Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
UJI MIKROBIOLOGI KEFIR BUBUK SUSU KAMBING DENGAN MENGGUNAKAN PENGERINGAN FREZZE DRYING
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi Pada Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan
Oleh : BAGUS DWI CAHYO UTOMO NPM. 10.1.04.01.0006
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
UJI MIKROBIOLOGI KEFIR BUBUK SUSU KAMBING DENGAN MENGGUNAKAN PENGERINGAN FREZZE DRYING BAGUS DWI CAHYO UTOMO NPM. 10.1.04.01.0006 Peternakan - Peternakan
[email protected] Dr. Budi Utomo, MP dan Drh. Munfarid, MM UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri TPC (Total PlateCount) dan BAL (Bakteri Asam Laktat) pada kefir bubuk setelah pengeringan. Materi penelitian adalah kefir bubuk yang ditambah dengan gliserol dan tepung premix. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut : P0= Kefir, P1= Bubuk kefir dengan tambahan tepung modifikasi, P2= Bubuk Kefir dengan tambahan Gliserol. Hasil penelitian menunjukkan kefir bubuk dengan penambahan gliserol berbeda nyata (P<0.05) terhadap jumlah TPC, penambahan tepung premix berbeda nyata (P<0.05) terhadap jumlah TPC. Pada kefir bubuk dengan penambahan gliserol berbeda nyata (P<0.05) terhadap jumlah BAL, penambahan tepung premix berbeda nyata (P<0.05) terhadap jumlah BAL. Kesimpulan dari penelitian adalah jumlah bakteri TPC (Total Plat Count) dengan penambahan gliserol adalah 1,58 x 1010 cfu/ml dan penambahan tepung premix adalah 1,9 x 107cfu/ml. Jumlah Bakteri Asam Laktat (BAL) dengan penambahan glisero 1.26 x 10 8 cfu/ml dan penambahan tepung premix adalah 0 cfu/ml. Berdasarkan hasil dari penelitian disarankan untuk mendapatkan hasil Bakteri asam Laktat (BAL) yang tinggi pada kefir kering menggunakan penambahan bahan pengisi Gliserol. Kata Kunci Kefir bubuk, TPC (Total PlateCount), BAL (Bakteri Asam Laktat), Gliserol, Tepung Premix.
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
melaporkan bahwa pengeringan kefir
1. Latar Belakang
dengan metode foammatdrying dapat Kefir adalah produk susu yang di fermentasikan menggunakan bakteri biji kefir. Biji kefir merupakan simbiosis beberapa
mikroorganisme
yaitu
Lactobacilluslactis,
yang terkandung dalam kefir, seperti bakteri dan khamir. Pengeringan dengan metode tersebut memiliki kelemahan yaitu penurunan jumlah mikroba yang
Lactobacillusdelbrueckiisubsp,Lactobaci llussbulgaricus
menyebabkan kerusakan pada komponen
dan
ragi.
Proses
fermentasi tersebut menghasilkan asam laktat dan alkohol.Kefir berasal dari pegunungan Caucasus yang di buat dengan cara menginokulasikan biji kefir ke dalam susu misalnya susu sapi, kambing dan domba (Albarri dan Murti 2003). Produk ini sangat populer di Uni
signifikan (Aisyah, 2010) penurunan jumlah
mikroba
dengan
metode
pengeringan tersebut di sebabkan oleh perlakuan dengan suhu yang tinggi 800C dan
bahan
digunakan
bahan
tambahan
yang
dapat melindungi mikroba
dari kefir terhadap cekaman suhu yang tinggi dan tidak dapat mempersingkat waktu pengeringan.
Soviet di mana konsumsi kefir mencapai 4,5
kg
perkapitapertahun.
(Rahman
dkk,1992)
Alternatif permasalahan menggunakan
Permasahan yang terjadi dalam pembuatan kefir adalah setelah proses fermentasi selesai, kefir harus disimpan dan di distribusikan pada kondisi suhu rendah serta terhindar dari goncangan agar konsistensi kefir agar tetap terjaga. Alternatif tersebut
pemecahan menurut
permasalahan
(Aisah2010)
yaitu
dengan menyediakan kefir dalam bentuk bubuk atau serbuk kering Pengeringan
yang
pernah
metode Foammatdrying ternyata juga
Nama | NPM Fak - Prodi
beberapa
tersebut metode
penambahan
adalah freezedrying bahan-bahan
Gliserol dan tepung premix. Kefir bubuk yang di keringkan dengan cara metode freezedrying. Freezedrying atau metode pengeringan beku adalah salah satu cara dalam pengeringan bahan pangan. Pada cara pengeringan ini semua bahan pada awalnya diperlakukan
dibekukan, dengan
kemudian suatu
proses
pemanasan ringan dalam suatu almari
dilakukan adalah pengeringan dengan
memiliki
dengan
pemecahan
kelemahan.
hampa udara. Kristal-kristal es ini yang terbentuk selama tahap pembekuan, padat ke gas jika dipanaskan pada tekanan hampa yaitu berubah secara
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
langsung dari es menjadi uap air tanpa
dirumuskan
melewati fase cair.
berikut:
Proses
ini
akan
menghasilkan
permasalahan
sebagai
1. Berapa jumlah bakteri pada produk
produk yang bersifat porous dengan
kefir
setelah
pengeringan
perubahan yang sangat kecil, ukuran dan
berdasarkan jumlah TPC (Total
bentuk bahan aslinya. Karena panas
PlateCount) ?
yang digunakan sedikit, maka kerusakan
2. Berapajumlah Bakteri Asam Laktat
panas juga kecil dibandingkan dengan
(BAL) pada produk kefir setelah
cara-cara pengeringan lainnya. Produk
pengeringan ?
yang bersifat porous dapat direhidrasi dengan
cepat
di
dalam
air
dingin.Menurut (Tamime dan Robinson 1989)
metode
ini
menghasilkan
viabilitas dan persentase mikroba hidup selama penyimpanan yang lebih tinggi di bandingkan yang lainya.
berfungsi sebagai adible film yang dapat melindungi mikroba dari cekaman suhu Tepung
premix
1. Mengetahui jumlah bakteri pada produk kefir setelah pengeringan berdasarkan jumlah TPC (Total PlateCount) 2. Mengetahui jumlah Bakteri Asam
Gliserol merupakan bahan yang
extrim.
B. Tujuan Penelitian
Laktat (BAL) pada produk kefir setelah pengeringan. D. Manfaat Penelitian
banyak
digunakan sebagai bahan pengisi pada
Penelitian
kefir. pengeringan kefir menggunakan
digunakan sebagai :
metode
frezze
drying
mampu
diharapkan
dapat
dengan
penambahan gliserol dan tepung premix diharapkan
ini
mempertahankan
viabiitas dan persentase mikroba hidup
1. Meningkatan nilai ekonomis Kefir sebagai penghasil Kefir bubuk. 2. Memberikan inspirasi ilmiah dan menumbuhkan kesadaran tentang
selama proses pengeringan.
pentingnya susu kefir bagi tubuh. A. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah yang telah diuraikan, maka
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1.
METODE PENELITIAN
tepung premix diperoeh dari toko bahan
A. Waktu dan Tempat Penelitian
kue.
Penelitian Laboratorium
dilaksanakan Mikrobiologi
di
jurusan
MIPA Universitas Negeri Brawijaya Malang pada tanggal 3 September 2014 sampai dengan 10 Desember 2014 B. Alat dan Bahan
C. Metode Penelitian Penelitian Rancangan
ini
Acak
menggunakan
Lengkap
(RAL)
dengan 3
perlakuan dan 5 ulangan.
Perlakuan
yang
diberikan
adalah
sebagai berikut:
1. Alat Alat pembuatan
yang kefir
digunakan bubuk
antara
untuk lain
P0 = Kefir P1=
Timbangan Digital, Beaker glass, freeze
Bubuk Kefir dengan tambahan
tepung Premix
drying, Termometer, panci stainless steel, Kompor LPG, alat pengaduk, blender
P2=
Gliserol
kering, saringan, wadah plastik, sendok, dan loyang pengering ukuran 18 cm2.
Bubuk Kefir dengan tambahan
Model matematikanya :
Alat yang digunakan untuk analisa Yij
= µ + ζ i + ε ij
seperangkat alat titrasi, desikator, stop
I
= 1,2,3 ……,t
watch, pH meter, color reader, peralatan
j
= 1,2,3……. n
gelas, dan viscometer.
Yi j
= nilai pengamatan pada
antara
lain
timbangan
autoclav,inkubator,
analitik,
laminar
air
oven, flow,
perlakuan ke-I ulangan ke-j
2. Bahan Bahan dasar yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah stater kefir yang diperoleh dari Dosen THT (Teknologi hasil ternak) Fakultas UNP Kediri. Bahan dasar yang digunakan adalah susu Kambing peranakan etawa
yang diperoleh dari
peternak kambing Singasari Malang dan bahan penambahan gliserol yang diperoleh toko makmur sejati malang Malang10dan
µ
= nilai tengah umum
ζi
= pengaruh perlakuan ke-i
ε ij
= pengaruh galat atau acak
percobaan (kesalahan percobaan) pada perlakuan
ke-I
(t=banyaknya
dan
ulangan
ke-j
perlakuan dan n =
banyaknya ulangan ( Steel dan Torrie, 1993). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Jika ( P> 0,05) maka dilakukan uji BNT.
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1) Penimbangan kefir basah 250 ml
D. Parameter yang diamati Parameter yang diamati pada kefir bubuk meliputi :
2) Penimbangan
tepung
sebesar 10 gram / 250 gram bahan
1. Jumlah total bakteri dengan uji TPC (Total Plate Count)
3) Penimbangan Gliserol sebesar 10 ml /250 bahan gram bahan
2. Jumlah total BAL (Bakteri Asam Laktat)
4) Pencampuran kefir susu kambing dengan gliserol
E. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua
tepung
termodifikasi, masing-masing
menggunakan alat pengaduk dan
tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan kefir
dimasukan
sebagai bahan baku kefir bubuk dan tahap
masing-masing 250 ml.
kedua adalah pengeringan kefir. Prosedur
premixi
pembuatan
kedalam
erlenmayer
5) Pembekuan dengan freezing suhu -
kefir
adalah
0ºC Kemudian dikeringkan pada
sebagai berikut :
freeze drying dengan suhu 50º±2ºC
1) Susu kambing dipanaskan selama
selama 24 jam hingga diperoleh
8 menit hingga suhu mencapai 80ºC.
flake.
2) Pendinginan
susu
kambing
F. Analisa
pasteurisasi hingga mencapai suhu
Analisa produk akhir kefir berupa kefir
25⁰C±20⁰C
bubuk yaitu :
3) Inokulasi kefir grains sebanyak 5% ke dalam susu kambing. 4) Fermentasi
pada
1. Jumlah total bakteri dengan uji TPC (Total Plate Count) 2. Jumlah total BAL (Bakteri Asam
suhu
ruang
Laktat)
selama 48 jam. 5) Penyaringan kefir
grains
untuk dan
memisahkan
kefir,
sehingga
diperoleh kefir susu kambing. 6) Tahap kedua adalah pengeringan kefir
dengan
metode
Freeze
Drying. Prosedur pembuatannya adalah sebagai berikut Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
3.
pernyataan Usmiati (2007) yaitu komponen
HASIL DAN KESIMPULAN A. Karakteristik Bahan Baku
dan komposisi kefir bervariasi, tergantung
Bahan baku yang digunakan dalam
pada jenis mikrobia pada kefir grains,
pembuatan kefir bubuk yaitu susu kambing
suhu,lama fermentasi,serta bahan baku yang
yang
digunakan.
terfermentasi
oleh
kefir
grains
Bakteri
asam
laktat
yang
(mengandung bakteri asam laktat 1,2 x 107
terdapat dalam kefir
cfu/gram dalam 5 gram kefir grain) selama
jenisnya, antara lain
48 jam. Hasil analisa dapat dilihat pada
laktat mesofilik seperti Leuconostoc kefir,
tabel 1.
Laktobacillus,
Tabel 1. Sifat mikrobiologi dan kimia kefir
Lactobacillus brevis, dan juga khamir
susu kambing.
seperti Candida kefir dan Saccharomyces
dan
beraneka ragam jenis bakteri asam
termofilik
seperti
cereviseae. Mikrobiologi
Kefir Susu
Kefir
Kambing
(Literatur)
(cfu/ml)
(cfu/ml)
Tabel 2. Perbandingan konsentrasi kefir susu kambing sebelum dan sesudah dikeringkan,
Bakteri Hasil 5,6 X 1011 Uji TPC Mikrobiologi Minimal 107 Total Bakteri
1,4 X 108
Kefir susu
Kefir susu
kambing
kambing
sebelum
sesudah
dikeringkan
dikeringkan
(cfu/ml)
(cfu/ml)
5,6x1011
2,2x109
1,2x108
8,0x106
Asam Laktat Bakteri Hasil Uji Pada
tabel
diatas
menunjukan
TPC
bahwa hasil analisa kefir susu kambing berbeda dengan literatur. Hal ini diduga
Total Bakteri Asam Laktat
karena adanya perbedaan bahan baku yang digunakan. Nama | NPM Fak - Prodi
Hal
ini
sesuai
dengan simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Perlakuan
Jumlah (cfu/ml)
hasil analisa kefir susu kambing setelah pengeringan mengalami penurunan total
Control kefir 2,2 x 109± sd 0
P1 bubuk kering
mikroba, penurunan mikroba diduga karena pendinginan waktu pengeringan. Penurunan
Kefir bubuk ketahanan sel probiotik setelah proses freeze drying pembekuan
disebabkan
oleh
dan pengeringan.
proses
dengan
1,58 x 1010± sd
penambahan
836,66003
P2
Proses gliserol
pembekuan menyebabkan sel kehilangan kestabilannya, sehingga
menjadi mudah Kefir bubuk
rusak selama pengeringan. Faktor utama dengan penyebab kerusakan akibat pengeringan
1,9 x 107± sd 1
P3 penambahan
sel bakteri kemungkinan karena shock premix osmotik dengan kerusakan membran dan perpindahan berpengaruh
ikatan
hidrogen
terhadap
yang
sifat-sifat Keterangan P1: kontrol kefir bubuk
makromolekul hidrofilik dalam sel (Ray, kering. P2 Kefir bubuk dengan penambahan 1993). Gliserol 2 ml. P3 Kefir bubuk dengan penambahan premix 10 gram. B.
Kandungan TPC (Total Plate Count)
Tabel 3. Tabel Rerata Total Plat Count (TPC) kefir bubuk setelah pengeringan pada penambahan gliserol (2) dan Tepung Dekstrin (3)
Pada tabel 3 menunjukan bahwa dalam penambahan bahan pengisi perlakuan P2 (Gliserol) menunjukan jumlah TPC (Total Plat Count) Paling tinggi hal ini desebabkan gliserol mampu sebagai Adible film atau melapisi bakteri waktu pemanasan
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
atau pengeringan. Dari hasil sidik ragam
penyalutan tipis suatu inti berupa padatan,
lampiran 1.1 (P > 0,05) berpengaruh nyata
cairan atau gas dengan suatu polimer
terhadap kandungan TPC (Total Plat Count)
sebagai dinding pembentuk mikronkapsul
kefir bubuk susu sapi. Hasil uji BNT
(Bakan, 1986) penyalutan pada suatu
berdasarkan
padatan, cairan atau gas dengan bahan lain
kualitas
susu
sapi
menunjukkan bahwa nilai rataan tertinggi
untuk
jumlah TPC (Total Plat Count)
pada
enkapsulasi(inti,agen aktif, bahan yang diisi
perlakuan penambahan Gliserol sebesar
fase internal atau nucleus) di kelilingi oleh
1,58 x 1010, hal ini desebabkan gliserol
material membran (enkapsulan, pembawa
mampu sebagai edible film atau melapisi
penyalut, membran cangkang atau dinding)
bakteri waktu proses pemanasan atau
sedangkan istilah sphore digunakan ketika
pengeringan.
inti terdispersi atau terlarut dalam pembawa
Giserol berfungsi sebagai Edible
Gliserol akan menyelimuti bakteri atau mikroba karena dia adalah agen emulsi
dipergunakan untuk melapisi permukaan
yang bisa berikatan dengan polar dan non
dari makanan yang mempunyai fungsi
polar
penghambat
dapat
disebut
dimakan,
sebagai
yang
partikel
(Senoto, 2008)
film adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan-bahan
membentuk
transfer
massa Pada tabel 3 menunjukan bahwa
(misalnya kelembaban, oksigen, lemak dan dalam penambahan bahan pngisi perlakuan zat pelarut) atau sebagai carrier bahan P3 (Tepung premix) jumlah TPC (Total makanan
atau
additive
dan
untuk Plate Count) menurun Hal ini disebabkan
meningkatkan
penanganan
makanan didalam komposisi tepung premix terdapat
(Krochta,1992) garam. Garam Proses pelapisanya menggunakan metode
mikronkapsulasi
Nama | NPM Fak - Prodi
yaitu
suatu
berfungsi
sebagai
anti
bakteri karena garam akan beraksi merusak dinding sel bakteri dengan cara menyerap simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mantel air dari protein yang terdapat pada
(Bakteri asam laktat) Paling tinggi hal ini
dinding sel bakteri (fenema 1998).
desebabkan gliserol mampu sebagai (adible
C.
Kandungan BAL (Bakteri Asam
film)
atau
melapisi
bakteri
waktu
pemanasan atau pengeringan. Dari hasil
Laktat)
sidik ragam lampiran 1.2 (P > 0,05) Tabel 4 . Tabel Rerata kandungan bal (bakteri asam laktat) kefir bubuk setelah pengeringan pada penambahan gliserol (2) dan Tepung Premik (3)
berpengaruh nyata terhadap kandungan TBAL (Total Bakteri asam laktat) kefir bubuk susu sapi. Hasil uji BNT berdasarkan kualitas susu sapi menunjukkan bahwa nilai
Perlakuan
Jumlah (cfu/ml) rataan tertinggi
P1
Control kefir 8.2 x 107± sd 2 bubuk kering
Bakteri
asam
jumlah laktat)
TBAL (Total pada
perlakuan
penambahan Gliserol sebesar 1.26 x 108, hal ini disebabkan gliserol mampu sebagai
P2
Kefir bubuk (edible film) atau melapisi bakteri waktu dengan
8±
1.26 x 10 sd pemanasan atau pengeringan.
penambahan
5,4772256 Gliserol berfungsi sebagai adible
gliserol
film. Edible Film didefinisikan sebagai P3
Kefir bubuk
lapisan tipis yang melapisi suatu bahan
dengan
makanan yang berasal dari bahan yang 0± sd 0
penambahan premix
dapat dikonsumsi dan berfungsi untuk melindungi kelembaban,
bahan oksigen
makanan dan gerakan
dari zat
terlarut (Bourtoom, 2007) Pada tabel 4 menujukan bahwa dalam penambahan bahan pengisi perlakuan P2 (Gliserol) menunjukkan jumlah BAL Nama | NPM Fak - Prodi
Proses pelapisannya menggunakan Metode Enkapsulasi yaitu suatu teknik simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
penyalutan bahan sehingga bahan yang
yang dijelaskan pada alenea sebelumnya.
disalut dapat dilindungi dari pengaruh
Kandungan BAL pada kefir bubuk dengan
lingkungan.
disebut
penambahan pemix hilang disebabkan oleh
yang
karena BAL (Bakteri asam laktat) tidak
disalut/dilindungi disebut core. Enkapsulasi
tahan terhadap garam sedangkan total
pada bakteri dapat memberikan kondisi
mikroba yang terhitung pada TPC di duga
yang mampu melindungi mikroba dari
merupakan mikroba yang tahan terhadap
pengaruh
garam contohnya adalah khamir (Fardias,
Bahan
enkapsulan
penyalut
sedangkan
lingkungan
yang
tidak
menguntungkan, seperti panas dan bahan kimia.
(Young, dkk.,1995; Frazier dan
Westhoff,
1998;
Victordan
2001). Daeschel
(1989)
bahwa pertumbuhan bahan jumlah
air
pertumbuhan
C. KESIMPULAN
Heldman, Berdasarkan hasil penelitian diatas
menyatakan
mikroba
dalam
kaitannya
dengan
yang tersedia
untuk
pangan erat
1989).
mikroba didalamnya.
Jika
kandungan air bahan diturunkan, maka pertumbuhan mikroba akan diperlambat.
dapat disimpulkan jumlah bakteri TPC (Total Plat Count) dengan penambahan gliserol adalah 1,58 x 1010 cfu/ml
dan
penambahan tepung premix adalah 1,9 x 107 cfu/ml. Jumlah Bakteri Asam Laktat (BAL) dengan penambahan glisero 1.26 x 108 cfu/ml dan penambahan tepung premix
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dalam penambahan bahan pengisi perlakuan P3 (Tepung premix) jumlah BAL (Bakteri asam laktat) menurun sangat drastis. Hal ini disebabkan
didalam
komposisi
tepung
premix terdapat kandungan zat garam.
adalah 0 cfu/ml. Metode pengeringan kefir terbaik pada penelitian ini adalah frezze driying dengan penambahan gliserol karena mampu mempertahankan jumlah TPC dan BAL
mendekati
kefir
susu
sebelum
dikeringkan.
Garam berfunsi sebagai anti bakteri seperti
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
D. SARAN Berdasarkan penelitian
hasil
disarankan
dari untuk
mendapatkan hasil Bakteri asam Laktat (BAL) dan TPC yang tinggi
Starch.Departement f Material product Technology, Shonkhala. At http://visnu.sut.ac.th food Daeschel, M.A. 1989. Antimicrobial substance from lactis acid bactria for use as food preservation. Journal of food technology 43.
pada kefir kering menggunakan penambahan bahan pengisi gliserol. Selain dengan penambahan gliserol perlu
dicoba
dengan
metode
pengeringan yang lain. 4.
DAFTAR PUSTAKA
Albaarri, AN dan Murti, T.W. 2003. Analisa PH, Keasaman dan Kadar laktosa pada Yakult, Kefir dalam proceeding Simpoosium Nasional Hasil penelitian di UNIKA Soegijaprnata, Semarang. Anonim, 2009.“Kegunaan Tepung Terigu”. www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 24 Juni 2015. Bakan,
J.A. (1986). Microencapsulation dalam lachman, liet al, the Theory and practive of industrial phamasy. (3rd.ed) philadelphia; lea dan fibiger.861.889
Bourtoom, T. 2007. Effect of Some Process parameters on The Properties of Edible Film prepared From Nama | NPM Fak - Prodi
E.Ishak. S. Amruloh. (1985). Ilmu dan tecnologi pangan. BKSPTH. Indonesia bagian timur ujung padang..P.100) Fardiaz, S., 1989. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta. Gaman, P. M. Dan K. B. Sherrington. 1981. Ilmu Pangan : Pengaturan Ilmu pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. UGM-Press, Yogyakarta. Haenlein, G.F.W. 2004. Goat Milk in Human Nutrition. Small Ruminan Research, 51: 155163 Hintono, A., Sutaryo., Nahariah., A.M. Legowo. 2013. Evaluasi metode pengeringan vakum-freeze drying pada tekanan pengeringan dan ketebalan cairan sample yang berbeda terhadap karakteristik fungsional tepung putih telur. Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Bioproses (SRKP). Tanggal 28-29 Agustus 2013. Fakultas Teknik Kimia, Universitas Diponegoro. Semarang. ISSN: 1411-4216.
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kompan, D. and A. Komprej. 2012. The Effect of Fatty Acids in Goat Milk on Health. Krochta J,M,. 1991, "Edible coating 24 And Films toImprove food Quality'', CRC Press Boca Raton,New York. Legowo, A.M. 2005. Diversifikasikn Produk olahan dengan Bahan Baku susu. Di dalam: Kegiatan pengembangan forum Kerjasama “Stakeholders” Industri pengolahan susu. Semarang 17-18 mei 200 Hlm 1-17. Meffert.A.1984.Technical Uses of Fatty Acid Ester.J.Am.Oil.Chem.Soc Ngeti 35.blogspot.com/2013/12/lez ette-tepung.premix hlml)
Temperature Coating thesis.
Curing
powder
Tamime, A.Y. and R.K. Robinson. 1989. Yoghurt Science and Technology. Pergamon Press Ltd, Englan. Usmiati, S. 2007. Kefir, Susu Fermentesi dengan Rasa Menyegarkan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 29, No. 2 Wahyuni, S. 2001. Mempelajari karakteristik fisik dan kimia edible film dari gelatin tulang domba dengan plasticizer gliserol. (Skripsi). Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Hlm. 78
Pagliaro, Mario., Rossi, Michele., 2008. The Future of Glycerol: New Uses of a Versatile Raw Material. RSC Green Chemistry Book Series.
Young,
Rahman, A., S. Fardiaz, W.P.Rahaju, Sulaiman dan C.C.Nurwitri. 1992. Bahan Pengajaran Teknologi
Zuriati, Y., R.R.A. Maheswari dan H. Susanty. 2011. Karakteristik Kualitas Susu Segar dan Yoghurt dari Tiga Bangsa Kambing Perah dalam Mendukung Program Ketahanan dan Diversifikasi Pangan. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011. Hlm 613-619
Ray
B.1993 Sublethal injury. Bacteriocins and Food Microbiolog. ASM News 59, 288291.
Senatore, D .(2008). Microenkapsulasi, For Controllend Releose of liquiid Crosslinker,Towards low
Nama | NPM Fak - Prodi
dkk.1995: Frazier dan Westhoff, 1998: victor dan Heldman, Advenced microbiology. New Delhi: Oxford and IBH publising CO.
simki.unpkediri.ac.id || 16||