http://karyailmiah.polnes.ac.id
TIGER, LEGENDA SEPEDA MOTOR HONDA DI INDONESIA Andi Farid Hidayanto
(Staf Pengajar Jurusan Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak ANDI FARID HIDAYANTO : Tiger adalah sepeda motor produksi Honda yang muncul sejak 1993 sampai sekarang. Selama 19 tahun di jalanan, tentu memiliki beberapa faktor yang mampu bertahan selama itu, disaat produk kompetitor lainnya sudah stop produksi. Banyak sepeda motor sekelas dengan Tiger yang beredar saat ini, namun belum mampu menggeser dominasinya di pasar. Sebagai produk yang mampu bertahan selama 19 tahun, Tiger bisa disebut sebagai produk legenda. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Tiger menjadi legenda. Begitu pula besarnya peranan dalam kehidupan masyarakat atau strategi manajemen Honda untuk menaikkan pamornya. Sebutan Legenda tersebut berasal dari masyarakat atau dari Honda sendiri selaku produsen. Kata Kunci: Honda Tiger, Legenda
PENDAHULUAN Tiger adalah sepeda motor produksi Honda di Indonesia. Kiprahnya sebagai motor jenis sport sejak tahun 1993 sampai sekarang masih tetap eksis. Honda Tiger dengan desain maskulin, performa stabil, bertenaga dan nyaman dikendarai telah mencuri perhatian penggemar sepeda motor sport di Indonesia.Sebagai motor lokal bermesin 4 tak 200 cc selama 19 tahun telah menjadi sepeda motor sport impian masyarakat Indonesia dan legenda dalam sejarah sepeda motor di Indonesia.
rantai produksi dan pasca produksi. Tiger sebagai objek hasil desain produk industri merupakan rancangan untuk memenuhi kebutuhan peralatan fungsional dan praktis. Kualitas utamanya tidak terletak pada nila estetisnya, tetapi lebih pada nilai kegunaan untuk mendukung keperluan hidup sehari-hari (Noryan Bahari, 2008: 86) Kedudukan desain sebagai seni terapan, ilmu-ilmu praktis terutama teknologi dinilai memiliki muatan subjektivitas yang tinggi dalam banyak hal. Fenomena inilah yang memberikan bentuk pada kajian desain seperti pada gambar 1.
Tentu banyak faktor yang menyebabkan Tiger menjadi legenda di Indonesia. Penyebutan Legenda tersebut bisa dari masyarakat atau strategi manajemen Honda untuk tetap eksis mempertahankan produknya. FENOMENA HONDA TIGER Honda Tiger adalah produk Industri manufaktur yang memiliki banyak aspek pendukungnya. Seperti desain, material, kerja, masa pakai, komponen, ergonomi, grafis, pemasaran, kompetitor dan lain sebagainya. Kesemua aspek tersebut saling mendukung, tidak bisa berdiri sendiri karena merupakan kesatuan
Riset / 2255
Gambar 1. Bentuk Penelitian Desain Dari gambar 1 tersebut, pengkajian pada Honda Tiger dititik beratkan pada pengamatan fenomena Honda Tiger sebagai legenda. Sejauh mana pengertian legenda tersebut berada pada sosok Honda Tiger. Apakah memang benar-benar
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
me-Legenda atau strategi perusahaan. Untuk mengkaji produk tersebut maka digunakan metode Kajian Sosiologi Desain dan wacana sosial dengan beberapa sub-kajian penyusunnya, seperti pada gambar 2 dan 3.
GENERASI TIGER Sejak pertama kali diproduksi sampai saat ini, Tiger mengalami beberapa perubahan desain agar sesuai perkembangan jaman, meskipun tidak ekstrim. Perubahan tersebut adalah: Generasi 1 (1993 - 1996) Julukan awalnya Tiger 2000. Desain lampu depan bulat single warna hitam. Stoplampmodel segi empat menyesuaikan bentuk bodi dan tail gripdibuat dari pipa besi. Tangki bensin berkapasitas 13 liter (cadangan 4,3 liter), ditambah wide shroud model segi tiga. Desain jok dibuat hipup (nungging). Ada 4 warna pilihan yaitu: candy lac colour, tazmanian green metalic, vortex purple metalic, dan diamond black. Generasi 2 (1997 – 1998)
Gambar 2 Model kajian sosiologi desain dan wacana sosial yang membangunnya, yang terdiri dari sub-sub kajian yang diperlukan, karena menyangkut hubungan manusia, produk dan sistem nilainya.
Desain Tiger mengalami minor change, berupa: headlamp dan spidometer berwarna krom. Yang lainnya tetap. Pilihan warna ada: hitam solid, hitam metalik, hijau metalik, kuning, silver, dan merah magna. Generasi 3 (1999 – 2001) Desain Tiger tetap minor change. Berupa varian pelek jari-jari dan pelek alumunium racing 6 palang. Warna bodi ada penambahan striping (space-dynamic) dengan kelir era milinium. Generasi 4 (2002 – 2005)
Gambar 3 Skema peluang penerapan kajian sosial dalam dunia desain Dalam kajian ini digunakan metode kualitatif melalui pendekatan historis, kajian dokumen, interpretasi peristiwa, kajian informasi, perekaman suatu kejadian, hingga penafsiran suatu fenomena sosial melalui berbagai pencatatan lapangan yang kemudian dipaparkan dalam bentuk terolah. Kedekatan produk Honda Tiger dengan manusia inilah yang kemudian menjadi objek kajian. Kajian sosial pada Honda Tiger menelaah perilaku manusia yang dipengaruhi karya desain produk Tiger, atau sebaliknya,yaitu Honda Tiger yang menciptakan situasi sosial tertentu. Desain Tiger dapat diamati sebagai sebuah fenomena gaya hidup dan perilaku sosial msyarakat, serta dapat dijadikan indikator tingkat dan minat konsumsi masyarakat terhadap produk motor segmen tertentu. Dalam kondisi itu, dinamika konsumen dan kecenderungan perilaku sosial kemudian membangun suatu fenomena gaya hidup baru dalam memilih sepeda motor.
JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
Desain mengalami perubahan pada striping bercorak super sport. Stoplamp dengan double bulb dan multireflektor bersudut 6. Headlamp juga memakai reflektor. Tail grip menggunakan bahan alumunium. Berat kendaraan lebih langsing 123 Kg (sebelumnya 125 Kg). Julukan generasi ini New Tiger 2000. Generasi 5 (2006 – 2007) Desain tiger mengalami totally change. Model headlamp lebih aerodinamis dengan tambahan visor. Model tangki berkapasitas 13,2 liter berubah dengan tambahan wide shroud. Desain bodi aerodinamis dengan sudut lancip di beberapa bagian. Stoplamp labih lancip dan futuristik. Tail grip ganda terpisah (separated double grip). Suspensi belakang menggunakan tabung oli dan rem cakram belakang (type CW). Berat tiger bertambah menjadi 137 Kg. Generasi 5 disebut Tiger Revolution Cruiser (Tirec). Generasi 6 (2008 – sekarang) Perubahan desain terletak pada headlamp dengan model 2 lampu asimetris. Wide shroud mengikuti kontur tangki bahan bakar. Desain spidometer asimetris. Tail light dua jenis lampu single bulb dengan LED 6 titik. Tiger generasi 6 disebut New Tirec, menngunakan slogan “Legendary Ride, New Spirit”. Pada tahun 2010,
Riset / 2256
http://karyailmiah.polnes.ac.id Tiger kembali menghadirkan produk dengan singlelamp, sehingga konsumen punya 2 pilihan, singleataudoublelamp asimetris.
Sejak diluncurkan tahun 1993 sampai saat ini, Tiger telah diproduksi seperti pada tabel 1, yaitu:
Tabel tersebut menunjukkan besarnya populasi Tiger di Indonesia. Ditambah dengan komunitasnya di dunia nyata dan dunia maya. Menurut data AHM, terdapat 150 klub dengan anggota 23 ribu orang di seluruh Indonesia. Dari data AISI, Tiger menyumbang share 10% penjualan motor di tanah air. Pada kategori motor sport 200cc, Tiger mencapai market share 62,3%. Ada beberapa produk kompetitor Tiger. Antara lain: Suzuki Thunder 250 (1999 – 2005), Yamaha Scorpio (2002 – 2009), Bajaj Pulsar 200 (2006 – sekarang), dan Minerva T150. Kesemua produk tersebut bermain memperebutkan pasar motor sport 200cc di tanah air. LEGENDA DAN HONDA TIGER
Tiger di Pasaran
Riset / 2257
Legenda menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cerita rakyat pada jaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah, dengan tokoh (produk) yang masih hidup. Legenda(Latinlegere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah suatu produk, maka produk legenda
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu bagianbagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor. Kemunculan Honda Tiger menjadi kontroversial pada masa itu (1993). Dengan mesin besar 200cc menjadikan satu-satunya motor berCc terbesar. Bentuknya yang neo-klasik menjadi pioner model tersebut.Kemudian pada masa berikutnya diikuti motor lain, seperti Kawasaki Ninja, Suzuki Thunder, Yamaha Scorpio. Penggunaan nama hewan Tiger, menjadikan sepeda motor satu-satunya yang memakai nama hewan saat itu. Dikarenakan pada saat yang sama, hanya mobil yang memakai nama hewan, misalnya Kijang, Dyna, Rhino dan Panther. Motor lain yang memakai nama hewan adalah Yamaha Scorpio pada tahun 2002 – 2009. Disaat motor pabrikan lain distop produksinya, Tiger masih terus bertahan sampai saat ini. Hal inilah yang menjadikan Honda melegenda-kan Tiger dalam generasi terakhir. Kecuali di Indonesia, Di Seluruh Dunia Penjualan Honda jauh diatas merk lain Sekarang tidak bicara statistik, tapi bicara masalah kesuksesan penjualan produk Honda secara global. Dimana Honda mampu mendominasi pasar tidak saja di sebagain besar regional, tetapi juga dieseluruh dunia secara masif selama 33 tahun. Nama Honda sudah begitu erat untuk sepeda motor di Indonesia. Sehingga, di beberapa daerah, orang menyebut sepeda motor dengan kata “Honda”. Meskipun motor tersebut dari pabrikan lain. Penduduk menyebut kamu naik Honda apa? Honda-mu apa? Bukan naik sepeda motor apa? Jenis apa? Atau merek apa?
Sepeda motor identik dengan dunia balap. Utamanya balapan bergengsi macam MotoGP. Dimana, pembalap juaranya akan membawa nama besar motor yang dipakainya. Hal ini secara langsung mempengaruhi animo masyarakat akan merk motor tersebut. Mau tau kenapa tulisan “Yamaha semakin di depan” nangkring di motor dan werpak Rossi-Lorenzo? Kenapa keberadaan mereka begitu vital bagi YMKI? Jawabanya sederhana, pasalnya di Indonesia keberadaan “tokoh” memiliki effek sangat besar bagi penjualan produk. Tidak heran jika produsen motorJepang mengatakan pasar Indonesia sangat vital bagi mereka. Di pasar Eropa – Amerika dan sebagian besar negara Asia keberadaan tokoh memang tidak bisa dibilang percuma, namun faktor ini tidak lah terlalu signifikan karena hanya berpengaruh pada segmen tertentu, sportbike misalnya. Itupun tidak menjadi penentu konsumen apakah memilih produk karena faktor Rossi-Lorenzo, tetapi lebih karena kebutuhan dan Value for Money produk tersebut. Saat itu (2007) Yamaha memimpin dunia balap dengan pembalap tersebut. Adapun Honda tidak memiliki figur pembalap yang memadai. Maka nama Honda tenggelam selama pembalapnya belum memenangkan event tersebut digelar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya penjualan motor Yamaha dengan menggandeng Figur Rossi-Lorenzo dalam iklan mereka. Sampai saat ini penjualan motor sport di tanah air masih dikuasai Yamaha.
Dalam dunia pemasaran, tiap produsen akan berusaha menguasai pasar. Dengan berbagai cara dan inovasi dilakukan agar produknya diterima pasar, dan menguasai segmennya. Tahun 2007, pasar Indonesia terperanjat. Dominasi Honda rontok. Beberapa kali penjualan Honda dibawah merk lain. Dan hal itu terus berlangsung sampai saat ini. Bahkan bagi Honda Motorcycle yang menjadi pertanyaan dan tantangan adalah memperlebar selisih penjualan, bukan lagi menjaga keunggulan di Indonesia. Penjualan Tiger saat ini terbesar di Indonesia dikarenakan sedikitnya kompetitor yang bermain dikelas itu. Yang masih eksis hanyalah Bajaj Pulsar 200. Sedangkan Suzuki Thunder 250 dan Yamaha ScorpioZ sudah discontinue. Adapun Kawasaki Ninja 250 harganya yang 42 juta, jauh diatas Honda Tiger yang 24 juta tidak bisa digolongkan dalam satu kelas. Maka, praktis disini Tiger bisa dikatakan pemain tunggal. Iconik Figur (Penokohan) di Indonesia
JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
Alasan menjadi fanatik brand (merk)motor Ada anggapan bahwa seseorang yang fanatik akan sebuah merk adalah seseorang yang buta akan informasi ataupun perkembangan teknologi. Anggapan tersebut bisa saja benar,
Riset / 2258
http://karyailmiah.polnes.ac.id tetapi bisa saja salah. Tergantung dari situasi dan kondisi serta fungsi motor itu sendiri. Berikut beberapa alasan yang menyebabkan seseorang menjadi fanatik brand/merk dari berbagai sudut pandang: a. Fanatik Karena Faktor Sugesti Faktor ketidaktahuan bisa menjadi penyebab seseorang menjadi fanatik. Namun tidak juga mengesampingkan faktor dimanaproduk tersebut sebelumnya telah berhasil memproduksi sebuah produk yang luar biasa sempurna sehingga menjadi sebuah benchmark tersendiri.Gaung kehebatan produk tersebut ternyata sangat luas bahkan sampai membayangi produk suksesornya. Bahkan untuk kalangan konsumen awam nama besar produk tersebut menjadi sebuah nilai plus hingga dapat membuat konsumen tersebut mengesampingkan faktor lain semisal performa sebagai nilai pembanding. Produk yang memiliki penggemar fanatik dalam kategori ini tak lain adalah Honda. Namun kemampuan produsen menjaga mutu produk merupakan faktor vital tersendiri, termasuk juga menjaga nilai jual kembalinya. Image Honda yang irit, nilai jual kembali tinggi, jaringan servis luas menjadi faktor sugestiyang besar. b. Fanatik yang menjadi sebuah BrandCult Fanatik yang seperti ini merupakan fanatik yang sulit diganggu gugat. Biasanya fanatik seperti ini menjangkiti bikers(pemiliki motor) yang telah mapan, terutama secara ekonomi.Umumnya bagi bikers yang sudah berada pada tingkat fanatik seperti ini mereka tidak akan memikirkan faktor ekonomis, tetapi bagi mereka motor dari brand tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hidup mereka karena antara bikers dan motornya memiliki sebuah ikatan emosional.Biasanya brand yang telah menjadi sebuah Cult adalah berasal dari Amerika dan Eropa semisal Harley-Davidson, BMW dan Ducati. Sebagai tambahan biasanya justru bikers seperti ini malah terbilang jarang menggunakan motor kesayangan mereka sebagai kendaraan oprasional harian, dan cenderung menggunakan kendaraan lain sebagai alat transportasi utama. Motor tidak digunakan sebagai kuda beban untuk transportasi sehari-hari. Berbeda dengan pemilik Tiger yang banyak memakai kendaraannya sebagai transportasi harian. c. Fanatik Karena Warisan Turun Temurun Biasanya, fanatik brand seperti ini hanya terjadi bila seorang bikers memiliki hubungan yang erat dengan orang tuanya. Ditambah lagi para “leluhurnya” memiliki tangan dingin dan apik dalam merawat sepeda motor kesayanganya.Tidak aneh bila menemukan motor yang sama telah berpindah sampai tiga generasi dalam kondisi sempurna.Umumnya motor yang paling sering
Riset / 2259
menjadi motor warisan adalah dari jenis Piaggio Vespa, karena mempunyai bentuk klasik, tidak berubah sejak dulu. d. Fanatik Karena Ciri Khas Tertentu Bila sebuah brand memiliki ciri khas tertentu semisal Performa ataupun reabilitas, maka konsumen akan memilih brand tersebut dibanding brand lainya, meski brand kompetitornya menawarkan performa maupun harga yang lebih kompetitif umumnya konsumen tetap memilih brand tersebut. Disamping itu, dengan memiliki ciri khas tersebutsecara tidak langsung brand motor tersebut memiliki daya getar lebih dibanding brand motor lainya. Di indonesia brand Kawasaki Ninja sebagai motor kencang dan Yamaha RX King sebagai motor jambret menjadi contoh paling jelas. e. Brand dan ResaleValue Honda adalah Honda. Jika adaproduk motor yang paling dikenal adalah Honda. Bahkan nama Honda diIndonesia sudah merupakan jaminan tersendiri. Resale value produkHondasangat merata, bahkan bila dijual di daerah paling pelosok sekalipun akan tetap laku. f. Jaringan Sales, Service, Sparepart Showroom Honda dan Ahass ibarat semut.Ada dimana-mana dan dimana saja. Terlepas dari keluhan konsumen terhadap layanan Ahass, ini sudah menjadi bukti bahwa jaringan AHM lebih baik dari pada produk lain. g. Harga motor- Value for Money Honda Tiger Revo Standar dihargai Rp 27.400.000 keunggulan yang dimiliki Revo dari sainganya adalah meliputi Performa, Brand-resale value serta dukungan jaringan 3s AHM. Konsumen memilih Honda dikarenakan harga jual kembalinya yang tinggi. Disaat motor merk lain jatuh harga jual kembalinya, harga Honda bekas tetap paling tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai investasi. Ini sudah menjadi karakter konsumen Indonesia, yang berpikiran jauh kedepan. Kadang belum beli produk, sudah mikir bagaimana jualnya nanti. KESIMPULAN Berbeda dengan produsen motor Eropa yang cenderung mementingkan kualitas produk tanpa memikirkan keuntungan (tidak heran jika Bimota, Benelli dan MV Agusta sampai bisa bangkrut) di Indonesia ATPM disini tentunya mementingkan keuntungan sebesar besarnya di atas segala-galanya baru kemudian kepuasan konsumen dan terakhir teknologi produk. Berikut beberapa hal yang menyebabkan Honda Tiger dikenal oleh masyarakat adalah:
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
Dikatakan Legenda, bila produk tersebut masih ada. Kalau sudah punah, maka disebut sejarah. Tiger bisa dikatakan legenda karena mampu bertahan selama 19 tahun dan masih diproduksi sampai saat ini, disaat produk lain sudah discontinue. Tiger mampu bertahan karena merupakan pemain tunggal di kelas ini. Produk dari brand lain sudah discontinue. Adanya produk kompetitor dari India dan China kontribusinya sangat kecil di kelas ini, sehingga belum mampu mengganggu dominasinya. Penggunaan istilah Legenda merupakan strategi marketing Honda untuk memperkokoh pasarnya, bukan sebutan dari masyarakat. Agar image Tiger kuat di masyarakat sebagai sepeda motor sport terbaik digunakan slogan The Legendary Ride. Hal ini dilakukan tahun 2008, mengambil moment disaat motor legenda yang sesungguhnya yaitu Yamaha RX King distop produksinya tahun 2008. Yamaha RX King menjadi legenda dalam masyarakat sebagai motor jambret karena kiprahnya sering digunakan dalam dunia kejahatan oleh pelaku kejahatan. RX King mampu bertahan selama 25 tahun (1983 – 2008), penghentian produksi RX King karena tidak sesuai dengan perkembangan teknologi yang menuntut sertifikasi EURO yang bebas polusi, dimana saat itu RX King masih menggunakan teknologi 2 tak yang tak ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Bahari,
Nooryan (2008).Kritik Seni, Wacana Apresiasi dan Kreasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Biker, Desember (2009).War Between Honda and Yamaha Departemen Pendidikan Nasional (2005)Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Moto Bike, Desember (2008).Kupas Tuntas Honda Tiger Otomotif (2009).Tiger, The Legendary Ride Sachari, Agus (2005).Metodologi Penelitian Budaya Rupa, Erlangga, Jakarta Sachari, Agus (2002). Sosiologi Desain, ITB, Bandung
JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
Riset / 2260