UNIVERSITAS INDONESIA STUDI EFEKTIFITAS ASUHAN ANTENATAL IBU HAMIL YANG DITATA LAKSANA DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DOKTER CIPTO MANGUNKUSUMO
TESIS
Oleh : dr Ulul Albab NPM 0906647122
Pembimbing : dr Omo Abdul Madjid, SpOG (K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 2014
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA STUDI EFEKTIFITAS ASUHAN ANTENATAL IBU HAMIL YANG DITATA LAKSANA DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DOKTER CIPTO MANGUNKUSUMO
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar spesialis Obstetri dan Gineokologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Oleh : dr Ulul Albab NPM 0906647122
Pembimbing : dr Omo Abdul Madjid, SpOG (K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 2014
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tiada terkira saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI/RSCM), atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menempuh pendidikan dokter spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Dr. dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K) selaku Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UI/RSCM, yang telah menerima saya sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Obstetri dan Ginekologi 3. Dr. dr. Dwiyana Ocviyanti, SpOG (K) selaku Kepala Program Studi PPDS I dan dr. Kanadi Sumapradja, SpOG (K) Msc selaku Sekretaris Program Studi PPDS I
Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UI/RSCM, yang telah
memberikan ilmu, bimbingan, petunjuk, nasehat dan arahan sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan spesialis Obstetri dan Ginekologi di FKUI/RSCM. 4. dr. Omo Abdul Madjid SpOG (K), selaku dosen pembimbing materi yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini. 5. dr. Djajadilaga, SpOG (K), Dr. dr. JM. Seno Adjie, SpOG(K) dan dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG (K) selaku tim penguji yang telah memberikan banyak masukan, arahan dan koreksi sehingga tesis ini menjadi lebih sempurna. 6. dr. Sopiyudin Dahlan, M.Epid. Selaku dosen pembimbing statistik yang telah menyediakan waktu untuk mengkoreksi tesis ini.
iv Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
7. Seluruh guru-guru saya staf pengajar Departemen Obsgin FKUI/RSCM, Rumah Sakit Fatmawat, Rumah Sakit Persahabatan, Rumah Sakit Gatot Soebroto, dan Rumah Sakit Umum Tangerang yang telah memberikan segenap ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada saya selama menempuh pendidikan spesialis obstetri dan ginekologi. 8. dr. Otty Mitha Sevianti, SpA MARS, senior, teman baik dan sahabat yang telah membantu menyempurnakan penulisan tesis ini, sehingga tesis menjadi lebih baik. 9. dr. Randy dan seluruh Tim LPP FKUI/RSCM yang telah membantu dalam pengambilan data dan wawancara responden sehingga tesis bisa selesai sesuai yang diharapkan. 10. Istri tersayang drg. Rima Kuraisina dan Mehrunnisa Shidqina Albab putri tercinta, yang senantiasa mendoakan memberikan segenap perhatian dan dorongan, orang tua, mertua dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan bantuan dan dukungan material maupun moral, serta selalu memberi semangat dalam penyusunan tesis ini. 11. Teman-teman seangkatan dan seluruh sahabat yang telah banyak membantu saya
dalam
menyelesaikan
pendidikan
obstetri
dan
ginekologi
di
FKUI/RSCM.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga tesis ini membawa manfaat bagi masyarakat, petugas kesehatan dan bagi pengembangan keilmuan di kemudian hari.
Jakarta, 4 Juli 2014 Penulis
(dr. Ulul Albab)
v Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
ABSTRAK Nama Program Studi Judul
: Ulul Albab : Obstetri dan Ginekologi : Studi Efektifitas Asuhan Antenatal Ibu Hamil Yang Ditatalaksana Di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo
Latar Belakang : Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Tahun 2012 angka kematian ibu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan kurangnya pemanfaatan pelayanan asuhan antenatal (ANC), serta pelayanan asuhan antenatal yang dilakukan oleh ibu hamil masih belum efektif karena secara kualitas belum sesuai dengan standar yang ditetapakan. Tujuan penelitian : Mengetahui efektifitas asuhan antenatal ibu hamil yang ditata laksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang berhubungan. Metode : Penelitian observasional dengan desain cross sectional untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang berhubungan. Subjek penelitian ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo bulan Desember 2013 – Mei 2014 yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan wawancara dan mengisi kuisioner yang telah disusun sesuai asuhan antenatal WHO. Dilakukan penilaian tentang data sosiodemografi ibu, tempat pelayanan kesehatan, petugas kesehatan, kesesuaian dengan asuhan antenatal WHO, pengetahuan, sikap dan perilaku responden serta efektifitas asuhan antenatal yang dilakukan. Hasil : Jumlah total responden 100 orang. 54% berusia 20-34 tahun, 72% berpendidikan SMU atau sederajat, 45 % paritas 2-3, 74 % tidak bekerja, 67% pendapatan keluarga menengah ke bawah dan 79% mendapatkan dukungan dari keluarga. 48 % Responden mendapatkan asuhan antenatal di puskesmas, dan 74% oleh bidan. 52 % asuhan antenatal yang dilakukan tidak sesuai dengan asuhan antenatal WHO. Tingkat pengetahuan dan perilaku responden tentang asuhan antenatal kurang, sedangkan sikap responden tergolong baik. Berdasarkan luaran pengetahuan, sikap dan perilaku responden 78% asuhan antenatal yang dilakukan tidak efektif. Tidak terdapat hubungan yang bermakna (P> 0.05) antara faktor usia, pendidikan,paritas,pendapatan, dukungan keluarga, faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal. Terdapat hubungan yang bermakna (P<0.05) antara pekerjaan dengan efektifitas asuhan antenatal. Terdapat hubungan yang bermakna (P<0.05) antara usia, pekerjaan, dukungan keluarga dan pelayanan asuhan antental oleh dokter spesialis dengan perilaku responden. Kesimpulan : Asuhan antenatal ibu hamil yang ditata laksana di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo 78% tidak efektif Kata kunci : Efektifitas, Asuhan antenatal. vii Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
ABSTRACT Name : Ulul Albab Study program : Obstetrics and Gynecology Title : Effectivity of Antenatal Care of Pregnant Women Managed in Emergency Room of Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital Background : Maternal mortality ratio in Indonesia is still high, as high as 359 / 100.000 live births in 2012. This number may be due to limited use of antenatal care and ineffective antenatal care because of substandard quality. Objective : to determine the effectivity of antenatal care of pregnant women managed in emergency room of Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital and associated factors. Methode : This is an observational study with cross sectional design. Subjects recruited are pregnant womenmanaged in emergency room of Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital from December 2013 – Mei 2014, who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. We conducted an interview and filled a questionnaire accoring to WHO standards. We assessed maternal sociodemographical data, health facility, health professional, accordance to WHO antenatal care standards, knowledge, attitude, and practice of respondents and effectivity of antenatal care performed. Result : One-hundred subjects were recruited. 54 % 20-34 years old, last education high school (72%), parity 2-3 (45%), not working (74%), lower to middle income class (67%), and had support from family (79%). Respondents received antenatal care in primary health centre (48%), performed by midwives (74%). 52 % received antenatal care doesn’t meet the standard antenatal care model by WHO. Knowledge and practice of respondents about antenatal care were low, but the attitude was good. Based on knowledge, attitude and practice, 78% antenatal care whose performed are ineffective There was no correlation (P>0.0) between age, education level, parity, income, family support, health facility, and health professional with effectivity of antenatal care. There was a correlation (P<0.05) between job with effectivity of antenatal care. Age, job, family support, and antenatal care performed by specialist with practice. Conclusion : Antenatal care of pregnant women managed in emergency room of Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital 78% ineffective. Keywords: effectivity; antenatal care.
viii Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………... ii LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iii KATA PENGANTAR………………………………………………………… iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................... vi ABSTRAK......................................................................................................... vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ix DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiii DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………… xvi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xvii BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….... 1 1.1. Latar Belakang……………………………………………………... 1 1.2. Perumusan Masalah………………………………………………… 4 1.3. Pertanyaan Penelitian………………………………………………. 4 1.4. Hipotesis…………………………………………………………..... 5 1.5.Tujuan Penelitian…………………………………………………… 6 1.5.1. Tujuan Umum……………………………………………….. 6 1.5.2. Tujuan Khusus……………………………………………… 6 1.6. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 8 1.6.1. Manfaat Bidang Pelayanan………………………………….. 8 1.6.2. Manfaat Bidang Pengembangan Penelitian………………..... 8 1.6.3. Manfaat Bidang Akademik………………………………….. 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 9 2.1. Angka Kematian Ibu……………………………………………….. 9 2.2. Asuhan Antenatal…………………………………………………... 11 2.2.1. Batasan……………………………………………………..... 11 2.2.2. Pengertian………………………………………………….... 11 ix
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
2.2.3. Sejarah……………………………………………………...... 12 2.2.4. Tujuan……………………………………………………….. 12 2.2.5. Pelaksana Asuhan Antenatal………………………………… 14 2.2.6. Cakupan Asuhan Antenatal………………………………...... 14 2.2.7. Jenis-jenis Asuhan Antenatal………………………………... 17 2.2.8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Asuhan Antenatal……... 18 2.3. Asuhan Antenatal Model WHO…………………………………..... 20 2.3.1. Prinsip-prinsip……………………………………………...... 20 2.3.2. Jenis Pelayanan…………………………………………….... 20 2.3.3. Kunjungan Asuhan Antenatal Model WHO……………….... 22 2.3.3.1. Kunjungan Pertama…………………………………….. 23 2.3.3.2. Kunjungan Kedua…………………………………….... 27 2.3.3.3. Kunjungan Ketiga……………………………………..... 28 2.3.3.4. Kunjungan Keempat…………………………………..... 29 2.4. Edukasi dan Konseling……………………………………………... 30 2.4.1. Fisiologi Kehamilan………………………………………..... 30 2.4.2. Aktivitas Fisik……………………………………………….. 31 2.4.3. Aktivitas Seksual……………………………………………. 32 2.4.4. Nutrisi dan Obat-obatan……………………………………... 32 2.4.5. Imunisasi dan Vaksinasi…………………………………….. 32 2.4.6. Persiapan Persalinan dan Kesiagaan Menghadapi Komplikasi ...........................……………………………….. 32 2.5. Deteksi Dini dan Penanganan Komplikasi………………………..... 33 2.5.1. Perdarahan…………………………………………………… 33 2.5.2. Pre eklamsia/eklamsia……………………………………….. 36 2.5.3. Persalinan Macet (distosia)…………………………………. 37 2.5.4. Infeksi……………………………………………………….. 38 2.6. Efektifitas…………………………………………………………... 39 2.7. Kerangka Teori……………………………………………………... 40
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .......... 41 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. x
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
41
Universitas Indonesia
3.2. Batasan Operasional........................................................................... 43 3.2.1 Variabel Bebas........................................................................
43
3.9.1.1 Faktor ibu............................................................................... 43 3.9.1.2 Faktor tempat pelayanan kesehatan....................................... 46 3.9.1.3 Faktor petugas kesehatan....................................................... 47 3.9.1.4 Asuhan antenatal.................................................................... 48 3.9.2 Variabel terikat................................................................................. 49 3.9.2.1 Pengetahuan, sikap dan perilaku............................................ 49 3.9.2.2 Efektifitas............................................................................... 51
BAB 4 METODE PENELITIAN…………………………………………… 53 4.1. Desain Penelitian………………………………………………….... 53 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….... 53 4.3. Populasi Penelitian…………………………………………………. 54 4.4. Kriteria Pemilihan Sampel…………………………………………. 54 4.4.1. Kriteria Inklusi……………………………………………... 54 4.4.2. Kriteria Eksklusi……………………………………………. 54 4.5. Besar Sampel……………………………………………………….. 54 4.6. Cara Pengambilan Sampel………………………………………….. 57 4.7. Alur Kerja Penelitian……………………………………………….. 58 4.8. Cara Kerja Penelitian……………………………………………….. 58 4.8.1. Persiapan Penelitian………………………………………... 58 4.8.2. Pelaksanaan Penelitian…………..………………………… 59 4.10 .Analisa Data……………………………………………….......….. 60 4.11. Etika Penelitian……………………………………………………. 61
BAB 5 HASIL PENELITIAN......................................................................... 62 5.1 Karakteristik subjek penelitian........................................................... 62 5.2 Tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan......................... 64 5.3 Model asuhan antenatal...................................................................... 64 5.4 Pengetahuan, sikap dan perilaku responden....................................... 65 5.5 Efektifitas asuhan antenatal................................................................ 66 xi
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
5.6 Hubungan antar variabel..................................................................... 67
BAB 6 PEMBAHASAN................................................................................... 77 BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 6.1 Simpulan.........................................................................................
84 84
6.2 Saran.................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 85 LAMPIRAN..................................................................................................... 88
xii
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Grafik Angka KematianIbu (AKI) di Indonesia…………..……. 9 Gambar 2.2.Penyebab Kematian Ibu Menurut WHO………………………... 10 Gambar 2.3.CakupanAsuhan Antenatal di Kelompok Negara di Dunia…….. 15 Gambar 2.4.Cakupan Asuhan Antental di Indonesia berdasarkan IDHS 16 2007…………………………………………………………... Gambar 2.5.Jumlah Kunjungan dan Waktu Pertama Kali kunjungan Asuhan 18 Antenatal di Indonesia Berdasarkan IDHS 2007………………. Gambar 2.6. Model PelayananAsuhan Antenatal Model WHO……………... 21 Gambar 2.7.FormulirIndentifikasiAsuhan Antenatal Model WHO………… 22 Gambar 2.8.Checklist Asuhan Antenatal Dasar Model WHO……………… 23 Gambar 2.9.Kerangka Teori Asuhan Antenatal……………………………... 40
xiii Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1. Sebaran sosiodemografi responden menurut usia,pendidikan
63
paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungankeluarga..……. Tabel 5.2.Sebaran responden menurut tempat pelayanan kesehatan dan
64
petugas kesehatan …………………………………………...... Tabel 5.3. Sebaran responden menurut kesesuaian asuhan antenatal yang
65
dilakukan dengan asuhan antenatal model WHO…………... Tabel 5.4. Sebaran responden menurut pengetahuan, sikap dan perilaku..
66
Tabel 5.5. Sebaran responden menurut efektifitas asuhan antenatal……..
67
Tabel 5.6.Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas
67
kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal responden dengan asuhan antenatal model WHO…………........................................ Tabel 5.7.Hubungan antara fakto ribu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan,
68
pendapatan dan dukungan keluarga) dengan pengetahuan responden…………...................................................................... Tabel 5.8.Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan petugas
69
kesehatan dengan pengetahuan responden……………………...... Tabel 5.9.Hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan,
70
pendapatan dan dukungan keluarga) dengan sikap responden ..... Tabel5.10.Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan petugas
71
kesehatan dengan sikap responden…………………………......... Tabel 5.11. Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan petugas
72
kesehatan dengan perilaku responden……………………….. Tabel 5.12 Hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan,
73
pendapatan dan dukungan keluarga) dengan perilaku responden Tabel 5.13.Hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan,
74
pendapatan dan dukungan keluarga) dengan efektifitas asuhan antenatal......................................................................................
xiv Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
Tabel 5.14. Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan petugas
75
kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal ….…………........ Tabel 5.15. Hubungan antara kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan
76
responden berdasarkan asuhan antenatal model WHO dan efektifitasnya………………………………………………..........
xv Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR SINGKATAN
IDHS
: Indonesia Demographic and Health Surveys
ANC
: Antenatal Care
HIV/AIDS
: Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome
WHO
: The World Health Organization
UNICEF
: United Nations Emergency Children’s Fund
DKI
: Daerah Khusus Ibukota
IGD
: Instalasi Gawat Darurat
RSUPN
: Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
PPDS
: Program Pendidikan Dokter Spesialis
SKDI
: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
ASEAN
: Associationof South East Asian Nations
AKI
: Angka Kematian Ibu
HPL
: Hari Perkiraan Lahir
IUGR
: Intra Uterine Growth Retardation
BMI
: Body Mass Index
Hb
: Haemoglobin
BBLR
: Berat Bayi Lahir Rendah
DIC
: Disseminated Intravascular Coagulation
CNS
: Central Nervous System
ACOG
: American College of Obstetric and Gynecology
SD
: Sekolah Dasar
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SMU
: Sekolah Menengah Umum
WIB
: Waktu Indonesia Barat
xvi Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Inform Consent Penelitian………………….................................. 88 Lampiran 2 Lembar Persetujuan……………………………………………
90
Lampiran 3 Kuisioner Penelitian……………………………………………… 91 Lampiran 4 Pedoman dan Penilaian Kuisioner……………………………….. 100 Lampiran 5 Surat Keterangan Lolos Kaji Etik................................................... 112
xvii Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan salah satu periode penting dalam kehidupan wanita, bagi sebuah keluarga maupun masyarakat1. Beberapa wanita mengalami komplikasi dalam kehamilannya serta memerlukan perawatan dalam kehamilannya2.Setiap menit ibu meninggal karena penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.3Secara keseluruhan diperkirakan bahwa setiap tahunnya 585.000 wanita meninggal akibat akibat kehamilan dan persalinan, 99 % dari kematian tersebut terjadi di negara berkembang1,3.Di Indonesia pada tahun 2003 dari 5 juta kelahiran yang terjadi tiap tahunnya diperkirakan sekitar 20.000 atau 307 per 100.000 kelahiran, ibu meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Menurut Direktur Bina Kesehatan Masyarakat pada tahun 2005 terjadi penurunan angka kematian ibu menjadi 290.8 per 100.000 kelahiran hidup4, dan pada tahun 2007 berdasarkan data dari Indonesia Demographic and Health Surveys (IDHS) angka kematian ibu di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup5. Penyebab kematian ibu 60-80% disebabkan oleh perdarahan saat melahirkan, persalinan macet, sepsis, tekanan darah tinggi pada kehamilan dan komplikasi dari aborsi yang tidak aman3,6,7.
Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan oleh karena kurangnya pemanfaatan pelayanan asuhan antenatal atau antenatal care (ANC)serta pelayanan asuhan antenatal yang belum efektif karena secara kualitas masih belum sesuai dengan standar ditetapkan4,8, padahal pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi secara dini komplikasi dalam kehamilan serta bisa menekan morbiditas dan mortalitas ibu3,6. Asuhan antenatal merupakan salah satu pilar bagi keselamatan ibu (Safe Motherhood), disamping keluarga berencana, persalinan aman serta perawatan obstetri esensial6,9-11. Asuhan antenatal juga merupakan kunci penting dalam pelayanan preventif di dunia12, menjaga kehamilan serta bayi tetap sehat, dansecara luas asuhan antenatal bisa menekan morbiditas serta mortalitas ibu dan bayi11. Komponen penting dalam
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
2
asuhan antenatal meliputi deteksi kondisi kesehatan dan kondisi sosial ekonomi ibu, deteksi dini dan pengobatan penyakit seperti malaria, anemia, tuberkulosis serta penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS,deteksi dan penanganan komplikasi selama kehamilan seperti pre eklamsia atau hipertensi selama kehamilan,perdarahan, penyuluhan tentang persiapan menghadapi persalinan yang aman, kesiapan terhadap komplikasi yang mungkin timbul serta kapan dan bagaimana untuk melakukan rujukan, dan pemberian imunisasi1,4,6,13-15. Dalam asuhan antenatal diperlukan juga pendekatan yang lebih menyeluruh tentang pelayanan kesehatan maupun edukasi kesehatan mengenai faktor biologis, faktor intelektual,emosional dan sosial budaya yang diperlukan oleh ibu hamil, bayi serta keluarganya selama kehamilan16.
WHO dan UNICEF tahun 2002 melaporkan data pada akhir 1990an dan antara tahun 2000-2001 menunjukkan bahwa cakupan asuhan antenatal di seluruh dunia sekitar 82-86%, di negara-negara maju cakupan asuhan antenatal sangat tinggi hampir 98%,sedangkan dinegara berkembang hanya sekitar 68%,cakupan terendah dinegara Asia Selatan sebesar 54%, di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara sama besar yaitu 65%, sedangkan di Sub Sahara Afrika sebesar 68%14,15. Cakupanasuhan antenatal di Indonesia berdasarkan data WHO tahun 2002 sebesar 89%, sebagai contoh di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah cakupan asuhan antenatal yaitu sebesar 80%16.Jumlah kunjungan asuhan antenatal diberbagai negara berbeda-beda. Di Indonesia asuhan antenatal yang biasa dilakukan di puskesmas
adalah minimal 4 kali kunjungan selama
kehamilannya, yang dalam penerapan operasional dikenal dengan standar 5 T4.
Penelitian tentang hubungan antara asuhan antenatal dengan mortalitas pada ibu sudah banyak dilakukan. Penelitian retrospektif untuk mengetahui pengaruh asuhan antenatal terhadap keluaran ibu telah dilakukan di India, Bangladesh, Republik Demokratik Kongo, Sudan, Gambia, Tanzania, Zaire, Vietnam dan beberapa negara berkembang lainnya3,7,10,17-20.Sebuah penelitian yang disponsori oleh WHOtelah dilakukan oleh McDonagh tahun 1996 tentang pengaruh asuhan antenatal terhadap mortalitas ibu di negara-negara berkembang. Di Republik
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
3
Kongo, Zaire dan Vietnam asuhan antenatal terbukti memberikan kontribusi terhadap penurunan mortalitas ibu. Pengaruh utamanya terletak pada penurunan anemia, kasus distosia, peningkatan nutrisi ibu hamil dan deteksi dini faktor risiko3. Demikain juga penelitian oleh Bloom SS, et al pada tahun 1999 di India, dikatakan bahwa asuhan antenatal mempunyai pengaruh terhadap keluaran ibu dan bayinya17. Namun penelitian prospektif di Gambia yang dilakukan oleh Greenwood et al dan penelitan retrospektif di Tanzania yang dilakukan oleh Moller et almenunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kunjungan antenatal terhadap mortalitas ibu3,18,19.
Di Indonesia penelitian tentang asuhan antenatal hubungannya dengan keluaran ibu dan faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain dilakukan di Purworejo, Aceh Tenggara, Bone, Tangerang dan DKI Jakarta8,21-25.Penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi dkk pada tahun 2005 tentang hubungan antara asuhan antenatal dengan keluaran kehamilan di kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa tingkat kualitas asuhan antenatal yang
mencakup
konsultasi dan pemeriksaan
kehamilandengan pendekatan faktor risiko masih rendah serta tidak memberikan manfaat secara langsung terhadap morbiditas persalinan21.Sampai sekarang efektifitas pelayanan asuhan antenatal masih terus diteliti,dan kontribusinya secara langsung terhadap menurunkan mortalitas ibu masih diperdebatkan. Bahkan ada pendapat mengatakan bahwa pelayanan asuhan antenatal saja tidak cukup untuk menurunkan mortalitas ibu3,6,9. Pemanfaatan pelayanan asuhan antenatal juga masih kurang, dan pelayanan asuhan antenatal yang diberikan masih belum efektif karena secara kualitas masih belum sesuai dengan standar ditetapkan4,8.
Penelitian ini untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal yang telah dilakukan oleh ibu hamil yang ditatalaksana di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dokter Cipto Mangun Kusumo.Efektifitas asuhan antenatal dinilai dari dua parameter. Pertama
kesesuaian pelayanan
asuhan antenatal yang telah diberikan dengan asuhan antenatal model WHO.Kedua dilihat dari luaran ibu hamil yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
4
ibu hamil setelah mendapatkan asuhan antenatal. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan antara faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan, dan faktor petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal serta dengan pengetahuan,sikap dan perilaku ibu hamil. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi tentang efektifitas asuhan antenataldan sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti permasalahan tentang asuhan antenatal di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Penyebab tersering adalah perdarahan, sepsis,tekanan darah tinggi dan komplikasi aborsi3,4,6. Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu tersebut karena kurangnya pemanfaatan pelayanan asuhan antenatal serta masih kurang efektif dan belum sesuai standarnya pelayanan asuhan antenatal yang telah diberikan4,11. Penelitian tentang asuhan antenatal sudah banyak dilakukan3,7,8,10,17-25.Namun efektifitas pelayanan asuhan antenatalmasih terus diteliti4,8, serta kontibusi asuhan antenatal secara langsung
untuk 3,6,9
diperdebatkan
menurunkan
angka
kematian
ibu
masih
.Pemanfaatan pelayanan asuhan antenatal juga masih kurang,
dan pelayanan asuhan antenatal yang diberikan masih belum efektif karena secara kualitas masih belum sesuai dengan standar ditetapkan4,6,8.Masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas asuhah antenatalpada ibu hamil yang ditatalaksana di unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dokter Cipto Mangun Kusumo 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dari usulan penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah sebaran asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo berdasarkan faktor ibu ( usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga, dan dukungan keluarga), tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan? 2. Bagaimanakah sebaran kesesuaian asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO?
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
5
3. Bagaimanakah sebaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo? 4. Bagaimanakah sebaran efektifitas asuhan antenatal bagi ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal? 5. Apakah terdapat hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO? 6. Apakah terdapat hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatan dengan pengetahuan ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal? 7. Apakah terdapat hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatandengan sikap ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal? 8. Apakah terdapat hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, dan
faktor petugas kesehatandengan perilaku ibu
hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal? 9. Apakah terdapat hubungan antara kesesuaian asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dengan efektifitas asuhan antenatal? 1.4 Hipotesis 1. Terdapat hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
6
2. Terdapat hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatan dengan pengetahuan ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal. 3. Terdapat hubungan antara faktor ibu (usia,apendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan sikap ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal. 4. Terdapat hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, dan faktor petugas kesehatan, dengan perilaku ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal. 5. Terdapat hubungan antara efektifitas asuhan antenatal dengan kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO. 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mendapatkan data mengenai efektifitas asuhan antenatal 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya sebaran asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo berdasarkan faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga, dan dukungan keluarga), tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan. 2. Diketahuinya sebaran kesesuaian asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Ciptomangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
7
3. Diketahuinya sebaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo 4. Diketahuinya
hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan
dan faktor petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal ibu hamil
yang
ditatalaksana
di
UGD
RSUPN
Dokter
Cipto
Mangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO 5. Diketahuinya efektifitas asuhan antenatal bagi ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku
ibu hamil tentang
asuhan antenatal. 6. Diketahuinya hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal bagi ibu hamil
yang
ditatalaksana
di
UGD
RSUPN
Dokter
Cipto
Mangunkusumo dari segi kesesuaian dengan standar yang ada. 7. Diketahuinya hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatan dengan pengetahuan ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal. 8. Diketahuinya hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatandengan sikap ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal. 9. Diketahuinya hubungan antara faktor ibu (usia,pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor penyelenggara
pelayanan
kesehatan
dan
faktor
petugas
kesehatandengan perilaku ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo tentang asuhan antenatal. 10. Diketahuinya hubungan antara efektifitas asuhan antenatal dengan kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan ibu hamil yang
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
8
ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1Manfaat bidang pelayanan a. Bagi petugas kesehatan Dengan diketahuinya efektifitas dari pelayanan asuhan antenatal serta hubungannya terhadap luaran ibu, bisa memberikan masukan bagi petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan asuhan antenatal dan menyesuaikan dengan standar yang berlaku. b. Bagi masyarakat Memberikan pengetahuan bagi ibu hamil akan arti pentingnya pelayanan asuhan antenatal serta bisa dijadikan motivasi bagi ibu hamil untuk lebih memanfaatkan pelayanan asuhan antenatal. 1.6.2Manfaat bidang pengembangan penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
pendahuluan
yang
dapat
dijadikansebagai rujukan dan masukan bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan pelayanan asuhan antenatal. 1.6.3 Manfaat bidang akademik Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pendidikan dan pelatihan peserta PPDS dalam rangka melakukan suatu penelitian, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan PPDS-1 di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angka Kematian Ibu Mortalitas dan morbiditas ibu merupakan masalah yang besar
dan masih
merupakan fenomena gunung es di negara berkembang. Secara umum diperkirakan 585.000 ibu meninggal setiap tahunnya karena kehamilan dan persalinan, dan 99% terjadi dinegara berkembang.Wanita di Afrika Barat dan Timur serta wanita dibeberapa negara Asia menghadapi risiko kematian ibu paling tinggi3,4,6,23. Angka kematian ibu di Vietnam tercatat 93 per 100.000 kelahiran hidup, Filiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei dan Thailand masing-masing 44 dan 39 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Malaysia tercatat 30 per 100.000 kehiran hidup dan Singapura hanya 9 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia dari hasi Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) Departemen Kesehatan Republik Indonesia sekitar 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003 dan menurun menjadi 290.8 per 100.000 per kelahiran hidup pada tahun 2005.Pada tahun 2007 angka kematian ibu di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup5. Angka ini menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, 3-6 kali lipat dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, dan hampir 50 kali lipat dibanding negara maju4,5,11,23,26. Gambar 1.2. Grafik Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia4
Menurut WHO pada tahun 1999 penyebab kematian ibu terbesar sekitar 60-80% karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Secara global penyebab kematian ibu antara lain 24-25 % karena perdarahan saat melahirkan, 15% karena infeksi
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
10
dan sepsis, 12-13% karena eklamsia atau gangguan darah tinggi pada kehamilan (rata-rata dunia 12%), 13% karena komplikasi aborsi yang tidak aman, 8 % karena persalinan lama atau macet,20% penyebab tak langsung lain seperti anemia, malaria dan penyakit jantung dan sekitar 8 % akibat penyebab langsung lain seperti kehamilan ektopik, emboli dan komplikasi anestesi3,4,6,7,11,23,26. Gambar 2.2. Penyebab Kematian Ibu Menurut WHO6
Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan oleh karena kurangnya pemanfaatan pelayanan asuhan antenatalserta pelayanan asuhan antenatal yang belum efektif karena secara kualitas masih belum sesuai dengan standar ditetapkan4,8.Padahal pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi secara dini komplikasi dalam kehamilan serta bisa menekan morbiditas dan mortalitas ibu3,6.Data dari WHO pada tahun 1999-2000 di 49 negara berkembang termasuk Indonesia hanya 56.3 % ibu yang memiliki akses ke pelayanan kesehatan maternal, dan hanya 43.9% ibu hamil yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Indonesia termasuk negara terendah ketiga yaitu 52.4% ibu yang memiliki akses ke pelayanan kesehatan maternal22.
Sekitar 15% dari seluruh ibu hamil akan mengalami komplikasi selama kehamilannya. Daerah yang mempunyai kualitas dan akses pelayanan antenatal yang kurang baik dan terbatas, mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janinnya27. Walaupun pengaruh pelayanan asuhan anenatal terhadap morbiditas dan mortalitas ibu sampai sekarang masih terus diperdebatkan3,6,17,27, beberapa ahli berpendapat bahwa pelayanan asuhan antenatal masih merupakan salah satu bentuk intervensi yang
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
11
bisa menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu hamil27,28. Secara teori asuhan antenatal bisa mengurangi morbidias dan mortalitas ibu baik secara langsung
yaitu dengan deteksi dan pengobatan penyakit yang berhubungan
dengan kehamilan maupun secara tidak langsung dengan deteksi dini terhadap ibu hamil yang mempunyai risiko terjadinya komplikasi pada saat persalinan28. Agar pelayanan asuhan antenal bermanfaat secara potensial untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu tentunya kualitasnya harus bagus, ibu hamil memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan fungsi sistem rujukan harus berjalan dengan baik27. 2.2 Asuhan Antenatal 2.2.1 Batasan Asuhan antenatal atau asuhan antenatal merupakan salah satu pilar bagi keselamatan ibu atau Safe Motherhood yang diformulasikan oleh Maternal Health and Safe Motherhood Programme Divison Of Family Health WHO, disamping keluarga berencana, persalinan aman serta perawatan obstetrik esensial. Lebih dikenal oleh
ibu
hamil
sebagai pemeriksaan kehamilan
atau
kontrol
kehamilan.Asuhan ini berguna untuk mendeteksi faktor risiko atau deteksi dini tanda dan gejala penyakit dalam kehamilan.Menurut Departemen Kesehatan RI asuhan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil selama kehamilannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan4,6,9-11. 2.2.2 Pengertian Asuhanan antenatal atau Antenatal Care (asuhan antenatal) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya, guna menghasilkan luaran yang baik bagi ibu hamil dan bayi yang dilahirkannya
(WHO/UNICEF
2003)4,13,29. Pendapat lain mengatakan bahwa asuhan antenatal adalah pelayanan kesehatan sebelum kelahiran yang meliputi edukasi, konseling,deteksi dini,dan penatalaksanaan komplikasi6,16,memonitor serta promosi untuk menciptakan kondisi ibu maupun bayi yang lebih baik, termasuk di dalamnya edukasi tentang rencana kehamilan, setelah melahirkan serta perawatan bayi baru lahir21.Asuhan antenatal penting untuk menjaga bahwa proses alamiah dari kehamilan bisa berjalan normal dan demikian seterusnya4.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
12
2.2.3 Sejarah Pertama kali asuhan antenatal dilaksanakan di Amerika Serikat sekitar tahun 1901 yang dimotori oleh William Lowel Putnam dari Departemen Pelayanan Sosial di Boston dengan memulai program kunjungan ke rumah pada ibu-ibu yang mendaftarkan untuk melahirkan di rumah. Pada tahun 1929-1930an Kementerian Kesehatan Inggris Raya dan Irlandia Utara mengeluarkan memorandum yang isinya mengharuskan setiap warganya yang hamil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, karena didasari atas realita kejadian kematian ibu yang disebabkan sepsis saat nifas,perdarahan maupun distosia13,14. Kemudian di New Zealand pada tahun 1943 dan dilanjutkan tahun 1948 di beberapa negara lain dengan mengadopsi sistem dari Inggris22,30.Baru kemudian pada pertengahan abad 20 setelah terjadi kenaikan angka kematian ibu, organisasi dunia berkolaborasi dengan lembaga-lembaga donor mendorong negara-negara berkembang untuk memberikan akses pemeriksaan kesehatan terhadap ibu hamil11,14. 2.2.4 Tujuan Hasil yang utama yang ingin dicapai dari pelayanan asuhan antenatal adalah membantu serta menjaga ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan sampai dengan kelahiran1,4,16. Tujuan dari asuhan antenatal adalah : 1. Edukasi dan konseling Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi,kebersihan diri dan proses kelahiran bayi. Edukasi ibu dalam mempersiapkan ibu menghadapi persalinan, edukasi terhadap yang memberikan dan yang menerima pelayanan kesehatan serta memberikan kenyamanan bagi ibu selama kehamilan dan kelahiran4,16,29. Edukasi dan konseling tentang tanda-tanda bahaya serta bagaimana meghadapinya, tentang pentingnya gizi dan istirahat yang cukup selama kehamilan, pentingnya menjaga kebersihan untuk pencegahan infeksi, bahaya rokok, alkohol dan narkotika, keuntungan pemberian ASI eksklusif, keuntungan mengatur jarak kehamilan dengan kontrasepsi dan pencegahan terhadap HIV/AIDS serta penyakit menular seksual lainnya1,4,13,16,29.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
13
2. Deteksi dini dan penanganan komplikasi Memantau kemajuan janin,deteksi dini terhadap faktor-faktor risiko yang membahayakan ibu maupun janin baik komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan maupun persalinan seperti komplikasi dari perdarahan, anemia berat, tekanan darah tinggi (pre eklamsia/eklamsia),pertumbuhan
janin
yang
terhambat,
kelainan
letak/posisi janin setelah kehamilan 36 minggu,serta komplikasi dari penyakit lain seperti,HIV/AIDS, sifilis dan penyakit menular seksual lainnya, diabetes,tuberkulosis, malaria, penyakit jantung maupun malnutrisi,serta rencana kesiagaan menghadapi dan menatalaksana komplikasi tersebut1,4,13,16,29. Deteksi dini terhadap kondisi-kondisi ini bisa menurukan morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan janinnya29. 3. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit Kegiatan
promosi
kesehatan
dan
pencegahan
penyakit
yang
dilaksanakan pada saat asuhan antenatal antara lain pencegahan tetanus dengan pemberian imunisasi tetanus. Karena tetanus menyebabkan 200.000 bayi meninggal setiap tahunnya, atau sekitar 8 % dari total kematian bayi (UNICEF 2002). Pencegahan terhadap anemia defisiensi besi dengan cara konseling nutrisi dan pemberian suplemen besi atau asam folat, pencegahan dan pengobatan infeksi cacing tambang, serta pencegahan dan pengobatan malaria untuk mengurangi anemia nonnutrisional4,13,29. 4. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi Dengan asuhan antenatal yang baik diharapkan ibu hamil dan keluarga bisa mempersiapkan kelahiran bayinya. Termasuk didalamnya adalah mendapatkan dorongan dari keluarga dan masyarakat, pemilihan tempat melahirkan, penentuan penolong persalinan, pengambilan keputusan bila terjadi kegawatan,persiapan donor darah bila diperlukan, persiapan keuangan, dan rencana transportasi,
maupun hal-hal lain yang
diperlukan ibu dan bayinya. Hal-hal tersebut sangat penting bagi ibu hamil karena 15% dari semua wanita hamil mengalami komplikasi yang mengancam jiwanya. Komplikasi-komplikasi yang terjadi selama
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
14
persalinan seringkali tidak bisa diduga sebelumnya, sehingga setiap ibu hamil dan keluarganya harus siap bila hal tersebut terjadi.Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
membantu menyiapkan ibu untuk
menyusui dengan sukses, menjalankan masa nifas yang normal terhindar dari infeksi dan komplikasi nifas lainnya, serta merawat bayinya agar sehat secara fisik,psikologis dan sosial1,4,13,16,29. 2.2.5 Pelaksana Pelayanan Asuhan Antenatal Pelaksana dari pelayanan asuhan antenatal adalah dokter kebidanan, dokter umum, bidan dan tenaga kesehatan lainnya yang sudah terlatih berdasarkan kompetensi masing-masing.Dokter spesialis kebidanan mempunyai peranan lebih dalam memberikan pelayanan pada ibu hamil dengan komplikasi.Idealnya pelayanan asuhan antenatal dilakukan oleh sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang mudah dicapai, siap sedia dan tanggap terhadap kebutuhan ibu hamil. Petugas pelayanan asuhan antenatal harus bisa memberikan pelayanan asuhan antenatal dalam arti luas. Meliputi pengawasan dan penanganan wanita dalam masa hamil dan pada waktu persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan, perawatan bayi lahir, dan pemeliharaan laktasi4,14. 2.2.6 Cakupan Asuhan Antenatal WHO dan UNICEF tahun 2002 melaporkan data pada akhir 1990an dan antara tahun 2000-2001 menunjukkan cakupan asuhan antenatal di seluruh dunia sekitar 82-86%, di negara-negara maju cakupan asuhan antenatal sangat tinggi hampir 98%,sedangkan dinegara berkembang hanya sekitar 68%,cakupan terendah dinegara Asia Selatan sebesar 54%, di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara sama besar yaitu 65%, sedangkan di Sub Sahara Afrika sebesar 68%, cakupan antenatal di Negara Asia Tenggara, Filipina 86%, Thailand 86%, Mianmar 76%, Vietnam 68% tertinggi adalah Brunei Darussalam 100%, sedangkan di Indonesia sebesar 89%14,15. Hanya beberapa negara saja yang cakupan asuhan antenatalnya di bawah 50%. Data yang disajikan Indonesia Demographic and Health Surveys (IDHS) ini hanya tentang gambaran kuantitas cakupan pelayanan asuhan antantal, belum menggambarkan kualitas pelayanan
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
15
asuhan antenatal dari beberapa kelompok negara tersebut14. Cakupan pelayanan dari beberapa kelompok negara di dunia bisa dilihat dari gambar 2.3 Gambar 2.3 Cakupan Asuhan Antenatal di Kelompok Negara di Dunia14
Di Indonesia tingkat pemanfaatan asuhan antenatal oleh ibu hamil di sarana pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah maupun swasta masih belum memenuhi target yang diharapkan. Target cakupan asuhan antenatal yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan adalah 90%. Hal ini tergambar dari Survey Kesehatan Ibu dan Pendekatan Kemitraan dan Keluarga di 10 daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur berkaitan dengan penggunaan fasilitas pelayanan untuk pemeriksaan selama ibu kehamilan, baru sekitar 83% ibu hamil yang memeriksakan kesehatannya selama kehamilan baik di fasilitas pelayanan pemerintah maupun swasta4.
Data dari berbagai kondisi cakupan asuhan antenatal di beberapa propinsi di Indonesia seperti Di Kalimantan Tengah akses asuhan antenatalnya adalah 79.19%, Di Jawa Tengah 79.79%, salah satu contoh di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah cakupan asuhan antenatal sebesar 80%. Di Kabupaten Tangerang Tahun 2006 berdasarkan survey dari Departemen Kependudukan dan Biostatistik, Fakultas
Kesehatan
Masyarakat,
Universitas
Indonesia,
untuk
proporsi
pelaksanaan K1 97.6%, K4 80.3%, persalinan oleh tenaga kesehatan 70.7%, dengan angka drop out pelayanan K1 dan K4 yang masih cukup tinggi 4,21,22.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
16
Data dari IDHS tahun 2007, dari 32.895 wanita dengan usia 15-49 tahun yang dilakukan wawancara didapatkan data bahwa 79% ibu hamil mendapatkan asuhan antenatal dari bidan/bidan desa atau perawat, 12 % mendapatkan asuhan antenatal dari spesialis kebidanan dan kandungan, dan 2 % mendapatkan asuhan antenatal dari dokter umum. Ibu hamil yang berada diperkotaan lebih banyak melakukan asuhan antenatal.. Cakupan asuhan antenatal ibu hamil di Indonesia berdasarkan petugas kesehatan, usia, paritas, pendidikan dan sosial ekonomi dapat dilihat pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Cakupan Asuhan Antental di Indonesia berdasarkan IDHS 20075 Karakteristik
Dokter
Obsgin
Bidan/ bidan desa
Dukun
Tenag a lain
Tidak sama sekali
Total
Persentase ANC oleh nakes
Jumlah ibu hamil
Usia <20 20-34 35-59
1.7 2.0 1.9
4.3 13.1 11.9
84.8 79.2 76.3
4.3 1.9 2.7
0.4 0.3 0.2
4.4 3.6 7.0
100.0 100.0 100.0
90.8 94.2 90.1
1,385 10,552 2,106
Paritas 1 2-3 4-5 6+
2.1 1.8 2.0 2.3
13.8 13.1 7.3 2.9
79.3 79.5 81.1 72.9
1.9 2.0 2.8 5.6
0.4 0.3 0.3 0.5
2.5 3.4 6.5 15.8
100.0 100.0 100.0 100.0
96.2 94.4 90.4 78.1
4,856 6,568 1,860 759
Tempat tinggal Kota Desa
2.0 1.9
20.8 5.7
74.9 82.5
0.6 3.4
0.2 0.4
1.5 6.1
100.0 100.0
97.7 90.1
5,897 8,145
Tidak sekolah SD SMP SMU Diatas SMU
1.5
0.7
60.5
10.6
0.8
26.0
100.0
62.6
458
1.7 1.8 1.9
2.4 3.1 6.4
78.0 87.5 88.2
7.7 2.0 1.3
0.2 0.6 0.1
9.9 5.0 2.1
100.0 100.0 100.0
82.2 92.4 96.4
1,677 4,106 3,543
2.3
30.3
68.5
0.2
0.2
0.5
100.0
99.1
4,260
Total
1.9
12.0
79.3
2.2
0.3
4.2
100.0
93.3
14,043
Pendidikan
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
17
Berdasarkan kelompok usia dan paritas cakupan pelayanan asuhan antenatal lebih banyak dilakukan oleh ibu hamil yang berusia 20-34 tahun dan pada ibu hamil dengan paritas 3 atau kurang. Sedangkan berdasarkan pendidikan dan status sosial ekonomi cakupan asuhan antenatal ibu hamil di Indonesia lebih tinggi pada ibu dengan pendidikan dan status sosial ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan dan status sosial ekonominya lebih rendah5
2.2.7 Jenis-jenis Asuhan Antenatal Terdapat 2 jenis asuhan antenatalyaitu asuhan antenatal standar atau konvensional serta asuhan antenatal yang terbaru yaitu asuhan antenatal model WHO14,15. Terdapat perbedaan pada kedua model tersebut. Asuhan antenatal konvensional berasal dari model yang dikembangkan di Eropa Barat, Amerika Utara dan beberapa negara berkembang lainnya di dekade awal 1990an1,14,29, model ini lebih mengarah pada ritual daripada rasional,serta lebih melakukan penekanan pada frekuensi dan jumlah kunjungan, bukan tujuan esensial1,14.Pada model konvensional angka kunjungan mencapai 12-16 kali kunjungan selama kehamilan yaitu setiap bulan pada trimester pertama, 2-3 minggu sekali pada trimester kedua dan seminggu sekali pada akhir kehamilan1,4,14. Padaasuhan antenatal model WHO ibu hamil digolongkan menjadi dua kelompok. kelompok pertama yaitu ibu hamil normal yang hanya memerlukan asuhan antenatal rutin (Basic Antenatal Care), kelompok kedua adalah ibu hamil dengan faktor risiko yang memerlukan asuhan antenatal khusus (specific Antenatal Care)14,15.
Kunjungan pada asuhan antenatal WHO ini disesuaikan dengan umur kehamilan dan cukup hanya 4 kali kunjungan selama kehamilan14,15. Kunjungan pertama ketika ibu merasakan hamil atau sebelum kehamilan 12 minggu, kunjungan kedua pada usia 26 minggu, kunjungan ketiga pada kehamilan 32 minggu, serta kunjungan terakhir pada kehamilan 36-38 minggu15. Peneliti akan lebih membahas tentang asuhan antenatal model WHO sekaligus menggunakannya sebagai acuan yang akan dipergunakan dalam penelitian.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
18
Gambar 2.5
Jumlah
Kunjungan dan Waktu Pertama
Kali kunjungan
AsuhanAntenatal di Indonesia Berdasarkan IDHS 20075
Jumlah Kunjungan
Usia Kehamilan saat pertama kali ANC
2.2.8 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Asuhan Antenatal Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil pada dasarnya merupakan manifestasi dari salah satu bentuk sikap, perilaku dan pengetahuan dibidang kesehatan dalam upaya mencegah dan menanggulangi adanya penyakit dan gangguan yang dapat membahayakan kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dikandung selama kehamilan dan pada persalinan25. Secara garis besar terdapat tiga
faktor
dalam
pemanfaatan
asuhan
antenatal.
Faktor-faktor
meliputi4,8,17,24,25,27,31 : 1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) Faktor-faktor
ini
individu/masyarakat
berkaitan
dengan
terhadap
hal-hal
pengetahuan berkaitan
dan
dengan
sikap asuhan
antenatal. Faktor ini berasal dari ibu hamil meliputi usia, pendidikan, jumlah anak/paritas, pekerjaan, pendapatan/sosioekonomi, pendidikan suami, dan dukungan keluarga.Faktor pendidikan dan sosio ekonomi mempunyai hubungan positif dengan asuhan antenatal. Sesuai dengan data WHO antara tahun 1999-2001 dibeberapa negara berkembang dan data di Indonesia dari IDHS 2007 cakupan asuhan antenatal lebih tinggi pada ibu dan suami yang mempunyai pendidikan dan tingkat pendapatan atau sosial ekonomi yang lebih tinggi5,17,32. Faktor paritas mempunyai hubungan negatif.Ibu hamil dengan paritas lebih dari 3 kurang melakukan asuhan antenatal dibanding ibu hamil dengan paritas
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
19
3 atau kurang. Cakupan asuhan antenatal pada wanita bekerja juga lebih tinggi dibanding dengan wanita tidak bekerja17. Sedangkan berdasarkan faktor usia menurut data WHO dan IDHS cakupan asuhan antenatal paling tinggi pada usia 20-34 tahun5,17. 2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors) Faktor-faktor pemungkin ini berkaitan dengan sarana dan prasana dari fasilitas kesehatan. Faktor ini berasal dari tempat pelayanan kesehatan, meiputi semua tempat
periksa
ibu
hamil
apakah di rumah
sakit,puskesmas, polindes, maupun praktek swasta lainnya. Faktorfaktor pemungkin ini antara lain jarak lokasi, biaya pelayanan, fasilitas pelayanan dan waktu tunggu. Faktor tempat pelayanan kesehatan berkaitan dengan kualitas dan kepuasan ibu hamil melakukan asuhan antenatal4,17,27.Jarak tempat pelayanan kesehatan berhubungan erat dengan kemudahan ibu hamil mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.Faktor
jarak
berhubungan
positif
dengan
asuhan
antenatal.Sedangkan faktor waktu tunggu berkorelasi negatif dengan asuhan antenatal.Semakin lama waktu tunggu membuat tingkat kepuasan ibu mendapatkan asuhan antenatal lebih rendah4,17,27. 3. Faktor penguat (reinforcing factors) Faktor-faktor penguat ini berkaitan dengan sikap dan perilaku dari petugas kesehatan yang memberikan pelayanan asuhan antenatal. Faktor penguat ini antara lain pengetahuan petugas, sikap petugas, lama pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Sikap petugas kesehtan berhubungan dengan derajat pemanfaatan pelayanan antenatal. Sikap petugas menjadi unsur penarik bagi ibu hamil untuk datang ke sarana kesehatan4. Faktor lama waktu pelayanan yang diberikan berkaitan erat dengan efektifitas edukasi dan konseling yang diberikan kepada ibu hamil.Idealnya diperlukan waktu sekitar 20-30 menit untuk bertatap muka dalam pelayanan asuhan antenatal. Hal ini dibuktikan penelitan Samuel Anya, et al 2008 yang menggambarkan bahwa salah satu penyebab kurang efektifnya edukasi dan konseling asuhan antenatal di Gambia, karena lama tatap muka sebagian besar kurang
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
20
dari 3 menit (sebesar 64 %) dan hanya 2.5 % yang mendapatkan lama tatap muka lebih dari 10 menit33. 2.3Asuhan Antenatal Model WHO 15 2.3.1 Prinsip-prinsip Asuhan antenatal model baru dari WHO ini, dilaksanakan berdasarkan atas prinsip-prinsip antara lain15 : 1. Model asuhan antenatal yang digunakan haruslah mudah untuk mengidentifikasi ibu hamil dengan kondisi-kondisi tertentu atau yang berisiko terjadinya komplikasi, seperti ibu hamil yang memerlukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. 2. Identifikasi dari ibu hamil dengan kondisi-kondisi khusus atau pun dengan faktor-faktor risiko harus mudah dilakukan. Ibu hamil yang memerlukan rujukan harus dirujuk ke pelayanan kesehatan yang bisa menangani dan memiliki fasilitas terhadap komplikasi atau kondisi yang dialami ibu hamil tersebut. 3. Penyelenggara pelayanan kesehatan harus memberikan rasa nyaman kepada ibu hamil untuk datang. Baik segi pelayanan, jam buka klinik asuhan antenatal, dan berbagai pelayanan lain yang diperlukan ibu hamil. 4. Hanya pemeriksaan dan tes yang diperlukan dan memberikan keuntungan pada ibu hamil yang dilakukan. Sebagai contoh pemeriksaan yang hanya sekali semasa kehamilan dilaksanakan hanya pada saat yang paling tepat diperlukan. 2.3.2 Jenis Pelayanan Model asuhan antenatal WHO ini membagi ibu hamil menjadi 2 kelompok. Pembagian kelompok ini berdasarkan atas kondisi kesehatan ibu hamil dan jenis pelayanan yang akan diberikan.Kelompok pertama adalah ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang normal yang hanya memerlukan pelayanan rutin biasa atau Basic Antenatal Care. Kelompok kedua adalah ibu hamil yang memerlukan pelayanan asuhan antenatal khusus atau Spesific Antenatal Care karena kondisi-
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
21
kondis tertentu atau pun karena faktor-faktor risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan dan persalinan15.
Gambar 2.6 Model Pelayanan Asuhan Antenatal Model WHO15.
Pada kunjungan pertama kali pada awal kehamilan ibu hamil terlebih dahulu dikelompokkan dan dideteksi faktor risikonya dengan lembaran identifikasi yang telah disiapkan.Formulir identifikasi dipergunakan pada saat ibu hamil datang pada kunjungan pertama kali, untuk menentukan apakah ibu hamil tersebut akan diberikan pelayanan asuhan antenatal dasar ataukah diberikan pelayanan asuhan antenatal khusus. Formulir ini berisi 18 pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak. Pertanyaannya meliputi riwayat kehamilan sebelumya, kondisi kehamilan sekarang dan kondisi kesehatan secara umum15.
Ibu hamil memerlukan pelayanan asuhan antenatal khusus dan perlu rujukan apabila didapatkan faktor risiko. Sedangkan ibu hamil yang tidak terdapat kelainan akan diberikan pelayanan asuhan antenatal rutin atau dasar. Pelayanan suhan antenatal dasar meliputi skrining kesehatan dan kondisi sosial ekonomi pasien, pemberian terapi yang menguntungkan, serta edukasi ibu hamil tentang rencana persalinan yang aman, kegawatan selama kehamilan dan bagaimana untuk menghadapinya. Ketiga hal tersebut di catat dalam ceklisyang diisi berdasarkan waktu kunjungan dan dimasukkan dalam rekam medik pasien15. Bentuk formulir identifikasi asuhan antenatal model WHO bisa kita lihat pada
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
22
gambar2.7, sedangkan ceklis asuhan antenatal model WHO yang diisi berdasarkan waktu kunjungan dapat dilihat pada gambar 2.8 Gambar 2.7 Formulir Indentifikasi Asuhan Antenatal Model WHO15
2.3.3 Kunjungan asuhan antenatal model WHO Berbeda dengan asuhan antenatal konvensional dimana angka kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal selama kehamilannya mencapai 12-16 kali1,4,15, pada asuhan antenatal model WHO ini ibu hamil normal cukup memeriksakan kehamilan 4 kali selama kehamilannya, serta sekali setelah melahirkan. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dilaksanakan sebelum
usia
kehamilan 12 minggu, pemeriksaan kedua dilaksanakan pada saat usia kehamilan 26 minggu, kunjungan ketiga pada usia kehamilan 32 minggu dan kunjungan
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
23
terakhir pada usia kehamilan 36-38 minggu. Dan setelah persalinan ibu hamil dianjurkan untuk kontrol paling tidak sekali setelah persalinan untuk mengontrol kondisi ibu maupun bayinya15. Gambar 2.8 ChecklistAsuhan Antenatal Dasar Model WHO15
2.3.3.1 Kunjungan Pertama Idealnya kunjungan pertama dilaksanakan pada trimester pertama, pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu. Umur kehamilan sangat penting pada saat pemeriksaan maupun kunjungan selanjutnya. Pada kunjungan pertama ini
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
24
paling tidak tatap muka sekitar 30-40 menit. Tes kehamilan dilakukan di klinik pada saat kunjungan, bila ibu tidak merasakan tanda atau gejala kehamilan. Idealnya semua pemeriksaan dilaksanakan di klinik asuhan antenatal.
Ada beberapa pemeriksaan dan kegiatan yang dilakukan pada kunjungan pertama ini. Selain itu juga ada beberapa informasi yang harus diberikan oleh pasien kepada petugas kesehatan, berkaitan dengan informasi sosial ekonomi, riwayat penyakit dahulu, riwayat kehamilan sebelumnya, serta riwayat keluarganya. Pelayanan pada kunjungan pertama meliputi 1. Anamnesa a. Data personal meliputi nama, umur, alamat serta nomor telepon, statu pernikahan, kebiasaan merokok, lingkungan rumah, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan baik pasien maupun suami serta status sosial ekonomi. b. Riwayat kesehatan meliputi penyakit-penyakit khusus seperti TBC, penyakit jantung, penyakit ginjal, epilepsi maupun diabetes. Selain itu juga diperlukan informasi tentang penyakit menular yang diderita seperti HIV/AIDS, infeksi menular seksual. Penyakit seperti alergi, malaria, hepatitis, kelainan perdarahan serta riwayat infertilitas perlu diinformasikan. c. Riwayat kehamilan. Informasi yang diperlukan meliputi jumlah kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya , berat bayi dan jenis kelamin bayi, periode pemberian asi ekslusif (kapan, berapa lama) serta perlu diketahui juga komplikasi-komplikasi yang pernah dialami selama kehamilan-kehamilan sebelumnya. Disamping itu juga perlu di informasikan tentang riwayat operasi pada kehamilan-kehamilan berikutnya. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada saat kunjungan pertama meliputi : • Cek tanda-tanda anemia • Catat dan ukur berat badan dan tinggi badan ibu untuk mengukur status gizi ibu
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
25
• Ukur tekanan darah • Pemeriksaan jantung • Ukur tinggi fundus uteri • Pemeriksaan inspekulo vagina, khususnya pada pasien-pasien rujukan yang mempunyai indikasi untuk pap smear. 3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi : • Urine : ukur bakteruria dan proteinuria • Periksa golongan darah ibu • Periksa Hb jika ada tanda-tanda anemia berat. 4. Rujukan •
Memastikan
hari perkiraan
lahir
(HPL)
berdasarkan
hari
menstruasi terakhir, dan semua informasi yang relevan. •
Apabila ditemukan kondisi maupun riwayat yang tidak normal dari kehamilan sebelumnya maka diperlukan rujukan
•
Kondisi-kondisi yang memerlukan rujukan untuk dilakukan perawatan khusus yaitu riwayat diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal, epilepsi, kecanduan obat, gejala-gejala anemia berat Hb kurang dari 7.0 gr/dl, riwayat penyakit genetik pada keluarga,
HIV
positif,
riwayat
kematian
janin,
riwayat
pertumbuhan janin terhambat (IUGR), pre eklamsia/eklamsia, riwayat operasi sesar, tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg) dan apabila ditemukan abnormalitas dari Body Mass Index (BMI). 5. Intervensi yang dilakukan pada kunjungan pertama Intervensi yang bisa diberikan pada ibu hamil pada kunjungan pertama meliputi : • Pemberian suplemen besi dan asam folat untuk semua ibu hamil. Satu tablet besi 60 mg dan 250 mikrogram asam folat, dua kali sehari. Jika Hb kurangdari 7.0 gr/dl maka dosis dinaikkan menjadi dua kali lipat. • Imunisasi tetanus : suntikan pertama kali • Jika ditemukan sifilis : diobati
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
26
• Untuk daerah endemik malaria diberikan obat-obat antimalaria sulfadoksin pirimetamin 3 tablet sekali minum pada trimester ke-2 dan dilanjutkan pada trimester ke-3. • Rujuk ibu hamil yang berisiko tinggi. 6. Nasehat Pada saat kunjungan pertama ibu hamil diberikan nasehat tentang : • Informasi tentang seks yang aman • Anjuran ibu hamil untuk berhenti merokok maupun alkohol • Edukasi tentang pemberian air susu ibu • Edukasi kepada ibu hamil bila terjadi kegawatan seperti perdarahan pervaginam, nyeri perut maupun kondisi kegawatan lainnya. • Perintah kepada ibu hamil untuk mencatat gerakan janin • Nasehat kepada ibu hamil tentang perencanaan kehamilan berikutnya. • Rencana kunjungan berikutnya pada usia kehamilan 26 minggu, serta anjuran kepada ibu hamil untuk membawa serta pasangannya pada setiap kunjungan supaya bisa memberikan dukungan kepada ibu selama kehamilannya15. 7. Pencatatan Pencatatan
merupakan
hal
yang
penting
dalam
pemeriksaan
kehamilan.Pencatatan yang akurat diperlukan untuk memonitor kondisi ibu hamil, menyediakan pemeriksaan kesehatan yang terus menerus serta untuk merencanakan dan mengevaluasi kondisi kehamilan ibu selanjutnya. Yang perlu diperhatikan pada pencatatan adalah: • Catatan harus lengkap dan disimpan dengan baik di klinik • Berikan ibu kartu asuhan antenatal dan anjurkan ibu untuk membawanya pada setiap kunjungan berikutnya atau setiap dia mendapatkan pelayanan kesehatan15.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
27
2.3.3.2 Kunjungan Kedua Kunjungan asuhan antenatal kedua seyogyanya dilakukan pada usia kehamilan 266 minggu. Diharapkan tatap muka minimal 20 menit. Pemeriksaan dan tes dibatasi pada pemeriksaan tekanan darah, tinggi fundus uteri, bakteriuria, proteinuria untuk kehamilan pertama atau pada ibu dengan riwayat hipertensi atau pre eklamsia/eklamsia. Tes darah dilakukan bila ada indikasi. Pelayanan yang dilakukan pada kunjungan kedua antara lain : 1. Anamnesa a. Riwayat personal : dicatat seperti kunjungan pertama b. Riwayat kesehatan. Perlu dicek ulang riwayat penyakit yang pernah dialami seperti halnya pada kunjungan pertama. Perlu dicatat penyakit
atau
kecelakaan
yang
terjadi
mulai
kunjungan
pertama.perlu dilaporkan juga obat-obatan yang dikonsumsi selain tablet besi dan asam folat, serta perlu dilaporkan juga jika ibu hamil mendapatkan terapi maupun perawatan selama kehamilannya. c. Riwayat kehamilan. Catat semua riwayat yang berhubungan dengan kehamilan sebelumnya seperti halnya kunjungan pertama. d. Riwayat kehamilan sekarang. Seperti kunjungan pertama, semua gejala dan keluhan dicatat. Seperti nyeri, perdarahan per vaginam, gejala dan tanda anemia berat. Perubahan-perubahan abnormal yang terjadi perlu dilaporkan seperti perubahan fisik (bengkak, nafas pendek). Gerakan janin perlu juga ditanyakan pada ibu. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan adalah: •
Pemeriksaan tekanan darah, tinggi fundus uteri,
•
Bengkak pemeriksaan keluhan fisik lainnya.
•
Pemeriksaan per vagina hanya dilakukan bila pemeriksaan pertama belum dilakukan pemeriksaan atau atas indikasi seperti perdarahan bercak-bercak.
3. Pemeriksaan laboratorim Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada kunjungan kedua meliputi :
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
28
• Urin dipstick untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing. Bila masih positif setelah perawatan pertama maka perlu dirujuk ke rumah sakit. • Pengulangan test untuk proteinuria untuk semua ibu hamil dengan riwayat darah tinggi, serta pada ibu hamil yang dicurigai pre eklamsia atau eklamsia. • Pemeriksaan Hb atas indikasi bila didapatkan tanda-tanda anemia berat. 4. Rujukan Seperti halnya pada kunjungan pertama, rujukan dilakukan apabila: • Ditemukan gejala-gejala yang tidak normal, Hb < 7.0 gr/dl pada saat kunjungan pertama dan kedua • Perdarahan atau bercak-bercak • Tanda-tanda Pre eklamsia/eklamsia • Curiga terdapat pertumbuhan janin terhambat • Ibu tidak merasakan gerakan janin 5. Intervensi Intervensi yang dilakukan pada kunjungan kedua meliputi : • Pemberian tablet besi tetap diteruskan jika Hb < 7.0 gr/dl dosis dinaikkan, bila tetap anemia, rujuk. • Bila bakteriuria sudah diterapi pada kunjungan pertama dan masih positif, perlu dilakukan rujukan. 6. Nasehat Nasehat yang diberikan sama seperti kunjungan pertama. Bila terjadi kegawatan seperti nyeri perut, perdarahan atau kondisi gawat lainnya maka ibu hamil dianjurkan untuk menghubungi klinik atau diberitahu kemana seharusnya untuk mendapatkan perawatan.
2.3.3.3 Kunjungan Ketiga Kunjungan ketiga dilaksanakan pada usia kehamilan 32 minggu. Minimal kunjungan selama 20 menit. Pada kunjungan ketiga ini kegiatan sama dengan kunjungan pertama maupun kedua. Anamnesis maupun pemeriksaan ketiga ini
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
29
tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya.Seperti pengukuran tekanan darah, tinggi fundus uteri, pemeriksaan urin untuk bakteruria dan proteinuria pada pasien dengan hipertensi untuk kecurigaan pre eklamsia/eklamsia, pemeriksaan Hb bila ada indikasi tanda-tanda anemia berat.
Rujukan dilakukan bila terjadai anemia berat, perdarahan atau spotting, pre eklamsia/eklamsia, curiga pertubuhan bayi terhambat.Bila ibu tidak merakan gerakan janian, perikasa denyut jantung janin dengan Doppler, bila tidak ada maka harus dirujuk.
Yang khusus pada kunjungan ketiga ini adalah kewaspadaan pada kehamilan kembar pada saat pemeriksaan abdomen.Beberapa ibu hamil bisa mengalami persalinan sebelum kunjungan berikutnya, sehingga perlu perhatian ekstra dan edukasi yang jelas kepada ibu hamil apabila terdapat tanda-tanda seperti nyeri perut dan keluar air ketuban. Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil pada kunjungan ketiga sama seperti kunjungan pertama maupun kedua yaitu pemberian asam folat dan tablet besi tetap dilanjutkan. Pada kunjungan ketiga ini dilakukan suntikan tetanus untuk yang kedua.
2.3.3.4 Kunjungan Keempat Kunjungan kempat sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 26-38 minggu. Pada kunjungan keempat ini yang sangat penting adalah penentuan presentasi janin.Bila terdapat janin dengan presentasi bokong harus diketahui dan harus dirujukan untuk evaluasi obstetri dan bila meungkinkan dilakukan versi luar.Tindakan versi luar harus dilakukan dirumah sakit, tetapi bila terdapat kecurigaan terjadi disproporsi kepala pelvis maka operasi secar secara elektif direncanakan. Semua informasi harus diberitahukan kepada ibu hamil tentang apa yang harus dilakukan, siapa yang harus dihubungi, harus pergi kemana, bila tanda-tanda persalinan terjadi. Hal ini juga perlu dicatat serta diinformasikan kepada keluarga atau pendamping ibu hamil.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
30
Bila umur kehamilan mencapai 41 minggu (290 hari) dan proses persalinan belum terjadi, ibu hamil harus ke rumah sakit untuk dilakukan evaluasi dan pertimbangan untuk dilakukan induksi persalinan. Diperkirakan 5-10% ibu hamil pada usia kehamilan 41 minggu belum mengalami persalinan. Dengan mempercepat persalinan diharapkan bisa mengurangi risiko terjadinya kematian perinatal. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta intervensi dan nasehat pada ibu sama seperti kunjungqan sebelumnya. Mungkin hanya lebih dilakukan kewaspadaan akan presentasi dan letak janin.
Pada kunjungan keempat ini diharapkan kartu asuhan antenatal sudah lengkap diisi oleh petugas kesehatan. Jangan lupa pada kunjungan keempat ini dilakukan konsultasi tentang persiapan persalinan, rencana pemberian asi maupun rencana pemakaian kontrasepsi setelah melahirkan. 2.4 Edukasi dan Konseling Tujuan pertama dari asuhan antenatal adalah edukasi dan konseling pada ibu hamil serta keluarganya. Beberapa hal penting yang bisa dinasehatkan kepada ibu hamil pada saat pelayanan asuhan antenatal antara lain tentang fisiologi kehamilan, aktivitas fisik, aktifitas seksual, nutrisi atau suplemen selama kehamilan, penggunaan obat-obatan dan zat-zat yang berpotensi menimbulkan bahaya,
imunisasi dan vaksinasi dan persiapan persalinan dan kesiagaan
menghadapi komplikasi4,11,16,29,34. 2.4.1 Fisiologi Kehamilan Kehamilan adalah suatu proses fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan. Banyak manifestasi dari dari adaptasi fisiologis terhadap kehamilan yang mmudah dikenali dan merupakan petunjuk penting bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan persalinan. Sebagian dari perubahan-perubahan selama kehamilan dapat diperkirakan waktunya sehingga dapat dijadikan patokan untuk memperkirakan usia gestasi. Selama kehamilan, ibu hamil secara fisiologis mengakomodasi pertumbuhan, perkembangan serta fungsi uterus dan konsepsus35.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
31
Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan.Gejala dan tanda dalam kehamilan dibedakan menjadi bukti-bukti presumtif, tanda-tanda kemungkinan dan tanda-tanda positif kehamilan.Pada saat kunjungan antenatal penting untuk mengetahui gejala dan tanda tersebut.Terutama pada kunjungan pertama.Bukti presumtif kehamilan didasarkan pada gejala-gejala subjektif berupa mual dengan atau tanpa muntah, gangguan berkemih, fatique, persepsi adanya gerakan janin. Tanda kemungkinan antara lain terhentinya menstruasi, perubahan pada payudara, perubahan warna mukosa vagina, meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae abdomen dan ibu merasa dirinya hamil. Sedangkan tanda positif hamil meliputi terdeteksinya denyut jantung janin dan gerakan janin35-37. Pada saat kunjungan antenatal ibu hamil harus diberikan edukasi dan konseling terhadap gejala dan tanda kehamilan, serta perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan, serta pentingnya menjaga kesehatan selama kehamilan. 2.4.2 Aktifitas Fisik Ibu bisa beraktifitas ringan sampai sedang, dengan istirahat yang cukup. Bila ibu melakukan aktifitas fisik yang berat perlu dikurangi selama kehamilan. Ibu hamil harus menceritakan kepada petugas kesehatan tentang riwayat pekerjaannya untuk mewaspadai faktor risiko yang mungkin terjadi akibat dari pekerjaan tersebut. Jika terjadi gangguan yang curiga bisa menimbulkan bahaya seperti perdarahan per vaginam aktifitas fisik harus dihentikan34. Aktivitas sehari-hari ibu hamil tidak jauh berbeda dengan sebelum hamil.Yang agak sedikit berbeda mungkin tentang pemilihan pakaian. Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernafasan dan perspirasi yang leluasa34.Pada saat kunjungan pertama diskusikan dengan ibu tentang kebiasaan merokok. Perlu dijelaskan kepada ibu tentang bahaya merokok selama kehamilan seperti BBLR maupun bayi perematur. Ibu hamil juga harus menghentikan kebiasaan minum minuman keras pada 3 bulan pertama kehamilan karena meningkatkan risiko terjadinya keguguran34
2.4.3 Aktivitas seksual
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
32
Aktivitas seksual pada ibu hamil tidak dibatasi, karena tidak berpengaruh terhadap keluaran ibu maupun janin.Jika terdapat riwayat keguguran sebelumnya, koitus ditunda sampai umur kehamilan di atas 16 minggu, diharapkan plasenta sudah terbentuk dengan implantasi dan fungsi baik. Pada kondisi seperti tanda-tanda awal persalinan,keluar cairan per vaginam, abortus iminens, keputihan, ketuban pecah, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya koitus jangan dilakukan34. 2.4.4 Nutrisi dan Obat-obatan Nutrisi bagi ibu hamil yang dikonsumsi sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar
kecukupan
gizi
bagi
ibu
hamil,
terutama
untuk
pencegahan
anemia.Penting asupan asam folat bagi ibu hamil mulai awal kehamilan untuk mencegah terjadinya kelainan neural defect seperti spina bifida maupun anencephali.Dosis yang dianjurkan adalah 400 mikrogram per hari. Selain asam folat ibu hamil diberikan tablet besi untuk pencegahan anemia. Dosis yang dianjurkan 60 mg per hari. Selain asam folat dan tablet besi ibu hamil juga seyogyanya mendapat asupan vitamin A dan vitamin D. Untuk daerah yang endemik malaria diberikan obat-obatan malaria sulfadoksin pirimetamin 3 tablet sekali minum pada trimester ke-2 dilanjutkan pada trimester ke-316,34. Hati-hati dalam konsumsi obat-obatan selama kehamilan, karena hanya sedikit obat yang dinyatakan aman untuk ibu hamil. 2.4.5 Imunisasi dan Vaksinasi Imunisasi dan vaksinasi merupakan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dalam asuhan antenatal.Salah satu imunisasi yang direkomendasikan pada kehamilan adalah imunisasi tetanus. Pemberian toksoid tetanus merupakan cara untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena tetanus. Tetanus menyebabkan 200.000 bayi meninggal setiap tahunnya.(UNICEF 2002)13,29.
2.4.6 Persiapan Persalinan dan Kesiagaan Menghadapi Komplikasi Dari seluruh kehamilan 15%bisa terjadi komplikasi yang mengancam jiwa ibu hamil. Kebanyakan komplikasi tersebut tidak dapat diperkirakan, sehingga ibu hamil dan keluarganya harus siap menghadapi hal tersebut. Tenaga kesehatan
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
33
pada saat kunjungan asuhan antenatal akan mendampingi ibu dan kelurganya dalam membuat perencanaan persalinan. Persiapan persalinan meliputi antara lain, memastikan ibu dan keluarganya mengetahui bagaimana menghubungi tenaga kesehatan terampil dan fasilitas kesehatan pada saat yang tepat11,34.
Membantu ibu hamil merencanakan tempat persalinan, memastikan ibu hamil dan keluarganya mengetahui sistem transportasi yang akan digunakan, memastikan ibu hamil dan keluarganya memiliki sumber dana, mendiskusikan bagaimana keputusan dibuat dalam keluarga ibu hamil siapa yang membuat keputusan, memastikan ibu hamil memperoleh barang-barang yang dia butuhkan, memastikan ibu hamil mengetahui tanda-tanda bahaya, serta yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan ibu hamil mengetahui tanda-tanda persalianan, yang mengindikasikan dia harus menghubungi tenaga kesehatan. Dengan persiapan persalinan yang direncanakan dengan baik, maka komplikasi yang mungkin terjadi bisa diminimalkan sehingga morbiditas dan mortalitas ibu selama persalinan dapat dicegah11,34. 2.5 Deteksi Dini dan Penanganan Komplikasi Tujuan pelayanan asuhan antenatal adalah menjaga kehamilan berjalan normal, ibu dan bayi sehat selama kehamilan, persalinan maupun setelah persalinan. Deteksi dini dilakukan untuk memantau kondisi ibu mamupun janin serta waspada terhadap faktor-faktor yang bisa menimbulkan komplikasi selama kehamilan11,16,34.Deteksi
dini dan skrining dilakukan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Beberapa komplikasi yang mungkin timbul saat kehamilan antara lain perdarahan, pre eklamsia/eklamsia, distosia ataupersalinan macet dan infeksi. 2.5.1 Perdarahan Perdarahan
merupakan
salah
satu
faktor
penyebab
mortalitas
ibu
melahirkan.Sekitar 24% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan3,6,7.Perdarahan bisa terjadi selama kehamilan, persalinan maupun setelah persalianan.Penyebab perdarahan bermacam-macam.Penjelasan tentang hal ini sangat diperlukan bagi
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
34
ibu hamil maupun keluarganya. Perdarahan pada kehamilan apapun penyebabnya harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya37.
Perdarahan kehamilan bisa terjadi pada trimester I, II maupun trimester III kehamilan, ,maupun pada persalinan. Perdarahan pada trimester I disebabkan oleh abortus, kehamilan mola (mola hidatidosa) dan kehamilan ektopik terganggu35,37. Abortus atau keguguran adalah perdarahan yang terjadi usia kehamilan dibawah 20 minggu atau keluarnya janin-neonatus dengan berat kurang dari 500 gram35-37. Lebih dari 80% abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. Etiologi dari abortus antara lain disebabkan oleh faktor janin seperti kelainan kromosom, perkembangan zigot abnormal. Faktor ibu seperti penyakit pada ibu pneumonia, tifus abdominalis, malaria dan penyakit infeksi lainnya. Bisa juga disebabkan karena kelainan organ seperti kelainan plasenata yang menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu,kelainan traktus genitalis seperti retroversio uteri, miomata uteri maupun serviks inkompeten. Abortus bisa juga disebabkan pengaruh dari luar seperti radiasi dan obat-obatan35,37.
Perdarahan pada trimester II dan III disebut juga perdarahan antepartum, yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan dengan usia lebih dari 22 minggu. Penyebab perdarahan antepartum yaitu plasenta previa, solusio plasenta maupun vasa previa.Pada plasenta previa perdarahan terjadi karena robeknya plasenta yang terjadi di dekat kanalis servikalis.Berdasarkan letak insersinya plasenta previa dibagi menjadi plasenta previa totalis, plasenta previa marginalis dan plasenta previa parsialis. Diagnosis dari plasenta previa ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan luar,pemeriksaan inspekulo maupun dengan pemeriksaan ultrasonografi35,37.
Solusio
plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
insersinya sebelum janin lahir. Secara klinis solusio plasenta dibagi menjadi solusio plasenta ringan yaitu terlepasnya sebagian kecil plasenta biasanya tidak banyak perdarahan dan tidak mempengaruhi kondisi ibu dan janin.Solusio plasenta sedang yaitu plasenta terlepas lebih dari seperempat tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya.Gejala klinisnya bisa dari ringan perlahan-lahan memberat sampai ibu jatuh dalam kondisi syok.Solusio plasenta berat yaitu
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
35
plasenta sudah terlepas lebih dari dua pertiga permukaannya.Terjadi tiba-tiba, ibu jatuh dalam keadaan syok dan bayi telah meninggal. Uterus tegang seperti dan nyeri hebat35,37. Perdarahan pada trimester III merupakan 4% dari komplikasi kehamilan.Harus dilihat sebagai suatu keadaan emergensi karena perdarahan merupakan penyebab kematian utama pada ibu hamil.
Perdarahan bisa juga terjadi pada waktu persalinan.Biasa disebut dengan postpartum hemorhagi.Disebut sebagai perdarahan apabila setelah persalinan terjadi
kehilangan
darah
lebih
dari
500
ml
pada
persalinan
pervaginam.Penyebabnya antara lain karena atonia uteri, robekan jalan lahir, tertinggalnya sebagian sisa plasenta, kelainan koagulasi dan inversi uteri. Perdarahan postpartum terjadi sekitar 4 % dari seluruh persalinan36.
Berbagai hal bisa dilakukan pada saat asuhan antenatal. Pertama dengan deteksi dini semua risiko perdarahan pad saat persalinan, kedua deteksi gejala-gejala yang memperberat pada saat kehamilan yang dilanjutkan dengan penatalaksanaan dan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut, ketiga adalah dengan mengurangi prevalensi anemia pada ibu hamil28. Beberapa pemeriksaan dan perhatian yang biasa dilakukan pada asuhan antenatal dapat mengurangi risiko yang mungkin terjadi. Pemeriksaan seperti golongan darah ibu sangat penting untuk memudahkan
mendapatkan
darah
yang
cocok
apabila
sewaktu-waktu
diperlukan.Pengobatan anemia juga sangat penting. Para ibu yang menderita anemia akan sangat rentan apabila terjadi perdarahan. Kematian ibu karena perdarhan lebih sering terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia sebelumnya36.
Pemeriksaan lain seperti ultrasonografi sangat membantu dalam menentukan komplikasi yang terjadi selama kehamilan. Sebagai contoh perdarahan karena terlepasnya plasenta pada kasus plasenta previa, pemeriksaan ultrasonografi pada saat antenatal bisa menegakkan diagnosis secara dini, sehingga bisa dilakukan rujukan untuk penatalaksanaan selanjutnya, sehingga risiko terjadinya kematian ibu bisa dicegah. Sangat diperlukan kewaspadaan terhadap ibu hamil yang
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
36
berisiko terjadinya perdarahan selama kehamilan seperti riwayat perdarahan, koagulopati pada kehamilan sebelumnya, grande multipara, polihidramnions, hipertensi dalam kehamilan. Edukasi terhadap komplikasi selama kehamilan diberikan bukan hanya kepada ibu hamil tetapi juga kepada suami, teman atau anggota keluarga yang lainnya11. 2.5.2 Pre eklamsia-eklamsia Pre eklamsia/eklamsia menyebabkan sekitar 12% kematian ibu melahirkan3,6. Kondisi ini bisa menyebabkan solusio plasenta, DIC, gagal ginjal, gagal hati, perdarahan CNS, dan stroke pad ibu hamil. Sedangkan pada janinnya bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti prematuritas, kematian perinatal dan growth restriction36. Pre eklamsia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu, proteinuria dan oedem. Dibagi menjadi pre eklamsia ringan dan pre eklamsia berat.Eklamsia adalah pre eklamasia yang disertai dengan kejang.Kejang bersifat grand mal, dan mungkin terjadi sebelum, selama dan sesudah persalinan. Kejang bisa terjadi lebih dari 48 jam setelah melahirkanterutama pad nullipara. Faktor risiko pre eklamsia dan
eklamsia
antara
lain
primigravida
muda,
diabetes
mellitus,mola
hidatidosa,kehamilan ganda, hidrops fetalis, primi tua umur lebih dari 35 tahun dan obesitas (BMI 30 kg/m2)35-37. Etiologi dari pre eklamsia/eklamsia sampai sekarang masih belum jelas.Faktor genetik, immunologi, endokrin, nutrisi dan infeksi dikatakan berperan sebagai penyebab pre eklamsia/eklamsia.
Pemeriksaan antenatal yang teliti dan teratur dapat menemukan tanda-tanda dini pre eklamsia dan eklamsia. Walaupun timbulnya pre eklamsia dan eklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya bisa dikurangi dengan kewaspadaan terhadap faktor risiko,edukasi dan pengawasan yang baik pada ibu hamil. Deteksi dini sangat penting dalam mendiagnosis pre eklamsia dan eklamsia37. Pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan proteinuria pada semua ibu hamil pada mulai kunjungan pertama asuhan antenatal sangat bermanfaat untuk skrening terjadinya pre eklamsia-eklamsia. Kewaspadaan lebih ditingkatkan pad ibu hamil dengan faktor risiko. Ibu hamil harus diberikan edukasi yang benar tentang risiko
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
37
pre eklamsia-eklamsia dan bagaimana bila terjadi hal tersebut. Deteksi sejak awal terjadinya pre eklamsia dan eklamsia akan memudahkan mengambil tindakan sehingga menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janinnya 11,34. 2.5.3 Persalinan Macet (distosia) Distosia secara harfiah berarti persalinan sulit. Secara garis besar oleh American College of Obstetric and Gynecology (ACOG) penyebab distosia dibedakan menjadi tiga yaitu distosia karena kelainan kekuatan (power), distosia karena kelainan yang melibatkan janin (passenger), dan distosia karena kelainan jalan lahir (passange)35. Distosia karena kelainan tenaga paling sering disebabkan oleh kelainan his. His yang tidak tidak normal kekuatan dan sifatnya menyebabkan rintangan dalam proses persalinan. Lazim terjadi pada setiap persalinan. Kelainan his sering terjadi pada primigravida tua,kehamilan ganda maupun hidramnion. Pada multipara juga sering terjadi inertia uteri. Faktor emosi juga dikatakan berpengaruh, namun sampai sekarang belum terdapat kesepakatan dari para ahli tentang hubungan faktor emosi misalnya ketakutan terhadap kejadian distosia37.
Distosia karena kelainan yang melibatkan janin antara lain karena kelainan letak, presentasi mapun posisi. Antara lain presentasi belakang kepala, presentasi puncak kepala, presentasi muka, presentasi dahi. Berbagai komplikasi muncul karena kelainan tersebut. Kelainan letak misalnya sungsang dan letak lintang37. Selain itu dostosia bisa disebabkan karena ukuran panggul yang sempit atau karena berat badan bayi yang terlalu besar. Distosia atau persalinan macet merupakan salah satu penyebab kematian
ibu melahirkan. Sekitar 8% ibu
meninggal karena distosia3,6.
Pemeriksaan yang teliti pada saat kunjungan asuhan antenatal memegang peran dalam mendeteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya distosia, terutama distosia yang disebabkan presentasi, kelainan letak maupun kelainan panggul dan berat janin. Pemeriksaan leopold yang benar saat asuhan antenatal dapat mengetahui posisi dan letak janin.Riwayat persalianan macet sebelumnya merupakan
indikator
terbaik
untuk
persalinan
macet.Pada
primigravida
pengukuran tinggi badan saat asuhan antenatal bisa dijadikan alat untuk
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
38
memperkiran persalinan macet.Pemerikasaan tinggi fundus uteri sejak awal kunjungan bisa memperkirakan besar janin, dan bisa mempersiapkan pilihan persalinan nantinya. Diagnosis sejak dini dan edukasi yang benar tentang pemilihan jenis persalinan sangat membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu11. 2.5.4 Infeksi Infeksi atau sepsis merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil.Sekitar 15% ibu meninggal karena infeksi.Berbagai infeksi bisa muncul, baik sebelum kehamilan maupun infeksi pada masa nifas.Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital saat persalinan maupun nifas. Faktor predisposisi terjadinya antara lain semua kondisi yang bisa menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan, pre eklamsia dan juga infeksi lain seperti pneumonia, dan penyakit jantung. Faktor predisposisi lain seperti partus lama, ketuban pecah dini, tindakan bedah yang menyebabkan perlukaan jalan lahir seperti episotomi,serta faktor predisposisi lain seperti rentensi sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah bisa meningkatkan kejadian infeksi nifas35. Pencegahan bisa dilakukan selama kehamilan, selama persalinan maupun selama masa
nifas.Pencegahan
selama
kehamilan
bisa
dilakukan
saat
asuhan
antenatal.Edukasi memegang peranan penting.Deteksi dini faktor risiko, edukasi tentang persalinan yang bersih dan edukasi tentang bahaya infeksi pada kasuskasus tertentu seperti ketuban pecah dini, deteksi dan pengobatan infeksi saluran kemih.Salah satu intervensi penting selama kehamilan adalah dengan pemberiaan vaksinasi pada ibu hamil. Terutama untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus pada bayi28. Pencegahan anemia juga harus dilakukan.Keadaan gizi juga berpengaruh terhadap infeksi, sehingga diet dan nutrisi yang baik harus diperhatikan.Pencegahan utama saat persalinan adalah dengan pencegahan infeksi saat persalinan. Edukasi ibu hamil untuk menjaga kebersihan selama masa nifas juga harus diberikan saat kunjungan antenatal11,37.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
39
2.6 Efektifitas Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.Pendapat para ahli tentang efektifitas antara lain Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa ,efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Sedangkan pengertian efektifitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986) adalah sebagai berikut efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya dengan output realisasi atau sesungguhnya, jika output anggaran atau seharusnya lebih besar atau sama dengan output realisasi atau sesungguhnya maka disebut efektif38.
Menurut Chester I Barnard bahwa bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif.Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai.Dengan kata lain efektifitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu38,39.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
40
2.7 Kerangka Teori
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
41
Gambar 2.9 Kerangka Teori Asuhan Antenatal
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
41
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Usia Pendidikan Paritas Pekerjaan Pendapatan keluarga Dukungan keluarga
Faktor petugas kesehatan
Faktor tempat pelayanan kesehatan
Faktor ibu hamil
INPUT Jarak Lama waktu menunggu
Sesuai asuhan antenatal WHO
Lama waktu tatap muka
Tidak sesuai asuhan antenatal WHO
Asuhan Antenatal
PROSES Edukasi dan konseling
EFEKTIFITAS
Deteksi dini komplikasi kehamilan
PENGETAHUAN-SIKAP-PERILAKU Ibu hamil
OUTPUT
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
42
Keterangan : : Variabel bebas yang akan diteliti : Variabel terikat : Komponen variabel yang akan diteliti
Kerangka ini merupakan kerangka penelitian prognostik40. Variabel bebas yang akan diteliti yaitu faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatan dan asuhan antenatal. Faktor ibu mempunyai komponen variabel usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga, dan dukungan keluarga. Faktor tempat pelayanan kesehatan mempunyai komponen variabel jarak dan lama waktu menunggu, komponen petugas kesehatan mempunyai komponen variabel lama waktu tatap muka. Variabel asuhan antenatal mempunyai kategori sesuai dengan asuhan antenatal WHO atau tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO. Variabel terikatnya yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap asuhan antenatal yang telah dilakukan dan efektifitas. Variabel faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan merupakan input, variabel asuhan antenatal merupakan proses dan variabel pengetahuan, sikap dan perilaku merupakan output dari efektifitas antenatal yang akan diteliti. Hasil pengukuran penelitian ini untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dokter Cipto Mangunkusumo. Pengukuran variabel dilakukan oleh peneliti yang kompeten dalam pengukuran ini yaitu petugas kesehatan yang bertugas di IGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dengan menggunakan kuisioner yang valid dan reliabel sebagai alat ukur.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
43
3.2 Batasan Operasional 3.2.1 Variabel Bebas 3.2.1.1 Faktor Ibu a. Definisi Operasional Faktor ibu adalah faktor-faktor sosiodemografi dari ibu hamil yang mempengaruhi efektifitas asuhan antenatal. Faktor-faktor tersebut berdasarkan penelitian dari WHO14 meliputi : usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga.
Variabel
Usia
Pendidikan
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Umur ibu yang dihitung sejak
Ibu
tanggal lahir sampai tanggal
sudah
pengisian kuisioner
menjadi
Jenjang dari
pendidikan
suatu
mencakup
instansi tingkat
hamil
yang
Pengukur
(SMP),
Skala Pengukuran
Penilai yang
Kuisioner
Skala Numerik :
setuju
kompeten yaitu
yang
1.
Usia < 20 tahun,
subjek
petugas kesehatan
disesuaikan
2.
Usia
penelitian dilakukan
yang bertugas di
dengan
wawancara
UGD RSUPN
asuhan
3.
Dokter Cipto
antenatal
Skala Kategorik :
Mangunkusumo
model WHO
dan
formal diberikan yang pertanyaan
untuk
sekolah mengetahui
data
dasar (SD), sekolah menengah faktor ibu meliputi pertama
Alat ukur
sekolah usia,
pendidikan,
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
antara
20-34
tahun Usia > 35 tahun.
1. tamatan SD, 2. tamatan SMP atau
sederajat. 3. tamatan
SMU
atau
Universitas Indonesia
44
menengah umum (SMU) atau paritas, sederajat,
pekerjaan,
dan pendapatan
dan
sederajat, 4. tamatan
akademi/perguruan tinggi atau dukungan keluarga.
perguruan
tinggi dan sederajat.
sederajat Paritas
Jumlah
berapa
kali
ibu
Skala Kategorik :
mengalami proses persalinan.
1. paritas 1, 2. paritas 2-3, 3. paritas 4-5 4.
Pekerjaan
Pendapatan
Pekerjaan
responden/subjek
lebih dari 6
Skala Kategorik :
penelitian dalam satu tahun
1. bekerja
terakhir
2.
tidak bekerja.
Sejumlah uang yang didapat
Skala Numerik :
oleh anggota keluarga dalam
Disesuaikan dengan standar
waktu tertentu (satu tahun)
Bank Dunia tahun 2007
dari pekerjaannya baik secara
tentang batasan penghasilan
langsung
perkapita. Dibedakan atas :
maupun
tidak
langsung dan digunakan untuk
1. Rendah bila pendapatan ≤ Rp. 903.800,- / bulan,
memenuhi kebutuhan seluruh
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
45
anggota keluarga
2. Menengah bawah bila pendapatan antara Rp. 903.800
–
Rp.
3.581.000,- / bulan 3. Menengah
atas
pendapatan 3.581.000,-
bila Rp.
-
Rp.
11.073.000,- / bulan, 4. Tinggi bila pendapatan ≥ Rp. 11.074.000,- / bulan Dukungan
Adanyaanggota keluarga yang
Keluarga
menemani
ibu
menjalani antenatal,
dan
untuk
Skala Kategorik :
kunjungan
1. ada dukungan
adanya
2. tidak ada dukungan.
tabungan untuk kehamilan dan persalinan
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
46
3.2.1.2 Faktor tempat Pelayanan Kesehatan Variabel
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Pengukur
Alat ukur
Skala Pengukuran
Tempat
Tempat dimana ibu hamil
Ibu hamil yang sudah
Penilai yang
Kuisioner
Skala Kategorik :
pelayanan
mendapatkan pelayanan
setuju menjadi subjek
kompeten yaitu
yang
1. Rumah sakit
kesehatan
asuhan antenatal
penelitian
petugas kesehatan
disesuaikan
2. Puskesmas
yang bertugas di
dengan
3. Praktek swasta
UGD RSUPN
asuhan
Skala
Dokter Cipto
antenatal
Dikategorikan :
Mangunkusumo
model WHO
1. < 1 km
dilakukan
wawancara Jarak
dan
seberapa jauh tempat tinggal diberikan pertanyaan ibu
hamil
pelayanan
dengan kesehatan
tempat untuk
mengetahui
ibu data
dimana
mendapatkan asuhan antenatal mendapatkan
Lama tunggu
Numerik
(km).
2. 1-5 km
pelayanan
asuhan
3. 5-10 km
antenatal
selama
4. > 10 km.
waktu lama waktu yang diperlukan kehamilannya. oleh ibu hamil sejak di datang
Skala Numerik (menit) :
di tempat pelayanan kesehatan
dikategorikan :
sampai dengan mendapatkan
1. < 15 menit
pelayanan asuhan antenatal
2. 15-30 menit
oleh petugas kesehatan
3. 30-60 menit
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
47
.
3.2.1.3 Faktor Petugas Kesehatan Variabel
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Pengukur
Alat ukur
Skala Pengukuran
Petugas
Orang atau tenaga kesehatan
Ibu hamil yang sudah
Penilai yang
Kuisioner
Skala Kategorik :
kesehatan
yang memberikan pelayanan
setuju menjadi subjek
kompeten yaitu
yang
1. Dokter spesialis,
asuhan antenatal kepada ibu
penelitian
petugas kesehatan
disesuaikan
2. Bidan,
hamil selama kehamilannya.
wawancara
yang bertugas di
dengan
3. Dokter
UGD RSUPN
asuhan
Dokter Cipto
antenatal
Mangunkusumo
model WHO
dilakukan dan
diberikan pertanyaan Lama
waktu waktu pelayanan kesehatan untuk
mengetahui
yang diberikan oleh petugas siapa
petugas
tatap muka
kesehatan kepada ibu hamil kesehatan
yang
pada saat melakukan asuhan memberikan antenatal
umum/petugas
kesehatan lainnya.
Skala
Numerik
(menit).
Dikategorikan : 1. < 10 menit
pelayanan
asuhan
2. 10-20 menit,
antenatal
selama
3. 20-30 menit
kehamilannya
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
48
3.2.1.4 Asuhan Antenatal Variabel
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Pengukur
Alat ukur
Skala Pengukuran
Asuhan
Pelayanan kesehatan
Ibu hamil yang setuju untuk menjadi
Penilai yang
Kuisioner
Skala Kategorik :
Antenatal
yang diberikan kepada
subjek penelitian diwawancara dan
kompeten yaitu
yang
1. Sesuai dengan asuhan
ibu selama
mengisi
petugas
disesuaikan
antenatal model WHO,
kehamilannya, guna
pertanyaan
kesehatan yang
dengan
Sesuai dengan asuhan
menghasilkan luaran
antenatal
dilakukan
bertugas di
asuhan
antenatal WHO apabila
yang baik bagi ibu hamil
selama
Kemudian
UGD RSUPN
antenatal
nilai
dan bayi yang
dilakukan
Dokter Cipto
model
kuisioner
dilahirkannya
jawaban ibu pada setiap pertanyaan
Mangunkusumo
WHO
atau sama dengan 75%
kuisioner
yang
mengenai yang
asuhan
sudah
kehamilannya.
kuisioner
penilaian
untuk
berisi
terhadap
mengetahui
kesesuaian asuhan antenatal yang sudah
dilakukan
dengan
dari
jawaban lebih
dari
nilai
total
jawaban kuisoner
asuhan
2. Tidak sesuai dengan
antenatal model WHO. Panduan
asuhan antenatal model
kesesuaian
berdasarkan
WHO.
kunjungan,
jumlah
waktu
Tidak
sesuai
kunjungan,
apabila nilai jawaban
penapisan, pemberi pelayanan dan
kurang dari 75% dari
jenis pelayanan
nilai total kuisoner.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
49
3.2.2 Variabel Terikat 3.2.2.1 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil
Variabel
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Ibu
hamil
yang
ibu tentang asuhan antenatal, menjadi hal-hal yang diberikan selama penelitian
subjek
Alat ukur
Skala Pengukuran
Penilai
yang Kuisioner
Skala kategorik :
kompeten
yaitu yang
1. Pengetahuan baik,
petugas kesehatan disesuaikan
Jika
yang bertugas di dengan
kuisioner lebih dari atau
edukasi dan konseling serta pertanyaan
UGD
sama dengan 75% dari
tentang deteksi dini komplikasi berdasarkan kuisioner
Dokter
kehamilan.
Mangunkusumo.
asuhan
antenatal
dilakukan
Pengukur
tentang wawancara dan diberi
tentang pengetahuan,
RSUPN asuhan
sikap dan perilaku ibu
Cipto antenatal model WHO
nilai
nilai
total
jawaban
jawaban
kuisoner 2. Pengetahuan
kurang
terhadap
baik
asuhan antenatal yang
Jika
nilai
jawaban
telah dilakukan
kurang dari
75% dari
hamil
nilai total kuisoner.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
50
Sikap
Tanggapan atau reaksi subjek
Skala kategorik :
penelitian
1. Sikap baik,
berdasarkan
pendirian,
pendapat
atau
Jika
keyakinan
individu
yang
kuisioner lebih dari atau
bersangkutan. Hal yang ingin
sama dengan 75% dari
diteliti adalah bagaimanakah
nilai
sikap subjek penelitian terhadap
kuisoner
hal-hal yang sudah diberikan selama
asuhan
nilai
total
jawaban
jawaban
2. Sikap kurang baik
antenatal
Jika
nilai
jawaban
terutama tentang edukasi dan
kurang dari
75% dari
konseling serta deteksi dini
nilai total kuisoner.
komplikasi dalam kehamilan. Perilaku
Tindakan
yang
dilakukan
Skala kategorik :
seseorang
untuk kepentingan
1. Perilaku baik,
atau
pemenuhan
tertentu
kebutuhan
Jika
nilai
jawaban
berdasarkan
kuisioner lebih dari atau
pengetahuan, kepercayaan, nilai
sama dengan 75% dari
dan
nilai
norma kelompok
yang
bersangkutan.Hal yang ingin
total
jawaban
kuisoner
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
51
diteliti
adalah
perilaku
hamil
setelah
mendapatkan
pelayanan
asuhan
ibu
2. Perilaku kurang baik Jika
antenatal
terutama tentang perilaku ibu
nilai
jawaban
kurang dari
75% dari
nilai total kuisoner.
hamil dan keluarganya dalam menghadapi kehamilan
komplikasi yang
mungkin
timbul
3.2.2.2. Efektifitas Variabel Efektifitas
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Pengukur
Alat ukur
Skala Pengukuran
Suatu ukuran yang
Ibu hamil yang menjadi subjek
Penilai yang
Kuisioner
Skala kategorik :
menyatakan sejauh
penelitian dilakukan wawancara dan
kompeten yaitu
yang
1. Efektif
mana tercapainya
diberi
petugas
disesuaika
Apabila
tujuan yang sebelumnya
kuisioner tentang pengetahuan, sikap
kesehatan yang
n dengan
jawaban
sudah ditentukan. Bila
dan perilaku ibu hamil terhadap
bertugas di
asuhan
pengetahuan, sikap dan
tujuan yang telah
asuhan
UGD RSUPN
antenatal
perilaku
ditetapkan tercapai
dilakukan.Kemudian
Dokter Cipto
model
dijumlahkan lebih dari
pertanyaan
antenatal
berdasarkan
yang
telah
dilakukan
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
nilai
total dari
setelah
Universitas Indonesia
52
maka dikatakan efektif
penilaian secara keseluruhan atau akumulasi
dari
ketiga
Mangunkusumo
variabel
WHO
atau sama dengan 75% dari
total
nilai
pengetahuan, sikap dan perilaku
keseluruhan
dari
tersebut.
pengetahuan, sikap dan perilaku 2. Tidak efektif. Apabila
nilai
jawaban
keseluruhan
total
dari pengetahuan, sikap dan
perilaku
setelah
dijumlahkan kurang dari 75% dari keseluruhan
total nilai dari
pengetahuan, sikap dan perilaku
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
53
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional, dengan desain penelitian cross sectional40.Pengambilan subjek akan dimulai dari identifikasi subjek penelitian yaitu ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo, yang kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dilakukan penilaian terhadap gambaran asuhan antenatal subjek berdasarkan faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga, dukungan keluarga), tempat pelayanan kesehatan, dan petugas
kesehatan.
Kemudian
dilakukan
penelitian
untuk
mengetahui
kesesuaianasuhan antenatal yang dilakukan selama kehamilanberdasarkan kesesuaian dengan asuhan antenatal model WHO, pengetahuan, sikap dan perilaku subjek terhadap asuhan antenatal.Pengukurannya dengan menggunakan kuisioner yang telah disusun oleh peneliti disesuaikan dengan standar model asuhan antenatal model WHO.
Selanjutnya dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pedapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor tenaga kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal. Faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal dengan asuhan antenatal model WHO.dan Faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di UGD bagian Obstetri dan Ginekologi RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo, selama 6 bulan yaitu Desember 2013 – Mei 2014.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
54
4.3 Populasi Penelitian 1. Populasi target adalah semua ibu yang bersalin baik yang mengalami persalinan normal maupun persalinan tidak normal. 2. Populasi terjangkau adalah ibu bersalin yang mengalami persalinan normal maupun tidak normal yang ditatalaksana di UGDbagian Obstetri dan Ginekologi di RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo antara bulan Desember 2013 – Mei 2014. 4.4 Kriteria Pemilihan Sampel 4.4.1 Kriteria Inklusi 1. Ibu bersalin yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo 2. Ibu bersalin yang setuju dijadikan subjek penelitian dan bersedia mengisi inform consent 4.4.2 Kriteria Eksklusi Ibu bersalin yang kondisinya tidak memungkinkan dilakukan wawancara. 4.5 Besar Sampel Perhitungan besar sampel dari penelitian ini berdasarkan dua jenis perhitungan besar sampel. Penelitian untuk mengetahui gambaran asuhan antenatal berdasarkan faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan keluarga, dan dukungan keluaraga), tempat pelayanan dan petugas kesehatan, penelitian untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal berdasarkan kesesuaian dengan standar yang ada dan efektifitas asuhan antenatal berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal yang sudah dilakukan, merupakan penelitian deskriptif dengan skala pengukuran kategorik sehingga rumus besar sampel yang dipilih adalah40: N=
(Zα)2PQ d2
Keterangan Zα
: deviat baku alfa (kesalahan tipe I) ditetapkan sebesar 5%
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
55
P
: proporsi kategori variabel yang mau diteliti berasal dari kepustakaan ditetapkan 50% (0.5)
Q
: 1-P
d
: presisi yaitu selisih nilai yang akan diperoleh dengan nilai sebenarnya yang masih bisa diterima ditentukan oleh peneliti sebesar 10% (0.1)
Untuk perhitungan besar sampel, kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 %, sehingga Zα = 1,96.. Karena belum ada data kepustakaan mengenai proporsi efektifitas asuhan antenatal sebelumnya maka ditentukan nilai P sebesar 50% (0.5) untuk mendapatkan hasil sampel yang maksimal41, sehingga nilai Q menjadi 0.5 (1-P). Untuk nilai presisi (d) ditetapkan sebesar 10% (0.1), sehingga perhitungan sampelnya menjadi : N=
(Zα)2PQ d2
N=
(1.96)2x0.5x0.5 0.12
N=
0.09604 0.01
N= 96.04= 96 Perhitungan rumus besar sampel untuk mengetahui hubungan antara hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pedapatan keluarga dan dukungan keluarga), faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor tenaga kesehatan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal, faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan dengan asuhan antenatal model WHO serta faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor tenaga kesehatan degan efektifitas asuhan antenatal merupakan penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan. Sehingga rumus besar sampelnya adalah: N1=N2= (Zα�2PQ + Zβ�P1Q1 + P2Q2)2 (P1-P2)2
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
56
Keterangan : Zα
= Deviat baku alfa
Zβ
= Deviat baku beta
P
= Proporsi total efektifitas asuhan antenatal= (P1+P2)/2
Q
= 1-P
P2= Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya dari kepustakaan Q2
= 1-P2
P1= Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgmentpeneliti Q1
= 1-P1
P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna Untuk perhitungan besar sampel, kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 %, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1.96. Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20 %, sehingga Zβ = 0,84. Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna ditetapkan (P1-P2) 20%.Proporsi total efektifitas asuhan antenatal diperkirakan sebesar 50 %, sehingga perhitungan besar sampelnya menjadi : Zα
= 1.96
Zβ
= 0.84
P
= P1+P2/2 = 0.5
Q
= 1-P = 1-0.5 = 0.5
P1+P2
=1
P1-P2
= 0.2
P1
= 0.6
P2
= 0.4
Q1
= 1-0.6 = 0.4
Q2
= 1-0.4 = 0.6
Perhitungan sampelnya menjadi N1=N2= (Zα�2PQ + Zβ�P1Q1 + P2Q2)2
(P1-P2)2 = (1.96�2(0.5x0.5) + 0.84�(0.6x0.4) + (0.4x0.6))2
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
57
(0.2)2 = ((1.96x0.71)+ (0.84x0.69)
2
0.04 = 97,02 = 97 Berdasarkan kedua perhitungan besar sampel tersebut, untuk penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel yang memenuhi untuk penelitian deskriptif dengan skala pengukuran kategorik dan penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan, yaitu sebesar 97 subjek. 4.6 Cara Pengambilan Sampel Pada penelitian ini dilakukan probability sampling, dengan menggunakan simple random sampling.Sampling frameyang merupakan syarat untuk dapat dilakukan probability sampling41dari penelitian ini adalah ibu hamil yang datang dan ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo mulai jam 06.00 WIB sampai jam 06.00 WIB hari berikutnya dan memenuhi kriteria inklusi penelitian. Kemudian secara random diambil 2-4 subjek setiap harinya untuk dilakukan penelitian. Dengan cara simple random sampling ini, peneliti akan mengambil subjek penelitian ibu hamil yang ditatalaksana di
UGD RSUPN
Dokter Cipto Mangunkusumo sampai jumlah subjek minimal terpenuhi.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
58
4.7 Alur Kerja Penelitian Seleksi Subjek: wawancara untuk memastikan kesediaan subjek
1.
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
2.
Bersedia Menjadi subjek
Tidak bersedia Menjadi subjek
Randomisasi sampel
3.
4.
Informed consent, pengisian data awal, dan penjelasan cara pengisian formulir
Wawancara dan pengisian kuisioner
5. 6.
Analisis data
4.8 Cara Kerja Penelitian 4.8.1 Persiapan Penelitian 1. Langkah pertama dalam persiapan penelitian ini adalah penyusunan proposal penelitian dan kuisioner penelitian. Proses ini diikuti dengan konsultasi intensif dengan pembimbing, baik pembimbing I maupun pembimbing II. Tahap terakhir dari penyusunan proposal penelitian dan kuisioner adalah pengujian proposal penelitian. 2. Apabila proposal tidak disetujui maka harus dilakukan revisi dan perbaikan sampai proposal penelitian disetujui
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
59
3. Setelah proposal penelitian disetujui maka tahap selanjutnya adalah uji coba terhadap kuisioner penelitian. 4. Apabila dari hasil uji coba kuisioner penelitian masih belum valid dan belum reliabel, maka harus dilakukan revisi dan perbaikan kuisioner, kemudian dilakukan uji coba ulang terhadap kuisioner sampai kuisioner penelitian menjadi valid dan reliabel. 5. Setelah kuisioner penelitian diterima maka tahap pelaksanaan penelitian siap untuk dilaksanakan. 4.8.2 Pelaksanaan penelitian 1. Ibu hamil yang datang dan ditatalaksanadi UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo diwawancara oleh penilai untuk mengetahui kondisi ibu,serta untuk menentukan apakah ibu bersalin memenuhi kriteria inklusi dan menyingkirkan kriteria eksklusi 2. Setelah diwawancara didapatkan ibu hamil yang bersedia menjadi subjek penelitian dan ibu hamil yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian. 3. Setelah dilakukan seleksi untuk menentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi kemudian bersedia dilakukan penelitian serta masuk ke dalam sample frame maka dilakukan randomisasi sampel penelitian. 4. Setelah dilakukan pemilihan subjek secara random dan didapatkan subjek penelitian,dilakukan pengambilan data awal dengan mengisi lembaran data pasien
dan persetujuan ikut penelitian. Kemudian subjek akan diberi
penjelasan tentang cara mengisi lembar formulir kuisioner. 5. Setelah diberikan penjelasan tentang
penelitian dan tatacara pengisian
kuisioner, subjek penelitian diwawancara dan melakukan pengisian kuisioner 6. Setelah semua data terkumpul selanjutnya dilakukan tabulasi data dan dan dilakukan perhitungan statatistik.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
60
4.9 Analisa Data Setelah data dikumpulkan, akan dilakukan verifikasi data, editing dan coding. Rencana analisis data akan dilakukan dengan menggunakan program statistik komputer SPSS 16. Analisis data statistik untuk informasi deskriptif variabel kategorik yaitu sebaran
subjek penelitian berdasarkan atas faktor ibu (usia,
paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga dan dukungan keluarga), tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan. Sebaran kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan ibu hamil dengan asuhan antenatal model WHO. Sebaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal yang sudah diberikan,
dan
sebaran efektifitas asuhan antenatal berdasarkan
pengetahuan, sikap dan perilaku dari subjek penelitian.
Analisis data statistik penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan untuk mengetahui hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal yang sudah dilakukan dengan standar yang ada. Hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan
keluarga), faktor tempat pelayanan
kesehatan, faktor petugas kesehatan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal serta efektifitas asuhan antenatal. Hubungan antara efektifitas asuhan antenatal dengan kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan dengan asuhan antenatal model WHO. Analisis data statistik untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut menggunakan uji Chi Square apabila syarat expectedvalue terpenuhi, namun apabila syarat tidak terpenuhi maka digunakan uji analisa alternatif dengan uji Fisher atau uji Kolmogorov Smirnov40.
4.10 Etika Penelitian Setiap subjek penelitian akan diperlakukan sesuai prinsip etika yang dianut sebagai berikut : 1. Setiap pasien yang masuk sebagai subjek penelitian berhak untuk menolak disertakan sebagai subjek penelitian 2. Subjek penelitian wajib diberi penjelasan terlebih dahulu tentang maksud dan tujuan penelitian
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
61
3. Pasien yang bersedia sebagai subyek penelitian mempunyai hak untuk dijamin kerahasiaan atas setiap jawaban dan data yang diberikan
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
62
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Karakteristik subyek penelitian Subjek penelitian 100 orang. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi diberikan penjelasan tentang penelitian ini dan bersedia dilakukan wawancara dan mengisi kuisioner serta menandatangani
surat persetujuan. Semua subjek
penelitian dilakukan wawancara dan mengisi kuisioner penelitian. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2014. Analisa dan input data dilakukan pada bulan April menggunakan program SPSS 16. Seluruh subjek penelitian adalah ibu hamil yang sudah ditatalaksana di UGD Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Penelitian pendahuluan sudah dilakukan untuk menilai kelayakan dan penerimaan kuisioner penelitian. Penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan Desember 2013. Subjek penelitian pendahuluan sebanyak 40 orang responden, dilakukan wawancara dan diberikan pertanyaan tentang kuisioner penelitian. sebanyak 95 % atau 38 responden menjawab sangat setuju kuisioner mudah dicerna dan pertanyaannya tidak susah untuk dipahami, dan 5% atau 2 responden tidak setuju dengan alasan pertanyaannya terlalu banyak dan susah dipahami.
Jumlah responden penelitian ini 100 orang responden. 46 % responden melahirkan secara persalinan pervaginam, dan sebanyak 54 % responden dengan persalinan perabdominam (seksio sesarea). Subjek penelitian yang yang melahirkan dengan persalinan perabdominam indikasinya meliputi, kelainan letak sebanyak 14 responden, preklamsia berat 9 responden, gagal induksi 10 pasien, distosia 4 pasien, gawat janin 4 pasien, infeksi intra uterin 5 pasien, plasenta previa 6 responden dan 4 pasien bekas sesar.
Subjek penelitian dilakukan pendataan tentang data sosiodemografi
terlebih
dahulu meliputi usia, pendidikan, jumlah persalinan (paritas), pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga. Data sosiodemografi merupakan bagian dari
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
63
faktor ibu. Data sosiodemografi dari keseluruhan responden penelitian ini dapat kita lihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 5.1. Sebaran sosiodemografi responden menurut usia, pendidikan,paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga.
Variabel
Kategori
N
%
Usia
< 20 tahun 20-34 tahun >35 tahun
16 54 30
16 54 30
Pendidikan
Tidak berpendidikan Rendah Menengah Tinggi
1 14 72 13
1 14 72 13
Paritas
Paritas 1 Paritas 2-3 Paritas 4-5 Paritas > 6
32 45 22 1
32 45 22 1
Pekerjaan
Bekerja Tidak bekerja
26 74
26 74
Pendapatan
Rendah Menengah bawah Menengah atas Tinggi
13 67 13 2
13 67 13 2
Dukungan keluarga
Ada dukungan Tidak ada dukungan
79 21
79 21
Pada tabel di atas didapatkan responden dengan usia yang bervariasi. Kelompok tertinggi adalah kelompok perempuan berusia 20-34 tahun sebanyak 54 %. Untuk status pendidikan, 72 % berlatarbelakang pendidikan menengah yaitu pendidikan sekolah menengah umum (SMU) dan sederajat. Terdapat 1 % responden yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Berdasarkan kelompok pekerjaan, sebanyak 74 % responden tidak memiliki pekerjaan, yaitu ibu rumah tangga. Pendapatan rata-rata keluarga tergolong menengah ke bawah yaitu sebanyak 67 % Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
64
responden. Kelompok dengan pendapatan tinggi berjumlah paling sedikit, yaitu sebanyak 2 %. untuk dukungan keluarga selama kehamilan 79 % responden mendapatkan dukungan, baik dari suami maupun anggota keluarga lainnya dan sebanyak 21 % responden tidak mendapatkan dukungan dari keluarga.
5.2 Tempat pelayanan asuhan antenatal dan petugas kesehatan Pada penelitian ini
juga dilakukan
pendataan mengenai tempat pelayanan
kesehatan responden mendapatkan pelayanan asuhan antenatal serta petugas kesehatan yang memberikan pelayanan asuhan antenatal. Tabel 5. 2. Sebaran responden menurut tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan. Variabel
Kategori
N
%
Tempat pelayanan Rumah sakit asuhan antenatal Puskesmas Praktek swasta
21 48 31
21 48 31
Petugas kesehatan
11 74 15
11 74 15
Dokter spesialis Bidan Dokter umum/tenaga kesehatan lain
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden mendapatkan pelayanan asuhan antenatal di puskesmas yaitu 46 % responden, di praktek swasta 31 % dan 21 % responden mendapatkan pelayanan asuhan antenatal di rumah sakit. Sebaran responden menurut petugas kesehatan, pelayanan asuhan antenatal oleh bidan 70 %, 10 %
responden mendapatkan pelayanan asuhan antenatal oleh dokter
spesialis kebidanan dan kandungan dan 15 % responden mendapatkan pelayanan asuhan antenatal oleh petugas kesehatan yang lain yaitu 53 % atau 8 orang oleh dokter umum dan 47% atau 7 orang oleh perawat kesehatan.
5.3 Model asuhan antenatal Asuhan antenatal yang sudah didapatkan oleh keseluruhan responden, baik yang dilakukan di rumah sakit, puskesmas maupun praktek swasta dilakukan analisa untuk mencari kesesuain jenis asuhan antental yang sudah dilakukan dengan Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
65
asuhan antenatal model WHO. Penilaian dilakukan berdasarkan pada beberapa variabel yaitu jumlah dan waktu kunjungan, jenis pelayanan yang diberikan pada saat kunjungan, serta tempat pelayanan dan petugas yang memberikan asuhan antenatal. Data sebaran responden menurut kesesuaian antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Ciptomangunkusumo dengan asuhan antenatal model WHO dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Sebaran responden menurut kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan dengan asuhan antenatal model WHO. Asuhan Antenatal
N
%
Sesuai asuhan antenatal model WHO
48
48
Tidak sesuai asuhan antenatal model WHO
52
52
100
100
Total
Pada tabel di atas didapatkan bahwa model asuhan antenatal yang dilakukan 48% sesuai dengan asuhan antenatal model WHO dan 52% tidak sesuai dengan model WHO.
5.4 Pengetahuan, sikap dan perilaku responden Keseluruhan
responden
diberikan
pertanyaan
dalam
kuisioner
tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku. Pertanyaan untuk pengetahuan 18 pertanyaan, pertanyaan untuk sikap 15 pertanyaan sedangkan untuk perilaku 12 pertanyaan. Kemudian dilakukan penilaian untuk ketiga variabel tersebut. Penilaian dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori baik dan kurang baik untuk ketiga variabel tersebut. Kategori baik jika jumlah nilai dari keseluruhan jawaban pertanyaan lebih atau sama dengan 75% jumlah nilai total dan kurang baik jika jumlah nilai dari keseluruhan jawaban pertanyaan kurang dari 75 % dari nilai total untuk masing-masing variabel. Hasil sebaran responden menurut pengetahuan, sikap dan perilaku responden bisa dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
66
Tabel 5.4. Sebaran responden menurut pengetahuan, sikap dan perilaku.
Variabel
Kategori
N
%
Pengetahuan
Baik Kurang
14 86
14 86
Sikap
Baik Kurang
94 6
94 6
Perilaku
Baik Kurang
34 66
34 66
Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang asuhan antenatal dan kondisi kehamilannya sebanyak 86 % responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik, hanya 14 % yang mempunyai tingkat pengetahuan baik. Berdasarkan sikap responden sebanyak 94 % responden mempunyai sikap baik terhadap asuhan antenatal dan kehamilanya. Sedangkan berdasarkan sebaran perilaku 66 % responden memiliki perilaku yang kurang terhadap asuhan antenatal
dan
tentang kondisi kehamilannya yang dan 34 % responden yang mempunyai perilaku baik.
5.5 Efektifitas Asuhan Antenatal Setelah dilakukan penilaian kesesuaian asuhan antenatal yang sudah dilakukan dengan
asuhan antenatal model WHO, serta dilakukan penilaian terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku responden setelah dilakukan asuhan antenatal dan kondisi kehamilannya, selanjutnya dilakukan penilaian efektifitas dari asuhan antenatal yang diberikan berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku responden setelah dilakukan asuhan dan antenatal serta tentang kehamilannya. Hasil sebaran responden
menurut efektifitas asuhan antenatal dapat dilihat pada tabel 5.5
berikut ini.
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
67
Tabel 5. 5. Sebaran responden menurut efektifitas asuhan antenatal N
%
Efektif
22
22
Tidak Efektif
78
78
100
100
Total
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan luaran pengetahuan,sikap dan perilaku responden sebesar 78% pelayanan asuhan antenatal yang dilakukan responden tidak efektif, dan hanya 22 % yang efektif. 1.6
Hubungan antar variabel
Pada penelitian ini dilakukan analisa secara statistik untuk mengetahui hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan serta faktor petugas kesehatan yang memberikan pelayanan asuhan antenatal dengan kesesuaian asuhan antenatal yang diberikan dengan asuhan antenatal model WHO. Hasil analisa statistik dapat dilihat pada tabel 6 berikut
Tabel 5.6. Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal responden
dengan asuhan
antenatal model WHO. Variabel
Kategori
Sesuai N
%
Tidak sesuai N %
35
47
31
53
P
RR
IK 95%
0.378*
Tempat pelayanan asuhan antenatal
Rumah sakit/ puskesmas Praktek swasta
1,22
0,281,62
Petugas kesehatan
Dokter 5 50 5 50 1,000** 0,99 spesialis Bidan/dokter 43 50,6 42 49,4 umum/petugas lain
0,283,80
13 43,3 17 56,7
Uji Statistik :*Chi Square, **Kolmogorov-smirnov
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
68
Pada tabel diatas tidak didapatkan hubungan yang bermakna (P>0.05) antara tempat pelayanan mauapun petugas kesehatan dengan kesesuaian asuhan antenatal responden dengan asuhan antenatal model WHO.
Pada penelitian ini juga dilakukan analisa statistik untuk mengetahui hubungan antara faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan pengetahuan responden. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 5.7 beriku.
Tabel 5.7. Hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga) dengan pengetahuan responden
Variabel
Kategori
Usia
< 20 tahun >20 tahun
Pendidikan
Pendidikan rendah Pendidikan tinggi
Pengetahuan Baik Kurang N % N % 0 0 15 100 14 16,7 70 83,3 2
13,3
13
86,7
12
14,1
73
85,9
RR
IK 95%
0,871
-
1.091.32
1,000
1,06
0,386,46
P
Paritas
Paritas 1 Paritas ≥ 2
2 12
6,2 17,6
30 56
93,8 82,4
0,940
2,82
0,215,34
Pekerjaan
Bekerja Tidak bekerja
4 10
15,4 13,5
22 64
84,6 86,5
1,000
1,14
0,6815,32
Pendapatan Rendah sd menengah bawah Menengah atas sd tinggi
11
13,8
69
86,2
1,000
1,45
0,334,09
3
20
12
80
Dukungan keluarga
9
12,3
64
87,7
1,000
0,65
0,466,10
4
19
17
81
Ada dukungan Tidak ada dukungan
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
69
Keterangan uji Statistik: Kolmogorov-Smirnov Pada tabel 5.7 di atas tidak didapatkan hubungan yang bermakna (P>0.05) antara faktor ibu baik faktor usia, pendidikan, jumlah persalinan, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga dengan tingkat pengetahuan responden terhadap asuhan antenatal dan kehamilannya.
Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan serta petugas kesehatan dengan pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 5.8. Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan dengan pengetahuan responden. Variabel
Tempat pelayana n asuhan antenatal
Kategori
Rumah sakit/ puskesmas Praktek swasta
Dokter spesialis Bidan/dokter Petugas kesehatan umum/petugas lain
Pengetahuan baik
Pengetahuan kurang
N
%
N
%
10
15,2
56
84,8
4
13,3
26
86,7
1
10
9
90
12
14,1
73
85,9
P
RR
IK 95%
1,000
1,14
0,353,01
1,000
0,71
0,1712,78
Keterangan uji Statistik: Kolmogorov-Smirnov
Dari tabel 5.8 di atas tidak ditemukan hubungan yang bermakna (P > 0.05) antara faktor tempat pelayanan maupun faktor petugas yang memberikan pelayanan asuhan antenatal dengan tingkat pengetahuan responden.
Pada penelitian ini juga dilakukan analisa statistik untuk mengetahui hubungan antara faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan sikap responden. Hubungan antara faktor ibu meliputi usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga dengan sikap responden
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
70
dapat dilihat pada tabel 5.10 sedangkan hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dengan sikap responden dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini.
Tabel 5.9.Hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga) dengan sikap responden Variabel
Kategori
Usia
< 20 tahun >20 tahun
Pendidikan
Pendidikan rendah Pendidikan tinggi
12
80
3
20
82
96,5
3
3,5
Paritas
Paritas 1 Paritas ≥ 2
31 63
96,9 92,6
1 5
Pekerjaan
Bekerja Tidak bekerja
24 70
92,3 94,6
Pendapatan Rendah sd menengah bawah Menengah atas sd tinggi
74
Dukungan keluarga
Ada dukungan Tidak ada dukungan
Sikap Baik N % 14 93,3 80 95,2
Sikap Kurang N % 1 6,7 4 4,8
P
RR
IK 95%
1,000
1,02
0,1513,74
0,880
1,21
1,2437,82
3,1 7,4
1,000
0,96
0,053,63
2 4
7,7 5,4
1,000
0,98
0,123,98
92,5
6
7,5
1,000
1,08
0,870,99
15
100
0
0
71
97,3
2
2,7
1,000
1,07
0,042,03
19
90,5
2
9,5
Keterangan uji Statistik: Kolmogorov-Smirnov Pada tabel 5.9 diatas setelah dilakukan analisa statistik tidak didapatkan hubungan yang bermakna (P>0.05) antara keseluruhan faktor ibu dengan sikap responden terhadap berbagai pernyataan mengenai asuhan antenatal dan kehamilannya.
Hasil analisa statistik untuk mengetahui hubungan antara faktor tempat pelayanan asuhan antenatal dan petugas kesehatan dengan sikap responden dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
71
Tabel 5.10. Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan dengan sikap responden
Variabel
Kategori
Sikap baik
Sikap kurang
N
%
N
%
Tempat pelayanan asuhan antenatal
Rumah sakit/ puskesmas Praktek swasta
64
68,8
2
66,7
29
31,2
1
33,3
Petugas kesehatan
Dokter spesialis Bidan/dokter umum/petugas lain
10
10,9
0
0
82
89,1
3
100
P
RR
IK 95%
1,000
1
0,0810,40
1,000
1,04
1,001,08
Keterangan uji Statistik: Kolmogorov-Smirnov Pada tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (P>0.05)
antara tempat
pelayanan baik rumah sakit, puskesmas
maupun praktek swasta dengan sikap responden. Demikian juga tidak terdapat hubungan yang bermakna (P>0.05) antara tenaga kesehatan baik dokter spesialis, bidan dokter umum atau petugas lainnya dengan sikap responden.
Selain pengetahuan dan sikap responden, dilakukan juga analisa untuk mengetahui hubungan antara faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dengan perilaku responden. Hasil analisa untuk mengetahui hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini.
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
72
Tabel 5.11. Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan dengan perilaku respoden Variabel
Kategori
Perilaku baik
Perilaku kurang
N
%
N
RR
P
IK 95%
%
Tempat pelayanan asuhan antenatal
Rumah sakit/ puskesmas Praktek swasta
21
31,8
45
68,2 0,274*
13
43,3
17
56,7
Petugas kesehatan
Dokter spesialis Bidan/ dokter umum /petugas kesehatan lain
9
90
1
10
25
29,4
60
70,6
0,73 0,673,99
0,003** 3,06 0,010,39
Keterangan uji Statistik: *Chi-square, **Kolmogorov-smirnov Dari tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa antara faktor tempat pelayanan kesehatan baik rumah sakit, puskesmas maupun praktek swasta tidak terdapat hubungan yang bermakna (P>0.05). Sedangkan untuk faktor petugas kesehatan terhadap hubungan yang bermakna
dengan perilaku responden (P = 0.003,
P<0.05 RR 3.06 (IK 95% 0.01-0.39).
Hubungan antara faktor ibu yang meliputi faktor usia, pendidikan,paritas, pekerjaan, pendapatan, dan dukungan keluarga dengan perilaku responden dapat dilihat pada tabel 5.12.
Dari tabel 5.12 didapatkan analisa statistik yang bervariasi. Beberapa variabel dari faktor ibu yaitu usia, pekerjaan dan dukungan keluarga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (P < 0.05) dengan perilaku responden. Faktor usia dengan nilai P = 0.023 P < 0.05, faktor pekerjaan nilai P = 0.045 RR 1.76 IK 95% 1.01-6.33, serta faktor dukungan keluarga nilai P =
0.03 RR
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
73
2.78 IK 95% 0.04-0.24. Sedangkan variabel pendidikan, paritas, dan pendapatan tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (P>0.05) dengan perilaku responden.
Tabel 5.12. Hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga) dengan perilaku responden
Variabel
Kategori
Usia
< 20 tahun 20-34 tahun > 34 tahun
Pendidikan
Pendidikan rendah Pendidikan tinggi
Perilaku Baik N % 3 20 25 46,3 6 20
Perilaku Kurang N % 12 80 29 53,7 24 80
4
26,7
11
73,3
30
35,3
55
64,7
P
RR
IK 95%
0,023*
-
-
0,515*
1,32
0,445,12
Paritas
Paritas 1 Paritas ≥ 2
15 19
46,9 27,9
17 49
53,1 72,1
0,062*
1,68
0,181,05
Pekerjaan
Bekerja Tidak bekerja
13 21
50 28,4
13 53
50 71,6
0,045*
1,76
1,016,33
Pendapatan Rendah sd menengah bawah Menengah atas sd tinggi
20
25
60
75
0,091**
2,4
1,4214,22
9
60
6
40
29
39,7
44
60,3
0,03*
2,78
0,040,24
3
14,3
18
85,7
Dukungan keluarga
Ada dukungan Tidak ada dukungan
Keterangan uji statistik: *Chi-square, **Kolmogorov-smirnov
Pada penelitian ini dicari hubungan antara variabel pengetahuan, sikap dan perilaku dengan faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan dan faktor petugas kesehatan juga dilakukan analisa statistik untuk mengetahui faktor ibu, faktor pelayanan ksehatan dan faktor petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
74
antenatal. Hasil analisa statitistik antara faktor ibu dengan efektifitas asuhan antental dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.13.Hubungan antara faktor ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga) dengan efektifitas asuhan antenatal. Variabel
Kategori
Usia
< 20 tahun >20 tahun
Pendidikan
Pendidikan rendah Pendidikan tinggi
Efektif N 3 19
% 20 22,6
Tidak P Efektif N % 12 80 1,000** 65 77,4
2
13,3
13
86,7 0,999**
20
23,5
65
76,5
RR
IK 95%
1,13
0,304,58
1,76
0,429,62
Paritas
Paritas 1 Paritas ≥ 2
9 13
28,1 19,1
23 55
71,9 80,9
0,310*
0,68
0,231,61
Pekerjaan
Bekerja Tidak bekerja
10 12
38,5 16,2
16 62
61,5 0,018* 83,8
2,37
1,188,81
Pendapatan Rendah sd menengah bawah Menengah atas sd tinggi
16
20
64
80
1,000**
1,33
0,415,17
4
26,7
11
73,3
Dukungan keluarga
17
23,3
56
76,7 1,000**
1,22
0,232,62
4
19
17
Ada dukungan Tidak ada dukungan
81
Uji statistik: *Chi-square, **Kolmogorov-Smirnov
Pada tabel diatas dari faktor ibu hanya variabel pekerjaan yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan nilai P = 0.018 (P<0.05) dengan RR 2,37 IK 95% 1.18-8.81, sedangkan untuk variabel usia, pendidikan, paritas, pendapatan dan dukungan keluarga tidak terdapat hubungan yang bermakna (P>0.05) dengan efektifitas asuhan antenatal.
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
75
Selain faktor ibu juga dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan antara faktor petugas kesehatan dan tempat pelayanan asuhan antenatal dengan efketifitas asuhan antenatal dengan efektifitas asuhan antenatal responden. selain itu juga dilakukan analisa untuk mengetahui hubungan antara kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan responden dengan asuhan antenatal WHO dengan Efektifitas asuhan antenatal. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.14. Hubungan antara faktor tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal.
Variabel
Kategori
Efektif
Tidak Efektif
N
%
N
%
Tempat pelayanan asuhan antenatal
Rumah sakit/ puskesmas Praktek swasta
13
19,7
53
80,3
9
30
21
70
Petugas kesehatan
Dokter spesialis Bidan/ dokter umum /petugas kesehatan lain
3
30
7
70
18
21,2
67
78,8
P
RR
IK 95%
0,266*
0,66
0,654,70
1,00**
1,42 0,152,67
Keterangan uji Statistik: *Chi-Square, **Kolmogorov-smirnov Pada tabel 5.14 diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (P>0.05) antara faktor pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal ibu hamil yang ditata di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo. Hubungan antara kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan responden dengan asuhan antenatal WHO dengan Efektifitas asuhan antenatal, dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini.
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
76
Tabel 5.15. Hubungan antara kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan pada ibu hamil yang ditatalaksana di IGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo berdasarkan model WHO dengan efektifitasnya. Variabel
Kesesuaian
Kategori
Efektif
Tidak efektif
N
%
N
%
Sesuai
8
16,7
40
83,3
Tidak sesuai
14
26,9
38
73,1
P
RR
IK 95%
0,216
0,62
0,2051,44
Keterangan uji Statistik: Chi-square Dari tabel 5.15 diatas dapat diketahui bahwa asuhan antenatal yang sesuai dengan asuahan antenatal model WHO hanya 16.7 % yang efektif dan 83.3% tidak efektif, sedangkan asuhan antenatal yang tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO sebanyak hanya 26.9 % yang efektif dan 73.1 % tidak efektif. Namun secara statistik tidak
terdapat hubungan yang bermakna ( P= 0.216
P>0.05) antara kesesuaian antenatal yang sudah dilakukan oleh responden dengan asuhan antenatal model WHO dengan efektifitas asuhan antenatal.
Universitas Indonesia Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
77
BAB 6 PEMBAHASAN
Asuhan antenatal merupakan salah satu pilar bagi keselamatan ibu (safe motherhood) selain keluarga berencana, persalinan aman dan perawatan obstetri esensial6,9-11. Asuhan antenatal juga merupakan kunci penting dalam pelayanan preventif di dunia12, menjaga kehamilan serta bayi tetap sehat, dan secara luas asuhan antenatal bisa menekan angka kematian ibu dan bayi11.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional,untuk mengetahui efektitifitas asuhan antenatal ibu hamil yang telah ditatalaksana di UGD RSUPN dokter Cipto Magunkusumo. Efektifitas asuhan antenatal dinilai berdasarkan pengetahuan sikap dan perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal yang diberikan serta kondisi kehamilannya. Pada penelitian juga dinilai kesesuain asuhan antenatal yang sudah dilakukan responden dengan asuhan antenatal model WHO
Subjek penelitian berjumlah 100 orang responden. Terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap data sosiodemografi responden, meliputi usia, pendidikan, paritas, pekerjaan , pendapatan dan dukungan keluarga. Dari 100 responden berusia 20-34 tahun sebanyak 54 % responden, usia diatas 35 tahun sebanyak 30 % responden, dan 16 % responden berusia kurang dari 20 tahun. Usia termuda 16 tahun dan usia paling tua dari responden adalah 42 tahun. Hal ini selaras dengan hasil data dari IDHS tahun 2007 dimana usia ibu hamil mayoritas yang melakukan asuhan antenatal adalah usia 20-34 tahun.5
Untuk variabel pendidikan pada
penelitian ini sebanyak 72 % responden berpendidikan menengah yaitu SMU atau sederajat, terbanyak kedua 14 % responden berpendidikan rendah yaitu SD dan SMP, 13% responden lulus universitas atau pendidikan, dan terdapat 1 responden yang tidak lulus sekolah dasar. Sedangkan untuk variabel paritas sebanyak 45% responden mempunyai paritas 2-3, terbanyak kedua 32 % responden mempunyai paritas 1, paritas 4-5 sebanyak 22 % responden dan terdapat 1 responden paritas 7. Data dari IDHS 2007 ibu hamil yang melakukan asuhan antenatal lebih tinggi pada pasien dengan paritas 2-3 serta mempunyai pendidikan menengah ke atas5.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
78
Hal ini juga sesuai dengan hasil dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 dimana angka cakupan asuhan antenatal lebih tinggi pada usia muda, paritas 2-3 serta pada ibu hamil dengan pendidikan menengah dan tinggi42.
Pekerjaan mayoritas responden yaitu sebanyak 74 % responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga, hanya 26 % responden yang bekerja. Untuk tingkat pendapatan responden menengah kebawah sebanyak 67 % responden, pendapatan menengah ke atas dan rendah masing-masing 13 % responden dan 2 % dengan pendapatan tinggi. Tingkatan pendapatan pada penelitian ini adalah total pendapatan keluarga per bulan. Batasan tingkat penghasilan keluarga disesuaikan dengan standar Bank Dunia tahun 2007 tentang batasan pendapatan perkapita perbulan. Tingkat pendapatan dibedakan atas pendapatan rendah jika total pendapatan kurang dari Rp 903.800,- per bulan, menegah rendah jika perndapatan antara Rp 903.800,- Rp 3.581.000,- perbulan, menengah atas jika pendapatan antara Rp 3.581.000,- Rp 11.073.000,- dan pendapatan tinggi jika pendapatan perbulan lebih dari Rp 11.073.000,- perbulan. Pada penelitian ini mayoritas berpendapatan menengah rendah yakni pendapatan Rp 903.800 – Rp 3.581.00 per bulan, dan hanya 2 responden yang mempunyai penghasilan diatas Rp. 11.073.000,- perbulan. Walaupun mayoritas responden menengah namun untuk cakupan asuhan antenatal pada kelompok tersebut cukup tinggi. Dalam IDHS 2007, IDHS 2012 serta hasil RISKESDAS 2013 faktor penghasilan keluarga mempengaruhi cakupan asuhan antenatal. Cakupan asuhan antenatal akan lebih tinggi pada keluarga dengan pendapatan menengah dan tinggi dibandingkan dengan pada penghasilan rendah. Hal ini dikarenakan faktor sosioekonomi mempunyai hubungan positif dengan cakupan asuhan antenatal terutama berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan asuhan antenatal5,17,32,41,42.
Variabel dukungan keluarga juga merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan asuhan antenatal4,8. Pada penelitian ini sebanyak 79 % responden mendapatkan dukungan keluarga dan 21 % responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga. Dukungan keluarga dari responden berasal dari suaminya
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
79
yaitu sebesar 79.74 % atau 63 responden sisanya dukungan diberikan oleh anggota keluarga yang lain terutama dari ibu responden.
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa 48 % responden
mendapatkan
pelayanan asuhan antenatal di puskesmas disusul kemudian di praktek swasta sebanyak 31 % responden dan sisanya 21 % responden di rumah sakit. Baik responden yang melakukan asuhan antenatal di puskesmas, dan praktek swasta petugas kesehatan yang melakukan asuhan antenatal adalah bidan yaitu 74 % responden. 12 % responden melakukan asuhan antenatal dengan dokter spesialis di rumah sakit dan sisanya dengan dokter umum. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil IDHS 2007 dan IDHS 2012. Pada data IDHS 2012 mayoritas ibu hamil mendapatkan pelayanan asuhan antenatal oleh bidan yaitu sekitar 75.3 % dan hanya 19 % yang mendapatkan asuhan antenatal oleh dokter spesialis kebidanan43.
Sedangkan untuk tempat pelayanan kesehatan menurut data
RISKESDAS 2013 sebagian besar ibu hamil mendapatkan pelayanan asuhan antenatal oleh bidan ( 87.8%) sedangkan yang mendapatkan asuhan antenatal oleh dokter spesialis kebidanan hanya 11.1 %43
Faktor
sosiodemografi ibu merupakan faktor predisposisi untuk keberhasilan
asuhan antenatal, faktor tempat pelayanan kesehatan merupakan faktor pemungkin sedangkan faktor petugas kesehatan merupakan faktor penguat bagi efektifitas asuhan antenatal4,8,17,24,25,27,31
Model asuhan antenatal yang dilakukan 52 % asuhan antentatal model konvensional atau tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO, hanya 48 % yang sesuai dengan asuhan antenatal model WHO. Perbedaan kedua jenis asuhan antenatal terletak pada jumlah kunjungan, waktu kunjungan, penapisan awal, pemberi pelayanan dan jenis pelayanan yang diberikan saat kunjungan. Pada asuhan antenatal model WHO ibu hamil normal hanya melakukan kunjungan sebanyak 4 kali selama kehamilannya dan sekali setelah melahirkan15. Responden yang melakukan asuahn antenatal model tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO, melakukan kunjungan asuhan antenatal lebih dari 8 kali selama
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
80
kehamilannya, namun tidak dilakukan skreening dan intervensi yang dilakukan tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO.
Hasil sebaran responden berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku responden. Penilaian tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku responden berdasarkan pada nilai jawaban kuisioner masing-masing variabel. Kategori baik jika nilai jawaban responden lebih dari atau sama dengan 75% dari nilai total jawaban kuisoner dan kurang apabila nilai jawaban kurang dari 75% dari nilai total kuisoner. Penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan dan perilaku responden kurang baik sebesar 86 % dan hanya 14 % yang mempunyai tingkat pengetahuan baik. Sedangkan mengenai perilaku responden, 66 % mempunyai perilaku kurang baik, dan sekitar 33 % mempunyai perilaku yang kurang baik. Sedangkan untuk sikap responden menunjukkan bahwa sebesar 94 % responden mempunyai sikap yang baik terhadap asuhan antenatal dan kehamilannya yaitu dan hanya 6 % responden yang menunjukkan sikapnya kurang baik.
Beberapa faktor bisa mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku responden, baik faktor ibu, faktor tempat pelayanan kesehatan atau faktor petugas kesehatan. Pada penelitian ini dilakukan analisa statistik untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tersebut. Dengan uji Chi Square, dan uji Kolmogorov smirnov tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara faktor ibu meliputi usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pendapatan dan dukungan keluarga, dengan tingkat pengetahuan dan sikap responden.
Untuk perilaku responden ada beberapa faktor ibu yang mempunyai hubungan yang bermakna yaitu faktor usia, pekerjaan dan dukungan keluarga. Faktor usia nilai P = 0.023 P < 0.05, pekerjaan P = 0.045 RR 1.76 IK 95% 1.01-6.33, faktor dukungan keluarga P = 0.03 RR 2.78 IK 95% 0.04-0.24. Dengan nilai rasio prevalens (RR) lebih dari satu dan rentang kepercayaan tidak mencakup angka satu untuk faktor pekerjaan dan dukungan keluarga maka berarti faktor pekerjaan dan dukungan keluarga mempengaruhi perilaku respoden44. Sedangkan variabel
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
81
pendidikan, paritas, dan pendapatan tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (P>0.05) dengan perilaku responden.
Faktor petugas kesehatan yang melakukan asuhan antenatal juga mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku responden dengan nilai P= 0.003 RR 3.06 IK 95% 0.01-0.039. Dengan nilai rasio prevalens (RR) lebih dari satu dan rentang kepercayaan tidak mencakup angka satu, responden yang melakukan asuhan antenatal dengan dokter spesialis kandungan mempunyai hubungan yang bermakna dibandingkan yang melakukan asuhan antenatal dengan petugas kesehatan lainnya. Sedangkan untuk pendidikan, paritas dan pendapatan serta faktor tempat pelayanan kesehatan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku responden.
Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan Amiruddin, 2005 dan Perangingangin, 2006 faktor usia, paritas, pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan dukungan keluarga tidak memberikan hubungan yang bermakna terhadap perilaku ibu hamil tentang asuhan antenatal4,8. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa faktor usia, pekerjaan dan dukungan keluarga ternyata mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku ibu hamil dengan asuhan antenatal.
Pengetahuan, sikap dan perilaku responden merupakan parameter untuk menentukan efektifitas pada penelitian ini. Efektifitas dinilai dari
total nilai
tentang pengetahuan, sikap dan perilaku responden.. Asuhan antenatal yang dilakukan efektif apabila nilai total jawaban dari pengetahuan, sikap dan perilaku setelah dijumlahkan lebih dari atau sama dengan 75% dari total nilai keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan perilaku dan tidak efektif apabila nilai total jawaban keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan perilaku setelah dijumlahkan kurang dari 75% dari
total nilai keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan perilaku.
Hasilnya 78 % asuhan antenatal yang dilakukan tidak efektif, dan hanya 22 % yang menunjukkan bahwa asuhan antenatal yang dilakukan efektif. Hasil ini sesuai dengan penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
82
Djaswadi Dkk, 2005 bahwa pelayanan asuhan antenatal yang dilakukan ibu hamil selama kehamilannya walaupun secara kuantitas terpenuhi namun tidak memberikan manfaat terhadap hasil luaran kehamilannya atau tidak efektif. Hal ini disebabkan karena kualitas pelayanan asuhan antenatal yang masih rendah terbukti tingkat konsultasi yang masih rendah sehingga tingkat pengetahuan dan perilaku pasien yang kurang baik21.
Berbagai faktor mempengaruhi efektifitas asuhan antenatal. Dari analisa statistik antara faktor ibu yang meliputi usia, pendidikan, paritas, pendapatan dan dukungan keluarga, faktor tempat pelayanan kesehatan, dan faktor petugas serta kesesuaian asuhan antenatal yang dilakukan dengan asuhan antenatal model WHO dengan efektifitas asuhan antenatal, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor-faktor tersebut dengan efektifitas asuhan antenatal (P>0.05). Dari analisa statistik faktor pekerjaan mempunyai hubungan yang bermakna dengan efektifitas asuhan antenatal dengan nilai P = 0.018 P < 0.05 RR 2.37 IK 95% 1.18-8.81. Dengan nilai rasio prevalens (RR) lebih dari satu dan rentang kepercayaan tidak mencakup angka satu berarti varibel tersebut merupakan faktor resiko44. Hal ini berarti bahwa responden yang bekerja dua kali lebih efektif asuhan antenatalnya dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja. Namun pada penelitian ini tidak diteliti lebih lanjut tentang jenis pekerjaan, lingkungan pekerjaan, serta faktor pekerjaan lainnya yang menjelaskan hubungan antara responden yang bekerja dengan efektifitas asuhan antenatal. Belum
terdapat
penelitian yang mengkaji lebih dalam tentang faktor pekerjaan dengan asuhan antental. Penelitian terdahulu hanya menjelaskan bahwa faktor sosioekonomi terutama pendapatan perkapita berhubungan dengan angka kunjungan asuhan antenatal hal ini berkaitan pembiayaan. Pendapatan yang memadai akan menunjang asuhan antenatal yang dan kesadaran untuk periksa25.
Faktor ibu, faktor tempat dan petugas kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi asuhan antenatal, namun kualitas dalam pelaksanaan asuahan antenatal adalah faktor yang jauh lebih penting untuk meningkatkan efektifitas asuhan antenatal21.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
83
Dari penelitian ini asuhan antenatal yang sesuai dengan asuahan antenatal model WHO hanya 16.7 % yang efektif dan 83.3% tidak efektif, sedangkan asuhan antenatal yang tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO sebanyak hanya 26.9 % yang efektif dan 73.1 % tidak efektif. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada asuhan antenatal model konvensional responden melakukan kunjungan lebih banyak dibandingkan dengan asuhan antenatal model WHO, sehingga frekuensi tatap muka dengan petugas kesehatan lebih sering, dan responden mendapatkan edukasi dan konseling lebih banyak. Namun secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna ( P= 0.216 P>0.05 RR 0.62 IK 95% 0.205-1.44),
antara kesesuaian antenatal yang sudah dilakukan oleh
responden dengan asuhan antenatal model WHO dengan efektifitas asuhan antenatal. Nilai interval kepercayaan rasio prevalens (RR) mencakup angka satu, sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang dikaji tersebut merupakan faktor risiko atau faktor protektif44.
Terdapat keterbatasan pada penelitian ini. Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi atau pelatihan khusus bagi para petugas maupun tempat pelayanan kesehatan tentang asuhan antenatal model WHO, sehingga walaupun asuhan antenatal yang dilakukan oleh responden sesuai dengan asuhan antenatal WHO namun tidak menunjukkan adanya hubungan dengan efektifitasnya.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dimana terdapat kekurangan sulit untuk menentukan sebab akibat secara pasti karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas). Akibatnya sering tidak mungkin ditentukan mana penyebab dan mana akibat44.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
84
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN
7.1 SIMPULAN 1.
Asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo lebih tinggi dilakukan pada usia 20-34 tahun, pendidikan SMU atau sederajat, paritas 2-3, pendapatan menengah dan mendapatkan dukungan keluarga
2.
Asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo 48% dilakukan di puskesmas dan 74 % oleh bidan.
3.
Asuhan antenatal yang dilakukan ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo 52 % tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO
4.
Menurut luaran pengetahuan, sikap dan perilaku, asuhan antenatal yang dilakukan ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo 78 % tidak efektif
5.
Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia, pekerjaan dan dukungan keluarga dengan perilaku responden
6.
Terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan efektifitas asuhan antenatal.
7.
Tidak terdapat perbedaan efektifitas antara asuhan antenatal yang sesuai dengan model WHO maupun asuhan antenatal yang tidak sesuai dengan model WHO
8.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, pendidikan, paritas, pendapatan, dukungan keluarga, faktor tempat pelayanan kesehatan, petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal.
7.2 SARAN 1.
Perlu dilakukan penelitian prospektif
untuk mengetahui efektifitas asuhan
antenatal dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas asuhan antenatal 2.
Perlu dilakukan pelatihan khusus tentang asuhan antenatal sehingga pelayanan asuhan antenatal yang diberikan lebih berkualitas.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
85
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3. 4.
5. 6. 7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Banta D. What is the efficacy/effectiveness of antenatal care and financial and organizational implications. The World Health Organization (WHO). 2003 ;1-12. Dowswell T, Middleton P, Weeks A. Antenatal day care inits versus hospital sdmission for women with complicated pregnancy. Cochrane Database Syst Rev. 2009;4:1-34. McDonagh M. Is antenatal care effective in reducing maternal morbidity and mortality?Health policy and planning.1996;11:1-15. Peranginangin H. Telaah faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care pada sarana kesehatan: pemeliharaan kesehatan ibu hamil dalam upaya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Makalah Pengantar Falsafah Sains,Program S3, Institut Pertanian Bogor.2006;1-25. Indonesia Demographic and Health Surveys. Statistics indonesia and macro international.2008;126-217.Penerbit? Keselamatan Ibu : Keberhasilan dan Tantangan. Outlook Indonesia 1999 Jan;16:1-8. Vanneste AM, Ronsmans C, Chakraborty J, De Francisco A. Prenatal screening in rural Bangladesh: from prediction to care. Health policy and planning.2000;15:1-10. Dewi Gustina, Amiruddin Ridwan, Wahiduddin. Studi pemanfaatan pelayanan antenatal terhadap kelainan kesehatan pada ibu hamil di puskesmas Ulaweng kabupaten Bone tahun 2005. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Makassar 2005.tesis? Bloom SS, Lippeveld T, Wypij D. Does antenatal care make adifference to safe delivery? a study in urban Uttar Pradesh, India. Health Policy and Planning.1999;14:38-48. Yousif EM, Abdul Hafeez A. The effect of antenatal care on the probability of neonatal survival at birth, Wad Madani teaching hospital, Sudan. Sudanese Journal of Public Health.2006;1:293-7. Per Bergsjo. What is the evidence for the role of antenatal care strategies in the reduction of maternal mortality and morbidity. Studies in HSO&P, The University of Bergen, Bergheimveien, Norway.2001;17:35-54. Homer C, Ryan C, Leap N, Foureour M, Teate A. Group versus conventional antenatal care for pregnant women (protocol). Cochrane Database Syst Rev.2009;1:1-7. Focus Antenatal Care: Providing Integrated, Individualized Care during pregnancy.USAID.2009. Zahr A, Lidia C, Tessa M. Antenatal care in developing countries, promises, achievements,and misopportunities: an analysis of trends, levels and differentials, 1999-2001. World Health Organization (WHO).2003;1-32. Villar J, Bergsjo P. WHO antenatal care randomized trial : manual for implementation of the new model. Department Of Reproductive Health and Research Family and Community Health, World Health Organization (WHO).2002;1-31.
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
86
16.
17.
18.
19. 20.
21.
22. 23.
24.
25.
26. 27.
28.
29. 30. 31.
32.
di Mario S, et all (nek meh tulis et al kudu nama 6 orang pengarang dulu baru et al). What is the effectiveness of antenatal care? (supplement). World Health Organization (WHO).2000;1-25. Bloom SS, Lippeveld T, Wypij D. Does antenatal care make a difference to safe delivery? a study in urban Uttar Pradesh, India. Health policy and planning.1999;14:38-48. Greenwood AM, Bradley, Williams K, Shenton FC. Aprospective survey of the outcome of the pregnancy in rural area in Gambia. Bulletin of The World Health Organization.1987;65:635-43. Moller B, Lushino O, Meirik O. A study of antenatal care at village level in rural Tanzania. Int J Gynaecol Obstet.1989;30:123-31. Nomita Chandhiok et al nama 6 pengarang. Determinants of antenatal care utilization in rural areas of India : a cross-sectional study from 28 districts (An ICMR Task Force Study). J Obstet Gynecol India.2006;56:47-52. Dasuki D, Hakimi M, dkknama 6 pengarang dulu. Evaluasi efektifitas perawatan kehamilan di kabupaten Purworejo. Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bagian Kebidanan dan Kandungan Universitas Gajah Mada.2005;1-8. Eryando T. Aksesibilitas kesehatan maternal di kabupaten Tangerang tahun 2006. Makara Kesehatan.2007;11:76-83. Hasnah, Triratnawati A. Penelusuran kasus-kasus kegawatan obstetri yang berakibat kematian maternal. Studi Kasus di RSUD Purworejo, Jawa Tengah. Makara Kesehatan.2003;7:38-46. Lestari R, Yuneta R, dkk nama 6 pengarang. Pengetahuan,sikap dan perilaku ibu terhadap asuhan antental dan faktor-faktor yang berhubungan di RW 05 kelurahan Pulo Gadung Desember 2008-Januari 2009. Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2009. Murniati. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di kabupaten Aceh Tenggara. Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.2007;1-89. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia. Dirjen Binkesmas Departemen Kesehatan RI.2003. Berg CJ. Prenatal care in developing counties: the world health organization technical working group on antenatal care. J Am Med Womens Assoc.1995;50:182-6. Rooney C. Antenatal care and maternal health : how effective is it? a review of the evidence. Maternal Health and Safe Motherhood Programe Division Of Family Health WHO.1992;4:1-76. JHPIEGO/MNH. Focused antenatal care : planning and providing care during pregnancy. Maternal&Neonatal Health.2004;1-4. Devenish C. Standars of antenatal care. Obstery & Gynecology Magazine. 2009;11:22-3. Kupek E, Petrou S, Vause S. Clinical, provider and sociodemographic predictors of late initiation of antenatal care in England and Wales. BJOG. 2002;109:265-73. Abou Zahr, Carla Lidia, Tessa M. Antenatal care in developing countries, promises, achievements,and misopportunities: an analysis of trends, levels
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
87
33.
34.
35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44.
and differentials, 1999-2001. The World Health Organization (WHO).2003;1-32. Samuel E Anya, Abba Hydara, Lamin ES Jaiteh. Antenatal care in the Gambia: missed opportunity for information,Education and Communication. BMC Pregnancy and Childbirth.2008;8:1-7. NICE Clinical Guideline 62. Antenatal care: routine care for the health pregnant woman. National Institute For Health and Clinical Excellence (NHS).2008;1-50. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J. William Obstetrics.23 ed. Mc Graw Hill Company 2010. Hacker, Moore, et al. Essential of Obstetric and Gynecologic. Elsevier Sunders 2007;4:146-351. Wiknjosastro Hanifa, Dkk. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2007;281-699. Pengertian Efektifitas. Diunduh dari http://dansite wordpress com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/ 2010 Feb 23. Efektifitas dan Efisiensi. Diunduh dari http://www damandiri or id/file/suwandiunair bab2 pdf 2010 Mar 2. Dahlan Sopiyudin M. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Sagung Seto 2008;I. Dahlan Sopiyudin M. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Salemba Medika Jakarta 2009;II. Indonesia Demographic and Health Surveys. Statistics Indonesia and Macro international 2012. Riset Kesehatan Dasar.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013 Sastroasmoro Sudigdo. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Sagung Seto.Jakarta .2002.II
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
88
Lampiran 1
INFORMED CONSENT PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS ASUHAN ANTENATALIBU HAMIL YANG DITATA LAKSANA DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DOKTER CIPTO MANGUNKUSUMO
Yang saya hormati Ibu yang berbahagia, Assalamu’alaikum Wr. Wb Saya dr Ulul Albab salah satu mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), pada kesempatan ini hendak melakukan kegiatan pengumpulan untuk mendukung penelitian yang akan saya lakukan tentang efektifitas asuhan antenatal khususnya bagi ibu hamil yang ditatalaksana di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dokter Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal yang
diberikan
kepada
ibu
hamil
selama
kehamilannya
berdasarkan
kesesuaiannya dengan standar yang ada, untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal dari segi edukasi dan konseling, serta deteksi dini komplikasi kehamilan, dan tujuan peneletian ini juga untuk mengetahui hubungan antara faktor ibu, faktor penyelenggara pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal. Pada penelitian ini ibu hamil yang setuju menjadi subjek penelitian diwawancara dan diberikan pertanyaan yang harus dijawab dalam bentuk checklist dan kuisioner tentang asuhan antenatal yang sudah diterima, dan beberapa pertanyaan tentang edukasi dan konseling serta deteksi dini komplikasi selama kehamilan. Informasi yang benar dan jujur dari Ibu sangat kami harapkan sehingga hasil dari penelitian ini bisa dimanfaatkan dan bisa dijadikan sumber informasi yang bermakna untuk bidang pelayanan, akademik maupun digunakan sebagai
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
89
acuan untuk penelitian berikutnya. Identitas dan seluruh informasi yang Ibu berikan pada penelitian ini akan dijamin kerahasiaanya. Partisipasi Ibu sebagai subjek penelitian sangat penting dalam penelitian ini.Namun demikian keikutsertaan ibu sebagai subjek penelitian bersifat sukarela dan tanpa adanya paksaan apapun.Ibu juga berhak untuk menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila terdapt keluhan atau pertanyaan selama mengikuti penelitian ini, maka ibu dapat menghubungi penanggungjawab penelitian ini dr Ulul Albab telpon (HP) 081908015286
Yang memberi Penjelasan
Jakarta,……………... Yang menerima Penjelasan
Dr Ulul Albab
Ny……………......…
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
90
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah mendengarkan penjelasan yang diberikan tentang penelitian ini, Saya: Nama
:……………………………………………………………..
Umur
:……………………………………………………………..
Alamat
:……………………………………………………………..
Telpon
:……………………………………………………………...
Mengerti sepenuhnya resiko dan manfaat penelitian ini, dan menyatakan secara sukarela bersedia mengikuti penelitian ini.
Jakarta,……………… Peneliti
Subjek penelitian
Dr Ulul Albab
Ny…………………
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
91
Lampiran 3
LEMBAR KUISIONER STUDI EFEKTIFITAS ASUHAN ANTENATAL IBU HAMIL YANG DITATALAKSANA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DOKTER CIPTO MANGUNKUSUMO KUISIONER I Nomor kuisioner : Pewawancara :……………………………………………………………... Tanggal wawancara : …………………………………………………………….. DATA SOSIODEMOGRAFI 1. Nama :……………………………………………………... 2. Umur :…… Tahun 3. Pendidikan terakhir :……………………………………………………... 4. Pekerjaan :……………………………………………………... 5. Pendapatan keluarga :………………………………………………/ bulan 6. Alamat : Jl…………………………………………………... RT/RW :…………Kelurahan :…………………….Kecamatan :……………... Kodya :……………………Propinsi :………………Telp/Hp :……………….. 7. Nama suami :……………………………………………………... 8. Umur suami :…… Tahun 9. Pendidikan suami :…………………………………………………….. 10. Pekerjaan suami :…………………………………………………….. RIWAYAT KEHAMILAN 1. G……. P……..A……...... 2. Jumlah anak : a. Hidup :……………………………………………………... I. …… Tahun II. …… Tahun III. …… Tahun IV. …… Tahun b. Meninggal : sebab : c. Keguguran : umur : (mgg) 3. Riwayat kehamilan sebelumnya : a. Janin meninggal sebelumnya Ya Tidak b. 3 kali atau lebih keguguran spontan Ya Tidak c. Berat bayi < 2500 gram Ya Tidak d. Berat bayi > 4500 gram Ya Tidak
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
92
e. Kehamilan terakhir dirawat karena Ya Tidak darah tinggi (pre eklamsia/eklamsia) f. Riwayat operasi obstetri dan ginekologi Ya Tidak Jenis operasi : ………………………………. Kapan : ………………………………. Tempat :……………………………….. 4. Riwayat penyakit pernah diderita a. Penyakit kencing manis Ya Tidak b. Penyakit ginjal Ya Tidak c. Penyakit jantung Ya Tidak d. Riwayat merokok Ya Tidak e. Riwayat minum minuman keras Ya Tidak f. Lain-lain Sebutkan :…………………………………………………… 5. Riwayat kehamilan sekarang : a. Curiga kehamilan ganda/kembar Ya Tidak b. Umur < 16 tahun Ya Tidak c. Umur > 40 tahun Ya Tidak d. Perdarahan per vaginam Ya Tidak e. Massa di pelvis Ya Tidak f. Tekanan darah diastolik > 90 mmHg Ya Tidak atau lebih RIWAYAT ASUHAN ANTENATAL 1. Berapa kali kunjungan antenatal selama kehamilan :………………………….. 2. Kapan waktu kunjungan antenatal I :……………………………………... 3. Kapan waktu kunjungan antenatal II :……………………………………... 4. Kapan waktu kunjungan antenatal III :……………………………………... 5. Kapan waktu kunjungan antenatal terakhir :…………………………………… 6. Dengan siapa biasanya melakukan kunjungan antenatal :……………………... 7. JENIS PELAYANAN KUNJUNGAN I a. Apakah ibu dilakukan penapisan Ya Tidak sebelum pelayanan asuhan antenatal b. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan Ya Tidak umur kehamilan c. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan Ya Tidak tinggi uterus d. Apakah ibu diukur tekanan darah Ya Tidak e. Apakah ibu ditimbang berat badan Ya Tidak f. Apakah ibu diukur tinggi badan Ya Tidak g. Apakah dilakukan pemeriksaan Ya Tidak untuk anemia (Hb) h. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan Ya Tidakgolongan darah i. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan urin Ya Tidak untuk mengecek proteinuria j. Apakah ibu diberikan suntikan tetanus (I) Ya Tidak
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
93
k. Apakah ibu diberikan asupan asam folat l. Apakah ibu diberikan asupan tablet besi m. Apakah ibu diberikan nasehat tentang fisiologi kehamilan n. Apakah ibu diberikan nasehattentang kegawatan /tanda bahaya dalam kehamilan o. Apakah ibu mendapatkan kartu/buku pemeriksaan asuhan antenatal KUNJUNGAN II a. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan Tidaktekanan darah b. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan umur kehamilan c. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan tinggi uterus d. Apakah dilakukan pemeriksaan denyut Tidakjantung janin e. Apakah ibu dilakukan penimbangan berat Badan f. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan Protein urin g. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan untuk anemia(Hb) h. Apakah ibu diberikan asupan asam folat i. Apakah ibu diberikan asupan tablet besi j. Apakah ibu dijelaskan tentang kegawatan dalam kehamilan KUNJUNGAN III a. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan Hb b. Apakah ibu diberikan suntikan tetanus (II) c. Apakah ibu dijelaskan tentang persiapan menghadapi persalinan d. Apakah ibu dijelaskan tentang menyusui e. Apakah ibu dijelaskan tentang kontrasepsi
Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
Ya Ya
Tidak Tidak
KUNJUNGAN IV a. Apakah ibu dikasih tahu posisi dan letak Ya Tidak janin b. Apakah ibu diberi nasehat tentang persiapan Ya Tidak persalinan c. Apakah ibu diberitahukan kondisi terakhir Ya Tidak kehamilan 8. Kapankah ibu mendapatkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) :…………… TEMPAT PELAYANAN DAN PETUGAS 9. Dimanakah tempat melakukan pelayanan asuhan antenatal :…………………
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
94
10. Berapa jauh jarak tempat tinggal ibu dengan tempat pelayanan asuhan antenatal : ………...km 11. Berapa lama ibu menunggu untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal ……..menit 12. Siapakah petugas yang memberikan pelayanan asuhan antenatal :……………. 13. Berapa lama ibu tatap muka dengan petugas kesehatan ketika melakukan pemeriksaan antenatal :…………… menit
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
95
KUISIONER II Nomor kuisioner : Pewawancara :……………………………………………………………... Tanggal wawancara : …………………………………………………………….. PERTANYAAN PENGETAHUAN Pilihlah jawaban yang ibu anggap benar (jawaban boleh lebih dari 1) 1. Menurut ibu apa saja gejala-gejala yang merupakan tanda kehamilan : Mual muntah terutama pagi hari Terlambat haid Rahim membesar Tidak tahu 2. Menurut ibu pemeriksaan apa yang bisa digunakan untuk memastikan kehamilan Pemeriksaan kehamilan dengan urin Pemeriksaaan USG Pemeriksaan darah Pemeriksaan hari pertama haid terakhir 3. Menurut ibu hal-hal apa saja yang penting untuk diketahui berkaitan dengan kehamilan Hari menstruasi terakhir Riwayat kehamilan berikutnya Riwayat penyakit yang pernah diderita Tidak tahu 4. Menurut ibu apa saja yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil Aktivitas fisik dihentikan sama sekali Hindari merokok Aktivitas sehari-hari seperti biasa Sebaiknya istirahat saja terus menerus 5. Menurut ibu apakah bahaya rokok dan alkohol (minum-minuman keras) bagi bayi Berat bayi rendah dan lahir sebelum waktunya (preterm) Keguguran Bayi menjadi besar sehingga susah dilahirkan Tidak tahu 6. Tentang hubungan seksual selama kehamilan menurut ibu bagaimana sebaiknya: Hubungan seksual dihentikan sama sekali karena bisa membahayakan janin Aktivitas seksual seperti biasa selama tidak ada bahaya Aktivitas seksual cukup diakhir kehamilan saja Tidak tahu 7. Pada kondisi berikut ini sebaiknya hubungan seksual dihindari terlebih dahulu Setelah keguguran Perdarahan Infeksi menular seksual Tidak Tahu
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
96
8. Nutrisi yang penting bagi ibu hamil menurut ibu antara lain Vitamin C Vitamin K Tablet besi Asam folat 9. Salah satu imunisasi yang sangat dianjurkan bagi ibu hamil adalah Tetanus Influensa Demam berdarah Tidak tahu 10. Yang perlu dipersiapkan oleh ibu hamil dalam mempersiapkan kehamilan antara lain Persiapan pemilihan tempat melahirkan Persiapan transportasi bila terjadi bahaya Persiapan selamatan buat bayi Persiapan donor darah bila diperlukan 11. Menurut ibu kondisi apa saja yang berbahaya bagi kehamilan Perdarahan Keguguran Tekanan darah tinggi Berat badan naik 12. Perdarahan pada saat kehamilan berbahaya karena Bisa menyebabkan kematian ibu Bisa menyebabkan kematian bayi Wajar pada kehamilan jadi tidak perlu dikawatirkan Tidak tahu 13. Tekanan darah yang dikatakan berbahaya pada kehamilan apabila ≥ 140/90 mmHg 120/80 mmHg Disertai protein urin Tidak tahu 14. Yang menyebabkan persalinan macet antara lain Bayi terlalu besar lebih dari 4 kg Panggul ibu sempit Ibu yang pernah memakai spiral Tidak tahu 15. Menurut ibu tanda-tanda infeksi setelah melahirkan antara lain Badan panas Keluar cairan berbau dari kemaluan Nyeri perut Tidak tahu 16. Tujuan pemeriksaan asuhan antenatal Penyuluhan kesehatan dan konseling Deteksi dini komplikasi kelainan-kelainan dalam kehamilan Promosi dan preventif kesehatan Tidak tahu 17. Menurut ibu berapa jumlah minimal melakukan pemeriksaan kehamilan Enam kali empat kali setiap bulan tidak tahu
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
97
18. Menurut ibu tindakan apa saja yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan Pengukuran tinggi badan dan berat badan Pemberian imunisasi tetanus Pemberian tablet besi dan asam folat Tidak tahu PERTANYAAN TENTANG SIKAP 1. Pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk menjaga supaya bayi tetap sehat dan ibu melahirkan dengan aman Setuju Tidak setuju 2. Pemeriksaan kehamilan penting untuk mendeteksi kelainan dan komplikasi selama kehamilan Setuju Tidak setuju 3. Ibu hamil perlu mendapat asupan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu dan janinnya Setuju Tidak setuju 4. Selama kehamilan ibu hanya diperbolehkan tiduran saja selama kehamilan agar bayinya tetap sehat Setuju Tidak setuju 5. Bila terjadi ketuban pecah tetap diperbolehkan berhubungan seksual Setuju Tidak setuju 6. Pemberian asam folat dan tablet besi bermanfaat untuk mencegah anemia pada ibu hamil Setuju Tidak setuju 7. Selama kehamilan hanya diperbolehkan minum obat yang dianjurkan dokter saja Setuju Tidak setuju 8. Imunisasi tetanus penting untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir Setuju Tidak setuju 9. Dukungan suami dan keluarga tidak diperlukan ibu dalam menghadapi persalinan Setuju Tidak setuju 10. Perdarahan pada kehamilan maupun setelah persalinan merupakan hal yang berbahaya Setuju Tidak setuju 11. Pada ibu hamil yang anemia berbahaya bila terjadi perdarahan selama kehamilan Setuju Tidak setuju 12. Pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan pada pemeriksaan kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit darah tinggi selama kehamilan Setuju Tidak setuju 13. Dengan diketahui sejak dini penyakit darah tinggi dalam kehamilan bermanfaat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut Setuju Tidak setuju 14. Dengan pemeriksaan kehamilan faktor-faktor yang bisa menyebabkan persalinan macet bisa diketahui Setuju Tidak setuju
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
98
15. Dengan perawatan dan menjaga kebersihan setelah melahirkan bisa mencegah terjadinya infeksi Setuju Tidak setuju PERTANYAAN TENTANG PERILAKU 1. Berapa kali ibu periksa kehamilan terakhir Tidak pernah < 4 kali > 4 kali setiap bulan/lebih 2. Apakah ibu melakukan asuhan antental dengan teratur sesuai jadwal Ya Tidak 3. Dengan siapa biasanya melakukan kunjungan antenatal Suami Orang tua/anggota keluarga lain Sendirian/tidak ada teman 4. Apakah ibu mendapatkan imuniasasi selama kehamilan Ya Tidak Apabila ya apakah ibu tahu imunisasi apa yang diberikan imunisasi tetanus Tidak tahu imunisasi apa Berapa kali ibu mendapatkan suntikan imunisasi tetanus 1 kali 2 kali tidak tahu 5. Apakah ibu tetap melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti biasa Ya Tidak 6. Apa yang ibu lakukan apabila mual dan muntah hebat selama kehamilan Minum obat dari warung Kontrol ke dokter Dibiarin saja Minum jamu-jamuan 7. Bagaimanakah aktivitas seksual ibu selama kehamilan Sama seperti sebelum hamil Berhenti sama sekali Hanya sesekali saja 8. Apakah selama kehamilan ibu meminum vitamin dan tablet penambah darah Iya teratur selama kehamilan Kalau inget saja Kalau ada keluhan saja Tidak pernah 9. Apa saja yang ibu dan suami lakukan untuk mempersiapkan persalinan Mempersiapkan tempat persalinan Mempersiapkan rencana transportasi Tidak ada persiapan sama sekal 10. Apakah ibu dan suami/keluarga mempunyai tabungan khusus untuk mempersiapakan kehamilan sekarang Ya tidak 11. Apakah kehamilan sekarang ada kelainan Ya tidak Apabila iya apa kelainan yang ibu derita (ditulis oleh peneliti sesuai diagnosa) Apa saja yang ibu lakukan setelah mengetahui kelainan yang ibu alami Kontrol rutin ke dokter Mematuhi nasehat dokter
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
99
Membiarkan saja Tidak tahu Apakah ibu dan suami sudah diberikan penjelasan tentang komplikasi yang diderita Ya tidak Apakah ibu dan suami sudah siap menghadapi komplikasi tersebut Ya tidak 12. Apakah ibu ada rencana menyusui bayi ibu Ya tidak
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
100
Lampiran 4
PEDOMAN DAN PENILAIAN KUISIONER STUDI EFEKTIFITAS ASUHAN ANTENATAL IBU HAMIL YANG DITATALAKSANA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DOKTER CIPTO MANGUNKUSUMO KUISIONER I Nomor kuisioner : Pewawancara :…………………………………………………………… Tanggal wawancara : …………………………………………………………… DATA SOSIODEMOGRAFI 1. Nama :……………………………………………………... 2. Umur : < 20 tahun 20-34 tahun > 34 tahun 3. Pendidikan terakhir : Tidak sekolah/buta huruf SD SMP SMU Diploma/S1 4. Pekerjaan : Tidak bekerja/IRT PNS Swasta Pensiunan Pelajar/mahasiswa Lain-lain 5. Pendapatan keluarga/bulan : ≤ Rp. 903.800,-/bulan Rp. 903.800,- s/d Rp. 3.581.000,- /bulan Rp. 3.581.000,- s/d Rp. 11.073.000,-/bulan > Rp. 11.073.000,6. Alamat : Jl…………………………………………………... RT/RW :…………Kelurahan:…………………Kecamatan :…………………. Kodya :…………………Propinsi:………….……Telp/Hp :………………….. 7. Nama suami :……………………………………………………... 8. Umur suami : < 20 tahun 20-34 tahun > 34 tahun 9. Pendidikan suami : Tidak sekolah/buta huruf SD SMP SMU Diploma/S1 10. Pekerjaan suami : Tidak bekerja PNS Swasta Pensiunan Pelajar/mahasiswa Lain-lain RIWAYAT KEHAMILAN 1. G……. P……..A……...... 2. Jumlah anak : a. Hidup :………………… V. …… Tahun VI. …… Tahun
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
101
VII. …… Tahun VIII. …… Tahun b. Meninggal : sebab : c. Keguguran : umur : (mgg) 3. Riwayat kehamilan sebelumnya : a. Janin meninggal sebelumnya Ya Tidak b. 3 kali atau lebih keguguran spontan Ya Tidak c. Berat bayi < 2500 gram Ya Tidak d. Berat bayi > 4500 gram Ya Tidak e. Kehamilan terakhir dirawat karena Ya Tidak darah tinggi (pre eklamsia/eklamsia) f. Riwayat operasi obstetri dan ginekologi Ya Tidak Jenis operasi : ………………………………. Kapan : ………………………………. Tempat :……………………………….. 4. Riwayat penyakit pernah diderita a. Penyakit kencing manis Ya Tidak g. Penyakit ginjal Ya Tidak b. Penyakit jantung Ya Tidak c. Riwayat merokok Ya Tidak d. Riwayat minum minuman keras Ya Tidak e. Lain-lain Sebutkan :…………………………………………………… 5. Riwayat kehamilan sekarang : g. Curiga kehamilan ganda/kembar Ya Tidak h. Umur < 16 tahun Ya Tidak i. Umur > 40 tahun Ya Tidak j. Perdarahan per vaginam Ya Tidak k. Massa di pelvis Ya Tidak l. Tekanan darah diastolik > 90 mmHg Ya Tidak atau lebih Keterangan Untuk data sosiodemografi dan riwayat kehamilan tidak dilakukan skoring RIWAYAT ASUHAN ANTENATAL 1. Berapa kali kunjungan antenatal selama kehamilan : < 4 kali : skor 0 4 kali : skor 3 Setiap bulan : skor 2 Tidak pernah : kor 0 2. Kapan waktu kunjungan antenatal I : ≤ 12 minggu : skor 3 12-26 minggu : skor 0 > 26 minggu : skor 0 Tidak tahu : skor 0 3. Kapan waktu kunjungan antenatal II : 26 minggu : skor 3
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
102
26-32 minggu : skor 0 > 32 minggu : skor 0 Tidak tahu : skor 0 4. Kapan waktu kunjungan antenatal III : 32 minggu : skor 3 32-38 minggu : skor 0 > 38 minggu : skor 0 Tidak tahu : skor 0 5. Kapan waktu kunjungan antenatal terakhir : 36-38 minggu : skor 3 > 38 minggu : skor 0 Tidak tahu : skor 0 6. Dengan siapa biasanya melakukan kunjungan antenatal : Suami : skor 3 Orang tua/anggota keluarga lain : skor 1 Tidak ada teman/sendirian : skor 0 7. JENIS PELAYANAN KUNJUNGAN I a. Apakah ibu dilakukan penapisan sebelum pelayanan asuhan antenatal Penapisan yang dimaksud adalah pertanyaan sesuai checklist antenatal WHO untuk menentukan jenis pelayanan antenatal yang akan diberikan. Pertanyaan diberikan pada kuisioner I tentang riwayat kehamilan sebelumnya, riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat kehamilan sekarang. Ya : skor 3 Tidak : skor 0 b. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan umur kehamilan Pemeriksaan umur kehamilan bisa menggunakan HPHT (rumus Naegle) atau dengan ultrasonografi. Ya : skor 3 Tidak : skor 0 c. Apakah ibu dilakukan pengukuran tinggi uterus Ya : skor 3 Tidak : skor 0 d. Apakah ibu diukur tekanan darah Ya : skor 3 Tidak : skor 0 e. Apakah ibu ditimbang berat badan Ya : skor 3 Tidak : skor 0 f. Apakah ibu diukur tinggi badan Ya : skor 3 Tidak : skor 0 g. Apakah dilakukan pemeriksaan untuk anemia (Hb) Ya : skor 3 Tidak : skor 0 h. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan golongan darah
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
103
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Ya : skor 3 Tidak : skor 0 Apakah ibu dilakukan pemeriksaan urin untuk mengecek proteinuria Ya : skor 3 Tidak : skor 0 Apakah ibu diberikan suntikan tetanus (I) Ya : skor 3 Tidak : skor 0 Apakah ibu diberikan asupan asam folat Ya : skor 3 Tidak : skor 0 Apakah ibu diberikan asupan tablet besi Ya : skor 3 Tidak : skor 0 Apakah ibu diberikan nasehat tentang fisiologi kehamilan Nasehat atau edukasi yang dimaksud adalah tentang perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan, dan beberapa hal lain yang berkaitan dengan kehamilan seperti nutrisi dan obat-obatan, aktivitas fisik, aktivitas seksual serta tentang imunisasi/vaksinasi. Ya : skor 3 Tidak : skor 0 Apakah ibu diberikan nasehat tentang kegawatan/tanda bahaya dalam kehamilan Tanda bahaya yang dimaksud adalah komplikasi yang timbul selama kehamilan seperti perdarahan pre eklamsia/eklamsia, distosia dan infeksi. Ya : skor 3 Tidak : skor 0 Apakah ibu mendapatkan kartu/buku pemeriksaan asuhanantenatal Ya : skor 3 Tidak : skor 0
KUNJUNGAN II a. Apakah ibu dilakukan pengukuran tekanan darah Ya : skor 3 Tidak : skor 0 b. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan umur kehamilan Ya : skor 3 Tidak : skor 0 c. Apakah ibu dilakukan pengukuran tinggi uterus Ya : skor 3 Tidak : skor 0 d. Apakah dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin Ya : skor 3 Tidak : skor 0 e. Apakah ibu dilakukan penimbangan berat badan Ya : skor 3 Tidak : skor 0
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
104
f. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan protein urin Ya : skor 3 Tidak : skor 0 g. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan untuk anemia(Hb) Ya : skor 3 Tidak : skor 0 h. Apakah ibu diberikan asupan asam folat Ya : skor 3 Tidak : skor 0 i. Apakah ibu diberikan asupan tablet besi Ya : skor 3 Tidak : skor 0 j. Apakah ibu dijelaskan tentang kegawatan dalam kehamilan Ya : skor 3 Tidak : skor 0 KUNJUNGAN III a. Apakah ibu dilakukan pemeriksaan Hb Ya : skor 3 Tidak : skor 0 b. Apakah ibu diberikan suntikan tetanus (II) Ya : skor 3 Tidak : skor 0 c. Apakah ibu dijelaskan tentang persiapan menghadapi persalinan Ya : skor 3 Tidak : skor 0 d. Apakah ibu dijelaskan tentang menyusui Ya : skor 3 Tidak : skor 0 e. Apakah ibu dijelaskan tentang kontrasepsi Ya : skor 3 Tidak : skor 0 KUNJUNGAN IV a. Apakah ibu dikasih tahu posisi dan letak janin Ya : skor 3 Tidak : skor 0 b. Apakah ibu diberi nasehat tentang persiapan kehamilan Ya : skor 3 Tidak : skor 0 c. Apakah ibu diberitahukan kondisi terakhir kehamilan Kondisi yang dimaksud adalah apakah kondisi ibu dan janin sehat, atau terdapat komplikasi di dalam kehamilannya. Ya : skor 3 Tidak : skor 0 8. Kapankah ibu mendapatkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) : Setiap kunjungan : skor 0
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
105
Kunjungan I dan IV Tidak pernah
: skor 3 :skor 0
TEMPAT PELAYANAN DAN PETUGAS 9. Dimanakah tempat melakukan pelayanan asuhan antenatal : Rumah sakit Puskesmas Praktek swasta Kesesuaian dengan penapisan asuhan antenatal Ya : skor 3 Tidak : skor 0 10. Berapa jauh jarak tempat tinggal ibu dengan tempat pelayanan asuhan antenatal : < 1 km : skor 3 1-5 km : skor 2 5-10 km : skor 1 > 10 km : skor 0 11. Berapa lama ibu menunggu untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal : < 15 menit : skor 3 15-30 menit : skor 1 30-60 menit : skor 0 12. Siapakah petugas yang memberikan pelayanan asuhan antenatal : Dokter spesialis bidan Dokter umum/petugas kesehatan lain Kesesuaian dengan penapisan asuhan antenatal Ya : skor 3 Tidak : skor 0 13. Berapa lama ibu tatap muka dengan petugas kesehatan ketika melakukan pemeriksaan antenatal : < 10 menit : skor 0 10-20 menit : skor 1 20-30 menit : skor 3 Skor maksimal : 135 Sesuai dengan asuhan antenatal model WHO apabila skor ≥ 75 % dari skor maksimal (skor 101-135) Tidak sesuai dengan asuhan antenatal model WHO apabila skor < 75 % dari skor maksimal (skor < 101)
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
106
PEDOMAN DAN PENILAIAN KUISIONER KUISIONER II Nomor kuisioner : Pewawancara :……………………………………………………………... Tanggal wawancara : …………………………………………………………….. PERTANYAAN PENGETAHUAN Pilihlah jawaban yang ibu anggap benar (jawaban boleh lebih dari 1) 1. Menurut ibu apa saja gejala-gejala yang merupakan tanda kehamilan : Mual muntah terutama pagi hari : skor 3 Terlambat haid : skor 3 Rahim membesar : skor 3 Tidak tahu : skor 0 2. Menurut ibu pemeriksaan apa yang bisa digunakan untuk memastikan kehamilan Pemeriksaan kehamilan dengan urin : skor 3 Pemeriksaaan USG : skor 3 Pemeriksaan darah : skor 0 Pemeriksaan hari pertama haid terakhir : skor 3 3. Menurut ibu hal-hal apa saja yang penting untuk diketahui berkaitan dengan kehamilan Hari menstruasi terakhir : skor 3 Riwayat kehamilan berikutnya : skor 3 Riwayat penyakit yang pernah diderita : skor 3 Tidak tahu : skor 0 4. Menurut ibu apa saja yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil Aktivitas fisik dihentikan sama sekali : skor 0 Hindari merokok : skor 3 Aktivitas sehari-hari seperti biasa : skor 3 Sebaiknya istirahat saja terus menerus : skor 0 5. Menurut ibu apakah bahaya rokok dan alkohol (minum-minuman keras) bagi bayi Berat bayi rendah dan lahir sebelum waktunya (preterm) : skor 3 Keguguran : skor 3 Bayi menjadi besar sehingga susah dilahirkan : skor 0 Tidak tahu : skor 0 6. Tentang hubungan seksual selama kehamilan menurut ibu bagaimana sebaiknya: Hubungan seksual dihentikan sama sekali karena bisa membahayakan janin : skor 0 Aktivitas seksual seperti biasa selama tidak ada bahaya : skor 3 Aktivitas seksual cukup diakhir kehamilan saja : skor 0 Tidak tahu : skor 0 7. Pada kondisi berikut ini sebaiknya hubungan seksual dihindari terlebih dahulu Setelah keguguran : skor 3 Perdarahan : skor 3
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
107
Infeksi menular seksual : skor 3 Tidak Tahu : skor 0 8. Nutrisi yang penting bagi ibu hamil menurut ibu antara lain Vitamin C : skor 0 Vitamin K : skor 0 Tablet besi : skor 3 Asam folat : skor 3 9. Salah satu imunisasi yang sangat dianjurkan bagi ibu hamil adalah Tetanus : skor 3 Influensa : skor 0 Demam berdarah : skor 0 Tidak tahu : skor 0 10. Yang perlu dipersiapkan oleh ibu hamil dalam mempersiapkan kehamilan antara lain Persiapan pemilihan tempat melahirkan : skor 3 Persiapan transportasi bila terjadi bahaya : skor 3 Persiapan selamatan buat bayi : skor 0 Persiapan donor darah bila diperlukan : skor 3 11. Menurut ibu kondisi apa saja yang berbahaya bagi kehamilan Perdarahan : skor 3 Keguguran : skor 3 Tekanan darah tinggi : skor 3 Berat badan naik : skor 0 12. Perdarahan pada saat kehamilan berbahaya karena Bisa menyebabkan kematian ibu : skor 3 Bisa menyebabkan kematian bayi : skor 3 Wajar pada kehamilan jadi tidak perlu dikawatirkan : skor 0 Tidak tahu : skor 0 13. Tekanan darah yang dikatakan berbahaya pada kehamilan apabila ≥ 140/90 mmHg : skor 3 120/80 mmHg : skor 0 Disertai protein urin : skor 3 Tidak tahu : skor 0 14. Yang menyebabkan persalinan macet antara lain Bayi terlalu besar lebih dari 4 kg : skor 3 Panggul ibu sempit : skor 3 Ibu yang pernah memakai spiral : skor 0 Tidak tahu : skor 0 15. Menurut ibu tanda-tanda infeksi setelah melahirkan antara lain Badan panas/demam : skor 3 Keluar cairan berbau dari kemaluan : skor 3 Nyeri perut : skor 3 Tidak tahu : skor 0 16. Tujuan pemeriksaan asuhan antenatal menurut ibu antara lain Penyuluhan kesehatan dan konseling : skor 3 Deteksi dini komplikasi kelainan-kelainan dalam kehamilan : skor 3 Promosi dan preventif kesehatan : skor 3 Tidak tahu : skor 0
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
108
17. Menurut ibu berapa jumlah minimal melakukan pemeriksaan kehamilan Enam kali : skor 0 empat kali : skor 3 setiap bulan : skor 0 tidak tahu : skor 0 18. Menurut ibu tindakan apa saja yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan Pengukuran tinggi badan dan berat badan : skor 3 Pemberian imunisasi tetanus : skor 3 Pemberian tablet besi dan asam folat : skor 3 Tidak tahu : skor 0 Skor maksimal : 129 Pengetahuan ibu baik, apabila skor ≥ 75% dari skor maksimal (skor 97-129) Pengetahuan ibu kurang, apabila skor < 75% dari skor maksimal (skor < 97) PERTANYAAN TENTANG SIKAP 1. Pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk menjaga supaya bayi tetap sehat dan ibu melahirkan dengan aman Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 2. Pemeriksaan kehamilan penting untuk mendeteksi secara dini kelainan dan komplikasi selama kehamilan Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 3. Ibu hamil perlu mendapat asupan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu dan janinnya Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 4. Selama kehamilan ibu hanya diperbolehkan tiduran saja selama kehamilan agar bayinya tetap sehat Setuju : skor 0 Tidak setuju : skor 3 5. Bila terjadi ketuban pecah tetap diperbolehkan berhubungan seksual Setuju : skor 0 Tidak setuju : skor 3 6. Pemberian asam folat dan tablet besi bermanfaat untuk mencegah anemia pada ibu hamil Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 7. Selama kehamilan hanya diperbolehkan minum obat yang dianjurkan dokter saja Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 8. Imunisasi tetanus penting untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
109
9. Dukungan suami dan keluarga tidak diperlukan ibu dalam menghadapi persalinan Setuju : skor 0 Tidak setuju : skor 3 10. Perdarahan pada kehamilan maupun setelah persalinan merupakan hal yang berbahaya Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 11. Pada ibu hamil yang anemia berbahaya bila terjadi perdarahan selama kehamilan Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 12. Pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan pada pemeriksaan kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit darah tinggi selama kehamilan Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 13. Dengan diketahui sejak dini penyakit darah tinggi dalam kehamilan bermanfaat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 14. Dengan pemeriksaan kehamilan faktor-faktor yang bisa menyebabkan persalinan macet bisa diketahui Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 15. Dengan perawatan dan menjaga kebersihan setelah melahirkan bisa mencegah terjadinya infeksi Setuju : skor 3 Tidak setuju : skor 0 Skor maksimal : 45 Sikap ibu baik, apabila skor ≥ 75% dari skor maksimal (skor 56-75) Sikap ibu kurang, apabila skor < 75% dari skor maksimal (skor < 56) PERTANYAAN TENTANG PERILAKU 1. Berapa kali ibu periksa kehamilan terakhir Tidak pernah : skor 0 < 4 kali : skor 0 > 4 kali : skor 3 2. Apakah ibu melakukan asuhan antental dengan teratur sesuai jadwal Ya : skor 3 Tidak : skor 0 3. Dengan siapa biasanya melakukan kunjungan antenatal Suami : skor 3 Orang tua/anggota keluarga lain : skor 1 Sendirian/tidak ada teman : skor 0 4. Apakah ibu mendapatkan imuniasasi selama kehamilan Ya : skor 3 Tidak : skor 0
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
110
Apabila ya apakah ibu tahu imunisasi apa yang diberikan imunisasi tetanus : skor 3 Tidak tahu imunisasi apa : skor 0 Berapa kali ibu mendapatkan suntikan imunisasi tetanus 1 kali : skor 0 2 kali : skor 3 tidak tahu : skor 0 5. Apakah ibu tetap melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti biasa Ya : skor 3 Tidak : skor 0 6. Apa yang ibu lakukan apabila mual dan muntah hebat selama kehamilan Minum obat dari warung : skor 0 Kontrol ke dokter : skor 3 Dibiarin saja : skor 0 Minum jamu-jamuan : skor 0 7. Bagaimanakah aktivitas seksual ibu selama kehamilan Sama seperti sebelum hamil : skor 3 Berhenti sama sekali : skor 0 Hanya sesekali saja : skor 1 8. Apakah selama kehamilan ibu meminum vitamin dan tablet penambah darah Iya teratur selama kehamilan : skor 3 Kalau inget saja : skor 0 Kalau ada keluhan saja : skor 0 Tidak pernah : skor 0 9. Apa saja yang ibu dan suami lakukan untuk mempersiapkan persalinan Mempersiapkan tempat persalinan : skor 3 Mempersiapkan rencana transportasi : skor 3 Tidak ada persiapan sama sekali : skor 0 10. Apakah ibu dan suami/keluarga mempunyai tabungan khusus untuk mempersiapakan kehamilan sekarang Ya : skor 3 tidak : skor 0 11. Apakah kehamilan sekarang ada kelainan Ya tidak Apabila iya apa kelainan yang ibu derita (ditulis oleh peneliti sesuai diagnosa) Apa saja yang ibu lakukan setelah mengetahui kelainan yang ibu alami Kontrol rutin ke dokter :skor 3 Mematuhi nasehat dokter : skor 3 Membiarkan saja : skor 0 Tidak tahu : sor 0 Apakah ibu dan suami sudah diberikan penjelasan tentang komplikasi yang diderita Ya : skor 3 tidak : skor 0 Apakah ibu dan suami sudah siap menghadapi komplikasi tersebut Ya : skor 3 tidak : skor 0
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
111
12. Apakah ibu ada rencana menyusui bayi ibu Ya : skor 3 tidak : skor 0 Skor maksimal : 54 Perilaku ibu baik, apabila skor ≥ 75% dari skor maksimal (skor 40-54) Perilaku ibu kurang, apabila skor < 75% dari skor maksimal (skor < 40)
Skor total (pengetahuan,sikap dan perilaku) : 228 Asuhan antenatal yang diberikan efektif, apabila skor ≥ 75% dari skor total (skor 171-228 ) Asuhan antenatal yang diberikan kurang efektif apabila skor < 75% dari skor total < 171
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
112
Lampiran 5
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
111
Lampiran 5
Studi efektifitas ..., Ulul Albab, FK UI, 2014