Uji Efektivitas Bakteri Antagonis Corynebacterium Untuk Mengendalikan Kresek (Xanthomonas campestris pv. orizae) Pada Tanaman Padi MT.2012
INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) Wilayah V PINRANG DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UPTD.BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROPINSI SULAWESI SELATAN
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kajian
: Uji efektivitas bakteri antagonis Corynebacterium untuk mengendalikan Penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv.Orisae) pada tanaman padi.
Nama
: Ir. H. RUSLAN PATIHONG
N I P
: 19580925 198303 1 009
Tugas/kegiatan
: Karya tulis/karya ilmiah dibidang pengendalian OPT.
Tanggal pengesahan :
November 2012
Disetujui dan disahkan Kepala UPTD. BPTPH Propinsi Sul Sel.
Ir. H. FIRDAUS HASAN, MP. NIP. 19571101 198303 1 015
BIODATA Nama /NIP
: Ir. H. RUSLAN PATIHONG / 19580925 198303 1 009
Tempat/Tgl. Lahir
: Pangkajene, 25 September 1958.
Pendidikan
: S1 Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Hasanuddin September 1984
Pangkat/Golongan
: Pembina / IV b (Pejabat Fungsional POPT. Madya)
Pekerjaan
: Pimp. LPHP/IP3OPT Wilayah V Pinrang
Unit Kerja
: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur Propinsi Sulawesi Selatan
Keluarga
: Isteri 1 Orang (Hj. Nuraini K. SP) Anak 4 Orang (Nelly Mandela, Faradiba, Muh.Felayati dan Muh.Khatami)
Alamat Rumah
: Jl. Syarif Algadri No. 26 Pangkajene, Sidrap Telp. 0421 3580 245, HP.081355131733
Kantor
: Jl. Rappang KM.12 AresiE Tiroang Pinrang Telp. 0421 391 5127
v
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Taufik-Nya, sehingga laporan kegiatan pelaksanaan Kajian “ Uji efektifitas bakteri antagonis
Corynebacterium untuk mengendalikan penyakit Kresek (Xanthomonas
campestris pv. orizae) pada tanaman padi MT. 2012” yang merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan di Wilayah Instalasi Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT (IP3OPT) Wilayah V Tiroang - Pinrang dapat diselesaikan dengan baik. Pada Laporan ini berisi tentang Hasil pengamatan efektifitas beberapa perlakuan cara aplikasi bakteri antagonis Corynebacterium. Dari hasil yang diperoleh dengan konsentrasi
koloni
bakteri
antagonis
Corynebacterium
106
Cpu/cc
mampu
mengendalikan penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. orizae) pada tanaman padi MT. 2012 dan dilapangan mampu memperlihatkan perbedaan serangan dan produksi ubinan yang nyata. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga koreksi dari permbaca diharapkan dapat menyepurnakan, namun demikian kami mengharap agar dapat dijadikan dasar dan sumber informasi bagi pengembangan kegiatan agensia hayati dimasa datang. Amin. Tiroang, 8 September 2012 Pimp. IP3OPT Pinrang
Ir. H.RUSLAN PATIHONG NIP. 19580925 198303 1 009
vv
Abstrak Serangan Penyakit Kresek tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri (Xanthomonas campestris pv. orizae) merupakan salah satu opt utama tanaman padi di Provinsi Sulawesi Selatan yang menyerang tanaman padi dari pesemaian sampai berbuah. Akibat serangan OPT ini dapat menurunkan produksi 10 -20 persen, pengendalian opt ini masih mengandalkan Bakterisida karena dianggap lebih praktis dan cepat. Cara pengendalian tersebut banyak membarikan dampak negative terhadap lingkungan agroekosistem dan kesehatan petaninya. Untuk itu dilakukan Uji Efektivitas bakteri antagonis Corynebacterium terhadap serangan penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. orizae) pada tanaman padi. Tujuan untuk mengetahui efektifitas cara aplikasi bakteri antagonis Corinebacterium dalam mengendalikan penyakit Kresek yang disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv. Orizae . Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap Musim tanam 2012 dengan menggunakan Rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih dengan konsentrasi 5 cc/Ltr air bakteri antagonis Corynebacterium 15 menit (kepadatan koloni bakteri 106 Cpu/cc) sebelum tanam dan penyemprotan pada umur 14 Hst, 28 Hst dan 42 Hst memberikan hasil lebih baik dibanding perlakuan lain.
DAFTAR ISI Teks
halaman
Kata Pengantar .............................................................................................
v
Abstrak .............................................................................................................
vv
Daftar tabel & Gambar...........………………………................................………..…….
ii
Daftar Lampiran ..........................................................................................
iii
PENDAHULUAN 1.
Latar belakang
………………………................................…..…………...
1
2. Tujuan, ..................................................…….........……………….…...……..
2
3. Keluaran …………………………….………..…………………………….……….……….
2
BAHAN DAN METODE 1. Tempat dan Waktu …………………………………………..……..….......................
3
2. Bahan dan alat …………….. ……………………………….……......................………
3
3. Metode Pelaksanaan ……………..…………………………….……..................…...
3
a. Di laboratorium ...............................…………………............……..……….
3
b. Di Lapangan .......................………………………….…….................…………..
4
HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Intensitas Serangan Kresek (X.campestris Pv. Orisae).......…...................
8
2. Hasil Produksi ubinan ………………………………………….........................……… 11 3. Informasi Pengendalian .......................................…………..…………………… 12 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ……….……………………………………………….................................... 13 2. Saran …...………………………………………………………….................................... 13 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL Nomor
teks
Tabel 1. Skor penilaian tingkat serangan penyakit Bakteri Kresek (Xanthomonas campestris pv. Orizae)........................................
halaman
7
Tabel 2. Denah letak keadaan petak perlakuan percobaan dilapang............
8
Tabel 3. Hasil pengamatan rata-rata intensitas serangan Kresek Setiap minggu setelah aplikasi Corynebacterium MT.2012..............
10
Tabel 4. Hasil pengambilan ubinan masing masing petak ulangan Sesuaplikasi Corine bacterium pada tanaman padi........................
Nomor
DAFTAR GAMBAR Teks
Gambar 1 & 2. Keadaan pengujian beberapa perlakuan aplikasi Corynebacterium untuk pengendalian penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. Orizae).........................................
11
Halaman
15
Gambar 3. Gejala serangan penyakit Kresek (X. campestris pv. Orizae) Pada perlakuan kopntrol umur 49 Hst Vrs Sembada 168 ...................
16
Gambar 4. Tanaman menunjukkan gejala setelah diinokulasi (X. campestris pv. Orizae) dengan cara inokulasi gunting............
16
Nomor
DAFTAR LAMPIRAN Teks
Halaman
Lampiran 1. Hasil pengamatan rata rata intensitas serangan Kresek setiap minggu setelah diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sesuai perlakuan MT.2012 Umur 28 – 70 Hst…………
16
Lampiran 2. Sidik Ragam intensitas serangan Kresek setiap minggu setelah diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sesuai perlakuan MT.2012 Umur 28 – 70 Hst…………………………………………..……
17
Lampiran 3a. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 21 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 18. Lampiran 3b. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 28 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 19. Lampiran 3c. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 35 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 20. Lampiran 3d. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 42 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 21. Lampiran 3e. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 49 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 22. Lampiran 3f. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 56 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 23. Lampiran 3g. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 63 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 24. Lampiran 3h. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang Ditemukan pada rumpun contoh umur 70 Hst disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 25. Lampiran 4.
Hasil Produksi ubinan disetiap Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012.............................................................................................................
26
Lampiran 5. Daftar hasil pengamatan C. hujan harian SMPK Tiroang MT.2012......... 27
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Padi ( Oryza sativa L.) merupakan komoditi utama sebagai bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Sampai saat ini beras masih merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sekitar 90 persen penduduk Indonesia. Produksi padi di Sulawesi Selatan sangat bervariasi antara 3 sampai 7 ton per hektar gabah kering panen dalam keadaan musim normal. Produksi tersebut masih dapat ditingkatkan jika didukung oleh sarana produksi yang memadai dalam pengendalian hama dan penyakit yang intensif (Suparyono dan Agus, 2004). Adanya perkembangan terus menerus dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, memungkinkan peningkatan produksi baik dalam kuantitas maupun kualitas. Adanya perkembangan terus menerus dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, memungkinkan peningkatan produksi baik dalam kuantitas maupun kualitas. Walaupun demikian peningkatan hasil atau produksi ini masih dibayangi laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Berbagai upaya misalnya, intensifikasi yang berjalan dengan langkah pasti membawa
Indonesia
untuk
mencapai
swasembada
beras
(Anonim,2001).
Swasembada beras mempunyai posisi penting dan strategis dalam memelihara kemantapan dan ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, penyediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan merupakan salah satu sasaran utama dalam rencana pembangunan pertanian nasional. Berbagai upaya pelestarian peningkatan swasembada pangan, khususnya beras yang telah tercapai pada tahun 1984, selalu dihadapkan pada berbagai faktor kendala. Salah satu kendala yang berhubungan erat dengan peningkatan produksi adalah system budidaya serta pengendalian hama dan penyakit yang lebih baik (Edi Soenarjo, Djoko Damardjati dan Mahyuddin Syam,2001).
2 Faktor-faktor penyebab penurunan hasil peroduksi beras tersebut antara lain sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik dan faktor biotik. Factor biotik yang banyak mempengaruhi adanya gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). (Mahmud M. dan Farida,1995). Penyakit Kresek pada tanaman padi sangat penting bagi para petani karena dalam setiap musim tanam dijumpai menyerang tanaman padi, kresek disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Orizae menyerang tanaman padi pada fase semai dan fase Generatif yang dapat menurunkan hasil produksi petani 10-20%. Untuk mengendalikan penyakit kresek petani memilih menggunakan pestisida (Bakterisida) karena dianggap lebih praktis dan cepat, penggunaan pestisida secara terus menerus tentu saja akan menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan berupa residu bahkan dapat menyebabkan Patogen penyakit menjadi resisten hal ini justru memperburuk keadaan ekosistem.
Keadaan ini tentu bertentangan
dengan nilai-nilai PHT dengan mengedepankan Agroekosistem, untuk itu kita harus menggunakan metode lain yang ramah lingkungan dalam mengendalikan penyakit kresek, salah satunya adalah dengan menggunakan agensi hayati bakteri antagonis Corynebacterium, Corynebacterium ini efektif untuk pengendalian penyakit kresek dan blas. Agens hayati ini eksplorasi dan diisolasi dari daun padi yang sehat diantara daun daun padi yang terinfeksi penyakit kresek 2. Tujuan Untuk mengetahui cara aplikasi dan Waktu Pembemberian bakteri antagonis Corynebacterium yang tepat dan efektif untuk menekan serangan Kresek yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Orizae. pada tanaman padi. 3. Keluaran Hasil dari kajian ini dapat dijadikan informasi dan rekomendasi dalam pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi.
BAHAN DAN METODE 1. Tempat dan Waktu Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai September 2012 (Semai Tgl 20 Mei, Tanam 10 Juni dan Panen 27 Agustus 2012) dengan cara uji coba dalam bentuk plot di Desa Sipodeceng, Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap atau sekitar 200 km arah utara kota Makassar. 2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan terdiri dari : -
Tanaman padi Varietas Ciliwung
-
Media perbanyakan bakteri Corynebacterium (kentang, daging, dan gula) Alat yang digunakan :
-
Cangkul, Handsprayer dan Ember
-
Alat-Alat Laboratorium (Autoclave, ruang isolasi, cawang, erlenmeyer, dll)
-
Alat Tulis menulis
3. Metode Pelaksanaaan a. Di laboratorium
Eksplorasi Agens ini dengan cara diisolasi dari daun padi yang sehat diantara daun padi yang terinfeksi penyakit kresek kemudian di kembangkan di media PDA (Dilakukan di Jatisari dan Lab.Agens hayati Maros).
Pengembangan di media cair (Dilakukan Di LAH/IP3OPT Pinrang)Kentang dikupas, dipotong kecil-kecil, direbus sampai mendidih dan ditambah gula pasir dan seterusnya disterilkan sampai diinokulasi dengan isolat dengan perbandingan bahan (untuk satu tabung isolat, bahan kentang 1500 gram, gula pasir 75 gram dan air 5 liter air), selanjutnya distrilkan dan didinginkan disebut media cair.
4
Media cair dimasukkan dalam fermentor (Galon yang sudah dilengkapi alat pemompa angin) untuk pernapasan dan dapat mengelembungkan media cair tersebut.
Setelah media cair dimasukkan difermentor pemindahan starter bakteri antagonis Corynebacterium dari PSA ke media cair didalam fermentor dan selanjutnya fermentor dijalankan dengan tenaga aerator listrik.
Setelah berjalan selama seminggu media cair tersebut sudah bisa di panen.
b. Di Lapangan Kajian ini dilaksanakan dalam bentuk pengujian yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan yaitu : A = Perendaman bibit dengan bakteri antagonis Konsentrasi 5 cc/Ltr air ± 15 menit sebelum dan penyemprotan 14, 28 dan 42 Hst. B = Tanpa perendaman bibit, penyemprotan 14, 28, dan 42 Hst. C = Penyemprotan bila ada gejala serangan Kresek. D = Kontrol Kajian ini 4 perlakuan diulang 6 kali sehingga terdapat 24 petak, dengan luas petakan masing-masing 5 m x 5 m. Menggunakan uji statistik Rancangan Acak Kelompok (RAK) sesuai dengan perlakuan. Pengolahan dengan menggunakan handtraktor, kemudian tanah diratakan. Setiap petakan yang telah diratakan dibiarkan dalam keadaaan macak-macak. Penanaman dilakukan setelah bibit padi Ciliwung siap dipindahkan yakni pada umur 20 hari setelah hambur dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Larutan Bakteri antagonis Corynebacterium yang digunakan adalah kepadatan
koloni
bakteri
106
Cpu/cc. Aplikasi
Bakteri
antagonis
Corynebacterium dengan perendaman 5 cc/Liter selama 15 menit pada bibit
5 padi yang sudah cabut dan ditiriskan (Perlakuan A).
Perlakuan
penyemprotan untuk perlakuan A, B, dan C, dilakukan dengan dosis 2,5 liter/Hektar atau konsentrasi 5 ml/Ltr air dengan volume semprot 500 Ltr/Ha, waktu aplikasi sore hari (pukul 16.30 Wita). Pemberian pupuk dilakukan sesuai perlakuan seluas 25 m2 (tiap Petak), pemupukan pertama dilakukan saat tanam dengan dosis masing-masing Urea 150 kg/Ha, SP 36 50 kg/Ha, dan NPK 100 kg/ha, pemupukan kedua dilakukan saat umur 25 HST dengan dosis Urea 50 kg/ha dan pemupukan ketiga dilakukan saat umur 50 HST dengan dosis urea 50 kg/ha. Pemeliharaan tanaman dilakukan setiap minggu setelah tanam, meliputi penyiangan terhadap gulma. Gejala Serangan Kresek (Xanthomonas campestris pv. Orizae) Gejala pada bibit ; Bercak berawal dan pinggir melepuh umumnya berkembang pada daun bawah, selanjutnya bercak membesar, daun berwama kuning cepat mengering Gejala pada helaian daun ; kerusakan biasanya mulai dari pinggir beberapa cm dari ujung, berupa garis, melepuh, selanjutnya luka meluas kepanjang dan lebar pinggimya bergelombang dalam beberapa hari menjadi kuning, daerah yang sehat sebagian melepuh. Luka berawal dari salah satu ujung atau keduanya pada luka yang parah menutupi seluruh daun, berwarna putih menuju abu-abu Pada varietas peka ; kerusakan sampai pelepah daun, meskipun sering berawal dari pinggir daun, mungkin saja luka berawal pada salah satu titik daun yang luka. Pada kasus ini gejala mulanya berupa garis, yang kemudian menutupi seluruh bagian daun, daun hawar, walaupun sebagian masih berwama hijau. Pada varietas tahan ; Dengan kondisi tertentu Garis berwama kuning ditemukan pada bagian pinggir daun, pada daun muda di pagi hari dapat ditemukan Bacterial ooze, Pada keadaan yang parah, gabah dapat terinfeksi. Glumae terdapat penyimpangan warna dan pinggirnya melepuh.
6 Parameter yang diukur Jumlah Anakan, dihitung jumlah anakan yang tumbuh pada saat pembentukan anakan maksimum(50 Hst) dengan metoda sampel 10 rumpun .plot-1 secara sistematis. Penentuan Intensitas Serangan dengan melakukan pengamatan pada 10 rumpun contoh tetap yang dipilih secara sistimatis. Pengamatan dimulai pada umur 14 Hst sampai 70 Hst dengan interval 7 hari. Penilaian intensitas serangan dilakukan atas dasar adanya gejala serangan yang ditimbulkan pada permukaan daun dari setiap rumpun contoh dan dihitung dengan rumus: i
Intensitas Serangan
IP
(n v ) i 0
i
NV
i
x100%
Keterangan: IP ni vi N Z
= Intensitas serangan(%) = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh dengan skala kerusakan = Nilai skala kerusakan dari tiap kategori serangan = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati = Nilai skala kerusakan tertinggi
Tabel 1. Skor penilaian tingkat serangan penyakit Bakteri Kresek (Xanthomonas campestris pv. Orizae) Skor Skala Kerusakan Reaksi 0
Tidak ada infeksi / gejala
Sangat Tahan
1
Luas gejala pada permukaan daun > 1 - ≤ 5%
Tahan
3
Luas gejala pada permukaan daun > 5 - ≤ 25 %
Agak Tahan
5
Luas gejala pada permukaan daun > 25 - ≤ 50%
Agak Rentan
7
Luas gejala pada permukaan daun > 50 - ≤ 75%
Rentan
9
Luas gejala pada permukaan daun > 75 - ≤ 100%
Sangat Rentan
7 Tabel 2. Dena Letak keadaan petak perlakuan percobaan dilapang ____ 5 m ___
A1
C2
D3
B4
A5
C6
D1
A2
C3
C4
D5
B6
B1
D2
B3
A4
C5
A6
C1
B2
A3
D4
B5
C6
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Intensitas serangan Kresek (Xanthomonas campestris pv. Orizae) Hasil pengamatan dan sidikm ragam intensitas serangan Kresek menunjukan bahwa semua perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas serangan. Hasil uji BNJ 0.05 pada tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan A (Perendaman bibit dengan Bakteri antagonis 5 cc/Ltr serta penyemprotan 14, 28, dan 42 Hst menghasilkan intensitas serangan Kresek terendah pada mulai umur 42 sampai 70 Hst berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, kecuali pada umur tanaman 14, 21, 28 dan 35 Hst. karena belum ada gejala serangan. Demikian juga dengan Perlakuan B (Tanpa perendaman yang dilakukan penyemprotan 14, 28 dan 42 Hst) pada umur 42 sampai 70 Hst, juga berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hasil pengamatan Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Hasil uji BNJ Pada table 3 menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih dengan bakteri antagonis 5 cc/lt menghasilkan produksi tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan produksi terendah diperoleh pada perlakuan kontrol Tabel 2. Hasil pengamatan rata-rata Intens. Serangan Kresek setiap Minggu setelah diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sp. sesuai perlakuan MT. 2012 Perlakuan
42 Hst
49 Hst
56 Hst
63 Hst
70 Hst
A
5.27 a
3.40 a
2.0 a
7.57 a
7.37 a
B
8.33 c
10.33 c
5.17 b
7.77 a
8.27 a
C
6.33 b
8.33 b
9.17 c
7.87 a
9.53 b
D
11.33 d
11.33 c
10.83 d
11.03 b
10.57 c
BNJ 0.05
0.906
1.119
0.459
0.668
0.925
KV.
9.491
10.966
5.512
6.366
8.468
Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti berbeda tidak nyata pada taraf 0.05.
9 Interaksi antara pathogen, tanaman dan factor lingkungan sangat mempengaruhi tingkat serangan penyakit Kresek.
Penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan
tanaman, mengurangi ketegaran tanaman dan pembentukan butir Gabah yang tidak sempurna dan serangan berlanjut terjadinya kematian jaringan pada bagian tanaman. Hasil uji BNT 0.05 pada table 2 dan 3 menujukkan bahwa intensitas serangan keresek terendah diperlihatkan pada perlakuan benih dengan perendaman dan penyemprotan bakteri antagonis yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya kecuali pada umur 63 hst. Sedang pada umur 7 sampai 35 Hst tidak berpengaruh nyata karena belum kelihatan gejala serangan. Hal ini diduga bahwa perkembangan Xanthomonas campestris pv. Orizae dipengaruhi oleh umur tanaman dan jenis varietas. Hal ini disebabkan pada umur tersebut tanaman masih dalam tahap perkembangan serta perkembangan selluler dan morpologi kresek masih sangat adaptif pada tanaman padi yang diinfeksinya, disamping itu bakteri Kresek ini mempunyai juga keragaman genetik tinggi. Hasil
pengamatan
intensitas
serangan
Kresek
secara
keseluruhan
menunjukkan bahwa intensitas serangan penyakit Kresek masih rendah terutama pada perlakuan A dan B.
hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan
penyemprotan bakteri antagonis mampu menekan perkembangan serangan Kresek. Sehingga dengan demikian produksi yang diperoleh masih cukup baik (6.35 kg/6.25m2) sebagaimana yang diperlihatkan pada tabel 3.
Disamping itu pula
bahwa penggunaan varietas ciliwung yang masih toleran terhadap perkembangan penyakit kresek. Intensitas serangan Kresek tertinggi diperlihatkan oleh perlakuan control pada semua tingkatan umur tanaman, hal ini disebabkan karena Kresek termasuk OPT utama tanaman padi yang sering menjadi kendala dalam peningkatan produksi tanaman padi.
10 Hal ini pula kondisi iklim pada saat penelitian yang kurang mendukung perkembangan Kresek dilapangan juga kurang berkembang (lampiran 1). Dengan cuaca yang terkadang tidak menentu, menyebabkan perkembangan serangan penyakit juga sulit diperhitungkan. Pengendalian dengan memanfaatkan bakteri antagonis Corynebacterium sp. terhadap patogen sehingga menghasilkan suatu keseimbangan umum yang lebih rendah dari pada keadaan yang ditunjukkan apabila faktor tersebut tidak ada atau tidak bekerja. Trini SK (2006) menyatakan penggunaan agens hayati Corynebacterium dengan dosis kepadatan koloni bakteri 106 Cpu/cc + zat aditif dapat menekan massa bakteri Xanthomonas campestris pv. Orizae dan selanjutnya gejala Kresek pada tanaman padi.
Selanjutnya Corynebacterium mampu menghambat penyebaran
penyakit kresek, secara umum dapat menghambat timbulnya gejala awal, serta menekan penyebaran maupun intensitas serangan dengan dosis 5 cc / liter, Larutan Semprot 500 liter/ha.
Perkembangan serangan Kresak setiap perlakuan MT.2012 12
Ints.Serangan (%)
10 8 6 4 2 0 14
21
28 A
35
42 B
49 C
56
63 D
70
11
2. Hasil produksi ubinan Pengambilan ubinan dilakukan pada masing masing ulangan disetiap perlakuan dengan ukuran 6.25 m2. Hasil ubinan yang disanalisa dengan uji statistik menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), ternyata ditemukan F. Hitung lebih besar dari pada F. Tabel sehingga hasil pengamatan ini perlu diuji lanjutan, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil pengambilan ubinan masing masing petak ulangan disetiap perlakuan aplikasi Corynebacterium pada tanaman padi MT.2012 Perlakuan
Produk (Kg/6.25m2)
Produk (Kg/Ha)
Uji BNJ 0.05
A
6.35 bc
10.160
0.477
B
6.02 b
9.630
C
5.86 b
9.376
D
4.95 a
7.920
BNJ. 0.05
0.477
Dilapang sering muncul serangan secara seporadis pada kondisi agroekosistem yang mendukung terkesang pengendalian sering terlambat karena ; - Belum tersediannya produk bakteri antagonis yang mudah ditemukan di lapang atau di pasaran. Hal ini merujuk untuk bakterisida yang ditujukan pada penyakit padi pun sampai saat ini belum banyak tersedia yang secara resmi terdaftar. - Terbatasnya pengetahuan akan potensi bakteri antagonis, khususnya ditingkat petugas lapang. Penanganan bakteri antagonis memerlukan pengetahuan mikrobiologi yang cukup memadai. Hal ini susah mengidentifikasi antara bakteri yang satu dengan yang lain, secara morfologis serupa akan tetapi secara fisiologis berbeda. - Sosialisasi pemanfaatan bakteri antagonis ditingkat petani harus dilakukan secara bertahap, demo dan demplot harus selalu dilakukan untuk dapat meyakinkannya.
12 3. Informasi cara Pengendalian Penggunaan varietas tahan dan waktu tanam yang baik adalah cara yang paling efektif, Sanitasi seperti membersihan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi/sakit. Jika menggunakan kompos jerami, pastikan jerami dari tanaman sakit sudah terdekomposisi sempurna sebelum tanam pindah. Gunakan benih atau bibit yang bebas dari penyakit hawar daun bakteri, Gunakan pupuk Nitrogen sesuai takaran anjuran dan Jarak tanam jangan sesuai. Cara-cara pengendalian penyakit yang termasuk dalam kelompok eradikasi (Mengurangi, membersihkan dan pemusnahan sumber inokulum) Pengendalian Hayati Aplikasi organisme antagonis, tanaman perangkap, dan bahan organik Rotasi Tanaman Efektif untuk patogen tanah yang tidak bertahan lama dalam tanah Pencabutan dan Pemusnahan Roguing, pencabutan tanaman sakit, Tanaman Sakit pemusnahan inang antara/perantara dan sanitanasi Perlakuan Panas/Kimia pada Membunuh patogen dalam organ dengan Tanaman Sakit perlakuan panas atau kimia Perlakuan Tanah Tanah diperlakukan dengan bahan kimia, panas, digenangi atau diberakan
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa perlakuan A (Perendaman benih dengan bakteri antagonis Corynebacterium sp. 5 cc/ltr selama 15 menit sebelum tanam dan dilakukan penyemprotan 14, 28 dan 42 Hst) memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan perlakuan lainnya. Intensitas serangan Kresek yang disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv. Orizae lebih rendah dan produksi ubinan lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. 2. Saran saran 1. Untuk mendapatkan agens hayati yang dapat menekan serangan OPT pada tanaman padi maka perlakuan perendaman bibit dengan bakteri antagonis 5 cc/lt selama 15 menit sebelum tanam dan dilakukan penyemprotan perlu uji coba pada berbagai jenis varietas tanaman padi. 2. Musim tanam 2012 keadaan curah hujan sangat rendah/kering yang mulai pada umur 42 Hst yang mempengaruhi iklim micro sampai pada malai menguning, sehingga serangan Kresek kurang berkembang. 3. Sebaiknya kegiatan kajian dilakukan dilapang pelaksanaannya berkaitan permasalahan dan saling terkait dengan pengujian yang lain pada waktu dan tempat yang sama, sehingga permasalahan yang terjadi didaerah tersebut dapat diselesaikan dengan aman.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1994. Pengenalan dan Pengendalian OPT padi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Jakarta 1994.
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta (terjemahan Munsir Busman) Hal 713. Anonim, 2001. Padi Buku 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Edi Soenarjo, Djoko Damardjati dan Mahyuddin Syam, 2001. Padi. Pusat Penelitian dan Pengemabangan Tanaman Pangan. Bogor. Mahmud, M dan Farida, 1995. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Antagonis Terhadap Bakteri Hawar Daun Padsi ( Xanthomonas campestris p.v.oryzae) Dalam Peningkatan Peranan Pitopatologi Dalam Pengamanan Produiksi dan Pelestarian Lingkungan. Risalah Kongres Nasional XII dan Seminar lmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (1995).
M.Sudjak Saenong dan Yasin 2000. Dampak Aplikasi Pestisida dalam Perspectif Lingkungan Kesehatan. Suparyono dan Agus, 2004. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sila M., 1993. Microbiologi Ostrinia furnacalis Drywood Termites, Cryptotermes cyanocephalus Light (Kalotermitidae ; Isoptera) The Philippines Los Banos (Thesis). Steinhaus, E.A, 1967. Insect Microbiologycal. Haffier Publishing Company. New York and London. Pp: 396 – 491. Tanada Y, 1987. Microbial Pesticide Pest Control. Academic Press. New York, San Fransisco, London.
Triny S. K. 2006. Pengelolaan penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris pv. Orizae) dalam pengamanan produksi, Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Makala yang disampaikan pada acara Temu Teknologi Pengendalian OPT Spesifik Lokasi Dalam Pemasyarakatan PHT Berbasis Lingkungan,di Cipayung 25 – 27 April 2006 Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gaja Mada University Press 273 hal
28
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan Uji Efektifitas Bakteri Antagonis Corynebacterium Untuk Mengendalikan Penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. orizae) Pada Tanaman Padi. Waktu / Bulan / Minggu No Kegiatan Ket. Mei Juni Juli Agust Sept Okto 1.
2.
3.
Persiapan -Perencanan -Belanja Bahan ATK -Belanja Bahan Lapangan Pelaksanaan -Koordinasi -Penentuan Lokasi -Ploting/sampel -Pengamatan lapang -Pengamatan Lab -Pengolahan data -Analisis data Pelaporan & Dokumentasi -Dokumentasi -Penyusunan laporan
X X XX X XX
X XX X
X X X X X X X
X X X X X
X X
X X X X X X
X X
Pelaksana/ Penanggung Jawab Kegiatan 1. Ketua
: Ir. H. Ruslan Patihong
2. Sekretaris
: Nuralam, SP
3. PUMK
: H. Jamaluddin
4. Anggota
: - Rafiuddin Nirjal, SP (Staf IP3OPT) - Hj. Nuraini K, SP (Staf IP3OPT) - A. Anwar Nawawi (Staf IP3OPT) - H. Jamaluddin (Staf IP3OPT)
X X
X
X X X X
X X
X X
X X X
18 Lampiran 3a. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 21 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung 1 5 0 0 0 0 0.2 0.5 0.1 2 6.8 0 0 0 0 0.3 0.4 0.2 3 7.2 0 0 0 0 0 0.5 0 A 4 6.7 0 0 0 0 0.2 0.4 0.2 5 6.4 0 0 0 0 0.3 0.3 0.1 6 7.5 0 0 0 0 0.3 0.3 0 Rata-rata
B
1 2 3 4 5 6
6.6 5.9 6.7 6.4 7.5 7.5 7.8
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.22 0.2 0.2 0.3 0.3 0.2 0.2
0.4 0.4 0.4 0.3 0.3 0.6 0.6
0.1 0.1 0.2 0.1 0 0 0
1 2 3 4 5 6
6.97 7.3 7.3 7.2 8.6 7.8 8.5
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.23 0.2 0 0.2 0.2 0.1 0.2
0.43 0.4 0.3 0.4 0.6 0.3 0.9
0.07 0.2 0.2 0.1 0.1 0 0
1 2 3 4 5 6
7.27 6.8 7.6 6.8 7.6 7.6 7.4
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.13 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.2
0.37 0.8 0.7 0.8 0.6 0.5 0.4
0.17 0 0 0 0 0 0
7.07
0
0
0
0
0.1
0.77
0
Rata-rata
C
Rata-rata
D
Rata-rata
19 Lampiran 3b. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 28 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung 1 13.2 0 0 0 0 0.2 0.3 0.1 2 14.1 0 0 0 0 0.3 0.5 0.2 3 14.5 0 0 0 0 0 0.5 0 4 14 0 0 0 0 0.2 0.5 0 A 5 15 0 0 0 0 0.1 0.5 0 6 15 0 0 0 0 0.2 0.7 0 Rata-rata
B
1 2 3 4 5 6
14.3 13.7 13.8 14.3 14.3 13.9 14.6
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.1667 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2
0.5 0.5 0.7 0.7 0.7 0.6 0.3
0.05 0.1 0.2 0.1 0.1 0 0
1 2 3 4 5 6
14.1 13.4 14.7 14.7 13.8 13.8 13.6
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.2 0.2 0 0.2 0.3 0.2 0.2
0.5833 0.5 0.4 0 0.4 0.4 0.4
0.083 0.2 0.2 0.1 0 0 0
1 2 3 4 5 6
14 14.3 14.4 14 14.7 14.7 13.8
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.18333 0.1 0.1 0.1 0 0.2 0.3
0.35 0.2 0.6 0.7 0.4 0 0.4
0.083 0 0 0 0.2 0.1 0
14.317
0
0
0
0
0.13333
0.3833
0.05
Rata-rata
C
Rata-rata
D
Rata-rata
20 Lampiran 3c. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 35 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung 1 16.5 0 0 0.1 0.3 0 0.4 0.1 2 15.8 0 0 0.2 0.2 0 0.4 0.2 3 17.1 0 0 0.5 0.1 0 0.4 0 A 4 16.8 0 0 0.3 0 0 0.5 0 5 15.7 0 0 0.6 0.2 0 0.7 0 6 17 0 0 1 0 0 0.6 0 Rata-rata
B
1 2 3 4 5 6
16.483 16 17 17.2 17 17.2 18.8
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.45 0.5 0.3 0.3 0.5 0-.6 0.4
0.13333 0.3 0.3 0.2 0.1 0.2 0.2
0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.6 0.6 0.5 0.3 0.5 0.5
0.05 0.1 0.2 0.1 0.1 0 0
1 2 3 4 5 6
17.2 16.1 17.1 17 17.12 18.21 15.4
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.4 0.4 0.4 0 0.2 0.4 0
0.21667 0.2 0.3 0.2 0.1 0.3 0.3
0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.5 0.6 0.8 0.6 0.8 1
0.08333 0.2 0.2 0.1 0 0 0
1 2 3 4 5 6
16.822 16.7 15.71 16.9 16.8 15.7 17
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.23333 0.23333 0.4 0.2 0.3 0.2 0.4 0.3 0.3 0 0.6 0.2 1 0
0 0 0 0 0 0 0
16.468
0
0
Rata-rata
C
Rata-rata
D
Rata-rata
0.5
0.15
0
0.7167 0.08333 0.6 0 0.4 0 0.5 0 0.5 0 0.7 0 0.6 0 0.55
0
21 Lampiran 3d. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 42 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung 1 24.2 0.4 0.1 0.3 0.4 0 0.4 0.1 2 17.5 0 0.2 0.1 0.3 0 0.4 0.2 3 26 0.6 0.1 0.3 0.5 0 0.4 0 A 4 25 0 0 0.4 0.4 0 0.5 0 5 17 0 0 0.3 0.5 0 0.7 0 6 24 0.2 0 0.2 0.3 0 0.6 0 Rata-rata
B
1 2 3 4 5 6
22.283 17.5 26.4 27.1 24 19 27
0.2 0.1 0.6 0.5 0.5 0 0
0.067 0 0 0 0.1 0.2 0
0.2667 0.3 0.1 0 0 0 0
0.4 0.2 0.3 0 0.4 0.2 0.6
0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.6 0.6 0.5 0.3 0.5 0.5
0.05 0.1 0.2 0.1 0.1 0 0
1 2 3 4 5 6
23.5 16.8 25.4 27.3 29 30 18
0.283 0 0.5 0.5 0.1 0.3 0.3
0.05 0.1 0 0 0.1 0 0
0.0667 0.3 0.3 0.4 0 0 0
0.2833 0.4 0.2 0.4 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.5 0.6 0.8 0.6 0.8 1
0.083 0.2 0.2 0.1 0 0 0
1 2 3 4 5 6
24.417 25 17 21 26 25 17
0.28 0.4 0.1 0.2 0.6 0 0
0.03 0.2 0 0 0.1 0 0
0.167 0.1 0.3 0 0.3 0.4 0.3
0.167 0.4 0.4 0.3 0.5 0.4 0.5
0 0 0 0 0 0 0
0.717 0.6 0.4 0.5 0.4 0.5 0.7
0.083 0 0 0 0 0 0
21.833
0.217
0.05
0.233
0.417
0
0.517
0
Rata-rata
C
Rata-rata
D
Rata-rata
22 Lampiran 3e. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 49 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Ulang Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Aplikasi P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung Ulang anakan Tikus 1 28 0.2 0 0.3 0.2 0 0.5 0 2 17 0 0.1 0.5 0.4 0 0.9 0 3 27 0 0.1 0.3 0.5 0 0.5 0 A 4 29 0 0.1 0.2 0.2 0 0.7 0 5 17 0 0.1 0.3 0.5 0 0.8 0 6 30 0 0.1 0.3 0.5 0 0.5 0 Rata-rata
B
1 2 3 4 5 6
24.667 18 30 29 30 17 33
0.033 0 0.4 0.2 0 0 0
0.083 0.1 0 0.2 0.1 0 0
0.317 0.3 0.1 0 0.1 0.1 0
0.383 0.5 0.1 0.2 0.3 0.2 0.2
0 0 0 0 0 0 0
0.65 0.7 0.4 0.5 0.2 0.5 0.4
0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6
26.167 18 29 29 29 29 30
0.1 0 0 0.2 0 0 0
0.0667 0 0 0 0 0 0.1
0.1 0.1 0.1 0.3 0.1 0.1 0
0.25 0.4 0.2 0.2 0.2 0.2 0.3
0 0 0 0 0 0 0
0.45 0.4 0.8 0.4 0.8 0.5 0.5
0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6
27.333 0.0333 0.0167 30 0.5 0 17 0 0 30 0 0 17 0 0.1 27 0 0.1 29 0 0.1
0.117 0.4 0.2 0.2 0.5 0.3 0.2
0.25 0.2 0.4 0.4 0.4 0.5 0.2
0 0 0 0 0 0 0
0.567 0.6 0.4 0.5 0.9 0.5 0.7
0 0 0 0 0 0 0
0.3
0.35
0
0.6
0
Rata-rata
C
Rata-rata
D
Rata-rata
25
0.0833
0.05
23 Lampiran 3f. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 56 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Aplikasi
A
Ulang anakan 1 29
Rata-rata
W.hijau
Grayak
Laba2
Capung
0.3
0.1
0.2
0.3
0
0.5
0
0.3
0.1
0.2
0.1
0
0.5
0
3
30
0
0.1
0.1
0.5
0
0.4
0
4
29
0
0
0.1
0.3
0
0.4
0
5
18
0
0
0.2
0.2
0
0.2
0
6
28
0
0
0.2
0.3
0
0.3
0
1
25.33 17
0.2 0.2
0.1 0
0.17 0.3
0.3 0.2
0 0
0.47 0.4
0 0
2
29
0.1
0
0.1
0.3
0
0.5
0
3
30
0
0.1
0.2
0
0
0.3
0
4
29
0
0
0
0.1
0
0.4
0
5
18
0
0.1
0.1
0.1
0
0.3
0
6
29
0
0.1
0.5
0.4
0
0.4
0
1
25.33 18
0.1 0
0.03 0
0.2 0.2
0.17 0.2
0 0
0.4 0.3
0 0
2
30
0.1
0.1
0.1
0.2
0
0.3
0
3
30
0
0
0.5
0.2
0
0.4
0
4
28
0
0.1
0.3
0.2
0
0.4
0
5
18
0
0.2
0.3
0.3
0
0.4
0
6
28
0
0
0.1
0.3
0
0.2
0
1
26 30
0.03 0
0.03 0.1
0.27 0.4
0.2 0.1
0 0
0.33 0.4
0 0
2
18
0
0.1
0.2
0.2
0
0.4
0
3
29
0
0.1
0.3
0.2
0
0.5
0
4
29
0.1
0
0.1
0.3
0
0.5
0
5
30
0
0.1
0.2
0
0
0.3
0
6
29
0
0
0
0.1
0
0.4
0
25.67
0
0.1
0.3
0.17
0
0.43
0
Rata-rata
D
W.cokl
17
Rata-rata
C
P.Btg
2
Rata-rata
B
Tikus
24 Lampiran 3g. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 63 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Ulang Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung 1 28 0.2 0 0.3 0.2 0 0.5 0 2 17 0 0.1 0.5 0.4 0 0.9 0 3 27 0 0.1 0.3 0.5 0 0.5 0 A 4 29 0 0.1 0.2 0.2 0 0.7 0 5 17 0 0.1 0.3 0.5 0 0.8 0 6 30 0 0.1 0.3 0.5 0 0.5 0 Rata-rata
B
1 2 3 4 5 6
24.667 18 30 29 30 17 33
0.033 0 0.4 0.2 0 0 0
0.083 0.1 0 0.2 0.1 0 0
0.3167 0.3 0.1 0 0.1 0.1 0
0.383 0.5 0.1 0.2 0.3 0.2 0.2
0 0 0 0 0 0 0
0.65 0.7 0.4 0.5 0.2 0.5 0.4
0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6
26.167 18 29 29 29 30 18
0.1 0 0 0.2 0 0 0
0.067 0 0 0 0 0.1 0
0.1 0.1 0.1 0.3 0.1 0 0
0.25 0.4 0.2 0.2 0.2 0.3 0.2
0 0 0 0 0 0 0
0.45 0.4 0.8 0.4 0.5 0.5 0.6
0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6
25.5 30 17 30 29 30 17
0.033 0.5 0 0 0.2 0 0
0.017 0 0 0 0.2 0.1 0
0.1 0.4 0.2 0.2 0 0.1 0.1
0.25 0.2 0.4 0.4 0.2 0.3 0.2
0 0 0 0 0 0 0
0.533 0.6 0.4 0.5 0.5 0.2 0.5
0 0 0 0 0 0 0
25.5
0.117
0.05
0.1667
0.283
0
0.45
0
Rata-rata
C
Rata-rata
D
Rata-rata
25 Lampiran 3h. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur 70 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012 Perlakuan Jml Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung 1 28 0 0 0 0 0.2 0.5 0.1 2 17 0 0 0 0 0.3 0.4 0.2 3 27 0 0 0 0 0 0.5 0 A 4 29 0 0 0 0 0.2 0.6 0 5 17 0 0 0 0 0.1 0.5 0 6 30 0 0 0 0 0.2 0.4 0 Rata-rata
B
1 2 3 4 5 6
24.667 18 30 29 30 17 33
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.1667 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2
0.483 0.4 0.4 0.3 0.6 0.3 0.9
0.05 0.1 0.2 0.1 0.1 0 0
1 2 3 4 5 6
26.167 18 29 29 29 30 18
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.2 0.2 0 0.2 0.3 0.2 0.2
0.483 0.4 0.3 0.4 0.3 0.6 0.6
0.0833 0.2 0.2 0.1 0 0 0
1 2 3 4 5 6
25.5 30 17 30 18 30 29
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0.1833 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.3
0.433 0.8 0.7 0.8 0.4 0.4 0.3
0.0833 0 0 0 0.1 0.2 0.1
25.67
0
0
0
0
0.1
0.77
0
Rata-rata
C
Rata-rata
D
Rata-rata
26 Lampiran 1. Hasil pengamatan rata rata intensitas serangan Kresek setiap minggu setelah diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sesuai perlakuan, MT.2012 Umur 28 Hst Perlakuan A B C D Umur 35 Hst Perlakuan A B C D Umur 42 Hst. Perlakuan A B C D Umur 49 Hst Perlakuan A B C D Umur 56 Hst Perlakuan A B C D Umur 63 Hst Perlakuan A B C D Umur 70 Hst Perlakuan A B C D
I 0 0 0 0
II 0 0 0 0
III 0 0 0 0
IV 0 0 0 0
V 0 0 0 0
VI 0 0 0 0
Rata-rata 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0
I 0 0 0 0
II 0 0 0 0
III 0 0 0 0
IV 0 0 0 0
V 0 0 0 0
VI 0 0 0 0
Rata-rata 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0
I 5.6 8.2 6.12 1.55
II 5.4 8.4 4.6 11.85
III 5.32 8.35 7.39 11.65
IV 4.95 7.95 6.25 9.95
V 4.91 8.36 7.35 11.7
VI 5.44 8.72 6.27 10.28
Rata-rata 5.27 8.33 6.33 11.33
Jumlah 31.62 49.98 37.98 67.98
I 3 9.25 8.2 12.55
II 3.1 10.92 8.4 11.85
III 6.2 10.6 8.35 11.65
IV 3.1 10.94 7.95 9.95
V 3 10.57 8.36 11.7
VI 2 9.7 8.72 10.28
Rata-rata 3.4 10.33 8.33 11.33
Jumlah 20.4 61.98 49.98 67.98
I 2.2 5.35 9.12 11.35
II 2 5.32 9.15 11.37
III 2 5.7 9.27 11.28
IV 2 5.9 9.34 10.4
V 2 4.35 9.06 10.2
VI 2 4.4 9.08 10.38
Rata-rata 2 5.17 9.17 10.83
Jumlah 12 31.02 55.02 64.98
I 7.25 8.25 8.22 12.5
II 8.55 8.67 9.46 11.15
III 8.47 8.51 8.15 11.25
IV 6.95 6.95 7.23 9.45
V 7.23 7.32 7.25 11.51
VI 6.91 6.92 6.91 10.32
Rata-rata 7.56 7.77 7.87 11.03
Jumlah 45.36 46.62 47.22 66.18
I 6.36 8.37 9.82 11.5
II 8.56 8.26 8.98 11.1
III 8.41 8.78 10.51 10.87
IV 6.75 8.29 9.65 11.63
V 6.23 8.28 8.86 9.12
VI 7.91 7.64 9.36 9.2
Rata-rata 7.37 8.27 9.53 10.57
Jumlah 44.22 49.62 57.18 63.42
27 Lampiran 2. Sidik Ragam intensitas serangan Kresek setiap minggu setelah diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sesuai perlakuan, MT.2012 Umur 42 Hst S. Keragaman JK.Ulangan JK.Perlakuan JK.acak JK.ToTal KV = 9.491
D. Bebas J. Kuadrat 5 2.6696 3 127.8162 15 8.2552 23 138.741 BNJ 5 % = 0.906
JK.Tengah 0.5339 42.6054 0.55034
F Hitung 0.9702 77.4165** S.B.Nyata
D. Bebas Jmh Kuad 5 5.4877 3 223.8220 15 12.5712 23 241.881 BNJ 5 % = 1.119
K. Tengah 1.0975 74.6073 0.83808
F Hitung 1.3095 89.0217** S.B.Nyata
F. Tabel 0,05 0,01 3.29 5.42 2.9 4.56
Umur 49 Hst S. Keragaman JK.Ulangan JK.Perlakuan JK.acak JK.ToTal KV = 10.966
F. Tabel 0,05 0,01 3.29 5.42 2.9 4.56
Umur 56 Hst S. Keragaman JK.Ulangan JK.Perlakuan JK.acak JK.ToTal KV = 5.512
D. Bebas Jmh Kuad 5 1.6754 3 283.4148 15 2.1027 23 287.1929 BNJ 5 % = 0.459
K. Tengah 0.3351 94.4716 0.14018
F Hitung 2.3905 673.9307** S.B.Nyata
D. Bebas Jmh Kuad 5 11.4401 3 49.2064 15 4.4523 23 65.0988 BNJ 5 % = 0.668
K. Tengah 2.2880 16.4021 0.29682
F Hitung 7.7084 55.2594** S.B.Nyata
D. Bebas Jmh Kuad 5 5.7516 3 35.5122 15 8.5874 23 49.8512 BNJ 5 % = 0.925
K. Tengah 1.1503 11.8374 0.57249
F Hitung 2.0093 20.6770** S.B.Nyata
F. Tabel 0,05 0,01 3.29 5.42 2.9 4.56
Umur 63 Hst S. Keragaman JK.Ulangan JK.Perlakuan JK.acak JK.ToTal KV = 6.366
F. Tabel 0,05 0,01 3.29 5.42 2.9 4.56
Umur 70 Hst S. Keragaman JK.Ulangan JK.Perlakuan JK.acak JK.ToTal KV = 8.468
F. Tabel 0,05 0,01 3.29 5.42 2.9 4.56
28 Lampiran 4. Hasil Produksi Ubinan setiap perlakuan diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sesuai perlakuan, MT.2012 Perlakuan A B C D
I 6.1 5.33 6.11 4.59
II 6.99 6.31 5.32 4.9
III 6.55 6.4 6.1 5.1
IV 6.89 6.91 6.15 5.12
V 5.95 5.59 6.27 5.1
. Lampiran 4a. Sidik Ragam Hasil Produksi Ubinan (Kg/6.25 m2) S. Keragaman D. Bebas Jmh Kuad K. Tengah F Hitung JK.Ulangan JK.Perlakuan JK.acak JK.ToTal KV = 6.717
5 3 15 23
2.32 6.478 2.2753 11.0733
0.464 2.159 0.151687
BNJ 5 % = 0.477
V (KT Galat) KV = -------------------------- x 100 % Rata rata Umum Uji BNJ 5 % = Tabel q(P,n2)Sy ------------- q(3,15) = 3.67 ( KT Galat ) Sy = V ------------R
=
BNJ 0.05 = Sy x Tabel q (p, n)
3.05893 14.2332**
VI 5.64 5.6 5.23 4.9
Jumlah 38.12 36.14 35.18 29.71
F. Tabel 0,05 0,01 3.29 5.42 2.9 4.56
29 Lampiran 5. Data hasil pengamatan Curah hujan harian SMPK Tiroang Priode MT 2012 Tgl. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. Jml
April 12 0 4 16 6 10 2 7 12 5 3 8 2 22 4 113
Mei 13 36 6 1 5 1 3 3 25 4 1 98
C.hujan harian setiap bulan Juni Juli 0 18 24 35 0 2 4 5 1 6 37 2 3 2 7 10 3 36 123
Keterangan ; Semai Tgl. 20 Mei 2012 Tanam Tgl. 10 Juni 2012 Panen Tgl. 27 Agustus 2012 Priode pengamatan mingguan
Agust 6 3 2 1 12
Sept -
30
Gambar 3. Gejala serangan penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. Orizae) pada Perlakuan kontrol umur 49 Hst Varietas Sembada 168 di desa Sipodeceng.
Gambar 4. Tanaman menunjukkan gejala setelah diinokulasi Xanthomonas oryzae pv oryzae dengan cara inokulasi gunting
31
Gambar 1 & 2. Keadaan pengujian beberapa perlakuan aplikasi Corynebacterium untuk pengendalian penyakit Krese (Xanthomonas campestris pv. Orizae) di lapang MT.2012
LAMPIRAN LAMPIRAN