TUGAS AKHIR
ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE P PADA PT. FREEPORT INDONESIA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh:
SAFRI NIM : 41605110049
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEHNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
LEMBARAN PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama
: Safri
NIM
: 41605110049
Fakultas
: Tehnologi Industri
Jurusan
: Tehnik Industri
Tugas akhir
: ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE P PADA PT. FREEPORT INDONESIA
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Tugas Akhir yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri, kecuali pada hal-hal yang disebutkan sumbernya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Tugas Akhir ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Jakarta, 28 Juni 2007
( Safri )
ii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nama
: Safri
NIM
: 41605110049
Fakultas
: Tehnologi Industri
Jurusan
: Tehnik Industri
Judul Tugas Akhir
: ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE P PADA PT. FREEPORT INDONESIA
Tugas akhir dengan judul laporan seperti diatas telah diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir Kurikulum Sarjana Srata Satu (S1) pada Fakultas Tehnologi Industri, Jurusan Tehnik Industri, Universitas Mercu Buana.
Jakarta, 28 Juni 2007 Disetujui oleh,
Pembimbing Tugas Akhir
(Ir Alfa Firdaus,MT)
Ketua Progam Studi Tehnik Industri
(Ir Muhammad Kholil,MT)
iii
ABSTRAK
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan hal penting diperhatikan oleh suatu perusahaan sehingga harus dikontrol dengan baik mengingat bila terjadi kekurangan persediaan bahan baku berarti akan mengganggu jalannya produksi, sebaliknya jika persediaan bahan baku berlebihan akan menyebabkan biaya penyimpanan lebih besar. Untuk menjaga hal tersebut maka perusahaan harus menetapkan kebijakan pengendalian persediaan agar dapat dicapai keadaan optimal yang pada akhirnya dapat meminimalkan biaya produksi. Disini kami melakukan penelitian dengan tujuan menganalisa pengendalian persediaan bahan baku yang selama ini diterapkan PT. Freeport Indonesia dimana sebelumya kami melakukan peramalan untuk menentukan banyaknya pemakaian bahan baku, yaitu Kapur, Reagent (S-7249, SIBX, OTX dan Flocculant) dengan menggunakan metode Cyclic untuk periode berikutnya. Penelitian ini menganalisa dua metode yaitu metode konvensional yang diterapkan. PT. Freeport Indonesia dengan metode P. Metode konvensional yang yang diterapkan pada PT. Freeport Indonesia adalah suatu metode dimana banyaknya pemesanan dilakukan adalah konstan untuk setiap kali pesan dan waktu pemesanan dilakukan adalah menurut selang waktu yang tidak tetap, sedangkan metode P waktu pemesanan dilakukan menurut selang waktu konstan dan besar ukuran pemesanan untuk setiap pemesanan tidak tetap. Setelah dianalisa ternyata metode P untuk setiap bahan baku menghasilkan total biaya persediaan yang lebih optimum dari pada metode konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada PT Freeport Indonesia dalam
iv
mengambil kebijakan pengendalian persediaan hendaknya dapat mempertimbangkan penggunaan metode P.
v
ABSTRACT
Management of the stock raw material it’s one of the critical item to be watched carefully by the management in the each company so have to manage properly cause if the stock raw material shortage will be disturb the continuities of the production, otherwise if the stock raw materials it’s over will be make the warehouse cost bigger. To watch over the stock raw materials so the management have make regulation on management of raw materials to achieve the optimum condition and the finally can minimize the production cost Herewith we make the research with objective analyzing the system management of stock raw materials that’s PT. Freeport Indonesia used. Where the first time we make is forecast to define the quantity of consumption raw materials; lime, reagents (S-7249, SIBX, OTX and Flocculants) with used the cyclic method for the next period. This research was analyzing two methods; conventional method that’s used by PT. Freeport Indonesia with P method. The conventional method its use by PT. Freeport Indonesia is one of method where is the quantity order it’s constant for each order and the frequency order not constant, whilst the P method; the frequency order its constant and the quantity order per order not constant.
vi
Regarding to analyzing evidently the P method for each raw generate total warehousing cost more efficient then the conventional method.
Base on the
analyzing result, we suggest to PT. Freeport Indonesia to used P method to management of the stock raw materials.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb, Puji syukur kami panjatkan atas berkah, rahmat serta karunia Tuhan YME, dimana tugas akhir dengan judul “Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode P Pada PT. Freeport Indonesia” dapat disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada jurusan Teknik Industri, Fakultas Tehnologi Industri Universitas Mercu Buana. Dalam memperoleh bahan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang senantiasa meluangkan waktu dan bimbingannya sehingga tugas akhir ini dapat disusun dan tentunya dengan keterbatasan dari penulis. Terimakasih kami ucapkan kepada: •
Bapak Ir. Alfa Firdaus MT, selaku pembimbing, atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan tugas akhir ini.
•
Bapak Ir. Mohamad Kholil MT, selakuk ketua jurusan Teknik Industri Fakultas Tehnologi Industri Universitas Mercu Buana.
•
Bapak Muhammad Hanafi selaku Superintendent Metalurgi di Concentrating Division PT. Freeport Indonesia.
•
Bapak Sasam Kambu selaku Superintendent Metalurgi di Concentrating Division PT. Freeport Indonesia.
•
Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama melaksanakan perkuliahan
•
Semua teman-teman kuliah jurusan Teknik Industri Fakultas Tehnologi Industri Universitas Mercu Buana.
viii
•
Semua keluarga yang memberikan dorong dan spirit untuk melanjutkan kuliah di Teknik Industri Fakultas Tehnologi Industri Universitas Mercu Buana.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan masukan berharga bagi penulis dan untuk penelitian selanjutnya. Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Sekian dan terimakasih Wassalamu Alaikum, Wr, Wb.
Jakarta, 28 Juni 2007
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
i
SURAT PERNYATAAN ….……………………….………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...……………………..………………………
iii
ABSTRAK ……………..…………………………………………………….
iv
ABSTRACT ………………………………………………………………….
vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang masalah……………………………….
2
1.2
Tujuan penelitian……………………………………...
3
1.3
Batasan masalah……………………………………….
4
1.4
Pembahasan Masalah………………………………….
4
1.5
Sistematika penulisan Tugas Akhir……………………
5
TEORI DASAR 2.1
Pengertian dan tujuan persediaan……………………..
6
2.2
Pengertian dan fungsi pengendalian persediaan………
12
2.3
Model-model persediaan……………………………...
14
2.4
Persediaan pengaman (safety stock)…………………..
22
2.5
Masa tenggang (lead time)…………………………….
23
2.6
Peramalan……………………………………………...
23
x
2.7
BAB III
BAB IV
BAB V
Kesalahan peramalan…………………………………..
27
METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tempat dan waktu penelitian……………………………
29
3.2
Tahap penelitian………………………………………....
29
3.3
Metode pengumpulan data……………………………….
30
3.4
Jenis dan sumber data……………………………………. 32
3.5
Pengelolaan data…………………………………………. 33
3.6
Penarikan dan penyusunan kesimpulan………………….. 34
3.7
Diagram alir penelitian…………………………………... 35
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1
Sejarah penambangan PT. Freeport Indonesia………….
36
4.2
Jenis-jenis bahan baku dan sumber-sumbernya………….
37
4.3
Mekanisme pengadaan bahan baku……………………… 38
4.4
Peramalan………………………………………………… 39
4.5
Perhitungan data………………………………………….. 47
4.6
Metode pengendalian persediaan kebijakan perusahaan…. 48
4.7
Metode pengendalian persediaan dengan metode P……… 49
ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1
Pembahasan metode peramalan………………………….. 53
5.2
Pembahasan hasil perhitungan metode pengendalian persediaan menggunakan metode P………………………. 56
xi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan………………………………………………. 60
6.2
Saran……………………………………………………..
62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Data pemakaian bahan baku 2004 sampai 2006……………………..…………..
i
Rata-rata pemakaian bahan baku 2004 sampai 2006…………………………….. iii Hasil Peramalan Metode Smootning Exponential Bahan Baku Reagent………… iv Hasil Peramalan Metode Cyclic Bahan Baku Reagent…………………………… vi Hasil Peramalan Metode Rata-rata Bergerak Bahan Baku Reagent……………… viii Data peramalan bahan baku January 2008 sampai Desember 2008……………… xii Perhitungan total biaya pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode konvensional……………………………………………………………… xiii Perhitungan total biaya pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan Metode P………………………………..………………………………………..... xiii Penghematan biaya pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode P…………………………………………………………………………… xiv Perbandingan total biaya pengendalian persediaan metode konvensional dan metode P………………………………………………………………………………….... xiv
xiii
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
BAB I PENDAHULUAN
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan hal penting diperhatikan oleh suatu perusahaan sehingga harus dikontrol dengan baik. Mengingat bila terjadi kekurangan kekurangan persediaan bahan baku berarti akan menggangu jalannya produksi, sebaliknya jika persediaan berlebihan akan menyebabkan biaya penyimpanan menjadi besar. Untuk menjaga hal tersebut maka perusahaan harus menetapkan kebijakan pengendalian persediaan agar dapat dicapai kedaan optimal, yang pada akhirnya dapat meminimalkan biaya produksi. Disini kami melakukan penelitian dengan tujuan menganalisa pengendalian persediaan bahan baku yang selama ini ditetapkan oleh PT. Freeport Indonesia. Dimana sebelumnya kami melakukan peramalan untuk menentukan banyaknya pemakaian bahan baku, yaitu Kapur, Reagent (S-7249, SIBX, OTX dan Flocculant) dengan menggunakan metode Cyclic untuk periode berikutnya. Penelitian ini menganalisa dua metode yaitu metode konvensional yang diterapkan. PT. Freeport Indonesia dengan metode P. Metode konvensional yang yang diterapkan pada PT. Freeport Indonesia adalah suatu metode dimana banyaknya pemesanan dilakukan adalah konstan untuk setiap kali pesan dan waktu pemesanan dilakukan adalah menurut selang waktu yang tidak tetap, sedangkan metode P waktu
Universitas Mercu Buana
1
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
pemesanan dilakukan menurut selang waktu konstan dan besar ukuran pemesanan untuk setiap pemesanan tidak tetap. Setelah dianalisa ternyata metode P untuk setiap bahan baku menghasilkan total biaya persediaan yang lebih optimum dari pada metode konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada PT Freeport Indonesia dalam mengambil kebijakan pengendalian persediaan hendaknya dapat mempertimbangkan penggunaan metode P.
1.1 . Latar Belakang Masalah Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Kekurangan bahan baku berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya persediaan bahan baku dapat berakibat terlalu tingginya beban-beban biaya guna menyimpan dan memelihara bahan baku tersebut, sehingga akan menekan keuntungan perusahaan. Pengertian persediaan dalam hal ini adalah suatu sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut dimana persediaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran dan keberhasilan perusahaan (Rangkuti, Freddy 2000). Untuk itu kita berusaha untuk menentukan kebijakasanaan penyediaan bahan baku yang tepat dalam arti tidak menunggu proses produksi dan disamping itu tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Dalam proses membuat konsentrat tembaga dan emas, bahan baku yang digunakan adalah Kapur, Reagent (S-7249, SIBX, OTX dan Flocculant) dan Ore. Untuk itu diperlukan adanya persediaan bahan baku demi lancarnya proses produksi dan untuk memenuhi kapasitas produksi yang sudah ditentukan. Pabrik PT. Freeport
Universitas Mercu Buana
2
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Indonesia mulai membangun pabrik pengolahan koncentrat emas dan tembaga di Tembagapura pada tahun 1974 – 1997 yang dibagi dalam beberapa tahap sampai mencapai kapasitas produksi 250 ribu ton ore digiling perhari dan menghasilkan koncentrat 6000 sampai 8000 ton perhari dengan kadar konsentrate sekitar 28 ppm emas dan 30% tembaga. PT Freeport Indonesia selama ini menerapkan metode konvensional dalam persediaan bahan baku Tembaga & emas. Namun akhir-akhir ini bahan baku yang digunakan oleh pabrik pengolahan PT. Freeport Indonesia seperti Kapur, Reagent (S7249, SIBX, OTX dan flocculant) sering mengalami kelebihan persediaan (over stock) yang membuat biaya persediaan bahan baku menjadi besar. Sehubungan dengan penjelasan diatas maka penulis mencoba untuk menganalisa pengendalian persediaan bahan baku PT. Freeport Indonesia dengan menggunakan metode P oleh sebab itu penulis mengambil judul: “ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE P PADA PT. FREEPORT INDONESIA”
1.2 . Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Melakukan peramalan pemakaian bahan baku Kapur, Reagent (S-7249, SIBX, OTX dan Flocculant) untuk menentukan jumlah kebutuhan bahan baku untuk masa/periode January 2008 – Desember 2008. 2. Melakukan perhitungan pengendalian bahan baku yaitu Kapur, Reagent (S7249, SIBX, OTX dan Flocculant) dengan menggunakan metode P sehingga didapatkan total persediaan yang paling optimal.
Universitas Mercu Buana
3
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
3. Membandingkan hasil yang didapat dari metode P dengan metode konvensional yang selama ini digunakan PT. Freeport Indonesia.
1.3 . Batasan Masalah Dengan luasnya permasalahan yang dibahas penulis perluh membatasi ruang lingkup dari permasalahan ini tanpa mengurangi arti permasalahan itu sendiri, batasan-batasan tersebut meliputi: 1. Persediaan bahan baku yang dibahas adalah persediaan bahan baku yaitu Kapur dan Reagent (S-7249, SIBX, OTX dan Flocculant) yang dibutuhkan dilokasi pabrik pengolahan PT. Freeport Indonesia. 2. Evaluasi metode pengendalian persediaan dilakukan dengan membandingkan total biaya persedian bahan baku yang dihasilkan oleh masing-masing metode.
1.4. Pembatasan Masalah Dalam analisa pengendalian persediaan bahan baku dengan metode P ini penulis membatasi kegiatan pada pengendalian persediaan bahan baku secara garis besar saja. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan informasi yang diberikan oleh perusahaan dan juga adanya keterbatasan waktu pengambilan data yang tersedia. Kegiatan pengambilan data untuk tugas akhir dengan cara wawancara dan pengambilan data yang relevan dengan pihak terkait serta pengambilan data yang relevan dengan aspek yang dikaji (data primer dan data sekunder ).
Universitas Mercu Buana
4
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Adapun sistematika penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Bab ini merupakan pembukaan isi dari keseluruhan tugas akhir ini, yang menguraikan latar belakang penulisan, pokok persoalan / permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II
Teori Dasar Bab ini menguraikan teori-teori yang menjadi landasan dalam penulisan tugas akhir ini.
BAB III
Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, tahapan penelitian, metode pengumpulan data serta jenis dan sumber data, pengololahan data.
BAB IV
Pengolahan Data Bab ini membicarakan tentang peramalan dan analisa pengendalian persedaiaan bahan baku dengan cara membandingkan metode konvensional dengan metode P.
BAB V
Pembahasan Bab ini berisi tentang pembahasan analisa pengendalian persediaan bahan baku dengan metode konvensional dan metode P .
BAB VI
Kesimpulan dan Saran Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran penulis tentang penanganan persediaan bahan baku.
Universitas Mercu Buana
5
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
BAB II TEORI DASAR
2.1. Pengertian dan Tujuan Persediaan “Persediaan didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang barang yang masi dalam pengerjaan proses produksi atau bahan mentah yang menunggu dalam proses produksi” (Sofjan Assauri 1987). “Persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resourses) yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses lebih lanjut” (Senator Nur, Bahagaia, 1991). “Persediaan adalah merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh dirubah kemudian dijual kembali” (Freddy Rangkuti, 1996) Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah suatu barang atau bahan baik itu bahan mentah, bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang dengan sengaja disimpan untuk menunjang kelancaran produksi dan untuk memenuhi permintaan pada waktu yang akan datang sehingga memberikan keuntungan yang optimal kepada perusahaan. Adapun tujuan dari persediaan adalah:
Universitas Mercu Buana
6
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
1. Agar perusahaan mempunyai pelayanan yang tinggi terhadap kebutuhan pelanggan yaitu dengan adanya jaminan tersedianya barang yang diperlukan tersebut. 2. Mengurangi resiko kehilangan pembeli akibat keterlambatan datangnya barang atau bahan yang diperlukan perusahaan. 3. Mempertahankan kestabilan operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi. 4. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
2.1.1. Jenis-jenis Persediaan Menurut Urutan Pengerjaan Produk Disamping perbedaan menurut fungsi persediaan dapat pula dibedakan menurut jenis urutan pengerjaan produk (Sofjan Assauri, 1987) yaitu: 1. Persediaan bahan baku Yaitu persediaan dari barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang yang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan manufaktur yang menggunakannya. Bahan tersebut selanjutnya diolah melalui proses produksi yang diharapkan menjadi barang jadi. 2. Persediaan bagian produk Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung dirakit dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya. 3. Persediaan bahan pembantu
Universitas Mercu Buana
7
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. 4. Persediaan barang setengah jadi Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi. 5. Persediaan barang jadi Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau konsumen yang membutuhkannya.
2.1.2. Jenis-jenis Persediaan Menurut Fungsinya Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Dilihat dari fungsinya dapat dibedakan atas: 1. Bacth stock atau size inventory Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahanbahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar yang dibutuhkan saat itu. Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dari adanya batch stock atau lot size inventory ini adalah: a. Memperoleh potongan harga dari harga pembelian b. Memperoleh efesiensi produksi
Universitas Mercu Buana
8
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
c. Penghematan biaya angkutan 2. Fluctuation stock Yaitu persediaan yang diadakan menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation stock Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat.
2.1.3. Biaya-biaya Persediaan Unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 4 yaitu: 1. Biaya pemesanan Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari penjual, sejak dari pesanan (order) dibuat dan dikirim ke penjual, sampai barang-barang / bahan-bahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diidentifikasi ditempat penyimpanan. Jadi biaya ini berhubungan dengan pesanan dimana besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya barang yang dipesan. Yang termasuk dalam biaya pemesanan ini adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan bahan tersebut, diantaranya biaya administrasi pembelian dan penempatan order (cost of placing order), biaya pengangkutan dan bongkar muat (shipping and handling costs), biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan.
Universitas Mercu Buana
9
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
2. Biaya penyimpanan Terdiri dari biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan, Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah: a.
Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin ruangan dan sebagainya).
b.
Biaya modal (opportunity cost of capital) yaitu alternative pendapatan atas dana yang di investasikan dalam persediaan.
c.
Biaya keusangan .
d.
Biaya perhitungan fisik.
e.
Biaya asuransi.
f.
Biaya pajak persediaan.
g.
Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan.
h.
Biaya penanganan persediaan dan sebagainya.
3. Biaya penyiapan Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya persiapan (set-up cost) untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari: a. Biaya mesin-mesin menganggur b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung. c. Biaya penjadwalan. d. Biaya ekspedisi dan sebagainya.
Universitas Mercu Buana
10
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan Yang dimaksud dengan biaya ini adalah biaya-biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persedian yang lebih kecil dari jumlah yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang sedangkan barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Di samping juga merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman kembali pesanan (back order) tersebut.
2.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku ini ada beberapa macam. Dalam hal ini faktor-faktor tersebut akan saling berkaitan, sehingga secara bersama-sama akan mempengaruhi persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Perkiraan pemakaian Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan, maka manajemen harus dapat membuat perkiraan pemakaian bahan baku yang akan digunakan didalam proses produksi pada suatu periode, berapa besar jumlahnya bahan baku yang akan dipergunakan oleh perusahaan untuk keperluan proses produksi pada periode yang akan datang. 2. Harga Bahan Harga dari pada bahan baku merupakan dasar penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan yang harus disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku ini. 3. Biaya-biaya persediaan
Universitas Mercu Buana
11
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Biaya-biaya untuk penyelenggaraan persediaan bahan baku ini sudah selayaknya diperhitungkan pula didalam penentuan besarnya persediaan bahan baku. 4. Kebijakasanaan pembelanjaan Seberapa besar persediaan bahan baku akan mendapatkan dana dari perusahaan akan tergantung kepada kebijakasanaan pembelanjaan dari dalam perusahaan tersebut, apakah perusahaan akan memberikan fasilitas yang pertama, kedua atau justru yang terakhir untuk dana bagi persediaan bahan baku ini. 5. Pemakaian aktual Pemakaian bahan baku aktual dari periode-periode yang lalu (actual demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Seberapa besar pemakaian bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta bagaimana hubungannya dengan perkiraan pemakaian yang sudah disusun harus senantiasa dianalisa. 6. Waktu tunggu (lead time) Lead time adalah merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku dengan waktu datangnya bahan baku itu sendiri.
2.2. Pengertian dan Fungsi Pengendalian Persediaan Dalam suatu perusahaan industri, persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, sehingga persediaan haruslah dikontrol dengan baik. Hal ini sangat penting mengingat jika terjadi kekurangan persediaan berarti akan mengganggu jalannya produksi, tetapi jika terlalu banyak akan menyebabkan terlalu banyaknya modal statis perusahaan.
Universitas Mercu Buana
12
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Untuk menjaga hal tersebut, maka perusahaan harus menetapkan kebijakan dalam mengendalikan persediaan. Hal ini dilakukan agar dicapai efisiensi bagi suatu perusahaan dalam menetapkan persediaan yang optimal. Adapun pengertian fungsi persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan parts, bahan baku dan hasil barang produk, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan efektif dan efisien. Fungsi pengendalian persediaan bagi perusahaan adalah: 1. Menyediakan informasi bagi manajemen mengenai keadaan persediaan. 2. Mempertahankan suatu tingkat persediaan yang ekonomis. 3. Menyediakan persediaan dalam jumlah yang secukupnya untuk menjaga jangan sampai produksi terhenti bila suatu saat supplier tidak dapat menyerahkan barang tepat pada waktunya. 4. Mengalokasikan ruang penyimpanan untuk barang yang sedang proses serta barang jadi. 5. Memungkinkan bagian penjualan beroperasi pada berbagai tingkat melalui penyediaan barang jadi. 6. Mengkaitkan pemakaian bahan baku dengan tersedianya keuangan. 7. Merencanakan penyediaan bahan dengan kontrak jangka panjang berdasarkan program produksi. Dari fungsi pengendalian persediaan diatas dapat dikatakan bahwa pengendalian persediaan adalah untuk menyesuaikan besarnya kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi dengan yang dihasilkan.
Universitas Mercu Buana
13
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
2.3. Model-model Persediaan Dalam masalah persediaan ada beberapa model persediaan yang perlu diperhatikan, agar penyelesaian bisa tepat dan sesuai dengan parameter-parameter yang digunakan untuk merumuskan suatu masalah. Secara umum model persediaan dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Model deterministik, adalah model yang menganggap semua parameter telah diketahui dengan pasti. 2. Model probalilistik, adalah model yang menganggap semua parameter tersebut mempunyai nilai-nilai tidak pasti dan satu atau lebih parameter dapat merupakan variabel-variabel acak. Model-model persediaan tersebut diatas mempunyai dua tujuan pokok yang perlu diperhatikan yaitu jumlah pemesanan dan waktu atau saat melakukan pemesanan. Dua tujuan tersebut memerlukan perhatian didalam metode persediaan yang harus dilakukan dan hasilnya merupakan cermin dari kebijaksanaan yang harus dijalankan oleh kelompok manajemen pada perusahaan yang bersangkutan.
2.3.1. Model Pengendalian Economic Order Quantity (EOQ), Deterministik Pengendalian persediaan deterministik biasa digunakan didalam situasi dimana variabel-variabel yang berpengaruh terhadap metode persediaan bersifat deterministik atau diasumsikan dapat diketahui secara pasti. Variabel-variabel yang dimaksud meliputi jumlah permintaan barang untuk suatu horizon perencanaan dan waktu ancang-ancang (lead time). Horizon perencanaan dapat didefinisikan sebagai banyaknya periode yang diliputi dalam suatu perencanaan (misalnya minggu, bulan dan tahun). Karena semua variabel bersifat deterministik maka tidak dimungkinkan
Universitas Mercu Buana
14
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
adanya kekurangan persediaan. Dengan kata lain bahwa dalam situasi deterministic maka pengendalian persediaan dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga resiko terjadinya kekurangan barang tidak akan terjadi. Oleh sebab itu metode pengendalian semacam ini sering disebut sebagai metode pengendalian tanpa resiko. Model EOQ atau yang lebih dikenal dengan Economic Order Quantity merupakan model persediaan yang sederhana. Model ini bertujuan untuk menentukan ukuran pemesanan yang ekonomis yang dapat meminimasi biaya pesan dan biaya simpan atau total biaya dalam persediaan. Model dasar ini dapat diterapkan apabila terdapat asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Kebutuhan permintaan (demand) adalah konstan dan diketahui dengan pasti. 2. Lead time (waktu tunggu) adalah tidak berubah-ubah (tetap) 3. Harga beli per unit adalah konstan. 4. Biaya simpan dan biaya setiap kali pesan adalah konstan. 5. Quantity discount tidak diperkenankan. 6. Tidak terjadi kekurangan persediaan atau back order. Dengan
asumsi
tersebut,
metode
dapat
ditunjukkan
oleh
gambar
berikut:
Waktu (qo)
Gambar 2.1. Sistem inventori model EOQ sederhana
Universitas Mercu Buana
15
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Dengan kaitan dengan model persediaan diatas, biaya-biaya yang relevan dengan model ini adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika D adalah permintaan pertahun dan Q adalah kuantitas pesanan, maka biaya pemesanan pertahun dapat dirumuskan:
Kemudian biaya simpan per tahun dapat dihitung dengan mengalikan jumlah rata-rata inventori dengan biaya simpan per unit/tahun. Dalam rata-rata inventori secara sederhana dihitung sebanyak setengah kali kuantitas pesanan bagi banyaknya inventori dan akan berkurang secara terus menerus hingga mencapai nol. Sehingga biaya simpan pertahun dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sehingga biaya yang ditimbulkan dalam persediaan adalah hasil penjumlahan antara biaya simpan dan biaya pesan pertahun, dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hubungan antara biaya-biaya dalam persediaan tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Universitas Mercu Buana
16
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri Total Biaya
Biaya simpan Biaya
Biaya pemesanan
EOQ
Jumlah Pemesanan
Gambar 2.2. Grafik kurva biaya inventory
2.3.2. Model Pengendalian Probabilistik Suatu model dikatakan probabilistik adalah bila salah satu permintaan (demand) atau waktu tunggu (lead time) atau bahkan keduanya tidak diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus dipertimbangkan dalam model probabilistik ini adalah adanya kemungkinan kehabisan persediaan (stock out). Masalah kehabisan persediaan ini timbul karena naiknya tingkat pemakaian persediaan bahan yang tidak diharapkan ataupun penerimaan bahan yang lama dari lead time yang diharapkan. Keberadaan fenomena probabilistik secara operasional akan mengakibatkan perlunya cadangan pengaman (safety stock) yang dapat digunakan untuk meredam fluktuasi selama waktu tertentu. Dengan demikian dalam metode persediaan probabilistik yang dimasukan dengan kebijakan persediaan akan meliputi 3 hal yaitu: 1. Menentukan besarnya ukuran pemesanan.
Universitas Mercu Buana
17
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
2. Menentukan saat pemesanan dilakukan. 3. Menentukan besarnya cadangan pengaman. Untuk menentukan kebijakan persediaan ini dikenal adanya dua metode dasar yaitu metode Q dan metode P yang merupakan dasar bagi penurunan metode pengendalian persediaan yang lain.
2.3.2.1. Pengendalian Persedian dengan Metode Q Tujuan pengendalian persediaan dengan metode Q adalah untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal dengan biaya minimal dan titik pemesanan kembali (reorder point). Dalam metode ini pesanan dilakukan bila jumlah persediaan telah menurun sampai dengan jumlah tertentu. Aturan pemesanan dalam metode Q adalah sebagai berikut: 1. Besarnya ukuran pemesanan selalu tetap untuk setiap kali pesan. 2. Pemesanan dilakukan saat mencapai tingkat tertentu (ROP) Jumlah persediaan pada titik pemesanan kembali adalah jumlah yang cukup untuk melayani kebutuhan selama lead time dengan memperhitungkan kebutuhan yang berfluktuasi selama lead time tersebut. Jadi persediaan yang digunakan untuk meredam kebutuhan yang berfluktuasi tersebut disebut persediaan pengaman (safety stock). Dalam mengatasi kondisi kekurangan persediaan dapat ditempuh dua cara yaitu: 1. Pemesanan ulang (back order)
Universitas Mercu Buana
18
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri Yaitu melakukan pemesanan darurat untuk memenuhi kekurangan tersebut, dimana biaya yang ditimbulkan lebih mahal dari pemesanan normal. 2. Kehilangan penjualan (lost sales) Yaitu membiarkan pelanggan untuk tidak terpenuhi pesanannya. Keadaan ini menyebabkan pelanggan mencari barang ditempat lain, biasanya hal seperti ini terjadi dalam situasi persaingan yang ketat.
Sehingga dari uraian diatas dapat ditentukan suatu persamaan jumlah pemesanan optimal (Q), persediaan pengaman (W), dan titik pemesanan kembali (ROP), yaitu sebagai berikut: •
Jumlah pemesanan optimal (Q)
……………………………………………….(2.4) •
Jumlah Persediaan pengaman (W) W = z. dσLt…………………………………………………….(2.5)
•
Titik pemesanan kembali (ROP) ROP = d.Lt + W………………………………………………...(2.6)
Sedangkan untuk mencari total biaya pertahun (TC) adalah : biaya pesan + biaya simpan.
………………………….(2.7) Dimana:
Universitas Mercu Buana
19
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Q = jumlah pemesanan optimal Cs = biaya pesan untuk setiap kali peasn Cc = biaya penyimpanan per unit pertahun D = jumlah kebutuhan selama satu tahun c = harga satuan bahan baku f
= frekuensi pemesanan
2.3.1.2. Pengendalian Persediaan dengan Metode P Metode P adalah metode persediaan dengan jarak waktu antara dua pemesanan tetap, sedangkan jumlah bahan yang dipesan berubah-ubah. Persediaan pengaman dalam metode ini tidak hanya dibutuhkan untuk meredam fluktuasi permintaan selama lead time, tetapi juga untuk seluruh konsumsi persediaan sehingga dalam metode ini membutuhkan persediaan pengaman lebih besar. Dalam metode P waktu pemesanan menurut suatu selang waktu yang tetap (T) sedangkan jumlah yang dipesan bergantung pada persediaan maksimum yang diinginkan (R). Dengan demikian metode P ada dua variable keputusan yang akan ditentukan yaitu selang waktu (T) dengan tingkat persediaan maksimum (R). Dalam praktek nilai (R) dibatasi oleh kapasitas penyimpanan yang dimiliki atau oleh keterbatasan finansial. Pada perusahaan yang kapasitas penyimpanannya besar dan kemampuan finansial yang cukup serta lead time atau masa tenggang tidak dipengaruhi oleh permintaan harian maka titik pemesanan kembali (r) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: …………………………………….(2.8)
Universitas Mercu Buana
20
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Diketahuinya nilai titik pemesanan kembali (r) maka nilai service level (z) dapat kita hitung dengan rumus:
…………………………………………………….(2.9) Sedangkan standar deviasi tingkat kebutuhan (σd) akan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
……………………………………(2.10) Dengan diketahuinya persamaan nilai servise level (z), standar deviasi tingkat kebutuhan (σd) maka perhitungan jumlah pemesanan (Qo) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ………………………………(2.11) Dari beberapa persamaan diatas maka nilai total biaya pengendalian persediaan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
………………………………….(2.12)
Dimana : Q = jumlah pemesanan optimal Cs = biaya pemesanan untuk setiap kali pesan Cc = biaya penyimpanan per unit pertahun C = biaya pesan per order c = harga satuan item
Universitas Mercu Buana
21
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
z = nilai faktor keamanan atau servise level σ = standar deviasi kebutuhan selama lead time W = jumlah persediaan pengaman d = rata-rata kebutuhan perbulan Tt = interval pemesanan Lt = lead time (waktu ancang-ancang)
2.4. Persediaan Pengaman (safety stock) Yang dimaksud dengan persedian pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Kemungkinan terjadinya kekurangan bahan dapat disebabkan karena penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau bahan baku yang dipesan terlambat datang. Oleh karena itu pengadaan persediaan pengaman oleh perusahaan dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadi stock out. Safety stock merupakan suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali. Titik ini menunjukkan kepada bagian pembelian untuk mengadakan pemesanan kembali bahan-bahan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan. Dalam menentukan titik ini harus memperhatikan besarnya penggunaan bahan selama bahan-bahan yang dipesan belum datang dan persediaan minimum.
Universitas Mercu Buana
22
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
2.5. Masa Tenggang (lead time) Didalam pengisian kembali persedian terhadap suatu waktu yang cukup lama antara saat mengadakan pesanan untuk penggantian atau pengisian kembali persediaan dengan saat menerima barang-barang yang dipesan tersebut diterima dan dimasukkan dalam persediaan. Perbedaan waktu inilah yang dimaksud dengan waktu ancang-ancang. Jadi yang dimaksud dengan waktu ancang-ancang adalah lamanya waktu antara mulai dilakukan pemesanan bahan baku sampai dengan kedatangan bahan baku yang dipesan tersebut dan diterima ditempat penyimpanan. Lamanya waktu tersebut tidak sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, oleh karena itu waktunya harus diperkirakan.
2.6. Peramalan Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan adanya kemampuan manusia. Teknik peramalan dibagi menjadi dua yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif didasarkan atas prinsip-prinsip statistik yang memiliki tingkat ketepatan tinggi atau dapat meminimumkan kesalahan (error) dan lebih populer dalam penggunaannya. Yang termasuk metode kualitatif adalah metode deret berkala (time series). Metode time series memprediksi masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu.
Universitas Mercu Buana
23
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Tujuan peramalan deret waktu ini adalah untuk menentukan pola data masa lalu dan mengekstrapolasi pola tersebut untuk masa yang akan datang. Peramalan kualitatif dapat diterapkan dengan syarat sebagai berikut: 1. Tersedia informasi masa lalu. 2. Informasi ini dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data numerik. 3. Diasumsikan pola data masa lalu akan berlaku sama untuk masa yang akan datang.
Y
Y
Pola Horizontal
Waktu
Y
Pola Musiman
Waktu
Y
Pola Cyclic
Waktu
Pola Trend
Waktu
Gambar 2.5. Pola data peramalan
1. Pola Horizontal
Universitas Mercu Buana
24
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Terjadi bilamana nilai data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Contoh suatu produk yang permintaannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu. 2. Pola Musiman Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (mingguan, bulanan atau tahunan). Contoh: es krim, payung, layang-layang 3. Pola Siklus Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh ekonomi jangka panjang seperti siklus bisnis. Contoh: penjualan mobil, besi baja 4. Pola Trend Terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan data yang terjadi berkepanjangan. Contoh: produk nasional bruto (GNP) dan berbagai indikator bisnis dan ekonomi lainnya mengikuti pola Trend. Metode peramalan dengan pendekatan statistik digunakan untuk peramalan yang berdasarkan pada pola-pola data dan termasuk kedalam model peramalan deret berkala (time series) yaitu: 1. Metode Eksponensial Metode eksponensial terdiri atas tunggal, ganda dan metode yang rumit. Semua mempunyai sifat yang sama, yaitu nilai yang lebih baru diberikan bobot yang relative dibanding nilai observasi yang lebih lama. Dasar dari peramalan ini adalah rata-rata perkiraan permintaan masa lalu dan permintaan saat ini. Untuk merumuskan logika ini, maka dapat dituliskan rumus sebagai berikut: Ft-1 = α . Xt + (1 – α) Ft-1……………………………...(2.13)
Universitas Mercu Buana
25
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Dimana: Ft-1 = Rata-rata masa lalu Xt = Permintaan saat pengamatan α
= Proporsi antara pembebanan untuk permintaan yang akan dan rata-rata permintaan masa lalu (0< α < 1)
datang
Ft = Nilai peramalan 2. Peramalan Cyclic Metode peramalan ini adalah metode peramalan yang digunakan untuk hasil produksi berfluktuasi pada tahun-tahun yang lalu, sehingga peramalannya dikatakan cyclic. Adapun rumus matematik untuk model peramalan ini adalah:
…………………… (2.14) Dimana untuk mengetahui harga a, u dan v konstan, dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut:
………………………………………………………... (2.15)
…………………………………… (2.16)
….………………………………… (2.17) Dimana: n = Jumlah periode dt = Kebutuhan
Universitas Mercu Buana
26
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri dt’= variable yang diramalkan t = periode waktu
3. Metode Rata-rata Bergerak Metode rata-rata bergerak dilakukan dengan cara menghaluskan fluktuasi data dengan menggunakan harga rata-rata bergerak. Tujuan penghalusan adalah untuk mengisolasikan fluktuasi-fluktuasi musim, residu dan bahkan sebagian dari fluktuasi siklus. Perhitungan rata-rata bergerak dilakukan dengan mencari nilai rata-rata dari beberapa tahun secara berturut-turut sehingga diperoleh nilai rata-rata bergrak secara teratur.
2.7. Kesalahan (error) Peramalan Ketidak tepatan (kesalahan) peramalan dapat diukur dengan deviasi dan bias. Deviasi mengidentifikasikan tingat kesalahan peramalan dengan angka mutlak. Bias mengidentifikasikan secara langsung kesalahan peramalan dengan menghitung angka rata-rata kesalahan. Deviasi selalu bernilai positif, sedangkan bias dapat bernilai positif atau negatif. Ukuran ketepatan yang sering digunakan dalam menghitung kesalahan adalah: 1. Mean Absolute Deviation (MAD) Hitung kesalahan absolut, dimana nilai positif dan nilai negatif merupakan nilai mutlak. Kemudian cari rata-rata kesalahna absolut selama beberapa periode.
……………………………………………… (2.18)
Universitas Mercu Buana
27
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Dimana: ei = total jumlah kebutuhan n = Jumlah pengamatan atau periode
2. Mean Square Error (MSE)
…………………………………………….… (2.19) Dimana: ei = Total jumlah kebutuhan n = Jumalh pengamatan atau periode
Universitas Mercu Buana
28
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di PT. Freeport Indonesia di Tembagapura Papua pada bagian Concentrating Division dimana bagian ini adalah tempat pengolahan konsentrat yang dihasilkan oleh PT. Freeport Indonesia. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Maret sampai dengan April 2007.
3.2 Tahap Penelitian Adapun tahap penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dalam rangka mengumpulkan data hingga proses penyelesaian masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Mengadakan survei pendahuluan mengenai metode pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan pada PT. Freeport Indonesia. 2. Identifikasi permasalahan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. 3. Studi pustaka terhadap literatur yang memiliki kaitan mengenai masalah pengendalian persediaan. 4. Pengunpulan data yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Universitas Mercu Buana
29
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
5. Pengelolaan data dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 6. Kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen.
3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pemakaian bahan baku ore, kapur, reagent (S-7249, SIBX, OTX-140 &Flocculant) untuk selama 3 (tiga) tahun terakhir; yaitu data pemakaian bahan baku untuk tahun 2004, 2005 dan 2006. Adapun metode yang digunakan penulis dalam mengumpulan data adalah dengan menggunakan dua metode, yaitu : 1. Metode Observasi Metode ini dilakukan dengan cara observasi lapangan, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan mengamatann secara langsung dan dengan cara interview (wawancara) atau mengadakan komunikasi secara langsung dengan para karyawan perusahan khususnya pada bagian pengadaan dan pelaksanaan produksi untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan masalah (objek) yang diteliti. 2. Metode Penelitian Pustaka Yaitu suatu metode untuk mengumpulkan data dengan jalan membaca bukubuku atau literatur serta bahan kuliah yang berhubungan dengan masalah pengendalian persediaan dengan harapan dapat mendukung penelitian tugas akhir ini.
Universitas Mercu Buana
30
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Dalam pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini maka peneliti mengumpulkan tiga macam data yang akan menjadi dasar perhitungan dalam melakukan penelitian: 1. Bahan baku Data bahan baku ini meliputi jenis bahan baku dan banyaknya bahan baku yang dipesan setiap tahunnya selama tahun 2004, 2005 dan 2006. Adapun jenis-jenis bahan baku yang digunakan PT. Freeport dalam memproduksi konsentrat adalah: a. Ore yang didapatkan dari area tambang terbuka & tambang bawah tanah PT. Freeport Indonesia di Tembagapura b. Kapur yang diproduksi oleh salah satu sub kontraktor PT. Freeport Indonesia di Tembagapura. c. Cytec S-7249 yang dipesan dari Australia d. Cytec SIBX yang dipesan dari Australia e. Flocculant yang dipesan dari Australia 2. Cara pemesanan bahan baku Cara yang digunakan PT. Freeport selama ini dalam pemesanan bahan baku untuk mengendalikan persedian bahan baku adalah dengan menggunakan metode Q atau metode Konvensional. Metode ini menitik beratkan pengendalian persedian bahan baku dengan cara menentukan batas minimum persedian bahan baku untuk menjadi acuan pemesanan ulang suatu bahan baku. Jadi setiap persediaan bahan baku sudah mencapai titik persedian minimum maka akan segera dilakukan pemesana ulang ke supplier setiap bahan baku.
Universitas Mercu Buana
31
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
3. Biaya pemesanan bahan baku Biaya pemesanan stiap bahan baku di PT. Freeport Indonesia ke Australia meliputi beberapa komponen yang sudah ditentukan oleh manajemen yaitu: a. Biaya asuransi sebesar 0.00025 b. Biya pengiriman dari Australia ke Tembagapura sebesar 0.05 c. Biaya pajak impor PPH22 sebesar 0.025 Ketiga komponen biaya diatas ini yang dikalikan dengan total harga bahan baku yang dipesan yang menjadi total biaya pesan yaitu sebesar 0.07525 dari total harga bahan baku yang dipesan dari Australia.
3.4 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dan mempunyai referensi dalam penulisan adalah: 1. Data primer Adalah data-data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dilapangan oleh penulis melalui wawancara langsung khususnya pada bagian produksi dan akunting atau data-data yang diperoleh dari bukti pencatatan yang dilaksanakan diperusahaan. 2. Data sekunder Data sekunder diambil dari sumber kepustakaan seperti literatur, bahan kuliah serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini yang mana merupakan data pelengkap data primer.
Universitas Mercu Buana
32
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
3.5 Pengelolaan Data Untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan dari tugas akhir ini, khususnya dalam menganalisis masalah kebutuhan bahan baku pada PT. Freeport Indonesia, maka penulis menggunakan pengolahan data sebagai berikut: 1.
Peramalan Untuk menentukan pengendalian pemakaian bahan baku pada periode / tahun berikutnya maka kita menggunakan data pemakaian bahan bahan baku pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk mencapai hasil yang akurat dalam melakuakan peramalan maka digunakan data pemakaian bahan baku selama tiga tahun terakhir. Metode yang akan digunakan dalam menentukan peramalan kebutuhan bahan baku ini adalah: a. Metode Exponential b. Metode Cyclic c. Metode Rata-rata bergerak Ketiga metode diatas dipilih oleh penulis untuk menentukan peramalan kebutuhan bahan baku agar penulis dapat melihat metode mana yang memberikan tingkat kesalahan yang terkecil dan inilah yang terbaik yang akan digunakan untuk menghitung pengendalian persediaan bahan baku.
2.
Mengevaluasi metode persediaan yang diterapkan perusahaan yaitu metode konvensional dengan metode persediaan yang diusulkan yaitu metode P.
3.
Menghitung pengendalian persediaan bahan baku Ore, Kapur dan Reagen (Cytec S-7249, SIBZ & OTX-140 & Flocculant) menggunakan sistem pengendalian persediaan metode konfensional dengan metode P.
Universitas Mercu Buana
33
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
3.6 Penarikan dan Penyusunan Kesimpulan Dalam menentukan kesimpulan tentang metode yang paling menguntungkan untuk digunakan dalam pengendalian perspersedian bahan baku pada PT. Freeport Indonesai, maka penulis melakukan perbandingan biaya yang paling rendah dari hasil perhitungan dua metode yaitu dengan metode Konvensional dan metode P. Data hasil analisa dari kedua metode tersebut akan dipaparkan dalam bentuk table dan bentuk grafik. Cara ini digunakan karena memudahkan bagi setiap pembaca dalam melihat biaya yang lebih rendah dari analisa pengendalian persediaan
bahan
baku
Universitas Mercu Buana
pada
metode
Konvensional
dan
metode
34
P.
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
3.7 Diagram Alir Penelitian Mulai
-
-
Input Data bahan baku Data cara pemesanan Data biaya pemesanan
Apakah input kebutuhan mencukupi
Tidak
Lakukan Peramalan Kebutuhan Bahan Baku dengan metode: - Metode Eponential - Metode Cyclic - Metode Rata-rat bergerak
Perhitungan Dengan Menggunakan Metode Konvensional
Perhitungan Dengan Menggunakan Metode P
-
-
Output Jumlah Pemesanan Optimal Biaya Total Pengendalian Persediaan Persediaan Pengaman dan Biaya Persediaan Pengaman
Selesai
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian
Universitas Mercu Buana
35
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
BAB 1V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Sejarah Penambangan PT. Freeport Indonesia Sebelum melanjutkan pembahasan tentang pengolahan data pada tugas akhir ini, maka terlebih duluh kita harus mengetahui tentang riwayat project PT. Freeport Indonesia secara umum: Pada tahun 1936 ekspedisi Colijn, termasuk Jean-Jacques Dozy, merupakan kelompok pertama yang mencapai gunung gletser Jayawijaya dan menemukan Ertsberg dan pada tahun 1960 ekspedisi Freeport dipimpin Fobers Wilson dan Del Flint menjelajah Ertsberg. Ditahun 1967 PT. Freeport melakuan penandatangan kontrak karya untuk masa 30 tahun, yang menjadikan PT. Freeport Indonesia sebagai kontraktor eksklusif tambang Ertsberg diatas wilaya 10 kilometer persegi. Pada tahun 1988 cadangan Grasberg ditemukan yang melipatgandakan cadangan total menjadi 200 mentrik ton. Sehingga pada tahun 1989 dilakukan perluasan hingga produksi mencapai 32.000 ton/hari yang disetujui dan dilakukan kajian perluasan hingga 52.000 ton/hari selesai, lalu penerintah Indonesia mengeluarkan
izin
untuk
Universitas Mercu Buana
melakukan
eksplorasi
diatas
61.000
hektar.
36
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Thaun 1992, disetuji oleh penerintah Inodonesia tentang kajian perluasan produksi hingga 90.000 ton/hari dan hingga tahun 1993 peningkatan produksi hinga 115.000 ton/hari, sedangkan pada tahun 1994 PT. Freeport melakukan studi dampak lingkungan hidup untuk kapasitas produksi 160.000 ton/hari dan pemerintah Indonesia menyetujui. Terakhir pada tahun 2001 PT. Freeport Indonesia melakukan perluasan produksi hingga mencapai 280.000 ton/hari dan disetujui oleh pemerintah Indonesia.
4.2 Jenis-jenis Bahan Baku Dan Sumber-sumbernya Jenis-jenis bahan dan sumber-sumbernya untuk memproduksi konsentrat adalah: a. Ore. Bahan baku ore diperoleh dari lokasi yang telah dikuasai oleh PT. Freeport Indonesia yang terletak di Grasberg dan sekitar pabrik. b. Kapur Bahan baku kapur diperoleh dari salah satu subkontraktor PT. Freeport Indonesia yang khusus memproduksi kapur di Grasberg untuk kebutuhan pengolahan konsentrat di PT. Freeport Indonesia. Kapur berfungi untuk menjaga pH ore sesuai dengan standar yang dinginkan untuk pengolahan konsentrat. c. S-7249 Bahan baku S-7249 diperoleh dari Australia yang disuply oleh CIBA. S7249 berfungsi sebagai kolektor primer saat pengolahan ore di flotasi (proses pengapungan mineral berharga). Pada kolektor primer ini mengapungkan mineral-mineral tembaga sulfida dan ada juga emas
Universitas Mercu Buana
37
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
d. SIBX Bahan baku SIBX diperoleh dari Australia yang disuply oleh CIBA. SIBX berfungsi sebagai kolektor sekunder saat pengolahan ore selanjutnya di flotasi (proses pengapungan mineral berharga). Pada kolektor sekunder ini mengapungkan mineral-mineral sulfida yang lain yang masih mengandung emas.. e. OTX-140 Bahan baku OTX diperoleh dari Australia yang disuply oleh CIBA. OTX berfungsi untuk membentuk busa yang stabil saat berlangsung pengolahan ore, dengan adanya busa yang stabil maka ikatan antara udara dan mineral akan tetap stabil sampai konsentrat berpisah dengan tail-nya (ampasnya). f. Flocculant Bahan baku Flocculant diperoleh dari Australia yang disuply oleh CIBA. Flocculant berfungsi untuk membantu pengendapan material solid pada flotasi saat berlangsungnya pengolahan ore. Material solid ini adalah sebagai tail (ampas) dari ore yang diproses menjadi konsentrat.
4.3. Mekanisme Pengadaan Bahan Baku Prosedur pengadaan bahan baku dimulai dengan keputusan untuk mengadakan pembelian bahan baku dan berakhir dengan diterimanya bahan baku oleh bagian penyimpanan. Adapun prosedur pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan PT. Freeport Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Bagian produksi memberikan laporan kepada bagian pengadaan tentang jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk periode berikutnya.
Universitas Mercu Buana
38
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
2. Bagian pengadaan mengadakan hubungan dengan pihak pemasok / supplier bahan baku yang dibutuhkan. 3. Bagian pengadaan mengadakan tender bahan baku yang dibeli (S-7249, SIBX, OTX-140 dan flocculant) dan memutuskan supplier mana yang akan mensuplai bahan baku tersebut sedangkan untuk ore dapat menghubungi bagian penambangan PT. Freeport Indonesia dan kapur dapat menghubungi subkontraktor PT. Freeport Indonesia. 4. Menunggu pengiriman bahan baku dari pihak pemasok / supplier. 5. Penerimaan bahan baku oleh bagian penyimpanan yang merupakan urutan terakhir dari proses pengadaan bahan baku.
4.4. Peramalan Dari data pemakaian bahan baku sebelumnya maka dapat dilakukan peramalan untuk pemakaian bahan baku periode / tahun berikutnya yaitu bulan January 2008 – Desember 2008. Agar hasil peramalan yang didapatkan lebih akurat, maka data yang digunakan untuk melakukan peramalan diambil dari data pemakaian bahan baku dari periode tiga tahun sebelumnya yaitu, periode tahun 2004, periode 2005 dan periode 2006. Kita ketahui bahwa peramalan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam menentukan jumlah kebutuhan bahan baku pada masa yang akan datang. Untuk menentukan metode peramalan mana yang dapat memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi tentu haruslah dilihat seberapa besar tingkat kesalahan yang diberikan. Semakin kecil tingkat kesalahan yang diberikan suatu metode, maka peramalan itu semakin bagus untuk digunakan dalam meramalkan kebutuhan pada masa yang akan datang. Universitas Mercu Buana
39
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Metode yang akan penulis pergunakan dalam menentukan kebutuhan bahan baku dimasa yang akan adalah: 1. Metode Exponential 2. Metode Cyclic 3. Metode Rata-rata bergerak Ketiga metode tersebut digunakan karena faktor musiman pada kebutuhan bahan baku tidak berpengaruh di PT. Freport Indonesia sebab kebutuhan bahan baku berdasarkan kapasitas pabrik dan kontrak yang telah disetujui dengan pemerintah Indonedsia bukan berdasarkan kebutuhan pasar. Dari hasil perhitungan, maka peramalan yang memberikan tingkat kesalahan yang terkecil adalah yang terbaik dan akan digunakan untuk menghitung pengendalian persediaan bahan baku. Untuk lebih jelasnya maka diadakan perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus dari ketiga jenis pendekatan tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data pemakaian bahan baku periode bulan Januari 2004 sampai Desember 2004 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata (x)
Jumlah Pemakaian S-7249 SIBX (MT) (MT) 349.599 73.705 273.757 58.629 408.234 50.336 366.216 64.575 390.469 100.846 460.958 89.760 352.232 84.309 262.674 90.379 267.143 63.772 187.761 38.264 164.382 30.363 149.297 54.501
OTX (MT) 120.102 87.529 119.917 108.441 112.211 93.644 109.486 95.314 104.226 97.345 94.435 81.237
Flocculant (MT) 98.984 91.792 90.909 93.593 93.607 99.897 89.095 90.001 75.603 52.232 71.061 54.895
3632.724 302.727
1223.888 101.991
1001.669 83.472
Universitas Mercu Buana
799.438 66.620
40
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Tabel 4.2 Data pemakaian bahan baku periode bulan Januari 2005 sampai Desember 2005 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata (x)
Jumlah Pemakaian S-7249 SIBX (MT) (MT) 61.651 113.339 85.377 121.032 79.963 131.161 55.310 119.603 130.434 179.801 143.616 270.706 143.778 232.121 141.116 197.451 134.520 240.643 91.976 220.882 134.586 228.526 128.479 407.172 2462.437 1330.806 205.203 110.901
OTX (MT) 98.973 94.424 95.422 78.660 87.899 115.617 116.878 155.865 136.935 128.148 127.029 33.478 1269.328 105.777
Flocculant (MT) 48.605 59.402 57.598 33.299 65.727 96.310 68.392 77.394 72.037 86.376 97.164 99.769 862.074 71.839
Tabel 4.3 Data pemakaian bahan baku periode bulan Januari 2006 sampai Desember 2006 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata (x)
Jumlah Pemakaian S-7249 SIBX (MT) (MT) 277.280 108.070 243.380 97.846 290.445 102.616 246.763 87.350 276.763 81.854 193.300 77.516 161.979 78.833 292.147 68.351 380.306 71.323 388.442 87.771 455.975 91.900 310.709 94.374 3517.491 1047.803 293.124 87.317
Universitas Mercu Buana
OTX (MT) 49.814 90.266 155.988 165.624 139.195 132.811 124.563 114.917 148.215 150.290 156.578 116.693 1544.955 128.746
Flocculant (MT) 71.995 68.241 82.656 92.268 89.176 91.946 84.114 67.594 76.703 79.447 75.438 85.582 965.160 80.430
41
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Tabel 4.4 Rata-rata pemakaian bahan baku periode bulan Januari 2004 sampai Desember 2006 Bulan
Jumlah Pemakaian S-7249 SIBX (MT) (MT)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata (x)
246.740 212.723 276.613 244.194 282.344 308.322 248.777 250.757 296.031 265.695 282.961 289.060 3204.217 267.018
81.142 80.617 77.638 69.078 104.378 103.631 102.307 99.949 89.872 72.670 85.616 92.451 1059.349 88.279
OTX (MT)
Flocculant (MT)
89.630 90.740 123.776 117.575 113.102 114.024 116.976 122.032 129.792 125.261 126.014 77.136 1346.057 112.171
73.194 73.145 77.055 73.053 82.836 96.051 80.534 78.330 74.781 72.685 81.221 80.082 942.968 78.581
TREND RATA-RATA PEMAKAIAN BAHAN BAKU 2004 SAMPAI DENGAN 2006 350.000
300.000
250.000
200.000 Ton
S-7249 SIBX OTX Flocculant
150.000
100.000
50.000
0.000 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Bulan
Universitas Mercu Buana
42
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
4.4.1 Metode Exponential Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode ini sesuai dengan persamaan adalah: Ft
= α . Xt + (1 – α) Ft – 1
Ft
= 0,1 x 212.723 + (1 – 0,1) x 246.740 = 234.338 => jika diasumsikan α = 0.1
MAD = Ft – Xt = 234.338 – 212.723 = 30.615 Ft
= 0,5 x 212.723 + (1 – 0,5) x 246.740 = 229.731 => jika diasumsikan α = 0.5
MAD = Ft – Xt = 229.731 – 212.723 = 17.008 Ft
= 0,9 x 212.723 + (1 – 0,9) x 246.740 = 216.125 => jika diasumsikan α = 0.9
MAD = Ft – Xt = 216.125 – 212.723 = 3.402 Untuk menentukan nilai α yang akan digunakan dalam metode exponential ini diperoleh dari trial & error, dan kemudian dipilih yang paling kecil nilai kesalahan MAD. Dari nilai kesalahan MAD yang paling kecil maka nilai α inilah yang akan kita gunakan. Dengan menggunakan persamaan exponential diatas untuk menghitung kesalahan MAD maka yang paling kecil nilai kesalahan MADnya adalah dengan menggunakan nilai α = 0.9. Jadi untuk peramalan exponential kita menggunakan nilai α = 0.9
Universitas Mercu Buana
43
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Tabel 4.5. Hasil peramalan metode Smoothing exponential bahan baku S-7249 Month (N) Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jumlah
Pemaka ian Xt (MT) 246.740 212.723 276.613 244.194 282.344 308.322 248.777 250.757 296.031 265.695 282.961 289.060
Fi α = 0.1 243.338 219.112 273.372 248.009 284.942 302.367 248.975 255.285 292.997 267.422 283.571
3204.217
Kesalah an MAD 30.615 -57.502 29.178 -34.335 -23.380 53.590 -1.782 -40.746 27.302 -15.540 -5.489 -38.088
Fi α = 0.5 229.731 244.668 260.404 263.269 295.333 278.549 249.767 273.394 280.863 274.328 286.010
Kesalaha n MAD 17.008 -31.945 16.210 -19.075 -12.989 29.772 -0.990 -22.637 15.168 -8.633 -3.049 -21.160
Fi α = 0.9 216.125 270.224 247.436 278.529 305.724 254.732 250.559 291.503 268.729 281.235 288.450
Kesal ahan MAD 3.402 -6.389 3.242 -3.815 -2.598 5.954 -0.198 -4.527 3.034 -1.727 -0.610 -4.232
Untuk perhitungan bahan baku lainnya dapat dilihat pada lampiran di halaman iv.
4.4.2. Metode Cyclic Rumus yang digunakan :
Dimana:
= 35.619 Universitas Mercu Buana
44
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
= 20.552
Sehingga untuk persamaan peramalan diperoleh:
= 308.141 MT Untuk MAD = d – Xt = 308.141 – 246.740 = 61.402 MSE = (d – Xt)² = (308.141 – 246.740)² = 3770.18 Tabel 4.6. Hasil perhitungan peramalan meode Cyclyc bahan baku S-7249 Month (N)
Pemakaian (MT)
Periode (t)
cos2π.t/n
sin2π.t/n
u
v
d"
Kesalahan MAD
Kesalahan MSE
Jan
246.740
1
0.866
0.500
35.619
20.552
308.141
61.402
3770.185
Feb
212.723
2
0.500
0.866
17.743
30.694
302.472
89.749
8054.884
Mar
276.613
3
0.001
1.000
46.102
313.120
36.507
1332.751
Apr
244.194
4
-0.499
0.867
35.268
307.717
63.523
4035.180
May
282.344
5
-0.865
0.501
23.583
314.075
31.731
1006.867
Jun
308.322
6
-1.000
0.002
10.083
101.676
248.777
7
-0.867
-0.498
308.481
59.704
3564.527
Aug
250.757
8
-0.502
-0.865
308.811
58.054
3370.212
Sep
296.031
9
-0.002
-1.000
-0.118
316.357
20.326
413.137
Oct
265.695
10
0.498
-0.867
22.039
311.301
45.606
2079.872
Nov
282.961
11
0.865
-0.503
40.773
0.082 20.665 36.149 49.338 38.408 23.699
318.405
Jul
0.037 20.312 40.722 51.387 35.946 20.973
314.178
31.217
974.510
Dec
289.060
12
1.000
-0.003
48.176
315.195
26.135
683.045
Jumlah
3204.217
78.000
-0.006
-0.002
-5.070
-0.153 12.132
3738.253
534.036
29386.845
Untuk hasil perhitungan semua bahan baku dapat dilihat pada lampiran vi. Universitas Mercu Buana
45
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
4.4.3. Metode Rata-rata bergerak Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada perhitungan berikut dengan mengambil bahan baku S-7249. Prosedur perhitungan pada metode peramalan ini adalah menjumlahkan pemakaian bahan baku setiap 3 bulan dan 5 bulan secara berturut-turut kemudian dibagi berdasarkan rata-rata bergeraknya. Untuk rata-rata bergerak 3 periode yaitu:
Ft = 245.359 MAD = Ft - Xt = 245.359 – 244.194 = 1.165 MSE = (Ft – Xt)² = (1.165)² = 1.356 Untuk Rata-rata bergerak 5 periode yaitu :
Ft = 252.523 MDA = (Ft – Xt) = 252.523 – 308.322 = -55.799 MSE = (Ft –Xt)² = (252.523 – 308.322)² = 3113.49
Universitas Mercu Buana
46
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Tabel 4.6. Hasil perhitungan peramalan metode rata-rata bergerak bahan baku S7249
Month (N) Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jumlah
Pemakaian Xt (MT) 246.740 212.723 276.613 244.194 282.344 308.322 248.777 250.757 296.031 265.695 282.961 289.060 3204.217
Forecast 3 periode (Ft)
245.359 244.510 267.717 278.287 279.814 269.285 265.189 270.828 281.562 2402.551
Kesalahan
Kesalahan
Absolut MAD
Kuadrat MSE
-
(Ft - Xt)
(Ft - Xt)²
1.165 -37.834 -40.604 29.509 29.057 -26.745 -0.506 -12.133 -7.497 -65.590
1.356 1431.425 1648.709 870.800 844.305 715.313 0.256 147.219 56.209 5715.594
-
Adapun untuk tabel perhitungan bahan baku lainnya dengan rata-rata bergerak 3 periode dan 5 periode dapat dilihat pada lampiran di halaman viii.
4.4.4. Analisis Kesalahan (Error) Sebelum metode peramalan digunakan maka kesalahan kita hanya hitung dengan menggunakan MAD dan MSE karena dalam proses menyediakan bahan baku PT. Freeport tidak terpengaruh dengan distribusi pengadaan bahan baku, sebab PT. Freeport mengelola sendiri alat angkut pendistribusian bahan baku mulai dari tempat asal bahan baku ke area pabrik . Adapun perhitungan analisa kesalahan peramalan MAD dan MSE sesuai dengan persamaan dapat dilihat unuk bahan baku S-7249 dengan metode Cyclic:
Universitas Mercu Buana
47
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri = 5.466
= 476.3
4.5. Perhitungan Data Dari rata-rata data pemakaian bahan baku pada tahun 2004 sampai dengan 2006 yang berfluktuasi maka metode peramalan yang cocok dipakai adalah metode Cyclic. Adapun data-data berdasarkan hasil peramalan yang akan diolah setelah mengedepankan peramalan yaitu: Tabel 4.7. Data peramalan memakaian bahan baku periode Januari 2008 sampai Desember 2008 Jumlah Pemakaian Month
S-7249 (MT)
SIBX (MT)
OTX (MT)
Flocculant (MT)
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jumlah Rat-rata (x)
308.141 302.472 313.120 307.717 314.075 318.405 308.481 308.811 316.357 311.301 314.178 315.195 3738.253
101.803 101.715 101.219 99.792 105.675 105.551 105.330 104.937 103.258 100.391 102.549 103.688 1235.907
127.110 127.295 132.801 131.767 131.022 131.175 131.667 132.510 133.803 133.048 133.174 125.027 1570.400
90.780 90.772 91.423 90.756 92.387 94.589 92.003 91.636 91.044 90.695 92.118 91.928 1100.129
311.521
102.992
130.867
91.677
Universitas Mercu Buana
48
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
4.6. Metode Pengendalian Persediaan PT. Freeport Indonesia Harga S-7249 (C) = $ 2,310.00 per MT Jumlah pemesanan (Q) = 623.04 MT Frekuensi pemesanan (f) = 6 (enam) kali Biaya pemesanan/penanganan bahan baku = $108,301.87 Banyaknya pemesanan dalam satu tahun (D) = 3738.25 MT Biaya simpanan (Cc) •
Harga S-7249 (C) = $ 2,310.00 per MT
•
Ongkos simpan diasumsikan 10% x harga S-7249 = $ 231
Sehingga total biaya pengendalian persediaan perusahaan adalah: TC = biaya pembelian + biaya pesan + biaya simpan
= $ 9,357,138.05.
4.7. Metode Pengendalian dengan Metode P Dasar pemilihan metode P dalam melakukan analisa persediaan bahan baku pada PT. Freeport Indonesia untuk membandingkan metode yang selama ini digunakan yaitu metode konvensional adalah: -
Selalu melakukan pemesanan persediaan dengan jarak waktu antara dua pemesanan tetap.
-
Semua bahan baku yang didatangkan dari luar area kerja selalu menyediakan persediaan pengaman yang lebih besar
Universitas Mercu Buana
49
Tugas Akhir -
FTI_Tehnik Industri
Kemampuan biaya perusahaan yang menunjang dalam menyediakan persediaan pengaman yang lebih besar.
-
Kapasitas tempat penyimpanan bahan baku yang cukup besar. Dari keempat faktor yang telah kita sebutkan diatas maka sangat cocok
dengan prinsip dasar metode P yaitu metode persediaan dengan jarak waktu antara dua pemesanan tetap, sedangkan jumlah bahan yang dipesan berubahubah dan membutuhkan persediaan pengaman lebih besar. Untuk perhitungan dengan meggunakan metode P, maka dapat dilakukan dengan menggunakan parameter sebagai berikut:
1. Harga S-7249 (c)
= $ 2,310.00 per MT
2. Biaya pemesanan/order (Cs)
= $ 108,301.87
3. Biaya penyimpanan per unit/tahun (Cc)
= $ 231
4. Jumlah kebutuhan selama satu tahun (D)
= 3738.25 MT
5. Rata-rata kebutuhan perbulan (d)
= 311.52 MT
6. Lead time (Lt)
= 60 hari (2 bulan)
7. Nilai frequency service level (z)
= 1.17
8. Standar deviasi (σd) tingkat kebutuhan
= 4.52
Perhitungan untuk mendapatkan interval pemesanan/order interval (Tt), dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
= 0,5 tahun = 365 x 0,5 = 182.804 hari Universitas Mercu Buana
50
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
= 6.01 bulan Sehingga dalam satu tahun terjadi pemesanan sebanyak:
Untuk standar diviasi dari tingkat kebutuhan (σd):
σd = 4.521 Karena selama periode lead time atau masa tenggang tidak tergantung pada permintaan harian maka untuk menghitung reorder point (r) digunakan persamaan:
= 629.06 MT Dengan diketahuinya nilai reorder point (r) maka nilai service level dapat kita hitung dengan persamaan:
=2
Universitas Mercu Buana
51
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Untuk perhitungan jumlah bahan baku yang akan dipesan (Qo) digunakan rumus persamaan:
= 2520.67 MT Adapun persediaan pengaman yaitu:
= 25.29 MT Dari hasil perhitungan Qo diatas maka diperoleh total inventory cost pertahun: (TCq) = biaya pembelian + biaya pesanan + biaya simpan, sesuai dengan persamaan:
= $ 8,944,524.56 Dari hasil perhitungan diatas didapatkan penghematan dapa metode P adapun besarnya presentase biaya penghematan dengan menggunakan metode P adalah:
Dimana : TC = total biaya dengan metode konvensional TCp = total biaya dengan metode P Universitas Mercu Buana
52
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Sehingga dari perhitungan diatas, maka didapatkan:
= 4.41% Jadi penghematan yang dapat dilakukan manajemen perusahaan dengan menggunakan metode P adalah sebesar 4.41% atau sebesar $ 412,613.49. Perhitungan total biaya dengan metode P untuk bahan baku lainnya dapat dilihat pada lampiran di halaman xiii.
Universitas Mercu Buana
53
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Metode Peramalan Peramalan yang dilakukan adalah peramalan yang bersifat kualitatif merupakan metode deret berkala (time series). Dimana pada metode ini memanfaatkan data masa yang lalu untuk diramalkan yang mana hasilnya kemudiaan akan digunakan untuk dimasa yang akan datang. Agar hasil yang didapatkan lebih akurat maka peramalan dilakukan dengan menggunakan data yang lebih banyak. Data yang digunkan berupa data penggunaan / pemakaian bahan baku selama tiga periode yaitu tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006. Untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan dari tugas akhir ini, khususnya dalam menganalisis masalah kebutuhan bahan baku pada PT. Freeport Indonesia, maka penulis menggunakan pengolahan data sebagai berikut: 1. Peramalan Untuk menentukan pengendalian pemakaian bahan baku pada periode / tahun berikutnya maka kita menggunakan data pemakaian bahan bahan baku pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk mencapai hasil yang akurat dalam melakuakan peramalan maka digunakan data pemakaian bahan baku selama tiga tahun terakhir.
Universitas Mercu Buana
54
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Metode yang akan digunakan dalam menentukan peramalan kebutuhan bahan baku ini adalah d. Metode Exponential e. Metode Cyclic f. Metode Rata-rata bergerak Ketiga metode diatas dipilih oleh penulis untuk menentukan peramalan kebutuhan bahan baku agar penulis dapat melihat metode mana yang memberikan tingkat kesalahan yang terkecil dan inilah yang terbaik yang akan digunakan untuk menghitung pengendalian persediaan bahan baku. 2. Mengevaluasi metode persediaan yang diterapkan perusahaan yaitu metode konvensional dengan metode persediaan yang diusulkan yaitu metode P. 3. Menghitung pengendalian persediaan bahan baku Ore, Kapur dan Reagen (Cytec S-7249, SIBZ & OTX-140 & Flocculant) menggunakan sistem pengendalian persediaan metode konfensional dengan metode P. Gafik Pemakaian Bahan Baku S-7249 500.000
450.000
400.000
350.000
300.000 MT
2004 250.000
2005 2006
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Bulan
Universitas Mercu Buana
55
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Dari grafik pemakaian bahan baku terlihat ada kenaikan pemakaian bahan bakau pada tiap tiga bulan. Hal ini terjadi karena pada titik / bulan ini biasanya pihak perusahaan akan menambah banyaknya produksi untuk memenuhi target pada tiap quartal, sebelumnya pada titik/bulan berikutnya akan turun untuk pelaksanaan perawatan/maintenance. Dalam teori banyaknya penggunaan bahan baku yang digunakan pada proses produksi tembaga & emas mempunyai ketetapan sendiri. Namun dalam pelaksanaan hal ini sangat susah untuk diharapkan dikarenakan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi itu sendiri, misalnya pH dari ore, kandungan silica, Fe dan unsur lainnya yang terkandung dalam Ore dan lainlain. Sehingga perubahan banyaknya bahan baku yang digunakan akan senantiasa berubah disesuaikan dengan kondisi yang dipantau oleh operator dilapangan. Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan / pemakaian bahan baku kapur, S-7249, SIBX, OTX dan Flocculant tidak dapat langsung ditentukan tetapi tergantung pada kondisi yang didapatkan pada saat proses produksi berlangsung. Dari hasil hitungan peramalan pada metode Exponential, metode Cyclic dan metode Rata-rata bergerak, diperoleh bahwa metode peramalan yang dapat memberikan nilai peramalan yang lengkap setiap bulannya dalam setahun adalah metode Cyclic. Penggunaan peramalan ini memiliki MAD sebesar 534.04 dan MSE sebesar 29386.84 untuk S-7249; MAD sebesar 176.558 dan MSE sebesar 3771.365 untuk SIBX; MAD sebesar 224.343dan MSE sebesar 6386.403 untuk OTX; MAD sebesar 157.161 dan MSE sebesar 2389.597 untuk Flocculant.
Universitas Mercu Buana
56
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Jadi untuk perencanaan selanjutnya maka digunakan hasil metode peramalan Cyclic. Adapun tabel lengkap kebutuhan bahan baku untuk periode January 2007 sampai Desember 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.1. Kebutuhan bahan baku bulan Januari 2007 – Desember 2007 berdasarkan hasil ramalan dengan menggunakan metode Cyclic. Jumlah Pemakaian Month
S-7249 (MT)
SIBX (MT)
OTX (MT)
Flocculant (MT)
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jumlah Rat-rata (x)
308.141 302.472 313.120 307.717 314.075 318.405 308.481 308.811 316.357 311.301 314.178 315.195 3738.253
101.803 101.715 101.219 99.792 105.675 105.551 105.330 104.937 103.258 100.391 102.549 103.688 1235.907
127.110 127.295 132.801 131.767 131.022 131.175 131.667 132.510 133.803 133.048 133.174 125.027 1570.400
90.780 90.772 91.423 90.756 92.387 94.589 92.003 91.636 91.044 90.695 92.118 91.928 1100.129
311.521
102.992
130.867
91.677
5.2 Pembahasan
Hasil
Perhitungan
Metode
Pengendalian
Persediaan
Menggunakan Metode P Penggunaan metode P sangat efektif dalam suatu perusahaan yang mempunyai permintaan yang berubah-ubah. Dimana penggunaan metode tersebut akan dapat membantu perusahaan dalam penerapan jumlah pemesanan optimal, titik pemesanan kembali (r) dan besarnya persediaan pengaman yang harus disediakan oleh suatu perusahaan, sehingga resiko kekurangan persediaan dapat teratasi dengan baik dan pada akhirnya penerapan metode ini akan memberikan total biaya perusahaan yang optimal.
Universitas Mercu Buana
57
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Berdasarkan perhitungan bahan baku reagent S-7249 menunjukkan bahwa metode P menghasilkan total biaya perseidaan yang lebih minimum dibandingkan dengan metode konvensional yang diterapkan oleh perusahaan, karena jumlah pemesanan optimal (Q) frekuensi pemesanan dalam setahun berpengaruh terhadap total biaya persediaan. Sedangkan metode P dipengaruhi oleh interval pemesanan (T) dan frekuensi selama waktu pemesanan yang telah ditentukan. Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan metode konvensional pada perusahaan, besarnya pemesanan optimal (Q) yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebesar 623.04 MT (reagent S-7249), 205.98 MT (reagent SIBX), 261.73 MT (reagent OTX) dan 183.35 MT (reagent Flocculant). Untuk total biaya persediaan yang harus disiapkan adalah sebesar $ 9,357,138.05 (reagent S-7249), $ 1,178,503.52 (reagent SIBX), $ 3,607,517.21 (reagent OTX) dan $ 1,907,330.25 (Flocculant). Kemudian berdasarkan perhitungan dengan metode P, pemesanan dilakukan sebesar 2510.05 MT (reagent S-7249), 1055 MT (reagent SIBX), 795.77 MT (reagent OTX) and 554.55 MT (reagent Flocculant). Untuk total biaya persediaan yang harus disiapkan adalah sebesar $ 8,943,298.02 (reagent S-7249), $ 1,136,288.05 (reagent SIBX), $ 3,420,547.49 (reagent OTX) dan $ 1808244.30 (Flocculant) dari total biaya persediaan dengan metode P. Perbandingan total biaya persediaan berdasarkan perhitungan menggunakan metode konvensional dan metode P adalah sebagai berikut: Tabel 5.2 Perbandingan total biaya persediaan a. Reagent S-2749 Metode yang digunakan Perhitungan konvensional Perhitungan metode P
Universitas Mercu Buana
Total Cost Penghematan $9,357,138.05 $8,943,298.02 $413,840.03
58
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
Besarnya penghematan yang didapatkan dengan menggunakan metode P adalah sebesar $ 413,840.03 Besarnya penghematan ini didapatkan dari jumlah frekuensi pemesanan yang lebih kecil dan jumlah pemesanan (Q) optimal yang didapatkan dengan menggunkan metode P lebih kecil dengan jumlah pemesanan yang dilakukan perusahaan selama satu tahun. b. Reagent SIBX Metode yang digunakan Perhitungan konvensional Perhitungan metode P
Total Cost Penghematan $1,178,503.52 $1,136,288.05 $42,215.47
Dari tabel diatas terlihat bahwa total biaya (TC) yang dikeluarkan metode P lebih kecil dibandingkan dengan total biaya konvensional yang diterapkan perusahaan. Namun untuk menerapkan metode ini kembali ditekankan bahwa resiko kekurangan persediaan lebih besar dikarenakan apabila terjadi suatu hambatan pada saat lead time maka akan secara langsung mempengaruhi jumlah persediaan. c. OTX Metode yang digunakan Perhitungan konvensional Perhitungan metode P
Total Cost Penghematan $3,607,517.21 $3,420,547.49 $186,969.72
Untuk OTX besarnya penghematan yang didapatkan dengan menggunakan metode P adalah sebesar $ 186,969.72 Besarnya penghematan ini didapatkan dari jumlah frekuensi pemesanan yang lebih kecil dan jumlah pemesanan (Q) optimal yang didapatkan dengan menggunakan metode P lebih kecil dengan jumlah pemesanan yang dilakukan perusahaan selama satu tahun.
Universitas Mercu Buana
59
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
d. Flocculant Metode yang digunakan Perhitungan konvensional Perhitungan metode P
Untuk
Flocculant
Total Cost Penghematan $1,907,330.25 $1,808,244.30 $99,085.95
besarnya
penghematan
yang
didapatkan
dengan
menggunakan metode P adalah sebesar $ 99,085.95 Besarnya penghematan ini didapatkan dari jumlah frekuensi pemesanan yang lebih kecil dan jumlah pemesanan (Q) optimal yang didapatkan dengan menggunakan metode P lebih kecil dengan jumlah pemesanan yang dilakukan perusahaan selama satu tahun.
Universitas Mercu Buana
60
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Grafik Perbandingan Total Biaya Metode Konvensional & Metode P Perbandingan Total Biaya Metode Konvensional dan Metode P $10,000,000.00 $9,000,000.00 $8,000,000.00
Biaya
$7,000,000.00
Total biaya dengan metode konvensional
$6,000,000.00
Total biaya dengan metode P
$5,000,000.00
Penghematan biaya pertahun
$4,000,000.00
Presentase penghematan pertahun
$3,000,000.00 $2,000,000.00 $1,000,000.00 $0.00
1
2
3
4
Total biaya dengan metode $9,357,138.05 $1,178,503.52 $3,607,517.21 $1,907,330.25 konvensional Total biaya dengan metode $8,943,298.02 $1,136,288.05 $3,420,547.49 $1,808,244.30 P Penghematan biaya pertahun Presentase penghematan pertahun
$413,840.03
$42,215.47
$186,969.72
$99,085.95
4.42%
3.58%
5.18%
5.20%
Bahan Baku
1. Bedasarkan hasil peramalan untuk tahun 2007 dengan menggunakan tiga metode yaitu metode Exponential, metode Cyclic dan metode Rata-rata
Universitas Mercu Buana
61
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
2. bergerak, diperoleh bahwa metode peramalan yang dapat memberikan nilai peramalan yang lengkap setiap bulannya dalam setahun adalah metode Cyclic, dengan total bahan baku yang dibutuhkan sebesar: o S-7249 sebesar 3738.253 MT o SIBX sebesar 1235.907 MT o OTX sebesar 1570.400 MT o Flocculant 1100.129 MT 3. Total biaya yang harus disediakan untuk periode January 2007 – Desember 2007 berdasarkan analisa dengan menggunakan metode P untuk periode January 2007 – Desember 2007 adalah: o S-7249 sebesar $ 8,943,298.02 o SIBX sebesar $ 1,136,288.05 o OTX sebesar $ 3,420,547.49 o Flocculant $ 1808244.30 Sedangkan untuk perhitungan dengan menggunakan konvensional yang diterapkan oleh perusahaan didapatkan biaya sebagai berikut: o S-7249 sebesar $ 9,357,138.05 o SIBX sebesar $ 1,178,503.52 o OTX sebesar $ 3,607,517.21 o Flocculant $ 1,907,330.25 4. Dengan membandingkan antara kedua metode konvensional dan metode P, maka didapatkan selesih/penghematan apabila menggunakan metode P yaitu sebesar : o S-7249 sebesar $ 413,840.03
Universitas Mercu Buana
62
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
o SIBX sebesar $ 42,215.47 o OTX sebesar $ 186,969.72 o Flocculant sebesar $ 99,085.95 Dengan demikian Total Cost (TC) yang dikeluarkan dengan menggunakan metode P akan lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang diterapkan perusahaan.
6.2 Saran 1. Sebaiknya perencanaan persediaan bahan baku PT. Freeport Indonesia menggunakan perencanaan persediaan metode P karena memberikan biaya persediaan yang lebih rendah. 2. Sebaiknya PT. Freeport Indonesia menggunakan metode peramalan dalam menentukan banyaknya pemesanan bahan baku untuk mengantisipasi pemborosan pemesanan.
Universitas Mercu Buana
63
Tugas Akhir
FTI_Tehnik Industri
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Freddy, “Manajemen Persediaan Aplikasi diBidang Bisnis” Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta 1995
Yamit, Zulian M.si, “Manajemen Persediaan” Penerbit EKONISIA, Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 1999
Ma’aarif, Mohamad Syamsul & Tanjung, Hendri “Manajemen Operasi” Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2003
Fauzy, Akhmad, “Statistik Industri” Penerbit UII Press Jogjakarta (anggota IKAPI), Jogyakarta, 2001
Sumani, Sambodho, “Ekonomi & Manajemen Teknik” Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006 Dajan, Anto, “Pengantar Metode Statistik Jilid I” Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia, anggota IKAPI, Jakarta, 1973
Universitas Mercu Buana
64