UNIVERSITAS INDONESIA NILAI MORAL PADA KOMIK KOMEDI PELAKU KORUPSI: BERANI NGAKU LEBIH HEBAT!
MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Dwikie Rohadiono Dewantoro 1106084841
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURNALISME DEPOK DESEMBER 2014
UNIVERSITAS INDONESIA NILAI MORAL PADA KOMIK KOMEDI PELAKU KORUPSI: BERANI NGAKU LEBIH HEBAT!
MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Dwikie Rohadiono Dewantoro 1106084841
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURNALISME DEPOK DESEMBER 2014
Nilai Moral pada Komik Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! Dwikie R. Dewantoro Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univrsitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRAK Tulisan ini mengkaji tentang nilai moral yang terkandung dalam komik Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! karya Gino Kasmyanto. Masyarakat bisa menyuarakan pendapatnya melalui tulisan, video, audio, gambar bahkan komik. Tidak hanya itu, komik bisa menjadi wadah untuk kritik sosial dan pemberian nilai-nilai moral. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji nilai moral apa saja yang ingin disampaikan oleh komikus melalui komik miliknya. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan teori struktur cerita untuk menganalisis. Yang akan di analisis dalam struktur cerita yakni penokohan, alur, latar, tema dan amanat. Dari penulisan ini, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa nilai moral kejujuran dan tanggung jawab yang terkandung dalam komik yang ingin disampaikan oleh komikus. Kata kunci: komik; komik strip; nilai moral
Moral Values in Comics Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! ABSTRACT This paper examines the moral values contained in comics Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! the works of Gino Kasmyanto. People can voice their opinion through, text, video, audio, images and even comics. Not only that, the comic could be a forum for social criticism and giving moral values. Therefore, the authors wanted to assess any moral value to be conveyed by comic artist through his comics. This study, using a qualitative approach and use the structure of the story theory to analyze. Which will be analyzed in the narrative structure characterization like plot, setting, theme and mandate. On this paper, the authors came to the conclusion that the moral values of honesty and responsibility contained in comics to be conveyed by the comic artist. Keywords: comic; strip comic; moral values
2
I. Pendahuluan Latar Belakang Berdasarkan data dari Indonesia Corruption Watch (ICW), pada 2010-2012 jumlah kasus korupsi mengalami penurunan tapi kembali meningkat pada 2013-2014. Tahun 2010, jumlah kasus yang diselidiki kejaksaan, kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi mencapai 448 kasus. Lalu pada 2011, jumlahnya menurun menjadi 436 kasus sedangkan pada 2012 menurun lagi menjadi 402 kasus. Namun, pada 2013 jumlahnya naik menjadi 560 kasus. Pada 2014, jumlah kasus korupsi diperkirakan akan meningkat mengingat pada semester I-2014 jumlahnya sudah mencapai 308 kasus (Kompas, 2014). Dalam laporan ICW, selama semester I tahun 2014 negara telah mengalami kerugian sebesar Rp 3,7 triliun karena dikorupsi oleh pejabat pusat hingga daerah. Jumlah kerugian tersebut berasal dari 308 kasus dengan jumlah tersangka sebanyak 659 orang. Dari banyak kasus yang terjadi, ada tiga kasus korupsi yang memiliki potensi kerugian paling besar. Kasus tersebut diantaranya korupsi biaya penyelenggaraan ibadah haji Kementerian Agama memiliki potensi kerugian sebesar Rp 1 triliun. Lalu, dugaan korupsi proyek pengadaan E-KTP di Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp 1,12 triliun. Korupsi yang terjadi di daerah juga mengkhawatirkan karena dari 308 kasus, 97 kasus berasal dari pemda dan sebanyak 659 tersangka korupsi 281 tersangka berasal dari pejabat atau pegawai daerah (Republika, 2014). Masyarakat menyadari banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Hal itu membuat munculnya gerakan atau organisasi anti korupsi seperti GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara), TII (Transparency International Indonesia), SAMAK (Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi), SoRAK (Solidaritas Gerakan Anti Korupsi) dan ICW. Dengan perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyuarakan pendapat mereka. Hal ini dimanfaatkan oleh industri kreatif dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Contohnya situs www.kompasiana.com yang dibuat oleh Harian Kompas. Kompasiana adalah sebuah media warga (citizen media), dimana setiap orang dapat memberitahukan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, 3
gambar ataupun rekaman audio dan video. Ada juga situs www.netcj.co.id yang dibuat oleh Netmedia pada tahun 2013. Situs memungkinkan masyarakat untuk mencari, menonton dan berbagi informasi berita lewat video hasil karya sendiri. Berbeda dari dua perusahaan diatas, Visimedia Pustaka mengajak pembacanya yang ingin menyuarakan pikirannya salah satunya melalui komik. Komik yang diangkat berisi gambaran realitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang lucu dan konyol. Genre komik yang diterbitkan oleh Visimedia adalah SOSmic yang mengangkat isu sosial terutama pelanggaran hukum ,politik, dan perempuan. Adapun tema komiknya adalah sindiran hukum, sindiran politik dan sindiran perempuan. Salah satu komik sindiran hukum keluaran Visimedia adalah Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! karya Gino Kamyanto yang terbit pada Juli 2014. Komik ini berisi berbagai cerita korupsi yang tanpa kita sadari terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Komik ini adalah komik strip dimana satu cerita hanya dimuat dalam dua halaman dengan satu halaman berisi tiga sampai enam panel. Ada 51 cerita dalam buku ini.
Gambar 1 Tampak depan Komik Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! Sumber: http://www.visimediapustaka.com/katalog/komik/komedi-pelaku-korupsi-berani-ngaku-lebih-hebat-detail
4
Komik sebagai karya sastra berarti sebagai media untuk menyampaikan “pemahaman” tentang kehidupan dengan caranya sendiri. Karya sastra dapat diibaratkan “potret” atau “sketsa” kehidupan tetapi agak sedikit lebih berbeda dengan kenyataan karena terdapat pendapat dan pandangan penulis dari mana dan bagaimana ia melihat kehidupan tersebut. Sastrawan Amerika, Edgar Allan Poe mengatakan bahwa fungsi sastra selain sebagai media penghibur juga di dalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan penulis tentang suatu hal yang mengajarkan sesuatu. Begitu pula dengan komik KPK karya Gino ini walaupun temanya komik sindiran di dalamnya terdapat nilai-nilai informatif seperti nilai moral. Dalam komik KPK, nilai moral di perlihatkan melalui cerita yang berasal dari realitas. Pada cerita Korupsi Waktu di kisahkan ada seorang laki-laki yang menonton bola hingga larut malam. Keesokan harinya ia terburu-buru karena kesiangan dan hampir telat masuk kantor. Sesampainya di kantor, ia memasang tanda ‘Don’t Disturb’ di depan pintu ruangannya dan kembali menonton bola sampai tertidur. Kejadian dalam cerita tersebut sering terjadi dimana demi kesenangan sendiri seseorang menyalahgunakan waktunya yang harusnya di lakukan untuk melaksanakan kewajibannya.
Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi masalah penelitian adalah
Bagaimana cara penyampaian nilai-nilai moral yang di lakukan Gino Kasmyanto yang terkandung dalam komik Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat!?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari yang terkandung dalam komik Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat!
5
II. Kerangka Konsep Komik Menurut McCloud dalam Maharsi (Maharsi, 2011: 4) menjelaskan bahwa komik adalah kumpulan gambar dan lambang yang berdekatan atau bersebelahan dalam urutan tertentu yang tujuannya memberikan informasi atau mencapai tanggapan estetis dari para pembacanya. Komik memanfaatkan ruang dalam media gambar untuk meletakkan gambar sehingga membentuk alur cerita. Menurut Will Eisner dalam Ajidarma (2011) berpendapat Komik adalah suatu cara bertutur, suatu bentuk naratif yang menjadi suatu bentuk bacaan. Secara lebih luas, komik merupakan peleburan antara gambar dan kata-kata yang tidak terpisahkan dan menjadi suatu keutuhan dalam cara berbahasa. Komik dapat berbicara secara verbal dan visual secara bersamaan yang kemudia menjadi suatu bahasa visual. Komik merupakan bentuk komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Perpaduan antara gambar dan teks yang membentuk alur cerita itulah kekuatan dari komik sendiri. Teks membuat komik menjadi lebih mudah dimengerti dan alur cerita pesan atau informasi yang disampaikan akan lebih mudah diingat dan diikuti. Jantung sebuah komik terletak diantara panel-panelnya, tempat imajinasi pembaca membuat gambar-gambar yang diam menjadi hidup. Pengertian panel disini adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya membentuk sebuah alur cerita. Panel bisa dikatakan sebagai frame atau representasi kejadian-kejadian utama dari cerita yang terdapat dalam komik tersebut. Panel berfungsi sebagai petunjuk umum untuk ruang waktu yang terpisah. Salah satu bentuk komik menurut Bonneff dalam Maharsi (Maharsi, 2011: 15) adalah komik strip. Istilah komik strip mengarah pada komik yang terdiri dari beberapa panel saja dan biasanya muncul dalam surat kabar atau majalah. Komik strip sendiri terbagi menjadi dua yaitu
6
a. Komik Strip Bersambung Komik ini merupakan komik yang terdiri dari tiga atau empat panel yang terbit di majalah atau surat kabar. Cerita dan gambarnya yang menarik membuat komik strip jenis ini terus dinanti oleh para pembacanya. b. Kartun Komik Komik ini terdiri dari tiga atau empat panel yang merupakan alat protes dalam bentuk banyolan.
Nilai Moral Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai didefinisikan sebagai sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sedangkan kata moral berarti ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban. Dari kedua definisi tersebut dapat dikatakan bahwa nilai moral adalah sifat-siat yang penting bagi kemanusiaan berupa ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban. Setiap komikus memiliki nilai yang ingin di sampaikan kepada para pembacanya. Kreativitas seorang komikus menjadi penentu dalam keberhasilan penyampaian nilai dan kesuksesan komik miliknya di pasaran.
Industri Kreatif Media Menurut Hesmondhalgh (2007) cultural industries (industri kebudayaan) lebih baik dalam menjelaskan perkembangan dalam sektor ‘budaya sebagai komoditas’, dibandingkan dengan teori culture industry (industri budaya) Adorno dan Horkheimer (1972). Organisasi internasional seperti UNESCO dan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) melihat industri kebudayaan sebagai gabungan kreasi, produksi dan distribusi barang dan jasa yang sarat akan makna budaya dan dilindungi oleh undang-undang kekayaan intelektual. Budaya dan teknologi menjadi hal terciptanya banyak industri kreatif yang muncul. Pengetahuan dan nilai-nilai moral bisa menjadi salah satu aspek dalam meningkatkan kualitas produk industri kreatif. Penulis berargumen Visimedia mencoba menampilkan hal baru dalam produknya agar bisa meraih lebih banyak konsumen dengan menerbitkan hasil karya komik dari masyarakat yang telah memenuhi persyaratan. 7
Teori Analisis Struktur Cerita Penelitian ini dipusatkan pada analisis struktur mengenai tema dan amanat, penokohan, latar peristiwa dan nilai moral pada komik KPK. Penokohan di dalam sebuah karya sastra merupakan cara seorang pengarang untuk menampilkan para pelakunya melalui siat, sikap, watak, dan tingkah laku. Dapat dikatakan penokohan sbagai cara pengarang menampilkan watak para pelaku di dalam sebuah cerita. Bentuk penokohan yang paling sederhana ialah pemberian sebuah nama kepada seorang pelaku atau pemberian nama sebuah tempat. Penyebutan nama itu merupakan suatu cara untuk memberikan kepribadian atau menghidupkan para pelaku di dalam sebuah cerita (Wellek, 1989:85). Penokohan dan alur cerita di dalam sebuah karya sastra tidak dapat dibicarakan secara terpisah karena kedua unsur tersebut mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama. Sebuha cerita tidak akan mungkin terbentuk apabila salah satu usnurnya tidak terpenuhi. Oleh karena itu, antara tokoh dan alur cerita saling berkaitan dan hubungannya pun sangat erat (Hasjim, 1984:85). Latar di dalam sebuah karya sastra merupakan tempat peristiwa di dalam sebuah cerita. Latar juga boleh diartikan waktu atau masa berlangsungnya suatu peristiwa karena latar itu sekaligus merupakan lingkungan yang dapat berfungsi sebagai metonimia atau metafora untuk mengekspresikan para tokoh (Wellek, 1989:290-300). Tema merupakan suatu ide pokok (Padopo, 1985:16). Tema dapat dikatakan merupakan pikiran atau masalah pengarang karena di dalam sebuah cerita terdapat suatu bayangan mengenai pandangan hidup atau citra pengarang tentang cara memperlihatkan sebuah masalah. Masalah itu dapat terwujud berupa apa saja sesuai dnegan kehendak pengarang (Tasai, 1991:22). Cara yang tepat dalam menentukan sebuah cerita sebagai karya sastra ialah dengan melihat peristiwa yang terjadi di dalamnya. Amanat di dalam sebuah cerita itu kadang-kadang dapat diketahui melalui ajaran atau petunjuk langsung kepada pembaca. Biasanya perilaku para tokoh merupakan sumber utama yang dapat menentukan amanat sebuah cerita. Amanat itu dilukiskan dengan halus melalui tingkah laku atau watak para tokoh yang berperan di dalam sebuah cerita (Hasjim, 1984:5).
8
III. Metodologi Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dimana peneliti menginterpretasikan data dengan memberi makna, menerjemahkan dan membuat data menjadi dimengerti. Data yang didapat bersifat subyektif dalam bentuk teks, kata-kata tertulis, frasa, pengamatan dan peristiwa dalam kehidupan sosial. Jadi, hasil dari penelitian ini adalah sebuah pemaparan berbentuk tulisan deskriptif. Unit analisis dalam penelitian ini ada pada level teks dengan mengamati komik KPK. Namun tidak semua cerita yang terdapat dalam komik akan di analisis. Ada beberapa kriteria di dalam pemilihan artikel yaitu fokus cerita ada pada sebab-akibat bukan pendapat tokoh, cerita diadaptasi dari realitas yang terjadi di dunia nyata dan tokoh utama dalam cerita mempunyai tugas atau kewajiban yang jelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktur cerita. Dengan metode ini peneliti akan menganalisis unsur-unsur struktur cerita yang sudah dipilih dalam komik KPK yaitu penokohan, alur, latar, tema dan amanat. Setiap cerita akan dibahas dan ditampilkan kutipan atau gambar yang sesuai agar analisis menjadi lebih detail dan jelas. Dengan metode ini pula
IV. Analisis Dengan adanya tiga kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada metodologi, maka terpilihlah tiga cerita dari komik KPK yakni ”Korupsi Uang Belanja” pada halaman 17, “Service Televisi” pada halaman 27 dan “Rapat Demi Rakyat” pada halaman 55. Penokohan Tokoh dalam komik KPK berbeda antara satu dengan cerita lainnya walaupun ada beberapa tokoh yang muncul lagi di cerita lainnya. Selain itu tokoh dalam cerita tidak banyak hanya berkisar tiga hingga lima tokoh yang ditampilkan karena alasan halaman dan panel yang 9
disediakan hanya sedikit. Dalam cerita Korupsi Uang Belanja, yang menjadi tokohnya adalah sang suami, istri dan anak perempuan mereka. Watak sang suami adalah suka berbohong bahkan diakhir cerita dia masih berbohong dengan mengatakan “untung aku masih punya simpanan uang di celana dalamku!”.
Gambar 2 Suami, Istri dan Anak Perempuan Sumber: Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! halaman 18
Untuk sang istri digambarkan dengan watak pemarah dan terlihat lebih mendominasi sang suami. Hal itu ditunjukkan pada halaman terakhir dia menghukum suaminya dengan cara menulis di papan tulis. Dan, untuk anak perempuannya memiliki sifat yang polos dan tidak tahu apa-apa. Dalam cerita dia hanya menyampaikan apa yang dia temukan kepada ibunya. Untuk cerita Service Televisi, ada tiga tokoh yang bermain yaitu si laki-laki, si tukang servis dan istri si laki-laki. Si laki-laki mempunyai sifat polos dan menerima apa adanya. Saat si tukang servis memberi tahu alasan kenapa televisi miliknya rusak, dia tidak menanyakan lebih lanjut. Begitu sesampainya dirumah dan menyadari gambar televisinya terbalik, dia hanya mengatakan, “Waduh, loh kok jadi kayak gini Bu?”. Si tukang servis di ceritakan mempunyai sifat yang tidak bertanggung jawab dan pembohong. Dia berbohong kepada si laki-laki dengan mengatakan televisi miliknya rusak parah padahal hanya kabelnya yang putus. Dia juga tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya karena malah menukar onderdil televisi si laki-laki dengan onderdil televisi miliknya. Istri si laki-laki juga memiliki sifat polos dan tidak tahu apaapa. Dia muncul pada panel terakhir dan ikut melihat gambar di televisinya terbalik smabil berkomentar, “kenapa nih?”. 10
Pada cerita Rapat Demi Rakyat, tokohnya hanya ada dua yaitu pejabat pemerintah dan seorang jurnalis. Pejabat pemerintah memiliki sifat berbohong. Hal itu terlihat saat jurnalis bertanya, “satu pertanyaan lagi, Pak! Apa benar rapat ini buat mikirin rakyat?” lalu si pejabat pejabat pemerintah menjawab “ya tentu saja rapat ini demi kepentingan rakyat. Ini amanat, tidak untuk main-main”. Namun, di halaman berikutnya ia malah memikirkan hal lain seperti wanita, uang, mobil dan rumah. Dia juga tidak memiliki sifat bertanggung jawab karena seharusnya dia bekerja sesuai tugasnya namun malah melakukan hal lain. Jurnalis memiliki sifat kritis dengan menanyakan kepada pejabat pemerintah itu apakah rapat yang akan dilaksanakan demi kepentingan rakyat.
Gambar 3 Pejabat pemerintah berada di ruang rapat Sumber: Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! halaman 56
Alur komik KPK Alur cerita dalam komik KPK bersifat kronologis, artinya peristiwa demi peristiwa terjadi secara kronologis sehingga mudah dipahami. Untuk komik strip, alur harus dibuat pendek karena halaman yang diberikan sedikit, dua halaman dan setiap halaman hanya berisi enam panel. Biasanya di halaman terakhir di gambar satu halaman penuh untuk dijadikan sebagai klimaks cerita.
11
Kisah Korupsi Uang Belanja menceritakan seorang istri yang menanyakan uang bulanan kepada suaminya. Saat sang suami memberikan uang belanja, sang istri bingung kenapa yang diberikan hanya sedikit. Lalu, anak perempuan mereka mengatakan menemukan uang di dalam sepatu milik Ayahnya. Sang istri marah karena suaminya sudah mencoba berbohong dengan mengorupsi uang belanja. Si istri kembali menanyakan apakah suaminya masih menyimpan uang lainnya tapi sang suami mengatakan sudah tidak ada uang lagi yang disembunyikan. Tiba-tiba sang anak perempuan mengatakan menemukan lagi uang di saku jaket milik Ayahnya. Sebagai hukuman karena telah mencoba korupsi uang belanja, si istri menyuruh suaminya menuliskan kalimat ‘Saya tidak akan korupsi uang belanja’ di papan tulis sebanyak mungkin. Tapi ternyata sang suami masih menyembunyikan uangnya di celana dalam miliknya. Pada cerita Service Televisi, seorang laki-laki datang ke tempat servis televisi untuk membetulkan televisi miliknya karena tidak bisa menyala. Si tukang servis mengatakan besok televisinya sudah selesai diperbaiki. Saat diperiksa, kabel yang putus adalah penyebab televisi tidak bisa menyala. Pada saat itu, si tukang servis melihat televisi yang diperbaiki bermerk mahal. Selain itu, dia menyadari bahwa onderdil televisinya juga asli lalu dia mengganti dengan onderdil miliknya. Keesokan harinya, si laki-laki membayar servis televisinya sebesar dua ratus ribu rupiah. Si laki-laki bertanya alasan televisinya tidak menyala. Si tukang servis berbohong dengan mengatakan televisinya rusak parah. Sesampainya dirumah, laki-laki mencoba menyalakan televisi namun yang terjadi gambarnya terbalik karena onderdilnya diganti. Dalam cerita berjudul Rapat Demi Rakyat, seorang pejabat pemerintah ditanyai oleh seorang jurnalis mengenai realisasi kucuran dana untuk rakyat. Dia menjawab semua keputusan akan disampaikan setelah rapat. Jurnalis bertanya lagi apakah benar rapat ini diadakan untuk kepentingan rakyat dan pejabat pemerintah menjawab dengan tenang bahwa rapat ini tidak mainmain dan semuanya demi kepentingan rakyat. Pada halaman berikutnya digambarkan dalam satu halaman penuh suasana rapat di dalam gedung. Bukannya membahas mengenai kucuran dana namun asyik bermain handphone, tidur, melamun atau memikirkan wanita, rumah mewah, mobil dan uang. Pada cerita ini, di halaman terakhir hanya ada satu panel besar untuk menutup kisah tersebut.
12
Latar Pada komik KPK, latar tempat disesuaikan dengan masing-masing cerita, ada yang mempunyai latar sama dan ada juga yang berbeda. Untuk cerita Korupsi Uang Belanja latar tempat berada di rumah dan mungkin lebih tepatnya di ruang keluarga. Lalu, di cerita Service Televisi latar tempat berada di tempat servis televisi namun klimaksnya berpindah ke rumah si laki-laki yang mempunyai televisi. Untuk cerita Rapat Demi Rakyat, pada halaman pertama latar berada di luar ruang rapat gedung DPR lalu di halaman berikutnya latar menjadi di dalam ruangan rapat.
Gambar 4 Pejabat Pemerintah berada di depan ruang rapat gedung DPR Sumber: Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! halaman 55
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwa di cerita. Sama seperti dengan latar belakang, latar waktu di komik ini disesuaikan dengan cerita masing-masing. Pada cerita Korupsi Uang Belanja diketahui latar waktunya pada suatu pagi di awal bulan karena komikus menyatakan hal tersebut dalam gambar. Cerita Service Televisi mengambil latar waktu dua hari. Pada halaman pertama saat si laki-laki ingin membawa televisinya untuk diperbaiki. Halaman berikutnya, latar waktunya adalah keesokan hari saat si laki-laki mengambil televisi miliknya yang selesai diperbaiki. Selanjutnya, latar waktu pada cerita Rapat Demi Rakyat dilaksanakan pada pagi hari karena komikus menggambarkan suasana terang pada salah satu panel.
13
Tema dan Amanat Jika dilihat dari alur ketiga cerita tersebut dapat diketahui bahwa temanya sama yaitu Kebohongan. Dalam cerita Korupsi Uang Belanja, suami berbohong kepada istrinya bahwa dia sudah tidak mempunyai uang simpanan lainnya namun ternyata uang simpanannya disembunyikan di sepatu dan jaket miliknya. Pada cerita Service Televisi, si tukang servis berbohong kepada si laki-laki dengan mengatakan televisinya rusak parah padahal hanya kabelnya yang putus. Lalu di cerita Rapat Demi Rakyat, pejabat pemerintah berbohong kepada jurnalis dengan mengatakan bahwa rapat tersebut akan membahas kucuran dana untuk rakyat tapi para pejabat pemerintah hanya bermain handphone, gadget, melamun bahkan tidur. Amanat dalam ketiga cerita ini adalah jika kita berbohong dalam melaksanakan tanggung jawab dapat merugikan orang lain. Amanat tersebut diperlihatkan secara tidak langsung dan langsung. Cerita Korupsi Uang Belanja dan Rapat Demi Rakyat amanatnya ditunjukkan secara tidak langsung karena tidak diperlihatkan kerugian apa yang dialami orang lain. Tidak ada gambar sang istri dan rakyat yang dirugikan akibat perbuatan sang suami dan pejabat pemerintah. Pada cerita Service Televisi, si laki-laki dirugikan karena gambar di televisinya menjadi terbalik.
Gambar 5 Si laki-laki dan istrinya sedang menonton TV Sumber: Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat! halaman 28
14
V. Pembahasan Dalam ketiga cerita yang di analisis peneliti menemukan Gino melakukan penyampaian pesan dengan cerita bertutur dan kronologis. Hal tersebut bisa terlihat dari satu panel ke panel berikutnya diletakkan dengan berurutan sehingga membentuk sebuah cerita yang dapat diterima. Pada kisah Korupsi Uang Bulanan, awalnya diperlihatkan sang istri yang meminta uang bulanan kepada suaminya. Tapi suaminya berbohong dengan mengatakan tidak ada uang lagi karena tidak lembur. Tiba-tiba, anak perempuan mereka menemukan uang di jaket milik Ayahnya. Sang istri menanyakan kembali apakah masih ada uang yang disembunyikan suaminya lagi namun sang suami menjawab tidak. Lalu, sang anak menemukan lagi uang di sepatu milik ayahnya. Sang istri yang kesal menghukum suaminya dengan menulis tidak akan melakukan korupsi di papan tulis. Contoh lain pada kisah Service Televisi, di awal Gino memperlihatkan seorang laki-laki yang ingin memperbaiki televisinya dan pergi ke tempat servis televisi. Lalu si tukang servis menyabotase televisi milik si laki-laki. Keesokan harinya si laki-laki datang untuk membayar si tukang servis dan mengambil televisi miliknya. Saat dirumah, karena televisinya sudah di sabotase, gambar di layar menajdi terbalik dan membuat bingung si laki-laki. Alur maju yang ada pada cerita juga membantu pembaca dalam memahami keseluruhan isi cerita. Di akhir cerita, pembaca mengetahui alasan kenapa gambar di televisi menjadi terbalik dan sang suami di hukum karena pada panel sebelumnya diperlihatkan gambar dan teks yang menyebabkan hal tersbeut terjadi. Lalu, ada dua nilai moral yang ingin disampaikan oleh komikus yaitu kejujuran dan tanggung jawab dalam bekerja. Kejujuran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat berkata apa adanya atau tidak berbohong. Nilai moral ini juga diperlihatkan dengan kesamaan tema pada ketiga cerita yaitu kebohongan. Jika melihat dari ketiga cerita tersebut ada tokoh yang selalu berbohong demi memenuhi kepuasan dalam dirinya. Sang suami tidak mau memberikan uang kepada istrinya agar bisa disimpan sendiri. Si tukang servis berbohong televisinya rusak parah untuk menutupi bahwa dirinya menukar onderdil. Pejabat pemerintah mengatakan dirinya akan membahas kucuran dana untuk rakyat agar dirinya bisa mendapat dukungan dari rakyat dan menerima banyak uang padahal saat rapat dia hanya melamun.
15
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Dapat dilihat dalam ketiga cerita tersebut tokoh-tokoh yang mempunyai tanggung jawab malah tidak bertanggung jawab. Latar seperti rumah, tempat servis dan gedung DPR menegaskan apa tanggung jawab dari masing-masing karakter. Sang suami tidak bertanggung jawab dengan tidak menafkahi keluarganya. Si tukang servis tidak bertanggung jawab dengan tidak memperbaiki televisi dengan benar. Pejabat pemerintah tidak bertanggung jawab dengan tidak menyalurkan aspirasi rakyat saat rapat. Penokohan yang kuat dan jelas dalam setiap tokoh di masing-masing cerita membantu pembaca mengidentifikasi karakter tokoh. Dari karakter tersebut diketahuilah bahwa nilai kejujuran dan tanggung jawab menjadi hal penting yang ingin di sampaikan oleh komikus. Unsur-unsur seperti penokohan, alur, latar, amanat dan tema menjadi hal penting bagaimana sebuah pesan disampaikan dalam karya. Alur maju membuat cerita menjadi lebih mudah dipahami sedangkan penokohan, latar, amanat dan tema yang kuat menunjukkan pesan apa yang ingin disampaikan komikus. Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dan menjadi satu kesatuan dalam sebuah cerita. Jika dilihat lebih dalam kejujuran dan tanggung jawab menjadi hal penting dalam mencegah perilaku korupsi. Dengan adanya sifat jujur kita akan berani menolak untuk melakukan hal-hal curang. Sifat ini sangat dibutuhkan bagi para pejabat pemerintahan yang sering kali mendapatkan tawaran menggiurkan. Nilai moral bertanggung jawab juga menjadi hal penting dalam menahan godaan korupsi. Jika seseorang memiliki sifat bertanggung jawab dalam setiap perbuatannya maka dia tidak akan mau melakukan hal-hal buruk karena apa pun yang dia lakukan akan berdampak kepada orang lain.
16
VI. Kesimpulan Dari analisis dan pembahasan yang telah dituliskan sebelumnya terdapat beberapa kesimpulan: 1. Kejujuran dan tanggung jawab merupakan hal penting dalam mencegah perilaku korupsi. Ketiga cerita tersebut memperlihatkan bagaimana korupsi bisa dilakukan bahkan di level paling kecil yaitu keluarga. Penanaman nilai kejujuran dan tanggung jawab harus dilakukan sejak dini agar dewasa nanti bisa terhindar dari perbuatan korupsi. 2. Jenis komik strip membuat penyampaian pesan menjadi lebih cepat dan mudah dipahami. Dengan cerita yang pendek dan tidak lebih dari dua halaman membuat pesan lebih cepat diterima. Ketiga cerita dapat langsung dipahami dan dimengerti hanya dalam sekali baca karena gambar yang ditunjukkan juga tidak banyak.
VII.
Saran
Saran bagi penelitian berikutnya akan lebih baik meneliti bagaimana penyampaian pesan pada buku komik. Buku komik memiliki cerita yang lebih panjang, alur maju dan muncur serta tokoh yang lebih banyak. Oleh karena itu, diperlukan kerangka pemikiran yang kritis, persiapan yang matang dan data yang mendukung untuk penelitian tersebut. Semoga dengan adanya jurnal bisa termotivasi dalam membuat penelitian mengenai buku komik ke depannya
17
Daftar Pustaka
Ajidarma, Seno Gumira. 2011. Panji Tengkorak Kebudayaan dalam Perbincangan. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Hasjim, Nafron. 1984. Hikayat Galuh Digantung. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. Hesmondhalgh, D. 2007. Dari ‘The Culture Industry’ to The Cultural Industries. Dalam D. Hesmondhalgh, The Cultural Industries. London: SAGE. Kasmyanto, Gino. 2014. Komedi Pelaku Korupsi: Berani Ngaku Lebih Hebat!. Jakarta: Visimedia Pustaka. Maharsi, Indiria. 2011. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata BUku. McCloud, Scott. 2001. Understanding Comic: Memahami Komik. Jakarta: KPG Pradopo, Sri Widati dkk. 1985. Struktur Cerita Pendek Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. Tasai, S. Amran dkk. 1991. Telaah Susastra Melayu Betawi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Pengantar Teori Sastra. Diterjemahkan oleh Melani Budianto. Jakarta: Gramedia. Citizen Journalist Net, “About” (http://netcj.co.id/about_us diakses tanggal 4 Desember 2014 pukul 11.30 WIB) Huda, Mas Alamil, “Kerugian Negara Akibat Korupsi Capai 3,7 triliun, 17 Agustus 2014 (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/08/17/nafz0b-kerugian-negaraakibat-korupsi-capai-37-triliun diakses tanggal 3 Desember 2014 pukul 20.30 WIB) Kompas,
“Tren Korupsi Naik Lagi”, 18 Agustus 2014 (http://nasional.kompas.com/read/2014/08/18/10085091/Tren.Korupsi.Naik.Lagi diakses tanggal 3 Desember 2014, pukul 20.30 WIB)
Kompasiana, “About” (http://www.kompasiana.com/about diakses tanggal 4 Desember 2014 pukul 11.00 WIB) Setyawan,
Donie, “Nilai-nilai dalam sebuah cerpen”, 26 Juni 2012 (http://www.krumpuls.net/2012/06/nilai-nilai-dalam-sebuah-cerpen.html diakses tanggal 9 Desember 2014, pukul 23.00 WIB)
18
UNESCO, “Exploring the Culture and Creative Industries Debate” (http://www.cultureactioneurope.org/lang-en/think/creative-industries diakses tanggal 4 Desember pukul 12.00 WIB) Visimedia Pustaka, “Kirim Naskah” (http://www.visimediapustaka.com/kirim-naskah diakses tanggal 4 Desember 2014 pukul 13.00 WIB)
19