TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR BARU KB MINI PIL TENTANG EFEK SAMPING KB MINI PIL DI RB HARAPAN KITA SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : LINA DEWI TUSTIYANI NIM B12 136
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI IMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru KB Mini Pil Tentang Efek Samping KB Mini Pil Di RB Harapan Kita Sumberlawang Sragen Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dra.Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Naila Faizah, S,ST,M.kes selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu M Sri Nyukupi, selaku Bidan pemilik RB Harapan Kita Sumberlawang, yang telah bersedia memberikan izin kepada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2015
Penulis iv
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Lina Dewi Tustiyani B12 136 TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR BARU KB MINI PIL TENTANG EFEK SAMPING KB MINI PIL DI RB HARAPAN KITA SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2015 Xii + 45 halaman + 17 lampiran + 6 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Mini pil termasuk salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini. Keuntungan KB mini pil yaitu tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri, aman, cocok bagi ibu menyusui karena tidak mempengaruhi kuantitas atau jangka waktu laktasi dan tidak berpengaruh buruk terhadap bayi. Tujuan : Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang tahun 2015. Sedangkan tujuan khususnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang pada tingkat baik, cukup, kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi dan waktu penelitian di RB Harapan Kita Sumberlawang pada bulan April 2015. Populasi penelitian 16 responden, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan tehnik analisa data univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian : Hasil penelitian terhadap 16 responden KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang akseptor dalam kategori baik sebanyak 2 akseptor (12.5%) yaitu mayoritas pada umur 20-30 tahun sebanyak 2 responden (12.5%), pada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 responden (12.5%), akseptor dalam kategori cukup sebanyak 12 akseptor (75%) yaitu mayoritas pada umur 20-30 tahun sebanyak 7 responden (70%), pada tingkat pendidikan SMP sebanyak SMA sebanyak 7 responden (43.75%), dan akseptor dalam kategori kurang sebanyak 2 akseptor (12,5%) yaitu mayoritas pada umur 31-40 tahun sebanyak 1 responden (16,6667%), pada tingkat pendidikan SD sebanyak SD sebanyak 1 responden (50%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan akseptor KB mini pil pada kategori baik yaitu 7 akseptor (12,5%), pada kategori cukup yaitu 12 akseptor (75%), dan pada kategori kurang yaitu 2 akseptor (12,5%). Kata Kunci
: Pengetahuan, efek samping, akseptor KB mini pil. v
Kepustakaan : 16 literatur (tahun 2006 sampai dengan 2015) MOTTO
1. Ingatlah untuk bahagia, bagaimanapun keadaanmu saat ini, bertahanlah berjuanglah untuk tetap merasakan kebahagiaan itu dengan caramu sendiri, karena tidak ada kata terlambat untuk bahagia (penulis). 2. Penghargaan tertinggi untuk kerja keras seseorang bukanlah apa yang ia hasilkan, tetapi bagaimana ia berkembang karenanya (John Ruskin).
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan untuk : 1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Ayah, ibu dan kakak tercinta, terima kasih atas kasih sayang dan doa yang selalu mengiringi langkahku. 3. Pembimbing ibu Naila Faizah, terima kasih selalu sabar dalam membimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Teman-teman kelas 3C Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 5. Almamaterku tercinta.
vi
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
ABSTRAK………………………………………………………………… .
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………….
vi
CURICULUM VITAE…………………………………………………….....
vii
DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. .
xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. .
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian …………………………………………
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................
7
B. Kerangka Teori ......................................................................
23
C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................
25
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............
26
D. Variabel Penelitian .................................................................
27
E. Definisi Operasional ...............................................................
27
F. Instrumen Penelitian ...............................................................
28
G. Teknik Pengumpulan data ......................................................
32
viii
H. Metode Pengolahan dan Analisi Data ....................................
32
I. Etika Penelitian .......................................................................
35
J. Jadwal Penelitian ....................................................................
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ……………………….
37
B. Hasil Penelitian ……………………………………………...
37
C. Pembahasan …………………………………………………. 41 D. Keterbatasan ………………………………………………… 42 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………….. 44 B. Saran ………………………………………………………… 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Teori ………………………………………………… 23 Gambar 2 Kerangka Konsep ……………………………………………… 24
x
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Definisi Operasional .................................................................
28
Tabel
3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ..................................................................
29
Tabel
4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ………….
38
Tabel
4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ……
38
Tabel
4.3 Tabel Mean Dan Standar Deviasi …………………………… .
39
Tabel
4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Akseptor …………
40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian (dalam bentuk tabel)
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6.
Surat Permohonanan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.
Surat balasan ijin penggunaan lahan
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (Foto) Lampiran 17. Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir)
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil kehidupan bangsa yang berorientasi pada catur warga dengan pertumbuhan seimbang. Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia sejak tahun 1970 dan masyarakat menganggap Indonesia telah berhasil menurunkan angka kelahiran. Masyarakat dapat menerima semua metode media teknis keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah (Sulistyowati, 2011). Di Indonesia terdapat bermacam – macam metode kontrasepsi guna mendukung program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan oleh pemerintah. Macam – macam metode KB tersebut antara lain : Metode kontrasepsi sederhana dengan alat seperti kondom dan diafragma, metode kontrasepsi efektif mekanis seperti IUD dan kontrasepsi efektif hormonal seperti susuk, suntikan, dan pil (oral) (Manuaba, 2010). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2014). Prevalensi kontrasepsi menurut alat atau cara kontrasepsi hasil survey peserta aktif 2014, menunjukkan bahwa prevalensi pengguna kontrasepsi mini pil di Indonesia adalah 25,81%. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2014), peserta aktif KB mini pil adalah 17,83%. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen (2014), peserta aktif KB mini pil adalah 16,5% Peserta aktif KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang tahun 2014) adalah 9,4% (BKKBN, 2014). 1
2
Penggunaan kontrasepsi hormonal oral seperti Mini Pil memiliki banyak efek samping, tetapi efek samping tersebut banyak berkurang sejak di mulainya dosis yang lebih rendah. Kurang lebih 40% wanita pengguna pil merasa mengalami efek samping. Keadaan ini harus ditanggapi dengan serius dan bidan harus menjelaskan antisipasi kepada wanita pengguna pil untuk menentukan penyebab gejala atau menggunakan metode kontrasepsi lain, karena alat kontrasepsi ini lebih banyak digunakan daripada alat kontrasepsi lainnya maka setiap wanita harus mengetahui tentang pentingnya efek samping KB mini pil (Sulistyowati, 2011). Mini pil termasuk salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini, Keuntungan KB mini pil yaitu kontrasepsi mini pil tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri, aman, cocok bagi ibu menyusui karena tidak mempengaruhi kuantitas atau jangka waktu laktasi dan tidak berpengaruh buruk terhadap bayi. Namun KB mini pil juga memiliki efek samping antara lain efek samping yang sering timbul pada akseptor KB mini pil adalah perubahan pola haid (Hartanto, 2010). Berkaitan dengan gerakan program KB Nasional maka pendidikan diartikan sebagai kegiatan yang mendorong terjadinya proses perubahan, pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat tentang KB Nasional secara wajar sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab. Ibu dengan pendidikan tinggi atau pengetahuan yang luas, lebih mudah menyerap konsep kesehatan sehingga pengetahuan tentang kesehatan akan lebih tinggi di
3
bandingkan ibu berpendidikan rendah (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 November 2014 di RB Harapan Kita Sumberlawang, diperoleh data dari bulan Maret 2013 sampai dengan Maret 2014 terdapat 279 akseptor. IUD 10 akseptor, implant 15 akseptor, KB suntik 200 akseptor, KB pil 54 akseptor. Akseptor KB pil terdiri dari : pil kombinasi 19 akseptor dan mini pil 35 akseptor. Dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan metode wawancara pada 15 akseptor KB mini pil tentang efek samping, sebanyak 6 akseptor tidak tahu mengenai efek samping KB mini pil dan 9 akseptor tahu mengenai efek samping KB mini pil. Dari data di atas maka penulis mengambil Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru Tentang Efek Samping KB Minipil Di RB Harapan Kita Sumberlawang”.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan akseptor baru tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang?”
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang.
4
2.
Tujuan khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru
tentang efek
samping KB minipil di RB Harapan kita Sumberlawang dalam tingkat baik. b.
Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru tentang efek samping KB minipil di RB Harapan kita Sumberlawang dalam tingkat cukup.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru tentang efek samping KB minipil di RB Harapan kita Sumberlawang dalam tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan, serta dapat memberikan informasi bagi akseptor baru KB minipil.
2.
Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti dan memahami lebih dalam tentang KB mini pil.
3.
Bagi RB Harapan Kita Sumberlawang Penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk tenaga kesehatan khususnya bidan dalam peningkatan pelayanan dan konseling KB khususnya KB minipil.
5
E. Keaslian Penelitian 1.
Permatasari (2012) dengan judul “Gambaran Pengetahuan tentang Efek Samping pada Akseptor KB Pil Oral Kombinasi Di Pondok Bersalin Lestari Parangjoro Sukoharjo”. Dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang efek samping pada akseptor KB pil oral kombinasi serta dengan sampel 38 responden. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian sebanyak 38 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Hasilnya didapatkan bahwa ibu dengan gambaran pengetahuan baik 6 akseptor (15,79%), ibu dengan gambaran pengetahuan cukup sebanyak 25 akseptor (65,79%), dan ibu dengan gambaran pengetahuan kurang 7 akseptor (18,42%).
2.
Zumrotun (2010) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Pil Oral Kombinasi tentang Efek Samping Pil Oral Kombinasi di RB Budi Rahayu
Semarang”.
Dengan
tujuan
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan tentang efek samping pada akseptor KB pil oral kombinasi serta dengan sampel 35 responden. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitin sebanyak 35 orang dengan teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Hasilnya didapatkan bahwa ibu yang
berpengetahuan
baik
sebanyak
17
orang
(48,57%),
ibu
berpengetahuan cukup 12 orang (34,29%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (17,14%). Dengan demikian sebagian besar tingkat pengetahuan ibu dinyatakan berpengetahuan baik.
6
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada waktu, tempat, populasi, sampel, variable, analisa data. Persamaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1.
Pengetahuan a.
Definisi pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).
b.
Cara memperoleh pengetahuan Menurut (Notoatmodjo, 2012), untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu cara tradisional (non alamiah) yaitu tanpa melaui penelitian dan cara modern (ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara Tradisional (non ilmiah) terdiri dari a)
Cara coba-salah (Trial and error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba 7
8
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan
apabila
kemungkinan
ketiga
gagal
dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba- coba. b) Cara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh yang bersangkutan. c)
Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan- kebiasaan dan tradisi-tradisi
yang
dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut
diperoleh
berdasarkan
pada
otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli - ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat uang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
9
tanpa
terlebih
dulu
menguji
atau
membuktikan
kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru terbaik, oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. e)
Cara akal sehat (Common Sense) Kadang kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dan konteks pendidikan.
f)
Kebenaran secara intuiti Diperoleh manusia secara cepat sekali melaui proses diluar kesadaran tanpa melalui proses penalaran/berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakkan cara cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkamn intuisi adtau suara hati / bisikan hati saja.
10
g) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperolah pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperolah kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melelui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung
melalui
pernyataan
pernyataan
yang
dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan – pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum kepada yang khusus. h) Induksi Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan
11
kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. i)
Deduksi Pembuatan kesimpulan dari pernyataan pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah / modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Pencatatan ini mencakup 3 hal pokok: a)
Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukakan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukakan pengamatan. c)
Gejala gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala gejala yang berubah ubah ubah pada kondisi kondisi tertentu.
12
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
Sebaliknya
jika
seseorang
tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4 kategori pertumbuhan. Pertama, perubahan ukuran; kedua, perubahan proporsi; ketiga, hilangnya ciri-ciri lama; keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi
13
akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dioalami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan
dimana
kita
hidup
dan
dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
14
lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap, pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat
seseorang
untuk
memperoleh
pengetahuan yang baru. d.
Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif sangat penting menentukan tindakan seseorang. Pengetahuan yang termasuk dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1) Tahu (Knowledge) Diartikan sebagain recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2) Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3) Menerapkan (Application) Diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
15
4) Analisa (Analisys) Adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antar komponen komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5) Sintesis (Syntesis) Menunjukkan
suatu
kemampuan
seseorang
untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria kriteria yang ditentukan masyarakat.
sendiri
atau
norma-norma
yang
berlaku
di
16
2.
Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga Berencana 1) Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera menurut Undang-undang No. 10/1992 (Anggraini, 2011). 2) Keluarga
berencana
(family
planning/planned
parenthood)
merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak
kehamilan
dengan
menggunakan
kontrasepsi
(Sulistyawati, 2011). 3) Menurut WHO (Expert Comitte, 1970), tindakan yang membantu individu
untuk
mendapatkan
objektif-objektif
tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Anggraini, 2011). b.Tujuan Keluarga Berencana Tujuan KB menurut Anggraini (2011) adalah: 1) Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keuarga.
17
Kesimpulan
dari
program
KB
adalah
memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa. c. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (Anggraini, 2011).
3.
Kontrasepsi Hormonal Mini-Pil a. Teori Tentang Akseptor KB Mini Pil Menurut Manuaba (2010), akseptor KB adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi dan tidak dalam keadaan hamil. b. Macam-macam akseptor KB Pil 1) Akseptor KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah mengalami kehamilan/keguguran.
18
2) Akseptor KB lama adalah peserta KB yang sedang menggunakan salah satu metode kontasepsi secara terus-menerus. 3) Akseptor ganti cara adalah peserta KB yang pindah cara dari satu metode kontrasepsi atau alat/cara kontrasepsi maupun pelayanan lainnya tanpa diselingi kehamilan. c. Hal yang diketahui Akseptor 1)
Minum mini pil setiap hari pada saat yang sama.
2)
Minum pil yang pertama pada hari pertama haid.
3)
Bila minum pil terlambat lebih dari 3 jam, segera minum setelah ingat dan gunakan pelidung selama 48 jam.
4)
Terjadi perubahan pola haid pada 2-3 bulan pertama
(BKKBN, 2012) d.
Definisi Mini Pil Mini pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Dosis progestinnya kecil yaitu 0,5 mg atau kurang. Minipil bukan menghambat kesuburan karena selama memakai pil mini ini kadang-kadang masih dapat terjadi. Efek utamanya adalah terhadap lendir serviks yang mengental sehingga tidak bisa terjadi pembuahan (Anggraini, 2011).
e. Jenis KB Mini-Pil 1) Pil mini dalam kemasan dengan isi 28 pil. Pil ini mengandung 75 mikrogram desogestrel (BKKBN, 2012).
19
2) Pil mini dalam kemasan dengan isi 35 pil. Pil ini mengandung 300 mikrogram
levonogestrel
atau
350
mikrogram
noretindon
(BKKBN, 2012). f. Mekanisme kerja Mekanisme kerja minipil menurut Anggraini (2011) adalah: 1)
Mencegah terjadinya ovulasi, pencegahan ovulasi disebabkan gangguan pada sekresi hormon.
2) Mengubah transpor ovum melalui saluran tuba mungkin dipercepat
sehingga
mengurangi
kemungkinan
terjadinya
pembuahan. 3) Perubahan, fungsi korpus luteum menjadi abnormal karena jumlah progesterone yang sangat sedikit. g. Efektifitas Tingkat kegagalan pil mini dalam mencegah kehamilan (98,5%) kecuali akseptor tidak mengikuti aturan pakai atau lupa. Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan pil (Arum, 2011). Menurut BKKBN (2012) agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka: 1) Jangan sampai ada tablet yang lupa 2) Tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari) Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
20
h. Keuntungan Keuntungan utama penggunaan pil yang hanya mengandung progestin ialah pil tersebut sama sekali tidak mengandung esterogen sehingga dapat digunakan oleh wanita sebagai kontrasepsi hormonal ketika penggunaan pil kombinasi dikontraindikasikan baginya karena alas an yang terkait dengan esterogen. Aliran darah yang keluar pada periode menstruasi serta desminorea akan berkurang jika wanita menggunakan pil yang hanya mengandung progestin saja. Wanita akan kembali ke fase kesuburan dengan cepat setelah menghentikan penggunaan pil progestin saja (Varney, 2007). 1) Keuntungan dari kontrasepsi minipil menurut Saifuddin (2006), adalah: Keuntungan kontrasepsi : tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi jumlah ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan, sedikit efek samping, dan dapat dihentikan setiap saat. 2) Keuntungan nonkontrasepsi : mengurangi nyeri haid, mengurangi jumlah darah haid, mencegah kanker endometrium, tidak meningkatkan pembekuan darah, dan berkurangnya efek samping akibat penggunaan estrogen. i. Kerugian Kerugian memakai KB pil menurut Manuaba (2012) adalah: 1) Harus minum pil secara teratur 2) Dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium
21
3) Penyulit ringan (berat badan bertambah, rambut rontok, tumbuh akne, mual sampai muntah) 4) Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal j. Keterbatasan Keterbatasan dari penggunaan minipil menurut BKKBN (2012), adalah: 1) Hampir 30-60% mengalami gangguan menstruasi (spotting dan amenorea). 2) Peningkatan berat badan. 3) Kurang efektif jika dibandingkan dengan pil KB kombinasi. 4) Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama. 5) Payudara menjadi tegang. 6) Resiko kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan) lebih tinggi. 7) Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di bagian wajah). 8) Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual dan HIV/AIDS. k. Efek Samping Efek samping dari penggunaan kontrasepsi minipil menurut Anggraini (2011) adalah: 1) Perubahan pola menstruasi 2) Siklus haid memendek atau bahkan memanjang. 3) Kenaikan berat badan 4) Payudara menjadi sensitif
22
l. Indikasi Indikasi dari penggunaan kontrasepsi minipil menurut Anggraini (2011), adalah : 1) Wanita dalam usia reproduksi 2) Wanita yang telah atau belum memiliki anak 3) .Wanita yang menginginkan kontrasepsi efektif selama menyusui 4) Wanita pasca keguguran atau abortus 5) wanita yang memiliki tekanan darah kurang dari 180/110mmHg 6) Wanita yang kontra indikasi terhadap pemakaian estrogen atau lebih senang senang tidak menggunakan estrogen m. Kontra indikasi Kontra indikasi dari penggunaan mini pil menurut Anggraini (2011), adalah: 1) Hamil atau diduga hamil. 2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 3) Penderita TBC yang sedang menjalani pengobatan 4) Akseptor yang sedang menggunakan obat untuk epilepsi 5) Riwayat stroke. n. Hal yang harus diketahui Akseptor 1) Minum mini pil setiap hari pada saat yang sama. 2) Minum pil yang pertama pada hari pertama haid. 3) Bila minum pil terlambat lebih dari 3 jam, segera minum setelah ingat dan gunakan pelidung selama 48 jam.
23
4) Terjadi perubahan pola haid pada 2-3 bulan pertama
B. Kerangka teori Tingkat Pengetahuan
1. Definisi pengetahuan 2. Cara memperoleh pengetahuan 3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 4. Tingkat pengetahuan
Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana 2. Tujuan Keluarga Berencana 3. Kontrasepsi
Kontrasepsi Hormonal mini pil
1. Definisi 2. Jenis KB Mini Pil 3. Mekanisme Kerja 4. Efektifitas 5. Keuntungan 6. Kerugian 7. Keterbatasan 8. Efek samping 9. Indikasi 10. Kontra indikasi
Gambar 2.1. Kerangka teori Sumber : Notoadmojo (2010), Anggraeni(2011), BKKBN(2012), Varney (2007)
24
C. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan
Baik
Akseptor Baru KB Mini pil
Cukup
Tentang Efek samping KB Mini pil
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi 4. Lingkungan budaya 5. Sosial ekonomi
Keterangan
: Diteliti : Tidak Diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Kurang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2013). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk
mengolah
data
penelitian
berupa
angka-angka
(Sugiyono, 2012). Penelitian yang dilakukan menggambarkan tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang dilakukan oleh penelitian dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah RB Harapan Kita Sumberlawang.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april tanggal 1 sampai 30 april 2015. 25
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 orang akseptor baru minipil, dari data yang diperoleh pada bulan April 2015 terdapat 16 akseptor KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili) (Sugiyono, 2012). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini hanya akseptor baru KB mini pil yang dijadikan sampel dan berjumlah 16 orang. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan
secara Accidental Sampling adalah dalam tehnik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu peneliti langsung mengumpulkan data dari
27
unit sampling yang ditemui. (Arikunto, 2013).
D. Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan akseptor KB baru mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang.
E. Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena. Ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2010).
28
Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : Variabel
Definisi Operasional
Alat ukur
Tingkat Kemampuan atau Kuesioner pengetahuan pengetahuan dalam Akseptor baru menjawab KB mini pil pertanyaan tentang efek tentang: samping KB 1 Pengertian KB mini pil di RB Mini pil Harapan kita 2 Jenis KB Mini Sumberlawang pil 3 Mekanisme Kerja 4 Efektifitas 5 Keuntungan 6 Efek kerugian 7 Keterbatasan 8 Efek samping 9 Indikasi 10 Kontra Indikasi 11 Hal yang harus di ketahui (Sumber : Riwidikdo,2013)
Skala ukur Ordinal
indikator a Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
b Cukup : bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD c Kurang : bila responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), digunakan untuk mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada subjek untuk
29
mendapatkan
tanggapan,
informasi,
jawaban,
dan
sebagainya
(Notoatmodjo, 2012). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru tentang efek samping KB mini pil, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Jenis pernyataan dalam kuesioner tersebut ialah favourable (+) yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapat skor 1, jika dijawab salah mendapat skor 0 dan pernyataan unfavourable (-) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab salah maka mendapat skor 1, jika dijawab benar mendapat skor 0 (Notoatmodjo, 2010). Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. 1. Kisi-kisi kuesioner Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variable
Tingkat pengetahuan Akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan kita Sumberlawang
Indikator
1
Pengertian KB mini pil 2 Jenis KB mini pil 3 Mekanisme kerja 4 Efektifitas 5 Keuntungan 6 Efek kerugian 7 Keterbatasan 8 Efek samping 9 Indikasi 10 Kontra indikasi 11 Hal yang harus di ketahui Jumlah Item * = tidak valid
Favorable
Unfavorable
1, 21
Jumlah Item valid Tidak valid 2 -
32*, 33*
-
2
34*,25
29 13,14,26*, 27* 23, 24 * 19 ,35* ,38,18
1 4 8 3 2 3 4 3
1 1 2 2
19
30
8
2, 36 4,5,9,17,37 7, 8, 28 11 12 15, 16, 22 19
3, 10, 30* 6, 20, 31,
30
Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian, yaitu pada pengguna akseptor KB mini pil, di RB.Hj. Sri Sulistyowati dengan 35 responden dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2015. 2. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2012). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi pearson product moment dengan bantuan program SPSS 16. Instrumen ini dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel. Rumus :
Keterangan : N : Jumlah Responden rxy
: Koefisien korelasi pearson product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji Validitas ini di laksanakan di RB.Hj. Sri Sulistyowati. Item valid memiliki rhitung > rtabel (0,334) dan item yang tidak valid memiliki rhitung < rtabel (0,334). Setelah dilakukan uji validitas diketahui 8 pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan negative (-) nomor 19, 26, 27, 30, 35, dan
31
untuk pernyataan positif (+) nomor 32, 33 Item yang tidak valid dihapus tetapi tidak ada pernyataan indicator. Sedangkan nomor 34 tidak valid tidak dihapus karena sudah ada pernyataan lainnya dalam indicator, jadi jumlah pernyataan kuesioner yang akan diijinkan sebanyak 30 pernyataan. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan Alpha Cronbach yaitu :
Keterangan : ri
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ si2
: Jumlah varian butir
st2
: Varians total Menurut Riwidikdo (2012) instrumen dikatakan reliabel bila nilai
Alpha Cronbach > r
kriteria
(0.70). dari data diperoleh Alpha Cronbach
(0,847) > rkriteria (0,7) sehingga kuesioner penelitian tersebut reliabel. Uji Relibialitas ini di laksanakan di RB.Hj. Sri Sulistyowati pada tanggal 8 Maret 2015.
32
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mendapatkan
data (Sugiyono, 2012). Cara pengumpulan data dilakukan
dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada pengguna akseptor KB mini pil, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden dipersilakan mengisi angket sampai selesai dan angket diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Maka data yang diperoleh, yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner. Data primer diperoleh dari jawaban kuesioner tentang efek samping KB mini pil. 2. Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang atau tempat lain bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari bagian Tata Usaha (TU), yaitu data jumlah pengguna yang ada di RB Harapan Kita Sumberlawang.
H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Metode Pengolahan Data Menurut Notoadmodjo (2012), setelah data terkumpul, maka langkah yang akan dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4, yaitu : a. Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
33
isian formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil : 1) Untuk jawaban benar diberi skor 1 2) Untuk jawaban salah diberi skor 0 c. Memasukkan data (Data Entry) atau Processing Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program SPSS 16. d. Pembersihan data (Cleaning) Semua data dari setiap sumber data atau responden setelah selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan
34
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariate. Analisis univariate adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter, yaitu : a) Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD b) Cukup, bila nilai Mean -1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD c) Kurang, bila nilai responden (x) < Mean -1 SD Menurut Hidayat (2010), rumus mean yaitu : Rumus : X = Keterangan : X
: Rata-rata (mean)
∑x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden
Dari hasil perhitungan diperoleh Mean (20,6875). Menurut
Riwidikdo
(2013)
simpangan
baku
(standard
deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai data terhadap rata-ratanya.
35
Rumus :
SD = Keterangan : SD
: Standar Deviasi
x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
Dari hasil perhitungan diperoleh standard deviation (6,87720). Selanjutnya, hasil unuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang maka, ditunjukkan dengan prosentase dan keterangan sebagai berikut :
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2010), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian. Mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus selalu diperhatikan. Yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Informed consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum
36
penelitian. Dilakukan dengan memberi lembar persetujuan oleh responden. Tujuannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan. 2. Anonimity (kerahasiaan nama/ identitas) Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek penelitian. Dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. 3. Confidentiality (kerahasiaan hasil) Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Baik informasi ataupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya pada kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
1. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan dan berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian dapat dilihat di lampiran.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RB Harapan Kita Sumberlawang selama bulan April 2015. RB Harapan Kita Sumberlawang adalah sebuah rumah bersalin yang terletak di Dukuh Ngandul RT6, Kalurahan Ngandul, Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Secara umum, keadaan lingkungan di RB Harapan Kita Sumberlawang terlihat bersih dan rapi, dengan luas bangunan ±3000m2. Terdapat 1 ruang untuk bersalin, 1 ruang pemeriksaan dan 2 ruang perawatan. Pelayanan RB Harapan Kita antara lain : ANC, Bersalin, Imunisasi, KB, Pengobatan Umum. Pada bulan April 2015 terdapat 16 orang akseptor baru minipil.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 2, yakni : a. Umur Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : umur 20-30 tahun, umur 31-40 tahun, dan umur > 40 tahun. Berikut ini tabel distribusi frekuensi responden tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang berdasarkan umur pada April 2015. 37
38
Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur. No. 1 2 3
Kategori umur Jumlah 20-30 tahun 10 31-40 tahun 6 > 40 tahun 0 Total 16 Sumber : Data Primer, April 2015.
Prosentase (%) 62.5 37.5 0 100
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui sebanyak 10 responden (62.5%) berada pada kategori umur 20-30 tahun, 6 responden (37.5%) pada kategori umur 31-40 tahun dan 0 responden (0%) pada kategori umur > 40 tahun. b. Pendidikan Pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori, yakni : SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No. 1 2 3 4
Pendidikan Jumlah SD 2 SMP 5 SMA 7 Perguruan tinggi 2 Total 16 Sumber : Data Primer, April 2015.
Prosentase (%) 12.5 31.25 43.75 12.5 100
Menurut tabel 4.2. dapat diketahui bahwa 2 responden (12.5%) berpendidikan SD, 5 responden (31.25%) berpendidikan SMP, 7 responden (43.75%) berpendidikan SMA dan 2 responden (12.5%) berpendidikan Perguruan Tinggi.
39
2. Analisis Data Setelah dilakukan analisis data terhadap tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015 didapatkan mean 20,6875 dan standar deviasi 6,87720. Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi Variable Mean Tingkat pengetahuan 20,6875 akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang tahun 2015 Sumber : Data primer, April 2015
Standar deviasi 6,87720
Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden : a. Baik, bila nilai yang diperoleh : (x) > mean + 1 SD (x) > 20,6875 + 1 x 6,87720 (x) > 27,5647 (x) > 28 b. Cukup, bila nilai yang diperoleh : mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 20,6875 – 1 x 6,87720≤ x ≤ 20,6875 + 1 x 6,87720 13,8103 ≤ x ≤ 27,5647 14 ≤ x ≤ 28 c. Kurang, bila nilai yang diperoleh : (x) < mean – 1 SD
40
(x) < 20,6875 – 1 x 6,87720 (x) < 13,8103 (x) < 14 Di bawah ini tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015. Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang tahun 2015. No. 1 2 3
Tingkat pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi Responden Umur
Umur 20-30 tahun Umur 31-40 tahun Umur > 40 Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Sumber : Data Primer, April 2015
Jumlah 2 12 2 16
Prosentase (%) 12.5 75 12.5 100
Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang 2 7 1 0 5 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1 0 7 0 2 0 0
Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang tahun 2015, yang berpengetahuan baik sebanyak 2 akseptor (12.5%),
berpengetahuan
cukup
14
berpengetahuan kurang 2 akseptor (12.5%).
akseptor
(75%)
dan
yang
41
C. Pembahasan
Berdasarkan data di atas bahwa tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang pada kategori baik sebanyak 2 akseptor (12.5%) yaitu mayoritas pada umur 20-30 tahun sebanyak 2 responden (12.5%), pada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 responden (12.5%). Pada usia 20-30 tahun adalah usia produktif dan semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru. Sehingga tingkat pengetahuan baik dan cukup pada usia 20-30 tahun lebih banyak daripada usia 31-40 tahun. Dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik tingkat pengetahuan akseptor. Pada kategori cukup sebanyak 12 akseptor (75%) yaitu mayoritas pada umur 20-30 tahun sebanyak 7 responden (70%), pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 7 responden (43.75%). Pada usia 20-30 tahun adalah usia produktif
dengan
tingkat
pendidikan
SMA
maka
mempengaruhi
perkembangan sikap dan pengetahuan akseptor. Pada kategori kurang sebanyak 2 akseptor (12,5%) yaitu mayoritas pada umur 31-40 tahun sebanyak 1 responden (16,6667%), pada tingkat pendidikan SD sebanyak 1 responden (50%). Pada usia 31-40 tahun adalah usia tidak produktif dan tingkat pendidikan yang rendah menghambat perkembangan sikap dan pengetahuan akseptor. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
42
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mulai mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015 dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan umur. Usia produktif dan semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut. Pendidikan yang lebih tinggi berarti mempunyai wawasan dan pengalaman yang lebih luas, lebih mudah memahami informasi yang diterima.
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan, yaitu ; 1.
Kendala Penelitian Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan ujian di kampus sehingga peneliti sulit untuk bertemu secara langsung dengan responden yang berada di RB Harapan Kita Sumberlawang Sragen, sehingga kuesioner dititipkan pada bidan ataupun asisten bidan.
43
2.
Keterbatasan Penelitian a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan responden untuk asal mengisi jawaban. b. Variabel dalam penelitian ini adalah variable tunggal, yaitu tingkat pengetahuan akseptor baru KB mini pil tentang efek samping KB mini pil, sehingga penelitian ini hanya focus pada tingkat pengetahuan saja.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru Tentang Efek Samping KB Minipil Di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015 maka peneliti mengambil sampel 16 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru Tentang Efek Samping KB Minipil Di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015 dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru Tentang Efek Samping KB Minipil Di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015 termasuk dalam kategori baik yaitu 2 akseptor (12.5%). 2. Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru Tentang Efek Samping KB Minipil Di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015 termasuk dalam kategori cukup yaitu 12 akseptor (75%). 3. Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru Tentang Efek Samping KB Minipil Di RB Harapan Kita Sumberlawang April 2015 termasuk dalam kategori kurang yaitu 2 akseptor (12,5%).
44
45
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Akseptor Baru Tentang Efek Samping KB Minipil Di RB Harapan Kita Sumberlawang, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah ; 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak tentang efek samping KB minipil. 2. Bagi Institusi Pendidikan Agar dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai efek samping KB minipil. 3. RB Harapan Kita Sumberlawang Agar meningkatkan pelayanan atau asuhan KB serta penyuluhan tentang alat kontrasepsi minipil sehingga akseptor baru KB minipil lebih memahami tentang alat kontrasepsi yang dipakai.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y dan Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :Rohima Press. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :RinekaCipta. ________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :RinekaCipta. Arum, D.N.S dan Sujiantini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta : NuhaMedika. BKKBN. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Tridasa Printer. Hidayat, A.A. 2010. MetodePenelitianKebidanan&TeknikAnalisis Data. Jakarta :Salemba Medika. Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :Salemba Medika. Manuaba, I. B. G, dkk.2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta :Rineka Cipta. ___________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika. Priyoto. 2014. Teori Sikap & Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta :Nuha Medika. Riwidikdo. 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta :Rohma Press.. Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta. Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta :Salemba Medika. Varney, H, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.