TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa manis duku Kumpeh dapat bersaing dengan duku Palembang, Matesih, dan Condet yang lebih dulu dikenal dan komersil.
Pada tahun 2000 duku asal Kumpeh ini telah dilepas
sebagai varietas unggul Nasional dengan nama Varietas Kumpeh. Tanaman duku yang berproduksi sekarang pada umumnya berada di sekitar pekarangan rumah penduduk dan dari tahun ke tahun terjadi penurunan luas panen disebabkan oleh penebangan tanaman duku untuk pemukiman dan peruntukan lainnya.
Umur
tanaman rata-rata lebih dari 50 tahun dan bahkan ada yang berumur lebih dari 100 tahun yang merupakan warisan dari orangtua atau nenek mereka. Kondisi tersebut tidak saja menyebabkan terjadinya penurunan produksi, tetapi populasi tanaman duku akan terancam langka bila tidak dilakukan peremajaan dan perluasan areal tanam. Kendala yang sering dihadapi petani dalam usaha pengembangan areal antara lain adalah kesulitan dalam memperbanyak tanaman duku secara vegetatif dan lamanya menunggu usia produksi.
Salah satu alternatif untuk
menunjang pengembangan budidaya tanaman duku di Provinsi Jambi adalah penyediaan bibit tanaman duku hasil perbanyakan vegetatif yaitu sambung pucuk. Keunggulan teknologi sambung pucuk yaitu: 1) tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan perbanyakan vegetatif lainnya; 2) pertumbuhan bibit sambungan 1,5 – 2 kali lebih cepat dari bibit asal biji; 3) harga jual bibit meningkat dua kali lipat dari pada bibit asal biji; 4) berproduksi lebih cepat, yaitu pada umur 6-7 tahun setelah tanam, sedangkan dari biji berproduksi pada umur 15 – 20 tahun; 5) tanaman yang dihasilkan mempunyai sifat yang sama dengan pohon induk, dan 5) tinggi tanaman lebih rendah dari pada bibit yang berasal dari biji. Cara memperbanyak duku dengan cara sambung pucuk meliputi beberapa tahap, yaitu :
1. Penyiapan Batang Bawah a) Kumpulkan buah yang telah tua (masak pohon), kemudian ambil bijinya. b) Bersihkan bijinya dari selaput daging buah dengan tangan atau dengan merendam dalam air selama 24 jam, kemudian digosok dengan abu gosok atau pasir (harus dilakukan dengan hati-hati). c) Pilih biji sehat, normal, bernas, berukuran sedang sampai besar d) Rendam biji duku yang terpilih dalam larutan fungisida 0,2% - 0,3% selama 5 menit, kemudian keringanginkan e) Semaikan biji duku tersebut pada tempat persemaian (kotak kayu) yang telah diisi dengan media pasir dengan membenamkan biji satu persatu ± 1 cm dan posisi biji horizontal (terbaring). f) Tempatkan bak persemaian tersebut di bawah naungan dan pelihara dengan melakukan penyiraman setiap hari secukupnya. g) Pindahkan anak semai yang telah berdaun 2 helai ke dalam polybag yang telah berisi media tanah (top soil):pupuk kandang:sekam
dengan
perbandingan 1:1:1. h) Pelihara bibit dengan melakukan penyiraman secukupnya, penyiangan, pemberian pupuk dan penyemprotan pestisida secara berkala. 2. Penyiapan Batang Atas Pohon induk batang atas sebagai sumber entres untuk sambung pucuk harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a) Berasal dari tanaman yang telah diketahui produktivitasnya, mempunyai potensi produksi tinggi dan mutu buah tinggi. b) Pohon induk tersebut harus sudah berproduksi minimal 3 kali (3 kali musim panen) untuk menjamin kestabilan sifat buah. c) Pohon induk harus terawat baik, sehat atau tidak menderita serangan hama dan penyakit yang berbahaya yang dapat ditularkan melalui entres. d) Entres diambil dari pucuk yang daunnya telah berkembang sempurna atau yang lebih muda, dengan keadaan mata tunas padat (dorman) dan berasal dari cabang/ranting yang pertumbuhannya lurus ke atas.
e) Panjang entres 10 – 15 cm, dipilih yang cukup tua seperti kulitnya sudah cokelat keabu-abuan, pucuk ini harus mengandung paling sedikit tiga mata tunas dan garis tengahnya dipilih sama besar dengan garis tengah calon batang bawah.
3. Penyambungan a) Ambil batang bawah siap sambung, diameter 0,6 cm atau lebih. b) Potong pucuknya pada bagian yang berwarna kecoklatan dan
biarkan
helaian daun sebelah bawah tetap berada pada batang bawah atau dapat pula dirompes. c) Tepat ditengah bekas potongan dibelah dengan pisau tajam sedalam 2-3 cm. d) Ambil entris yang sedang dorman sepanjang 10-15 cm dari pohon induk yang sehat, kemudian potong daunnya sebanyak 2/3 bagian atau seluruhnya. e) Sayat bagian pangkal entris pada kedua belah sisinya sepanjang 2-3 cm membentuk baji. f) Sisipkan bagian baji dari entris kedalam celah batang bawah dan diikat dengan tali plastik. g) Sungkup dengan kantong plastik transparan agar tetap lembab. h) Tempatkan di bawah naungan. i)
Pelihara dengan perlakuan penyiraman dan penyiangan rerumputan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
j) Buka sungkup plastik apabila mata tunas pada entris telah pecah. Gambar
1. bibit siap disambung
2. Batang bawah dipotong tunasnya
3. batang bawah yang sudah dibelah
5. entres yg akan digunakan
7. entres telah melekat di batang bawah
9. Sambungan yang telah dibungkus plastik
4. entres duku saat mata tunas dorman
6. Entres yang siap disatukan dengan batang bawah
8. Sambungan dibungkus dengan plastik es
10. sungkup sambungan dengan plastik
11. Sungkup plastik dan ikatan pada sambungan dibuka setelah 1 bulan
12. Bibit hasil sambung Pucuk