EDISI JANUARI-FEBRUARI 2012
DIREKTUR UTAMA, DJAKFARUDIN JUNUS:
M E D I A K O M U N I K A S I & I N F O R M A S I I N D O FA R M A G R O U P topikutama
topikutama
Towards New Indofarma Way
PT IGM Gelar Rakernas 2012
PERTUMBUHAN BISNIS BUTUH BUDAYA ORGANISASI YANG KONDUSIF
topikutama Rakernas Direktorat Riset dan Pemasaran
Target Penjualan Rp750 Miliar
Transformasi
Budaya Organisasi
pengantarredaksi TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI
Bersyukur kita dapat bertemu kembali dengan majalah OASIS edisi awal tahun 2012. Di tengah persaingan bisnis farmasi nasional, Alhamdulillah perusahaan kita pada tahun kemarin dapat meningkatkan laba bersih beberapa kali lipat dari tahun 2010, meskipun belum menyentuh profit marjin 5%. Berbagai pengalaman di 2011 tentunya akan menjadi bekal dalam mengarungi tahun ini. Perusahaan kita telah menetapkan targetnya di tahun ini, dan untuk itu segenap karyawan harus mendukungnya dengan memaksimalkan tenaganya dan meminimalkan kekurangannya. Target Indofarma 2012 adalah laba bersih minimal 5%. Sebuah target yang belum pernah kita lampaui dalam sepuluh tahun terakhir. Target ini mengharuskan perusahaan bertumbuh lebih pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Apa syarat agar perusahaan bisa bertumbuh pesat? Kami berpendapat bahwa budaya organisasi adalah syarat atau basis dari pertumbuhan. Didasari pada semboyan “The man behind the gun”. Pepatah itu bermakna luas bahwa manusia adalah penentu kesuksesan yang peranannya melebihi sarana dan sistem kerja. Pertumbuhan bisnis sebuah perusahaan amat ditentukan oleh kompetensi dan kekompakan sumber daya manusianya. Dalam hal kekompakan inilah urgensi perlunya budaya organisasi yang kondusif serta kokoh dalam menunjang optimalisasi kerja. Budaya organisasi adalah kumpulan keyakinan, nilai-nilai dan sikap kerja yang ideal dan kondusif yang menjadi kekuatan penggerak organisasi. Dengan demikian pengokohan budaya organisasi adalah sebuah keharusan, disertai pengikisan budaya organisasi yang tidak kondusif. Dengan kata lain diperlukan transformasi budaya organisasi. Oleh karena itu kami angkat topik utama Oasis edisi ini tentang Budaya Organisasi agar hal ini menjadi perhatian kita.
daftarisi
Kami menjelajahi topik tersebut dengan menggalinya dari berbagai sumber seperti dari paparan Direktur Utama ketika mengisi Forkom akhir tahun 2011, dari raker/rapokja, dan lainlain. Mudah-mudahan tema kali ini dapat memperkuat kekompakan kita sebagai anggota organisasi/korporasi. Rubrik-rubrik lainnya tentang kiprah perusahaan juga kami tampilkan. Akhirnya tidak lupa kami serukan agar segenap rekan dapat menyumbangkan tulisannya atau ide-idenya sesuai dengan rubrik-rubrik yang kami sediakan. Selamat membaca, dan salam Oasis. Indofarma...Bisa! (RED)
TOPIK UTAMA
Rapokja Indofarma 2012: Towards New Indofarma Way
05
PT IGM Gelar Rakernas
07
Shahnaz Haque Dinobatkan "Brand Ambassador OGB Indofarma
09
Rakernas Direktorat Riset dan Pemasaran 2012 Target Penjualan Rp750 Miliar
10
Direktur Utama, Djakfarudin Junus: Pertumbuhan Bisnis Butuh Budaya Organisasi yang Kondusif
12
07
09
Wisata
Infala Sambangi Pangandaran
14
13
Seputar Kita
Training bagi Tenaga Administrasi
13
Promosi Biofrost: Healthy Gathering di PT Surveyor
16
15
Seputar Kita
“Go Green” Indofarma di Karawang Timur
15
Maulid Nabi Di Indofarma: Akhlak Karimah Sebagai Landasan Budaya Perusahaan
18
Pelatihan Satpam PT. Indofarma
19
16 | JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
03
editorial
Transformasi Budaya Organisasi Setiap
perusahaan – termasuk PT Indofarma – tentu ingin bisnisnya bertumbuh. Agar Perusahaan bisa bertumbuh salah satunya bertumpu pada kompetensi sumber daya manusianya, skill dan kekompakan para karyawannya. Bicara kekompakan berarti bicara tentang perlunya budaya organisasi yang ideal atau yang kondusif. Adakalanya diperlukan transfromasi (perubahan) budaya organisasi bila dirasakan budaya organisasi yang berjalan masih belum ideal. Budaya organisasi umumnya diartikan sebagai keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan hal apa saja yang dianggap ideal yang menjadi kekuatan penggerak organisasi itu.
Di sini motor utama transformasi budaya organisasi adalah para pemimpin di korporasi tersebut, yakni para pemimpin di level puncak, level menengah maupun level awal. Pemimpin adalah orang yang diikuti, dijadikan panutan, dipedomani
susunanredaksi
pandangan dan segala pikirannya. Oleh karena itu seorang pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan dari orang-orang yang dipimpinnya. Tentu kelebihan yang dimaksud bukan bersifat material, namun immaterial yakni pengetahuan, kecerdasan, dan visi yang tajam. Pemimpin yang memiliki kekayaan immaterial seperti itu akan diikuti secara tulus oleh para pengikutnya. Pemimpin seperti itu akan memiliki kewibawaan dan menjadi kebanggaan bagi yang dipimpinnya. Sangat berbeda dengan pemimpin yang hanya memiliki kelebihan material dan bahkan kekuatan pemaksa, yang hanya akan diikuti secara semu. Hubungan pemimpin dan yang dipimpin juga akan bersifat transaksional, sehingga mengubah budaya organisasi menjadi sulit dilakukan. Perubahan budaya akan terjadi kalau ada kekuatan pengubah. Sedangkan kekuatan itu hanya akan lahir dari kelebihan yang bersifat immaterial tersebut.
Penasehat
Direksi Corporate Secretary Pemimpin Umum / Penanggung Jawab
Guntoro, S.Sos
Pemimpin Redaksi
Drs. Irfan Mohamad, M.Pd Dewan Redaksi
- Alim Kumbang, SE - Rangga Ananta Bhakti, SE, SH - Datung Iswanto, S.Sos Alamat Redaksi
Jl.Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 T : (021) 8832 3971 Fax: (021) 8832 3972
Pemimpin yang kaya pengetahuan, kecerdasan, dan visi yang tajam biasanya memperlakukan staf atau bawahannya sebagai kekuatan atau aset yang sedemikian mahal harganya. Pemimpin seperti itu menjadikan bawahan atau stafnya lebih kuat dan lebih mampu menghilangkan rintangan yang mungkin dihadapi bahkan juga memfasilitasi, dan memberikan harapan serta kegembiraan, dan kesejahteraan di masa depan.
email
[email protected] [email protected]
04
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
Selain itu, pemimpin akan diikuti bila
mereka sanggup berlaku adil, jujur, dan bersedia untuk berkorban untuk kepentingan korporasi. Siapapun tidak mau diperlakukan secara tidak adil atau diskriminatif. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian bahwa terkait keadilan biasanya lebih dirasakan daripada yang diucapkan. Seorang pemimpin yang seharihari menyebut pentingnya keadilan, namun dalam mengambil keputusan selalu diskriminatif, sebenarnya bukan pemimpin. Kesediaan berkorban bagi seorang pemimpin akan dilihat sebagai kesungguhan dalam berusaha meraih visi yang diinginkan. Kebanyakan orang akan mengikuti pemimpin yang teguh pendirian, mementingkan orang banyak, dan sanggup menanggung risiko yang diakibatkan dari keputusan yang diambilnya. Iklim atau suasana seperti itulah yang diperlukan dalam mengubah budaya organisasi. Menjadi pemimpin yang mampu menunjukkan kinerja seperti itu memang sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Pemimpin berbeda dengan pejabat. Pemimpin biasanya menjadi kekuatan penggerak dan menentukan arah gerakan itu. Sedangkan pejabat biasanya hanya sebatas menjalankan tugas-tugas formal sebagaimana jabatan yang diembannya. Memang seharusnya pejabat itu sekaligus sebagai pemimpin. Pemimpin biasanya diikuti, sedangkan pejabat hanya ditakuti. Oleh karena itu mengubah budaya organisasi membutuhkan pemimpin yang juga pejabat, bukan sekedar pejabat tetapi bukan pemimpin. (IM)
topikutama
Towards New Indofarma Way RAPOKJA INDOFARMA 2012:
Rapokja (Rapat Kelompok Kerja) PT Indofarma diadakan pada 2-3 Februari 2012 di Hotel Peninsula Jakarta. Rapokja diikuti seluruh staf (Asman dan Manajer) dari seluruh Direktorat di PT Indofarma, dengan mengusung tema “Towards New Indofarma Way”. Rapokja dibuka pada Kamis 2 Februari 2012 pagi oleh Direktur Utama PT Indofarma Djakfarudin Junus.
Saat
pembukaan, Djakfarudin mengemukakan bahwa target rapokja adalah lahirnya pembaruan atau perubahan pada semua divisi, meliputi budaya, value, dan strategi. Ia berharap masukan dari para narasumber dengan latar belakang akademisi, praktisi, dan pemerintah dapat menjadi bahan dalam membuat rencana kerja 2012.
Materi rapokja sesi pertama adalah tentang strategi perencanaan, siklus budget, dan KPI yang dibawakan
oleh Alberto DH (dari FE UI). Sesi ini menekankan pentingnya penetapan misi dan target yang jelas, kemudian diikuti dengan penetapan KPI (Key Performance Indicator) sebagai indikatornya. Alberto juga mengingatkan keharusan keterkaitan antara KPI dengan RJPP dan RKAP. Berikutnya pada sesi kedua dibahas tentang posisi kompetitif Indofarma dan road map transformasi menuju perusahaan kelas dunia yang dibawakan secara panel | JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
05
topikutama S Slamet, Apt (Kepala BPOM RI), dan Linda Sitanggang, Apt (Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan). Keduanya selain mengemukakan peran instansi yang mereka pimpin, juga mengingatkan bahwa BUMN farmasi berperan sebagai penyangga ketersediaan OGB, penjaga ketahanan obat nasional, dan stabilisator harga obat.
oleh Prof Dr Firmanzah (Dekan FE UI), Dr Irnanda Laksanawan (Deputi Menteri BUMN), dan Dr Rofiqoh Rohim (Harian “Bisnis Indonesia”). Tiga narasumber ini meski membahas tema yang sama, tetapi dari sudut yang berbeda-beda sesuai latar belakang dan keahlian masing-masing. Berikutnya seusai makan siang, sesi ketiga membahas tentang tren dan isu strategi inovasi dalam bisnis farmasi dengan narasumber Dr Henny Rahmawati (ITB), Daniel Surya (pimpinan di sebuah industri nutrisi), dan Jonathan (Direktur pengembangan bisnis PT Mensa). Berbagai hal dibahas dalam sesi ini seperti tren/peluang produk inovatif, peran riset, teknologi, sumber-sumber bahan baku, dan situasi ekonomi global. Pada sesi keempat dibahas tentang dinamika industri farmasi yang dibawakan oleh Ferry Sutikno (pengurus GP Farmasi, yang juga pimpinan PT Dexa Medica). Ferry mengingatkan peluang pasar OGB akan sangat besar seiring dengan akan berjalannya BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial) dan SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dua tahun lagi. Ia mengingatkan bahwa peluang OGB itu perlu dilakukan secara project management agar terlaksana dengan cepat dan terpadu meliputi 06
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
produksi, riset, pemasaran, dan distribusi. Pada sore hari di sesi keempat dibahas tentang analisis kompetitor dan rebranding perusahaan yang dibawakan oleh Daniel Surya (konsultan rebranding) dan David Muslim (analis pasar farmasi). Daniel mengingatkan bahwa rebranding perusahaan tidak sekadar masalah logo, rebranding adalah jiwa perusahaan yang meliputi strategi, engagement, manajemen, komunikasi, dan visual (logo). Adapun David Muslim memaparkan dengan detail peta persaingan industri farmasi dalam dan luar negeri, dan peluang bisnis PT Indofarma. Seusai makan malam, pada sesi kelima dibahas tentang implementasi SJSN yang dibawakan oleh dr Fahmi Idris (anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional). Sesi ini merupakan kelanjutan tema yang sempat disinggung di sore hari oleh dr. Sri Henni Setiawati (Kemenkokesra RI). Tema ini mengemukakan peluang kebutuhan OGB dalam jumlah yang besar dalam SJSN di 2014. Selanjutnya pada sesi keenam dibahas tentang peran BPOM dan Kemenkes RI dalam pembinaan industri farmasi nasional. Narasumber sesi ini adalah Lucky
Rapokja hari kedua (3 Februari 2012) diawali dengan pembekalan dari Dewan Komisaris tentang arah Indofarma pada pagi hari. Acara berikutnya merupakan acara inti rapokja, yaitu penyusunan rencana dan program kerja 2012 oleh para staf dengan dipandu oleh Alman Faluti, Eko Dodi Santosa, dan Yasser Arafat. Setelah melalui forum pembahasan maka pada siang hari, rapokja berhasil merumuskan beberapa “pointers” penting, antara lain penguatan core bisnis (yakni OGB), resertifikasi CPOB (akhir 2012), peningkatan peran riset, peluncuran
produk-produk baru, peningkatan sinergi dengan anak perusahaan/ distributor, dan aliansi dengan mitra strategis. Rapokja 2012 ini juga sepakat mengenai perlunya pembaruan dan perubahan di semua divisi sesuai tema “Towards New Indofarma Way”, serta komitmen pada pencapaian profit bersih 5% di 2012. Bravo Indofarma. (IM)
.
topikutama
PT Indofarma Global Medika (IGM) melangsungkan rakernas (rapat kerja nasional) tahun 2012 pada 16-19 Januari 2012 di Hotel Sensa, Cihampelas, Bandung.
PT IGM Gelar Rakernas 2012 Rakernas
diikuti sekitar 100 peserta meliputi Komisaris, Direksi, Manajer, serta Kepala Cabang dari semua cabang IGM se-Indonesia. Rakernas kali ini mengusung tema “Flying Without Wing” sebagai spirit kerja PT IGM di 2012. Acara pada 16 Januari 2012 adalah pembekalan yang diisi dengan tema-tema yang relevan dari berbagai narasumber. Tema pertama dibawakan oleh Prof Dr Azrul Azwar, MPH, dosen FKM UI, pakar kesehatan masyarakat yang juga Komisaris PT Indofarma. Prof Azrul menyampaikan materi tentang “Kesehatan Masyarakat dan Peluang Industri Farmasi”. Dengan materi ini diharapkan para staf PT IGM dapat lebih mengenal kebijakan/regulasi kesehatan terkini, dan peluangnya yang terkait dengan bisnis obat dan alat kesehatan. Materi pembekalan berikutnya tentang “Dasar-dasar Manajemen Risiko” yang dibawakan oleh Yulinar dan Yunita, dua orang pejabat dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), yang juga mitra kerja implementasi manajemen risiko di PT Indofarma group. Materi ini selain memberikan pengetahuan dasar manajemen risiko, juga mengaitkannya dengan implementasinya di PT IGM sehingga peserta siap melaksanakannya. Kemudian materi tentang “Tindak Pidana Korupsi dalam Pengelolaan BUMN” yang dibawakan oleh Lambok Sidabutar, SH, MH (pejabat dari Kejaksaan RI). Ia menjelaskan
keputusan bisnis (aksi korporasi) berbeda dengan penyalahgunaan wewenang agar jika muncul tuntutan hukum maka akan jelas arahnya. Ringkasnya dengan materi ini diharapkan peserta sebelum melakukan keputusan dapat memagari diri dengan pengetahuan hukum sehingga tidak terjerat masalah atau tuntutan hukum. Pada keesokan harinya, rakernas dibuka resmi oleh Direktur Utama PT IGM, Ary Gunawan yang dilanjutkan dengan sambutan dari Dewan Komisaris PT IGM yang diwakili Bambang Solihin, dan Asawir. Adapun Ary Gunawan juga menyempatkan memberikan pengarahannya tentang RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) yang meliputi perkembangan IGM, nilai-nilai perusahaan, evaluasi 2011, posisi dan tantangan IGM, asumsi-asumsi
RJPP, dan target serta strategi pencapaian 2012. Ary juga menyampaikan tiga poin penting dari push and pull strategy, yakni mencakup pengembangan bisnis, efisiensi biaya, dan margin profit. Di sini peningkatan sinergi IGM dengan Indofarma menjadi pilarnya. Untuk sinergi yang kuat dibutuhkan pemahaman yang sama, konsep formulasi pergerakan yang sama, bahasa yang sama, dan aksi pergerakan yang sama antara IGM (sebagai distributor) dan Indofarma (sebagai manufaktur). Pada sesi siang hari narasumber diisi oleh Direksi PT Indofarma. Dimulai dari Direktur Pemasaran, Elfiano Rizaldi yang memaparkan evaluasi kinerja Indofarma-IGM 2011, dan target 2012 dengan model analisis SWOT, sekaligus menjelaskan halhal yang harus dilakukan untuk | JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
07
topikutama penguatan sinergi INAF – IGM. Pada kesempatan ini, Elfiano memberikan tanda penghargaan dan hadiah kepada beberapa cabang IGM yang tergolong best performance di bidang tender/institusi yakni Cabang Jambi (kelas III), Purwokerto (kelas II), dan Makassar (kelas I). Sedangkan kategori best performance di bidang reguler diraih oleh Banjarmasin (kelas III), Bogor (kelas II), dan Jakarta 2 (kelas I). Narasumber berikutnya adalah Direktur Produksi, Kosasih yang mengemukakan antara lain PT Indofarma dijadikan barometer industri farmasi nasional oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Oleh karena itu
unit Produksi Indofarma terus mematuhi regulasi CPOB terbaru. Dengan demikian IGM tidak perlu ragu sedikitpun bahwa semua obat dari Indofarma adalah obat yang bermutu yang siap diuji banding dengan produk-produk kompetitor. Direktorat Produksi pada 2012 juga telah siap menyediakan produkproduk yang dibutuhkan pasar sesuai permintaan Pemasaran dan PT IGM. 08
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
Selanjutnya Direktur Utama PT Indofarma, Djakfarudin Junus membawakan materi tentang Healthy and Compliance Business (Kesehatan dan Kepatuhan Bisnis). Ia mengingatkan bahwa Indofarma dan IGM adalah satu grup yang visinya sama. Ia juga menekankan perlunya langkah-langkah konkret peningkatan sinergi antara INAFIGM. Djakfarudin juga memaparkan tentang pentingnya menumbuhkan budaya organisasi yang sehat, baik di Indofarma maupun di IGM yang salah satunya adalah meminimalkan mencari kesalahan, diganti dengan bersama-sama mencari solusi. Djakfarudin menjelaskan bahwa kesehatan dalam bisnis meliputi
kesehatan dalam visi, perilaku organisasi, kinerja, dan manajemen. Adapun kepatuhan dalam bisnis meliputi sikap profesional, berbasis manajemen risiko, dan kepatuhan etis. Dalam kaitan ini Djakfarudin menegaskan perlunya segenap insan Indofarma grup menjadi pekerja yang berkarakter jujur (sidik), cerdas/profesional (fatonah), kompeten (amanah), dan komunikatif (tabligh).
Adapun Direktur Keuangan & SDM John Sebayang mengingatkan bahwa hubungan antara IGM dengan Indofarma adalah hubungan B to B (Bisnis dengan Bisnis), yang sudah ada ketentuannya, yang wajib dijalankan ke dua belah pihak. Hal inilah yang menjadi pilar pokok hubungan IGM – Indofarma. Pada hari-hari berikutnya, rakernas juga diisi oleh principal lain. Perlu diketahui, kini IGM memiliki beberapa principal selain Indofarma, sehubungan dengan bisnis IGM tidak terbatas sebagai distributor obat-obatan, melainkan juga sudah meluas pada alat kesehatan dan laboratorium rumah sakit. Dengan bekal paparan dari para principal itu, PT IGM akan lebih dapat menyatukan sinerginya bersama principal tersebut, serta bisa lebih jeli dalam menetapkan strateginya. Rakernas juga mengagendakan acara presentasi dari pejabat internal IGM. Dimulai dari Direksi IGM yakni dari Direktur Operasional dan Direktur Keuangan. Paparan dilanjutkan oleh para staf khusus direksi dan para manajer. Masingmasing manajer dengan sistematik dan rinci memaparkan kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang (SWOT) di bidang kerjanya masingmasing disertai perencanaan strategis di 2012. Pada setiap akhir paparan para staf khusus dan manajer diadakan forum tanggapan guna mendiskusikan atau merevisi paparan mereka tersebut. Forum paparan serta tanggapan ini diikuti secara antusias oleh para peserta. Akhirnya rakernas ditutup resmi oleh Direktur Utama PT IGM, Ary Gunawan pada 19 Januari 2012. Selamat dan sukses untuk IGM, semoga target 2012 tercapai. Bravo IGM dan Indofarma! (IM)
topikutama Shahnaz Haque Dinobatkan
“Brand Ambassador“ Ogb Indofarma
Bertempat
di Aula Pelatihan PT Indofarma Cibitung, pada 21 Februari 2012 dilakukan penandatanganan kontrak kerjasama antara PT Indofarma dengan aktris, presenter dan juga penyiar radio, Shahnaz Haque sebagai “Brand Ambassador” produk OGB (Obat Generik Berlogo) Indofarma. Acara dihadiri oleh Direktur Utama PT Indofarma, Djakfarudin Junus, Direktur Riset dan Pemasaran Elfiano Rizaldi, Direktur Operasi dan Pengembangan Bambang Solihin Irianto, para staf dan karyawan, serta sejumlah wartawan media cetak nasional. Dalam sambutannya Djakfarudin mengemukakan, kontrak dengan Kak Seto sebagai “Brand Ambassador” produk OGB sebelumnya yang berlangsung lima tahun dirasa telah memberi dampak positif terhadap masyarakat tentang obat generik. Masyarakat kini semakin paham akan obat generik sebagai obat yang bermutu dengan harga yang terjangkau dibanding obat bermerek yang harganya jauh lebih mahal meski memiliki khasiat yang sama. Kini, tugas Shahnaz, lanjut pak dirut, ikut membantu PT Indofarma dengan
menjadikan kepahaman masyarakat terhadap obat generik itu diarahkan pada OGB produk PT Indofarma. Ia berharap Shahnaz bukan merupakan wakil yang formal pada acara-acara PT Indofarma semata, tetapi lebih sebagai agen informasi tentang produk OGB Indofarma. Shahnaz yang lama bekecimpung dalam berbagai kegiatan sosial dan juga sebagai “role” model keluarga muda diharapkan bisa menyebarkan pengaruhnya kepada ibu-ibu bahwa OGB Indofarma adalah sahabat keluarga. “Kami juga berharap mbak Shahnaz dapat berperan aktif untuk mengenalkan bahwa masyarakat punya hak dan mau meminta resep obat generik kepada dokter serta meminta produk Indofarma saat mengambil obat di apotek,” pintanya. Acara yang berlangsung hangat dan santai tersebut dilanjutkan dengan sambutan Shahnaz. Adik Marissa Haque menjelaskan alasannya mau menerima tawaran sebagai “Brand Ambassador” karena “job” baru itu termasuk pekerjaan yang bersifat sosial dan berpahala. Shahnaz juga paham kiprah PT Indofarma sebagai
produsen OGB terbesar di Indonesia dalam upaya ikut menyehatkan masyarakat. Ringkasnya Shahnaz merasa terpanggil bahwa posisi “Brand Ambassador” merupakan tempat yang tepat guna memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk lebih paham tentang kesehatan, serta dapat menggunakan haknya meminta obat generik saat ke dokter, ataupun ke apotek. Puncak acara itu ditandai dengan penandatangan kontrak kerjasama antara PT Indofarma yang dilaksanakan oleh Dirut Djakfarudin dengan Shahnaz Haque yang disaksikan oleh staf Legal PT Indofarma. Acara dilanjutkan dengan penyerahan atribut OGB oleh Direktur Riset dan Pemasaran Elfiano Rizaldi kepada Shahnaz Haque sebagai simbol dari bagian keluarga besar PT Indofarma. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang antara lain menyangkut tingkat kepahaman Shahnaz tentang obat generik dan ide-ide kreatifnya ke depan sebagai “Brand Ambassador”. Shahnaz menyatakan bahwa sebelum dia menerima kontrak dengan suatu perusahaan maka dia akan terlebih dahulu mengetahui atau pun menggunakan produk perusahaan tersebut agar paham kehandalannya. Shahnaz menegaskan komitmennya untuk ikut memberikan pemahaman kepada masyarakat akan obat generik melalui keteladanan untuk selalu meminta resep obat generik kepada dokter. Shahnaz juga akan menggunakan semua kolega dan jaringannya untuk ikut mengkampanyekan meminta resep obat generik kepada dokter dan meminta produk Indofarma saat menebus obat di apotek. Acara ditutup dengan doa dan dilanjutkan dengan kunjungan Shahnaz didampingi pejabat Indofarma ke lokasi pabrik. (DTG) | JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
09
topikutama Rakernas Direktorat Riset dan Pemasaran 2012
Target Penjualan Rp750 Miliar Pada 10-12 Januari 2012, Direktorat Riset dan Pemasaran mengadakan Rakernas (Rapat Kerja Nasional) di Hotel Narima Indah, Lembang, Bandung. Rakernas dihadiri oleh 222 peserta yang berasal dari kantor pusat dan seluruh cabang di Indonesia. Rakernas diawali dengan materi pengarahan dari Dewan Direksi PT Indofarma. Rakernas ini juga dihadiri oleh pimpinan distributor PT Mensa Binasukses, PT Sawah Besar Farma dan Principal Focus Diagnostik Indonesia. Direktur Utama PT Indofarma Djakfarudin Junus selain membuka resmi rakernas, juga menyampaikan paparannya yang bertema “Resolusi Marketing 2012”. Djakfarudin mengingatkan, pada 2011 ada beberapa catatan penting seperti sales produk Indofarma menembus angka di atas Rp 620 miliar, dan sales konsolidasi di atas Rp 1,2 triliun, diikuti dengan pencapaian
profit yang semakin baik serta kendala cash flow relatif terkendali. Di samping itu, ia juga mengingatkan bahwa service level masih relatif lemah, dari segi availabilitas dan kualitas sehingga daya saing 10
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
masih kurang kuat. Ia menambahkan, bisnis farmasi adalah bisnis unik mengingat penuh regulasi dimulai dari penelitian, pendaftaran/pengajuan izin, pengadaan bahan, proses produksi, sampai distribusi. Bisnis farmasi juga dinamis, mengingat produk, pergerakan persaingan, dinamika harga, cepat berubah. Bisnis farmasi juga fragmented, yakni pasar yang sangat terfriksi, tidak ada satu pun kekuatan yang dominan, siapapun memiliki kesempatan untuk memenangkan persaingan. Djakfarudin juga menekankan bahwa tantangan 2012 akan lebih sulit. Karena itu, Indofarma harus mencari terobosan baru lagi untuk mencari “pemicu pertumbuhan”. Terkait dengan hal itu, Djakfarudin memberikan tiga strategi dalam memenangkan persaingan. Pertama, customer focus, dari orientasi produk ke orientasi customer, sehingga akan membentuk customer satisfaction yang akan menjaga pertumbuhan yang sustainable. Kedua, inovasi, yakni mampu menemukan cara baru dalam memasarkan produk melalui training motivasi untuk marketing field di cabang. Ketiga adalah efisiensi, ketepatan cara dalam menjalankan kerja dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya serta fokus pada mekanisme kerja, efisiensi bukan sekadar penghematan yang bersifat tangible, namun yang lebih besar adalah efisiensi yang bersifat
intangible (yang tidak kuantitatif). Sementara Direktur Keuangan & SDM, John Sebayang dalam paparannya mengemukakan, pencapaian sektor keuangan Indofarma 2011 antara lain IFRS PSAK No. 1, 50/ 55 audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (WTP), beban keuangan menurun dari tahun sebelumnya Rp 15,5 miliar menjadi Rp 11,5 miliar (best estimate), kuasi reorganisasi untuk menutupi saldo laba negatif, rugi kurs dapat dijaga dengan mengatur pembelian valas untuk mempertahankan kualitas laba sampai dengan akhir tahun. John juga menyampaikan strategi inisiatif 2012, yaitu menunjuk konsultan untuk update PSAK terbaru yang disesuaikan dengan IFRS, mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi (ERP) yang ada, melibatkan seluruh direktorat dalam penyusunan anggaran dengan skedul penyelesaiannya, menaikkan bonafiditas perusahaan melalui rating oleh pihak independen. John juga memaparkan program kerja 2012 dalam aspek akuntansi dan keuangan seperti memperbaharui kebijakan akuntasi
perseroan serta standar prosedur terkait dengan update PSAK terbaru, menyusun informasi lengkap dalam bentuk sensitivitas analisis yang mengombinasikan: variabel nilai tukar, variabel harga bahan, variabel biaya konversi, menyusun informasi portofolio yang handal guna mendukung kebijakan penjualan, menyiapkan rating perseroan dengan meningkatkan kehandalan sistem informasi akuntansi, membuat aplikasi pendukung dalam rangka penyusunan anggaran dan laporan sensitivitas analisis.
dengan melakukan pembelian dossier untuk mempersingkat waktu pengembangan produk.. Target pada tahun 2012 adalah munculnya produk baru, yaitu 7 produk generik, 6 produk branded dan 4 produk OTC.
Di samping itu, dalam program SDM 2012, targetnya memperoleh ketersediaan dan kesiapan karyawan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber calon karyawan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan, dan meningkatkan kompetensi karyawan melalui pelatihan-pelatihan, sekaligus menciptakan kaderisasi pada semua level jabatan.
Adapun, Direktur Produksi, Kosasih menyampaikan bahwa pada 2011 ada beberapa produk bermasalah, yang terjadi karena keterbatasan SDM, khususnya staf formulator yang masih kurang. Kemudian masalah registrasi produk yang lama, hal ini terkait dengan complicated regulation di BPOM. Untuk tahun 2012, Direktorat Produksi akan melakukan investasi untuk infrastruktur herbal, siap melakukan kerjasama dengan PT Batantek untuk produk radio farmaka, juga akan membeli dossier sebagai salah satu cara untuk efisiensi waktu dan SDM. Pada kesempatan itu, Kosasih juga mengharapkan agar field force memperhatikan distributor dalam hal good distribution practise, sehingga produk-produk Indofarma dapat terdistribusi dengan baik ke konsumen.
Paparan berikutnya disampaikan Direktur Operasi dan Pengembangan, Bambang Solihin tentang target dan rencana kerja direktoratnya di 2012, yakni akan mengembangkan ide dan konsep produk baru dan akan meluncurkan produk baru yang potensial, melalui market leader strategy yakni Indofarma bisa menjadi first generic, dan akan mencari produk-produk yang belum ada di Indonesia, market follower strategy,
Terakhir paparan disajikan oleh Direktur Riset dan Pemasaran, Elfiano Rizaldi. Ia menjelaskan, pada 2011 penjualan Indofarma ditutup dengan angka Rp623 miliar, angka ini merupakan capaian 82,5% dari target. Elfiano juga memaparkan kilas balik 2011 dari hal – hal yang positif maupun yang negatif, baik dari sisi internal maupun eksternal. Hal-hal yang bersifat positif semisal perbaikan
persediaan, pembentukan tim task force yang anggotanya dari produksi, pengadaan dan marketing, perbaikan HPP beberapa produk, fokus produk berdasarkan pengelompokan cluster produk dan penambahan saluran distribusi. Adapun hal negatifnya yaitu aktivitas field force masih didominasi “push strategy”, terbatasnya produk baru dan masalah stok, pelepasan diskon yang terus meningkat, kompetensi diskon yang tidak sehat, makin bertambahnya produsen OGB, pola tender yang tidak seragam dan kebutuhan RSUP dengan tender per item produk. Elfiano menargetkan pada 2012 penjualan bisa mencapai sebesar Rp 750 miliar. Ia juga menyampaikan sejumlah tantangan di tahun 2012, di antaranya pengadaan dengan e-purchasing sehingga persaingan harga akan semakin kompetitif; persaingan produsen OGB semakin ketat karena semakin banyak perusahaan farmasi yang memproduksi produk OGB; produk baru yang terbatas dan hanya bersifat komoditi; dan peningkatan kebutuhan dana untuk promosi. Meskipun banyak tantangan, lanjutnya, segenap personil Indofarma harus siap menghadapinya. Dengan mengusung semangat “Indofarma Harus Bisa” dan “Marketing Indofarma Never Never Never Give Up” mari kita raih kesuksesan Indofarma di 2012. (AK)
| JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
11
topikutama DIREKTUR UTAMA,
DJAKFARUDIN JUNUS:
PERTUMBUHAN BISNIS BUTUH BUDAYA ORGANISASI YANG KONDUSIF Judul di atas merupakan inti dari paparan Direktur Utama Indofarma Djakfarudin Junus saat mengisi Forum Komunikasi (Forkom) Korporat yang digelar di factory Cibitung pada akhir 2011 lalu. Forkom yang diawali dengan sarapan pagi bersama ini dihadiri Direksi, staf, wakil karyawan, serta perwakilan serikat pekerja dan dipandu oleh Corporate Secretary, Ahdia Amini. Dalam paparannya Djakfarudin mengupas tentang sejarah Indofarma dari sejak didirikan hingga tahun 2011. Indofarma yang berdiri pada 1981 sebagai Perum melakukan Initial Public Offering (IPO) atau menjadi perusahaan Tbk (Terbuka) pada 2001. Sayangnya, pada tahun tahun berikutnya utamanya pada tahun 2002 hingga 2006, Indofarma mengalami penurunan laba bersih yang cukup signifikan, tetapi di tahun berikutnya mulai bangkit kembali. Dan, pada 2010 Indofarma sudah membukukan laba bersih 12,5 miliar rupiah, dan pada 2011 diproyeksikan mendekati 40 miliar rupiah. Indofarma kini sudah mencapai fase baru pertumbuhannya dan ditargetkan akan meningkat pada tahun 2012 dan seterusnya. Masa lalu 12
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
adalah pelajaran guna melakukan perbaikan kini dan mendatang. Menurut Djakfarudin, manejemen telah menetapkan target bahwa pada tahun 2015 Indofarma akan menjadi Top Generic Manufacture. Untuk itu, dibutuhkan perubahan pengelolaan organisasi yang dimulai dengan transformasi budaya organisasi. “Pada 2012 dan seterusnya kita telah sepakat akan menjadi Indofarma yang baru (Indofarma New Way),” Dirut juga mengemukakan bahwa bisnis farmasi nasional terus bertumbuh dan semakin kompetitif dengan tingkatan regulasi yang cukup tinggi dan sangat fragmented. PT Indofarma sebagai pelaku bisnis farmasi juga harus bertumbuh di tengah pertumbuhan bisnis farmasi nasional yang semakin ketat. Bila perusahaan farmasi lain mampu bertumbuh dengan pesat, maka Indofarma seharusnya juga mampu bertumbuh lebih dari itu. Guna mencapai pertumbuhan yang signifikan, Indofarma telah memiliki konsep bisnis pertumbuhannya yang meliputi 3 hal yakni; 1. Pertumbuhan organik yang mencakup inovatif, kompetitif
dan complied (kepatuhan). 2. Nilai korporasi, berupa orientasi kepada penciptaan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham. 3. Terobosan baru berupa kesiapan menciptakan perubahan positif dan kesiapan meninggalakan zona nyaman. Pertumbuhan bisnis yang ideal adalah bertumbuh secara sehat dan complied. Bertumbuh secara sehat meliputi sehat dalam visi bisnis (mind), sehat dalam perilaku organisasi (soul), sehat dalam kinerja usaha (body), dan sehat dalam sistem manajemen (pengelolaan). Bertumbuh secara sehat akan melahirkan bisnis yang complied (kepatuhan) yakni yang dikelola dengan profesional, yang patuh pada ketentuan dan etika, serta berbasis manajemen risiko. Lanjut Djakfarudin, agar menjadi perusahaan yang tumbuh secara sehat dan complied itu diperlukan budaya korporat yang kondusif sebagai basisnya. Perseroan akan mengedepankan pentingnya melakukan transformasi budaya korporat berhubung budaya korporat adalah software of mind yang akan membuat kesamaan berfikir dari atas ke bawah. Transformasi budaya korporat
seputarkita membutuhkan spirit perubahan dari semua karyawan di semua lapisan. Disadari bahwa peran karyawan adalah pertama dan utama melebihi sistem dan sarana sebagaimana semboyan the man behind the gun. Transformasi budaya korporat akan segera dilakukan, caranya dengan menimbulkan dan memperkuat budaya yang kondusif serta mengikis budaya yang tidak kondusif. Budaya yang tidak kondusif antara lain masih adanya budaya mencari-cari kesalahan yang harus ditransformasikan menjadi budaya mencari solusi bersama. Budaya lain yang harus dikikis adalah masih adanya kekurangkompakan dan ketidaksamaan visi yang bersumber pada sikap mendahulukan kepentingan pribadi/kelompok, bukan kepentingan dan visi perusahaan. Budaya korporat yang kondusif adalah budaya profesional religius yang sedang dibangun di Indofarma. Implementasinya dilakukan dengan meneladani 4 sifat Nabi Muhammad yakni jujur (sidiq), cerdas (fatonah), dapat dipercaya (amanah), komunikatif (tabligh). Ke empat sifat tersebut harus dilakukan baik sebagai individu dan secara bersama-sama (berjamaah). Sifat jujur (sidiq) meliputi: berfikir jernih, berbicara benar, berniat lurus, bersikap dan berperilaku teladan. Sifat cerdas (fatonah) meliputi piawai, disiplin, adil, cerdas, dan melayani. Sifat dapat dipercaya (amanah) meliputi tanggung jawab, analitis, akurat, obyektif, gesit. Sifat komunikatif (tabligh) mencakup transparan, membimbing, visioner, asertif, dan motivator. Ringkasnya dibutuhkan budaya korporat yang kondusif sebagai syarat atau basis bagi pertumbuhan bisnis menuju Indofarma New Way. (IM)
Training Bagi Tenaga Administrasi Bertempat di Aula Pelatihan di Cikarang Barat, diadakan pelatihan “Administrasi Perkantoran” bagi para tenaga administrasi yang dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama diperuntukkan bagi tenaga administrasi di kantor pusat dan produksi dilaksanakan pada 30-31 Januari 2012. Sedangkan gelombang kedua diperuntukkan bagi tenaga administrasi marketing dan dari cabang-cabang yang dilaksanakan pada 26-27 Februari 2012. Pelatihan administrasi perkantoran dilakukan dengan menggandeng lembaga CAS Consulting Indonesia yang bertindak sebagai narasumber. Tema yang dibahas pada hari pertama meliputi 1. Peran dan Fungsi Administrasi Perkantoran. 2. Penyusunan SOP (Standard Operating Procedure). 3. Penerapan 5 R pada Administrasi Perkantoran. 4. Motivasi Kerja. Bertindak sebagai narasumber pada hari pertama adalah Muslim Jayadikusuma. Adapun tema yang dibahas pada hari kedua meliputi 1. Berbagai Aspek Teknis Kerja Staf Administrasi. 2. Penulisan Laporan Kerja. 3. Sistem Penyimpanan (filing). dokumen. Bertindak sebagai narasumber pada hari kedua adalah Rahmayanti. Khusus pada tema tentang penyimpanan dokumen dilakukan praktik agar peserta dapat menerapkan hasil pengetahuannya. Di samping tema-tema di atas juga diselipkan tambahan tema tentang manajemen waktu dan administrasi keuangan. Acara pelatihan dibuka oleh pejabat bidang SDM mewakili direksi yang menyatakan bahwa pelatihan ini dimaksudkan agar para peserta dapat meningkatkan profesionalisme kerjanya dalam mendukung target perseroan. Pada akhir acara, sebelum ditutup diumumkan peserta terbaik yang ukurannya paling partisipatif. Hal lainnya adalah semua peserta juga telah diminta melakukan agenda kerja yang telah mereka buat saat pelatihan, minimal sebulan sesudah pelatihan. (IM) | JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
13
wisata
Infala Sambangi
Pangandaran Setelah terbentuknya kepengurusan Infala – Komunitas Pencinta Alam Indofarma periode 2012-2014, maka pada 17-19 Februari 2012, Infala melaksanakan kegiatan body rafting di Green Canyon dan susur sungai, serta aksi sosial pungut sampah di kawasan pasir putih Pantai Pangandaran, Ciamis Jawa Barat. Perjalanan ke kawasan Pantai Pangandaran kali ini diikuti 21 peserta. Perjalanan ini dimaksudkan bahwa alam yang perlu dijaga dan dicintai bukan hanya sebatas hutan dan gunung, tapi laut, pantai dan sungai yang menjadi bagian terbesar wilayah Indonesia juga harus dijaga kelestariannya. Peserta menumpang bus yang diberangkatkan dari Cibitung, Bekasi pada 17 Februari 2012 pukul 20.00 WIB dan sampai di kawasan Green Canyon, Ciamis pada pukul 09.00 WIB keesokan harinya. Acara dilanjutkan dengan kegiatan susur sungai setelah membayar retribusi dan ongkos perahu ketiting sebesar Rp75 ribu per perahu yang memuat 5 orang. Setelah menyusuri sungai
14
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
kurang lebih selama 30 menit maka peserta melanjutkan perjalanan dengan berenang menyusuri sungai melawan arus untuk dapat merasakan sensasi alam Green Canyon yang terjaga keasriannya. Saat itu cuaca sangat cerah sehingga aliran air jernih bewarna hijau tosca, biru serta asrinya hutan yang menaunginya terlihat sangat rupawan dan ditambah lagi dengan staglagtit/staglakmit di antara tebing di sisi sungai semakin menambah indah pemandangan. Antusias peserta untuk mengikuti kegiatan yang didukung saling support khas Infala. Acara yang diakhiri dengan body rafting sepanjang aliran sungai hingga batas parkir perahu serta melompat di atas batu setinggi 3 meter ke dalam aliran sungai yang deras dengan kedalaman 2 meter sebagai acara puncak di situ. Setelah makan siang dan sholat, peserta melanjutkan perjalanan ke Pantai Pangandaran untuk melakukan aksi sosial pungut sampah di kawasan pasir putih Pantai Pangandaran
dan dilanjutkan snorkling sambil menikmati sunset. Kemudian peserta kembali pesisir Pantai Barat Pangandaran untuk mendirikan tenda di tepi pantai. Lokasi ini dipilih karena tempatnya yang strategis serta dirasa lebih aman dari kawanan kera liar dan kijang yang berkeliaran bebas di Kawasan Hutan Konservasi Pantai Pangandaran. Malam harinya setelah makan malam di pinggir pantai, diiringi suara debur ombak dan di bawah langit yang cerah, seluruh peserta mengadakan tukar pendapat untuk kegiatan Infala yang akan datang serta demi kemajuan Infala ke depan. Malam semakin larut dan peserta yang telah lelah seharian beraktivitas memutuskan untuk segera beristirahat karena besok pagi akan melakukan kegiatan snorkling lagi di kawasan pasir putih Pantai Pangandaran. Pada tanggal 19 Februari pukul 11.00 WIB peserta melakukan perjalanan pulang dan sampai di Cibitung pukul 23.30 WIB. (DTG)
seputarkita
”Go Green” Indofarma di Karawang Timur Untuk menyukseskan Program Penanaman 1 Miliar Pohon yang dicanangkan oleh Kementerian Kehutanan dan telah menjadi komitmen Kementerian Badan Usaha Milik Negara, PT Indofarma (Persero) Tbk ikut serta dalam melaksanakan program tersebut. Untuk tahun 2011, target penanaman pohon yang ditetapkan perseroan sebanyak 5.000 bibit pohon. Sampai dengan November 2011, realisasi dari target penanaman tersebut telah mencapai sebanyak 3.500 pohon. Belum lama ini di bulan terakhir tahun 2011, Indofarma ingin menuntaskan pencapaian target tersebut, dengan mengadakan penanaman sebanyak 1.500 pohon dengan beberapa jenis bibit tanaman di antaranya mangga, rambutan, akasia, dan mahoni. Sebuah lokasi yang beberapa bulan yang lalu pernah menjadi venue Sea Games untuk cabang dayung menjadi lokasi kegiatan Go Green Indofarma, lebih tepatnya di Desa Mulyasari, Situ Cipule, Ciampel, Karawang Timur. Kegiatan Go Green tersebut dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka dengan sambutan dari Kepala Desa (Kades) Mulyasari, Margono. Kades menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan Indofarma untuk memberikan 1.500 bibit pohon sehingga dapat dirawat oleh pengurus dan warga desa setempat. Margono sangat mendukung kegiatan tersebut, karena selain menjadi aset produktif yang dapat dimanfaatkan warga dalam jangka panjang, juga dapat membantu menghijaukan desa yang cukup tandus, sekaligus meningkatkan nilai
jual Situ Cipule yang direncanakan menjadi lokasi obyek wisata dan kuliner oleh pemerintah. Kegiatan Go Green dapat terselenggara dengan baik karena adanya kerjasama dan komunikasi yang terbangun dengan apik antara pengurus desa, Indofarma, BPD, LPM, PKK, dan personel-personel terkait. Diharapkan bantuan dari Indofarma tidak berhenti di situ, mengingat banyak kegiatan sosial lainnya seperti bakti sosial, sunatan massal, dan pengobatan gratis, juga dibutuhkan di desa tersebut. Direksi Indofarma yang diwakili Guntoro, selaku Corporate Communication menyampaikan pesan direksi bahwa kegiatan Go Green tersebut dalam rangka mendukung program Kementerian Kehutanan dan Kementerian BUMN, yaitu Penanaman 1 Miliar Pohon dan juga sebagai wujud dari tanggung jawab sosial Indofarma dalam menjalankan fungsi Public Service Obligation sebagai BUMN. Direksi menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kerjasama
semua pihak terutama pengurus Desa Mulyasari dan lembaga-lembaga setempat sehingga kegiatan Go Green dapat terlaksana dengan baik. Beberapa media massa dan televisi lokal pun turut meliput kegiatan tersebut sehingga diharapkan dapat membantu mempromosikan Desa Mulyasari dan sekitarnya. Pada akhirnya, Indofarma menyatakan siap dengan program-program lainnya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan warga di desa tersebut dan sekitarnya. Doa dan kalam Illahi dihantarkan agar penanaman bibit pohon mendapat ridho dan berkah dari Allah SWT. Penanaman 1.500 bibit pohon dilakukan secara simbolis oleh Kepala Desa, Perwakilan Indofarma, Ketua BPD, Ketua LPM, dan Ketua PKK di tepian Situ Cipule. Rangkaian kegiatan Go Green ditutup dengan ramah tamah. Semoga kegiatan Go Green tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi Desa Mulyasari, Situ Cipule, Ciampel, Karawang Timur dan sekitarnya, bisa berkelanjutan, tanpa meninggalkan kemandirian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (GN) | JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
15
pemasaran PROMOSI BIOPROST
HEALTHY GATHERING DI PT SURVEYOR
Hidup
sehat di masa pensiun adalah dambaan setiap orang, dan sehat juga merupakan harta yang tak ternilai harganya. Usia lanjut adalah hal yang akan dialami oleh setiap orang yang dikaruniai usia panjang. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun, kita harus optimis dengan selalu menjaga kesehatan, termasuk dengan mengonsumsi produk atau suplemen yang tepat, maka kebugaran tubuh akan bisa dipertahankan.
16
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
Merujuk pada uraian di atas, pada 2 Februari 2012 PT Indofarma, PT Surveyor Indonesia dan Tabloid “Media Pekerja BUMN” bersinergi melakukan healthy gathering di Aula Gedung PT Surveyor, Jakarta dengan tema “Sehat Saat Pensiun”. Dengan semangat sinergi BUMN, acara ini merupakan salah satu program promosi PT Indofarma, dengan menghadirkan dua orang pembicara, yaitu dr Wahyu Indrayanto dan dr Pudji Kurniasih Sp.RM. Acara tersebut bertujuan
memberikan edukasi mengenai kesehatan kepada konsumen membangun brand tengah masyarakat.
dan informasi masa pensiun serta dapat awareness di
Acara itu sendiri dibuka oleh Direktur Keuangan dan Administrasi PT Surveyor Indonesia, Asep Iskandar. Dalam sambutannya Asep merasa bersyukur dengan terselenggaranya acara tersebut. Selain melaksanakan sinergi BUMN, acara ini juga berguna bagi karyawan PT Surveyor
Indonesia. Menurut Asep, ketika karyawan sehat maka mereka dapat bekerja dan berkontribusi terhadap perusahaan secara maksimal. Pada kesempatan ini juga Asep juga menyampaikan kepada seluruh karyawan PT Surveyor Indonesia agar selalu meminta obat generik ketika berobat ke dokter maupun saat di apotek. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari PT Indofarma yang diwakili oleh Produk Eksekutif OTC, Rahmat Riyadi. Rahmat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PT Surveyor Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada PT Indofarma untuk melaksanakan healthy gathering. Rahmat juga menyampaikan betapa pentingnya kesehatan bagi para karyawan, karena mereka merupakan aset perusahaan. Menurutnya, karyawan yang sehat akan mampu menciptakan produktivitas yang tinggi, dan mampu menurunkan biaya pengobatan. Dalam upaya pengelolaan kesehatan ini, PT Indofarma melakukan promosi produk herbal Bioprost yang dapat membantu masyarakat guna mencegah gangguan prostat dan suplemen makanan Glucosamine 500 mg + Chondrotin 400 mg + Vitamin C 50 mg yang bisa membantu untuk mengatasi penyakit osteoarthritis dan penyakit sendi lainnya. Acara seminar diawali oleh pembicara dr Wahyu Indrayanto, dengan materi yang berjudul “Sehat Prostat di Usia Emas”. Ia menjelaskan secara detail, apa itu prostat, faktor risiko dan penyebab kanker prostat, bagaimana pemeriksaan prostat, serta bagaimana mencegah kanker prostat. PT Indofarma memproduksi obat herbal Bioprost kapsul yang mengandung 160 mg ekstrak saw palmetto (serenoa repens). Wahyu juga menyampaikan bahwa saw
palmetto merupakan tumbuhan herbal yang dikonsumsi oleh suku Indian sebagai makanan pokok, sementara tumbuhan tersebut bermanfaat untuk mencegah dan mengatasi pembesaran prostat karena tumbuhan tersebut mengandung asam lemak bebas seperti asam laurat, palmiat, oleat dan stearat. Seminar dilanjutkan dengan pembicara kedua dr Pudji Kurniasih Sp.RM yang menyampaikan materi dengan judul “Glucosamin, Menjaga Kesehatan Sendi di Masa Usia Emas”. Pada kesempatan ini, Pudji membahas secara detail mengenai osteoarthritis dan penyakit sendi
lainnya serta bagaimana produk PT Indofarma suplemen makanan dengan kandungan Glucosamine 500 mg + Chondrotin 400 mg + Vitamin C 50 mg mampu untuk mengatasi masalah penyakit osteoarthritis dan penyakit sendi. Acara healthy gathering yang dihadiri sekitar 150 orang karyawan PT Surveyor Indonesia ini dilakukan pula dengan interaktif. Di samping itu, di sela – sela seminar juga diadakan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan mata, pemeriksaan asam urat dan kolesterol serta pembagian brosur produk-produk PT Indofarma oleh tim pemasaran. (AK) | JANUARI-PE R B U A R I 2 0 1 2
17
seputarkita MAULID NABI DI INDOFARMA:
AKHLAK KARIMAH SEBAGAI LANDASAN BUDAYA PERUSAHAAN Pada Senin 6 Maret lalu, PT. Indofarma (Persero) Tbk menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertempat di Masjid Baiturrahman, Cibitung. Maulid kali ini mengambil tema “Akhlakul Karimah Sebagai Landasan Budaya Perusahaan”. Hadir dalam acara itu, Direksi, staf, dan sejumlah karyawan. Hadir pula dari Muspida Kabupaten Bekasi, Kapolsek Cikarang Barat, Danramil Cikarang, dan jamaah sekitar. Hadirin terlihat antusias mengikuti rangkaian acara yang digelar seusai solat zuhur berjamaah. Dalam sambutanya, Direktur Utama Djakfarudin Junus mengemukakan sekilas sejarah, perkembangan dan prospek PT Indofarma. Ia mengingatkan bahwa kebutuhan Obat Generik secara nasional akan naik 3 kali lipat pada tahun 2014 seiring dengan berjalannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Saat itulah kinerja Perusahaan diproyeksikan meningkat. Dalam pencapaian kinerja Perusahaan diperlukan budaya perusahaan yang ideal, yang bersumber dari sifat Nabi Muhammad yakni jujur (sidiq), cerdas (fatonah), dapat dipercaya (amanah), dan komunikatif (tabligh). Budaya Perusahaan seperti itulah yang menjadi landasan budaya kerja di PT Indofarma. Djakfarudin juga mengemukakan bahwa peringatan Maulid bukanlah pengkultusan kepada Nabi melainkan Maulid sebagai bahan refleksi agar kita dapat meneladani sifat atau akhlak Nabi. Dalam acara Maulid ini bertindak sebagai penceramah adalah Prof Dr 18
| J A N U A R I - F E B R U A RI 2012
Aqil Siradj, yang masih menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU), yang kebetulan juga dosen di beberapa Universitas di Jakarta. Ia mengemukakan antara lain kedatangan Nabi Muhamad amat penting berhubung kondisi budaya dunia saat itu (sekitar abad 6 Masehi) didominiasi budaya jahiliyah (kegelapan) meskipun ilmu dan teknologi cukup maju. Budaya jahiliyah yang dominan saat itu antara lain adanya sistem perbudakan, diskriminasi/penindasan pada kaum perempuan, dan sistem hukum yang menguntungkan elite penguasa sekaligus menindas rakyat kecil. Lanjut Aqil bahwa misi kedatangan Nabi Muhammad - seperti disebut dalam al quran dan hadits - adalah untuk memperbaiki akhlak (budi pekerti) manusia. Nabi Muhammad datang untuk menghapus budaya jahiliyah seperti di atas dan menggantinya dengan akhlak mulia. Di sini Allah SWT sendiri menyatakan bahwa Ia sendiri yang mendidik Nabi Muhammad. Nabi Muhammad bebas dari pengaruh pendidikan dari lingkungan sekitarnya –termasuk dari keluarganya- yang dipenuhi budaya jahiliyah. Dengan kata lain Nabi Muhammad datang sebagai orang yang memperbaiki akhlak dari segi ajaran (teori) dan juga prakteknya. Aqil mengemukakan bahwa banyak sekali akhlak Nabi yang harus kita teladani seperti akhlaknya sebagai ayah, suami, tetangga, karyawan,
pedagang, pemimpin, dan lain lain. Akhlak Nabi berlandaskan pada sifatsifat Nabi yakni sidik, fatonah, amanah dan tabligh. Sejarah kehidupan Nabi adalah praktek nyata dari akhlak beliau di semua aspek kehidupan. Dengan meneladani berbagai aspek akhlak Nabi itu kita diharapkan bisa menjadi orang yang pintar, beriman dan berakhlak mulia. Aqil mengingatkan untuk maju memang orang harus pintar yakni menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi bila orang sekedar pintar tanpa dibarengi iman dan akhlak maka ia bisa merusak secara besar-besaran. Sebagai contoh orang pintar yang tanpa iman dan akhlak akan melakukan korupsi atau manipulasi skala besar. Adapun bila kejahatan dilakukan oleh orang yang tidak pintar maka skalanya hanya kecil seperti menyopet atau mencuri sepeda motor. Ringkasnya dengan Maulid itu Aqil mengajak segenap hadirin dapat meneladani semua akhlak Nabi baik selaku pribadi di rumah (sebagai pasangan, orang tua, anak) maupun sebagai karyawan (sebagi pemimpin ataupun staf). Dengan demikian kita akan menjadi bukti nyata bahwa agama Islam datang sebagai karunia rahmat untuk segenap alam. (IM)
seputarkita
Pelatihan Satpam PT. Indofarma
Dalam rangka meningkatkan mental dan disiplin Satpam (Satuan Pengamanan) PT. Indofarma diadakan pelatihan outdoor untuk seluruh anggota Satpam bertempat di Markas TNI AU Batalyon 467 Halim Perdanakusumah, Jakarta. Pelatihan dilakukan dalam 2 gelombang. Gelombang pertama berlangsung pada 10 - 16 Desember 2011 dan diikuti 17 orang. Sedang untuk gelombang kedua berlangsung pada 28 Januari - 03 Februari 2012 dan diikuti 16 orang. Acara dibuka dan oleh Djasmin (Asman Bidang SDM).
Pelatihan ini bertujuan : - Mempertahankan konsistensi terhadap kedisiplinan petugas Satpam - Memantapkan mental dalam menjalankan tugas - Memiliki dan mempertahankan integritas tinggi Pada pelatihan ini peserta dilatih diantaranya mengenai kepemimpinan lapangan, pengenalan alat SAR (Search and Rescue), PBB (Pelatihan Baris Berbaris), bela diri militer dengan instruktur dari Pasukan Khusus Angkatan Udara. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan agar Satpam lebih memahami tugas dan tanggungjawabnya dalam menjaga keamanan di lingkungan perusahaan. (SS)