II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Buah Jeruk Tanaman jeruk adalah tanaman buah yang berasal dari Asia. Negara China adalah tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indoensia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2009) salah satu yang menjadi sentra produksi jeruk terbesar dari urutan satu sampai dengan empat yaitu Medan, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Bali. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 Sentra produksi jeruk di Indonesia tahun 2009. Tabel 5. Sentra Produksi Jeruk Di Indonesia Tahun 2009 Provinsi
Jeruk (ribu ton)
Sumatera Utara Sumatera Barat Jambi Sumatera Selatan Jawa Tengah Jawa Timur Bali Nusa TenggaraTimur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Barat
728,796 24,891 39,073 77,316 30,341 378,923 162,916 36,918 170,201 88,061 36,266 157,484
Sumber : Badan Pusat Statistik (2011) (Diolah)
2.2. Jeruk Medan Jeruk Medan merupakan jeruk yang berasal dari Sumatera Utara, dengan nama ilmiah Citrus sinensis (L). Jeruk Medan termasuk varietas siam. Ciri-ciri Jeruk Medan adalah berukuran sedang, tangkainya kuat, bentuknya yang lebih pipih (gepeng), berwarna kuning cerah, harum, dan kulitnya tebal. Keunggulan Jeruk Medan adalah kulit buahnya yang tebal sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga berpeluang untuk diekspor ke mancanegara. 25
2.3. Klasifikasi Buah Jeruk Klasifikasi botani tanaman jeruk menurut Pracaya (2002) adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Ordo Keluarga Genus Spesies
: Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Rutales : Rutaceae : Citrus : Citrus sp.
2.4. Pengelompokan Jeruk Menurut Pracaya (2002) Indonesia terdapat beberapa spesies jeruk yang dapat dikelompokan menjadi lima kelompok yaitu: a. Kelompok Mandarin adalah jeruk keprok (C. nobilis Loureiro) dan jeruk siem (C.reticulata Blanco). Jeruk keprok biasanya berkembang di daerah dataran tinggi dengan kandungan gula yang cukup tinggi. Jeruk siem biasanya berwarna hijau, kulitnya tipis, agak lengket dan kandungan asamnya relatif rendah. b. Kelompok Lime dan Lemon adalah jeruk nipis (C. aurantifolia Swing). Kandungan asamnya tinggi, biasanya digunakan untuk masak atau minuman jeruk. Selain jeruk nipis akhir-akhir ini juga ditanam jeruk lemon (C. limonia Osbeck). c. Kelompok Pummelo dan Grapefruit adalah jeruk besar (C. grandis). Terdapat delapan varietas yang berkembang di Indonesia yaitu jeruk bali, jeruk cikoneng, jeruk pandan wangi, jeruk pandan, jeruk delima, jeruk adas, jeruk gulung, dan jeruk nambangan. Pada saat ini hanya jeruk nambangan yang berkembang pesat dan menguasai pasar jeruk besar di Jakarta dan sekitarnya. Grapefruit pernah ditanam dalam skala kecil, tetapi tidak berkembang karena kurangnya permintaan pasar dan keterbatasan lokasi yang sesuai dengan varietas tersebut. d. Kelompok Orange atau jeruk manis (C. sinensis Osbeck). Jeruk ini paling banyak diproduksi di dunia dan tidak berkembang di Indonesia. Jeruk ini lebih cocok untuk daerah subtropika. Di Indonesia jeruk manis valencia dibawa oleh Belanda
26
dari Eropa untuk ditanam di beberapa dataran tinggi. Kemudian jeruk ini juga berkembang di dataran rendah yang antara lain adalah Pacitan yang disebut dengan jeruk Baby. e. Kelompok Citroen (C.medica) ialah jeruk sukade, jeruk ini disebut jeruk papaya karena bentuk buahnya seperti papaya. Kulit buah yang tebal digunakan untuk membuat jam atau manisan. Kelompok jeruk ini juga tidak berkembang di Indonesia. 2.5
Varietas Buah Jeruk yang Berkembang di Indonesia Saat ini terdapat beberapa varietas jeruk yang telah berkembang baik di
Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Varietas Buah Jeruk yang Berkembang di Indonesia No Varietas Keterangan 1
Jeruk Siem
2
Jeruk
Keprok
Brasitepu
3
Jeruk
Pummelo
Nambangan
Beradaptasi di daerah rendah Cepat berproduksi dan produktivitas tinggi Kadar asam jeruk ini rendah dan aroma jeruk kurang tajam hal ini menyebabkan cita rasa jeruk kurang, selain itu lengketnya kulit dengan daging buah juga kurang disukai Warna kulit buah yang mendekati jingga/kuning ke arah jingga) dan cukup menarik Cita rasa buah dan kemudahan untuk dikupas baik Ketahanan simpan jeruk ini masih rendah (pada suhu ruangan hanya dapat bertahan selama satu minggu) Hanya dikembangkan di Brastagi Sumatera Utara Terdapat disekitar delapan kultivar jeruk pummel diantaranya Jeruk Nambangan yang berkembang luas di daerah Magetan, Jawa Timur Ciri khas yaitu ukurannya yang besar, rasanya segar, dan mempunyai daya simpan relatif lama Warna daging buah putih, merah muda sampai dengan merah tua
Sumber : Pracaya (2002) (diolah)
27
2.5. Penelitian Terdahulu Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu barang. Karakteristik konsumen dapat dilihat berdasarkan demografi, psiografi, dan pengalaman konsumen. Cornel (2007) karakteristik konsumen Toko Buah Fruit Market Kelapa Gading di Jakarta Utara dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, status perkawinan, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan per bulan. Sementara Antoro (2011) pada penelitian proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa di Bogor karakteristik konsumen digolongkan berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, domisili, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan per bulan. Setiap produk memiliki karakteristik konsumen yang berbeda-beda. Menurut Antoro (2011), karakteristik konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor adalah berjenis kelamin perempuan, berusia antara 25-34 tahun, pada umumnya sudah menikah, dengan jumlah anggota keluarga 2-4 orang, berdomisili di Bogor, suku bangsa sunda. Sebagian besar berpendidikan sarjana, yang berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendapatan per bulan sebesar Rp >4.000.000. Menurut
Cornel (2007),
karakteristik konsumen Toko Buah Fruit Market Kelapa Gading Jakarta Utara sebagian besar berusia antara 36-45 tahun dan umumnya berjnis kelamin perempuan, suku tionghoa, jenis pekerjaan sebagai wiraswasta atau pengusaha, pendidikan terakhir sarjana, sudah menikah, dan berpenghasilan per bulan sebesar Rp 2.500.000Rp5.000.000. Dalam penelitian proses keputusan dan kepuasan konsumen Jeruk Medan di Pasar Baru Bogor, karakteristik konsumen dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli, tidak muncul begitu saja tetapi melalui suatu tahapan tertentu. Menurut Engel et.al (1994) proses pembelian konsumen meliputi serangkaian kegiatan mulai dari identifikasi masalah untuk mengenali kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan hasil berupa evaluasi pasca pembelian.
28
Pada penelitian
Cornel (2007), dalam penelitiannya analisis perilaku
konsumen dan implikasinya pada bauran pemasaran Toko Buah Jakarta Fruit Market Kelapa Gading Jakarta Utara bahwa manfaat yang ingin diperoleh responden dalam mengkonsumsi buah adalah untuk kesehatan dengan motivasi untuk menjalani pola hidup sehat. Sumber informasi mengenai keberadaan Toko Buah Fruit Market di dapat dari diri sendiri dengan pertimbangan awal adalah kualitas buah. Pada tahap evaluasi alternatif tindakan responden jika toko buah tutup maka akan pindah ke toko lain dan apabila harga buah-buahan di toko buah mengalami kenaikan maka tetap akan membeli. Dalam memutuskan pembelian responden melakukan secara terencana dan waktu berkunjung biasanya pada hari libur (sabtu- minggu). Secara keseluruhan responden merasa puas setelah melakukan pembelian buah-buahan di Toko Buah Fruit Market. Patiroi (2006) dalam penelitiannya, alasan utama yang memotivasi responden membeli buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah adalah manfaat untuk kesehatan dan manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi buah-buahan segar adalah menunjang keshatan atau kebugaran. Sumber informasi mengenai buah-buahan di dapat dari teman, fokus perhatian responden terhadap informasi mengenai buahbuahan adalah harga, dalam memutuskan pembelian dilakukan tergantung situasi. Responden akan mencari alternatif ke tempat lain apabila buah-buahan segar tidak tersedia di tempat biasa membeli dan akan melakukan pembelian ulang. Shanti (2007), dalam proses pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi Jeruk Lokal dan Jeruk Impor di Ritel Modern di Giant Botani Square Bogor berawal dari manfaat utama yang dicari konsumen yaitu menjaga kesehatan dan alasan memotivasi mengkonsumsi buah jeruk adalah sebagai sumber vitamin. infomasi mengenai jeruk impor dan lokal didapat dari pribadi, tahap evaluasi alternative yang menjadi pertimbangan responden dalam pembelian buah jeruk adalah rasa, alasan konsumen membeli buah jeruk di Giant Botani Square adalah one stop shooping. Pada pasca pembelian reaksi responden apabila harga buah jeruk yang sering dikonsumsi mengalami kenaikan maka responden akan tetap membeli. Proses pengambilan keputusan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan lima
29
tahapan yaitu proses pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan dianalisis berdasarkan tingkat kepentingan konsumen terhadap Jeruk Medan di Pasar Baru Bogor, motivasi, manfaat utama yang dicari konsumen, dan perasaan jika tidak mengkonsumsi buah jeruk. Tahap pencarian informasi dilakukan berdasarkan sumber informasi yaitu pengaruh pembelian buah jeruk dan fokus perrhatian informasi. Tahap evaluasi alternatif dianalisis berdasarkan atribut yang dipertimbangkan dan jeruk yang sering di konsumsi. Tahapan pembelian dianalisis berdasarkan perencanaan pembelian, frekuesi mengkonsumsi Jeruk, pertimbangan dalam pembelian jeruk, dan rata-rata pengeluaran dalam pembelian jeruk. Tahap evaluasi pasca pembelian yaitu sikap responden jika jeruk Medan tidak tersedia, Sikap responden terhadap kenaikan harga Jeruk Medan, kepuasan setelah membeli Jeruk Medan dan sikap terhadap pembelian ulang Jeruk Medan. Mengetahui kepuasan konsumen berarti dapat mengetahui bahwa suatu produk dapat diterima atau tidaknya oleh konsumen. Untuk mengetahui kepuasan konsumen ada berbagai teknik atau cara analisis yang dapat dilakukan. Patiroi (2008), Shanti (2007), Cornel (2007) melakukan survey kepuasan konsumen dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) yaitu suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengukur atribut-atribut atau dimensi dari tingkat kepentingan dan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yang diharapkan pelanggan dan berguna dalam pengembangan program strategi pemasaran yang efektif dan Customer Satisfaction Index (CSI) yang merupakan indeks yang mengukur tingkat kepuasan berdasarkan atribut-atribut tertentu. Sementara Zahria (2009), menggunakan analisis persamaan struktural atau Struktural Equation Model (SEM). Dalam melakukan analisis terhadap kepuasan konsumen dinilai berdasarkan atribut-atribut produknya. Pada dasarnya suatu produk terdiri dari sekumpulan atribut yang menggambarkan ciri dari produk tersebut. Cornel (2007), menganalisis kepuasan konsumen berdasarkan atribut lokasi, tempat parkir, keramahan dan kesopanan pramuniaga, penampilan pramuniaga, kecepatan transaksi, fasilitas pembayaran kredit/debit kredit, fasilitas pesan antar, fasilitas pembungkusan parsel,
30
lay out/ tata ruang dan dekorasi toko, display produk dan tata letak produk, musik/suara, kebersihan toko, aroma ruangan toko, temperature ruangan toko, iklan/promosi, variasi jenis buah, kualitas buah baik, ketersediaan buah dengan mutu baik, harga, potongan harga, pelayanan setelah transaksi. Analisis pola konsumsi buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Bogor (kasus Jeruk Medan dan Mandarin) pada penelitian Teme (2006), atribut-atributnya yaitu harga, rasa, ukuran, warna buah, kebersihan kulit, kemudahan memperoleh, aroma, kemudahan mengupas, kesegaran, dan daya tahan. Pada penelitian Antoro (2011), kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor dianalisis dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer
Satisfaction
Index
(CSI),
hasil
analisis
importance-performance
menunjukkan bahwa terdapat tiga yang menjadi prioritas utama dan kinerjanya harus ditingkatkan, yaitu atribut ketanggapan responden merespon keluhan, area parkir, dan promosi Restoran Bumbu Desa. Atribut yang harus dipertahankan ialah kesesuaian pesanan dengan yang disajikan, kecepatan pramusaji mengantarkan pesanan, kebersihan makanan restoran, keramahan pramusaji restoran, keamanan restoran dan kebersihan restoran. Atribut yang menjadi prioritas rendah adalah harga, ayam Bumbu Desa, Keragaman makanan Restoran Bumbu Desa Bogor, Kemampuan komunikasi pramusaji dan Kemudahan menghubungi Restoran Bumbu Desa Bogor. Atribut yang kinerjanya berlebihan yaitu penampilan fesyen pramusaji dan dekorasi ruang etnik. Secara keseluruhan, responden merasa puas terhadap kinerja atributatribut Restoran Bumbu Desa berdasarkan nilai CSI sebesar 74,74 persen. Fissamawati (2009), menyebutkan bahwa indeks kepuasan secara keseluruhan yang berhasil dicapai di Pasar Baru Bogor sebesar 69,07 persen dari harapan responden. Atribut yang diprioritaskan perbaikan kinerjanya adalah atribut garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran dan keamanan kendaraan di areal parkir. Sementara yang kinerjanya harus dipertahankan adalah atribut kualitas kesegaran sayuran, harga sayuran dan keragaman jenis sayur yang tersedia. Atribut yang menjadi prioritas rendah adalah keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi, keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan
31
produk dan luas areal parkir. Lokasi pasar yang sangat terjangkau merupakan atribut yang dinilai berlebihan tingkat kinerjanya oleh konsumen. Penilaian kepuasan dan loyalitas konsumen susu Anlene di Kota Bogor, berdasarkan hasil analisis SEM, semua variabel indikator berpengaruh nyata pada terbentuknya kepuasan konsumen. Pada hubungan antara kepuasan konsumen dengan variabel indikatornya menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh nyata pada penilaian kepuasan konsumen terhadap susu Anlene 100% berpengaruh nyata pada terbangunnya loyalitas konsumen. Berdasarkan indeks goodness of fit pada hasil penelitian, permodelan variabel yang dibangun berdasarkan model hipotesa atau model teori dinyatakan sesuai dan sangat baik sehingga dapat diterima keabsahannya (Zahria, 2009) Instrumen analisis yang berbeda dalam perilaku konsumen dan kepuasan konsumen dilakukan oleh Shanti (2007), yang menggunakan IPA dan regresi logistik. Hasil analisis logit menunjukkan bahwa taraf nyata lima persen (α=5%), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi jeruk lokal dan jeruk impor adalah variabel rasa, penampilan, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai p (p-value) < alpha (α). Variabel jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan umur tidak berpengaruh nyata. Nilai log likelihood sebesar 26,24, artinya model tersebut baik. Nilai uji G sebesar 32,07 dengan nilai p=0,000, berarti ada sekurang-kurangnya satu variabel yang berpengaruh terhadap keputusan mengkonsumsi jeruk lokal dan jeruk impor. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis kepuasan konsumen dilakukan analisis dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Atribut yang digunakan dalam menganalisis kepuasan konsumen yaitu rasa, harga, warna kulit, daya tahan penyimpanan, kebersihan kulit, kesegaran, kemudahan memperoleh, derajat kematangan, aroma, kemudahan mengupas, tekstur buah, ada tidaknya biji, ukuran dan kandungan air.
32