UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH PEMBERIAN DIET RENDAH KARBOHIDRAT TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN, INDEKS MASSA TUBUH DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DI CATERING SLIMGOURMET
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
TRI MUTIARA RAMDHANI 0806461026 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU GIZI DEPOK JUNI 2012 ii Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Tri Mutiara Ramdhani
NPM
: 0806461026
Tanda Tangan :
Tanggal
: 28 Juni 2012
iii Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Tri Mutiara Ramdhani NPM : 0806461026 Program Studi : Gizi JudulSkripsi : Pengaruh Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan Berat Badan, Indeks Massa Tubuh dan Persentase Lemak Tubuh di Catering SlimGourmet Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI Pembimbing : Dr.drh. Yvonne Magdalena Indrawani, S.U
Penguji 1
: Ir. TriniSudiarti, M.Sc
Penguji 2
: Ida Ruslita, SKM, M.Kes
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 28 Juni 2012
iv Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
SURAT PERNYATAAN Saya, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Mahasiswa Program Tahun Akademik
: Tri Mutiara Ramdhani : 0806461026 : SarjanaGizi : 2011/2012
Menyatakan bahwa tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul: PENGARUH PEMBERIAN DIET RENDAH KARBOHIDRAT TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN, INDEKS MASA TUBUH DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DI CATERING SLIMGOURMET Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Depok, 28 Juni 2012
Tri Mutiara Ramdhani
v Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Tri Mutiara Ramdhani
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 4 April 1990
JenisKelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Flamboyant Pesona, Blok E3 No. 8, Rempoa, Tangerang 15412
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 1. TK Kasih Ananda (1995 – 1996) 2. SD Islam Al-Azhar 4, Jakarta Selatan (1996 – 2002) 3. SMP Islam Al-Azhar 1, Jakarta Selatan (2002 – 2005) 4. SMA Islam Al-Azhar 1, Jakarta Selatan (2005 – 2008) 5. FKM UI Program Studi Gizi (2008 – 2012)
vi Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmatNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan baik materi, moral, dan spiritual dari orang-orang di sekitar peneliti. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa karena perlindungan-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 2. Ketua Departemen Gizi, yaitu Prof. DR. dr. Kusharisupeni, MSc yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Pembimbing Akademik penulis, Dr. drh. Yvonne Magdalena Indrawani, SU yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan penjelasan selama proses pembuatan skripsi ini. 4. Dosen FKM UI, Ir. Diah M. Utari, Mkes, yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan penjelasan selama proses pembuatan skripsi ini. 5. Penguji dalam sidang skripsi, Ir. Trini Sudiarti, MScyang telah memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. 6. Penguji luar sidang skripsi, Ida Ruslita, SKM, Mkes yang telah memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan staf Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bekal ilmu dan bantuan akademik selama proses pembuatan skripsi ini. 8. Manajer
OperasionalCatering
SlimGourmet,
Ferdy
Candra,
yang
telah
memberikan bimbingan, informasi dan bantuan mengenai Catering selama proses pembuatan skripsi ini. 9. Direktur Catering SlimGourmet, Kenneth Atman, yang telah memberikanbantuan mengenai Catering selama proses pembuatan skripsi ini. 10. Seluruh pegawai Catering SlimGourmet, yang secara terbuka telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses pembuatan skripsi ini. 11. Seluruh pelanggan Catering SlimGourmet, khususnya program diet rendah karbohidrat yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden penelitian dalam skripsi ini. vii Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
12. Seluruh teman-teman Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2008 yang telah saling membantu dan mendukung selama empat tahun berkuliah di UI. 13. Orang tua peneliti tercinta, Rawindra dan Yetty Rawindra yang telah memberikan dukungan secara mental dan materi, bantuan dan kasih sayang untuk kelancaran pembuatan skripsi ini. 14. Muhammad Riandy Haroen, yang telah memberikan dukungan dan bantuan demi kelancaran pembuatan skripsi ini. Peneliti sadar bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga peneliti mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi perbaikan.
Depok, 22 Juni, 2012 Peneliti
viii Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Tri Mutiara Ramdhani
NPM
:0806461026
Program Studi
: Gizi
Departemen
: Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas
: Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Pengaruh Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan Berat Badan, Indeks Massa Tubuh dan Persentase Lemak Tubuh di Catering SlimGourmet beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Depok
Pada tanggal :28 Juni 2012 Yang menyatakan
( Tri Mutiara Ramdhani ) ix Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................ vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. vii ABSTRAK ................................................................................................. ix ABSTRACT ................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3 1.3. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 4 1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.4.1. Tujuan umum ..................................................................... 5 1.4.2. Tujuan khusus .................................................................... 5 1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 1.5.1. Bagi peneliti ........................................................................ 5 1.5.2. Bagi peneliti lain ................................................................. 5 1.5.3. Bagi Catering SlimGourmet ............................................... 6 1.6. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 6 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7 2.1. Kegemukan ......................................................................................... 7 2.1.1. Prevalensi Kegemukan ....................................................... 7 2.1.2. Tren Kegemukan ................................................................ 8 2.1.3. Dampak Kegemukan .......................................................... 9 2.1.4. Penyebab Kegemukan ........................................................ 9 2.1.5. Metode Pengukuran Kegemukan ....................................... 9 1. Berat Badan (BB) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) ............ 10 2. Presentase Lemak Tubuh (PLT) .......................................... 10 2.1.6. Metode Penilaian Aktivitas Fisik ....................................... 11 2.1.7. Penatalaksanaan Kegemukan ............................................. 11 1. Diet untuk mengatasi kegemukan ....................................... 11 a. Diet Atkins (rendah karbohidrat, tinggi protein) ............ 11 2. Aktivitas fisik untuk mengatasi kegemukan ....................... 12 3. Dukungan dan motivasi ....................................................... 12 2.2. Efek Diet Rendah Karbohidrat ............................................................ 13 2.2.1. Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Rendah Energi Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh .................. .13
x Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
2.2.2. Efek Pemberian Diet Atkins (Rendah Karbohidrat, Tinggi Protein) Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh ........................…………………………………………………....13 2.2.3. Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Cukup Energi Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh ......... .14 2.2.4. Efek Pemberian Diet Sangat Rendah Karbohidrat, Tinggi Protein dan Tinggi Lemak Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh ............................................................... .14 2.3. Mekanisme Diet Rendah Karbohidrat .................................................. 15 2.3.1. Mekanisme Pemakaian Protein Sebagai Sumber Energi ..... 15 2.3.2. Mekanisme Pemakaian Lemak Sebagai Sumber Energi ...... 16 2.3.3. Jenis Karbohidrat .................................................................. 16 2.4. Perbedaan Jenis Kelamin Dalam Penanggulangan Kegemukan ......... 17 2.4.1. Distribusi Lemak .................................................................. 17 2.4.2. Laju Metabolisme ................................................................. 17 2.4.3. Asupan Makanan .................................................................. 18 2.4.4. Olahraga ........ ....................................................................... 18 2.5. Perbedaan Umur dan Status Pekerjaan Dalam Penanggulangan Kegemukan ....................................................................................................... 18 2.6. Catering SlimGourmet........ ................................................................. 20 2.6.1. Diet Rendah Karbohidrat di Catering SlimGourmet ............ 19 2.7. Kerangka Teori .................................................................................... 21 3. KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ........... ................................................................................... 22 3.1. Kerangka Konsep ................................................................................ 22 3.2. Definisi Operasional ............................................................................ 23 3.3. Hipotesis .......... .................................................................................... 25 4. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 26 4.1. Desain Penelitian ................................................................................. 26 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 26 4.2.1. Lokasi Penelitian ................................................................... 26 4.2.2. Waktu Penelitian .................................................................. 26 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 27 4.3.1. Populasi Penelitian ............................................................... 27 4.3.2. Sampel Penelitian ................................................................. 28 4.4. Pengumpulan Data .............................................................................. 30 4.4.1. Data yang akan Diambil ....................................................... 30 1. Profil responden .................................................................. 30 2. Data aktivitas fisik ............................................................... 31 3. Asupan makanan ................................................................. 31 4.4.2. Cara Pengumpulan Data ....................................................... 31 1. Pengukuran tinggi badan ..................................................... 31 2. Pengukuran berat badan ...................................................... 31 3. Pengukuran PLT (Presentase Lemak Tubuh)....................... 31 4. Pengisian kuesioner aktivitas fisik (GPAQ versi 2) ............. 31 5. Pengisian form food recall 48 jam ....................................... 33 4.5. Instrumen Penelitian ............................................................................ 33 xi Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
4.6. Manajemen Data ................................................................................. 33 4.7. Analisis Data .................................................................................... 34 4.7.1. Analisis Univariat ................................................................. 34 4.7.2. Analisis Bivariat ................................................................... 34 1. T-test (uji beda dua mean independen) ................................ 34 2. Paired T-test (uji beda dua mean dependen) ........................ 35 3. Uji Anova ............................................................................. 35 5. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 37 5.1. Hasil Analisis Univariat ....................................................................... 37 5.1.1. Jenis Kelamin Responden ..................................................... 37 5.1.2. Aktivitas Fisik Responden .................................................... 37 5.1.3. Umur Responden .................................................................. 39 5.1.4. Asupan Makanan Respoden .................................................. 39 5.1.5. Pekerjaan Responden ........................................................... 40 5.1.6. Perubahan Berat Badan (BB), IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Pemberian Diet Rendah Karbohidrat ............................... 41 5.2. Hasil Analisis Bivariat ........................................................................ 43 5.2.1. Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan Nilai BB, IMT dan PLT Antara Responden Pria dan Wanita .................. 43 5.2.2. Hubungan Perubahan BB, IMT dan PLT Terhadap Variabel Perancu ............................................................................................ 46 6. PEMBAHASAN ................................................................................... 56 6.1. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 56 6.2. Diet Rendah Karbohidrat .................................................................... 57 6.3. BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Diet Rendah Karbohidrat ... 59 6.4. Karakteristik Responden ..................................................................... 62 6.4.1. Jenis Kelamin ....................................................................... 62 6.4.2. Aktivitas Fisik Responden .................................................... 64 6.4.3. Umur Responden .................................................................. 66 6.4.4. Asupan Makanan Responden ............................................... 68 6.4.5. Pekerjaan Responden ........................................................... 69 7. KESIMPULAN DAN SARAN ............ ................................................ 70 7.1. Kesimpulan ....... .................................................................................. 70 7.2. Saran .................. .................................................................................. 70 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73 LAMPIRAN
xii Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
DAFTAR TABEL 2.1. Tabel Persentase Kegemukan di Berbagai Negara di Asia Tenggara .. 8 4.1.Tabel Jadwal Pengambilan Data di Lapangan Bulan April-Mei .......... 27 4.2. Tabel Perhitungan Besar Sampel ......................................................... 29 5.1. Tabel Gambaran Jenis Kelamin Responden ........................................ 37 5.2. Tabel Gambaran Aktivitas Responden................................................. 38 5.3. Tabel Gambaran Umur Responden ...................................................... 39 5.4. Tabel Gambaran Konsumsi Energi Responden per Hari ..................... 40 5.5. Tabel Gambaran Pekerjaan Responden ............................................... 40 5.6. Tabel nilai BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Diet Rendah Karbohidrat pada Responden Pria dan Wanita .................................... 41 5.7. Tabel Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan BB, IMT dan PLT antara Responden Pria dan Wanita ....................................... 44 5.8. Tabel Hubungan Perubahan BB Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden ................................................... 46 5.9. Tabel Hubungan Perubahan IMT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden ...................................... 50 5.10. Tabel Hubungan Perubahan PLT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden ...................................... 53
xiii Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
DAFTAR GAMBAR 2.1. Gambar Tren Kegemukandi Indonesia Sejak Tahun 2000-2010 ........ 8 3.1. Gambar Kerangka Konsep .................................................................. 22
xiv Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Tugas Akhir Lampiran 2. Output Uji Statistik Lampiran 3. Surat Ijin Pengambilan Data Skripsi
xv Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ABSTRAK Nama : Tri Mutiara Ramdhani Program Studi : Sarjana Gizi Judul : Pengaruh Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan Berat Badan, Indeks Massa Tubuh dan Persentase Lemak Tubuh di Catering SlimGourmet Penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) pelanggan CateringSlimGourmet pada sebelum dan sesudah dua minggu diberikan diet rendah karbohidrat. Variabel independen dari penelitian ini adalah status gizi (nilai BB, IMT dan PLT) pada sebelum dan sesudah penelitian. Sedangkan variabel dependen adalah pemberian diet rendah karbohidrat. Penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif primer dan sekunder. Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimental dengan teknik pengembangan longitudinal. Penelitian dilaksanakan di Catering SlimGourmet, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jumlah sampel minimal adalah sejumlah 35 orang, didapatkan dengan cara purposive sampling. Sampel yang terlibat sejumlah 40 orang, yaitu seluruh pelanggan diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet. Pengambilan data menggunakan instrumen microtoise, Bioelectrical Impedance Analysis, Global Physical Analysis Questionnare (GPAQ) versi 2, form food recall 48 jam dan alat tulis dan software komputer Nutrisurvey 2007 serta SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan BB, IMT dan PLT secara bermakna setelah dua minggu diberikan diet rendah karbohidrat (P<0,05) dan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan aktivitas fisik (P<0,05). Hasil penelitian sesuai dengan Dari hasil penelitian disarankan CateringSlimGourmet dapat mengurangi pemberian karbohidrat sederhana, meningkatkan protein nabati, serat, memberikan siklus menu terhadap pelanggan, memantau kondisi kesehatan, daya terima makanan dan kebiasaan makan pelanggan terdahulu serta mengembangkan program diet lain dengan komposisi zat gizi mikro dan makro berbeda untuk menjaga kesehatan. Disarankan kepada pelanggan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan tidak terlalu lama menjalankan diet rendah karbohidrat dengan durasi maksimal enam bulan (dilanjutkan dengan diet seimbang). Kata kunci : Diet rendah karbohidrat, BB, IMT, PLT
Universitas Indonesia ix Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ABSTRACT Name : Tri Mutiara Ramdhani Study Program :Bachelor of Nutrition Title :Body Weight, Body Mass Index and Body Fat Percentage Changes on Low Carbohydrate Diet in SlimGourmet Catering This study was aimed to compare Body weight (BW), Body Mass Index (BMI) and Body Fat Percentage (BFP) changes after two weeks of low carbohydrate diet adduction in SlimGourmetCatering. The independent variable in this study was nutrition status (BW, BMI and BFP) before and after low carbohydrate diet adduction. The dependent variable was low carbohydrate adduction. This study used both primary and secondary datas. This was an experimental study that utilizes quantitatedata through measurements and interviews. This study was located at SlimGourmet Catering, KebayoranBaru, South Jakarta. The minimal number of subject; which was 35 people, was obtained by using purposive sampling calculation. There were 40 people contributed as subjects in this study, and they were all costumers of low carbohydrate diet in SlimGourmet Catering. Data was collected using instruments such as microtoise, Bioelectrical Impedance Analysis, Global Physical Analysis Questionnare (GPAQ) version 2, 48 hours food recall form dan stationaries and computer softwares (Nutrisurvey 2007 and SPSS 16.0). After two weeks assigned to low carbohydrate diet, subjects had significantly reduced BW, BMI and BFP (P<0,05) and the process was significantly affected by sex and physical activity (P<0,05). Researcher recommendsSlimGourmet Catering to improve their low carbohydrate diet program by reducing the amount of simple carbohydrate, add more vegetable protein, add more fiber sources, give meal schedules to clients, monitoring medical condition, dietary history of the clients, and develop other advantageous diet with different composition of macro- and micro nutrients for general health. Researcher recommends clients to increase exercise, and limit the duration of low carbohydrate diet and replace it gradually with balanced diet. Keyword: Low carbohydrate diet, BW, BMI, BFP
Universitas Indonesia x Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegemukan merupakan keadaan dimana terjadi akumulasi lemak yang berlebih yang dapat mengganggu kesehatan (Nix, 2004) dan kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara berkembang. Kegemukan berperan besar sebagai penyebab terjadinya masalah kesehatan lebih lanjut, seperti hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung, diabetes mellitus tipe 2, stroke, penyakit kandung kemih, osteoarthritis, sleep apnea, kanker endometrial, kanker prostat dan kanker kolon (Brown, 2005). Sejumlah 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya akibat terkena penyakit yang berawal dari kegemukan dan dari jumlah tersebut 44% meninggal akibat diabetes mellitus, 23% akibat penyakit jantung, dan 7-41% akibat kanker (WHO, 2008). Masih banyak penyakit lain yang diduga merupakan dampak dari kegemukan. Kasus kegemukan menjadi semakin banyak terjadi di dunia, termasuk Indonesia. Terdapat sekitar 34% kasus overweight dan 30.6% kasus obesitas di Amerika yang merupakan negara yang memiliki kasus kegemukanpaling tinggi (WHO, 2008). Indonesia mengalami kenaikan prevalensi kasus kegemukan sejak sepuluh tahun terakhir dan angka tersebut kerap meningkat. Pada tahun 2000, sebesar 1,5% penduduk Indonesia mengalami kegemukan. Angka tersebut meningkat secara drastis pada tahun 2010 menjadi sebesar 21,7%(WHO, 2011).Bahkan Indonesia memiliki lebih banyak kasus kegemukan di antara negara-negara lain di Asia Tenggara. Telah banyak usaha penanggulangan kegemukan, baik dengan cara instan maupun cara yang tepat (diet dan olahraga). Harapan mendapatkan hasil yang instan seringkali berisiko bagi kesehatan. Selain usaha dengan tindakan medik seperti pembedahan, banyak orang yang menggunakan obat-obatan yang mengandung komposisi yang belum tentu aman dan dapat menyebabkan komplikasi. Intervensi gizi melalui diet dan olahraga merupakan cara yang paling dianggap aman untuk mengatasi kegemukan.
1
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
2
Salah satu usaha untuk menurunkan berat badan adalah dengan diet rendah karbohidrat, atau biasa dikenal dengan diet Atkins. Banyak kontroversi mengenai diet ini. Diet rendah karbohidrat mengandung sangat sedikit karbohidrat pada fase awal, dan tinggi protein serta lemak. Asupan total energi juga tidak dibatasi. Banyak opini bahwa diet ini tidak baik bagi kesehatan karena tubuh sangat memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi. Protein yang terlalu banyak dapat berisiko bagi kesehatan ginjal dan beberapa organ tubuh lain. Sebaliknya, asupan lemak yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya lemak dalam tubuh yang mengakibatkan kegemukan. Namun pernyataan-pernyataan tersebut tidak terbukti dalam banyak penelitian yang dilakukan para ahli. Diet rendah energi dan rendah karbohidrat terbukti menurunkan berat badan (BB), indeks masa tubuh (IMT), persentase lemak tubuh (PLT) dan lemak di sekitar perut. Selain itu, diet tersebut juga mempertahakan massa otot tubuh (Volek, 2007). Selain menurunkan berat badan, diet rendah karbohidrat juga menurunkan
risiko
penyakit
kardiovaskular
dengan
menurunkan
serum
trigliserida dan menaikkan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)(Brehm, 2003; Albertsson, 2005; Volek, 2002). Efek diet rendah energi dan rendah karbohidrat juga lebih berpengaruh dibandingkan dengan diet rendah energi saja dan rendah lemak saja. Salah satu efek dari diet rendah karbohidrat adalah menurunkan selera makan. Responden yang diberikan diet rendah karbohidrat merasakan kepuasan dalam aktivitas makan selama 4 minggu diadakan eksperimen(Albertsson, 2005). Hal tersebut memungkinkankarena aktivitas badan keton dan β-hidroksibutirat yang mengatur aktivitas badan keton pada diet rendah karbohidrat. Efek dari proses pembentukan badan keton tersebut adalah timbulnya perasaan kenyang. Diet rendah karbohidrat juga dapat meningkatkan pembakaran energi sehingga lebih efektif menurunkan berat badan dan menormalkan nilai-nilai lipid dalam darah. Diet rendah energi dan rendah karbohidrat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Menurut penelitian, penurunan berat badan responden pria lebih cepat dibanding responden wanita (Albertsson, 2005; Volek, 2004). Hal tersebut disebabkan oleh rata-rata PLTwanita yang lebih tinggi dibanding pria dan pria memiliki masa otot tubuh yang lebih tinggi dibanding wanita.Selain itu, wanita juga memiliki
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
3
mekanisme dan lokasi pendistribusian lemak, laju metabolisme, asupan makanan dan olahraga yang berbeda dengan pria (Bagchi, 2007). Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang membedakan efek dari pemberian diet rendah karbohidrat pada kedua jenis kelamin. Selain jenis kelamin, penatalaksanaan kegemukan juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik seperti umur, dan aktivitas fisik (istirahat dan
bekerja)
(Lau,
2007).
Aspek-aspek
tersebut
secara
kompleks
berkesinambungan dan dapat mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaan kegemukan melalui diet, aktivitas fisik dan bantuan motivasi dari lingkungan sekitar. Akibat jumlah kasus yang semakin meningkan, kegemukan harus cepat dideteksi dan diintervesi. Salah satu cara menilai keadaan kegemukan adalah dengan mengukurIndeks Masa Tubuh (IMT)yang berguna untuk pengukuran pada level populasi, namun tidak menggambarkan presentase lemak dan otot. IMT membutuhkan data Berat Badan (BB) dan tinggi badan. Cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan keadaan kegemukan adalah dengan PLT. Penilaian PLT dianggap perlu dilakukan karena IMT tidak dapat menggambarkan status gizi seseorang secara akurat. Misalnya, IMT kurang tepat digunakan pada binaragawan yang memiliki perbandingan berat dan tinggi badan yang tidak seimbang sehingga hasil pengukuran IMT menunjukkan status kegemukan. Padahal, setelah dilakukan penilaian PLT, didapatkan komposisi tubuhnya terdiri dari lebih banyak otot dibandingkan lemak. Oleh karena itu, binaragawan tersebut tidak dapat dianggap mengalami kegemukan karena kegemukan pada dasarnya adalah penimbunan lemak. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian menunjukkan bahwaprevalensi kasus kegemukanmenunjukkan angka yang tinggi.Presentase kegemukan di negara-negara Asia Tenggara mengalami peningkatan sejak tahun 2000 hingga tahun 2011(WHO, 2011). Kebanyakan dari negara-negara tersebut, termasuk Indonesia, memiliki lebih dari 20% populasinya yang mengalami overweight. Angka prevalensi kegemukan diperkirakan akan semakin tinggi dan diikuti dengan prevalensi kejadian penyakit-penyakit yang meningkat akibatkegemukan.Di Indonesia sendiri tren
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
4
kegemukansemakin lama semakin meningkat, dibuktikan oleh dataWHO (2011)bahwa tahun 2000 terdapat sebesar 1,5% dari populasi yang mengalami kegemukan meningkat menjadi sebesar 21,7% pada 2010. Kegemukan dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan sangat kompleks. Diantara faktor-faktor tersebut adalah kesalahan pola diet, gaya hidup santai, genetik, gangguan fisiologis dan psikologis(Lau, 2007; Abramof, 2006; Rosen, 2008). Diantara faktor lingkungan, sosial dan genetik, faktor yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan (asupan makanan dan aktivitas fisik) dengan perubahan budaya dibanding faktor genetik. Oleh karena itu, diperlukan intervensi diet yang tepat untuk kejadian kegemukan. Salah satu jenis diet yang populer adalah diet rendah karbohidrat yang dinilai dapat cepat menurunkan berat badan dan mempunyai keuntungan bagi aspek kesehatan lain, seperti menurunkanrisiko penyakit kardiovaskular (Albertsson, 2005).Hal-hal tersebut merupakan alasan peneliti mengadakan penelitian mengenai perbandingan perubahan BB, IMT dan PLT pada kelompok yang mengonsumsi diet rendah karbohidrat. Peneliti membutuhkan data tinggi badan, berat badan, dan persentase lemak tubuh menggunakan alat Bioimpedance Analysis (BIA). Catering SlimGourmet dipilih untuk menjadi tempat diadakannya penelitian karena menyediakan program untuk menurunkan berat badan, khususnya yang berkaitan dengan penderita kegemukan. Selain itu, Catering ini juga menyediakan program diet rendah karbohidrat yang terbukti dapat menurunkan berat badan. 1.3. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaranperbedaanBB, IMT dan PLTsebelum dan sesudah pemberiandiet rendah karbohidratpada pelanggan wanita. 2. Bagaimana gambaranperbedaanBB, IMT dan PLTsebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidratpada pelanggan pria. 3. Bagaimana
pengaruh
pemberian
intervensi
diet
rendah
karbohidrat
terhadapperubahan BB, IMTdan PLT pada pelanggan Catering SlimGourmet. 4. Bagaimana hubungankarakteristik respondenterhadap perubahan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
5
1.4. Tujuan Penelitian Berikut merupakan tujuan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.4.1. Tujuan Umum Diketahuinya perbandingan perubahan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat bagi pelanggan Catering SlimGourmet. 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran BB, IMT dan PLT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada pelanggan wanita yang mengalami kegemukan. 2. Diketahuinya gambaran BB, IMT dan PLT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada pelanggan pria yang mengalami kegemukan. 3. Diketahuinya pengaruh intervensi diet rendah karbohidrat terhadap perubahan BB, IMT dan PLT pada pelanggan Catering SlimGourmet. 4. Diketahuinya hubungan karakteristik responden terhadap perubahan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet diet rendah karbohidrat. 1.5. Manfaat Penelitian Berikut merupakan manfaat penelitian bagi peneliti, peneliti lain dan Catering SlimGourmet. 1.5.1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai perbandingan perubahan BB, IMT dan PLT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat antara pelanggan wanita dan pelanggan pria yang mengalami kegemukan. Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu menurunkan prevalensi kegemukan, khususnya di Indonesia. 1.5.2. Bagi Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkanprogram diet untuk penurunan berat badan dengan rendah karbohidrat dan energi, terutama pengaturan pengangkutan lemak. Selain pengembangan program diet, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif pada masyarakat Indonesia.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
6
1.5.3. Bagi Catering SlimGourmet Diharapkan Catering SlimGourmet dapat merasakan pengaruh pemberian diet rendah karbohidrat pada penderita kegemukan dan mengembangkan program dietnya. Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu Catering SlimGourmet untuk menambah jenis program diet dengan sumber bahan pangan yang lebih bervariasi. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perbandingan perubahan IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat bagi penderita kegemukan di Catering SlimGourmet. Penelitian ini dilakukan karena semakin tingginya prevalensi overweight dan obesitas, khususnya di Indonesia dari tahun ke tahun(WHO, 2008; WHO, 2011).Selain itu, penelitian ini juga dilakukan karena adanya pengaruh faktor jenis kelamin kecepatan penurunan BB, IMT dan PLT(Volek, 2004; Brehm 2003) .Catering SlimGourmet merupakan Catering yang menyediakan makanan dengan tujuan melangsingkan tubuh. Pelanggan dari Catering ini, terutama program diet rendah karbohidrat mengalami kegemukan dan memiliki jenis kelamin, aktivitas, asupan, umur, pekerjaan dan yang beragam. Oleh karena itu responden penelitian merupakan pelanggan dari diet rendah karbohidrat ini. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 hingga Mei 2012 dan bertempat di CateringSlimGourmet, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Data primer akan didapatkan melaluipengukuranBB, IMTdan PLT serta wawancara langsung kepada responden.Wawancara dilakukan untuk mendapakan informasi mengenai aktivitas fisik, asupan makanan, dan karakteristik responden lainnya. Alat yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah alat pengukur tinggi badan dan BIA. Pengambilan data tersebut akan dilakukan pada awal dan dua minggu setelah intervensi dengan pemberian diet rendah karbohidrat.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kegemukan Kegemukan (overweight dan obesitas) merupakan keadaan dimana terjadi
akumulasi lemak berlebih yang dapat mengganggu kondisi kesehatan(Nix, 2004; WHO, 2011). Kata “obesitas” sendiri berasal dari bahasa latin yaitu obedere yang mempunyai arti “sangat gemuk”(Nix, 2004). Kegemukan, khususnya obesitas, seringkali
dianggap
merupakan
masalah
kesehatan
masyarakat,namun
keberadaannya belum diintervensi secara serius, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. 2.1.1. Prevalensi Kegemukan Kejadian obesitas di seluruh dunia telah meningkat sebanyak dua kali lipat sejak tahun 1980 (WHO, 2011). Menurut statistik WHO(2008), terdapat 1,5 miliar orang dewasa usia 20 tahun keatas yang mengalami kegemukan. Diantaranya 200 juta laki-laki dan 300 juta perempuan. Rata-rata kejadian obesitas di dunia adalah sekitar 14,1% (OECD, 2005). Dengan kata lain 1 dari 10 orang di dunia mengalami obesitas. Frekuensi kasus kegemukan di Indonesia juga semakin tinggi. Terdapat 20,7% dari populasi penduduk Indonesia yang mengalami overweight dan 4,7% mengalami obesitas (WHO, 2008). Di Amerika, terdapat 34% kasus overweight dan 30,6% kasus obesitas(OECD, 2005). Angka tersebut memang tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara asia, khususnya asia tenggara. Frekuensi kasus kegemukan yang semakin tinggi juga terjadi di negara-negara asia tenggara. Menurut statistik WHO(2008), terdapat 20,7% dari populasi penduduk Indonesia yang mengalami overweight dan 4,7% mengalami obesitas. Angka tersebut masih termasuk tinggi dibandingkan dengan Myanmar, Timor Leste dan Vietnam. Dapat disimpulkan Indonesia bukan merupakan negara yang mempunyai prevalensi kegemukan yang paling tinggi di regional asia tenggara, namun bukan berarti Indonesia bebas dari masalah tersebut karena prevalensi kegemukan di Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara di Asia Tenggara.
7 Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
8
Tabel 2.1. Persentase Kegemukan di Berbagai Negara di Asia Tenggara Overweight
Obesitas
(% populasi)
(% populasi)
Malaysia
44.6
14.1
2
Thailand
31.4
8.5
3
Brunei Darussalam
30.9
7.9
4
Singapura
28.1
6.4
5
Filipina
26.9
6.4
6
Indonesia
20.7
4.7
7
Myanmar
18.8
4.1
8
Timor Leste
13.4
2.9
9
Vietnam
10.1
1.6
No.
Negara
1
Sumber: WHO, 2008 (http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#)
2.1.2
Tren Kegemukan Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya tren kenaikan kejadian
kegemukan di Indonesia. Menurut statistik WHO, pada tahun 2000, terdapat 1,5% penduduk Indonesia yang mengalami kegemukan. Angka tersebut melonjak menjadi 21,7% pada tahun 2010. Pada kategori obesitas, terjadi kenaikan dari 1,9% dari populasi pada tahun 2008(WHO, 2008)menjadi 2,4% pada tahun 2010(WHO, 2011). Berikut merupakan tren kegemukan di Indonesia dari tahun ke tahun. Gambar 2.1. Tren Kegemukandi Indonesia Sejak Tahun 2000-2010 30 25 20
Pria %
15
Wanita %
10
Total %
5 0 2000
2001
2008
2010
Sumber : WHO, 2011(http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#)
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
9
Dari gambar 2.1, dapat terlihat bahwa prevalensi kegemukan semakin meningkat setiap tahun dan hal tersebut menunjukkan kemunduran tren. Oleh karena itu, kejadian kegemukan harus diwaspadai dan diintervensi agar terjadi penurunan prevalensi kegemukan. 2.1.3
Dampak Kegemukan Kegemukan berperan besar sebagai penyebab masalah kesehatan lebih
lanjut, seperti hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung, diabetes mellitus tipe 2, stroke, penyakit kandung kemih, osteoarthritis, sleep apnea, kanker endometrial, kanker prostat dan kanker kolon(Brown, 2005).Sejumlah 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya akibat terkena penyakit yang berawal dari kegemukan(WHO,2008). Dari jumlah tersebut 44% meninggal akibat diabetes mellitus, 23% akibat penyakit jantung, dan 7-41% akibat kanker. Data tersebut menggambarkan pengaruh kegemukan terhadap angka mortalitas. Penyakit kronik yang disebabkan oleh kegemukan diantaranya adalah diabetes mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskular, penyakit kandung kemih (Herbert, 1999; Knittle, 1995; Victor, 1999), dan penyakit lain seperti komplikasi operasi, gangguan kehamilan,sleep apnea, kanker dan arthritis (Nieman, 1999; Bongain, 1998; Khaidiar, 1999). 2.1.4. Penyebab Kegemukan Kegemukan dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan sangat kompleks. Diantara faktor-faktor tersebut adalah kesalahan pola diet, gaya hidup yang kurang aktivitas, genetik, gangguan fisiologis dan psikologis(Lau, 2007; Abramof, 2006; Rosen, 2005; Smith, 2011). Aktivitas fisik yang kurang dan pola makan yang keliru cenderung lebih banyak menyebabkan kegemukan dibandingkan faktor genetik dan gangguan kesehatan lain (Barker, 2002). Oleh karena itu, kegemukan sebenarnya dapat dicegah dan diintervensi dengan lebih mudah. 2.1.5. Metode Pengukuran Kegemukan Penilaian kondisi kegemukan (overweight dan obesitas) dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini, peneliti melakukannya dengan tiga cara yaitu pengukuran Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
10
pengukuran Persentase Lemak Tubuh (PLT). Berikut merupakan uraian mengenai ketiga indikator tersebut. 1.
Berat Badan (BB) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Nilai BB dapat diketahui dengan alat penimbang berat badan. Selanjutnya
BB akan digunakan untuk mengetahui status IMT. IMT adalah ukuran suatu status gizi yang didapatkan dengan rumus berikut(Gibson, 2005): IMT (kg/m2) =
berat badan (dalam kg) tinggi badan x tinggi badan (dalam m2)
Menurut WHO(2011)seseorang dikatakan overweight dan obesitas : a. Jika seseorang memiliki hasil IMT ≥25 kg/m2 (untuk asia ≥23 kg/m2 ) dikategorikan mengalami overweight. b. Jika seseorang memiliki IMT ≥30 kg/m2 (untuk asia ≥27kg/m2) dikategorikan mengalami obesitas. IMT berguna untuk pengukuran pada level populasi untuk mengukur keadaan overweight dan obesitas untuk wanita maupun pria, namun tidak menggambarkan persentase lemak dan otot(WHO, 2011). Sebagai contoh, seorang binaragawan akan memiliki hasil IMT yang tinggi dan dikategorikan obesitas, walaupun berat badannya yang besar terdiri dari kadar otot yang besar dan kadar lemak yang sedikit. Oleh karena itu, IMT dinilai hanya dapat dipakai pada kondisi pasien tertentu. 2.
Persentase Lemak Tubuh (PLT) Kadar lemak tubuh merupakan salah satu variabel komponen penyusun
tubuh yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin, tinggi dan berat badan. Kadar lemak tubuh berhubungan erat dengan banyak aspek kesehatan seperti peningkatan mortalitas dan morbiditas, khususnya untuk penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 (Garrow, 1992). Peneliti menggunakan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) untuk menilai PLT. Metode ini dapat mengukur komposisi tubuh dengan menyalurkan sinyal elektrik yang kecil dan aman keseluruh tubuh. Sinyal ini dapat melewati otot dengan mudah, namun mengalami kesulitan untuk melewai jaringan
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
11
lemak(McArdle, 2000). Menurut American Council on Exercise, seseorang dikatakan obesitas jika : a. Persentase lemak tubuh ≥25% untuk pria b. Persentase lemak tubuh ≥32% untuk wanita. 2.1.6. Metode Penilaian Aktivitas Fisik Beberapa metode telah diciptakan untuk menilai aktifitas fisik seseorang. Salah satu metode yang sederhana dan praktis adalah dengan mengisi kuesioner aktivitas fisik. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian adalah Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). GPAQ adalah kuesioner hasil pengembangan oleh WHO tahun 2010untuk menilai aktivitas fisik dari empat domain, yaitu aktivitas saat kerja, aktivitas berpindah tempat (travel), aktivitas rekreasional dan aktivitas menetap (sedentary activity). GPAQ diperuntukkan bagi responden di negara berkembang dan terdiri dari 16 pertanyaan sederhana untuk selanjutnya dilakukan penilaian berdasarkan Metabolic Energy Turnover (MET). MET adalah rasio laju metabolisme saat kerja dengan laju metabolisme saat istirahat. Satu MET adalah 1 kkal/kg/jam dan ekuivalen dengan energi yang dikeluarkan saat duduk istirahat. 2.1.7. Penatalaksanaan Kegemukan Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan bagi orang yang mengalami kegemukan tersedia, baik instan maupun konvensional. Cara yang selama ini dianggap paling aman dan baik untuk kesehatan dan direkomendasikan oleh tenaga ahli adalah dengan cara mengatur pola makan dan aktivitas fisik (Albertsson, 2005). 1.
Diet untuk mengatasi kegemukan Ada beberapa jenis pilihan diet untuk mengatasi kegemukan, diet Atkins.
Berikut merupakan penjelasan mengenai diet Atkins yang menjadi inspirasi Catering SlimGourmet untuk menyediakan diet rendah karbohidrat. a.
Diet Atkins (rendah karbohidrat, tinggi protein) Pemikiran sederhana yaitu “lemak yang menumpuk akan menyebabkan
kegemukan, oleh karena itu kita harus menghindari asupan lemak berlebih” banyak beredar di masyarakat. Seorang dokter spesialis jantung bernama dr. Atkins, berpendapat bahwa pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Menurutnya,
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
12
seseorang yang terlalu menghindari lemak, secara otomatis asupan karbohidrat akan meningkat untuk menghasilkan rasa kenyang sehingga banyak terjadi kasus kegemukan. Atas dasar pemikiran tersebut, dr.Atkins menciptakan diet Atkins dengan prinsip komposisi yang rendah karbohidrat dan tinggi protein serta tinggi lemak(Bagchi, 2007).Pada awal mula diciptakan, diet Atkins dirancang untuk mengatasi penyakit-penyakit karena daya tahan insulin (insuline resistance) yang dapat menyebabkanpenyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes tipe 2, dan hiperlidemia(Brown, 2005). Diet Atkinsmengandung karbohidrat dengan jumlah yang rendah oleh karena itu dapat memicu pembentukan badan keton(Volek, 2004; Lofgren, 2002). Pembentukan
dari
badan
keton
akan
diiringi
dengan
timbulnya
rasa
‘kenyang’(Albertsson, 2005). Oleh karena itu kebanyakan orang yang mengikuti diet Atkins akan mengalami penurunan selera makan dan otomatis asupan energi ikut menurun. Banyak kalangan yang berpendapat diet Atkins dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal karena organ tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi(Robarge, 2007). Namun belum ada penelitian membuktikan sepenuhnya bahwa pernyataan tersebut benar. 2.
Aktivitas fisik untuk mengatasi kegemukan Aktivitas fisik memiliki peranan penting dalam program penurunan berat
badan. Aktivitas fisik yang dimaksud adalah aktivitas fisik diluar pekerjaan (olahraga). Bagi beberapa orang yang melakukan olahraga saja (tanpa pengaturan makan) dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, cara yang tetap dianggap
paling
berhasil
adalah
olahraga
diiringi
dengan
pengaturan
makan(Bagchi, 2007). Olahraga yang baik untuk orang yang mengalami kegemukan adalah berlatih kardio, misalnya jalan kaki sejauh 1,6 km untuk membakar 100 kkal setiap harinya(Barker, 2002). 3.
Dukungan dan motivasi Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam membantu usaha
menurunkan berat badan adalah dengan memberikan dukungan dan motivasi. Keadaan emosi perlu dijaga sama halnya dengan menjaga turunnya berat badan, kenaikan stamina, mobilitas dan kepercayaan diri (Lau, 2007). Dukungan dan motivasi sebaiknya diberikan sesuai dengan tujuan penurunan berat badan.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
2.2.
13
Efek Diet Rendah Karbohidrat Diet konvensional yang mengandung komposisi tinggi karbohidrat dan
rendah lemak dan diet Atkins yang mengandung komposisi tinggi protein dan rendah karbohidrat ternyata masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan. Berikut merupakan perbedaan yang ditemukan melalui beberapa penelitian antara diet konvensional (rendah lemak) dan diet rendah karbohidrat berdasarkan jenisjenis diet rendah karbohidrat. 2.2.1
Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Rendah Energi
Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh Sebuah penelitian dilakukan untuk membandingkan efek diet rendah karbohidrat dan rendah energi dengan diet rendah lemak dilakukan pada pria dan wanita yang mengalami obesitas (Volek 2004). Subjek dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan diet rendah karbohidrat dan sangat rendah energi (modifikasi diet Atkins yang mengandung rendah energi) dan kelompok kedua diberikan diet rendah lemak (konvensional). Didapatkan hasil bahwa subjek yang diberikan diet rendah karbohidrat dan rendah energi mengalami penurunan berat badan yang lebih pesat dan besar dibandingkan dengan subjek yang diberikan diet rendah lemak. 2.2.2. Efek Pemberian Diet Atkins (Rendah Karbohidrat, Tinggi Lemak) Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh Penelitian yang mengadaptasi diet Atkins membuktikan hal yang mirip dengan penelitian terhadap diet rendah karbohidrat dan rendah energi (Foster, 2003). Penelitian yang berlangsung selama 1 tahun dan dilakukan pada pria dan wanita yang kegemukan secara acak diberikan diet rendah karbohidrat dan rendah lemak. Subjek yang mendapatkan diet rendah karbohidrat mengalami penurunan berat badan dengan pesat dan berbeda secara sigifikan dengan kelompok diet rendah lemak pada 3 bulan (P<0,002) dan 6 bulan (P<0,003) pertama. Namun, setelah 12 bulan, tidak ada perbedaan signifikan (P<0,27) dengan subjek yang mendapatkan diet rendah lemak.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
14
2.2.3. Efek Pemberian Diet Rendah Karbohidrat dan Energi Cukup Terhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh Sebuah penelitiandilakukan untuk mellihat efek dari pemberian diet rendah karbohidrat tanpa membatasi asupan total energi (Westman, 2002). Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa terjadi penurunan berat badan sebesar 40% dari berat badan awal pada subjek yang diberikan diet rendah karbohidrat sebanyak <25 g/hari dan melakukan aktivitas fisik berupa olahraga. Berat badan turun sebesar 10,3±5,9% setelah 6 bulan dengan penurunan yang signifikan (P<0,001). Dari 41 orang subjek penelitian, sebesar 95% mengalami penurunan berat badan selama 6 bulan dijalankan diet rendah karbohidrat. Rata-rata penurunan berat badan adalah sekitar 9±5,3 kg dan penurunan rata-rata IMT sebesar 3,2±1,9 kg/m2. PLT juga mengalami penurunan sebesar 2,9±3,2% dari PLT awal. 2.2.4. Efek Pemberian Diet Sangat Rendah Karbohidrat, Tinggi Protein dan LemakTerhadap Penurunan Berat Badan dan Lemak Tubuh Suatu penelitiandilakukan untuk membandingkan efek pemberian diet sangat rendah karbohidrat dengan diet rendah lemak dan energi (Brehm, 2003). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi lebih banyak penurunan berat badan pada kelompok subjek yang diberikan diet sangat rendah karbohidrat dibanding diet rendah lemak biasa. Pada kelompok subjek pertama (diet rendah karbohidrat), pada tiga bulan pertama terjadi penurunan BB sebanyak 8,5±1,0 kg. Penurunan BB pada kelompok subjek kedua (diet rendah lemak dan energi) adalah sebanyak 3,9±1,0 kg (P<0,001). Penurunan yang signifikan pada total BB dan persentase lemak tubuh terjadi pada 3 dan 6 bulan pertama (P<0,001). Jumlah total BB yang turun adalah sekitar 50-60% dari BB awal. Tidak terjadi penurunan BB yang signifikan setelah 12 bulan pemberian diet rendah karbohidrat. Terjadi pula penurunan PLT pada kelompok subjek pertama yaitu sebesar 4,8±0,67 kg dibandingkan dengan kelompok subjek kedua sebanyak 2±0,75 kg (P<0.01). Hal ini menimbulkan pertanyaan karena kelompok subjek yang diberikan diet sangat rendah karbohidrat tidak dibatasi asupan total energinya.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
15
Berbeda hal nya dengan kelompok subjek yang melakukan diet rendah lemak yang asupan total energinya dibatasi. Dapat disimpulkan dari beberapa penelitian bahwa diet rendah karbohidrat lebih dapat menyebabkan penurunan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh dibandingkan diet konvensional. Namun, perubahan pesat ini hanya berlangsung pada waktu kurang dari 12 bulan(Albertsson, 2005; Westman, 2002). 2.3.Mekanisme Diet Rendah Karbohidrat Diet rendah karbohidrat ternyata terbukti dapat menurunkan berat badan dan persentase lemak tubuh dibanding dengan diet rendah lemak (sebelum 12 bulan) (Volek, 2004; Brehm, 2003; Albertsson, 2005; Volek, 2002; Westman, 2002; Brehm, 2005; Johnston, 2004). Berikut merupakan penjelasan mengenai mekanisme fungsional khusus pada tubuh dalam merespon diet rendah karbohidrat. 2.3.1. Mekanisme Pemakaian Protein Sebagai Sumber Energi Penelitian menunjukkan bahwa subjek yang diberikan diet rendah karbohidrat mengalami penurunan selera makan dan secara otomatis penurunan asupan total energi(Westman, 2002; Brehm, 2003). Rasa kenyang yang lebih cepat muncul terjadi selama 4 minggu pertama menjalankan diet rendah karbohidrat(Johnston, 2004). Selain menurunkan selera makan, diet rendah karbohidrat juga lebih memicu pengeluaran energi(Korner, 2003). Penurunan berat badan pada diet rendah karbohidrat akibat penurunan selera makan yang terjadi karena sifat protein yang merupakan makronutrien yang paling dapat menimbulkan rasa kenyang. Protein dapat memicu rasa kenyang yang cepat dengan cara menurunkan termogenesis, yang menghasilkan efek penurunan kecepatan absorbsi zat gizi(Albertsson, 2005). Protein juga membuat pengeluaran energi yang lebih akibat mekanisme glukoneogenesis. Menurut Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, glukoneogenesis adalah proses adaptasi tubuh terhadap kurangnya karbohidrat sebagai sumber energi utama bagi organ-organ. Pada glukoneogenesis terjadi sintesis glukosa dari sumber zat non-karbohidrat, seperti asam amino dan
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
16
gliserol dengan hasil sampingan berupa badan keton. Pembentukan badan keton juga menghasilkan perasaan kenyang(Albertsson, 2007). 2.3.2 Mekanisme Pemakaian Lemak Sebagai Sumber Energi Diet rendah karbohidrat dapat menurunkan berat badan juga karenaterjadi aktivasi dan oksidasi asam lemak. Sebuah penelitian mengenai diet tinggi protein dan rendah karbohidrat membuktikan bahwa terjadi kenaikan oksidasi asam lemak pada respondennya (Johnston, 2004). Oksidasi asam lemak akan menimbulkan perasaan kenyang yang lebih cepat. Namun, hal tersebut bukan berarti seseorang yang menjalankan diet rendah karbohidrat dapat mengonsumsi segala jenis lemak. Asam lemak dengan struktur kimia rantai panjang n-3 tak jenuh ganda seperti eicosapentaenoic acid dan docohexanoic acid yang ada dalam makanan laut dan minyak ikan lebih baik untuk dipilih(Albertsson, 2005). Asam lemak tersebut aman dan lebih sehat karena penting untuk membangun jaringan membran otak dan membantu proses sinapsis (Lau, 2007). Asam lemak rantai panjang n-3 tak jenuh ganda juga dioksidasi lebih cepat dari asam lemak jenuh. Asam lemak lain yang dianggap baik untuk dikonsumsi adalah MCT (Medium Chained Triglyseride). MCT lebih cepat dihidrolasi dan dibawa ke sistem portal dan dapat melewati lapisan membran mitokondria tanpa bantuan komponen pemindah (translocator) sehingga menstimulasi oksidasi asam lemak. 2.3.3.
Jenis Karbohidrat Selain jenis lemak, jenis karbohidrat yang terkandung dalam diet rendah
karbohidrat juga penting untuk diperhatikan. Walaupun mengandung sedikit karbohidrat (sekitar 10% dari total asupan energi), jenis karbohidrat tertentu seperti disakarida, sukrosa, monosakarida (glukosa dan fruktosa) memicu asupan makanan yang lebih banyak(Koutsari, 2003). Selain itu, perlu juga diperhatikan indeks glikemik dari suatu makanan agar program penurunan diet dapat berhasil. Protein dan lemak juga dapat menaikkan indeks glikemik walaupun tidak secepat dan setinggi beberapa sumber karbohidrat lain(Robarge, 2007). Selain jenis, sifat karbohidrat yang lebih cepat mengenyangkan dibanding lemak juga memicu asupan karbohidrat yang lebih banyak(Albertsson, 2005). Oleh karena itu diet
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
17
rendah karbohidrat lebih efektif dalam menurunkan berat badan dibandingkan diet rendah lemak dan energi (diet konvensional). 2.4. Perbedaan Jenis Kelamin dalam Penanggulangan Kegemukan Mayoritas penelitian mengenai penanggulangan kegemukan dilakukan pada pria saja atau wanita saja. Masih sedikit penelitian yang membandingkan diet antarapria dan wanita. Namun ditemukan fakta bahwa ada perbedaan distribusi lemak, laju metabolisme, asupan total makanan dan efek olahraga pada pria dan wanita. Perbedaan tersebut kemungkinan akan berpengaruh pada penanggulangan kegemukan bagi fungsi fisiologis kedua jenis kelamin karena sifat dan adaptasi yang berbeda terhadap berbagai keadaan (Lofgren, 2002). 2.4.1. Distribusi Lemak Perbedaan yang paling signifikan dari pria dan wanita adalah distribusi lemak. Pada kasus obesitas, pria lebih cenderung mempunyai simpanan lemak yang lebih pada bagian abdominal. Sedangkan wanita cenderung mempunyai simpanan lemak lebih pada bagian gluteal dan femoral (bagian paha)(Lofgren, 2002). Perbedaan lain adalah pria memiliki persentase lemak yang lebih pada bagian viseral (permukaan luar organ-organ), sedangkan wanita lebih memiliki presentase lemak lebih pada bagian subkutaneus (antara otot dan kulit) (Bouchard, 1993). Pada keadaan diet dan olahraga, pria cenderung mengambil lemak dari bagian subkutaneus dibanding wanita(Blaak, 2001). Hal tersebut mengakibatkan adanya proteksi lebih pada lemak subkutaneus pada bagian tubuh bawah wanita. 2.4.2. Laju Metabolisme Jenis kelamin membedakan Laju Metabolisme Basal (LMB) dan penggunaan zat gizi makro sebagai sumber energi. LMB sangat dipengaruhi oleh masa lemak bebas(Johnstone, 2005). Pria cenderung memiliki masa otot yang lebih dan juga lebih banyak membakar energi saat keadaan istirahat dibandingkan wanita(Lofgren, 2002). Penggunaan simpanan lemak pada wanita juga berbeda dengan pria, baik saat istirahat maupun saat olahraga. Saat istirahat dan tidak berpuasa, wanita cenderung menggunakan lebih sedikit simpanan lemak sebagai sumber energi dibandingkan dengan pria. Berbeda hal pada saat wanita
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
18
melakukan olahraga, penggunaan simpanan lemak menjadi dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pria yang berolahraga(Robertson, 2002).
2.4.3. Asupan Makanan Respon yang berbeda pada asupan makanan terjadi pada pria dan wanita. Asupan makanan yang cukup dapat mengurangi penggunaan simpanan lemak sebagai sumber energi pada kedua jenis kelamin. Namun pada pria, cenderung terjadi keadaan dimana pria sedikit lebih menggunakan simpanan lemak sebagai sumber energi walaupun saat tidak berpuasa(Lofgren, 2002). Wanita lebih cenderung mempertahankan simpanan lemak yang ada. Pada pria yang mengonsumsi makanan lebih, lemak akan disimpan pada jaringan viseral, sedangkan wanita akan menyimpannya pada jaringan subkutaneus(Johnstone, 2005). 2.4.4. Olahraga Perbedaan efek olahraga terdapat pada pria dan wanita. Pada pria, kenaikan aktivitas fisik saja dinilai efektif untuk penurunan atau mempertahankan berat badan (Mittendorfer, 2002). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak adahubungan aktivitas fisik dengan penurunan persentase lemak tubuh pada wanita,
namun
aktivitas
fisik
berguna
menjaga
persentase
lemak
tubuh(Mittendorfer, 2002; Westerterp, 1992; Donnelly, 2003). 2.5.
Perbedaan Umur dan Status Pekerjaandalam Penanggulangan Kegemukan Perubahan hormon dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi kenaikan berat
badan. Pada pria yang memasuki umur 40 tahun, terjadi penurunan aktivitas fisik dan perubahan hormon yang berkaitan erat dengan penambahan berat badan (Brown, 2005). Pada wanita, terjadi pengurangan produksi hormon esterogen pada masa menopause yang selanjutnya menyebabkan atrofi jaringan kandung kemih dan vagina, serta peningkatan lemak di bagian abdominal. Menopause berhubungan dengan peningkatan berat badan dan penurunan masa otot pada wanita.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
19
Status pekerjaan seseorang berkaitan erat dengan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari. Aktivitas fisik selanjutnya dapat mempengaruhi kenaikan berat badan akibat lemak yang tertimbun. Status pekerjaan dipengaruhi pula oleh umur karena pada usia dewasa awal, seseorang sedang puncak produktifitasnya sehingga membutuhkan aktivitas fisik yang lebih dibandingkan dengan usia dewasa tua(Brown, 2005; Garrow, 1996). 2.6.
Catering SlimGourmet Catering SlimGourmet adalah Catering diet premium yang menawarkan
makanan sehat dengan kualitas tinggi. Catering ini berlokasi di Jakarta Selatan, tepatnya di daerah Kebayoran Baru. Catering SlimGourmet menawarkan beberapa jenis program diet berdasarkan kebutuhan pelanggan. Terdapat ahli gizi yang bertugas mengatur diet pelanggan dan memberikan konsultasi. Makanan yang dihidangkan juga dibuat oleh koki yang berpengalaman. Secara umum terdapat lima jenis hidangan yaitu masakan Italia, Jepang, Asia, Western, dan Indonesia. Catering SlimGourmet menggunakan sistem perhitungan energi dan zat gizi makro lainnya untuk membuat menu masakannya. Perhitungan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan untuk menurunkan berat badan dengan cara yang sehat. Catering SlimGourmet menggunakan bahan-bahan dengan kualitas baik seperti daging sapi USDA approved, tidak menggunakan MSG, menggunakan beras organik,dan extra virgin olive oil untuk masakannya. Catering SlimGourmet mengantarkan makanan pesanan pelanggan ke rumah masing-masing dua kali dalam sehari, yaitu makan siang dan makan malam. Jangkauan pengantara makanan adalah di area Jakarta. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kesegaran makanan yang diantarkan. Program diet yang ditawarkan Katerig SlimGourmet untuk penurunan berat badan usia kalangan dewasa terdiri dari 3 jenis program, yaitu program Healthy; gizi seimbang untuk menjaga berat badan yang sudah ideal. Program RegulerSlim merupakan diet rendah energi yang terdiri dari karbohidrat dan protein cukup serta rendah lemak untuk penurunan berat badan sebanyak 2-4 kg setiap bulan. Diet rendah karbohidratmerupakan diet untuk penurunan berat badan
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
20
sampai dengan 10 kg per bulannya yang mengandung rendah energi, rendah kabohidrat dan tinggi protein dan lemak. Berikut merupakan penjelasan mengenai diet rendah karbohidrat yang berhubungan dengan penelitian. 2.6.1.
Diet Rendah Karbohidrat di Catering SlimGourmet Diet rendah karbohidrat dirancang untuk penderita kegemukan yang
perlu menurunkan berat badannya untuk menghindari risiko gangguan kesehatan lebih lanjut. Jumlah penurunan berat badan mencapai 10 kg per bulan. Diet rendah karbohidratmengandung sekitar 30 g karbohidrat per hari atau 12% dari total energi makanan per hari. Komposisi karbohidrat, protein dan lemak dalam diet ini masing-masing adalah 12%, 43% dan 46% dari total energi. Total energi dari makanan adalah sekitar 1100 kkal. Sarapan terdiri dari satu helai roti gandum danputih telur, makan siang dan makan malam berupa salad sebanyak 100-150 g, daging sebanyak 80-100 g, serta aneka buah sebanyak 100 g. Diberikan pula makanan penutup (dessert) seperti puding. Pelanggan yang mengikuti diet rendah karbohidrat akan dikontrol penurunan BB, IMT, PLT dan indikator lainnya untuk memastikan diet dilakukan dengan benar dan aman serta mencapai target penurunan BB yang ingin dicapai. Program diet rendah karbohidrat ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Program dapat dilanjutkan jika perlu, atau jika target sudah tercapai, selanjutnya dapat mengikuti program diet lain untuk mempertahankan berat badan.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
21
2.7. KERANGKA TEORI METODE PENILAIAN: • BB • IMT • PLT
FAKTOR PENYEBAB: • Aktivitasfisi k • Genetik • GangguanKe sehatan • Psikologis • Tuntutansos ial
KASUS KEGEMUKAN
• •
DIET
• • • •
•
JENIS DIET: Konvensional Atkins Diet rendahkarbohidrat dll
AKTIVITAS FISIK
• • •
DAMPAK: Diabetes Mellitus Penyakitkardiov askular Penyakit lain
DUKUNGAN & MOTIVASI
JENIS KELAMIN UMUR PEKERJAAN
Keterangan: Kerangkateoridiadaptasidandimodifikasidarisumber-sumberberikut. • Lau, David C.W dan James D.Douketis. 2007. “2006 Canadian Clinical Practice Guidelines on The Management and Prevention of Obesity in Adults and Children (Summary)”. Canadian Medical Association Journal. 51:13 • Harris, Gabriel Keith dan David J.Baer. 2007. “Gender Differences in Body Fat Utilization During Weight Gain Loss, or Maintanance”. Epidemiology, Pathophysiology and Prevention. Ed. DebasisBagchi. Bocaraton: Taylor&Francis Group. 239-242.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
22
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS 3.1.
Kerangka Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, dalam hal ini BB, IMT dan
PLT jumlahnya banyak dan beragam. Beberapa diantaranya adalah diet, aktivitas fisik, genetik, gangguan psikologis, gangguan fisiologis, dan lain-lain. Diet sendiri beragam jenisnya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pasien. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan membatasi faktor yang mempengaruhi BB, IMT dan PLT, yaitu diet rendah karbohidrat atau biasa disebut diet rendah karbohidrat di lokasi penelitian (Catering SlimGourmet). Hubungan antara variabel-variabel tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada gambar dibawah ini. Gambar 3.1. Kerangka Konsep VARIABEL DEPENDEN Status GiziSebelum • BB • IMT • PLT
Diet RendahKarbohidrat
VARIABEL INDEPENDEN • • • • •
Karakteristik AktivitasFisik AsupanMakanan JenisKelamin Umur Status Pekerjaan
Status Gizi Sesudah • BB • IMT • PLT VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL PERANCU
22 Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
22
3.2. Definisi Operasional No 1.
Variabel Berat Badan (BB)
2.
Indeks Massa Tubuh (IMT)
3.
Persentase Lemak Tubuh (PLT)
Definisi Massa tubuh seseorang. Dinyatakan dalam kilogram Metode pengukuran pada level populasi untuk mengukur kegemukan untuk laki-laki maupun perempuan, namun tidak menggambarkan presentase lemak dan otot (WHO, 2011).Memerlukan data tinggi dan berat badan. Persentase lemak dari total komposisi lemak dalam tubuh (Gibson, 2005)
Cara Ukur Alat ukur berat badan
Alat Ukur Timbangan digital
Tinggi badan dan berat badan diukur secara manual dengan alat ukur.
a. Tinggi badan: mikrotoa
Alat dipegang dengan posisi badan tegap, tangan lurus 90o, tidak memakai alas kaki dan perhiasan logam. Ditunggu sampai hasil muncul pada layar alat.
b. Berat badan: timbangan digital
BIA (Bioelectical Impedance Analysis)“KaradaScan” merek Omron
Hasil Ukur Berat badan yang dinyatakan dalam satuan kilogram 1. Berisiko jika: a. Overweight(IMT ≥23 kg/m2) b. Obesitas (IMT≥27 kg/m2) 2. Tidak berisiko jika : a. Overweight(IMT≤23 kg/m2) b. Obesitas (IMT≤27 kg/m2) (WHO, 2011) 1. Berisiko jika: a. Wanita ≥32% b. Pria ≥25% 2. Tidak berisiko jika: a. Wanita ≤32% b. Pria ≤25% (Gibson, 2005)
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Skala Ukur Ordinal
Ordinal
Ordinal
23
4.
Asupan Makanan Ratarata
Rata-rata asupan makanan, khususnya zat gizi makro (karbohirat, lemak, protein)
5.
Aktivitas Fisik
6.
Umur responden
Aktivitas fisik yang biasa dilakukan sehari-sehari, termasuk saat bekerja, olahraga, pergi dari satu tempat ke tempat lain, maupun istirahat. Lama waktu hidup sejak dilahirkan sampai saat penelitian dilakukan.
7.
Status Pekerjaan
Status pekerjaan terakhir responden
Metode pengisian formfood recall 24 jam yang berisikan seluruh asupan makanan selama periode 24 jam terakhir. Metode pengisian kuesioner mengenai aktivitas fisik
Form food recall 24 jam yang dilakukan dua kali (pada hari kerja dan akhir minggu)
Kurang atau berlebihnya asupan zat gizi tergantung kebutuhan zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) responden masingmasing.
Ordinal
Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) versi kedua
Besar atau kecilnya energi yang terbakar akibat beraktivitas dalam satuan MET (Metabolic Energy Turnover)
Ordinal
Pengisian manual oleh responden
Form “Profil Responden”
1. Dibawah umur rata-rata responden 2. Diatas umur rata-rata responden
Ordinal
Pengisian manual oleh responden
Form “Profil Responden”
1. Bekerja 2. Tidak Bekerja
Nominal
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
24
3.3. Hipotesis Variabel independen dan dependen yang dipengaruhi oleh faktor perancu akan dibandingkan dan dihubungkan dengan uji statistikT-Test, paired T-Test dan uji Anova. Berikut merupakan hipotesis dari perbandingan tersebut antara lain, 1. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan BBpada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di Catering SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012. 2. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan IMT pada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di Catering SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012. 3. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan PLT pada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di Catering SlimGourmet Jakarta Selatan tahun 2012. 4. Adapengaruhkarakteristik responden terhadap pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan BB, IMT dan PLT pada pelanggan yang mengalami kegemukan di Catering SlimGourmet Jakarta Selatan tahun 2012.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
25
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.
Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan desain penelitian eksperimental
dengan model pengembangan longitudinal.Jenis data yang akan diambil berupa data kuantitatif.Telah diambil data primer dan data sekunder berupa pengukuran BB, IMT, PLT, asupan makanan dan aktivitas fisik dari responden. Data primer diambil dengan cara pengukuran dan wawancara langsung sedankan data sekunder adalah data yang telah diambil oleh ahli gizi di Catering X. Dua minggu setelah menjalankandiet rendah karbohidrat, diambil data yang sama dengan data awal untuk selanjutnya dilihat ada atau tidaknya perubahan dan berapa besar perubahan tersebut. Selain itu, dilihat pula pengaruh dari jenis kelamin, asupan makanan diluar diet rendah karbohidrat dan aktivitas fisik responden. Desain penelitian ini dipilih karena dianggap paling tepat untuk melihat pengaruh diet rendah karbohidrat terhadap responden. Preliminary study telah dilakukan untuk melihat karakteristik responden yang menggunakan diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet. 4.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dengan tema diet rendah karbohidrat pada penderita kegemukan
ini akan mengambil lokasi di tempat berikut. 4.2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di kediaman atau kantor responden masingmasing dengan didatangi satu per satu untuk mendapatkan data primer berupa BB, IMT dan PLT. Kediaman dan kantor responden adalah di sekitar Jakarta Selatan, Pusat dan Utara. Responden adalah pelanggan Catering SlimGourmet khususnya programdiet rendah karbohidrat. Dapur Catering SlimGourmet sendiri bertempat di Kebayoran Baru. 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu sejak bulan Februari hingga Mei 2012. Pengambilan data dilakukan selama sekitar satu sampai dua bulan,
26 Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
27
yaitu pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Data responden akan diambil pada awal penelitian, lalu data akhir diambil pada dua minggu setelahnya untuk dilihat apakah ada perubahan status gizi atau tidak. Pengambilan data awal dilakukan selama satu sampai dua minggu. Berikut merupakan gambaran jadwal pengambilan data di lapangan. Tabel 4.1 Jadwal Pengambilan Data di Lapangan Bulan April-Mei Hari
Minggu I
1
2
A1
B1
3
4
5
II III
A2
B2
IV
6
7
C1
D1
E1
F1
C2
D2
E2
E2
V VI VII VIII Keterangan : A,B,C,D,E : Pengambilan data responden (7-8 orang) A1,B1,C1 dan seterusnya : Pengambilan data pertama A2,B2,C2 dan seterusnya : Pengambilan data kedua :Waktu
tambahan
pengambilan
data
(jika
diperlukan) 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian yang berlokasi di Catering SlimGourmet ini akan mengambil sampel yang merupakan pelanggan dari Catering tersebut. Berikut merupakan sasaran dan sampel dari penelitian ini. 4.3.1. Populasi Penelitian Sasaran dari penelitian ini adalah Seluruh pelanggan diet rendah karbohidrat Catering SlimGourmet tahun 2009-2012.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
28
4.3.2. Sampel Penelitian Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah metode purposive sampling. Metode ini merupakan metode penetapan sampel berdasarkan kriteria berikut. a.
Kriteria inklusi : 1. Mengikuti program diet rendah karbohidratselama dua minggu 2. Mengikuti pengukuran BB, IMT, PLT dan mengisi kuesioner aktivitas fisik serta asupan makanan. Setelah dilakukan preliminary study, didapatkan gambaran sampel yang
beragam umur, aktivitas fisik dan jenis kelamin. Hasil pengukuran data awal juga menunjukkan perbedaan penurunan BB, IMT dan PLT diantara setiap pelanggan, tergantung kepada jenis kelamin, umur, aktivitas fisik, kedisiplinan, dan faktorfaktor lain. Berikut merupakan sampel dari penelitian ini. a.
Eligible sample : Pelanggan yang memenuhi program penurunan berat badan dengan diet rendah karbohidrat selama dua minggu dan memenuhi kriteria inklusi.
b.
Intended sample: Semua pelanggan diet rendah karbohidrat yang memenuhi kriteria inklusi dan mengikuti diet rendah karbohidrat selama dua minggu.
c.
Actual sample : Semua pelanggan diet rendah karbohidrat yang memenuhi kriteria inklusi dan mengikuti program selama dua minggu pada April-Mei 2012. Sampel ini juga harus mengikuti program secara utuh dan mengikuti pengukuran BB, IMT, PLT, dan mengisi kuesioner aktivitas fisik serta formfood recall. Actual sample dari penelitian ini adalah sebesar 60% dari populasi sampel. Penentuan besar sampel menggunakan rumus estimasi rata-rata populasi
berpasangan (Sastroasmoro, 2011). Berikut merupakan rumus pengambilan sampel yang digunakan:
!=
!" + !" ! (!! − !! )
!
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
29
Keterangan: n
: besar sampel
Zα
: deviasi relatif yang menggambarkan derajat kepercayaan dalam
pengambilan kesimpulan statistik (1,96 untuk α=0,05) Zβ
: deviasi relatif yang menggambarkan tingkat kekuatan tes statistik dalam
menetapkan kemaknaan (0,842 untuk β = 0,2) s
: standar deviasi
µ1-µ2 : selisih nilai perlakuan penelitian pertama dan kedua Standar deviasi dan nilai µ1 serta µ2 diperoleh berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya sebagai berikut: Tabel 4.2. Perhitungan Besar Sampel Variabel IMT (kg/m2) PLT (%)
µ1
µ2
29,62±4,3
27,58±4.3
34,77±4,54
32,70±4.64
P
Uji
0,0001 (bermakna) 0,0001 (bermakna)
n
t 35 t
Sumber Purwanti, 2006
Keterangan : Data disajikan dalam mean ± SD, T
: Uji t berpasangan di dalam dan diantara kelompok
µ1
: Hasil pengukuran sebelum diet rendah karbohidrat
µ2
: Hasil pengukuran sesudah diet rendah karbohidrat Data IMT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada
tabel 4.2. akan dimasukkan kedalam rumus sampel populasi berpasangan dengan ketentuan sebagai berikut: s
: standar deviasi penurunan IMT kelompok diet rendah karbohidrat pada
penelitian sebelumnya yaitu 4,3 kg/m2 (Purwanti, 2006) µ1-µ2 : selisih nilai IMT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada penelitian sebelumnya yaitu 2.04 kg/m2 (Purwanti, 2006).
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
30
! =
(1,96 + 0.842)4,3 2,04
!
Hasil perhitungan rumus mendapatkan angka sampel minimal 34,81 lalu dibulatkan menjadi 35. Total pelanggan diet rendah karbohidrat pada Catering SlimGourmet adalah 40. Oleh karena itu diambillah seluruh pelanggan diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet sebagai sampel penelitian. 4.4.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan mendatangi satu-persatu
ke kediaman atau kantor untuk dilakukan data pengukuran dan wawancara. Peneliti akan dibantu oleh seorang mahasiswa program studi Ilmu Gizi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Setiap hari dikunjungi sekitar 7-8 orang responden untuk pengambilan data. Penentuan hari dan jadwal pengambilan data dicocokkan dengan jadwal responden dan peneliti. Pencocokkan jadwal dilakukan dengan responden via telepon. 4.4.1. Data yang Dikumpulkan Data yang diambil terdiri dari tiga bagian, yaitu Profil Responden, Data Aktivitas Fisik dan Asupan Makanan. Pengambilan data akan dilakukan oleh peneliti, baik pengukuran maupun pengisian kuesioner. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kesalahan dan kekurangan pengisian data oleh responden. Berikut merupakan penjelasan data yang akan diambil. 1. Profil responden Profil responden merupakan data identitas responden, seperti nama, umur, tanggal lahir dan hasil pengukuran (tinggi badan dan berat badan untuk pengukuran BB, IMT dan PLT). Akan ditanyakan pula riwayat penyakit dan berat badan sebelum diikutinya diet rendah karbohidrat. Responden ditanya mengenai alasan mengikuti diet rendah karbohidrat dan pendapatnya atas keberhasilan diet tersebut. Untuk identitas, responden sendiri yang akan mengisi form, sedangkan untuk data tinggi badan, berat badan dan persentase lemak tubuh, peneliti akan melakukan pengukuran.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
31
2.
Data aktivitas fisik Data diperoleh dengan pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner
diterjemahkan dari GPAQ (Global Physical Activity Questionnare) versi 2. 3.
Asupan makanan
Data asupan makanan akan didapatkan dari pengisian form food recall 24 jam dua kali, yaitu pada hari kerja dan hari libur. 4.4.2 Cara Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan diambil dengan cara berikut ini. 1.
Pengukuran tinggi badan Data tinggi badan diperlukan untuk menentukan IMT. Pengukuran tinggi
badan dilakukan dengan menggunakan microtoise yang ditempelkan di dinding yang rata. Responden diminta untuk melepaskan aksesori yang ada di kepala dan berdiri tegap. Setelah peneliti memastikan posisi pengukuran yang sempurna, responden juga diminta menarik nafas lalu peneliti akan mengukur tinggi badannya. 2. Pengukuran berat badan Data berat badan juga diperlukan untuk menentukan IMT. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital “KaradaScan” (BIA). Timbangan diletakkan di permukaan yang rata dan keras. Responden akan diminta untuk melepaskan baju yang dinilai berat dan juga aksesoris. Responden beridiri diatas timbangan dengan tegap dan pandangan kedepan. Hasil penimbangan akan muncul di layar alat penimbang. 3. Pengukuran PLT (Persentase Lemak Tubuh) Pengukuran PLT dilakukan dengan alat BIA. Pada alat, dimasukkan data umur, berat dan tinggi badan serta jenis kelamin responden. Responden diminta untuk melepas alas kaki, berdiri tegap dan melepas aksesoris logam. Tangan memegang BIA dengan posisi sempurna lalu diangkat 90o. Tunggu selama beberapa detik, hasil akan muncul di layar BIA. Selain PLT, BIA juga dapat digunakan untuk menentukan IMT. 4.
Pengisian kuesioner aktivitas fisik (GPAQ versi 2) Seperti yang sudah dijelaskan, kuesioner ini merupakan terjemahan dari
GPAQ versi 2 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kuesioner terdiri
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
32
dari 16 pertanyaan sederhana mengenai aktivitas sehari-hari. Data aktivitas fisik ini meliputi aktivitas responden dari empat domain yaitu aktivitas fisik saat bekerja, perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, aktivitas rekreasional aktivitas menetap (sedentary activity). Setelah didapatkan data tersebut, akan dimasukkan ke dalam software komputer untuk selanjutnya diproses dan dikategorikan berdasarkan MET (Metabolic Energy Turnover) yang merupakan perbandingan antara laju metabolisme saat bekerja dengan laju metabolisme saat istirahat. MET digambarkan dengan satuan kg/kkal/jam. Analisis hasil pengisian kuesioner GPAQ versi 2 akan dikategorikan berdasarkan perhitungan total volume aktivitas fisik yang disajikan dalam satuan MET menit/minggu. Menurut analysis guide yang terlampir pada GPAQ versi 2, level dari total aktivitas fisik akan dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut: a. Aktivitas tinggi •
Melakukan aktivitas yang berat minimal 3 hari dengan intensitas minimal 1500 MET-menit/minggu, atau
•
Melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan dalam 7 hari dengan intensitas minimal 3000 MET-menit/minggu.
b. Aktivitas sedang •
Intensitas aktivitas kuat minimal 20 menit/hari selama 3 hari atau lebih, atau
•
Melakukan aktivitas sedang selama 5 hari atau lebih atau berjalan paling sedikit 30 menit/hari, atau
•
Melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan dalam 5 hari atau lebih dengan intensitas minimal 600 MET-menit/minggu.
c. Aktivitas ringan •
Orang yang tidak memenuhi salah satu dari semua kriteria yang telah disebutkan dalam kategori kuat maupun kategori sedang.
Pengisian GPAQ versi 2 akan dilakukan oleh peneliti berdasarkan informasi dari responden. Pengisian tersebut dilakukan setelah diadakannya pengukuran IMT dan PLT pada saat pengambilan data.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
33
5. Pengisian form food recall 48 jam Form food recall merupakan cara untuk mengetahui asupan makanan responden diluar diet rendah karbohidrat yang setiap hari dijalankan. Asupan makanan selama 2 hari (pada hari kerja dan hari libur) diluar diet rendah karbohidrat diisi dalam form ini dengan nama masakan/minuman, bahan dasar dan ukuran yang dikonsumsi. Setelah didapatkan data tersebut, akan dimasukkan ke dalam software komputer untuk mengetahui seberapa banyak zat gizi yang diasup dan dibandingkan dengan kebutuhannya. Peneliti akan membantu seluruh proses pengumpulan data jika responden mengalami kesulitan. 4.5.
Instrumen Penelitian Penelitian ini membutuhkan beberapa instrumen untuk membantu proses
pengambilan dan pengolahan data. Instrumen tersebut antara lain, a. Alat pengukur tinggi (microtoise) dengan kerincian 0,1 cm dan kapasitas ukur 2 meter b. Bioelectical Impedance Analysis (BIA) “KaradaScan” merk Omron untuk mengukur BB, IMT danPLT c. Kuesioner aktivitas fisik hasil terjemahan GPAQ (Global Physical Analysis Questionnaire) versi 2 d. Form Food Recall 24 jam e. Alat tulis menulis f. Program komputer (Program SPSS 16.0, EpiData 3.1 dan NutriSurvey 2007). 4.6.
Manajemen Data Manajemen data merupakan tahapan berupa editing, entering, coding,
cleansing dan analisis data yang selanjutnya akan disajikan. Tahapan tersebut dilakukan menggunakan program komputer NutriSurvey 2007, EpiData 3.1, dan SPSS 16.0. Berikut merupakan penjelasan tahapan manajemen data penelitian ini.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
4.7.
34
Analisis Data Selanjutnya data yang telah dimasukkan ke dalam software akan dianalisis
untuk mendapatkan gambaran dan hubungan hasil. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai narasi. Berikut merupakan dua analisis variabelvariabel yaitu: 4.7.1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran secara deskriptif setiap variabel penelitian, baik independen maupun dependen. Analisis univariat juga digunakan untuk menggambarkan data-data yang beskala nominal dan ordinal seperti distribusi subjek menurut jenis kelamin, aktivitas fisik, perubahan BB, IMT, PLT dan lain-lain. Akan disajikan gambaran frekuensi IMT dan PLT pada sebelum dan sesudah diet, serta gambaran karakteristik responden secara menyeluruh. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi dan narasi. 4.7.2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbandingan perubahan variabel independen dengan variabel dependen. Berikut merupakan beberapa uji yang akan dilakukan. 1.
T-Test (uji beda dua mean independen) Uji beda dua mean independen dilakukan untuk mengetahui perbedaan
rata-rata dua kelompok data independen (Sabri, 2008). Variabel yang digunakan dalam uji ini berbentuk numerik dan kategorik. Data numerik yang dimaksud adalah data IMT dan PLT sebelum dan sesudah dilakukannya diet rendah karbohidrat, sedangkan data kategorik adalah jenis kelamin, status pekerjaan dan umur. Berikut merupakan rumus yang digunakan: ! =
!1 − !2 !
!
!" !! + !!
Keterangan : X1 dan X2 : rata-rata kelompok 1 dan 2 n1 dan n2 : jumlah sampel kelompok 1 dan 2 Sp : Standar error kedua kelompok
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
35
Keputusan Uji Statistik : P < α : Ho ditolak (ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel 2) P > α : Ha ditolak (tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel 2) 2.
Paired T-Test (uji beda dua mean dependen) Uji ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua kelompok
yang saling berhubungan. Paired T-Test digunakan untuk melihat perbedaan IMT dan PLT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada responden. Melalui uji ini, akan terlihat hasil rata-rata perubahan yang bermakna atau tidak bermakna. Berikut merupakan rumus dari Paired T-Test. T=
d !!! /√!
Keterangan : d : rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2 SDd : stadar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2 n : jumlah sampel Keputusan Uji Statistik : P < α : Ho ditolak (ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel 2) P > α : Ha ditolak (tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel 2) 3.
Uji anova (uji beda lebih dari dua mean) Uji anova dilakukan untuk menganalisis karakteristik responden yaitu
pendidikan dan aktivitas fisik lebih dari dua kelompok variabel(Sabri, 2008). Berikut merupakan rumus yang akan digunakan: !=
!" ! =
!" ! !" !
!1 − 1 !1! + !2 − 1 !2! + ⋯ + !" − 1 !" ! !−!
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
36
!" ! =
!1(!1 − !)! + !2(!2 − !)! + ⋯ + !"(!" − !)! !−1
!=
!1. !1 + !2. !2 + ⋯ + !". !" !
Keterangan : N : jumlah seluruh data (n1+n2+...+nk) Keputusan Uji Statistik : P < α : Ho ditolak (ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel 2) P > α : Ha ditolak (tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata sampel 1 dan sampel 2)
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Analisis Univariat Variasi karakteristik responden dapat memengaruhi hasil penelitian. Penelitian ini melibatkan sebanyak 40 responden dengan berbagai macam karakteristik bergantung kepada variabel penelitian. Berikut merupakan variasi dari karakteristik responden yang didapatkan dari analisis univariat. 5.1.1. Jenis Kelamin Responden Penelitian ini melibatkan responden pria dan wanita dengan jumlah seperti dibawah. Tabel 5.1. Gambaran Jenis Kelamin Responden n
Frekuensi (%)
Pria
20
50
Wanita
20
50
Keterangan: Uji : Frekuensi
Berdasarkantabel5.1 dapat dilihat bahwa terdapat 20 orang pria dan 20 orang wanita sebagai responden penelitian. Artinya perbandingan jumlah responden pria dan wanita adalah 1:1 atau masing-masing 50%. 5.1.2. Aktivitas Fisik Responden Aktivitas fisik yang dimaksud adalah aktivitas fisik pada saat bekerja, olahraga, berpindah tempat dan rekreasi. Kuesioner yang digunakan untuk menentkan intensitas aktivitas fisik responden adalah GPAQ versi 2 dari WHO. Tabel 5.2 merupakan gambaran aktivitas fisik dari pria dan wanita pada penelitian ini.
37Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
38
Tabel 5.2. Gambaran Aktivitas Responden n
Frekuensi (%)
Ringan
14
35
Sedang
16
40
Tinggi
10
25
Ringan
6
30
Sedang
7
35
Tinggi
7
35
Ringan
8
40
Sedang
9
45
Tinggi
3
15
Total (n=40)
Pria (n=20)
Wanita (n=20)
Keterangan: Uji : Frekuensi
Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa dari total 40 orang responden, sejumlah 35% respondenyang melakukan aktivitas ringan dalam kegiatan sehari-hari. Sejumlah 40% responden melakukan aktivitas sedang sehari-hari dan responden yang melakukan aktivitas tinggi adalah sebesar 25% dari seluruh responden. Dari sejumlah 20 orang responden pria, 30% melakukan aktivitas ringan dalam kegiatan sehari-hari. Sejumlah 35% dari total responden pria melakukan aktivitas sedang dalam aktivitas sehari-hari dan sejumlah 35% dari total responden pria yang melakukan aktivitas tinggi. Sejumlah 20 orang responden wanita, 40% melakukan aktivitas ringan dalam kegiatan sehari-hari. Sejumlah 45% dari total responden wanita melakukan aktivitas sedang dan sejumlah 15% melakukan aktivitas tinggi dalam kegiatan sehari-hari. Disimpulkan bahwa dari seluruh responden, mayoritas responden pria melakukan aktivitas sedang. Dari seluruh responden pria, mayoritas melakukan aktivitas sedang dan tinggi dan dari seluruh responden wanita, mayoritas melakukan aktivitas sedang dalam kesehariannya.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
39
5.1.3. Umur Responden Penelitian diet rendah karbohidrat ini dilakukan pada responden dengan jarak umur20 sampai dengan 64 tahun. Data tersebut didapatkan rata-rata umur seluruh responden adalah 37±8,88 tahun. Tabel 5.3 merupakan gambaran umur responden. Tabel 5.3. Gambaran Umur Responden Variabel
Umur
n
Mean±SD (tahun)
Minimum (tahun)
Maksimum (tahun)
Total
40
37±8,88
20
64
Pria
20
38,5±6,81
24
52
Wanita
20
37,5±5,66
20
64
Keterangan: Uji: Frekuensi
Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa rata-rata umur 40 orang responden adalah 37±8,88 tahundengannilai minimum 20 tahundanmaksimum 64 tahun. Sejumlah 20 orang responden pria, ditemukan rata-rata berumur 38,5±6,81 tahundengannilai minimum 24 tahundanmaksimum 52 tahun. Sedangkan dari sejumlah 20 orang responden wanita, rata-rata umur yang didapatkan adalah 37,5±5,66 tahundengannilai minimum 20 tahundanmaksimum 64 tahun. Tabel 5.3. dapat memperlihatkan bahwa tidak terlihat distribusi umur yang jauh berbeda antara responden pria dan wanita pada penelitian ini. 5.1.4. Asupan Makanan Responden Total asupan makanan responden diperkirakan memengaruhi proses penurunan BB, IMT dan PLT. Asupan makanan yang disediakan oleh catering adalah 1000-1150 kkal/hari, bergantung pada variasi menu. Rata-rata asupan total energi dari seluruh responden adalah 1120±152,92 kkal setiap hari. Asupan makanan responden diketahui berdasarkanfood recall24 jamselama dua hari, satu pada hari kerja dan satu pada akhir minggu. Berikut merupakan asupan rata-rata dari responden penelitian.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
40
Tabel 5.4. Tabel Asupan Energi Responden Maksimum
n
Mean±SD (kkal/hari)
(kkal/hari)
(kkal/hari)
Total
40
1129±152,92
1034
1464
Pria
20
1133,8±98,72
1034
1464
Wanita
20
1124,72±49,18
1055
1204
Variabel
Asupan
Minimum
Keterangan: Uji: Frekuensi
Tabel 5.3. menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi responden adalah
sebesar
1129±152,92
kkal/haridanmaksimum
1464
respondenpriamemiliki
rata-rata
kkal/haridengannilai kkal/hari.
minimum
Sejumlah
20
asupanmakanansebesar
1034 orang
1133,8±98,72
kkal/haridengannilai minimum 1034 kkal/haridannilaimaksimum 1464 kkal/hari. Sejumlah 20 orang respondenwanitamemiliki rata-rata asupanenergisebesar 1124,72±49,18 kkal/haridengannilai minimum 1055 kkal/haridanmaksimum 1204 kkal/hari. Tabel 5.3. menunjukkan bahwa dari seluruh responden, tidak terdapat perbedaan asupan makanan yang terlalu jauh antara responden satu dengan yang lainnya, baik pada responden pria maupun wanita. 5.1.5. Pekerjaan Responden Pekerjaan responden dapat memengaruhi penurunan berat, IMT dan PLT dari responden yang mengikuti diet rendah karbohidrat. Tabel 5.6 merupakan gambaran pekerjaan responden penelitian. Tabel 5.5. Gambaran Pekerjaan Responden n
Frekuensi (%)
Bekerja
20
100
TidakBekerja
0
0
16
80
Total (n=40) Bekerja36 Tidak bekerja4
90 10
Pria (n=20)
Wanita (n=20) Bekerja
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
41
TidakBekerja
4
20
Keterangan: Uji: Deskriptif
Tabel 5.6.menunjukkan bahwa dari sejumlah 40 responden, 90% bekerja dan 10% dari responden tidak bekerja. Dari jumlah tersebut, terdapat 100% dari responden pria yang bekerja. Sejumlah 80% dari responden wanita bekerja dan 20% dari seluruh responden wanita tidak bekerja. 5.1.6. Perubahan Berat Badan (BB), IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Terjadi perubahan berat badan (BB), IMT dan PLT antara sebelum pemberian diet rendah karbohidrat dengan setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Berikut merupakan gambaran BB, IMT dan PLT sebelum dan sesudah diet rendah kaabohidrat pada seluruh responden, responden pria dan responden wanita. Tabel 5.6. Nilai BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Diet Rendah Karbohidrat pada Responden Pria dan Wanita Sebelum Diet RendahKarbohidrat n
Total BB (kg) 2
IMT (kg/m ) PLT (%)
Min
Maks
Mean±SD
Min
Maks
40
82,69±15,16
59,1
135,0
78,45±14,69
54,0
133,0
40
29,71±3,31
23,5
39,4
28,15±3,25
21,9
38,9
40
33,37±3,90
26,3
40,6
31,54±4,35
24,2
39,1
Pria BB (kg)
Mean±SD
Sesudah Diet RendahKarbohidrat
20
92,20±13,31
72,8
135,0
86,75±14,01
67,6
133,3
IMT (kg/m )
20
30,92±3,21
25,8
39,4
29,05±3,42
23,9
32,9
PLT (%)
20
30,81±2,46
26,3
36,9
28,40±2,66
24,3
36,6
20
73,18±10,21
59,1
89,7
70,15±10,90
54
20
28,50±3,02
23,5
33,1
27,26±2,87
21,9
32,0
20
39,92±3,38
22,9
40,6
34,68±4,34
27,9
39,1
2
Wanita BB (kg) 2
IMT (kg/m ) PLT (%)
85,7
Keterangan: Uji : Frekuensi; min: Minimum; Maks: maksimum
Dari tabel 5.6. didapatkan rata-rata BB seluruh responden sebelum pemberian diet rendah karbohidrat adalah 82,69±15,16 kg dengan nilai minimum
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
42
59,1 kg dan maksimum 135,0 kg. Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat selama 14 hari, rata-rata BB menjadi 78,45±14,69 kg dengan nilai minimum 54,0 kg dan maksimum 133,0 kg. Rata-rata IMT seluruh responden sebelum pemberian diet rendah karbohidrat adalah 29,71±3,31 kg/m2 dengan masing-masing nilai minimum dan maksimum 23,5 kg/m2 dan 39,4 kg/m2. Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat, rata-rata IMT menjadi 28,15±3,25 kg/m2 dengan nilai minimum dan maksimum yang juga turun yaitu masing-masing 21,9 kg/m2dan 38,9 kg/m2. Rata-rata PLT seluruh responden sebelum diet rendah karbohidrat adalah 9,20±13,31% dengan nilai minimum 72,8 kg dan nilai maksimum 135, 0 kg. Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat, rata-rata PLT menjadi 31,54±4,35 kg dengan nilai minimum 24,2 kg dan nilai maksimum 39,1 kg. Dari sejumlah 20 orang responden pria, didapatkan nilai rata-rata BB sebelum mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 89,20±13,31 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 72,8 kg dan 135,0 kg. Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat, nilai rata-rata BB responden pria menjadi 86,75±14,01 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 67,6 kg dan 133,3 kg. Sedangkan untuk kategori nilai rata-rata IMT responden pria sebelum mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 30,92±3,21 kg/m2 dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 25,8 kg/m2 dan 39,4 kg/m2. Rata-rata IMT setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 29,05±3,42 kg/m2 dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 23,9 kg/m2 dan 32,9 kg/m2. Nilai rata-rata PLT seluruh responden pria sebelum menjalani diet rendah karbohidrat adalah 30,8±2,46% dengan nilai minimum dan maksimum masingmasing 26,3% dan 36,9%. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat, nilai ratarata PLT responden pria menjadi 28,40±2,66% dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 24,3% dan 36,6%. Nilai rata-rata BB responden wanita sebelum menjalankan diet rendah karbohidrat adalah 73,18±10,21 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 59,1 kg dan 89,7 kg. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
43
nilai rata-rata BB menjadi 70,15±10,90 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 54 kg dan 85,7 kg. Nilai rata-rata IMT wanita sebelum menjalankan diet rendah karbohidrat adalah 28,50±3,02 kg/m2 dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 23,5 kg/m2 dan 33,1 kg/m2. Setelah menjalankan diet rendah karbohidat, nilai rata-rata IMT pada responden wanita menjadi 27,26±2,87 kg/m2 dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 21,90 kg/m2 dan 39,10 kg/m2. Nilai rata-rata PLT responden wanita sebelum menjalankan diet rendah karbohidrat adalah 39,92±3,38% dengan nilai minimum dan maksimum masingmasing 2,29% dan 40,6%. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat, nilai ratarata PLT pada responden wanita menjadi 34,68±4,34% dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 27,9% dan 39,1%. 5.2. Hasil Analisis Bivariat Karakteristik
responden
yang
telah
diketahui
selanjutnya
akan
dihubungkan dengan variabel-variabel penelitian lainnya seperti IMT dan PLT sebelum diet rendah karbohidrat serta IMT dan PLT setelah diet rendah karbohidrat. IMT dan PLT akan dihubungkan dengan variabel perancu seperti jenis kelamin, aktivitas fisik, umur, asupan makanan dan status pekerjaan responden. Proses perbandingan dan penghubungan variabel penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah diet rendah karbohidrat memengaruhi IMT dan PLT sebelum serta sesudah pemberian dan juga apakah variabel-variabel perancu mempengaruhi hasil IMT dan PLT pada responden penelitian. Hubungan antar variabel dependen, variabel independen dan variabel perancu tersebut dilakukan dengan analisis bivariat. 5.2.1. Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan BB, IMT dan PLT antara Responden Pria dan Wanita Penelitian yang dilakukan selanjutnya membandingkan selisih antara BB awal, IMT awal dan PLT awal (sebelum pemberian diet rendah karbohidrat) dengan BB akhir, IMT akhir dan PLT akhir (setelah 14 hari pemberian diet rendah karbohidrat). Hasil selisih BB, IMT dan PLT akan dibandingkan antara responden
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
44
pria dan wanita lalu dilihat apakah perubahan nilai-nilai tersebut bermakna atau tidak. Tabel 5.7. Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan BB, IMT dan PLT antara Responden Pria dan Wanita Variabel
Pria (n=20)
Wanita (n=20)
nilai P
Sebelum
92,20±13,31
73,18±10,21
Sesudah
86,75±14,01
70,15±10,90
-5,43±1,72
-3,03±1,70
BB (kg)
Selisih nilai P
0,000
1)
0,000
1)
0,00012)
IMT (kg/m2) Sebelum
30,92±3,21
28,50±3,02
Sesudah
29,05-3,42
27,26±2,87
Selisih
-1,87±0,59
-1,24±0,74
nilai P
0,000
1)
0,000
1)
0,0012)
PLT (%) Sebelum
30,81±2,46
35,92±3,38
Sesudah
28,40±2,66
34,68±4,34
Selisih
-2,41±1,08
-1,24±0,62
nilai P
0,000
1)
0,000
1)
0,0012)
Keterangan: Data disajikan dengan bentuk n±SD, Uji: 1)T tidak berpasangan dan 2)T berpasangan, nilai P=bermakna jika nilai P<0,05
Tabel 5.7. menunjukkan hasil uji statistik sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat. BB rata-rata responden pria sebelum pemberian diet rendah karbohidrat adalah 92,20±13,31 kg dan pada sesudah pemberian diet rendah karbohidrat didapatkan rata-rata BB sebesar 86,75±14,01 kg. Selisih BB tersebut adalah -5,43±1,72 kg. Perubahan nilai rata-rata BB responden pria adalah bermakna setelah dilakukan uji t berpasangan karena mempunyai nilai P sebesar 0,000. Responden wanita memiliki nilai BB rata-rata sebelum pemberian diet rendah karbohidrat sebesar 35,92±3,38 kg dan setelah pemberian diet rendah
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
45
karbohidrat, angka tersebut menurun menjadi 34,68±4,34. Selisih BB responden wanita sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah -1,24±0,62 kg yang pada uji t berpasangan memiliki nilai P yang bermakna yaitu sebesar 0,000. Selanjutnya selisih rata-rata BB pria dan wanita dibandingkan dengan uji t tidak berpasangan dan didapatkan nilai P sebesar 0,0001 yang artinya bermakna. Nilai rata-rata IMT responden pria sebelum pemberian diet rendah karbohidrat adalah sebesar 30,92±3,21 kg/m2 dan menurun menjadi 28,50±3,02 kg/m2 setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata IMT responden pria pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah -1,87±0,59 kg/m2. Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan dan menghasilkan nilai P 0,000 yang artinya bermakna. Nilai rata-rata IMT responden wanita sebelum pemberian diet rendah karbohidrat adalah sebesar 28,50±3,02 kg/m2 dan menurun menjadi 27,26±2,87 kg/m2 setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata IMT responden wanita pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah -1,24±0,74 kg/m2. Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan dan menghasilkan nilai P 0,000 yang artinya bermakna. Selanjutnya selisih nilai rata-rata IMT pria dan wanita dibandingkan dengan uji t tidak berpasangan dan didapatkan nilai P sebesar 0,001 yang artinya bermakna. Nilai rata-rata PLT responden pria sebelum pemberian diet rendah karbohidrat adalah sebesar 30,81±2,46% dan menurun menjadi 28,40±2,66% setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata PLT responden pria sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah -2,41±1,08%. Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan dan menghasilkan nilai P 0,000 yang artinya bermakna. Nilai rata-rata PLT responden wanita sebelum pemberian diet rendah karbohidrat adalah sebesar 35,92±3,38% dan menurun menjadi 34,68±4,34% setelah pemberian diet rendah karbohidrat. Selisih nilai rata-rata PLT responden wanita sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat adalah 1,24±0,74%. Selisih tersebut dibandingkan melalui uji t berpasangan dan menghasilkan nilai P 0,000 yang artinya bermakna.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
46
Selanjutnya selisih nilai rata-rata PLT pria dan wanita dibandingkan dengan uji t tidak berpasangan dan didapatkan nilai P sebesar 0,001 yang artinya bermakna. 5.2.2. Hubungan Perubahan BB, IMT dan PLT terhadap Variabel Perancu Perubahan BB, IMT dan PLT selanjutnya akan dibandingkan dengan aktivitas fisik, umur, asupan makanan dan pekerjaan responden dengan menggunakan uji anova. Tabel 5.8. Hubungan Perubahan BB Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden BB Variabel
n
df
Mean±SD
SumberVariasi
T-tabel
nilai P
AktivitasFisik Total
40
Rendah Sedang
2,62±1,45 39
4,37±1,86
Tinggi
36,68
15,5
0,000
6,25±1,57
Pria
20
Rendah Sedang
3,81±1,31 19
5,50±1,01
Tinggi
7,60
0,003
6,74±1,53
Wanita
20
Rendah Sedang
1,72±0,72 19
3,50±1,61
Tinggi
8,97
0,002
5,10±1,10
Umur Total
40
39
4,23±2,08
1,31
0,294
Pria
20
19
5,43±1,72
3,640
0,87
0,607
Wanita
20
19
3,03±1,70
1,14
0,475
Total
40
30
4,23±2,08
1,12
0,454
Pria
20
19
5,43±1,72
39,2
0,125
Wanita
20
19
3,03±1,70
3,44
0,944
AsupanMakanan 4,01
PekerjaanResponden Total
40
Bekerja
TidakBekerja Wanita Bekerja
39
20
19
4,65±1,99
1,72±0,96
3,35±1,71
3,513
10,31
5,90
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
0,009
0,087
47
TidakBekerja
1,72±0,,96
Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (n±SD) : 37±8,88 tahun, rata-rata konsumsi energi (n±SD): 1129±152,92 kkal/hari
Tabel 5.8. menunjukkan bahwa responden penelitian yang melakukan aktivitas fisik rendah mengalami penurunan BB sebesar 2,62±1,45 kg dan responden yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan sebesar 4,37±1,68 kg. Penurunan terbesar terjadi pada responden yang melakukan aktivitas tinggi yaitu sebesar 6,25±1,57 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan aktivitas fisik sebesar 0,000 yang artinya bermakna. Responden pria yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan BB sebesar 3,81±1,31 kg dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan BB sebesar 5,50±1,01 kg. Angka penurunan BB paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 6,74±1,53 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB responden pria dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,003 yang artinya bermakna. Responden wanita yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan BB sebesar 3,81±1,31 kg dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan BB sebesar 5,50±1,01 kg. Angka penurunan BB responden wanita paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 6,74±1,53 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB responden wanita dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,003 yang artinya bermakna. Klasifikasi umur responden dibagi menjadi dua, yaitu dibawah rata dan diatas rata-rata. Rata-rata umur responden dalam penelitian ini adalah 37±8,88 tahun. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur dibawah rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 4,37±2,12 kg. Responden yang berumur diatas rata-rata mengalami penurunan BB 4,07±2,08 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan umur seluruh responden yaitu 0,658 yang artinya tidak bermakna. Responden pria yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 5,36±2,15 kg dan penurunan BBresponden pada pria yang berumur diatas rata-rata adalah sebesar 5,51±1,12 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
48
penurunan BB dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,855 yang artinya tidak bermakna. Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 3,28±1,52 kg dan penurunan BB pada responden wanita yang berumur diatas rata-rata adalah sebesar 2,78±1,92 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar 0,527 yang artinya tidak bermakna. Klasifikasi asupan makanan responden dibagi menjadi dua, yaitu dibawah rata dan diatas rata-rata. Rata-rata asupan makanan responden dalam penelitian ini adalah 1129±152,92 kkal/hari. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 4,35±2,06 kg. Responden yang mengonsumsi total energi dari makanan diatas rata-rata mengalami penurunan BBsebesar 4,07±2,15 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan makanan seluruh responden yaitu 0,671 yang artinya tidak bermakna. Responden pria yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 5,47±1,94 kg dan responden pria yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan BBsebesar 5,36±1,45 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan total energi bagi responden pria yaitu sebesar 0,891 yang artinya tidak bermakna. Responden wanita yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 3,02±1,30 kg dan responden wanita yang mengonsumsi total energi diatas rata-ratamengalami penurunan BBsebesar 2,04±2,10 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan total energi bagi responden wanita yaitu sebesar 0,981 yang artinya tidak bermakna. Klasifikasi status pekerjaan responden dibagi menjadi dua, yaitu bekerja dan tidak bekerja. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang bekerja mengalami penurunan BB sebesar 4,65±1,99 kg. Responden yang tidak bekerja mengalami penurunan BBsebesar 1,72±0,96 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan status pekerjaan seluruh responden yaitu 0,009 yang artinya bermakna.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
49
Tidak dilakukan uji anova terhadap responden pria karena seluruh responden pria memiliki status pekerjaan bekerja sehingga data homogen dan tidak dapat dilakukan uji anova. Responden wanita yang bekerja mengalami penurunan BB sebesar 3,35±1,71 kg dan penurunan BB pada responden wanita yang tidak bekerja adalah sebesar 1,72±0,96 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan status pekerjaan bagi responden wanita yaitu sebesar 0,087 yang artinya tidak bermakna.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
50
Tabel 5.9. Hubungan Perubahan IMT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden IMT Variabel
n
df
Mean±SD
SumberVariasi
T-Tabel
nilai P
AktivitasFisik Total
40
Rendah Sedang
1,04±0,54 39
1,60±0,61
Tinggi
3,997
11,23
0,000
2,21±0,63
Pria
20
Rendah Sedang
1,35±0,53 19
1,84±0,27
Tinggi
8,13
0,004
2,34±0,53
Wanita
20
Rendah Sedang
0,81±0,46 19
1,14±0,74
Tinggi
3,45
0,055
1,66
0,153
1,90±0,87
Umur Total
40
39
1,55±0,73
0,384
Pria
20
19
1,87±0,59
1,12
0,471
Wanita
20
19
1,24±0,74
1,32
0,403
Total
40
30
1,55±0,73
0,66
0,809
Pria
20
19
1,87±0,59
75,0
0,919
Wanita
20
19
1,24±0,74
0,411
0,909
AsupanMakanan 0,720
PekerjaanResponden Total
40
Bekerja
39
TidakBekerja Wanita
20
Bekerja TidakBekerja
0,476
1,33±7,62
0,9±0,62
6,47
0,3±0,62
19
1,63±0,71
0,059
2,66
0,312
Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (n±SD) : 37±8,88 tahun, rata-rata konsumsi energi (n±SD): 1129±152,92 kkal/hari
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden penelitian yang melakukan aktivitas fisik rendah mengalami penurunan IMT sebesar 1,04±0,54 kg/m2 dan responden yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan IMT sebesar 1,60±0,61 kg/m2. Penurunan terbesar terjadi pada responden yang melakukan
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
51
aktivitas tinggi yaitu sebesar 2,21±0,63 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan aktivitas fisik sebesar 0,000 yang artinya bermakna. Responden pria yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan IMT sebesar 1,35±0,53 kg/m2 dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan IMT sebesar 1,84±0,27 kg/m2. Angka penurunan IMT paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 2,34±0,53 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT responden pria dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,004 yang artinya bermakna. Responden wanita yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan IMT sebesar 0,81±0,46 kg/m2 dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan IMT sebesar 1,14±0,74 kg/m2. Angka penurunan IMT responden wanita paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 1,90±0,87 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungn penurunan IMT responden wanita dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,055 yang artinya tidak bermakna. Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,63±0,71 kg/m2. Responden yang berumur diatas rata-rata mengalami penurunan IMT 1,47±0,76 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan umur seluruh responden yaitu 0,501 yang artinya tidak bermakna. Responden pria yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,83±0,73 kg/m2 dan penurunan IMT responden pada pria yang berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,91±0,40 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,789 yang artinya tidak bermakna. Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,64±0,66 kg/m2 dan penurunan IMT pada responden wanita yang berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,08±0,81 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar 0,527 yang artinya tidak bermakna. Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,52±0,74 kg/m2. Responden yang mengonsumsi total energi dari makanan diatas rata-rata
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
52
mengalami penurunan IMT sebesar 1,60±0,75 kg/m2.Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan asupan makanan seluruh responden yaitu 0,746 yang artinya tidak bermakna. Responden pria yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,89±0,66 kg/m2 dan responden pria yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,83±0,51 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan asupan total energi bagi responden pria yaitu sebesar 0,848 yang artinya tidak bermakna. Responden wanita yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,08±0,58 kg/m2 dan responden wanita yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,41±0,87 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan asupan total energi bagi responden wanita yaitu sebesar 0,334 yang artinya tidak bermakna. Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang bekerja mengalami penurunan IMT sebesar 1,63±0,71 kg/m2. Responden yang tidak bekerja mengalami penurunan IMT 0,3±0,62 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan status pekerjaan seluruh responden yaitu 0,059 yang artinya tidak bermakna. Tidak dilakukan uji Anova terhadap responden pria karena seluruh responden pria memiliki status pekerjaan bekerja sehingga data homogen dan tidak dapat dilakukan uji Anova. Responden wanita yang bekerja mengalami penurunan IMT sebesar 1,33±7,62 kg/m2 dan penurunan IMT pada responden wanita yang tidak bekerja adalah sebesar 0,90±0,62 kg/m2. Didapatkannilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan status pekerjaan responden wanita yaitu sebesar 0,312 yang artinya tidak bermakna.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
53
Tabel 5.10. Hubungan Perubahan PLT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan Makanan, dan Pekerjaan Responden PLT Variabel
n
df
Mean±SD
SumberVariasi
T-Tabel
nilai P
AktivitasFisik Total
40
Rendah Sedang
1,23±0,99 39
1,83±0,59
Tinggi
5,840
6,82
0,003
2,65±1,22
Pria
20
Rendah Sedang
1,78±1,29 19
2,18±0,21
Tinggi
3,70
0,046
3,17±1,06
Wanita
20
Rendah Sedang
0,82±0,42 19
1,55±0,65
Tinggi
4,02
0,037
2,29
0,045
1,43±0,40
Umur Total
40
39
1,82±1,05
0,617
Pria
20
19
2,41±1,08
2,37
0,148
Wanita
20
19
1,24±0,62
0,99
0,548
Total
40
30
1,82±1,05
2,09
0,110
Pria
20
19
2,41±1,08
0,341
0,896
Wanita
20
19
1,24±0,62
1,325
0,341
AsupanMakanan 0,613
PekerjaanResponden Total
40
Bekerja
TidakBekerja Wanita
20
Bekerja TidakBekerja
39
1,107
1,23±0,65
1,27±0,59
1,11
1,20±0,70
19
1,87±1,06
0,289
0,037
0,918
Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (n±SD) : 37±8,88 tahun, rata-rata konsumsi energi (n±SD): 1129±152,92 kkal/hari
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden penelitian yang melakukan aktivitas fisik rendah mengalami penurunan PLT sebesar 1,23±099% dan responden yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan PLT sebesar 1,83±0,59%. Penurunan terbesar terjadi pada responden yang melakukan aktivitas
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
54
tinggi yaitu sebesar 2,65±1,22%. Didapatkan nilai Pbagi hubungan penurunan PLT dengan aktivitas fisik sebesar 0,003 yang artinya bermakna. Responden pria yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan PLT sebesar 1,78±1,29% dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan PLT sebesar 2,18±0,21%. Angka penurunan PLT paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 3,17±1,06%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT responden pria dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,046 yang artinya bermakna. Responden wanita yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan PLT sebesar 0,82±0,42% dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami penurunan PLT sebesar 1,55±0,65%. Angka penurunan PLT responden wanita paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 1,43±0,40%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT responden wanita dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,037 yang artinya bermakna. Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur dibawah rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,80±1,04%. Responden yang berumur diatas rata-rata mengalami penurunan PLT 1,85±1,09%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan umur seluruh responden yaitu 0,888 yang artinya tidak bermakna. Responden pria yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 2,13±1,21% dan penurunan PLT responden pada pria yang berumur diatas rata-rata adalah sebesar 2,74±0,84%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,221 yang artinya tidak bermakna. Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,14±0,70% dan penurunan PLT pada responden wanita yang berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,05±0,49%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar 0,169 yang artinya tidak bermakna. Tabel 5.11menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,90±1,06%. Responden yang mengonsumsi total energi dari makanan diatas rata-rata
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
55
mengalami penurunan PLT sebesar 1,72±1,06%.Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan asupan makanan seluruh responden yaitu 0,595 yang artinya tidak bermakna. Responden pria yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 2,40±1,15% dan responden pria yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 2,42±1,04%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan asupan total energi bagi responden pria yaitu sebesar 0,961 yang artinya tidak bermakna. Responden wanita yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,32±0,55% dan responden wanita yang mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan PLT sebesar 1,17±0,70%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan asupan total energi bagi responden wanita yaitu sebesar 0,605 yang artinya tidak bermakna. Tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden yang bekerja mengalami penurunan PLT sebesar 1,87±1,06%. Responden yang tidak bekerja mengalami penurunan PLT 1,20±0,70%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan status pekerjaan seluruh responden yaitu 0,289 yang artinya tidak bermakna. Tidak dilakukan uji anova terhadap responden pria karena seluruh responden pria memiliki status pekerjaan bekerja sehingga data homogen dan tidak dapat dilakukan uji anova. Responden wanita yang bekerja mengalami penurunan PLT sebesar 1,23±0,65% dan penurunan PLT pada responden wanita yang tidak bekerja adalah sebesar 1,27±0,59%. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan PLT dengan status pekerjaan responden wanita yaitu sebesar 0,918 yang artinya tidak bermakna.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB VI PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang terdiri dari desain penelitian, karakteristik responden, variabel perancu yang mempengaruhi penelitian, nilai BB, IMT dan PLT pada sebelum dan sesudah diet rendah karbohidrat serta hubungan variabel perancu terhadap perubahan nilaiBB, IMT dan PLT. Keterbatasan penelitian juga akan dipaparkan pada masing-masing subbab. 6.1. Keterbatasan Penelitian Penelitian menggunakan desain penelitian eksperimental dengan model pengembangan
longitudinal.
Intervensi
dilakukan
pada
kelompok
yang
mengonsumsi diet rendah karbohidrat selama dua minggu. Hasil penelitian dilihat berdasarkan jenis kelamin karena menurut penelitian sebelumnya, jenis kelamin mempengaruhi perubahan nilai IMT dan PLT (Volek, 2004). Desain penelitian dipilih sesuai dengan jenis penelitian karena penelitian sebelumnya yang juga membahas diet rendah karbohidrat juga menggunakan jenis penelitian eksperimental (Bonnie, 2003;Foster, 2003; Volek, 2004). Durasi penelitian adalah dua minggu atau 14 hari. Penelitian dimulai pada saat hari pertama responden memulai diet rendah karbohidrat. Durasi penelitian selama 14 hari belum cukup untuk melihat perubahan IMT dan PLT yang besar. Durasi yang singkat ini tidak memungkinkan terlihatnya perubahan besar antara data pada awal dan akhir penelitian. Menurut teori, pada minggu pertama terjadi pelepasan air dan deplesi glikogen (Lofgren, 2002). Jika terjadi penurunan berat badan, kemungkinan besar adalah lepasnya air sebesar 55-65% dan lemak sebesar 30-40% (Nix, 2004). Pada minggu kedua dilakukannya diet rendah karbohidrat, akan terjadi penurunan lemak sebesar 50-70% akibat oksidasi asam lemak (Lofgren, 2002). Penelitian sebelumnya memakan waktu 3 sampai 6 bulan untuk melihat efek yang besar pada diet rendah karbohidrat (Bonnie, 2003;Foster, 2003; Volek, 2004).
56
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
57
Namun karena keterbatasan waktu dan biaya, penelitian hanya dilakukan selama 14 hari. Jumlah sampel penelitian adalah 40 orang, terdiri dari 20 pria dan 20 wanita. Jumlah tersebut dinilai cukup sesuai dengan perhitungan berdasarkan penelitian sebelumnya (Purwanti, 2006). Jumlah 40 orang merupakan seluruh pelanggan diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet. Penelitian menggunakan data primer melalui kunjungan ke rumah untuk wawancara langsung dan hubungan telepon. Kunjungan ke rumah dilakukan dua kali, pada awal dan akhir pemberian diet untuk dilakukan pengukuran data antropometri. Hubungan telepon dilakukan sekitar dua sampai tiga kali untuk food recall.Asupan makanan responden didapatkan dengan food recall selama dua hari, yaitu satu pada saat hari kerja dan satu pada akhir minggu. Kebanyakan responden dapat mengingat makanan yang dikonsumsi diluar Catering karena pada awal pertemuam peneliti menganjurkan responden untuk mencatat makanan apa saja yang dikonsumsi diluar Catering. Keterbatasan waktu dan biaya membuat peneliti tidak dapat mengontrol asupan makanan responden setiap hari dan kunjungan rumah lebih sering. Aktivitas fisik responden pada saat bekerja, olahraga, berpindah tempat dan rekreasi telah diketahui melalui GPAQ versi 2 yang sudah distandarisasi secara internasional dan banyak dipakai oleh penelitian sebelumnya (Purwanti, 2006). Data penelitian selanjutnya akan diproses menggunakan uji statistik t, t berpasangan dan anova. Uji-uji tersebut dinilai sesuai untuk melihat perubahan antara data sebelum dan sesudah intervensi. Selanjutnya perubahan tersebut akan dibandingkan untuk melihat perbandingan perubahan IMT dan PLT antara sebelum dan sesudah intervensi, serta antara jenis kelamin. Penelitian sebelumnya (Volek, 2004; Purwanti, 2006) juga menggunakan uji statistik yang serupa. 6.2. Diet Rendah Karbohidrat Diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh Catering SlimGourmet mengandung energi total sekitar 1000-1150 kkal/hari. Energi tersebut jauh dibawah AMB rata-rata responden yaitu sekitar 1500 kkal/hari (Gibson, 2005). Bila asupan energi adalah sebanyak 500 kkal atau lebih dari AMB, berat badan
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
58
seseorang akan menurun secara otomatis (Lofgren, 2002). Oleh karena itu, diet rendah karbohidrat ini dapat menurunkan berat badan pelanggan. Energi didapatkan dari sarapan pagi, makan siang, dua kali makanan selingan dan makan malam. Diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh Catering mengandung karbohidrat sebesar 30 g per hari atau sekitar 12% dari total energi yang diberikan. Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah karbohidrat pada penelitian sebelumnya yaitu sekitar 18% karbohidrat (Purwanti, 2006). Karbohidrat yang diberikan merupakan karbohidrat kompleks berupa roti gandum satu helai perhari. Karbohidrat kompleks tidak merangsang pengeluaran insulin secara drastis sehingga dengan jumlah yang sedikit tidak menyebabkan kenaikan berat badan (Brown, 2005). Komposisi lemak dan protein dalam diet rendah karbohidrat ini adalah masing-masing 46% dan 43%. Angka tersebut jauh diatas kebutuhan seharusnya (20-30%; 15-20%), oleh karena itu terjadi penyesuaian fungsi tubuh terhadap konsumsi makanan Serat yang terkandung dalam diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh Catering SlimGourmet adalah sekitar 20 g/hari. Sumber serat tertinggi berasal dari sayuran dan buah-buahan. Angka tersebut masih kurang dari kebutuhan serat per hari yaitu antara 25-35 g/hari (Brown, 2005). Kekurangan serat dapat mengganggu sistem pencernaan dan dan menyebabkan rasa lapar lebih cepat terasa. Produk makanan yang terbuat dari gandum mengandung serat larut dalam air yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan serat tidak larut air berguna untuk mencegah konstipasi dan kanker kolon (Herbert, 1995). Selain dari produk gandum, serat larut air banyak terdapat pada buah yang dimakan dengan kulitnya. Diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet menyediakan variasi buah tertentu, sebagian harus dikupas, sebagian dapat dimakan dengan kulitnya. Secara umum buah dan sayur banyak mengandung selulosa dan hemiselulosa yang merupakan serat tidak larut air dan berguna bagi sistem pencernaan. Dapat disimpulkan bahwa diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet belum mengandung serat yang cukup, baik serat larut air maupun tidak larut air. Catering SlimGourmet menawarkan diet rendah karbohidrat untuk jangka waktu satu bulan atau lebih jika pelanggan ingin memperpanjang waktu diet.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
59
Durasi diet rendah sangat rendah karbohidrat pada diet Atkins hanya dilakukan dua minggu, lalu setelah dua minggu asupan karbohidrat kompleks ditingkatkan perlahan hingga menjadi sesuai dengan kebutuhan (Atkins, 1998). Durasi penelitian terlama yang pernah dilakukan untuk diet rendah karbohidrat adalah selama satu tahun. Oleh karena itu, pengaruh jangka panjang dari diet rendah karbohidrat belum bisa dibuktikan. Terdapat kemungkinan diet rendah karbohidrat yang dilakukan terlalu lama dapat mengubah fungsi organ dan menyebabkan masalah kesehatan (Lofgren, 2002). Oleh karena itu, pelanggan yang menjalankan diet rendah karbohidrat sebaiknya melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan dan hasil laboratorium untuk menjamin keamanan diet pada saat sebelum dan sesudah diet. Durasi menjalankan diet rendah karbohidrat juga perlu diperhatikan. Sebaiknya tidak terlalu lama (maksimal enam bulan) (Lofgren, 2002) untuk menjalankan diet rendah karbohidrat dan selama menjalankan diet, keadaan medis pelanggan terus diawasi. Jika pelanggan sudah selesai menjalankan diet rendah karbohidrat karena sudah mencapai berat badan idel atau karena hal lain, perlu ada penyesuaian terhadap diet. Jika sesorang telah berhenti menjalankan diet rendah karbohidrat, hendaknya tidak langsung merubah pola dietnya menjadi seperti semula karena dapat menaikkan berat badan dan menimbulkan efek yoyo (Lofgren, 2002). Perlu ada diet pengalihan dari diet rendah karbohidrat. Diet yang dianggap tepat adalah diet yang mengandung cukup karbohidrat kompleks, cukup protein, rendah lemak dan cukup serat. Pada Catering SlimGourmet, program diet yang cocok adalah program Reguler Slim. 6.3.BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Pemberian Diet Rendah Karbohidrat Hasil penelitian menunjukkan perubahan yang signifikan antara BB, IMT dan PLT pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat (P<0,05). BB awal menunjukkan angka 82,69±15,16 kg dan pada akhir mengalami penurunan menjadi 78,45±14,69 kg. Rata-rata nilai IMT juga mengalami penurunan dari 29,71±3,31 kg/m2 diawal menjadi 18,15 kg/m2 di akhir penelitian. Pada awal penelitian, IMT responden termasuk kedalam kategori obese I (WHO, 2000) dan tidak berubah setelah dua minggu mengonsumsi diet rendah
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
60
karbohidrat. Menurut tabel WHO, status gizi obese I tergolong berisiko terkena penyakit degeneratif. Menurut tabel IMT untuk penduduk Asia (WHO, 2011), rata-rata responden baik pria maupun wanita masih dalam kategori status gizi obesitas pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat. Terjadi penurunan PLT dari 33,37±3,90% menjadi 31,54±4,35% pada akhir penelitian. Penilaian status gizi melalui nilai PLT mempunyai perbedaan standar antara pria dan wanita, masing-masing obesitas jika ≥25% bagi pria dan ≥32% bagi wanita (Gibson, 2005). Oleh karena itu perbedaan status gizi menurut PLT akan dibahas di subbab selanjutnya. Penurunan BB, IMT dan PLT tergolong signifikan karena memiliki nilai P<0,05. Penurunan BB responden sebesar 5,43±1,71 kg untuk responden pria dan 3,03±1,70 kg untuk responden wanita lebih rendah dibandingkan hasil dari penelitian sebelumnya yang membandingkan efek diet rendah energi dengan diet rendah karbohidrat selama dua minggu dengan energi sebesar 1300 kkal/hari (Purwanti, 2006). Penurunan BB pada penelitian sebelumnya adalah sebesar 5,88±1,36 kg, namun kedua penelitian sama-sama memiliki nilai P sebesar 0,0001 yang artinya bermakna. Penurunan IMT pada penelitian ini adalah sebesar 1,87±0,59 kg/m2 untuk responden pria dan 1,24±0,74 kg/m2 untuk responden wanita dengan nilai P 0,001 yang artinya bermakna. Penurunan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya sebesar 2,03±0,46 kg/m2 dengan nilai P 0,0001 yang artinya bermakna pula. Penurunan PLT adalah sebesar 2,41±1,08% untuk responden pria dan 1,24±0,62% untuk responden wanita dengan nilai P 0,001 yang artinya bermakna. Penurunan PLT tersebut lebih tinggi pada responden pria dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penurunan PLT sebesar 2,063±0,87% dengan nilai P 0,0001. Perbedaan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya (Purwanti, 2006) tidak sepenuhnya diketahui karena tidak banyak perbedaan perlakuan pada penelitian. Jumlah energi dari makanan yang diberikan lebih sedikit dari penelitian sebelumnya (1300 kkal/hari). Aktivitas fisik dan umur responden juga tidak terlalu berbeda. Kemungkinan perbedaan yang terjadi adalah pada makanan selingan. Makanan selingan dari Catering SlimGourmet adalah agar-agar buah yang masih mengandung gula pasir, walaupun jumlanya sudah dikurangi
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
61
sebanyak 40% dari jumlah biasa, dan sisanya memakai gula tanpa energi. Agaragar tersebut dikonsumsi maksimal dua kali sehari, diantara sarapan dan makan siang, dan diantara makan siang dan makan malam. Satu buah agar-agar yang diberikan mengandung sekitar 40 kkal. Pengaruh agar-agar yang masih mengandung gula pasir terhadap diet rendah karbohidrat menjadi topik menarik untuk diteliti di penelitian selanjutnya. Penurunan PLT pada pria bila diubah menjadi kilogram adalah sebesar 0,13 kg. Angka tersebut jauh lebih rendah dari penurunan BB yaitu sebesar 5,43±1,72 kg. Artinya, dari total berat badan yang hilang, hanya 7% merupakan lemak. Hal yang sama juga terjadi pada responden wanita. Dari 3,03±1,70 kg penurunan berat badan, lemak yang hilang hanya sebesar 0,03 kg atau sekitar 0,9% dari total berat badan yang hilang. Hal itu terjadi karena terjadi diuresis akibat kurangnya besar energi yang digunakan tubuh, atau karena berkurangnya kadar air secara drastis akibat metabolisme protein yang membutuhkan banyak airdan pemakaian simpanan glikogen (Volek, 2004). Penurunan BB, IMT dan PLT memang bermakna, namun tidak merubah status gizi responden yang tetap obesitas. Seperti yang telah dibahas pada bab 1, obesitas adalah faktor utama terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan sindrom metabolik lainnya (Brown, 2005). Status gizi yang tidak berubah dimungkinkan terjadi karena durasi penelitian yang hanya dilakukan selama 14 hari. Walaupun tidak terjadi perubahan status gizi pada responden, pola BB, IMT dan PLT yang terus menurun setiap minggunya memperbesar kemungkinan penurunan berat badan akan terus berlanjut bila diet terus dijalankan. Penelitian sebelumnya memakan 6 bulan untuk dapat menurunkan BB sampai dengan 8,5±1,0 kg dan menurunkan risiko penyakit jantung koroner (Bonnie, 2003). Penurunan BB, IMT dan PLT yang bermakna pada setiap penelitian yang melibatkan diet rendah karbohidrat dapat terjadi karena tingginya kandungan protein dan lemak dalam makanan yang menimbulkan rasa kenyang lebih cepat (Westman, 2002; Brehm, 2003). Diperkirakan telah terjadi ketonisasi pada responden penelitian karena tingginya protein dan rendahnya karbohidrat yang dikonsumsi. Sifat alami dari pembentukan badan keton akibat glukoneogenesis
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
62
juga dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat (Nix, 2004). Sintesis glukosa dari sumber zat non-karbohidrat, seperti asam amino dan gliserol dengan hasil sampingan berupa badan keton. Pembentukan badan keton juga menghasilkan perasaan kenyang akibat rendahnya kandungan karbohidrat dalam makanan juga menimbulkan rasa kenyang yang lebih cepat (Korner, 2003). Komponen sukrosa dan fruktosa juga sedikit terdapat dalam diet ini, kecuali dari buah dan sayur. Ketidakhadiran komponen tesebut mencegah munculnya rasa lapar. Termogenesis juga memungkinkan terjadinya penurunan BB, IMT dan PLT pada penelitian. Pada diet rendah karbohidrat, terdapat perlambatan termogenesis selama sekitar 180 menit dibandingkan dengan diet rendah lemak yaitu 60 menit (Westerterp, 1992). Hal tersebut menunjukkan perubahan metabolisme yang terjadi akibat diet tinggi protein dan rendah karbohidrat. Kebanyakan dari responden (>80%) tidak mengalami kelaparan setelah 2 minggu dijalankannya diet rendah karbohidrat. Sedangkan pada minggu pertama, rasa lapar sangat terasa dan beberapa responden wanita (46%) mengalami rasa lemas karena sedang menstruasi. Rasa kenyang yang lebih cepat muncul terjadi selama 4 minggu pertama menjalankan diet rendah karbohidrat(Johnston, 2004). 6.4. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan variabel perancu yang dapat mempengaruhi besarnya perubahan BB, IMT dan PLT pada sesudah pemberian diet rendah karbohidrat. Karakteristik responden yang dibahas adah jenis kelamin, aktivitas fisik, umur responden, asupan makanan, pendidikan dan pekerjaan responden. 6.4.1. Jenis Kelamin Terdapat masing-masing 20 orang responden pria dan wanita. Jumlah yang seimbang ini baik untuk membandingkan perbedaan hasil penelitian antara pria dan wanita dengan menggunakan uji T dan uji T berpasangan. Uji-uji tersebut digunakan untuk melihat perbedaan nilai variabel sebelum dan sesudah perlakuan, dalam hal ini perbedaan BB, IMT dan PLT.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
63
Rata-rata responden pria memiliki BB awal 92,20±13,31 kg dan mengalami penurunan menjadi 86,75±14,01 kg di akhir dengan nilai P0,000 yang artinya bermakna. Rata-rata responden wanita memiliki BB awal 73,18±10,21 kg dan mengalami penurunan menjadi 70,15±10,90 kgdengan nilai P0,000 yang artinya bermakna. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden pria memiliki BB yang lebih tinggi dibandingkan responden wanita pada awal penelitian dan masih tetaplebih tinggi pada akhir penelitian. Terlihat bahwa profil tubuh responden pria lebih besar dibandingkan responden wanita. Pada responden pria, terjadi penurunan IMT dari 30,92±3,21 kg/m2 menjadi 29,05±3,42 kg/m2dengan nilai P0,000 yang artinya bermakna. Penurunan nilai IMT tersebut membuat adanya perubahan status gizi dari obese II pada awal penelitian menjadi obese I pada akhir penelitian. IMT responden wanita mengalami penurunan dari 28,50±3,02 kg/m2 menjadi 34,68±4,34 kg/m2dengan nilai P0,000 yang artinya bermakna. Penurunan nilai tersebut tidak merubah status gizi responden wanita yaitu obese I.Sedangkan untuk PLT, responden pria mengalami penurunan nilai PLT dari
30,81±2,46% menjadi 28,40±2,66% dan penurunan nilai tersebut
memiliki nilai P 0,000 yang artinya bermakna. Penurunan nilai PLT juga terjadi pada responden wanita dengan nilai awal 39,92±3,38% menjadi 34,68±4,34% dengan nilai P 0,000 yang artinya bermakna. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden pria dan wanita tidak mengalami perubahan status gizi menurut PLT yaitu obesitas. Disimpulkan dari data bahwa penurunan BB, IMT dan PLT pada pria lebih tinggi dibandingkan pada responden wanita. Jenis kelamin mempengaruhi penurunan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat. Didapatkan nilai P sebesar 0,0001 untuk perbandingan penurunan BB antara pria dan wanita. Perbandingan penurunan IMT antara pria dan wanita juga bermakna dengan nilai P sebesar 0,001. Perbandingan penurunan PLT juga bermakna dengan nilai P 0.001. Penelitian sebelumnya (Volek, 2004) juga menemukan hal yang serupa, yaitu penurunan berat badan pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Perbedaan penurunan BB, IMT dan PLT antara pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan distribusi lemak dan laju metabolisme. Pada pria,
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
64
distribusi lemak lebih banyak terjadi pada bagian viseral sedangkan distribusi lemak pada wanita lebih cenderung terjadi pada bagian subkutaneus (Lofgren, 2002). Hal tersebut memungkinkan pria untuk lebih cepat mengalami deplesi glikogen karena lemak yang cenderung terdapat di bagian dalam tubuh. Sedangkan lebih sulit bagi wanita untuk menurunkan kadar lemak dalam tubuh karena wanita lebih cenderung memiliki ketahanan pada akumulasi lemak abdominal dibanding pria, bahkan pada kasus obesitas sekalipun. Selain itu, pria cenderung memiliki masa otot yang lebih banyak sehingga berat badan yang lebih tinggi dibandingkan wanita terdiri dari masa otot yang besar (Bouchard, 1993). Kemungkinan berdasarkan alasan tersebut penurunan BB, IMT dan PLT responden wanita tidak setinggi responden pria. 6.4.2. Aktivitas Fisik Responden Kebanyakan dari responden (40%) melakukan aktivitas fisik sedang dalam kegiatan sehari-hari. Aktivitas sedang yang dilakukan adalah berupa olahraga yang dilakukan rutin di pusat kebugaran. Sebanyak 57% responden secara rutin mengunjungi pusat kebugaran untuk melakukan olahraga sebelum atau sesudah bekerja di kantor dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan responden lain tidak melakukan olahraga diluar jam kantor. Jumlah responden pria yang melakukan aktivitas sedang dan tinggi adalah masing-masing 35% dari seluruh responden pria. Sejumlah 100% responden yang melakukan aktivitas sedang dan tinggi dikarenakan responden rutin mengunjungi pusat kebugaran. Perbedaan aktivitas sedang atau tinggi disebabkan oleh perbedaan intensitas dan durasi olahraga di pusat kebugaran. Begitu pula dengan responden wanita, sejumlah 45% dari responden wanita melakukan aktivitas fisik sedang karena berolahraga di pusat kebugaran setelah atau sebelum bekerja di kantor. Sejumlah 15% dari responden wanita melakukan aktivitas fisik tinggi karena selain melakukan olahraga rutin di pusat kebugaran, responden menambah aktivitas olahraga lain baik dirumah atau thai boxing di pusat kebugaran lain yang memang menguras banyak tenaga. Disimpulkan bahwa lebih banyak responden pria yang melakukan aktivitas tambahan berupa olahraga di pusat kebugaran sehingga memiliki aktivitas fisik sedang. Aktivitas fisik sedang melibatkan aktivitas fisik di pusat
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
65
kebugaran dengan intensitas dan durasi sedang. Sedangkan responden wanita yang melakukan aktivitas sedang lebih sedikit dari responden pria, namun beberapa diantaranya melakukan aktivitas dengan intensitas dan durasi yang lebih tinggi dari kebanyakan responden pria. Catering SlimGourmet menganjurkan setiap pelanggannya untuk melakukan aktivitas fisik yaitu olahraga untuk memaksimalkan penurunan berat badan, terutama pada pelanggan program diet rendah karbohidrat. Namun tidak semua pelanggan merealisasikan anjuran tersebut karena tidak punya banyak waktu atau karena tidak berkeinginan. Pola pada hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin tinggi aktivitas fisik responden pria maupun wanita, semakin tinggi pula penurunan nilai BB, IMT dan PLT responden. Hubungan tersebut bermakna dengan nilai P0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas yang tinggi melalui olahraga dapat membantu penurunan berat badan. Pengaruh aktivitas tinggi berpengaruh baik pada responden pria maupun responden wanita. Penurunan BB sebesar 6,25±1,45 kg terjadi pada responden pria yang melakukan aktivitas tinggi dan 5,10±1,10 kg pada responden wanita. Hal tersebut menunjukkan bahwa penurunan BB lebih tinggi terjadi pada responden pria yang melakukan aktivitas fisik tinggi (nilai P=0,003) dibandingkan dengan responden wanita (nilai P=0,002) yang melakukan aktivitas tinggi. Seiring dengan penurunan berat badan, terjadi pula penurunan IMT. Penurunan IMT pada responden pria juga lebih tinggi secara bermakna, yaitu sebesar 2,34±0,53 kg/m2(p= 0,004) dibandingkan dengan penurunan IMT pada respoden wanita sebesar 1,90±0,87 kg/m2(p= 0,055). Penurunan PLT juga lebih besar terjadi pada responden pria yang melakukan aktivitas tinggi yaitu sebesar 3,17±1,06% dengan nilai P 0,046. Responden wanita yang melakukan aktivitas tinggi mengalami penurunan PLT lebih rendah dibanding responden pria yaitu sebesar 1,43±0,40% dengan nilai P sebesar 0,037. Dapat terlihat bahwa penurunan PLT lebih tinggi pada pria yang melakukan aktivitas tinggi dibandingkan wanita dengan aktivitas yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas tinggi melalui olahraga lebih berpengaruh untuk menurunkan nilai BB, IMT dan PLT pada responden pria dibandingkan pada responden wanita. Penemuan pada penelitian tidak sesuai
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
66
dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa aktivitas fisik berupa olahraga tidak secara bermakna berpengaruh terhadap penurunan BB, IMT dan PLT (Purwanti, 2006). Namun penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa aktivitas fisik berpengaruh untuk program penurunan berat badan karena meningkatkan metabolisme tubuh untuk membakar lemak (Robertson, 2002). Efek olahraga terhadap penurunan BB, IMT dan PLT juga lebih berpengaruh pada responden pria karena saat wanita melakukan olahraga, penggunaan simpanan lemak menjadi dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pria yang berolahraga. Pada saat puasa, wanita dan pria menggunakan simpanan lemak dengan cara yang serupa, namun pada wanita terjadi pergantian sumber energi secara cepat dari glukosa menjadi lemak (Robertson, 2002). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan aktivitas fisik dengan penurunan
persentase lemak tubuh pada wanita, namun aktivitas fisik berguna menjaga persentase lemak tubuh(Mittendorfer, 2002; Westerterp, 1992; Donnelly, 2003). Sebaliknya, pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh aktivitas fisik tinggi terhadap penurunan PLT, walaupun tetap lebih rendah dibandingkan responden pria. Diet rendah karbohidrat adalah diet yang cukup ekstrim dan menganding energi rendah. Pada minggu pertama dijalankannya diet rendah karbohidrat, beberapa responden merasa lemas oleh karena itu tidak disarankan untuk melakukan olahraga yang melelahkan. Olahraga pada orang yang menjalankan diet rendah karbohidrat harus dimonitor untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami gangguan kesehatan. 6.4.3. Umur Responden Rata-rata umur seluruh responden penelitian adalah 37±8,88 tahun, dengan usia termuda 20 tahun dan tertua 62 tahun. Tidak terdapat perbedaan disribusi umur yang berarti antara pria dan wanita. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden penelitian termasuk dalam usia dewasa tengah. Responden yang berumur dibawah rata-rata artinya termasuk dalam kategori dewasa awal dan dewasa tengah. Sedangkan responden yang berumur diatas rata-rata termasuk dalam kategori dewasa tua (Wardlaw, 2007).
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
67
Usia dewasa muda termasuk dalam usia produktif dan mempengaruhi aktivitas fisik responden. Usia produktif melibatkan kegiatan travelling, jadwal kerja yang padat, banyak bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan kolega (Brown, 2005). Proses pertumbuhan sudah berhenti, dan masa otot terus bertambah seiring dengan bertambahnya aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas fisik masih sangat berpengaruh pada usia dewasa muda. Responden termasuk dalam kategori dewasa tengah sedang menuju atau di puncak karir. Seiring pencapaian puncak karir, secara fisiologis metabolisme melambat akibat perubahan aktivitas hormon dan ditambah dengan aktivitas fisik yang menurun dan akhirnya mengakibatkan meningkatnya berat badan (Brown, 2005). Pada usia dewasa tua, kebanyakan orang sudah sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan menambah aktivitas fisik serta merubah pola makan yang sehat untuk mencegah atau menyembuhkan diri dari penyakit degeneratif (Wardlaw, 2007). Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa responden yang memiliki umur diatas rata-rata mengalami penurunan BB yang tidak berbeda secara bermakna dengan responden yang berumur dibawah rata-rata (P= 0,658). Hal tersebut terjadi baik pada responden pria maupun responden wanita dengan nilai P masing-masing 0,855 dan 0,527. Perbedaan yang tidak bermakna bagi kategori umur berhubung terbalik dengan teori yang ada, bahwa semakin tinggi umur, semakin lambat laju metabolisme tubuh dan menyebabkan proses penurunan berat badan terhambat (Mittendorfer, 2002). Ditemukan pula bahwa umur tidak berpengaruh secara bermakna terhadap penurun IMT pada pria maupun wanita dengan nilai P masing-masing 0,789 dan 0,334. Selain itu, hasil tersebut juga tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa umur berpengaruh terhadap penurunan BB (P= 0,000) dan IMT (P=0,000) (Purwanti, 2006). Penurunan PLT tidak bermakna pada respoden pria maupun wanita dengan masing-masing nilai P 0,221 dan 0,169. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa umur tidak berpengaruh terhadap penurunan PLT (P= 0,073) (Purwanti, 2006). Walaupun memiliki hubungan yang tidak bermakna, yaitu <1 kg untuk BB, <1 kg/m2 untuk IMT dan <1% untuk PLT, dapat terlihat bahwa semakin tinggi
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
68
umur responden wanita, semakin rendah penurunan BB dan IMT. Namun semakin tinggi umur responden pria, semakin tinggi penurunan BB, IMT dan PLT. 6.4.4. Asupan Makanan Responden Rata-rata
total
konsumsi
energi
dari
seluruh
responden
adalah
1129±152,92 kkal/hari dengan nilai minimun 1002 kkal/hari dan nilai maksimum 1459 kkal/hari. Responden yang mengonsumsi total energi 1002 kkal/hari hanya mengonsumsi satu kali makanan selingan. Responden yang mengonsumsi total energi 1459 kkal/hari mengonsumsi makanan tambahan diluar apa yang diberikan oleh Catering SlimGourmet. Makanan tambahan yang dimaksud biasanya dikonsumsi pada hari minggu, dimana tidak ada pengantaran makanan dari Catering sehingga responden mengonsumsi makanan dari luar. Sejumlah 55% dari seluruh responden mengonsumsi total energi dibawah rata-rata dan sisanya mengonsumsi total energi diatas rata-rata. Tidak ada responden yang mengonsumsi total energi persis dengan angka rata-rata. Dilihat dari persentase, tidak ada perbedaan berarti antara responden yang mengonsumsi total energi dibawah dan diatas rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada dua minggu dilakukannya penelitian, responden disiplin dalam melaksanakan diet rendah karbohidrat sehingga hasil penelitian dapat dipercaya. Asupan total energi yang sesuai dengan apa yang diberikan oleh Catering SlimGourmet dapat membantu penurunan berat badan responden. Bila terdapat perbedaan hasil dalam hal BB, IMT dan PLT, dapat dipastikan bukan merupakan pengaruh dari asupan total energi responden karena rata-rata total konsumsi energi responden sesuai dengan apa yang diberikan oleh Catering SlimGourmet. Melalui rata-rata asupan yang dibawah AMB, menurut teori (Lau, 2007) seluruh responden yang mengonsumsi asupan energi dari makanan dibawah rata-rata dapat mengalami penurunan berat badan. Asupan makanan yang sesuai dengan apa yang diberikan oleh Catering membuat hubungan asupan makanan tidak bermakna terhadap penurunan BB, IMT dan PLT, baik pada responden pria maupun wanita. Namun, terlihat bahwa responden yang mengonsumsi energi dari makanan diatas rata-rata mengalami penurunan BB dan PLT yang lebih rendah, walaupun perbedaannya hanya <1 kg untuk BB dan <1% untuk PLT.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
69
6.4.5. Pekerjaan Responden Pekerjaan berhubungan dengan aktivitas fisik, bergantung kepada intensitas dan durasi pekerjaan. Setiap pekerjaan melibatkan aktivitas yang berbeda-beda. Mayoritas responden yaitu sejumlah 90% dari seluruh responden penelitian bekerja. Dari sejumlah 90% responden yang bekerja, 100% merupakan pekerjaan kantoran yang tidak melibatkan banyak gerakan tubuh selain sedikit berjalan antar ruangan dan dari mobil ke ruangan kerja atau sebaliknya. Hampir seluruh responden yang bekerja atau sejumlah 76% merupakan pegawai kantor di perusahaan swasta dan sisanya merupakan pegawai pemerintahan. Terdapat pula seorang responden yang bekerja sebagai pelatih yoga di pusat kebugaran sehingga memiliki aktivitas fisik dalam bekerja yang lebih tinggi dibandingkan responden lain yang bekerja hanya di kantor. Pekerjaan yang tidak melibatkan banyak pergerakan tubuh dikarenakan profil responden penelitian yang masih dalam usia produktif dan bermukim di kota besar seperti Jakarta. Walaupun responden bekerja di kantor yang tidak melibatkan banyak aktivitas fisik, pekerjaan yang dilakukan terkadang sulit dan dapat menyebabkan stress. Waktu yang dimiliki responden untuk beristirahat dan makan siang juga terbatas. Oleh karena itu responden memilih menggunakan jasa Catering untuk memudahkan waktu makan sekaligus menurunkan berat badan. Terjadi penurunan BB yang bermakna pada responden yang bekerja dengan P=0,009. Penurunan yang bermakna tidak terjadi pada penurunan IMT dan PLT (P=0,059; P=0,289). Walaupun tidak bermakna, terlihat pola pada hasil penelitian bahwa responden yang tidak bekerja mengalami penurunan IMT dan PLT yang lebih rendah dibandingkan dengan responden yang bekerja.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis univariat dan bivariat dengan uji t dan uji anova, berikut merupakan kesimpulan dari penelitian mengenai perbandingan penurunan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohirat di Catering SlimGourmet, Jakarta Selatan, tahun 2012. 1. Seluruh responden penelitian mengalami penurunan BB, IMT dan PLT setelah diberikan diet rendah karbohidrat. 2. Prevalensi jenis kelamin pria dan wanita masing-masing 50%, aktivitas pelanggan tinggi adalah sebesar 25%, rata-rata umur responden sebesar37±8,88 tahun, rata-rata asupan makanan sebesar1129±152,92 kkal/hari, dan responden yang bekerja dalam kegiatan sehari-hari sebesar 90%. 3. Terdapat
pengaruh
pemberian
diet
rendah
karbohidrat
terhadap
perubahanBB, IMT dan PLT. 4. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan aktivitas fisik terhadap penurunan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohidrat. 7.2. Saran Berikut merupakan saran-saran yang dapat diberikan untuk pelanggan, Catering SlimGourmet dan peneliti selanjutnya terkait diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet, Jakarta Selatan, tahun 2012. 1. Aktivitas fisik pelanggan hendaknya diperbanyak untuk membantu proses penurunan berat badan dengan diet rendah karbohidrat. Aktivitas fisik dapat berupa olahraga pada sebelum atau sesudah bekerja di kantor ataupun dengan berjalan kaki, memilih untuk naik tangga dibandingkan dengan lift atau eskalator di tempat kerja. Intensitas dan durasi aktivitas fisik disesuaikan dengan keadaan dan harus dimonitor untuk menghindari gangguan kesehatan akibat perpaduan diet ekstrim dan olahraga.
70Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
71
2. Catering SlimGourmet hendaknya mengganti gula pasir dengan gula rendah energi dalam seluruh sajian pada diet rendah karbohidrat. Gula merupakan karbohidrat sederhana yang dapat mengganggu proses penurunan berat badan dan lemak. Penggantian ini dapat dilakukan dengan mengganti agar-agar dengan makanan selingan lain yang mengandung protein tinggi dan rendah karbohidrat, atau tetap menggunakan agar-agar namun mengganti seluruh gula pasir dengan gula rendah energi. 3. Catering SlimGourmet hendaknya menggunakan agar-agar tinggi serat yang terbuat dari rumput laut untuk memenuhi kebutuhan serat pelanggan dan meminimalisasi efek samping dari diet rendah karbohidrat. Jumlah dan jenis buah dan sayur juga hendaknya diperbanyak demi memenuhi kebutuhan serat pelanggan. 4. Catering SlimGourmet hendaknya memberikan daftar siklus menu diet rendah karbohidrat kepada pelanggan agar pelanggan sepenuhnya mengerti mengenai sajian yang diberikan oleh Catering SlimGourmet. 5. Catering SlimGourmet hendaknyamemonitor dan mengevaluasi keadaan medis pelanggan melalui nilai laboratorium pada saat sebelum dan sesudah diet rendah karbohidrat untuk memastikan diet aman dijalankan oleh pelanggan dan memberikan pengaruh positif untuk penurunan berat badan dan kesehatan. 6. Catering SlimGourmet hendaknya mengevaluasi kebiasaan makan pelanggan sebelum dijalankannya diet untuk menyesuaikan kebiasaan tersebut dengan diet yang akan dijalankan. Penyesuaian ini penting untuk menentukan kedisiplinan dan keberhasilan diet. 7. Catering SlimGourmet hendaknya memantau daya terima pelanggan dalam menjalankan diet rendah karbohidrat untuk membantu keberhasilan proses penurunan BB, IMT dan PLT. 8. Catering SlimGourmet hendaknya menyarankan pelanggan untuk tidak terlalu lama (maksimal enam bulan) dalam menjalankan diet rendah karbohidrat demi keamanan kesehatan. Dianjurkan untuk mengganti diet menjadi diet seimbang rendah lemak setelah menjalankan diet rendah
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
72
karbohidrat untuk mendapatkan penurunan berat badan yang bertahap (tidak drastis seperti pada diet rendah karbohidrat). 9. Catering SlimGourmet hendaknya menambah sumber protein nabati dalam sajian diet rendah karbohidrat seperti kacang-kacangan dan produknya untuk melengkapi kebutuhan asam amino dan zat lain yang bermanfaat untuk kesehatan pelanggan. 10. Catering SlimGourmet hendaknya menambah asupan serat larut air maupun serat tidak larut air dari buah dengan kulitnya dan beragam jenis sayuran untuk membantu meningkatkan fungsi saluran cerna dan mencegah penyakit-penyakit tertentu. 11. Catering
SlimGourmet
hendaknya
mengembangkan
diet
rendah
karbohidrat atau diet lain dengan komposisi zat gizi makro dan zat gizi mikro berbeda untuk penurunan berat badan dan lemak tubuh demi menurunkan prevalensi kegemukan dan penyakit degeneratif yang disebabkan oleh kegemukan di Indonesia. 12. Penelitian mengenai diet rendah karbohidrat dan hendaknya dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya dengan durasi penelitian yang lebih dari dua minggu untuk melihat pola penurunan berat badan dan lemak.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA Abramof, Ness and Apovian, CM. (2006). “Diet Modification for Treatment and Prevention of Obesity”. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 29(1): 5-9. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/ (diakses 15 Januari 2012). Albertsson, C. Erlanson dan J Mei. (2005). “The Effect of Low Carbohydrate on Energy
Metabolism”.
International Journal of Obesity.29:
S26–
S30.Tersediadalam: http://www.nature.com/ijo/journal/v29/n2s/full/0803086a
(diakses
15
Januari 2012). Adam, John MF. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Bandung Almatsier, Sunita. (Ed.).(2005). Penuntun Diet Edisi Baru.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Atkins, RC. (1998). Dr. Atkins New Diet Revolutions. New York: Avon Books. Bagchi,
Debasis.
(2007).
Obesity:
Epidemiology,
Pathophysiology
and
Prevention. Bocaraton: Taylor and Francis Group. Barker, Helen M. (2002). Nutrition and Dietetics for Health Care (10th ed). Philadelphia: Elseiver Blaak, E. (2001). “Gender Differences In Fat Metabolism”. Current Opinion Clinical
Nutrition
Metabolic
Care.
4:499.
Tersedia
:http://journals.lww.com/co-clinicalnutrition/pages(diakses
12
dalam Januari
2012). Bongain, A. (1998). “Obesity in Obstetrics and Gynecology”. Di dalam: Grosvenor (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt College Publisher. Bouchard, C dan Despies, JP. (1993). “Genetic and Nongenetic Determinants of Regional Fat Distribution. Endocrine Reviews. 14:72. Tersedia dalam: http://edrv.endojournals.org/ (diakses 12 Januari 2012). Brown, Judith E. (2005). Nutrition Through the Life Cycle. 2 vols. California: Thomson Wadsworth. Brehm, Bonnie J. (2003). “A Randomized Trial Comparing a Very Low Carbohydrate Diet on Body Weight and Cardiovascular Risk Factors in
73Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
74
Healthy Women”. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 88:1617-1623. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/ (diakses 15 Januari 2012). ______________, Spang SE, Lattin BL. (2005).“The Role of Energy Expenditure In The Differential Weight Loss In Obese Women On Low Fat and Low Carbohydrate Diet”. Journal Of Clinical Endocrinology & Metabolism. 90:1475-1482. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/ (diakses 15 Januari 2012). Department of Chronic Diseases and Health Promotion Surveillance and Population Based Prevention World Health Organization. Global Physical Activity Questionnare (GPAQ) v2.0. (2012).www.who.int/chp/steps (diakses 25 Januari 2012). Donnelly, J.E. (2003). “Effects of 16 Months Randomized Cotrolled Exercise Trial On Body Weight and Composition in Young, Overweight Men and Women: The Midwest Exercise Trial”. Archives Of Internal Medicine. 163:1343.
Tersedia
dalam:
http://archinte.ama-assn.org/(diakses
2
Februari 2012). Floch, T.T. (1980). “Genetics, Body Weight and Obesity”. Dalam:Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. Philadelphia: Elseiver. Foster, Gary D. PhD, R, Holly,Wyatt M.D. (2003). A Randomized Trial of A Low Carbohydrate Diet of Obesity “. The New England Journal Of Medicine. 348:2082-90. Tersedia dalam: www.nejm.org/ (diakses 15 Januari 2012). Garrow, J.S. (1988). “Obesity and Related Diseases”. Dalam: Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.). Philadelphia: Elseiver. ___________ (1992). “Treatment of Obesity”. Dalam: Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.). Philadelphia: Elseiver. ___________ (1996). “Obesity”. Dalam: Human Nutrition and Dietetics (9th ed). J.S Garrow dan W.P.T James. (Ed.). Edinburgh: Churcill Livingstone Gibson, Rosalind. (2005). Principles of Nutritional Assessment (2nd ed). New York: Oxford University Press.
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
75
Goldstein, J.L.(1992). “Beneficial Health Effects of Weight Loss”. Dalam: Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.). Philadelphia: Elseiver. Herbert, Victor, M.D dan Genell J. Subak-Sharpe M.S. (Ed.). (1999). Total Nutrition: The Only Guide You’ll Ever Need. New York: St. Martin’s Griffin. Khaidiar, L. (1999). “Obesity and Its Co-Morbid Conditions”. Di dalam: Grosvenor (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt College Publisher. Heyward, VH, Stolancyzk LM. (1996). Applied Body Composition Assessment. Illinois: Champaign Johnston, Carol S, Sherrie L. Tjonn , dan Pamela D. Swan. (2004). “High Protein, Low Fat Diets are Effective for Wight Loss and Favorably Alter Biomarkers in Healthy Adults. The Journal of Nutrition. 134:586-591. Tersedia dalam: http://jn.nutrition.org/ (diakses 15 Januari 2012) Johnstone, A.M. (2005). “Factors Influencing Variation in Basal Metabolic Rate Include Fat-Free Mass, Fat Mass, Age, and Circulating Thyroxine But Not Sex, Circulating Leptin, or Triidothyronine”. American Journal of Clinical Nutrition. 82:941. Tersedia dalam: http://www.ajcn.org/ (diakses 29 Januari 2012) Knittle, Jerome L dan David P. Katz. (1995). “Weight Control”. Dalam: Ed. Herbert, Victor, M.D dan Genell J. Subak-Sharpe M.S. (Ed.). Total Nutrition: The Only Guide You’ll Ever Need. New York: St. Martin’s Griffin. Kushner, Robert F dan Daniel H. Bessesen. (2007). Treatment of The Obese Patient. New Jersey: Humana Press. Korner, Judith M.D, Ph.D dan Rudolph L.Leibel M.D. (2003). “To Eat Or Not To Eat”. The New England of Medicine. 349:10. Tersedia dalam: http://www.nejm.org/ (diakses 11 Januari 2012). Koutsari, Christina dan Labros S. Sidossis. (2003). “Effect of Isoenergetic Low and High Carbohydrate Diets on Substrate Kinetics and Oxidation in Healthy Men”. British Journal of Nutrition. 90,2:413-418. Tersedia dalam:
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
76
http://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=BJN (diakses 11 Januari 2012). Kushner, Robert F dan Daniel H. Bessesen. (2007). Treatment of The Obese Patient. New Jersey: Humana Press Lau, David C.W dan James D.Douketis. (2007). “2006 Canadian Clinical Practice Guidelines on The Management and Prevention of Obesity in Adults and Children (Summary)”. Canadian Medical Association Journal. 51:13. Tersedia dalam: www.cmaj.ca/ (diakses 18 Januari 2012). Lightman, S.W, Pisanska K, Berman E.R. (1992). “Discrepancy Between SelfReported and Actual Calorie Intake and Exercise in Obese Subjects”. Dalam: Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.). Philadelphia: Elseiver. Lofgren, P. (2002). “Major Gender Differences in the Lipolytic Capacity of Abdominal Subcutaneous Fat Cells in Obesity Observed Before and After Long Term Weight Reduction”. Journal of Clinical Endocrinal Metabolism. 254:401-425. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/ (diakses 15 Januari 2012). McArdle, W. (2000). Essentials of Exercise Physiology” (2nd ed). Philadelphia: Lippicot Williams &Wilkins Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing and Allied Health (7th ed). (2003). Philadelphia: Elsevier Misra, A, Vikram NK dan Gupta R. (2006). “Waist Circumference Cut Off Points and Actions Levels for Asian Indians for Identification of Abdominal Obesity”. International Journal of Obesity. 1:106-11. Tersedia dalam: http://www.nature.com/ijo/index.html (diakses 29 Januari 2012). Mittendorfer, B, Horowitz J.F dan Klein S. (2002). “Effect of Gender of Lipid Kinetics During Endurance Exercise of Moderate Intensity in Untrained Subjects”. American Journal of Physiology Endocrinology & Metabolism. 283:58. Tersedia dalam: http://ajpendo.physiology.org/ (diakses 15 Januari 2012).
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
77
Muth, Natalie Digate. (2009). What are The Guidelines for Percentage of Body Fat
Loss?.
http://www.acefitness.org/112/what-are-the-guidelines-for-
percentage-of-body-fat/ (diakses: 29 Januari 2012). Nieman, D.C. (1999). “Influence of Obesity on Immune Function”. Di dalam : Grosvenor. (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt College Publisher. Nix, Staci. (2004). Williams’ Basic Nutrition & Diet Therapy (12th ed). St. Louis: Elsevier Mosby. OECD
Health
Data.
(2005).
Health
Policies
and
Data.http://www.oecd.org/statisticsdata/. (diakses 25 Januari 2012). Paulio et al. (1994). “Body Fat Mass Determined by Hydrostatic Weighing”. Dalam Rosalind Gibson. Principles of Nutritional Assessment (2nd ed). New York: Oxford University Press. Purwanti, Peni Hedi. (2006). Pengaruh Diet Rendah Energi dan Rendah Karbohidrat Terhadap IMT dan Persentase Lemak Tubuh pada Pasien Wanita dengan Berat Badan Lebih di Prima Diet Catering Jakarta. Tesis. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Robarge, Ariel dan Benard W. Downs. (2007). “The Atkins Paradigm”. Di dalam: Obesity: Epidemiology, Pathophysiology and Prevention. Ed. Debasis Bagchi. Bocaraton: Taylor and Francis Group. Hal 239-242. Robertson, M.D, G. Livesey dan J.C. Mathers. (2002). “Quantitative Kinetics of Glucose Appearance and Disposal Following a C-Labelled Starch Rich Meal: Comparison of Male and Female Subjects”. British Journal Of Nutrition. 87:569. Tersedia dalam : http://journals.cambridge.org/ (diakses 29 Januari 2012). Rosen, Thord, dan Ingvar Bosaeus. (2008). “Increased Body Fat Mass and Decreased Extracellular Fluid Volume in Adults With Growth Hormone Deficiency”. Clinical Endocrinology. 38: 63-71. Tersedia dalam: http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/%28ISSN%2913652265/issues (diakses 29 Januari 2012). Setiadi, Yeni Sofiani. 2004. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (RLPP) dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) dengan Resiko Penyakit Jantung
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
78
Koroner pada Pegawai Negeri Sipil Tenaga Kesehatan di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Tahun 2004”. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Sabri, Luknis, dan Sutanto Priyo Hastono. (2006). Statistik Kesehatan Edisi Revisi”. Jakarta: Rajawali Press. Supariasa, Dewa Nyoman MPS, Bachyar Bakri SKM, MKes, Ibnu Fajar, SKM. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismail, Sofyan. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Agung Seto. Volek, JS, Sharman MJ dan Love DM. (2002). “Body Composition and Hormonal Responses to A Carbohydrate-Restricted Diet”. Metabolism. 51:864-870 ________, Sharman MJ dan Gomez AL. (2004). “Comparison of Energy Restricted Very Low Carbohydrate and Low Fat Diets on Weight Loss and Body Composition in Overweight Man and Woman”. Nutrition & Metabolism Journal. 1:13. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/ (diakses 15 Januari 2012). Wardlaw, Gordon M. (2007). Perspective in Nutrition (7th ed). New York: Mc Graw Hill. Westerterp, K.R. (1992). “Long Term Effect of Physical Activity on Energy Balance and Body Composition”. British Journal Of Nutrition. 68:21. Tersedia dalam:http://journals.cambridge.org(diakses 11 Januari 2012). Westman, AC, Yancy WS dan Edman SS dkk. (2002). “Effect of 6-Months Adherence to A Very Low Carbohydrate Diet Program. American Journal of Medicine. 113:30-6. Tersedia dalam: http://www.amjmed.com/ (diakses 14 Januari 2012). World Health Organization (WHO). (2000). Global Health Observatory Data Repository. http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#. (diakses 20 Januari 2012). _______________________.
(2001).
Data
Statistics.http://www.who.int/(diakses 19 Januari 2012).
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
and
79
_______________________. (2008). WHO Global Infobase: Data for Saving Lives.http://www.who.int/dietphysicalactivity/childhood_what/en/ (diakses 10 Februari 2012). _______________________.
(2011).
Global
Health
Observatory
Data
Repository. http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#. (diakses 20 Januari 2012). Yeo, GSH. (1998). “A Frame Shift Mutation in MC4R Associated With Dominantly Intertied Human Obesity”. National Genetic. 520:111-2. Tersedia dalam: http://www.ngi.com/ (diakses 28 Januari 2012).
Universitas Indonesia Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Lampiran 1 KUESIONER TUGAS AKHIR (SKRIPSI) PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Terima kasih atas kesediaan waktu Anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini akan digunakan untuk penelitian tugas akhir (skripsi) dari: Nama
: Tri Mutiara Ramdhani (Tara)
NPM
: 0806461026
Program Studi
: Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Topik penelitian yang dilakukan adalah “Perbandingan Perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT), Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (RLPP), dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) pada Pemberian Diet PowerSlim bagi Penderita Kegemukan di Katering SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012”. Tujuan dibuatnya kuesioner ini adalah untuk mengetahui efek pemberian Diet PowerSlim pada responden dilihat dari IMT, RLPP dan PLT. Hubungan umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik dengan pemberian diet PowerSlim juga akan diteliti. Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Profil Responden, Kuesioner Aktivitas Fisik, dan Form Food Recall 24 jam. Penjelasan pengisian kuesioner akan dijelaskan pada masing-masing bagian. Dimohon untuk mengisi seluruh kuesioner yang ada dengan sebenar-benarnya sehingga kuesioner dapat diolah lebih lanjut. Baik isi maupun identitas akan dijaga kerahasiannya. Data akhir akan ditampilkan secara keseluruhan, bukan individual. Jika anda memiliki pertanyaan terkait kuesioner ini dapat langsung ditanyakan kepada peneliti. Bila tidak memungkinakan, dapat menghubungi nomor handphone 0818844490 atau e-mail
[email protected]. Terima kasih atas partisipasi Anda.
Hormat Saya, Tri Mutiara Ramdhani
1. PROFIL RESPONDEN Silahkan menjawab keterangan di kolom “Jawaban” dibawah ini. Bila ada pilihan jawaban, lingkari jawaban yang tepat. Tanda bintang (*) diisi oleh peneliti. Kolom “kode” diisi oleh peneliti.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
No 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Keterangan Nama: No.Telf Jenis Kelamin: Tanggal Lahir: Umur: Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Tinggi Badan* Berat Badan* IMT* Lingkar Pinggang* Lingkar Pinggul* RLPP* PLT* Berapa lama telah ikut diet PowerSlim Alasan mengikuti diet PowerSlim
Jawaban
Keberhasilan menurut PowerSlim Anda
Berhasil _ Agak Berhasil _ Tidak Berhasil _ Tidak Tahu _
Kode
Pria /Wanita _ _ /_ _/_ _ _ _ _ _ tahun ___ Bekerja/Tidak Bekerja _ _ _ cm _ _ _ kg _ _ _ kg/m2 _ _ _ cm _ _ _ cm _ _, _ _ __% _ _ hari
Komentar/Saran untuk Katering :
2. KUESIONER AKTIVITAS FISIK Silahkan mengingat-ingat mengenai aktivitas kerja Anda sehari-hari. Aktivitas/kerja “berat” adalah aktivitas yang membutuhkan kerja fisik yang berat sehingga membuat napas berat atau ngos-ngosan serta jantung terasa berdebar. • Aktivitas/kerja “sedang” adalah aktivitas yang membutuhkan kerja fisik sedang sehingga membuat napas sedikit lebih berat atau sedikit ngos-ngosan dan jantung sedikit terasa lebih berdebar. Silahkan memilih atau mengisi jawaban dari pertanyaan berikut. Kolom “kode” diisi oleh peneliti. •
Aktivitas saat bekerja (Aktivitas kerja termasuk kegiatan belajar, latihan, pekerjaan sumah tangga, dll) No Pertanyaan Jawaban Kode Ya (1) _ Apakah pekerjaan sehari-hari (lanjut ke no. 2) Anda memerlukan kerja 1. P1 berat minimal 10 menit per Tidak (2) _ hari? (langsung ke no.4) Berapa hari dalam seminggu 2. _ hari P2 Anda melakukan kerja berat ?
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
3.
Berapa lama dalam 1 hari biasanya Anda melakukan kerja berat?
4.
Apakah pekerjaan Anda memerlukan aktivitas sedang minimal 10 menit per hari?
Jam : Menit __:__
P3 (a-b)
Ya (1) _ (lanjut ke no.5) P4 A/B
Tidak (2) _ Kode: __ (langsung ke no.7)
No. 5. 6.
No. 7.
8.
9.
No. 10.
11.
Aktivitas saat bekerja (lanjutan) Pertanyaan Jawaban Berapa hari dalam seminggu _ hari Anda melakukan kerja sedang? Berapa lama dalam 1 hari Jam : Menit biasanya Anda melakukan __:__ kerja sedang?
Kode P5 P3 (a-b)
Perjalan dari tempat ke tempat (Perjalanan ke tempat kerja, belanja, ke supermarket, dll) Pertanyaan Jawaban Kode Ya (1) _ Apakah Anda berjalan kaki (lanjut ke no.2) atau bersepeda minimal 10 P7 menit setiap harinya untuk Tidak (2) _ pergi ke suatu tempat? (langsung ke no.10) Berapa hari dalam seminggu Anda berjalan kaki atau _ hari P8 bersepeda (minimal 10 menit) untu pergi ke suatu tempat? Berapa lama dalam 1 hari Jam : Menit biasanya Anda berjalan kaki P9 atau bersepeda untuk pergi ke _ _ : _ _ suatu tempat?
Aktivitas rekreasi (Olahraga, fitness, dan rekreasi lainnya) Pertanyaan Jawaban Ya (1) _ Apakah Anda melakukan (lanjut ke no.11) olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan Tidak (2) _ aktivitas berat minimal 10 (langsung ke menit per hari? no.13) Berapa hari dalam seminggu _ hari
Kode
P10
P11
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
12.
13.
14.
15.
biasanya Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas berat? Berapa lama Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas berat dalam 1 hari? Apakah Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas sedang minimal 10 menit per hari? Berapa hari dalam seminggu biasanya Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas sedang? Berapa lama Anda melakukan olahraga, fitness, atau rekreasi yang merupakan aktivitas sedang dalam 1 hari?
Jam : Menit __:__
P12
Ya (1) _ (lanjut ke no.14) P13 Tidak (2) _ (lanjut ke no.16) _ hari
P14
Jam : Menit __:__
P15
Tidak banyak bergerak (Aktvitas yang tidak memerlukan banyak gerak seperti duduk atau berbaring, KECUALI tidur) No. Pertanyaan Jawaban Kode 16. Berapa lama Anda duduk Jam : Menit P16 atau berbaring dalam 1 _ _ : _ _ hari?
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
3. FORM FOOD RECALL 24 JAM Dibawah ini merupakan isian mengenai asupan makanan Anda selama 24 jam terakhir. Misalnya waktu, pengisian food recall pukul 10 pagi, maka Anda mengisi asupan makanan Anda sejak pukul 10 pagi kemarin. Data yang diisi antara lain, a. b. c. d.
Jam makan Nama masakan (misal: Rib Eye Steak) Bahan-bahan masakan tersebut (bahan-bahan: daging rib eye, salad, kentang, saus BBQ, mentega) Ukuran bahan-bahan (gunakan istilah “piring besar”, “piring kecil”, “sendok makan”, “sendok teh”, “potong kecil”, “potong besar”,”gelas”, dll) Mohon isi form ini selengkap-lengkapnya, termasuk minuman dan snack.
Nama
:
Alamat : No.Telp : Jam Makan
Nama Makanan
Bahan
Ukuran
Pagi (Jam _ _)
Snack (Jam _ _) Jam Makan
Kode: __ Makanan
Bahan
A/B Ukuran
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Siang (Jam _ _)
Snack (Jam _ _)
Malam (Jam _ _)
Pagi (Jam _ _)
Snack (Jam _ _)
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Deskriptif
Statistics Asupan rata-rata Sex N
Valid
Umur laki2
Std. Error of Mean Median
Aktivitas laki2
40
40
40
40
0
0
0
0
0
0
.50
.48
.45
.90
.10
.080
.080
.080
.123
.048
.50
.00
.00
1.00
.00
a
0
0
1
0
.506
.506
.504
.778
.304
1
1
1
2
1
0
Maximum
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sex Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
20
50.0
50.0
50.0
1
20
50.0
50.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Umur laki2 Cumulative Frequency Valid
Pekerjaan laki2
40
Mode Std. Deviation
laki2
40
Missing Mean
Pendidikan laki2
Percent
Valid Percent
Percent
0
21
52.5
52.5
52.5
1
19
47.5
47.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Statistics Asupan rata-rata laki2 N
Valid
20
Missing Mean
4 1133.38
Std. Deviation
98.722
Minimum
1034
Maximum
1464
Asupan rata-rata laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1033.5
1
4.2
5.0
5.0
1049.5
1
4.2
5.0
10.0
1051.5
1
4.2
5.0
15.0
1060.5
1
4.2
5.0
20.0
1065.5
1
4.2
5.0
25.0
1071.5
1
4.2
5.0
30.0
1081.5
1
4.2
5.0
35.0
1085
1
4.2
5.0
40.0
1092
1
4.2
5.0
45.0
1093.5
1
4.2
5.0
50.0
1098.5
1
4.2
5.0
55.0
1106.5
1
4.2
5.0
60.0
1143.5
1
4.2
5.0
65.0
1172.5
2
8.3
10.0
75.0
1178
1
4.2
5.0
80.0
1178.5
1
4.2
5.0
85.0
1217.5
1
4.2
5.0
90.0
1252.5
1
4.2
5.0
95.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1463.5 Total Missing
System
Total
1
4.2
5.0
20
83.3
100.0
4
16.7
24
100.0
100.0
Pendidikan laki2 Cumulative Frequency Valid
Tinggi
Percent
40
Valid Percent
100.0
Percent
100.0
100.0
Asupan rata-rata laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
22
55.0
55.0
55.0
1
18
45.0
45.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Aktivitas laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
14
35.0
35.0
35.0
1
16
40.0
40.0
75.0
2
10
25.0
25.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Pekerjaan laki2 Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Valid
0
36
90.0
90.0
90.0
1
4
10.0
10.0
100.0
40
100.0
100.0
Total
Deskriptifkategorik laki2 Pendidikan laki2 Cumulative Frequency Valid
Tinggi
Percent
20
Valid Percent
100.0
Percent
100.0
100.0
Pekerjaan laki2 Cumulative Frequency Valid
Kerja
Percent
20
Valid Percent
100.0
100.0
Percent 100.0
Aktivitas laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Ringan
6
30.0
30.0
30.0
Sedang
7
35.0
35.0
65.0
Tinggi
7
35.0
35.0
100.0
Total
20
100.0
100.0
Umur laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
17
85.0
85.0
85.0
1
3
15.0
15.0
100.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Umur laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
17
85.0
85.0
85.0
1
3
15.0
15.0
100.0
20
100.0
100.0
Total
Statistics
N
Asupan rata-rata
asupan rata2
laki2
wanita
Valid
20
20
0
0
1133.38
1124.72
22.075
10.998
1096.00
1125.75
98.722
49.183
Minimum
1034
1055
Maximum
1464
1204
Missing Mean Std. Error of Mean Median Std. Deviation
Deskriptifkategorikwanita pendidikanwanita Cumulative Frequency Valid
Tinggi
Percent
20
100.0
Valid Percent 100.0
Percent 100.0
Statistics asupan rata2 wanita N
Valid Missing
Mean Std. Deviation
20 4 1124.72 49.183
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Minimum
1055
Maximum
1204
asupan rata2 wanita Cumulative Frequency Valid
Valid Percent
Percent
1055
2
8.3
10.0
10.0
1063.5
2
8.3
10.0
20.0
1083
2
8.3
10.0
30.0
1095
2
8.3
10.0
40.0
1105.5
2
8.3
10.0
50.0
1146
1
4.2
5.0
55.0
1155
2
8.3
10.0
65.0
1156
2
8.3
10.0
75.0
1173.5
2
8.3
10.0
85.0
1185.5
2
8.3
10.0
95.0
1204.5
1
4.2
5.0
100.0
20
83.3
100.0
4
16.7
24
100.0
Total Missing
Percent
System
Total
pekerjaanwanita Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kerja
16
80.0
80.0
80.0
Tidak
4
20.0
20.0
100.0
Total
20
100.0
100.0
aktivitaswanita
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
1
5.0
5.0
5.0
Ringan
7
35.0
35.0
40.0
Sedang
9
45.0
45.0
85.0
Tinggi
3
15.0
15.0
100.0
Total
20
100.0
100.0
umurwanita Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
19
95.0
95.0
95.0
1
1
5.0
5.0
100.0
20
100.0
100.0
Total
Statistics
N
Valid
Asupan rata-rata
asupan rata2
laki2
wanita 20
20
0
0
1133.38
1124.72
22.075
10.998
1096.00
1125.75
98.722
49.183
Minimum
1034
1055
Maximum
1464
1204
Missing Mean Std. Error of Mean Median Std. Deviation
Deskriptifnumeric
Statistics
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
umurwa Selisihberatb Selisih IMT Umur laki2 N
Valid
nita
adan laki2
laki2
Selisih
selisih bb
selisih IMT
selisih PLT
PLT laki2
wanita
wanita
wanita
20
20
20
20
20
20
20
20
0
0
0
0
0
0
0
0
.15
.05
5.430
1.870
2.410
3.030
1.245
1.245
.082
.050
.3861
.1334
.2422
.3820
.1661
.1398
.00
.00
5.700
1.950
2.200
2.900
1.150
1.200
.366
.224
1.7269
.5966
1.0833
1.7082
.7430
.6253
Minimum
0
0
2.0
.5
.3
.4
.1
.3
Maximum
1
1
9.7
3.4
4.7
7.4
3.1
2.5
Missing Mean Std. Error of Mean Median Std. Deviation
Selisihberatbadan laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2
1
5.0
5.0
5.0
3
1
5.0
5.0
10.0
3.3
1
5.0
5.0
15.0
4.1
1
5.0
5.0
20.0
4.2
1
5.0
5.0
25.0
4.3
1
5.0
5.0
30.0
4.9
1
5.0
5.0
35.0
5.2
2
10.0
10.0
45.0
5.6
1
5.0
5.0
50.0
5.8
2
10.0
10.0
60.0
6
1
5.0
5.0
65.0
6.1
2
10.0
10.0
75.0
6.2
2
10.0
10.0
85.0
7
1
5.0
5.0
90.0
7.9
1
5.0
5.0
95.0
9.7
1
5.0
5.0
100.0
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Selisihberatbadan laki2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2
1
5.0
5.0
5.0
3
1
5.0
5.0
10.0
3.3
1
5.0
5.0
15.0
4.1
1
5.0
5.0
20.0
4.2
1
5.0
5.0
25.0
4.3
1
5.0
5.0
30.0
4.9
1
5.0
5.0
35.0
5.2
2
10.0
10.0
45.0
5.6
1
5.0
5.0
50.0
5.8
2
10.0
10.0
60.0
6
1
5.0
5.0
65.0
6.1
2
10.0
10.0
75.0
6.2
2
10.0
10.0
85.0
7
1
5.0
5.0
90.0
7.9
1
5.0
5.0
95.0
9.7
1
5.0
5.0
100.0
20
100.0
100.0
Total
Statistics Beratba Beratba
IMT
IMT
PLT
PLT
beratba beratba
danawa danakhi
awal
akhir
awal
akhir
danawa danakhi awalwa akhirwa awalwa akhirwa
laki2
laki2
laki2
laki2
lwanita rwanita
l laki2 N
Valid Missin g
Mean
r laki2
IMT
IMT
nita
PLT
nita
PLT
nita
nita
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
92.200 86.755 30.920 29.050 30.815 28.405 73.185 70.155 28.505 27.260 35.925 34.680
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Std. Error of Mean
2.9781 3.1329
.7193
.7661
.5513
.5948 2.2830 2.2573
.6774
.6435
.7576
.7486
Median
89.650 85.900 31.450 28.650 30.950 28.500 71.500 67.600 28.500 27.200 36.550 35.250
Std. Deviation
13.318 14.010 4
8
3.2168 3.4260 2.4656 2.6601
10.210 10.095 0
0
3.0294 2.8778 3.3880 3.3480
Bivariat
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Pair 3
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisihberatbadan laki2
5.430
20
1.7269
.3861
selisih bb wanita
3.030
20
1.7082
.3820
Selisih IMT laki2
1.870
20
.5966
.1334
selisih IMT wanita
1.245
20
.7430
.1661
Selisih PLT laki2
2.410
20
1.0833
.2422
selisih PLT wanita
1.245
20
.6253
.1398
Paired Samples Correlations N Pair 1
Selisihberatbadan laki2 &selisih bb wanita
Pair 2
Selisih IMT laki2 &selisih IMT wanita
Pair 3
Selisih PLT laki2 &selisih PLT wanita
Correlation
Sig.
20
.262
.265
20
.415
.069
20
-.172
.467
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Difference
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
t
df
Sig. (2-tailed)
Lower Pair 1
Upper
Selisihberatba dan laki2 selisih bb
2.4000
2.0868
.4666
1.4233
3.3767
5.143
19
.000
.6250
.7348
.1643
.2811
.9689
3.804
19
.001
1.1650
1.3410
.2998
.5374
1.7926
3.885
19
.001
wanita Pair 2
Selisih IMT laki2 - selisih IMT wanita
Pair 3
Selisih PLT laki2 - selisih PLT wanita
Aktivita Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Mean
Std.
Lower
Upper
Deviation
Bound
Bound
Minimum Maximum
0
14
2.621
1.4503
1.784
3.459
.4
5.6
1
16
4.375
1.6886
3.475
5.275
1.4
7.4
2
10
6.250
1.5714
5.126
7.374
4.0
9.7
Total
40
4.230
2.0860
3.563
4.897
.4
9.7
0
14
1.043
.5473
.727
1.359
.1
2.0
1
16
1.600
.6132
1.273
1.927
.5
3.1
2
10
2.210
.6350
1.756
2.664
.9
3.4
Total
40
1.557
.7366
1.322
1.793
.1
3.4
0
14
1.236
.9935
.662
1.809
.3
3.8
1
16
1.831
.5941
1.515
2.148
.7
2.5
2
10
2.650
1.2250
1.774
3.526
1.0
4.7
Total
40
1.828
1.0537
1.491
2.164
.3
4.7
ANOVA Sum of Squares
df
Mean Square
F
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Sig.
Selisihberatbadan laki2
Between Groups
77.365
2
38.683
Within Groups
92.339
37
2.496
169.704
39
7.994
2
3.997
Within Groups
13.163
37
.356
Total
21.158
39
Between Groups
11.668
2
5.834
Within Groups
31.632
37
.855
Total
43.300
39
Total Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Between Groups
15.500
.000
11.236
.000
6.824
.003
Multiple Comparisons Bonferroni (I)
(J)
Aktivitas Aktivitas
95% Confidence Interval Mean Difference
Dependent Variable
laki2
laki2
Selisihberatbadan laki2
0
1
-1.7536
*
.5781
.013
-3.203
-.304
2
-3.6286
*
.6541
.000
-5.269
-1.988
0
1.7536
*
.5781
.013
.304
3.203
2
-1.8750
*
.6368
.017
-3.472
-.278
0
3.6286
*
.6541
.000
1.988
5.269
1
1.8750
*
.6368
.017
.278
3.472
-.5571
*
.2183
.045
-1.105
-.010
-1.1671
*
.2470
.000
-1.786
-.548
.5571
*
.2183
.045
.010
1.105
-.6100
*
.2404
.047
-1.213
-.007
1.1671
*
.2470
.000
.548
1.786
1
.6100
*
.2404
.047
.007
1.213
1
-.5955
.3384
.260
-1.444
.253
2
-1.4143
*
.3828
.002
-2.374
-.454
0
.5955
.3384
.260
-.253
1.444
2
-.8187
.3727
.103
-1.753
.116
1
2
Selisih IMT laki2
0
1 2
1
0 2
2
Selisih PLT laki2
0
1
0
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Upper Bound
2
0
1.4143
*
.3828
.002
.454
2.374
1
.8187
.3727
.103
-.116
1.753
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean N selisih bb wanita
1.725
.7246
.2562
1.119
2.331
.4
2.9
1
9
3.500
1.6155
.5385
2.258
4.742
1.4
7.4
2
3
5.100
1.1000
.6351
2.367
7.833
4.0
6.2
20
3.030
1.7082
.3820
2.231
3.829
.4
7.4
0
8
.812
.4612
.1630
.427
1.198
.1
1.6
1
9
1.411
.7457
.2486
.838
1.984
.5
3.1
2
3
1.900
.8718
.5033
-.266
4.066
.9
2.5
20
1.245
.7430
.1661
.897
1.593
.1
3.1
0
8
.825
.4234
.1497
.471
1.179
.3
1.5
1
9
1.556
.6579
.2193
1.050
2.061
.7
2.5
2
3
1.433
.4041
.2333
.429
2.437
1.0
1.8
20
1.245
.6253
.1398
.952
1.538
.3
2.5
Total
ANOVA Sum of Squares selisih bb wanita
selisih IMT wanita
df
Mean Square
Between Groups
28.467
2
14.233
Within Groups
26.975
17
1.587
Total
55.442
19
Between Groups
3.032
2
1.516
Within Groups
7.458
17
.439
10.490
19
2.386
2
Total selisih PLT wanita
Minimum Maximum
8
Total selisih PLT wanita
Upper Bound
0
Total selisih IMT wanita
Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound
Between Groups
1.193
F
Sig.
8.970
.002
3.456
.055
4.020
.037
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Within Groups
5.044
17
Total
7.430
19
.297
Multiple Comparisons Bonferroni (I)
(J)
95% Confidence Interval
aktivitas aktivitas
Mean Difference (I-
Dependent Variable
wanita
wanita
selisih bb wanita
0
1
-1.7750
*
.6121
.030
-3.400
-.150
2
-3.3750
*
.8528
.003
-5.639
-1.111
0
1.7750
*
.6121
.030
.150
3.400
2
-1.6000
.8398
.221
-3.830
.630
0
3.3750
*
.8528
.003
1.111
5.639
1
1.6000
.8398
.221
-.630
3.830
1
-.5986
.3218
.241
-1.453
.256
2
-1.0875
.4484
.080
-2.278
.103
0
.5986
.3218
.241
-.256
1.453
2
-.4889
.4416
.851
-1.661
.683
0
1.0875
.4484
.080
-.103
2.278
1
.4889
.4416
.851
-.683
1.661
1
-.7306
*
.2647
.040
-1.433
-.028
2
-.6083
.3688
.352
-1.587
.371
0
.7306
*
.2647
.040
.028
1.433
2
.1222
.3631
1.000
-.842
1.086
0
.6083
.3688
.352
-.371
1.587
1
-.1222
.3631
1.000
-1.086
.842
1
2
selisih IMT wanita
0
1
2
selisih PLT wanita
0
1
2
J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Descriptives Std. N
Mean Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Minimum Maximum
Selisih IMT laki2
Bound
Bound
6
1.350
.5320
.2172
.792
1.908
.5
2.0
1
7
1.843
.2760
.1043
1.588
2.098
1.5
2.2
2
7
2.343
.5318
.2010
1.851
2.835
1.9
3.4
20
1.870
.5966
.1334
1.591
2.149
.5
3.4
0
6
3.817
1.3167
.5375
2.435
5.198
2.0
5.6
1
7
5.500
1.0116
.3823
4.564
6.436
4.2
7.0
2
7
6.743
1.5350
.5802
5.323
8.162
5.2
9.7
20
5.430
1.7269
.3861
4.622
6.238
2.0
9.7
0
6
1.783
1.2983
.5300
.421
3.146
.3
3.8
1
7
2.186
.2116
.0800
1.990
2.381
1.8
2.5
2
7
3.171
1.0673
.4034
2.184
4.158
2.1
4.7
20
2.410
1.0833
.2422
1.903
2.917
.3
4.7
Total Selisih PLT laki2
Upper
0
Total Selisihberatbadan laki2
Lower
Total
ANOVA Sum of Squares Selisih IMT laki2
Selisihberatbadan laki2
Selisih PLT laki2
df
Mean Square
Between Groups
3.193
2
1.596
Within Groups
3.569
17
.210
Total
6.762
19
Between Groups
27.717
2
13.858
Within Groups
28.945
17
1.703
Total
56.662
19
6.767
2
3.383
Within Groups
15.531
17
.914
Total
22.298
19
Between Groups
F 7.603
.004
8.139
.003
3.703
.046
Multiple Comparisons Bonferroni Dependent Variable
(I)
(J)
Std. Error
Sig.
Sig.
95% Confidence Interval
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Aktivitas Aktivitas
Selisih IMT laki2
laki2
laki2
0
1
.2549
.210
-1.170
.184
2
.2549
.003
-1.670
-.316
0
.2549
.210
-.184
1.170
2
.2449
.171
-1.150
.150
0
.2549
.003
.316
1.670
1
.2449
.171
-.150
1.150
1
.7260
.099
-3.611
.244
2
.7260
.003
-4.854
-.999
0
.7260
.099
-.244
3.611
2
.6975
.278
-3.095
.609
0
.7260
.003
.999
4.854
1
.6975
.278
-.609
3.095
1
.5318
1.000
-1.814
1.009
2
.5318
.055
-2.800
.024
0
.5318
1.000
-1.009
1.814
2
.5109
.212
-2.342
.371
0
.5318
.055
-.024
2.800
1
.5109
.212
-.371
2.342
1
2
Selisihberatbadan laki2
0
1
2
Selisih PLT laki2
0
1
2
Lower Bound
Upper Bound
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Descriptives Selisih PLT laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
0
14
1.236
.9935
.2655
.662
1.809
.3
3.8
1
16
1.831
.5941
.1485
1.515
2.148
.7
2.5
2
10
2.650
1.2250
.3874
1.774
3.526
1.0
4.7
Total
40
1.828
1.0537
.1666
1.491
2.164
.3
4.7
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA Selisih PLT laki2 Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups
11.668
2
5.834
Within Groups
31.632
37
.855
Total
43.300
39
Sig.
6.824
.003
Descriptives Selisih IMT laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
0
14
1.043
.5473
.1463
.727
1.359
.1
2.0
1
16
1.600
.6132
.1533
1.273
1.927
.5
3.1
2
10
2.210
.6350
.2008
1.756
2.664
.9
3.4
Total
40
1.557
.7366
.1165
1.322
1.793
.1
3.4
ANOVA Selisih IMT laki2 Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
F
7.994
2
3.997
Within Groups
13.163
37
.356
Total
21.158
39
Sig.
11.236
.000
Descriptives Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
0
14
2.621
1.4503
.3876
1.784
3.459
.4
5.6
1
16
4.375
1.6886
.4221
3.475
5.275
1.4
7.4
2
10
6.250
1.5714
.4969
5.126
7.374
4.0
9.7
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
0
14
2.621
1.4503
.3876
1.784
3.459
.4
5.6
1
16
4.375
1.6886
.4221
3.475
5.275
1.4
7.4
2
10
6.250
1.5714
.4969
5.126
7.374
4.0
9.7
Total
40
4.230
2.0860
.3298
3.563
4.897
.4
9.7
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups
77.365
2
38.683
Within Groups
92.339
37
2.496
169.704
39
Total
Sig.
15.500
.000
Umur
Descriptives Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
23
1
3.400
.
.
.
.
3.4
3.4
24
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
26
1
5.100
.
.
.
.
5.1
5.1
27
2
7.900
2.5456
1.8000
-14.971
30.771
6.1
9.7
28
3
3.933
2.4111
1.3920
-2.056
9.923
1.4
6.2
29
3
4.300
1.6823
.9713
.121
8.479
3.0
6.2
30
1
3.100
.
.
.
.
3.1
3.1
31
1
3.600
.
.
.
.
3.6
3.6
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
32
2
1.700
.4243
.3000
-2.112
5.512
1.4
2.0
33
1
6.200
.
.
.
.
6.2
6.2
35
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
36
3
5.467
1.9296
1.1141
.673
10.260
3.3
7.0
37
1
4.000
.
.
.
.
4.0
4.0
38
3
2.700
.7211
.4163
.909
4.491
1.9
3.3
39
1
6.000
.
.
.
.
6.0
6.0
40
2
4.850
4.3134
3.0500
-33.904
43.604
1.8
7.9
41
1
5.800
.
.
.
.
5.8
5.8
43
3
6.067
1.1719
.6766
3.156
8.978
5.2
7.4
44
1
4.100
.
.
.
.
4.1
4.1
45
2
.850
.6364
.4500
-4.868
6.568
.4
1.3
46
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
47
1
4.300
.
.
.
.
4.3
4.3
50
1
2.900
.
.
.
.
2.9
2.9
52
2
5.350
.6364
.4500
-.368
11.068
4.9
5.8
64
1
2.700
.
.
.
.
2.7
2.7
40
4.230
2.0860
.3298
3.563
4.897
.4
9.7
Total
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares Between Groups
Mean Square
F
115.109
24
4.796
54.595
15
3.640
169.704
39
Within Groups Total
df
Sig.
1.318
.294
Descriptives Selisih IMT laki2 95% Confidence Interval for Mean N 23
Mean 1
1.300
Std. Deviation
Std. Error .
Lower Bound .
Upper Bound .
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Minimum .
1.3
Maximum 1.3
24
1
.500
.
.
.
.
.5
.5
26
1
2.300
.
.
.
.
2.3
2.3
27
2
2.700
.9899
.7000
-6.194
11.594
2.0
3.4
28
3
1.500
1.0000
.5774
-.984
3.984
.5
2.5
29
3
1.633
.4041
.2333
.629
2.637
1.4
2.1
30
1
1.900
.
.
.
.
1.9
1.9
31
1
1.400
.
.
.
.
1.4
1.4
32
2
.750
.0707
.0500
.115
1.385
.7
.8
33
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
35
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
36
3
1.800
.6083
.3512
.289
3.311
1.1
2.2
37
1
.900
.
.
.
.
.9
.9
38
3
.900
.2646
.1528
.243
1.557
.7
1.2
39
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
40
2
2.150
.7778
.5500
-4.838
9.138
1.6
2.7
41
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
43
3
2.333
.6658
.3844
.679
3.987
1.9
3.1
44
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
45
2
.300
.2828
.2000
-2.241
2.841
.1
.5
46
1
.800
.
.
.
.
.8
.8
47
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
50
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
52
2
1.800
.0000
.0000
1.800
1.800
1.8
1.8
64
1
1.100
.
.
.
.
1.1
1.1
40
1.558
.7366
.1165
1.322
1.793
.1
3.4
Total
ANOVA Selisih IMT laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
15.394
24
.641
5.763
15
.384
21.158
39
F 1.669
Sig. .153
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives Selisih PLT laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
23
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
24
1
.300
.
.
.
.
.3
.3
26
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
27
2
2.950
.6364
.4500
-2.768
8.668
2.5
3.4
28
3
1.900
.7937
.4583
-.072
3.872
1.0
2.5
29
3
1.433
.6110
.3528
-.084
2.951
.9
2.1
30
1
2.300
.
.
.
.
2.3
2.3
31
1
1.200
.
.
.
.
1.2
1.2
32
2
1.000
.4243
.3000
-2.812
4.812
.7
1.3
33
1
4.700
.
.
.
.
4.7
4.7
35
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
36
3
1.867
.7767
.4485
-.063
3.796
1.0
2.5
37
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
38
3
.767
.4509
.2603
-.353
1.887
.3
1.2
39
1
4.500
.
.
.
.
4.5
4.5
40
2
1.550
.9192
.6500
-6.709
9.809
.9
2.2
41
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
43
3
2.033
1.1590
.6692
-.846
4.913
.7
2.8
44
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
45
2
1.150
.4950
.3500
-3.297
5.597
.8
1.5
46
1
.800
.
.
.
.
.8
.8
47
1
2.300
.
.
.
.
2.3
2.3
50
1
.300
.
.
.
.
.3
.3
52
2
3.000
1.1314
.8000
-7.165
13.165
2.2
3.8
64
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
40
1.828
1.0537
.1666
1.491
2.164
.3
4.7
Total
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA Selisih PLT laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
F
34.038
24
1.418
9.262
15
.617
43.300
39
Sig.
2.297
.049
Descriptives Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
24
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
27
2
7.900
2.5456
1.8000
-14.971
30.771
6.1
9.7
28
1
4.200
.
.
.
.
4.2
4.2
29
2
4.600
2.2627
1.6000
-15.730
24.930
3.0
6.2
33
1
6.200
.
.
.
.
6.2
6.2
35
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
36
3
5.467
1.9296
1.1141
.673
10.260
3.3
7.0
39
1
6.000
.
.
.
.
6.0
6.0
40
1
7.900
.
.
.
.
7.9
7.9
41
1
5.800
.
.
.
.
5.8
5.8
43
2
5.400
.2828
.2000
2.859
7.941
5.2
5.6
44
1
4.100
.
.
.
.
4.1
4.1
47
1
4.300
.
.
.
.
4.3
4.3
52
2
5.350
.6364
.4500
-.368
11.068
4.9
5.8
20
5.430
1.7269
.3861
4.622
6.238
2.0
9.7
Total
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares Between Groups
37.130
df
Mean Square 13
2.856
F
Sig. .877
.607
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Within Groups
19.532
6
Total
56.662
19
3.255
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound Minimum Maximum
0
21
4.371
2.1244
.4636
3.404
5.338
1.4
9.7
1
19
4.074
2.0891
.4793
3.067
5.081
.4
7.9
Total
40
4.230
2.0860
.3298
3.563
4.897
.4
9.7
0
21
1.633
.7193
.1570
1.306
1.961
.5
3.4
1
19
1.474
.7658
.1757
1.105
1.843
.1
3.1
Total
40
1.557
.7366
.1165
1.322
1.793
.1
3.4
0
21
1.805
1.0423
.2275
1.330
2.279
.3
4.7
1
19
1.853
1.0941
.2510
1.325
2.380
.3
4.5
Total
40
1.828
1.0537
.1666
1.491
2.164
.3
4.7
df
Mean Square
ANOVA Sum of Squares Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Between Groups
.884
1
.884
Within Groups
168.820
38
4.443
Total
169.704
39
.254
1
.254
Within Groups
20.904
38
.550
Total
21.158
39
.023
1
.023
Within Groups
43.277
38
1.139
Total
43.300
39
Between Groups
Between Groups
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
F
Sig. .199
.658
.462
.501
.020
.888
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
17
5.506
1.8518
.4491
4.554
6.458
2.0
9.7
1
3
5.000
.7550
.4359
3.125
6.875
4.3
5.8
Total
20
5.430
1.7269
.3861
4.622
6.238
2.0
9.7
0
17
1.900
.6423
.1558
1.570
2.230
.5
3.4
1
3
1.700
.1732
.1000
1.270
2.130
1.5
1.8
Total
20
1.870
.5966
.1334
1.591
2.149
.5
3.4
0
17
2.347
1.1248
.2728
1.769
2.925
.3
4.7
1
3
2.767
.8963
.5175
.540
4.993
2.2
3.8
20
2.410
1.0833
.2422
1.903
2.917
.3
4.7
F
Sig.
ANOVA Sum of
Mean
Squares
Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Maximum
0
Total
Selisihberatbadan laki2
Minimum
Between Groups
df
Square
.653
1
.653
Within Groups
56.009
18
3.112
Total
56.662
19
.102
1
.102
Within Groups
6.660
18
.370
Total
6.762
19
.449
1
.449
Within Groups
21.849
18
1.214
Total
22.298
19
Between Groups
Between Groups
.210
.652
.276
.606
.370
.551
Descriptives Selisih IMT laki2
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
24
1
.500
.
.
.
.
.5
.5
27
2
2.700
.9899
.7000
-6.194
11.594
2.0
3.4
28
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
29
2
1.750
.4950
.3500
-2.697
6.197
1.4
2.1
33
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
35
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
36
3
1.800
.6083
.3512
.289
3.311
1.1
2.2
39
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
40
1
2.700
.
.
.
.
2.7
2.7
41
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
43
2
1.950
.0707
.0500
1.315
2.585
1.9
2.0
44
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
47
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
52
2
1.800
.0000
.0000
1.800
1.800
1.8
1.8
20
1.870
.5966
.1334
1.591
2.149
.5
3.4
Total
ANOVA Selisih IMT laki2 Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
4.792
13
.369
Within Groups
1.970
6
.328
Total
6.762
19
F
Sig.
1.123
.471
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Minimum Maximum
selisih bb wanita
selisih IMT wanita
selisih PLT wanita
0
18
3.139
1.7567
.4141
2.265
4.012
.4
7.4
1
1
2.700
.
.
.
.
2.7
2.7
Total
19
3.116
1.7102
.3923
2.292
3.940
.4
7.4
0
18
1.283
.7725
.1821
.899
1.667
.1
3.1
1
1
1.100
.
.
.
.
1.1
1.1
Total
19
1.274
.7519
.1725
.911
1.636
.1
3.1
0
18
1.200
.6334
.1493
.885
1.515
.3
2.5
1
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
19
1.242
.6423
.1474
.933
1.552
.3
2.5
Total
ANOVA Sum of Squares selisih bb wanita
Between Groups
selisih IMT wanita
Mean Square
.182
1
.182
Within Groups
52.463
17
3.086
Total
52.645
18
.032
1
.032
Within Groups
10.145
17
.597
Total
10.177
18
.606
1
.606
Within Groups
6.820
17
.401
Total
7.426
18
Between Groups
selisih PLT wanita
df
Between Groups
F
Sig.
.059
.811
.053
.820
1.511
.236
Descriptives selisih bb wanita 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
23
1
3.400
.
.
.
.
3.4
3.4
26
1
5.100
.
.
.
.
5.1
5.1
28
2
3.800
3.3941
2.4000
-26.695
34.295
1.4
6.2
29
1
3.700
.
.
.
.
3.7
3.7
30
1
3.100
.
.
.
.
3.1
3.1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
31
1
3.600
.
.
.
.
3.6
3.6
32
2
1.700
.4243
.3000
-2.112
5.512
1.4
2.0
37
1
4.000
.
.
.
.
4.0
4.0
38
3
2.700
.7211
.4163
.909
4.491
1.9
3.3
40
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
43
1
7.400
.
.
.
.
7.4
7.4
45
2
.850
.6364
.4500
-4.868
6.568
.4
1.3
46
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
50
1
2.900
.
.
.
.
2.9
2.9
64
1
2.700
.
.
.
.
2.7
2.7
20
3.030
1.7082
.3820
2.231
3.829
.4
7.4
Minimum
Maximum
Total
ANOVA selisih bb wanita Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups
42.297
14
3.021
Within Groups
13.145
5
2.629
Total
55.442
19
Sig.
1.149
.475
AsupanMakanan
Descriptives Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
1033.5
1
7.000
.
.
.
.
7.0
7.0
1049.5
1
4.200
.
.
.
.
4.2
4.2
1051.5
1
5.600
.
.
.
.
5.6
5.6
1055
2
1.850
2.0506
1.4500
-16.574
20.274
.4
3.3
1060.5
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1063.5
2
3.700
.4243
.3000
-.112
7.512
3.4
4.0
1065.5
1
5.800
.
.
.
.
5.8
5.8
1071.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1081.5
1
6.200
.
.
.
.
6.2
6.2
1083
2
2.750
1.2021
.8500
-8.050
13.550
1.9
3.6
1085
1
4.900
.
.
.
.
4.9
4.9
1092
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1093.5
1
9.700
.
.
.
.
9.7
9.7
1095
2
3.900
1.6971
1.2000
-11.347
19.147
2.7
5.1
1098.5
1
3.000
.
.
.
.
3.0
3.0
1105.5
2
2.900
1.1314
.8000
-7.265
13.065
2.1
3.7
1106.5
1
6.000
.
.
.
.
6.0
6.0
1143.5
1
7.900
.
.
.
.
7.9
7.9
1146
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1155
2
1.600
.2828
.2000
-.941
4.141
1.4
1.8
1156
2
3.750
3.4648
2.4500
-27.380
34.880
1.3
6.2
1172.5
2
6.000
.2828
.2000
3.459
8.541
5.8
6.2
1173.5
2
3.000
.1414
.1000
1.729
4.271
2.9
3.1
1178
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
1178.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1185.5
2
4.400
4.2426
3.0000
-33.719
42.519
1.4
7.4
1204.5
1
2.900
.
.
.
.
2.9
2.9
1217.5
1
4.100
.
.
.
.
4.1
4.1
1252.5
1
4.300
.
.
.
.
4.3
4.3
1463.5
1
3.300
.
.
.
.
3.3
3.3
40
4.230
2.0860
.3298
3.563
4.897
.4
9.7
Total
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups
df
Mean Square
129.529
29
4.467
40.175
10
4.018
F 1.112
Sig. .454
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
F
129.529
29
4.467
40.175
10
4.018
169.704
39
Sig.
1.112
.454
Descriptives
Selisih IMT laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1033.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1049.5
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
1051.5
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1055
2
.450
.4950
.3500
-3.997
4.897
.1
.8
1060.5
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1063.5
2
1.100
.2828
.2000
-1.441
3.641
.9
1.3
1065.5
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
1071.5
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
1081.5
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1083
2
1.050
.4950
.3500
-3.397
5.497
.7
1.4
1085
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
1092
1
.500
.
.
.
.
.5
.5
1093.5
1
3.400
.
.
.
.
3.4
3.4
1095
2
1.700
.8485
.6000
-5.924
9.324
1.1
2.3
1098.5
1
1.400
.
.
.
.
1.4
1.4
1105.5
2
1.100
.4243
.3000
-2.712
4.912
.8
1.4
1106.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1143.5
1
2.700
.
.
.
.
2.7
2.7
1146
1
.800
.
.
.
.
.8
.8
1155
2
1.050
.7778
.5500
-5.938
8.038
.5
1.6
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1156
2
1.500
1.4142
1.0000
-11.206
14.206
.5
2.5
1172.5
2
2.050
.0707
.0500
1.415
2.685
2.0
2.1
1173.5
2
1.550
.4950
.3500
-2.897
5.997
1.2
1.9
1178
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1178.5
1
1.900
.
.
.
.
1.9
1.9
1185.5
2
1.900
1.6971
1.2000
-13.347
17.147
.7
3.1
1204.5
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
1217.5
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
1252.5
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
1463.5
1
1.100
.
.
.
.
1.1
1.1
40
1.557
.7366
.1165
1.322
1.793
.1
3.4
Total
ANOVA Selisih IMT laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
F
13.953
29
.481
7.205
10
.720
21.158
39
Sig. .668
.809
Descriptives Selisih PLT laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1033.5
1
2.500
.
.
.
.
2.5
2.5
1049.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1051.5
1
2.600
.
.
.
.
2.6
2.6
1055
2
1.150
.4950
.3500
-3.297
5.597
.8
1.5
1060.5
1
3.400
.
.
.
.
3.4
3.4
1063.5
2
1.750
.3536
.2500
-1.427
4.927
1.5
2.0
1065.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1071.5
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1081.5
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1083
2
.750
.6364
.4500
-4.968
6.468
.3
1.2
1085
1
3.800
.
.
.
.
3.8
3.8
1092
1
.300
.
.
.
.
.3
.3
1093.5
1
2.500
.
.
.
.
2.5
2.5
1095
2
1.900
.1414
.1000
.629
3.171
1.8
2.0
1098.5
1
.900
.
.
.
.
.9
.9
1105.5
2
1.050
.3536
.2500
-2.127
4.227
.8
1.3
1106.5
1
4.500
.
.
.
.
4.5
4.5
1143.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1146
1
.700
.
.
.
.
.7
.7
1155
2
1.700
1.1314
.8000
-8.465
11.865
.9
2.5
1156
2
.900
.1414
.1000
-.371
2.171
.8
1.0
1172.5
2
3.450
1.7678
1.2500
-12.433
19.333
2.2
4.7
1173.5
2
1.750
.7778
.5500
-5.238
8.738
1.2
2.3
1178
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1178.5
1
2.800
.
.
.
.
2.8
2.8
1185.5
2
1.000
.4243
.3000
-2.812
4.812
.7
1.3
1204.5
1
.300
.
.
.
.
.3
.3
1217.5
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1252.5
1
2.300
.
.
.
.
2.3
2.3
1463.5
1
1.000
.
.
.
.
1.0
1.0
40
1.828
1.0537
.1666
1.491
2.164
.3
4.7
Total
ANOVA Selisih PLT laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
37.170
29
1.282
6.130
10
.613
43.300
39
F 2.091
Sig. .110
Descriptives
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1033.5
1
7.000
.
.
.
.
7.0
7.0
1049.5
1
4.200
.
.
.
.
4.2
4.2
1051.5
1
5.600
.
.
.
.
5.6
5.6
1060.5
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
1065.5
1
5.800
.
.
.
.
5.8
5.8
1071.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1081.5
1
6.200
.
.
.
.
6.2
6.2
1085
1
4.900
.
.
.
.
4.9
4.9
1092
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1093.5
1
9.700
.
.
.
.
9.7
9.7
1098.5
1
3.000
.
.
.
.
3.0
3.0
1106.5
1
6.000
.
.
.
.
6.0
6.0
1143.5
1
7.900
.
.
.
.
7.9
7.9
1172.5
2
6.000
.2828
.2000
3.459
8.541
5.8
6.2
1178
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
1178.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1217.5
1
4.100
.
.
.
.
4.1
4.1
1252.5
1
4.300
.
.
.
.
4.3
4.3
1463.5
1
3.300
.
.
.
.
3.3
3.3
20
5.430
1.7269
.3861
4.622
6.238
2.0
9.7
Total
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
56.582
18
3.143
.080
1
.080
56.662
19
F 39.293
Sig. .125
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Mean
Std. Deviation
Lower
Upper
Std. Error Bound
Bound
Minimum Maximum
0
22
4.359
2.0699
.4413
3.441
5.277
.4
9.7
1
18
4.072
2.1546
.5078
3.001
5.144
1.3
7.9
Total
40
4.230
2.0860
.3298
3.563
4.897
.4
9.7
0
22
1.523
.7406
.1579
1.194
1.851
.1
3.4
1
18
1.600
.7507
.1769
1.227
1.973
.5
3.1
Total
40
1.557
.7366
.1165
1.322
1.793
.1
3.4
0
22
1.909
1.0645
.2270
1.437
2.381
.3
4.5
1
18
1.728
1.0621
.2503
1.200
2.256
.3
4.7
Total
40
1.828
1.0537
.1666
1.491
2.164
.3
4.7
ANOVA Sum of Squares Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Between Groups
.815
1
Within Groups
168.889
38
Total
169.704
39
.059
1
Within Groups
21.099
38
Total
21.158
39
.325
1
Within Groups
42.974
38
Total
43.300
39
Between Groups
Selisih PLT laki2
df
Between Groups
Mean Square
F
Sig.
.815 .183 4.444
.059 .106
.325 .288 1.131
Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Mean
Std. Deviation
Std. Error
Interval for Mean
.746
.555
Descriptives
N
.671
Minimum
Maximum
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
.595
Lower
Upper
Bound
Bound
0
12
5.475
1.9476
.5622
4.238
6.712
2.0
9.7
1
8
5.362
1.4579
.5155
4.144
6.581
3.3
7.9
20
5.430
1.7269
.3861
4.622
6.238
2.0
9.7
Total
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Mean Sum of Squares Between Groups
df
Square
.061
1
.061
Within Groups
56.601
18
3.145
Total
56.662
19
F
Sig.
.019
.891
Descriptives Selisih IMT laki2 95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Lower
Upper
Std. Error Bound
Bound
Minimum
Maximum
0
12
1.892
.6667
.1925
1.468
2.315
.5
3.4
1
8
1.838
.5153
.1822
1.407
2.268
1.1
2.7
20
1.870
.5966
.1334
1.591
2.149
.5
3.4
Total
ANOVA Selisih IMT laki2 Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
.014
1
.014
Within Groups
6.748
18
.375
Total
6.762
19
F
Sig.
.038
.848
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Descriptives selisih IMT wanita 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
23
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
26
1
2.300
.
.
.
.
2.3
2.3
28
2
1.500
1.4142
1.0000
-11.206
14.206
.5
2.5
29
1
1.400
.
.
.
.
1.4
1.4
30
1
1.900
.
.
.
.
1.9
1.9
31
1
1.400
.
.
.
.
1.4
1.4
32
2
.750
.0707
.0500
.115
1.385
.7
.8
37
1
.900
.
.
.
.
.9
.9
38
3
.900
.2646
.1528
.243
1.557
.7
1.2
40
1
1.600
.
.
.
.
1.6
1.6
43
1
3.100
.
.
.
.
3.1
3.1
45
2
.300
.2828
.2000
-2.241
2.841
.1
.5
46
1
.800
.
.
.
.
.8
.8
50
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
64
1
1.100
.
.
.
.
1.1
1.1
20
1.245
.7430
.1661
.897
1.593
.1
3.1
Total
ANOVA selisih IMT wanita Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
8.264
14
.590
Within Groups
2.225
5
.445
10.489
19
Total
F 1.327
Sig. .403
Descriptives Selisih PLT laki2
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
95% Confidence Interval for Mean Std. N
Mean
Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum Maximum
0
12
2.400
1.1529
.3328
1.668
3.132
.3
4.5
1
8
2.425
1.0471
.3702
1.550
3.300
1.0
4.7
20
2.410
1.0833
.2422
1.903
2.917
.3
4.7
Total
ANOVA Selisih PLT laki2 Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
.003
1
.003
Within Groups
22.295
18
1.239
Total
22.298
19
F
Sig.
.002
.961
Descriptives selisih bb wanita 95% Confidence Interval for Mean Std. N
Mean Deviation Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum
Maximum
0
10
3.020
1.3071
.4133
2.085
3.955
.4
5.1
1
10
3.040
2.1099
.6672
1.531
4.549
1.3
7.4
Total
20
3.030
1.7082
.3820
2.231
3.829
.4
7.4
ANOVA selisih bb wanita Sum of Squares Between Groups Within Groups
df
Mean Square
.002
1
.002
55.440
18
3.080
F
Sig.
.001
.980
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA selisih bb wanita Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
.002
1
.002
Within Groups
55.440
18
3.080
Total
55.442
19
F
Sig.
.001
.980
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N selisih IMT wanita
selisih PLT wanita
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum
Maximum
0
10
1.080
.5808
.1837
.665
1.495
.1
2.3
1
10
1.410
.8762
.2771
.783
2.037
.5
3.1
Total
20
1.245
.7430
.1661
.897
1.593
.1
3.1
0
10
1.320
.5594
.1769
.920
1.720
.3
2.0
1
10
1.170
.7072
.2236
.664
1.676
.3
2.5
Total
20
1.245
.6253
.1398
.952
1.538
.3
2.5
ANOVA Sum of Squares selisih IMT wanita
Between Groups
Mean Square
.544
1
.544
9.945
18
.552
10.489
19
.112
1
.112
Within Groups
7.317
18
.407
Total
7.430
19
Within Groups Total selisih PLT wanita
df
Between Groups
F
Sig.
.986
.334
.277
.605
Descriptives Selisih PLT laki2 N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Minimum
Maximum
Lower Bound
Upper Bound
24
1
.300
.
.
.
.
.3
.3
27
2
2.950
.6364
.4500
-2.768
8.668
2.5
3.4
28
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
29
2
1.500
.8485
.6000
-6.124
9.124
.9
2.1
33
1
4.700
.
.
.
.
4.7
4.7
35
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
36
3
1.867
.7767
.4485
-.063
3.796
1.0
2.5
39
1
4.500
.
.
.
.
4.5
4.5
40
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
41
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
43
2
2.700
.1414
.1000
1.429
3.971
2.6
2.8
44
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
47
1
2.300
.
.
.
.
2.3
2.3
52
2
3.000
1.1314
.8000
-7.165
13.165
2.2
3.8
20
2.410
1.0833
.2422
1.903
2.917
.3
4.7
Minimum
Maximum
Total
ANOVA Selisih PLT laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
F
18.666
13
1.436
3.632
6
.605
22.298
19
Sig.
2.372
.148
Descriptives Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
1033.5
1
7.000
.
.
.
.
7.0
7.0
1049.5
1
4.200
.
.
.
.
4.2
4.2
1051.5
1
5.600
.
.
.
.
5.6
5.6
1060.5
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1065.5
1
5.800
.
.
.
.
5.8
5.8
1071.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1081.5
1
6.200
.
.
.
.
6.2
6.2
1085
1
4.900
.
.
.
.
4.9
4.9
1092
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1093.5
1
9.700
.
.
.
.
9.7
9.7
1098.5
1
3.000
.
.
.
.
3.0
3.0
1106.5
1
6.000
.
.
.
.
6.0
6.0
1143.5
1
7.900
.
.
.
.
7.9
7.9
1172.5
2
6.000
.2828
.2000
3.459
8.541
5.8
6.2
1178
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
1178.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1217.5
1
4.100
.
.
.
.
4.1
4.1
1252.5
1
4.300
.
.
.
.
4.3
4.3
1463.5
1
3.300
.
.
.
.
3.3
3.3
20
5.430
1.7269
.3861
4.622
6.238
2.0
9.7
Total
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares Between Groups
Mean Square
F
56.582
18
3.143
.080
1
.080
56.662
19
Within Groups Total
df
Sig.
39.293
.125
Descriptives Selisih IMT laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1033.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1049.5
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1051.5
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1060.5
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1065.5
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
1071.5
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
1081.5
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1085
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
1092
1
.500
.
.
.
.
.5
.5
1093.5
1
3.400
.
.
.
.
3.4
3.4
1098.5
1
1.400
.
.
.
.
1.4
1.4
1106.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1143.5
1
2.700
.
.
.
.
2.7
2.7
1172.5
2
2.050
.0707
.0500
1.415
2.685
2.0
2.1
1178
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1178.5
1
1.900
.
.
.
.
1.9
1.9
1217.5
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
1252.5
1
1.500
.
.
.
.
1.5
1.5
1463.5
1
1.100
.
.
.
.
1.1
1.1
20
1.870
.5966
.1334
1.591
2.149
.5
3.4
Total
ANOVA Selisih IMT laki2 Sum of Squares Between Groups
Mean Square
F
6.757
18
.375
.005
1
.005
6.762
19
Within Groups Total
df
Sig.
75.078
.091
Descriptives Selisih PLT laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1033.5
1
2.500
.
.
.
.
2.5
2.5
1049.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1051.5
1
2.600
.
.
.
.
2.6
2.6
1060.5
1
3.400
.
.
.
.
3.4
3.4
1065.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1071.5
1
1.800
.
.
.
.
1.8
1.8
1081.5
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1085
1
3.800
.
.
.
.
3.8
3.8
1092
1
.300
.
.
.
.
.3
.3
1093.5
1
2.500
.
.
.
.
2.5
2.5
1098.5
1
.900
.
.
.
.
.9
.9
1106.5
1
4.500
.
.
.
.
4.5
4.5
1143.5
1
2.200
.
.
.
.
2.2
2.2
1172.5
2
3.450
1.7678
1.2500
-12.433
19.333
2.2
4.7
1178
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1178.5
1
2.800
.
.
.
.
2.8
2.8
1217.5
1
2.100
.
.
.
.
2.1
2.1
1252.5
1
2.300
.
.
.
.
2.3
2.3
1463.5
1
1.000
.
.
.
.
1.0
1.0
20
2.410
1.0833
.2422
1.903
2.917
.3
4.7
Total
ANOVA Selisih PLT laki2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
19.173
18
1.065
3.125
1
3.125
22.298
19
F
Sig. .341
.896
Descriptives selisih bb wanita 95% Confidence Interval for Mean N 1055
Mean 2
1.850
Std. Deviation 2.0506
Std. Error 1.4500
Lower Bound
Upper Bound
-16.574
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
20.274
Minimum .4
Maximum 3.3
1063.5
2
3.700
.4243
.3000
-.112
7.512
3.4
4.0
1083
2
2.750
1.2021
.8500
-8.050
13.550
1.9
3.6
1095
2
3.900
1.6971
1.2000
-11.347
19.147
2.7
5.1
1105.5
2
2.900
1.1314
.8000
-7.265
13.065
2.1
3.7
1146
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1155
2
1.600
.2828
.2000
-.941
4.141
1.4
1.8
1156
2
3.750
3.4648
2.4500
-27.380
34.880
1.3
6.2
1173.5
2
3.000
.1414
.1000
1.729
4.271
2.9
3.1
1185.5
2
4.400
4.2426
3.0000
-33.719
42.519
1.4
7.4
1204.5
1
2.900
.
.
.
.
2.9
2.9
20
3.030
1.7082
.3820
2.231
3.829
.4
7.4
Total
ANOVA selisih bb wanita Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups
15.347
10
1.535
Within Groups
40.095
9
4.455
Total
55.442
19
Sig. .344
.944
Descriptives selisih IMT wanita 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1055
2
.450
.4950
.3500
-3.997
4.897
.1
.8
1063.5
2
1.100
.2828
.2000
-1.441
3.641
.9
1.3
1083
2
1.050
.4950
.3500
-3.397
5.497
.7
1.4
1095
2
1.700
.8485
.6000
-5.924
9.324
1.1
2.3
1105.5
2
1.100
.4243
.3000
-2.712
4.912
.8
1.4
1146
1
.800
.
.
.
.
.8
.8
1155
2
1.050
.7778
.5500
-5.938
8.038
.5
1.6
1156
2
1.500
1.4142
1.0000
-11.206
14.206
.5
2.5
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
1173.5
2
1.550
.4950
.3500
-2.897
5.997
1.2
1.9
1185.5
2
1.900
1.6971
1.2000
-13.347
17.147
.7
3.1
1204.5
1
1.300
.
.
.
.
1.3
1.3
20
1.245
.7430
.1661
.897
1.593
.1
3.1
Total
ANOVA selisih IMT wanita Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups
3.289
10
.329
Within Groups
7.200
9
.800
10.490
19
Total
Sig. .411
.909
Descriptives selisih PLT wanita 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1055
2
1.150
.4950
.3500
-3.297
5.597
.8
1.5
1063.5
2
1.750
.3536
.2500
-1.427
4.927
1.5
2.0
1083
2
.750
.6364
.4500
-4.968
6.468
.3
1.2
1095
2
1.900
.1414
.1000
.629
3.171
1.8
2.0
1105.5
2
1.050
.3536
.2500
-2.127
4.227
.8
1.3
1146
1
.700
.
.
.
.
.7
.7
1155
2
1.700
1.1314
.8000
-8.465
11.865
.9
2.5
1156
2
.900
.1414
.1000
-.371
2.171
.8
1.0
1173.5
2
1.750
.7778
.5500
-5.238
8.738
1.2
2.3
1185.5
2
1.000
.4243
.3000
-2.812
4.812
.7
1.3
1204.5
1
.300
.
.
.
.
.3
.3
20
1.245
.6253
.1398
.952
1.538
.3
2.5
Total
ANOVA selisih PLT wanita Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Between Groups
4.424
10
.442
Within Groups
3.005
9
.334
Total
7.430
19
1.325
.341
Descriptives Selisihberatbadan laki2 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1033.5
1
7.000
.
.
.
.
7.0
7.0
1049.5
1
4.200
.
.
.
.
4.2
4.2
1051.5
1
5.600
.
.
.
.
5.6
5.6
1060.5
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
1065.5
1
5.800
.
.
.
.
5.8
5.8
1071.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1081.5
1
6.200
.
.
.
.
6.2
6.2
1085
1
4.900
.
.
.
.
4.9
4.9
1092
1
2.000
.
.
.
.
2.0
2.0
1093.5
1
9.700
.
.
.
.
9.7
9.7
1098.5
1
3.000
.
.
.
.
3.0
3.0
1106.5
1
6.000
.
.
.
.
6.0
6.0
1143.5
1
7.900
.
.
.
.
7.9
7.9
1172.5
2
6.000
.2828
.2000
3.459
8.541
5.8
6.2
1178
1
6.100
.
.
.
.
6.1
6.1
1178.5
1
5.200
.
.
.
.
5.2
5.2
1217.5
1
4.100
.
.
.
.
4.1
4.1
1252.5
1
4.300
.
.
.
.
4.3
4.3
1463.5
1
3.300
.
.
.
.
3.3
3.3
20
5.430
1.7269
.3861
4.622
6.238
2.0
9.7
Total
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ANOVA Selisihberatbadan laki2 Sum of Squares Between Groups
Mean Square
56.582
18
3.143
.080
1
.080
56.662
19
Within Groups Total
df
F
Sig.
39.293
.125
Pekerjaan Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Selisih PLT laki2
Mean
Std. Deviation
Lower
Upper
Std. Error Bound
Bound
Minimum
0
36
4.547
1.9425
.3238
3.890
5.204
1.3
9.7
1
4
1.375
.6850
.3425
.285
2.465
.4
1.9
Total
40
4.230
2.0860
.3298
3.563
4.897
.4
9.7
0
36
1.650
.6943
.1157
1.415
1.885
.5
3.4
1
4
.725
.6344
.3172
-.285
1.735
.1
1.6
Total
40
1.557
.7366
.1165
1.322
1.793
.1
3.4
0
36
1.886
1.0613
.1769
1.527
2.245
.3
4.7
1
4
1.300
.9381
.4690
-.193
2.793
.3
2.5
40
1.828
1.0537
.1666
1.491
2.164
.3
4.7
Total
ANOVA Sum of Squares Selisihberatbadan laki2
Selisih IMT laki2
Maximum
Between Groups
df
Mean Square
36.227
1
36.227
Within Groups
133.477
38
3.513
Total
169.704
39
3.080
1
Between Groups
3.080
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
F
Sig.
10.314
.003
6.475
.015
Selisih PLT laki2
Within Groups
18.078
38
Total
21.158
39
1.237
1
1.237
Within Groups
42.063
38
1.107
Total
43.300
39
Between Groups
.476
1.117
Warnings There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No statistics are computed. There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics are computed. There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics are computed.
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pekerjaan laki2
Pair 3
Std. Deviation
Std. Error Mean
1.00
20
.000
.000
5.430
20
1.7269
.3861
Pekerjaan laki2
1.00
20
.000
.000
Selisih IMT laki2
1.870
20
.5966
.1334
Pekerjaan laki2
1.00
20
.000
.000
Selisih PLT laki2
2.410
20
1.0833
.2422
Selisihberatbadan laki2 Pair 2
N
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pekerjaan laki2 &Selisihberatbadan laki2
Pair 2
Pekerjaan laki2 &Selisih IMT laki2
Correlation
Sig.
20
.
.
20
.
.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
.297
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pekerjaan laki2 &Selisihberatbadan laki2
Pair 2
Pekerjaan laki2 &Selisih IMT laki2
Pair 3
Pekerjaan laki2 &Selisih PLT laki2
Correlation
Sig.
20
.
.
20
.
.
20
.
.
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Pekerjaan laki2 Selisihberatbadan laki2
Pair 2
Pekerjaan laki2 - Selisih IMT laki2
Pair 3
Pekerjaan laki2 - Selisih PLT laki2
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower
Upper
t
-4.4300
1.7269
.3861
-5.2382
-3.6218
-11.472
19
-.8700
.5966
.1334
-1.1492
-.5908
-6.522
19
-1.4100
1.0833
.2422
-1.9170
-.9030
-5.821
19
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
N selisih bb wanita
selisih IMT wanita
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum
Maximum
0
16
3.444
1.6399
.4100
2.570
4.318
1.3
7.4
1
4
1.375
.6850
.3425
.285
2.465
.4
1.9
Total
20
3.030
1.7082
.3820
2.231
3.829
.4
7.4
0
16
1.375
.7271
.1818
.988
1.762
.5
3.1
1
4
.725
.6344
.3172
-.285
1.735
.1
1.6
20
1.245
.7430
.1661
.897
1.593
.1
3.1
Total
df
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
S
selisih PLT wanita
0
16
1.231
.5642
.1410
.931
1.532
.3
2.3
1
4
1.300
.9381
.4690
-.193
2.793
.3
2.5
20
1.245
.6253
.1398
.952
1.538
.3
2.5
Total
ANOVA Sum of Squares selisih bb wanita
selisih IMT wanita
Mean Square
Between Groups
13.695
1
Within Groups
41.747
18
Total
55.442
19
Between Groups
1.352
1
Within Groups
9.138
18
10.490
19
.015
1
.015
Within Groups
7.414
18
.412
Total
7.430
19
Total selisih PLT wanita
df
Between Groups
F
Sig.
13.695 5.905
.026
2.319
1.352 2.663
.120
.508
.037
Pendidikan Warnings There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No statistics are computed. There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics are computed. There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics are computed.
Warnings There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No statistics are computed. There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics are computed. There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics are computed.
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
.850
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012