TANGGAPAN PENGGEMAR KOMEDI TERHADAP PROGRAM “STAND UP COMEDY” DI KOMPAS TV Idola Permata Sari dan Endang Setiowati Binus University, Jakarta +6287720000216,
[email protected] dan Binus University, Jakarta, +6281213276017 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan penggemar komedi terhadap konten program “stand up comedy” di Kompas TV (materi lawakan, presenter, comic, dan komentator), serta untuk mengetahui tanggapan penggemar komedi berdasarkan jenis kelamin dan usia terhadap program “stand up comedy” di Kompas TV. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sementara itu, berdasarkan jenisnya penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah followers twitter Stand Up Comedy Kompas TV dengan akun @StandUpKompasTV yang berjumlah 94.053 orang per April 2013. Kemudian penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan formula dari Taro-Yamane, sehingga diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 100 responden. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Selanjutnya, data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dengan program SPSS. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden menanggap setuju terhadap konten program lawakan (materi lawakan, presenter, comic, dan komentator) pada acara komedi “stand up comedy” di Kompas TV. Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan tanggapan penggemar komedi terhadap program “stand up comedy” di Kompas TV berdasarkan jenis kelamin dan usianya. Simpulan dari penelitian ini bahwa setiap individu responden memiliki tanggapan yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang yang dianut oleh nilai-nilai yang sesuai dengan kehidupan masing-masing individu. Kata kunci: Presenter, comic, komentator, materi lawakan This study aimed to determine the response of comedy fans on program content “stand up comedy” in Kompas TV (content and comedian, presenter, comic, and commentator), and also to determine the response of comedy fans based on gender and age on program “stand up comedy” in Kompas TV. In this study, the approach used is a quantitative approach. While this study was based on its type, including the type of descriptive study by using survey methods. The population in this study is the twitter followers of Stand Up Comedy Kompas TV with the account @StandUpKompasTV amounting to 94 053 people per April 2013. Then the determination of the number of samples in this study using the formula of Taro-Yamane, in order to obtain total sample of 100 respondents. The data in this study were obtained from the results of the questionnaire. Furthermore, the data were analyzed using descriptive statistical analysis using SPSS. The result that the majority of respondents perceive agreed on program content “stand up comedy” (content and comedian, presenter, comic, and commentator) of comedy show in Kompas TV. Furthermore, the results of this study also showed that there are differences in the response on program of comedy fans “stand up comedy” in Kompas TV by sex and age. The conclusion of this research is that ever person have a different response toward they’re background and they’re value of life. Keyword : Presenter, Comic, Commentator, Jokes Material
Pendahuluan Media komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi untuk menempatkan penerima pesannya adalah khalayak ramai disebutkan sebagai media massa karena komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni suratkabar, majalah, radio, televisi dan film (Rakhmat:2007). Suratkabar, majalah, radio, televisi dan film sebagai media yang digunakan pada komunikasi massa masing-masingnya memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai media komunikasi massa. Lebih lanjut, masuknya sifat humoristis kepada iklan yang ditayangkan pada banyak Stasiun TV, karena iklan yang mengandung unsur humor akan memiliki banyak hal yang menguntungkan bagi tercapainya tujuan penayangan iklan tersebut. Menurut Suryani, (2008) iklan yang mengandung homor akan lebih baik dibandingkan dengan iklan tanpa humor karena iklan yang mengandung humor disimpulkan memiliki karakter khusus (1) menarik perhatian (2) tidak membahayakan pemahaman (3) tidak lebih efektif dalam meningkatkan persuasi (4) meningkatkan kesukaan konsumen (5) humor yang relevan dengan produknya akan lebih baik dibandingkan yang tidak ada relevansinya dengan produk (6) faktor demografi khalayak seperti gender, etnis, umur, pendidikan mempengaruhi responnya pada iklan humor (7) sifat dari produk mempengaruhi ketepatan dari perlakuan humor (8) humor lebih efektif untuk produk yang sudah ada di pasar daripada produk baru (9) humor lebih tepat untuk produk dengan keterlibatan rendah dan produk yang berorientasi pada perasaan daripada produk dengan keterlibatan tinggi. Sementara itu, humor sendiri pada dasarnya terdiri dari tiga jenis yakni (1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar; (2) humor dalam pergaulan, yaitu kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum; (3) humor dalam kesenian, atau seni humor yang dibagi menjadi beberapa bagian antara lainnya humor lakuan, humor grafis, dan humor literatur. Lebih lanjut, dalam humor terdapat tiga jenis komunikasi yang terjadi antara lain si komedian memang bermaksud melucu dan si penerima menerima sebagai lelucon, si komedian tidak bermaksud melucu namun si penerima menganggap lucu, dan si komedian bermaksud melucu namun si penerima tidak menganggap lucu. Selanjutnya, humor sebagai suatu unsur hiburan semakin berkembang dari jaman ke jaman. Di mana semakin hari fungsi humor sebagai alat penghibur masyarakat menjadi semakin penting. Hiburan humor sudah menjadi kebutuhan terutama bagi masyarakat perkotaan yang hidupnya penuh dengan tekanan. Hal ini terbukti pula dari nilai jual komedian yang semakin hari semakin tinggi bahkan menyaingi popularitas pemain film dan penyanyi pop. Humor yang dulu dikenal di panggung-panggung dalam bentuk kesenian tradisional seperti lenong dan ludruk menjadi semakin populer dengan munculnya beragam stasiun TV. Peran komedian sebagai pengisi acara menjadi semakin besar fungsinya. Tayangan program hiburan dalam bentuk komedi, tampaknya menjadi pilihan bagi pemirsa TV yang membutuhkan hiburan karena dari berbagai tayangan program hiburan lainnya seperti sinetron dan tayangan acara hiburan lainnya mungkin saja dapat menjenuhkan pemirsa TV. Hal ini karena tayangan program dalam bentuk komedi memiliki tujuan khusus yaitu memberikan hiburan dengan kejenakaan yang tentu sukar untuk didapatkan pemirsa tayangan TV dari tayangan program hiburan lainnya yang ditayangkan oleh berbagai stasiun TV. Lebih lanjut, pada umumnya kemampuan pelawak dapat dibagi menjadi 3 keahlian utama yaitu kemampuan melawak melalui percakapan ataupun banyolan, kemampuan melawak melalui gerakan, adegan, atau perbuatan meliputi juga tarian, dan kemampuan melawak melalui lagu. Komedian melalui percakapan merupakan tipe humor yang saat ini banyak ditemui. Komedian tipe ini lebih banyak mengisi acara di TV karena untuk melawak dengan cara ini lebih murah dan tidak terlalu capek karena minimnya gerakan. Waktu pengerjaan pun lebih cepat dan dapat disiarkan secara langsung baik itu melalui studio maupun acara lawakan di panggung. Contoh pelawak melalui percakapan adalah kelompok lawak Patrio (Parto, Akri, Eko), Komeng, dan juga lawakan sendiri atau yang lebih dikenal sebagai stand-up comedy. Stand-up comedy merupakan salah satu program tayangan humor yang ditayangkan oleh Kompas TV yang diberinama stand-up comedy Indonesia. Program tayangan hiburan seperti “stand up comedy Indonesia” yang ditayangkan oleh Kompas TV dapat memberikan variasi hiburan yang bersifat humor, sekaligus dapat menghilangkan kejenuhan dari pemirsa tayangan hiburan lainnya yang tidak mengemas acara hiburan tersebut dengan sifat humor yang muncul dari adanya kejenakaan yang dimunculkan aktor dan aktris “stand up comedy Indonesia”. Kondisi ini lahir karena munculnya berbagai inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh berbagai stasiun TV termasuk Kompas TV untuk mengemas tayangan yang sekaligus memberikan hiburan dan menampilkan kejenakaan sehingga menghadirkan suasana humoristis bagi pemirsanya. Kekhasan tayangan program “stand up comedy Indonesia” di Kompas TV, telah mendapatkan tempat dimata pemirsa Kompas TV yang pada gilirannya juga menenmpatkan dirinya sebagai penggemar tayangan program “stand up comedy Indonesia”. Pemirsa Kompas TV yang secara berulang kali berusaha untuk menonton
tayangan program “stand up comedy Indonesia” merupakan penggemar komedi, karena tanpa adanya kegemaran untuk menonton komedi tentulah pemirsa tersebut tidak akan menjadi penggemar “stand up comedy Indonesia”.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan sebuah desain survey yang memberikan uraian kuantitatif maupun numeric sejumlah pecahan populasi-sampel melalui proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan pada orang (Fowler, 1988 dalam Craswell, 2003:112). Jenis suatu penelitian merupakan suatu model penelitian yang mampu memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai tujuan penelitian yang ingin dicapai. Lebih lanjut, berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:54). Metode atau strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Dimana metode survey merupakan pnelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari tanggapan-tanggapan yang ada dan untuk mencari keterangan-keterangan secara faktual. (Nazir, 2005:56). Lebih lanjut, Nazir (2005:56) menambahkan bahwa metode survey mengulikuntuk mengenali masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap suatu keadaan dan praktik-praktik yang sedang berjalan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007:17). Adapun populasi yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah follower twitter Stand Up Comedy Kompas TV dengan akun @StandUpKompasTV yang berjumlah 94.053 orang per April 2013. Sampel merupakan bagian dari populasi atau wakil populasi yang dipandang sebagai representatif dari obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2007:118), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sementara itu, penentuan besarnya jumlah sampel menggunakan formula dari Taro-Yamane. Teknik pengambilaan sampel menggunakan non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009:92). Metode sampel non-probabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling dan sampling simetris. Metode incidental sampling digunakan karena pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja follower twitter Stand Up Comedy Kompas TV dengan akun @StandUpKompasTV secara acak terpilih oleh peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Sedangkan sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan ukuran dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2009:95). Pengambilan sampel dengan metode ini dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, sedangkan dalam penelitian ini diambil pada kelipatan lima. Sementara itu, berdasarkan rumus Taro-Yamane yang digunakan untuk menentukan jumlah banyaknya sampel didapatkan hasil dari perhitungan tersebut sebesar 100. Oleh sebab itu, sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 responden. Teknik penyebaran kuesioner yang dilakukan adalah dengan menyebarkan kueisioner via online, penyebaran kuesioner via online melalui akun twitter yang akan dijadi responden pada penelitian ini adalah follower akun twitter @StandUpKompasTV yang berjumlah 94.053 orang per April 2013. Menurut Nazir (2005:174) pengumpulan adalah dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber pengambilan data. Data primer merupakan informasi tangan pertama yang didapat oleh peneliti mengenai variabel penelitian untuk kepentingan penelitian. Tujuan penggunaan data primer adalah untuk meneliti secara langsung variabel tanggapan penggemar komedi terhadap Program Stand Up Comedy di Kompas TV. Data primer dalam penelitian ini didapat langsung dari penggemar stand up comedy di Kompas TV yang menjadi follower twitter @StandUpKompasTV dengan menggunakan teknik penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien, dimana peneliti mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengukur variabel. Kuesioner adalah teknik terstruktur untuk mengumpulkan data yang isinya terdiri dari kumpulan pertanyaan tertulis yang berguna untuk mendapatkan jawaban dari responden.
Menurut Nazir (2005:365) analisis silang adalah analisis dengan menggunakan tabel silang. Tabel silang ini dapat berbentuk frekuensi atau presentase. Dalam analisis silang, variabel-variabel dipaparkan dalam suatu variabel, yang mana tabel tersebut berguna untuk : 1. Menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi; 2. Melihat bagaimana kedua atau beberapa variabel berhubungan; 3. Mengatur data untuk keperluan analisis statistik; 4. Mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu, sehingga dapat dianalisis tentang ada tidaknya hubungan palsu (spurious relations); dan 5. Mengecek apakah terdapat kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun jawaban dari daftar pertanyaan. Metode kuesioner digunakan dalam pengumpulan data. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup (closed question), dimana responden diminta membuat pilihan diantara alternatif-alternatif jawaban yang diberikan dalam kuesioner. Pertanyaan yang bersifat tertutup (closed question) digunakan karena dapat membantu responden untuk menjawab dengan cepat hanya dengan memilih dari alternatif-alternatif jawaban yang sudah disediakan, dan membantu peneliti untuk mengkodekan informasi dengan mudah untuk di analisis. Lebih lanjut, dalam penelitian ini penyebaran kuisioner dilakukan melalui media online kepada follower akun twitter @StandUpKompasTV sebanyak 100 responden. Dimana penyebaran kuesioner melalui media online yaitu twitter, maka peneliti menggunakan bantuan google docs dalam pembuatan kuisioner. Setelah selesai membuat kuisioner dalam google docs, langkah selanjutnya peneliti mengirimkan link yang berisi pertanyaan kepada follower akun twitter @StandUpKompasTV yang terpilih sebagai sampel. (https://docs.google.com/forms/d/13QlFrojSberDWq136PzRzckaib8a5KNymPx3pUyDLSs/viewform). Kemudian, link google docs yang berisi kuesioner penelitian dikirimkan kepada responden dengan cara mention langsung ke akun twitter responden dan memberikan link dari google docs, responden akan membuka link tersebut dan mengisi kuisioner tersebut hanya dengan cara mengklik jawaban yg mereka inginkan. Hasil dari kuisioner tersebut akan terkirim langsung ke gmail dalam bentuk mc. Exel. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan seletah data dari seluru responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2007:169).Teknik analisis data membahas mengenai teknik perhitungan yang akan dipakai dalam melakukan analisis atas data yang telah terkumpul. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dengan menggunakan program software statistik SPSS versi 21.0. Data diolah menggunakan teknik pengukuran skala likert. Skala Likert adalah sebuah bentuk skala yang akan mengindikasikan jawaban dari para responden setuju atau tidak setuju atas pernyataan mengenai suatu obyek. Skala inilah yang memberikan angka atau nilai terhadap suatu obyek, sehingga karakteristik yang terdapat pada obyek dapat di ukur. Metode pengukuran dengan menggunakan skala Likert terdiri dari lima kisaran jawaban. Menurut Ghozali (2007:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Lebih lanjut, Sugiyono (2007:29) menambahkah bahwa statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk mendisripsikan atau gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Reliabilitas adalah alat pengukur yang menunjukkan sejauh mana suatu data dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Pengukuran dapat di percaya, jika hasil yang ditunjukkan tidak adanya kesalahan dan dapat dijamin konsistensi ukurannya sepanjang waktu. Menurut Malhotra (2004, 167) reliabilitas merupakan keadaan yang dimana skala data yang dihasilkan akan tetap konsisten jika dilakukan pengulangan pengukuran atau penghitungan. Dalam penelitian ini uji keandalan diukur dengan menggunakan koefisien alfa atau Cronbach’s alpha. Keandalan atas variabel-variabel yang ada, didasarkan pada nilai koefisien alpha yang dihasilkannya. Menurut Sekaran (2003, 311) semakin mendekati 1,0 koefisien reliabilitas, semakin baik baik suatu instrumen. Jika koefisien reliabilitas kurang dari 0,60 dipertimbangkan buruk, di kisaran 0,70 dipertimbangkan cukup, dan jika lebih besar dari 0,80 maka dipertimbangkan baik. Tabel 1 Uji Reliabilitas Untuk Semua Variabel Dimensi Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,939 36 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Apakah bahasa yang digunakan oleh presenter mudaha dimengerti Apakah presenter memiliki wawasan yang cukup dalam membawakan program Stand Up Comedy Kompas TV Apakah presenter memiliki keluwesan dalam berbicara dan merangkai kata Apakah pembawaan presenter dapat menyenangkan penonton Apakah presenter tetap tenang saat penonton berperilaku kurang menyenangkan (contoh : bersik pada saat acara berlangsung atau seseorang sedang berbicara) Apakah presenter bersikap ramah dan bertutur kata baik pada saat acara berlangsung Apakah sikap presenter pada saat membawakan acara ini dapat menarik minat menonton anda Apakah presenterdapat berinteraksi dengan baik pada penonton pada saat acara berlangsung Apakah minat menonton Stand Up Comedy anda saat ini dipengaruhi oleh penampilan fisik presenternya Apakah bahasa yang digunakan oleh comic mudah untuk dimengerti Apakah comic memiliki wawasan yang cukup untuk menghibur penonton Apakah materi yang dibawakan oleh comic sudah memenuhi kriteria anda Apakah pada saat membawakan materi comic sudah cukup sopan Apakah sikap comic sudah menghibur Apakah memiliki ciri khas dalam me yampaikan materi
Scale Variance if Item Deleted
142,4200
Corrected ItemTotal Correlation 237,216 ,675
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,937
142,5000
241,545
,516
,938
142,3900
239,675
,526
,938
142,4200
237,155
,554
,937
142,7300
241,573
,386
,939
142,4400
241,885
,451
,938
142,5000
234,980
,607
,937
142,4800
241,484
,445
,938
143,5300
247,504
,086
,943
142,3500
238,533
,653
,937
142,1300
237,650
,721
,936
142,3100
231,549
,812
,935
142,6300
241,771
,512
,938
142,1800
233,503
,778
,936
142,0800
239,408
,660
,937
Apakah cara penyampaian materi oleh comic dapat menarik minat menonton anda Apakah aksi comic dapat mempengearuhi anda untuk mencoba “open mic” (mencoba berStandUpComedy) Apakah gaya comic dapat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari Apakah komentator memiliki wawasan yang cukup tentang Stand Up Comedy Apakah bahasa yang digunakan oleh komentator mudah untuk anda mengerti Apakah komentator sudah mampu memberi saran kepada comic dengan baik Apakah diungkapkan oleh komentator merupakan pengalaman prbadinya dalam dunia Stand Up Comedy Apakah komentator ramah dalam bersikap dan bertutur kata saat mengomentari comic Apakah komntator bersikap sopan kepada para comic pada saat sedang berkomentar Apakah komentar dari komentator mempengaruhi performa para comic Apakah saran dari para komentator menambah wawasan anda megenai Stand Up Comedy Apakah sikap komentator membuat anda lebih menyukai tayangan Stand Up Comedy di Kompas TV Apakah materi lawakan mudah untuk anda cerna Apakah materi lawakan membuat anda merasa terhibur Apakah materi lawakan disajikan dengan bahasa yang mudah untuk anda mengerti Apakah materi lawakan yang disajikan menyengkan bagi anda
142,2100
233,198
,740
,936
142,8900
233,069
,574
,937
142,9800
237,171
,416
,939
142,2500
235,442
,719
,936
142,4400
235,097
,711
,936
142,4900
236,798
,633
,937
142,5000
240,859
,452
,938
142,3500
239,705
,669
,937
142,3000
238,131
,708
,937
142,3100
243,630
,354
,939
142,3100
238,661
,497
,938
142,5400
230,312
,738
,936
142,1700
238,991
,603
,937
142,0200
237,899
,773
,936
142,1500
238,937
,674
,937
142,5200
229,767
,667
,936
Apakah materi lawakan sesuai dengan perkembangan kondisi dalam masyarakat Apakah materi yang disajikan banyak yang bertolak belakang dengan kehidupan maysarakat Indonesia Materi yang dibawakan oleh comic akan menarik menarik minat anda untuk menonton Apakah materi lawakan mempengaruhi anda dalam pola perilaku sehari-hari Apakah materi lawakan yang dibawakan akan mengubah pola pikir anda tentang Stand Up Comedy
142,4000
233,919
,597
,937
143,5000
248,091
,070
,943
142,2900
231,157
,707
,936
143,1400
242,788
,270
,941
142,7500
244,513
,222
,941
Azwar (2001) mengemukakan bahwa validitas berasal dari kata “validity” yang mempuyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dalam melakukan pengukuran tersebut. Tabel 2 Uji KMO dan Bartlett Untuk Total Dimensi KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.805
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
581.419
Df
21
Sig.
.000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.805 yang berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar 581,419 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga data dinyatakan valid.
Hasil dan Bahasan Data penelitian ini dapatkan dari hasil kuisioner yang penyebarannya dilakukan pada media sosial Twitter. Yang menjadi sampling dalam penelitian ini adalah para follower twitter @StandUpKompasTV yang berjumlah 94.053 orang per April 2013. Dalam perhitungannya pengambilan sampelnya dengan menggunakan skala Likert. Dalam pengambilan sampel ini akan mengambil 100 sampel untuk diteliti. Penelitian ini juga dibantu dengan pemakaian google docs untuk melihat responden. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang perhitungan sampelnya akan dimasukan ke dalam tabel kuantitatif yang dimasukan ke dalam variabel yang telah ditentukan untuk mendapatkan hasil dari variabel hubungan. Perhitungan hasil responden menggunakan aplikasi SPSS Statistics 21.
Berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner, diperoleh data mengenaikarakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hasil lengkapnya dapat di lihat dalam tabel-tabel berikut: Tabel 3 Jenis Kelamin Frequency Valid Percent Cumulative Percent Laki-laki 40 40% 40% Valid Perempuan 60 60% 100% Total 100 100% Dari tabel diatas ditunjukkan bahwa responden Jenis Kelamin Perempuan memiliki responden yang lebih banyak yaitu 60% dibandingkan dengan responden Laki-laki 40% dari total 100 responden. Tabel 4 Usia Frequency Valid Percent Cumulative Percent < 25 Tahun 97 97% 97% Valid 25-35 tahun 3 3% 100% Total 100 100% Dari analisis responden yang ditunjukkan pada tabel diatas responden yang berusia 25-35 Tahun mendapatkan responden yang sangat sedikit yaitu 3%, Sedangkan pada usia 35-50 Tahun dan >50 tidak memiliki responden dari total 100 responden. Hasil Analisis Univariat
Presenter bahasa yang digunakan oleh presenter mudah dimengerti presenter memiliki wawasan yang cukup dalam membawakan program Stand Up Comedy Kompas TV presenter memiliki keluwesan dalam berbicara dan merangkai kata Comic bahasa yang digunakan oleh comic mudah untuk dimengerti comic memiliki wawasan yang cukup untuk menghibur penonton materi yang dibawakan oleh comic sudah memenuhi kriteria anda
%
S N
Tabel 5 RR % N %
TS N
%
STS N %
Total N %
24
24
70
70
4
4
0
0
2
2
100
100
16
16
78
78
3
3
2
2
1
1
100
100
29
29
63
63
5
5
2
2
1
1
100
100
SS N
%
S N
%
RR N %
TS N
%
STS N %
Total N %
32
32
57
57
11
11
0
0
0
0
100
100
49
49
45
45
6
6
0
0
0
0
100
100
40
40
49
49
9
9
0
0
2
2
100
100
SS N
Komentator Yang diungkapkan oleh komentator merupakan pengalaman prbadinya dalam dunia Stand Up Comedy komentator ramah dalam bersikap dan bertutur kata saat mengomentari comic komntator bersikap sopan kepada para comic pada saat sedang berkomentar Materi Lawakan materi lawakan yang disajikan menyengkan bagi anda materi lawakan sesuai dengan perkembangan kondisi dalam masyarakat materi yang disajikan banyak yang bertolak belakang dengan kehidupan maysarakat Indonesia
SS N
%
S N
%
RR N %
TS N
%
STS N %
Total N %
43
43
47
47
8
8
2
2
0
0
100
100
29
29
58
58
9
9
4
4
0
0
100
100
30
30
47
47
23
23
0
0
0
0
100
100
SS N
%
S N
%
RR N %
TS N
%
STS N %
Total N %
47
47
46
46
6
6
1
1
0
0
100
100
57
57
40
40
3
3
0
0
0
0
100
100
46
46
49
49
5
5
0
0
0
0
100
100
Hasil Analisis Bivariat Berdasarkan jenis kelamin bahwa responden Laki-laki berjumlah 40 orang (100%) dan responden perempuan berjumlah 60 orang (100%). Dalam perbandingan setiap kategori responden dijadikan 100% atau disamaratakan. Bahasa yang digunakan oleh presenter mudah dimengerti Keterangan Laki-Laki Perempuan Total Sangat Tidak Setuju
2 (5%)
0 (0%)
2
Tidak Setuju
0 (0%)
0 (0%)
0
Ragu-ragu
2 (5%)
2 (3,33%)
4
Setuju
27 (67,5%)
43 (71,67%)
70
Sangat Setuju
9 (22,5%)
15 (25%)
24
Total
40 (100%)
60 (100%)
100
Keterangan
Comic memiliki wawasan yang cukup untuk menghibur penonton Laki-Laki Perempuan Total
Sangat Tidak Setuju
0 (0%)
0 (0%)
0
Tidak Setuju
0 (0%)
0 (0%)
0
Ragu-ragu
2 (5%)
4 (6.67%)
6
Setuju
14 (35%)
31 (51,67%)
45
Sangat Setuju
24 (60%)
25 (41,67%)
49
Total
40 (100%)
60 (100%)
100
Keterangan
Komentator memiliki wawasan yang cukup tentang Stand Up Comedy Laki-Laki Perempuan Total
Sangat Tidak Setuju
0 (0%)
0 (0%)
0
Tidak Setuju
2 (5%)
0 (0%)
2
Ragu-ragu
4 (10%)
4 (6,67%)
8
Setuju
15 (37,5%)
32 (53,33%)
47
Sangat Setuju
19 (47,5%)
24 (40%)
43
Total
40 (100%)
60 (100%)
100
Keterangan
Materi lawakan mudah untuk di cerna Laki-Laki Perempuan
Total
Sangat Tidak Setuju
0 (0%)
0 (0%)
0
Tidak Setuju
0 (0%)
1 (1,67%)
1
3 (7,5%)
3 (5%)
6
19 (47,5%)
27 (45%)
46
Sangat Setuju
18 (45%)
29 (48,33%)
47
Total
40 (100%)
60 (100%)
100
Ragu-ragu Setuju
Interpretasi Penelitian Dari hasil penelitian yang telah diuji pada pembahasan sub bab 4 ini yang menguji tentang Tanggapan Penggemar Komedi Terhadap Program Stand Up Comedy di Kompas TV, bahwa setiap individu memiliki pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan kategori yang ditentukan yaitu usia dan jenis kelamin. Berdasarkan dari Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) yang menyatakan bahwa efek yang ditimbulkan berasal dari reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga membuat seseorang mengharapkan dan menyesuaikan antara pesan dan reaksi komunikan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa perubahan sikap yang terjadi bergantung pada proses yang terjadi terhadap invidu tersebut. Teori Individual Differences yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki pendapat yang berbeda-beda yang didukung dari psikologisnya dan biologisnya. Oleh karena itu teori ini mempengaruhi seorang individu memiliki pemikiran dan sudut pandanya yang berbeda terhadap suatu objek. Penelitian ini menjelaskan tentang perbedaan pendapat berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia terhadap sub dimensi Presenter, Comic, Komentator dan Materi lawakan. Pada keempat sub dimensi tersebut dipengaruhi oleh efek Kognitif, Afektif dan Behavioral. Berdasarkan hasil pengujian silang, didapat hasil bahwa terdapat perbedaan tanggapan penggemar lawak antara penggemar lawak usia kurang dari 25 tahun dengan penggemar lawak usia 25 – 34 tahun. Pada penggemar lawak usia 25 sampai 34 tahun terlihat dengan jelas bahwa mereka lebih memperhatikan materi lawakan dibandingkan dengan penampilan, perilaku, dan sikap komik. Sedangkan para penggemar lawak dengan range usia kurang dari 25 tahun, rata-rata mereka cenderung memperhatikan penampilan, perilaku, dan sikap komik. Namun demikian, pada usia tersebut mater lawakan juga mendapatkan perhatian, dimana biasa para penggemar lawak dengan usia kurang dari 25 tahun cenderung akan mempraktekan apa yang mereka lihat atau tonton dalam suatu acara. Dalam pada itu, responden sebagai penggemar lawak yang bervariasi baik dari sisi jenis kelamin maupun dari sisi usia ternyata secara umum cukup menjadi penonton program Stand Up Comedy di kompas TV dalam waktu yang cukup lama. Hal ini karena penggemar pastilah penonton yang telah berulangkali menonton suatu acara sehingga penggemar lawak program Stand Up Comedy di kompas TV adalah penonton program Stand Up Comedy di kompas TV yang telah menonton beberapa kali. Konsekuensinya, sebagai penonton yang telah berprediket sebagai penggemar maka perbedaan tanggapan penggemar berdasarkan jenis kelamin maupun berdasarkan usia dapat dilakukan pendalaman lebih lanjut. Tanggapan penggemar program Stand Up Comedy di kompas TV berdasarkan jenis kelamin menjadi tidak berbeda banyak karena pada dasarnya siapapun orangnya apakah wanita ataupun proa adalah manusia yang tetap membutuhkan humor. Sikap humoritis yang melekat kepada semua semua penggemar program Stand
Up Comedy di kompas TV merupakan sikap humor yang dapat diterima oleh banyak pihak sehingga masalah perbedaan gender tidaklah akan mempengaruhi tanggapan penggemar terhadap program Stand Up Comedy di kompas TV . Berbeda dengan tanggapan penggemar berdasarkan jenis kelamin, maka tanggapan penggemar berdasarkan usia menjadi berbeda terutama pada penggemar dengan rentang usia 25 sampai 34 tahun terlihat yang lebih memperhatikan materi lawakan dibandingkan dengan dengan penampilan, perilaku, dan sikap komik akan dapat dijabarkan lebih lanjut. Hal ini karena pada usia 25 – 34 tahun tersebut para penggemar program Stand Up Comedy di kompas TV telah terlebih dahulu memahami bahwa penampilan, perilaku dan sikap komik adalah sesuatu yang “hampir rutin” ditampilkan oleh setiap komik pada program Stand Up Comedy di kompas TV. Semakin banyak materi lawakan yang menyitir kondisi terakhir yang diketahui oleh banyak pihak, maka materi lawakan itu akan semakin memuaskan penggemar terhadap program Stand Up Comedy di kompas TV tersebut. Karena itu dapat disebutkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh program Stand Up Comedy di kompas TV sesungguhnya adalah materi lawakan walaupun sikap, penampilan dan perilaku komik akan menjadi penyumbang yang cukup berarti terhadap meteri lawakan. Materi lawakan program Stand Up Comedy di kompas TV pada dasarnya tidaklah hanya materi lawakan berdasarkan bahasa lisan yang disampaikan komik tetapi materi lawakan yang disampaikan dalam bahasa lisan, bahasa isyarat dan bahasa tubuh secara bersamaan akan menambah ketertarikan penggemar tehadap materi lawakan tersebut. Komik pada program Stand Up Comedy di kompas TV yang berhasil melakukan sinkronisasi bahasa lisan, bahasa isyarat dan bahasa tubuh secara bersamaan akan menjadi komik yang mendapatkan apresiasi yang tinggi dari penggemar program Stand Up Comedy di kompas TV.
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dari hasil pembahasan Tanggapan Penggemar Komedi Terhadap Program Stand Up Comedy di Kompas TV yang dikaji berdasarkan teori dan analisa statistik. Penelitian ini dapat disimpulkan dari hasil-hasil pertanyaan penelitian yaitu : 1. Tanggapan penggemar komedi terhadap konten program Stand Up Comedy di Kompas TV yaitu presenter, comic, komentator dan materi lawakan. Tanggapan responden terhadap wawasan, bahasa dan keluwesan presenter adalah sebagian besar menjawab Setujudengan perfoma Presenter Program Stand Up Comedy Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.3.Tanggapan responden terhadap wawasan, bahasa, dan materi yang dibawakan comic sesuai dengan kriteria Stand Up Comedy adalah sebagian besar menjawab Setuju dapat dilihat pada tabel 4.6. Tanggapan responden terhadap Komentator Stand Up Comedy adalah sebagian besar menjawab Setuju terhadap wawasan, bahasa yang digunakan dan komentator sudah mampu memberi saran kepada comic dengan baik dapat dilihat pada tabel 4.9. Tanggapan responden terhadap materi lawakan mudah untuk dicerna, materi menghibur dan materi lawakan disajikan dengan bahasa yang mudah untuk di mengerti adalah sebagian besar menjawab Sangat setuju yang dapat dilihat pada tabel 4.12. Tanggapan lainnya yang memiliki respons yang cukup kuat terhadap konten program Stand Up Comedy di Kompas TV. Sedangkan sisanya dapat dijelaskan di variabel lainnya yang digunakan pada penelitian ini. 2. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tanggapan penggemar komedi terhadap program“stand up comedy” di Kompas TV berdasarkan jenis kelamin dan usianya. Perbedaan pendapat berdasarkan jenis kelamin memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda yang sebagian besar responden laki-laki dan perempuan menjawab Setuju terhadap konten program Stand Up Comedy di Kompas TV (presenter, comic, komentator dan materi lawakan) dapat dilihat pada tabel 4.39. Perbedaan pendapat terhadap usia juga tidak jauh berbeda dengan perbedaan Jenis Kelamin sebagian responden menjawab Setuju terhadap konten program Stand Up Comedy di Kompas TV (presenter, comic, komentator dan materi lawakan) dapat dilihat pada tabel 4.51. Dalam penelitian memiliki saran Tanggapan Penggemar Komedi Terhadap Program Stand Up Comedy di Kompas TV yaitu : 1. Respon penonton sangat baik terhadap program acara Stand Up Comedy ini, sehingga untuk kualitas program dan isi kontenya agar lebih ditingkatkan untuk menarik lebih banyak lagi minat menonton masyarakat untuk menyaksikan komedi pintar ini. 2. Untuk sebagian masyarakat masih belum terlalu familiar terhadap program acara ini sehingga disarankan untuk program acara Stand Up Comedy lebih ditingkatkan lagi kreatifitas dan penyebaran informasi seputar Stand Up Comedy.
3.
Stand Up Comedy adalah salah satu komedi pintar, sehingga sangat disarankan bagi anak muda atau remaja untuk mau berpartisipasi dalam program acara ini. Hal ini dilakukan untuk peningkatan kreatifitas berfikir terhadap sudut pandang permasalahan yang diluapkan kedalam Stand Up Comedy.
Referensi 1 Azwar, S. (2001). Realiabilitas Dan Validitas SPSS. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2. Cresswell, J.W. (2003). Research Desigh. Jakarta: KIK Press. 3. Effendy, Onong. (2007). Ilmu Komunikasi, Teori dan praktek. Bandung: Remaja Rusdakarya. 4. Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Diponegoro. 5. Gemilang, J. (2013). Tips & Trik Menjadi MC Cedas Humoris dan Menarik. Yogyakarta: Araska. 6. Malhotra, N.K. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation (4th ed). New Jersey: Pearson Education. 7. Morisan. (2008). Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarata: Kencana Prenada Media Group. 8. Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 9. Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Bogor. 10. Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 11. Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business: A Skill Building Approach. John Wiley and Sons, Inc. 12. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 13. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Penerbit Alfabeta,. 14. Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen: Implikasi Pada strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumber Lain : 15. Bitner, M. J. (1980). Servicescapes: The impact of physical surroundings on customers and employees. Journal of Marketing, Vol.56, pp. 57-71. 23 April 16. Puspitasari, W. (2007). Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Masyarakat. Jurnal Budiluhur, 72. 23 Mei 2013 (14.47) 17. Human Resources Development, Company Profile, Kompastv (Www.Kompastv.Ac.Id) 15 Mei 2013 (19.25)