota Palembang (PEMKOT). D. Partnership Maturity Di dalam RSUD Palembang BARI unit bisnis memandang TI sebagai mitra untuk dapat menciptakan suatu nilai. Sponsor utama dalam bisnis RSUD Palembang BARI yaitu Pemerintah Kota Palembang (PEMKOT).
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
BAB 6 ANALISIS KEMATANGAN KESELARASAN BISNIS DAN TI Bab ini berisikan analisis kematangan keselarasan strategi TI dan strategi bisnis. Analisis ditunjukan dengan grafik hasil tabulasi jawaban dari setiap narasumber berdasarkan kriteria kematangan keselarasan bisnis dan TI menurut Luftman. Analisis kematangan keselarasan ini menghasilkan strategi yang diusulkan untuk meningkatkan level kematangan keselarasan RSUD Palembang BARI. 6.1
Analisis Kematangan Keselarasan Bisnis dan TI
Berdasarkan hasil pengukuran pada tahapan - tahapan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan keselarasan bisnis dan TI pada RSUD Palembang BARI adalah Committed Process. Dimana level Committed Process yaitu
menggambarkan adanya komitmen oleh organisasi untuk mencapai
keselarasan antara bisnis dan TI. Proses telah memiliki pola yang diikuti oleh semua yang melakukannya tetapi tidak ada pelatihan maupun penetapan prosedur standar secara formal, kewajiban pelaksanaannya diserahkan kepada tiap unit dan banyak mengandalkan pengetahuan masing-masing sehingga konsistensinya rendah (Luftman, 1999).
Gambar 6.1 Grafik Pengukuran Kriteria Communication Maturity
68
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
69
Pada hasil rekapan di kriteria Communication Maturity diatas warna 1 hingga 6 menunjukkan pertanyaan yang diajukan kepada narasumber, dan warna di dalam grafik diatas menunjukkan jawaban dari pertanyaan pada kriteria Communication Maturity. Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa narasumber menyatakan bahwa seluruh staf TI diajurkan memahami bisnis dan TI, sedangkan staf maupun unit
bisnis
cukup
baik
memahami
keduanya.
Pembelajaran
mengenai
organisasional dilakukan dengan cara rapat casual atau non formal. Aset intelektual masing-masing unit masih digali dengan cara Ad Hoc dan tidak ada pertukaran staf TI dan staf bisnis. Sementara itu pada Gambar 5.2 dibawah ini dapat dilihat bahwa komponen pertanyaan
6 dan 7 rata-rata memiliki nilai 4, berdasarkan grafik tersebut
narasumber menyatakan bahwa organisasi RSUD Palembang BARI menilai secara rutin investasi TI dan menindaklajuti tema dari investasi tersebut dan sebagian besar sering dilakukan pengukuran efektifitas.
Gambar 6.2 Grafik Pengukuran Kriteria Competency/Value Measurement Gambar 5.2 diatas diperkuat dengan adanya upaya pemerintah kota untuk mengembangkan TI pada rumah sakit guna meningkatkan pelayanan kepada `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
70
masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan laporan akuntabilitas pemerintah kota Palembang tahun 2011 dimana didalamnya tertera bahwa pemerintah kota melakukan investasi terhadap fasilitas teknologi informasi untuk badan usaha milik pemerintah kota Palembang salah satunya adalah RSUD Palembang BARI.
Gambar 6.3 Grafik Pengukuran Kriteria Governance Maturity Berdasarkan gambar 6.3 komponen pertanyaan 4 dan 6 memiliki nilai yang cukup baik. Pada pertanyaan 4 narasumber rata-rata menjawab jika ada permasalahan pada TI maka pimpinan RSUD Palembang BARI terlebih dahulu melapor ke unit TI yang ditempatkan di bagian pelayanan, jika permasalahan tersebut masuk dalam kategori serius dan membutuhkan keputusan jangka panjang maka direktur akan melapor ke Pemerintah Kota Palembang.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
71
Gambar 6.4 Grafik Pengukuran Kriteria Partnership Maturity Pada Gambar 6.4 Pertanyaan 1 dan 6 rata-rata bernilai 5, sedangkan yang lainnya rata-rata bernilai 2 hal ini menyebutkan bahwa bisnis menilai TI sebagai mitra dalam menciptakan suatu nilai dimana bisnis tersebut disponsori oleh Pemerintah Kota Palembang. Dibalik semua itu setiap resiko sebagian besar ditanggung oleh unit TI namun dengan perolehan yang tidak sebanding dengan resiko yang dihadapi hal ini disebabkan pengelolaan hubungan TI dan bisnis dikelola namun secara ad hoc.
Gambar 6.5 Grafik Pengukuran Kriteria Scope and Architecture Maturity
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
72
Gambar 6.5 menunjukkan bahwa sistem utama yang digunakan di RSUD Palembang BARI berfungsi sebagai penggerak bisnis. Selain itu organisasi menganggap infrastruktur TI dapat membantu bisnis dalam menanggapi perubahan. Namun integrasi antara arsitektur dibutuhkan bukan hanya di dalam tiap unit tapi harus terintegrasi dengan mitra bisnisnya.
Gambar 6.6 Grafik Pengukuran Kriteria Skills Maturity Gambar diatas menunjukkan sebagian besar narasumber berpendapat bahwa mulai ada program kesiapan menghadapi perubahan namun personil cenderung bertahan terhadap perubahan tersebut. Tidak ada program untuk merekrut dan mempertahankan personil TI yang berbakat. Selain itu sebagian besar narasumber menyatakan bahwa yang membuat keputusan tentang penerimaan personil TI adalah manajemen bisnis puncak yang meminta pendapat dari unit TI. Dari penilaian-penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa level kematangan dari keselarasan bisnis dan TI RSUD Palembang BARI adalah level 2 (Committed Procces) namun pada dasarnya rumah sakit tersebut bisa saja mencapai level 3. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor inhibitors sebagai berikut: `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
73
1. Personil tidak siap menghadapi perubahan 2. Arsitektur sistem tidak terintegrasi dengan baik 3. Tidak ada program untuk merekrut personil TI yang berbakat 4. Prilaku komunikasi dan kemudahan akses antara bisnis dan TI hanya satu arah saja (dari bisnis ke TI). 5. Tidak pernah digalakan pertukaran antara staf bisnis ke TI atau sebaliknya. 6. Pengukuran matriks TI hanya dilakukan secara teknis 7. Perencanaan strategi bisnis hanya dilakukan sesuai keperluan Faktor-faktor diatas merupakan faktor penghambat dari upaya meningkatkan kematangan keselarasan antara bisnis dan TI (Luftman, 1999). Seharusnya direktur/pemangku kepentingan melakukan upaya untuk meningkatkan faktorfaktor yang dapat mendukung (enabler) untuk mencapai kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan TI. Tabel 6.1 Faktor Enabler dan Inhibitors Faktor Enabler Personil siap menghadapi perubahan Arsitektur sistem terintegrasi ke semua unit hingga mitra Digalakan program untuk merekrut personil yang berbakat Prilaku komunikasi dan kemudahan akses antara bisnis dan TI dua arah dan fleksibel Pengembangan hubungan dengan para mitra Pengukuran juga dilakukan terhadap operasi bisnis, SDM dan mitra Perencanaan strategi bisnis hanya dilakukan dengan TI dan mitra
Faktor Inhibitors Personil tidak siap menghadapi perubahan Arsitektur sistem tidak terintegrasi dengan baik Tidak ada program untuk merekrut personil TI yang berbakat Prilaku komunikasi dan kemudahan akses antara bisnis dan TI hanya satu arah saja (dari bisnis ke TI). Tidak pernah digalakan pertukaran antara staf bisnis ke TI atau sebaliknya. Pengukuran metriks TI hanya dilakukan secara teknis Perencanaan strategi bisnis hanya dilakukan sesuai keperluan
(Sumber: Luftman, 1999)
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
74
6.2 Penentuan strategi untuk meningkatkan kematangan dari keselarasan Bisnis dan TI Telah diketahui sebelumnya bahwa kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan TI pada RSUD Palembang BARI mencapai level (Committed Process). Oleh karena itu membutuhkan strategi yang tepat agar tingkat kematangannya dapat ditingkatkan. Langkah dari menentukan strategi yang tepat yaitu melakukan indentifikasi faktor-faktor yang bernilai rendah yang bisa ditingkatkan kembali. Karena level kematangan dari keselarasan bisnis dan TI pada RSUD Palembang BARI mencapai level 2 maka level yang mungkin dicapai berikutnya adalah level 3 yaitu Established Process, selain itu RSUD Palembang BARI telah mencapai nilai 3 pada tingkat kematangan kriteria Partnership Maturity dan selebihnya pada tiap kriteria mencapai level 2. Oleh karena itu selain menerapkan faktor yang dapat mempermudah meningkatkan level kematangan (enabler), maka harus dirumuskan strategi yang tepat agar tingkat kematangan strategi bisnis dan strategi TI pada RSUD Palembang BARI dapat ditingkatkan ke level berikutnya. Langkah pertama untuk merumuskan strategi tersebut yaitu mengidentifikasi faktor yang bernilai dibawah 3. Hal ini dikarenakan level yang akan dicapai berikutnya adalah level 3 dan nilai pada kriteria Partnership Maturity pada RSUD Palembang BARI telah mencapai level 3. Berikut adalah komponen-komponen pengukuran yang masih memiliki skor penilaian lebih kecil dari 3 yang mengacu pada hasil gabungan dari setiap jawaban dari narasumber yaitu Tabel 5.4 pada BAB sebelumnya (BAB 5):
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
75
Tabel 6.2 Komponen kriteria kematangan dengan skor penilaian <3 No.
Pertanyaan
Skor Rerata
Communication Maturity 1 Bagaimana pemahaman unit bisnis terhadap TI? 2 Bagaimana pembelajaran mengenai organisasi dilakukan? 3 Bagaimana perilaku komunikasi dan kemudahan akses antara bisnis dan TI dilakukan? 4 Bagaimanakah upaya menggali aset intelektual dilakukan? 5 Bagaimanakah pertukaran staf bisnis-TI dilakukan? Competency/Value Measurement Maturity 1 Bagaimanakah pengukuran metriks TI dilakukan? 2 Bagaimanakah tautan pengukuran metrics TI dan bisnis? 3 Bagaimana Service Level Agreement (SLA) dilakukan? 4 Apakah pengukuran (benchmarking) dilakukan? Governance Maturity 1 Bagaimana perencanaan strategi bisnis dilakukan? 2 Bagaimana perencanaan strategi bisnis TI dilakukan? 3 Bagaimana bentuk struktur organisasi? 4 Bagaimana pandangan terhadap anggaran budget TI? 5 Bagaimana dengan komite penggerak (Streering komite) TI senior? Partnership Maturity 1 Bagaimanakah peran TI dalam perencanaan bisnis strategis? 2 Bagaimanakah pembagian resiko dan perolehan dilakukan? 3 Bagaimanakah pengelolaan hubungan TI dan bisnis? Scope and Architecture Maturity 1 Adakah standar yang digunakan dalam organisasi? 2 Apakah terdapat integrasi antara arsitektur sistem yang digunakan? Skills Maturity 1 Bagaimana kesiapan para personil dalam menghadapi perubahan? 2 Adakah kesempatan seorang personil untuk berkarir dalam lintas unit/bagian? 3 Adakah pelatihan lintas fungsional dan rotasi pekerjaan yang dilakukan di organisasi? 4 Bagaimana interaksi sosial antara bisnis dan TI dalam organisasi? 5 Adakah program untuk merekrut dan mempertahankan personil yang berbakat?
2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1
2 2 2 2 1
1 2 2 2 1
Tabel 6.2 diatas merupakan pertanyaan dan jawaban dari narasumber yang masih dibawah 3. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masih banyak komponen`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
76
komponen yang bernilai 1, komponen tersebut telah sesuai, namun tingkatanya masih rendah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu RSUD Palembang BARI mencapai level 2 dan level yang dituju berikutnya adalah level 3, maka untuk mencapai level 3 tentunya kondisi RSUD Palembang BARI yang masih bernilai 1 harus dibenahi. Caranya yaitu dengan cara menyusun strategi yang tepat agar nilainya meningkat. Strategi yang dirumuskan yaitu strategi yang bernilai 5 menurut jawaban dari pertanyaan Luftman dan ada kandungan faktor enabler didalamnya. Strategi untuk meningkatkan komponen tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6.3 Strategi peningkatan komponen keselarasan yang bernilai 1 No
Komponen Penilaian
Pencapaian
Strategi Pencapaian Level
Communication Maturity 1
Bagaimana perilaku komunikasi dan kemudahan akses antara bisnis dan TI dilakukan?
Hanya dari bisnis ke TI, formal
Membuat prosedur untuk mengatur komunikasi dan kemudahan akses secara dua arah antara unit bisnis dan TI
2
Bagaimanakah pertukaran staf bisnis-TI dilakukan?
Tidak ada/digunakan ketika digunakan
Membuat prosedur yang mengatur proses pertukaran staf TI dan bisnis untuk menyamakan persepsi diantara unit/bagian TI dan bisnis
Competency/Value Measurement Maturity 3
Bagaimanakah pengukuran metriks TI dilakukan?
Hanya bersifat teknis
Membuat prosedur untuk mengatur pengukuran secara berkala dengan ditinjau dan ditindak lanjuti secara formal
4
Bagaimana Service Level Agreement (SLA) dilakukan?
Dilakukan secara sporadis
Membuat prosedur standar yang menjadikan SLA sebagai mitra
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
77
5
Apakah pengukuran (benchmarking) dilakukan?
Jarang/tidak pernah
Dilakukan pengukuran dan evaluasi setelah satu periode kegiatan dilakukan
Tidak dilakukan/ dilakukan sesuai keperluan
Membuat prosedur perencanaan strategi bisnis dengan mengikut sertakan unit TI dan mitra (pihak luar)
Tersentralisasi atau desentralisasi
Melakukan restrukturisasi struktur organisasi menjadi federal
Tidak ada
Menunjuk seorang personil TI yang dianggap berkompeten dalam TI dan memahami manajemen proyek
Tidak terintegrasi dengan baik
Mengembangkan sebuah proyek untuk mengintegrasikan sistem antar unit/bagian
Governance Maturity 6
Bagaimana perencanaan strategi bisnis dilakukan?
7
Bagaimana organisasi?
8
Bagaimana dengan komite penggerak (Streering komite) TI senior?
bentuk
struktur
Scope and Architecture Maturity 9 Apakah terdapat integrasi antara arsitektur sistem yang digunakan?
Skills Maturity 10
Bagaimana kesiapan para personil dalam menghadapi perubahan?
Cenderung bertahan terhadap perubahan
Memberikan pelatihan manajemen perubahan
11
Adakah program untuk merekrut dan mempertahankan personil yang berbakat?
Tidak ada program untuk pertahankan personil yang berbakat
Membuat prosedur untuk perekrutan dan mempertahankan untuk personil yang berbakat
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil setelah penelitian selesai dilakukan, serta saran yang diberikan untuk meningkatkan level kematangan keselarasan strategi bisnis dan strategi TI RSUD Palembang BARI. Kesimpulan yang diambil berdasarkan pengukuran dan analisa yang dilakukan berdasarkan jawaban dari setiap responden/narasumber yang menyediakan waktunya untuk menjawab pertanyaan dari kuisioner yang diberikan. 7.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian yaitu berdasarkan hasil analisa menggunakan Strategic Alignment Model (SAM) Strategi bisnis RSUD Palembang BARI ditetapkan untuk menentukan penetapan keputusan dalam infrastruktur organisasi, misalnya keahlian yang dibutuhkan, proses yang harus diprioritaskan dan infrastruktur administratif yang berhubungan dengan tanggung jawab dan wewenang setiap divisinya. Selain itu strategi bisnis membentuk dan mempengaruhi penentuan infrastruktur TI. Berdasarkan kedua hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi TI dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI Masuk ke dalam perspektif Eksekusi Strategis (Strategic Execution). Menurut Henderson dan Venkatraman Eksekusi Strategis memiliki arti strategi bisnis menjadi penentu dari tujuan perusahaan, strategi bisnis menentukan infrastruktur organisasi dan mempengaruhi strategi TI. Hasil penilaian kematangan keselarasan antara strategi TI terhadap strategi bisnis RSUD Palembang BARI berada pada level 2 yaitu Commited Process. Menurut Luftman, Commited Process menggambarkan adanya komitmen oleh organisasi untuk mencapai keselarasan antara bisnis dan TI. Proses tersebut sebenarnya telah memiliki pola yang diikuti oleh semua yang melakukannya, tetapi tidak ada pelatihan maupun penetapan prosedur standar secara formal, dan kewajiban pelaksanaannya
diserahkan
kepada
masing-masing
bagian
dan
banyak
mengandalkan pengetahuan masing-masing bagian/unit sehingga konsistensinya rendah. 78
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
79
Dari hasil analisa kematangan keselarasan pada bab sebelumnya diusulkan strategi perbaikan untuk membantu RSUD Palembang BARI dalam meningkatkan kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan TI ke level-level berikutnya yaitu Established Focusses Process, Improved/Manage Process dan Optimal Process. Strategi tersebut dirumuskan untuk komponen-komponen penilaian dari setiap kriteria yang memiliki nilai 1 untuk ditingkatkan ke level yang lebih tinggi. Nilai 1 tersebut disebabkan adanya faktor penghambat (inhibitors) kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI RSUD Palembang BARI. Untuk itu top management harus mewujudkan faktor-faktor enabler yang memungkinkan dapat meningkatkan kematangan dari keselarasan strategi-strategi tersebut. Model Luftman secara garis besar dapat diterapkan disetiap perusahaan yang telah menerapkan TI, tidak hanya pada bisnis rumah sakit namun di setiap bidang bisnis. Hanya saja peneliti perlu memberikan pengenalan tentang TI yang lebih spesifik terutama pada instansi milik pemerintah. Karena tidak semua instansi milik pemerintah yang memiliki personil TI yang benar-benar memahami TI. Butuh pelatihan yang lebih agar strategi yang diusulkan bisa diterapkan dengan optimal.
Sehingga dapat
terwujud
keharmonisan antara keinginan
top
management dalam pencapaian tujuan bisnis dan pemahaman unit bisnis dan TI untuk dapat mewujudkan tujuan bisnis tersebut. 7.2
Saran
Saran yang dapat diberikan agar terwujudnya kematangan dari keselarasan bisnis dan TI yaitu baik direktur, pemangku kepentingan, dan setiap staf dalam organisasi baik bisnis maupun TI harus memiliki kesadaran betapa pentingnya pengukuran kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI. Dengan mewujudkan keselarasan antara bisnis dan TI, organisasi dapat dipermudah untuk mewujudkan tujuan bisnisnya, terutama pada bisnis rumah sakit yang setiap harinya harus melayani pasien atau masyarakat dengan cepat, efektif dan efisien. Untuk mencapai kematangan keselarasan yang lebih tinggi RSUD Palembang BARI harus melakukan evaluasi dari setiap aktifitas dan kegiatan, khususnya `
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
80
dalam melaksanakan investasi TI agar tersukur dan dapat memaksimalkan investasi yang telah dikeluarkan. Untuk pelaksanaan penelitian dengan tema sejenis dalam pengisian kuisioner oleh narasumber sebaiknya narasumber didampingi dan diminta memberikan buktibukti yang dapat memperkuat jawaban dari setiap komponen pertanyaan kriteria kematangan. Hal ini dikarenakan banyaknya narasumber yang tidak peduli betapa pentingnya pengukuran kematangan dari keselarasan. Selain itu minimnya pengetahuan tentang TI.
`
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arnaldi, N. (2010). Penilaian Kematangan Keselarasan Antara Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis dengan Metode IT-Balanced Scorecard & Cobit 4.1 Maturity Model: Studi Kasus Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Universitas Indonesia. Handoko, P. (2010). Kajian Keselarasan Bisnis dan TI untuk Institusi Pendidikan: Studi Kasus STMIK GI MDP Palembang. Universitas Indonesia. Henderson, J. C. & Venkatraman, N. (1999). Strategic Alignment: Leveraging Information Technology for Transforming Organizations. IBM System Journal 38 (2/3): 472-484. Luftman, J. (2000). Assesing Business Alignment Maturity, In Communications of AIS (vol.4, art.14, pp 1-51). New York : Stevens Institute of Technology. Luftman, Jerry N. (2003). Computing in Information Age : Align in the Sand. New York. Luftman, J. (2003). Measure Your Business-IT Alignmen: The longstanding business-IT gap be bridged with an assessment tool to rate your efforts, In Business Management (pp. 76-80) New York : optimizemag.com. Luftman, J., Papp, R. Brier, T. (1999) “Enabler and Inhibitors of Business-IT Alignment,” Communications of the Association for Information Systems, (1) 11. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Palembang 2011 Rencana Strategi (RENSTRA) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Kota Palembang2013 Rencana Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (IT Plan) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Kota Palembang 2013 Symons, Craig. (2005). IT And Business Alignment: Are We There Yet. Forrester Reseach, Inc. Cambridge: Forrester. Sledgianowski, Deb. & Luftman, Jerry. (2000). IT-Business Strategic Alignment Maturity: A Case Study. Hershey: IDEA Group Publishing. Swasono, H. A. (2007). Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis dengan Metode IT-Balanced Scorecard & COBIT 4.1 Maturity Model studi kasus: PT. Astra Otoparts, TBK. Universitas Indonesia.
81
Universitas Indonesia
Penilaian kematangan ..., Dicky Pratama, Fasilkom UI, 2014