RISET PEMBINAAN TENAGA KESEHATAN (RISBINAKES) 2014
UJI EFISIENSI CELAH (SHUTTER) KOLIMASI PERALATAN SINAR-X DI LABORATORIUM DAN DUA INSTALASI RADIOLOGI RS LAHAN PKL JUR TRO POLTEKKES JAKARTA II Peneliti : Dra. Hj. Gando Sari, M.Kes Sriyatun, SKM, MKM
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II 2014
I. 1.1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Proses belajar mengajar praktek pada Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, terdiri dari praktek di Laboratorium (PBP), praktek kerja lapangan (PKL) dan praktek kerja nyata (PKN), yang selalu menggunakan peralatan sinar-x, adapun peralatan sinar-x yang ada di laboratorium perlu dilakukan uji efisiensi celah (shutter) Kolimator, begitu juga peralatan sinar-x yang berada di beberapa lahan PKL. Tabung sinar-x merupakan tempat dihasilkannya sinar-x dari adanya perbedaan potensial yang tinggi antara katoda dan anoda, pada bagian luar tabung sinar-x terdapat kolimator yang merupakan alat pembatas radiasi yang umumnya digunakan pada radiografi, yang terdiri dari dua set penutup (shutter) timbal yang saling berhadapan dan bergerak dengan arah berlawanan secara berpasangan (Carlton R. Richard, 1992 : 231). Berdasarkan hasil observasi peneliti pada peralatan sinar-x merk Sh di Laboratorium Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi didapatkan adanya pergeseran shutter pada kolimasi yang terlihat pada setiap hasil gambaran radiografi. Peneliti berasumsi bahwa setiap peralatan sinar-x yang digunakan terus menerus dalam waktu yang relatif lama, akan berakibat terjadinya penurunan fungsi pada peralatan tersebut, salah satunya pergeseran pada shutter kolimasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi celah (shutter) kolimator peralatan sinar-x yang berada di laboratorium Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta II serta di dua rumah sakit lahan PKL Bersadarkan Permenkes RI Nomor 1250/Menkes/SK/XII/2009, tentang pedoman kendali mutu peralatan radiodiagnostik, menyatakan apabila shutter kolimasi pada peralatan sinar-x berfungsi dengan baik, maka pada film rontgen tidak ada efek kebocoran radiasi yang berupa gambaran penghitaman pada film.
0
II. KERANGKA KONSEP 2.1. Kerangka Konsep Shutter kolimasi dua peralatan sinar-x Lab Jur TRO Golden Standart Permenkes no 1250/Menkes/ SK/XII/2009
Shutter kolimasi beberapa peralatan sinar-x RS X Shutter kolimasi beberapa peralatan sinar-x RS Y
Variabel bebas
Variabel terikat
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif cross sectional, melakukan pengujian celah (shutter) kolimator terhadap peralatan sinar-x yang terdapat di laboratorium dan dua Instalasi Radiologi lahan PKL mahasiswa Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Jakarta. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENELITIAN 1. Peralatan sinar-x Laboratorium Jurusan TRO 1.1 Merk : RD,Transportix 16 MLP 2009.
Gambar 4.1. Peralatan Sinar-x RD, hasil uji shutter 1.2 Merk : SH, Stationary General Multi Pulpose 1993
Gambar 4.2. Peralatan sinar-x SH dan hasil uji shutter 1
2 Peralatan sinar-x Rumah Sakit X 2.1 Merk : SM, Multi Pro Top, Bucky Wallstand 2010
Gambar 4.3. Peralatan Sinar-x SM dan hasil uji shutter (RS. X) 2.2 Merk : SM, Sieroscope Cx 1996
Gambar 4.4.Peralatan sinar-x SM-Cx dan hasil uji shutter (RS. X) 2.3 Merk : SM, Polymobile Plus Portable 2013
Gambar 4.5. Peralatan sinar-x SM dan hasil uji shutter (RS. X)
2
2.4 Merk
: SM, General multix PRO P, Bucky Wallstand 1998
Gamb ar 4.6. Peralaan sinar-x SM-General Multix dan hasil uji shutter (RS. X) 3. Peralatan Rumah Sakit Y 3.1 Merk
: SH, mobile art model x-ray tube assembly 2012
Gambar 4.7. Peralatan sinar-x SH mobile art model dan hasil uji shutter (RS.Y) .
3.2 Merk
: SM, mobile art model x-ray tube assembly 2008
Gambar 4.8. Peralatan sinar-x SM (RS. Y)
3
2.3.1 Proses Pengujian Celah (Shutter) Kolimator Alat dan Bahan
: Kaset yang berisi film dengan ukuran 18 cm x 24 cm.
Cara Kerja : o Pastikan peralatan sinar-x. dilakukan warming up o Tempatkan kaset diatas meja pemeriksaan pada jarak satu meter dari fokus tabung sinat-x. o Atur eksposi pada 80 kV dan 40 mAs, dan lakukan eksposi pertama dengan pengaturan satu sisi shutter kolimator dalam keadaan tertutup rapat, dan pengaturan sisi shutter kolimator lainnya dalam keadaan terbuka lebar o Lakukan prosedur yang sama sebagaimana penjelasan diatas, tetapi pengaturan sisi shutter kolimator yang sebelumnya tertutup sebaliknya dibuka lebar, dan sisi shutter kolimator yang sebelumnya terbuka penuh akan ditutup rapat. o Kemudian film yang telah menerima dua kali eksposi tersebut diatas, dilakukan pencucian film dengan automatic processing unit. 2.4 Pembahasan Hasil yang menunjukan shutter kolimator tersebut berfungsi dengan baik, ditandai dengan tidak adanya kebocoran atau penyimpangan dengan ditandai tidak terdapatnya gambaran hitam pada film yang telah dieksposi dan juga telah dilakukan prosessing film. 2.4.1 Peralatan Sinar-x Laboratorium Jurusan TRO 1. Hasil uji shutter kolimator merk RD menunjukan shutter tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya kebocoran pada sisi transversal sebesar 14 cm, sedangkan sisi longitudinalnya berfungsi dengan baik. 2. Hasil Uji shutter kolimator merk SH menunjukan shutter tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya kebocoran yang tidak merata pada sisi longitudinal dengan ukuran 8 cm, dan terjadi pergeseran kearah bucky tray sebesar 2,5 cm, sedangkan sisi transversalnya berfungsi dengan baik. 2.4.2 Peralatan Sinar-x Rumah Sakit X 1. Hasil uji shutter kolimator merk SM-m, menunjukan shutter tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya kebocoran pada sisi transversal dengan ukuran 2,3 cm, sedangkan sisi longitudinalnya ada kebocoran tidak merata dengan ukuran 3,5 cm . 2. Hasil uji shutter kolimator merk SM-s menunjukan shutter kolimator tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya kebocoran menyeluruh pada sisi transversal dan longitudinal. 3. Hasil uji shutter kolimator merk SM-p menunjukan shutter kolimator tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya kebocoran tidak merata pada sisi transversal dengan ukuran 4,5 cm dan sisi longitudinal 10,5 cm. 4. Hasil uji shutter kolimator merk SM-g menunjukan shutter kolimator tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya kebocoran menyeluruh pada sisi transversal dan longitudinal. 4
4.2.3. Peralatan Sinar-x Rumah Sakit Y 1. Hasil uji shutter kolimator merk SH (menunjukan shutter kolimator berfungsi dengan baik, terlihat dengan tidak adanya kebocoran pada kedua sisi transversal dan longitudinal. 2. Hasil uji shutter kolimator merk SM, menunjukan shutter kolimator tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya kebocoran sedikit pada sisi longitudinal dengan ukuran 0,8 cm. V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : Hasil yang didapat dari pengujian dua unit peralatan sinar-x di laboratorium Jurusan TRO menunjukan kebocoran yang cukup besar (merk RD) dan adanya penyimpangan berupa pergeseran (shutter) kolimasi ke arah bucky tray (merk SH). Hasil yang didapat dari pengujian empat unit peralatan sinar-x di RS X menunjukan keseluruhan peralatan sinar-x di RS X terdapat kebocoran, dengan rincian dua unit peralatan sinar-x terdapat kebocoran yang signifikan (merk SM-s dan merk SM-g) dengan gambaran kehitaman pada film yang menyeluruh, dan dua unit peralatan sinar-x yang menunjukan kebocoran yang cukup besar. Hasil yang didapat dari pengujian dua unit peralatan sinar-x di RS Y menunjukan hasil yang baik, tidak terdapat kebocoran sama sekali (merk SH) dan satu unit peralatan sinar-x yang mengalami sedikit kebocoran pada sisi longitudinal (merk SM). 5.2 Rekomendasi Setelah diketahui dari hasil pengujian shutter kolimator peralatan sinar-x pada laboratorium Jurusan TRO, RS X, RS Y perlu dilakukan perbaikan shutter kolimator, pada peralatan sinar x yang mengalami kebocoran. DAFTAR PUSTAKA 1. Carlton, R. R., & Arlene, M. C. (1992). Principle of Radiographic Imaging, Delmar Publicer, New York. 2. IAEA. International Basic Safety Standards for Protection Againts Ionizing Radiation and for The Safety of Radiation Sources. Safety Series No. 115. IAEA, Vienna (2003). 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2009), Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik, Jakarta. 4. NRCP Report No. 99, (1995), Quality Assurance For Diagnostic Imaging, Bethesda, MD 20814, 7910 Woodmont Avenue.
5