UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
page 1 / 5
UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
EDITORIAL BOARD empty
page 2 / 5
UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
Table of Contents No 1 2 3
Title The Differences between Lymphocyte Transformation Test with Drugs Patch Test in Drug Eruption Patients Patch Test Patients with Allergic Contact Dermatitis Cosmetic History at Dermatovenereology Outpatient Clinic Dr. Soetomo Hospital The Concordance of Clinical Pathognomonic Manifestation of Scabies with Positivity of Dermoscopy and Skin Scraping
Page 1-6 7 - 13 14 - 21
page 3 / 5
UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya Vol. 26 - No. 1 / 2014-04 TOC : 3, and page : 14 - 21 The Concordance of Clinical Pathognomonic Manifestation of Scabies with Positivity of Dermoscopy and Skin Scraping Kesesuaian Gambaran Klinis Patognomonis Infestasi Skabies dengan Kepositifan Pemeriksaan Dermoskopi dan Kerokan Kulit Author : Kurniati |
[email protected] Fakultas Kedokteran Iskandar Zulkarnain | Fakultas Kedokteran MY Listiawan | Fakultas Kedokteran Abstract Latar belakang: Diagnosis infestasi skabies oleh klinisi umumnya ditegakkan dengan gejala klinis patognomonis skabies. Tetapi gejala skabies seringkali tidak khas akibat adanya kemiripan dengan penyakit lain terutama pada anak-anak dan kondisi imunokompromais, sehingga diagnosis klinis seringkali keliru dan mengakibatkan kesalahan pemberian terapi. Diperlukan penegakan diagnosis definitif untuk menemukan Sarcoptes scabiei (S. scabiei) atau telurnya, yang secara konvensional dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik dari kerokan lesi kulit penderita. Namun metode tersebut tidak praktis, membutuhkan keterampilan khusus, cenderung invasif, seringkali memerlukan beberapa kali kerokan, serta sulit dilakukan pada anak-anak, sehingga diperlukan metode yang mudah, non-invasif, dan akurasi yang baik. Pemeriksaan dermoskopi menawarkan solusi tersebut. Tujuan: Mengevaluasi kesesuaian gambaran klinis patognomonis infestasi skabies dengan kepositifan dermoskopi dan pemeriksaan kerokan kulit Metode: Studi analitik observasional cross sectional, total sampling dalam satu kali observasi pada 243 populasi terjangkau yang berusia 5-14 tahun di satu pondok pesantren. Terdapat 44 sampel yang memenuhi kriteria penerimaan sampel yang dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menentukan gejala klinis patognomonis skabies, selanjutnya diperiksa dengan dermoskop dan mikroskop dari kerokan kulit pada lesi. Analisis hasil dengan menghitung kappa agreement dan nilai prediksi positif. Hasil: Dari 44 sampel didapatkan 25 sampel klinis patognomonis skabies dan 19 sampel klinis non patognomonis skabies. Pemeriksaan dermoskopi ditemukan positif pada 25 sampel dan mikroskopik kerokan kulit positif pada 18 sampel. Kesesuaian dermoskopi dan kerokan kulit adalah 79,5%, kappa 0,601. Simpulan: Dermoskopi berpotensi digunakan sebagai alat diagnostik definitif skabies pada lingkungan dengan prevalensi tinggi skabies. Keyword : scabies, dermoscopy, skin, scraping, , Daftar Pustaka : 1. Fauzia M, Zulkarnain I, (2007). Pola penyakit kulit penderita anak di instalasi rawat inap penyakit kulit dan kelamin RSU Dr.Soetomo Surabaya periode 2002-2006. Surabaya : Airlangga University Press 2. Setyaningrum T, Listiawan MY, Zulkarnain I., (2007). Kadar imunoglobulin E-spesifik tungau debu rumah pada penderita skabies non atopi anak. Surabaya : Airlangga University Press
Copy alamat URL di bawah ini untuk download fullpaper :
page 4 / 5
UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya journal.unair.ac.id/filerPDF/bik31192e47c54full.pdf
page 5 / 5 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)