TEKNIK PERBANYAKAN SAMBUNG PUCUK MANGGA DENGAN CARA PENGIKATAN TALI LANGSUNG SUNGKUP
Oleh RUSJAMIN JADI ALI DAN FARIHUL IHSAN Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Jalan Raya Solok-Aripan KM. 8 Solok, Sumatera Barat. Kotak Pos 5, Solok 27301, Telp. (0755) 20137, Faks. (0755) 20592
RINGKASAN Mangga (Mangifera indica. L.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang berpotensi meningkatkan pendapatan petani dan sumber devisa negara. Pengembangan tanaman mangga dalam skala usaha besar memerlukan dukungan kuat dari sektor perbenihan. Benih mangga umumnya diperbanyak secara vegetatif melalui sambung pucuk. Keterampilan dan kecepatan seorang penangkar benih dalam melakukan penyambungan sangat menentukan keberhasilan sebuah penangkaran benih. Kebun Percobaan Cukurgondang mengembangkan teknik sambung pucuk mangga dengan cara pengikatan tali langsung sungkup (talkup). Namun belum ada informasi yang jelas mengenai berapa kecepatan penyambungan dengan cara talkup ini. Tujuan percobaan untuk memberikan informasi tentang efisiensi waktu perbanyakan sambung pucuk mangga dengan cara pengikatan tali langsung sungkup (talkup). Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Cukurgondang, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, pada bulan Juni 2013. dengan menghitung kecepatan penyambungan cara petani dan cara pengikatan tali langsung sungkup (talkup). Bahan yang digunakan sebagai batang bawah mangga Madu berumur 6 bulan setelah semai, dan entres yang digunakan dari varietas Garifta Merah. Hasil percobaan menunjukkan kecepatan penyambungan mangga dengan cara pengikatan tali langsung sungkup (talkup) lebih cepat yaitu 105 sambungan/jam dari pada cara pengikatan dengan cara biasa yaitu 61 sambungan/jam, dengan persentase keberhasilan sambungan yang tidak terlalu berbeda yaitu dan 95% pada cara talkup dan 94,5% pada cara pengikatan biasa Kata kunci : Mangga, benih, sambung pucuk, talkup
PENDAHULUAN
Mangga (Mangifera indica. L.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan petani dan sumber devisa negara (Alyadrus. 1990). Mangga tumbuh pada agroekologi rendah kering dengan ketinggian tempat 0 s/d 700 m di atas permukaan laut. Rata-rata produksi buah mangga Indonesia masih sangat rendah (64,9 kg/phn/thn) di tingkat petani, sedangkan dengan penerapan yang optimal produksi buah mangga dapat mencapai 120 kg/phn/tahun (Purnomo. et al. 1990). Rendahnya produksi tersebut di tingkat petani dikarenakan oleh penggunaan benih yang tidak benar dan minimnya penerapan teknologi budidaya tanaman. Pengembangan tanaman mangga dalam skala usaha besar memerlukan dukungan kuat dari sektor perbenihan. Kurangnya pengetahuan dalam penggunaan benih akan mengakibatkan kerugian besar, yang baru akan dirasakan setelah tanaman berbuah. Benih yang benar adalah benih yang diperbanyak dari pohon induk yang sehat, produktif, dan penangkarannya melalui perbanyakan vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan melalui cangkok, okulasi, dan grafting (sambung pucuk), salah satu perbanyakan vegetatif adalah melalui sambung pucuk. Pada prinsipnya perbanyakan vegetatif dengan sambung pucuk adalah menyatukan batang atas dengan batang bawah. Cara ini populer di kalangan penangkar benih tanaman buah, karena caranya yang mudah dan tingkat keberhasilannya yang cukup tinggi, sehingga sangat populer di kalangan petani. Keterampilan dan kecepatan seorang penangkar benih dalam melakukan penyambungan sangat menentukan keberhasilan sebuah penangkaran benih. Seorang penangkar benih yang berpengalaman, dalam satu jam mampu manyambung sekitar 40 sambungan, sehingga dalam satu hari dihasilkan 400 sambungan dengan 10 jam kerja (Prastowo dan Roshetko. 2006). Namun kecepatan ini masih dianggap kurang jika benih yang akan dihasilkan berjumlah puluhan ribu benih dengan sumber daya manusia yang sedikit dan kondisi entres yang tidak bisa dibiarkan lama. Kebun Percobaan Cukurgondang sebagai kebun koleksi dan perbenihan mangga yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur, mulai mengembangkan teknik sambung pucuk mangga dengan
cara pengikatan tali langsung sungkup (talkup). Namun belum ada informasi yang jelas mengenai berapa kecepatan penyambungan dengan cara talkup ini. Berdasarkan parameter di atas maka kegiatan ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang
efisiensi waktu perbanyakan sambung pucuk
mangga dengan cara pengikatan tali langsung sungkup (talkup).
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Cukurgondang, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, pada bulan Juni 2013. Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: pisau okulasi, jam stopwatch, plastik ukuran ½ kg, plastik putih, entres mangga, benih batang bawah mangga berumur 6 bulan, pena, kertas dan alat bahan pendukung lainnya.
Persiapan batang bawah dan entres Batang bawah yang disiapkan adalah batang bawah mangga Madu yang telah berumur 6 bulan setelah semai. Batang atas/entres yang digunakan berasal dari varietas Garifta Merah dari pohon induk yang ada di KP Cukurgondang, dengan kriteria entres yang baik tidak terlalu tua/muda, kondisi entres tidak flushing dan pada kondisi dorman, bulat tidak pipih, dan sehat.
Teknik Penyambungan 1. Teknik penyambungan dengan cara pengikatan biasa Tahapan penyambungan adalah sebagai berikut: -
Batang bawah dipotong di atas daun bendera, lalu dibelah membujur menjadi dua bagian yang sama sedalam 2-3 cm.
-
Pangkal entres disayat hingga berbentuk mata baji/kapak sepanjang 2-3 cm. Selanjutnya dimasukkan dalam belahan batang bawah.
-
Bidang sambungan diikat dengan tali plastik dari bawah ke atas. Tali plastik ini terbuat dari kantong plastik ukuran ½ kg yang diiris selebar 1 cm.
-
Sambungan kemudian disungkup dengan kantong plastik putih hingga semua bagian entres dan bidang sambungan tersungkup. Agar sungkup plastik tidak lepas, pada bagian bawah bidang sambungan. sungkup perlu diikat (Gambar 1).
2. Teknik penyambungan dengan pengikatan cara talkup -
Batang bawah dipotong di atas daun bendera, lalu dibelah membujur menjadi dua bagian yang sama sedalam 2-3 cm.
-
Pangkal entres disayat hingga berbentuk mata baji/kapak sepanjang 2-3 cm. Selanjutnya dimasukkan dalam belahan batang bawah.
-
Diikat dengan plastik putih yang ditarik memanjang sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula.
-
Bidang sambungan diikat dari bawah ke atas sampai seluruh entres tertutupi, sisakan 1-3 cm bagian ujung entres. Plastik es yang tersisa kemudian digunakan untuk menyungkup bagian ujung entres dengan cara membalikkan palstik es tersebut (Gambar 2).
3. Operator/pelaksana penyambungan Pelaksana penyambungan adalah teknisi yang sudah terlatih/ terbiasa melakukan penyambungan/ perbanyakan manga di KP Cukurgondang.
Gambar 1.
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Sambung pucuk dengan pengikatan cara pengikatan biasa. A) pemotongan batang bawah , B) pembelahan membujur batang bawah, C) persiapan entres, D) penyayatan pangkal entres, E) pemasukan entres dalam belahan batang bawah, F) pengikatan bidang sambungan, G) hasil pengikatan bidang sambungan, H) sambungan disungkup dengan plastik putih, dan I) pengikatan bagian bawah sungkup. KP Cukurgondang, 2013.
Gambar 2.
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Sambung pucuk dengan pengikatan cara talkup. A) pemotongan batang bawah , B) pembelahan membujur batang bawah, C) persiapan entres, D) penyayatan pangkal entres, E) pemasukan entres dalam belahan batang bawah, F) pengikatan dengan plastik putih, G) sambungan diikat dari bawah ke atas sampai seluruh entres tertutupi, H) penyisaan ikatan 1-3 cm bagian ujung entres, dan I) menyungkup bagian ujung entres dengan cara membalikkan plastik. KP Cukurgondang, 2013.
Pengamatan Pengamatan
kecepatan
penyambungan
dilakukan
pada
saat
pelaksaan
penyambungan. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah benih yang dapat tersambung dalam 1 jam pada tiap-tiap cara penyambungan. Pengamatan keberhasilan sambungan dilakukan 2
bulan setelah pelaksanaan penyambungan, Sambungan jadi
ditandai dengan munculnya tunas baru pada entres atau entres masih berwarna hijau.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan disajikan pada Tabel 1. Teknik penyambungan dengan cara pengikatan talkup lebih cepat (105 sambungan/jam) dari teknik penyambungan dengan cara pengikatan biasa (61 sambungan/jam). Hal ini disebabkan pada cara pengikatan biasa memerlukan tali pengikat dan sungkup yang terpisah, sedangkan pada cara pengikatan talkup, tali pengikat dan sungkup berasal dari selembar plastik. Pada cara pengikatan biasa, sungkup juga perlu diikat pada bagian bawahnya agar tidak terlepas, sedangkan pada cara pengikatan talkup, bagian sungkup tidak perlu diikat. Dua hal ini yang menyebabkan penyambungan dengan cara pengikatan talkup lebih cepat dari pada cara pengikatan biasa. Perbedaan cara penyambungan tidak memberi pengaruh yang terlalu besar terhadap persentase keberhasilan sambungan. Pada teknik penyambungan dengan cara pengikatan biasa persentase keberhasilan sambungannya 94,5% dan pada teknik penyambungan dengan cara pengikatan talkup persentase keberhasilan sambungannya 95%.
Tabel 1. Data kecepatan penyambungan mangga dengan cara pengikatan biasa dan cara pengikatan talkup. KP Cukurgondang. 2013. No. 1.
Perlakuan Teknik penyambungan dengan cara
Kecepatan penyambungan (sambungan/ jam) 61
Persentase keberhasilan sambungan 94,5%
pengikatan biasa. 2.
Teknik penyambungan dengan cara pengikatan “talkup”.
105
95%
A Gambar 3.
B
Hasil sambungan. A) hasil sambungan dengan cara pengikatan biasa dan B) Hasil sambungan dengan cara pengikatan “talkup”.
KESIMPULAN
Kecepatan penyambungan mangga dengan cara pengikatan tali langsung sungkup/ talkup lebih cepat yaitu 105 sambungan/jam dari pada cara pengikatan dengan cara biasa yaitu 61 sambungan/jam, dengan persentase keberhasilan sambungan yang tidak terlalu berbeda yaitu dan 95% pada cara talkup dan 94,5% pada cara pengikatan biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Alyadrus, H.U. 1990. Peluang Pasar Buah Mangga. Simposium Agribisnis Mangga, Malang, 16-17 Oktober 1990. Purnomo, S., S.R. Soemarsono dan M. Soleh. 1990. Seleksi macam varietas hortikultura untuk ekspor dan penataan pemasarannya. Bappeda Tk.I Prop. Jatim-Subalithorti Malang. Prastowo N, J.M. Roshetko. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah..World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock International, Bogor, Indonesia.