UJI EFEKTIFITAS DAUN JERUK PURUT (Citrushistrix D.C)SEBAGAI BIOLARVASIDAUNTUK MEMBUNUH VEKTOR DBD (Demam Berdarah Dengue) LARVA NYAMUK Aedesaegypti Umiyan kamarullah, Ekawaty Prasetya, Herlina Jusuf Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Umiyan Kamarullah) email :
[email protected] Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Herlina Jusuf) email :
[email protected] Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Ekawaty Prasetya) email :
[email protected]
Abstrak Ekstrak daun jeruk purut merupakan insektisida nabati yang digunakan untuk menekan pertumbuhan vektor dari tempat perindukaan nyamuk dengan cara membunah larva Aedes aegypti. “Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) efektif sebagai biolarvasida dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti” Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis efektivitas daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) sebagai Biolarvasida terhadap kematian larva Aedes aegypti. Konsentrasi ekstrak daun jeruk purut yang digunakan dalam penelitian ini yakni 20 mg, 40 mg dan 60 mg dalam 100 mL air pada setiap perlakuan, selama 24 jam dengan waktu pengamatan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dimana jumlah sampel yang diteliti sebanyak 100 ekor larva Aedes aegypti instar 3-4. Teknik analisis data yang digunakan yakni Friedman Test dan Wilcoxon Test.Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada uji Friedman Test diperoleh nilai p < 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) sebagai Biolarvasida terhadap kematian larva Aedes aegypti. Konsentrasi ekstrak daun jeruk purut yang paling efektif yakni konsentrasi 60 mg m pada waktu pengamatan 24 jam karena dapat membunuh larva sebanyak 20 ekor sebesar 80%. Diharapkan kepada masyarakat untuk pengendalian vektor nyamuk dapat menggunakan insektisida nabati karena sifatnya mudah terurai dan tidak mencemari lingkungan. Kata Kunci : Jeruk purut, Biolarvasida, Aedes aegypti, DBD
Abstract The extract of Purut lime leaves is an organic insecticide to reduce the growth of vectors from mosquito breeding place by killing the larvae. The problem statement of this research is “ is the Purut lime leaves (Citrus hystrix D.C) effective as a biolarvacide in killing the Aedes aegypti larvae?” This research aims at analyzing the effectiveness of purut lime leaf as a biolarvacidea to kill Aedes aegypti larvae. The concentrates of purut lime leaves extract for this research are 20 mg, 40 mg, and 60 mg for 100 ml water to every treatment in 24 hours. The observation time is 6 hours, 12 hours, 18 hours, and 24 hours. This is quasi-experimental research using Randomized Block Design. The sample is 100 Aedes aegypti larvae instar 3-4. The analysis techniques are by Friedman Test and Wilcoxon Test. The result on Friedman test obtained p < 0.05, means that there is an influence of the extract concentrate toward the death of Aedes aegypti larvae. The most effective concentrate is the 60 mg in the 24 hours observation time which kill 20 larvae (80%). Therefore, people are expected to use organic insecticides in controlling the mosquito vector since it is pollution free. Keywords: Purut Lime Leaves, Biolarvacide, Aedes aegypti, Dengue fever
PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta angka kejadian penyakit DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di wilayah Republik Indonesia termasuk kabupaten yang berada di wilayah Propinsi Timor Timor (Soegijanto, 2004). Jumlah kasus yang diakibatkan oleh nyamuk di Provinsi Gorontalo terus meningkat dari tahun kemarin. Dikarenakan Provinsi Gorontalo sudah termasuk daerah yang endemis oleh nyamuk, nyamuk yang sudah ada di Kota Gorontalo yaitu nyamuk Aedes aegypti, Anopheles dan Culex sp yang sudah menyebar diseluruh wilayah Provinsi Gorontalo (Dikes Provinsi Gorontalo, 2010). Insektisida adalah bahan yang mengandung persenyawaan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga baik bentuk dewasa maupun bentuk larva. Terdapat berbagai macam golongan insektisida buatan, antara lain karbamat (sufur organik), klorin organik dan fosfor organik. Dalam hal efektivitas, sebenarnya kemampuan insektisida-insektisida tersebut tidak diragukan lagi. Permasalahannya adalah selain toksik terhadap serangga, ternyata insektisida-insektisida tersebut juga mempunyai efek terhadap manusia. Pencemaran lingkungan, biological magnification pada rantai makanan dengan segala akibatnya, serta penyakit degenerasi dan keganasan semakin banyak dilaporkan (Utama, 2003). Salah satu cara yang banyak diteliti dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan adalah insektisida hayati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Nurhayati dkk, 2008). Insektisida hayati atau bioinsektisida adalah suatu insektisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan yang mengandung bahan kimia (bioaktif) yang toksik terhadap serangga namun mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia. Selain itu insektsida nabati juga bersifat selektif. Indonesia yang kaya akan flora mempunyai berbagai jenis tanaman yang berpotensi sebagai obat-obatan maupun bioinsektisida, termasuk repellent (obat penolak serangga). Tanaman yang mengandung minyak atsiri dapat digunakan sebagai obat penolak serangga (repellent) (Quanter, dalam Anita dkk, 2010). Salah satunya adalah daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) karena daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) mengandung minyak astiri yang dapat digunakan sebagai obat penolak serangga (repellent) terutama nyamuk Aedes aegypti . METODE PENELITIAN Jenis penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen semu, dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Pada penelitian ini tujuannya untuk melihat pengaruh dari pemberian ekstrak daun jeruk purut dengan berbagai dosis yakni 20 mg, 40 mg, dan 60 mg terhadap kematian larva Aedes aegypti. Dalam penelitian ini ada 3 kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Dengan waktu pengamatan pada 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan aplikasi statistik komputer dengan metode analisis data Friedman Test dan uji Wilcoxon. Uji Friedman adalah uji non parametrik yang digunakan untuk menganalisis data yang tidak berdistribusi normal, Uji Wilcoxon adalah uji lanjutan untuk melihat variabel yang paling berpengaruh.
HASIL Tabel 4.1 Kematian Larva Aedes aegypti dengan berbagai dosis ekstrak daun jeruk purut selama 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam.
Sumber : Data primer, 2014 Dari tabel 4.1 dapat diketahui kematian larva terbanyak yakni pada konsentrasi 60 mg dengan waktu pengamatan 24 jam yaitu sebanyak 20 larva sebesar 80%, sedangkan kematian larva paling sedikit yakni pada konsentrasi 20 mg dengan waktu pengamatan 6 jam yaitu sebanyak 4 larva sebesar 16%. ANALISIS DATA Uji normalitas data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang akan dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji normalitas data dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal dimana untuk kematian larva Aedes aegypti Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,717 dan α = 0,05, maka p-value 0,717 > 0,05 H0 di terima. Dengan melihat hasil uji normalitas data tersebut, dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi yang normal. Uji Friedman Test Setelah diketahui data berdistribusi normal dan tidak homogen maka tidak memenuhi persyaratan untuk melakukan uji Two Way Anova maka digunakan Uji Non Parametrik Friedman Test untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun jeruk purut (Citrus Histrix D.C) terhadap kematian larva Aedes aegypti. Dikatakan ada pengaruh apabila diperoleh nilai pvalue < α.
Dari hasil uji Friedman Test diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,00 dan α < 0,05 maka p-value 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan, ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun jeruk purut (Citrus Histrix D.C) sebagai insektisida nabati terhadap kematian larva Aedes aegypti. Uji Wilcoxon Setelah data dianalisis menggunakan uji Friedman Test dan disimpulkan ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun jeruk purut terhadap kematian larva Aedes aegypti, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan uji Wilcoxon untuk melihat faktor yang paling berpengaruh terhadap kematian larva. Dari hasil uji Wilcoxon diperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0.002 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak daun jeruk purut dan waktu pengamatan berpengaruh terhadap kematian larva Aedes aegypti. PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data Friedman Test diperoleh hasil p-value 0,00 < 0,05 dengan demikian maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh pada pelitian ini, kemudian untuk melihat vaktor atau variabel yang paling berperuh maka dilakukan uji lanjutan Wilcoxon, dari hasil analisis dengan melihat dua variable yaitu konsentrasi ekstrak daun jeruk purut dan waktu pengamatan diperoleh hasil p-value 0.02 < 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsentrasi ekstrak daun jeruk purut dan waktu pengamatan berpengaruh terhadap kematian larva Aedes aegypti. Larva uji yang terdapat dalam larutan ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) berbeda dengan larva uji pada kontrol. Larva uji pada kontrol bergerak aktif, warna tubuh coklat kekuningan, dan dapat melanjutkan kesiklus berikutnya yaitu ke tahap pupa sampai menjadi nyamuk. Sedangkan larva uji dalam larutan ekstrak daun
jeruk purut (Citrus hystrix D.C) perilaku yang ditunjukan adalah bergerak lebih cepat naik turun dari dasar gelas ke permukaan air didalam gelas, kaku, bisa ketahap berikutnya yaitu pupa, tapi kemudian mati, tidak bergerak saat disentuh dengan lidi, tubuh mengambang diatas permukaan air. Kematian larva Aedes aegypti terjadi pada semua perlakuan. Kematian larva Aedes aegypti disebabkan oleh adanya kontak langsung antara ekstrak daun jeruk purut yang bersifat racun dengan larva Aedes aegypti. Menurut Djojosumarto (2008), Senyawa atau unsur yang bersifat toksik atau racun walaupun dalamkonsentrasi rendah apabila masuk ke dalam tubuh larva Aedes aegypti akan menimbulkan reaksi kimia dalam proses metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan kematian Hasil penelitian ini sejalalan dengan penelitian Anggraini (2011) dimana hasil penelitian tersebut menunjukan terjadi kemtian larva Aedes aegypti pada dosis ekstrak jeruk purut dengan dosis 700 ppm dengan jumlah larva yang mati sebesar 40%, untuk dosis 1500 ppm jumlah larva yang mati sebesar 75,%, kemudian untuk dosis 2500 ppm jumlah larva yang mati sebesar 75%, sedangkan untuk dosis 3500 ppm jumlah larva yang mati sebesar 80%. Perbedaan hasil penelitian terletak pada kematian larva Aedes aegypti. Dalam penelitian tersebut konsentrasi yang paling banyak membunuh larva diperoleh pada dosis ekstrak daun jeruk purut 3500 ppm sebesar 80%.
sebesar 16% dan kematian larva Aedes aegypti paling banyak pada konsentrasi 60 mg pada waktu 24 jam sebanyak 20 ekor larva sebesar 80%. 2. Konsentrasi paling efektif dari ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) sebagai insektisida nabati terhadap kematian larva Aedes aegypti yakni konsentrasi 60 mg/100 mL air karena dapat membunuh larva sebanyak 20 ekor sebesar 80%. Saran 1. Kepada Masyarakat dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang ekstrak daun jeruk purut yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati untuk membunuh larva Aedes aegypti 2. Kepada peneliti lain Untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya dengan menggunakan ekstrak daun jeruk purut untuk diujikan pada larva dari nyamuk yang berbeda.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh ekstrak daun jeruk purut sebagai insektisida nabati terhadap kematian larva Aedes aegypti dapat disimpulakan bahwa : 1. Kematian larva Aedes aegypti paling sedikit yaitu pada konsentrasi 20 mg pada waktu 6 jam sebanyak 4 ekor
Djojosumarto P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, A, dkk. 2011. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix d.c) dan Daun Jeruk Kalamondin (Citrus mitis Blanco) Sebagai Biolarvasida Terhadap Kematian Larva Instar iii Nyamuk Aedes aegypti L. httpjournal.unair.ac.idfilerPDFJ urnal%20Anita.pdf. Diakses tanggal 6 Desember 2014. Dinas Kesehatan Kota Gorontalo.2013. Data Penderita Penyakit Demam Berdarah Dengue.Gorontalo
Nurhayati. Dkk. 2008. Efficasy of Herbal Larvaside of Citrus historic DC Extract to The Death Aedes aegypti. Semarang: Universitas Muhammadiyah.
httpdigilib.unimus.ac.idfilesdisk 111jtptunimus-gdl-s1-2008nurhayatia-511.pdf. Diakses tanggal 21 September 2013. Soegijanto, S. 2004. Demam Berdarah Dengue. Surabaya : Airlangga University Press