Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS 4 SD NEGERI LEMAHIRENG 02 KECAMATAN BAWEN SEMESTER II TAHUNPELAJARAN2014/20151 Susiyanto2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK3 Masalah penelitian ini adalah hasil belajar IPA dan keaktifan rendah, pembelajaran masih bersifat teacher center. Tujuan penelitian untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen semester II tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian yaitu PTK dengan model Kemmis dan Mc Taggart, penelitian dilaksanakan dalan dua siklus yang tiap siklusnya terdiri 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Data diperoleh melalui teknik tes dan observasi. Instrumen yang dipakai adalah lembar observasi dan lembar tes hasil belajar. Analisis data menggunakan analisis ketuntasan dan analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Make A Match dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA. Pada kondisi prasiklus, keaktifan siswa kategori rendah sebesar 42% pada siklus I meningkat menjadi 65% dan meningkat lagi di siklus II yaitu 87%. Hasil belajar IPA ketuntasan siswa pada prasiklus adalah 32 % pada siklus I meningkat menjadi 65% siswa tuntas dan pada siklus II meningkat dengan 100% siswa tuntas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan Make A Match dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen. Kata Kunci: Make A Match, Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar IPA.
1
2
Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui:
[email protected]
513
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENDAHULUAN Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa meliputi motivasi belajar yang tinggi dan bakat yang dimiliki siswa. Yang kedua ialah faktor eksternal yang meliputi guru, orang tua serta lingkungan masyarakat. Penggunaan metoda ceramah lebih mendominasi selama proses pembelajaran IPA di SD Negeri lemahireng 02 kecamatan Bawen, sehingga guru dalam pembelajaran berorientasi pada dirinya sendiri kurang melibatkan keaktifan siswa. Dari 31 siswa hanya 11 atau 35,48% yang mendapatkan nilai diatas KKM (70), sisanya 20 siswa atau 64,52% mendapat nilai dibawah 70 Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas salah satu metode pembelajaran yang memungkinkan murid belajar secara aktif, efektif dan efisien adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match,teknik pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (dalam Miftahul Huda, 2011:135). Dalam teknik make a match siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen melalui pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. “Apakah dengan melalui pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?” 2. “Apakah dengan melalui pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Semester II Tahun Ppelajaran 2014/2015?” Tujuan penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Semester II Tahunpelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Semester II Tahunpelajaran 2014/2015. PEMBAHASAN Make A Match Make a match merupakan suatu pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi dua kelompok, satu kelompok persoalan/pernyataan dan yang satu berupa kelompok jawaban. Tugas siswa yaitu mencari pasangan kartu yang cocok dari setiap kartu yang mereka dapat. Make a match juga mengajarkan siswa
514
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
untuk berpikir tepat dan cepat karena make a match mengacu pada persaingan antar kelompok siswa. Pembelajaran dengan menggunakan make a match secara tidak langsung dapat melatih kerjasama antar siswa dan juga ketelitian dimana siswa harus mencari pasangan dalam waktu yang singkat. Serangkaian pembelajaran make a match akan mempengaruhi siswa dalam berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Keaktifan Keaktifan belajar adalah mengaktifkan siswa secara fisik, namun dalam hal tersebut tidak hanya fisiknya saja tetapi juga merujuk pada kemampuan berpikir siswa, mental dan emosional peserta didik dalam proses pembelajaran.dalam proses pembelajaran keaktifan di dalam kelas tidak hanya di dominasi oleh guru akan tetapi siswa diajak untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan materi yang telah disiapka dan di sajikan oleh guru. Dalam menganalisis tentang keaktifan terdapat beberapa indikator yang dapat menjadi pedoman dalam pengukuran keaktifan. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari kriteria berikut ini: Menurut Sudjana (2010 :61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2. Terlibat dalam pemecahan masalah 3. Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya 4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah 5. Melaksanakan diskusi kelompok 6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya 7. Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya 8. Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui proses pembelajaran, baik kemampuan secara kognitif, kemampuan secara afektif maupun kemampuan secara psikomotor.Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif yang dapat diketahui hasilnya melalui tes tertulis setelah proses pembelajaran selesai sedangkan kemampuan afektif dan psikomotor dapat diketahui hasilnya melalui penskoran pengamatan keaktifan siswa pada saat pembelajaran. Hipotesis Tindakan 1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match diduga dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen tahun pelajaran 2014/2015.
515
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen tahun pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 4 sejumlah 31 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). David Hopkins (Trianto, 2012:15) menyebutkan penelitian tindakan kelas sebagai suatu studi yang sistematis(penelitian) yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari tindakan (aksi) yang telah dilakukan. Model yang digunakan dalam penelitian adalah model dari Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16), model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dengan dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari tiga langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (action) dan observasi (observation), serta refleksi (reflection). Teknik Pengumpulan Data Observasi keterlaksanaan sintaks Make A Match. Teknik tes dan non tes (observasi). Teknik tes dengan memberikan soal tes evaluasi pada setiap akhir siklus. Sedangkan teknik non tes dengan melakukan observasi terhadap keaktifan siswa yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Validitas dan Reliabilitas Validitas: Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 02 Bawen pada siswa kelas 5 dengan jumlah l responden 32 siswa. Mengacu padaAzwar (2011: 30) batasan yang digunakan untuk menentukan validitas instrumen dalam penelitian adalah 0.20. Reliabilitas: Dalam penelitian ini, penentuan tingkat reliabilitas instrumen mengacu pada kriteria yang dikemukakan Sekaran ( dalam Priyatno , 2009 :98 ) mengatakan batasan penguji reliabilitas adalah: < 0,6 0,6 – 0,8 > 0,8
: Reliabilitas kurang baik : Reliabilitas dapat diterima : Reliabilitas baik
Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,944
50
516
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Indikator
Jumlah Item
Valid
Tidak Valid
2
1,2
-
3
4, 5
3
6, 7, 8
3
6, 7, 8
-
4. Menyebutkan faktor-faktor penyebab dan kerugian terjadinya abrasi.
9, 10, 11. 12
4
9, 10, 11
12
5. Menjelaskan pengertian banjir. 6. Menyebutkan faktor-faktor penyebab dan kerugian terjadinya banjir.
13, 14, 15 16,17,18
3 3
14 16, 17, 18
13, 15 -
7. Menjelaskan pengertian longsor.
19,20, 21, 22
4
19, 20, 21,
22
3
23, 24, 25
-
26, 27, 28, 29, 30, 31 32, 33, 34, 35, 36, 37
6
26, 27, 28, 29, 30, 31 32, 33, 34,37
-
38, 39, 40, 41, 42, 43 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
6
1. Menjelaskan pengertian erosi. 2. Menyebutkan faktor-faktor penyebab dan kerugian terjadinya erosi.
3. Menjelaskan pengertian abrasi.
1. Menyebutkan faktor -faktor penyebab dan kerugian terjadinya longsor. 2. Menyebutkan cara pencegahan erosi. 3. Menyebutkan cara pencegahan abrasi.
4. Menyebutkan cara pencegahan banjir. 5. Menyebutkan longsor.
cara pencegahan
No Item Siklus I 1,2 3,4,5,
Siklus II 23, 24, 25
517
6
7
38, 39, 40, 42, 43 44, 46, 47, 48, 50
35, 36
41
45, 49
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Indikator Kinerja 1. Indikator Hasil: a. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 80% dari 31 siswa telah berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 70. b. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 70% siswa mencapai kategori keaktifan tinggi. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan skor yang diperoleh dengan KKM. Analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai sebelum tindakan, Siklus I dan nilai Siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data. HASIL PENELITIAN 1. Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Prasiklus, siklus I, dan siklus II Kategori Keaktifan Prsa Siklus Siklus I Siklus II Keaktifan Rendah (≥3) 42% 0% 0% Keaktifan Sedang (2 - 2,9) 32% 35% 13% Keaktifan Tinggi (1 - 1,9) 26% 65% 87%
2.
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus, siklus I, dan siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II Ketuntasan F % F % F % Tuntas 10 32 20 65 31 100 Belum Tuntas 21 68 11 35 0 0 Jumlah 31 100 31 100 31 100 Rata -rata 64,57 68,87 80,81 Maksimum
70
85
95
Minimum
50
50
70
Pembahasan Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen pada mata pelajaran IPA, maka dapat diketahui adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Make A Match. Setelah dilakukan tindakan terkait penerapan metode Make A Match keaktifan belajar terlihat ada peningkatan. Pada
518
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
pra Siklus sampai dengan Siklus IIkeaktifan belajar mengalami peningkatan dilihat dari persentase keaktifan siswa kategori tinggi. Pada pra Siklus keaktifan siswa kategori tinggi mencapai 26% siswa kategori keaktifan sedang persentase 32% dan siswa dengan keaktifan rendah persentase 42%. Keaktifan siswa kategori tinggi pra Siklus adalah 26% kemudian mengalami peningkatan ke Siklus I menjadi 65%. Pada keaktifan siswa kategori sedang pra Siklus sebesar 32% kemudian di Siklus I menjadi 35%. Keaktifan siswa kategori rendah pra siklus sebesar 42% kemudian pada Sklus I menurun menjadi 0%. Pada Siklus I keaktifan siswa kategori tinggi adalah 65% lebih rendah dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 70% siswa kategori keaktifan tinggi. Jadi pada Siklus I keaktifan belajar belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran Siklus I hal ini dapat disebabkan karena karakter anak yang suka ramai menajadi kendala dalam melakukan permaian karena tidak mendengarkan arahan dari guru, siswa belum terbiasa dengan pembelajaran ini sehingga membutuhkan waktu yang lama saat melaksanakan permainan mencari paangan, siswa kurang sportif dalam melaksanakan permainan. Kurangnya respon dari siswa, terlihat pada saat pembelajaran guru belum sepenuhnya memberikan kesempatan kepada siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang cocok untuk mempresentasikan di depan kelas. Pembelajaran Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sehingga diberikan tindakan pada Siklus II yang menunjukkan hasil peningkatan keaktifan belajar kategori tinggi dari Siklus I sebesar 65% meningkat ke Siklus II menjadi 87% Pada keaktifan siswa kategori sedang Siklus I sebesar 26,3% menurun di Siklus II menjadi 24,4%. Keaktifan siswa kategori rendah pada Siklus I sebesar 35% menurun pada Siklus II menjadi 13%. Pada Siklus II keaktifan siswa kategori tinggi adalah 87,6% lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 70% siswa kategori keaktifan tinggi. Jadi pada Siklus II keaktifan belajar telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui penerapan metode Make A Match dapat meningkatkan keaktifan belajar. Pada Siklus II keaktifan belajar telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, artinya melalui penerapan metode Make A Match dapat meningkatkan keaktifan belajar dengan dicapainya 87% keaktifan siswa kategori tinggi. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Menurut E. Mulyasa (2003:32), pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik maupun sosial dalam proses pembelajaran. Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen pada mata pelajaran IPA, dapat diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan Make A Match. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai Siklus I dan Siklus II. Pada pra Siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan
519
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Minimal (KKM 70) atau dikatakan tuntas adalah 10 siswa (32%) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 20 siswa (65%) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 31 siswa (100%). Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 70) atau dikatakan tidak tuntas adalah 21 siswa (68%) kemudian menurun pada Siklus I menjadi 11 siswa (35%). Pada Siklus I siswa tuntas belajar adalah 20 siswa (65%) lebih rendah dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada Siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran Siklus I hal ini dapat disebabkan karena guru belum mengelola waktu pembelajaran dengan baik terutama pada kegiatan mencari pasangan. Pada Siklus I saat mencari pasangan kartu, siswa masih merasa kebingungan untuk menemukan pasangan kartunya. Pembelajaran Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sehingga diberikan tindakan pada Siklus II yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada Siklus I siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 70) atau dikatakan tuntas adalah 20 siswa (65%) kemudian meningkat pada Siklus II menjadi 31 siswa (100). Pada siklus I diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 70) atau dikatakan tidak tuntas adalah 11 siswa (35%) kemudian menurun pada Siklus II yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Pada Siklus II siswa tuntas belajar adalah 31 siswa (100%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada Siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui penerapan metode Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dilakukan selama dua Siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan hasil penelitian serta analisis yang telah dilakukan, menjawab rumusan masalah yang pertama dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif TipeMake A Match dapat meningkatkan keaktifan belajar pada pelajaran IPA di kelas 4 Semester II SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Tahun Pelajaran 2014/2015 karena pada Siklus II keaktifan siswa kategori tinggi diperoleh hasil 87% sehingga telah mencapai indikator keberhasilan keaktifan siswa yaitu 70% keaktifan tinggi. Terbukti bahwa keaktifan belajar meningkat, pada pra Siklus kategori tinggi 42% pada Siklus I mengalami peningkatan menjadi 65% dan meningkat di Siklus II mencapai 87%. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti telah dapat dibuktikan kebenarannya. Melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA di kelas 4 Semester II SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Tahun Pelajaran 2014/2015 karena pada Siklus II hasil belajar IPA siswa yang tuntas atau mencapai KKM adalah 31 siswa
520
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
(100%) sehingga telah mencapai indikator keberhasilan siswa yaitu 80% siswa tuntas. Terbukti bahwa hasil belajar siswa meningkat, pada pra siklus siswa yang tuntas belajar 10 siswa (32%) pada Siklus I meningkat menjadi 20 orang (65%) siswa tuntas dan pada Siklus II mencapai 31 siswa tuntas dengan persentase 100%. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti telah dapat dibuktikan kebenarannya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi,dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT BumiAksara. Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Iriana Novianti. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Make-A Match (Mencari Pasangan) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri 05 Mulyoharjo Jepara. Skripsi. PGSD FKIP UKSW. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Rosda karya. Priyatno, Agus. 2009. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian.Yogyakarta: Penerbit Andi. Rahayu Sukarti. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bandar 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014”. Skripsi. PGSD FKIP UKSW. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Trianto.2012. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka Usmandan Akbar. 2008. PengantarStatistika. Jakarta: BumiAksara
521
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
522